Anda di halaman 1dari 38

KELOMPOK 7

DISKUSI
KELOMPOK
P E M I C U 2

PJ Dosen Tumbuh Kembang :


dr. Desriani Lestari, Sp.A., M.Biomed. MODUL TUMBUH KEMBANG
dr. Alex, M.Biomed.
ANGGOTA KELOMPOK
PEMICU

A 6-month-old baby boy was brought by his mother to


the doctor because he couldn’t lie on his stomach. He
couldn't even lift his head yet. The patient was born at
term, birth weight 2300 g. The weight gain has been
quite good. Head circumference 39 cm (microcephaly).
Eye examination revealed chorioretinitis. The antibody
titer against Toxoplasma is positive. During pregnancy,
the mother likes to eat food that is not cooked
perfectly, such as fresh vegetables and satay.
KLARIFIKASI & DEFINISI
TOXOPLASMA
PROGRAM 01 LINGKAR KEPALA
genus sporozoa yang indikator utama
merupakan parasit perkembangan otak,
intraseluler di banyak organ terutama pada anak usia
dan jaringan burung dan dini dan berkorelasi dengan
mamalia, termasuk fungsi kognitif pada anak
manusia. [1] dan orang dewasa. [3]

MIKROSEFALI KEHAMILAN
di mana lingkar kepala suatu keadaan
(tengkorak) janin atau bayi lebih mengandung embrio atau
kecil dari yang diharapkan jika
janin yang tumbuh di dalam
dibandingkan dengan janin atau
bayi lain dengan usia kehamilan, tubuh, setelah bersatunya
jenis kelamin, dan etnis yang sel telur dengan
sama. [2] spermatozoa. [4]
1. Dorland. Dorland Medical Illustrated Medical Dictionary. 32nd ed
2. DeSilva M, Munoz FM, Sell E, et al. Congenital microcephaly: case definition & guidelines for data collection, analysis, and presentation of safety data after maternal immunisation. Vaccine. Published online 2017
3. Bergerat M, Heude B, Taine M, et al. Head circumference from birth to five years in France: New national reference charts and comparison to WHO standards. The Lancet Regional Health - Europe. 2021;5:100114.
doi:10.1016/j.lanepe.2021.100114
4. Dorland WA N. Dorland Medical Dictionary. 31st ed. EGC Medical Book Publishers; 2010
KLARIFIKASI & DEFINISI
TITER ANTIBODI
PROGRAM 01
pengukuran tingkat
kekebalan terhadap
penyakit yang beredar
di dalam darah. [5]

KORIORETINITIS
proses peradangan
yang terjadi pada
saluran uveal mata.
[6]

5. S. Emantoko. Antibodi rekombinan: perkembangan terbaru dalam teknologi antibody. Jurnal Unitas. 2001;9(2):29-43.
6. Chen KJ, Chou HD, Teh WM. Korioretinitis kandida multifokal tahap awal pada wanita dengan gangguan imun. Retina Oftalmol. 2019;3(10).
KATA KUNCI
01 6 bulan 06 Mikrosefali

Berat lahir
02 Bayi laki-laki 07
2300g

03 Perkembangan 08 Korioretinitis
yang tertunda

04 Lahir cukup bulan 09 (+) Toxoplasma

Lingkar kepala 39 Perilaku makan


05 10
cm (makanan kurang
matang)
RUMUSAN MASALAH

Apa yang menyebabkan bayi laki-laki


usia 6 bulan dengan berat badan lahir
2300 g dan lingkar kepala 39 cm
(mikrosefali) belum bisa tengkurap dan
mengangkat kepala, serta pada
pemeriksaan fisik ditemukan
korioretinitis?
ANALISIS
MASALAH
HIPOTESIS

