Anda di halaman 1dari 31

DED PENATAAN KAWASAN GENANGAN DAN EX QUARRY

BENDUNGAN BENER KABUPATEN PURWOREJO

2 TINJAUAN LITERATUR DAN


KEBIJAKAN

BAB 2
TINJAUAN LITERATUR DAN
KEBIJAKAN

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN


PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR KONSEP LAPORAN
SNVT PEMBANGUNAN BENDUNGAN
2-1
INTERIM
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI SERAYU OPAK
Tahun 2023
DED PENATAAN KAWASAN GENANGAN DAN EX QUARRY
BENDUNGAN BENER KABUPATEN PURWOREJO

2.1 PENGERTIAN BENDUNGAN


Bendungan adalah bangunan yang berupa urukan tanah, urukan batu,
dan beton, yang dibangun selain untuk menahan dan menampung air,
dapat pula dibangun untuk menahan dan menampung limbah tambang,
atau menampung lumpur sehingga terbentuk waduk. Sedangkan waduk
adalah wadah buatan yang terbentuk sebagai akibat dibangunnya
bendungan (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan
Rakyat Nomor 6 Tahun 2020). Bendungan berfungsi sebagai penangkap
air dan menyimpannya di musim hujan waktu air sungai mengalir dalam
jumlah besar dan yang melebihi kebutuhan baik untuk keperluan.
Bendungan digunakan untuk keperluan irigasi, air minum industri,
tempat rekreasi, tempat penampungan limbah, cadangan air minum,
pengendali banjir, perikanan, pariwisata dan olahraga air.

2.1.1 Fungsi Dan Manfaat Bendungan


Menurut Sarono dkk (2007) terdapat beberapa fungsi dan manfaat
bendungan yaitu sebagai berikut:
1. Irigasi
Pada saat musim hujan, air hujan yang turun di daerah tangkapan
air sebagian besar akan ditampung sehingga pada musim kemarau
air yang tertampung tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan, antara lain sebagai irigasi lahan pertanian.

2. Penyediaan Air Baku


Waduk selain sebagai sumber untuk pengairan persawahan juga
dimanfaatkan sebagai bahan baku air minum dimana daerah
perkotaan sangat langka dengan air bersih.

3. Sebagai PLTA
Dalam menjalankan fungsinya sebagai PLTA, waduk dikelola untuk
mendapatkan kapasitas listrik yang dibutuhkan. Pembangkit listrik
tenaga air (PLTA) adalah suatu sistem pembangkit listrik yang
biasanya terintegrasi dalam bendungan dengan memanfaatkan
energi mekanis aliran air untuk memutar turbin, diubah menjadi
energi listrik melalui generator.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN


PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR KONSEP LAPORAN
SNVT PEMBANGUNAN BENDUNGAN
2-2
INTERIM
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI SERAYU OPAK
Tahun 2023
DED PENATAAN KAWASAN GENANGAN DAN EX QUARRY
BENDUNGAN BENER KABUPATEN PURWOREJO

4. Pengendali Banjir
Pada saat musim hujan, air hujan yang turun di daerah tangkapan
air sebagian besar akan mengalir ke sungai-sungai yang pada
akhirnya akan mengalir ke hilir sungai yang tidak jarang
mengakibatkan banjir di kawasan hilir sungai tersebut, apabila
kapasitas tampung bagian hilir sungai tidak memadai.
Dengan dibangunnya bendungan-bendungan di bagian hulu sungai
maka kemungkinan terjadinya banjir pada musim hujan dapat
dikurangi dan pada musim kemarau air yang tertampung tersebut
dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, antara lain untuk
pembangkit listrik tenaga air, untuk irigasi lahan pertanian, untuk
perikanan, untuk pariwisata dan lain-lain.

5. Perikanan
Untuk mengganti mata pencaharian para penduduk yang tanahnya
digunakan untuk pembuatan waduk dari mata pencaharian
sebelumnya beralih ke dunia perikanan dengan memanfaatkan
waduk untuk peternakan ikan di dalam jaring-jaring apung atau
karamba-karamba.

6. Pariwisata dan Olahraga Air


Dengan pemandangan yang indah waduk juga dapat dimanfaatkan
sebagai tempat rekreasi dan selain tempat rekreasi juga
dimanfaatkan sebagai tempat olahraga air maupun sebagai tempat
latihan para atlet olahraga air.

2.1.2 Jenis-Jenis Bendungan


Satu bendungan dapat dipandang dari beberapa segi yang masing-
masing menghasilkan tipe yang berbeda-beda. Maka pembagian tipe
bendungan dapat dipandang dari 7 keadaan yaitu:
1. Bendungan Berdasarkan Ukuran
Berdasarkan ukuranya, terdapat dua jenis bendungan yaitu:
➢ Bendungan Besar (Large Dams)
Menurut International Commission On Large Dams (ICOLD) definisi
bendungan besar yaitu:
• Bendungan yang tingginya lebih dari 10 m, diukur dari bagian
bawah fondasi sampai puncak bendungan.
• Panjang puncak bendungan tidak kurang dari 500 m.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN


PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR KONSEP LAPORAN
SNVT PEMBANGUNAN BENDUNGAN
2-3
INTERIM
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI SERAYU OPAK
Tahun 2023
DED PENATAAN KAWASAN GENANGAN DAN EX QUARRY
BENDUNGAN BENER KABUPATEN PURWOREJO

• Kapasitas waduk yang terbentuk tidak kurang dari 1 juta meter


kubik.
• Debit banjir maksimum yang diperhitungkan tidak kurang dari
2.000m3/detik.
➢ Bendungan Kecil (Small Dams)
Semua bendungan yang tidak memiliki syarat sebagai bendungan
besar (Large Dams).

2. Bendungan Berdasarkan Tujuan Pembangunan


Berdasarkan tujuan pembangunannya terdapat dua jenis
bendungan yaitu:
➢ Bendungan dengan tujuan tunggal (single purpose dams) adalah
bendungan yang dibangun untuk memenuhi satu tujuan saja
misalnya untuk PLTA, irigasi, pengendalian banjir dan kebutuhan
lain.
➢ Bendungan serba guna (multi purpose dams) adalah bendungan
yang dibangun untuk memenuhi beberapa tujuan, misalnya PLTA
dan irigasi, pariwisata dan perikanan, irigasi dan pengendalian
banjir dan lain-lain.

3. Bendungan Berdasarkan Penggunaannya


Berdasarkan penggunaannya terdapat tiga jenis bendungan yaitu:
➢ Bendungan membentuk waduk (storage dams) adalah bendungan
yang dibangun untuk membentuk waduk guna menyimpan air
pada waktu kelebihan agar dapat dipakai pada waktu diperlukan.
➢ Bendungan penangkap atau pembelok air (diversion dams) adalah
bendungan yang dibangun agar permukaan air lebih tinggi
sehingga dapat mengalir masuk kedalam saluran air atau
terowongan air.
➢ Bendungan untuk memperlambat air (distension dams) adalah
bendungan yang dibangun untuk memperlambat air sehingga
dapat mencegah terjadinya banjir.

4. Bendungan Berdasarkan Jalannya Air


Berdasarkan jalannya air terdapat dua jenis bendungan yaitu:
➢ Bendungan untuk dilewati air (overflow dams) adalah bendungan
yang dibangun untuk dilewati air misalnya pada bangunan
pelimpas (spillway).

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN


PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR KONSEP LAPORAN
SNVT PEMBANGUNAN BENDUNGAN
2-4
INTERIM
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI SERAYU OPAK
Tahun 2023
DED PENATAAN KAWASAN GENANGAN DAN EX QUARRY
BENDUNGAN BENER KABUPATEN PURWOREJO

➢ Bendungan untuk menahan air (non overflow dams) adalah


bendungan yang sama sekali tidak boleh dilewati air. Biasanya
dibangun berbatasan dan biasanya terbuat dari beton, pasangan
batu, atau pasangan bata.

5. Bendungan Berdasarkan Konstruksinya


Berdasarkan konstruksinya terdapat tiga jenis bendungan yaitu:
➢ Bendungan urugan (fill type dam) adalah bendungan yang
dibangun dari hasil penggalian bahan tanpa bahan tambahan lain
yang bersifat campuran secara kimia, jadi betul-betul bendungan
asli.

