Anda di halaman 1dari 94

Review anatomi fisiologi sIstem

pencernaan & pengkajian


keperawatan sistem pencernaan
Andina Setyawati
• Urutkan jalannya makanan dalam tubuh
• Apa perbedaan digesti mekanik dan kimia!
Saliva
Amilase
Bolus
Mulut
The food is broken up in the mouth by Dicampur dengan saliva dg bantuan
the teeth kelenjar saliva
Saliva
• Saliva terdiri dari enzim digestif :
• Amilase: memulai digesti
karbohidrat dalam mulut
(memisahkan karbohidrat menjadi
unit yang lebih kecil→ maltose dan
isomaltose)
• Makanan yang sudah tercampur
dg saliva disebut bolus.
• Bolus akan didorong oleh lidah
ke dalam kerongkongan →
esofagus → gaster
Esofagus
Esofagus
• Lumen esofagus sangat fleksibel
utk ukuran bolus yang bervariasi.
• Susunan lumen (layers):
• Tunika adventitia
• Stratum longitudinale
• Lamina artikulare
• Tela submucosa
• Lamina submucosa
• Lamina propria
• Lamina epitelialis
• 2 layer otot terluar bertanggung
jawab pada peristaltic (shg
makanan terdorong ke gaster)
Gaster
Lambung
• Terbagi menjadi 6 area dg
struktur yg sama dg esofagus.
• Terdiri dari (luar ke dalam): otot
longitudinal-otot sirkular-otot
oblique-mukosa.
• Di mukosa terdapat rugae yang
membuat gaster membesar
Ketika makanan masuk.
• Pada dinding gaster terdapat
kelenjar gastric
Gastric Juice
Pepsin
Lipase lambung
Kelenjar gastric
• Memproduksi mucus sebagai
pelindung gaster dari sekresi asam
lambung (gastric juice).
• Asam lambung diproduksi sbg hasil
membau/melihat makanan, makan
makanan pedas & peregangan
gaster.
• 1-2 L asam lambung diproduksi
setiap hari.
• Esofagus tidak punya pelindung dr
asam lambung shg dipisahkan oleh
sphincter (spingter esofagus) dr
lambung.
ASAM LAMBUNG
• Mengandung :
• asam HCL_membunuh bakteri)
• enzim pepsin (dikeluarkan oleh
lambung dari
pepsinogen)_memecah protein
• faktor intrinsic_absorbsi vit B12
dalam intestinal
• Lipase_enzim untuk digesti lemak
(trigliserida → satu (1) asam
lemak bebas + digliserida)
Peristaltik lambung
Chyme
Peristaltik lambung
• Pergerakan setiap 20 detik
• Menyebabkan bolus bercampur
dan menjadi semifluid (massa
yang baru sebagian
terdigesti_chyme)
• Jalan keluar dari lambung
menuju duodenum_spingter
pilori, yg dapat membuka hanya
beberapa mm.
Ampula vater
Usus kecil
• Dibagian awal, chyme tercampur
cairan empedu dan pancreas via
ampula vater.
• Cairan pancreas (kaya sodium
hidrogenkarbonat) mengandung
pro enzim & enzim digestif.
• Sodium hidrogenkarbonat (pH 7-
8) → menetralisir asam pada
