Anda di halaman 1dari 9

II.

PENCIPTAAN MANUSIA

I) Didahului oleh suatu perundingan ilahi.

Kej 1:26-27 - “(26) Berfirmanlah Allah: ‘Baiklah Kita menjadikan manusia


menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut
dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas
segala binatang melata yang merayap di bumi.’ (27) Maka Allah menciptakan
manusia itu menurut gambarNya, menurut gambar Allah diciptakanNya dia;
laki-laki dan perempuan diciptakanNya mereka”.

Arti kata ‘kita’ dalam Kej 1:26:

1) Arti yang salah: ‘kita’ = Allah + malaikat.

Arti ini jelas salah, karena ini akan berarti bahwa:

  manusia diciptakan menurut gambar dan rupa malaikat.

  malaikat = co-creator / rekan pencipta dari Allah!

2) Arti yang benar: ‘kita’ = pribadi-pribadi dalam diri Allah Tritunggal.

Jadi jelas bahwa Kej 1:26 menunjukkan bahwa sebelum Allah


menciptakan manusia, terjadi semacam perundingan dalam diri Allah! Ini
tidak pernah terjadi sebelumnya pada waktu Allah menciptakan hal-hal
yang lain. Ini menunjukkan bahwa sesuatu yang unik dan istimewa akan
terjadi, yaitu penciptaan manusia!

II) Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah.

1) Gambar dan rupa (Image and likeness).

a) Ada yang membedakan dua istilah ini berdasarkan arti katanya.

Tetapi pembedaan ini jelas salah, karena dua kata ini digunakan
secara bergantian / bisa dibolak-balik (interchangeable).

  Kej 1:26 - gambar dan rupa (image and likeness).

  Kej 1:27 - gambar (image).


  Kej 5:1 - rupa (likeness).

  Kej 9:6 - gambar (image).

  1Kor 11:7 - gambar (image).

  Kol 3:10 - gambar (image).

  Yak 3:9 - rupa (likeness).

b) Ada yang membedakan dua istilah ini berdasarkan kata depan


(preposition) yang berbeda dalam Kej 1:26.

KJV/RSV - ‘in our image, after our likeness’ (= dalam gambar Kita,
menurut rupa Kita).

NASB: ‘in our image, according to our likeness’ (= dalam gambar Kita,
menurut rupa Kita).

Catatan: kata depan yang pertama dalam bahasa Ibrani adalah BE,
dan yang kedua adalah KE.

Tetapi pembedaan seperti itu juga tidak bisa diterima karena:

  Dalam bahasa Ibrani kedua kata depan itu artinya bisa sama.

Kata depan yang pertama (BE) artinya: in (= dalam), as (= seperti),


within (= di dalam), among (= di antara), according to (= menurut),
into (= ke dalam), with (= dengan).

Kata depan yang kedua (KE) artinya: like / as (= seperti), within (= di


dalam), among (= di antara), according to (= menurut), into (= ke
dalam), with (= dengan).

Karena itu NIV menterjemahkan secara sama: ‘in our image, in our
likeness’ (= dalam gambar Kita, dalam rupa Kita).

  Dalam Kol 3:10 kata depan yang kedua dipasangkan dengan


kata yang pertama. KJV: ‘renewed in knowledge after the image of
him’ (= diperbaharui dalam pengetahuan menurut gambarNya).

  Dalam Kej 5:1 kata depan yang pertama dipasangkan dengan


kata yang kedua: ‘in the likeness of God’ (= dalam rupa Allah).

  Dalam Kej 5:3 kata depan yang pertama dipasangkan dengan


kata yang kedua, dan kata depan kedua, dipasangkan dengan kata
yang pertama: ‘in his own likeness, after his image’ (= dalam
rupaNya sendiri, menurut gambarNya).

Kesimpulan: Karena kata ‘image’ dan ‘likeness’ bisa dibolak-balik dan


demikian juga kata depan ‘in’ dan ‘after’, maka tidak ada alasan untuk
membedakan antara ‘in our image’ dan ‘after our likeness’. Ini hanya
suatu kebiasaan orang Ibrani dalam menyatakan sesuatu, dimana mereka
sering menyatakannya, lalu mengulang dengan kata-kata yang berbeda
tetapi yang artinya sama.