Seorang bayi laki-laki berusia 6 bulan


mengalami Toxoplasmosis kongenital
yang dimana penyebarannya melalui
transmisi plasenta.
LEARNING
ISSUES
SIMAK PEMBAHASAN BERIKUT INI!
PERTUMBUHAN
A. DEFINISI
Pertumbuhan didefinisikan sebagai
peningkatan ukuran konstan yang tidak dapat
diubah. [7]
B. KRITERIA TUMBUH KEMBANG ANAK
1. Fisik, yang mana pertumbuhan fisik ini
berlangsung lebih lambat daripada masa
pertumbuhan pada bayi.
2. Motorik, yang mana termasuk keterampilan
tangan; dan keterampilan kaki.
3. Kognitif, ialah perolehan, penataan, dan
penggunaan pengetahuan.
4. Sosial, yang mana perkembangan sosial
merupakan pembentukan social-self (pribadi
dalam masyarakat), yakni pribadi dalam
keluarga, budaya, bangsa dan seterusnya. [8]
7. Balasundaram P, Avulakunta ID. Human Growth and Development. StatPearls Publishing; 2023
8. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. Tumbuh Kembang Anak.; 2022.
PERTUMBUHAN
C. TAHAPAN NORMAL UNTUK PERTUMBUHAN ANAK
5) Usia 5 tahun
Berdasarkan data yang dikeluarkan
• Berat badan ideal: 13,7 – 24,9 kg
Kemenkes RI, berikut adalah tabel berat dan
• Tinggi badan ideal: 99,9 – 118,9 cm
tinggi badan anak perempuan usia 1-5 tahun:
[9]
1) Usia 1 tahun Berikut lingkar kepala balita normal berdasarkan jenis kelamin
• Berat badan ideal: 7 – 11,5 kg dan rentang usianya: [9]
• Tinggi badan ideal: 68,9 – 79,2 cm 1) Bayi laki-laki: 2) Bayi Perempuan:
2) Usia 2 tahun • Usia 0 – 6 bulan: 34 – 43,5 cm • Usia 0 – 6 bulan: 34 – 42 cm
• Berat badan ideal: 9 – 14,8 kg • Usia 6 -12 bulan: 43,5 – 46 cm • Usia 6 - 12 bulan: 42 – 45 cm
• Tinggi badan ideal: 80 – 92,9 cm • Usia 1 – 2 tahun: 46 – 48,3 cm • Usia 1 – 2 tahun: 45 – 47,2 cm
3) Usia 3 tahun • Usia 2 – 3 tahun: 48,3 – 49,5 cm • Usia 2 – 3 tahun: 47,2 – 48,5 cm
• Berat badan ideal: 10,8 – 18,1 kg • Usia 3 – 4 tahun: 49,5 – 50,3 cm • Usia 3 – 4 tahun: 48,5 – 49,4 cm
• Tinggi badan ideal: 87,4 – 101,7 cm • Usia 4 – 5 tahun: 50,3 – 50,8 cm • Usia 4 – 5 tahun: 49,4 – 50 cm
4) Usia 4 tahun
• Berat badan ideal: 12,3 – 21,5 kg
• Tinggi badan ideal: 94,1 – 111,3 cm
9. Yati S. Mengenal Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Dini. Jurnal Kajian Perkembangan Anak Dan Manajemen Pendidikan Usia Dini. 2018;1(1).
PERTUMBUHAN
D. FAKTOR BIOLOGIS YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN
Lingkungan biologis yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan adalah ras, jenis kelamin, umur, gizi,
perawatan kesehatan, kepekaan terhadap
penyakit, penyakit kronis dan fungsi metabolisme
yang saling terkait satu dengan yang lain. [10]

