Anda di halaman 1dari 11

Economics Development Analysis Journal 7 (3) (2018)

Economics Development Analysis Journal


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj

Elastisitas Transmisi Harga Komoditas Cabai Merah di Jawa Tengah

Tiara Adi Kusumah

Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang

Article Abstrak
Information ___________________________________________________________________
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) struktur pasar produksi cabai merah di Jawa Tengah.
________________
Hisrtory of Article (2) Menganalisis elastisitas transmisi harga cabai merah ditingkat petani dan tingkat pedagang di
Kabupaten Magelang, Temanggung dan Brebes. Alat analisis yang digunakan adalah analisis rasio
Diterima April 2018
Disetujui Juni 2018 konsentrasi (CRn) dan analisis elastisitas transmisi harga (Et) digunakan regresi linear sederhana.
Dipublikasikan Agustus Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Struktur pasar produksi yang terbentuk di jawa tengah
2018 secara umum bersifat oligopsoni ketat. (2) Hasil elastisitas transmisi harga disimpulkan bahwa di
Kabupaten Magelang, Temanggung bersifat elastis (E>1). Sedangkan Brebes bersifat inelastis (E<1)
________________ yang artinya kepekaan perubahan harga di tingkat petani lebih kecil dari pada perubahan harga di
Keywords:
tingkat pedagang. Petani sebagai produsen belum menerima harga yang baik yang dibayarkan oleh
Struktur Pasar, Elastisitas
pedagang. Petani seharusnya lebih mengikuti perkembangan harga dipasar, sehingga petani dapat
Transmisi Harga
mengambil harga yang menguntungkan dari fluktuasi harga yang terjadi di pasar.
__________________

Abstract
________________________________________________________________
This study aims to determine: (1) market structure of red chilli production in Central Java. (2) Analyzing the
transmission elasticity of red pepper price at farmer level and merchant level in Magelang, Temanggung and
Brebes districts. Analyzer used is ratio concentration analysis (CRn) and analysis of price transmission elasticity
(Et) used simple linear regression. The results showed that (1) The structure of the production market thatwas
formed in central Java was generally strictly oligopsoni. (2) The result of price transmission elasticityconcluded
that in Magelang District Temanggung is elastic (E> 1). While Brebes is inelastic (E <1) which means the
sensitivity of price changes at the farm level is smaller than the price change at the merchant level. Farmers as
producers have not received a good price paid by traders. Farmers should keep abreast of market prices,sofarmers
can take advantageous prices of market price fluctuations.

© 2018, Universitas Negeri Semarang


 Alamat Korespondensi : ISSN 2252-6965
Ruang Jurnal Gedung L FE UNNES, Sekaran Gunungpati
Semarang, 50229, Indonesia
E-mail: tiaraadikusumah@yahoo.co.id

294
Tiara Adi Kusumah / Economics Development Analysis Journal 7 (3) (2018)

PENDAHULUAN yang menyatakan jatuhnya harga pada tahun


sebelumnya akan diikuti dengan penurunan luas
Cabai merupakan komoditas unggulan
areal dan produksi. Cabai merah merupakan
holtikultura yang dibudidayakan,
salah satu komoditas holtikultura yang memiliki
dikembangkan, dan dikonsumsi oleh masyarakat
fluktuasi dan sensitivitas harga yang tinggi.
luas untuk pemenuhan kebutuhan. Salah satu
Fluktuasi harga cabai tentunya sangat merugikan
komoditas yang potensial untuk dikembangkan
petani dan konsumen, karena Kenaikan harga
adalah komoditas cabai merah (Dirjen
cabai belum tentu dinikmati oleh petani. Hal ini
Hortikultura). Pengembangan cabai merah
di karenakan adanya margin harga antara petani
sangat potensial ke depannya baik dalam bentuk
dan konsumen.
usaha tani (on-farm) maupun dalam bentuk
usaha di luar usaha tani (off-farm). Irawan (2007) M argin Harga Cabai Produsen -
menjelaskan bahwa pengembangan hortikultura Konsumen (Rp/Kg) 2016
pada umumnya lebih banyak dijumpai pada 40,000
aspek off-farm yaitu penanganan pasca panen
20,000
dan pemasaran dikarenakan karakteristiknya
yang cepat rusak (perishable). Oleh karena itu 0

Nov
Feb

Sep
Ja n

Okt
Ma r
Apri l

Juni
Jul i
Agus

Des
Mei
kebijakan pembangunan pertanian yang hanya
difokuskan pada aspek produksi atau usaha tani
belum mampu mendorong pertumbuhan secara Gambar 1. Margin Harga
Sumber : Badan pusat statistik
berkelanjutan selama permasalahan off-farm
belum dapat diatasi. Permasalahan off-farm yang
Adanya perbedaan perbedaan harga atau
sering terjadi pada sayuran khususnya pada cabai
selisih harga yang dibayar konsumen dengan
merah adalah harga.
harga yang diterima petani produsen
Menurut badan pusat statistik, Jawa
menggambarkan bahwa harga yang di terima
Tengah merupakan salah satu provinsi penghasil
konsumen bukanlah harga yang sesungguhnya
cabai merah di Indonesia. Produksi cabai merah
petani. Agustian dkk, (2008), menyatakan bahwa
di Jawa tengah berada pada kabupaten
ketimpangan perolehan pendapatan ini
Kabupaten Magelang, Temanggung dan Brebes
disebabkan karena cukup panjangnya rantai
yang merupakan kabupaten penghasil cabai
pemasaran, sehingga pemasaran cabai merah
merah di Jawa Tengah dengan produksi dengan
dirasakan masih belum efisien. Conforti (2004)
rata-rata produksi terbesar diantara kabupaten
dalam Ruslan (2016) menjelaskan bahwa
lainnya dan memiliki kontribusi terhadap
disparitas harga dapat disebabkan oleh dua faktor
produksi Jawa Tengah. Namun produksi cabai
yaitu yang pertama adalah jalur pemasaran yang
merah di Jawa tengah masih menunjukan tren
panjang dan yang kedua adalah adanya market
yang berfluktuasi. Hal ini dikarenakan karena
power yang dimiliki oleh pedagang perantara.
faktor cuaca yang tidak mendukung, yang
Yustiningsih (2012) menyatakan bahwa market
berpengaruh terhadap produksi cabai merah.
power yang dimiliki oleh pedagang akan
Kondisi ini juga merupakan dampak dari adanya
menyebabkan semakin tingginya margin
harga cabai merah yang tidak pasti dari musim
distribusi dan transmisi harga yang tidak simetris
ke musim, kondisi yang menjadikan petani cabai
dan menunjukan bahwa pasar yang dihadapi
merah sering mengalami kegelisahan saat
pasar yang terkonsentrasi dan menunjukan
musim tanam cabai tiba. Ketika harga pada
bahwa power yang dimiliki oleh pedagang bisa
musim sebelumnya turun maka akan
menetapkan harga untuk memaksimalkan
mempengaruhi psikologis petani pada masa
keuntungannya. Adanya permasalahan harga
tanam berikutnya, hal ini sesuai dengan
yaitu fluktuasi harga pada
pernyataan Arifien dalam (Jannah dkk, 2015)

