Anda di halaman 1dari 23

MODUL PSIKOLOGI EKSPERIMEN

(PSI 321)

MODUL 1
PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN

DISUSUN OLEH :
ARBANIA FITRIANI, S.PSI, M.SI

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
0 / 23
SESI 1

PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN


Sumber:
Seniati, L., Yulianto, A., & Setiadi, B.N. (2015). Psikologi Eksperimen.
Jakarta: PT. Indeks.

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN


1. Mahasiswa memahami beda pengetahuan dan ilmu pengetahuan serta cara
memperoleh ilmu pengetahuan

A. CARA MEMPEROLEH PENGETAHUAN


Awal pengetahuan ditemukan melalui proses merenung. Saat itulah disebut

dengan masa filsafat. Thokoh-tokoh yang terkenal masa itu adalah Plato (327-

347), Aristoteles (284-322), dan Rene Descartes (1596-1650). Ketiganya

menggunakan akal dan perenungan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

mengenai fenomena alam sekitar, namun pada ketiga tokoh tersebut yang paling

menonjol adalah Aristoteles bahkan Aristoteles dijulukan sebagai Father off all

psychology.

Helmstadter (dalam Christences, 2001) mengatakan ada 6 cara atau metode

yang dapat dilakukan untuk memperoleh pengetahuan yaitu kekukuhan pendapat,

otoritas, intuisi, rasionalisme, empirisme dan metode ilmiah. Paparan tentang

keenam cara atau metode tersebut dapat sebagai berikut.

1. Kekukuhan pendapat (Tenacity)

Metode ini berdasarkan pada takhayul (superstition) atau kebiasaan (habit)

yang umunya dilakukan di masyarakat tertentu. Metode ini mengarakan kita untuk

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
1 / 23
terus mempecayai keyakinan tersebut walaupun hal tersebut mungkin saja tidak

selalu benar. Maka dapat kekukuhan pendapat ini merupakan kepercayaan yang

terus dipercayai pada hal tertentu yang memang hal tersebut sudah menjadi

kebiasaan pada lingkungan masyarakat tertentu. Pengetahuan dianggap benar

karena kita selalu mempercayainya, dengan adanya pengulangan-pengulanga

terkait keyakinan ini dapat memperkuat kepercayaan pada hal tersbeut. Contoh

dari kekukuhan pendapat adalah:

Cika saat itu tidak dapat mengendarai sepeda motor, lalu

ketika Cika ingin belajar untuk mengendarai sepeda motor,

Cika diberikan gelang sakti pemberian dari orang pintar, lalu

kendaraan yang akan Cika pakai untuk belajar disiram

dengan air kembang yang konon katanya sudah diberikan

mantra agar saat mengendarai sepeda motor tidak jatuh.

Maka harapan Cika saat belajar sepeda motor ia tidak

terjatuh saat beajar karena Cika sudah mendapatkan gelang

sakti dan motor yang sudah disiram dengan air kembang,

dan harapan Cika saat belajar sepeda motor Cika akan bisa

tanpa terjatuh. Padahal sebelumnya Cika sangat khawatir

jika ia akan terjatuh saat belajar untuk mengendarai sepeda

motor.

Pada metode ini memiliki dua kelemahan yaitu (1) sering kekukuhan

pendapat (pengetahuan) tersebut tidak sesuai dengan kenyataan. Seperti contoh

yang diatas, sebetulnya pemberian gelang dan penyiraman air kembang sepeda

motornya yang dilakukan oleh orang pintar akan membuat Cika menjadi bisa

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
2 / 23
untuk mengendarai sepeda motor dan tidak terjatuh, sampai kahirnya cika

mencapai keinginannya tersebut dapat mengendarai sepeda motor dan tidak

terjatuh. Maka kesimpulan yang dari contoh diatas adalah keberhasilan Cika untuk

mengendarai sepeda motor dan tidak terjatuh bukan kerana gelang pemberian dari

orang pintar dan penyiraman air kembang pada kendaraannya, melainkan

keberhasilan tersebut diraih Cika adalah Cika saat mengendarai sepeda motor ia

dengan sangat hati-hati dan mematuhi dari arahan pengajar, dengan dibantu doa

yang Cika lakukan serta proses pembelajaran sepeda motor dapat dilakukan oleh

Cika. (2) tidak adanya mekanisme yang mengkoreksi takhayul atau kebiasaan

yang bertentangan dengan kenyataan, sehingga takhayul atau kebiasaan tersebut

semakin diyakini sebagai suatu kebenaran. Contohnya seperti saat Cika sudah

mendapatkan gelang dan air kembang untuk disiram ke kedaraannya cika dapat

belajar sepeda motor dngan baik dan tidak jatuh, maka hal tersebut dianggap

sebuah pembuktian pada masyarakat terkakait dengan takhayul yang semakin

diyakini sebagai suatu kebenaran.