E. FAKTOR LINGKUNGAN YANG


MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN
1. Lingkungan mikro : Ibu
2. Lingkungan mini : Ayah, kakak, adik, nenek-kakek, pengasuh,
status sosial ekonomi berupa sarana di dalam rumah, sanitasi, 4. Lingkungan makro : Program pemerintah, organisasi
sarana bermain, nilai dan aturan. profesi, perguruan tinggi, LSM, kebijaksanaan internasiona
3. Lingkungan meso : Hal-hal di luar rumah, sanitasi lingkungan, WHO, Unicef
polusi, tetangga, teman bermain, sarana pelayanan kesehatan,
sarana pendidikan formal dan nonformal, sarana bermain, adat
istiadat. [11]
10. Soetjiningsih R. Tumbuh Kembang Anak. EGC; 2015.
11. Muhammad Faizi dr. , SpAI at all. PEDIATRIC CLINICAL . CV Saga fawadwipa PUSTAKA SAGA; 2018.
PERTUMBUHAN
F. PENYIMPANGAN PERTUMBUHAN
Dapat terjadi akibat kegagalan produksi atau
pelepasan hormon pelepas hormon
pertumbuhan (GHRH) hipotalamus, dari (genetik
atau sporadis) perkembangan yang salah dari
somatotrop hipofisis, sekunder akibat penyakit
kronis yang sedang berlangsung, malnutrisi,
kelainan intrinsik tulang rawan dan/atau tulang
seperti osteochondrodysplasias, dan dari
kelainan genetik yang memengaruhi produksi
dan respons hormon pertumbuhan. [12]

12. Ergun-Longmire B, Wajnrajch MP. Growth and Growth Disorders. South Dartmouth; 2020.
PERTUMBUHAN
G. PEMANTAUAN PERTUMBUHAN
NORMAL
1. Berat badan anak
dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U
(Berat Badan menurut Umur)
2. Panjang Badan (PB), Tinggi Badan
(TB)
dinyatakan dalam bentuk Indeks TB/U
(tinggi badan menurut umur), atau
juga indeks BB/TB (Berat Badan
menurut Tinggi Badan). [13]

13. Kementrian Kesehatan Indonesia. Pentingnya Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak Indonesia
PERKEMBANGAN BAYI
A. DEFINISI
Perkembangan anak menggambarkan peningkatan kematangan fungsi individu, dan
merupakan indikator penting dalam menilai kualitas hidup anak. Oleh karena itu
perkembangan anak harus dipantau secara berkala. [14]

B. PERKEMBANGAN DAN STRUKTUR ORGAN


1) Bulan Pertama, kantung ketuban sudah mulai terbentuk untuk
melindungi embrio, begitu pula dengan plasenta dan sel darah bayi.
Tubuh janin juga sudah mulai terbentuk.
2) Bulan Kedua, tulang dan sistem saraf yang meliputi jaringan otak,
saraf tulang belakang, dan saraf tepi sudah mulai terbentuk.
Pembentukan jantung juga mulai terjadi.
3) Bulan Ketiga, organ dalam janin sudah mulai berkembang.
4) Bulan Keempat (Trimester 2), janin laki-laki sudah memiliki prostat,
sedangkan janin perempuan sudah mulai memiliki folikel pada ovarium
5) Bulan Kelima, seluruh kulit janin sudah tertutup lapisan putih sebagai
pelindung cairan ketuban. Otot janin sudah berkembang dan janin
mulai dapat bergerak
14. Scharf RJ, Scharf GJ, Stroustrup A. Tonggak Perkembangan. Pediatr. 2016;37(1):25-37
PERKEMBANGAN BAYI
B. PERKEMBANGAN DAN STRUKTUR ORGAN
6) Bulan Keenam, kelopak mata janin sudah
terbentuk sempurna dan matanya sudah bisa
terbuka. Janin sudah bisa merespons suara
dengan gerakan
7) Bulan Ketujuh (Trimester 3), janin sudah dapat
merespons cahaya, merasakan sakit, mendengar
suara, dan mengubah posisi tubuhnya.
8) Bulan Kedelapan, organ dalam janin sudah
berkembang lebih baik.
9) Bulan Kesembilan, tubuh janin sudah
terbentuk lebih sempurna. [14]

