Anda di halaman 1dari 24

AL-QUR’AN SUMBER ILMU PENGETAHUAN

28 02 2011

‫الحمد هلل العزة الذى جئهم بكتاب فصلناه على علم هدى ورحمة لقوم يؤمنون أشهد أن ال إله إال هللا وأشهد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله‬
}‫أللهم فصلى وسلم على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين {أما بعد‬

WAHAI PENCINTA AL-QUR’AN YANG DIRAHMATI OLEH ALLAH SWT

Albert Einstein, seorang ilmuan terbesar abad ke-20 menyatakan, “Religion without science is lame and
science without relegion is blind”, agama tanpa ilmu adalah pincang dan ilmu tanpa agama adalah buta.
Kalimat ini menunjukkan bahwa, agama tidak hanya mendorong studi ilmiah, tapi juga menjadikan
riset ilmiah yang konklusif dan tepat guna, karena didukung oleh kebenaran yang diungkapkan melalui
agama. Alasannya adalah, karena agama merupakan sumber tunggal yang menjadikan jawaban pasti
dan akurat.

Selain daripada itu, kalimat ini juga menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan tanpa panduan agama tidak
dapat berjalan dengan benar, tetapi justru membuang banyak waktu dalam mencapai hasil tertentu, atau
lebih buruk lagi, seringkali tidak memperoleh bukti yang meyakinkan. Ketika Nabi sampai di Madinah,
ia membuat sebuah perdaban baru yang kemudian memunculkan pengertian bahwa Islam adalah sistem
kepercayaan yang sistemik, tidak hanya berdimensi theological, ritual, dan mistical tetapi juga
berdimensi moral dan intelektual.

Secara termonologi, Islam adalah agama yang disampaikan oleh Allah swt. kepada Nabi Muhammad
saw. melalui wasilah Malaikat Jibril as. agar disyiarkan kepada seluruh makhluk di dunia ini, dan
karena Islam merupakan ajaran yang ilmiah, maka Islam memilki panduan yang sempurna yakni al-
Qur’an. Said Nursi sebagai Renaissan of Islam menyatakan, “Islam is the father of all the science and
al-Qur’an is the book of science”, Islam adalah bapaknya seluruh ilmu pengetahuan dan al-Qur’an
adalah kitabnya ilmu pengetahuan. Oleh sebab itulah, melalui penjelasan ini, maka pada kesempatan
yang baik ini, kami akan membahas tentang “AL-QUR’AN SEBAGAI SUMBER ILMU
PENGETAHUAN” dengan rujukan al-Qur’an surat Ibrahim ayat 1 :

)1( ‫الر ج ِكَتاٌب َأْنَز ْلَناُه ِإَلْيَك ِلُتْخ ِر َج الَّناَس ِم َن الُّظُلَم اِت ِإَلى الُّنوِر ِبِإْذ ِن َر ِّبِهْم ِإَلى ِص َر اِط اْلَع ِز يِز اْلَحِم يِد‬

Artinya : “Alif laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu
mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka,
(yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.” (QS. Ibrahim)

HADIRIN RAHIMAKUMULLAH

Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab, di dalam Tafsir al-Mishbah menjelaskan, bahwa penjelasan
tentang pentingnya al-Qur’an, disebutkan oleh Allah swt. dengan menggunakan bentuk jamak untuk
kata (‫ )الظلمات‬yang berarti aneka gelap, sedang (‫ )النور‬dengan berbetuk tunggal. Hal ini untuk
mengisyaratkan bahwa kegelapan itu bermacam-macam serta beraneka ragam dan sumbernya pun
banyak. Setiap benda pasti mempunyai bayangan, dan bayangan itu adalah gelap, sehingga gelap
menjadi banyak, berbeda dengan an-nuur atau cahaya yang menerangai dan tidak pernah memberi
gelap.

