Article Abstrak
Information ___________________________________________________________________
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) struktur pasar produksi cabai merah di Jawa Tengah.
________________
Hisrtory of Article (2) Menganalisis elastisitas transmisi harga cabai merah ditingkat petani dan tingkat pedagang di
Kabupaten Magelang, Temanggung dan Brebes. Alat analisis yang digunakan adalah analisis rasio
Diterima April 2018
Disetujui Juni 2018 konsentrasi (CRn) dan analisis elastisitas transmisi harga (Et) digunakan regresi linear sederhana.
Dipublikasikan Agustus Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Struktur pasar produksi yang terbentuk di jawa tengah
2018 secara umum bersifat oligopsoni ketat. (2) Hasil elastisitas transmisi harga disimpulkan bahwa di
Kabupaten Magelang, Temanggung bersifat elastis (E>1). Sedangkan Brebes bersifat inelastis (E<1)
________________ yang artinya kepekaan perubahan harga di tingkat petani lebih kecil dari pada perubahan harga di
Keywords:
tingkat pedagang. Petani sebagai produsen belum menerima harga yang baik yang dibayarkan oleh
Struktur Pasar, Elastisitas
pedagang. Petani seharusnya lebih mengikuti perkembangan harga dipasar, sehingga petani dapat
Transmisi Harga
mengambil harga yang menguntungkan dari fluktuasi harga yang terjadi di pasar.
__________________
Abstract
________________________________________________________________
This study aims to determine: (1) market structure of red chilli production in Central Java. (2) Analyzing the
transmission elasticity of red pepper price at farmer level and merchant level in Magelang, Temanggung and
Brebes districts. Analyzer used is ratio concentration analysis (CRn) and analysis of price transmission elasticity
(Et) used simple linear regression. The results showed that (1) The structure of the production market thatwas
formed in central Java was generally strictly oligopsoni. (2) The result of price transmission elasticityconcluded
that in Magelang District Temanggung is elastic (E> 1). While Brebes is inelastic (E <1) which means the
sensitivity of price changes at the farm level is smaller than the price change at the merchant level. Farmers as
producers have not received a good price paid by traders. Farmers should keep abreast of market prices,sofarmers
can take advantageous prices of market price fluctuations.
294
Tiara Adi Kusumah / Economics Development Analysis Journal 7 (3) (2018)
Nov
Feb
Sep
Ja n
Okt
Ma r
Apri l
Juni
Jul i
Agus
Des
Mei
kebijakan pembangunan pertanian yang hanya
difokuskan pada aspek produksi atau usaha tani
belum mampu mendorong pertumbuhan secara Gambar 1. Margin Harga
Sumber : Badan pusat statistik
berkelanjutan selama permasalahan off-farm
belum dapat diatasi. Permasalahan off-farm yang
Adanya perbedaan perbedaan harga atau
sering terjadi pada sayuran khususnya pada cabai
selisih harga yang dibayar konsumen dengan
merah adalah harga.
harga yang diterima petani produsen
Menurut badan pusat statistik, Jawa
menggambarkan bahwa harga yang di terima
Tengah merupakan salah satu provinsi penghasil
konsumen bukanlah harga yang sesungguhnya
cabai merah di Indonesia. Produksi cabai merah
petani. Agustian dkk, (2008), menyatakan bahwa
di Jawa tengah berada pada kabupaten
ketimpangan perolehan pendapatan ini
Kabupaten Magelang, Temanggung dan Brebes
disebabkan karena cukup panjangnya rantai
yang merupakan kabupaten penghasil cabai
pemasaran, sehingga pemasaran cabai merah
merah di Jawa Tengah dengan produksi dengan
dirasakan masih belum efisien. Conforti (2004)
rata-rata produksi terbesar diantara kabupaten
dalam Ruslan (2016) menjelaskan bahwa
lainnya dan memiliki kontribusi terhadap
disparitas harga dapat disebabkan oleh dua faktor
produksi Jawa Tengah. Namun produksi cabai
yaitu yang pertama adalah jalur pemasaran yang
merah di Jawa tengah masih menunjukan tren
panjang dan yang kedua adalah adanya market
yang berfluktuasi. Hal ini dikarenakan karena
power yang dimiliki oleh pedagang perantara.
