Anda di halaman 1dari 4

Prosiding Seminar Nasional Rohani Katolik, 2022

Aktivitas Global dalam Merespon Ensiklik Laudato Si


Surjani Wonorahardjo
FMIPA Universitas Negeri Malang, surjani.wonorahardjo@um.ac.id

Abstrak: Seruan Gereja Katolik dalam menjaga lingkungan tampak dalam


ensiklik Laudato Si yang dapat menjadi panduan bagi generasi muda untuk
melakukan aktivitas bersama dan dapat melatih mereka untuk lebih memikirkan
berbagai masalah di masa kini dan di masa depan. Berbagai aktivitas dapat
dilakukan dengan berdasar Laudato Si ini bergantung pada level usia yang
berkegiatan atau jenjang akademis. Berbagai jenis kategori dapat dibentuk
berdasarkan jenjang usia, jenis kegiatan, lokasi, dan kondisi alam yang tersedia.
Laudato Si perlu selalu diwujudkan dalam karya-karya nyata dalam mewujudkan
kecintaan pada alam.

Kata Kunci: Laudato Si, alam, Gereja, generasi muda

Pendahuluan diataranya pohon-pohon bunga mawar yang


Kehidupan menggereja sangat diwarnai tetap dipelihara sampai saat ini. Burung dan
dengan kejadian yang ada di waktu itu. Kegiatan makhluk hidup lainnya juga menjadi
orang muda juga merespon apa yang terjadi di kesayangan Santo Fransiskus.
saat itu. Dengan demikian memang kegiatan Hari-hari ini dunia sedang disibukkan
diupayakan senantiasa actual. Hari-hari ini dengan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan
gereja juga sangat memperhatikan lingkungan, baik lingkungan tampat tinggal kita
perkembangan lingkungan hidup, alam yang maupun segala sesuatu yang hidup di dalamnya.
menjadi tempat tinggal Bersama . Paus Semua mempunyai peran dalam menjaga
Fransiskus juga merespon kebutuhan akan keseimbangan dan menjadikan dunia dan alam
perubahan sikap semua manusia, terutama ini seperti saat ini. Semua ini menjadi tanggung
generasi muda untuk lebih memperhatikan alam jawab Bersama, terutama manusia yang dapat
di sekitar kita, yang mulai tidak seimbang ini. berpikir dan dapat merubah alam dengan lebih
Paus Fransiskus mengeluarkan ensiklik Laudato signifikan. Manusia yang juga harus berperan
Si [1], [2] di tahun 2015 yang merupakan awal dalam meningkatkan kesadaran Bersama ini.
dari Gerakan-gerakan yang menggugah Saat Pandemi Covid-19 yang sedang kita alami
kesadaran dunia akan pentingnya memelihara ini, manusia diajak untuk menyadari juga bahwa
alam dari kacamata iman katolik. Dokumen ini lingkungan hidup Bersama kita sedang
juga bergema sampai saat ini dan mendasari mengalami krisis. Gejala global ini dapat berupa
berbagai Gerakan dan aktivitas menggereja yang bencana alam seperti gempa dan banjir dan
berhubungan dengan alam. peristiwa-peristiwa alam besar lainnya, atau juga
Ensiklik Laudato Si memang menjadi merebaknya virus yang mematikan Sebagian
dokumen penting yang menunjukkan makluk hidup yang ada supaya semua menjadi
keberpihakan gereja pada alam kita yang seimbang pula. Gerakan “bersih-bersih” ini
berubah [3]. Berasal dari “Gita Sang Surya” dari memang dari kacamata manusia mengerikan,
Santo Fransiskus dari kota kecil Asisi, di Italia, karena Sebagian anggota masyarakat tidak
yang sangat mencintai alam yang selalu bertahan, namun sebenarnya ini adalah salah
berusaha menjalin hubungan yang harmonis satu upaya alam untuk menyeimbangkan diri.
dengan alam, termasuk segala yang hidup di Dan semua harus menyadari bahwa ada banyak
dalamnya. Matahari dan bulan serta bintang hal harus dilakukan untuk kembali kepada alam
adalah benda alam yang “disapa” dalam dialog denga cara alami. Beberapa indicator kerusakan
Santo Fransiskus beserta semua isinya. Dalam alam juga sedang dipelajari, seperti hadirnya
kehidupan sehari-harinya diceritakan Santo mikroplastik yang dapat dikenal dengan metode-
Fransiskus mempunyai banyak tanaman di metode ilmiah merupakan tanda juga bahwa
biaranya, bagian dari alam yang hidup,