Penjelasan tentang al-Qur’an sebagai penerang atau an-nuur, benar-benar menunjukkan bahwa antara
al-Qur’an dengan ilmu pengetahuan terdapat hubungan yang saling mengikat. Malik bin Nabi di dalam
kitabnya Intaj al-Mustasyriqin wa Atsaruhu fi al-Firy al-Hadits, menulis “Ilmu pengetahuan adalah
sekumpulan masalah, serta sekumpulan metode yang dipergunakan menuju tercapainya masalah
tersebut.” Ini menunjukkan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan tidak dapat dinilai dengan apa yang
dipersembahkannya kepada masyarakat, tetapi juga diukur dengan wujudnya suatu iklim yang dapat
mendorong kemajuan ilmu pengetahuan itu termasuk al-Qur’an.

Al-Qur’an merupakan firman Allah yang tidak mengandung kontradiksi. Al-Qur’anlah kitab yang telah
diturunkan oleh Allah kepada utusannya sebagai petunjuk. Al-Qur’an adalah kitab terakhir dan berada
dalam penjagan Allah swt. Oleh sebab itu, sains akan berkembang cepat hanya apabila dituntun oleh
al-Qur’an, dan mengambil kebenaran darinya. Karena, hanya dengan demikian sains mengikuti jalan
Allah. Ketika jalan yang bertentangan dengan agama diambil, para ilmuan menyia-nyiakan waktu dan
sumberdaya, serta menghalangi kemajuan sains. Demikianlah menurut Harun Yahaya dalam The
Qur’an Leads the Way to Science.

Lalu bagaimanakah dinamika keilmuan umat Islam saat ini? Data Badan Penelitian International
menyebutkan, Israel yang notabene Yahudi dalam 1 juta penduduk memiliki 1600 pakar pengetahuan,
Amerika yang notabene Nasrani dalam 1 juta penduduk memiliki 160 pakar pengetahuan. Sedangkan
Indonesia yang notabene mayoritas muslim terbesar di dunia, dalam 1 juta penduduk hanya memilki 65
pakar yang muslimnya hanya 6 orang. Oleh karenanya, dalam bidang sains dan teknologi, kita masih
jauh tertinggal oleh bangsa-bangsa lain. Kita jauh tertinggal dengan Amerika yang Protestanis, kita
jauh tertinggal oleh Korea yang Konfusianis Taois, bahkan kita jauh tertinggal oleh Jepang yang
Budhis Taois. Padahal 14 abad yang lalu kita telah diperintahkan untuk membaca dan menggali ilmu
pengetahuan. Bacalah al-Qur’an supaya hidup teratur, bacalah alam supaya lahir karya-karya luhur, dan
baca diri kita agar hidup tidak takabur, sebab membaca dalam Islam harus dibarengi dengan serta
diimbangi dengan :

‫ِباْس ِم َر ِّبَك اَّلِذ ي َخ َلَق‬

“Dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan”

Akantetapi, untuk dapat memahami dengan jelas dan benar terhadap interpretasi dari firman-firman
Allah di dalam al-Qur’an, yang menjelaskan tentang korelasi antara al-Qur’an dan ilmu pengetahuan,
serta mengambil manfaat darinya untuk menjadikannya sebagai sumber ilmu pengetahuan, maka salah
satu yang harus dilakukan adalah dengan dapat memahami al-Qur’an secara tekstual terlebih dahulu,
yakni memahami al-Qur’an dari segi kebahasaan, dan bahasa al-Qur’an adalah bahasa Arab.
Sebagaimana Allah berfirman di dalam al-Qur’an surat Thaha ayat 113 :

)113( ‫َو َك َذ ِلَك َأْنَز ْلَناُه ُقْر َء اًنا َع َر ِبًّيا َو َص َّر ْفَنا ِفيِه ِم َن اْلَوِع يِد َلَع َّلُهْم َيَّتُقوَن َأْو ُيْح ِد ُث َلُهْم ِذ ْك ًرا‬

Artinya : “Dan demikianlah Kami menurunkan Al Qur’an dalam bahasa Arab, dan Kami telah
menerangkan dengan berulang kali di dalamnya sebahagian dari ancaman, agar mereka bertakwa
atau (agar) Al Qur’an itu menimbulkan pengajaran bagi mereka.” (QS. Thaha)

HADIRIN RAHIMAKUMULLAH

Di dalam kitab Jami’ al-Bayan ‘an Ta’wil al-Qur’an, Imam al-Thabari menjelaskan bahwa yang
dimaksud dengan firman Allah di atas adalah :

‫ما حذروا به من أمر هللا وعقابه ووقائعه باألمم قبلهم‬

“Apa yang diperingatkan kepada mereka merupakan perintah Allah, hukuman-Nya, dan ketetapan-
ketetapannya terhadap umat-umat sebelum mereka.”

