Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PEMBELAJARAN APRESIASI DRAMA ANAK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia SD Kelas Tinggi
Dosen Pengampu: Dr. Dine Trio Ratnasari M. Pd

Disusun Oleh : Kelompok 7


Risnawati (F4322321062)
Mulia Hikni (f4322321040)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS SETIA BUDHI RANGKASBITUNG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat, rahmat,

hidayah serta inayahnya akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

“Pembelajaran Apresiasi Drama Anak” yang disusun guna memenuhi tugas mata kuliah

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia SD Kelas Tinggi pada semester lima yang diampu

oleh Ibu Dr. Dine Trio Ratnasari M.Pd

Kami menyadari bahwa tulisan ini jauh dari kata sempurna. Karena kesempurnaan hanyalah

milik-Nya. Oleh karena itu kami membutuhkan kritik maupun saran yang membangun demi

perbaikan ke depanya. Selain itu kami juga berharap bahwa makalah ini dapat memberikan

manfaat bagi siapapun yang membaca.

Rangkasbitung, 27 September 2023

penyusun

1
DAFTAR ISI

JUDUL
KATA PENGANTAR ................................................................................. 1
DAFTAR ISI ................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .........................................................................3
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 4
C. Tujuan .................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Apresiasi Drama ............................................................... 5
B. Proses Apresiasi Drama ...................................................................... 6
C. Tahap atau Langkah-Langkah Pembelajaran Apresiasi Drama ............ 8
BAB III PENUTUP
A. Saran ....................................................................................................... 12
B. Simpulan ................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 13

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Apresiasi dapat diartikan suatu langkah untuk mengenal, memahami, dan menghayati

suatu karya sastra yang berakhir dengan timbulnya pencelupan atau rasa menikmati karya

tersebut dan berakibat subjekapresiator dapat menghargai karya sastra yang dinikmatinya

secara sadar.

Sedangkan istilah apresiasi berasal dari bahasa latin Apreciation yang berarti

“mengindahkan”. Dalam konteks yang lebih luas itilah apresiasi menurut Gove dalam

Aminuddin (1987:34) mengandung makna (1) pengenalan melalui perasaan atau kepekaan,

dan (2) pemahaman dan pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang diungkapkan

pengarang. Pada sisi lain, Squire dan Taba dalam Aminuddin (1987:35) berkesimpulan bahwa

sebagai suatu proses, apresiasi melibatkan tiga unsur inti, yakni (1) aspek kognitif, berkaitan

dengan keterlibatan unsur intelek pembaca dalam upaya menghayati unsur-unsur

kesusastraan yang bersifat objektif (2) aspek emotif, berkaitan dengan keterlibatan unsur

emosi pembaca dalam upaya menghayati unsur-unsur keindahan dalam teks sastra yang

dibaca (3) aspek evaluatif, berhubungan dengan kegiatan memberikan penilaian terhadap

baik buruk, indah tidak indah, sesuai tidak sesuai serta segala ragam penilaian lain yang tidak

harus hadir dalam sebuah karya kritik, tetapi secara personal cukup dimiliki oleh pembaca.

Sejalan dengan rumusan pengertian apresiasi di atas, Effendi (1973:33) mengungkapkan

bahwa apresiasi sastra adalah kegiatan menggauli karya sastra secara sungguh-sungguh

sehingga menumbuhkan pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan

pikiran yang baik terhadap karya sastra.

Dari pengertian di atas dapat kami simpulkan bahwa apresiasi drama adalah kegiatan

menggauli karya sastra secara sungguh-sungguh sehingga menumbuhkan pengertian,

3
penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan pikiran yang baik terhadap suatu karya

sastra yang berupa drama atau seni peran. Apresiasi drama di sini tidak hanya mencakup

apresiasi pementasan drama saja, akan tetapi apresiasi terhadap naskah drama juga.

Dalam pembelajaran apresiasi drama di sekolah, sebelum siswa mampu mengapresiasi

sebuah karya sastra yang berupa drama atau seni peran. Tahap awal yang harus diketahui

siswa adalah langkah-langkah dalam pembelajaran apresiasi drama. Untuk itu dalam makalah

ini akan dibahas menggenai langkah-langkah pembelajaran apresiasi drama.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat disimpulkan bahwa rumusan

masalahnya adalah sebagai berikut.

a. Apakah yang dimasksud dengan apresiasi drama?

b. Bagaimana proses mengapresiasi sebuah karya sastra?

c. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran apresiasi drama?


