Disusun Oleh :
Anik Muliasari (408/001.052)
Maslikhatul Ummah (411/004.052)
Mutimmatus Sa’adah(412/005.052)
Sinta Nova Rinta(415/008.052)
Siti Munawaroh(416/009.052)
Wanda Fiesmi Cahya N.T (430/013.053)
PROGRAM KEAHLIAN :
Kimia Analisis
5. Alamat sekolah
b. Desa/kelurahan : Ardimulyo
c. Kecamatan : Singosari
f. No.telepon/fax : (0341)
h. Website : smk-nahyadaglobal.sch.id
i. E-mail : smknahyadaglobal@gmail.com
2
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN
TAHUN 2017/2018
PEMBIMBING PRAKERIN
Mengetahui, Menyetujui,
Kepala SMK Nahyada Global Pembimbing Sekolah
Mengetahui, Menyetujui,
Kepala/Pimpinan DU/DI Pembimbing Du/Di
3
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyusun laporan Praktik Kerja Industri ini hingga
selesai.
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai tindak lanjut penulis dalam
melaksanakan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) serta ditunjukkan untuk
memberikan gambaran proses/kegiatan dan hasil kerja yang sesungguhnya tentang
adanya dunia kerja, sekaligus menambah pengalaman.
Penyusunan karya tulis ini didasarkan atas hasil Praktik Kerja Industri
selama 3,5 bulan, yang dimulai dari tanggal 10 Januari 2018 hingga 13April 2018
di PT. Surya Pratista Hutama (SUPRAMA) Sidoarjo. Selesainya karya tulis ini
tidak terlepas dari bantuan dan dorongan dari semua pihak secara moril maupun
materil, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan semua anugerah bagi penulis sehingga
dapat menyelesaikan laporan ini.
2. Kedua orangtua tercinta yang selalu memberikan motivasi selama
pelaksanaan Prakerin.
3. Ibu Dr. Elfi Sukaisih,Dra.,M.AB.,M.MPd. selaku kepala sekolah SMK
Nahyada Global yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan
kegiatan prakerin.
4. Bapak Nuril Muhammad Zidni Amin S.Si selaku pembimbing prakerin
sekolah.
5. Seluruh Bapak dan Ibu guru SMK Nahyada Global
6. Bapak Drs.Ec.Mohammad Imbran,SH selaku Personel & GA Manager PT.
SUPRAMA
7. Bapak Andy Mintarto selaku Pembimbing prakerin perusahaan
8. Seluruh pembimbing analisa yang telah membantu penulis selama
pelaksanaan prakerin,
9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan laporan ini.
4
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
Dengan selesainya karya tulis ini penulis mengucapkan banyak
terimakasih atas semua bimbingan dan bantuan yang telah diberikan kepada
penulis. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dan semoga laporan ini
bermanfaat.
Penulis
5
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
DAFTAR ISI
IDENTITAS SEKOLAH.........................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
3.3. Sanitasi....................................................................................................21
6
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
4.2. Proses Produksi Mie................................................................................28
KADAR AIR......................................................................................................33
KADAR GLUTEN.............................................................................................42
pH dan KONDUKTIVITAS..............................................................................44
TOTAL HARDNESS.........................................................................................45
VISKOSITAS.....................................................................................................48
8.1. Kesimpulan..............................................................................................58
8.2. Saran........................................................................................................58
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................67
LAMPIRAN-LAMPIRAN
7
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
BAB I
PENDAHULUAN
8
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
b. Pengadaan dan pendayagunaan Sumber Daya Masyarakat
atau keluarga peserta didik (pasal 33)
c. Masyarakat sebagai mitra pemerintah berkesempatan
seluas-luasnya untuk berperan serta dalam
penyelenggaraan pendidikan.
1.2.2 PP No. Tahun 1990
a. Penyelenggaraan Sekolah Menengah Kejuruan dapat
bekerja sama dengan masyarakat terutama Dunia Usaha
dan para dermawan untuk memperoleh sumber daya
dalam rangka menunjang penyelenggaraan dan
pengembangan dan pendidikan (pasal 32 ayat 1)
b. Pada Sekolah Menengah Kejuruan dalam rangka uji coba
gagasan baru yang diperlukan pengembangan pendidikan
(Pasal 32 ayat 2)
1.2.3. PP No. 39 tahun 1992
a. Peran serta masyarakat dapat berupa pemberian
kesempatan untuk magang atau latihan kerja (pasal 2)
b. Pemerintah dan masyarakat menciptakan peluang yang
lebih besar untuk meningkatkan peran serta masyarakat
dalam sistem pendidikan (pasal 8)
1.2.4. KEPUTUSAN MENDIKBUD NO. 0490-U/1992
1.2.5. UU No. 20 / 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
1.2.6. Kep. Menaker No: 285 / MEN / 1991 tentang Pelaksanaan
Permagangan Nasional
1.3. TUJUAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
9
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
3. Menumbuh kembangkan dan memanfaatkan siswa profesional
yang diperlukan siswa untuk memasuki lapangan kerja sesuai
dengan bidangnya.
4. Meningkatkan pengalaman siswa pada aspek-aspek usaha yang
potensial dalam lapangan kerja antara lain: Strukur Organisasi
Usaha, Asosiasi Usaha, Jenjang Karir, dan Menengah Usaha.
5. Sebagai sarana komunikasi antar siswa SMK dengan instansi
tempat pelaksanaan praktik kerja
6. Mengetahui teknik pengelolaan laboratorium dan analisa sampel .
7. Memberikan kesempatan kepada siswa SMK untuk beradaptasi
dengan suasana lingkungan kerja yang sebenarnya baik sebagai
pekerja mandiri terutama yang berkenaan dengan disiplin kerja
8. Memberi masukan dan umpan balik guna perbaikan dan
pengembangan pendidikan sebagaimana yang telah dijelaskan di
atas, bahwa praktik kerja industri yang dilaksanakan pada instansi-
intansi pemerintah atau swasta yang mempunyai tujuan tertentu,
yaitu meningkatkan dan memperluas pengetahuan bagi siswa
terhadap jenis-jenis lingkungan kerja
9. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan proses penyerapan
teknologi baru dari lapangan kesekolah dan sebaliknya.
10. Menjalin kerjasama dengan dunia usaha secara institutional untuk
memberikan peluang masuk dan ditempatkannya alumni.
1.4. TUJUAN PEMBUATAN LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
Adapun tujuan pembuatan laporan Praktik Kerja Industri (Prakerin)
ini adalah:
1. Peserta didik mampu mengungkapkan gagasan atau pengalaman
dalam bentuk tulisan tersusun secara sistematik atau kronologis
dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Peserta didik mampu mencari alternatif pemecahan masalah
kejuruan sesuai dengan program studinya yang terungkap dalam
laporan tertulis
10
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
3. Memberikan informasi tentang perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK) dari Dunia Usaha/Industri ke sekolah.
