Anda di halaman 1dari 7

ISSN.

2355-6056

PERLINDUNGAN TERHADAP TENAGA KERJA WANITA YANG BEKERJA PADA


MALAM HARI DI PERUSAHAAN

Hj. Erwien Adisiswanto


Dosen Fakultas Hukum Universitas Panca Marga Probolinggo

Abstrak

Pertumbuhan ekonomi yang sangan cepat ditandai dengan tumbuhnya industri-industri baru yang
menimbulkan banyak peluang bagi angkatan kerja pria maupun wanita. Sebagian besar lapangan
kerja di perusahaan pada tingkat organisasi yang rendah yang tidak membutuhkan ketrampilan yang
khusus lebih banyak memberi peluang bagi tenaga kerja wanita. Tuntutan ekonomi yang mendesak
dan berkurangnya peluang serta penghasilan di bidang yang lain dan adanya kesempatan untuk
bekerja di bidang industri telah memeberikan daya tarik yang kuat bagi tenaga kerja wanita .
Tidak hanya pada tenaga kerja wanita sudah dewasa yang sudah dapat digolongkan pada angkatan
kerja .
Penyempurnaan terhadap sistem pengawasan ketenagakerjaan harus terus dilakukan agar peraturan
perundang undangan dapat dilaksanakan secara efektif oleh para pelaku industri
(pengusaha).Dengan demikian pengawasan ketenagakerjaan sebagai suatu sistem mengemban
misi dan fungsi agar peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan juga dimaksudkan untuk
menjaga keseimbangan keserasian hubungan antara hak dan kewajiban bagi pengusaha dan
pekerja/buruh sehingga kelangsungan usaha dan ketenagakerjaan dalam rangka meningkatkan
produktifitas kerja dan kesejahteraan kerja dapat terjamin
Dalam undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan merupakan salah satu
solusi dalam perlindungan buruh tentang hak dankewajiban masing masing pihak. Perlindungan
buruh diatur di dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan di BAB X
pasal 67-101 meliputi perlindungan,pengupahan dan kesejahteraan kerja,Undang undang Nomor
13 Tahun 2003 sangat penting untuk perlindungan tenaga kerja terutama tenaga kerja wanita yang
bekerja pada malam hari.

Kata Kunci : Perlindungan hukum,tenagakerja wanita, bekerja malam hari di perusahaan

A. Pendahuluan dengan memberi upah untuk menjalakan


perusahaannya. Menurut Imam Soepomo
Pada hakekatnya pengertian buruh dan (1986:26) yang dimkasud dengan majikan adalah
tenaga kerja adalah sama, tenaga kerja adalah “orang lain atau suatu badan atau siapa di mana
setiap orang yang mampu bekerja, buruh itu buruh itu bekerja“.
termasuk tenaga kerja, hanya saja pengertian Dalam pengertian lain majikan bisa juga
tenaga kerja lebih luas dari pada buruh .Pekerja dikatakan perusahaan karena bila kita lihat
atau buruh adalah setiap orang yang bekerja pengertian dari perusahaan, majikan dan
dengan menerima upah atau imbalan dalam pengusaha ada persamaan diantara keduanya.
bentuk- bentuk lain. Sementara yang dimaksud Pengetian perusahaan seperti yang diatur dalam
pemberi lainnya yang mempekerjakan tenaga pasal 1 ayat 6 Undang undang Nomor 13 Tahun
kerja dengan membayar upah atau imbalan dalam 2003 tentang ketenagakerjaan adalah sebagai
bentuk lain. Kalau kita membahas tenaga kerja berikut :
atau buruh, kita tidak akan terlepas dari pengertian a. Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum
majikan karena majikan merupakan orang atau atau tidak, milik orang perseorangan, milik
badan hukum yang memperkerjakan buruh persekutuan,

