Anda di halaman 1dari 14

A.

JUDUL
MENGIDENTIFIKASI SAMPEL FOSIL

B. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui penertian fosil
2. Mahasiswa dapat memahami cara pengidentifikasian fosil
3. Mahasiswa dapat mengetahui umur fosil dari table umur
4. Mahasiswa dapat mengetahui manfaat fosil
5. Mahasiswa dapat memtahui proses terjadinya fosil
6. Mahasiswa dapat mengetahui syarat syarat terjadinya pemfosilan

C. ALAT DAN BAHAN


ALAT
1. Oven
2. Cawan penumbuk
3. Cawan porselen kecil
4. Tempat sampel
5. Kertas penyaring
6. Saringan
7. Palu geologi
8. Sarung tangan
9. Spatula
10. Masker
11. Laptop

BAHAN
1. Lembar Cover
2. Kertas HVS f4
3. Print gambar hasil praktikum
4. HCL
5. Air
6. Batuan fosil
D. DASAR TEORI

1. Pengertian Fosil
Ada pun pengertian dari Fosil adalah sisa atau jejak organisme yang hidup di
masa lampau yang telah mengalami proses fosilisasi, yaitu perubahan material organik
menjadi material anorganik melalui berbagai proses geologis. Adapun pengertian dari
para ahli sebagai berikut
Pengertian Fosil menurut Charles Darwin, Charles darwin berpendapat bahwa
jika mahluk hidup yang terdapat pada lapisan bumi yang tua akan mengadakan
perubahan bentuk yang disesuaikan dengan lapisan bumi yang lebih muda.