1.5. MANFAAT KEGIATAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
Kerjasama antara SMK dengan dunia usaha/Industri atau instansi
dilaksanakan dalam prinsip saling membantu, saling mengisi, dan saling
melengkapi untuk keuntungan bersama.
Berdasarkan prinsip ini, pelaksanaan Praktik Kerja Industri akan
memberi nilai tambah atau manfaat bagi pihak-pihak yang bekerjasama,
sebagai berikut:
1.5.1. Manfaat Bagi Industri
Penyelenggaraan Praktik Kerja Industri memberi
keuntungan nyata bagi industri antara lain:
a. Perusahaan dapat mengenal kualitas peserta prakerin yang
belajar dan bekerja di industri.
b. Perusahaan dapat memberi tugas kepada peserta prakerin
untuk kepentingan perusahaan sesuai kompetensi dan
kemampuan yang dimiliki.
c. Selama proses pendidikan melalui keja industri, peserta
prakerin lebih mudah diatur dalam hal disiplin berupa
kepatuhan terhadap peraturan perusahaan. Karena itu, sikap
peserta prakerin dapat dibentuk sesuai dengan ciri khas
tertentu industri.
d. Sebagai sarana pengenalan produk dan manajemen
perusahaan kepada lingkungan sekolah, dan masyarakat
sehingga profil dan mutu industri lebih dikenal.
e. Sebagai upaya untuk ikut serta membantu pemerintah dalam
memperbaiki kualitas SDM yang lebih baik dan terampil.
f. Sebagai sarana untuk memberikan pertimbangan dalam
menentukan kriteria tenaga kerja yang dibutuhkan oleh
instansi yang bersangkutan, dilihat dari segi SDM yang
dihasilkan sekolah.
11
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
g. Memberi kepuasan bagi dunia usaha/industri karena diakui
ikut serta menentukan hari depan bangsa melalui Praktik
Kerja Industri.
1.5.2. Manfaat Bagi Sekolah
a. Sebagai tambahan referensi berbagai metode analisis yang
dapat diterapkan pada laboratorium Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) sehingga sekolah dapat mengikuti
perkembangan teknologi saat ini.
b. Terciptanya hubungan kerjasama yang baik antara sekolah
dengan pihak perusahaan, sehingga pihak sekolah dapat
menyalurkan siswa-siswinya untuk tahun-tahun berikutnya
agar dapat melakukan Praktik Kerja Industri pada
perusahaan.
c. Sebagai bahan masukan dan evaluasi program pendidikan di
SMK Nahyada Global untuk menghasilkan tenaga-tenaga
terampil sesuai dengan kebutuhan pelayanan publik.
1.5.3. Manfaat Bagi Peserta Didik
a. Menambah pengetahuan dan sebagai sarana mengasah
kemampuan disamping teori dan ilmu yang didapatkan dari
sekolah.
b. Menambah wawasan dan pengalaman selaku generasi muda
yang dididik untuk siap terjun langsung di masyarakat
khususnya di dunia kerja.
c. Meningkatkan kreatifitas dan keterampilan peserta didik.
d. Sebagai persiapan untuk menghadapi persaingan dan
tantangan dalam menghadapi permasalahan yang timbul di
dunia kerja
e. Hasil belajar peserta didik akan lebih bermakna, karena
setelah tamat akan betul-betul memiliki keahlian profesional
sebagai bekal untuk meningkatkan taraf hidupnya dan
sebagai bekal untuk pengembangan dirinya secara
berkelanjutan. Keahlian profesional yang diperoleh dapat
12
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
mengangkat harga diri dan rasa percaya diri tamatan, yang
selanjutnya akan mendorong mereka untuk meningkatkan
keahlian profesionalnya pada tingkat yang lebih tinggi.
1.6. KEGIATAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
1.6.1. Tahap Adaptasi (Penyesuaian)
a. Pengenalan dunia industri yang meliputi kegiatan produksi
b. Pengenalan lingkungan sosial industri yang meliputi tata
tertib/peraturan
c. Bobot waktu yang digunakan adalah sekitar 5-10% dari total
waktu pelatihan
1.6.2. Tahap Induksi
a. Pembentukan sikap kerja yang proporsional dengan
melakukan pelatihan kerja sebagaimana pekerja industri
sesuai dengan tuntutan dunia kerja
b. Pembentukan rasa tanggung jawab terhadap seluruh aspek
dalam kegiatan pelatihan di industri yang meliputi:
kebersihan, keselamatan kerja, serta seluruh fasilitas yang ada
c. Penghayatan terhadap unsur-unsur keselamatan kerja sesuai
dengan tuntutan profesinya
d. Bobot waktu yang digunakan sekitar 10-20% dari total waktu
pelatihan
1.6.3. Tahap Elaborasi (Pelaksanaan)
a. Penyesuaian diri untuk kemudian ikut melaksanakan kegiatan
analisa secara menyeluruh di industri
b. Bobot yang digunakan berkisar 70%dari total waktu pelatihan
1.7. RUANG LINGKUP
Adapun ruang lingkup masalah dalam pembahasan laporan Praktik
Kerja Industri adalah sebagai berikut:
1. Sejarah pendirian PT Surya Pratista Hutama
2. Sistim managemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) yang
di terapkan di PT Surya Pratista Hutama
3. Proses produksi PT Surya Pratista Hutama
13
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
4. Kajian pustaka tentang mie
5. Metodologi analisa (mie, air proses, tepung, minyak)
6. Hasil analisa dan pembahasan mie.
1.8. PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
1.8.1. Profil Peserta Praktik Kerja Industri
Berikut adalah data siswa yang mengikuti kegiatan
prakerin:
a. Nama : Anik Muliasari
b. Kelas : XI
c. Program Keahlian : Kimia Analisis
d. Tempat, Tanggal Lahir : Probolinggo,11 Juni 2000
e. NIS : 408/001.052
14
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
a. Nama : Siti Munawaroh
b. Kelas : XI
c. Program Keahlian : Kimia Analisis
d. Tempat, Tanggal Lahir : Malang 04 April 2000
e. NIS : 416/009.052
15
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
Sesuai dengan kesepakatan yang telah di buat PT Surya
Pratista Hutama dengan SMK Nahyada Global, Praktik Kerja
Industri dilaksanakan sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Tempat : Laboratorium PT Surya Pratista Hutama
b. Waktu : 10 Januari–12April 2018
c. Pembimbing : 1.Andy Mintarto
16
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
BAB II
URAIAN UMUM
2.1.1.Tinjauan Umum
Ada beberapa jenis mie yaitu mie segar atau mie mentah, mie
basah, mie kering, dan mie instan. Mie segar atau mie mentah adalah
mie yang tidak mengalami proses tambahan setelah pemotongan dan
mengandung kadar air sekitar 35%. Mie basah adalah jenis mie yang
mengalami proses perebusan setelah tahap pemotongan dan
mengandung kadar air 52%. Mie kering adalah mie segar yang telah
dikeringkan hingga kadar airnya mencapai 8-10%. Sedangkan mie
instan adalah mie yang dihasilkan dari proses penggorengan setelah
diperoleh mie segar sehingga kadar airnya 5-8%.