Kelemahan pada metode kekukuhan pendapat ini bukan berarti tidak dapat

digunakan dalam penelitian ilmiah. Kekukuhan pendapat bisa terjadi akibat

keyakinan atau kepercayaan peneliti bahwa pendapat dan hipotesis yang diajukan

adalah benar, meskipun mendapat kritikan dari orang lain. Salah satu yang

mengguanakan pendekatan kekukuhan pendapat adalah teori Psikoanalisa dari

Freud.

2. Otoritas (Authority)

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
3 / 23
Pada metode otoritas adalah suatu informasi diterima sebagai pengetahuan

yang benar karena dinyatakan seseorang atau sumber yang dianggap memiliki

otoritas atau kekuasaan. Sering kali penerimaan terhadap pengetahuan tersebut

merupakan hasil paksaan atau untuk menghindari hukuman dari penguasa atau

sumber yang berkuasa dan memiliki otoriras. Pengetahaun sepert ini tidak selalu

benat atau tidak selalu sesuai dengan kenyataan. Contohnya pada metode ini

adalah :

Seorang kepala desa meminta masyarakat di wilayahnya

untuk segera mengungsi karena akan datang bencana di desa

tersebut dalam waktu dekat. Masyarakat diminta berkumpul

dib alai desa dengan membawa barang secukupnya, sambil

senantiasa berdoa dan bersiaga. Namun setelah ditunggu

beberapa hari bencara tersebut tidak muncul juga.

Pada metode otoritas ini terjadi saat kita mempercayai begitu saja

pengetahuan yang dianggap oleh tokoh / pihak otoritas yang belum tentu selalu

benar. Seseorang merasa yakin bahwa pengetahuan yang diperoleh merupakan

kebenaran karena disampaikan oleh tokoh atau pihak yang dianggap memiliki

otoritas.

Kelemahan pada metode otoritas adalah pengetahuan yang didapatkan oleh

pihak otoritas belum tentu benar atau sesuai dengan kenyataan. Namun dengan

demikian metode ini masih digunakan sebagai metode ilmiah. Contohnya seorang

peneliti yang mengkonsultasikan masalah penelitiannya kepada seseorang yang

dianggap ahli di bidangnya. Pendapat dari ahli tersebut dianggap sebagai

kebenaran yang digunakan sebagai dasar bagi peneliti untuk melanjutkan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
4 / 23
penelitiannya tanpa merujuk pada pendapat ahli lain. Literature yang berkaitan

atau dengan menggunakan pemikiran logis analitasnya.

3. Intuisi (Intuition)

Pada metode intusi ini sesuai dengan akal sehat (agree with reason) dan

mementingkan pengalaman atau kejelasan pribadi (self-evident). Pengetahuan

dianggap benar apabila seseorang menganggap hal itu benar tanpa dilandasi oleh

alasan yang logis. Biasanay seseorang menyakini pengetahuan sebagai salah satu

kebenaran karena memang sesuai dengan yang dipikirkan, namun yang

bersangkutan tidak dapat memberikan penjelasan mengapa dirinya bisa memiliki

pemikiran seperti itu. Adapun contoh pada metode ini sebagai berikut :

Pada siang hari Tina ingin menghubungi temannnya dengan

menelpon yang awalnya menggunakan sudah membuka

aplikasi Whatapps untuk menelpon temannya namun baru

saja memecet telepon Tina langsung mematikannya dan

menelpon dengan telepon biasa tanpa menggunankan

whatapps karena Tina beranggapan bahwa teleponnya tidak

diangkat jika Tina menggunakan aplikasi wahtapps, setelah

Tina telepon temannya tanpa menggunakan aplikasi dan

hasilnya temannya menganggkat telepon tina.

Kelemahan pada metode intuisi terdapat dua kelemahan yaitu (1) tidak dapat

memisahkan antara pengetahuan yang akurat dengan yang tidak akurat.