2) Manusia adalah gambar dan rupa Allah.

Artinya semua manusia adalah copy dari Allah, dan karenanya manusia
mirip dengan Allah. Tentu kemiripan ini tidak terjadi dalam segala hal,
karena Allah mempunyai sifat-sifat yang tidak bisa diberikan kepada orang
lain (incommunicable attributes), seperti:

  sifat self-existent (ada dengan sendirinya).

  sifat tetap / tak bisa berubah.

  sifat tak terbatas (maha ada).

3) Hal-hal yang tercakup dalam ‘gambar dan rupa Allah’ dalam diri manusia.

a) Original righteousness (= kebenaran yang semula) yang terdiri dari


pengetahuan, kebenaran, dan kekudusan yang benar.

Dasar Kitab Suci:

  Kej 1:31 - “Maka Allah melihat segala yang dijadikanNya itu,


sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari
keenam”.

  Pkh 7:29 - “Lihatlah, hanya ini yang kudapati: bahwa Allah telah
menjadikan manusia yang jujur, tetapi mereka mencari banyak
dalih”.

KJV/RSV/NIV/NASB: ‘upright’ (= kejujuran / kelurusan dalam


moral).

  Ef 4:24 - “dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan


menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang
sesungguhnya”. Kitab Suci Indonesia kurang tepat terjemahannya.
NIV: ‘and to put on the new self, created to be like God in true
righteousness and holiness’ (= dan mengenakan manusia baru,
diciptakan seperti Allah dalam kebenaran dan kekudusan yang
benar).

Jadi, manusia diciptakan tidak sekedar dalam keadaan tidak berdosa


(innocent) / netral secara moral. Manusia diciptakan dengan suatu
kesucian yang positif (positive holiness). Tetapi ini tidak berarti bahwa
manusia itu sempurna.

Louis Berkhof: “He was, something like a child, perfect in parts, not yet in
degree” (= Ia seperti seorang anak, sempurna dalam bagian-bagiannya,
belum / tidak dalam tingkatannya) - ‘Systematic Theology’, hal 209.

Luther / Lutheran menganggap original righteousness (= kebenaran


yang semula) ini saja yang termasuk dalam gambar dan rupa Allah
dalam diri manusia, dan karena itu mereka beranggapan bahwa
gambar dan rupa Allah ini hilang total pada waktu Adam dan Hawa
jatuh ke dalam dosa. Tetapi 1Kor 11:7 dan Yak 3:9 jelas menunjukkan
bahwa sesudah kejatuhan dalam dosa, manusia masih merupakan
gambar dan rupa Allah.

1Kor 11:7 - “Sebab laki-laki tidak perlu menudungi kepalanya: ia


menyinarkan gambaran dan kemuliaan Allah. Tetapi perempuan
menyinarkan kemuliaan laki-laki”.

Yak 3:9 - “Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan
lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah”.

Jadi, gambar dan rupa Allah itu rusak, tetapi tidak musnah / hilang
total!

Ada yang membandingkan Kej 5:1 dengan Kej 5:3 dan lalu berkata:

  Kej 5:1 menunjukkan bahwa Adam dicipta menurut rupa Allah.

  Kej 5:3 menunjukkan bahwa Set adalah gambar dan rupa


Adam (bukan lagi gambar dan rupa Allah!).

Tetapi penafsiran ini jelas bertentangan dengan 1Kor 11:7 Yak 3:9 di
atas, yang dengan jelas menunjukkan bahwa sesudah jatuh dalam
dosapun manusia tetap adalah gambar dan rupa Allah.