Surjani Wonorahardjo 65
Prosiding Seminar Nasional Rohani Katolik, 2022

ciptaan manusia belum tentu compatible dengan (https://cafod.org.uk/Education/Primary-


alam [4]. teaching-resources/Changemakers-in-Peru)
Bagaimana ensiklik Laudato Si ini yang melakukan komunikasi lewat media-media
menjadi dasar untuk berbagai gerakan kembali digital dalam bekerja menjaga alam. Semua
pada alam? Ada banyak jenis kegiatan yang kegiatan ini dikomplasi Bersama dengan
berbeda-beda bergantung pada level usia yang sumber-sumber ide yang lain
berkegiatan, dan juga latar belakang (https://cafod.org.uk/Education/Primary-
akademisnya. Berbagai kategori-kategori akan teaching-resources/Laudato-Si-for-children )
dibentuk berdasarkan jenjang usia, jenis yang dapat diakses dan dijadikan bahan diskusi
kegiatan, lokasi, alam yang tersedia, dan apapun oleh para pengasuk kelompok anak dan remaja
dapat dijadikan sebuah kategori untuk dalam kegiatan gereja di seluruh dunia.
melakukan kegiatan yang mendukung alam, Adanya laman penuh ide ini merupakan
yang di pihak gereja didasarkan pada ensiklik inspirasi yang berharga bagi semua kelompok
Laudato Si’ ini [3]. kategorial yang mencari cara merespon seruan
Paus Fransiskus dalam memelihara alam dan
Aktivitas Global gereja yang didasari ensiklik Rumah kita Bersama. Kegiatan ini juga
Laudato Si’ seringkali lintas agama karena alam yang sama
Ensiklik Laudato Si memang harus menampung semua agama. Dengan demikian
disederhanakan dalam bentuk kegiatan-kegiatan kegiatan-kegiatan serupa akan menjadi ide
nyata yang dapat dilakukan dengan segala Bersama pula untuk melakukan kegiatan-
penjelasannya. Ada berbagai cara membumikan kegiatan kerukunan umat, yang dapat
Laudato Si dan sudah dijabarkan oleh berbagai menggunakan alam yang satu ini sebagai pusat
pihak [5]. Beberapa Gerakan sudah tertata perhatian Bersama sejak usia dini. Hal ini juga
dengan baik dari berbagai organisasi, contohnya merupakan lahan kerjasama secara integral antar
adalah dari CAFOD (Catholic Agency for umat beragama.
Overseas Development, dapat dilihat di Adapun aksi-aksi dalam keluarga juga
cafod.org.uk) mengambil topik berkaitan semakin intensif diberitakan. Berbagai
dengan lingkungan. Ini adalah salah satu contoh kampanye Bersama keluarga menyerukan aksi-
kegiatan global yang juga membangkitkan aksi Bersama dan menimbulkan solidaritas
kesadaran Bersama akan pentingnya keluarga. Misalnya ikut memikirkan Bersama
memelihara alam. bencana kelaparan dunia dalam bentuk aksi
nyata Bersama: walk against hunger
Kegiatan anak-anak dan keluarga (https://cafod.org.uk/Fundraise/Walk-Against-
Dalam laman Hunger) selama masa prapaskah. Kegiatan ini
https://cafod.org.uk/Education/Primary- cocok sekali dalam memaknai waktu menjelang
teaching-resources/Laudato-Si-for-children, pekan suci. Ada juga kegiatan menggalang dana
CAFOD menekankan alam sebagai Rumah untuk mereka yang membutuhkan, sangat erat
Bersama dalam animasi untuk anak-anak kaitannya dengan kegiatan menjelang paskah
sekaligus memberitakan beberapa kegiatan di dan berbagi, selaras juga dengan ide
seluruh dunia yang berkaitan dengan itu. Di menyeimbangkan alam. Yan juga menarik
laman yang sama disajikab berbagai kegiatan di adalah mengajar keluarga-keluarga untuk
dunia yang dilakukan anak-anak dalam kegiatan berdoa Bersama, dimana kekuatan iman
gereja, misalnya yang dilaporkan oleh Toma dari dibangun untuk mendasari semua aksi nyata
Bangladesh mengenai desa ekologisnya (https://cafod.org.uk/Pray/Family-prayer-ideas).
(https://cafod.org.uk/Education/Laudato-Si-for-
schools/Toma-in-Bangladesh ), Karen dari El Bagi remaja
Salvador Care for creation adalah slogan baru
(https://cafod.org.uk/Education/Laudato-Si-for- yang dialamatkan pada semua mahluk di bumi.
schools/Karen-in-El-Salvador) yang ikut Ada beberapa paket aktivitas yang ditawarkan
membantu fasilitas Kesehatan di daerahnya, untuk memberi ide-ide kegiatan dalam keluarga
Fabiano dari Uganda yang giat yang belajar dan generasi muda
menanam (https://columbuscatholic.org/care-for-
(https://cafod.org.uk/Education/Laudato-Si-for- creation/laudato-si-activity-packet ). Generasi
schools/Fabiano-in-Uganda ), kelompok anak- muda sudah dapat diarahkan untuk ikut
anak changemaker di Peru memikirkan masa depan dunia yang mengalami

