PENCIPTAAN MANUSIA
Tetapi pembedaan ini jelas salah, karena dua kata ini digunakan
secara bergantian / bisa dibolak-balik (interchangeable).
KJV/RSV - ‘in our image, after our likeness’ (= dalam gambar Kita,
menurut rupa Kita).
NASB: ‘in our image, according to our likeness’ (= dalam gambar Kita,
menurut rupa Kita).
Catatan: kata depan yang pertama dalam bahasa Ibrani adalah BE,
dan yang kedua adalah KE.
Dalam bahasa Ibrani kedua kata depan itu artinya bisa sama.
Karena itu NIV menterjemahkan secara sama: ‘in our image, in our
likeness’ (= dalam gambar Kita, dalam rupa Kita).
Artinya semua manusia adalah copy dari Allah, dan karenanya manusia
mirip dengan Allah. Tentu kemiripan ini tidak terjadi dalam segala hal,
karena Allah mempunyai sifat-sifat yang tidak bisa diberikan kepada orang
lain (incommunicable attributes), seperti:
3) Hal-hal yang tercakup dalam ‘gambar dan rupa Allah’ dalam diri manusia.
Pkh 7:29 - “Lihatlah, hanya ini yang kudapati: bahwa Allah telah
menjadikan manusia yang jujur, tetapi mereka mencari banyak
dalih”.
Louis Berkhof: “He was, something like a child, perfect in parts, not yet in
degree” (= Ia seperti seorang anak, sempurna dalam bagian-bagiannya,
belum / tidak dalam tingkatannya) - ‘Systematic Theology’, hal 209.
Yak 3:9 - “Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan
lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah”.
Jadi, gambar dan rupa Allah itu rusak, tetapi tidak musnah / hilang
total!
Ada yang membandingkan Kej 5:1 dengan Kej 5:3 dan lalu berkata:
Tetapi penafsiran ini jelas bertentangan dengan 1Kor 11:7 Yak 3:9 di
atas, yang dengan jelas menunjukkan bahwa sesudah jatuh dalam
dosapun manusia tetap adalah gambar dan rupa Allah.
Jadi, Kej 5:3 harus diartikan sebagai berikut: Set adalah gambar dan
rupa Adam. Karena Adam adalah gambar dan rupa Allah (Kej 5:1),
maka Set juga adalah gambar dan rupa Allah.
Kalau setelah kejatuhan ke dalam dosa (yang menyebabkan manusia
kehilangan original righteousness / kebenaran yang semula itu)
manusia tetap adalah gambar dan rupa Allah, maka haruslah
disimpulkan bahwa pasti ada hal-hal yang lain yang termasuk dalam
gambar dan rupa Allah dalam diri manusia (selain original
righteousness).
Allah adalah Roh (Yoh 4:24). Manusia adalah gambar dan rupa / copy
dari Allah. Jadi, manusia adalah makhluk rohani.
1Tim 6:16 mengatakan Allah itu tidak takluk kepada maut (immortal).
Dikatakan ‘satu-satunya’ karena immortality adalah essential quality (=
sifat hakiki) dari Allah. Allah mempunyai sifat itu dalam dan dari diriNya
sendiri.
Karena manusia adalah gambar dan rupa Allah, maka manusia juga
immortal. Immortality pada manusia ini meliputi:
Ada ahli theologia Reformed yang tidak setuju kalau penguasaan atas
alam / binatang ini termasuk dalam gambar dan rupa Allah. Tetapi
Louis Berkhof mengatakan bahwa penguasaan terhadap alam /
binatang termasuk dalam gambar dan rupa Allah dalam diri manusia,
karena dalam Kej 1:26 kedua hal itu digabung dalam satu ayat.
Bdk. Maz 8:6-9 - “(6) Namun Engkau telah membuatnya hampir sama
seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.
(7) Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tanganMu; segala-
galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya: (8) kambing domba dan
lembu sapi sekalian, juga binatang-binatang di padang; (9) burung-
burung di udara dan ikan-ikan di laut, dan apa yang melintasi arus
lautan”.
Mat 10:28 - “Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat
membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah
terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun
tubuh di dalam neraka”.
