Anda di halaman 1dari 69

LAPORAN

PRAKTIK KERJA INDUSTRI


(PRAKERIN)
DI
PT. SURYA PRATISTA HUTAMA (SUPRAMA)

Disusun Oleh :
Anik Muliasari (408/001.052)
Maslikhatul Ummah (411/004.052)
Mutimmatus Sa’adah(412/005.052)
Sinta Nova Rinta(415/008.052)
Siti Munawaroh(416/009.052)
Wanda Fiesmi Cahya N.T (430/013.053)
PROGRAM KEAHLIAN :
Kimia Analisis

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NAHYADA GLOBAL


SINGOSARI-KABUPATEN MALANG
TAHUN 2018
IDENTITAS

SMK NAHYADA GLOBAL

1. Nama sekolah : SMK NAHYADA GLOBAL

2. Nama kepala sekolah : Dr. Elfi Sukaisih,Dra., M.AB.,M.M

NIP. : 19681010 199303 2 012

3. No. dan tanggal SK Kep.sekolah :YN/056/SK/IX/2013 / 26 Sept 2013

Pejabat yang mengangkat :Ketua Yayasan Nahyada, Mirza, SE.

4. Nama ketua komite sekolah :Safwan

5. Alamat sekolah

a. Jalan :Jl. Diponegoro

b. Desa/kelurahan : Ardimulyo

c. Kecamatan : Singosari

d. Kabupaten/kota : Kab. Malang

e. Provinsi : Jawa Timur

f. No.telepon/fax : (0341)

g. Kode pos : 65153

h. Website : smk-nahyadaglobal.sch.id

i. E-mail : smknahyadaglobal@gmail.com

2
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN

PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)

SMK NAHYADA GLOBAL

TAHUN 2017/2018

PEMBIMBING PRAKERIN

Mengetahui, Menyetujui,
Kepala SMK Nahyada Global Pembimbing Sekolah

Dr. Elfi Sukaisih,Dra.,M.AB.,M.M. Nuril Muhammad Zidni Amin S.Si


Pembina Tingkat I/IV/b
NIP. 19681010 199303 2 012

Mengetahui, Menyetujui,
Kepala/Pimpinan DU/DI Pembimbing Du/Di

Drs.Ec.Mohammad Imbran,SH Andy Mintarto


Personel & GA Manager

3
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyusun laporan Praktik Kerja Industri ini hingga
selesai.

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai tindak lanjut penulis dalam
melaksanakan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) serta ditunjukkan untuk
memberikan gambaran proses/kegiatan dan hasil kerja yang sesungguhnya tentang
adanya dunia kerja, sekaligus menambah pengalaman.

Penyusunan karya tulis ini didasarkan atas hasil Praktik Kerja Industri
selama 3,5 bulan, yang dimulai dari tanggal 10 Januari 2018 hingga 13April 2018
di PT. Surya Pratista Hutama (SUPRAMA) Sidoarjo. Selesainya karya tulis ini
tidak terlepas dari bantuan dan dorongan dari semua pihak secara moril maupun
materil, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan semua anugerah bagi penulis sehingga
dapat menyelesaikan laporan ini.
2. Kedua orangtua tercinta yang selalu memberikan motivasi selama
pelaksanaan Prakerin.
3. Ibu Dr. Elfi Sukaisih,Dra.,M.AB.,M.MPd. selaku kepala sekolah SMK
Nahyada Global yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan
kegiatan prakerin.
4. Bapak Nuril Muhammad Zidni Amin S.Si selaku pembimbing prakerin
sekolah.
5. Seluruh Bapak dan Ibu guru SMK Nahyada Global
6. Bapak Drs.Ec.Mohammad Imbran,SH selaku Personel & GA Manager PT.
SUPRAMA
7. Bapak Andy Mintarto selaku Pembimbing prakerin perusahaan
8. Seluruh pembimbing analisa yang telah membantu penulis selama
pelaksanaan prakerin,
9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan laporan ini.

4
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
Dengan selesainya karya tulis ini penulis mengucapkan banyak
terimakasih atas semua bimbingan dan bantuan yang telah diberikan kepada
penulis. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dan semoga laporan ini
bermanfaat.

Sidoarjo, April 2018

Penulis

5
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
DAFTAR ISI
IDENTITAS SEKOLAH.........................................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii

KATA PENGANTAR............................................................................................iv

DAFTAR ISI...........................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1. Latar Belakang Kegiatan Praktik Kerja Industri (Prakerin)......................1

1.1. Landasan Hukum Praktik Kerja Industri...................................................1

1.3. Tujuan Kegiatan Praktik Kerja Industri....................................................2

1.4. Tujuan Pembuatan Laporan Praktik Kerja Industri...................................3

1.5. Manfaat Kegiatan Praktik Kerja Industri..................................................4

1.6. Kegiatan Praktik Kerja Industri.................................................................6

1.7 Kegiatan prakter kerja industri ……………………………………………………………………….7

BAB II URAIAN UMUM.....................................................................................10

2.1. Profil Perusahaan........................................................................................10

2.2. Sejarah Singkat Berdirinya Pabrik..........................................................12

2.3. Perkembangan PT.Surya Pratista Hutama...............................................13

2.4. Logo Dan Arti.........................................................................................16

2.5. Visi Dan Misi Perusahaan.......................................................................17

2.6. Struktur Organisasi Perusahaan...............................................................17

BAB III SANITASI & KESELAMATAN KESEHATAN KERJA (K3).............19

3.1. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3).................................................19

3.2. Tujuan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)....................................21

3.3. Sanitasi....................................................................................................21

BAB IV TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................24

4.1. Pengadaan Bahan Baku Dan Bahan Tambahan..........................................24

6
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
4.2. Proses Produksi Mie................................................................................28

BAB V METODE ANALISA...............................................................................33

KADAR AIR......................................................................................................33

FFA (FREE FATTY ACID)...............................................................................37

PENETAPAN PV (PEROXIDE VALUE).........................................................40

KADAR GLUTEN.............................................................................................42

pH dan KONDUKTIVITAS..............................................................................44

TOTAL HARDNESS.........................................................................................45

BERAT JENIS PADA GARAM........................................................................46

VISKOSITAS.....................................................................................................48

ANALISA BATU BARA..................................................................................50

BAB VI WATER TREATMENT..........................................................................54

BAB VII HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN........................................54

7.1. Jadwal Prakerin...........................................................................................54

BAB VIII PENUTUP.............................................................................................58

8.1. Kesimpulan..............................................................................................58

8.2. Saran........................................................................................................58

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................67

LAMPIRAN-LAMPIRAN

7
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG KEGIATAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI


(PRAKERIN)
Prakerin atau Praktik Kerja Industri merupakan salah satu proses
pembelajaran yang dilaksanakan oleh siswa-siswi SMK pada umumnya.
Pelaksanaan Praktik Kerja Industri dilaksanakan dalam rangka
mendapatkan keahlian profesional dan meningkatkan kemampuan sesuai
dengan tuntutan dunia usaha/industri, juga siswa akan memiliki etos
kerja yang meliputi kemampuan bekerja, motivasi kerja, inisiatif,
kreatifitas, hasil kerja yang berkualitas, bertanggung jawab dan disiplin
waktu.
Dalam Praktik Kerja Industri ini, siswa diajarkan bagaimana
mengenal dunia kerja tidak hanya berupa teori, melainkan praktik
langsung. Untuk mendeteksi perkembangan para siswa di dunia
usaha/industri diperlukan suatu perangkat yang dapat memberikan
informasi tentang kualitas dan jenis kegiatan prakerin siswa. Perangkat
yang dimaksud adalah jurnal kegiatan siswa. Jurnal ini berfungsi sebagai
suatu bentuk laporan kegiatan siswa selama melaksanakan prakerin di
dunia usaha/industri.

1.2. LANDASAN HUKUM PRAKTIK KERJA INDUSTRI

Pelaksanaan Praktik Kerja Industri ini dilaksanakan berdasarkan


landasan-landasan berikut:

1.2.1 Undang-Undang No. 2 Tahun 1998 :


a. Penyelenggaraan pendidikan diselenggarakan melalui 2
jalur yaitu jalur pendidikan sekolah dan pendidikan luar
sekolah (pasal 10)

8
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
b. Pengadaan dan pendayagunaan Sumber Daya Masyarakat
atau keluarga peserta didik (pasal 33)
c. Masyarakat sebagai mitra pemerintah berkesempatan
seluas-luasnya untuk berperan serta dalam
penyelenggaraan pendidikan.
1.2.2 PP No. Tahun 1990
a. Penyelenggaraan Sekolah Menengah Kejuruan dapat
bekerja sama dengan masyarakat terutama Dunia Usaha
dan para dermawan untuk memperoleh sumber daya
dalam rangka menunjang penyelenggaraan dan
pengembangan dan pendidikan (pasal 32 ayat 1)
b. Pada Sekolah Menengah Kejuruan dalam rangka uji coba
gagasan baru yang diperlukan pengembangan pendidikan
(Pasal 32 ayat 2)
1.2.3. PP No. 39 tahun 1992
a. Peran serta masyarakat dapat berupa pemberian
kesempatan untuk magang atau latihan kerja (pasal 2)
b. Pemerintah dan masyarakat menciptakan peluang yang
lebih besar untuk meningkatkan peran serta masyarakat
dalam sistem pendidikan (pasal 8)
1.2.4. KEPUTUSAN MENDIKBUD NO. 0490-U/1992
1.2.5. UU No. 20 / 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
1.2.6. Kep. Menaker No: 285 / MEN / 1991 tentang Pelaksanaan
Permagangan Nasional
1.3. TUJUAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

Penyelenggaraan pendidikan dengan sistem ganda pada SMK


bertujuan untuk :

1. Agar siswa mampu memahami, memantapkan dan


mengembangkan pelajaran yang di dapatkan di sekolah dan
diterapkan pada Dunia Usaha/Industri,
2. Memantapkan, meningkatkan dan memperluas keterampilan yang
dimiliki oleh siswa dalam dunia kerja

9
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
3. Menumbuh kembangkan dan memanfaatkan siswa profesional
yang diperlukan siswa untuk memasuki lapangan kerja sesuai
dengan bidangnya.
4. Meningkatkan pengalaman siswa pada aspek-aspek usaha yang
potensial dalam lapangan kerja antara lain: Strukur Organisasi
Usaha, Asosiasi Usaha, Jenjang Karir, dan Menengah Usaha.
5. Sebagai sarana komunikasi antar siswa SMK dengan instansi
tempat pelaksanaan praktik kerja
6. Mengetahui teknik pengelolaan laboratorium dan analisa sampel .
7. Memberikan kesempatan kepada siswa SMK untuk beradaptasi
dengan suasana lingkungan kerja yang sebenarnya baik sebagai
pekerja mandiri terutama yang berkenaan dengan disiplin kerja
8. Memberi masukan dan umpan balik guna perbaikan dan
pengembangan pendidikan sebagaimana yang telah dijelaskan di
atas, bahwa praktik kerja industri yang dilaksanakan pada instansi-
intansi pemerintah atau swasta yang mempunyai tujuan tertentu,
yaitu meningkatkan dan memperluas pengetahuan bagi siswa
terhadap jenis-jenis lingkungan kerja
9. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan proses penyerapan
teknologi baru dari lapangan kesekolah dan sebaliknya.
10. Menjalin kerjasama dengan dunia usaha secara institutional untuk
memberikan peluang masuk dan ditempatkannya alumni.
1.4. TUJUAN PEMBUATAN LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
Adapun tujuan pembuatan laporan Praktik Kerja Industri (Prakerin)
ini adalah:
1. Peserta didik mampu mengungkapkan gagasan atau pengalaman
dalam bentuk tulisan tersusun secara sistematik atau kronologis
dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Peserta didik mampu mencari alternatif pemecahan masalah
kejuruan sesuai dengan program studinya yang terungkap dalam
laporan tertulis