Surjani Wonorahardjo 66
Prosiding Seminar Nasional Rohani Katolik, 2022

akibat dari aktivitas manusia. Gerakan pelaku perlu lahir dari dalam, bukan dari pikiran orang
perubahan atau Changemakers di kota Lima, luar. Tentu saja Laudato Si sangat menekankan
ibukota Peru peran semua untuk menjaga lingkungan, karena
(https://cafod.org.uk/Education/Secondary-and- jika lingkungan hidup sudah rusak, perubahan
youth-resources/Changemakers-in-Peru ) masyarakat urban secara sosial dan ekonomi
sebenarnya juga merupakan Gerakan pemuda akan segera terjadi dan selanjutnya akan
yang masif dan baru. Banyak kegiatan didukung menghadirkan kemiskinan yang sulit dihindari.
teknologi informasi memberi kesempatan pada
pemuda untuk ikut serta menjadi agen perubah. Bagi cendekiawan: lewat pembaruan
Kegiatan pemuda ini tampak keluar lebih pada kurikulum
pembuatan poster-poster dan cara komunikasi Para intelektual yang berada di luar
yang dimulai dari para pemuda untuk masalah selalu bisa merumuskan permasalahan
menyatakan permasalahan mereka, misalnya dan mengaitkannya dengan lingkungan yang
kemiskinan, sumber daya terbatas dan berubah. Ada banyak pemikiran yang
sebagainya. Setelah itu mereka ditantang untuk mendalami alam yang seimbang [6], yang harus
memikirkan tantangan-tantangan yang ada, dijaga dengan cara masing-masing. Kerusakan
kebutuhan mereka serta memikirkan apa yang alam mempunyai banyak tanda-tanda yang
terbaik bagi mereka sebagai langkah menuju tampak karena berkembangnya metode-metode
solusi. Kegiatan ini merupakan pengalaman analisis baru, termasuk metode-metode analisis
yang berharga bagi pemuda, yang menyadari kimia [7]. Dengan demikian penyebab
permasalahan lingkungannya, permasalahan kerusakan lingkugan harus dapat dideteksi dan
sosial juga yang harus mereka hadapi. Hasilnya selanjutnya penyebab ini dapat diminimalan.
dituangkan dalam bentuk poster dan keterangan, Harus ada semacam risk management [6] untuk
bagaimana proses ini mereka lalui. Salah setiap proses yang menyangkut aktivitas yang
satunya dapat dilihat di gambar 1 berikut ini merubah alam.
yang menunjukkan hasil pemikiran Jasmin yang Selanjutnya, aktivitas pembelajaran
memikirkan kemiskinan, persamaan gender, dan selama sekolah dan kuliah juga sebaiknya lebih
haknya untuk belajar. mengutamakan keutuhan alam. Dalam hal ini
Laudato Si banyak memberikan inspirasi baru
untuk “menjaga kurikulum” Bersama agar tetap
ramah lingkungan, terutama bagi ilmu-ilmu di
perguruan tinggi yang berkaitan dengan
eksplorasi alam [8]. Ilmu-ilmu alam yang
akhirnya melakukan eksploitasi alam sebainya
sangat memperhitungkan lingkungan Bersama
dan untuk masa depan Bersama. Lewat aktivitas
perkuliahan sebaiknya hal ini juga ditekankan
kembali, topik-topik yang senantiasa ramah
lingkungan perlu disosialisasikan dan
dimasukkan dalam kurikulum. Pendekatan hijau
(green approach) sudah merupakan tema besar
untuk kurikulum masa depan. Lewat aktivitas
Gambar 1. Jasmin dan posternya mengenai perkuliahan, semua yang menyangkut alam akan
keinginan untuk belajar (diambil dari menjadi kajian masa depan. Dalam dunia
https://cafod.org.uk/content/download/50468/6 akademisi, ide-ide Laudato Si telah menjelma
37045/version/5/AR%20postcard%20Geograph menjadi bahan-bahan perkuliahan yang baik dan
y%20activity_FINAL.pdf) cukup mendasar.
Aktivitas pemuda di perguruan tinggi
Pagi para pemuda yang terlibat dalam juga sudah banyak mengarah pada alam milik
aktivitas ini, cara berpikirnya akan berbeda kita Bersama. Adanya seminar-seminar maupun
dengan remaja lain yang ada di sana. Jasmin webinar khusus membahas hal ini juga menjadi
sudah dapat merumuskan apa permasalahannya, perhatian global karena topik yang sudah
dan bagaimana alam tempat tinggalnya, dan mengglobal dan Bahasa yang bukan menjadi
bagaimana merubah semua ini jika dia diberi kendala lagi. Dengan demikian diharapkan
kesempatan. Agen-agen perubah seperti ini semua perhatian dunia mengarah kesana,