Gambar 2.1 Tipe Bendungan Urugan

➢ Bendungan beton (concreate dam) adalah bendungan yang dibuat


dengan kontruksi beton dengan tulang maupun tidak. Ada 4 tipe
bendungan beton:
• Bendungan beton berdasarkan berat sendiri (concrete gravity
dam) adalah bendungan beton yang direncanakan untuk
menahan beban dan gaya yang bekerja padanya hanya berdasar
atas berat sendiri.
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR KONSEP LAPORAN
SNVT PEMBANGUNAN BENDUNGAN
2-5
INTERIM
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI SERAYU OPAK
Tahun 2023
DED PENATAAN KAWASAN GENANGAN DAN EX QUARRY
BENDUNGAN BENER KABUPATEN PURWOREJO

• Bendungan beton dengan penyangga (concrete buttressdam)


adalah bendungan beton yang mempunyai penyangga untuk
menyalurkan gaya-gaya yang bekerja padanya. Banyak dipakai
apabila sungainya sangat lebar dan geologinya baik.
• Bendungan beton berbentuk lengkung atau busur (concretearch
dam) adalah bendungan beton yang direncanakan untuk
menyalurkan gaya yang bekerja padanya melalui pangkal tebing
(abutment) kirid an kanan bendungan.
• Bendungan beton kombinasi (combination concrete dam atau
mixed type concretedam) adalah kombinasi lebih dari satu tipe
bendungan. Apabila suatu bendungan beton berdasar berat
sendiri berbentuk lengkung disebut concrete archgravity dam
dan kemudian apabila bendungan beton merupakan gabungan
beberapa lengkung, maka disebut concrete multiple arch dam.

6. Bendungan Berdasarkan Fungsi


Berdasarkan fungsinya terdapat beberapa jenis bendungan yaitu:
➢ Bendungan pengelak pendahuluan (primary coffer dam) adalah
bendungan yang pertama-tama dibangun di sungai pada debit air
rendah agar lokasi rencana bendungan pengelak menjadi kering
yang memungkinkan pembangunan secara teknis.
➢ Bendungan pengelak (coffer dam) adalah bendungan yang
dibangun sesudahs elesainya bendunga npengelak pendahuluan
sehingga lokasir encana bendungan utama menjadi kering yang
memungkinkan pembanguna secara teknis.
➢ Bendungan utama (main dam) adalah bendungan yang dibangun
untuk satu atau lebih tujuan tertentu.
➢ Bendungan (highlevel dam) adalah bendungan yang terletak di sisi
kiri atau kanan bendungan utama yang tinggi puncaknyajuga
sarna
➢ Bendungan di tempat rendah (sadlle dam) adalah bendungan yang
terletak di tepi waduk yang jauh dari bendungan utama yang
dibangun untuk mencegah keluarnya air dari waduk sehingga air
waduk tidak mengalir kedaerah sekitarnya.
➢ Tanggul adalah bendungan yang terletak di sisi kiri atau kanan
bendungan utama dan di tempat yang dari bendungan utama yang
tingginya maksimum 5 meter dengan panjang mercu maksimum 5
kali tingginya.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN


PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR KONSEP LAPORAN
SNVT PEMBANGUNAN BENDUNGAN
2-6
INTERIM
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI SERAYU OPAK
Tahun 2023
DED PENATAAN KAWASAN GENANGAN DAN EX QUARRY
BENDUNGAN BENER KABUPATEN PURWOREJO

➢ Bendungan limbah industri (industrial waste dam) adalah


bendungan yang terdiri atas timbunan secara bertahap untuk
menahan limbah yang berasal dari industri.
➢ Bendungan pertambangan (main tailing dam) adalah bendungan
yang terdiri atas timbunan secara bertahap untuk menahan hasil
galian pertambangan dan bahan pembuatannya berasal dari hasil
galian pertambangan itu.

2.2 PENGERTIAN WADUK


Waduk atau reservoir (etimologi: réservoir dari bahasa Perancis berarti
“gudang") adalah danau alam atau danau buatan, kolam penyimpan
atau pembendungan sungai yang bertujuan untuk menyimpan air.
Waduk dapat dibangun di lembah sungai pada saat pembangunan
sebuah bendungan atau penggalian tanah atau teknik konstruksi
konvensional seperti pembuatan tembok atau menuang beton. Istilah
“reservoir” dapat juga digunakan untuk menjelaskan penyimpanan air di
dalam tanah seperti sumber air di bawah sumur minyak atau sumur air.

2.2.1 Jenis Waduk


1. Waduk Lembah → Bendungan juga dibangun di lembah dengan
memanfaatkan topografinya dan mendapatkan air untuk waduk.
Bagian pinggir lembah dimanfaatkan sebagai tembok dan
bendungannya terletak di bagian yang paling sempit, yang biasanya
memberikan kekuatan lebih besar dengan biaya yang lebih rendah.
Di banyak tempat, pembangunan waduk lembah melibatkan
pemindahan penduduk dan artifak bersejarah, seperti misalnya
pemindahan kuil Abu Simbel saat pembangunan Bendungan Aswan.
Pembangunan waduk lembah juga melibatkan pemecahan sungai
saat prosesnya, biasanya dengan membangun terowongan atau
saluran khusus. Di wilayah berbukit, bendungan biasanya dibangun
dengan memperluas danau yang sudah ada. Bila topografi lokasinya
kurang cocok untuk waduk besar, beberapa waduk kecil biasanya
dibangun dan dibikin rantai seperti lembah Sungai Taff yang
memiliki tiga waduk yaitu, Waduk Llwyn-on, Waduk Cantref, dan
Waduk Beacons.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN


PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR KONSEP LAPORAN
SNVT PEMBANGUNAN BENDUNGAN
2-7
INTERIM
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI SERAYU OPAK
Tahun 2023
DED PENATAAN KAWASAN GENANGAN DAN EX QUARRY
BENDUNGAN BENER KABUPATEN PURWOREJO

2. Waduk Sisi Sungai → Waduk sisi sungai dibangun dengan


memompa air dari sungai. Waduk seperti ini biasanya dibangun
melalui eskavasi dan konstruksi pada bagian tanggul yang biasanya
mencakup lebih dari 6 km. Air yang disimpan di waduk seperti ini
biasanya diendapkan selama beberapa bulan agar kontaminanan
dan tingkat kekeruhannya berkurang secara alami.

3. Waduk Pelayanan → Waduk pelayanan adalah waduk yang


dibangun dekat dengan titik distribusi, dengan air yang sudah
disterilkan dan dibersihkan. Waduk pelayanan biasanya dibangun
berbentuk menara air yang dibangun di atas pilar beton di wilayah
datar.
Beberapa lainnya dibangun di bawah tanah, terutama untuk waduk
pelayanan di negara-negara yang dipenuhi bukit atau pegunungan.

2.2.2 Fungsi Waduk


1. Penyedia Air Langsung → Banyak sungai yang dibendung dan
kebanyakan bagian sisi waduk digunakan untuk menyediakan air
baku instalasi pengolahan air yang mengirim air minum melalui
pipa-pipa air. Waduk tidak hanya menahan air sampai tingkat yang
dibutuhkan, waduk juga dapat menjadi bagian pertama dalam
proses pengolahan air. Waktu ketika air ditahan sebelum
dikeluarkan dikenal sebagai waktu retensi. Ini merupakan salah satu
fitur desain yang memudahkan partikel dan endapan lumpur untuk
mengendap seperti ketika melakukan perawatan biologi alami
menggunakan alga, bakteri, dan zooplankton yang hidup secara
alami dengan air.

2. Hidroelektrisitas → Sebuah waduk membangkitkan


hidroelektrisitas termasuk turbin air yang terhubung dengan
penahan badan air dengan pipa berdiameter besar. Turbin ini
membangkitkan perangkat yang mungkin berada pada dasar
bendungan atau lainnya yang jauh jaraknya. Beberapa waduk
menghasilkan hidroelektrisitas menggunakan pompa yang diisi
ulang seperti waduk tingkat tinggi yang diisi dengan air
menggunakan pompa elektrik berkinerja tinggi pada waktu kerika
permintaann listrik rendah dan kemudian menggunakan air yang
tersimpan untuk membangkitkan elektrisitas dengan melepas air

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN


PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR KONSEP LAPORAN
SNVT PEMBANGUNAN BENDUNGAN
2-8
INTERIM
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI SERAYU OPAK
Tahun 2023
DED PENATAAN KAWASAN GENANGAN DAN EX QUARRY
BENDUNGAN BENER KABUPATEN PURWOREJO

yang tersimpan kedalam waduk tingkat rendah ketika permintaan


listrik tinggi. Sistem seperti ini disebut skema pump-storage.