295
Tiara Adi Kusumah / Economics Development Analysis Journal 7 (3) (2018)

MS3 : Produksi terbesar ke-3


komoditi cabai merah maka untuk itu akan MSi : Seluruh produksi yang ada
diangkat sebagai sebuah penelitian. Harga yang Untuk Pedagang
baik tentunya menjadi suatu harapan bagi petani, 𝑀𝑆1 + 𝑀𝑆2 + 𝑀𝑆3
dan menjadi faktor yang memberi semangat petani 𝐶𝑅𝑛 = 𝑥 100%
𝑀𝑆𝑖
untuk kegiatan bertani. Oleh karena itu, penelitian
ini bertujuan untuk mengkaji Struktur Pasar Keterangan :
komoditas cabai merah dan elastisitas trasnmisi MS1 : Pembelian pedagang ke-1
harga yang terjadi antara petani dan pedagang. MS2 : Pembelian pedagang ke-2
MS3 : Pembelian pedagang ke-3
METODE PENELITIAN MSi : Total pembelian

Jenis data yang digunakan dalam Nilai CR3 akan menunjukan presentase
penelitian ini adalah data sekunder, dimana data output pasar yang dihasilkan oleh tiga produksi
yang diperoleh diwujudkan dalam bentuk angka. terbesar di di Jawa Tengah. Semakin besar nilai
Penelitian ini menggunakan data data produksi rasio konsentrasi menunjukan bahwa industri
cabai merah pada tahun 2013 s.d 2016 untuk tersebut semakin terkonsentrasi dan semakin
mengetahui struktur pasar produksi dan jumlah sedikit jumlah pedagang yang berada di pasaran.
pedagang yang menyerap produksi petani. Sedangkan semakin rendah rasio konsentrasi
Sedangkan untuk menganalisis elastisitas menunjukan pasar bersaingan yang lebih
transmisi harga digunakan data harga petani dan kompetitif dikarenakan tidak ada pedagang
harga pengecer pada bulan Juni 2016 s.d Januari secara signifikan yang menguasai pasar.
2017. Data runtut waktu (time series) adalah data
Elastisitas Transmisi harga
yang secara kronologis disusun menurut waktu
Untuk menganalisis transmisi harga
pada satu variabel tertentu.
antara petani dan pedagang dilakukan dengan
Metode yang digunakan untuk
menggunakan Analisis elastisitas transmisi
menganalisis struktur pasar cabai merah dan
harga. Analisis elastisitas transmisi harga adalah
transmisi harga antara produsen dan pedagang
analisis yang menggambarkan sejauh mana
digunakan pengkuran konsentrasi rasio dan
dampak perubahan harga suatu barang di satu
Analisis elastisitas transmisi harga melalui
tempat atau tingkatan terhadap perubahan harga
program SPSS 23.0 for windowsdan digunakan
barang itu di tempat atau tingkatan lain. Untuk
beberapa model analisis kuantitatif, yaitu :
mengetahui besarnya elastisitas transmisi harga
Rasio konsentrasi (CR) (Eth) digunakan persamaan dengan
menghubungkan antara harga di tingkat
Untuk melihat struktur pasar cabai merah,
produsen (Pf) dan harga ditingkat pengecer (Pr).
akan dilakukan pengukuran rasio konsentrasi
Transmisi harga diukur melalui regresi
pasar yang didefinisikan sebagai jumlah dan
sederhana di antara dua harga pada dua tingkat
ukuran distribusi penjual dan pembeli dalam
pasar, kemudian dihitung. Secara matematis
pasar, semakin tinggi nilai konsentrasi rasionya,
elastisitas transmisi harga (Et) dapat dituliskan
maka kemungkinan pasar semakin tidak
sebagai :
kompetitif. Pengukuran konsentrasi rasio
Pf = b0 + b1 Pr
dilakukan dengan rumus sebagai berikut:
Ditransformasikan dalam bentuk linear menjadi
Untuk Petani
:
𝑀𝑆1+𝑀𝑆2+𝑀𝑆3 Ln Pf = ln b0 + b1 ln Pr
CRn= 𝑥 100% Dimana : b0 : intersep
𝑀𝑆𝑖
Keterangan: b1 : Koefisien elastisitas transmisi harga
MS1 : Produksi terbesar ke-1 Pf : Harga tingkat pedagang
MS2 : Produksi terbesar ke-2 Pr : Harga tingkat petani
296
Tiara Adi Kusumah / Economics Development Analysis Journal 7 (3) (2018)