Jadi, Kej 5:3 harus diartikan sebagai berikut: Set adalah gambar dan
rupa Adam. Karena Adam adalah gambar dan rupa Allah (Kej 5:1),
maka Set juga adalah gambar dan rupa Allah.
Kalau setelah kejatuhan ke dalam dosa (yang menyebabkan manusia
kehilangan original righteousness / kebenaran yang semula itu)
manusia tetap adalah gambar dan rupa Allah, maka haruslah
disimpulkan bahwa pasti ada hal-hal yang lain yang termasuk dalam
gambar dan rupa Allah dalam diri manusia (selain original
righteousness).

b) Manusia adalah makhluk berakal.

Allah adalah makhluk berakal. Manusia juga adalah makhluk berakal


karena manusia adalah gambar dan rupa / copy dari Allah.

Binatang hanya mempunyai naluri, bukan akal [Ayub 39:16-20 (Inggris:


Job 39:13-17) Maz 32:9 Maz 49:21 Maz 73:22 Yudas 10]. Karena itu
binatang tidak bisa mengembangkan kemampuannya sendiri. Contoh:

  ikan / katak dalam berenang. Bandingkan dengan manusia


yang bisa berenang dalam bermacam-macam gaya yang mereka
ciptakan sendiri.

  harimau / singa dalam menangkap mangsa. Bandingkan


dengan manusia dalam mencari nafkah.

  burung berkicau. Bandingkan dengan manusia dalam menyanyi


yang bisa menggunakan suara 1, 2, 3, dan 4. Tidak ada burung-
burung dimanapun yang bisa melakukan hal itu

  burung / binatang dalam membuat sarang. Bandingkan dengan


manusia dalam membuat rumah yang begitu bervariasi.

  binatang makanannya terus sama. Bandingkan dengan


manusia dalam menciptakan bermacam-macam makanan.

Jadi, akal adalah sesuatu yang sangat membedakan manusia dari


binatang! Ada banyak orang Kharismatik yang mengatakan bahwa kita
harus membuang akal, karena kalau tidak maka kita tidak akan
terbuka terhadap pekerjaan Roh Kudus, persekutuan terindah dengan
Tuhan tidak bisa terjadi, dan juga mujijat-mujijat tidak bisa terjadi. Ini
salah dan tidak alkitabiah! Pembuangan akal seperti ini menjadikan
kita seperti binatang! Kita memang tidak boleh bersandar pada akal
(Amsal 3:5), tetapi itu tidak berarti bahwa kita harus membuang akal.

c) Manusia adalah makhluk bermoral (moral being).


Binatang bukanlah makhluk bermoral dan karena itu untuk binatang
tidak ada dosa atau suci, baik atau jahat. Tetapi manusia adalah
makhluk bermoral (seperti Allah, malaikat, setan), karena itu ada
dosa / suci, baik / jahat.

Kalau saudara tidak memperdulikan dosa / suci, baik / jahat, dsb,


maka saudara menjadi seperti binatang.

d) Manusia adalah makhluk rohani.

Allah adalah Roh (Yoh 4:24). Manusia adalah gambar dan rupa / copy
dari Allah. Jadi, manusia adalah makhluk rohani.

Kej 2:7 juga menunjukkan pemberian nafas hidup kepada manusia


yang menyebabkan ia menjadi makhluk rohani. Ini menyebabkan
manusia bisa berhubungan / bersekutu dengan Allah, berdoa,
mendengarkan Firman Tuhan, berbakti kepada Tuhan, dsb.

Binatang bukan makhluk rohani, sehingga tidak bisa berhubungan


dengan Allah, berdoa, dsb.

Kalau saudara tidak berusaha untuk berhubungan / bersekutu dengan


Allah, saudara menjadikan diri saudara sendiri seperti binatang.

e) Manusia itu immortal (tak bisa binasa / musnah).

1Tim 6:16 mengatakan Allah itu tidak takluk kepada maut (immortal).
Dikatakan ‘satu-satunya’ karena immortality adalah essential quality (=
sifat hakiki) dari Allah. Allah mempunyai sifat itu dalam dan dari diriNya
sendiri.