Hank Hanegraaff: “The sad truth is that the Faith teachers have crafted
man in the image of God, and God in the image of man. ... Kenneth
Copeland claims that God is ‘not some creatures that stands 28 feet tall, and
He’s got hands, you know, as big as basketballs. That’s not the kind of
creature He is. ... A being that stands somewhere around 6’-2’’, 6’-3’’, that
weighs somewhere in the neighborhood of a couple of hundred pounds, ...
(and) has a (hand) span of nine inches across.’ Where in the world does
Copeland derive this monstrosity? The answer is that he tortures the words
of the prophet Isaiah. When Isaiah, using a common figure of speech, says
that God marked off the heavens with His span (40:12), Copeland takes out
a ruler, measures the span of his hand, finds it to be 8¾ inches, and
speculates that God’s hand must be about a quarter of an inch larger than
his! ... Copeland is not the only Faith teacher who wrenches Isaiah 40:12
out of context. Jerry Savelle elaborates on his mentor’s teaching when he
says: God is not 437 feet tall, weighing 4000 pounds, and got a fist big
around as this room. He measured out heaven with a nine-inch span. ... The
distance between my thumb and my finger is not quite nine inches. So, I
know He’s bigger than me, thank God. Amen? But He’s not some great, big,
old thing that couldn’t come through the door there and, you know, when
He sat down, would fill every seat in the house. I don’t serve the Glob. I
serve God, and I’ve been created in His image and in His likeness” [=
Kebenaran yang menyedihkan adalah bahwa guru-guru Iman telah
membuat manusia sebagai gambar Allah, dan Allah sebagai gambar
manusia. ... Kenneth Copeland mengclaim bahwa Allah ‘bukanlah suatu
makhluk yang tingginya 28 kaki, dan yang mempunyai tangan sebesar
bola basket. Ia bukan jenis makhluk seperti itu. ... Suatu makhluk yang
tingginya sekitar 6 kaki 2 inci - 6 kaki 3 inci, yang beratnya sekitar 200
pounds, ... dan yang mempunyai jengkal tangan 9 inci’. Dari mana
gerangan Copeland mendapatkan hal yang mengerikan ini? Jawabannya
adalah bahwa ia ‘menganiaya’ kata-kata dari nabi Yesaya. Pada waktu
Yesaya, menggunakan gaya bahasa yang umum, mengatakan bahwa
Allah menandai langit dengan jengkal tanganNya (40:12), Copeland
mengambil penggaris, mengukur jengkal tangannya, dan mendapatkan 8
¾ inci, dan lalu berspekulasi bahwa tangan Allah pasti lebih besar ¼ inci
dari tangannya! ... Copeland bukanlah satu-satunya guru Iman yang
merenggut Yes 40:12 keluar dari kontextnya. Jerry Savelle menguraikan
ajaran penasehatnya pada waktu ia berkata: Allah itu bukan seseorang
yang tingginya 437 kaki, beratnya 4000 pounds, dan mempunyai kepalan
sebesar ruangan ini. Ia mengukur langit dengan jengkal sepanjang 9 inci.
... Jarak antara ibu jari saya dan jari saya tidak mencapai 9 inci. Jadi,
saya tahu Ia lebih besar dari saya, syukur kepada Allah. Amin? Tetapi Ia
bukannya sesuatu yang besar dan tua yang tidak bisa masuk melalui
pintu di sana, dan pada waktu Ia duduk akan memenuhi setiap tempat
duduk dalam rumah ini. Saya tidak melayani the Glob (Raksasa?). Saya
melayani Allah, dan saya telah diciptakan dalam gambar dan rupaNya] -
‘Christianity in Crisis’, hal 121,122.
Yes 40:12 - “Siapa yang menakar air laut dengan lekuk tangannya dan
mengukur langit dengan jengkal, menyukat debu tanah dengan takaran,
menimbang gunung-gunung dengan dacing, atau bukit-bukit dengan
neraca?”.
Pelajaran hari ini sebetulnya harus membuang semua rasa minder / rendah
diri dalam diri kita. Apakah saudara sering merasa diri saudara jelek /
rendah? Dalam hal bentuk tubuh / wajah? Dalam hal kemampuan /
kepandaian? Kalau saudara merasa rendah diri, maka ingatlah: