Anda di halaman 1dari 94

BAHAN LOGAM

Klasifikasi Bahan Logam


Berbasis Besi Berbasis Non Besi

Logam Logam
STEEL CAST IRON
Ringan Berat

CARBON ALLOY White


Al Cu
STEEL STEEL Cast Iron

Low Low Gray Cast


Mg Pb
Carbon Alloy Iron
Medium High Ductile
Ti Ni
Carbon Alloy Cast
High Malleable
Carbon etc etc
Cast Iron

HSLA
Logam berbasis Besi
• Logam-logam berbasis Besi memiliki kandungan undusr
Fe yang tinggi.
• Logam ferro yang sangat penting adalah paduan unsur
besi dengan karbon dan selanjutnya dikelompokkan
menjadi baja (steel) dan besi cor (cast iron).
• Bijih besi yang utama digunakan untuk membuat baja
dan besi adalah:
- Haematite (Fe2O3)
- Magnetite (Fe3O4)
- Wustite (FeO)
• Bijih besi ini mengalami proses peremukan, penyaringan
dan dibentuk menjadi pelet, briquette atau sintered.
Logam-logam berbasis unsur besi
Baja ??
Baja adalah bahan logam yang tersusun
sekurang-kurangnya atas unsur besi dan karbon
dengan kandungan karbon maksimum hingga
2% berat.
Umumnya selain besi dan karbon di dalam baja
juga terdapat unsur-unsur bawaan seperti Sulfur
dan Phosphor.
Pemrosesan Baja
• Proses produksi baja secara garis besar dibagi dalam dua
tahap yaitu:
- Proses pembuatan besi kasar melalui reduksi bijih
besi(pelet, briquette dan/atau sinter)
- Proses pemurnian untuk mengurangi atau
menghilangkan unsur seperti C, O, S, dan P hingga pada
level tertentu.
• Proses pembuatan besi dapat dilakukan baik melalui
proses reduksi tidak langsung (indirect reduction)
maupun reduksi langsung (direct reduction) terhadap
bijih besi.
• Proses pemurnian dapat dilakukan melalui beberapa
metoda dan peralatan sepertiBOF, EAF, LD, SM, konverter
Thomas dll.
• Proses pemurnian akan menghasilkan baja
cair.
• Baja cair ini selanjutnya dicor menjadi ingot
atau menjadi slab, bloom dan billet.
• Slab : luas penampang > 100 cm2
Billet : penampang 40 x 40 mm
Bloom : luas penampang > 230 cm2
A
A
I. Proses reduksi tidak langsung (Indirect Reduction)
II. Proses reduksi langsung (Direct Reduction)

• Proses reduksi dilakukan terhadap bijih besi dalam


keadaan padat dengan menggunakan bahan pereduksi.
• Besi kasar yang dihasilkan dari proses ini disebut sponge
iron.
• Ada empat bahan pereduksi yang dapat digunakan:
- Batu bara (Coal), Kokas (coke) atau arang (charcoal).
- Dengan proses elektrolitik
- Dengan dekomposisi panas besi carbonyl [ Fe3(CO)5]
-Gas seperto CO atau H2  Proses HYL
Reduksi langsung menggunakan gas – Proses
HYL
• Proses ini menggunakan gas pereduksi yang berasal
dari gas alami (natural gas) yaitu CH4. Gas ini bisa
juga diproduksi dari batu bara
• Gas pereduksi ini merupakan campuran gas hydrogen
(H2) and carbon monoxide (CO)
• sponge iron yang dihasilkan dari proses ini memiliki
kandungan C yang lebih rendah dari besi kasar.
Bijih biji direduksi dalam keadaan padat pada
800 ~ 1,050 °C (1,472 ~ 1,922 °F) baik
menggunakan gas (H2+CO) atau batu bara(coal).
CH4 + H2O  CO + H2
Keunggulan :
• Biaya operasi lebih rendah.
•Besi dapa dihasilkan pada temperatur operasi
yang lebih rendah 1,100°C.
Reaksi reduksi:
Fe2O3 + 3H2  2Fe + 3H2O
Fe2O3 + 3CO  2Fe + 3CO2