10
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
3. Memberikan informasi tentang perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK) dari Dunia Usaha/Industri ke sekolah.
1.5. MANFAAT KEGIATAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
Kerjasama antara SMK dengan dunia usaha/Industri atau instansi
dilaksanakan dalam prinsip saling membantu, saling mengisi, dan saling
melengkapi untuk keuntungan bersama.
Berdasarkan prinsip ini, pelaksanaan Praktik Kerja Industri akan
memberi nilai tambah atau manfaat bagi pihak-pihak yang bekerjasama,
sebagai berikut:
1.5.1. Manfaat Bagi Industri
Penyelenggaraan Praktik Kerja Industri memberi
keuntungan nyata bagi industri antara lain:
a. Perusahaan dapat mengenal kualitas peserta prakerin yang
belajar dan bekerja di industri.
b. Perusahaan dapat memberi tugas kepada peserta prakerin
untuk kepentingan perusahaan sesuai kompetensi dan
kemampuan yang dimiliki.
c. Selama proses pendidikan melalui keja industri, peserta
prakerin lebih mudah diatur dalam hal disiplin berupa
kepatuhan terhadap peraturan perusahaan. Karena itu, sikap
peserta prakerin dapat dibentuk sesuai dengan ciri khas
tertentu industri.
d. Sebagai sarana pengenalan produk dan manajemen
perusahaan kepada lingkungan sekolah, dan masyarakat
sehingga profil dan mutu industri lebih dikenal.
e. Sebagai upaya untuk ikut serta membantu pemerintah dalam
memperbaiki kualitas SDM yang lebih baik dan terampil.
f. Sebagai sarana untuk memberikan pertimbangan dalam
menentukan kriteria tenaga kerja yang dibutuhkan oleh
instansi yang bersangkutan, dilihat dari segi SDM yang
dihasilkan sekolah.

11
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
g. Memberi kepuasan bagi dunia usaha/industri karena diakui
ikut serta menentukan hari depan bangsa melalui Praktik
Kerja Industri.
1.5.2. Manfaat Bagi Sekolah
a. Sebagai tambahan referensi berbagai metode analisis yang
dapat diterapkan pada laboratorium Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) sehingga sekolah dapat mengikuti
perkembangan teknologi saat ini.
b. Terciptanya hubungan kerjasama yang baik antara sekolah
dengan pihak perusahaan, sehingga pihak sekolah dapat
menyalurkan siswa-siswinya untuk tahun-tahun berikutnya
agar dapat melakukan Praktik Kerja Industri pada
perusahaan.
c. Sebagai bahan masukan dan evaluasi program pendidikan di
SMK Nahyada Global untuk menghasilkan tenaga-tenaga
terampil sesuai dengan kebutuhan pelayanan publik.
1.5.3. Manfaat Bagi Peserta Didik
a. Menambah pengetahuan dan sebagai sarana mengasah
kemampuan disamping teori dan ilmu yang didapatkan dari
sekolah.
b. Menambah wawasan dan pengalaman selaku generasi muda
yang dididik untuk siap terjun langsung di masyarakat
khususnya di dunia kerja.
c. Meningkatkan kreatifitas dan keterampilan peserta didik.
d. Sebagai persiapan untuk menghadapi persaingan dan
tantangan dalam menghadapi permasalahan yang timbul di
dunia kerja
e. Hasil belajar peserta didik akan lebih bermakna, karena
setelah tamat akan betul-betul memiliki keahlian profesional
sebagai bekal untuk meningkatkan taraf hidupnya dan
sebagai bekal untuk pengembangan dirinya secara
berkelanjutan. Keahlian profesional yang diperoleh dapat

12
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
mengangkat harga diri dan rasa percaya diri tamatan, yang
selanjutnya akan mendorong mereka untuk meningkatkan
keahlian profesionalnya pada tingkat yang lebih tinggi.
1.6. KEGIATAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
1.6.1. Tahap Adaptasi (Penyesuaian)
a. Pengenalan dunia industri yang meliputi kegiatan produksi
b. Pengenalan lingkungan sosial industri yang meliputi tata
tertib/peraturan
c. Bobot waktu yang digunakan adalah sekitar 5-10% dari total
waktu pelatihan
1.6.2. Tahap Induksi
a. Pembentukan sikap kerja yang proporsional dengan
melakukan pelatihan kerja sebagaimana pekerja industri
sesuai dengan tuntutan dunia kerja
b. Pembentukan rasa tanggung jawab terhadap seluruh aspek
dalam kegiatan pelatihan di industri yang meliputi:
kebersihan, keselamatan kerja, serta seluruh fasilitas yang ada
c. Penghayatan terhadap unsur-unsur keselamatan kerja sesuai
dengan tuntutan profesinya
d. Bobot waktu yang digunakan sekitar 10-20% dari total waktu
pelatihan
1.6.3. Tahap Elaborasi (Pelaksanaan)
a. Penyesuaian diri untuk kemudian ikut melaksanakan kegiatan
analisa secara menyeluruh di industri
b. Bobot yang digunakan berkisar 70%dari total waktu pelatihan
1.7. RUANG LINGKUP
Adapun ruang lingkup masalah dalam pembahasan laporan Praktik
Kerja Industri adalah sebagai berikut:
1. Sejarah pendirian PT Surya Pratista Hutama
2. Sistim managemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) yang
di terapkan di PT Surya Pratista Hutama
3. Proses produksi PT Surya Pratista Hutama

13
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
4. Kajian pustaka tentang mie
5. Metodologi analisa (mie, air proses, tepung, minyak)
6. Hasil analisa dan pembahasan mie.
1.8. PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
1.8.1. Profil Peserta Praktik Kerja Industri
Berikut adalah data siswa yang mengikuti kegiatan
prakerin:
a. Nama : Anik Muliasari
b. Kelas : XI
c. Program Keahlian : Kimia Analisis
d. Tempat, Tanggal Lahir : Probolinggo,11 Juni 2000
e. NIS : 408/001.052

a. Nama : Maslikhatul Ummah


b. Kelas : XI
c. Program Keahlian : Kimia Analisis
d. Tempat, Tanggal Lahir : Malang, 18 Februari 2001
e. NIS : 411/004.052

a. Nama : Mutimmatus Sa’adah


b. Kelas : XI
c. Program Keahlian : Kimia Analisis
d. Tempat, Tanggal Lahir : Pasuruan, 09 September 2001
e. NIS : 412/005.052

a. Nama : Sinta Nova Rinta


b. Kelas : XI
c. Program Keahlian : Kimia Analisis
d. Tempat, Tanggal Lahir : Malang, 17 November 2000
e. NIS : 415/008.052

14
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
a. Nama : Siti Munawaroh
b. Kelas : XI
c. Program Keahlian : Kimia Analisis
d. Tempat, Tanggal Lahir : Malang 04 April 2000
e. NIS : 416/009.052

a. Nama : Wanda Fiesmi Cahya Ning Tyas


b. Kelas : XI
c. Program Keahlian : Kimia Analisis
d. Tempat, Tanggal Lahir : Malang, 25 Februari 2001
e. NIS : 430/013.053

1.8.2. Profil Sekolah Asal


Berikut adalah data sekolah asal siswa prakerin:
a. Nama Sekolah : SMK Nahyada Global
b. Nama Kepala Sekolah : Dr. Elfi Sukaisih,Dra.,
M.AB.,M.M.
c. NIP : 19681010 199303 2 012
d. Alamat Sekolah : Jl. Diponegoro Ds. Ardimulyo,
Singosari, Kab. Malang
e. No. telepon/fax : (0341)
f. Kode Pos : 65153
g. Website : smk-nahyadaglobal.sch.id
h. Email :smknahyadaglobal@gmail.com
1.8.3. Profil Perusahaan
Berikut adalah data singkat Perusahaan tempat pelaksanaan
Praktik Kerja Industri:
a. Nama Perusahaan : PT. Surya Pratista Hutama
b. Alamat Perusahaan :
c. Telp :
d. Bidang Usaha :
1.8.4. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

15
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
Sesuai dengan kesepakatan yang telah di buat PT Surya
Pratista Hutama dengan SMK Nahyada Global, Praktik Kerja
Industri dilaksanakan sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Tempat : Laboratorium PT Surya Pratista Hutama
b. Waktu : 10 Januari–12April 2018
c. Pembimbing : 1.Andy Mintarto

(Pembimbing pihak industri)

2.Nuril Muhammad Zidni Amin S.Si

(Pembimbing pihak sekolah)

d. Jam Praktik : 08.00 - 15.00 WIB


14.00 - 21.00 WIB

16
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
BAB II

URAIAN UMUM

2.1. PROFIL PERUSAHAAN

2.1.1.Tinjauan Umum

Salah satu produk industri hasil pertanian adalah mie. Mie


merupakan salah satu produk olahan yang terbuat dari bahan dasar
gandum (tepung terigu).

Ada beberapa jenis mie yaitu mie segar atau mie mentah, mie
basah, mie kering, dan mie instan. Mie segar atau mie mentah adalah
mie yang tidak mengalami proses tambahan setelah pemotongan dan
mengandung kadar air sekitar 35%. Mie basah adalah jenis mie yang
mengalami proses perebusan setelah tahap pemotongan dan
mengandung kadar air 52%. Mie kering adalah mie segar yang telah
dikeringkan hingga kadar airnya mencapai 8-10%. Sedangkan mie
instan adalah mie yang dihasilkan dari proses penggorengan setelah
diperoleh mie segar sehingga kadar airnya 5-8%.

Berdasarkan proses pengeringan, mie dibedakan menjadi dua


yaitu, mie fry dan mie dry. Pengeringan mie fry menggunakan minyak
goreng sebagai media pengeringan (instan atau fried noodle).
Sedangkan mie dry pengeringannya menggunakan udara panas (dried
noodle). Ditinjau dari gizinya, mie dapat digunakan sebagai pengganti
nasi, makanan tambahan atau sebagai cadangan pangan darurat.

17
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
Komponen Mie kering Mie basah Nasi putih
Kalori (kal) 337.000 86,00 178,00
Air (gr) 26,00 80,00 57,00
Protein (gr) 7,90 0,60 2,10
Lemak (gr) 11,80 3,30 0,1
Karbohidrat (gr) 50,00 14,00 40,60
Kalsium (mg) 49,00 14,00 5,00
Fosfor (mg) 47,00 13,00 22,00
Besi (mg) 2,80 0,50 0,50
Vitamin A (SI) 0,00 0,00 0,00
Vitamin B (SI) 0,00 0,00 0,00
Tabel 2.1 Perbandingan Kimia mie kering, mie basah, dan nasi
putih

Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 2974-1996,


mie kering didefinisikan sebagai produk makanan kering yang dibuat
dari terigu dengan penambahan bahan makanan lain dan
tambahanmakanan yang diijinkan, berbentuk khas mie.