faktor cuaca yang tidak mendukung, yang
Yustiningsih (2012) menyatakan bahwa market
berpengaruh terhadap produksi cabai merah.
power yang dimiliki oleh pedagang akan
Kondisi ini juga merupakan dampak dari adanya
menyebabkan semakin tingginya margin
harga cabai merah yang tidak pasti dari musim
distribusi dan transmisi harga yang tidak simetris
ke musim, kondisi yang menjadikan petani cabai
dan menunjukan bahwa pasar yang dihadapi
merah sering mengalami kegelisahan saat
pasar yang terkonsentrasi dan menunjukan
musim tanam cabai tiba. Ketika harga pada
bahwa power yang dimiliki oleh pedagang bisa
musim sebelumnya turun maka akan
menetapkan harga untuk memaksimalkan
mempengaruhi psikologis petani pada masa
keuntungannya. Adanya permasalahan harga
tanam berikutnya, hal ini sesuai dengan
yaitu fluktuasi harga pada
pernyataan Arifien dalam (Jannah dkk, 2015)
295
Tiara Adi Kusumah / Economics Development Analysis Journal 7 (3) (2018)
Jenis data yang digunakan dalam Nilai CR3 akan menunjukan presentase
penelitian ini adalah data sekunder, dimana data output pasar yang dihasilkan oleh tiga produksi
yang diperoleh diwujudkan dalam bentuk angka. terbesar di di Jawa Tengah. Semakin besar nilai
Penelitian ini menggunakan data data produksi rasio konsentrasi menunjukan bahwa industri
cabai merah pada tahun 2013 s.d 2016 untuk tersebut semakin terkonsentrasi dan semakin
mengetahui struktur pasar produksi dan jumlah sedikit jumlah pedagang yang berada di pasaran.
pedagang yang menyerap produksi petani. Sedangkan semakin rendah rasio konsentrasi
Sedangkan untuk menganalisis elastisitas menunjukan pasar bersaingan yang lebih
transmisi harga digunakan data harga petani dan kompetitif dikarenakan tidak ada pedagang
harga pengecer pada bulan Juni 2016 s.d Januari secara signifikan yang menguasai pasar.
2017. Data runtut waktu (time series) adalah data
Elastisitas Transmisi harga
yang secara kronologis disusun menurut waktu
Untuk menganalisis transmisi harga
pada satu variabel tertentu.
antara petani dan pedagang dilakukan dengan
Metode yang digunakan untuk
menggunakan Analisis elastisitas transmisi
menganalisis struktur pasar cabai merah dan
harga. Analisis elastisitas transmisi harga adalah
transmisi harga antara produsen dan pedagang
analisis yang menggambarkan sejauh mana
digunakan pengkuran konsentrasi rasio dan
dampak perubahan harga suatu barang di satu
Analisis elastisitas transmisi harga melalui
tempat atau tingkatan terhadap perubahan harga
program SPSS 23.0 for windowsdan digunakan
barang itu di tempat atau tingkatan lain. Untuk
beberapa model analisis kuantitatif, yaitu :
mengetahui besarnya elastisitas transmisi harga
Rasio konsentrasi (CR) (Eth) digunakan persamaan dengan
menghubungkan antara harga di tingkat
Untuk melihat struktur pasar cabai merah,
produsen (Pf) dan harga ditingkat pengecer (Pr).