Karbida besi juga terbentuk dari kombinasi


karbon dengan Fe dari hasil reduksi:
3Fe + CH4  Fe3C + 2H2
3Fe + 2CO  Fe3C + CO2
• Sponge iron memiliki bentuk keropos (spons) dan
bercampur denga terak.
• Besi cor ini kemudian ditempa (hammered) dalam
keadaan panas untuk memadatkannya dan
melepaskan terak dari besi cor.
Refining- Basic Oxygen Furnace

C + O2  CO2

Mn
Si + O2+CaO + FeO  terak
P
Tahapan proses BOF
Pembuatan baja dengan tanur listrik
Pada beberapa proses pembuatan baja, bahan baku
yang digunakan adalah baja skrap (daur ulang)
sebagai bahan baku primer. Untuk melebur bahan
tersebut dapat digunakan tanur listrik. Peleburan
dengan tanur listrik ini banyak diaplikasikan pada
pembuatan baja perkakas dan baja paduan serta
baja karbon rendah dengan kualitas tinggi.
Kesulitan yang dihadapi yaitu jika ada unsur residu
seperti Cu dan Sn di dalam skrap baja karena unsur
– unsur tersebut tidak dapat larut dalam cairan baja
yang diproses dengan tanur listrik.
Jenis-jenis tanur listrik
• Tanur busur listrik (electric arc furnace)
• Tanur induksi (Induction furnace)
• Tanur tahanan listrik (Resistance furnace)
Ingot
• Baja dicorkan ke dalam cetakan ketika masih cair.
Cetakan dapat berbentuk kotak, balok atau bulat.
Hasilnya disebut ingot.
• Berat ingot bisa mencapai 40 ton.
• Ingot diambil dari cetakan kemudian dipanaskan untuk
selanjutnya mengalami proses pengerolan atau
pembentukan menjadi produk akhir.
• Namun ketika logam cair membeku, gas dalam cair
dapat berevolusi dan mempengaruhi kualitas baja.
Sehingga ada tiga jenis baja: Killed Steel, Semi-
Killed Steel, and Rimmed Steel.
Baja Killed-Semi killed-Rimmed

Killed Steel – Baja yang dioksidasi sepenuhnya


sehingga tidak mengandung porositas.
– Bahan deoksidasi yang digunakan adalah Al. Zat
pengotor akan muncul dan bereaksi dengan terak
– Baja ini tidak menimbulkan gelembung ketika
dituangkan.
– Ingot yang dihasilkan mengalami penyusutan dan
membentuk “pipa” atau “rongga susut”. Bagian ini
harus dipotong dan dibuang.
Killed-Semi Killed-Rimmed Steel

Semi-Killed Steel: secara praktis sama dengan


killed steel, hanya ada perbedaan kecil saja:
– hanya dioksidasi secara parsial, sehingga masih
ada sedikit porositas
– Semi-Killed tidak mengalami penyusutan yang
besar ,sehingga bisa mereduksi skrap
– Produksi jadi lebih ekonomis dan efisien