69 IUS
FAKULTAS HUKUM
ISSN. 2355-6056

atau milik badan hukum, baik milik swasta merasakan sakit dan memberitahukan kepada
maupun milik negara yang mempekerjakan pengusaha, tidak wajib bekerja pada hari
pekerja/buruh dengan membayar upah atau pertama dan kedua pada waktu haid dan ayat (2)
imbalan dalam bentuk lain. Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud
b. usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang pada ayat (1) diatur dalam perjanjian kerja,
mempunyai pengurus dan mempekerjakan peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja
orang lain dengan membayar upah atau bersama.
imbalan dalam bentuk lain. Sedangkan pada pasal 82 Undang-undang
No 13 Tahun 2003 mengatur tetang tenaga kerja
Sedangkan pengertian pengusaha menurut wanita yang dalam masa hamil dan proses
Undang undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang menunggu kelahiran antara lain pada ayat (1)
Ketenagakerjaan yang tercantum pada Pasal 1 Pekerja/buruh perempuan berhak memperoleh
Ayat 5 adalah : istirahat selama 1,5 (satu setengah) bulan sebelum
saatnya melahirkan anak dan 1,5 (satu setengah)
a. orang perseorangan, persekutuan, atau bulan sesudah melahirkan menurut perhitungan
badan hukum yang menjalankan suatu dokter kandungan atau bidan; (2) Pekerja/buruh
perusahaan milik sendiri; perempuan yang mengalami keguguran
b. orang perseorangan, persekutuan, atau badan kandungan berhak memperoleh istirahat 1,5 (satu
hukum yang secara berdiri sendiri setengah) bulan atau sesuai dengan surat
menjalankan perusahaan bukan miliknya; keterangan dokter kandungan atau bidan.
Dan untuk tenaga kerja wanita yang sedang
Dalam undang-undang Nomor 13 Tahun menyusui diatur dalam Undang-undang No.13
2003 tentang Ketenagakerjaan Bab X y a n g tahun 2003 pasal 83 “Menyatakan bahwa
menerangkan mengenai perlindungan, “Pekerja/buruh perempuan yang anaknya masih
pengupahan dan kesejahteraan tenaga menyusui harus diberi kesempatan sepatutnya
kerja.Mengenai tenaga kerja wanita diatur dalam untuk menyusui anaknya jika hal itu harus
beberapa pasal antara lain ; adalah pasal 76 dilakukan selama waktu kerja”.
menyebutkan;(1)Pekerja/buruh perempuan yang Sesuai dengan hal tersebut diatas mengenai
berumur kurang dari 18 (delapan belas) tahun perlindungan tenaga kerja mendapat perhatian
dilarang dipekerjakan antara pukul 23.00 s.d. dari perusahaan. Selain itu perlindungan terhadap
07.00; (2) Pengusaha dilarang mempekerjakan tenaga kerja juga akan meningkatkan
pekerja/buruh perempuan hamil yang menurut produktifitas perusahaan, hal ini dikatakan oleh
keterangan dokter berbahaya bagi kesehatan dan Suma'mur (1981:1) yang mengatakan :
keselamatan kandungannya maupun dirinya “Perlindungan tenaga kerja dapat
apabila bekerja antara pukul 23.00 s.d. pukul dilaksanakan dengan memberikan perlindungan
07.00; (3) Pengusaha yang mempekerjakan terhadap semua aspek perburuhan yang ada, baik
pekerja/buruh perempuan antara pukul 23.00 s.d. pemeliharaan kesehatan maupun dengan
pukul 07.00 wajib (memberikan makanan dan memperhatikan keesejahteraan dari karyawan
minuman bergizi; dan menjaga kesusilaan dan yang ada tersebut, perlindungan tersebut
keamanan selama di tempat kerja) ; (4)Pengusaha dimaksudkan agar tenaga kerja melakukan
wajib menyediakan angkutan antar jemput bagi pekerjaannnya sehari hari dengan rasa aman
pekerja/buruh perempuan yang berangkat dan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas
pulang bekerja antara pukul 23.00 s.d. pukul nasional”.
05.00; (5) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada Perlindungan seperti tersebut diatas harus
ayat (3) dan ayat (4) diatur dengan Keputusan dilaksanakan di perusahaan perusahaan yang ada
Menteri. di tanah air kita dan yang mempekerjakan tenaga
Kemudian adalah pasal 81 Undang-undang kerja dengan imbalan upah sesuai dengan hukum
No 13 Tahun 2003 memperhatikan tentang perburuan dan peraturan perundang- undangan
pekerja atas tenaga kerja( buruh ) wanita yang ketenagakerjaan. Dengan tidak dijalankannya
dalam masa haid antara lain pada ayat (1) ketentuan-ketentuan tersebut diatas,
Pekerja/buruh perempuan yang dalam masa haid