Kriteria pengukuran analisis elastisitas transmisi Tabel 1. Tingkat Rasio Konsentrasi


harga : Kabupaten Petani Pedagang
Et =1, maka laju perubahan harga ditingkat
produsen sama dengan laju perubahan harga di Magelang 56% 76%
tingkat pedagang. Temanggung 42% 67%
Et <1, maka laju perubahan harga ditingkat Brebes 63% 66%
pedagang lebih kecil dibandingkan dengan laju
perubahan harga di tingkat produsen. Berdasarkan hasil analisis pada tabel 1
terlihat bahwa struktur pasar yang terjadi dalam
Et >1, maka laju perubahan harga ditingkat
pasar cabai merah di Kabupaten Magelang dan
pedagang lebih besar dibandingkan dengan laju
Temanggung bersifat oligopsoni ketat dengan
perubahan harga ditingkat produsen.
rata-rata nilai konsentrasi rasio petani sebesar
53% dan pedagang sebesar 69%.
HASIL DAN PEMB AHASAN
Elastisitas Transmisi Harga Cabai Merah di
Analisis Rasio Konsentrasi Produksi Cabai Kabupaten Magelang, Temanggung dan B rebes
Merah Jawa Tengah
Analisis elastisitas transmisi harga
Permasalahan yang terjadi pada petani digunakan untuk mengetahui presentasi
cabai merah adalah rendahnya harga yang perubahan harga ditingkat petani akibat
diperoleh petani tidak sebanding dengan harga perubahan harga di tingkat pedagang melalui
yang diperoleh oleh para pedagang. Walaupun nilai elastisitas transmisi harga. Nilai ini
cabai merah merupakan komoditi yang cukup menunjukan rasio perubahan relatif harga di
menjanjikan hasilnya, namun perannya dalam tingkat petani dengan perubahan harga di tingkat
meningkatkan kesejahteraan petani belum pedagang. Pengertian ini erat kaitannya dengan
signifikan. anggapan bahwa marjin harga merupakan akibat
Masalah mendasar yang dihadapi oleh adanya permintaan turunan dari pedagang
petani adalah menghadapi pasar yang sudah kepada petani sebagai produsen. Adapun hasil
terkonsentrasi oleh pedagang, dikarenakan estimasinya sebagai berikut:
jumlah pedagang lebih sedikit dari pada
Kabupaten Magelang
pedagang sehingga petani yang jumlah lebih
banyak memiliki ketergantungan terhadap Tabel 2. Analisis Regresi Elastisitas Transmisi
pedagang. Menururt Prasetyo (2010) Harga Pemasaran Cabai Merah di Kabupaten
pengukuran konsentrasi (CRn) bertujuan untuk Magelang
mengetahui ciri-ciri struktur pasar, analisis Variabel Bebas Koefisien Regresi
struktur pasar bisa dilihat menggunakan Harga Pedagang 1,120
pendekatan rasio konsentrasi, semakini tinggi Konstanta -1,399
nilai konsentrasinya maka pasar tersebut 2
R 0,99
cenderung berbentuk pasar persaingan yang
tidak sempurna atau oligopoli/oligopsoni. DW 1,520
Berdasarkan hasil analisis CR3 Provinsi
Jawa Tengah yang meliputi Kabupaten Analisis elastisitas transmisi harga
Magelang, Temanggung dan brebes diperoleh digunakan untuk mengetahui respon harga cabai
nilai rata-rata konsentrasi rasio nya sebesar 69 % merah ditingkat petani karena perubahan harga
yang menunjukan bahwa struktur pasar yang ditingkat pedagang Pengecer. Elstisitas transmisi
terjadi dalam pasar cabai merah di Jawa Tengah harga dapat dilihat dari hasil regresi linier
bersifat oligopsoni ketat, kemudian untuk hasil sederhana, untuk mengetahui hasil analisis
analisis konsentrasi rasio Kabupaten Magelang, regresi linear sederhana digunakan program
Temanggung dan Brebes bisa dilihat pada tabel Komputer SPSS 23. Hasil elastisitas transmisi
1. harga dapat dilihat pada Tabel 2.
297
Tiara Adi Kusumah / Economics Development Analysis Journal 7 (3) (2018)

