I. Pendahuluan
Cara pembuatan obat yang baik (CPOB) adalah cara pembuatan obat dan/ atau
bahan obat yang bertujuan untuk memastikan agar mutu obat dan/atau bahan obat yang
dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan tujuan penggunaan. Setiap negara memiliki
regulasi standar pembuataan obat masing-masing yang wajib menjadi acuan oleh setiap
industri farmasi dan sarana pembuatan obat dan bahan obat.
Di Indonesia, Regulasi cara pembuatan obat yang baik diatur dalam peraturan
Kepala badan pengawas obat dan makanan (BPOM) nomor HK 03.1.33.12.12.8195
Tahun 2012 dan pelaksanaannya diawasi oleh BPOM. Di negara lain selain Indonesia,
CPOB lebih dikenal dengan nama Good manufacturing practice (GMP) of medicine or
phamateucals product diatur dan diawasi oleh lembaga pengawas obat masing-masing.
Untuk negara Australia, CPOB/GMP diatur oleh lembaga yang bernama TGA
(Theurapeutics Goods Administration).
Studi kali ini bertujuan untuk membandingkan perbedaan singkat antara CPOB
yang menjadi acuan farmasi industri di Indonesia dan GMP yang disusun oleh TGA
Australia.
E. Pengawasan Mutu
Tidak terdapat perbedaan signfikan pada proses pengawasan mutu pada kedua
panduan.
F. INSPEKSI DIRI
Tidak terdapat perbedaan yang terlalu signifikan, namun pada bagian ini CPOB
Indonesia lebih sedikit menjelaskan mengenai pengadaan audit mutu sebagai bagian dari
program inspeksi diri sedangkan Pada GMP Australia, hanya menjelaskan segala jenis
inspeksi harus dilakukan pencatatan.
H. DOKUMENTASI
Pada regulasi dokumentasi tidak terdapat perbedaan signifikan dari kedua
guideline.
I. ALIH DAYA
Tidak terdapat perbedaan signifikan pada bagian ini.
KESIMPULAN
Secara sekilas tidak terlalu banyak perbedaan GMP yang dimiliki Australia dengan
CPOB yang dimiliki Indonesia. Hal ini kemungkinan diakibatkan BPOM Indonesia
memiliki riwayat kerja sama dengan TGA Australia.