Anda di halaman 1dari 4

Good Manufacturing Practices (GMP) adalah sistem yang memuat persyaratan minimum yang harus

dipenuhi oleh industri makanan dan kemasan, terkait dengan keamanan pangan, kualitas dan
persyaratan hukum. Standar umum yang dipergunakan adalah Title 21 Code of Federal Regulation (CFR)
part 110 “Good Manufacturing Practices in Manufacturing, Packing, or Holding Human Food” and
“General Principles Food Hygiene, WHO/FAO International Code Practice”. Standar ini adalah yang
standar yang umum diterapkan dalam industri yang makanan dan kemasan. Implementasi yang efektif
dari System Management dengan menerapkan konsep Hygiene & Sanitation pada system Good
Manufacturing Practices / GMP akan memberikan keyakinan dan manfaat dalam usaha industri
makanan dan industri kemasan terkait

Manfaat GMP diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan kepercayaan pelanggan;

2. Meningkatkan image dan kompetensi perusahaan/organisasi;

3. Meningkatkan kesempatan perusahaan/organisasi untuk memasuki pasar global melalui


produk/kemasan yang bebas bahan beracun (kimia, fisika dan biologi);

4. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan terhadap produk;

5. Berpartisipasi dalam program keamanan pangan;

6. Menjadi pendukung dari penerapan sistem manajemen mutu.

Penerapan GMP dapat mengacu berbagai referensi, namun sejauh ini tidak ada standar internasional
yang bersifat official seperti halnya standar ISO. Oleh karena itu berbagai negara dapat mengembangkan
standar GMP tersendiri, seperti di Indonesia terdapat berbagai standar GMP yang di terbitkan oleh
BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) sesuai dengan jenis produk yang di hasilkan. Sebagai
contoh beberapa standar GMP tersebut:
1. Standar GMP untuk industria obat-obatan di sebut dengan CPOB ( Cara Pembuatan Obat yang
Baik)

2. Standar GMP untuk industri makanan di sebut dengan CPMB (Cara Pembuatan Makanan yang
Baik)

3. Standar GMP untuk industri kosmetik di sebut dengan CPKB ( Cara Pembuatan Kosmetik yang
Baik)

4. Standar GMP untuk industri obat tradisional di sebut dengan CPOTB ( Cara Pembuatan Obat
Tradisional yang Baik)

Berbagai referensi standar GMP pada prinsip dasarnya sama yakni bertujuan untuk menghasilkan
produk yang bermutu tinggi dan aman. Pilihan referensi GMP yang akan digunakan oleh industri
mempertimbankan berbagai hal:

1. Penerapan GMP apakah akan dilakukan sertifikasi? Bila ya, lembaga sertifikasi mana yang
digunakan? Sertifikasi GMP di Indonesia dapat dilakukan oleh BPOM, atau lembaga sertifikasi
independen lainnya.

2. Kemana produk yang dihasilkan akan di jual ( lokal atau ekspor), maka standar GMP yang
digunakan sebagai referensi mempertimbangkan standar GMP di negara dimana produk
tersebut di jual.

3. Penerapan GMP sebagai standar tunggal, atau merupakan bagian dari penerapan standar yang
lain dan sertifikasi yang dilakukan merupakan sertifikasi dari standar yang lainya tersebut
seperti: ISO 22000;2005, HACCP, BRC, SQF, IFS dan lain-lain.

Pada dasarnya semua industri yang terkait dengan makanan, obat-obatan, kosmetik, pakan ternak wajib
menerapkan sejak prabrik didirikan dan proses produksi pertama dilakukan, karena penerapan GMP
merupakan persyaratan dasar bagi industri tersebut beroperasi. Namun karena rata-rata industri di
indonesia bermula dari UKM, yang kemudian berkembang menjadi industri besar dengan tingkat
pengetahuan GMP yang terbatas sehingga acap kali penerapannya di abaikan. Baru setelah ada tuntutan
oleh pelanggan untuk sertifikasi GMP atau standar lainnya seperti ISO 22000, HACCP, BRC, IFS, dan SQF
baru GMP tersebut di terapkan.