70 IUS
FAKULTAS HUKUM
ISSN. 2355-6056

maka merupakan pelanggaran terhadap karena kesalahan sendiri maupun halangan yang
hukum/Undang-undang yang berlaku. seharusnya dapat dihindari pengusaha; (6)
c.Orang perseorangan, persekutuan, atau badan pekerja/buruh melaksanakan hak istirahat; (7)
hukum yang berada di Indonesia mewakili pekerja/buruh melaksanakan tugas serikat
perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a pekerja/serikat buruh a t a s p e r s e t u j u a n
dan b yang berkedudukan di luar wilayah pengusaha; (7) pekerja/buruh melaksanakan
Indonesia. tugas pendidikan dari perusahaan.
Dari dua pengertian tersebut di atas Menurut Slamet Saksono (1998;25)
mempunyai kesamaan nama keduanya memberikan pengertian tenaga kerja wanita
merupakan pihak pihak dimana tenaga kerja mengatakan bahwa: “ setiap wanita yang mampu
bekerja atas perintah majikan atau perusahaan. melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di
Letak perbedaanya yaitu pada penegrtian luar hubungan kerja guna menghasilkan barang
majikan lebih luas dari pada perusahaan karena dan jasa untk memenuhi kebutuhan masyarakat”
majikan mencakup orang atau badan hukum yang diikat dengan perjanjian kerja.
sedangkan perusahaan hanya menyangkut yang Dalam melakukan perjanjian kerja tidak
berbentuk usaha. terikat oleh perjanjian tertulis. Perjanjian kerja
bisa dilakukan dengan lisan yang mana dalam
A. Pembahasan Undang-Undang hanya menempatkan jika
1. Perlindungan terhadap Tenaga Kerja perjanjian dilakukan dengan tertulis biaya surat
Wanita dan biaya tambahan harus ditanggung oleh
majikan. Dalam perjanjian kerja yang diadakan
Selama ini yang diketahui oleh tenaga kerja secara sukarela dengan tertulis biasanya para
tentang hak-hak yang harus diperoleh dalam majikan atau pengusaha akan berusaha untuk
menjalankan pekerjaannya adalah upah saja. tidak membuat janji yang menguntungkan
Menurut sebagian tenaga kerja, khususnya bagi tenagakerja/buruh, karena hal ini akan menjadi
tenaga kerja yang berpendidikan rendah, hak bumerang bila apa yang sudah diperjanjikan
paling utama yang harus mereka terima adalah ternyata tidak bisa dipenuhi oleh
upah. Sepanjang upah yang harus mereka terima perusahaan/majikan.
lancar, maka bagi tenaga kerja tidak akan Pada dasarnya buruh mempunyai dua
menuntut yang macam - macam. Sebagaimana bentuk perjanjian, yaitu perjanjian kerja dan
ketentuan dalam pasal 93 Undang-Undang perjanjian perburuhan. Istilah perjanjian kerja
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyatakan perjanjian mengenai hal kerja yang
yang mengatur pengusaha wajib membayar upah isinya memuat peraturan-peraturan yang
apabila;(1) pekerja/buruh sakit termasuk dilaksanakan oleh tenaga kerja dalam
pekerja/buruh perempuan yang sakit pada hari melaksanakan tugasnya. Bentuk dari perjanjian
pertama dan kedua masa haidnya sehingga tidak ini seperti tata tertib yang harus dipatuhi oleh
dapat melakukan pekerjaan; (2) pekerja/buruh tenaga kerja apabila berada di lingkungan
tidak masuk bekerja karena pekerja/buruh perusahaan.
menikah, menikahkan, mengkhitankan, Jadi intinya perjanjian kerja memuat hak
membaptiskan anaknya, istri melahirkan atau dan kewajiaban antara buruh dan majikan
keguguran kandungan, suami atau isteri atau anak berkenan dengan pelaksanaan pekerja yang
atau menantu atau orang tua atau mertua atau diperintahakan oleh majikan terhadap buruh.
anggota keluarga dalam satu rumah meninggal Sedangkan perjanjian perburuhan adalah
dunia; (3) pekerja/buruh tidak dapat melakukan perjanjian yang diselenggarakan oleh serikat
pekerjaannya karena sedang menjalankan pekerja atau majikan yang telah didaftarkan pada
kewajiban terhadap negara;(4) pekerja/buruh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi setempat.
tidak dapat melakukan pekerjaannya karena Adapun bentuk bentuk perlindungan
menjalankan ibadah yang diperintahkan hukum terhadap tenaga kerja wanita adalah
agamanya;(5) pekerja/buruh bersedia sebagai berikut :
melakukan pekerjaan yang telah dijanjikan
tetapi pengusaha tidak mempekerjakannya, baik