Berdasarkan tabel 2 hasil analisis regresi petani berubah sebesar 1,017. Dilihat dari
sederhana diperoleh koefisien regresi b1 sebesar koefisien determinasi (R2), respon harga cabai
1,120 nilai koefisien regresi b1 ini menunjukkan merah di tingkat petani karena perubahan harga
nilai elastisitas transmisi harga yang bersifat ditingkat pedagang adalah sebesar 0,772 berarti
(elastis). Diperoleh nilai elastisitas transmisi 77,0 % variasi harga di tingkat petani
harga lebih besar dari satu (Et>1) dapat diartikan dipengaruhi oleh variasi harga di tingkat
bahwa perubahan harga sebesar 1% di tingkat pedagang, sedangkan 23 % dipengaruhi oleh
pedagang pengecer akan mengakibatkan variabel lainnya.
perubahan harga lebih besar dari 1,120 di tingkat
petani. Hal ini menunjukan bahwa kepekaan Kabupaten B rebes
perubahahan harga di tingkat petani lebih besar Analisis elastisitas transmisi harga
dari pada perubahan harga ditingkat pedagang.
digunakan untuk mengetahui persentasi
Indikasi ini menunjukan bahwa di dalam
perubahan harga ditingkat produsen akibat
pemasaran cabai merah di Kabupaten Magelang,
perubahan harga ditingkat pedagang, dengan
pedagang dan lembaga pemasaran cukup
digunakan model ln Pf = b0 + b1 ln Pr. Sudiyono
kompetitif dalam membeli cabai merah dari
dalam suharyanto (2005) menyatakan bahwa
petani. Sesuai dengan struktur pasar yang
pada umumnya nilai elastisitas transmisi ini lebih
dihadapinya yaitu oligopsony ketat.
kecil daripada satu, artinya volume dan harga
Kabupaten Temanggung input konstan maka perubahan nisbi harga
Analisis elastisitas transmisi harga ditingkat pengecer tidak akan melebihi
digunakan untuk mengetahui apakah perubahan perubahan nisbi harga ditingkat petani. Adapun
harga cabai merah di tingkat pedagang pengecer hasil estimasinya dapat dilihat pada tabel 4.
ditransmisikan dengan baik kepada petani cabai
merah di Kabupaten Temanggung. Berdasarkan Tabel 4. Analisis Elastisitas Transmisi Harga
Pemasaran Cabai Merah di Kabupaten Brebes
perhitungan yang dilakukan, hasil estimasinya
Variabel Bebas Koefisien
sebagai berikut.
Regresi
Harga Pedagang 0,837
Tabel 3. Analisis Regresi Elastisitas Transmisi Konstanta 0,628
Harga Pemasaran Cabai Merah di Kabupaten R2 0,679
Temanggung DW 1,972
Variabel Bebas Koefisien
Regresi
Berdasarkan tabel 4 hasil perhitungan
Harga Pedagang 1,017
terlihat bahwa nilai elastisitas transmisi harga
Konstanta -,204 dari pedagang ke petani sebesar 0,837. Nilai
2
R 0,772 elastisitas transmisi harga bernilai 0,837 E<1
DW 2,274 (inelastis) menunjukkan bahwa apabila terjadi
perubahan harga cabai merah ditingkat pedagang
Berdasarkan tabel 3 hasil analisis regresi pengecer sebesar 1% maka harga ditingkat petani
sederhana di atas, maka elastisitas transmisi akan berubah sebesar 0,837% dalam hubungan
harga antara petani dengan pedagang pengecer yang searah. Nilai 0,837 % kurang dari angka 1%
adalah sebesar koefisien regresi yaitu Et = 1,017 maka dapat dinyatakan bahwa perubahan-
> 1 (elastis). Jadi nilai Et sebesar 1,017 (lebih perubahan harga ditingkat pedagang tidak
besar dari satu) menunjukkan bahwa perubahan ditransmisikan dengan baik ke harga ditingkat
harga ditingkat produsen lebih besar dari petani. Dari angka elastisitas transmisi harga
pedagang. pedagang lemah sehingga. Bila terjadi kurang dari 1% maka dapat dinyatakan bahwa
perubahan harga cabai merah ditingkat pedagang kepekaan perubahan harga ditingkat petani lebih
sebesar 1 %, maka harga cabai merah di tingkat kecil dari pada perubahan harga ditingkat
pedagang.
298
Tiara Adi Kusumah / Economics Development Analysis Journal 7 (3) (2018)

HASIL DAN PEMB AHASAN Struktur pasar tersebut selanjutnya berpengaruh


terhadap kekuatan dari para perusahaan di
Analisis Rasio Konsentrasi Produksi Cabai dalamnya untuk mempengaruhi pasar.
Merah di Jawa Tengah Sedangkan kasus pada komoditas cabai merah
Konsentrasi merupakan kombinasi pangsa pada kondisi pasar dengan intensitas persaingan
pasar dari beberapa wilayah yang mempunyai tinggi terlihat di level petani saat panen raya.
produksi terbesar dimana mereka menyadari Homogenitas dan melimpahnya cabai
adanya saling ketergantungan. Analisis struktur merah di pasaran menyebabkan petani tidak
pasar pada pembahasan ini adalah dengan mempunyai kekuatan untuk menetapkan harga,
menggunakan rasio konsentrasi dilakukan pada sehingga petani terpaksa menjadi price taker.
tiga wilayah yang mempunyai produksi cabai Sebaliknya pada level pedagang yang jumlahnya
merah terbesar (CR3). Prasetyo (2010) lebih sedikit akan cenderung memiliki kekuatan
menyatakan bahwa penggabungan empat atau untuk mempengaruhi harga. Bahkan seringkali
lebih wilayah produksi yang memiliki pangsa pedagang membentuk kartel dengan membuat
pasar 60 sampai 100% menghasilkan struktur kesepakatan harga di pasar. Petani juga
pasar yang bersifat oligopoli ketat, dimana dihadapkan pada fungsi penawaran yang
kesepakatan diantara mereka untuk menetapkan inelastis, dimana tidak dapat menambah hasil
harga relatif mudah. Namun untuk produksinya pada saat terjadi kenaikan harga
penggabungan empat wilayah yang mempunyai cabai merah di pasaran. Fluktuasi harga yang
produksi terbesar yang memiliki pangsa pasar terjadi tidak dinikmati oleh petani. Hal ini
40% atau kurang dari pangsa pasar menghasilkan disebabkan oleh karena petani tidak bermain
struktur pasar yang bersifat oligopoli/oligopsoni langsung di pasar, kenaikan harga hanya
longgar. dinikmati oleh spekulan, tengkulak dan
Berdasarkan jumlah produksi terdapat tiga distributor. (Prajanti, 2012).
kabupaten yang memiliki produksi terbesar Berdasarkan nilai rasio konsentrasi
diantaranya Kabupaten Magelang, pedagang sebebesar 69 %, menunjukkan bahwa
Temanggung, dan Brebes. Kabupaten tersebut struktur pasar Kabupaten Magelang dan
menggambarkan dari produksi cabai merah yang Temanggung dan Brebes berbentuk oligopsoni
ada di Jawa Tengah sehingga melalui ketat, dimana pasar berbentuk pasar persaingan
pendekatan CR3 akan digunakan untuk melihat tidak sempurna dan terkonsentrasi. Pagala dkk,
presentase total output tiga wilayah produksi (2017) menyatakan bahwa pasar yang dihadapi
terbesar terhadap total output keseluruhan petani adalah pada persaingan tingkat kecil dan
produksi. Nilai rasio konsentrasi yang dimiliki terkonsentrasi. Hal ini menyebabkan pedagang
oleh pedagang memiliki nilai rata-rata sebesar sebagai penjual memiliki kemungkinan untuk
53% dan pedagang sebesar 69 %. Hal ini melakukan kesepakatan dalam mengendalikan
menunjukan bahwa ketiga produksi terbesar harga pasar dengan pedagang lainnya, pedagang
memiliki persaingan dalam pasar oligopsoni ketat. mempunyai pengaruh besar dalam pemasaran.
Sehingga pasar terkonsentrasi dan pedagang Sisfahuni dkk (2011) penelitian yang berjudul
memiliki kekuatan untuk menentukan harga. Kelembagaan Pemasaran Kakao Biji Tingkat
Prastowo (2008) menyebutkan bahwa Petani Kabupaten Parigi Moutong Provinsi
struktur pasar sangat mempengaruhi besar atau Sulawesi Tengah, menyatakan bahwa
kecilnya margin keuntungan yang dapat permasalaha yang dihadapi petani selain
ditentukan oleh beberapa kriteria yaitu (1) produktivitas yang rendah, petani juga harus
jumlah perusahaan yang beroperasi di pasar, (2) menghadapi pasar persaingan yang tidak
ada tidaknya hambatan bagi perusahaan untuk sempurna.
masuk pasar dan keluar dari pasar, dan (3) Semakin tinggi tingkat konsentrasi, akan
karakteristik produk yang diperdagangkan. semakin mudah pedagang memaksimalkan
keuntungannya. Hal ini berarti tingkat
299
Tiara Adi Kusumah / Economics Development Analysis Journal 7 (3) (2018)