14. Scharf RJ, Scharf GJ, Stroustrup A. Tonggak Perkembangan. Pediatr. 2016;37(1):25-37
PERKEMBANGAN BAYI
C. TAHAPAN PERKEMBANGAN NORMAL PADA BAYI
1) Umur 0-3 bulan : mampu 3) Umur 6-9 bulan : mampu duduk
mengangkat kepala setinggi 45°, (sikap tripoid) sendiri, belajar berdiri,
menggerakkan kepala dari kiri/kanan kedua kakinya menyangga sebagian
ke tengah, melihat dan menatap berat badan
wajah, 4) Umur 9-12 bulan : bayi sudah
2) Umur 3-6 bulan : anak mampu mampu mengangkat badannya ke
berbalik dari telungkup ke telentang, posisi berdiri, belajar berdiri selama 30
mengangkat kepala setinggi 90°, detik atau berpegangan di kursi,
mempertahankan kepala tetap tegak dapat berjalan dengan dituntun. [15]
dan stabil.

15. Yulizawati, Rahmayani Afrah. Pertumbuhan Dan Perkembangan Bayi Dan Balita/. 1st ed. Indomedia Pustaka; 2022
PERKEMBANGAN BAYI
D. FAKTOR BIOLOGIS YANG E. FAKTOR PSIKOSOSIAL YANG
MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN

Ras/etnik atau Perkembangan


01 bangsa
05 Genetik 01 Emosi

Kelainan Perkembangan
02 Keluarga 06 kromosom [15] 02 Sosial

Perkembangan
03 Umur 03 Permainan

Perkembangan
04 Jenis kelamin 04 Moral [16]

15. Yulizawati, Rahmayani Afrah. Pertumbuhan Dan Perkembangan Bayi Dan Balita/. 1st ed. Indomedia Pustaka; 2022
16. Murni. PERKEMBANGAN FISIK, KOGNITIF, DAN PSIKOSOSIAL PADA MASA KANAK-KANAK AWAL 2-6 TAHUN. PERKEMBANGAN FISIK, KOGNITIF, DAN PSIKOSOSIAL
PADA MASA KANAK-KANAK AWAL 2-6 TAHUN. 2017;3(1).
PERKEMBANGAN BAYI
F. PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN
Adapun masalah yang mungkin terjadi di setiap tahap perkembangan bayi usia 0-6 bulan yaitu :
1) Kemampuan motorik kasar dan halus
a. Tidak bisa meraih, menangkap, atau memegang benda memasuki usia 3 bulan
b. Kepala belum bisa terangkat dengan baik
c. Tidak bisa memasukkan benda ke mulut
2) Kemampuan Bahasa, bayi tidak bisa merespons suara.
3) Kemampuan Melihat
a. Tidak bisa melihat tangannya sendiri di usia 2 bulan
b. Tidak mengikuti benda bergerak dengan matanya di usia 3 bulan
c. Air mata terus mengalir sampai usia 6 bulan
4) Kemampuan sosial dan emosional, bayi tidak tersenyum atau tidak memperlihatkan ekspresi
dalam kondisi tertentu, misalnya saat takut
5) Kemampuan Kognitif, sulit berkomunikasi dan bermain dengan orang lain. Penyebab gangguan
kognitif adalah cedera otak karena infeksi, seperti meningitis. [17]

17. Karnesyia. Gangguan Perkembangan Bayi Usia 0-6 Bulan, Dari Motorik Hingga Kognitif. Parenting. .; 2020.
PERKEMBANGAN BAYI
G. DETEKSI DINI PERKEMBANGAN
1. DDST (Denver Developmental Screening
Tests)
2. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
(KPSP)
3. Preschool Pediatric Symtom Checklist
(PPSC)
4. Dortmund Developmental Screening
Preschool (DDSP)
5. Vineland Social Maturity Scale (VSMS) [18]

18. Ni Wayan Wiwin Asthiningsih, Siti Khoiroh Muflihatin. Deteksi Dini Perkembangan Balita. Jurnal Endurance: Kajian Ilmiah Problema Kesehatan.
2018;3(2):367-374.
KORIORETINITIS
A. ETIOLOGI
Penyebab infeksi termasuk :
1. Toksoplasmosis
2. Virus seperti cytomegalovirus (CMV), herpes
simpleks, rubella, virus choriomeningitis
limfositik, virus West Nile
3. Penyakit mata terkait HIV
4. TBC
5. Toksocara
6. Sipilis
7. Bartonella
8. Infeksi jamur yang disebabkan oleh Candida spp
9. Coccidioidomycosis histoplasmosis. [19]

