Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia SD Kelas Tinggi
Dosen Pengampu: Dr. Dine Trio Ratnasari M. Pd
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat, rahmat,
hidayah serta inayahnya akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pembelajaran Apresiasi Drama Anak” yang disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia SD Kelas Tinggi pada semester lima yang diampu
Kami menyadari bahwa tulisan ini jauh dari kata sempurna. Karena kesempurnaan hanyalah
milik-Nya. Oleh karena itu kami membutuhkan kritik maupun saran yang membangun demi
perbaikan ke depanya. Selain itu kami juga berharap bahwa makalah ini dapat memberikan
penyusun
1
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR ................................................................................. 1
DAFTAR ISI ................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .........................................................................3
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 4
C. Tujuan .................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Apresiasi Drama ............................................................... 5
B. Proses Apresiasi Drama ...................................................................... 6
C. Tahap atau Langkah-Langkah Pembelajaran Apresiasi Drama ............ 8
BAB III PENUTUP
A. Saran ....................................................................................................... 12
B. Simpulan ................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 13
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Apresiasi dapat diartikan suatu langkah untuk mengenal, memahami, dan menghayati
suatu karya sastra yang berakhir dengan timbulnya pencelupan atau rasa menikmati karya
tersebut dan berakibat subjekapresiator dapat menghargai karya sastra yang dinikmatinya
secara sadar.
Sedangkan istilah apresiasi berasal dari bahasa latin Apreciation yang berarti
“mengindahkan”. Dalam konteks yang lebih luas itilah apresiasi menurut Gove dalam
Aminuddin (1987:34) mengandung makna (1) pengenalan melalui perasaan atau kepekaan,
dan (2) pemahaman dan pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang diungkapkan
pengarang. Pada sisi lain, Squire dan Taba dalam Aminuddin (1987:35) berkesimpulan bahwa
sebagai suatu proses, apresiasi melibatkan tiga unsur inti, yakni (1) aspek kognitif, berkaitan
kesusastraan yang bersifat objektif (2) aspek emotif, berkaitan dengan keterlibatan unsur
emosi pembaca dalam upaya menghayati unsur-unsur keindahan dalam teks sastra yang
dibaca (3) aspek evaluatif, berhubungan dengan kegiatan memberikan penilaian terhadap
baik buruk, indah tidak indah, sesuai tidak sesuai serta segala ragam penilaian lain yang tidak
harus hadir dalam sebuah karya kritik, tetapi secara personal cukup dimiliki oleh pembaca.
bahwa apresiasi sastra adalah kegiatan menggauli karya sastra secara sungguh-sungguh
Dari pengertian di atas dapat kami simpulkan bahwa apresiasi drama adalah kegiatan
3
penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan pikiran yang baik terhadap suatu karya
sastra yang berupa drama atau seni peran. Apresiasi drama di sini tidak hanya mencakup
apresiasi pementasan drama saja, akan tetapi apresiasi terhadap naskah drama juga.
sebuah karya sastra yang berupa drama atau seni peran. Tahap awal yang harus diketahui
siswa adalah langkah-langkah dalam pembelajaran apresiasi drama. Untuk itu dalam makalah
4
BAB II
PEMBAHASAN
apresiasi drama, alangkah baiknya kalau kita mengenal terlebih dahulu dari segi arti apresiasi
dan drama.
melalui perasaan atau kepekaan batin, dan pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang
sungguh dan melaksanakan kegiatan apresiasi sebagai bagian hidupnya dan sebagai satu
b. Henry Guntur Tarigan (1984: 233) apresiasi sastra adalah penaksiran kualitas karya
sastra serta pemberian nilai yang wajar kepadanya berdasarkan pengamatan dan
pengalaman yang jelas, sadar, serta kritis. Apresiasi satra sangat erat kaitannya dengan kritik
a. Drama berasal dari akar tunjang “drama” dari bahasa Greek (Yunani Kuno) drau yang
b. Wiyanto (2002:1) sedikit berbeda, katanya drama dari bahasa Yunani, dram, artinya
bergerak. kiranya, gerak dan aksi adalah mirip. Jadi, tindakan dan gerak merupakan cirri
utama drama. Tiap drama mesti ada gerak dan aksi, yang menentukan lakon.