konsentrasi yang, semakin mudah pedagang khususnya petani yang berada di daerah yang
mempengarui petani. Kondisi ini di maknai jauh dari pusat kota atau pasar, mengingat
semakin besar kekuatan yang dimiliki oleh sebagian petani tidak mempunyai kendaraan
pedagang terhadap petani sebagai produsen. untuk mengangkut produksinya menuju pasar.
Ketika petani mulai terpedaya oleh pedagang Dalam hal finansial pedagang tentunya lebih
maka pedagang dengan leluasa dalam unggul dibanding petani sehingga petani tak
menentukan tingkat harga terhadap produk yang jarang meminjam uang untuk modal kepada
dihasilkan petani. Hal ini tentunya sangat pedagang, maka dari itu petani tidak mempunyai
merugikan petani yang sudah susah payah pilihan lain untuk menjalin hubungan dengan
menanam dan merawat cabai merah tersebut. pedagang demi berlangsungnya kegiatan cocok
pasar persaingan yang berbentuk oligopsoni tanamnya. Meskipun tak jarang sistem ijon
tentunya merugikan petani. Petani tidak sering di hadapi oleh para petani. Sistem ijon
mempunyai pilihan lain selain menjual juga menjadi salah satu kendala bagi petani.
produksinya dengan harga yang rendah kepada Petani harus menjual produk sebelum masa
pedagang karena petani biasanya sudah terjalin panen, ini dilakukan karena kebutuhan jangka
kontrak dengan pedagang. pendek mereka yang harus dipenuhi seperti harus
Konsekuensi yang dihadapi petani sebagai menyekolahkan anak-anak dan memenuhi
produsen adalah menempati posisi tawar lemah kebutuan sehari-hari. Dengan sistem ijon ini
dalam proses penentuan harga. Petani harus petani tentunya tidak bisa berperan dalam
menghadapi harga jual yang rendah dan menentukan harga karena mereka berpikir
berhadapan dengan pilihan sulit, jika tidak bahwa harga telah ditentukan oleh pedagang,
menjual produknya, petani akan rugi dan tidak sehingga mereka harus menerima harga yang
mempunyai modal untuk musim tanam diberikan, petani masih jauh dari kata sejahtera,
selanjutnya atau bahkan petani tidak mempunyai petani seperti hanya menjadi mesin penghasil
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari- bahan pangan. Padahal yang mempunyai resiko
hari. sangat tinggi itu adalah petani, Ketika terjadi
Pedagang mempunyai kemampuan serangan hama, pengaruh cuaca dan terjadi
menekan petani dalam hal menentukan harga bencana, petani yang rugi. Sementara yang
komoditas, tapi kenyataannya petani begitu untung tetap mereka para pedagang dan
dekat dengan mereka, pedagang adalah tengkulak. Ketika terjadi serangan hama,
penguasa pasar sebenarnya di lapangan. pengaruh cuaca dan terjadi bencana, petani yang
Terkadang, pedagang merangkap juga petani rugi. Sementara yang untung tetap mereka para
produktif namun memiliki kemampuan pedagang dan tengkulak. Melimpahnya produksi
kewirausahaan lebih baik dibandingkan petani seharusnya akan berpengaruh terhadap
lain di daerahnya. Keterikatan petani pada keuntungan yang akan diterima petani, namun
pedagang dalam menjual hasil usahatani pada kenyataanya produksi yang melimpah
membuat petani selalu kalah dan tidak berdaya hanya akan menghadapi tekanan harga yang
di pasar. rendah. Keuntungan yang diterima tidak
Petani tidak bisa menjadi penentu harga sebanding dengan biaya produksi petani dari
karena adanya keterikatan antara petani dan awal tanam sampai panen. Penghasilan yang tak
pedagang dalam kegiatannya, kebutuhan yang layak sering kali membuat petani menjual
mendesak membuat petani mau tidak mau harus lahannya. Profesi petani tidak lagi dianggap
menerima harga dari para pedagang perantara. sebagai profesi yang menjanjikan yang
Adanya ketergantungan petani terhadap menyejahterakan petani, tidak salah jika generasi
pedagang menjadi bukti bahwa pedagang muda pun sudah jarang yang berminat menjadi
memiliki pengaruh yang kuat. Peran pedagang petani.
tidak dipungkiri dibutuhkan oleh para petani,