Killed-Semi killed-Rimmed Steel

Rimmed Steel: dibuat dengan menambahkan Al pada


logam cair untuk mengikat gas. Gas akan membentuk
blowholes disekitar tepi ingot.
– Tidak terbentuk “piping”
– namun zat pengotor juga cenderung berkumpul di
bagian tengah ingot. Sehingga baja ini perlu
diinspeksi dan diuji dengan cermat.
Jenis-jenis baja
I. Berdasarkan proses manufaktur
- Baja bukan cor (Wrought steels)
- Baja cor (Cast steels )
II. Berdasarkan komposisi kimia
- Baja karbon (Plain carbon steels)
- Baja paduan (Alloy steels)
III. Berdasarkan karakteristik dan aplikasinya
- Baja struktural (Structural steels)/Baja konstruksi (Constructional
steels)
- Baja tahan korosi (Corrosion resistant steels)
- Baja tahan panas (Heat resistant steels)
- Baja perkakas (Tool steels)
- Baja pegas (Spring steels), dll
Baja bukan cor (Wrought steels)
• Dibuat dengan proses pengerolan atau penempaan
• Proses dapat dilakukan pada temperatur ruang atau
temperatur tinggi.
• Proses yang dilakukan pada temperatur ruang
disebut dengan proses pengerjaan dingin (cold
working process)
• Proses yang dilakukan pada temperatur tinggi ( >
Trekristalisasi) disebut dengan proses pengerjaan panas.
Pemrosesan baja bukan cor
Pengerolan panas
Dilakukan pada fasa austenit (800oC – 1200oC)

( 1200oC ~ 1100oC )

( 900oC ~ 800oC )

Pemanasan Bloom Video


Pengerolan dingin
• Pengerolan ini sering diaplikasikan untuk
menghasilkan produk baja yang tipis
• Kualitas permukaan baja lebih baik dari pada
baja yang diproses pengerjaan panas
• Proses ini meningkatkan kekerasan dan
kekuatan namum menurunkan keuletan dan
mampu bentuk baja.
• Proses ini juga menimbulkan komponen
tekstur spesifik karena reduksi ketebalan.
Pelunakan
• Proses ini menghilangkan atau menurunkan
kekerasan sehingga dapat memperbaiki
mampu bentuk baja.
Jenis-jenis baja bukan cor

1. Baja bukan cor tanpa paduan


2. Baja bukan cor paduan

Baja bukan cor tanpa paduan terdiri dari:


- Baja pemesinan/ baja konstruksi
- Baja kualitas tinggi (high quality/high strength)
- Baja mulia (High grade /high purity)
Baja struktural atau baja pemesinan

• Dalam standar DIN dikenal sebagai baja “St”contoh St


37-2, yang berarti :
- baja struktural yang memiliki kekuatan tarik minimum
37 Kg/mm2 dengan tingkat kemurnian (2).
• Baja ini termasuk kelompok baja karbon rendah sesuai
dengan kandungan karbonnya yang berkisar antara
0,06% dan 0,2%.
• Baja ini umumnya dirol menjadi bentuk
batangan,lembaran,pelat dan profil.
• Kekuatan baja ini meningkat bila kadar C bertambah.
• Semakin tinggi C maka kekuatan semakin bertambah
namun keuletan dan mampu bentuknya menurun.
Baja kualitas tinggi (high quality steels)
• Baja jenis ini memiliki kekuatan tinggi karena mengalami
proses perlakuan panas seperti normalizing, quenching dan
tempering.
• Baja ini umumnya diberi simbol “C” yang diikuti dengan
angaka yang menunjukkan kadar karbon. Contoh C45 (DIN)
artinya baja kualitas tinggi dengan kandungan karbon 0,45%.
• Baja ini juga mengandung P dan S masing-masing hingga
0.045%.

Baja mulia (High Grade/high purity Steels)


• Diberi simbol “Ck” (DIN). Contoh Ck10 baja mulia
dengan kandungan karbon 0,1%.
• Mengandung lebih sedikit P dan S dibandingkan baja
kualitas tinggi (masing-masing hingga 0.035%)
Rephosporized/Resulfurized steels