Jika kita perhatikan secara sekasama, maka kita dapatkan bahwa ayat di atas menjadikan kehadiran al-
Qur’an bagi umat manusia mengandung salah satu dari tujuan pokok :

1. Agar manusia bertakwa kepada Allah atau agar kitab suci tersebut menimbulkan niali-nilai
ilmiah bagi mereka, sehingga mereka dapat terhindar dari siksa duniawi dan ukhrawi.

2. Menimbulkan pengajaran atau pendidikan bagi mereka yakni mengundang mereka untuk berpikir
dan ingat sehingga pada akhirnya mengantar mereka bertkawa. Demikianlah menurut Prof. Dr.
Muhammad Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishbah.

Hadirin, memperhatikan penjelasan tersebut, maka jelaslah bahwa al-Qur’an benar-benar merupakan
sumber ilmu pengetahuan, hal ini juga bisa dilihat dari ditemukannya kata-kata ilmu dalam berbagai
bentuknya di dalam al-Qur’an yang terulang sebanyak 854 kali. Di samping itu, banyak pula ayat-ayat
al-Qur’an yang menganjurkan untuk menggunakan akal pikiran, penalaran dan sebagainya. Untuk itu,
tiada yang lebih baik dituntut dari suatu kitab agama menyangkut bidang ilmu kecuali anjuran untuk
berpikir, serta tidak menetapkan suatu ketetapan yang membatasainya menambah pengetahuan selama
dan di mana saja ia kehendaki.
Pada akhirnya kami mengajak…Wahai saudara-saudaraku orang Semendo “ayo kite jadikah al-Qur’an
kandik pedoman hidup”, wahai saudara-saudaraku orang Sunda “Hayu urang sami-sami ngajanten
keun al-Qur’an kanggo tuntunan kahirupan urang”, wahai saudara-saudaraku orang Lampung “Lapah
gham jadikon al-Qur’an sebagai pegungan ughi’ ”, wahai saudar-saudaraku orang Solo “Sumonggo
kulo lan panjenengan dadosaken al-Qur’an kagem tuntunangin gesang”, wahai saudara-saudaraku
orang Prancis “Allez utilisez I’al-Qur’an pour le guide de notre vivre”, wahai saudara-saudaraku orang
Jepang “Jaa al-Qur’an wa wa watashitachi no kyoukashou ni narimashoo”.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan, mudah-mudahan ada manfaatnya :

AL-QUR’AN DAN RANCANG BANGUN MASA DEPAN PERADABAN MANUSIA


27 02 2011

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

‫الحمد هلل الذي أنزل القرءان هدى للناس وبينات من الهدى والفرقان الصالة والسالم على خير اإلنسان وعلى اله وصحبه الى يوم‬
‫ أما بعد‬: ‫البيان‬

Dewan hakim yang kami hormati

Hadirin yang kami cintai

Napoleon, seorang orientalis berkebangsaan Perancis mengatakan “The principle of Quran with alone
of tracking can lead man to happiness”, Al-Qur’an adalah prinsip dan merupakan satu-satunya kitab
suci yang dapat menghantarkan kepada kepulauan nan bahagia.

