HOSPITAL RESIDENCY
“ANALISIS PERMASALAHAN PELAYANAN MEDIS DI BANGSAL
RAWAT INAP RSUD DR SOESELO SLAWI”
Disusun Oleh:
HOSPITAL RESIDENCY
RSUD dr. Soeselo Slawi, Kab. Tegal
Disusun oleh:
Ilham Salman Alawy
220800054
Telah Disetujui:
Menyetujui,
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat- Nya, Kami dapat menyelesaikan Laporan Hospital Residency ini.
Penulisan Laporan Hospital Residency ini dilakukan dalam rangka memenuhi
salah satu syarat untuk mendapatkan nilai Hospital Residency pada Program Studi
S2 Magister Administrasi Rumah Sakit Universitas Alma Ata Yogyakarta. Kami
menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sangatlah
sulit bagi kami untuk menyelesaikan Laporan Hospital Residency ini. Oleh karena
itu, kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Direktur RSUD dr. Soeselo Slawi Kab Tegal dr. Guntur M. Taqwin, M.Sc.,
Sp.An.
2. Rektor Universitas Alma Ata Yogyakarta, Prof. dr. Hamam Hadi, M.S.,
Sc.D., Sp.G.K..
3. Ketua Minat S2 Magister Administrasi Rumah Sakit, Ibu Dr. Sri Werdati,
SKM., M.Kes
4. Dosen Pembimbing Hospital Residency Universitas Alma Ata Yogyakarta,
Ibu Imram Radne Rimba Putri, S.Kep., Ns., MMR.
5. Seluruh staf Unit yang terlibat dalam kegiatan Hospital Residency di
RSUD dr. Soeselo Slawi, Kab Tegal.
6. Orang tua yang mendukung Hospital Residency di RSUD dr. Soeselo
Slawi, Kab Tegal.
7. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan kegiatan
Hospital Residency di RSUD dr. Soeselo Slawi, Kab Tegal.
Akhir kata, kami berharap semoga Allah SWT berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu dan semoga laporan Hospital
Residency ini membawa manfaat bagi kita semua.
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN.....................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................................
DAFTAR TABEL....................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................
A. Latar Belakang................................................................................................................
B. Tujuan Kegiatan Hospital Rasidency..............................................................................
C. Manfaat...........................................................................................................................
BAB II GAMBARAN RUMAH SAKIT................................................................................
A. Organisasi dan Manajemen RSUD dr Soeslo Slawi.......................................................
B. Business Plan RSUD dr Soeslo Slawi............................................................................
BAB III GAMBARAN UNIT RUMAH SAKIT..................................................................
A. Gambaran Unit Pelayanan di IGD RSUD dr Soeslo ....................................................
B. Analisis Masalah...........................................................................................................
1. Fishbone....................................................................................................................
2. Prioritas Masalah USG..............................................................................................
3. Rencana Tindak Lanjut..............................................................................................
BAB IV PENUTUP................................................................................................................
A. Kesimpulan...................................................................................................................
B. Saran..............................................................................................................................
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mendapatkan pelayanan kesehatan merupakan salah satu hak dasar
penduduk Indonesia disamping pelayanan pendidikan dan perlindungan
hukum. Kesehatan menjadi issu penting terkait dengan dampak akan
perubahan lingkungan akibat perkembangan dunia saat ini. Berkembangnya
perindustrian sekarang membawa dampak yang negatif pada lingkungan yang
ditinggali masyarakat. Industri yang semakin berkembang turut pula
membawa dampak pada kesehatan. Indonesia sendiri masih termasuk dalam
Negara dengan industry yang baru berkembang. Negara yang mengalami masa
perkembangan industry mempunyai lingkungan yang buruk disebabkan oleh
kegiatan industry yang tidak disertai pengelolaan lingkungan dan
penanggulangan dampak lingkungan secara tepat. Beragam penyakit dengan
mudah menyebar dan membuat masyarakat mudah terkena penyakit. Hal ini
membuat masyarakat membutuhkan suatu pelayanan kesehatan yang
berkualitas sesuai dengan hak dasar yang dimiliki warga Negara Indonesia.
Pemerintah sebagai penyelenggara pemerintahan sudah tentu harus turut andil
dalam menanggapi permasalahan yang ada dalam masyarakat dengan cara
menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat.