300
Tiara Adi Kusumah / Economics Development Analysis Journal 7 (3) (2018)

pertaniannya selain itu, petani yang menjual


Hambatan Masuk Pasar
langsung hasil panennya ke pusat pasar akan
Sebagian orang mungkin menganggap menemukan beberapa permasalahan, khususnya
menjadi petani merupakan pekerjaan yang di pada proses pengangkutan, dimana tidak sedikit
anggap rendah resiko dan minim kendala, petani yang tidak memiliki kendaraan untuk
namun dalam prakteknya terutama petani mengangkut hasil produksinya ke pusat
mengalami sejumlah hambatan. Hambatan yang pemasaran. ini disebabkan karena letak lokasi
pertama yaitu berasal dari karakteristik produk usaha tani antara satu petani dengan petani lain
pertanian yang mudah rusak dan bersifat berjauhan dan mereka selalu berusaha untuk
musiman. Kondisi tersebut mengakibatkan pada mencari lokasi penanaman yang sesuai dengan
saat musim panen, produksi yang dihasilkan keadaan tanah dan iklim yang cocok untuk
melimpah sehingga harga jual produk tersebut tanaman yang diusahakan.
cenderung menurun. Kondisi tersebut menyulitkan petani
Hambatan yang dihadapi selanjutnya dalam hal transportasi dan pengangkutan.
adalah minimnya informasi pasar, dalam Pengangkutan tersebut akan mengeluarkan biaya
kegiatan pemasaran cabai merah, informasi tambahan untuk transportasi. Tingginya biaya
pasar merupakan hal yang utama untuk petani, pengangkutan, serta desakan oleh banyaknya
struktur pasar oligopsoni memungkinkan petani kebutuhan yang harus dipenuhi inilah yang
kesulitan untuk memperoleh informasi, terutama kemudian akhirnya mendesak petani untuk
mengenai kondisi pasar dan perkembangan memilih menjual hasil pertaniannya melalui
harga. Harga cabai merah yang cenderung pedagang perantara.
fluktuatif membuat petani harus terus memantau Informasi pasar mengenai harga
informasi terbaru mengenai harga agar tidak komoditas sangat minim di dapatkan oleh petani,
dirugikan dalam transaksi-transaksi yang petani hanya mendapatkan informasi dari
dilakukan dengan pelaku pasar lain. sesama petani, atau dari televisi. Minimnya
Sebagaimana dinyatakan Hutabarat dkk, (2004) informasi mengenai pasar ini tentunya menjadi
petani-petani tidak memiliki informasi yang peluang bagi pedagang lebih menguasai
memadai tentang keadaan pasar dan teknologi informasi mengenai harga dan kondisi pasar dari
pascapanen dan pengolahannya untuk pada petani. Sehingga pasar bersaing dalam
menampung kelebihan pasokan sehingga pada bentuk pasar persaingan tidak sempurna
saat berikutnya mereka menyesuaikan produksi. (oligopsoni). Salah satu ciri dari pasar oligopsoni
Hal ini tentunya menjadi menjadi peluang bagi adalah langkanya informasi yang lengkap dan
pihak tertentu untuk memanfaatkan kondisi besarnya proporsi komoditas yang dibeli oleh
tersebut. hanya beberapa pedagang/pembeli saja.
Terbukanya informasi mengenai pasar Selain menghadapi masalah dari sisi
dan perkembangan harga komoditas cabai merah pemasaran, petani juga masih menghadapi
memungkinkan petani dapat melakukan masalah dari aspek SDM petani itu sendiri,
perencanaan produksi yang baik. Petani dapat faktor SDM secara langsung berdampak pada
menentukan jenis komoditi apa yang akan kemampuan meningkat atau tidaknya kapasitas
produksi, berapa volumenya serta kualitas apa lahan usaha tani. Kemampuan peningkatan
yang akan dihasilkan sesuai dengan permintaan kapasitas lahan pada akhirnya akan berdampak
pasar. Adanya informasi pasar yang memadai pada produksi komoditas, Semakin baik kualitas
dapat mengurangi terjadi kelebihan penawaran SDM akan semakin baik dalam meningkatkan
pada komoditi yang satu dan terjadinya kualitas dan kuantitas hasil pertanian, yang pada
kelebihan permintaan pada komoditi yang lain akhirnya berdampak pada produksi komoditas
pada saat bersamaan.Walaupun demikian, cabai merah dan pendapatan yang di terima
petani sangat membutuhkan peran pedagang petani.
dalam proses pendistribusian hasil-hasil
301
Tiara Adi Kusumah / Economics Development Analysis Journal 7 (3) (2018)