Surjani Wonorahardjo 67
Prosiding Seminar Nasional Rohani Katolik, 2022

terlepas dari kelompok dan golongan


masyarakat serta negara.

Penutup
Seruan menjaga lingkungan hidup
dalam ensiklik Laudato Si merupakan seruan
universal untuk menjaga lingkungan hidup
Bersama. Ada banyak kegiatan yang dapat
menjadi aktivitas Bersama, dan juga melatih
generasi muda untuk lebih memikirkan masalah
masa depannya. Hal ini tampak pada kegiatan-
kegiatan pemuda gereja yang melakukan
animasi ensiklik Laudato Si ini dan sebenarnya
merupakan kebutuhan universal terlepas dari
wilayah, agama, dan nasionalitas. Laudato Si
perlu selalu diwujudkan dalam karya-karya
nyata di semua jenjang usia.

Referensi
[1] M. Harun, Ensiklik Laudato Si’ Tentang
Perawatan Rumah Kita Bersama. Jakarta:
Penerbit Obor, 2015.
[2] S. (Ed) Wonorahardjo, PROSIDING :
Seminar Nasional Rohani Katolik 2020 : “
SPIRITUALITAS KRISTIANI DI ERA
DIGITAL .” Malang: Lembaga
Pengembangan Pendidikan dan
Pembelajaran, UM, 2020.
[3] P. Hutchings, “Laudato Si’: Climate Change
Action: Si!,” Sophia, vol. 54, no. 4, pp. 405–
410, 2015.
[4] J. A. Glaser, “Microplastics in the
environment,” Clean Technol. Environ.
Policy, vol. 17, no. 6, pp. 1383–1391, 2015.
[5] S. (Ed) Wonorahardjo, Prosiding Seminar
Nasional Rohani Katolik 2021: Katolik
Jaman Now, Tantangan Menggereja di Era
Digital. Malang: Lembaga Pengembangan
Pendidikan dan Pembelajaran, UM, 2021.
[6] S. Wonorahardjo, Dasar Sains - Sadar Sains,
Membangun Masyarakat Sadar Sains.
Yogyakarta: Penerbit Andi, 2021.
[7] S. Wonorahardjo, “Method development and
surface utilization: Monitoring environment
in urban society through analytical
chemistry,” Geogr. Tech., vol. 14, 2019.
[8] S. Wonorahardjo, S. Suharti, and I. W.
Dasna, “From chemistry back to nature , an
ethical perception of chemists,” in AIP
Conference Proceedings, 2021, vol. 02004,
no. March.

Surjani Wonorahardjo 68

Anda mungkin juga menyukai