chyme
Cairan pankreas
Tripsin
Lipase pankreas
Cairan Pankreas
• Mengandung pro enzim
(trypsinogen) yang diaktifkan
menjadi tripsin oleh enzim
enterokinase (dikeluarkan oleh
dinding duodenum).
• Tripsin memecah protein &
mengaktifkan trypsinogen yang
lain.
• Lipase pancreas memisahkan
trigliserida menjadi dua (2) asam
lemak bebas
• Empedu memecah lemak2 tsb
menjadi droplets (emulsifikasi)
Empedu
Empedu
• Cairan yg diproduksi oleh sel-sel
hati (sistem billier) dan disimpan
ke kantong empedu, untuk
dicampurkan pada makanan di
duodenum mll ampula vater.
Usus kecil/ usus halus
Villi
Usus Kecil
• Terdiri dari duodenum, Jejunum, &
Ileum.
• Ileum berlanjut menjadi usus besar
(terletak di abdomen kanan
bawah)
• Duodenum & jejunum memiliki
lipatan sirkular utk meningkatkan
luas permukaan yg kontak dengan
makanan (beberapa cm).
• Villi (1 mm) terdapat pada lipatan
sirkular tsb
Villi
• Mengandung kapiler darah &
kapiler limfatik yg disebut
lacteal.
• Villi berfungsi mengabsorbsi
nutrient yg di transfer ke kapiler
darah.
• Glukosa ditranspor bebas oleh
darah tanpa carrier
Transferin
Kilomikron
• Nutrien lainnya seperti zat besi
perlu transferrin untuk
transportasi.
• Lemak ditransportasi oleh
kilomikron (lipoprotein) ke lakteal
mll villi.
• Setiap villi dilapisi microvilli, shg
mampu permukaan usus dapat
bertambah besar.
• Microvilli Mengabsorbsi nutrient &
menstranspor nutrient ke dalam
villi
Ileum
Ileum
• Mengabsorbsi elektrolit spt:
• Kalsium (utk pertumbuhan tulang, rambut, & gigi)
• Trace element utk perkembangan sistem imun & produksi sperma
• Vitamin B12 utk maturasi sel darah merah
• Asam empedu yang tersisa di transport kembali ke hati melalui pembuluh
darah.
Kontraksi segmentum
Peristalsis di ileum
• Kontraksi segmentum untuk
mencampur chyme
Usus besar
Usus besar
• Lebih tebal daripada usus kecil
• Panjang 1 m
• Mengelilingi usus kecil
• Usus kecil terhubung ke usus
besar via Bauhin’s valve yg
membuka ketika makanan
lewat.
Bakteri flora normal
Terdapat 100 miliar bakteri terdapat di usus
besar
• Berfungsi untuk
• produksi vitamin yg mendekomposisi
serat utk produksi energi tubuh
• Sistem imun (Membunuh kuman
penyakit)
• Transportasi chyme (via peristaltic)
dari kolon ascending ke kolon
transversum ke kolon descending
• Produksi mucus utk ekskresi
• Subtansi yg tidak dapat diabsorbsi
usus kecil dan besar, tinggal di rectum
& dieksresikan melalui anus.
PENGKAJIAN:
ANAMNESA,
PENGKAJIAN FISIK,
PX PENUNJANG
Anamnesa: kaji gejala