Contohnya seperti kasus yang dialami oleh Tina, yaitu ada beberapa kemungkinan

pada teman Tina memang menerima telepon Tina justru saat Tina menelpo

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
5 / 23
dengan aplikasi whatapps akan diangkat dengan temannya, maka pemikiran dari

Tina tentang menghubungi temannya bisa benar atau bisa juga salah. (2) Self-

evident artinya pembuktian hanya pada diri sendiri dan tidak ada pembuktian dari

oranglain. Contoh pada kasus diatas, hal yang dilakukan Tina saat menghubungi

temannya tanpa menggunakan aplikasi dan telepon dianggkat oleh temannya hal

tersebut menjadi pembuktian Tina namun hal tersebut tidak dapat dibuktikan

dengan oranglain.

Metode intuisi juga sering ditemui ketika peneliti menyusun hipotesis,

dengan bersumber pada pengalaman pribadi atau pemikiran yang berbesit secara

tiba-tiba tanpa bersumber dari teori atau pendapat sebelumnya.

4. Rasionalisme (Rationalism)

Pada metode ini untuk mendapatkan pengetahuan yaitu proses pemikiran

rasionalisme dikenal sebagai metode dedukasi karena metode ini mengandalkan

pemikiran rasional yang akan dicari pembuktiannya pada suatu hari. Pada

pendekatan ini sering digunakan para filsuf karena mengandalkan hasil pemikiran

rasional, namun pada pengetahuan ini yang didapatkan tidak selalu sesuai dengan

kenyataan, tidak selalu memberikan informasi yang akurat, dan belum tentu

diterima oleh orang lain. Berikut adalah contoh berupa pernyataan yang

disampaikan oleh Aristoteles sebagai berikut :

Aristoteles menyatakan bahwa secara logika benda yang

lebih berat akan jatuh lebih dahulu daripada benda yang

lebih ringan bisa dijatuhkan dari ketinggian yang sama.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
6 / 23
Secara logika, hal itu benar dan diterima oleh sebagian orang

besar.

Pendapat Aristoteles tersebut secara logika tampak benar, namun setelah

melalui uji coba dan pembuktian ternyata pendapat tersebut tidak benar. Meskipun

demikian, rasionalisme merupakan suatu elemen penting dalam ilmu. Ketika

peneliti inguin menggunakan rasionalisme sebagai landasan teorinya, suatu

peneliti dikatakan tidak memiliki dasar ilmiah. Karena rasionalisme tersebut tidak

selalu benar, maka perlunya pembuktian melalui penelitian.

Kelemahan pada metode rasionalisme ada tiga yaitu (1) pengetahuan yang

didapat tidak selalui sesuai dengan kenyataan, (2) tidak selalu memberikan

informasi yang akurat, dan (3) belum tentu diterima oleh orang lain.

5. Empirisme (Empiricism)

Pada metode empirisme ini untuk dapat memperoleh pengeahuan ialah

bersumber dari pengalaman atau hasil pengataman atau observasi, karena lebih

mengutamakan pengalaman, pada metode rasionalisme dianggap sebagai metode

induktif karena membuat kesimpulan mengenai sesuatu bedasarkan pengalaman.

Contoh kasusnya yaitu :

John Locke melakukan percobaan dengan menggunakan tiga

ember, ember pertama berisi air hangat, ember kedua berisi

air hangat dan air dingin, ember ketiga diisi dengan air

dingin. Lock meminja subyek untuk memasukan tangan

kanannya pada ember pertama, dan tangan kitinya diember

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
7 / 23
ke tiga. Setelah kedua tangan dimasukan pada ember kedua

secara bersamaan. Menurut subyek, kananya merasa sejuk

sednagan tangan kirinya merasa hangat padahal keduanya

berada pada ember yang sama dengan kondisi air yang sama.

Maka dapat disimpulkan pada contoh kasus diatas adalah dapat dinyatakan

bahwa empirisme juga tidak selalu benar atau sesui dengan kenyataan. Meskipun

begitu empirisme sangat diperlukan dalam ilmu pengertahuan sebagai sarana

pengumpulan data secara ilmiah, bukan hanya bersumber dari pengalam pribadi

seseorang.