• These are types of constructional steels with the addition


of P and S for improving its machinability.
• The heat treatment process are commonly applied to
these steels following the machining process.
Baja Cor
1. Pola terbuat dari kayu, logam atau Plastik.
2. Pembuatan pasir cetak dan inti.
3. Pembuatan cetakan dan inti.
4. Mencairkan logam yang akan dituangkan.
5. Menuangkan cairan logam ke dalam cetakan lalu
memisahkan benda cor dari cetakan setelah membeku.
6. Pembersihan dan pengerjaan lanjut coran.
7. Pengujian dan inspeksi benda cor.
8. Menghilangkan cacat cor jika ada.
9. Menghilangkan tegangan dalam dengan perlakukan panas.
10. Pemeriksaan kembali benda cor.
11. Pengiriman benda cor ke pemesan.
• Baja cor diklasifikasikan menjadi baja cor
tanpa paduan (unalloyed cast steels) dan baja
cor paduan (alloyed cast steels)
• Baja cor paduan dikelompokkan lebih lanjut
menjadi baja cor paduan rendah (low
alloy)dan baja cor paduan tinggi (high alloy)
Baja Paduan

• Berbagai unsur paduan ditambahkan pada baja untuk


memperbaiki sifat mekaniknya. Unsur yang ditambahkan
ini disebut unsur paduan.
• Baja paduan dikelompokkan dalam dua grup
berdasarkan jumlah unsur paduan yang dikandungnya :
- Baja paduan rendah (Low alloy steels) : bila total
jumlah unsur paduan kurang dari 8%), contoh : AISI
4340, 45 CrMoV 6 7
- Baja paduan tinggi (High alloy steels) : bila
kandungan salah satu unsur paduan melebihi 8%).
Contoh: AISI 304 and X 5 CrNiMo 18 12
Faktor pembagi pada baja paduan rendah

Unsur Faktor pembagi


Cr;Co;Mn;Ni;Si;W 4
Al;Be;Pb;B;Cu;Mo;Nb;Ta; 10
Ti;V;Zr
C;P;S;N;Ce 100
Baja paduan juga diklasifikasikan dalam tiga kelas
berdasarkan aplikasinya :
• Baja paduan konstruksional
Contoh : Roda gigi, Shafts, Levers, baut, pegas,
piston, dll.
• Baja perkakas paduan
Contoh : mata bor, Reamer, Milling Cutter,
Threading tools, punches, punch press tooling,
wrenches.
• Baja paduan khusus
Contoh : Komponen tahan panas, komponen
tahan korosi, komponen tahan aus
Penulisan baja cor tanpa paduan dan baja cor paduan rendah
(Standar DIN)

• Baja jenis ini diberi simbol “GS”


• Contoh : GS-17 CrMo 5.5, artinya:
- jenis baja cor yang mengandung unsur paduan
dalam jumlah sedikit.
- Memiliki kandungan karbon, C = 0,17%
- Memiliki kandungan Khrom, Cr =1,25%
- Memiliki kandungan Molibdenum, Mo = 0,5%
Penulisan baja cor paduan tinggi
(Standar DIN)

• Dengan cara menambahkan huruf X terhadap GS is


typical.
• Contoh : GS-X5 CrNiMo 18 12 artinya :
- Baja cor yang mengandung unsur paduan dalam
jumlah tinggi.
- Kandungan karbon, C =0,05%
- Kandungan khrom, Cr =18%
- Kandungan nikel, Ni =12%
- Mengandung sedikit unsur Molibdenum
Penulisan baja cor paduan khusus dan baja HSS
(Standar DIN)

• Baja paduan khusus memiliki cara penulisan tersendiri.


Unsur-unsur paduan selalu dituliskan secara berurutan mulai
dari W diikuti dengan Mo, V dan Co.
• Contoh; S 10-4-3-10
- S berarti baja paduan kecepatan tinggi /HSS (British)
- 10  10% Wolfram
- 4  4% Molybdenum
- 3  3% Vanadium
- 10  10% Cobalt
• Baja jenis ini banyak dipergunakan untuk alat potong.
Baja Karbon
Baja karbon, disebut juga plain-carbon steel, adalah
baja dimana unsur utama yang ditambahkan pada Fe
adalah karbon. Unsur lainnya bisa ada dalam baja
tetapi kurang dari 3%.