Nausea &
Nyeri Indigestion Gas intestinal Hematemesis
vomiting

Status nutrisi & Riwayat gangguan


Perubahan Riwayat medikasi
Karakteristik feses perubahan pola gastrointestinal
kebiasaan BAB & bedah
makan sebelumnya

Psikososial,
spiritual, budaya
Pengkajian nyeri
• Karakteristik nyeri
• Faktor yang memperberat
nyeri (meals, rest, defecation)
Indigesti
• Distres/ ketidaknyamanan abdomen atas
• Disebabkan perubahan peristaltic usus
• Biasanya diperberat dengan konsumsi makanan berlemak, sayur2an
kasar, makanan berbumbu

Intestinal Gas
• Akumulasi gas pada saluran GI
• Sendawa: ekspulsi gas dari perut ke mulut
• Perut kembung/ flatulence: ekspulsi gas dari rectum ke perut
• Keluhan lain: perut keras dan rasa penuh gas
• Excessive flatulence → gangguan gallbladder & intoleransi thd makanan
Nausea & Vomiting
• Pemicu nausea (bau, aktivitas, intake makanan)
• Karakteristik vomiting (warna & jumlah)

Perubahan pola BAB


• Kaji karakteristik BAB
• Melena→ Pertanda penyakit kolon
•  frekuensi & likuiditas feses → diare (disertai nyeri perut, kram,
nausea, vomiting)
•  frekuensi & likuiditas feses → konstipasi (b.d ketidaknyamanan,
perdarahan rektal)
Pemeriksaan
Fisik
• Px fisik → mulut, abdomen,
rectum
• Inspeksi mulut:
• Mulut, lidah,
mukosa bukal,
gigi, gusi
• Ulcer, nodul,
bengkak,
diskolorisasi,
inflamasi
• Px area abdomen:
• Posisikan pasien
supinasi dengan
lutut fleksi untuk
dilakukan IPPA
Px area abdomen
• Inspeksi: perubahan kulit, luka, kontur, kesimetrisan, lokalisasi ketidaknyamanan
• Auskultasi:
• Suara usus pd 4 kuadran abdomen
• Suara bernada tinggi & gemericik
• Dokumentasikan: frekuensi (dbn: setiap 5-20 detik), hipoaktif (1-2x/2mnt), hiperaktif
(5-6x/30 dtk), absen (tidak ada suara selama 3-5 menit)
• Perkusi: Timpani atau dullnes
• Palpasi
• Papasi ringan → nyeri tekan & bengkak (Untuk menghindari rebound tenderness →
berikan tekanan dan lepaskan dengan cepat
• Palpasi dalam → identifikasi massa
• Rektum
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Stool test
• Fecal urobilinogen, fat, nitrogen,
parasites, pathogens, food
residues.
• Beberapa tes memerlukan diit
khusus dan menghindari
beberapa medikasi
• Yg paling sering : Fecal occult
blood testing (hematest) →
biasanya utk screening awal
kanker
Antisipasi false positive & negatif
• Hindari makanan (daging, hati, ungags, lobak,
brokoli, kembang kol, salmon, sarden) sejak 7
hari sebelum tes.
• Hindari medikasi (aspirin, ibuprofen,
Edukasi tes indomethacin, colchicine, corticosteroids,
cancer, chemotherapeutic agents, and
feses anticoagulants)
• Hindari suplemen vitamin C
Serial 3-6 hari

Dapat dilakukan dirumah dengan slide


Breath test

The hydrogen breath test Urea breath test

• Menentukan jumlah hydrogen setelah • Mengidentifikasi adanya H. Pylori → Tukak


diproduksi dalam kolon & diabsorbsi dalam lambung
darah • Pasien diminta mengkonsumsi kapsul yg
• Mengevaluasi absorpsi karbohidrat mengandung urea → 10-20 menit kemudian
• Mengidentifikasi overgrowth bakteri pada memberikan sampel nafas.
usus kecil • H. pylori memetabolisme urea dg cepat →
CO2
• Anjurkan pasien menghindari konsumsi
antibiotic selama 1 bulan, omeprazole selama
1 minggu, & ranitidine selama 24 jam
USG Abdomen
• Teknik diagnostic non-invasive dg gelombang ultrasonic dan akan
terekam pada osciloskop ketika mengenai organ dengan
kepadatan yang berbeda.
• Untuk mengidentifikasi ukuran dan struktur organ dalam
abdomen.
• Penunjang dx: cholelithiasis, cholecystitis, appendicitis,
diverticulitis
• Kelemahan: Organ dalam rongga tulang tidak dapat dideteksi
• Transmisi gelombang dihambat oleh akumulasi gas dan cairan
dalam abdomen dan udara dalam paru-paru.
• Intervensi keperawatan:
• Puasakan pasien 8-12 jam
• Px gallbladder → hindari makanan bebas lemak sore hari
sebelum paginya pemeriksaan
• Tx pasien apakah akan dilakukan px barium
Tes DNA

Pengkajian resiko penyakit genetic (kanker gaster, defisiensi


lactose, kanker kolon, IBS)

Untuk intervensi pencegahan sejak dini & untuk


mengembangkan terapi

Dasar melakukan konseling genetik


X-Ray
Px fluorescence Untuk mendeteksi kelainan anatomis dan fungsional organ

Sinar X dapat mengenali seluruh saluran GI bagian atas (dapat diperpanjang sampai
usus kecil) setelah diberikan agen kontras (barium sulfat/ cairan radioopaque)

Pasien menelan bubuk barium bisa dalam suspense encer atau kental

Adanya barium dlm lambung → motilitas lambung, penebalan dinding lambung,


mukosa lambung, kepatenan katup pilorik & anatomi duodenum.