6. Metode Ilmiah (Science)

Pada metode ilmiah adalah suatu pengetahuan dengan mendapatkan

informasi yang sedekat mungkin dengan kenyataan. Pada metode ini juga

diartikan sebagai metode penyelidikan karena menggunakan penyelidikan unruk

memperoleh kebenaran, metode ilmiah merupakan perpaduan pada dua metode

sebelumnya yaitu metode rasionalime dan empirisme.

Menurut metode ilmiah, suatu kebenaran dapat diperoleh melalui suatu

penelitian yang disususn secara sistematis, objektif, terkontrol, dan dapat diuji

secara induktif maupun deduktif. Metode ilmiah juga bersifat falsifikasi, artinya

pengetahuan yang diperoleh dan diyakini sebagai kebenaran dapat diubah menjadi

suatu hal yang tidak benar karena hasil penelitian selanjutnya.

Metode pertama sampai metode kelima dianggap sebagai metode yang non-

ilmiah, sedangkan metode ke enak yaitu metode ilmiah dianggap paling llmiah

karena mengarah pada keterbentukan ilmu pengetahuan, sedangkan pada metode

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
8 / 23
non-ilmiah membentuk ilmu pengetahuan berdasarkan akal sehat yang selanjutnya

disebut dengan istilah commen sense.

B. PERBEDAAN ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN

AWAM

Kerlinger & Lee (2000) memberdakan science dan commonsense dalam

pengertian science adalah pengetahuan manusuai yang diperoleh dengan metode

ilmiah melalui serangkaian prosedur yang membentuk konsep tentang sesuatu,

sedangkan commonsense adalag pemikiran atau pengeutahuan awam yang

diperoleh melalui metode non ilmiah sehingga tidak dpaat dipastikan

kebenarannya. Perbedaan tersebut yang kemudian memunculkan istilah

pengetahuan dan ilmu pengetahuan.

Pengetahuan menurut Conant (dalam Kelinger & Lee, 2000) adalah

sekumpulan konsep dan skema konseptual yang memuaskan kebutuhan praktis

dalam kehidupan manusia, namun konsep-konsep dan skema-skeman ini dapat

menyesatkan terutama dalam psikologi maupun pendidikan.

Perbandingan antara ilmu pengetahuan dan pengetahuan


Karakteristik
Ilmu Pengetahuan Pengetahuan
Pembeda
Konsep dan teori yang Penggunaan konsep Konsep dan teori yang
digunakan bersumber dan teori digunakan bersal dari
dari penyelidikan yang Pada dasarnya kedua keyakinan seseorang
sistematis dan objektif. nya sama-sama ataupun orang banyak
Teori dapat diperoleh mengguanakn konsep seperti pada metode
dengan membaca buku, dan teori namun kekukuhan pendapat,
jurnal atau hasil perolehan dari konsep atau pihak yang
penelitian lainnya. dan teori yang bebeda. dihormati seperti pada

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
9 / 23
Teori yang diperoleh metode otoritas.
dapat diuji kembali
kebenarannya.
Proses menguji teori Pengujian teori dan Dalam proses menguji
dan hipotesus hipotesis. teori atau hipotesis
berdasarkan pada Hipotesis memang bersumber pada
ukuran yang lebih suatu dugaan dalam pemilihan bukti yang
pasti, karena untuk penelitian yang sesuai dan menolak
memperoleh standar memang perlu atau mengabaikan
objektivitas dibuktikan bukti yang tidak
kebenarannya. sesuia, seringkali dasar
yang digunakan untuk
memilik bukti bersifat
tidak pasti.
Ilmuwan berusaha Control Tidak ada kepedulian
secara sistematis untuk mengkontrol
berusaha mengontrol penjelasan tentang
penyelidikannya gejala yang diamati.
dengan memisahkan Terdapat
variable yang kecederuangan untuk
kemungkinan bisa menerima penjelasan
menjadi penyebab dari yang sesuai dengan
bariabel yang diteliti pendapatnya,
meskipun terkadang
terdapat bias.
Secara spontan ilmuan Kemampuan melihat Menggunakan akal
melihat dan menaruh hubungan antar gejala sehat untuk
perhatian pada menjelaskan antar
hubungan antar gejala, gejala, tanpa adanya
serta berusaha menguji observasi dan
hubungan antar pemikiran yang
variable dengan metode sistematis, objektif dan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
10 / 23
yang sistematis dan terkontrol.
terkontrol
Dalam memberikan Penjelasan terhadap Seringkali
penjelasan hubungan gejala yang diobservasi menggunakan
antar gejala, ilmuwan proposisi yang tidak
menghindari penjelasan dapat diuji
yang bersifat metafisik, kebenarannya secara
yaitu proposisi yang ilmiah, sehingga
tidak dapat diuji dinyatakan bersifat
kebenarannya karena metafisik.
lebih mengutamakan
pada haisl oberservasi
dan uji public (bersifat
objektif)

Maka dapat dsimpulkan dari perbedaan ilmu pengetahuan dan pengetahuan

awam, perbedaan pada metode ilmiah yang digunakan dalam ilmu pengetahuan.