Tepung terigu merupakan bahan dasar pembuatan mie. Tepung


terigu diperoleh dari biji gandum (Triticum Vulgare) yang digiling.
Keistimewaan diantara serelia lainnya adalah kemampuannya
membentuk gluten pada saat terigu dibasahi dengan air. Sifat elastis
glutein pada adonan mie menyebabkan mie yang dihasilkan tidak
mudah putus pada proses pencetakan dan pemasakan.

2.1.2. Lokasi Pabrik

Lokasi pabrik sangat penting bagi perusahaan karena


penempatan pabrik padalokasi yang tepat akan sangat menunjang
didalam perkembangan perusahaan dan mendatangkan keuntungan
tersendiri bagi perusahaan antara lain dalam posisi persaingan,
pengadaan bahan, kemampuan pelayanan terhadap konsumen.
Penentuan lokasi yang tepat akan meminimumkan beban biaya jangka
pendek maupun jangka panjang dan ini akan meningkatkan daya saing

18
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
perusahaan. PT Surya Pratista Hutama menempati tanah seluas 38.462
2 2
m dengan luas bangunan 30.552 m dan berlokasi di Jl. Raya Suko
Desa Suko Sidoarjo Jawa Timur. Berikut adalah batas-batas lokasi
dari pabrik tersebut:

Batas sebelah utara : Lahan kosong milik PT Surya Pratista Hutama

Batas sebelah timur : Jl. Raya Sidoarjo

Batas sebelah selatan : Perumahan Desa Suko

Batas sebelah barat : Lahan kosong

Pemilihan lokasi PT Surya Pratista Hutama bisa dikatakan


cukup strategis karena telah memenuhi beberapa faktor dalam
pemilihan lokasi PT Surya Pratista Hutama adalah sebagai berikut:

a. Bahan baku
b. Sumber tenaga kerja
c. Transportasi
d. Pasar
e. Utilitas

2.2. SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA PABRIK

PT. Surya Pratista Hutama merupakan perusahaan yang bergerak


dibidang industri makanan khususnya mie instan dan mie kering.

Perusahaan ini merupakan perusahaan keluarga yang pada mulanya


bernama sampindo dan berdiri pada tahun 1972, yang didirikan oleh “Bapak
Ateng Sulistiono” yang berlokasi di daerah Jenggolo. Pada awalnya PT.
Sampindo hanya memiliki satu mesin dengan 20 pekerja.

Pada tahun 1990 PT. Sampindo pindah lokasi ke Desa Suko


Sidoarjo, karena pabrik semakin berkembang, maka pabrik tidak dapat di
kelola sendiri lagi, sehingga pada tahun 1997 PT. Sampindo bekerjasama
dengan PT. Heinz yang merupakan perusahaan makanan multi nasional
yang berkantor pusat di pittsburgh USA, dengan saham PT. Sampindo 80%

19
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
dan PT. Heinz 20% kemudian berganti nama menjadi PT. Surya Pratista
Hutama (Suprama) dan pada tahun 1997 mulai memproduksi mie untuk di
ekspor.

Sejak tahun 2000 perusahaan ini menjadi PMA dengan nama PT.
Heinz Suprama yang dipimpin oleh seorang presiden direktur dengan saham
80% milik PT. Heinz dan 20% milik PT. Surya Pratista Hutama. Sejak 1
April 2002, perusahaan memiliki beberapa anak cabang yang terbesar,
diantaranya Surabaya, Malang, Madiun, Semarang, Banjarmasin, dan
Yogyakarta. Pada tahun 2006 PT. Heinz Suprama diambil alih kembali oleh
PT. Surya Pratista Hutama (Suprama) yang dipimpin oleh Pesiden Direktur
(Bapak Djuana Sulestio) dengan harapan PT. Surya Pratista Hutama akan
semakin maju dan berkembang kearah yang lebih baik.

2.3. Perkembangan PT.Surya Pratista Hutama

Perkembangan PT. Surya Pratista Hutama meliputi beberapa


periode, yaitu:

Tahun 1972-1997

PT. Sampindo merupakan perusahaan yang dikelola oleh


managemen keluarga dengan struktur organisasi yang sederhana, karena
secara langsung dikendalikan oleh pemilik usaha mulai dari bidang
produksi, marketing, R&D, dan keuangan. Pada jangka waktu tersebut,
belum ada penerapan sistem menejemen modern kepada karyawan seperti:
training, penerapan sistem menejemen mutu dan peraturan standart yang
lain. Tetapi dalam perkembangannya, PT. Sampindo memperbesar usahanya
dari 1 line mesin yang digunakan menjadi 6 line mesin mie 2 line mesin
snack sampai dengan akhir tahun 1997. PT. Sampindo memproduksi mie
dan snack berkualitas tinggidengan komitmen mengutamakan kualitas, nilai,
dan rasa yang bermutu, bisnis bertumbuh dengan baik melalui produk paling
populer mie telur kering merk “Burung Dara”. Di tahun 1989, seiring
dengan perubahan zaman yang semakin maju dan permintaan dari
konsumen yang terus meningkat, maka PT. Sampindo berpindah lokasi dan

20
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
memulai produksi beragam mie instan merk Surya mie dan produk snack.
Dengan 6 hektar area produksi yang mempekerjakan lebih dari 1000
pegawai dan 30 armada, PT. Sampindo adalah salah satu perusahaan dengan
kapasitas produksi terbesar di Indonesia Timur. Produk didistribusikan ke
seluruh Jawa dan seluruh cabang di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dll.

Tahun 1997-2006
Pada bulan Juli 1997 PT. Sampindo melakukan kerjasama dengan
Heinz USA dengan status PMA dan berubah nama menjadi PT. Heinz
Suprama dan memulai ekspansi produk di pasar internasional. Manajemen
dan integritas organisasi produk kualitas dan efisiensi teknologi semakin
ditingkatkan untuk memperluas cakupan produk di pasar lokal dan
internasional dalam masa kerjasama ini. Kerjasama yang dijalani dengan
Heinz menyebabkan struktur organisasi perusahaan mengalami perubahan
kearah yang lebih modern dengan melibatkan tenaga kerja profesional yang
ahli dalam bidang penerapan sistem manajemen mutu dan keamanan pangan
disamping bidang-bidang yang lainnya seperti produksi, marketing, sales
dan distribusi, HRD, R&D, serta keuangan. Perubahan manajemen
perusahaan ini sangat menguntungkan karyawan terutama dari sisi
pengetahuan dalam semua bidang dan perkembangan pasar ekspor dengan
standar kerja internasional.
Pada bulan Oktober 2006 Heinz berkeinginan kembali kepada core
bisnisnya (saus, kecap, sirup, dll), sehingga menjual semua sahamnya
kepada pemilik lama perusahaan dan namanya berubah kembali menjadi
PT. Surya Pratista Hutama.

Tahun 2007-2015
Pengalaman-pengalaman usaha dan konsep manajemen usaha yang
telah didapat ketika dahulu bekerja sama dengan Heinz membuat PT. Surya
Pratista Hutama kini lebih mengakomodasi sistem manajemen modern
dengan visi dan misi yang jelas dengan motto utama “tomorrow will be
better” yang disosialisasikan kepada setiap karyawan agar dapat

21
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
memberikanmakna dan menjalin hubungan kerja yang harmonis antara
karyawan tetapi tetap mengedepankan unsur produktivitas dan efektifitas.
Komitmen manajemen yang baik serta memperbaiki kualitas pekerja
dan sistem kerja masing-masing departemen terutama produksi dan
marketing membuat PT. Surya Pratista Hutama berkembang lebih baik.
Sampai saat ini, PT. Suprama terus memposisikan diri sebagai produsen
produk mie dan snack terpercaya yang berkualitas dan berkomitmen tinggi.
Pada awal tahun 2010, PT. Surya Pratista Hutama melakukan proses
sertifikasi ISO 22000 menyangkaut sistem manajemen keamanan pangan
dan melakukan ekspresi pasar secara nasional dan internasional dengan
tetap menjalin hubungan dengan Heinz sebagai pihak copacker. Sesuai
dengan visi misi perusahaan dan mottonya “Tomorrow Will Be Better” PT.
Surya Pratista Hutama akan selalu terus berkembang.

Tahun 2016-sekarang
Pada tahun 2016 PT. Surya Pratista Hutama membuka pabrik baru di
daerah Jawa Tengah tepatnya di Mijen, Demak.
PT. Suprama memilliki cabang di daerah sebagai berikut :
1. Surabaya
2. Madiun
3. Jember
4. Yogyakarta
5. Semarang
6. Banjar
7. Bekasi
8. Palembang
9. Malang
10. Kediri
11. Bandung
12. Bali
13. Cianjur
14. Tegal

22
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
15. Serang

2.4. LOGO DAN ARTI


2.4.1. Logo PT. Surya Pratista Hutama
SUPRAMA adalah kependekan dari Surya Pratista Hutama,
yang mempunyai arti sebagai berikut:
Surya : Matahari yang menandakan kehidupan yang cerah
Pratista : Rumah atau tempat tinggal yang besar dan asri
sehingga nyaman untuk ditinggali
Hutama : Yang diutamakan atau terutama
Jadi makna atau arti dari Surya Pratista Hutama adalah
tempat utama yang nyaman untuk bekerja demi mewujudkan masa
depan yang lebih cerah .
Identitas Suprama bisa kita kenali dengan melihat logo yang
ada pada gambar:

Gambar 2.1

2.4.2. Arti Logo :


1. Batang gandum : Menunjukkan keberadaan fisik Suprama,
bahan baku utama keberlangsungan
berasal dari gandum.
2. Daun : Konsumen sebagai penopang Suprama
3. Tulisan Suprama : SDM sebagai pondasi keberlangsungan
Suprama

23
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
2.5. VISI DAN MISI PERUSAHAAN
2.5.1. Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan mie dan makanan alternatif yang terbaik
di Indonesia dan diakui oleh pasar Dunia.

2.5.2. Misi Perusahaan


Menghasilkan produk makanan berkualitas dengan harga
terjangkau dan mudah diperoleh konsumen sehingga menghasilkan
manfaat yang berkelanjutan bagi stakeholder.
2.5.3. 7 Nilai (Super Seven)
1. Integritas:
Penuh dedikasi, kejujuran, bersikap sebenarnya,
bertindak menurut etika, menjaga kehormatan dan nama baik
serta menerapkan kebenaran.
2. Komitmen:

Ketepatan memegang janji, memegang apa yang


disampaikan serta melakukan dan bertanggungjawab
terhadap apa yang dilakukan.

3. Kerjasama Terpadu:

Melakukan tindakan bersama untuk mencapaitujuan


dengan membangkitkan dukungan(motivator), saling
percaya, toleransi terhadapkonflik, koordinatif, partisipatif,
dan integrasi.

4. Inovasi:

Berani membuat perubahan, menghasilkan produk yang


berbeda dan menghasilkan pemikiran baru.