Elastisitas Transmisi Harga Cabai Magelang sehingga petani mampu menutupi biaya selama
proses bertaninya. (Prayitno dkk, 2013)
Komoditas pertanian khususnya cabai
merah selalu mengalami perubahan, masalahnya Elastisitas Transmisi Harga Temanggung
adalah apabila semakin besar margin pemasaran
Saat ini terjadi perubahan orientasi dalam
maka akibatnya adalah bagian harga yang
kegiatan pertanian, dari pertanian yang
diterima oleh produsen adalah semakin kecil dan
berorientasi kepada produksi menuju pertanian
mengindikasikan bahwa sistem pemasaran yang
yang berorientasi pasar. Perubahan orientasi
tidak efisien atau tidak terjadi keterpaduan pasar
tersebut sampai saat ini masih menemui berbagai
dan mengindikasikan rendahnya balas jasa atau
kendala salah satunya adalah bargaining power
bagian harga yang diterima oleh petani, hal
petani yang rendah yang diakibatkan
tersebut sesuai dengan yang dinyatakan oleh
dikuasainya kendali pemasaran oleh pelaku
Rahayu (2009), yang mengemukakan bahwa
pemasaran (Direktorat Jendral Pemasaran,
yang menyebabkan tidak efisiennya pemasaran
2006). Berhasilnya kegiatan usaha tani tidak
produk pertanian adalah karena rendahnya
akan mendorong kesejahteraan petani apabila
tingkat balas jasa yang diterima oleh petani atau
tidak didukung oleh pemasaran yang baik.
bagian harga yang diterima oleh petani, selain itu
Menurut dalam konsep agribisnis, pasar harus
lemahnya posisi petani disebabkan oleh posisi
ditempatkan pada ururan terdepan. Pemasaran
tawar yang rendah akibat over supply yang sering
merupakan salah satu subsistem penting dalam
terjadi pada panen raya sehingga menyebabkan
sistem agribisnis, pemasaran yang efisien akan
rendahnya harga yang diterima petani.
meningkatkan kinerja usaha tani, akan tetapi
Hasil penelitian menunjukan bahwa
sebaliknya apabila tidak efisien maka akan
pemasaran cabai merah bersifat elastis.
menurunkan kinerja usahatani tersebut. Sebagai
Elastisitas transmisi cabe merah sebesar 1,120
komoditas pertanian, harga beberapa produk
artinya perubahan harga sebesar 1% di tingkat
sayuran selalu mengalami mengalami fluktuasi
pedagang akan mengakibatkan perubahan harga
yang biasanya diluar kendali petani. Fluktuasi
sebesar 1,120 di tingkat petani. Selain
harga sayuran pada umumnya lebih tinggi
menunjukkan besarnya perubahan harga
dibanding buah, padi dan palawija dengan kata
ditingkat petani dan pedagang, nilai elastisitas
lain ketidakseimbangan antara volume pasokan
transmisi harga juga dapat menyatakan tingkat
dan kebutuhan konsumen lebih sering terjadi
kompetisi suatu pasar, penampakan atau struktur
pada sayuran (Irawan, 2007). Harga produk
pasar yang terbentuk. Nilai elastisitas transmisi
pertanian tergolong sangat fluktuatif dengan
harga sebesar 1,120 (lebih besar dari satu)
rentang tingkat harga yang sangat lebar, apalagi
mengindikasikan bahwa yang artinya kepekaan
setelah dikaitkan dengan future trading. Pada
perubahan harga di tingkat petani lebih besar dari
waktu tertentu, seperti musim panen dan musim
pada perubahan harga di tingkat pedagang, pasar
hujan harganya bisa sangat rendah namun pada
yang dihadapi adalah pasar tidak sempurna.
saat yang lain bisa sangat tinggi. Harga yang
Kondisi ini tentunya sedikit menguntungkan
sangat fluktuatif secara teoritis akan menyulitkan
petani sebagai produsen, hal ini terjadi karena
prediksi bisnis, baik perhitungan laba rugi
Kabupaten Magelang memiliki jumlah prduksi
maupun manajemen resiko.
terbesar di Jawa Tengah, Produksi merupakan
Berdasarkan hasil analisis maka dapat
salah satu faktor pendukung agar petani
dikatakan bahwa elastisitas transmisi harga cabai
mempunyai posisi tawar yang lebih baik, jumlah
merah sebesar 1,017>1 atau E>1. Hal ini
produksi yang cukup tinggi kan meningkatkan
menunjukan bahwa transmisi harga diteruskan
harga jual cabai merah, terutama pada saat-saat
dengan baik oleh pedagang. Hal ini dikarenakan
pasokan cabai merah sedang langka dipasaran.
petani dalam menjual produknya kepada
peningkatan produksi akan berdampak baik
pedagang langganannya, petani yang telah lama
terhadap pendapatan yang diterima petani,
berlangganan baik dengan pedagang akan lebih
302
Tiara Adi Kusumah / Economics Development Analysis Journal 7 (3) (2018)

akrab sehingga saat menjual produk usaha Petani selaku produsen yang berada
taninya akan terjadi tawar menawar dan ditingkat paling bawah hanya bisa menerima
pedagang akan bertindak lebih bijaksana dalam harga yang diberikan dari pedagang pengumpul
menetapkan harga dengan langganan. Petani desa. Sebaliknya jika terjadi penurunan harga,
telah menjalin hubungan baik dengan pedagang petani merupakan lembaga yang pertama
sehingga hubungan ini nantinya akan merasakan penurunan harga yang terjadi. Pada
memberikan pengaruh pada harga jual cabai di dasarnya dengan kekuatan oligopsoni kenaikan
tingkat petani. Hal ini menunjukkan bahwa harga ditingkat ditingkat petani relatif kecil dari
pedagang membeli produk petani secara pada tingkat pengecer akibat perilaku pedagang
kompetitif. (Rindayanti dkk, 2010). yang berusaha memaksimumkan keuntungan
Harga jual cabai pada petani yang sudah dengan memberikan informasi harga yang tidak
berlanggan akan lebih tinggi jika dibandingkan sempurna untuk menekan harga beli dari petani
petani yang tidak berlanggan. Kondisi ini juga (Irawan, 2007).
sebenarnya ada sisi tidak baiknya nya karena Berdasarkan hasil peelitian transmisi
petani hanya melakukan transaksi dengan satu harga dari tingkat pengecer kepada petani hanya
pedagang saja dan tidak berhubungan dengan sebesar 0,837 atau E<1 yang berarti bahwa
pedagang lain meskipun menawarkan harga apabila terjadi perubahan harga cabai merah
yang lumayan tinggi, kondisi ini membuktikan ditingkat pedagang pengepul sebesar 1% maka
bahwa dengan berlangggan menjadikan salah harga ditingkat petani akan berubah sebesar
satu penyebab kedekatan antara petani dan 0,837%, dari angka elastisitas transmisi harga
pedagang, sehingga pedagang ada perasaan tidak kurang dari 1% maka dapat dikatakan bahwa
tega untuk menekan harga cabai pada petani. kepekaan perubahan harga ditingkat petani lebih
kecil dari pada perubahan harga ditingkat
Elastisitas Transmisi Harga B rebes
pedagang. Hal ini di pengaruhi oleh adanya
pemasaran komoditas cabai merah kekuatan oligopsoni dari pedagang sehingga
transmisi dari harga dari pasar pengecer ke mereka mengendalikan harga beli dari petani
produsen yang relatif rendah merupakan salah atas harga tingkat produsen. Akibatnya posisi
satu indikator yang mencerminkan adanya tawar petani yang lemah terkait dengan berbagai
kekuatan monopoli/oligopsoni pada pedagang. kendala yang dihadapi maka proses transmisi
Hal ini karena pedagang yang memiliki kekuatan harga tersebut bersifat asimetri dimana
monopoli atau oligopsoni dapat mengendalikan penurunan harga diteruskan kepada petani
harga beli dari petani sehingga walaupun harga secara cepat dan sempurna, sedangkan kenaikan
ditingkat konsumen relatif tetap tetapi pedagang harga diteruskan kepada petani secara lambat
dapat menekan harga beli dari petani untuk dan tidak sempurna.
memaksimumkan keuntungannya. Begitu pula Konsekuensinya petani sering mengalami
bila terjadi kenaikan harga ditingkat konsumen harga dan ketidakpastian pendapatan petani
maka pedagang tidak meneruskan kenaikan relatif tinggi, akibat fluktuasi harga yang tinggi
harga tersebut pada petani secara sempurna, apalagi dalam komoditas cabai merah yang
dengan kata lain kenaikan harga yang diterima merupakan tanaman musiman dan kuantitasnya
petani lebih rendah dari pada kenaikan harga bersifat fluktuatif. Singh dalam made ayu (2016)
ditingkat pengecer. Bentuk transmisi harga ini mengatakan bahwa fluktuasi harga yang tinggi di
tidak menguntungkan bagi petani cabai merah sektor pertanian merupakan suatu fenomena
karena kenaikan harga yang terjadi ditingkat yang umum akibat ketidakstabilan
pengecer tidak sepenuhnya dinikmati oleh (inherentinstability) pada sisi penawaran. Hal ini
petani. Walupun kenaikan harga tersebut berarti harga hasil pertanian disebabkan oleh
diteruskan, tetapi dilakukan secara lambat dan sifat alami dari produksi pertanian, yaitu dalam
tidak sempurna. Begitu juga seterusnya hingga jangka pendek tidak dapat merespon tambahan
sampai pada petani. permintaan atau tidak dapat mengurangi
303
Tiara Adi Kusumah / Economics Development Analysis Journal 7 (3) (2018)