Hal ini terlihat dari definisi yang dikemukakan McGuigan (1990) bahwa ilmu

pengetahuan adalah suatu kumpulan pengetahuan alam yang terorientasi secara

sistematis dan diperoleh melalui metode ilmiah.

C. METODE ILMIAH DALAM ILMU PENGETAHUAN

pada metode ilmiah dapat dirincikan menjadi tiga bagian yang dapat

berkaitan dengan metode ilmiah dalam ilmu pengetahuan sebagai berikut :

1. Orientasi metode ilmiah

Pada metode ilmiah ini sebenarnya lebih tepat dilihat sebagai suatu orinetasi

dikalangan masyarakat ilmiah yang ditandai dengan adanya sikap kritis terhadap

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
11 / 23
temuan-temuan dan pertanyaan-pertanyaan. Pada suatu pencarian yang aktif untuk

menemukan kesalahan dan adanya sikap skiptis pada pengetahuanyang diperoleh

karena didasari pandangan akan adanya kelemahan dan inkonsistensi pemikiran

seseorang, serta melihat penjelasan yang ada sebagai tahap-tahap tentatif dari

suatu proses yangtidak ada akhirnya.

Pada orientasi metode ilmiah ini ditandai dengan tiga hal yaitu :

1) Toleransi terhadap ambiguitas

Toleransi ini bekerja dengan adanya kemauan walaupun tidak

adanya jawaban yang pasti dan memuaskan, serta adanya apresiasi

yang dianggap keraguan sebagai kondisi yang tidak menyenangkan

dan kepastian adalah hal yang mustahil.

2) Kesediaan dan kemauan untu mempertanyakan sesuatu yang

tampaknya sudah tidak perlu ditanyakan.

Pada metode ilmiah ini, tidak begitu saja menerima penjelasan dan

hasil penelitian yang ada, karena penjelasan dan hasil tersebut

perlunya untuk dikaji ulang untuk memastikan dari penjelasan dan

hasil penelitiannya.

3) Keinginan untuk melakukan mengujian terhadap berbagai

kemungkinan jawaban yang saling bertentangan satu sama lain.

Pada metode ilmiah ini terbuka dan menerima pendapat yang

berbeda dan setiap pendapat tersebut terbuka untuk diuji agar

mendapatkan hasil dari perbedaan pendapat tersebut.

2. Karakteristik metode ilmiah

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
12 / 23
Menurut Christensen (2001), bahwa adanya tiga karekteristik utama pada

metode ilmiah ialah :

1) Definisi Operasional

Dengan adanya definisi operasinal dari variabel yang akan diteliti,

maka variabel penelitian harus digambarkan secara jelas, termasuk

dari cara pengukurannya bila memungkinkan disertai dengan

indikator perilaku.

2) Kontrol

Adanya kontrol, dalam metode ini peneliti harus dapat

menemukan, memilah dan memilih variabel yang menjadi

penyebab yang diteliti sehingga dapat menemukan variabel yang

menjadi penyebab utama pada perubahan variabel yang diteliti dan

mengkontrol variabel lainnya.

3) Dapat diulang

Metode ilmiah ini dapat diulang, peneliti dengan menggunakan

metode ini doaat diuji kembali atau dilakukan oleh peneliti yang

lain. Bahasa lain metode ini adalah penelitian replika. Maka dari

itu dilakukan untuk memperoleh hasil yang reliabel.

3. Asumsi-asumsi dalam metode ilmiah

Terdapat empat asumsi yang harus dipenuhi dalam metode ilmiah

yaitu :

1) Empirisme (Empiricism)

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
13 / 23
Pada asumsi ini peneliti dilakukan untuk memberikan data atau

fakta yang dapat diamati dan diukur, setiap pernyataan harus dapat

dibuktikan, dan menghindarkan hal-hal yang bersifat takhayul,

desas-desus atau spekulasi.