Menurut AISI:
Suatu baja disebut baja karbon apabila kandungan :
Cu <0,6%;
Mn < 1,65 ;
Si < 0,6.
I. Baja karbon rendah
• Mengandung karbon kurang dari 0,2%C.
• Kekuatan tariknya rendah, namun murah dan
mampu ditempa sehingga mudah dibentuk.
• Mudah diproses dengan pengelasan
• Umumnya tersedia dalam baja lembaran
setelah cold-rolled dan kondisi annealed
• Banyak diaplikasikan untuk panel badan
kendaraan, kaleng kemasan, dan produk
kawat, komponen deep drawing, rantai, pipa,
kawat, pakus, dan beberapa komponen mesin.
II. Baja karbon medium
• Mengandung 0,2%C ~ 0,5%C
• Bersifat tangguh, uletr, kekuatan tarik tinggi
dan tahan aus.
• Banyak diaplikasikan pada produk yang harus
kuat.
• Aplikasi baja karbon medium-mangan meliputi
komponen hasil pemesinan dan komponen
mesin seperti poros, couplings, poros engkol,
sumbu , baut/sekrup, dan roda gigi
III. Baja karbon tinggi
• Mengandung lebih dari 0,5%C
• Memiliki kekuatan tinggi, keras dan tahan
aus. Baja juga sedikit ulet.
• Contoh aplikasi untuk pegas, alat potong,
pisau, kunci pas, dll.
Klasifikasi baja menurut standar
AISI/SAE
1. Carbon steel 1XXX
Plain Carbon steel 10XX
Free machining steel 11XX
Manganese steel (intermediate) 13XX
2. Nickel steel 2XXX
3,5%Ni 23XX
5,0%Ni 25XX
3. Nickel-Chrom steel 3XXX
1,25%Ni - 0,75%Cr 31XX
3,55Ni – 1,5%Cr 33XX
Corrosion and scale resistant 30XXX
4. Molybdenum steel 4XXX
C – Mo 40XX
Cr – Mo 41XX
Ni – Cr – Mo 43XX
Ni – Mo (1,75%Ni) 46XX
Ni – Mo (3,5%Ni) 48XX
5. Chromium steel 5XXX
Low Cr (0,5%Cr) 50XX
Medium Cr (1%Cr) 51XX
Low Cr (bearing) (0,5%Cr) 501XX
Med Cr (bearing) (1%Cr) 51XXX
High Cr (bearing) (1,5%Cr) 52XXX
Corrosion and scale resistant 514XX
6. Chrom – Vanadium Steel 6XXX
1% Cr 61XX
7. Triple Alloy Steel
0,55%Ni – 0,5%Cr – 0,2%Mo 86XX
0,55%Ni – 0,5%Cr – 0,25%Mo 87XX
3,25%Ni – 1,2%Cr – 0,12%Mo 93XX
1%Ni – 0,8%Cr – 0,25%Mo 98XX
8. Silicon-Manganese steel
2%Si 92XX
9. Boron steel
0,0005% B minimum 14BXX
50BXX
80BXX
81BXX
Baja tahan korosi

• Sangat dikenal dengan istilah baja “Stainless”.


• Mengandung Cr dalam jumlah tinggi yang bereaksi
dengan O membentuk lapisan pasif di permukaan baja
yang disebut oksida khrom.
• Oksida khrom tersebut melindungi baja dari korosi.
• Baja tahan korosi mengandung unsur Cr minimum 10%.
• Akan tetapi beberapa baja tahan korosi memiliki
ketahanan yang rendah terhadap bahan kimia tertentu
seperti ion khlorin dan ion sulfur.
Jenis-jenis baja stainless

