Anda di halaman 1dari 24

BAB II

Profil Balai Besar Rehabilitasi BNN

A. Sejarah

Balai Besar Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Indonesia adalah sebuah tempat
yang dikhususkan untuk merehabilitasi korban penyalahgunaan narkoba di
Indonesia. Rehabilitasi adalah jalan yang baik bagi proses penyembuhan korban
penyalahgunaan narkoba. Pusat rehabilitasi narkoba BNN terletak di Desa Wates
Jaya, kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Balai Besar Rehabilitasi
BNN diawali dengan Wisma Parmadi Siwi pada 31 Oktober 1974, yang diresmikan
oleh ibu Tien Soeharto. Pada mulanya Wisma Parmadi Siwi bertujuan untuk
mendidik tahanan anak nakal dan Pekerja Seks Komersial (PSK), kemudian pada
tahun 1985, wisma ini menjadi tempat rehabilitasi bagi anak nakal dan korban
narkoba. Pada tahun 2002, namanya berubah menjadi Unit Terapi dan Rehabilitasi
(UPT T&R) BNN Lido, tujuannya menjadi tempat rehabilitasi para korban narkoba.
Hingga belakangan ini, namanya berubah menjadi Balai Besar Rehabilitasi Badan
Narkotika Nasional, disingkat Babesrehab BNN.

B. Visi dan Misi


Visi
Menjadi Pusat Rujukan Nasional Pelaksanaan Rehabilitasi Bagi Penyalahguna
dan/atau Pecandu Narkoba Secara Profesional.

Misi
1. melaksanakan pelayanan secara terpadu rehabilitasi medis dan sosial bagi
penyalahguna dan/atau pecandu narkoba;
2. memfasilitasi pengkajian dan pengembangan rehabilitasi;
3. melaksanakan pelayanan program wajib lapor pecandu;
4. memberikan dukungan informasi dalam rangka pelaksanaan pencegahan,
pemberantasan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
C. Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Kedudukan
Berdasarkan Peraturan Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia Nomor
7 Tahun 2020 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Badan
Narkotika Nasional, Balai Besar Rehabilitasi BNN, adalah pusat rujukan Nasional bagi
pelaksanaan rehabilitasi korban penyalah guna dan/atau pecandu narkotika,
psikotropika dan bahan adiktif lainnya, baik pemerintah, swasta dan lembaga
swadaya masyarakat.
Balai Besar Rehabilitasi BNN adalah unsur pendukung tugas, fungsi dan
wewenang dibidang pelayanan rehabilitasi terhadap penyalahguna dan/atau
pecandu narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lainnya, berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Deputi Rehabilitasi BNN. Balai Besar Rehabilitasi BNN
dipimpin oleh Kepala Balai Besar.

Tugas
Balai Besar Rehabilitasi BNN mempunyai tugas melaksanakan pelayanan
terpadu rehabilitasi medis dan rehabiltasi sosial sebagai pusat rujukan nasional,
fasilitasi pengkajian dan pengembangan rehabilitasi, pelayanan wajib lapor serta
memberikan dukungan informasi dalam rangka pelaksanaan pencegahan dan
pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika dan
bahan adiktif lainnya, untuk selanjutnya disebut P4GN.

Fungsi
Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Balai Besar Rehabilitasi BNN
menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana kegiatan dan anggaran Balai Besar Rehabilitasi BNN;


b. Penyusunan dan perumusan pedoman pelaksanaan rehabilitasi medis dan
rehabilitasi sosial terhadap korban pecandu dan/atau penyalah guna narkotika,
psikotropika dan bahan adiktif lainnya;
c. Fasilitasi magang, pengkajian, penelitian dan pengembangan rehabilitasi;
d. Pelayanan wajib lapor serta memberikan dukungan informasi dalam rangka
pelaksanaan P4GN pemutusan jaringan peredaran gelap narkoba;
e. Pelaksanaan pengkajian, pengembangan dan uji coba metode rehabilitasi guna
peningkatan efektivitas dan efesiensi proses rehabilitasi;
f. Pelaksanaan pelayanan rehabilitasi medis dan penunjang medis;
g. Pelaksanaan pelayanan rehabilitasi sosial dan penunjang rehabilitasi sosial;
h. Pelaksanaan pusat rujukan bagi fasilitas rehabilitasi korban pecandu dan/atau
penyalah guna narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lainnya milik
pemerintah, swasta dan lembaga swadaya masyarakat lainnya;
i. Pelaksanaan penyelenggaraan database di lingkungan Balai Besar Rehabilitasi
BNN;
j. Pelaksanaan ketatausahaan dan rumah tangga Balai Besar Rehabilitasi BNN;
k. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan perencanaan, program dan anggaran Balai
Besar Rehabilitasi BNN.

