Food Loss Reduction in Chili, Eggs, Chicken and Rice Fresh Market
in Jakarta : An- In Depth Value Chain Analysis
Summary
Pada pertemuan ini, FAO dan Kementerian Pertanian mengada`kan presentasi
studi mengenai food loss and waste di daerah perkotaan. Studi tersebut menunjukkan
bahwa terdapat kerugian fisik yang cukup sedikit namun kerugian kualitas yang
tinggi pada telur, daging ayam, dan beras. Kebijakan keamanan pangan, kebijakan
lingkungan, dan kebijakan sistem pangan diperlukan untuk mengatasi food loss and
waste. Selain itu, pembungkusan dan pengemasan produk juga perlu diperhatikan
agar lebih efisien dan aman. Pertemuan ini juga membahas mengenai manajemen
stok berbasis kapasitas penyimpanan dengan implementasi sistem pemasangan
1
pasokan virtual. Kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan dalam layanan
transportasi, praktik penanganan yang baik, dan perilaku adaptif para pemasok
menjadi penting untuk memadankan pasokan dengan permintaan. Transformasi
sistem pangan, digitalisasi platform manajemen stok, pengembangan teknologi
kemasan non-plastik, perubahan kode transportasi, dan pengembangan kebijakan
nasional tentang pencegahan hilangnya dan pemborosan pangan juga dibahas dalam
pertemuan ini. Rekomendasi meliputi perubahan perilaku masyarakat dan perbaikan
infrastruktur. Dalam upaya pengurangan food loss and waste, penting untuk
menggunakan inovasi teknologi pasca panen, melakukan edukasi kepada pelaku di
rantai pasokan, dan memanfaatkan food loss and waste. Peningkatan kesadaran
konsumen terhadap kualitas produk dan harga juga menjadi penting. Selain itu,
pertemuan ini juga membahas upaya Food Station dalam meminimalisir food loss
dalam pengelolaan komoditas pangan melalui menggunakan mekanisasi pertanian,
memperbaiki sistem pengeringan dan pengelolaan telur, standardisasi kualitas dan
kemasan beras, serta penggunaan sisa beras dan sekam untuk produksi briket. Food
Station juga berencana membangun kerjasama dengan peneliti untuk pengembangan
umur telur yang lebih panjang. Penting untuk meningkatkan kualitas dan
meminimalisasi kerugian telur yang cacat. Food Station juga akan bekerja sama
dengan pihak terkait dalam penyimpanan dan penyaluran beras yang tepat guna.
Upaya pengurangan food loss di pasar-pasar besar Indonesia juga dibahas dalam
pertemuan ini dengan menerapkan sistem distribusi yang efisien dan penyimpanan
yang baik serta edukasi kepada konsumen tentang pemilihan produk yang baik.
Perlunya mengubah mindset tentang pangan dan melakukan transformasi sistem
pangan secara menyeluruh juga menjadi fokus dalam pertemuan ini. Rekomendasi
yang disampaikan perlu dikomunikasikan lebih lanjut dan menjadi referensi dalam
membangun sistem pangan yang tangguh di masa depan.
Key Points
1. Food loss and food waste di daerah perkotaan merupakan isu yang penting
karena sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di kota
3. Adanya kesenjangan antara kepentingan profit para pelaku supply chain dengan
2
kualitas pangan yang dikonsumsi oleh masyarakat
4. Kegagalan dalam menangani food loss and waste dapat berdampak pada
keamanan pangan, lingkungan, dan kemampuan negara dalam menghadapi
tantangan global
6. Adanya kebutuhan akan kebijakan dan regulasi yang berhubungan dengan food
loss and waste di daerah urban
11. Diperlukan pusat distribusi agro yang baik untuk menghindari kekacauan dalam
rantai pasokan
12. Kesadaran konsumen terkait kualitas dan harga produk, termasuk kerusakan
dan status halal, perlu ditingkatkan
14. Digitalisasi platform monitoring dan manajemen stok sangat penting untuk
ketersediaan sumber daya, preferensi konsumen, dan potensi peningkatan
rantai pasokan pangan
15. Perlu dilakukan studi lanjutan mengenai limbah pangan di wilayah Jakarta
16. Diperlukan pemahaman yang lebih praktis tentang food loss and waste untuk
mengurangi risiko kehilangan pangan
17. Perlu adanya dukungan pada pengadaan peralatan dalam rangka mengurangi
kerugian
3
18. Food Station merupakan pengelola pasar Induk Beras Cipinang dan produsen
pangan
19. Pasar Induk Beras Cipinang memonitor stok beras dan fluktuasi harga
20. Food Station memiliki dua bisnis model yaitu pengelola pasar dan produsen
pangan
21. Food Station berkontribusi 55% terhadap pasokan beras di DKI Jakarta
22. Food Station menjaga pasokan beras dari hulu hingga hilir
23. Food Station melakukan kontrak farming dengan petani dan bermitra dengan
mitra produksi untuk meningkatkan produksi beras
24. Food Station memiliki mitra produksi dan tempat penyimpanan di DKI Jakarta
dan melakukan side product selling dari padi menjadi beras premium
25. Food Station memiliki penugasan untuk program pangan bersubsidi, bansos,
pasar murah, Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), dan beras untuk ASN
26. Food Station mensuplai ke modern trade, general trade, horeca, e-commerce, dan
institusi
27. Dalam proses pengolahan beras, terjadi susut yang bervariasi antara 50-55%
28. Food Station mendorong petani untuk menggunakan mekanisasi pertanian dan
menghasilkan beras dengan kualitas premium sesuai standar yang ditetapkan
oleh Bapanas
29. Food Station memiliki rencana pengembangan untuk meminimalisir food loss,
seperti menggunakan bibit unggul bersertifikasi, memerintahkan petani untuk
memanen di siang hari, dan menggunakan produk turunan beras
30. Food Station bekerjasama dengan peneliti untuk mengembangkan telur cair dan
telur powder sebagai produk baru
31. Terkait dengan studi ini, ada beberapa kementerian yang akan terlibat, seperti
Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, Badan Pangan Nasional, dan KLHK
32. Hasil studi ini bisa memperkaya baseline dalam menyempurnakan rancangan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
33. Telur adalah komoditi strategis dan penting karena merupakan barang
4
substitusi yang banyak digunakan dalam berbagai makanan
34. Telur memiliki permintaan yang naik meski harganya naik karena dipengaruhi
oleh substitusi dan nilai gizinya yang lengkap
35. Food station sudah melakukan upaya penanganan losses, seperti memberikan
bantuan berupa combine harvester, pengilingan padi dengan dua pasir, dan
pengeringan padi
38. Pemerintah perlu membuat program yang lebih luas dan konvensif terkait
pengurangan food loss
39. Perlunya edukasi kepada masyarakat terkait pemilihan produk yang lebih baik
40. Perlunya pemahaman konsumen terhadap produk yang baik dan aman
41. Tingkatkan edukasi tentang pangan melalui media sosial dan e-commerce
42. Perlu adanya kerjasama antara Kementan dan Food Station dalam kontak
farming
45. Buat infrastruktur yang baik untuk memperbaiki kualitas penyimpanan pangan
5
Documentation