5
a. Herman J. Waluyo (2002: 44) berpendapat bahwa apresiasi biasanya dikaitkan dengan
seni. Apresiasi drama berkaitan dengan kegiatan yang ada sangkut pautnya dengan drama,
Kegiatan ini membuat orang mampu memahami drama secara mendalam, merasakan cerita
yang ditayangkan, serta mampu menyerap nilai-nilai yang terkandung dalam drama dan
b. Howes (1986:6-7) pengajar drama perlu menerapkan beberapa strategi pengayaan, yaitu:
(1) diskusi kelas. Diskusi dapat diawali dengan menonton rekaman drama; (2) kunci
pemaknaan adalah pemahaman karakter tokoh; (3) perhatikan tata panggung, seperti tata
lampu, amat penting sebagai pendukung makna; (4) bentuk-bentuk teatrikal juga
mendukung tema serta karakter tokoh, (5) pemahaman ditingkatkan dengan menarik minat
dan perhatian subjek didik. Pengayaan dimaksudkan untuk menambah kepekaan apresiasi
menggauli dengan sungguh-sungguh drama itu, agar memperoleh pengalaman yag hakiki.
Mengakrabi drama mengandung makna bahwa subjek didik harus membaca, menonton,
Kesimpulan dari beberapa pendapat tersebut, bahwa apresiasi drama adalah suatu
kegiatan yang ada hubungannya dengan drama sehingga membuat orang tersebut mampu
memahami drama secara mendalam dan mampu memahami nilai-nilai yang terkandung
B. Proses Apresiasi
Sebelum melakukan apresiasi, umumnya seseorang memilih bentuk karya sastra atau
jenis teks seni berbahasa yang disukai, misalnya bentuk karya sastra prosa, puisi, drama, atau
6
film. Kesukaan itu akan melangkah pada upaya seseorang untuk mengetahui atau memahami
lebih dalam karya yang dipilihnya. Sebuah karya sastra dapat disukai dan digemari oleh
seseorang oleh karena karya tersebut dapat memberi kesan tersendiri yang menimbulkan
empati bagi penggemarnya. Hal itu disebabkan proses penciptaan karya sastra meliputi hal-
2. Upaya menjadikan sastra media komunikasi antara pengarang atau pencipta dan peminat
sastra.
3. Upaya menjadikan sastra sebagai alat penghibur dalam arti merupakan alat pemuas hati
peminat sastra.
4. Upaya menjadikan isi karya sastra merupakan satu bentuk ekspresi yang mendalam dari
pengarang atau sastrawan terhadap unsur-unsur kehidupan. Dengan kata lain, merupakan
Untuk mengapresiasi sebuah karya sastra atau teks seni berbahasa, perlu dilakukan
aktivitas berupa:
1. mendengarkan/menyimak
2. membaca
3. menonton
4. mempelajari bagian-bagiannya
5. menceritakan kembali
6. mengomentari
7. meresensi
8. membuat parafrasa
10. merasakan seperti: mendeklamasikan (untuk puisi ) atau melakonkan (untuk drama)
7
11. membuat sinopsis untuk cerita, dan sebagainya selain aktivitas merespons karya sastra
seperti disebutkan di atas, langkah-langkah mengapresiasi sebuah karya sastra yang diminati
b. Menganalisis atau menguraikan unsur-unsur karya sastra tersebut, baik unsur intrinsik
maupun ekstrinsiknya
penghayatan
d. Mengevaluasi atau menilai karya sastra dalam rangka mengukur kualitas karya tersebut
Apresiasi Tahap I
Didalam tahap ini, penulis menggunakan prosedur pembelajaran apresiasi drama menurut
Gordon (1960-an):
a) Masukan Informasi
b) Analogi
Apresiasi Tahap 2
1) Struktur Bentuk
8
a) Tokoh dan Penokohan
Adalah pelukisan tokoh cerita baik keadaan fisiologis (Latar belakang fisik/ciri-ciri
badani) meliputi: jenis kelamin, postur tubuh, warna kulit, warna rambut, keadaan
b) Alur
Pertanyaan untuk setting atau latar cerita adalah kapan dan dimana persitiwa terjadi.