1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tujuannya adalah:
a. Mampu mengetahui dan mendeskripsikan langkah-langkah mengapresiasi karya sastra?
b. Mampu mengetahui dan mendeskripsikan langkah-langkah pembelajaran apresiasi drama?

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Apresiasi Drama

Sebelum mengenal lebih jauh tentang bagaimana langkah-langkah pembelajaran

apresiasi drama, alangkah baiknya kalau kita mengenal terlebih dahulu dari segi arti apresiasi

dan drama.

1. Pengertian Apresiasi Menurut Beberapa Tokoh, Sebagai Berikut:

a. Aminudin (1987:34) mengemukakan bahwa apresiasi mengandung makna pengenalan

melalui perasaan atau kepekaan batin, dan pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang

diungkapkan pengarang. Apresiasi dikembangkan dengan menumbuhkan sikap sungguh-

sungguh dan melaksanakan kegiatan apresiasi sebagai bagian hidupnya dan sebagai satu

kebutuhan yang mampu memuaskan rohaniahnya.

b. Henry Guntur Tarigan (1984: 233) apresiasi sastra adalah penaksiran kualitas karya

sastra serta pemberian nilai yang wajar kepadanya berdasarkan pengamatan dan

pengalaman yang jelas, sadar, serta kritis. Apresiasi satra sangat erat kaitannya dengan kritik

sastra, yang merupakan penelitian hasil dari pengamatan.

2. Pengertian Drama Menurut Beberapa Tokoh, Sebagai Berikut:

a. Drama berasal dari akar tunjang “drama” dari bahasa Greek (Yunani Kuno) drau yang

berarti melakukan (action) atau berbuat sesuatu (Ahmadi, 1990).

b. Wiyanto (2002:1) sedikit berbeda, katanya drama dari bahasa Yunani, dram, artinya

bergerak. kiranya, gerak dan aksi adalah mirip. Jadi, tindakan dan gerak merupakan cirri

utama drama. Tiap drama mesti ada gerak dan aksi, yang menentukan lakon.

3. Pengertian apresiasi drama menurut beberapa tokoh, sebagai berikut:

5
a. Herman J. Waluyo (2002: 44) berpendapat bahwa apresiasi biasanya dikaitkan dengan

seni. Apresiasi drama berkaitan dengan kegiatan yang ada sangkut pautnya dengan drama,

yaitu mendengar dan berakting dengan penuh penghayatan yang sungguh-sungguh.

Kegiatan ini membuat orang mampu memahami drama secara mendalam, merasakan cerita

yang ditayangkan, serta mampu menyerap nilai-nilai yang terkandung dalam drama dan

menghargai drama sebagai seni dengan kelebihan dan kelemahannya.

b. Howes (1986:6-7) pengajar drama perlu menerapkan beberapa strategi pengayaan, yaitu:

(1) diskusi kelas. Diskusi dapat diawali dengan menonton rekaman drama; (2) kunci

pemaknaan adalah pemahaman karakter tokoh; (3) perhatikan tata panggung, seperti tata

lampu, amat penting sebagai pendukung makna; (4) bentuk-bentuk teatrikal juga

mendukung tema serta karakter tokoh, (5) pemahaman ditingkatkan dengan menarik minat

dan perhatian subjek didik. Pengayaan dimaksudkan untuk menambah kepekaan apresiasi

dan kelak mampu bermain drama.

c. Ardiana (1990) mengapresiasi karya drama seharusnya dilakukan dengan mengakrabi,

menggauli dengan sungguh-sungguh drama itu, agar memperoleh pengalaman yag hakiki.

Mengakrabi drama mengandung makna bahwa subjek didik harus membaca, menonton,

mencermati drama itu, memahaminya, menikmatinya, menghargainya, mengenal secara

mendalam terhadap pengalaman manusia yang indah dalam drama.

Kesimpulan dari beberapa pendapat tersebut, bahwa apresiasi drama adalah suatu

kegiatan yang ada hubungannya dengan drama sehingga membuat orang tersebut mampu

memahami drama secara mendalam dan mampu memahami nilai-nilai yang terkandung

dalam drama tersebut.

B. Proses Apresiasi

Sebelum melakukan apresiasi, umumnya seseorang memilih bentuk karya sastra atau

jenis teks seni berbahasa yang disukai, misalnya bentuk karya sastra prosa, puisi, drama, atau

6
film. Kesukaan itu akan melangkah pada upaya seseorang untuk mengetahui atau memahami

lebih dalam karya yang dipilihnya. Sebuah karya sastra dapat disukai dan digemari oleh

seseorang oleh karena karya tersebut dapat memberi kesan tersendiri yang menimbulkan

empati bagi penggemarnya. Hal itu disebabkan proses penciptaan karya sastra meliputi hal-

hal berikut ini.