Pelayananan kesehatan masih sering terjadi keluhan dari pasien/
keluarga berkaitan dengan kepuasan diantaranya di Rawat Inap, hal ini
berkaitan dengan sikap dan perilaku petugas Rumah Sakit antara lain:
keterlambatan pelayanan dokter, dokter sulit ditemui, dokter yang kurang
komunikatif dan informatif, sikap, perilaku, tutur kata, keacuhan, keramahan
petugas, serta kemudahan mendapatkan informasi, dan komunikasi
menduduki peringkat pertama terhadap persepsi kepuasan pasien/ keluarga
pasien di Rumah Sakit.
Rumah sakit sebagai tingkat pelayanan lanjutan setelah puskesmas
tentunya harus mempunyai pelayanan yang lebih baik. Bukan hanya sebagai
1
penunjang kesehatan di dalam wilayah kecil seperti kecamatan, namun dalam
cakupan lebih luas seperti kabupaten ataupun kota. Seseorang yang datang
berobat ke rumah sakit mempunyai harapan tinggi akan pelayanan kesehatan
yang diberikan. Karena masyarakat beranggapan kualitas pelayanan rumah
sakit pasti berkualitas dengan didukung fasilitas, sumber daya manusia di
rumah sakit lebih bisa menanggulangi masalah kesehatan mereka
Kepuasan pelanggan berhubungan dengan kualitas pelayanan yang
diberikan (Prastiwi & Ayubi, 2015). Pelayanan tersebut dapat berupa interaksi
dengan pelayanan medis, pasien, sistem pelayanan kesehatan secara
keseluruhan seperti administrasi, keuangan, pelayanan informasi obat, waktu
tunggu obat, serta tenaga kesehatan (Oktawilova, NoriWirahmi, & Maiyulis,
2020). Oleh karena itu kepuasan pasien adalah output dari kualitas pelayanan
yang diberikan. Kualitas pelayanan merupakan keunggulan bersaing yang
utama dan perlu disadari bahwa kepuasan pelanggan merupakan aspek vital
dalam kelangsungan hidup rumah sakit (Kauser, 2017).
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan rawat darurat. Rumah
sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada
semua bidang penyakit. Hakikat dasar rumah sakit adalah pemenuhan
kebutuhan dan tuntutan pasien yang mengharapkan penyelesaian masalah
kesehatannya pada rumah sakit. Pasien memandang bahwa hanya rumah sakit
yang mampu memberikan pelayanan medis sebagai upaya penyembuhan dan
pemulihan atas rasa sakit yang dideritanya. Pasien mengaharapkan pelayanan
yang siap, cepat, tanggap, dan nyaman terhadap keluhan penyakit pasien.
Kepuasan merupakan perbandingan antara kualitas jasa pelayanan
yang didapatkan dengan keinginan, kebutuhan, dan harapan (Nursalam, 2015).
Setiap pelanggan perlu diberikan pelayanan sesuai standar pelayanan oleh
pihak manajemen dan staf fungsional institusi sesuai kebutuhan mereka
masing-masing (Muninjaya, 2014). Kepuasan adalah perasaan senang
seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesenangan terhadap
2
aktivitas dan suatu produk dengan harapannya. Sehingga dapat dihubungkan
bahwa kepuasan pasien itu berhubungan dengan mutu pelayanan rumah sakit.
Dengan mengetahui tingkat kepuasan pasien, manajemen rumah sakit dapat
melakukan peningkatan mutu pelayanan (Nursalam, 2015).
Peningkatan jumlah kunjungan pasien di IGD mengakibatkan
terjadinya penumpukan pasien stagnan setelah diputuskan untuk dirawat inap
(Setyoadi, Deviantony, 2017). Stagnan merupakan suatu keadaan dimana
pasien tidak dapat pindah ke ruangan rawat inap lebih dari 8 jam setelah
diputuskan untuk rawat inap yang disebabkan oleh beberapa faktor salah
satunya karena pasien tidak mendapatkan ruang perawatan (ACEM, 2014).
Institute of Medicine (IOM) dalam Lewis (Coil, Flood, Belyeu, Young, Kaji,
& Lewis, 2016) menyarankan untuk memindahkan pasien ke ruangan rawat
inap dalam jangka waktu 4-6 jam setelah diputuskan rawat inap untuk
mencegah terjadinya crowding yang dapat menyebabkan potensi terjadinya
kesalahan medis, keterlambatan dalam pelayanan sehingga kualitas pelayanan
berkurang. Faktor penyebab terjadinya stagnan di ruang IGD antara lain
keterbatasan tempat tidur dan fasilitas penunjang di ruangan rawat inap,
jumlah sumber daya yang terbatas, banyaknya pasien yang datang, keputusan
keluarga, administrasi (Lewis et al., 2016; Nurmansyah, Susilaningsih, &
Setiawan, 2014; Timporok & Mulyadi, 2015). Hasil penelitian Vicellio et al.