5. Perbaikan Berkesinambungan:

Memikirkan dan melakukan perbaikan secara terus-


menerus pada proses, system, produk, saranapendukung dan
kualitas SDM

24
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
6. Peduli:

Peka terhadap kebutuhan orang lain, sanggup


merasakan perasaan orang lain dan menempatkan pada
keadaan orang lain

7. Berkembang Bersama:

Berkembang bersama pelanggan, karyawan dan


perusahaan, serta orientasi pertumbuhan bisnis.

2.6. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN

Suatu usaha dapat dikelompokkan dalam beberapa bentuk


kepemilikan usaha, antara lain perusahaan perorangan, perseroan
komanditer (CV) dan perseroan terbatas.

Adapun struktur organisasi yang terdapat di PT. Surya Pratista


Hutama yaitu sebagai berikut:

25
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
PRESIDENT
DIRECTOR
MANAGEMENT DIRECTOR’S SECRETARY
DEVELOPMENT DIVISION

FSTL INTERNAL AUDIT


DEPT

MANUFACTURIN HRD FINANCE DIVISION Export Research Sales &


G DIVISION Division and Marketing
Develop Division
ment
Personal & Export division
Training &
Development GA Dept Finance AAO IT Dept
Prod Eng Lab.QC PPIC
&EHS Dept Dept Dept Dept
Dept Dept
Dept Dept

Tax Produc Product S&M


Accounting Section t Development Secretary
Dept
Warehouse Design Dept
& Logistic Dept
Dept

Marketing Sales
Dept Dept
(RBM)

19
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
1. President Director
 Membantu dan meamastikan implementasi dari kebijakan dan
sasaran mutu dan keamanan pangan
 Memastikan ketersediaan semua sumber daya yang medukung
sistem manajemen keamanan pangan
2. FSTL
 Memastikan sistem manajemen keamanan pangan yang telah
ditetapkan, diimplementasikan, dikembangkan dan dipelihara dan
diperbaharui dengan efektif
 Melakukan validasi, vertifikasi dan evaluasi dari sistem manajemen
keamanan pangan diantaranya dengan audit internal berkala.
3. GM Manufacturing
 Mengimplementasikan dan memelihara seluruh aspek operasional
manufacturing untuk mencapai persyaratan mutu dan keamanan
pangan
4. GM Sales & Marketing – GM export
 Memastikan produk yang dikirimkan kepada pelanggan sesuai
dengan kebutuhan pelanggan
 Mengumpulkan kebutuhan oelanggan dengan akurat yang dicatat
pada project brief untuk produk baru dan varian baru
 Memastikan penanganan keluhan pelanggan ditangani efektif
5. Product Development Manager
 Mengembangkan produk sesuai dengan kebutuhan pelanggan
dengan efektif dan efisien
 Menerbitkan standar/spesifikasi bahan baku, bahan penunjang,
proses dan produk jadi.
6. Finance Manager/ Purchasing
 Memastikan bahan dan jasa yang diperoleh sesuai dengan spesifikasi
dari supplier yang telah diseleksi dan dievaluasi kinerjanya
7. PPIC Manager

20
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
 Memastikan perencanaan produksi dan inventory control realisasi
produk yang aman
 Melakukan seleksi dan evaluasi supplier untuk memastikan bahan
baku dan penunjang yang dikirim sesuai dengan persyaratan
8. Production Manager
 Memastikan proses realisasi produk yang aman dilakukan dengan
efektif (sesuai dengan persyaratan) dan efesien
9. LAB-QC-EHS Manager
 Memastikan mutu bahan baku, bahan penunjang serta steam dan air
proses, selama proses dan produk akhir sesuai dengan spesifikasi
 Memastikan keluhan pelanggan ditangani dengan efektif dan
tindakan perbaikan dilakukan dengan tepat
 Memastikan pengendalian hama di area perusahaan dilakukan
dengan tepat dan efektif
 Memastikan kalibrasi dan vertifikasi alat ukur dan pengujian
 Merencanakan dan mengendalikan penerapan dan metoda dan
lingkungan kerja yang sesuai dengan persyaratan kesehatan,
keselamatan kerja dan lingkungan hidup
 Memastikan pembersihan dan sanitasi area proses dilakukan dengan
tepat dan efektif
 Komunikasi dengan istansi pemerintahan terkait BPOM, MUI untuk
pengurusan halal dan kesesuaian dengan persyaratan/regulasi
nasional
10. Enginering Manager
 Memastikan perbaikan dan perwatan dari fasilitas produksi
dilakukan dengan efektif dan efisien
 Memastikan ketersediaan energi listrik, steam dan air yang sesuai
dengan persyaratan untuk proses produksi
11. Training Development Manager
 Melakukan seleksi penerimaan karyawan baru
 Menyelenggarakan pelatihan pada semua karyawan untuk mencapai
kompetensi yang ditentukan

21
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
12. Personal & GA Manager
 Memastikan seluruh karyawan telah mengikuti medical screening
 Memastikan keamanan dan ketertiban di lokasi perusahaan untuk
menjaga keamanan produk dan aset perusahaan

22
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
BAB III
SANITASI & KESELAMATAN KESEHATAN KERJA (K3)

3.1. PENDAHULUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yakni, keselamatan yang
berkaitan dengan alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, tempat kerja
dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. K3 juga sebagai
sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat, dan kematian sebagai
akibat dari kecelakaan kerja.
Di Indonesia, banyak perusahaan menganggap masalah K3 adalah
masalah ringan yang tidak perlu focus untuk menerapkan manajemen K3
secara khusus. Hingga saat ini, Indonesia masih memiliki tingkat
keselamatan kerja yang rendah jika dibandingkan dengan negara-negara
maju yang telah sadar betapa pentingnya regulasi dan peraturan tentang K3
ini untuk diterapkan. Kesadaran hal ini masih sangat rendah baik itu mulai
dari pekerja hingga perusahaan atau pemilik usaha. Regulasi ini sangat
penting untuk dilaksanakan dan dipatuhi dalam dunia kerja karena dapat
mendatangkan manfaat yang positif untuk meningkatkan produktivitas
pekerja dan mampu meningkatkan probability usia kerja karyawan dari
suatu perusahaan menjadi lebih panjang.
Pemerintah sebenarnya telah mengeluarkan aturan yang cukup tegas
dan cukup jelas tentang regulasi keselamatan dan kesehatan kerja yang
harus diterapkan oleh perusahaan-perusahaan yang beroperasi di tanah air.
Diantaranya dengan mengeluarkan berbagai peraturan K3 sebagai berikut :
1. Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1970 Nomor 1,
Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1918).
2. Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39,
Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279)
3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentan pemerintahan daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,

23
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437),
sebagaimana telah beberapa kali diubah, berakhir dengan undang-
undang Nomor 12 Tahun 2008(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4737),sebagaimana telah beberapa kali diubah,
berakhir dengan undang-undang No. 12 tahun 2008 (lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
4. Peraturan pemerintah no. 38 tahun 2007 tentang Pembagian urusan
pemerintahan antara pemerintah, pemerintahan daerah provinsi, dan
pemerintahan daerah kabupaten/kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4737);
5. Keputusan Presiden Nomor 84 Tahun 2009 tentang pembentukan
kabinet Indonesia bersatu II.
6. Keputusan menteri tenaga kerja Nomor KEP. 425/MEN/1990 tentang
Hari Keselamatan dan Kesehatan kerja Nasional
7. Peraturan menteri tenaga kerja dan Transmigrasi Nomor PER.
05/MEN/IV/2007 tentang organisasi dan tata kerja departemen tenaga
kerja dan transmigrasi, sebagaimana telah diubah terakhir dengan
peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi nomor
PER.14/MEN/VIII/2008.
Oleh karena itu, sudah saatnya aturan K3 diterapkan dengan baik
untuk meminimalisir kemungkinan-kemungkinan buruk yang tidak dapat
diprediksi. Penerapan dengan baik akan regulasi keselamatan dan kesehatan
kerja bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga tanggung jawab
semua elemen yang terlibat di dalamnya seprti pihak perusahaan atau
wirausaha, pekerja dan masyarakat secara keseluruhan.
International Labour Organization (ILO) memperkirakan di
seeluruh dunia ada 6000 pekerja kehilangan nyawa setiap hari akibat
kecelakaan, luka-luka, dan penyakit akibat resiko kerja. Selain itu, setiap
tahun 270 juta pekerja menderita luka parah dan 160 juta lainnya mengalami
penyakit jangka panjang ataupun pendek terkait dengan pekerjaan mereka.

24
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
3.2. TUJUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan
pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi dan
produktivitas nasional
2. Menjamin Keselamatan setiap orang yang berada di tempat kerja
tersebut
3. Memelihara sumber produksi agar dapat digunakan secara aman dan
efisien

3.3. SANITASI
Sanitasi adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja untuk
membudayakan kebersihan. Tujuan dari sanitasi adalah untuk menjamin
kebersihan fisik dan lingkungan serta meningkatkan kesehatan. Metode
yang digunakan pada sanitasi adalah 5R yaitu :
1. Ringkas : Menata atau menyingkirkan barang yang tidak
digunakan
2. Rapi : Memudahkan pencarian
3. Resik : Bersih
4. Rawat : Menjaga kebersihan secara terus menerus
5. Rajin : Membiasakan diri untuk menjaga dan merawat
lingkungan sekitar.

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam sanitasi :

1. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan sangat mempengaruhi keberhasilan sanitasi.
Kemungkinan bermasalah adanya hewan-hewan sumber kontaminasi,
seperti tikus, serangga, kucing.
2. Faktor Infrastruktur
Faktor infrastruktur yang meliputi bangunan dan fasilitas
seperti air bersih menentukan pula proses kebersihan sanitasi.
Kemungkinan bermasalah dengan tempat bangunan produksi, dimana
bangunan yang ada kurang representatif untuk tempat pengolahan
pangan dan tempat cuci tangan.

25
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
3. Faktor Pengetahuan Tenaga Kerja Pengolahan Pangan
Faktor kurangnyapengetahuan karyawan pengolahan pangan
mengenai pentingnya praktek fantasi turut mempengaruhi kebersihan.
Karyawan yang mengelola pangan harus memiliki pengetahuan yang
cukup mengenai sifat pangan yang ditangani. Rendahnya pengetahuan
pengolah pangan akan berdampak terhadapproduk yang dihasilkan.