Karena manusia adalah gambar dan rupa Allah, maka manusia juga
immortal. Immortality pada manusia ini meliputi:

  jiwa / roh: tidak ada akhirnya.

  tubuh: pada mulanya (sebelum ada dosa) tidak membawa


benih kematian. Maut / kematian baru ada setelah ada dosa
(Kej 3:19 Ro 5:12 Ro 6:23).

f) Penguasaan atas alam dan binatang-binatang (Kej 1:26 Maz 8:6-9).

Ini terlihat dari:

  Penguasaan / penggunaan alam oleh manusia. Tetapi dosa


menyebabkan manusia merusak alam.
  Penguasaan terhadap binatang seperti: kebun binatang, sirkus,
binatang jadi makanan manusia.

  Penguasaan terhadap penyakit / bakteri (ilmu kedokteran).

Banyak orang Kharismatik yang menggunakan hal ini sebagai


dasar untuk mengajarkan bahwa orang kristen harus sembuh dari
penyakit. Mereka lupa bahwa gara-gara dosa masuk ke dalam
dunia, semua menjadi kacau.

Ada ahli theologia Reformed yang tidak setuju kalau penguasaan atas
alam / binatang ini termasuk dalam gambar dan rupa Allah. Tetapi
Louis Berkhof mengatakan bahwa penguasaan terhadap alam /
binatang termasuk dalam gambar dan rupa Allah dalam diri manusia,
karena dalam Kej 1:26 kedua hal itu digabung dalam satu ayat.

Kej 1:26 - “Berfirmanlah Allah: ‘Baiklah Kita menjadikan manusia


menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan
di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh
bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.’”.

Bdk. Maz 8:6-9 - “(6) Namun Engkau telah membuatnya hampir sama
seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.
(7) Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tanganMu; segala-
galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya: (8) kambing domba dan
lembu sapi sekalian, juga binatang-binatang di padang; (9) burung-
burung di udara dan ikan-ikan di laut, dan apa yang melintasi arus
lautan”.

g) Manusia mempunyai tubuh.

Mat 10:28 - “Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat
membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah
terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun
tubuh di dalam neraka”.

Kej 9:6 - “Siapa yang menumpahkan darah manusia, darahnya akan


tertumpah oleh manusia, sebab Allah membuat manusia itu menurut
gambarNya sendiri”.

Louis Berkhof menganggap (hal 204-205) bahwa tubuh manusia juga


adalah gambar dan rupa Allah. Dasar Kitab Suci yang ia pakai adalah:

  Kitab Suci mengatakan bahwa manusia (berarti seluruh


manusia, bukan jiwanya saja) adalah gambar dan rupa Allah.
  Mat 10:28 mengatakan bahwa pembunuhan adalah
pembunuhan terhadap tubuh. Dan Kej 9:6 mengecam pembunuhan
karena manusia adalah gambar dan rupa Allah. Jadi harus
disimpulkan bahwa tubuh juga termasuk dalam gambar dan rupa
Allah dalam diri manusia.

Tetapi, bagaimanapun persamaan antara Allah dan tubuh manusia,


tentu persamaannya bukan dalam hal materi! Tubuh adalah alat dari
jiwa untuk mengekspresikan diri dan karena itu tubuh juga termasuk
gambar dan rupa Allah. Jadi awas, jangan sampai hal ini diextrimkan
dengan menganggap bahwa Allah itu betul-betul mempunyai tubuh
seperti manusia.

