Anda di halaman 1dari 4

SURAT GUGATAN

Perihal: Gugatan Cerai Banda Aceh, 23 Agustus 2020

Kepada Yth;
Ketua Mahkamah Syar'iyah Banda Aceh
Di Tempat.

Assalamualaikum Wr.Wb.
Perkenankan saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Cahaya binti Akhyar,
Umur : 40 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Tempat tinggal : Jln.Kampus Unmuha, Lrg.Perdamaian, No.5B, Desa Batoh, Kecamatan Lueng
Bata, Kota Banda Aceh.
Selanjutnya disebut PENGGUGAT.

Dengan ini mengajukan gugatan cerai terhadap suami saya :


Nama : Rinaldi bin Fariz
Umur : 45 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Tempat tinggal : Jln.Kampus Unmuha, Lrg.Perdamaian, No.5B, Desa Batoh, Kecamatan Lueng
Bata, Kota Banda Aceh.
Selanjutnya disebut TERGUGAT.

Adapun dasar gugatan Penggugat adalah sebagai berikut :


1. Bahwa Penggugat dengan Tergugat adalah suami istri, yang menikah pada tanggal 20
Oktober 1990 dan dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan
Lueng Bata, sesuai dengan Kutipan Akta Nikah Nomor 5316-KW-22122016-0010 Tanggal 15
Desember 1990.
2. Bahwa perkawinan antara Penggugat dan Tergugat dilangsungkan berdasarkan kehendak
kedua belah pihak dengan tujuan membentuk rumah tangga yang sakinah, mawaddah,
warahmah yang diridhai oleh Allah Swt.
3. Bahwa setelah pernikahan tersebut Penggugat dan Tergugat bertempat
tinggal di Jln. Kampus Unmuha, Lrg. Perdamaian, No 5B, Desa Batoh Kecamatan Lueng Bata
Kota Banda Aceh.
4. Bahwa selama dalam pernikahan tersebut antara Penggugat dengan tergugat telah rukun
damai dan telah bergaul sebagaimana layaknya suami istri, telah dikaruniai 2 orang anak
perempuan bernama Riska Putri, Lahir pada tanggal 21 Februari 1991 dan Devi Inayah, Lahir
pada tanggal 1 Januari 1993.
5. Bahwa pada mulanya rumah tangga Penggugat dan Tergugat dalam keadaan rukun damai,
namun sejak bulan November Tahun 1995 ketentraman rumah tangga Penggugat dan Tergugat
mulai goyah, yaitu antara Penggugat dengan Tergugat sering terjadi perselisihan dan
pertengkaran yang penyebabnya antara lain adalah:
a. Sejak pernikahan mereka, tergugat tidak pernah bekerja, dan semua kebutuhannya
disediakan oleh penggugat seperti rokok, bensin uang kopi dll. tergugat juga tidak
bersedia untuk membantu urusan rumah dan anak-anak.
b. Penggugat tidak pernah mendapatkan nafkah dari Tergugat. Bahkan Penggugat juga
telah berusaha memberi modal kepada suaminya untuk berjualan, akan tetapi usaha
tersebut tidak pernah dijalankan dengan serius, sehingga selalu mengalami kerugian.
Dalam berbagai hal, penggugat sendirian yang bekerja di Sekolah, menggarap sawah,
mengurus rumah tangga, dan mengurus sekolah anak-anaknya.
c. Bahwa Pada tahun 2017 suami penggugat menikah lagi secara siri dengan perempuan
lain di Desa Meunasah Mancang Bireuen, dengan diam- diam emas simpanan
penggugat seberat 20 Mayam, diambil oleh suaminya sebagai mahar. Mengetahui hal
ini, penggugat sangatlah sedih dan keberatan, dan dia meminta tergugat untuk
mengembalikan emasnya karena emas itu adalah simpanan penggugat untuk keadaan
darurat. sementara ibu Cahaya tidak mempunyai banyak tabungan. Namun suaminya
tetap keberatan untuk mengembalikan emas penggugat.
6. Bahwa Penggugat telah mengadukan masalahnya kepada aparatur Desa setempat, dan
menyampaikan rencananya untuk menggugat cerai suaminya dan aparatur desa mengusulkan
agar penggugat mengajak aparatur gampong untuk bertemu suaminya terlebih dahulu untuk
membicarakan hal tersebut. Adapun saat pertemuan pertama, suaminya langsung keberatan
untuk mengembalikan emas penggugat, karena menganggap itu adalah bagian dari harta
bersama yang merupakan hak suaminya. Dan dia menuduh penggugat tidak melayaninya
dengan baik.
7. Bahwa perselisihan dan pertengkaran itu berkelanjutan terus menerus sehingga akhirnya
Penggugat pergi dan kembali kerumah orang tuanya. Sehingga sejak saat itu Penggugat dan
Tergugat sudah tidak pernah lagi menjalin hubungan sebagaimana layaknya suami istri dan
tidak pernah berkomunikasi lagi.
8. Bahwa adanya perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus tersebut mengakibatkan
rumah tangga Penggugat dan Tergugat tidak ada kebahagiaan lahir dan batin dan tidak ada
harapan untuk kembali membina rumah tangga.
9. Bahwa pihak keluarga dan masyarakat desa telah berusaha mendamaikan Penggugat dan
Tergugat namun tidak berhasil.
10. Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, permohonan Penggugat untuk mengajukan
gugatan perceraian terhadap Tergugat atas dasar pertengkaran yang terjadi terus menerus dan
tidak mungkin hidup rukun dalam suatu ikatan perkawinan, telah memenuhi unsur Pasal 19
huruf (f) Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 Jo. Pasal 116 huruf (f) dan (h) Kompilasi
Hukum Islam, sehingga berdasar hukum untuk menyatakan gugatan cerai ini dikabulkan.
11.. Bahwa Penggugat sanggup membayar seluruh biaya yang timbul akibat perkara ini.

Berdasarkan alasan/ dalil-dalil di atas, Penggugat mohon agar Ketua Mahkamah


Syar'iyah Banda Aceh cq. Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk
dapat menentukan hari persidangan, kemudian memanggil Penggugat dan Tergugat untuk
diperiksa dan diadili, selanjutnya memberikan putusan yang amarnya sebagai berikut:

PRIMAIR
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya.
2. Menceraikan perkawinan penggugat Cahaya binti Akhyar dengan tergugat Rinaldi bin Fariz.
3. Meminta emas penggugat yang telah dijadikan mahar nikah siri tergugat untuk
dikembalikan.
4. Meminta untuk tidak membagikan harta bersamanya kepada tergugat.
5. Membebankan biaya perkara menurut Hukum.

SUBSIDAIR
Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya. Demikian atas
berkenaan Bapak untuk dapat mengabulkan gugatan ini, Penggugat mengucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Hormat Penggugat

Cahaya binti Akhyar

Anda mungkin juga menyukai