• Austenitic stainless steel (AISI 2XX Cr-Ni-Mn ; AISI 3XX


Cr-Ni).
• Ferritic stainless steel (AISI 4XX)
• Martensitic stainless steel (AISI 4XX dengan kadar C
dan Mn rendah untuk hardenability melalui perlakuan
panas)
• Duplex stainless steel
• Precipitation hardened stainless steel
Type C Mn SI Cr Ni Mo
Austenitic (Chromium-Nickel) (Chromium-Manganese-Nickel)
201 0,15 5,5 -7,5 1 16 – 18 3,5 – 5,5
202 0,15 7,5 -10 1 17 – 19 4–6
301 0,15 2 1 16 – 18 6–8
302 0,15 2 0,75 17 – 19 8 – 10
304 0,08 2 0,75 18 – 20 8 – 10,5
310S 0,04 – 0,1 2 0,75 24 – 46 19 – 22
316 0,08 2 0,75 16 – 18 10 – 14 2–3
316L 0,03 2 0,75 16 - 18 10 - 14 2-3
Duplex ( Austenitic – Ferritic )
329 0,08 1 0,75 23 – 28 2,5 - 5 1–2
Ferritic or Martensitic ( Chromium)
410 0,15 1 1 11,5 – 13,5 0,75
440C 0,95 – 1,2 1 1 16 – 18 0,75
444 0,25 1 1 17,5 – 19,5 1 1,75 – 2,5
Baja tahan karat austenitik

• Seri 2XX dan 3XX mengandung Mn lebih banyak dari


baja stainless lain.
• Umumnya memiliki sifat Cryogenic yang sangat baik dan
kuat pada temperatur tinggi serta tahan oksidasi
• Memiliki keuletan dan mampu bentuk yang baik
• Umumnya diaplikasikan pada industri pengolahan
makanan, kitchen sink dan komponen mesin jet
• Contoh :
- AISI 304 umumnya digunakan untuk kemasan produk
makanan dan minuman, peralatan bahan kimia,
perlengkapan dapur, dll.
Baja tahan karat feritik
• Baja tahan feritik pada dasarnya merupakan paduan Fe
dan Cr.
• Tertarik oleh magnet.
• Keuletan dan kemampuan bentuknya lebih rendah dari
baja austenitik, akan tetapi lebih tahan terhadap stress
corrosion cracking.
• Tidak dapat dikeraskan melalui proses perlakuan panas
karena kandungan karbonnya rendah
• Aplikasi : benchwork, tangki air dingin, refrigeration
cabinets, peralatan pemroses bahan kimia dan
makanan, water treatment plant, street furniture,
electrical cabinets
Baja tahan karat martensitik
• Pada dasarnya baja ini merupakan paduan Fe-Cr-C.
• Tertarik magnet, dapat dikeraskan melalui perlakuan
panas karena kandungan C tinggi dan Cr rendah.
Umumnya hanya tahan korosi pada lingkungan yang
tidak terlalu korosif.
• Baja ini paling sulit diproses dengan pengelasan.
• Baja Tipe 410 dan 414 paling banyak dipakai untuk bilah
pisau, pegas, komponen pompa, dll.
Baja tahan karat duplex

• Struktur mikro baja tahan karat duplex terdiri dari austenit dan ferit.
• Baja ini sangat tahan terhadap SCC yang diakibatkan khlorida,
memiliki ketahanan yang sangat baik terhadap korosi sumuran
(pitting ) dan korosi celah (crevice corrosion)
• PREN (Pitting Resistance Equivalent Number)
PREN =%Cr + 3.3(%Mo) + 16(%N)
PREN < 32  duplex paduan rendah
32 <PREN<39  grade menengah
PREN > 40  Superduplex
• Aplikasi: perlengkapan industri kimia dan pupuk, alat transportasi
laut, industri minyak dan gas.
Produk-produk baja tahan karat
Baja tahan panas
• Baja ini terutama diaplikasi untuk produk yang harus
tahan terhadap temperatur tinggi.
• Dipergunakan pada temperatur lebih dari 650oC dan
bisa mencapai temperatur operasi ekstrim setinggi
1315oC
• Dibandingkan terhadap baja tahan korosi, baja ini
memiliki kadar karbon yang lebih tinggi.
• Menurut sistem penulisan ACI, baja jenis ini mencakup:
- Ferritic ; HA dan HC
- Struktur duplex ; HD,HE,HF dan HH
- Fully austenitic ; HK, HX
Baja Perkakas (Standar AISI/SAE)
Water-hardening tool steels W
Shock-resisting tool steels S
Cold work tool steels
Oil-hardening types O
Medium-alloy air-hardening types A
High-carbon-high chromium types D
Hot work tool steels
Chromium-base types H
Tungsten-base types H21
High speed tool steels
Tungsten-base types T
Molybdenum-base types M
Special purpose tool steels
Low alloy types L
Contoh : HSS Steels
Beberapa contoh baja perkakas kecepatan tinggi