Hank Hanegraaff: “The sad truth is that the Faith teachers have crafted
man in the image of God, and God in the image of man. ... Kenneth
Copeland claims that God is ‘not some creatures that stands 28 feet tall, and
He’s got hands, you know, as big as basketballs. That’s not the kind of
creature He is. ... A being that stands somewhere around 6’-2’’, 6’-3’’, that
weighs somewhere in the neighborhood of a couple of hundred pounds, ...
(and) has a (hand) span of nine inches across.’ Where in the world does
Copeland derive this monstrosity? The answer is that he tortures the words
of the prophet Isaiah. When Isaiah, using a common figure of speech, says
that God marked off the heavens with His span (40:12), Copeland takes out
a ruler, measures the span of his hand, finds it to be 8¾ inches, and
speculates that God’s hand must be about a quarter of an inch larger than
his! ... Copeland is not the only Faith teacher who wrenches Isaiah 40:12
out of context. Jerry Savelle elaborates on his mentor’s teaching when he
says: God is not 437 feet tall, weighing 4000 pounds, and got a fist big
around as this room. He measured out heaven with a nine-inch span. ... The
distance between my thumb and my finger is not quite nine inches. So, I
know He’s bigger than me, thank God. Amen? But He’s not some great, big,
old thing that couldn’t come through the door there and, you know, when
He sat down, would fill every seat in the house. I don’t serve the Glob. I
serve God, and I’ve been created in His image and in His likeness” [=
Kebenaran yang menyedihkan adalah bahwa guru-guru Iman telah
membuat manusia sebagai gambar Allah, dan Allah sebagai gambar
manusia. ... Kenneth Copeland mengclaim bahwa Allah ‘bukanlah suatu
makhluk yang tingginya 28 kaki, dan yang mempunyai tangan sebesar
bola basket. Ia bukan jenis makhluk seperti itu. ... Suatu makhluk yang
tingginya sekitar 6 kaki 2 inci - 6 kaki 3 inci, yang beratnya sekitar 200
pounds, ... dan yang mempunyai jengkal tangan 9 inci’. Dari mana
gerangan Copeland mendapatkan hal yang mengerikan ini? Jawabannya
adalah bahwa ia ‘menganiaya’ kata-kata dari nabi Yesaya. Pada waktu
Yesaya, menggunakan gaya bahasa yang umum, mengatakan bahwa
Allah menandai langit dengan jengkal tanganNya (40:12), Copeland
mengambil penggaris, mengukur jengkal tangannya, dan mendapatkan 8
¾ inci, dan lalu berspekulasi bahwa tangan Allah pasti lebih besar ¼ inci
dari tangannya! ... Copeland bukanlah satu-satunya guru Iman yang
merenggut Yes 40:12 keluar dari kontextnya. Jerry Savelle menguraikan
ajaran penasehatnya pada waktu ia berkata: Allah itu bukan seseorang
yang tingginya 437 kaki, beratnya 4000 pounds, dan mempunyai kepalan
sebesar ruangan ini. Ia mengukur langit dengan jengkal sepanjang 9 inci.
... Jarak antara ibu jari saya dan jari saya tidak mencapai 9 inci. Jadi,
saya tahu Ia lebih besar dari saya, syukur kepada Allah. Amin? Tetapi Ia
bukannya sesuatu yang besar dan tua yang tidak bisa masuk melalui
pintu di sana, dan pada waktu Ia duduk akan memenuhi setiap tempat
duduk dalam rumah ini. Saya tidak melayani the Glob (Raksasa?). Saya
melayani Allah, dan saya telah diciptakan dalam gambar dan rupaNya] -
‘Christianity in Crisis’, hal 121,122.

Yes 40:12 - “Siapa yang menakar air laut dengan lekuk tangannya dan
mengukur langit dengan jengkal, menyukat debu tanah dengan takaran,
menimbang gunung-gunung dengan dacing, atau bukit-bukit dengan
neraca?”.

Catatan: para ahli theologia Reformed tidak sependapat dalam hal-


hal apa saja yang termasuk dalam gambar dan rupa Allah dalam diri
manusia!

Pelajaran hari ini sebetulnya harus membuang semua rasa minder / rendah
diri dalam diri kita. Apakah saudara sering merasa diri saudara jelek /
rendah? Dalam hal bentuk tubuh / wajah? Dalam hal kemampuan /
kepandaian? Kalau saudara merasa rendah diri, maka ingatlah:

  Sebelum Allah menciptakan manusia, Ia berunding lebih dulu.

  Manusia dicipta menurut gambar dan rupa Allah.

Semua ini menunjukkan bahwa kita adalah makhluk yang mulia!

Daripada merasa rendah diri, saudara seharusnya bersyukur dan memuji


Allah karena saudara sudah dicipta sebagai makhluk yang begitu tinggi dan
mulia!

Anda mungkin juga menyukai