Pertanyaan tidak sertamerta dijawab secara global tetapi harus lebih mendetil untuk
mengetahui secara pasti waktu dan tempat kejadiannya. Analisis setting lakon ini
merupakan suatu usaha untuk menjawab sebuah pertanyaan apakah peristiwa terjadi di
luar ruang atau di dalam ruang? Apakah terjadi pada waktu malam, pagi hari, atau sore
hari? Jika terjadi dalam ruang lalu di mana letak ruang itu, di dalam gedung atau di
dalam rumah? Jam berapa kira-kira terjadi? Tanggal, bulan, dan tahun berapa? Apakah
waktu kejadiannya berkaitan dengan waktu kejadian peristiwa di adegan lain, atau
sudah lain hari? Pertanyaan-pertanyaan seputar waktu dan tempat kejadian iniakan
d) Perlengkapan
Adalah barang-barang atau benda yang diperlukan atau dibutuhkan di dalam sebuah
pementasan drama.
Apresiasi Tahap 3
1) Tema
Tema ada yang menyebutnya sebagai premis, root idea, thought, aim, central idea, goal,
driving force dan sebagainya. Tema adalah suatu amanat utama yang disampaikan oleh
9
pengarang atau penulis melalui karangannya (Gorys Keraf, 1994). Adhy Asmara (1983)
menyebut tema sebagai premis yaitu rumusan intisari cerita sebagai landasan ideal dalam
menentukan arah tujuan cerita. Dengan demikian bisa ditarik kesimpulan bahwa tema adalah
ide dasar, gagasan atau pesan yang ada dalam naskah lakon dan ini menentukan arah jalannya
cerita.
2) Tipe
3) Nilai
Nilai yang terkandung di dalam Naskah “Jam Dinding yang Berdetak” adalah nilai sastra, dan
nilai sosial. Mengandung nilai sastra dan sosial karena konflik yang di munculkan sangat
indah dan sesuai dengan kehidupan sosial yang terjadi di dalam masyarakat sesungguhnya.
4) Fungsi
Di dalam Naskah “Jam Dinding yang Berdetak” terkandung beberapa fungsi yaitu fungsi
Pada tahap ini, kita berhadapan dengan suatu karya yang berupa drama. Kemudian kita
mengambil suatu tindakan berupa membaca, melihat atau menonton, dan mendengarkan
suatu drama.
b. Tahap menghargai
Pada tahap ini kita merasakan manfaat atau nilai dari drama yang telah dinikmati.
c. Tahap pemahaman
Pada tahap ini kita melakukan tindakan meneliti serta menganalisis unsur-unsur yang
membangun drama, baik unsur intrinsik maupun unsur ekstrinsiknya. Akhirnya kita
10
menyimpulkan drama tersebut. Apakah drama tersebut termasuk baik atau tidak,
d. Tahap penghayatan
Pada tahap ini kita membuat analisis lebih lanjut dari tahap sebelumnya, kemudian
Segala nilai, ide, wawasan yang diserap pada tahap-tahap terdahulu diinternalisasi
dengan baik, sehingga masyarakat penikmat sastra dapat mewujudkan nilai-nilai tersebut
Dengan demikian, kegiatan apresiasi sastra diartikan sebagai suatu proses mengenal,
menikmati, memahami, dan menghargai suatu karya sastra secara sengaja, sadar, dan kritis
11
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Apresiasi drama adalah suatu kegiatan yang ada hubungannya dengan drama sehingga
membuat orang tersebut mampu memahami drama secara mendalam dan mampu memahami
2. Tahap menghargai
3. Tahap pemahaman
4. Tahap penghayatan
B. Saran
3. Pendidik hendaknya cermat dalam memilih model serta metode dalam pembelajaran
apresiasi drama,
12
DAFTAR PUSTAKA
13