Penunjang dx → ulcers, varices, tumors, regional enteritis, and malabsorption


syndromes.
Intervensi keperawatan terkait prosedur X-
Ray
Diet rendah residu beberapa hari sebelum tes
Puasa satu malam sebelum tes
Laksatif diberikan untuk membersihkan usus sebelum tes
Stop smoking sebelum tes untuk mempertahankan motilitas gaster
Hindari konsumsi obat sebelum tes
Perbanyak asupan cairan setelah tes
Follow up paska tes untuk memastikan barium sudah dieliminasi
Monitor feses hingga warna Kembali normal
Lakukan enema jika perlu
Barium Enema
X-Ray
• Untuk mendeteksi kelainan
anatomis dan fungsional
saluran GI bagian bawah
• Px penunjang → polyps,
tumors, lesi pd usus besar &
malfungsi usus lainnya.
• Barium enema diberikan per
rektal
• Memerlukan waktu 15-30
menit
Intervensi keperawatan

Kosongkan dan bersihkan usus bawah (laksatif & enema) sebelum & setelah tes
Edukasi diit rendah residu sebelum tes
Puasa satu malam sebelum tes
Posisikan pasien sims ketika prosedur
Anjurkan intake cairan yang banyak
Pastikan tes ini tidak diikuti tes GI lainnya
Identifikan kontraindikasi (penyakit inflamasi kolon, perforasi & obstruksi kolon)
• Multiple X-ray yang menyediakan cross
sectional image pada organ yang
terekam pada monitor computer.
• Prosedur painless, tetapi radiasi sangat
besar
Abdominal • Indikasi diagnostik: gangguan hati,
limpa, ginjal, pancreas
Computed • Namun, CT scan dapat juga digunakan
untuk melokalisasi inflamasi pd kolon
Tomography (apendisitis, diverticulitis, enteritis,
colitis ulseratif)
(CT) Scanning • Tidak dapat digunakan untuk pasien yg
kurus, karena kejelasan detail sesuai
dg keberadaan lemak
• Artefak akibat detak jantung dan
pernafasan tidak dapat dihindari
Intervensi
keperawatan
• Puasakan pasien 6-8 jam
• Fasilitasi pasien memilih
agen kontras oral atau IV
• Kaji alergi terhadap dye
contrast
• Jika pasien akan dilakukan
prosedur barium, maka
pastikan jadwal CT scan
sebelum prosedur barium
Magnetic Resonance
Imaging (MRI)
• Untuk melengkapi hasil px USG dan
CT scan (jaringan lunak, pembuluh
darah, abses, fisula, neoplasma &
sumber perdarahan lainnya)
• Agen kontras diberikan secara oral
• Artifak berasal dr denyut jantung,
pernafasan & peristaltic
• Kontraindikasi: pasien dg
pacemaker, defibrillator, pompa
tanam insulin, & peralatan dg
elektromagnetik lainnya.
Intervensi keperawatan

Puasakan pasien 6-8 jam

Lepaskan bahan emas dan logam pada tubuh pasien

Edukasi pasien terkait posisi (supinasi) dan lama prosedur


(30-90 menit)

Edukasi kemungkinan claustrophobia & alat akan


mengeluarkan suara mengetuk selama prosedur.
Prosedur endoskopi

Fibroskopi/ esophagogastroduodenoscopy
Anoscopy
Protoscopy
Sigmoidoscopy
Colonoscopy
Endoskopi mll ostomi
Upper GI Fibroskopi/
esophagogastroduodenoscopy (EGD)

• Puasakan pasien 6-12 jam


• Berikan anestesi local dg semprot-kumur &
berikan midazolam iv (anestesi moderat)
• Kolaborasikan glucagon utk merilekskan
otot polos
• Posisikan miring kiri utk drainase saliva &
memudahkan akses endoskopi
• Anjurkan pasien puasa 1-2 jam setelah tes/
sampai reflek muntah Kembali
• Posisikan sims setelah tes sampai sadar &
semi-fowler sampai selesai pemantauan
Perforasi (nyeri, perdarahan, kesulitan
menelan, peningkatan suhu)

Tekanan darah dan HR


Observasi paska
prosedur EGD Reflek muntah (dg tounge blade)