D. Moto
E. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Balai Besar Rehabilitasi BNN diatur dalam Peraturan Badan
Narkotika Nasional Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2020 Tentang Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Badan Narkotika Nasional pada tanggal 7 September
2020 yang dilanjutkan pelantikan pejabat struktural eselon tiga dan empat menjadi
pejabat fungsional di lingkungan Badan Narkotika Nasional. Struktur Organisasi sebagai
berikut :

Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan rencana


kegiatan dan anggaran, penyelenggaraan ketatausahaan dan rumah tangga,
kepegawaian, keuangan, hubungan masyarakat, pelaporan, perencanaan program dan
anggaran; fasilitasi pengkajian dan pengembangan rehabilitasi; pelayanan wajib lapor
serta memberikan dukungan informasi dalam rangka pelaksanaan P4GN.
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai
dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan ketentuan perundang-
undangan.
F. Capaian Kinerja

Arah kebijakan dan strategi Balai Besar Rehabilitasi BNN adalah terwujudnya
pelayanan program terapi dan rehabilitasi penyalah guna dan/atau pecandu narkoba
dimana arah kebijakan dan strategi tersebut dilaksanakan dalam bentuk kegiatan-
kegiatan.
Pencapaian Indikator Kinerja Utama tersebut dilakukan melalui output kegiatan
yang berada dalam lingkup program P4GN/ program teknis. Kegiatan tersebut adalah
Layanan rehabilitasi pecandu dan korban penyalahgunaan narkoba meliputi :

- Program Rehabilitasi 12 Bulan


- Program Rehabilitasi 6 Bulan
- Program Rehabilitasi 3 Bulan

Penetapan Kinerja Balai Besar Rehabilitasi BNN menetapkan output


“Meningkatnya mutu layanan rehabilitasi narkoba pada lembaga rehabilitasi BNN”,
untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan, dilakukan kegiatan yang berorientasi
outcome, dimana indikator yang digunakan adalah “Indeks Kepuasan Layanan
Rehabilitasi di Balai Besar Rehabilitasi BNN” sebagai Indikator Kinerja Kegiatan (IKK).
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang capaian kinerja yang telah dilakukan oleh
Balai Besar Rehabilitasi BNN, dilakukan evaluasi dengan cara melakukan analisis dengan
menyajikan perkembangan capaian. Indikator Kinerja Kegiatan yang ditetapkan
tersebut diderivasi dalam bentuk kegiatan dengan berorientasi sasaran/outcome.
Berikut target dan realisasi dari capaian kinerja dari tahun 2016 sd. 2021 :

INDIKATOR KINERJA TAHUN TARGET REALISASI % CAPAIAN


ANGGARAN

Indeks Kepuasan Layanan 2016 2,0 3,27 92,43 %


Rehabilitasi
2017 2,1 3,32 98,15 %
di Balai Besar Rehabilitasi
2018 2,7 3,50 88,69 %
BNN
2019 2,9 3,54 93,95 %

2020 2,9 3,56 94,88 %


2021 2,95 3,66 97,48%

G. Sarana Prasarana
Balai Besar Rehabilitasi BNN memiliki lahan 11,2 ha dengan total jumlah luas
bangunan dengan luas 21.267 m2.

Gambar 2. Peta Balai Besar Rehabilitasi BNN


Sarana dan Prasarana yang tersedia di lingkungan Balai Besar Rehabilitasi
sebagai berikut :

a. Gedung Perkantoran/Gedung Utamaluas 2.336 m2 terdiri dari :

Gambar 1. Gedung Utama

1) Lantai Dasar terdiri dari :


- Asrama detoksifikasi;
- Ruang Perawat;
- Toilet/Kamar Mandi.

