Disusun Oleh :
4 212201071 Nazihah
6 212201081 Purwati
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I 4
PENDAHULUAN 4
A. LATAR BELAKANG 4
B. TUJUAN 4
C. RUMUSAN MASALAH 5
BAB II 5
TINJAUAN TEORI 5
A. PENGERTIAN 5
BAB III 8
ANALISIS JURNAL 8
A. Kasus 8
BAB IV 12
PENUTUP 12
A. KESIMPULAN 12
B. Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perawat perlu menyadari bahwa semua tindakan keperawatan dilaksanakan
dalam bentuk komunikasi (nonverbal/verbal). Oleh karena itu, perawat perlu
mengetahui fungsi komunikasi dan sikap serta keterampilan yang perlu
dikembangkan dalam komunikasi dengan klien. Adapun fungsi komunikasi dalam
pembuatan asuhan keperawatan menurut Engel dan Morgen (1973, dikutip dalam
cornier, dkk : 2-3) yaitu komunikasi dapat membina hubungan saling percaya
dengan klien, komunikasi dapat menetapkan peran dan tanggung jawab antar
perawat-klien, selanjutnya komunikasi juga memudahkan kita untuk mendapat
data yang tepat dan akurat dari klien.
Oleh karena itu, dalam makalah ini kami membahas tentang komunikasi
terapeutik, dimana akan membahas “Dimensi respon dan tindakan”.
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi dari dimensi respon dan dimensi tindakan
dalam komunikasi
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dimensi respon dan
dimensi tindakan dalam komunikasi
3. Untuk mengetahui dimensi respon dan dimensi tindakan yang sebaiknya
dilakukan oleh perawat
C. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah definisi dari dimensi respon dan dimensi tindakan dalam
komunikasi?
2. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi dimensi respon dan
dimensi tindakan dalam komunikasi?
3. Bagaimana cara menjelaskan dimensi respon dan dimensi tindakan yang
sebaiknya dilakukan oleh perawat?
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
1. Dimensi respon
Dimensi respon merupakan sikap perawat secara psikologis dalam
berkomunikasi dengan pasien. Dimensi ini digunakan untuk membina
hubungan saling percaya dan komunikasi terbuka. Dalam dimensi ini
berupa respon perawat seperti ikhlas, menghargai, empati dan konkrit.
Respon tersebut harus tetap dipertahankan sampai hubungan antar
perawat-klien berakhir. Dimensi respon dapat berupa :
a) Keikhlasan, perawat menyatakan keikhlasan melalui
keterbukaan, kejujuran, ketulusan dan berperan aktif dalam
membina hubungan dengan klien.
b) Menghargai, dapat diwujudkan dengan diam dan
memperhatikan mendengarkan saat klien bercerita, meminta
maaf atas hal yang tidak disukai klien.
c) Empati, perawat merasakan melalui perasaan klien dan
kemudian mengidentifikasi masalah klien serta membantu klien
mengatasi masalah tersebut.
d) Konkrit, mempertahankan respon perawat terhadap perasaan
klien, memberikan penjelasan yang akurat dan mendorong
klien memikirkan masalah yang spesifik.
2. Dimensi tindakan
Dimensi tindakan adalah ekspresi perawat terhadap perilaku pasien
yang kurang tepat. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran
pasien terhadap perilaku dan sikap yang kurang tepat itu. Dimensi ini
terdiri dari :
a) Konfrontasi, perasaan perawat tentang perilaku klien yang
tidak sesuai, hal ini berguna untuk meningkatkan kesadaran
klien akan kesesuaian perasaan, sikap, kepercayaan dan
perilaku. Konfrontasi diperlukan klien yang telah mempunyai
kesadaran tetapi belum merubah perilakunya.
b) Kesegeraan, perawat sensitif terhadap perasaan klien dan
berkeinginan membantu dengan segera.
c) Keterbukaan perawat, perawat membuka diri tentang
pengalaman yang sama dengan pengalaman klien. Keterbukaan
dari klien ini memberikan keuntungan pada klien untuk
mendukung kerjsama dan memberikan sokongan.
d) Emotional Chatarsis, terjadi jika klien diminta untuk bicara
tentang hal yang mengganggu dirinya. Perawat mengkaji
kesiapan klien untuk mendiskusikan masalahnya. Jika klien
mengalami kesukaran dalam mengekspresikan perasaannya,
perawat dapat membantu dengan mengekspresikan perasaannya
jika berada pada situasi yang klien alami.
e) Bermain peran, melakukan peran pada situasi tertentu ini
berguna untuk meningkatkan kesadaran dalam berhubungan
dan kemampuan melihat situasi dari pandangan orang lain.
