Anda di halaman 1dari 14

Pe m bak ar a n H u ta n

A da t o leh
Perusaha an K or e a
Selatan d i P ap u a

Disusun Oleh :
Kelompok 4 Pancasila
Anggota Kelompok:

1. Adha Annisa Putri (08211004)


2. Alfian (15211009)
3. Anisyah Kaporina (16211004)
4. Charmandri Rifqi Wiky Putra (08211019)
5. Fahmi Ramadhan (14211009)
6. Fikri Firman Hidayat (15211024)
7. Nabila Assyafa (08211051)
8. Zakariya Yudha Pangestu (08211082)
Hutan merupakan kawasan luas yang ditumbuhi oleh
banyak pepohonan dan didalamnya terdapat banyak
organisme. Selain itu, hutan juga berfungsi sebagai
rumah bagi organisme, baik tumbuhan maupun hewan.
Hutan memiliki banyak peranan di antaranya yaitu
sebagai paru-paru dunia. Salah satu wilayah penyumbang
hutan primer terbesar di Indonesia adalah Papua.

BAB I Papua menjadi salah satu hutan hujan yang masih


tersisa di dunia. Namun sangat disayangkan, seluas
57.000 hektare hutan di Papua atau hampir seluas
Kota Seoul di Korea Selatan telah “dibakar dengan
L U A N sengaja” untuk perluasan lahan kelapa sawit, yang pada
PEND A H U
akhirnya diindikasikan bahwa pelakunya ialah PT.
Korindo yang merupakan anak perusahaan asal Korea
Selatan.
Bagaimana dampak kebakaran hutan dan
lahan terhadap lingkungan hidup dan
ekosistem hayati?

Apa pelanggaran hukum lingkungan Internasional


yang dilakukan perusahaan Korindo?

Rumusan
Masalah
Bagaimana bentuk tanggung jawab Perusahaan
Korindo dalam hal terjadinya kebakaran hutan
sehubungan dengan kegiatan perusahaan menurut
Hukum Lingkungan Internasional?
Tujuan
g a s d a r i m a t a k u li a h
u h i n il a i t u
Untuk memen
Pancasila. o r m a s i m e n g e n a i
n t a m b a h a n in f
Memberika a k a r a n h u t a n d a n
d a n d a m p a k k e b
permasalahan u p d a n e k o s is t e m
d a p li n g k u n g a n h id
lahan terha
hayati I n t e r n a s io n a l y a n g
u k u m li n g k u n g a n
Pelanggaran h
u s a h a a n K o r in d o
dilakukan per a a n K o r in d o d a la m
g g u n g ja w a b p e r u s a h
Bentuk tan m e n u r u t H u k u m
b a k a r a n h u t a n
terjadinya ke
a n I n t e r n a s io n a l
Lingkung
Faktor Terjadinya Kebakaran Hutan
Suku Mandobo dan Malind yang tinggal di pedalaman
Papua, perlahan kehilangan hutan adat yang menjadi
tempat mereka bernaung. Sejauh mata memandang,
BAB II pohon kelapa sawit berjajar teratur di area konsesi
anak usaha perusahaan Korea Selatan, Korindo Group
di Papua.
PEMBAHASAN

Perusahaan ini telah membuka hutan Papua lebih dari


57.000 hektar, atau hampir seluas Seoul, ibu kota Korea
Selatan. Investigasi yang dilakukan oleh Forensic Architecture
dan Greenpeace Indonesia, menemukan bukti bahwa Korindo
telah melakukan pembakaran hutan untuk membuka perkebunan
kelapa sawitnya selama beberapa tahun dengan pola
"pembakaran yang disengaja" secara konsisten.
Dampak dari
1). Kerugian Aspek Keuangan/Ekonomi
Kebakaran Hutan
Kebakaran telah menyebabkan kabut tebal di seluruh
Indonesia, Malaysia dan Singapura selama berminggu-minggu,
mengubah langit menjadi berwarna merah darah di beberapa
bagian, dan merusak sejumlah lahan. Selain itu, kebakaran hutan
juga akan merusak aspek ekonomi.