akan dilakukan pengukuran rasio konsentrasi
Transmisi harga diukur melalui regresi
pasar yang didefinisikan sebagai jumlah dan
sederhana di antara dua harga pada dua tingkat
ukuran distribusi penjual dan pembeli dalam
pasar, kemudian dihitung. Secara matematis
pasar, semakin tinggi nilai konsentrasi rasionya,
elastisitas transmisi harga (Et) dapat dituliskan
maka kemungkinan pasar semakin tidak
sebagai :
kompetitif. Pengukuran konsentrasi rasio
Pf = b0 + b1 Pr
dilakukan dengan rumus sebagai berikut:
Ditransformasikan dalam bentuk linear menjadi
Untuk Petani
:
𝑀𝑆1+𝑀𝑆2+𝑀𝑆3 Ln Pf = ln b0 + b1 ln Pr
CRn= 𝑥 100% Dimana : b0 : intersep
𝑀𝑆𝑖
Keterangan: b1 : Koefisien elastisitas transmisi harga
MS1 : Produksi terbesar ke-1 Pf : Harga tingkat pedagang
MS2 : Produksi terbesar ke-2 Pr : Harga tingkat petani
296
Tiara Adi Kusumah / Economics Development Analysis Journal 7 (3) (2018)
Berdasarkan tabel 2 hasil analisis regresi petani berubah sebesar 1,017. Dilihat dari
sederhana diperoleh koefisien regresi b1 sebesar koefisien determinasi (R2), respon harga cabai
1,120 nilai koefisien regresi b1 ini menunjukkan merah di tingkat petani karena perubahan harga
nilai elastisitas transmisi harga yang bersifat ditingkat pedagang adalah sebesar 0,772 berarti
(elastis). Diperoleh nilai elastisitas transmisi 77,0 % variasi harga di tingkat petani
harga lebih besar dari satu (Et>1) dapat diartikan dipengaruhi oleh variasi harga di tingkat
bahwa perubahan harga sebesar 1% di tingkat pedagang, sedangkan 23 % dipengaruhi oleh
pedagang pengecer akan mengakibatkan variabel lainnya.
perubahan harga lebih besar dari 1,120 di tingkat
petani. Hal ini menunjukan bahwa kepekaan Kabupaten B rebes
perubahahan harga di tingkat petani lebih besar Analisis elastisitas transmisi harga
dari pada perubahan harga ditingkat pedagang.
digunakan untuk mengetahui persentasi
Indikasi ini menunjukan bahwa di dalam
perubahan harga ditingkat produsen akibat
pemasaran cabai merah di Kabupaten Magelang,
perubahan harga ditingkat pedagang, dengan
pedagang dan lembaga pemasaran cukup
digunakan model ln Pf = b0 + b1 ln Pr. Sudiyono
kompetitif dalam membeli cabai merah dari
dalam suharyanto (2005) menyatakan bahwa
petani. Sesuai dengan struktur pasar yang
pada umumnya nilai elastisitas transmisi ini lebih
dihadapinya yaitu oligopsony ketat.
kecil daripada satu, artinya volume dan harga
Kabupaten Temanggung input konstan maka perubahan nisbi harga
Analisis elastisitas transmisi harga ditingkat pengecer tidak akan melebihi
digunakan untuk mengetahui apakah perubahan perubahan nisbi harga ditingkat petani. Adapun
harga cabai merah di tingkat pedagang pengecer hasil estimasinya dapat dilihat pada tabel 4.
ditransmisikan dengan baik kepada petani cabai
merah di Kabupaten Temanggung. Berdasarkan Tabel 4. Analisis Elastisitas Transmisi Harga
Pemasaran Cabai Merah di Kabupaten Brebes
perhitungan yang dilakukan, hasil estimasinya
Variabel Bebas Koefisien
sebagai berikut.