71 IUS
FAKULTAS HUKUM
ISSN. 2355-6056

1. Cuti Haid, Tenaga kerja wanita tidak boleh tambang, lubang di dalam tanah atau tempat
diwajibkan bekerja pada hari pertama dan lain untuk mengambil logam dan bahan bahan
kedua waktu haid ( diatur di dalam Undang lainnya di dalam tanah.
Undang Nomor 13 Tahun 2003 pasal 81 ayat 4. Penghapusan diskriminasi terhadap wanita
1) diatur dalam Undang Undang Nomor 7 Tahun
Maksud dari pemberitahuan ini adalah untuk 1984 tentang Ratifikasi Konvensi PBB
melindungi tenaga kerja wanita pada waktu mengenai penghapusan segala bentuk
haid merasa terganggu kesehatannya diskriminasi tercantum dalam pasal 2
sehingga perlu istirahat dengan tetap berhak menetapkan penghapusan diskriminasi di
menerima upah. Namun di dalam lapangan pekerjaan guna menjamin hak hak
menggunakan hak tersebut tenaga kerja yang sama atas masa cuti yang harus dibayar.
wanita harus memberitahukan keadaan pada Apabila di dalam kesepakatan kerja bersama
waktu haid tersebut kepada pengusaha maupun dalam peraturan perusahaan terdapat
jika tidak memberitahukan maka persyaratan mengenai usaha pensiun maka
pengusaha dianggap tidak mengetahuinya. batas usia disamakan, kecuali atas
2. Cuti hamil, melahirkan / gugur permintaannya sendiri dapat meminta
kandungan,tenaga kerja wanita harus diberi percepatan pension dari waktu yang telah
istirahat selama satu setengah bulan sebelum ditentukan.
saatnya ia menurut perhitungan akan Apabila dalam kesepakatan kerja bersama
melahirkan anak dan satu setengah bulan atau peraturan perusahaan diatur mengenai
setelah melahirkan anak atau gugur pemeliharaan kesehatan tenaga kerja dan
kandungan (diatur di dalam Undang Undang keluarganya.Maka hak tenaga kerja wanita
Nomor 13 Tahun 2003 pasal 81 ayat 1 ). disamakan dengan hak tenaga kerja laki laki,
Maksud dari pada p e m b e r i a n c u t i i n i kecuali apabila suami pekerja wanita
tentunya untuk menjaga keselamatan dan memperoleh jaminan pemeliharaan kesehatan
kesehatan tenaga kerja wanita dan anaknya, untuk dirinya dan keluarganya baik dari
agar tenaga kerja wanita menjelang perusahaan yang sama maupun dari
melahirkan memperoleh ketenangan perusahan yang berbeda.
sehingga dapat melahirkan anaknya dengan 5. Perlindungan Upah bagi tenaga kerja
keadaan selamat dan sehat. wanita,untuk Pengusaha dilarang dalam
Adapun persyaratan yang harus dipenuhi oleh menetapkan upah mengadakan diskriminasi
tenaga kerja wanita untuk mendapat cutinya antara laki laki dan wanita untuk pekerjaan
tersebut adalah sebagai berikut : yang sama nilainya.
a. M e n g a j u k a n p e r m o h o n a n k e p a d a 6. Larangan bagi tenaga kerja wanita yang di
pengusaha yang dilampiri dengan surat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karena
keterangan dokter,bidan atau apabila menikah, hamil atau melahirkan, para
keduanga tidak ada dapat dari pegawai pengusaha dilarang mengadakan Pemutusan
pamong praja dan serendah rendahnya Hubungan Kerja (PHK) karena menikah,
camat. hamil atau melahirkan baik dalam hubungan
b. Permohonan tersebut selambat kerja waktu tertentu maupun waktu tidak
lambatnya 10 hari sebelum melahirkan tertentu.
dapat dimungkinkan bagi tenaga kreja 7. Kerja malam bagi tenaga kerja wanita di
wanita yang menurut keterangan dokter Perusahaan, pada dasarnya wanita dilarang
harus diberikan untuk menjaga kesehatan bekerja pada malam hari antara jam 23.00
dan keselamatannya. sampai jam 07.00 pagi di tempat
c. Aturan tempo 10 hari ini tidak berlaku tertentu.Tempat tertentu yang dimaksud
terhadap gugur kandung adalah : di pabrik, di tempat kerja pada
pembuatan bangunan atau jalan, bongkar
3. Larangan tenaga kerja wanita bekerja muat dan sebagainya yang diatur di dalam
dalam tambang,bahwa Tenaga kerja wanita Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 pasal
tidak boleh menjalankan pekerjaan di dalam 76 ayat 1.