19. GEETHA R, TRIPATHY K. Chorioretinitis. StatPearls Publishing; 2022.


KORIORETINITIS
B. EPIDEMIOLOGI C. PATOFISIOLOGI
Data epidemiologis dari berbagai Infeksi biasanya terjadi dengan
penelitian menunjukkan bahwa uveitis konsumsi kista jaringan yang ada
terjadi antara 52 dan 341 per 100.000 dalam daging mentah atau setengah
orang-tahun di AS. Memiliki prevalensi matang atau dengan menelan ookista
lebih tinggi di negara-negara tropis dalam kotoran kucing. Ini dapat
dengan iklim panas dan lembab. Di ditularkan secara transplasenta. Hal
Amerika Serikat, antibodi terhadap ini dapat menyebabkan infeksi parah
Toksoplasma terdapat pada hampir 20% pada individu imunosupresi dan
orang. Peningkatan usia dikaitkan wanita hamil. [19]
dengan insiden uveitis yang lebih tinggi.
[19]

19. GEETHA R, TRIPATHY K. Chorioretinitis. StatPearls Publishing; 2022.


KORIORETINITIS
D. GEJALA KLINIS E. DIAGNOSA
Gejala lain yang mungkin Diagnosis laboratorium toksoplasmosis
menyertai gejala klinis utama melibatkan beberapa metode deteksi
langsung dan tidak langsung
tersebut adalah anemia, kejang,
termasuk amplifikasi urutan asam
pembengkakan kelenjar, air nukleat spesifik dalam cairan tubuh
liur, muntah, bisul-bisul di dan jaringan dengan reaksi berantai
kulit, radang paru-paru, diare, polimerase (PCR), metode serologis,
demam, kulit kuning, dan identifikasi imunohistokimia parasit
pengapuran dalam tengkorak. (yaitu pewarnaan imunoperoksidase),
kultur in vitro dan inokulasi hewan.
[20,21]
[22]
20. Pademmui S. TORCH (Toxo, Rubella, CMV, Dan Herpes) Akibat Dan Solusinya. PT Wangsa Jatra Lestari; 2006.
21. Bagus Uda Palgunadi. TOXOPLASMOSIS DAN KEMUNGKINAN PENGARUHNYA TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU. Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
22. Kalogeropoulos D, Sakkas H, Mohammed B, et al. Ocular toxoplasmosis: a review of the current diagnostic and therapeutic approaches. Int Ophthalmol. 2022;42(1):295-321. doi:10.1007/s10792-021-01994-9
KORIORETINITIS
F. TATA LAKSANA
Dalam kondisi infektif, terapi antimikroba
spesifik digabungkan dengan agen
antiinflamasi, yang dimulai 48 hingga 72 jam
setelah inisiasi agen antiinfeksi. Pengobatan
uveitis posterior noninfeksi terutama adalah
kortikosteroid dan agen imunosupresif.
Pemberian terapi dapat melalui beberapa
rute, termasuk injeksi topikal, periokular, dan
intraokular atau sistemik. Penting juga untuk
mengobati penyakit sistemik yang
mendasarinya. [19]