Regresi
Harga Pedagang 0,837
Tabel 3. Analisis Regresi Elastisitas Transmisi Konstanta 0,628
Harga Pemasaran Cabai Merah di Kabupaten R2 0,679
Temanggung DW 1,972
Variabel Bebas Koefisien
Regresi
Berdasarkan tabel 4 hasil perhitungan
Harga Pedagang 1,017
terlihat bahwa nilai elastisitas transmisi harga
Konstanta -,204 dari pedagang ke petani sebesar 0,837. Nilai
2
R 0,772 elastisitas transmisi harga bernilai 0,837 E<1
DW 2,274 (inelastis) menunjukkan bahwa apabila terjadi
perubahan harga cabai merah ditingkat pedagang
Berdasarkan tabel 3 hasil analisis regresi pengecer sebesar 1% maka harga ditingkat petani
sederhana di atas, maka elastisitas transmisi akan berubah sebesar 0,837% dalam hubungan
harga antara petani dengan pedagang pengecer yang searah. Nilai 0,837 % kurang dari angka 1%
adalah sebesar koefisien regresi yaitu Et = 1,017 maka dapat dinyatakan bahwa perubahan-
> 1 (elastis). Jadi nilai Et sebesar 1,017 (lebih perubahan harga ditingkat pedagang tidak
besar dari satu) menunjukkan bahwa perubahan ditransmisikan dengan baik ke harga ditingkat
harga ditingkat produsen lebih besar dari petani. Dari angka elastisitas transmisi harga
pedagang. pedagang lemah sehingga. Bila terjadi kurang dari 1% maka dapat dinyatakan bahwa
perubahan harga cabai merah ditingkat pedagang kepekaan perubahan harga ditingkat petani lebih
sebesar 1 %, maka harga cabai merah di tingkat kecil dari pada perubahan harga ditingkat
pedagang.
298
Tiara Adi Kusumah / Economics Development Analysis Journal 7 (3) (2018)
konsentrasi yang, semakin mudah pedagang khususnya petani yang berada di daerah yang
mempengarui petani. Kondisi ini di maknai jauh dari pusat kota atau pasar, mengingat
semakin besar kekuatan yang dimiliki oleh sebagian petani tidak mempunyai kendaraan
pedagang terhadap petani sebagai produsen. untuk mengangkut produksinya menuju pasar.
Ketika petani mulai terpedaya oleh pedagang Dalam hal finansial pedagang tentunya lebih
maka pedagang dengan leluasa dalam unggul dibanding petani sehingga petani tak
menentukan tingkat harga terhadap produk yang jarang meminjam uang untuk modal kepada
dihasilkan petani. Hal ini tentunya sangat pedagang, maka dari itu petani tidak mempunyai
merugikan petani yang sudah susah payah pilihan lain untuk menjalin hubungan dengan
menanam dan merawat cabai merah tersebut. pedagang demi berlangsungnya kegiatan cocok
pasar persaingan yang berbentuk oligopsoni tanamnya. Meskipun tak jarang sistem ijon
tentunya merugikan petani. Petani tidak sering di hadapi oleh para petani. Sistem ijon
mempunyai pilihan lain selain menjual juga menjadi salah satu kendala bagi petani.