17
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
Komponen Mie kering Mie basah Nasi putih
Kalori (kal) 337.000 86,00 178,00
Air (gr) 26,00 80,00 57,00
Protein (gr) 7,90 0,60 2,10
Lemak (gr) 11,80 3,30 0,1
Karbohidrat (gr) 50,00 14,00 40,60
Kalsium (mg) 49,00 14,00 5,00
Fosfor (mg) 47,00 13,00 22,00
Besi (mg) 2,80 0,50 0,50
Vitamin A (SI) 0,00 0,00 0,00
Vitamin B (SI) 0,00 0,00 0,00
Tabel 2.1 Perbandingan Kimia mie kering, mie basah, dan nasi
putih
18
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
perusahaan. PT Surya Pratista Hutama menempati tanah seluas 38.462
2 2
m dengan luas bangunan 30.552 m dan berlokasi di Jl. Raya Suko
Desa Suko Sidoarjo Jawa Timur. Berikut adalah batas-batas lokasi
dari pabrik tersebut:
a. Bahan baku
b. Sumber tenaga kerja
c. Transportasi
d. Pasar
e. Utilitas
19
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
dan PT. Heinz 20% kemudian berganti nama menjadi PT. Surya Pratista
Hutama (Suprama) dan pada tahun 1997 mulai memproduksi mie untuk di
ekspor.
Sejak tahun 2000 perusahaan ini menjadi PMA dengan nama PT.
Heinz Suprama yang dipimpin oleh seorang presiden direktur dengan saham
80% milik PT. Heinz dan 20% milik PT. Surya Pratista Hutama. Sejak 1
April 2002, perusahaan memiliki beberapa anak cabang yang terbesar,
diantaranya Surabaya, Malang, Madiun, Semarang, Banjarmasin, dan
Yogyakarta. Pada tahun 2006 PT. Heinz Suprama diambil alih kembali oleh
PT. Surya Pratista Hutama (Suprama) yang dipimpin oleh Pesiden Direktur
(Bapak Djuana Sulestio) dengan harapan PT. Surya Pratista Hutama akan
semakin maju dan berkembang kearah yang lebih baik.
Tahun 1972-1997
20
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
memulai produksi beragam mie instan merk Surya mie dan produk snack.
Dengan 6 hektar area produksi yang mempekerjakan lebih dari 1000
pegawai dan 30 armada, PT. Sampindo adalah salah satu perusahaan dengan
kapasitas produksi terbesar di Indonesia Timur. Produk didistribusikan ke
seluruh Jawa dan seluruh cabang di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dll.
Tahun 1997-2006
Pada bulan Juli 1997 PT. Sampindo melakukan kerjasama dengan
Heinz USA dengan status PMA dan berubah nama menjadi PT. Heinz
Suprama dan memulai ekspansi produk di pasar internasional. Manajemen
dan integritas organisasi produk kualitas dan efisiensi teknologi semakin
ditingkatkan untuk memperluas cakupan produk di pasar lokal dan
internasional dalam masa kerjasama ini. Kerjasama yang dijalani dengan
Heinz menyebabkan struktur organisasi perusahaan mengalami perubahan
kearah yang lebih modern dengan melibatkan tenaga kerja profesional yang
ahli dalam bidang penerapan sistem manajemen mutu dan keamanan pangan
disamping bidang-bidang yang lainnya seperti produksi, marketing, sales
dan distribusi, HRD, R&D, serta keuangan. Perubahan manajemen
perusahaan ini sangat menguntungkan karyawan terutama dari sisi
pengetahuan dalam semua bidang dan perkembangan pasar ekspor dengan
standar kerja internasional.
Pada bulan Oktober 2006 Heinz berkeinginan kembali kepada core
bisnisnya (saus, kecap, sirup, dll), sehingga menjual semua sahamnya
kepada pemilik lama perusahaan dan namanya berubah kembali menjadi
PT. Surya Pratista Hutama.
Tahun 2007-2015
Pengalaman-pengalaman usaha dan konsep manajemen usaha yang
telah didapat ketika dahulu bekerja sama dengan Heinz membuat PT. Surya
Pratista Hutama kini lebih mengakomodasi sistem manajemen modern
dengan visi dan misi yang jelas dengan motto utama “tomorrow will be
better” yang disosialisasikan kepada setiap karyawan agar dapat
21
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
memberikanmakna dan menjalin hubungan kerja yang harmonis antara
karyawan tetapi tetap mengedepankan unsur produktivitas dan efektifitas.
Komitmen manajemen yang baik serta memperbaiki kualitas pekerja
dan sistem kerja masing-masing departemen terutama produksi dan
marketing membuat PT. Surya Pratista Hutama berkembang lebih baik.
Sampai saat ini, PT. Suprama terus memposisikan diri sebagai produsen
produk mie dan snack terpercaya yang berkualitas dan berkomitmen tinggi.
Pada awal tahun 2010, PT. Surya Pratista Hutama melakukan proses
sertifikasi ISO 22000 menyangkaut sistem manajemen keamanan pangan
dan melakukan ekspresi pasar secara nasional dan internasional dengan
tetap menjalin hubungan dengan Heinz sebagai pihak copacker. Sesuai
dengan visi misi perusahaan dan mottonya “Tomorrow Will Be Better” PT.
Surya Pratista Hutama akan selalu terus berkembang.
Tahun 2016-sekarang
Pada tahun 2016 PT. Surya Pratista Hutama membuka pabrik baru di
daerah Jawa Tengah tepatnya di Mijen, Demak.
PT. Suprama memilliki cabang di daerah sebagai berikut :
1. Surabaya
2. Madiun
3. Jember
4. Yogyakarta
5. Semarang
6. Banjar
7. Bekasi
8. Palembang
9. Malang
10. Kediri
11. Bandung
12. Bali
13. Cianjur
14. Tegal
22
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
15. Serang
Gambar 2.1
23
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
2.5. VISI DAN MISI PERUSAHAAN
2.5.1. Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan mie dan makanan alternatif yang terbaik
di Indonesia dan diakui oleh pasar Dunia.