2) Determinisme (Determinism)

Pada asumsi ini semua gejala di dunia ini mengikuti aturan atau

hukum tertentu. Pada asumsi ini dengan mempelajarinya dapat

membangun teori dengan mencari faktor-faktor yang ada dari

gejala tersebut.

3) Kesederanaan (Parsimony)

Pada asumsi kederhanaan ini ketika peneliti menyusun hipotesis

harus memilih pernyataan yang paling sederhana, konkret dan

dapat memberikan gambaran yang paling jelas tentang keterkaitan

antar variabel lain.

4) Keterujian (Testability)

Pada asumsi keterujian ini dengnan menekankan harus adanya

penguji yang dapat dilakukan untuk mengalinasis hipotesis dapat

diuji kebenarannya agar terjafa keobjetivitasnya.

D. PANDANGAN MENGENAI ILMU PENGETAHUAN

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
14 / 23
pandangan mengenai ilmu pengetahuan yang dikemukakan oleh James

Bryant Conant, Kerlinger dan Lee (2000)serta McGuigan (1990) ialah ilmu

pengetahuan terbagi menjadi dua padanagan yaitu pandangan statis dan

pandangan dinamis

ILMU PENGETAHUAN
Pandangan Stastis Pandangan Dinamis
- Aktivitas untuk menambahkan - Rangkaian kegiatan yang
informsi yang sistematis bertujuan untuk menemukan
- Menemukan fakta-fakta baru dan variabel-variabel yang berperan
menambahkannya pada penting dalam kehidupan,
sekumpulan informasi yang telah mencari keterkaitan antara
ada seblumnya. variabel-variabel tersebut, serta
- Penekanan dalam pendangan menemukan aturan yang dapat
statis ini pada pengetahuan yang menjelaskan hubungannya
ada sekarang dan - Membangun hukum-hukum
menambahkannya serta pada umum menenai tingkah laku
sekumpulan hukum, teori, dari kejadian emoiris atau
hipotesis dan prinsip yang ada obyek, sehingga dapat
sekarang menghubungkan pengetahuan
mengenai kejadian-kejadian
yang belum diketahui
- Penekanan pada pandangan
dinamis adalah menekankan
pentingnya arti menemukan,
maka pengetahuan yang ada
sekarang tetap perlu tetapi lebih
sebagai dasar untuk teori dan
penelitian yang lebih lanjut

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
15 / 23
Maka dari pandangan statis maupun pandangan dinamis adalah pandangan

yang saling berhubungan yang dikembangkan sebagai hasil dari ekperimentasi

dan observasi.

E. TUJUAN ILMU PENGETAHUAN

Tujuan dari ilmu pengetahuan adalah untuk mengembangkan prinsip yang

pada akhirnya dapat memecahkan masalah yang dihadapi oleh manusia dan

masalah yang dihadapi oleh manusia alami dapat mengembangkan pengetahuan

yang terus-menerut mengenai gejala dari permasalah yang dihadapi oleh manusia.

Tujuan tersebut berlaku untuk semua bidang ilmu pengetahuan bahkan berlaku

juga untuk orang awam. Ilmu pengetahuan tidak hanya memahami gejala secara

superfisial, namun adanya pengujian yang mendalam tentang gejala tersebut serta

dapat membentuk gambaran dan penjelasan tentang gejalan tersebut. Menurut

Christensen (2001) menyatakan terdapat empat tujuan dari ilmu pengetahuan,

yaitu :

1. Deskripsi (Description)

Pada tujuan deskripsi ini memberikan gambaran atau deskripsi suatu gejala

secara tepat melalui prosedur yang sistematis dalam merangkai fakta atau

karakteristik gejala yang akan diteliti. Contohnya dalam tujuan ini adalah dalam

sebuah penelitian tentang asertivitas. Asertivitas dapat didefinisikan sebagai

bentuk kepercayaan diri seseorang untuk menilai bahwa orang boleh berpendapat

dengan orientasi dari dalam, dengan tetap memperhatikan sungguh-sungguh hak-

hak orang lain. Hal tersebut adalah deskripsi dari asertivitas.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
16 / 23
2. Eksplanasi (Explanation)