produksinya dengan harga yang rendah kepada Petani harus menjual produk sebelum masa
pedagang karena petani biasanya sudah terjalin panen, ini dilakukan karena kebutuhan jangka
kontrak dengan pedagang. pendek mereka yang harus dipenuhi seperti harus
Konsekuensi yang dihadapi petani sebagai menyekolahkan anak-anak dan memenuhi
produsen adalah menempati posisi tawar lemah kebutuan sehari-hari. Dengan sistem ijon ini
dalam proses penentuan harga. Petani harus petani tentunya tidak bisa berperan dalam
menghadapi harga jual yang rendah dan menentukan harga karena mereka berpikir
berhadapan dengan pilihan sulit, jika tidak bahwa harga telah ditentukan oleh pedagang,
menjual produknya, petani akan rugi dan tidak sehingga mereka harus menerima harga yang
mempunyai modal untuk musim tanam diberikan, petani masih jauh dari kata sejahtera,
selanjutnya atau bahkan petani tidak mempunyai petani seperti hanya menjadi mesin penghasil
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari- bahan pangan. Padahal yang mempunyai resiko
hari. sangat tinggi itu adalah petani, Ketika terjadi
Pedagang mempunyai kemampuan serangan hama, pengaruh cuaca dan terjadi
menekan petani dalam hal menentukan harga bencana, petani yang rugi. Sementara yang
komoditas, tapi kenyataannya petani begitu untung tetap mereka para pedagang dan
dekat dengan mereka, pedagang adalah tengkulak. Ketika terjadi serangan hama,
penguasa pasar sebenarnya di lapangan. pengaruh cuaca dan terjadi bencana, petani yang
Terkadang, pedagang merangkap juga petani rugi. Sementara yang untung tetap mereka para
produktif namun memiliki kemampuan pedagang dan tengkulak. Melimpahnya produksi
kewirausahaan lebih baik dibandingkan petani seharusnya akan berpengaruh terhadap
lain di daerahnya. Keterikatan petani pada keuntungan yang akan diterima petani, namun
pedagang dalam menjual hasil usahatani pada kenyataanya produksi yang melimpah
membuat petani selalu kalah dan tidak berdaya hanya akan menghadapi tekanan harga yang
di pasar. rendah. Keuntungan yang diterima tidak
Petani tidak bisa menjadi penentu harga sebanding dengan biaya produksi petani dari
karena adanya keterikatan antara petani dan awal tanam sampai panen. Penghasilan yang tak
pedagang dalam kegiatannya, kebutuhan yang layak sering kali membuat petani menjual
mendesak membuat petani mau tidak mau harus lahannya. Profesi petani tidak lagi dianggap
menerima harga dari para pedagang perantara. sebagai profesi yang menjanjikan yang
Adanya ketergantungan petani terhadap menyejahterakan petani, tidak salah jika generasi
pedagang menjadi bukti bahwa pedagang muda pun sudah jarang yang berminat menjadi
memiliki pengaruh yang kuat. Peran pedagang petani.
tidak dipungkiri dibutuhkan oleh para petani,
300
Tiara Adi Kusumah / Economics Development Analysis Journal 7 (3) (2018)
Elastisitas Transmisi Harga Cabai Magelang sehingga petani mampu menutupi biaya selama
proses bertaninya. (Prayitno dkk, 2013)
Komoditas pertanian khususnya cabai
merah selalu mengalami perubahan, masalahnya Elastisitas Transmisi Harga Temanggung
adalah apabila semakin besar margin pemasaran
Saat ini terjadi perubahan orientasi dalam
maka akibatnya adalah bagian harga yang
kegiatan pertanian, dari pertanian yang
diterima oleh produsen adalah semakin kecil dan
berorientasi kepada produksi menuju pertanian
mengindikasikan bahwa sistem pemasaran yang
yang berorientasi pasar. Perubahan orientasi
tidak efisien atau tidak terjadi keterpaduan pasar
tersebut sampai saat ini masih menemui berbagai
dan mengindikasikan rendahnya balas jasa atau
kendala salah satunya adalah bargaining power
bagian harga yang diterima oleh petani, hal
petani yang rendah yang diakibatkan
tersebut sesuai dengan yang dinyatakan oleh
dikuasainya kendali pemasaran oleh pelaku
Rahayu (2009), yang mengemukakan bahwa
pemasaran (Direktorat Jendral Pemasaran,
yang menyebabkan tidak efisiennya pemasaran
2006). Berhasilnya kegiatan usaha tani tidak
produk pertanian adalah karena rendahnya
akan mendorong kesejahteraan petani apabila
tingkat balas jasa yang diterima oleh petani atau
tidak didukung oleh pemasaran yang baik.
bagian harga yang diterima oleh petani, selain itu
Menurut dalam konsep agribisnis, pasar harus
lemahnya posisi petani disebabkan oleh posisi
ditempatkan pada ururan terdepan. Pemasaran
tawar yang rendah akibat over supply yang sering
merupakan salah satu subsistem penting dalam
terjadi pada panen raya sehingga menyebabkan
sistem agribisnis, pemasaran yang efisien akan
rendahnya harga yang diterima petani.