(2013) menyimpulkan bahwa pasien yang stagnan di IGD berdampak negatif
terhadap tingkat kepuasan pasien. Pasien merasa tidak aman karena tingkat
kebisingan sangat tinggi, ketersediaan tenaga perawat yang kurang sehingga
mempengaruhi tingkat kepuasan terhadap pelayanan
3
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pembelajaran praktik Hospital Residency,
mahasiswa diharapkan mampu:
a. Menerapkan pengkajian dan analisis situasi (Analysis and Assesment
skill) di bidang manajemen rumah sakit.
b. Menerapkan prinsip-prinsip perencanaan dan pengelolaan daya/dana
(Resources/financial Planning and Management Skill) di bidang
manajemen rumah sakit.
c. Menerapkan kepemimpinan dan berpikir sistem (Leadership and
System Thinking/total System Skill) di bidang manajemen rumah sakit.
C. Manfaat
Manfaat yang diharapkan setelah mahasiswa mengikuti pembelajaran
Hospital Residency, yaitu:
1. Mahasiswa mampu memahami organisasi dan manajemen yang ada di
rumah sakit.
2. Mahasiwa mampu mengidentifikasi business plan yang ada di rumah
sakit.
3. Mahasiwa mempunyai gambaran dan dapat menganalisis permasalahan
yang terjadi di rumah sakit menggunakan diagram fishbone.
4
BAB II
GAMBARAN RUMAH SAKIT
1. Visi
Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Tegal yang Sejahtera, Mandir
i, Unggul, Berbudaya dan Berakhlak Mulia
2. Misi
3. Tujuan
Membantu Bupati dalam melaksanakan upaya kesehatan secara
berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya
penyembuhan, pemulihan yang dilakukan secara serasi dan terpadu dengan
upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan
serta memberikan upaya yang bermutu sesuai standar pelayanan rumah
sakit, hal ini sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tegal Nomor 9
Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Inspektorat dan Lembaga
Teknis Daerah.
4. Fungsi
5
a. Pelayanan medis;
b. Pelayanan penunjang medis dan non medis;
c. Pelayanan dan asuhan keperawatan;
d. Pelayanan rujukan;
e. Pendidikan dan pelatihan;
f. Penelitian dan pengembangan;
g. Pengelolaan urusan ketatausahaan dan keuangan RSUD Dokter Soesel
o Kabuaten Tegal.
5. Motto
“SIMPATIK” yang memiliki arti yaitu : Menangani pasien SEGERA
secara ILMIAH dan MEMUASKAN pelayanan tersebut dilaksanakan
secara PROFESIONAL, AKURAT oleh tenaga TERAMPIL dan
INOVATIF untuk mencapai KESEMBUHAN.
6
6. Struktur Organisasi
7
B. Business Plan RSUD dr. Soeselo Slawi, Kab Tegal
Business Plan atau Rencana Bisnis adalah pernyataan formal atas tujuan
berdirinya suatu bisnis, serta alasan mengapa pendirinya yakin bahwa tujuan
tersebut dapat dicapai, serta strategi atau rencana-rencana apa yang akan
dijalankan untuk mencapai tujuan tersebut (3). Dalam business plan rumah
sakit sudah tersusun secara lengkap Visi, Misi dan Tujuan rumah sakit.
Sehingga dapat membantu melakukan sejumlah tugas sehingga bisnis berjalan
dengan tepat dan terarah.
8
rumah sakit yang berupaya menggali apa saja yang menjadi potensi rumah
sakit baik dari segi SDM, keuangan, dan lain sebagainya.