3. Kerjasama Terpadu:
4. Inovasi:
5. Perbaikan Berkesinambungan:
24
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
6. Peduli:
7. Berkembang Bersama:
25
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
PRESIDENT
DIRECTOR
MANAGEMENT DIRECTOR’S SECRETARY
DEVELOPMENT DIVISION
Marketing Sales
Dept Dept
(RBM)
19
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
1. President Director
Membantu dan meamastikan implementasi dari kebijakan dan
sasaran mutu dan keamanan pangan
Memastikan ketersediaan semua sumber daya yang medukung
sistem manajemen keamanan pangan
2. FSTL
Memastikan sistem manajemen keamanan pangan yang telah
ditetapkan, diimplementasikan, dikembangkan dan dipelihara dan
diperbaharui dengan efektif
Melakukan validasi, vertifikasi dan evaluasi dari sistem manajemen
keamanan pangan diantaranya dengan audit internal berkala.
3. GM Manufacturing
Mengimplementasikan dan memelihara seluruh aspek operasional
manufacturing untuk mencapai persyaratan mutu dan keamanan
pangan
4. GM Sales & Marketing – GM export
Memastikan produk yang dikirimkan kepada pelanggan sesuai
dengan kebutuhan pelanggan
Mengumpulkan kebutuhan oelanggan dengan akurat yang dicatat
pada project brief untuk produk baru dan varian baru
Memastikan penanganan keluhan pelanggan ditangani efektif
5. Product Development Manager
Mengembangkan produk sesuai dengan kebutuhan pelanggan
dengan efektif dan efisien
Menerbitkan standar/spesifikasi bahan baku, bahan penunjang,
proses dan produk jadi.
6. Finance Manager/ Purchasing
Memastikan bahan dan jasa yang diperoleh sesuai dengan spesifikasi
dari supplier yang telah diseleksi dan dievaluasi kinerjanya
7. PPIC Manager
20
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
Memastikan perencanaan produksi dan inventory control realisasi
produk yang aman
Melakukan seleksi dan evaluasi supplier untuk memastikan bahan
baku dan penunjang yang dikirim sesuai dengan persyaratan
8. Production Manager
Memastikan proses realisasi produk yang aman dilakukan dengan
efektif (sesuai dengan persyaratan) dan efesien
9. LAB-QC-EHS Manager
Memastikan mutu bahan baku, bahan penunjang serta steam dan air
proses, selama proses dan produk akhir sesuai dengan spesifikasi
Memastikan keluhan pelanggan ditangani dengan efektif dan
tindakan perbaikan dilakukan dengan tepat
Memastikan pengendalian hama di area perusahaan dilakukan
dengan tepat dan efektif
Memastikan kalibrasi dan vertifikasi alat ukur dan pengujian
Merencanakan dan mengendalikan penerapan dan metoda dan
lingkungan kerja yang sesuai dengan persyaratan kesehatan,
keselamatan kerja dan lingkungan hidup
Memastikan pembersihan dan sanitasi area proses dilakukan dengan
tepat dan efektif
Komunikasi dengan istansi pemerintahan terkait BPOM, MUI untuk
pengurusan halal dan kesesuaian dengan persyaratan/regulasi
nasional
10. Enginering Manager
Memastikan perbaikan dan perwatan dari fasilitas produksi
dilakukan dengan efektif dan efisien
Memastikan ketersediaan energi listrik, steam dan air yang sesuai
dengan persyaratan untuk proses produksi
11. Training Development Manager
Melakukan seleksi penerimaan karyawan baru
Menyelenggarakan pelatihan pada semua karyawan untuk mencapai
kompetensi yang ditentukan
21
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
12. Personal & GA Manager
Memastikan seluruh karyawan telah mengikuti medical screening
Memastikan keamanan dan ketertiban di lokasi perusahaan untuk
menjaga keamanan produk dan aset perusahaan
22
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
BAB III
SANITASI & KESELAMATAN KESEHATAN KERJA (K3)
23
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437),
sebagaimana telah beberapa kali diubah, berakhir dengan undang-
undang Nomor 12 Tahun 2008(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4737),sebagaimana telah beberapa kali diubah,
berakhir dengan undang-undang No. 12 tahun 2008 (lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
4. Peraturan pemerintah no. 38 tahun 2007 tentang Pembagian urusan
pemerintahan antara pemerintah, pemerintahan daerah provinsi, dan
pemerintahan daerah kabupaten/kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4737);
5. Keputusan Presiden Nomor 84 Tahun 2009 tentang pembentukan
kabinet Indonesia bersatu II.
6. Keputusan menteri tenaga kerja Nomor KEP. 425/MEN/1990 tentang
Hari Keselamatan dan Kesehatan kerja Nasional
7. Peraturan menteri tenaga kerja dan Transmigrasi Nomor PER.
05/MEN/IV/2007 tentang organisasi dan tata kerja departemen tenaga
kerja dan transmigrasi, sebagaimana telah diubah terakhir dengan
peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi nomor
PER.14/MEN/VIII/2008.
Oleh karena itu, sudah saatnya aturan K3 diterapkan dengan baik
untuk meminimalisir kemungkinan-kemungkinan buruk yang tidak dapat
diprediksi. Penerapan dengan baik akan regulasi keselamatan dan kesehatan
kerja bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga tanggung jawab
semua elemen yang terlibat di dalamnya seprti pihak perusahaan atau
wirausaha, pekerja dan masyarakat secara keseluruhan.
International Labour Organization (ILO) memperkirakan di
seeluruh dunia ada 6000 pekerja kehilangan nyawa setiap hari akibat
kecelakaan, luka-luka, dan penyakit akibat resiko kerja. Selain itu, setiap
tahun 270 juta pekerja menderita luka parah dan 160 juta lainnya mengalami
penyakit jangka panjang ataupun pendek terkait dengan pekerjaan mereka.
24
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
3.2. TUJUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan
pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi dan
produktivitas nasional
2. Menjamin Keselamatan setiap orang yang berada di tempat kerja
tersebut
3. Memelihara sumber produksi agar dapat digunakan secara aman dan
efisien
3.3. SANITASI
Sanitasi adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja untuk
membudayakan kebersihan. Tujuan dari sanitasi adalah untuk menjamin
kebersihan fisik dan lingkungan serta meningkatkan kesehatan. Metode
yang digunakan pada sanitasi adalah 5R yaitu :
1. Ringkas : Menata atau menyingkirkan barang yang tidak
digunakan
2. Rapi : Memudahkan pencarian
3. Resik : Bersih
4. Rawat : Menjaga kebersihan secara terus menerus
5. Rajin : Membiasakan diri untuk menjaga dan merawat
lingkungan sekitar.
1. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan sangat mempengaruhi keberhasilan sanitasi.
Kemungkinan bermasalah adanya hewan-hewan sumber kontaminasi,
seperti tikus, serangga, kucing.
2. Faktor Infrastruktur
Faktor infrastruktur yang meliputi bangunan dan fasilitas
seperti air bersih menentukan pula proses kebersihan sanitasi.
Kemungkinan bermasalah dengan tempat bangunan produksi, dimana
bangunan yang ada kurang representatif untuk tempat pengolahan
pangan dan tempat cuci tangan.