2) Lantai 1 terdiri dari :


- Lobby;
- Poli Pemeriksaan Umum, Psikiater, Gigi, Gizi, EKG, EEG,USG,
Radiologi, Laboratorium;
- Ruang Penyimpan Data Rekam Medis;
- UGD;
- Apotik dan Gudang Penyimpanan Obat;
- Ruang Konseling keluarga;
- Toilet/Kamar Mandi.
Gambar 2. Fasilitas Lantai 1 Gedung Utama

3) Lantai 2 terdiri dari :


- Ruang Kepala Balai Besar;
- Ruang Kepala Bagian Umum, Koordinator, Kasubbag dan Sub
Koordinator;
- Ruang Tata Usaha dan Administrasi;
- Ruang pertemuan/Auditorium;
- Ruang rapat kecil dan besar;
- Mushalla
- Toilet/Kamar Mandi;
Gambar 3. Ruang Auditorium Lantai II Gedung Utama

b. Gedung Serbaguna/Aula dengan luas 1.476 m2

Gambar 3. Gedung Serbaguna


c. Gedung Residen T1-6 luas 2.754 m 2 terdiri dari dormitory klien layanan
medis, ruang CIC (Crysis Intervention Center).

Gambar 4. Gedung Residen detoksifikasi, entry unit dan re-entry

d. Gedung Klien TC luas 2.145 m2 terdiri dari 3 lantai.

Gambar 5. Gedung Residen TC

e. Lapangan Futsal luas 624 m2

Gambar 6. Lapangan Futsal


f. Lapangan Basket luas 624 m2

Gambar 7. Lapangan Basket

g. Ruang Kelas luas 675 m 2 dapat digunakan untuk pelatihan vokasional


maupun keterampilan tambahan (bahasa inggris, komputer, teknisi, dll)

Gambar 8. Ruang Kelas

h. Guest House luas 1.134 m2 dipergunakan untuk tempat menginap keluarga


residen

Gambar 9. Guest House/gedung penginapan untuk tamu


i. Masjid luas 394 m2

Gambar 10. Masjid


j. Gereja 438 m2

Gambar 11. Gereja

k. Vihara 338 m2

Gambar 12. Vihara


l. Menara Air 79 m2

Gambar 13. Menara Air


m. Bak Penampung Air 235 m2

Gambar 14. Bak Penampung Air

n. Garasi dan bengkel 390 m2

Gambar 15. Garasi dan Bengkel


o. Insenerator 45 m2

Gambar 16. Insenerator

p. Gudang UPK 238 m2

Gambar 17. Gudang UPK


2
q. Pendopo 160 m

Gambar 18. Pendopo


r. Gedung Broadcast 457 m2

Gambar 19. Gedung Broadcast

s. Gedung Olahraga/GOR 1.708 m2

Gambar 20. Gedung Olahraga

t. Rumah Jabatan luas 768 m2 terdiri dari rumah dinas Kepala Balai, Kepala
Bagian Umum, para Koordinator dan rumah singgah pejabat.

Gambar 21. Rumah Jabatan


u. Mes Pegawai luas 1.995 m2

Gambar 22. Mes Karyawan


2
v. Ruang Genset luas 72 m

Gambar 23. Ruang Genset

w. Pos Jaga dan Gapura luas 32 m2

Gambar 24. Pos Gerbang Utama


x. Helipad

Gambar 25. Helipad

y. Kolam Ikan

Gambar 26. Kolam Ikan

z. Pagar Keliling Bangunan 2.480 m1

Gambar 27. Pagar Keliling


aa. Unit Drainase sebagai saluran pembuangan air, limbah medis maupun
rumah tangga.

Gambar 28. Saluran Pembuangan Air

bb. Mini Market

Gambar 29. Mini Market

cc. Alat Transportasi terdiri dari kendaraan roda dua, roda empat untuk
operasional dan ambulance.

Gambar 30.Ambulance
dd. Alat Komunikasi terdiri dari pesawat telepon, mesin faximile, radio rig dan
HT (handy talky).