Kinerja pelayanan RSUD dr. Soeselo Kabupaten Tegal dapat
dilihat capaian pelaksanaan tugas pokoknya, yaitu penyelenggaraan
pelayanan kesehatan dalam rangka meningkatkan kualitas layanan
kesehatan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tegal. Berdasarkan data
Hasil Evaluasi RKPD Tahun 2021, realisasi capaian persentase pelayanan
medis sesuai dengan standar perumahsakitan tercapai 101,28%, persentase
mutu dan etika sesuai standar tercapai 100%, persentase pelayanan
keperawatan sesuai dengan standar perumah sakitan tercapai 106,4%,
persentase asuhan keperawatan sesuai dengan standar perumahsakitan
tercapai 115,4%, persentase penunjang medis sesuai dengan standar
pelayanan tercapai 102,91%, persentase penunjang non medis sesuai
standar tercapai 105,1%.
9
kesehatan yang ada di RSUD dr. Soeselo Kabupaten Tegal, maka RSUD dr.
Soeselo perlu menyiapkan sumber daya manusia khususnya untuk tenaga
fungsional medik, fungsional keperawatan; baik jumlah maupun kualitasnya.
c. Isu Strategis
Penentuan isu – isu strategis RSUD dr. Soeselo Kabupaten
Tegal dilakukan dengan melakukan analisa internal dan analisa eksternal. BAB
III .
Kinerja keuangan RSUD dr. Soeselo Kabupaten Tegal berdasarkan
realisasi anggaran untuk mendanai pelayanan menunjukkan bahwa pada
tahun 2021, dari anggaran sebesar Rp249.865.598.000,00 (Dua ratus
empat puluh sembilan miliar delapan ratus enam puluh lima juta lima ratus
sembilan puluh delapan ribu rupiah) dan terealisasi sebesar 91% dengan
nilai nominal Rp227.389.323.299,00 (Dua ratus dua puluh tujuh miliar
tiga ratus delapan puluh sembilan juta tiga ratus dua puluh tiga ribu dua
ratus sembilan puluh sembilan rupiah).
10
11
BAB III
GAMBARAN IGD RSUD DR SOESELO
Rawat inap meruakan bentuk perawatan, dimana pasien dirawat dan
timggal di rumah sakit untuk jangka waktu tertentu. Selama pasien di rawat,
rumah sakit harus memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien (Posma,
2001) yang di kutip dari Anggraini 2008.
a. Memberikan bantuan kepada orang yang mempunyai kebutuhan.
b. Memberi pelayanan atas semua hal yang ada berikut ini:
a) Apa yang mereka kehendaki
b) Kapan mereka kehendaki.
c) Siapa yang ingin mereka kehendaki.
d) Mengapa mereka mengiginkannya.
e) Cara apayang mereka kehendaki dalam melakukan pekerjaan
tersebut.
Pelyanan rawat inap adalah pelayanan terhadap
d. RAksesibilitas dan Peningkatan Pelayanan Bagi Masyarakat Miskin
Dengan dijaminnya semua pembiayaan kesehatan bagi masyarakat miskin
melalui program BPJS maka rumah sakit diharapkan selalu memperbaiki
prosedur dan administrasi dengan memberikan kemudahan, akses
mendapatkan semua pelayanan serta perbaikan sarana prasarana bagi
masyarakat miskin khususnya dan seluruh lapisan masyarakat pada
umumnya.
e. Tuntutan Perbaikan Layanan
Meningkatnya tuntutan terhadap pelayanaan rumah sakit dan meningkatnya
kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada di
RSUD dr. Soeselo Kabupaten Tegal, maka RSUD dr. Soeselo perlu
menyiapkan sumber daya manusia khususnya untuk tenaga fungsional medik,
fungsional keperawatan; baik jumlah maupun kualitasnya.
f. Isu Strategis Penentuan isu – isu strategis RSUD dr. Soeselo Kabupaten Tegal
dilakukan dengan melakukan analisa internal dan analisa eksternal. BAB III
12
1. Stabilisasi pasien dengan memberikan oksigen, cairan infus, atau obat-
obatan.
2. Menangani luka dan cedera fisik.
3. Memberikan obat penghilang nyeri atau obat-obatan lain sesuai indikasi
medis.
4. Merujuk pasien ke spesialis yang sesuai jika diperlukan.
5. Memantau dan mengamati kondisi pasien secara berkala.
13
6. Menyusun rencana pengobatan dan tindak lanjut.
Peralatan dan Fasilitas:
IGD dilengkapi dengan peralatan medis yang penting seperti alat pemantau
jantung, alat resusitasi, peralatan intubasi, alat pencitraan seperti X-ray dan CT
scan, serta obat-obatan darurat. Fasilitas IGD juga dirancang untuk
memberikan akses cepat dan mudah untuk pasien gawat darurat.