19. GEETHA R, TRIPATHY K. Chorioretinitis. StatPearls Publishing; 2022.


MIKROSEFALI
A. ETIOLOGI
Berdasarkan etiologinya, mikrosefali dapat dibagi menjadi
kelainan genetik, metabolik, dan lingkungan. Salah satu
etiologi lingkungan adalah infeksi virus Zika pada ibu
hamil. [23]
B. EPIDEMIOLOGI
Diperkirakan di Amerika Serikat mikrosefali terjadi
pada 2-12 bayi per 10.000 kelahiran hidup,
sedangkan di India angkanya 6 bayi per 10.000
kelahiran hidup. Berdasarkan data Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia tahun 2018, dari 956
kasus kelainan bawaan, terdapat 2,3% kasus
mikrosefali di Indonesia. [23, 24, 25]
23. Bom JA. Microcephaly in Infants and Children: Etiology and Evaluation.; 2021.
24. Hanzlik E, Gigante J. Microcephaly.; 2017.
25. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Kelainan Bawaan.; 2018.
MIKROSEFALI
C. PATOFISIOLOGI D. GEJALA KLINIS
Patologi mikrosefali kongenital Mikrosefali ditandai dengan ukuran kepala bayi
yang jauh lebih kecil dari ukuran kepala yang
ditandai dengan agen infeksi normal. Kondisi ini juga bisa disertai dengan gejala
neurotropik yang melibatkan lain, seperti
1. Tangisan bayi bernada tinggi
sistem saraf janin, menyebabkan 2. Kesulitan menyusu
kerusakan otak dengan 3. Gangguan penglihatan
4. Gangguan pendengaran
klasifikasi, mikrosefali, 5. Hambatan pada tumbuh kembang bayi
gangguan pendengaran 6. Gangguan dalam proses belajar
7. Hiperaktif
sensorineural, dan kelainan 8. Kejang [23,24,25]
oftalmologis. [23,26]
23. Bom JA. Microcephaly in Infants and Children: Etiology and Evaluation.; 2021.
24. Hanzlik E, Gigante J. Microcephaly.; 2017.
25. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Kelainan Bawaan.; 2018.
26. Devakumar D, Bamford A, Ferreira MU, et al. Infectious causes of microcephaly: epidemiology, pathogenesis, diagnosis, and management.
MIKROSEFALI
E. DIAGNOSA E. TATA LAKSANA
Diagnosis dan evaluasi mikrosefali Anak-anak yang tidak memiliki masalah
diperlukan untuk menentukan penyebab selain ukuran kepala yang kecil tidak
yang mendasari, potensi kondisi yang memerlukan perawatan apa pun. Anak-
terkait, dan bantuan dengan prognosis. anak yang memiliki masalah dengan
Anamnesis menyeluruh dan pemeriksaan belajar, berbicara, atau keterampilan
fisik lengkap adalah langkah pertama
motorik dapat mengambil manfaat dari :
dalam mengevaluasi anak dengan
1. Terapi fisik
mikrosefali. Tes MRI, genetik, atau
2. Terapi okupasi
metabolik harus dipertimbangkan jika anak
mengalami tanda atau gejala neurologis
3. Terapi wicara
atau mikrosefali yang memburuk. [24] 4. Konseling psikologis [26]

24. Hanzlik E, Gigante J. Microcephaly.; 2017.


26. Devakumar D, Bamford A, Ferreira MU, et al. Infectious causes of microcephaly: epidemiology, pathogenesis, diagnosis, and management.
TORCH
A. DEFINISI
Istilah TORCH kompleks atau infeksi TORCHes
mengacu pada infeksi kongenital
toksoplasmosis, lainnya (Sifilis, Hepatitis B),
rubella, Cytomegalovirus (CMV), dan herpes
simpleks. [27]

27. Jaan A, Rajnik M. TORCH Complex.; 2022.


TORCH
B. JENIS PENYAKIT DAN GEJALANYA
a) Toxoplasmosis
Hambatan pertumbuhan intrauterin dan
c) Cytomegalovirus
berat lahir rendah, hepatosplenomegali,
Jaundice, petechiae, dan
ikterus, korioretinitis, kalsifikasi
hepatosplenomegali. [29]
intraparenkim, dan anemia. [27]
d) Herpes simpleks
b) Rubella
Gejala prodromal dimulai dengan
Berat badan lahir rendah, purpura
rasa gatal, panas, kencang, atau
trombositopenik, anemia hemolitik,
kesemutan pada kulit sebelum
hepatosplenomegali, meningoensefalitis,
timbulnya lesi pada kulit. [30]
ophthalmopathies, retardasi psikomotor,
dan mikrosefali. [28]

