Anda di halaman 1dari 6

MINUTES OF MEETING

Institutional Capacity Development - National Workshop

Food Loss Reduction in Chili, Eggs, Chicken and Rice Fresh Market
in Jakarta : An- In Depth Value Chain Analysis

FAO TCP/RAS/3807 : Technical support to promote policy


coherence for safe, reliable and resilent urban food system in post
covid environment

Date : Thursday, December 28th 2023


Time : 09.00 – end
Place : Work Station FAO and Zoom Meeting
Participants :
1. Prof. Eriyatno 8. Reny Rachma Wijaya, S.M
2. Prof. Anas M. Fauzi 9. Gita Paramitha, S.Sos
3. Prof. Suhendar Sulaeman 9. Egia Fasliansa Betwan, S.Psi
4. Ir. Liesa Larasati 10. Yusmanetti Sari (FAO)

5. Dr. Hertomo Heroe 11. Intan Handayani, S.Hut


6. Camelia Bucatariu (FAO) 12. Istiana Syaumi, M.Si
7. Wayan Tambun (FAO) 13. Listya Citraningtyas, S.Hut

Summary
Pada pertemuan ini, FAO dan Kementerian Pertanian mengada`kan presentasi
studi mengenai food loss and waste di daerah perkotaan. Studi tersebut menunjukkan
bahwa terdapat kerugian fisik yang cukup sedikit namun kerugian kualitas yang
tinggi pada telur, daging ayam, dan beras. Kebijakan keamanan pangan, kebijakan
lingkungan, dan kebijakan sistem pangan diperlukan untuk mengatasi food loss and
waste. Selain itu, pembungkusan dan pengemasan produk juga perlu diperhatikan
agar lebih efisien dan aman. Pertemuan ini juga membahas mengenai manajemen
stok berbasis kapasitas penyimpanan dengan implementasi sistem pemasangan

1
pasokan virtual. Kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan dalam layanan
transportasi, praktik penanganan yang baik, dan perilaku adaptif para pemasok
menjadi penting untuk memadankan pasokan dengan permintaan. Transformasi
sistem pangan, digitalisasi platform manajemen stok, pengembangan teknologi
kemasan non-plastik, perubahan kode transportasi, dan pengembangan kebijakan
nasional tentang pencegahan hilangnya dan pemborosan pangan juga dibahas dalam
pertemuan ini. Rekomendasi meliputi perubahan perilaku masyarakat dan perbaikan
infrastruktur. Dalam upaya pengurangan food loss and waste, penting untuk
menggunakan inovasi teknologi pasca panen, melakukan edukasi kepada pelaku di
rantai pasokan, dan memanfaatkan food loss and waste. Peningkatan kesadaran
konsumen terhadap kualitas produk dan harga juga menjadi penting. Selain itu,
pertemuan ini juga membahas upaya Food Station dalam meminimalisir food loss
dalam pengelolaan komoditas pangan melalui menggunakan mekanisasi pertanian,
memperbaiki sistem pengeringan dan pengelolaan telur, standardisasi kualitas dan
kemasan beras, serta penggunaan sisa beras dan sekam untuk produksi briket. Food
Station juga berencana membangun kerjasama dengan peneliti untuk pengembangan
umur telur yang lebih panjang. Penting untuk meningkatkan kualitas dan
meminimalisasi kerugian telur yang cacat. Food Station juga akan bekerja sama
dengan pihak terkait dalam penyimpanan dan penyaluran beras yang tepat guna.
Upaya pengurangan food loss di pasar-pasar besar Indonesia juga dibahas dalam
pertemuan ini dengan menerapkan sistem distribusi yang efisien dan penyimpanan
yang baik serta edukasi kepada konsumen tentang pemilihan produk yang baik.
Perlunya mengubah mindset tentang pangan dan melakukan transformasi sistem
pangan secara menyeluruh juga menjadi fokus dalam pertemuan ini. Rekomendasi
yang disampaikan perlu dikomunikasikan lebih lanjut dan menjadi referensi dalam
membangun sistem pangan yang tangguh di masa depan.