72 IUS
FAKULTAS HUKUM
ISSN. 2355-6056

2. Tata Cara Mempekerjakan Tenaga Kerja hukum mengenai ketenagakerjaan .


Wanita Pada Malam Hari 2. Memberi penerangan teknis serta nasihat
kepada pengusaha dan tenaga kerja tentang
Pengusaha yang akan memperkerjakan hal-hal yang menjamin pelaksanaan efektif
tenaga kerja wanita pada malam hari berdasarkan dari pada peraturan- peraturan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : ketenagakerjaan.
PER.04/MEN/1989 harus mengajukan 3. Melaporkan kepada yang b e r w e n a n g
permohonan ijin secara tertulis dengan bermaterai tentang kecurangan d a n
kepada Kantor Departemen Tenaga Kerja penyelewengan dalam bidang
setempat, dengan dilampiri : ketenagakerjaan yang tidak jelas diatur dalam
1. Alasan perusahaan untuk memperkerjakan peraturan perundangan
tenaga wanita pada malam hari.
2. Jenis usaha dan sifat pekerja perusahaan yang
bersangkutan. 3. Pengertian Pegawai Pengawas
3. Surat pernyataan kesanggupan pengusaha Ketenagakerjaan
untuk memenuhi persyaratan yang
ditentukan. Menurut Peraturan Menteri Tenaga kerja
Nomor : Per.03/MEN/1984 Pasal 1 yang
Perusahaan yang mempekerjakan tenaga dimaksud dengan pegawai pengawas
kerja wanita pada malam hari sebagaimana ketenagakerjaan ialah :
dimaksud di atas adalah perusahaan yang 1. Pegawai Departemen Tenaga K e r j a
memenuhi syarat-syarat: yang diserahi tugas mengawasi
1. Sifat pekerjaan atau jenis usaha memerlukan pelaksanaan peraturan perundang-undangan
kerja terus menerus. ketenagakerjaan yang terdiri dari pengawas
2. Untuk mencapai target produksi umum dan pegawai pengawas spesialis.
3. Untuk memperoleh mutu produksi yang lebih 2. Pegawai pengawas umum ialah pegawai
baik bilamana dikerjakan oleh tenaga kerja pengawas ketenagakerjaan yang tugas
wanita. mengawasi pelaksanaan peraturan
perundang-undangan ketenagakerjaan secara
Pengusaha yang mempekerjakan wanita preventif
pada malam hari harus menjaga keselamatan, dan 3. Pegawai pengawas khusus ialah pegawai
kesusilaan dengan memenuhi syarat-syarat pengawas ketenagakerjaan yang diserahi
sebagai berikut : tugas mengawasi pelaksanaan peraturan
1. Tenaga kerja wanita tidak dalam keadaan perundang-undangan ketenagakerjaan baik
hamil. secara preventif maupun represif.
2. Tenaga kerja wanita berumur sekurang-
kurangnya 18 tahun atau sudah kawin. Sedangakan menurut Sendjun H Manulung
3. Menyediakan angkutan antar jemput. ( 1993;128) mengatakan bahwa “pegawai
4. Memberi makan dan minum yang bergizi. pengawas ketenagakerjaan a d a l a h
5. Mendapat persetujuan dari suami/orang pegawai negeri sipil p a d a
tua/wali. departemen tenaga kerja yang berdasarkan
6. Memperhatikan kebiasaan setempat. Undang-Undang ditugaskan secara penuh oleh
penjabat yang berwenang untuk melakukan
Menurut WJS. Poerwardaminto pengawasan terhadap ditaatinya peraturan
(1993:600) pengertian dari pengawasan adalah perundang undangan ketenagakerjaan”
“penilikan dan penjagaan”. Bahwa Sebenarnya tugas P e g a w a i
guna menjamin pelaksanaan pengaturan Pengawas Ketenagakerjaan tidak
ketenagakerjaan, diadakan suatu sistem hanya mengawasi tentang pelaksaan peraturan
pengawasan tenaga kerja. sistem pengawasan perundang-undangan ketenagakerjaan saja, akan
tenaga kerja berfungsi : tetapi Pengawas Ketenagakerjaan bila dianggap
1. Mengawasi pelaksanaan ketentuan-ketentuan perlu melakukan penyidikan terhadap