JIS AISI
SKH2 T1 Perkakas pemesinan umum dan lainnya
SKH3 T4 Perkakas pemesinan berat kecepatan
tinggi dan lainnya
SKH4B T6 Perkakas untuk pemesinan bahan yang
keras
SKH10 T15 Perkakas untuk pemesinan bahan yang
sangat keras
SKH53 M3-1 Perkakas untuk pemesinan bahan keras
yang memerlukan keuletan.
Baja Perkakas Menurut DIN
• Baja Perkakas Bukan Paduan
Baja jenis ini merupakan baja pengerasan air. Pada temperatur mulai
200oC akan menurun kekerasannya. Karena itu cocok dipakai untuk
perkakas yang digunakan pada temperatur rendah : martil, pahat , pisau,
kikir, gunting.

• Baja Perkakas Paduan Rendah


Mengandung unsur paduan W, Cr, V, Ni, Mn. Baja ini dapat
mempertahankan kekerasannya hingga temperatur 400oC. Banyak
dipergunakan untuk mata bor, kikir, ketam dll.
Contoh baja perkakas tanpa paduan :

C 125 W1

C = 1,25%
Water Level of purity
quench
Baja Perkakas Paduan Rendah
Nama Pendek Susunan Campuran Contoh Penggunaan
62 SiMnCr 4 0,62%C; 1% Si Pisau dan gunting
mengandung Mn
dan Cr
45 CrMoV 6 7 0,45%C ; 1,5%Cr; Perkakas Stempel
0,7%Mo
mengandung V
G-200 Cr Mn 8 2%C; 2% Cr
mengandung Mn
Besi Cor
• Besi cor adalah bahan logam cor berbasis besi yang
mengandung karbon > 2% serta mengandung unsur
lain seperti Si, Mn,P and S.
• Besi cor dikelompokkan menjadi 4 jenis:
- Gray cast iron atau besi tuang kelabu(GG / FC)
- Nodular cast iron atau besi tuang bergrafit
bulat(GGG / FCD)
- Chilled cast iron atau besi tuang putih (GH)
- Malleable cast iron atau besi tuang mampu tempa
(GT)
Gray cast iron atau besi tuang kelabu
• Memiliki patahan kelabu.
• Sifat ketermesinan dan mampu tuang yang baik
• Mengandung grafit serpih sehingga membuatnya
getas.
• aplikasi: rumah mesin, crankcase dll.
• Simbol penulisan:
GG (DIN) atau FC (JIS) diikuti oleh angka yang
menyatakan nilai kekuatan tariknya.
contoh : GG 25  besi cor kelabu dengan kuat tarik
minimal 25 kg/mm2
Flake Graphite
Aplikasi besi cor kelabu