Key Points
1. Food loss and food waste di daerah perkotaan merupakan isu yang penting
karena sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di kota

2. Metodologi FAO-FLA method dan IFLAM dapat menggabungkan data dan


pengetahuan dalam analisis comprehensive

3. Adanya kesenjangan antara kepentingan profit para pelaku supply chain dengan

2
kualitas pangan yang dikonsumsi oleh masyarakat

4. Kegagalan dalam menangani food loss and waste dapat berdampak pada
keamanan pangan, lingkungan, dan kemampuan negara dalam menghadapi
tantangan global

5. Diperlukan perubahan dalam hal kebersihan, nutrisi, dan keamanan pangan


dalam supply chain

6. Adanya kebutuhan akan kebijakan dan regulasi yang berhubungan dengan food
loss and waste di daerah urban

7. Diharapkan adanya perubahan dalam kesadaran masyarakat dan adanya upaya


pengurangan waste dalam industri pengemasan

8. Perlu ada kerjasama antar pemangku kepentingan terkait dukungan layanan


transportasi

9. Perlu menerapkan praktik penanganan yang baik melalui bantuan pekerja


informal dan perpanjangan jaminan

10. Pemasok harus beradaptasi dalam mengirim komoditas sesuai dengan


permintaan pasar

11. Diperlukan pusat distribusi agro yang baik untuk menghindari kekacauan dalam
rantai pasokan

12. Kesadaran konsumen terkait kualitas dan harga produk, termasuk kerusakan
dan status halal, perlu ditingkatkan

13. Dibutuhkan kebijakan nasional dalam mencegah kerugian dan pemborosan


pangan, terutama di kota besar dan lingkungan perkotaan

14. Digitalisasi platform monitoring dan manajemen stok sangat penting untuk
ketersediaan sumber daya, preferensi konsumen, dan potensi peningkatan
rantai pasokan pangan

15. Perlu dilakukan studi lanjutan mengenai limbah pangan di wilayah Jakarta

16. Diperlukan pemahaman yang lebih praktis tentang food loss and waste untuk
mengurangi risiko kehilangan pangan

17. Perlu adanya dukungan pada pengadaan peralatan dalam rangka mengurangi
kerugian

3
18. Food Station merupakan pengelola pasar Induk Beras Cipinang dan produsen
pangan

19. Pasar Induk Beras Cipinang memonitor stok beras dan fluktuasi harga

20. Food Station memiliki dua bisnis model yaitu pengelola pasar dan produsen
pangan

21. Food Station berkontribusi 55% terhadap pasokan beras di DKI Jakarta

22. Food Station menjaga pasokan beras dari hulu hingga hilir

23. Food Station melakukan kontrak farming dengan petani dan bermitra dengan
mitra produksi untuk meningkatkan produksi beras

24. Food Station memiliki mitra produksi dan tempat penyimpanan di DKI Jakarta
dan melakukan side product selling dari padi menjadi beras premium

25. Food Station memiliki penugasan untuk program pangan bersubsidi, bansos,
pasar murah, Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), dan beras untuk ASN

26. Food Station mensuplai ke modern trade, general trade, horeca, e-commerce, dan
institusi

27. Dalam proses pengolahan beras, terjadi susut yang bervariasi antara 50-55%

28. Food Station mendorong petani untuk menggunakan mekanisasi pertanian dan
menghasilkan beras dengan kualitas premium sesuai standar yang ditetapkan
oleh Bapanas

29. Food Station memiliki rencana pengembangan untuk meminimalisir food loss,
seperti menggunakan bibit unggul bersertifikasi, memerintahkan petani untuk
memanen di siang hari, dan menggunakan produk turunan beras

30. Food Station bekerjasama dengan peneliti untuk mengembangkan telur cair dan
telur powder sebagai produk baru

31. Terkait dengan studi ini, ada beberapa kementerian yang akan terlibat, seperti
Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, Badan Pangan Nasional, dan KLHK

32. Hasil studi ini bisa memperkaya baseline dalam menyempurnakan rancangan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

33. Telur adalah komoditi strategis dan penting karena merupakan barang

4
substitusi yang banyak digunakan dalam berbagai makanan

34. Telur memiliki permintaan yang naik meski harganya naik karena dipengaruhi
oleh substitusi dan nilai gizinya yang lengkap

35. Food station sudah melakukan upaya penanganan losses, seperti memberikan
bantuan berupa combine harvester, pengilingan padi dengan dua pasir, dan
pengeringan padi

36. Food station melakukan survei, memberikan bantuan, dan melakukan


pengecekan quality control pada petani mitra

37. Di Pasar Induk Cipinang sudah 98% terisi

38. Pemerintah perlu membuat program yang lebih luas dan konvensif terkait
pengurangan food loss

39. Perlunya edukasi kepada masyarakat terkait pemilihan produk yang lebih baik

40. Perlunya pemahaman konsumen terhadap produk yang baik dan aman

41. Tingkatkan edukasi tentang pangan melalui media sosial dan e-commerce

42. Perlu adanya kerjasama antara Kementan dan Food Station dalam kontak
farming

43. Tingkatkan penggunaan teknologi digital dalam sistem pangan

44. Perhatikan penanganan pangan yang baik untuk meminimalkan pembuangan

45. Buat infrastruktur yang baik untuk memperbaiki kualitas penyimpanan pangan

46. Dukung transformasi sistem pangan untuk mengurangi kehilangan pangan

5
Documentation

Anda mungkin juga menyukai