73 IUS
FAKULTAS HUKUM
ISSN. 2355-6056

pengusaha usaha yang melanggar ketentuan tentang kewajiban yang harus diperhatikan antara
perundang-undangan yang berlaku (sebagai lalin :
penyidik pegawai negeri sipil) Pegawai Pengawas a. Pengusaha tidak boleh mempekerjakan tenaga
Ketenagakerjaan berwenang : kerja wanita pada malam hari dalam keadaan
1. Memasuki tempat kerja hamil.
2. Meminta keterangan baik lisan maupun b. Pengusaha harus menyediakan angkutan antar
tertulis kepada pengusaha atau pengurus dan jemput.
atau tenaga kerja atau serikat buruh/serikat c. Memberi makanan dan minuman yang bergizi
kerja tanpa dihadiri oleh pihak ketiga d. Minta persetujuan dari suami/orang tua/wali
3. Menjaga membantu dan memerintahkan dari tenaga kerja yang dimaksud.
pengusaha atau pengurus dan atau tenaga
kerja agar nanti m e n t a a t i Melakukan penyuluhan terhadap tenaga
peraturan p e r u n d a n g - u n d a n g a n kerja wanita tentang hak-hak dan kewajibannya
ketenagakerjaan. secara umum dengan harapan agar para tenaga
4. Memberikan peringatan atau teguran terhadap kerja wanita yang bekerja pada malam hari di
penyimpangan peraturan- peraturan yang perusahaan, apabila hak-haknya tidak diberikan
telah ditetapkan. oleh pengusaha segera melapor ke Dinas
5. Meminta bantuan polisi apabila ditolak Tenaga Kerja Sosial dan Transmigrasi untuk
memasuki perusahaan atau tempat kerja atau segera diadakan pemeriksaan.
pihak-pihak yang dipanggil tidak memenuhi
panggilan. Tindakan represif
6. Meminta pengusaha atau pengawas seorang Adupun langkah-langkah yang diambil
pengantar untuk mendampingi dalam oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan dalam
melakukan pengawasan. tindakan represif ialah melakukan pemeriksaan
dan pembinaan. Dari hasil pemeriksaan pegawai
Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan juga pengawas ketenagakerjaan tersebut diterbitkan
mempunyai tugas dan kewajiban : nota pemeriksaan dan dikirim ke perusahaan yang
1. Melaksanakan pemeriksaan pertama dan isinya temuan-temuan pelanggaran yang
kontrol di perusahaan atau ditempat kerja dilakukan oleh pengusaha dan merupakan
2. Memberikan bimbingan, pembinaan dan peringatan yang harus ditaati dalam waktu yang
penyuluhan kepada tenaga kerja dan ditentukan.
pengusaha atau pengurus tentang peraturan Apabila dalam jangka waktu yang telah
perundang-undangan ketenagakerjaan ditentukan belum dipenuhi juga, maka pegawai
3. Merahasiakan segala sesuatu yang pengawas ketenagakerjaan membuat lagi nota
diperoleh yang diperlu dirahasiakan dalam peringatan sampai nota peringatan ke III. Apabila
menjalankan tugas dan kewajibannya. perusahaan setelah diberi nota peringatan k e I I I
4. Melaporkan semua kegiatan y a n g masih tetap melakukan pelanggaran/tidak
berhubungan dengan tugas d a n melaksanakan kewajibannya sesuai peraturan
kewajibannya. perundang-undangan sampai batas waktu yang
5. Mencatat hasil pemerikasaan dalam buku akte ditentukan, maka pengawas ketenagakerjaan
pengawasan ketenagakerjaan dan disimpan selaku Penyidik Pegawai Negeri Sipil
oleh pengusaha atau pengurus. (PPNS) melakukan penyidikan yaitu
membuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang
4. Tindakan Pengawasan Ketenagakerjaan dikoordinasikan dengan kepolisian, untuk
Tindakan preventif diteruskan ke Kejaksaan N eg er i
dan selanjutnya diserahkan ke Pengadilan
Maksud dari tindakan ini ialah sebagai Negeri setempat untuk disidangkan.
langkah awal untuk mencegah terjadinya Dalam hal ini kewenangan pegawai
pelanggaran yang dilakukan oleh pengusaha yang pengawas ketenagakerjaan untuk mengambil
mempekerjakan tenaga kerja wanita pada malam tindakan perusahaan yang melanggar aturan
hari yaitu memberikan pengarahan- pengarahan ketenagakerjaan hanya sampai