Exhaust manifold housing


Brake drum

Crankcase

rotor Arts
Body valve
Door knocker
Nodular Cast Iron atau besi cor bergrafit bulat
• Besi cor ini mengandung grafit berbentuk bulat yang
menyebabkannya ulet (ductile).  disebut S.G Iron
• Memiliki ketangguhan , kekuatan dan pemuluran yang
tinggi, sehingga disebut juga besi cor ductile.
• Besi cor ini juga memiliki ketahanan aus yang baik
• Aplikasi : poros engkol, roda gigi, gigi transmisi, roll,
pompa, steering knuckls, katup dll.
• Penulisan simbol :
GGG (DIN) atau FCD (JIS) diikuti dengan angka yang
menyatakan kekuatan tariknya.
Contoh : GGG 70  kuat tarik 700 N/mm2
Grafit bulat
Jenis-jenis besi cor bergrafit bulat
• FCD Ferritik, ketahanan impaknya tinggi,
konduktifitas panas yang relatif baik , permeabilitas
magnet yang baik, ketermesinan baik.
• FCD Pearlitik, kekuatan dan kekerasan tinggi, cukup
ulet dan tahan bentur, konduktifitas panas dan
permeabilitas magnet lebih rendah namun
ketermesinannya baik.
• FCD Ferritik-Pearlitik, sifat-sifatnya diantara FCD
ferritik dan FCD pearlitik.
• FCD Martensitic atau besi cor quench &
tempered.
Pada kondisi "as-cast" besi cor bersifat keras
dan rapuh, sehingga jarang digunakan.
namun, TEMPERED MARTENSITE memiliki
kekuatan dan ketahanan aus sangat tinggi.
Penemperan pada 930°F (500°C)
menghasilkan kekerasan 300 HB, penemperan
pada 1110°F (600°C) menghasilkan kekerasan
250 HB.
• FCD Austenitik
Sifat utama besi cor ini adalah ketahanannya
yang sangat baik terhadap korosi dan oksidasi,
sifat magnetiknya, kekuatan dan kestabilan
dimensi pada temperatur tinggi. (dikenal juga
dengan besi cor Ni-Resist).
• FCD Austempered (ADI)
- ADI memiliki hampir dua kali kekuatan tarik besi cor standar
dan tetap memiliki pemuluran serta nilai ketangguhan yang
tinggi
-Besi cor ini juga bersifat tahan aus
Sifat yang luar biasa dari besi cor ini dihasilkan melalui proses
perlakuan panas (austempering) yang memunculkan struktur
matrik bainitik ferrit (60%) dan austenit sisa.
Aplikasi besi cor ductile
Besi cor mampu tempa
• Berasal dari besi cor putih dengan struktur mikro
terdiri atas karbida metastabil dalam matrik perlitik.
• Besi cor ini kemudian diannealing untuk mengubah
karbida menjadi grafit berbentuk mawar.
• Besi cor ini ada dua jenis yaitu blackheart dan
whiteheart.
• Besi cor ini memiliki kemampuan dilas, diproses
pemesinan serta keuletan yang baik.
• Simbol penulisan : GT (DIN)
• Aplikasi : Komponen otomotif, komponen peralatan
agrikultur, katup dll.
Besi cor mampu tempa Whiteheart (GTW)

• Dalam prosesnya besi cor mengalami dekarburisasi ketika


annealing sehingga menimbulkan struktur besi karbida di
dalam matriks logam.
• Annealing dilakukan pada lingkungan oksidasi (oxidising
atmosphere) memperbaiki kemampuan dilas
Besi cor mampu tempa Blackheart (GTS)
• Pada proses ini besi cor putih diannealing untuk menghasilkan klaster
grafit.
• Annealing dilakukan pada lingkungan non oksidasi (non oxidizing)
Aplikasi besi cor mampu tempa
Besi cor putih (Chilled Cast Iron)
• Memiliki patahan putih akibat laju pendinginan cepat
atau kandungan Si yang sangat rendah.
• Struktur mikro terdiri dari karbida yang
menyebabkan besi cor ini sangat keras namun sangat
getas.
• Besi cor ini sangat tahan aus.
• Umumnya diaplikasikan untuk komponen yang harus
tahan aus seperti roll mill, crusher dll.
Contoh aplikasi besi cor putih

Rolls

Anda mungkin juga menyukai