produksi pada saat harga yang rendah. Pengaruh DAFTAR PUSTAKA


fluktuasi harga pertanian lebih besar bila
dibandingkan dengan fluktuasi produksi. Agustian, Adang & Setiajie, Iwan. (2008) Analisis
Perkembangan Harga dan Ratai Pemasaran
Keadaan ini dapat menyebabkan petani
Komoditas Cabai Merah Di Provinsi Jawa Barat.
menderita kerugian dalam jangka pendek
Penelitian Pusat analisis social dan kebijakan
sehingga menimbulkan kurangnya keinginan
Pertanian.
untuk melakukan investasi di sektor pertanian Hutabarat, Budiman & Rahmanto, Bambang (2004).
atau petani akan beralih ke bidang lain. Dimensi Oligopsonistik Domestik Cabai Merah.
Pusat penelitian dan Pengembangan Sosial
SIMPULAN Ekonomi Pertanian Badan Litbang
Departemen Pertanian, Bogor.
Berdasarkan hasil analisis data dan
Irawan.,2007. Fluktuasi Harga,Transmisi Harga, dan
pembahasan dalam penelitian transmisi harga Marjin Pemasaran Sayuran dan Buah. Analisis
cabai merah di Provinsi Jawa Tengah, maka Kebijakan Pertanian 5(4):358-373.
dapat disimpulkan bahwa struktur pasar cabe Pagala, M.Arman, Hadayani, Kalaba Y. (2017).
merah di Jawa Tengah cenderung menunjukan Analisis Struktur Pasar Bawang Merah Varietas
bentuk struktur pasar oligopsoni ketat, lastisitas Lembah Palu Di Kabupaten Sigi. Jurnal
transmisi harga cabai merah di Kabupaten Agroland 24 (2) : 128 – 137. Palu: Universitas
Magelang dan Temanggung menunjukan nilai Tadulako
Prajanti, Sucihatingsih dan Setiawan, Avi. (2012).
E>1 (elastis). Sedangkan pada Kabupaten Brebes
Ekonomi Pertanian (Sebuah Pendekatan Empiris).
memiliki nilai elastisitas transmisi harga kurang
Semarang : Unnes Press.
dari 1 (inelastis).
Prastowo, N. J., Yanuarti, T. dan Depari, Y. 2008.
Struktur pasar cabai merah di Jawa Pengaruh distribusi dalam pembentukan harga
Tengah bersifat oligopsony ketat. Untuk komoditas dan implikasinya terhadap inflasi.
meningkatkan posisi tawar petani cabai merah WorkingPaper. Bank Indonesia.
yaitu petani seharusnya lebih memperhatikan Prasetyo P.,Eko. (2010). Ekonomi Industri (sebuah
penetapan kualitas dan kuantitas produk, aplikasi teori ekonomi mikro serta pengembangan
sehingga hal ini dapat meningkatkan posisi tawar pengamalan penelitian). Yogyakarta : Beta
Offset.
petani dalam hal penentuan harga dan nilai
Prayitno, A., Hasyim, A., Situmorang, S. (2013).
barang.
Efisiensi Pemasaran Cabai Merah Di Kecamatan
Elastisitas transmisi pada Kabupaten
Adiluwih Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung.
Magelang dan Temanggung bersifat elastis. JIIA, Vol. 1 No. 1, Lampung: Universitas
Sedangkan untuk Kabupaten Brebes memiliki Lampung.
nilai transmisi harga E<1. Hal ini tentunya Rindayanti, W., Cyrilla, L. (2010). Analisis Efisiensi
kurang menguntungkan bagi petani sebagai Pemasaran Ternak Potong Sapi Madura di
produsen, untuk meningkatkan pendapatan, Kabupaten Pamekasan. Med.Pet. Vol. 24. No. 1.
petani sebagai produsen seharusnya lebih Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Ruslan, Arifin Janur. (2016). Transmisi Harga dan
mengikuti perkembangan harga di pasar,
Perilaku Pasar Bawang Merah. Tesis. Bogor :
sehingga petani dapat mengambil harga yang
Institut Pertanian Bogor.
mengutungkan dari fluktuasi harga yang terjadi Rahayu. (2009). Analisis Efisiensi Pemasaran Jagung (Zea
di pasar. mays) Di Kabupaten Grobogan (Studi Kasus di
Kecamatan Geyer). Program Studi Fakultas
Pertanian. Universitas Sebelas Maret Sukarta.

304

Anda mungkin juga menyukai