Pentingnya Pelatihan dan Keahlian:
Tim medis IGD harus memiliki pelatihan khusus dalam penanganan gawat
darurat, manajemen trauma, resusitasi jantung paru, dan keterampilan medis
lainnya yang relevan. Pelatihan ini memungkinkan mereka untuk merespons
dengan cepat dan memberikan perawatan yang tepat dalam situasi darurat.
Kerjasama dengan Unit Lain:
IGD bekerja sama dengan unit-unit lain di rumah sakit, seperti unit operasi,
unit perawatan intensif (ICU), unit bedah, dan lainnya, untuk memberikan
perawatan yang komprehensif kepada pasien.
medis IGD beserta beberapa buku yang dapat menjadi referensi
bermanfaat:
Pelayanan Medis IGD :
Pelayanan Medis IGD melibatkan evaluasi, diagnosis, dan penanganan
cepat terhadap pasien yang mengalami kondisi medis akut atau cedera fisik
yang memerlukan perawatan segera. Tim medis IGD biasanya terdiri dari
dokter, perawat, petugas medis, dan spesialis berbagai bidang yang bekerja
sama untuk memberikan perawatan yang tepat waktu dan efektif. Beberapa
layanan yang umumnya tersedia di IGD termasuk:
1. Evaluasi dan stabilisasi pasien gawat darurat
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan laboratorium dan radiologi yang cepat
4. Penanganan nyeri
5. Manajemen cedera fisik
14
6. Penanganan kasus-kasus gawat darurat seperti serangan jantung, stroke,
cedera kepala, dan lainnya
Instalasi Gawat Darurat merupakan aspek krusial dalam sistem
perawatan kesehatan yang dapat menyelamatkan nyawa dan memberikan
perawatan awal yang vital kepada pasien-pasien yang memerlukannya.
Penting untuk selalu merujuk kepada pedoman klinis dan praktik terbaik
dalam memastikan bahwa pasien menerima perawatan yang optimal di
IGD.
15
C. Analisis Masalah
1. Fishbone
Method Man
Belum optimal
Kompetensi sumber
mekanisme rujuk
daya IGD belum
balik jika pasien
sesuai standar
bukan merupakan
kegawatan
Kurangnya kesadaran
sumber daya IGD
Belum berjalannya dalam penerapan PPI
triage medis di IGD
RSDS Penggunaan RME
yang belum
optimal
Tidak adanya monitor
pemantauan TTV terhadap
pasien kegawatan
Biaya operasional
yang besar untuk Keterbatasan alat
pengadaan sarana pemeriksaan awal
prasarana IGD medis
Beberapa alat
medis yang tidak
bisa digunakan
Money Machine 16
Gambar 3. 1 Fishbone Masalah RME
2. Prioritas Masalah USG
Tabel 3. 1 Prioritas masalah Urgency, Serious, Growth (USG)
No Masalah U S G Total
Method
1. Belum berjalannya triage medis di IGD RSDS 4 5 3 12
2. Belum optimal mekanisme rujuk balik jika pasien 3 2 5 10
bukan merupakan kegawatan
Man
1. Kompetensi sumber daya IGD belum sesuai 4 5 1 10
standar
2. Kurangnya kesadaran sumber daya IGD dalam 4 5 3 12
penerapan PPI
Money
1. Biaya operasional yang besar untuk pengadaan 3 4 5 12
dan perawatan alat medis
Machine
1. Tidak adanya monitor pemantauan TTV terhadap 4 5 3 12
pasien kegawatan
2. Beberapa alat medis yang tidak bisa digunakan 4 4 2 10
3. Keterbatasan alat pemeriksaan awal medis 3 3 5 11
17
3. Rencana Tindak Lanjut
Tabel 3. 2 Rencana Tindak Lanjut
Skor Penanggung
No Masalah Tujuan Solusi Indikator Keberhasilan
USG Jawab
1 Belum 12 Memperbaiki Melakukan pelatihan a. Berjalannya system triage di RSUD dr KARU IGD
berjalannya system triage mengenai triage Soeselo Case manager
triage medis di medis agar kegawatan b. Penumpukan pasien di IGD RSUD dr IGD
IGD RSDS perawatan Pemantauan Soeselo dapat teratasi
pertama pasien mekanisme penerapan c. Meningkatnya angka harapan hidup pasien
paripurna triage dari case IGD RSUD dr Soeselo
sesuai manager RSUD dr d. Terciptanya kepuasan pelayanan di IGD