27. Jaan A, Rajnik M. TORCH Complex.; 2022.


28. Belanger BG, Lui F. Embryology, Teratology TORCH. StatPearls Publishing; 2022.
29. Pratama BF. Infeksi Cytomegalovirus Kongenital. Jurnal Kesehatan Melayu. 2018;1(2):114-117.
30. Alifa D. Herpes Genitalis pada Kehamilan. Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science. 2021;4(2):57-66.
TORCH D. PROSEDUR PEMERIKSAAN
1. Konsultasikan dengan dokter atau ahli kandungan
C. FAKTOR PENYEBAB untuk menentukan apakah pemeriksaan TORCH
diperlukan berdasarkan riwayat kesehatan dan kondisi
disebabkan oleh Toxoplasma gondii, klinis ibu hamil.
2. Dokter akan mengambil sampel darah dari ibu hamil
Treponema pallidum , virus Hepatitis untuk melakukan tes serologi, yang akan
B, virus Rubella, cytomegalovirus, mengidentifikasi adanya antibodi terhadap virus dan
parasit yang tercakup dalam tes TORCH.
dan virus herpes simplex (HSV). 3. Hasil pemeriksaan akan dianalisis untuk menentukan
Patogen lain yang terkait dengan apakah ibu hamil memiliki infeksi aktif atau memiliki
antibodi yang menunjukkan adanya infeksi masa lalu.
infeksi bawaan termasuk human 4. Jika ditemukan adanya infeksi aktif atau riwayat infeksi
immunodeficiency virus (HIV), yang berisiko tinggi, dokter akan memberikan tindakan
lanjutan yang sesuai untuk melindungi kesehatan janin,
parvovirus, dan virus varicella. [31] seperti perawatan atau pengawasan lebih intensif
selama kehamilan.
5. Penting untuk diingat bahwa pemeriksaan TORCH
bertujuan untuk mencegah dan mengidentifikasi
potensi masalah pada kehamilan dan janin. [28]
28. Belanger BG, Lui F. Embryology, Teratology TORCH. StatPearls Publishing; 2022.
31. Singh L, Mishra S, Prasanna S, Cariappa MP. Seroprevalensi infeksi TORCH pada populasi pasien antenatal dan HIV positif. Angkatan Bersenjata Med J India. 2015;71(2).
TORCH F. PENCEGAHAN
1. Hindari kontak dengan orang yang sedang sakit
E. KOMPLIKASI 2. Sering-sering mencuci tangan, untuk mencegah
sitomegalovirus
Komplikasinya adalah intrauterin dan 3. Jangan berbagi minuman atau peralatan makan
dengan orang lain
postnatal. Komplikasi dalam rahim
4. Hindari bepergian ke tempat umum di mana penyakit
termasuk retardasi pertumbuhan menular tertentu merupakan hal yang lazim di sana
intrauterin, hidrops fetalis, dan 5. Makan daging dan telur yang dimasak sepenuhnya
untuk mencegah penularan toksoplasmosis
kematian intrauterin. Komplikasi 6. Minta orang lain membersihkan kotak pasir selama
pascakelahiran termasuk gagal tumbuh, kehamilan untuk mencegah penularan toksoplasmosis
7. Kenakan kondom saat berhubungan seks, untuk
penyakit mata, keterlambatan
menghilangkan risiko tertular sifilis, HIV, dan HSV
perkembangan, kelumpuhan, selama kehamilan
gangguan kejang, gangguan 8. Lakukan tes IMS (infeksi menular seksual) sebelum
kehamilan
pendengaran, penyakit jantung 9. Minum obat antivirus seperti yang diarahkan oleh
bawaan, dan kematian. [27] dokter [32,33]