3. Kontrol Sumber Daya Air → Waduk bisa digunakan dengan


berbagai cara untuk mengontrol aliran air melalui saluran ke hilir.
➢ Suplai Air Ke Hilir - Air bisa dilepaskan dari waduk yang lebih
tinggi sehingga bisa disaring menjadi air minum di daerah yang
lebih rendah, kadang bahkan ratusan mil lebih rendah dari waduk
tersebut.
➢ Irigasi - Air di waduk untuk irigasi bisa dialirkan ke jaringan
sejumlah kanal untuk fungsi pertanian atau sistem pengairan
sekunder. Irigasi juga bisa didukung oleh waduk yang
mempertahankan aliran air yang memungkinkan air diambil
untuk irigasi di bagian yang lebih rendah dari sungai.
➢ Kontrol Banjir - juga dikenal sebagai penyeimbangan waduk,
waduk sebagai pengendali banjir mengumpulkan air saat terjadi
curah hujan tinggi, dan perlahan melepaskannya selama beberapa
minggu atau bulan.
Beberapa dari waduk seperti ini dibangun melintang tehadap
aliran sungai dengan aliran air dikontrol melalui orifice plate. Saat
aliran sungai melewati kapasitas orifice plate di belakang waduk,
air akan berkumpul di dalam waduk. Namun saat aliran air
berkurang, air di dalam waduk akan dilepaskan secara perlahan
sampai waduk tersebut kembali kosong. Dalam beberapa kasus
waduk hanya berfungsi beberapa kali dalam satu dekade dan
lahan di dalam waduk akan difungsikan sebagai tempat rekreasi
dan berkumpulnya komunitas. Generasi baru dari bendungan
penyeimbang dikembangkan untuk mengatasi konsekuensi
perubahan iklim, yang disebut Flood Detention Reservoir (waduk
penahan banjir). Karena waduk seperti ini bisa menjadi kering
dalam waktu yang sangat lama, maka bagian intinya yang terbuat
dari tanah liat terpengaruh dan mengurangi kekuatan
strukturnya. Karena itu kini mulai dikembangkan penggunaan
material daur ulang untuk menggantikan tanah liat.
➢ Kanal-Kanal - di tempat-tempat yang tidak memungkinkan aliran
air alami dialirkan ke kanal, waduk dibangun untuk menjamin
ketersediaan air ke sungai. Contohnya saat kanal dibangun
memanjat melintasi barisan perbukitan untuk sarana
transportasi.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN


PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR KONSEP LAPORAN
SNVT PEMBANGUNAN BENDUNGAN
2-9
INTERIM
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI SERAYU OPAK
Tahun 2023
DED PENATAAN KAWASAN GENANGAN DAN EX QUARRY
BENDUNGAN BENER KABUPATEN PURWOREJO

➢ Rekreasi - Air bisa dilepaskan dari waduk untuk menciptakan atau


meperkuat air bersih untuk olahraga kayak ataupun olahraga air
lainnya. Di sungai yang dipenuhi salmon seperti di Inggris, air
secara khusus dilepaskan untuk mendorong aktivitas migrasi ikan
dan menghasilkan variasi ikan bagi para pemancing.

4. Penyeimbang Aliran → Waduk bisa digunakan untuk


menyeimbangkan aliran air di tempat yang manajemennya sangat
maju, dengan menampung air saat aliran air deras dan
melepaskannya kembali saat aliran melambat. Untuk bisa
menjalankan fungsi ini tanpa campur tangan pompa, waduk
membutuhkan pengendalian secara hati-hati melalui pintu air di
bendungan.
Saat badai besar datang, petugas waduk akan menghitung volume
air yang akan bertambah selama badai ke waduk.
Jika badai diramalkan akan melewati kapasitas waduk, air akan
segera dilepaskan perlahan sebelum dan selama badai.
Jika pengaturan dilakukan dengan akurat, maka badai besar tidak
akan membuat waduk meluap dan daerah hilir tidak akan
mengalami kerusakan besar akibat banjir.
Perkiraan cuaca yang akurat sangat dibutuhkan agar petugas waduk
bisa membuat perencanaan yang tepat untuk mengosongkan waduk
saat hujan lebat terjadi. Dalam Banjir Queensland 2010-2011,
petugas waduk menyalahkan perkiraan cuaca.
Contoh waduk yang manajemennya cukup maju adalah Burrendong
Dam di Australia dan Llyn Tegid di North Wales. Llyn Tegid adalah
danau alami yang ketinggian permukaan airnya ditingkatkan dengan
dinding rendah dan diisi dengan aliran Sungai Dee atau dilepaskan
tergantung kondisi sebagai bagian dari pengaturan Sungai Dee. Mode
operasi seperti ini adalah bentuk dari sistem kapasitansi hidrolis dari
sungai tersebut.

5. Rekreasi → Badan air yang tercipta karena waduk seringkali bisa


memfasilitasi rekreasi seperti pemancingan, kapal boat, dan aktivitas
lainnya. Aturan-aturan khusus bisa diterapkan untuk alasan
keamanan dan melindungi kualitas air dan ekologi di daerah
sekitarnya. Banyak waduk kini mendukung dan mendorong rekreasi
yang lebih informal dan tidak terlalu berstrukur seperti sejarah alam,
pengamatan burung, lukisan lanskap, jalan kaki dan hiking, serta

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN


PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR KONSEP LAPORAN
SNVT PEMBANGUNAN BENDUNGAN
2-10
INTERIM
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI SERAYU OPAK
Tahun 2023
DED PENATAAN KAWASAN GENANGAN DAN EX QUARRY
BENDUNGAN BENER KABUPATEN PURWOREJO

juga sering memberikan papan informasi dan materi interpretasi


untuk penggunaan manfaat secara lebih bertanggung jawab.

2.3 PENGERTIAN EKOWISATA


Ekowisata adalah kegiatan wisata yang bersifat khas. Dalam hal ini
hanya kegiatan yang mengandung unsur “eco” saja yang dapat
dikelompokkan ke dalam ekowisata, yaitu memperhatikan aspek
ekologis, ekonomi dan persepsi masyarakat, bahkan secara khusus ada
ahli yang yang mengatakan bahwa kegiatan ekowisata ini harus
melibatkan unsur pendidikan.
Ekowisata merupakan salah satu bentuk wisata alternatif yang bukan
semata-mata memberikan wisatawan hiburan dari alam lingkungan
tetapi juga diharapkan wisatawan dapat berpartisipasi langsung untuk
mengembangkan konservasi lingkungan sekaligus pemahaman yang
mendalam tentang seluk beluk lingkungan tersebut sehingga
membentuk suatu kesadaran bagaimana harus bersikap untuk
melestarikan wilayah tersebut dimasa kini dan masa yang akan datang.
Wisata alam juga merupakan jenis wisata yang memanfaatkan
keindahan dan kekayaan alam secara langsung maupun tidak langsung.
Kegiatan langsung diantaranya tracking, bersepeda dan lain-lain.
Kegiatan tidak langsung seperti piknik menikmati keindahan alam dan
melihat-lihat flora dan fauna (Siti Nurisyah dalam Lewaherilla, 2002).
Yoeti (2000) menyebutkan, bahwa ekowisata adalah suatu jenis
pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan aktivitas melihat,
menyaksikan, mempelajari, mengagumi alam, flora dan fauna, sosial
budaya etnis setempat dan wisatawan yang melakukannya ikut
membina kelestarian lingkungan alam di sekitarnya dengan melibatkan
penduduk lokal. Selanjutnya disebutkan pula bahwa pada dasarnya
ekowisata dalam penyelenggaraannya dilakukan dengan
kesederhanaan, memelihara keaslian alam dan lingkungan, memelihara
keaslian seni dan budaya, adat istiadat, kebiasaan hidup, menciptakan
ketenangan, kesunyian, memelihara flora dan fauna, serta
terpeliharanya lingkungan hidup sehingga tercipta keseimbangan antara
kehidupan manusia dengan alam sekitarnya. Konsep wisata alam
didasarkan pada pemandangan dan keunikan alam, karakteristik
ekosistem, kekhasan seni budaya dan karakteristik masyarakat sebagai
kekuatan dasar yang dimiliki oleh masing-masing daerah.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN


PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR KONSEP LAPORAN
SNVT PEMBANGUNAN BENDUNGAN
2-11
INTERIM
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI SERAYU OPAK
Tahun 2023
DED PENATAAN KAWASAN GENANGAN DAN EX QUARRY
BENDUNGAN BENER KABUPATEN PURWOREJO

Definisi-definisi di atas menunjukkan bahwa para ahli, akademisi,


maupun praktisi ekowisata belum memiliki kesepakatan bulat tentang
rumusan atau definisi ekowisata. Namun demikian, terdapat prinsip-
prinsip ekowisata yang terdiri dari 8 prinsip utama yang bisa dijadikan
acuan, antara lain:
1. Memiliki fokus area natural (natural area focus) yang memungkinkan
wisatawan memiliki peluang untuk menikmati alam secara personal
serta langsung.
2. Menyediakan interpretasi atau jasa pendidikan yang memberikan
peluang kepada wisatawan untuk menikmati alam sehingga mereka
menjadi lebih mengerti, lebih mampu mengapresiasi serta lebih
menikmati.
3. Kegiatan terbaik yang dapat dilakukan dalam rangka keberlanjutan
secara ekologis.
4. Memberikan kontribusi terhadap konservasi alam dan warisan
budaya.
5. Memberikan kontribusi secara kontinu terhadap masyarakat lokal.
6. Menghargai serta peka terhadap nilai-nilai budaya yang ada di
wilayah tersebut.
7. Secara konsisten memenuhi harapan konsumen.
8. Dipasarkan serta dipromosikan dengan jujur serta akurat sehingga
kenyataanya sesuai dengan harapan.

2.4 KEBIJAKAN NASIONAL


2.4.1 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan
Ruang
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang Yang dimaksud dengan “Penataan ruang” adalah suatu sistem
proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian
pemanfaatan ruang.

A. Perencanaan Tata Ruang


Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan
struktur ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan
penetapan rencana tata ruang, dilakukan untuk menghasilkan:
1. Rencana Umum Tata Ruang
Rencana Umum Tata Ruang secara berhierarki terdiri atas:
➢ Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
➢ Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi; dan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN


PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR KONSEP LAPORAN
SNVT PEMBANGUNAN BENDUNGAN
2-12
INTERIM
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI SERAYU OPAK
Tahun 2023
DED PENATAAN KAWASAN GENANGAN DAN EX QUARRY
BENDUNGAN BENER KABUPATEN PURWOREJO

➢ Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten dan Rencana Tata


Ruang Wilayah Kota.

2. Rencana Rinci Tata Ruang


Rencana Rinci Tata Ruang disusun sebagai perangkat operasional
rencana umum tata ruang terdiri atas:
➢ Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan dan rencana Tata Ruang
Kawasan Strategis Nasional disusun apabila rencana umum
tata ruang belum dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan
pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang
dan/atau rencana umum tata ruang mencakup wilayah
perencanaan yang luas dan skala peta dalam rencana umum
tata ruang tersebut memerlukan perincian sebelum
dioperasionalkan.
➢ Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi disusun
apabila rencana umum tata ruang belum dapat dijadikan dasar
dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang dan pengendalian
pemanfaatan ruang dan/atau rencana umum tata ruang
mencakup wilayah perencanaan yang luas dan skala peta dalam
rencana umum tata ruang tersebut memerlukan perincian
sebelum dioperasionalkan.
➢ Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota dan Rencana Tata
Ruang Kawasan Strategis Kabupaten/Kota dijadikan dasar bagi
penyusunan peraturan zonasi.

B. Pemanfaatan Ruang
Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur
ruang dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui
penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya.
Dilakukan melalui pelaksanaan program pemanfaatan ruang beserta
pembiayaannya baik pemanfaatan ruang secara vertikal maupun
pemanfaatan ruang di dalam bumi. Program pemanfaatan ruang
beserta pembiayaannya termasuk jabaran dari indikasi program
utama yang termuat di dalam rencana tata ruang wilayah.
Pelaksanaan pemanfaatan ruang di wilayah disinkronisasikan
dengan pelaksanaan pemanfaatan ruang wilayah administratif
sekitarnya.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN


PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR KONSEP LAPORAN
SNVT PEMBANGUNAN BENDUNGAN
2-13
INTERIM
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI SERAYU OPAK
Tahun 2023
DED PENATAAN KAWASAN GENANGAN DAN EX QUARRY
BENDUNGAN BENER KABUPATEN PURWOREJO

C. Pengendalian Pemanfaatan Ruang


Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan
tertib tata ruang. Dimaksudkan agar pemanfaatan ruang dilakukan
sesuai dengan rencana tata ruang, dan dilakukan melalui penetapan
peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif, dan disinsentif,
serta pengenaan sanksi.
Penataan ruang diklasifikasikan berdasarkan sistem, fungsi utama
kawasan, wilayah administratif, kegiatan kawasan, dan nilai
strategis kawasan meliputi:
1. Penataan ruang berdasarkan sistem terdiri atas sistem wilayah
dan sistem internal perkotaan.
2. Penataan ruang berdasarkan fungsi utama kawasan terdiri atas
kawasan lindung dan kawasan budi daya.
3. Penataan ruang berdasarkan wilayah administratif terdiri atas
penataan ruang wilayah nasional, penataan ruang wilayah
provinsi, dan penataan ruang wilayah kabupaten/kota.
4. Penataan ruang berdasarkan kegiatan kawasan terdiri atas
penataan ruang kawasan perkotaan dan penataan ruang kawasan
perdesaan.
5. Penataan ruang berdasarkan nilai strategis kawasan terdiri atas
penataan ruang kawasan strategis nasional, penataan ruang
kawasan strategis provinsi, dan penataan ruang kawasan strategis
kabupaten/kota.

Peraturan Zonasi merupakan ketentuan yang mengatur


pemanfaatan ruang dan unsur-unsur pengendalian yang disusun
untuk setiap zona peruntukan sesuai dengan rencana rinci tata
ruang.
Peraturan zonasi berisi ketentuan yang harus, boleh, dan tidak boleh
dilaksanakan pada zona pemanfaatan ruang yang dapat terdiri atas
ketentuan tentang amplop ruang (koefisien dasar ruang hijau,
koefisien dasar bangunan, koefisien lantai bangunan, dan garis
sempadan bangunan), penyediaan sarana dan prasarana, serta
ketentuan lain yang dibutuhkan untuk mewujudkan ruang yang
aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN


PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR KONSEP LAPORAN
SNVT PEMBANGUNAN BENDUNGAN
2-14
INTERIM
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI SERAYU OPAK
Tahun 2023
DED PENATAAN KAWASAN GENANGAN DAN EX QUARRY
BENDUNGAN BENER KABUPATEN PURWOREJO

2.4.2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 Tentang Sumber Daya


Air
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber
Daya Air yang dimaksud dengan “Sumber Daya Air” adalah air, sumber
air, dan daya air yang terkandung di dalamnya. Pengelolaan Sumber
Daya Air dilakukan berdasarkan asas:
1. Kemanfaatan Umum;
2. Keterjangkauan;
3. Keadilan;
4. Keseimbangan;
5. Kemandirian;
6. Kearifan Lokal;
7. Wawasan Lingkungan;
8. Kelestarian;
9. Keberlanjutan;
10. Keterpaduan Dan Keserasian; dan
11. Transparansidan Akuntabilitas.

Pendayagunaan sumber daya air ditujukan untuk memanfaatkan


sumber daya air secara berkelanjutan dengan prioritas utama untuk
pemenuhan air bagi kebutuhan pokok sehari-hari masyarakat meliputi:
1. Air Permukaan Pada Mata Air, Sungai, Danau, Waduk, Rawa, dan
Sumber Air Permukaan Lainnya;
2. Air Tanah Pada Cekungan Air Tanah;
3. Air Hujan; dan
4. Air Laut Yang Berada Di Darat.

Pendayagunaan sumber daya air dilakukan melalui kegiatan:


1. Penatagunaan Sumber Daya Air
Penatagunaan sumber daya air pada air permukaan ditujukan untuk
menentukan zona pemanfaatan ruang pada sumber air dan
peruntukan air pada sumber air dilakukan dengan:
➢ Zona untuk fungsi lindung dan budi daya;
➢ Menggunakan dasar hasil penelitian dan pengukuran secara
teknis hidrologis;
➢ Memperhatikan ruang sumber air yang dibatasi oleh garis
sempadan sumber air;
➢ Memperhatikan kepentingan berbagai jenis pemanfaatan;

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN


PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR KONSEP LAPORAN
SNVT PEMBANGUNAN BENDUNGAN
2-15
INTERIM
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI SERAYU OPAK
Tahun 2023
DED PENATAAN KAWASAN GENANGAN DAN EX QUARRY
BENDUNGAN BENER KABUPATEN PURWOREJO

➢ Melibatkan peran masyarakat sekitar dan pihak lain yang


berkepentingan; dan
➢ Memperhatikan fungsi kawasan.
2. Penyediaan Sumber Daya Air
Penyediaan sumber daya air, baik air permukaan maupun air tanah
ditujukan untuk menyediakan atau meningkatkan ketersediaan
sumber daya air guna memenuhi berbagai keperluan sesuai dengan
kualitas dan kuantitas.
3. Penggunaan Sumber Daya Air
Penggunaan surnber daya air, baik air permukaan maupun air tanah
ditujukan untuk pemanfaatan sumber daya air dan prasarananya
sebagai media dan/atau materi sesuai dengan penatagunaannya.
4. Pengembangan Sumber Daya Air
Pengembangan sumber daya air, baik air permukaan maupun air
tanah ditujukan untuk peningkatan kemanfaatan fungsi sumber
daya air guna memenuhi kebutuhan air, daya air, dan/atau sumber
air untuk rumah tangga, irigasi/pertanian, industri, pertambangan,
ketenagaan, perhubungan/ transportasi air, pertahanan, olahraga,
dan pariwisata serta untuk berbagai keperluan lainnya. peningkatan
kemanfaatan fungsi sumber daya air, antara lain, melalui modifikasi
cuaca dan pembangunan prasarana sumber daya air, misalnya
bendung, waduk, bangunan penangkap air, sistem penyediaan air
minum, dan jaringan irigasi.