2. Proses Pemfosilan
Fosilisasi ialah proses pembentukan fosil. Proses ini meliputi semua proses yang
melibatkan penimbunan mahluk hidup yang berada dalam sendimen yang kemudian
terakumulasi lalu mengalami pengawetan seluruh atau sebagian tubuhnya serta pada
jejak yang ditinggalkannya. Adapun proses proses pemfosilan sebagai berikut
a. Kematian Organisme: Proses pemfosilan dimulai dengan kematian organisme.
Organisme dapat berupa hewan, tumbuhan, atau bahkan mikroorganisme
b. Pemakaman: Organisme yang mati atau sisa-sisanya harus tertimbun oleh
sedimen seperti lumpur, pasir, atau debu. Pemakaman ini akan melindungi
organisme dari dekomposisi oleh bakteri dan mikroorganisme.
c. Kompressi: Selama periode waktu yang panjang, lapisan sedimen di atas
organisme akan menekannya. Tekanan ini akan menyebabkan penggantian
bahan-bahan organik dengan mineral-mineral dari sedimen tersebut.
d. Penggantian: Mineral-mineral dari sedimen perlahan-lahan menggantikan
bahan-bahan organik dalam organisme. Proses ini dikenal sebagai mineralisasi.
e. Pembentukan Batuan Sedimen: Lapisan sedimen yang mengandung organisme
atau sisa-sisanya akan menjadi batuan sedimen setelah proses pemadatan dan
mineralisasi. Organisme yang terkubur dalam batuan ini menjadi fosil.
f. Pengangkatan dan Eksposur: Fosil dapat terpapar melalui erosi alami atau
aktivitas manusia, seperti pengeboran dan penggalian. Fosil-fosil ini kemudian
dapat diidentifikasi, diambil, dan dipelajari oleh ahli paleontologi.
3. Manfaat Fosil
Berikut beberapa manfaat fosil yang paling signifikan:
a. sumber Energi: Fosil seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam digunakan
sebagai sumber energi utama di seluruh dunia. Mereka digunakan untuk
pembangkit listrik, pemanas rumah, transportasi, dan banyak aplikasi lainnya.
b. Industri: Bahan bakar fosil juga digunakan dalam berbagai industri, termasuk
industri kimia, petrokimia, dan manufaktur. Banyak produk kimia, plastik, dan
material lainnya dibuat dari bahan dasar yang berasal dari fosil.
c. Transportasi: Minyak bumi adalah bahan bakar utama dalam kendaraan
bermotor seperti mobil, truk, dan pesawat terbang. Fosil juga digunakan untuk
memproduksi pelumas dan bahan bakar jet.
d. Pengolahan Bahan Bakar: Industri pengolahan bahan bakar menggunakan
proses pengolahan minyak bumi untuk menghasilkan berbagai produk bahan
bakar, seperti bensin, diesel, dan jet fuel.
e. Penggunaan Kimia: Berbagai produk kimia, seperti obat-obatan, deterjen, dan
pupuk, diproduksi dengan menggunakan bahan kimia yang berasal dari fosil.
f. Material Konstruksi: Batu bara dan fosil lainnya digunakan dalam industri
konstruksi untuk menghasilkan semen, aspal, dan bahan bangunan lainnya.
g. Penggunaan Rumah Tangga: Bahan-bahan berbasis fosil digunakan dalam
berbagai produk rumah tangga, termasuk plastik, karet, dan produk-produk
elektronik.
h. Plastik: Plastik adalah produk turunan fosil yang banyak digunakan dalam
berbagai produk sehari-hari, seperti kemasan, peralatan rumah tangga, mainan,
dan banyak lagi.
i. Penggunaan Medis: Bahan kimia fosil digunakan dalam produksi obat-obatan,
peralatan medis, dan perangkat medis modern.
j. Penggunaan Pertanian: Pupuk fosfat, yang berasal dari batu fosfat fosil,
digunakan dalam pertanian untuk meningkatkan produktivitas tanah.
4. Tabel Umur Fosil
5. Syarat Terjadinya Pemfosilan
Tentunya terjadinya pemfosilan harus melewati banyak hal dan syarat Beberapa
syarat utama untuk pembentukan fosil sebagai berikut
a. Pemadatan: Materi organik harus terkubur dalam sedimen yang mengalami
pemadatan seiring berjalannya waktu. Tekanan dari lapisan sedimen di atasnya
membantu menjaga bentuk dan struktur asli organisme.
b. Perlindungan dari oksigen: Fosil biasanya terbentuk dalam lingkungan yang
memiliki akses terbatas terhadap oksigen. Oksigen dapat memicu pelapukan dan
dekomposisi organisme. Oleh karena itu, organisme yang akan menjadi fosil
sering kali terkubur dalam lumpur, pasir, atau sedimen lain yang dapat
menutupinya dari atmosfer.
c. Proses mineralisasi: Proses mineralisasi terjadi ketika mineral dalam air dan
endapan sedimen menggantikan bahan-bahan organik dalam organisme, secara
bertahap menggantikan struktur organik dengan mineral. Ini menciptakan fosil
yang keras dan tahan lama.
d. Waktu: Proses pemfosilan memerlukan waktu yang sangat lama, seringkali
jutaan tahun, untuk fosil terbentuk sepenuhnya. Proses ini melibatkan berbagai
reaksi kimia dan perubahan fisik dalam organisme yang terkubur.
e. Kondisi geologis: Lingkungan geologis di sekitar organisme yang akan menjadi
fosil juga mempengaruhi proses pemfosilan. Beberapa lingkungan seperti rawa-
rawa, danau, atau laut yang tenang memiliki potensi yang lebih baik untuk
pemfosilan karena mereka cenderung menyediakan pengendapan sedimen yang
lebih baik.
f. Kehadiran mikroorganisme: Beberapa fosil dapat terbentuk melalui interaksi
dengan mikroorganisme yang memainkan peran dalam mengawetkan jaringan
organik atau memberikan bahan-bahan yang diperlukan untuk mineralisasi.