Kontrol ketidaknyamanan (lozenges,


kumur garam, analgesic oral)
Anoskopi & sigmoidoskopi
• Dapat untuk melihat sejauh 25 cm (anoskopi) dan 50
cm (sigmoidoskopi)
• Biopsi dpt dilakukan selama prosedur ini
• Berikan pasien posisi knee chest pada pinggir tempat
tidur
• Edukasi: tekanan pada saat px akan menimbulkan
sensasi ingin BAB
• Lakukan enema sampai bersih
• Monitor selama prosedur: TTV, toleransi nyeri, respon
vagal
• Monitor setelah prosedur: perdarahan rektal &
perforasi usus (demam, drainase rektal, distensi
abdomen, nyeri)
Kolonoskopi
• Utk skrining kanker
• Untuk terapi dan diagnostic
(prosedur 1 jam)
• Tempatkan pasien miring kiri
dg kaki menekuk ke arah dada
• Edukasi ketidaknyamanan
ketika dimasukkan udara utk
memperluas area penyisipan
• Monitor selama prosedur:
disritmia, RR (SaO2),
hipotensi
Intervensi keperawatan
• Batasi intake cairan 24-72 jam sebelum
• Kolaborasi laksatif 2 malam sebelum
• Enema salin (+ polyethylene glycol electrolyte) sebelum
• Berikan lavase oral 3-4 jam (efek samping: nausea, kembung, kram,
ketidakseimbangan cairan & elektrolit, hipotermia) sebelum
• Monitor pasien tidak mengkonsumsi obat sebelum sampai 2 minggu
setelah
Gangguan kelenjar saliva: Parotitis

Kanker rongga mulut


Gangguan oral Gangguan Esofagus:
& esofagus • Disfagia
• Achalasia
• Gastroesophageal reflux disease
• Tumor dan kanker esofagus
Parotitis
Kanker oral
Diagnosa keperawatan
• Impaired oral mucous membrane related to a pathologic condition, infection, or chemical or mechanical
trauma (eg, medications, ill-fifitting dentures)
• Imbalanced nutrition, less than body requirements, related to inability to ingest adequate nutrients
secondary to oral or dental conditions.
• Disturbed body image related to a physical change in appearance resulting from a disease condition or its
treatment.
• Fear of pain and social isolation related to disease or change in physical appearance
• Pain related to oral lesion or treatment
• Impaired verbal communication related to treatment
• Risk for infection related to disease or treatment
• Defificient knowledge about disease process and treatment plan
Gangguan Esofagus
• Disfagia
Achalasia
Gastroesophageal reflux disease (GERD)
Diagnosa keperawatan
• Imbalanced nutrition, less than body requirements, related to diffificulty swallowing
• Risk for aspiration related to diffificulty swallowing or to tube feeding
• Acute pain related to diffificulty swallowing, ingestion of an abrasive agent, tumor, or frequent
episodes of gastric reflflux
• Deficient knowledge about the esophageal disorder, diagnostic studies, medical management,
surgical intervention, and rehabilitation
Gastritis
Gangguan Ulkus gaster dan duodenal’
gaster dan
duodenal Kanker gaster

Penyakit bedah gaster


GASTRITIS
Diagnosis keperawatan
• Anxiety related to treatment
• Imbalanced nutrition, less than body requirements, related to inadequate intake
of nutrients
• Risk for imbalanced fluid volume related to insuficient fluid intake and excessive
fluid loss subsequent to vomiting
• Deficient knowledge about dietary management and disease process
• Acute pain related to irritated stomach mucosa
Gangguan eliminasi fekal: konstipasi, diare,
irritable bowel syndrome (IBS)

Gangguan inflamasi akut intestinal:


apendisitis, peritonitis, diverticular disease
Gangguan
Inflammatory bowel disease: Chron’s disease,
intestinal & colitis ulseratif,
rektal
Obstruksi intestinal: kanker kolorektal

Disease of the anorektum: hemoroid


• Gangguan hepatic viral: hepatitis
• Gangguan hepatic non viral:
• Hepatitis toksik Penyakit hepatik
• Drug-induced hepatic
• Kanker hepatik
Penyakit gangguan empedu

Gangguan Gangguan
gallbladder: pancreas:
cholecystitis, pankreatitis (akut
cholelithiasis & kronik)

Anda mungkin juga menyukai