kegawatan Soeselo RSUD dr Soeselo
pasien
2 Kurangnya 12 Mendukung Memperbanyak a. Terputusnya rantai penularan penyakit Karu IGD
kesadaran pemutusan sarana pendukung b. Terjadi peningkatan mutu dan kinerja tenaga Case manager
sumber daya rantai seperti handscoon non medis IGD
IGD dalam penularan steril dan steril, c. Pemenuhan aspek perlindungan diri akan
penerapan PPI penyakit alcohol rub, dan cuci memberikan dampak positif terhadap
menular dari tangan kepercayaan pasien terhadap tenaga
pasien ke Training kepada Kesehatan
petugas medis tenaga kesehatan
terhadap kepedulian
pada PPI
Pengawasan dan
pemantauan
penerapan PPI oleh
case manager
18
3 Tidak adanya 12 Mengevaluasi Mendayagunakan a. Meningkatnya harapan hidup pasien KARU IGD
monitor dan memantau perangkat computer b. Meningkatnya kepercayaan Masyarakat Kasubag
pemantauan pekembangan yang tersambungkan terhadap tenaga medis umum
TTV terhadap klinis dan dengan perangkat c. Meningkatnya kewaspadaan tenaga medis
pasien hemodinamik monitor pasien
kegawatan pasien Terdapat alarm
emergency di ruang
pengawasan
19
dasar alat pemerintah daerah
pemeriksaan
medis
5 Belum optimal 10 Membuat Memberikan pelatihan a. Penumpukan pasien di IGD akan Kabid
mekanisme mekanisme kegawatdaruratan dan terminimalisir pelayanan
rujuk balik jika rujuk balik non kegawatdaruratan b. Perbaikan pola rujuk balik akan membuat medis
pasien bukan pasien non kepada tenaga medis Masyarakat teredukasi mengenai KARU IGD
merupakan kegawatan penyakitnya sehingga dapat diobati di
kegawatan dan faskes tingkat 1
sulit digunakan c. Peningkatan mutu dan pelayanan medis
IGD
6 Kompetensi 10 Menerapkan Mengadakan a. Peningkatan mutu dan pelayanan medis KARU IGD,
sumber daya standarisasi pelatihan ACLS, b. Peningkatan rasa percaya pasien terhadap Komite medis,
IGD belum tenaga medis ATLS, BTCLS tenaga medis Sub
sesuai standar sesuai Melakukan diskusi c. Meningkatkan harapan hidup pasien koordinator
kebutuhan dua arah antara pakar d. Meningkatkan ilmu pengetahuan tenaga diklitbang
dasar tenaga dan tenaga medis IGD medis terhadap perkembangan ilmu medis
medis di IGD Melakukan evaluasi
terhadap tenaga medis
terlatih
Menempatkan tenaga
medis sesuai
tupoksinya
7 Beberapa alat 10 Meningkatkan Mengevaluasi a. Pendataan alat medis rusak dan masih bisa Karu IGD, Sub
medis yang proses kerusakan pada alat digunakan coordinator
tidak bisa pelayanan medis b. Pengecekan status teknisi terhadap alat pelayanan
20
digunakan medis Menginisiasi apakah penunjang medis penunjang
perlu dilakukan c. Pemantauan dan evaluasi apakah perlu medis
perawatan atau beli diganti atau dipertahankan dengan
alat medis baru perbaikan
Menyesuaikan
kebuthan alat medis
terhadap anggaran
pemerintah daerah
21
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelayanan di IGD RSUD dr Soeselo akan menjadi pioneer utama
penilaian apakah kepuasan pasien terhadap RS terpenuhi atau tidak. Beberapa
pelaksanaan dan evaluasi terhadap kinerja IGD RSUD dr. Soeselo didapatkan
kesimpulan bahwa IGD RSUD dr Soeselo sudah menciptakan iklim RS yang
melayani masyarakat SIMPATIK sesuai dengan motto RS. Namun beberapa
evaluasi perlu segera dilakukan mengingat keterbukaan informasi dan social
media akan mendorong kritik yang berkepanjangan terhadap kekurangan-
kekurangan yang ada. Hal tersebut dapat membuat penurunan kualitas
pelayanan terhadap pasien
B. Saran
Saran untuk mengatasi masalah dalam pelayanan IGD RSUD dr
Soeselo Slawi adalah sebagai berikut:
22