Penggunaan sumber daya air untuk kebutuhan usaha diselenggarakan


berdasarkan rencana penyediaan air dan/atau zona pemanfaatan ruang
pada sumber air yang terdapat dalam rencana pengelolaan sumber daya
air dengan melibatkan para pemangku kepentingan terkait.
Penyediaan sumber daya air untuk penggunaan sumber daya air untuk
kebutuhan usaha misalnya adalah penyediaan air untuk perusahaan
daerah air minum, perusahaan minuman dalam kemasan, pembangkit
listrik tenaga air, olahraga arung jeram, dan sebagai bahan pembantu
proses produksi, seperti air untuk sistem pendingin mesin (water cooling
system atau air untuk pencucian hasil eksplorasi bahan tambang.
Yang dimaksud dengan "zona pemanfaatan ruang pada sumber air"
adalah ruang pada sumber air (waduk, danau, rawa, sungai, atau
Cekungan Air Tanah) yang dialokasikan, baik sebagai fungsi lindung
maupun fungsi budi daya. Misalnya, membagi permukaan suatu waduk,
danau, rawa, atau sungai ke dalam berbagai zona pemanfaatan, antara

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN


PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR KONSEP LAPORAN
SNVT PEMBANGUNAN BENDUNGAN
2-16
INTERIM
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI SERAYU OPAK
Tahun 2023
DED PENATAAN KAWASAN GENANGAN DAN EX QUARRY
BENDUNGAN BENER KABUPATEN PURWOREJO

lain, ruang yang dialokasikan untuk budi daya perikanan, penambangan


bahan galian golongan C, transportasi air, olahraga air dan pariwisata,
pelestarian unsur lingkungan yang unik atau dilindungi, dan/atau
pelestarian cagar budaya.
Penentuan zona pemanfaatan ruang pada sumber air bertujuan untuk
mendayagunakan fungsi/potensi yang terdapat pada sumber air yang
bersangkutan secara berkelanjutan, baik untuk kepentingan generasi
sekarang maupun yang akan datang. Dalam penetapan zona
pemanfaatan ruang pada sumber air, selain untuk menentukan dan
memperjelas batas tiap-tiap zona pemanfaatan, termasuk juga
ketentuan, persyaratan, atau kriteria pemanfaatan dan
pengendaliannya.
Penggunaan sumber daya air untuk kebutuhan usaha dapat berupa:
1. Sumber Daya Air Sebagai Media
Penggunaan sumber daya air sebagai media, misalnya adalah
Penggunaan Sumber Daya Air untuk transportasi, pembangkit
tenaga listrik, arung jeram, olahraga, pariwisata, dan perikanan budi
daya pada Sumber Air.
2. Air Dan Daya Air Sebagai Materi
Penggunaan air dan daya air sebagai materi untuk kebutuhan usaha,
baik berupa produk air maupun berupa produk bukan air meliputi:
➢ Penggunaan air baku sebagai bahan baku produksi, seperti usaha
air minum yang dikelola badan usaha milik daerah, usaha air
minum dalam kemasan, dan usaha minuman dalam kemasan
lainnya;
➢ Penggunaan Air baku sebagai salah satu unsur atau unsur utama
dari kegiatan suatu usaha, seperti usaha makanan, usaha
perhotelan, usaha perkebunan, usaha industri (misalnya untuk
membantu proses produksi, seperti Air untuk sistem pendingin
mesin), atau kegiatan usaha lain.
3. Sumber Air Sebagai Media
Yang dimaksud dengan "penggunaan Sumber Air sebagai media"
misalnya adalah penggunaan Sumber Air untuk:
➢ Konstruksi pada sumber air yang dapat berupa konstruksi
jembatan, jaringan perpipaan, dan jaringan kabel listrik/telepon;
➢ Tempat budi daya pertanian semusim atau budi daya ikan pada
bantaran sungai; dan
➢ Tempat budi daya tanaman tahunan pada sabuk hijau danau,
embung, dan waduk.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN


PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR KONSEP LAPORAN
SNVT PEMBANGUNAN BENDUNGAN
2-17
INTERIM
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI SERAYU OPAK
Tahun 2023
DED PENATAAN KAWASAN GENANGAN DAN EX QUARRY
BENDUNGAN BENER KABUPATEN PURWOREJO

4. Air, Sumber Air, dan/ atau Daya Air Sebagai Media dan Materi
Yang dimaksud dengan "penggunaan air, sumber air, dan/atau daya
air sebagai media dan materi" dapat berupa eksplorasi, eksploitasi,
dan pemurnian bahan tambang dari sumber air.

2.4.3 Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor


9 Tahun 2022 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 71 Tahun 2021
tentang Perubahan Daftar Proyek Strategis Nasional
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang
Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Koordinator
Bidang Perekonomian Nomor 9 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 71 Tahun
2021 tentang Perubahan Daftar Proyek Strategis Nasional Bendungan
Bener merupakan salah satu proyek yang masuk ke dalam daftar proyek
strategis nasional dalam sektor bendungan dan irigasi yang berlokasi di
Provinsi Jawa Tengah.

2.4.4 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat


Nomor 7 Tahun 2023 Tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat
Nomor 27/PRT/M/2015 tentang Bendungan
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan
Rakyat Nomor 27/PRT/M/2015 tentang Bendungan sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 7 Tahun 2023 Tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan
Perumahan Rakyat Nomor 27/PRT/M/2015 tentang Bendungan, yang
dimaksud dengan “Bendungan” adalah bangunan yang berupa urukan
tanah, urukan batu, dan beton, yang dibangun selain untuk menahan
dan menampung air, dapat pula dibangun untuk menahan dan
menampung limbah tambang, atau menampung lumpur sehingga
terbentuk waduk. Sedangkan waduk adalah wadah buatan yang
terbentuk sebagai akibat dibangunnya bendungan.
Pengelolaan bendungan beserta waduknya untuk pengelolaan sumber
daya air ditujukan untuk menjamin:
1. Kelestarian Fungsi dan Manfaat Bendungan Beserta Waduknya;
2. Efektivitas dan Efisiensi Pemanfaatan Air; dan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN


PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR KONSEP LAPORAN
SNVT PEMBANGUNAN BENDUNGAN
2-18
INTERIM
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI SERAYU OPAK
Tahun 2023
DED PENATAAN KAWASAN GENANGAN DAN EX QUARRY
BENDUNGAN BENER KABUPATEN PURWOREJO

3. Keamanan Bendungan.

Pengelolaan bendungan beserta waduknya dapat berupa tahapan:


1. Operasi dan Pemeliharaan;
2. Perubahan atau Rehabilitasi; dan
3. Penghapusan Fungsi Bendungan.

Kegiatan pengelolaan dilaksanakan pada bendungan beserta waduknya


termasuk daerah sempadan waduk, pengelolaan diselenggarakan
melalui kegiatan:
1. Pelaksanaan Rencana Pengelolaan;
2. Operasi dan Pemeliharaan;
3. Konservasi Sumber Daya Air Pada Waduk;
4. Pendayagunaan Waduk;
5. Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Pengendalian Bendungan
Beserta Waduknya; dan
6. Penghapusan Fungsi Bendungan.

Konservasi sumber daya air pada waduk untuk pengelolaan sumber


daya air ditujukan untuk menjaga kelangsungan keberadaan, daya
dukung, daya tampung, dan fungsi sumber daya air pada waduk. Untuk
mencapai tujuan konservasi sumber daya air pada waduk dilakukan
kegiatan:
1. Perlindungan dan Pelestarian Waduk;
2. Pengawetan Air; dan
3. Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Perlindungan dan pelestarian waduk bertujuan untuk menjaga waduk


agar terpelihara keberadaan, keberlanjutan serta menjaga fungsi waduk
terhadap kerusakan atau gangguan yang disebabkan, baik oleh daya
alam maupun tindakan manusia. Perlindungan dan pelestarian waduk
dilaksanakan dengan cara menetapkan dan mengelola kawasan lindung
waduk, vegetatif, dan/atau rekayasa teknik sipil melalui pendekatan
sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat sekitar. Perlindungan dan
pelestarian waduk dilakukan melalui:
1. Pemeliharaan Kelangsungan Fungsi Daerah Tangkapan Air;
2. Pengawasan Penggunaan Lahan Pada Daerah Tangkapan Air;
3. Pembuatan Bangunan Pengendali Erosi dan Sedimentasi;
4. Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pada Waduk;

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN


PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR KONSEP LAPORAN
SNVT PEMBANGUNAN BENDUNGAN
2-19
INTERIM
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI SERAYU OPAK
Tahun 2023
DED PENATAAN KAWASAN GENANGAN DAN EX QUARRY
BENDUNGAN BENER KABUPATEN PURWOREJO

5. Pengendalian Pengolahan Tanah Pada Kawasan Hulu Waduk;


6. Pengaturan Daerah Sempadan Waduk; Dan
7. Peningkatan Kesadaran, Partisipasi, Dan Pemberdayaan Pemilik
Kepentingan Dalam Pelestarian Waduk Dan Lingkungannya.

A. Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pada Waduk


Pengendalian pemanfaatan ruang pada waduk meliputi pemanfaatan
ruang pada daerah:
1. Genangan Waduk
Pemanfaatan ruang pada daerah genangan Waduk hanya dapat
dimanfaatkan untuk:
a. Kegiatan Pariwisata;
b. Kegiatan Olahraga;
c. Budi Daya Perikanan; dan/atau
d. Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung.

Pemanfaatan ruang pada daerah genangan Waduk dilakukan


dengan memperhatikan:
a. Keamanan Bendungan;
b. Fungsi Waduk;
c. Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Budaya Setiap Daerah; dan
d. Daya Rusak Air.

2. Sempadan Waduk
Pemanfaatan ruang pada daerah sempadan Waduk hanya dapat
dimanfaatkan untuk:
a. Kegiatan Penelitian;
b. Kegiatan Pengembangan Ilmu Pengetahuan;
c. Bangunan Prasarana Sumber Daya Air;
d. Jalan Akses, Jembatan, dan Dermaga;
e. Jalur Pipa Gas dan Air Minum;
f. Rentangan Kabel Listrik dan Telekomunikasi;
g. Prasarana Pariwisata, Olahraga, dan Keagamaan;
h. Prasarana dan Sarana Sanitasi;
i. Bangunan Ketenagalistrikan; dan
j. Upaya Mempertahankan Fungsi Daerah Sempadan Waduk.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN


PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR KONSEP LAPORAN
SNVT PEMBANGUNAN BENDUNGAN
2-20
INTERIM
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI SERAYU OPAK
Tahun 2023
DED PENATAAN KAWASAN GENANGAN DAN EX QUARRY
BENDUNGAN BENER KABUPATEN PURWOREJO

Pemanfaatan ruang pada daerah sempadan Waduk hanya


dilakukan untuk menjaga keberlanjutan fungsi Waduk agar tidak
terganggu oleh aktivitas yang berkembang di sekitarnya dengan
memperhatikan:
a. Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Budaya Setiap Daerah; dan
b. Daya Rusak Air Waduk Terhadap Lingkungannya.

Dalam pemanfaatan ruang pada daerah sempadan Waduk,


dilarang:
a. Mengubah Letak Tepi Waduk;
b. Membuang Limbah Yang Belum Terolah;
c. Menggembala Ternak; dan
d. Mengubah Aliran Air Masuk Atau Ke Luar Waduk

B. Pengaturan Daerah Sempadan Waduk


Pengaturan daerah sempadan Waduk merupakan pengaturan
kawasan perlindungan Waduk yang meliputi ruang antara garis
muka air Waduk tertinggi dan garis sempadan Waduk. Garis
sempadan Waduk merupakan batas perlindungan Waduk yang
ditarik sejauh 50 (lima puluh) meter secara horizontal dari batas
terluar genangan pada kondisi muka air banjir ke daratan.
Pemanfaatan ruang Waduk pada daerah genangan Waduk dan
daerah sempadan Waduk dilakukan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan mengenai tata cara perizinan berusaha
dan/atau persetujuan penggunaan Sumber Daya Air.

C. Penetapan Daerah Sempadan Waduk


Penetapan garis sempadan Waduk dilakukan berdasarkan usulan
dari Pengelola bendungan, harus didasarkan pada kajian penetapan
garis sempadan Waduk. Kajian penetapan garis sempadan Waduk
dilakukan dengan mempertimbangkan:
1. Karakteristik Waduk, Dimensi Waduk, Morfologi Waduk, dan
Ekologi Waduk;
2. Operasi Dan Pemeliharaan Bendungan Beserta Waduknya; dan
3. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN


PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR KONSEP LAPORAN
SNVT PEMBANGUNAN BENDUNGAN
2-21
INTERIM
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI SERAYU OPAK
Tahun 2023
DED PENATAAN KAWASAN GENANGAN DAN EX QUARRY
BENDUNGAN BENER KABUPATEN PURWOREJO

Kajian memuat paling sedikit:


1. Batas Waduk Yang Ditetapkan, Letak Garis Sempadan;
2. Rincian Jumlah Dan Jenis Bangunan Yang Terdapat Di Dalam
Sempadan; dan
3. Zonasi Pemanfaatan Ruang Waduk.

Kajian penetapan garis sempadan Waduk dilakukan oleh tim yang


dibentuk oleh Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai
kewenangannya.

D. Pemanfaatan Ruang Pada Daerah Genangan Waduk Untuk Budi


Daya Perikanan
Pemanfaatan ruang pada daerah genangan Waduk untuk budi daya
perikanan yang menggunakan karamba atau jaring apung harus
berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Pengelola bendungan.
Kajian minimal memuat:
1. Fungsi Sumber Air;
2. Daya Tampung Waduk;
3. Daya Dukung Lingkungan; dan
4. Tingkat Kekokohan Atau Daya Tahan Struktur Bendungan Beserta
Bangunan Pelengkapnya.

Hasil kajian digunakan sebagai dasar dalam pemberian perizinan


berusaha dan/atau persetujuan penggunaan sumber daya air untuk
budi daya perikanan dengan menggunakan karamba atau jaring
apung. Tata cara pemberian perizinan berusaha dan/atau
persetujuan penggunaan sumber daya air dilakukan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan mengenai tata cara perizinan
berusaha dan/atau persetujuan penggunaan Sumber Daya Air.

E. Pemanfaatan Ruang Pada Daerah Genangan Waduk Untuk


Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung
Pemanfaatan ruang pada daerah genangan Waduk untuk
pembangkit listrik tenaga surya terapung harus berdasarkan hasil
kajian teknis yang dilakukan oleh pemohon. Kajian teknis paling
sedikit memuat kajian mengenai pengaruh pembangkit listrik tenaga
surya terapung terhadap:
1. Keberlanjutan Fungsi Waduk Sebagai Penyediaan Air Irigasi dan
Air Baku, Pengendalian Banjir, Pembangkit Energi, Serta
Konservasi Sumber Daya Air;

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN


PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR KONSEP LAPORAN
SNVT PEMBANGUNAN BENDUNGAN
2-22
INTERIM
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI SERAYU OPAK
Tahun 2023
DED PENATAAN KAWASAN GENANGAN DAN EX QUARRY
BENDUNGAN BENER KABUPATEN PURWOREJO

2. Keamanan Bendungan Serta Penyelenggaraan Operasi dan


Pemeliharaan Waduk; Dan
3. Keberlanjutan Lingkungan Waduk Berupa Daya Dukung
Lingkungan, Kualitas Air Waduk, Kondisi Sosial, Ekonomi, dan
Budaya.

Kajian terhadap keberlanjutan fungsi Waduk dan keamanan


Bendungan harus mendapatkan saran teknis dari Unit Pelaksana
Teknis Bidang Bendungan.
Kajian terhadap keberlanjutan lingkungan Waduk minimal memuat
kajian daya dukung lingkungan, sosial, ekonomi, dan budaya serta
harus mendapatkan persetujuan dari instansi yang membidangi
lingkungan hidup. Saran teknis dan persetujuan dari instansi yang
membidangi lingkungan hidup digunakan sebagai dasar bagi unit
pelaksana teknis yang membidangi sumber daya air pada wilayah
sungai yang bersangkutan dalam pemberian rekomendasi teknis
sebagai bahan pertimbangan dalam pemberian perizinan berusaha
dan/atau persetujuan penggunaan sumber daya air.
Dalam hal pemanfaatan ruang pada daerah genangan Waduk untuk
pembangkit listrik tenaga surya terapung melebihi 20% (dua puluh
persen) dari luas permukaan genangan Waduk pada muka air
normal, kajian teknis harus mendapatkan rekomendasi dari Komisi
Keamanan Bendungan. Tata cara pemberian perizinan berusaha
penggunaan sumber daya air dilakukan sesuai dengan peraturan
perundangundangan mengenai tata cara perizinan berusaha
dan/atau persetujuan penggunaan sumber daya air.