Pada tujuan eksplanasi ini adalah dapat memberikan penjelasan atau

eksplanasi menagapa suatu gejala dapat terjadi, dapat menemukan penyebab dari

suatu gejala. Karena pada dasarnya seorang ilmuan tidak akan puas jika hanya

mendapatkan gambaran tentang gejala namun tidak mendapatkan penjelasa, maka

diperlukan perjelasan mengenai gejala-gejala tersebut mengapa terjadi. Contoh

pada tujuan eksplanasi adalah Kepercayaan diri, seorang ilmuwan akan mencari

tau mengapa seseoran tidak dapat memiliki kepercayaan diri, maka dari siitu

ilmuwan dapat melihat dari kondisi lingkungan, keluarga sehingga dapat melihat

penyebab seseorang tidak memiliki kepercayaan diri.

3. Prediksi (Prediction)

Pada tujuan prediksi dalam ilmu pengetahuan adalah dapat memberikan

prediksi munculnya gejala di masa yang akan dtaang, berdasakan dari penelitian

yang dilakukan sebelumnya dengan mempertimbangkan penyebab munculnya

gejala yang diteliti. Contoh dari tujuan prediksi ini seperti seorang ilmuan sudah

mengetahui penyebab dari ketidak percayaan diri seseorang, maka setelah

mengetahui penyebab tersebut seorang ilmuwan dapat mengetahui seeorang akan

ketidak percayaan diri disebabkan faktor keluarga dan lingkungan, karena merasa

dirinya tidak layak dan tidak mampu untuk melakukan sesuatu ditambah tidak

adanya dukungan dari keluarga dan lingkungan.

4. Kontrol (Control)

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
17 / 23
Pada tujuan kontrol dalam ilmu pengetahuan adalah dapat melakukan

kontrol terhadap munculnya gejala atau tingkah laku tertentu. Dengan

dilakukannya kontrol maka dapat mengurangi dari gejala atau tingkah laku yang

negatif, dna sebaliknya juga hal ini dapat meningkatkan dari gejala atau tingkah

laku yang posotif. Contoh pada tujuan kontrol dalam ilmu pengetahuan ini adalah

seseorang yang meiliki ketidak percayaan diri maka seorang ilmuwan akan

mengurangi dari ketidak percayaan diri menjadi lebih percaya diri dengan

memberikan pelatihan asertivitas.

Dari penjelasan dari masing-masing tujuan memiliki manfaat untuk

para ilmuwan karena dapat mengetahui apa yang diinginkan oleh seorang

ilmuwan saat melakuakn peneltian, seperti dengan tujuan untuk memberikan

gambaran pada gejala, memeceahkan masalah yang saat ini dialami oleh manusia

dengan gambaran gejala yang sudah dimiliki, lalu ilmuwan dapat memprediksi

akan gejala yang diteliti, jika seseorang mengalami gejala tersebut maka

disebabkan karena hal-hal tersebut, dan yang terakhir ilmuwan dapat

mengkrontrol dari gejala-gejala yang muncul dengan mengkontrol untuk

meningkatkan gejalan atau tingkah laku yang positif dan menurunkan gejala atau

tingkah laku yang negatif dengan pemberian perlakuan yang dilakukan oleh

ilmuwan.

F. PSIKOLOGI SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN

Pada dasarnya pengertian psikologi adalah sebuah studi tentang jiwa ini

menjadi pegangan para peneliti pada abad 16, waktu berjalan dengan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
18 / 23
perkembangan penelitian istilah psikologi juga bergeser menjadi ilmu tentang

pikiran hal tersebut terjadi bagi para peneliti pada abad 18.

Pada perkembangan psikologi diakhir abda 20 ini, psikologi dapat

digolongkan sebagai psikologi komtemporer yan terdiri dari 9 bidang spesialis

yaitu, psikologi eksperimen, neuro-psikologi, psikologi kepribadian, psikologi

sosial, psikologi perkembangan, psikologi industri dan organosasi, psikologi

pendidikan dan sekolah, psikologi klinis dan konseling serta psikologi kesehatan

(Wortman, Loftus & Weaver, 1999).

pada bidang yang disampaikan diatas dapat disimpulkan bahwa psikologi

merupakan ilmu tentang pehamahaman dari tingkah laku, pemahaman tentang

memprediksi dan mengkontrol tingkah laku dengan teliti, namun hal tersebut

tetapp harus sesuai dengan bidang yang diampu nya.