Hal- hal yang terpenting dalam sanitasi :

1. Upaya mencuci tangan sebelum masuk ke tempat produksi


2. Menjaga lingkungan sumber air agar tetap bersih
3. Menjaga kebersihan toilet
4. Menjaga kebersihan mesin produksi
5. Upaya mencegah terjadinya kontaminasi
6. Memantau kebersihan wilayah perusahaan
7. Memantau kondisi dan kelayakan fasilitas yang ada

Ada 3 bahaya yang tidak boleh terjadi di PT. SUPRAMA yaitu :

1. Fisik (batu, logam, dll)


2. Kimia
3. Biologi

Alat dan bahan Sanitasi :

Alat :

1. Sapu
2. Kain pel
3. Trolley pel
4. Kemoceng
5. Kanebo

Bahan :

1. FC 10 : Untuk pembersih lantai agar tidak kontaminasi dan tidak


menimbulkan bau

26
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
2. FC 20 N : Untuk perawatan stainless (mesin), pembersih body
mesin dari minyak, oli, dan grase
3. FC 2075 (handsoap) : untuk mencuci tangan
4. FC 1000 (prostec) : untuk pembersih kerak di toilet atau
washtafle
5. FC 30 : Pencuci alat kerja (gelas dan piring)

27
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

4.1. PENGADAAN BAHAN BAKU DAN BAHAN TAMBAHAN


a. Bahan baku
Bahan baku utama yang digunakan untuk proses produksi mie
adalah tepung terigu. Terigu berasal dari bahasa Portugis “trigo” yang
berarti “gandum”. Tepung terigu mengandung banyak zat pati, yaitu
karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air. Tepung terigu juga
mengandung protein dalam bentuk glutein yang berperan dalam
menentukan kekenyalan makanan yang terbuat dari bahan terigu.
Tepung terigu juga berasal dari gandum, bedanya tepung terigu
berasal dari biji gandum yang dihaluskan, sedangkan tepung gandum
utuh (whole wheat flour) berasal dari gandum beserta kulit arinya
yang ditumbuk. Keistimewaan terigu diantaraserelia lainnya adalah
kemampuannya membentuk glutein pada saat terigu dibasahi dengan
air. Sifat elastis glutein pada daonan mie menyebabkan mie yang
dihasilkan tidak mudah putus pada proses pencetakan dan pemasakan.
Tepung terigu yang digunakan oleh PT. Surya Pratista Hutama dalam
pembuatan mie ada 3 jenis yang dibedakan berdasarkan kandungan
proteinnya yaitu jenis :
1. Soft Flour : Kandungan protein min. 21%
2. Medium Flour : Kandungan protein min. 29%
3. Hard Flour : Kandungan Protein min. 35%

Alasan digunakannya tiga jenis tepung terigu yang berbeda ini


dikarenakan penyesuaian terhadap kualitas mie yang akan diproduksi
serta target pemasarannya karena hal tersebut juga memberikan
pengaruh terhadap harga jual produk.

28
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
Tepung Soft Min Tepung Medium Min
Tepung Hard Min 35%
21% 29%
Type E Agung Peacock biru
Mila Serdadu jingga Falcon magenta
Seagull Serdadu Merah Kantil
Tabel 4.1 Contoh Jenis Tepung
b. Bahan tambahan
Bahan tambahan yang digunakan di PT. Surya Pratista Hutama
terdiri dari:
1) Larutan Alkali
Larutan alkali yang ditambahkan pada proses mixing
terdiri dari komposisi yang berbeda untuk setiap varian mie
yang dibuat. Fungsi larutan alkali dalam pembuatan mie instan
adalah untuk menguatkan adonan agar dapat mengembang
dengan baik, mempercepat proses gelatinisasi, meningkatkan
kehalusan tekstur mie dan meningkatkan viskositasi adonan
yang akan memperbaiki kekenyalan mie. Beberapa bahan yang
digunakan dalam pembuatan larutan alkali diantaranya adalah :
a) Zat warna
Zat warna yang digunakan dalam PT. Surya
Pratista Hutama dalam produksi mie adalah Tartazine CI
19140. Tartazine CI 19140 yang merupakan pewarna dari
golongan FD&C Colour (Food Drug&Cosmetic Act) yang
merupakan zat pewarna yang telah diizinkan untuk
digunakan dalam makanan, obat-obatan dan kosmetik.
Penggunaan tartazine bertujuan untuk memberikan warna
kuning sehingga warna mie yang dihasilkan menjadi lebih
menarik.
b) Garam Dapur (NaCl)
Garam berfungsi sebagai penguat adonan,
memperlambat kebasian, dan memberikan rasa pada mie.
Garam merupakan parameter yang sangat penting dalam
proses pembuatan dry noodle. Garam yang ditambahkan
berkisar 0-8% tergantung dari jenis mie yang akan dibuat.

29
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
Fungsi garam :
 Pemberi rasa
 Menguatkan gluten dalam adonan
 Mencegah aktivitas enzim selama proses produksi
 Mengontrol kecepatan pengeringan /penguapan air
pada pada permukaan mie.
 Mengontrol kestabilan adonan.
c) Garam Karbonat
Garam karbonat yang digunakan dalam pembuatan
mie adalah Natrium Karbonat ( Na2 CO 3) dan kalium
karbonat ( K 2 CO3 ). Garam karbonat berfungsi untuk
meningkatkan PH adonan mie hingga mencapai10-11
karena pembentukan gel selama proses gelatinisasi
dipengaruhi oleh PH adonan. Pada PH 10, kecepatan
pembentukan gel lebih cepat daripada PH 4-7. Menurut
merck index (1994), natrium karbonat dan kalium
karbonat dapat meningkatkan PH hingga 11,6. Proses
pembentukan gel yang tepat diperlukan pada pembuatan
mie kering karena adonan mie hanya mengalami proses
steaming selama 1,5 menit pada suhu 100ºC
2) Air
Air adalah bahan nomor dua setelah tepung terigu.
Diperukan untuk memudahkan penyebaran bahan-bahan alkali
dan garam. Air juga sangat penting dalam proses mixing karena
proses pengembangan dari gluten sangat dipengaruhi oleh
kualitas dan kuantitas air.
Fungsi utama air :
 Membasahi fase tepung kering
 Membentuk gluten
 Membentuk adonan yang fleksibel sehingga dapat di
sheeting.

30
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
Jumlah air yang ditambahkan akan mempengaruhi sifat
konsistensi adonan, elastisitas dan ekstenbilitas adonan. Jika air
yang ditambakan terlalu sedikit maka tekstur mie terlalu
berpori/kering dan menyebabkan mie menjadi patah-patah. Jika
terlalu banyak air maka akan menyebabkan adonan terlalu basah
dan lengket pada saat sheeting, serta membutuhkan waktu yang
lama dalam proses pengeringannya.

Kualitas air ditentukan oleh pH, gas terlarut didalamnya,


bahan organic dan mineral. Jenis air yang cocok untuk
pembuatan mie adalah air dengan kandungan mineral yang
rendah, kandungan bahan organic sedikit, dan pH netral. Adanya
besi, kalsium, dan magnesium dalam air menyebabkan proses
hidrasi tepung menjadi tidak seragam. Zat besi dapat
mempercepat proses ketengikan dan off colour/ warna yang
menyimpang. Air yang digunakan 30% dari tepung terigu yang
digunakan.

3) Minyak Goreng
PT. Surya Pratista Hutama memproduksi dua jenis mie,
yaitu mie instan (fry) dan mie kering (dry). Minyak goreng
hanya digunakan pada proses pembuatan mie instan yang
mengalami proses penggorengan. Sedangkan mie kering hanya
mengalami proses drying tanpa menggunakan minyak. Fungsi
dari minyak goreng adalah sebagai media penggorengan mie,
penghantar panas, menambah rasa gurih dan kalori dalam bahan
makanan. Minyak yang digunakan adalah minyak sawit. Minyak
goreng digunakan pada proses pembuatan mie secara frying.
4) Bahan Pengemas
Pengemasan primer merupakan bahan pengemasan yang
langsung kontak dengan bahan pangan. PT. Surya Pratista
Hutama menggunakan pengemas primer yang terbuat dari
plastik jenis OPP (Oriented Poly Prophylen), BPDP (Beoriental
Poly Density Prophylene), PET (Polyphoster), LLDPE (Low

31
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
Linear Density Polyethilene). Bahan pengemas primer di
supplay dari PT. Indopack & PT. Voda Indonesia.
Pengemas sekunder adalah pengemas yang tidak kontak
langsung dengan produk. Fungsi kemasan sekunder adalah
untuk melindungi kemasan primer, memberi informasi kepada
konsumen mengenai jumlah dan kondisi produk. Pengemasan
sekunder ini terbuat dari bahan PP (Polyphopiline). Bahan
pengemas sekunder di suplay dari PT. Wijaya Sentosa & PT.
CMI.
c. Penyimpanan Bahan Baku dan Bahan Pembantu
Semua bahan baku maupun bahan penunjang yang digunakan
ditampung dalam gudang yang berbeda. PT. Surya Pratista Hutama
mempunyai empat unit gudang sebagai tempat penyimpanan antara
lain : gudang bahan baku sebagai tempat penyimpanan tepung, gudang
food aditive (FA) untuk menyimpan bahan-bahan ingredient yang
berupa food additive yang akan digunakan, gudang bahan penunjang
sebagai tempat penyimpanan pengemas plastik maupun karton, serta
gudang produk jadi sebagai gudang penyimpanan produk mie sebelum
dipasarkan. Sedangkan minyak goreng penyimpanannya dilakukan
dalam tempat yang terpisah dalam tangka minyak goreng.
4.2. PROSES PRODUKSI MIE
Pembuatan mie baik mie kering maupun mie instan di PT. Surya
Pratista Hutama secara umum melalui beberapa tahp proses, yaitu :
a. Sifting
Pada tahap ini semua bahan tepung dituang dalam mesin sifter
yang berfungsi sebagai ayakan dengan tujuan untuk memisahkan
bahan tepung dengan kotoran kecil seperti serpihan kayu yang
tersangkut pada karung pengemas tepung yang berasal dari alas pada
kontainer pengirim tepung. Setelah dilakukan proses pengayakan,
tepung akan ditampung dalam hopper yang telah terhubung dengan
screw yang berbentuk pipa dengan spiral didalamnya untuk kemudian
dinaikkan ke mixer.

32
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
b. Mixing
Tujuan proses ini adalah untuk menyampurkan tepung dengan
larutan alkali agar mendapatkan adonan kadar air yang cukup serta
membentuk struktur glutein sehingga diperoleh adonan yang homogen
dan mudah dalam proses pengepresan. Prinsip utama adonan mixing
ini adalah penguraian senyawa protein yang terkandung dalam tepung
terigu (zat pati), yang berlangsung secara enzimatis dengan air sebagai
media pembantu.
c. Feeding
Feeder berfungsi menampung adonan yang turun dari mesin
mixer. Didalam feeder, terdapat semacam pengaduk untuk
mengarahkan adonan sedikit demi sedikit ke lubang compounder.
d. Compounding
Compounder berfungsi menekan adonan ke dalam roll press
pertama untuk pembentukan lembaran awal yang dibuat dengan dua
lembar dan akan disatukan kembali pada roller press.
e. Sheeting dengan Roll Press
Sheeter berfungsi sebagai pembentuk adonan dari lembaran
tebal menjadi lembaran yang lebih tipis. Roller press yang terdapat di
PT. Surya Pratista Hutama sebanyak
f. Slitting
Slitter merupakan alat untuk membentuk untaian mie dengan
ukuran yang telah ditentukan. Pada proses ini juga terjadi proses
waving, yaitu proses penggelombangan mie yang dikarenakan adanya
perbedaan kecepatan putaran antara slitter, wavi confeyor, dan steam
conveyor.
g. Steaming
Setelah melalui proses slitting, mie langsung masuk kedalam
proses steaming. Steam digunakan untuk mematangkan mie dan
membuat adonan lebih mengembang serta mengurangi jumlah
mikroorganisme yang ada pada mie. Steam mengalir melalui pipa
berlubang kecil yang berguna untuk menghembuuskan uap steam