meningkatkan kinerja usaha tani, akan tetapi
Hasil penelitian menunjukan bahwa
sebaliknya apabila tidak efisien maka akan
pemasaran cabai merah bersifat elastis.
menurunkan kinerja usahatani tersebut. Sebagai
Elastisitas transmisi cabe merah sebesar 1,120
komoditas pertanian, harga beberapa produk
artinya perubahan harga sebesar 1% di tingkat
sayuran selalu mengalami mengalami fluktuasi
pedagang akan mengakibatkan perubahan harga
yang biasanya diluar kendali petani. Fluktuasi
sebesar 1,120 di tingkat petani. Selain
harga sayuran pada umumnya lebih tinggi
menunjukkan besarnya perubahan harga
dibanding buah, padi dan palawija dengan kata
ditingkat petani dan pedagang, nilai elastisitas
lain ketidakseimbangan antara volume pasokan
transmisi harga juga dapat menyatakan tingkat
dan kebutuhan konsumen lebih sering terjadi
kompetisi suatu pasar, penampakan atau struktur
pada sayuran (Irawan, 2007). Harga produk
pasar yang terbentuk. Nilai elastisitas transmisi
pertanian tergolong sangat fluktuatif dengan
harga sebesar 1,120 (lebih besar dari satu)
rentang tingkat harga yang sangat lebar, apalagi
mengindikasikan bahwa yang artinya kepekaan
setelah dikaitkan dengan future trading. Pada
perubahan harga di tingkat petani lebih besar dari
waktu tertentu, seperti musim panen dan musim
pada perubahan harga di tingkat pedagang, pasar
hujan harganya bisa sangat rendah namun pada
yang dihadapi adalah pasar tidak sempurna.
saat yang lain bisa sangat tinggi. Harga yang
Kondisi ini tentunya sedikit menguntungkan
sangat fluktuatif secara teoritis akan menyulitkan
petani sebagai produsen, hal ini terjadi karena
prediksi bisnis, baik perhitungan laba rugi
Kabupaten Magelang memiliki jumlah prduksi
maupun manajemen resiko.
terbesar di Jawa Tengah, Produksi merupakan
Berdasarkan hasil analisis maka dapat
salah satu faktor pendukung agar petani
dikatakan bahwa elastisitas transmisi harga cabai
mempunyai posisi tawar yang lebih baik, jumlah
merah sebesar 1,017>1 atau E>1. Hal ini
produksi yang cukup tinggi kan meningkatkan
menunjukan bahwa transmisi harga diteruskan
harga jual cabai merah, terutama pada saat-saat
dengan baik oleh pedagang. Hal ini dikarenakan
pasokan cabai merah sedang langka dipasaran.
petani dalam menjual produknya kepada
peningkatan produksi akan berdampak baik
pedagang langganannya, petani yang telah lama
terhadap pendapatan yang diterima petani,
berlangganan baik dengan pedagang akan lebih
302
Tiara Adi Kusumah / Economics Development Analysis Journal 7 (3) (2018)
akrab sehingga saat menjual produk usaha Petani selaku produsen yang berada
taninya akan terjadi tawar menawar dan ditingkat paling bawah hanya bisa menerima
pedagang akan bertindak lebih bijaksana dalam harga yang diberikan dari pedagang pengumpul
menetapkan harga dengan langganan. Petani desa. Sebaliknya jika terjadi penurunan harga,
telah menjalin hubungan baik dengan pedagang petani merupakan lembaga yang pertama
sehingga hubungan ini nantinya akan merasakan penurunan harga yang terjadi. Pada
memberikan pengaruh pada harga jual cabai di dasarnya dengan kekuatan oligopsoni kenaikan
tingkat petani. Hal ini menunjukkan bahwa harga ditingkat ditingkat petani relatif kecil dari
pedagang membeli produk petani secara pada tingkat pengecer akibat perilaku pedagang
kompetitif. (Rindayanti dkk, 2010). yang berusaha memaksimumkan keuntungan
Harga jual cabai pada petani yang sudah dengan memberikan informasi harga yang tidak
berlanggan akan lebih tinggi jika dibandingkan sempurna untuk menekan harga beli dari petani
petani yang tidak berlanggan. Kondisi ini juga (Irawan, 2007).