25
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
3. Faktor Pengetahuan Tenaga Kerja Pengolahan Pangan
Faktor kurangnyapengetahuan karyawan pengolahan pangan
mengenai pentingnya praktek fantasi turut mempengaruhi kebersihan.
Karyawan yang mengelola pangan harus memiliki pengetahuan yang
cukup mengenai sifat pangan yang ditangani. Rendahnya pengetahuan
pengolah pangan akan berdampak terhadapproduk yang dihasilkan.
Alat :
1. Sapu
2. Kain pel
3. Trolley pel
4. Kemoceng
5. Kanebo
Bahan :
26
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
2. FC 20 N : Untuk perawatan stainless (mesin), pembersih body
mesin dari minyak, oli, dan grase
3. FC 2075 (handsoap) : untuk mencuci tangan
4. FC 1000 (prostec) : untuk pembersih kerak di toilet atau
washtafle
5. FC 30 : Pencuci alat kerja (gelas dan piring)
27
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
28
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
Tepung Soft Min Tepung Medium Min
Tepung Hard Min 35%
21% 29%
Type E Agung Peacock biru
Mila Serdadu jingga Falcon magenta
Seagull Serdadu Merah Kantil
Tabel 4.1 Contoh Jenis Tepung
b. Bahan tambahan
Bahan tambahan yang digunakan di PT. Surya Pratista Hutama
terdiri dari:
1) Larutan Alkali
Larutan alkali yang ditambahkan pada proses mixing
terdiri dari komposisi yang berbeda untuk setiap varian mie
yang dibuat. Fungsi larutan alkali dalam pembuatan mie instan
adalah untuk menguatkan adonan agar dapat mengembang
dengan baik, mempercepat proses gelatinisasi, meningkatkan
kehalusan tekstur mie dan meningkatkan viskositasi adonan
yang akan memperbaiki kekenyalan mie. Beberapa bahan yang
digunakan dalam pembuatan larutan alkali diantaranya adalah :
a) Zat warna
Zat warna yang digunakan dalam PT. Surya
Pratista Hutama dalam produksi mie adalah Tartazine CI
19140. Tartazine CI 19140 yang merupakan pewarna dari
golongan FD&C Colour (Food Drug&Cosmetic Act) yang
merupakan zat pewarna yang telah diizinkan untuk
digunakan dalam makanan, obat-obatan dan kosmetik.
Penggunaan tartazine bertujuan untuk memberikan warna
kuning sehingga warna mie yang dihasilkan menjadi lebih
menarik.
b) Garam Dapur (NaCl)
Garam berfungsi sebagai penguat adonan,
memperlambat kebasian, dan memberikan rasa pada mie.
Garam merupakan parameter yang sangat penting dalam
proses pembuatan dry noodle. Garam yang ditambahkan
berkisar 0-8% tergantung dari jenis mie yang akan dibuat.
29
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
Fungsi garam :
Pemberi rasa
Menguatkan gluten dalam adonan
Mencegah aktivitas enzim selama proses produksi
Mengontrol kecepatan pengeringan /penguapan air
pada pada permukaan mie.
Mengontrol kestabilan adonan.
c) Garam Karbonat
Garam karbonat yang digunakan dalam pembuatan
mie adalah Natrium Karbonat ( Na2 CO 3) dan kalium
karbonat ( K 2 CO3 ). Garam karbonat berfungsi untuk
meningkatkan PH adonan mie hingga mencapai10-11
karena pembentukan gel selama proses gelatinisasi
dipengaruhi oleh PH adonan. Pada PH 10, kecepatan
pembentukan gel lebih cepat daripada PH 4-7. Menurut
merck index (1994), natrium karbonat dan kalium
karbonat dapat meningkatkan PH hingga 11,6. Proses
pembentukan gel yang tepat diperlukan pada pembuatan
mie kering karena adonan mie hanya mengalami proses
steaming selama 1,5 menit pada suhu 100ºC
2) Air
Air adalah bahan nomor dua setelah tepung terigu.
Diperukan untuk memudahkan penyebaran bahan-bahan alkali
dan garam. Air juga sangat penting dalam proses mixing karena
proses pengembangan dari gluten sangat dipengaruhi oleh
kualitas dan kuantitas air.
Fungsi utama air :
Membasahi fase tepung kering
Membentuk gluten
Membentuk adonan yang fleksibel sehingga dapat di
sheeting.
30
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
Jumlah air yang ditambahkan akan mempengaruhi sifat
konsistensi adonan, elastisitas dan ekstenbilitas adonan. Jika air
yang ditambakan terlalu sedikit maka tekstur mie terlalu
berpori/kering dan menyebabkan mie menjadi patah-patah. Jika
terlalu banyak air maka akan menyebabkan adonan terlalu basah
dan lengket pada saat sheeting, serta membutuhkan waktu yang
lama dalam proses pengeringannya.
3) Minyak Goreng
PT. Surya Pratista Hutama memproduksi dua jenis mie,
yaitu mie instan (fry) dan mie kering (dry). Minyak goreng
hanya digunakan pada proses pembuatan mie instan yang
mengalami proses penggorengan. Sedangkan mie kering hanya
mengalami proses drying tanpa menggunakan minyak. Fungsi
dari minyak goreng adalah sebagai media penggorengan mie,
penghantar panas, menambah rasa gurih dan kalori dalam bahan
makanan. Minyak yang digunakan adalah minyak sawit. Minyak
goreng digunakan pada proses pembuatan mie secara frying.
4) Bahan Pengemas
Pengemasan primer merupakan bahan pengemasan yang
langsung kontak dengan bahan pangan. PT. Surya Pratista
Hutama menggunakan pengemas primer yang terbuat dari
plastik jenis OPP (Oriented Poly Prophylen), BPDP (Beoriental
Poly Density Prophylene), PET (Polyphoster), LLDPE (Low
31
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
Linear Density Polyethilene). Bahan pengemas primer di
supplay dari PT. Indopack & PT. Voda Indonesia.
Pengemas sekunder adalah pengemas yang tidak kontak
langsung dengan produk. Fungsi kemasan sekunder adalah
untuk melindungi kemasan primer, memberi informasi kepada
konsumen mengenai jumlah dan kondisi produk. Pengemasan
sekunder ini terbuat dari bahan PP (Polyphopiline). Bahan
pengemas sekunder di suplay dari PT. Wijaya Sentosa & PT.