F. Zona Pemanfaatan Waduk


Zona pemanfaatan Waduk meliputi ruang Waduk sampai dengan
garis sempadan Waduk sebagai fungsi lindung dan fungsi budi daya.
Zona pemanfaatan Waduk terdiri atas:
1. Zona Terbatas
Zona terbatas merupakan daerah tertentu pada Bendungan dan
Waduk yang berisiko tinggi terhadap keamanan Bendungan dan
prasarana pendukung pengelolaan Bendungan.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN


PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR KONSEP LAPORAN
SNVT PEMBANGUNAN BENDUNGAN
2-23
INTERIM
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI SERAYU OPAK
Tahun 2023
DED PENATAAN KAWASAN GENANGAN DAN EX QUARRY
BENDUNGAN BENER KABUPATEN PURWOREJO

Penentuan area zona terbatas dilakukan dengan


mempertimbangkan kondisi terkini prasarana pendukung
keamanan dan pengelolaan Bendungan, dengan memperhatikan
tingkat resiko pada prasarana tersebut. Zona terbatas daerah
genangan Waduk dan daerah sempadan Waduk mencakup tubuh
Bendungan dan prasarana dan sarana pendukung fungsi
Bendungan pemanfaatan ruang pada zona terbatas daerah
genangan Waduk dan daerah sempadan Waduk meliputi:
a. Kegiatan Penelitian;
b. Kegiatan Pengembangan Ilmu Pengetahuan;
c. Jalur Pipa Gas Dan Air Minum;
d. Rentangan Kabel Listrik dan Telekomunikasi;
e. Prasarana Dan Sarana Sanitasi;
f. Bangunan Ketenagalistrikan; dan
g. Bangunan Prasarana Sumber Daya Air Lainnya.

2. Zona Umum
Zona umum berupa daerah yang dapat dimanfaatkan untuk
kegiatan masyarakat.
Zona umum yang dapat dimanfaatkan di area Waduk dilakukan di
lokasi terpusat/terkumpul untuk kegiatan masyarakat serta
memperhatikan jarak dengan zona terbatas. Pemanfaatan ruang
pada daerah genangan Waduk, hanya dapat dilakukan untuk:
a. Kegiatan Pariwisata;
b. Kegiatan Olahraga;
c. Budi Daya Perikanan; dan/atau
d. Pembangkit Listrik.

Zona pemanfaatan Waduk ditetapkan oleh Menteri, Gubernur, atau


Bupati/Walikota berdasarkan usulan dari Pengelola bendungan.
Penetapan zona dilakukan dengan memperhatikan:
1. Kajian Penetapan Garis Sempadan Waduk;
2. Fluktuasi Air Yang Dipengaruhi Oleh Musim;
3. Kepentingan Berbagai Jenis Pemanfaatan;
4. Peran Masyarakat Sekitar Waduk dan Pihak Lain Yang
Berkepentingan;
5. Fungsi Kawasan Dan Fungsi Waduk; dan
6. Keamanan Bendungan Beserta Bangunan Pelengkap.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN


PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR KONSEP LAPORAN
SNVT PEMBANGUNAN BENDUNGAN
2-24
INTERIM
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI SERAYU OPAK
Tahun 2023
DED PENATAAN KAWASAN GENANGAN DAN EX QUARRY
BENDUNGAN BENER KABUPATEN PURWOREJO

2.4.5 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat


Nomor 28/PRT/M/2015 Tentang Penetapan Garis Sempadan
Sungai Dan Garis Sempadan Danau
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan
Rakyat Nomor 28/PRT/M/2015 Tentang Penetapan Garis Sempadan
Sungai Dan Garis Sempadan Danau yang dimaksud dengan Danau
adalah bagian dari sungai yang lebar dan kedalamannya secara alamiah
jauh melebihi ruas-ruas lain dari sungai yang bersangkutan.
Penetapan garis sempadan sungai dan garis sempadan danau bertujuan
agar:
a. Fungsi sungai dan danau tidak terganggu oleh aktivitas yang
berkembang di sekitarnya;
b. Kegiatan pemanfaatan dan upaya peningkatan nilai manfaat sumber
daya yang ada di sungai dan danau dapat memberikan hasil secara
optimal sekaligus menjaga kelestarian fungsi sungai dan danau; dan
c. Daya rusak air sungai dan danau terhadap lingkungannya dapat
dibatasi.

Kriteria penetapan garis sempadan danau ialah:


a. Garis sempadan danau ditentukan mengelilingi danau paling sedikit
berjarak 50 (lima puluh) meter dari tepi muka air tertinggi yang pernah
terjadi;
b. Muka air tertinggi yang pernah terjadi menjadi batas badan danau;
c. Badan danau merupakan ruang yang berfungsi sebagai wadah air.

Sempadan danau hanya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan tertentu


dan bangunan tertentu meliputi:
a. Penelitian Dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan;
b. Pariwisata;
c. Olah Raga; dan/atau
d. Aktivitas Budaya dan Keagamaan.

Bangunan yang berada pada sempadan meliputi:


a. Bangunan Prasarana Sumber Daya Air;
b. Jalan Akses, Jembatan, dan Dermaga;
c. Jalur Pipa Gas dan Air Minum;
d. Rentangan Kabel Listrik dan Telekomunikasi;
e. Prasarana Pariwisata, Olahraga, dan Keagamaan;
f. Prasarana Dan Sarana Sanitasi; dan
g. Bangunan Ketenagalistrikan.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN


PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR KONSEP LAPORAN
SNVT PEMBANGUNAN BENDUNGAN
2-25
INTERIM
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI SERAYU OPAK
Tahun 2023
DED PENATAAN KAWASAN GENANGAN DAN EX QUARRY
BENDUNGAN BENER KABUPATEN PURWOREJO

Selain pembatasan pemanfaatan sempadan danau, pada sempadan


danau dilarang untuk:
a. Mengubah Letak Tepi Danau;
b. Membuang Limbah;
c. Menggembala Ternak; dan
d. Mengubah Aliran Air Masuk Atau Ke Luar Danau.

Untuk pengendalian pemanfaatan ruang pada Waduk Menteri,


Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya
menetapkan:
1. Pemanfaatan Ruang Pada Waduk;
2. Pengelolaan Ruang Pada Waduk; dan
3. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Pada Waduk.

2.4.6 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007


Tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan Dan
Lingkungan
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
06/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan Dan
Lingkungan yang dimaksud dengan “Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan (RTBL)” adalah panduan rancang bangun suatu
lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan
pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat
materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana
umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan
pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan
pengembangan lingkungan/kawasan. Penataan bangunan dan
lingkungan adalah kegiatan pembangunan untuk merencanakan,
melaksanakan, memperbaiki, mengembangkan atau melestarikan
bangunan dan lingkungan/ kawasan tertentu sesuai dengan prinsip
pemanfaatan ruang dan pengendalian bangunan gedung dan lingkungan
secara optimal.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN


PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR KONSEP LAPORAN
SNVT PEMBANGUNAN BENDUNGAN
2-26
INTERIM
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI SERAYU OPAK
Tahun 2023
DED PENATAAN KAWASAN GENANGAN DAN EX QUARRY
BENDUNGAN BENER KABUPATEN PURWOREJO

2.5 KEBIJAKAN DAERAH


2.5.1 Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 10 Tahun
2021 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Purworejo Tahun 2021-2041
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Purworejo Tahun 2021-2041 pada Bab
Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten
memuat terkait ketentuan umum zonasi pada jaringan sumber daya air,
dan dan ketentuan khusus kawasan sekitar bendungan atau waduk
yang mengatur mengenai kegiatan yang diperbolehkan, kegiatan yang
diperbolehkan bersyarat, dan kegiatan yang tidak diperbolehkan yaitu:
A. Ketentuan Umum Zonasi Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Dengan Ketentuan:
1. Diperbolehkan memanfaatkan ruang sekitar jaringan sumber daya
air untuk kegiatan yang mendukung pelestarian sumber daya air
dan pengendalian daya rusak air;
2. Diperbolehkan bersyarat memanfaatkan ruang sekitar jaringan
sumber daya air untuk kegiatan pemanfaatan sumber daya air dan
budidaya sesuai peruntukan dengan mematuhi garis sempadan,
menjaga kelestarian lingkungan dan fungsi kawasan;
3. Diperbolehkan bersyarat pemanfaatan ruang di badan air untuk
jaringan irigasi, pengendali banjir, jaringan air baku, wisata air,
pertambangan, perikanan, dan ketenagalistrikan dengan
mempertimbangkan kelestarian sumber daya air;
4. Diperbolehkan bersyarat penempatan jaringan prasarana dan
utilitas;
5. Tidak diperbolehkan alih fungsi lahan yang memiliki fungsi
lindung di sekitar jaringan sumber daya air;
6. Tidak diperbolehkan mendirikan bangunan di atas badan air
kecuali untuk peningkatan pengelolaan prasarana sumber daya
air;
7. Intensitas pemanfaatan ruang di sekitar jaringan sumber daya air
dibatasi untuk kegiatan dengan intensitas rendah sampai dengan
sedang; dan
8. Pemanfaatan ruang di sekitar jaringan sumber daya air harus
didukung dengan tersedianya prasarana dan sarana minimum
berupa bangunan pengendali daya rusak air.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN


PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR KONSEP LAPORAN
SNVT PEMBANGUNAN BENDUNGAN
2-27
INTERIM
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI SERAYU OPAK
Tahun 2023
DED PENATAAN KAWASAN GENANGAN DAN EX QUARRY
BENDUNGAN BENER KABUPATEN PURWOREJO