33
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
untuk memanaskan mie. Sebelum masuk steam, dilakukan perlakuan
pendahuluan penyemprotan air hangat ke mie supaya suhu mie tidak
jauh dari suhu yang ada pada steamer. Lebar steamer adalah 1 meter
dan panjangnya yaitu 4 meter. Uap diatur dengan tekanan 1,4-1,84
bar, suhu 100ºC, dan dengan kadar air yang terkontrol. Jika kadar air
mie terlalu tinggi, mie akan lembek, begitu juga sebaliknya, jika kadar
air mie terlalu rendah maka mie akan menjadi keras.
h. Cutting dan Folding
Pada tahap ini, terjadi proses pemotongan dan pelipatan.
Pemotongan yang dimaksud yaitu proses pemotongan lajur mie pada
ukuran tertentu dan kemudian melipatnya menjadi dua bagian sama
panjang untuk kemudian mendistribusikan ke dalam mesiin
pengeringan (dryer) atau mesin penggorengan (fryer).
i. Drying/ Frying
Drying adalah proses pengeringan yang bertujuan untuk
mengurangi kadar air pada mie. Semakin kecil ukuran mie, maka
proses pengeringan akan semakin cepat. Kadar air mie setelah
melewati proses pengeringan adalah antara 9-12%. Prinsip kerja dari
mesin pengering ini adalah untuk menurunkan kadar air mie ke dalam
ruangan yang berhembus udara panas. Panas ini berasal dari koil yang
dialirkan uap panas dari boiler, sedangkan hembusan udara berasal
dari putaran blower yang terletak di dalam alat tersebut. Suhu
pengering ini sekitar 100ºC selama 35 hingga 45 menit.
Frying atau Penggorengan adalah pemberian panas kepada
suatu bahan dengan media minyak atau lemak agar bahan tersebut
menjadi matang atau setengah matang saja. Proses utama yang terjadi
selama penggorengan adalah transfer panas dan transfer massa yang
mengakibatkan berbagai perubahan seperti perubahan sifat fisika,
kimia, dan mikrobiologi. Perubahan-perubahan tersebut akan
mengakibatkan berubahnya pula sifat indrawi sehingga produk akan
Nampak lebih menarik, beraroma lebih enak, dan siap dikonsumsi.
Tujuan proses ini adalah untuk mengurangi kadar air di dalam mie dan

34
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
pemantapan pati tergelatin. Kadar air setelah penggorengan adalah
sekitar 3% sehingga mie menjadi matang, kaku dan awet.
j. Cooling Fan

Cooling fan atau kipas pendingin adalah proses pendinginan


dengan cara mengangkut mie panas yang telah mengalami proses
pengeringan atau penggorengan ke dalam ruang pendingin mie yang
dilengkapi dengan blower. Dengan hembusan udara dari blower atau
kipas tersebut maka suhu mie yang keluar dari dryer/fryer menurun,
sehingga tekstur menjadi keras. Ruang pendingin yang dimaksud
adalah ruang atau lorong yang terdiri dari sejumlah kipas untuk
menghembuskan udara segar pada mie yang dilewatkan dalam
ruangan tersebut. Tujuan dari proses pendinginan mie ini adalah untuk
mendinginkan mie panas yang keluar dari proses penggorengan atau
pengeringan hingga diperoleh suhu mendekati suhu kamar sebelum
dikemas dengan etiket. Suhu kamar yang dimaksud adalah suhu pada
suatu ruangan yang normal atau kurang lebih 25-30ºC. Waktu yang
diperlukan selama proses cooling atau pendinginan adalah sekitar 2-3
menit. Dengan suhu mie yang rendah sebelum dikemas maka mie
akan lebih awet untuk disimpan dalam etiket selama beberapa waktu.
Apabila mie disimpan dalam etiket ketika masih dalam keadaan panas,
maka akan terbentuknya keringat di dalam etiket tersebut. Maksudnya
adalah akan terjadinya penguapan air yang menempel pada bagian
permukaan dalam etiket, pada keadaan ini maka temperature di luar
etiket menjadi lebih rendah, sehingga titik-titik uap air yang
menempel di dalam permukaan etiket akan mengembun dan jatuh
membasahi permukaan mie, hal inilah yang membuat umur simpan
mie menjadi lebih pendek.

Selain untuk menurunkan suhu, tahap ini juga dimaksudkan


untuk mengurangi kandungan minyak pada permukaan mie. Minyak
yang berlebihan pada permukaan mie akan menyebabkan mie mudah
tengik sehingga juga dapat membuat umur simpan mie menjadi lebih
pendek.

35
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
k. Packing (kemasan primer)
Packing atau pengemasan adalah proses pembungkusan mie
menggunakan pengemas sesuai standart yang telah ditetapkan. Tujuan
pengemasan mie adalah untuk melindungi mie dari kemungkinan
kerusakan dan kontaminasi produk secara fisik maupun biologis serta
menjamin keamanan mie selama pendistribusian dan penyimpanan
sehingga mie tidak mengalami penurunan kualitas sampai di tangan
konsumen. Pengemasan yang baik akan menghindarkan dari debu dan
kotoran, kontaminasi serangga, kemasukkan air/ uap air, kelembaban,
serta sinar matahari secara langsung.
l. Cartoning (kemasan sekunder)
Setelah mie terbungkus kemasan primer, produk mie
selanjutnya dikemas dengan menggunakan kemasan karton.
Kemudian karton dilekatkan dengan lakban serta diberi kode
produksi, tanggal produksi, tanggal kadaluarsa, dan kemudian
dimasukkan dalam gudang penyimpanan.

36
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
BAB V
METODE ANALISA

KADAR AIR

Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan, yang
dinyatakan dalam persen (%). Kadar air juga salah satu karakteristik yang sangat
penting pada bahan pangan, karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur
dan citarasa pada bahan pangan.

Kadar air cenderung menurun dengan meningkatnya lama pengeringan,


pengeringan dengan menggunakan suhu yang tinggi dapat mengakibatkan
pengeringan yang tidak merata, yaitu bagian luar kering sedangkan bagian dalam
masih banyak mengandung air.

A. Kadar Air pada Mie atau Adonan Mie

Alat :

 Moisture Balance type MB-45


 Palu
 Blender
 Plastik

Bahan :

 Mie Kering/ Mie Instan


 Adonan

Cara kerja :

1. Disiapkan alat dan bahan


2. Mie dimasukkan pada plastik kemudian dihancurkan menggunakan
palu

37
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
3. Mie yang telah dihancurkan, dihaluskan menggunakan blender ( jika
mie besar, blender 10 detik + 5 detik, sedangkan mie kecil blender 5
detiik + 5 detik)
4. Moisture balance type MB 45 diatur sesuai dengan jenis bahan yang
akan di cek kadar airnya
5. Sampel ditimbang sesuai dengan ketentuan yang tercantum di
Moisture balance type MB 45
6. Menutup Moisture Balance type MB 45
7. Ditekan tombol start dan ditunggu hasilnya keluar
8. Dicatat hasilnya dan dibandingkan dengan standart yang telah
ditentukan

*Bila hasil kadar air mie di bawah/di atas standard, di sampling dan di
komunikasikan dengan pihak QC

38
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
TABEL 5.1 STANDARD KADAR AIR PRODUK AKHIR
KADAR AIR FFA
NO. JENIS PRODUK KETERANGAN
(%) (max)
FRY LOKAL
1. DM NIKMAT 30 K 4.5 0.35
2. DM NIKMAT 33 4.5 0.35
3. BD-1 3.0-4.5 0.25
4. SM 50 3.0-4.0 0.35

NO. DRY LOKAL


1. BD MTIS MM 9.0-12.0
Mulai
2. BD MTIS ORI 9.0-11.5
02/08/2016
3. BD RENTENG/MK 50 9.0-12.0
4. MKS/MKS BALI 9.0-12.0
5. BDR PIPIH 10.0-12.0
Mulai
6. BD URAI ORIGINAL 9.0-10.5
21/10/2015
Mulai
7. BD URAI PIPIH 9.0-10.5
21/10/2015
8. LAIN-LAIN 9.0-11.5

*UNTUK MESIN DRY


9.0-11.0
5

NO. FRY EXPORT


1. BEST WOK 3.0-3.5 0.25
2. LULU 3.0-3.5 0.25

NO. DRY EXPORT


Mulai
1. LULU 6.0-7.0
03/02/2014
NOP belum
2. OZDE NUDO 9.0-11.0 Approved
keluar
Mulai
3. MIE SINGAPORE 10.0-11.5
15/12/2015

39
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
B. Kadar Air Pada Tepung

Alat :

 Krus porselin + tutup


 Neraca analitik
 Oven
Bahan :
 Tepung

Cara kerja :

1. Disiapkan alat dan bahan


2. Ditimbang krus porselin kosong + tutup
3. Ditambahkan 5 gr sampel tepung ke dalam krus, lalu tutup.
4. Dimasukkan krus tersebut kedalam oven
5. Dinyalakan oven dan diatur dengan suhu 105ºC selama 5 jam atau atur
dengan suhu 135ºC selama 1 jam

Perhitungan :

( berat krus+ sampel )−(berat krus kosong)


Kadar air = ×100 %
Berat sampel

40
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
FFA (FREE FATTY ACID)

Minyak adalah senyawa makromolekul berupa trigliserida yaitu sebuah


eter yang tersusun dari asam lemak dan gliserol. Asam lemak bebas adalah asam
lemak yang berada sebagai asam bebas tidak terikat sebagai trigliserida. Asam
lemak bebas dihasilkan oleh proses hidrolisis dan oksidasi biasanya bergabung
dengan lemak netral. Hasil reaksi hidrolisa minyak sawit adalah gliserol dan asam
lemak bebas. Reaksi ini akan diercepat dengan adanya faktor-faktor panas, air,
keasaman, dan katalis (enzim). Semakin lama reaksi ini berlangsung, maka
semakin banyak kadar asam lemak bebas yang terbentuk. Asam lemak bebas
terbentuk karena proses oksidasi, dan hidrolisa

Alat :

1. Neraca analitik
2. Erlenmeyer 250 ml
3. Buret Titrasi
4. Gelas ukur 50 ml
5. Pipet

Reagen :

1. Alkohol/ ethanol netral


2. Phenopthalein (PP)
3. NaOH
4. Asam oxalat
5. Aquades

Pembuatan reagen:

1. Alkohol netral :
 Alkohol pa 95% ditambah 2-3 tetes indikator pp 1%
 Dititrasi dengan NaOH 0,1N sampai warna larutan tepat berubah
menjadi merah muda
2. PP 1% :

41
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
1 gram PP dilarutkan dalam 100 ml alkohol pa 70%
3. Alkohol 70% :
72,9 ml alkohol pa 95% ditambah aquades hingga 100 ml
4. NaOH 0,1N :
4 gram NaOH dilarutkan dengan aquades hingga 1000 ml

TABEL 5.2 TABEL FFA


Alkohol
Range FFA Berat Normalitas
95% netral Keterangan
(%) Contoh (gr) NaOH
(ml)
Minyak
0 - 0,2 56,4 ±0,2 50 0,1N
goreng baru
Minyak
0,2 - 1,0 28,2 ±0,2 50 0,1N
goreng bekas
1,0 – 3,0 7,05 ±0,05 75 0,25N
pakai

Standarisasi NaOH 0,1N :

1. Ditimbang 0,1 gram asam oksalat, dimasukkan pada Erlenmeyer,


ditambahkan 25 ml aquades dan 3 tetes indikator pp 1%
2. Dititrasi dengan NaOH 0,1 N hingga warna larutan tepat berubah menjadi
merah muda (titik equivalent)
3. Dicatat volume NaOH pada saat titik equivalent tersebut tercapai

Perhitungan :

Berat asam oksalat ×2


N NaOH =
0,126× ml NaOH

Cara Kerja FFA :

1. Ditimbang contoh dalam Erlenmeyer sesuai dengan tabel diatas


2. Ditambahkan alkohol 95% netral dan 3 tetes indikator PP
3. Dititrasi dengan NaOH sambil dikocok, hingga warna larutan tepat berubah
menjadi merah jambu dan tidak hilang selama 30 detik (titik equivalent)

42
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
4. Dicatat volume NaOH pada saat titik equivalent tersebut tercapai.