Contoh pada ilmu pengetahuan psikologi, seperti kepercayaan diri

seseorang, seorang peneliti akan kesulitan untuk mengetahui kepercayaan

diri seseorang tanpa dilakukan observasi terhadap tingkah laku subyek,

maka dapat disimpulkan dengan sebelumnya melakukan observasi pada

subyek maka dapat mengetahui tingkat kepercayaan diri subyek apakah

subyek berani untuk tampil kedepan kelas dengan diperlihatkan oleh teman

sekelas, cara beradaptasi dengan teman sebaya, itu akan terlihat dari tingkah

kepercayaan diri seseorang.

G. LATIHAN

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan metode otoritas ?

2. Apa sajakah yang menjadi kelemahan metode rasionalisme ?

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
19 / 23
3. Bagaimanakah suatu kebenaran diperoleh dalam metode ilmiah ?

4. Ilmu pengetahuan bertujuan untuk memberikan prediksi, jelaskan apa yang

dimaksud dengan tujuan tersebut ?

5. Jelaskan apa saja spesifikasi ilmu psikologi di aad ke 20 ?

H. JAWABAN

1. Metode otoritas adalah suatu informasi diterima sebagai pengetahuan yang

benar karena dinyatakan seseorang atau sumber yang dianggap memiliki otoritas

atau kekuasaan. Sering kali penerimaan terhadap pengetahuan tersebut merupakan

hasil paksaan atau untuk menghindari hukuman dari penguasa atau sumber yang

berkuasa dan memiliki otoriras.

2. Kelemahan pada metode rasionalisme ada tiga yaitu (1) pengetahuan yang

didapat tidak selalui sesuai dengan kenyataan, (2) tidak selalu memberikan

informasi yang akurat, dan (3) belum tentu diterima oleh orang lain.

3. Menurut metode ilmiah, suatu kebenaran dapat diperoleh melalui suatu

penelitian yang disususn secara sistematis, objektif, terkontrol, dan dapat diuji

secara induktif maupun deduktif. Metode ilmiah juga bersifat falsifikasi, artinya

pengetahuan yang diperoleh dan diyakini sebagai kebenaran dapat diubah menjadi

suatu hal yang tidak benar karena hasil penelitian selanjutnya.

4. Pada tujuan prediksi dalam ilmu pengetahuan adalah dapat memberikan

prediksi munculnya gejala di masa yang akan dtaang, berdasakan dari penelitian

yang dilakukan sebelumnya dengan mempertimbangkan penyebab munculnya

gejala yang diteliti. Contoh dari tujuan prediksi ini seperti seorang ilmuan sudah

mengetahui penyebab dari ketidak percayaan diri seseorang, maka setelah

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
20 / 23
mengetahui penyebab tersebut seorang ilmuwan dapat mengetahui seeorang akan

ketidak percayaan diri disebabkan faktor keluarga dan lingkungan, karena merasa

dirinya tidak layak dan tidak mampu untuk melakukan sesuatu ditambah tidak

adanya dukungan dari keluarga dan lingkungan.

5. Pada perkembangan psikologi diakhir abda 20 ini, psikologi dapat digolongkan

sebagai psikologi komtemporer yan terdiri dari 9 bidang spesialis yaitu, psikologi

eksperimen, neuro-psikologi, psikologi kepribadian, psikologi sosial, psikologi

perkembangan, psikologi industri dan organosasi, psikologi pendidikan dan

sekolah, psikologi klinis dan konseling serta psikologi kesehatan (Wortman,

Loftus & Weaver, 1999).

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
21 / 23
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal.2009.Metodologi Penelitian Pendidikan.Surabaya: Lentera


Cendikia
Emzir.2009.Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif.Jakarta:
PT.Raja Grafindo Persada
Kountur, Ronny.2005.Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan
Tesis.Jakarta: PPM
Nazir, Muh.1999.Metode Penelitian.Jakarta: Ghalia Indonesia
Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah.2008.Metode Penelitian
Kuantitatif: teori dan Aplikasi.Jakarta: PT. Raja Grafindo Perkasa
Sukardi. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara
Sudjana, Nana dan Ibrahim.2010.Penelitian dan Penilaian Pendidikan.Bandung:
Sinar Baru Algensindo

Suryabrata, Sumadi.2011.Metodologi Penelitian.Jakarta: Rajawali Pers

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
22 / 23

Anda mungkin juga menyukai