1. Upaya mengeksplorasi jiwa pengarangnya yang diejawantahkan ke dalam bentuk bahasa

yang akan disampaikan kepada orang lain.

2. Upaya menjadikan sastra media komunikasi antara pengarang atau pencipta dan peminat

sastra.

3. Upaya menjadikan sastra sebagai alat penghibur dalam arti merupakan alat pemuas hati

peminat sastra.

4. Upaya menjadikan isi karya sastra merupakan satu bentuk ekspresi yang mendalam dari

pengarang atau sastrawan terhadap unsur-unsur kehidupan. Dengan kata lain, merupakan

hasil proses yang matang bukan sekadar diciptakan.

Untuk mengapresiasi sebuah karya sastra atau teks seni berbahasa, perlu dilakukan

aktivitas berupa:

1. mendengarkan/menyimak

2. membaca

3. menonton

4. mempelajari bagian-bagiannya

5. menceritakan kembali

6. mengomentari

7. meresensi

8. membuat parafrasa

9. menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan karya tersebut

10. merasakan seperti: mendeklamasikan (untuk puisi ) atau melakonkan (untuk drama)

7
11. membuat sinopsis untuk cerita, dan sebagainya selain aktivitas merespons karya sastra

seperti disebutkan di atas, langkah-langkah mengapresiasi sebuah karya sastra yang diminati

secara umum meliputi hal-hal berikut:

a. Menginterpretasi atau melakukan penafsiran terhadap karya sastra berdasarkan sifat-sifat

karya sastra tersebut

b. Menganalisis atau menguraikan unsur-unsur karya sastra tersebut, baik unsur intrinsik

maupun ekstrinsiknya

c. Menikmati atau merasakan karya sastra berdasarkan pemahaman untuk mendapatkan

penghayatan

d. Mengevaluasi atau menilai karya sastra dalam rangka mengukur kualitas karya tersebut

e. Memberikan penghargaan kepada karya sastra berdasarkan tingkat kualitasnya

C. Tahap atau Langkah-Langkah Mengapresiasi Drama

1. Menurut Gordon (1960-an)

Apresiasi Tahap I

Didalam tahap ini, penulis menggunakan prosedur pembelajaran apresiasi drama menurut

Gordon (1960-an):

1) Langkah pertama : Informasi dan konsep awal

a) Masukan Informasi

b) Analogi

c) Upaya Pemfokusan kembali

2) Langkah kedua : Penciptaan jarak dan pengembangan konsep

a) Tahap pengembangan konsep

b) Tahap penggunaan analogi

c) Tahap pengajuan pertanyaan tugas analogi

Apresiasi Tahap 2

1) Struktur Bentuk

8
a) Tokoh dan Penokohan

Adalah pelukisan tokoh cerita baik keadaan fisiologis (Latar belakang fisik/ciri-ciri

badani) meliputi: jenis kelamin, postur tubuh, warna kulit, warna rambut, keadaan

psikologis (latar belakang kejiwaan) meliputi: temperamen, Intelegensi, moralitas,

pandangan hidup, keadaan sosiologis (latar belakang kemasyarakatan) meliputi: adat

istiadat, hobby, pendidikan, status sosial dan sebagainya.

b) Alur

Alur adalah rangkaian peristiwa yang memandu sebuah cerita.

c) Latar dan Setting

Pertanyaan untuk setting atau latar cerita adalah kapan dan dimana persitiwa terjadi.

Pertanyaan tidak sertamerta dijawab secara global tetapi harus lebih mendetil untuk

mengetahui secara pasti waktu dan tempat kejadiannya. Analisis setting lakon ini

merupakan suatu usaha untuk menjawab sebuah pertanyaan apakah peristiwa terjadi di

luar ruang atau di dalam ruang? Apakah terjadi pada waktu malam, pagi hari, atau sore

hari? Jika terjadi dalam ruang lalu di mana letak ruang itu, di dalam gedung atau di

dalam rumah? Jam berapa kira-kira terjadi? Tanggal, bulan, dan tahun berapa? Apakah

waktu kejadiannya berkaitan dengan waktu kejadian peristiwa di adegan lain, atau

sudah lain hari? Pertanyaan-pertanyaan seputar waktu dan tempat kejadian iniakan

memberikan gambaran peristiwa lakon yang komplit (David Groote, 1997).

d) Perlengkapan

Adalah barang-barang atau benda yang diperlukan atau dibutuhkan di dalam sebuah

pementasan drama.