Perhitungan :

ml NaOH × N NaOH × BM asam lemak


FFA = ×100 %
Berat contoh× 1000

BM asam palmitat = 256 (minyak goreng kelapa sawit)


BM asam oleic = 28,2

*Standard FFA minyak = max 0,25% (export) dan max 0,35 (lokal)

43
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
PENETAPAN PV (PEROXIDE VALUE)

Bilangan peroksida adalah bilangan terpenting untuk menentukan derajat


kerusakan pada minyak atau lemak. Asam lemak tidak jenuh dapat mengikat
oksigen pada ikatan rangkapnya dan membentuk senyawa peroksida.

Jumlah peroksida ini dapat ditentukan dengan iodomet, yaitu berdasarkan


pada reaksi antara alkali iodide dalam larutan asam dengan ikatan oksigen sebagai
peroksida. Iod yang dibebaskan pada reaksi ini kemudian dititrasi dengan larutan
Natrium Thiosulfate ( Na2 S2 O3)

Tujuan : melakukan penetapan bilangan peroksida pada lemak atau minyak untuk
mengetahui ketengikan dari bahan itu.

Alat :

1. Neraca analitik
2. Erlenmeyer 250 ml
3. Pipet volume 5 ml, 25 ml, 50 ml
4. Pipet ukur 1 ml
5. Buret mikro 10 ml
6. Labu ukur 250 ml, 500 ml
7. Beaker glass 100 ml

Reagen :

1. Asam asetat
2. Chloroform
3. HCl 4N
4. Potassium Dichromate pa ( K 2 Cr2 O7)
5. Potassium Iodide jenuh (KI)
6. Amylum 1%
7. Sodium Thiosulfate 0,1N ¿)
8. Aquades

44
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
Pembuatan Reagen :

1. Asam asetat : Chloroform (3 : 2)


Asam asetat 90 ml dan Chloroform 60 ml
2. KI jenuh
5 gram KI ditambah aquades hingga jenuh/tidak terlarut
3. Amylum 1%
1 gram amylum dilarutkan dalam 100 ml aquades dan dipanaskan hingga
larut (jernih)
4. Na2 S2 O30,1N
6,25 gram Na2 S2 O3 dilarutkan dengan aquades hingga 250 ml
5. HCl 4N
166,6 ml HCL dilarutkan dengan aquades sampai 500 ml
6. K 2 Cr2 O7 0,1N
0,49 gram dilarutkan dalam 100 ml aquades (labu ukur 100 ml)

Cara Kerja :

1. Ditimbang 5 (± 0 , 05) gram contoh dalam Erlenmeyer 250 ml, Ditambahkan


30 ml larutan campuran asam asetat dan chloroform 3:2. Dikocok hingga
semua bahan terlarut, Ditambahkan 0,5 ml larutan KI jenuh.
2. Ditambahkan 30 ml aquades dan 2 ml amylum 1%
3. Dititrasi dengan Na2 S2 O3 0,1N hingga warna biru berubah menjadi tidak
berwarna
4. Dicatat volume Na2 S2 O3 0,1N pada saat tepat terjadi perubahan warna

Perhitungan :

( ml contoh−ml blanko ) × N Na2 S 2 O3


PV = × 1000 mgrek O2/kg
Berat contoh

Ex :
( ml contoh−ml blanko ) × N Na2 S 2 O3
PV = × 1000 mgrek O2/kg
¿ Berat contoh
( 0 , 66−0 ) × 0,0102
= ×1000 mgrek O2 /kg
5 , 94

45
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
0,006
= × 1000=1,133 mgrek O2/kg
5 , 94

KADAR GLUTEN

Gluten adalah campuran amorf (bentuk tak beraturan) dar protein yang
terkandung bersama pati dalam endosperma (dan juga tepung yang dibuat
darinya) beberapa serelia, terutama gandum, gandum hitam, dan jelai. Dari
ketiganya, gandumlah yang paling tinggi kandungan gluteinnya. Kandungan
gluten dapat mencapai 80% dari total protein dalam tepung, dan terdiri dari
protein gliadin dan glutenin. Gluten dapat membuat adonan kenyal dan
mengembang karena bersifat kedap udara.

Alat :

1. Glutomatic
2. Centrifuge
3. Neraca analitik
4. Cawan
5. Pinset

Bahan :

1. Tepung
2. Aquades
3. Larutan NaCl 2%
4. Kertas
5. Tisu

Cara Kerja :

1. Disiapkan alat dan bahan


2. Ditimbang 10 gr sampel tepung dengan beralaskan kertas
3. Dimasukkan sampel tersebut kedalam wadah glutomatic
4. Ditambahkan larutan NaCl 2% dengan ukuran tertentu sesuai dengan jenis
tepung.

46
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
5. Dipasang wadah pada alat glutomatic dengan posisi magnet berada di
bagian dalam.
6. Ditekan tombol start dan tunggu hingga alat selesai bekerja
7. Dimasukkan gluten yang telah terbentuk kedalam bagian dalam wadah
centrifuge
8. Ditekan tombol start dan tunggu alat hingga selesai bekerja
9. Ditimbang gluten index (gluten ukuran besar) dan Wet Gluten (gluten
ukuran besar + kecil)
10. Dihitung Gluten index dan wet gluten tersebut.

Perhitungan :

Wet Gluten
Wet Gluten = ×100 %
Berat sampel

Gluten Index
Gluten Index = × 100 %
Wet Gluten

47
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
pH dan KONDUKTIVITAS

pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat


keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan.

Konduktivitas listrik adalah ukuran dari kemampuan suatu bahan untuk


menghantarkan arus listrik. Jika suatu benda berpotensial listrik, ditempatkan
pada ujung-ujung sebuah konduktor, muatan-muatan bergeraknya akan berpindah
dan menghasilkan arus listrik. Konduktivitas listrik didefinisikan sebagai ratio
dari rapat arus terhadap kuat medan listrik.

Alat :

1. pH meter & Konduktometer


2. Kertas pH ( jika pH lebih dari 12)

Bahan :

1. Sampel air dari Water Treatment


2. Aquades

Prosedur kerja :

1. Disiapkan alat dan bahan


2. Dinyalakan alat (pH meter & Konduktometer)
3. Dimasukkan alat tersebut ke dalam sampel
4. Ditunggu hingga stabil (sudah bertuliskan Ready)
5. Dicatat hasilnya
6. Dilakukan prosedur kerja nomor 1-5 pada semua sampel
7. Dibersihkan alat tersebut menggunakan aquades
8. Alat dikeringkan menggunakan tissue
9. Ditekan tombol turn off
10. Dicabut catu daya dari stop kontak.

48
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
TOTAL HARDNESS

Total Hardness atau Total Kesadahan adalah total jumlah konsentrasi


kalsium dan magnesium, dinyatakan dalam kalsium karbonat (CaCO 3).
Kesadahan dapat dapat bernilai nol sampai ratusan mg/L tergantung sumber dan
treatment air yang telah dilakukan.
Alat :

Botol Sampel

Bahan :

1. Sampel air dari Water Treatment


2. Indikator reagen 1
3. Indikator reagen 2
4. Aquades

Prosedur Kerja :

1. Disiapkan alat dan bahan


2. Dibilas botol sampel dengan aquades dan diisi air sampel sebanyak 5 ml
(hingga batas merah)
3. Ditambahkan indikator reagen 1 sebanyak 1 tetes dan dikocok, sampel akan
berubah menjadi warna merah apabila mengandung hardness dan berubah
menjadi warna hijau apabila tidak mengandung hardness.
4. Jika sampel mengandung hardness, sampel tersebut dititrasi dengan reagen
2, tetes demi tetes hingga sampel air tersebut berubah menjadi berwarna
hijau
5.

49
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
BERAT JENIS PADA GARAM

Garam adalah suatu senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation)
dan ion negatif (anion), sehingga membentuk senyawa netral ( tidak
bermuatan).Garam dibedakan menjadi dua jenis, yaitu garam refina atau garam
yang bentuknya sudah halus, dan garam Kristal, yaitu garam yang masih
berbentuk Kristal/ bongkahan.
Berat jenis adalah perbandingan relatif antara massa jenis sebuah zat
dengan massa jenis air murni.

Alat :
1. Gelas Ukur
2. Beaker glass
3. Batang pengaduk
4. Spatula
5. Neraca analitik
6. Blender
7. Hydrometer Baume (ºBE)

Bahan :

1. Garam
2. Aquades

Prosedur Kerja :

1. Disiapkan alat dan bahan


2. Dimasukkan garam kedalam blender dan garam dihaluskan (khusus garam
Kristal)
3. Dinyalakan neraca analitik
4. Ditimbang 20 gr garam yang sudah halus
5. Dimasukkan kedalam beaker glass dan tambahkan 80 ml aquadest
6. Diaduk hingga semua garam terlarut
7. Dipindahakan larutan ke dalam gelas ukur 100 ml

50
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
8. Ditambahkan aquadest hingga 100 ml
9. Dituang larutan tersebut kedalam beaker glass
10. Dituangkan kembali 90 ml larutan garam tersebut ke dalam gelas ukur
11. Dimasukkan alat hydrometer hingga ke dasar larutan, kemudian alat
tersebut dilepaskan, dan dibaca angka yang berada tepat pada permukaan air
12. Dicatat hasil berat jenis garam tersebut.

51
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
VISKOSITAS

Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan


gesekan antara molekul-molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan
yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan
sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang
tinggi. Atau lebih sederhananya, viskositas disini adalah kekentalan atau
mengukur konsentrasi suatu cairan secara kualitatif.

Viscometer adalah alat yang dipergunakan untuk mengukur viskositas


suatu larutan. Viscometer dibagi menjadi 4 jenis yaitu :

1. Viskometer Ostwald
2. Viscometer hoppler
3. Viscometer cup and bob
4. Viscometer cone/plate

Viscometer yang digunakan di PT. Surya Pratista Hutama salah satunya


adalah viscometer cup and bob ( viscotester). Dalam viscometer ini,sampel
dimasukkan dalam ruang antara dinding luar bob/rotor dan dinding dalam
mangkuk (cup) yang pas dengan rotor tersebut. Berbagai alat yang tersedia
berbeda dalam hal bagian yang berputar, ada alat dimana yang berputar adalah
rotornya, ada juga bagian mangkuknya yang berputar.