Ungkapan tersebut hadirin, mengisyaratkan kepada kita bahwa Al-Qur’an laksana lampu penerang hati
dalam menembus liku-liku perjuangan yang panjang membentang. Al-Qur’an adalah laksana benteng
yang kokoh dalam mengcaunter tipuan dan godaan syetan. Al-Qur’an laksana jimat penyelamat dari
kesesatan hidup dan kehidupan. Pendek kata Al-Qur’an adalah satu-satunya kitab suci yang berisi
petunjuk dan kebahagiaan serta senantiasa relevan dengan perkembangan dan situasi zaman. Oleh
karena itu Rasul mengatakan:

‫اقرءوا القرآن فإنه يأتي يوم القيامة شفيعا الصحابه‬

“bacalah dan kajilah Al-Qur’an karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai penolong”

Dalam rangka menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk dan pedoman hidup manusia, pada kesempatan
berbahagia ini kami akan membahas tentang “AL-QUR’AN DAN RANCANG BANGUN MASA
DEPAN PERADABAN MANUSIA”, dengan rujukan surat yunus ayat 57:

٥٧﴿ ‫﴾َيا َأُّيَها الَّناُس َقْد َج اءْتُك م َّم ْو ِع َظٌة ِّم ن َّرِّبُك ْم َو ِش َفاء ِّلَم ا ِفي الُّص ُدوِر َو ُهًدى َو َر ْح َم ٌة ِّلْلُم ْؤ ِمِنيَن‬

Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi
penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang
beriman.

Hadirin…Ayat tadi dalam ilmu balaghah termasuk “‫ ”كالم خبري او إنكاري‬yang meginformasikan
sekaligus menegaskan bahwa sungguh telah datang kepada manusia Al-Qur’an yang memberikan
petunjuk kepada jalan yang lurus dan mengeluarkan manusia dari kegelapan. Lalu apakah fungsi dan
peran Al-Qur’an itu hadirin dalam merancang bangun peradaban manusia? Ayat tadi sebagaimana
ditafsirkan oleh Imam Ali Ash-Shabuni dalam Shafwatut Tafasir, menjelaskan ada empat fungsi
diturunkannya Al-Qur’an yaitu:

Pertama, “‫ ”َّم ْو ِع َظٌة ِّم ن َّرِّبُك ْم أي موعظة من خالقكم‬Al-Qur’an sebagai pelajaran dari Tuhan yang Maha
pengajar. Berkaitan dengan hal tersebut, Imam Al-Ghazali dalam “Jawahir al-Qur’an” mengatakan
seluruh cabang ilmu pengetahuan baik yang datang terdahulu maupun kemudian, baik yang teah
diketahui maupun belum, semuanya bersumber dari Al-Qur’anul karim. Sebagai bukti bukankah
karena Al-Qur’an diturunkan dengan menggunakan bahasa arab telah mendorong lahirnya ilmu tata
bahasa yang kemudian kita kenal dengan ilmu nahwu dan sharaf, bukankaj karena Al-Qur’an
diturunkan dengan menggunakan bahasa indah, retoris dan puitis dan argumentatis telah mendorong
lahirnya ilmu retorika dan sastra yang keudian kita kenal dengan ilmu balaghah dan mantiq, bukankah
karena kita diperintahkan untuk membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar telah mendorong lahirnya
ilmu qiroaat yang kemudian kita kenal dengna ilmu tajwid.

Bukankah karena Al-Qur’an menceritakan proses penciptaan manusia dan alam telah mendorong
lahirnya ilmu kehidupan yang kemudian kita kenal dengan biologi, bahkan bukankah karena Al-
Qur’an menceritakan karakteristik dan seluk beluk masyarakat terdahulu telah mendorong lahirnya
ilmu kemasyarakatan yang kemudian kita kenal dengan sosiologi. Dengan demikian hadirin seluruh
ilmu pengetahuan itu bersumber dari Al-Qur’an.