1. Pelayanan Operasional
a. Pelayanan makan residen
1) Makan 3 (tiga) kali sehari;
2) Snack 2 (dua) kali sehari;
3) Buah setiap makan siang.

b. Pelayanan pakaian residen


1) Kaos seragam 2(dua) buah, untuk fase layanan medis dan sosial;
2) Pakaian praktik vokasional (sesuai kebutuhan)

c. Pelayanan rekreasi klien


1) Televisi
2) DVD
3) Broadcast
4) Kegiatan keluar ( static outing, music outside, Saturday night outing,
narcotic anonymous meeting)

d. Pelayanan sosial bagi klien


1) Pembinaan fisik
 Lari pagi
 futsal
 senam
 basket
 fitnes
 catur
2) Pembinaan mental agama
 Kegiatan kerohanian di Masjid/Kapel
 Perayaan hari-hari besar agama
 shalat berjama’ah
 pendalaman al kitab
 persekutuan doa
 baca tulis Al Qur’an
 Dzikir, wiridan
 Konseling rohani
3) Layanan sosial
 Bimbingan sosial kelompok (probing, hipnoterapi, terapi
edukasi, static group, konseling, psikologi akhir, group terapi)
 Konseling individu
 konseling dengan psikolog/psikiater
 therapeutic community
 case conference
 family dialogue
4) Pelayanan keterampilan (vokasional)
 teori dan praktik vokasional (agrobisnis, bengkel, kerajinan
tangan)
 display vokasional pada kunjungan instansi ke Balai Besar
Rehabilitasi BNN

e. Pelayanan kebersihan dan sanitasi


1) Membersihkan, menata tempat tidur, ruang asrama, dan lingkungan;
2) Mandi 2 (dua) kali sehari bagi residen;
3) Sprei dan sarung bantal diganti seminggu sekali;
4) Setiap asrama harus tersedia sapu ijuk, sapu lidi, kain pel, gayung,
tempat sampah, dll;
5) Air yang cukup untuk mandi dan mencuci;
6) Pengolahan limbah sesuai standar AMDAL
7) Incenerator
8) Tempat sampah utama

f. Pelayanan kesehatan
1) Setiap bulan residen mendapat sabun mandi, odol, sikat gigi,
shampoo, sabun cuci, sabun lantai, shaver;
2) Pemeriksaan kesehatan di Balai Besar Rehabilitasi BNN jika residen
ada keluhan;
3) Dokter dan perawat siaga 24 jam;
4) Layanan penunjang medis (EKG, EEG, Rontgen, klinik gigi, Apotek,
laboratorium, Gizi)
5) Klinik Voluntary Counseling Test (VCT)
6) Layanan dokter spesialis (jiwa, paru, penyakit dalam)
7) Layanan medical outing

g. Pelayanan umum
1) Genset
2) APAR
3) Hidrant
4) Alarm kebakaran
5) Sound system di setiap ruangan
6) Security 24 jam
7) Penujuk arah
8) Laundry
9) Mini market
10) Parkir yang luas
11) Dapur yang besar
12) Layanan spot check bagi residen/pengunjung Balai Besar Rehabilitasi
BNN
13) Hot spot area
14) Layanan informasi
15) Website
H. Sumber Daya Manusia
Berdasarkan Perka BNN tahun 2021 tentang Revisi Daftar Susunan Pegawai di
Lingkungan Badan Narkotika Nasional, jumlah ideal pegawai Balai Besar Rehabilitasi
BNN sejumlah 283 orang. Saat ini pegawai yang berstatus pegawai negeri sebanyak
141 orang, jumlah tersebut tentu saja kurang dari ideal. Oleh karena itu Balai Besar
Rehabilitasi BNN mengatasinya dengan mengambil tenaga kerja kontrak.
Profil Pegawai Negeri Sipil saat ini tergambar sebagai berikut:

Jumlah pegawai perempuan sebanyak 102 orang, dan lelaki sebanyak 49 orang.
Idealnya saat menjadi Pusat Rehabilitasi BNN proporsi pegawai lebih banyak berjenis
kelamin lelaki karena fakta empiris menyebutkan penyalah guna narkoba di
Indonesia terbanyak berjenis kelamin lelaki (Jurnal Data P4GN tahun 2015 edisi
tahun 2016). Terutama untuk konselor, pembina mental, perawat, dan dokter lebih
disarankan berjenis kelamin laki-laki agar pendekatan yang dilakukan lebih tepat
sasaran. Di sini tidak bermaksud diskriminasi, tetapi dalam konseling seorang
konselor hanya diizinkan konseling dengan sejenis. Demikian juga dalam pembinaan
mental, seorang wanita hanya bisa menjadi imam bagi wanita. Petugas kesehatan
disarankan lebih banyak lelaki karena penanganan penyalah guna narkoba
merupakan kasus khusus, untuk Pusat Rehabilitasi BNN yang menangani dual
diagnosis, kasus hukum, dan layanan yang lain.

Berdasarkan diagram di atas didapatkan gambaran bahwa Pendidikan terbanyak


pegawai Balai Besar Rehabilitasi BNN berada pada level S1.
Tabel 1. Gambaran Pegawai Balai Besar Rehabilitasi BNN berdasarkan Rumpun
Jabatan Per 02 Februari 2022

No Jabatan Jumlah Pegawai


1 Ka Balai 1
2 Kabag Umum 1
3 Koordinator Layanan Medis 1
4 Koordinator Layanan Medis Sosial 1
5 Kasubbag Perencanaan, Kepegawaian & Tata Usaha 1
6 Kasubbag Keuangan, kehumasan & Rumah Tangga 1
7 Sub Koordinator Pelayanan Medis -
8 Sub Koordinator Penunjang Medis 1
9 Sub Koordinator Pelayanan Sosial 1
10 Sub Koordinator Penunjang Sosial 1
11 Pengolah data
12 Pengadministrasi Umum
13 Petugas Layanan TU
14 Petugas Layanan Wajib Lapor
15 Pengelola Perlengkapan Barang Milik Negara
16 Bendahara Pengeluaran
17 Penata Laporan Keuangan
18 Penyusun Rencana Anggaran
19 Pengelola Sarpras
20 Dokter Umum
21 Dokter Spesialis Jiwa
22 Dokter spesialis Radiologi
23 Perawat
24 Bidan
25 Apoteker
26 Asisten Apoteker
27 Dokter Gigi
28 Elektromedis
29 Pranata Laboratorium
30 Perawat Gigi
31 Radiografer
32 Konselor
33 Asisten Konselor
34 Psikolog
35 Instruktur Vokasional
36 Pembina Mental
37 Fisioterapi
38 Nutrisionist
39 Perekam medis
40 Sanitarian
Jumlah pegawai Balai Besar Rehabilitasi BNN belum memenuhi DSP yang
seharusnya. Ketika menjadi Pusat Rehabilitasi BNN minimal jumlah pegawai sama
dengan jumlah DSP, seluruh dokter spesialis yang ada di DSP harus ada di Balai Besar
Rehabilitasi BNN baik sebagai Pegawai Negeri Sipil ataupun konsulen.

I. Metode Rehabilitasi

Saat ini, metode rehabilitasi yang dijalankan di Balai Besar Rehabilitasi BNN adalah
dengan menggunakan modalitas Therapeutic Community dengan dikombinasikan
modalitas lain seperti Narcotics Anonymous, MI dan CBT. Hampir semua klien
mendapatkan pola yang sama meskipun permasalahan mereka berbeda.

Jika Balai Besar Rehabilitasi BNN akan menjadi Pusat Rehabilitasi, maka diperlukan
berbagai metode lain yang sesuai dengan prinsip berbasis bukti untuk memenuhi
kebutuhan akan permasalahan adiksi sesuai dengan karakter zat yang digunakan dan
kebutuhan khusus setiap klien. Berikut dipaparkan beberapa intervensi lain yang bisa
diterapkan untuk menjadi pusat rehabilitasi:

1. Rehabilitasi berbasis rumah sakit


2. Rehabilitasi rawat jalan dengan pendekatan Matriks
3. Rehabilitasi rawat inap dengan kombinasi modalitas
4. 12 Steps terkait Narcotic Annonymous
5. MI / MET
6. CBT
7. Manajemen Kontingensi
8. Terapi Keluarga
9. Terapi terkait kecanduan lain (alkohol, seks/pornografi, elektronik, judi, rokok)

Anda mungkin juga menyukai