Prinsip dasar GMP adalah mutu dan keamanan produk tidak dapat dihasilkan hanya dengan pengujian
( Inspection/ testing), namun harus menjadi satu kesatuan dari proses produksi. Oleh karena itu cakupan
secara umum dari penerapan standar GMP adalah:

1. Desain dan fasilitas

2. Produksi (Pengendalian Operasional)

3. Jaminan mutu
4. Penyimpanan

5. Pengendalian hama

6. Hygiene personil

7. Pemeliharan, Pembersihan dan perawatan

8. Pengaturan Penanganan limbah

9. Pelatihan

10. Consumer Information (education)

Bukan suatu hal yang mudah ketika suatu industri akan menerapkan GMP, sehingga perlu
memperhatikan beberapa hal diantaranya:

1. Bangun komitmen pemilik perusahaan, manajemen dan karyawan. Komitmen merupakan hal
yang paling utama, karena dalam merapkan GMP di butuhkan sumber daya terutama financial
yang cukup besar. Di tambah lagi dengan komitmen karyawan untuk mau melaksanakan standar
GMP secara efektif, karena bisa jadi di perlukan peruabahan pola pikir, dan kebiasaan.

2. Pilih standar referensi penerapan GMP secara tepat dengan mempertimbangkan berbagai hal di
atas.

3. Tetapkan indikator-indikator keefektifan penerapan GMP, dan lakukan evaluasi kinerja


penerapan GMP yang digunakan alat untuk peningkatan.

4. Bentuk tim yang solid, dengan penanggung jawab personel yang memiliki jiwa kepemimpinan
serta motivasi yang kuat.

Secara terus-menerus lakukan awareness baik untuk manajer, supervisor maupun karyawan.

http://www.jtanzilco.com/blog/detail/86/slug/pentingnya-good-manufacturing-practices-di-industri-
pangan
Indikator Good Manufacturing Practice

1. Bangun Komitmen di Antara Stakeholder


Hal mendasar yang harus diperhatikan sebelum mulai menerapkan GMP yakni
membangun komitmen di antara seluruh stakeholder perusahaan, mulai dari pemilik,
pemimpin, hingga karyawan. Pasalnya, kesuksesan sebuah proses menuntut kerja
sama antara seluruh elemen sumber daya manusia perusahaan.
2. Bentuk Tim yang Solid
Setelah komitmen terbangun di antara seluruh elemen sumber daya manusia yang ada
di perusahaan, maka langkah selanjutnya yang diperlukan adalah membentuk tim yang
solid. Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam pembentukan tim yakni
penanggung jawab yang mempunyai kapasitas dan kapabilitas untuk memimpin tim.
3. Tentukan Standar Referensi GMP
Tidak hanya membentuk tim yang solid, setiap perusahaan juga perlu menentukan
standar referensi yang efektif dan sesuai. Setiap perusahaan jelas memiliki standar
referensi yang berbeda-beda. Namun secara umum, standar referensi ini terkait
beberapa hal seperti produksi, desain, fasilitas, jaminan, serta ruang penyimpanan
produk.
4. Terapkan Indikator
Selain menentukan standar referensi GMP, perusahaan di berbagai bidang juga perlu
menerapkan indikator-indikator yang efektif. Hal ini untuk mengurangi kesalahan-
kesalahan fatal yang bisa saja terjadi. Selanjutnya, evaluasi terhadap kinerja penerapan
GMP pun penting untuk dilakukan agar tidak muncul lagi kesalahan.
5. Bangun Kesadaran Individu
Terakhir, faktor yang penting untuk diperhatikan yaitu membangun kesadaran individu
baik di level manajer, supervisor, hingga karyawan dan staf lainnya sehingga semua
orang berkomitmen terhadap GMP. Hal ini dikarenakan oleh pentingnya menjaga
konsistensi terhadap sebuah sistem yang telah diterapkan agar bisa terus
berkelanjutan.
Demikian tadi beberapa informasi yang perlu diketahui mengenai Good Manufacturing
Practice. Di Indonesia, salah satu lokasi strategis untuk menjalankan bisnis manufaktur
dengan konsep GMP yakni di Karawang New Industry City (KNIC).

https://www.knic.co.id/id/apa-itu-good-manufacturing-practice-di-indonesia

Anda mungkin juga menyukai