74 IUS
FAKULTAS HUKUM
ISSN. 2355-6056

dengan melakukan penyidikan atau membuat Soepomo, Imam, 2002. Hukum Perburuhan
Berita Acara Pemeriksaan dan menyerahkan Bidang Kesehatan Kerja. Jakarta : Pradnya
kepada Kepolisian. Paramita

A. Kesimpulan ------,1984.Pengantar Hukum Perburuhan


.Jakarta : Djambatan
Berdasarkan uraian diatas maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut : Suma'mur, 2001.Keselamatan Kerja dan
Walaupun undang-undang dan peraturan yang Pencegahan Kecelakaan Kerja, Cetakan
lain telah mengatur tentang pekerja wanita yang kedua . Jakarta : Rineka Cipta
bekerja pada malam hari di perusahaan, dalam hal
ini pengusaha banyak yang belum faham terhdap Undang- Undang Ketenagakerjaan,
undang-undang yang berlaku bagi tenaga kerja http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_13_03.ht
terutama undang-undang nomor 13 tahun 2003 m
tentang ketenagakerjaan yang sudah lebih dari 10
tahun berlakunya di Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1981
Hal ini antara lain disebabkan karena tentang Perlidungan Upah
kurangnya sosialisasi oleh pihak pemerintah baik
kepada pengusaha ataupun tenaga kerja wanita Depnaker, 1986, Himpunan Peraturan
khususnya yang bekerja pada malam hari di Perundang-undangan bidang
perusahaan. Perlindungan Tenaga Kerja.Jakarta
Pegawai pengawas ketenagakerjaan yang
ada pada dinas tenaga kerja dan transmigrasi di
daerah belum sebanding dengan jumlah
perusahaan yang ada, sehingga masih kurang
efektif dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
Dengan telah berlakunya undang-undang
nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
harusnya semua perusahaan dalam hal ini
pengusaha benar-benar harus faham tentang
semua ketentuan yang ada didalamnya terutama
aturan tentang mempekerjakan tenaga kerja
wanita pada malam hari di perusahaanya.

DAFTAR PUSTAKA

Djumiadji, FX, 1993. Himpunan peraturan


perundangan ketenagakerjaan Bidang
jaminan sosial. Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti

Hartono, Widodo & Judiantoro,2003


Segi Hukum P e n y e l e s a i a n
Perselisihan

Perburuhan. CEtakan II.Jakarta: Rajawali

Manulung, SEndjun H, 2003. Pokok-pokok


Hukum Ketenegakerjaan di Indonesia.

Cetakan XIII.Jakarta: Balai Pustaka

75 IUS
FAKULTAS HUKUM

Anda mungkin juga menyukai