6. Faktor yang mempengaruhi terbentuknya fosil


Tentunya dalam terbentuknya fosil memiliki beberapa faktor yang
mempengaruhi Adapun faktor tersebut sebagai berikut
a. Organisme Mati: Proses pembentukan fosil dimulai ketika organisme mati.
Organisme ini bisa berupa hewan, tumbuhan, atau mikroorganisme. Kondisi
organisme saat mati, seperti seberapa cepat mereka tertimbun atau terkubur,
akan memengaruhi apakah mereka memiliki potensi untuk fosilisasi.
b. Pemakaman Cepat: Untuk fosilisasi terjadi, organisme perlu segera terkubur
dalam lapisan sedimentasi atau bahan-bahan mineral. Hal ini dapat
mencegah kerusakan organisme oleh pemangsa atau proses penguraian
alami yang cepat.
c. Tekanan dan Komposisi Kimia: Proses fosilisasi biasanya melibatkan
penggantian materi organik dengan mineral, seperti kalsium karbonat atau
silika. Tekanan dan komposisi kimia lingkungan sekitarnya dapat
memengaruhi proses ini. Mineral-mineral ini mengisi atau menggantikan
jaringan organik, sehingga menciptakan cetakan fosil.
d. Kondisi Lingkungan: Faktor lingkungan seperti pH air, oksigen, suhu, dan
kandungan mineral di lingkungan tempat organisme terkubur dapat
mempengaruhi laju fosilisasi. Kondisi yang mendukung penggantian materi
organik dengan mineral akan meningkatkan peluang fosilisasi.
e. Perlindungan Terhadap Pengganggu: Organisme yang lebih terlindungi dari
pemangsa dan pengurai akan memiliki peluang yang lebih baik untuk
fosilisasi. Misalnya, organisme yang tenggelam di dasar laut atau sungai
mungkin lebih cenderung terlindungi dari pengaruh luar.
f. Waktu: Proses fosilisasi memerlukan waktu yang sangat lama, dan
organisme yang telah terkubur dalam waktu yang lama memiliki potensi
yang lebih besar untuk menjadi fosil. Ini adalah alasan mengapa fosil-fosil
biasanya ditemukan dalam batuan berusia jutaan tahun.
g. Proses Tektonik: Aktivitas geologi, seperti pergerakan lempeng tektonik,
bisa menguburkan dan mengangkat fosil-fosil ke permukaan. Hal ini dapat
mempengaruhi kemungkinan fosil ditemukan oleh ilmuwan atau pencari
fosil.
h. Kebetahan Terhadap Pengaruh Biologis: Organisme yang lebih tahan
terhadap pengaruh biologis, seperti bakteri pengurai, memiliki potensi yang
lebih besar untuk fosilisasi. Faktor-faktor seperti kimia jaringan organisme
dan kondisi sekitarnya dapat memengaruhi ketahanan terhadap pengaruh ini.
i. Kepentingan Paleontologi: Akhirnya, penemuan fosil juga dapat
dipengaruhi oleh minat dan penelitian paleontolog yang aktif. Beberapa
daerah mungkin lebih sering digali dan diteliti daripada yang lain, sehingga
meningkatkan kemungkinan penemuan fosil.
E. LANGKAH KERJA
1. Mahasiswa dan asisten praktikum menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
dalam praktikum Geologi Dasar
2. Mahasiswa mendengarkan penjelasan dari asisten praktikum Geologi Dasar
3. Mahasiswa mencatat hal-hal penting yang disampaikan oleh asisten praktikum Geologi
Dasar
4. Mahasiswa mulai memecahkan batuan batuan untuk diambil sampel fosill nya dengan
palu geologi
5. Mahasiswa memasukan batuan yang telah dipecahkan kedalam awan penumbuk
6. Mahasiswa mulai menghaluskan batuan sampai benar benar halus
7. Mahasisawa dibantu asisten praktikum untuk memasukan cairan HCL sedikit demi
sedikit
8. Mahasiswa terus mengaduk fosil dengan HCL sampai tidak mengeluarkan buih
9. Mahasiswa mengambil saringan untuk menyaring larutan fosil
10. Mahasiswa menumpulkan sampel fosil yang telah disaring
11. Mahasiswa memasukan sampel kedalam saringan kopi untuk dicuci sampai hilang
baunya
12. Mahasiswa kemudian memasukan sampel fosil kedalam oven selama 15 menit
13. Mahasiswa mengidentifikasi umur fosil dari hasil praktikum
14. Mahasiswa mulai menyusun laporan praktikum secara sistematis
15. Mahasiswa mengumpulkan laporan prektikum kepada asiten praktikum tepat waktu
F. PEMBAHASAN
1. Hasil Pengamatan
Pada praktikum kali ini laangkah pertama yang harus dilakuan mahasisawa yaitu
a. Batuan fosil di pecah supaya mempermudah dalam pengambilan sampel dalam
tahap berikutnya

b. Kemudian batuan fosil yang telah diambil dimasukan kedalam cawan penumbuk
untuk dihalusan