sebenarnya ada sisi tidak baiknya nya karena Berdasarkan hasil peelitian transmisi
petani hanya melakukan transaksi dengan satu harga dari tingkat pengecer kepada petani hanya
pedagang saja dan tidak berhubungan dengan sebesar 0,837 atau E<1 yang berarti bahwa
pedagang lain meskipun menawarkan harga apabila terjadi perubahan harga cabai merah
yang lumayan tinggi, kondisi ini membuktikan ditingkat pedagang pengepul sebesar 1% maka
bahwa dengan berlangggan menjadikan salah harga ditingkat petani akan berubah sebesar
satu penyebab kedekatan antara petani dan 0,837%, dari angka elastisitas transmisi harga
pedagang, sehingga pedagang ada perasaan tidak kurang dari 1% maka dapat dikatakan bahwa
tega untuk menekan harga cabai pada petani. kepekaan perubahan harga ditingkat petani lebih
kecil dari pada perubahan harga ditingkat
Elastisitas Transmisi Harga B rebes
pedagang. Hal ini di pengaruhi oleh adanya
pemasaran komoditas cabai merah kekuatan oligopsoni dari pedagang sehingga
transmisi dari harga dari pasar pengecer ke mereka mengendalikan harga beli dari petani
produsen yang relatif rendah merupakan salah atas harga tingkat produsen. Akibatnya posisi
satu indikator yang mencerminkan adanya tawar petani yang lemah terkait dengan berbagai
kekuatan monopoli/oligopsoni pada pedagang. kendala yang dihadapi maka proses transmisi
Hal ini karena pedagang yang memiliki kekuatan harga tersebut bersifat asimetri dimana
monopoli atau oligopsoni dapat mengendalikan penurunan harga diteruskan kepada petani
harga beli dari petani sehingga walaupun harga secara cepat dan sempurna, sedangkan kenaikan
ditingkat konsumen relatif tetap tetapi pedagang harga diteruskan kepada petani secara lambat
dapat menekan harga beli dari petani untuk dan tidak sempurna.
memaksimumkan keuntungannya. Begitu pula Konsekuensinya petani sering mengalami
bila terjadi kenaikan harga ditingkat konsumen harga dan ketidakpastian pendapatan petani
maka pedagang tidak meneruskan kenaikan relatif tinggi, akibat fluktuasi harga yang tinggi
harga tersebut pada petani secara sempurna, apalagi dalam komoditas cabai merah yang
dengan kata lain kenaikan harga yang diterima merupakan tanaman musiman dan kuantitasnya
petani lebih rendah dari pada kenaikan harga bersifat fluktuatif. Singh dalam made ayu (2016)
ditingkat pengecer. Bentuk transmisi harga ini mengatakan bahwa fluktuasi harga yang tinggi di
tidak menguntungkan bagi petani cabai merah sektor pertanian merupakan suatu fenomena
karena kenaikan harga yang terjadi ditingkat yang umum akibat ketidakstabilan
pengecer tidak sepenuhnya dinikmati oleh (inherentinstability) pada sisi penawaran. Hal ini
petani. Walupun kenaikan harga tersebut berarti harga hasil pertanian disebabkan oleh
diteruskan, tetapi dilakukan secara lambat dan sifat alami dari produksi pertanian, yaitu dalam
tidak sempurna. Begitu juga seterusnya hingga jangka pendek tidak dapat merespon tambahan
sampai pada petani. permintaan atau tidak dapat mengurangi
303
Tiara Adi Kusumah / Economics Development Analysis Journal 7 (3) (2018)
304