Kedua, ‫ِش َفاء ِّلَم ا ِفي الُّص ُدوِر أي يشفى ما فيها من الشرك والشك والجهل‬, Al-Qur’an sebagai obat penyakit bathin
seperti penyakit syirik, ragu dan bodoh. Kenapa Al-Qur’an berfungsi sebagai obat penyakit bathin
bukan penyakit zhahir? Jawabannya hadirin penyakit zhahir memang berbahaya jika tidak diobati, tapi
jauh lebih berbahaya jika kita punya penyakit tapi tidak diobati, betul hadirin? Dengan demikian
penyakit asma, jantung, tumor memamng berbahaya dan dapat merusak tubuh manusia, tapi penyakit
sombong, iri hati, dengki, frustasi, korupsi, haus kursi, menghalalkan segala cara untuk mendapatkan
jabatan dan popularitas diri jauh lebih berbahaya dan dapat merusak tatanan hidup masyarakat dan
bangsa. Oleh karena itu hadirin, Al-Qur’an turun dengan memberikan perintah dan larangan, janji dan
ancaman, dan memerintah kepada manusia untuk mentaatinya dan mengamalkan seluruh isinya.
Dengan mengamalkan Al-Qur’an Insya Allah segala penyakit hati akan terkikis habis dari diri kita.
Pantas kalau Abu Farida Muhammad Ijat dalam bukunya “Aliz Nafsaka bil Qur’an” mengatakan “Al-
Qur’an adalah obat yang sempurna bagi segala penyakit baik penyakit zhahir maupun bathin.

Ketiga, ‫ُهًدى أي هداية من الضالل‬, Al-Qur’an berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia dari kesesatan. Al-
qur’an diturunkan Allah untuk memberikan petunjuk kepada manusia, membimbing dan membawanya
kepada keselamatan baik di dunia maupun di akhirat.

Berkaitan dengan hal tersebut, Prof.Dr.Quraish Syihab dalam “Wawasan Al-qur’an” mengatakan
seluruh ayat yang ada dalam Al-qur’an seluruhnya berisi ajaran yang relevan dengan perkembangan
dan tuntutan zaman. Mampu memberikan solusi terhadap berbagai permasalahan manusia baik yang
bersifat ibadah ritual maupun sosial termasuk di dalamnya tentang etika kenegaraan.

Oleh karena itu, kalau manusia sudah mampu memahami isi Al-Qur’an, menjadikan petunjuk
kehidupan, serta mengamalkannya dalam hidup keseharian maka prilakunya dipastikan tidak
bertentangan dengan ajaran Tuhan dan berselisih dengan tuntutan agama, siapaun dia dan apaun
profesinya. Seorang pejabat kalau sudah menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk hidupnya dia tidak
akan berbuat korupsi meskipun rakyat tidak tahu, seorang pedagang kalau sudah menjadikan Al-Qur’an
sebagai petunjuk hidupnya dia tidak akan curang mengurangi timbangan meskipun pembeli tidak
mengerti, seorang suami kalau sudah menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk hidupnya dia tidak akan
berbuat selingkuh meskipun sedang sendiri. Demikian pula seorang pemuda dan pemudi yang sedang
asyik memadu kasih kalau sudah menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk hidupnya dia tidak akan
berbuat “macam- macam” mskipun keadaan mendukung, senyap dan sepi, betul hadirin?

Keempat, ‫َر ْح َم ٌة ِّلْلُم ْؤ ِمِنيَن أي رحمة ألهل اإليمان‬, Al-Qur’an berfungsi sebagai rahmat bagi insan nan beriman.
Artinya kalau Al-Qur’an sudah kita baca isinya, dipahami ajarannya serta diamalkan petunjuknya maka
ia akan menciptakan ketenangan bagi kita, jauh dari rasa resah dan gelisah, siap menghadapi berbagai
problematika hidup dan kehidupan serta mampu menghantarkan kita kepada kebahagiaan baik dunia
maupun di akhirat. Rasul pernah berjanji:

‫من جعل القرأن إمامه ساقه الى الجنة ومن جعل القرأن وراءه قاده الى النار‬

“Barangsiapa yang menjadikan Al-Qur’an sebagai imamnya, maka ia akan membawanya kepada
surga, sebaliknya barangsiapa yang menjadikan makmumnya maka akan mendorongnya ke jurang api
neraka.”