B. Ketentuan Umum Zonasi Kawasan Sekitar Bendungan atau


Waduk Dengan Ketentuan:
1. Diperbolehkan untuk ruang terbuka hijau, kegiatan olahraga,
kegiatan pariwisata, penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, aktivitas budaya dan keagamaan,
pembangunan sarana dan prasarana terbatas untuk pencegahan
dan penanggulangan bencana serta perikanan berkelanjutan
tanpa mengurangi fungsi lindung dan fungsi Bendungan atau
Waduk;
2. Diperbolehkan bersyarat untuk budi daya tanaman tahunan
tertentu yang produksinya tidak dilakukan dengan cara
penebangan pohon, pertanian, perikanan atau kegiatan lainnya
yang secara langsung terkait dengan pemanfaatan sumber air
Bendungan atau Waduk dengan tidak berpotensi merusak fungsi
dan lingkungan, dan/atau mencemari air, kegiatan pengelolaan
badan air dan/atau pemanfaatan air;
3. Diperbolehkan bersyarat dan terbatas untuk kegiatan selain
sebagaimana dimaksud pada huruf 1 dan huruf 2, yang tidak
mengganggu fungsi bendungan atau Waduk dan fungsi kawasan
sekitar Bendungan atau Waduk sebagai kawasan perlindungan
setempat dan serta kualitas lingkungan di kawasan sekitar
Bendungan atau Waduk;
4. Tidak diperbolehkan untuk kegiatan budi daya yang dapat
menurunkan fungsi lindung kawasan, nilai ekologis, dan estetika
kawasan termasuk mendirikan bangunan, kecuali:
➢ Bangunan Prasarana Sumber Daya Air;
➢ Jalan Akses, Jembatan, dan Dermaga;
➢ Jalur Pipa Migas Dan Air Minum;
➢ Rentangan Kabel Listrik Dan Telekomunikasi;
➢ Prasarana Pariwisata, Olahraga, dan Keagamaan;
➢ Prasarana Dan Sarana Sanitasi;
➢ Bangunan Ketenagalistrikan; dan
➢ Pertahanan Dan Keamanan;
5. Tidak diperbolehkan untuk kegiatan yang dapat mengubah letak
tepi Bendungan atau Waduk, membuang limbah, menggembala
ternak, serta mengubah aliran air masuk dan ke luar Bendungan
atau Waduk; dan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN


PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR KONSEP LAPORAN
SNVT PEMBANGUNAN BENDUNGAN
2-28
INTERIM
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI SERAYU OPAK
Tahun 2023
DED PENATAAN KAWASAN GENANGAN DAN EX QUARRY
BENDUNGAN BENER KABUPATEN PURWOREJO

6. Pemanfaatan ruang pada daerah genangan Waduk dan daerah


sempadan Waduk hanya dapat dilakukan berdasarkan izin dari
Menteri, Gubernur, atau Bupati sesuai dengan kewenangannya
setelah mendapat rekomendasi dari unit pelaksana teknis yang
membidangi sumber daya air pada wilayah Bendungan atau
Waduk yang bersangkutan.

2.5.2 Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 22 Tahun


2019 Tentang Garis Sempadan
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 22 Tahun
2019 Tentang Garis Sempadan yang dimaksud Garis Sempadan adalah
garis batas luar pengamanan yang ditarik pada jarak tertentu sejajar
dengan tepi sungai, tepi saluran kaki tanggul, tepi waduk, tepi mata air,
tepi sungai pasang surut, tepi pantai, as jalan, tepi luar kepala jembatan
dan sejajar sisi ruang manfaat jalur kereta api yang merupakan batas
tanah yang boleh dan tidak boleh didirikan bangunan/dilaksanakannya
kegiatan.
Sempadan Waduk adalah luasan lahan yang mengelilingi dan berjarak
tertentu dari tepi badan waduk yang berfungsi sebagai kawasan
pelindung waduk. Garis Sempadan Waduk ditentukan mengelilingi
waduk, berjarak 50 (lima puluh) meter dari tepi muka air tertinggi ke
arah darat. Garis sempadan pagar terhadap waduk berjarak 50 (lima
puluh) meter dari tepi muka air tertinggi ke arah darat.
Sedangkan garis sempadan bangunan terhadap waduk, berhimpit
dengan garis sempadan pagar terhadap waduk.

2.5.3 Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 2 Tahun 2011


Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Wonosobo
Tahun 2011-2031
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 2 Tahun
2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Wonosono
Tahun 2011-2031 pada Bab Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan
Ruang memuat terkait ketentuan umum zonasi pada jaringan sumber
daya air, dan dan ketentuan khusus kawasan sekitar bendungan atau
waduk yang mengatur mengenai kegiatan yang diperbolehkan, kegiatan
yang diperbolehkan bersyarat, dan kegiatan yang tidak diperbolehkan
yaitu:

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN


PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR KONSEP LAPORAN
SNVT PEMBANGUNAN BENDUNGAN
2-29
INTERIM
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI SERAYU OPAK
Tahun 2023
DED PENATAAN KAWASAN GENANGAN DAN EX QUARRY
BENDUNGAN BENER KABUPATEN PURWOREJO

A. Ketentuan Umum Zonasi Sistem Jaringan Sumber Daya Air


Terdiri Atas:
1. Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Untuk Sistem Jaringan Air
Bersih Dengan Ketentuan:
➢ Diperbolehkan mendirikan bangunan untuk mendukung
jaringan sumber air minum;
➢ Diperbolehkan dengan syarat pemanfaatan sumber air untuk
kebutuhan air minum wajib memperhatikan kelestarian
lingkungan;
➢ Diperbolehkan dengan syarat pembangunan dan pemasangan
jaringan primer, sekunder dan sambungan rumah (SR) yang
melintasi tanah milik perorangan wajib dilengkapi pernyataan
tidak keberatan dari pemilik tanah;
➢ Diperbolehkan pembangunan fasilitas pendukung pengolahan
air minum yang diizinkan meliputi kantor pengelola, bak
penampungan/reservoir, menara air, bak pengolahan air dan
bangunan untuk sumber energi listrik dengan:
• Koefisien Dasar Bangunan (KDB) setinggi-tingginya 30% (tiga
puluh persen)
• Koefisien Lantai Bangunan (KLB) setinggi-tingginya 0,6 (nol
koma enam)
• Sempadan bangunan sekurang-kurangnya sama dengan
lebar jalan atau sesuai dengan Surat Keputusan (SK)
Gubernur dan/atau Surat Keputusan (SK) Bupati pada jalur-
jalur jalan tertentu. Pembangunan dan pemasangan jaringan
primer, sekunder dan sambungan rumah (SR) yang
memanfaatkan bahu jalan wajib dilengkapi izin galian yang
dikeluarkan oleh instansi yang berwenang; dan
➢ Tidak diizinkan pembangunan instalasi pengolahan air minum
dibangun langsung pada sumber air baku;

2. Ketentuan Umum Zonasi Untuk Sistem Jaringan Irigasi Dengan


Ketentuan:
➢ Diperbolehkan mendirikan bangunan untuk mendukung
jaringan irigasi;
➢ Diperbolehkan mempertegas sistem jaringan yang berfungsi
sebagai jaringan primer, sekunder, tersier, dan kuarter;

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN


PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR KONSEP LAPORAN
SNVT PEMBANGUNAN BENDUNGAN
2-30
INTERIM
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI SERAYU OPAK
Tahun 2023
DED PENATAAN KAWASAN GENANGAN DAN EX QUARRY
BENDUNGAN BENER KABUPATEN PURWOREJO

➢ Diperbolehkan dengan syarat pengembangan kawasan


terbangun yang di dalamnya terdapat jaringan irigasi wajib
dipertahankan secara fisik maupun fungsional dengan
ketentuan menyediakan sempadan jaringan irigasi
sekurangkurangnya 2 (dua) meter di kiri dan kanan saluran;
dan
➢ Diperbolehkan dengan syarat pembangunan prasarana
pendukung irigasi seperti pos pantau, pintu air, bangunan bagi
dan bangunan air lainnya.

B. Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Untuk Kawasan Sempadan


Waduk Dengan Ketentuan:
1. Diperbolehkan pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau;
2. Diperbolehkan dengan syarat radius waduk terhadap bangunan
berjarak minimal 50-100 (lima puluh sampai dengan seratus)
meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat;
3. Tidak diperbolehkan kegiatan pembangunan bangunan fisik atau
penanaman tanaman semusim yang mempercepat proses
pendangkalan waduk; dan
4. Tidak diperbolehkan mendirikan bangunan permukiman atau
kegiatan lain yang dapat mengganggu kelestarian daya tampung
waduk pada kawasan sempadannya termasuk daerah pasang
surutnya.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN


PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR KONSEP LAPORAN
SNVT PEMBANGUNAN BENDUNGAN
2-31
INTERIM
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI SERAYU OPAK
Tahun 2023

Anda mungkin juga menyukai