CMI.
c. Penyimpanan Bahan Baku dan Bahan Pembantu
Semua bahan baku maupun bahan penunjang yang digunakan
ditampung dalam gudang yang berbeda. PT. Surya Pratista Hutama
mempunyai empat unit gudang sebagai tempat penyimpanan antara
lain : gudang bahan baku sebagai tempat penyimpanan tepung, gudang
food aditive (FA) untuk menyimpan bahan-bahan ingredient yang
berupa food additive yang akan digunakan, gudang bahan penunjang
sebagai tempat penyimpanan pengemas plastik maupun karton, serta
gudang produk jadi sebagai gudang penyimpanan produk mie sebelum
dipasarkan. Sedangkan minyak goreng penyimpanannya dilakukan
dalam tempat yang terpisah dalam tangka minyak goreng.
4.2. PROSES PRODUKSI MIE
Pembuatan mie baik mie kering maupun mie instan di PT. Surya
Pratista Hutama secara umum melalui beberapa tahp proses, yaitu :
a. Sifting
Pada tahap ini semua bahan tepung dituang dalam mesin sifter
yang berfungsi sebagai ayakan dengan tujuan untuk memisahkan
bahan tepung dengan kotoran kecil seperti serpihan kayu yang
tersangkut pada karung pengemas tepung yang berasal dari alas pada
kontainer pengirim tepung. Setelah dilakukan proses pengayakan,
tepung akan ditampung dalam hopper yang telah terhubung dengan
screw yang berbentuk pipa dengan spiral didalamnya untuk kemudian
dinaikkan ke mixer.
32
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
b. Mixing
Tujuan proses ini adalah untuk menyampurkan tepung dengan
larutan alkali agar mendapatkan adonan kadar air yang cukup serta
membentuk struktur glutein sehingga diperoleh adonan yang homogen
dan mudah dalam proses pengepresan. Prinsip utama adonan mixing
ini adalah penguraian senyawa protein yang terkandung dalam tepung
terigu (zat pati), yang berlangsung secara enzimatis dengan air sebagai
media pembantu.
c. Feeding
Feeder berfungsi menampung adonan yang turun dari mesin
mixer. Didalam feeder, terdapat semacam pengaduk untuk
mengarahkan adonan sedikit demi sedikit ke lubang compounder.
d. Compounding
Compounder berfungsi menekan adonan ke dalam roll press
pertama untuk pembentukan lembaran awal yang dibuat dengan dua
lembar dan akan disatukan kembali pada roller press.
e. Sheeting dengan Roll Press
Sheeter berfungsi sebagai pembentuk adonan dari lembaran
tebal menjadi lembaran yang lebih tipis. Roller press yang terdapat di
PT. Surya Pratista Hutama sebanyak
f. Slitting
Slitter merupakan alat untuk membentuk untaian mie dengan
ukuran yang telah ditentukan. Pada proses ini juga terjadi proses
waving, yaitu proses penggelombangan mie yang dikarenakan adanya
perbedaan kecepatan putaran antara slitter, wavi confeyor, dan steam
conveyor.
g. Steaming
Setelah melalui proses slitting, mie langsung masuk kedalam
proses steaming. Steam digunakan untuk mematangkan mie dan
membuat adonan lebih mengembang serta mengurangi jumlah
mikroorganisme yang ada pada mie. Steam mengalir melalui pipa
berlubang kecil yang berguna untuk menghembuuskan uap steam
33
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
untuk memanaskan mie. Sebelum masuk steam, dilakukan perlakuan
pendahuluan penyemprotan air hangat ke mie supaya suhu mie tidak
jauh dari suhu yang ada pada steamer. Lebar steamer adalah 1 meter
dan panjangnya yaitu 4 meter. Uap diatur dengan tekanan 1,4-1,84
bar, suhu 100ºC, dan dengan kadar air yang terkontrol. Jika kadar air
mie terlalu tinggi, mie akan lembek, begitu juga sebaliknya, jika kadar
air mie terlalu rendah maka mie akan menjadi keras.
h. Cutting dan Folding
Pada tahap ini, terjadi proses pemotongan dan pelipatan.
Pemotongan yang dimaksud yaitu proses pemotongan lajur mie pada
ukuran tertentu dan kemudian melipatnya menjadi dua bagian sama
panjang untuk kemudian mendistribusikan ke dalam mesiin
pengeringan (dryer) atau mesin penggorengan (fryer).
i. Drying/ Frying
Drying adalah proses pengeringan yang bertujuan untuk
mengurangi kadar air pada mie. Semakin kecil ukuran mie, maka
proses pengeringan akan semakin cepat. Kadar air mie setelah
melewati proses pengeringan adalah antara 9-12%. Prinsip kerja dari
mesin pengering ini adalah untuk menurunkan kadar air mie ke dalam
ruangan yang berhembus udara panas. Panas ini berasal dari koil yang
dialirkan uap panas dari boiler, sedangkan hembusan udara berasal
dari putaran blower yang terletak di dalam alat tersebut. Suhu
pengering ini sekitar 100ºC selama 35 hingga 45 menit.
Frying atau Penggorengan adalah pemberian panas kepada
suatu bahan dengan media minyak atau lemak agar bahan tersebut
menjadi matang atau setengah matang saja. Proses utama yang terjadi
selama penggorengan adalah transfer panas dan transfer massa yang
mengakibatkan berbagai perubahan seperti perubahan sifat fisika,
kimia, dan mikrobiologi. Perubahan-perubahan tersebut akan
mengakibatkan berubahnya pula sifat indrawi sehingga produk akan
Nampak lebih menarik, beraroma lebih enak, dan siap dikonsumsi.
Tujuan proses ini adalah untuk mengurangi kadar air di dalam mie dan
34
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
pemantapan pati tergelatin. Kadar air setelah penggorengan adalah
sekitar 3% sehingga mie menjadi matang, kaku dan awet.
j. Cooling Fan
35
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
k. Packing (kemasan primer)
Packing atau pengemasan adalah proses pembungkusan mie
menggunakan pengemas sesuai standart yang telah ditetapkan. Tujuan
pengemasan mie adalah untuk melindungi mie dari kemungkinan
kerusakan dan kontaminasi produk secara fisik maupun biologis serta
menjamin keamanan mie selama pendistribusian dan penyimpanan
sehingga mie tidak mengalami penurunan kualitas sampai di tangan
konsumen. Pengemasan yang baik akan menghindarkan dari debu dan
kotoran, kontaminasi serangga, kemasukkan air/ uap air, kelembaban,
serta sinar matahari secara langsung.
l. Cartoning (kemasan sekunder)
Setelah mie terbungkus kemasan primer, produk mie
selanjutnya dikemas dengan menggunakan kemasan karton.
Kemudian karton dilekatkan dengan lakban serta diberi kode
produksi, tanggal produksi, tanggal kadaluarsa, dan kemudian
dimasukkan dalam gudang penyimpanan.
36
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
BAB V
METODE ANALISA
KADAR AIR
Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan, yang
dinyatakan dalam persen (%). Kadar air juga salah satu karakteristik yang sangat
penting pada bahan pangan, karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur
dan citarasa pada bahan pangan.