Dengan demikian, Al-Qur’an merupakan firman Allah SWT yang berfungsi sebagai pelajaran, obat,
petunjuk dan rahmat dalam merancang bangun peradaban manusia untuk menggapai kebahagiaan baik
di dunia, terlebih lagi di akhirat. Sejarah telah membuktikan bahwa Al-Qur’an dahulu pernah
melakukan perubahan-perubahan fundamental terhadap peradaban manusia yang tiada taranya. Al-
Qur’an mula-mula menjumpai bangsa Arab sebagai penyembah berhala, pemuja batu, dan pemuji
kayu. Namun dalam jangka waktu kurang dari seperempat abad, penyembahan kepada Tuhan Yang
Maha Esa yaitu Allah SWT menguasai seluruh jazirah Arabia, setelah penyembah-penyembah berhala
disapu bersih dari seluruh Jazirah Arabia. Al-Qur’an menyaptu bersih segala kepercayaan takhayul dan
menggantinya dengan agama yang paling rasional. Pada masa itu Bangsa Arab sering membanggakan
dirinya karena kebodohannya, berubah menjadi bangsa yang cinta ilmu pengetahuan, mereka disulap
dengan tongkat wasiat Al-Qur’an, karena di dalamnya terdapat sumber ilmu pengetahuan. Hal
demikian adalah akibat langsungdari ajaran Al-Qur’an. Di samping itu Al-Qur’an juga membangun
manusia dari tingkat yang paling rendah ke tingkat peradaban paling tingi, hanya dalam jangka waktu
relative singkat.

Oleh karena itu, dalam rangka menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk dan pedoman hidup kita
menuju peradaban manusia yang Qur’ani, mari kita baca Al-Qur’an, kita pahami isinya, kita renungkan
maksudnya dan kita amalkan ajarannya. Sehingga dengan cara ini kita mampu hidup bahagia baik
dalam lingkungan keluarga, masyarakat, maupun Negara dan bangsa. Dan Allah pun akan
menganugerahkan keberkahan kepada kita semua penduduk bangsa ini. Allah SWT berfirman dalam
surat Al-A’raf ayat 96:

٩٦﴿ ‫﴾َو َلْو َأَّن َأْهَل اْلُقَر ى آَم ُنوْا َو اَّتَقوْا َلَفَتْح َنا َع َلْيِه م َبَر َك اٍت ِّم َن الَّس َم اِء َو اَألْر ِض َو َلـِكن َك َّذ ُبوْا َفَأَخ ْذ َناُهم ِبَم ا َك اُنوْا َيْك ِس ُبوَن‬

096. Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat
Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.

Hadirin wal hadirat Rahimakumullah

Dengan demikian dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an merupakan firman Allah SWT
yang berfungsi sebagai pelajaran, obat, petunjuk dan rahmat dalam merancang bangun peradaban
manusia untuk menggapai kebahagiaan baik di dunia, terlebih lagi di akhirat. Untuk itu kewajiban kita,
saya, saudara dan seluruh kita bangsa Indonesia melaksanakan apa-apa yang telah digariskan oleh Al-
Qur’an agar peradaban manusia di negara Indonesia dapat berjaya kembali di masa sekarang maupun di
masa yang akan datang. Amin.

Itulah yang dapat kami sampaikan, mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan.

MENATA KEMBALI MORAL ETIK BANGSA INDONESIA


28 02 2011

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

‫الحمد هلل الذي ارسل رسوله ليتم مكارك األخالق الصالة والسالم على سيدنا محمد صاحب البراق وعلى اله وصحبه ذو الخير والطباق‬
‫– اما بعد‬

Bapak bapak, Ibu ibu Hadirin Sebangsa dan Setanah Air yang Kami Hormati.