c. Proses penghalusan memerlukan waktuyang lama supaya batuan fosil benar benar
halus supaya hasil nya lebih maksimal
d. Berikutnya adalah mencamputkan HCL dengan batuan yang sudah halus agar zat
kapurnya hilang

e. Aduk secara merata hingga buih hasil reaksi zat kapur hilang dengan
ditambahkan HCL sedikit demi sedikit

f. Setelah reaksi zat kapur hilang kemudian saring dengan saringan 3 tingkat dari
dimulai dari saringan yang paling kasardengan ditambah air sedikit demi sedikit

g. Kemudian dilanjut dengan saringan yang lebih halus supaya tersaring partikel
nya
h. Kemudian disaring dengan saringan yang paling halus supaya serbuk fosil
tersaring dan terpisah dengan cairan

i. Kemudian masukan hasil saringan kedalam kertas saringan kopi untuk


mengekstrak hasil saringan terakhir

j. Setelah dimasukan kedalam saringan kopi kemudian ditambahkan air sedikit


demi sedikit supaya ekstrak fosil bersih
k. Supaya hasil saringan kering maka hasil saringan dimasukkan kedalam oven
dan di oven selama 15 menit

l. Setelah kering hasil fosil kemudian dimasukan kedalam botol kecil untuk
diamati
G. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum kali ini dapat ditarik kesimpulan yaitu pengertian dari Fosil
adalah sisa atau jejak organisme yang hidup di masa lampau yang telah mengalami
proses fosilisasi, yaitu perubahan material organik menjadi material anorganik melalui
berbagai proses geologis. Adapun pengertian dari para ahli sebagai berikut
Proses pemfosilan ialah proses pembentukan fosil. Proses ini meliputi semua
proses yang melibatkan penimbunan mahluk hidup yang berada dalam sendimen yang
kemudian terakumulasi lalu mengalami pengawetan seluruh atau sebagian tubuhnya
serta pada jejak yang ditinggalkannya. Fosil juga memiliki banyak manfaat dan juga
umurnya Adapun syarat syarat terjadi nya pemfosilan dan faktor yang mempengaruhi
sudah tertera pada dasar teori
Proses proses yang perlu dilalui untuk mendapatkan sampel fosil adalah sebagai
berikut dimulai dari pengambilan batuan kemudian dihaluskan menggunakan cawan
penghalus setelah halus ditambahkan cairan HCL sedikit demi sedikit Adapun reaksi
dari percampuran tadi menghasilkan buih yang bila terkena kulit akan terasa panas maka
digunakan sarung tangan medis. Aduk terus sembari ditambahkan larutan sedikit demi
sedikit hingga tidak ada reaksi setelah tidak ada reaksi saring larutan dengan 3 tingkatan
saringan ambil hasil saringan pada saringan ke 3 atau yang paling halus kemudian bilas
bilas dengan air hingga bau nya hilang dan masukan kedalam saringan kopi untuk di
saring lagi setelah disaring di saringan kopi kemudian dimasukan ke oven untuk
dikeringkan selama 15 menit setelah 15 menit ambil sampel dan dinginkan kemudian
dimasukan kedalam botol kaca kecil untuk diamati dan dicatat hasil nya
DAFTAR PUSTAKA

Acosta, A., Amar , M., Cornbluth-Szarfarc, S. C., Dillman, E., Fosil, M., Biachi, R. G., ... &
Villavicencio, D. (1984). Iron absorption from typical Latin American diets. The
American journal of clinical nutrition, 39(6), 953-962.

Budiantoro, F., & Sari, D. (2012). Keanekaragaman Fosil Mikroforaminifera pada Singkapan
Formasi Kalibeng dan Pucangan di Sangiran. Life Science, 1(1).

Laila. F 2020 "pengertian dan proses terbentuknya fosil" https//www.adatum.com.pengertian-


proses-terbentuknya-fosil

Sumber pengertian I.D Pengertian Fosil Menurut Para Ahli hingga Proses Terbentuknya Fosil
https://www.sumberpengertian.id/pengertian-fosil-menurut-para-ahli
Widianto, H. (2006). Peran dan Pentingnya Fosil bagi Ilmu Pengetahuan. Berkala
Arkeologi, 26(1), 77-85.

Anda mungkin juga menyukai