Alat :
Bahan :
Cara kerja :
37
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
3. Mie yang telah dihancurkan, dihaluskan menggunakan blender ( jika
mie besar, blender 10 detik + 5 detik, sedangkan mie kecil blender 5
detiik + 5 detik)
4. Moisture balance type MB 45 diatur sesuai dengan jenis bahan yang
akan di cek kadar airnya
5. Sampel ditimbang sesuai dengan ketentuan yang tercantum di
Moisture balance type MB 45
6. Menutup Moisture Balance type MB 45
7. Ditekan tombol start dan ditunggu hasilnya keluar
8. Dicatat hasilnya dan dibandingkan dengan standart yang telah
ditentukan
*Bila hasil kadar air mie di bawah/di atas standard, di sampling dan di
komunikasikan dengan pihak QC
38
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
TABEL 5.1 STANDARD KADAR AIR PRODUK AKHIR
KADAR AIR FFA
NO. JENIS PRODUK KETERANGAN
(%) (max)
FRY LOKAL
1. DM NIKMAT 30 K 4.5 0.35
2. DM NIKMAT 33 4.5 0.35
3. BD-1 3.0-4.5 0.25
4. SM 50 3.0-4.0 0.35
39
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
B. Kadar Air Pada Tepung
Alat :
Cara kerja :
Perhitungan :
40
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
FFA (FREE FATTY ACID)
Alat :
1. Neraca analitik
2. Erlenmeyer 250 ml
3. Buret Titrasi
4. Gelas ukur 50 ml
5. Pipet
Reagen :
Pembuatan reagen:
1. Alkohol netral :
Alkohol pa 95% ditambah 2-3 tetes indikator pp 1%
Dititrasi dengan NaOH 0,1N sampai warna larutan tepat berubah
menjadi merah muda
2. PP 1% :
41
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
1 gram PP dilarutkan dalam 100 ml alkohol pa 70%
3. Alkohol 70% :
72,9 ml alkohol pa 95% ditambah aquades hingga 100 ml
4. NaOH 0,1N :
4 gram NaOH dilarutkan dengan aquades hingga 1000 ml
Perhitungan :
42
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
4. Dicatat volume NaOH pada saat titik equivalent tersebut tercapai.
Perhitungan :
*Standard FFA minyak = max 0,25% (export) dan max 0,35 (lokal)
43
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
PENETAPAN PV (PEROXIDE VALUE)
Tujuan : melakukan penetapan bilangan peroksida pada lemak atau minyak untuk
mengetahui ketengikan dari bahan itu.
Alat :
1. Neraca analitik
2. Erlenmeyer 250 ml
3. Pipet volume 5 ml, 25 ml, 50 ml
4. Pipet ukur 1 ml
5. Buret mikro 10 ml
6. Labu ukur 250 ml, 500 ml
7. Beaker glass 100 ml
Reagen :
1. Asam asetat
2. Chloroform
3. HCl 4N
4. Potassium Dichromate pa ( K 2 Cr2 O7)
5. Potassium Iodide jenuh (KI)
6. Amylum 1%
7. Sodium Thiosulfate 0,1N ¿)
8. Aquades
44
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
Pembuatan Reagen :
Cara Kerja :
Perhitungan :
Ex :
( ml contoh−ml blanko ) × N Na2 S 2 O3
PV = × 1000 mgrek O2/kg
¿ Berat contoh
( 0 , 66−0 ) × 0,0102
= ×1000 mgrek O2 /kg
5 , 94
45
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
0,006
= × 1000=1,133 mgrek O2/kg
5 , 94
KADAR GLUTEN
Gluten adalah campuran amorf (bentuk tak beraturan) dar protein yang
terkandung bersama pati dalam endosperma (dan juga tepung yang dibuat
darinya) beberapa serelia, terutama gandum, gandum hitam, dan jelai. Dari
ketiganya, gandumlah yang paling tinggi kandungan gluteinnya. Kandungan
gluten dapat mencapai 80% dari total protein dalam tepung, dan terdiri dari
protein gliadin dan glutenin. Gluten dapat membuat adonan kenyal dan
mengembang karena bersifat kedap udara.
Alat :
1. Glutomatic
2. Centrifuge
3. Neraca analitik
4. Cawan
5. Pinset
Bahan :
1. Tepung
2. Aquades
3. Larutan NaCl 2%
4. Kertas
5. Tisu
Cara Kerja :
46
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
5. Dipasang wadah pada alat glutomatic dengan posisi magnet berada di
bagian dalam.
6. Ditekan tombol start dan tunggu hingga alat selesai bekerja
7. Dimasukkan gluten yang telah terbentuk kedalam bagian dalam wadah
centrifuge
8. Ditekan tombol start dan tunggu alat hingga selesai bekerja
9. Ditimbang gluten index (gluten ukuran besar) dan Wet Gluten (gluten
ukuran besar + kecil)
10. Dihitung Gluten index dan wet gluten tersebut.
Perhitungan :
Wet Gluten
Wet Gluten = ×100 %
Berat sampel
Gluten Index
Gluten Index = × 100 %
Wet Gluten
47
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
pH dan KONDUKTIVITAS
Alat :
Bahan :
Prosedur kerja :
48
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
TOTAL HARDNESS
Botol Sampel
Bahan :
Prosedur Kerja :
49
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
BERAT JENIS PADA GARAM
Garam adalah suatu senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation)
dan ion negatif (anion), sehingga membentuk senyawa netral ( tidak
bermuatan).Garam dibedakan menjadi dua jenis, yaitu garam refina atau garam
yang bentuknya sudah halus, dan garam Kristal, yaitu garam yang masih
berbentuk Kristal/ bongkahan.
Berat jenis adalah perbandingan relatif antara massa jenis sebuah zat
dengan massa jenis air murni.
Alat :
1. Gelas Ukur
2. Beaker glass
3. Batang pengaduk
4. Spatula
5. Neraca analitik
6. Blender
7. Hydrometer Baume (ºBE)
Bahan :
1. Garam
2. Aquades
Prosedur Kerja :
50
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
8. Ditambahkan aquadest hingga 100 ml
9. Dituang larutan tersebut kedalam beaker glass
10. Dituangkan kembali 90 ml larutan garam tersebut ke dalam gelas ukur
11. Dimasukkan alat hydrometer hingga ke dasar larutan, kemudian alat
tersebut dilepaskan, dan dibaca angka yang berada tepat pada permukaan air
12. Dicatat hasil berat jenis garam tersebut.
51
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
VISKOSITAS
1. Viskometer Ostwald
2. Viscometer hoppler
3. Viscometer cup and bob
4. Viscometer cone/plate
VT-04 F digunakan untuk mengukur zat cair dengan viskositas tinggi, sedangkan
VT-03 F digunakan untuk mengukur zat cair yang viskositasnya rendah.