Kurang lebih dua belas tahun reformasi sudah berlangsung, namun kehidupan bangsa Indonesia belum
juga membaik. Kita melihat di beberapa daerah terjadi kasus balita gizi buruk, banyak sekolah roboh
sehingga murid-muridnya berhamburan, kita menyaksikan banyak orang antre di mana-mana untuk
mendapatkan minyak tanah, gas elpiji, minyak goreng, dan raskin. Kita merasakan korupsi justru
semakin meluas, budaya KKN bukannya menghilang tetapi semakin gawat dipraktekkan. Bahkan
semakin merata di semua kalangan masyarakat hingga elite politik maupun pejabat pemerintahan.
Duabelas tahun Indonesia dalam era reformasi, belum mendapatkan apa-apa, yang ada hanya
ketidakpastian. Kita tidak kemana-mana, tari “poco-poco” masih bagus ada maju dan mundur, atau
dansa masih ada iramanya, tapi saat ini kita hanya jingkrak-jingkrak dan teriak-teriak saja. Kemudian
dari supremasi hukum, selalu ada perubahan undang-undang untuk mengatur perpoolitikan di Indonesia
, tetapi perplolitikan Indonesia belum juga beres. Semua hanya tanda tanya, justru yang ada bukannya
reformasi melainkan repot-nasi. Demikian ungkapan Juwono Sudarsono saat memberikan sambutan
pada seminar bertema Menyelamatkan Reformasi dengan Moral dan Etika saat peluncuran The Fatwa
Centre di Kantor Lemhanas, Jakarta, dua tahun yang lalu.

Deskripsi yang dipaparkan oleh mantan Menhan tersebut merupakan satu gambaran realita kondisi
moral bangsa kita, yang seakan-akan menganggap “God is dead” Tuhan telah mati. Akibatnya hidup
menjadi bebas, keras, beringas, ganas, bahkan jauh lebih ganas dari binatang buas, di sinilah
pentingnya kita menata kembali moral dan etika bangsa ini. Hadirin karena pentingnya Moral dan Etika
tersebut, maka Menata Kembali Moral Etik Bangsa Indonesia, adalah tema yang akan kita
bicarakan pada kesempatan kali ini denga rujukan surat Al-A’raf ayat 96:

٩٦﴿ ‫﴾َو َلْو َأَّن َأْهَل اْلُقَر ى آَم ُنوْا َو اَّتَقوْا َلَفَتْح َنا َع َلْيِه م َبَر َك اٍت ِّم َن الَّس َم اِء َو اَألْر ِض َو َلـِكن َك َّذ ُبوْا َفَأَخ ْذ َناُهم ِبَم ا َك اُنوْا َيْك ِس ُبوَن‬

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan
kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka
Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.

Hadirin Jama’ah Syarhil Qur’an Rohimakumullah

Dr. Abdullah Tallah Thabbah dalam ‫ مع األنبياء فى القرأن‬menjelaskan bahwa ayat tersebut secara tekstual
ditujukan kepada kaum Sodom ummat nabiyullah Luth Alaihissalam berkenaan dengan tiga
kemungkaran yang mereka lakukan yakni kemungkaran istri nabi Luth, kebiasaan homoseks dan tradisi
menyamun di tempat terang. Dengan kata lain, murad ayat tersebut seandainya kaum Sodom beriman
dan bertaqwa ‫َلَفَتْح َنا َع َلْيِه م َبَر َك اٍت ِّم َن الَّسَم اِء َو اَألْر ِض‬. Dr. Muhammad Sulaeman Al-Asqori di dalam ‫زبدة التفسير‬
‫ من فتح القدير‬menjelaskan: ‫ أي لوسعنا عليهم الخير من كل جانب‬pasti Allah lapangkan bagi mereka keberkahan
dari langit dan Allah lapangkan keberkahan dari bumi, syaratnya iman dan taqwa. Tetapi karena
mereka tetap dalam kemungkaran bukan berkah yang turun tapi azab Allah hingga porak poranda
negeri itu.

Hadirin kemungkaran-kemungkaran tersebut menjadi penyebab hancur lebur kaum Sodom serta
menjadi ancaman bagi kehancuran bangsa kita. Sebagaimana hal ini dijelaskan oleh Allah dalam surat
Al-Isra’ ayat 16:

١٦﴿ ‫﴾َو ِإَذ ا َأَر ْد َنا َأن ُّنْهِلَك َقْر َيًة َأَم ْر َنا ُم ْتَرِفيَها َفَفَس ُقوْا ِفيَها َفَح َّق َع َلْيَها اْلَقْو ُل َفَد َّم ْر َناَها َتْد ِم يرًا‬

Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang
hidup mewah di negeri itu (supaya menta`ati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam
negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami
hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.

Hadirin Jama’ah Syarhil Qur’an Rohimakumullah.