Sebuah laporan Bank Dunia yang diterbitkan setelah


kebakaran 6 hutan tahun 2015 mengestimasi biaya akibat krisis
kabut asap itu mencapai 16 miliar dolar AS, artinya dua kali lipat
dari jumlah yang dibutuhkan untuk membangun kembali wilayah
Indonesia yang terkena tsunami pada 2004 (Waluyo, 2009).
Kondisi ekonomi Indonesia juga ikut merugi karena dengan
terjadinya karhutla ini, sumber devisa negara dari produk hutan
kayu dan non-kayu, serta ekowisata juga berkurang.
Dampak dari 2). Kerugian Aspek Sosial dan Budaya
Kebakaran Hutan Akibat kebakaran hutan, masyarakat mengalami kerugian
sosial berupa hilangnya hutan sebagai sumber mata pencaharian,
penghidupan dan identitas masyarakat adat. Tidak hanya itu, ada
juga kerugian ekologi, seperti hilangnya habitat tempat
keanekaragaman hayati flora dan fauna b

3). Kerugian Aspek Kesehatan


Kerugian pada aspek kesehatan ini dapat dimaknai bahwa,
bahwa dampak kebakaran hutan tersebut telah mengganggu
kesehatan masyarakat termasuk di Papua. Secara nasional, maka
jumlah penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) akibat
kebakaran hutan dan lahan (karhutla) hingga September mencapai
919.516 orang.
Dampak dari
Kebakaran Hutan
4). Kerugian Kerusakan Lingkungan Hidup
Kerusakan lingkungan hidup, maka akan mematikan segala
macam yang ada di lingkungan hidup hutan tersebut, seperti
binatang, biota-biota yang diperlukan sebagai penyeimbang
kehidupan kita, tumbuhan obatan, damar, kayu, buah buahan dan
lain sebagainya.

Dampak kebakaran hutan dan rusaknya lingkungan hidup,


dipastikan merugikan kehidupan manusia dan lingkungan sekitarnya
Kebakaran Hutan di Papua
dalam Perspektif Hukum
Kaitannya dalam kasus transboundary haze
pollution di Papua, negara yang dirugikan seperti
Malaysia dan Singapura dapat saja menggugat
Pemerintah Indonesia karena menurut sejumlah
konvensi internasional yang juga telah diratifikasi
oleh Indonesia, seperti Biodiversity Convention
dan Climate Change Convention dan ASEAN
Agreement on the Conservation of Nature and
Natural Resources 1985.
Prinsip Hukum Lingkungan
Internasional dalam Kebakaran
Hutan di Papua
Pencemaran udara akibat kebakaran hutan
bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum lingkungan
internasional, diantaranya :
Prinsip “Sic utere tuo ut alienum non laedes”
yang menegaskan bahwa suatu Negara dilarang
melakukan atau mengijinkan dilakukannya kegiatan
yang dapat merugikan negara lain.
Prinsip "good neighbourliness" mengatakan bahwa
kedaulatan wilayah suatu negara tidak boleh
diganggu oleh negara lain.
Dalam prinsip "Absolute Obligation Of
Prevention", negara diharuskan berusaha
semaksimal mungkin melakukan pencegahan
terhadap terjadinya pencemaran.
Bentuk Tanggung Jawab Perusahaan
Korindo Terhadap Kebakaran Hutan di
Papua dalam Perspektif Hukum
Lingkungan Internasional
Bentuk-bentuk pertanggungjawaban negara diatur
dalam pasal-pasal draft ILC (International Law
Commision). Ganti rugi atau reparation diatur dalam
pasal 31. Bentuk-bentuk ganti rugi tersebut dapat
berupa:
Restitution (Pasal 35) : Kewajiban mengembalikan
keadaan yang dirugikan sepertisemula.
Compensation (Pasal 36) : Kewajiban Ganti rugi
berupa materi atau uang
Satisfaction (Pasal 37) : Klarifikasi dan permintaan
maaf secara resmi.
Kebakaran hutan yang terjadi di Papua tersebut dapat
dikatakan sebagai pelanggaran hukum lingkungan Internasional
yang dilakukan Perusahaan Korindo. Namun, Perusahaan Korindo
bukanlah satu-satunya pelaku dalam kebakaran tersebut.
BAB III Selain itu juga dari kita sendiri seharusnya jangan lalai dan
manganggap remeh kebakaran hutan ini dan kita bisa mengambil
KESIMPULAN langkah untuk mengurangi kebakaran hutan ini. Mulai dari
reboisasi, tidak merokok sembarangan dan tidak melakukan
penebangan sembarangan. Karena pada dasarnya hutan adalah
paru-paru dunia yang memiliki banyak sekali fungsi mulai dari
mencegah pemanasan global dan tempat berlindungnya berbagai
hewan.
Terima Kasih

Kelompok 4 Pancasila

Anda mungkin juga menyukai