Alat viscotester adalah contoh viscometer dimana yang berputar adalah


bagian rotor. Terdapat dua tipe yaitu viscotester VT-03 F dan VT-04 F.

VT-04 F digunakan untuk mengukur zat cair dengan viskositas tinggi, sedangkan
VT-03 F digunakan untuk mengukur zat cair yang viskositasnya rendah.

Alat :

Viscotester

Bahan :

Sampel yang akan diuji viskositasnya

52
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
Cara kerja :

1. Dimasukkan cairan yang akan di uji, kedalam mangkuk (cup)


2. Dipasang rotor
3. Dihidupkan alat tersebut
4. Viskositas sampel tersebut dapat langsung dibaca pada skala.

53
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
ANALISA BATU BARA

Analisa batu bara dibagi menjadi 3 :

1. Kadar Air
2. Kadar Abu/ ASH
3. Kadar kalori

Kadar Air pada batu bara

1. Kadar Air TM (Total Moisture)


Alat :
 Cawan Petri
 Oven
 Neraca Analitik
 Desikator

Bahan :

 Batu bara

Prosedur Kerja :

1. Disiapkan alat dan bahan


2. Ditimbang cawan kosong dan dicatat beratnya
3. Ditimbang sampel batu bara seberat 20 gr
4. Dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 40ºC selama 16 jam
5. Dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 105ºC selama 3 jam
6. Dikeluarkan dari oven, Memasukkan ke dalam desikator dan
diimbang beratnya.

Perhitungan :

b−d
TM = ×100 %
b−a

Keterangan :

a : Berat cawan kosong

54
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
b : Berat cawan dan sampel sebelum di oven

c : Berat cawan dan sampel setelah di oven pertama

d : Berat cawan dan sampel setelah di oven kedua

2. Kadar Air IM (Inheren Moisture)


Alat :
 Krus Porselin
 Cawan Petri
 Oven
 Ayakan Mesh 30 dan Mesh 40
 Neraca Analitik
 Desikator

Bahan :

 Batu bara
 Batu Bara Mesh 40

Prosedur Kerja :

1. Disiapkan alat dan bahan


2. Ditimbang cawan kosong dan dicatat beratnya
3. Ditimbang batu bara 30 gr
4. Dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 40ºC selama 16 jam
5. Dihaluskan batu bara dan diayak menggunakan ayakan dengan ukuran
mesh 30 dan 40
6. Ditimbang sampel batu bara 1 gr mesh 40 menggunakan krus porselin
7. Dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 105ºC selama 3 jam.
8. Dikeluarkan sampel dari oven, dimasukkan ke dalam desikator dan
ditimbang beratnya.

Perhitungan :

b−c
IM = × 100 %
b−a

55
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
Keterangan :
a : Berat krus kosong
b : Berat Krus dan sampel (basah)

c : Berat Krus dan sampel (kering)

Analisa Kadar Abu / ASH

Alat :

1. Krus Porselin
2. Tanur
3. Penjepit
4. Desikator
5. Neraca Analitik

Bahan :

Batu bara Mesh 40

Prosedur Kerja :

1. Disiapkan alat dan bahan


2. Ditimbang krus kosong dan dicatat beratnya
3. Ditimbang sampel batu bara 1 gram Mesh 40
4. Dimasukan dalam tanur dengan suhu 500ºC selama 1 jam, kemudian suhu
dinaikkan hingga mencapai 815ºC selama 1 jam
5. Sampel dikeluarkan dari oven, dimasukkan kedalam desikator
6. Ditimbang beratnya dan dicatat hasilnya.

Perhitungan :

c−a
ASH= × 100 %
b−a

Keterangan :

a. Berat Krus kosong


b. Berat krus + sampel
c. Berat krus + abu (setelah furnace)

56
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
Analisa Kadar Kalori :

Prosedur kerja :

1. Disiapkan alat dan bahan


2. Ditimbang sampel batu bara 0,5 gram mesh 30
3. Diletakkan sampel pada tempat sampel
4. Diikat sumbu pada kawat dan diusahakan sumbu menyentuh batu bara
5. Dimasukkan sampel pada tabung bomb
6. Disiapkan 2 liter air pada ember yang telah disediakan
7. Diisi tabung bomb yang berisi sampel batu bara dengan oksigen sebanyak
30 atm
8. Dimasukkan tabung bomb ke dalam ember, menunggu hingga suhu stabil
9. Dicatat suhu yang sudah stabil
10. Ditekan tombol bomb selama 2-3 detik
11. Ditunggu hingga suhu kembali stabil dan dicatat suhu tersebut.

57
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
BAB VI

WATER TREATMENT

6.1. PENGERTIAN WATER TREATMENT

Water treatment adalah proses pemurnian air sumur dari kotoran


secara fisik, kimia, dan biologis dengan menggunakan media filter dan
membrane.

Tujuan dilakukannya proses Water Treatment adalah :

1. Menurunkan tingkat kekeruhan air


2. Menurunkan dan mematikan mikroorganisme
3. Menghilangkan bau, rasa, dan warna
4. Menurunkan kesadahan/ CaCo3
5. Menurunkan zat/ unsur-unsur yang terlarut
6. Mengatur tingkat keasaman/ pH

Untuk memenuhi kualiitas air PT. SUPRAMA menggunakan system


pengolahan air yang disebut dengan Water Treatment yang meliputi :

1. Air sumur
Air sumur masuk ke dalam tendon dengan volume 35. 000
(penampung sedimentasi awal).
2. Sand Filter
Unit penyaringan air ini dimasukkan untuk menghilangkan
partikel-partikel kotoran ukuran 50-100 µ dengan media filter pasir
silika dengan ukuran antara 1.5 - 2.5mm. Perawatan pada filter ini
adalah dilakukan pencucian dengan cara arah input air dibalik dari
bawah ke atas (back wash) dan dilakukan pembilasan (Ringsing)
dengan parameter perbedaan tekanan masuk filter dan keluar filter
tidak boleh lebih dari 1 kg/cm 2. Sistem pencucian dilakukan selama 1
hari sekali dengan waktu 15 menit, jenis perawatan ini sama dengan
perawatan filter ferrosof maupun filter carbon.
3. Ferosoft Filter

58
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
Setelah melalui sand filter kemudian air masuk ke dalam
ferosoft filter yang berisikan ferolite yang berfungsi untuk
menghilangkan kandungan zat besi dan mangan.
4. Carbon Filter
Di dalam carbon filter terdapat carbon aktif yang berguna
untuk menghilangkan warna, bau, rasa dan zat organic yang terdapat
pada air.
5. Softener
Softener yang berisikan resin kation dan resin anion yang
berfungsi untuk menangkap kandungan kalsium dan magnesium atau
menurunkan total hardness (CaCo3 ) yang terlarut dalam air.
Perawatan softener dilakukan dengan cara back wash
kemudian dilakukan regenerasi yaitu garam yang dilarutkan ke dalam
air.
6. Catridge
Katrit berfungsi untuk menangkap partikel padat yang lebih
kecil dari 5 mikron.
7. FWT RO
Setelah air masuk ke dalam katrit, air masuk ke dalam sebuah
tandon besar yang bervolume 25.000 L yang air nya biasa disebut
dengan air FWT RO. FWT RO yaitu tandon hasil dari air filter dan
softener dan merupakan air umpan untuk membrane.
8. Membran
Setelah air melewati FWT RO, air masuk ke dalam membrane
1, 2, 3, 4, 5 tujuannya adalah untuk menangkap semua partikel yang
masih ikut dalam air dan menghilangkan TH serta konduktivity yang
terkandung dalam air dan juga berfungsi untuk meminimalkan
kontaminasi mikrobiologi dan menyaring semua partikel yang belum
tersaring dari tahap sebelumnya.
9. RO
Reverse Osmosis merupakan tahap akhir dalam pemurnian air
di PT. SUPRAMA. Reverse osmosis adalah suatu system pengolahan

59
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
air berkonsentrasi tinggi mmenjadi air tawar yang konsentrasinya
rendah dengan mengandalkan tekanan osmosis. Reverse osmosis
berfungsi untuk meminimalkan kontaminasi mikrobiologi, menyaring
semua partikel yang belum tersaring dari tahp sebelumnya serta
menurunkan konduktivitas air. Air hasil pemurnian tersebut digunakan
untuk air produksi dan boiler sebagai suplai steam. Berdasarkan
penggunaan tersebut, diperlukan pengujian sampel air hasil water
treatment terhadap beberapa parameter. Parameter yang diuji adalah
pH, conductivity, dan total hardness yang terdapat pada air.
10. Proses
Air proses adalah air hasil dari membrane, yang memiliki nilai
conductivity kurang dari 100.
11. Reject
Air reject adalah air hasil dari membrane, yang memiliki nilai
conductivity lebih dari 100.

60
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
BAB VII
PENUTUP

6.1. Kesimpulan
Dari hasil Praktik Kerja Industri yang telah di lakukan di PT. Surya
Pratista Hutama, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. PT. SUPRAMA adalah perusahaan yang bergerak di bidang
pengolahan pangan yaitu produk mie kering dan mie instan.
2. Manajemen PT. Surya Pratista Hutama dikepalai Presiden Director
dan dibantuoleh beberapa Manager yang membawahi beberapa lini
dan staf yang mempertahankan satu kesatuan perintah atasan dengan
mengacu pada tujuh nilai-nilai yang disebut The Super Seven.
3. Bahan pengemas yang digunakan oleh PT. SUPRAMA dalam
mengemas produknya adalah plastic pp sebagai kemasan primer dan
karton sebagai kemasan sekunder.
4. Pengendalian mutu dilakukan terhadap bahan baku, selama proses
produksi dan terhadap produk akhir. Pengendalian mutu dilakukan
dengan memperhatikan segala aspek agar tidak terjadi kerusakan
sehingga kualitas mie tetap terjamin.
5. Proses produksi mie meliputi sifter, mixing, sheeting, slitting,
steaming, cutting & folding, drying/frying, cooling fan , packing, and
cartoning.

6.2. Saran
1. Sistem Pengelolaan Produk di PT. SUPRAMA sudah berjalan dengan
baik dan perlu dipertahankan serta ditingkatkan.
2. Sebaiknya untuk laboratorium kimia dan laboratorium organoleptik
diberi sekat atau pemisah karena di takutkan zat-zat kimia berbahaya
mengenai produk yang akan di analisa organoleptik.

61
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
DAFTAR PUSTAKA

makalahmbi.blogspot.nl/?m=1

studilingkungan.blogspot.nl/2011/01/keselamatan-dan-kesehatan-kerja

k3.html?m=1

https://googleweblight.com/i?u=https://environmentalchemistry.wordpress.com/
2010/10/06/kesadahan-air-water-hardness/&hl=id-ID

http://googleweblight.com/i?u=http://fisikazone.com/viskositas/&hl=id-ID

https://googleweblight.com/i?u=https://id.m.wikipedia.org/wiki/Gluten&hl=id-ID

https://googleweblight.com/i?u=https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kadar_air&hl=id-
ID

62
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG

Anda mungkin juga menyukai