Alat :
Viscotester
Bahan :
52
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
Cara kerja :
53
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
ANALISA BATU BARA
1. Kadar Air
2. Kadar Abu/ ASH
3. Kadar kalori
Bahan :
Batu bara
Prosedur Kerja :
Perhitungan :
b−d
TM = ×100 %
b−a
Keterangan :
54
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
b : Berat cawan dan sampel sebelum di oven
Bahan :
Batu bara
Batu Bara Mesh 40
Prosedur Kerja :
Perhitungan :
b−c
IM = × 100 %
b−a
55
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
Keterangan :
a : Berat krus kosong
b : Berat Krus dan sampel (basah)
Alat :
1. Krus Porselin
2. Tanur
3. Penjepit
4. Desikator
5. Neraca Analitik
Bahan :
Prosedur Kerja :
Perhitungan :
c−a
ASH= × 100 %
b−a
Keterangan :
56
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
Analisa Kadar Kalori :
Prosedur kerja :
57
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
BAB VI
WATER TREATMENT
1. Air sumur
Air sumur masuk ke dalam tendon dengan volume 35. 000
(penampung sedimentasi awal).
2. Sand Filter
Unit penyaringan air ini dimasukkan untuk menghilangkan
partikel-partikel kotoran ukuran 50-100 µ dengan media filter pasir
silika dengan ukuran antara 1.5 - 2.5mm. Perawatan pada filter ini
adalah dilakukan pencucian dengan cara arah input air dibalik dari
bawah ke atas (back wash) dan dilakukan pembilasan (Ringsing)
dengan parameter perbedaan tekanan masuk filter dan keluar filter
tidak boleh lebih dari 1 kg/cm 2. Sistem pencucian dilakukan selama 1
hari sekali dengan waktu 15 menit, jenis perawatan ini sama dengan
perawatan filter ferrosof maupun filter carbon.
3. Ferosoft Filter
58
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
Setelah melalui sand filter kemudian air masuk ke dalam
ferosoft filter yang berisikan ferolite yang berfungsi untuk
menghilangkan kandungan zat besi dan mangan.
4. Carbon Filter
Di dalam carbon filter terdapat carbon aktif yang berguna
untuk menghilangkan warna, bau, rasa dan zat organic yang terdapat
pada air.
5. Softener
Softener yang berisikan resin kation dan resin anion yang
berfungsi untuk menangkap kandungan kalsium dan magnesium atau
menurunkan total hardness (CaCo3 ) yang terlarut dalam air.
Perawatan softener dilakukan dengan cara back wash
kemudian dilakukan regenerasi yaitu garam yang dilarutkan ke dalam
air.
6. Catridge
Katrit berfungsi untuk menangkap partikel padat yang lebih
kecil dari 5 mikron.
7. FWT RO
Setelah air masuk ke dalam katrit, air masuk ke dalam sebuah
tandon besar yang bervolume 25.000 L yang air nya biasa disebut
dengan air FWT RO. FWT RO yaitu tandon hasil dari air filter dan
softener dan merupakan air umpan untuk membrane.
8. Membran
Setelah air melewati FWT RO, air masuk ke dalam membrane
1, 2, 3, 4, 5 tujuannya adalah untuk menangkap semua partikel yang
masih ikut dalam air dan menghilangkan TH serta konduktivity yang
terkandung dalam air dan juga berfungsi untuk meminimalkan
kontaminasi mikrobiologi dan menyaring semua partikel yang belum
tersaring dari tahap sebelumnya.
9. RO
Reverse Osmosis merupakan tahap akhir dalam pemurnian air
di PT. SUPRAMA. Reverse osmosis adalah suatu system pengolahan
59
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
air berkonsentrasi tinggi mmenjadi air tawar yang konsentrasinya
rendah dengan mengandalkan tekanan osmosis. Reverse osmosis
berfungsi untuk meminimalkan kontaminasi mikrobiologi, menyaring
semua partikel yang belum tersaring dari tahp sebelumnya serta
menurunkan konduktivitas air. Air hasil pemurnian tersebut digunakan
untuk air produksi dan boiler sebagai suplai steam. Berdasarkan
penggunaan tersebut, diperlukan pengujian sampel air hasil water
treatment terhadap beberapa parameter. Parameter yang diuji adalah
pH, conductivity, dan total hardness yang terdapat pada air.
10. Proses
Air proses adalah air hasil dari membrane, yang memiliki nilai
conductivity kurang dari 100.
11. Reject
Air reject adalah air hasil dari membrane, yang memiliki nilai
conductivity lebih dari 100.
60
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
BAB VII
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Dari hasil Praktik Kerja Industri yang telah di lakukan di PT. Surya
Pratista Hutama, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. PT. SUPRAMA adalah perusahaan yang bergerak di bidang
pengolahan pangan yaitu produk mie kering dan mie instan.
2. Manajemen PT. Surya Pratista Hutama dikepalai Presiden Director
dan dibantuoleh beberapa Manager yang membawahi beberapa lini
dan staf yang mempertahankan satu kesatuan perintah atasan dengan
mengacu pada tujuh nilai-nilai yang disebut The Super Seven.
3. Bahan pengemas yang digunakan oleh PT. SUPRAMA dalam
mengemas produknya adalah plastic pp sebagai kemasan primer dan
karton sebagai kemasan sekunder.
4. Pengendalian mutu dilakukan terhadap bahan baku, selama proses
produksi dan terhadap produk akhir. Pengendalian mutu dilakukan
dengan memperhatikan segala aspek agar tidak terjadi kerusakan
sehingga kualitas mie tetap terjamin.
5. Proses produksi mie meliputi sifter, mixing, sheeting, slitting,
steaming, cutting & folding, drying/frying, cooling fan , packing, and
cartoning.
6.2. Saran
1. Sistem Pengelolaan Produk di PT. SUPRAMA sudah berjalan dengan
baik dan perlu dipertahankan serta ditingkatkan.
2. Sebaiknya untuk laboratorium kimia dan laboratorium organoleptik
diberi sekat atau pemisah karena di takutkan zat-zat kimia berbahaya
mengenai produk yang akan di analisa organoleptik.
61
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG
DAFTAR PUSTAKA
makalahmbi.blogspot.nl/?m=1
studilingkungan.blogspot.nl/2011/01/keselamatan-dan-kesehatan-kerja
k3.html?m=1
https://googleweblight.com/i?u=https://environmentalchemistry.wordpress.com/
2010/10/06/kesadahan-air-water-hardness/&hl=id-ID
http://googleweblight.com/i?u=http://fisikazone.com/viskositas/&hl=id-ID
https://googleweblight.com/i?u=https://id.m.wikipedia.org/wiki/Gluten&hl=id-ID
https://googleweblight.com/i?u=https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kadar_air&hl=id-
ID
62
SMK NAHYADA GLOBAL SINGOSARI KAB. MALANG