27. Jaan A, Rajnik M. TORCH Complex.; 2022.


32. Newton ER. TORCH Infections. Clin Obstet Gynecol; 1999.
33. Newton ER. Chorioamnionitis and intraamniotic infection. Clin Obstet Gynecol. 1993;36(4):795-808. doi:10.1097/00003081-199312000-00004
TITER ANTIBODI
Tes yang mendeteksi keberadaan dan mengukur jumlah antibodi dalam darah. [43]

Tes ini berfungsi untuk menyelidiki apakah ada


reaksi kekebalan yang dipicu oleh benda asing
(antigen) di dalam tubuh. Tingkat antibodi (titer)
dalam darah memberitahu penyedia layanan
kesehatan, apakah telah terpapar antigen atau
tidak. [34,35]

34. Krause L. Antibody Titer Test. Healthline; 2012. 61


35. Jacofsky D, Jacofsky EM, Jacofsky M. Understanding antibody testing for COVID-19. J Arthroplasty. 2020;35(7):574-581.
TITER ANTIBODI
Pada ibu hamil tes ini dilakukan dengan test IgG [35]

IgG (-) IgG (+)

Pemantauan serologi IgG Tes Toxo IgM


setiap bulan atau per 3 bulan
IgM (-) IgM (+)

(+) toksoplasmosis sebelum Konfirmasi


Rutin
hamil, telah diiumunisasi dan laboratorium
tidak beresiko diturunkan
Referensi

35. Jacofsky D, Jacofsky EM, Jacofsky M. Understanding antibody testing for COVID-19. J Arthroplasty. 2020;35(7):574-581.
DAMPAK INFEKSI INTRAUTERIN DAN
PENCEGAHANNYA
DAMPAK PENCEGAHAN
1. Tidak merokok, narkoba, dan minum alkohol
1. Ketuban pecah sebelum persalinan
2. Konsultasi dengan dokter jika keputihan
2. Lahir premature
berubah
3. Kelahiran mati
3. Tidak melewatkan janji perawatan antenatal
4. Infeksi pada ibu setelah melahirkan
4. Melakukan tes jika dicurigai menderita IMS
5. Pendarahan berat setelah lahir
5. Gunakan air dan sabun biasa untuk mencuci
6. Sepsis neonatorum
area genital
7. Penyakit paru-paru kronis hingga
6. Tidak menggunakan produk mengandung
cedera otak pada bayi [33]
pewangi dan bahan kimia berlebihan
7. Konsultasi dengan dokter jika mengalami
gejala ISK [33]
33. Newton ER. Chorioamnionitis and intraamniotic infection. Clin Obstet Gynecol. 1993;36(4):795-808. doi:10.1097/00003081-199312000-00004
DAMPAK JIKA BAYI MENGALAMI
KETERLAMBATAN TUMBUH KEMBANG
Gangguan perkembangan adalah kelompok sindrom yang sangat besar di mana urutan atau pola
perkembangan yang khas terganggu dengan keterlambatan langkah perkembangan dan/atau
penyimpangan dalam proses perkembangan. Kategorinya adalah sebagai berikut: [36]

Risiko Tonggak Keterlambatan Suasana Hati/Mempengaruhi


01 05
Perkembangan Regulasi

02 Pidato dan Bahasa Tertunda 06 Masalah Pembelajaran

03 Gangguan Sensorik 07 Gangguan Gerakan

04 Masalah Perilaku 08 Keterlambatan Motor

36. Khan I, Leventhal BL. Developmental Delay. StatPearls Publishing; 2023.


KESIMPULAN
Hipotesis diterima. Seorang bayi laki-laki berusia 6
bulan mengalami Toxoplasmosis kongenital. Saat
hamil, ibunya suka makan makanan yang tidak
dimasak dengan sempurna, seperti lalapan dan
sate sehingga menyebabkan ibu terinfeksi parasit
Toxoplasma gondii di dalam tubuh. Ketika hamil
Toxoplasma gondii pada ibu menyebar ke janin
melalui transmisi plasenta. Penyakit ini
menyebabkan bayi tersebut mengalami
mikrosefali, tumbuh kembang yang terhambat
dan korioretinitis
THANK
YOU!

Anda mungkin juga menyukai