Apresiasi Tahap 3

1) Tema

Tema ada yang menyebutnya sebagai premis, root idea, thought, aim, central idea, goal,

driving force dan sebagainya. Tema adalah suatu amanat utama yang disampaikan oleh

9
pengarang atau penulis melalui karangannya (Gorys Keraf, 1994). Adhy Asmara (1983)

menyebut tema sebagai premis yaitu rumusan intisari cerita sebagai landasan ideal dalam

menentukan arah tujuan cerita. Dengan demikian bisa ditarik kesimpulan bahwa tema adalah

ide dasar, gagasan atau pesan yang ada dalam naskah lakon dan ini menentukan arah jalannya

cerita.

2) Tipe

Genre cerita dalam sebuah drama tersebut.

3) Nilai

Nilai yang terkandung di dalam Naskah “Jam Dinding yang Berdetak” adalah nilai sastra, dan

nilai sosial. Mengandung nilai sastra dan sosial karena konflik yang di munculkan sangat

indah dan sesuai dengan kehidupan sosial yang terjadi di dalam masyarakat sesungguhnya.

4) Fungsi

Di dalam Naskah “Jam Dinding yang Berdetak” terkandung beberapa fungsi yaitu fungsi

eksperensial, fungsi informatif, fungsi penyadaran, dan fungsi rekreatif.

2. Tahap Atau Langkah-Langkah Pembelajaran Apresiasi Drama Secara Umum

a. Tahap mengenal dan menikmati

Pada tahap ini, kita berhadapan dengan suatu karya yang berupa drama. Kemudian kita

mengambil suatu tindakan berupa membaca, melihat atau menonton, dan mendengarkan

suatu drama.

b. Tahap menghargai

Pada tahap ini kita merasakan manfaat atau nilai dari drama yang telah dinikmati.

Manfaat di sini berkaitan dengan kegunaan drama tersebut. Misalnya memberi

kesenangan, hiburan, kepuasan, serta memperluas wawasan dan pandangan hidup.

c. Tahap pemahaman

Pada tahap ini kita melakukan tindakan meneliti serta menganalisis unsur-unsur yang

membangun drama, baik unsur intrinsik maupun unsur ekstrinsiknya. Akhirnya kita

10
menyimpulkan drama tersebut. Apakah drama tersebut termasuk baik atau tidak,

bermanfaat atau tidak bagi masyarakat sastra?

d. Tahap penghayatan

Pada tahap ini kita membuat analisis lebih lanjut dari tahap sebelumnya, kemudian

membuat interpretasi atau penafsiran terhadap drama serta menyusun argumen

berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya.

e. Tahap aplikasi atau penerapan

Segala nilai, ide, wawasan yang diserap pada tahap-tahap terdahulu diinternalisasi

dengan baik, sehingga masyarakat penikmat sastra dapat mewujudkan nilai-nilai tersebut

dalam sikap dan tingkah laku sehari-hari.

Dengan demikian, kegiatan apresiasi sastra diartikan sebagai suatu proses mengenal,

menikmati, memahami, dan menghargai suatu karya sastra secara sengaja, sadar, dan kritis

sehingga tumbuh pengertian dan penghargaan terhadap sastra.

11
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Apresiasi drama adalah suatu kegiatan yang ada hubungannya dengan drama sehingga

membuat orang tersebut mampu memahami drama secara mendalam dan mampu memahami

nilai-nilai yang terkandung dalam drama tersebut.

Tahap atau langkah-langkah pembelajaran apresiasi drama secara umum

1. Tahap mengenal dan menikmati

2. Tahap menghargai

3. Tahap pemahaman

4. Tahap penghayatan

5. Tahap aplikasi atau penerapan

B. Saran

Berikut adalah beberapa saran dalam penerapan pembelajaran apresiasi drama:

1. Pendidik hendaknya mampu memahami konsep dari pembelajaran apresiasi drama

sebelum memberikan pembelajaran dalam kelas.

2. Pedidik hendaknya paham mengenai langkah-langkah mengapresiasi sebuah drama.

3. Pendidik hendaknya cermat dalam memilih model serta metode dalam pembelajaran

apresiasi drama,

12
DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 2002. Pengantar Apresiasi Karya Sastra..Bandung: Sinar Baru Algesindo.


Dola, Abdullah. 2007. Apresiasi Prosa Fiksi dan Drama. Makassar: Badan Penerbit
Universitas Negeri Makassar.
file:///H:/DOWNLOAD/makalah-apresiasi-karya-sastra.html
file:///H:/DOWNLOAD/apresiasi-drama.html

13

Anda mungkin juga menyukai