Bermain peran dilakukan agar klien merasa bebas
mempraktekan perilaku baru pada lingkungan yang nyaman.
B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
A. Kemampuan komunikator
Kemampuan ini meliputi, berbicara, mendengar dan melihat (Baradero
et al, 2000)
B. Persepsi
Setiap manusia memiliki pandangan yang berbeda dengan orang lain.
Karenanya persepsi dan interpretasi terhadap pesan yang diterima bisa
tidak sama (Perry & Potter, 2005)
C. Pengetahuan
Tingkat pengetahuan yang berbeda akan membuat komunikasi menjadi
sulit ( Stuart & Sundeen, 1995).
D. Emosi
Emosi mempengaruhi kemampuan untuk menerima pesan dengan
benar. Maka ada baiknya apabila perawat mendengarkan dulu pasien
dan penjelasan diberikan setelahnya (Baedero et al, 2000).
E. Sikap
Sikap peduli, hangat, menghargai, menerima dapat memperlancar
terjadinya komunikasi.
F. Lingkungan
Lingkungan yang tenang, bebas dari kebisingan, ventilasi yang baik,
suhu kamar yang tidak terlalu panas/dingin, adanya privacy akan
memperlancar komunikasi (Baradero et al, 2000).
G. Waktu
BAB III
ANALISIS JURNAL
A. Kasus
Seorang pasien laki-laki 75 tahun di rawat dibangsal dalam sebuah Rumah Sakit
dengan diagnosa stroke. Pasien sering marah kepada keluarga dan perawat karena
1. Dimensi respon
Perawat lebih sabar dalam menghadapi pasien, lebih peduli dan
memperhatikan pasien seperti menanyakan keluhan hari ini, apa yang dia
rasakan. Memberikan penjelasan yang mudah dipahami apalagi pasien
mengalami penurunan fungsi pendengaran. Tidak mencela atau mengejek
perasaan klien.
2. Dimensi tindakan
Perawat mendorong klien untuk membicarakan hal-hal yang sangat
mengganggunya untuk mendapatkan efek terapeutik. Kesegeraan perawat
dalam merespon klien bahwa sebagai perawat mereka berusaha agar selalu
peduli terhadap klien, mengedukasi keluarga agar lebih perhatian pada
klien.
1. Kesejatian
Kesejatian adalah pengiriman pesan pada orang lain tentang gambaran diri
kita yang sebenarnya. Kesejatian dipengaruhi oleh : Kepercayaan diri, Persepsi
terhadap orang lain, dan Lingkungan.
2. Empati
Empati adalah kemampuan menempatkan diri kita pada diri orang lain,
bahwa kita telah memahami bagaimana perasaan orang lain tersebut.
3. Respek/Hormat
Dengan respek maka perawat akan dapat mengakui kebutuhan orang lain
untuk dipenuhi, dimengerti dan dibantu dalam keterbatasan waktu yang dimiliki
oleh perawat.
Perilaku respek dapat ditunjukkan dengan (Smith, 1992)
4. Konkret
1. Konfrontasi
2. Kesegeraan
Membuka diri adalah membuat orang lain tahu tentang pikiran, perasaan, dan
pengalaman pribadi kita (Smith, 1992). Membuka diri dapat dilakukan dengan :
b. Empati
c. Membuka diri
d. Mengecek
4. Emosional Katarsis
Kegiatan terjadi pada saat klien didorong untuk membicarakan hal- hal yang
sangat mengganggunya untuk mendapatkan efek terapeutik (Stuart dan sundeen,
1995).
5. Bermain peran
Yang dimaksud bermain peran adalah tindakan untuk membangkitkan situasi
tertentu untuk meningkatkan penghayatan klien ke dalam hubungan manusia dan
memperdalam kemampuannya untuk melihat situasi dari sudut pandang lain dan
juga memperkenankan klien untuk mencobakan situasi baru dalam lingkungan
yang aman (Stuart dan Sundeen , 1995)
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hubungan perawat-klien yang terapeutik adalah pengalaman belajar
bersama dan pengalaman perbaikan emosi klien. Dalam hal ini perawat memakai
dirinya secara terpeutik dengan menggunakan berbagai teknik komunikasi agar
perilaku klien berubah ke arah yang positif seoptimal mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi Catur, M. N., Sarah, U., & Kp, S. (2018). Gambaran Komunikasi
Terapeutik Perawat Jiwa (Doctoral dissertation, Medicine Faculty).