Ayat tersebut mendeskripsikan bahwa suatu bangsa bias hancur tersungkur disebabkan oleh bayaknya
kaum mutrafin di dalam negara tersebut, sipakah kaum Mutrafin tersebebut.? Dr. Muhammad
Sulaiman Al-Asqori dalam ‫ زبدة التفسير من فتح القدير‬menjelaskan bahwa yang dimaksud kaum mutrafin
tersebut adalah Pertama, ‫ األمرون الجائرون‬pemimpin yang zhalim. Karena hadirin, pemimpin dalam roda
pemerintahan laksana mesin pada sebuah kendaraan. Andai mesinnya rusak, maka kendaraan tidak
jalan penumpang tidak mungkin sampai ke tujuan. Begitu pun suatu Negara, jika dipimpin oleh orang-
orang zhalim orang-orang yang hanya mengutamakan kepentingan pribadi, orang-orang yang hanya
mengutamakan kepentingan golongan, maka pemerintahan tidak akan berjalan, rakyat jadi korban.
Sebab a wickedness may bring year of sorrow, kejahatan seorang pemimpin bisa jutaan manusia
menderita, tenggelam dalam untaian air mata untuk selama-lamanya. Hadirin kemudian kaum mutrafin
‫ األغنياء الفاجرون‬para konglomerat yang bergelimang maksiat, enggan membayar zakat, harta riba selalu
disikat, bahkan isteri orang pun diembat padahal isteri sudah empat sebagai akibat negara kita bisa
kiamat.
Oleh karena itu dalam mengisi pembangunan bangsa ini, kita bukan saja dituntut mencetak sarjana-
sarjana pintar, teknokrat-teknokrat brilian, politikus-politikus cerdas, tapi kita pun dituntut mencetak
orang-orang benar, insan beriman, serta individu-individu berbudi luhur dan memiliki etika serta moral
yang mulia, sebab jika ilmu tanpa moral niscaya hanya memunculkan para penjilat umat bisa sesat
rakyat sulit berdaulat, pejabat jadi penjahat, fungsinya bukan pelindung rakyat, tapi pemeras, penindas,
bahkan perampas hak-hak rakyat.

Timbul pertanyaan, bagaimana solusi dasar menata kembali moral etika bangsa ini? Jawabannya kita
renungkan firman Allah dalam surat Luqman ayat 17:

١٧﴿ ‫﴾َيا ُبَنَّي َأِقِم الَّص اَل َة َو ْأُم ْر ِباْلَم ْعُروِف َو اْنَه َع ِن اْلُم نَك ِر َو اْص ِبْر َع َلى َم ا َأَص اَبَك ِإَّن َذ ِلَك ِم ْن َع ْز ِم اُأْلُم وِر‬

Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka)
dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang
demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).

Hadirin Jama’ah Syarhil Qur’an Rohimakumullah

Ayat tersebut mengandung empat pesan Luqman Hakim kepada generasi-generasinya:

‫َأِقِم الَّص اَل َة َو ْأُم ْر ِباْلَم ْعُروِف َو اْنَه َع ِن اْلُم نَك ِر َو اْص ِبْر َع َلى َم ا َأَص اَبَك‬

Imam Ali Ash-Shabuni dalam Shafwat at-Tafasir menjelaskan

‫ وجه تخصيص هذه الطاعة أنها أمهاة العبادات‬spesifikasi empat pesan Lukman tersebut karena merupakan
induknya ibadah dan pondasinya akhlak yang harus ditanamkan oleh setiap orang tua kepada anak-
anaknya, sebab ‫ الدين حسن الخلق‬manifestasi orang beragama tercermin pada moral yang mulia demikian
sabda Rasulullah SAW. Sebab hadirin pada dasarnya semua agama mengajarkan terhadap umatnya
untuk bermoral baik. Umat Kristen dengan ajaran cinta kasih Isa Almasih, umat Hindu dengan ajaran
Veda Vedanta Resi Agatya, umat Budha dengan ajaran Dharma Sidarta Gautama. Kita umat Islam
dengan ajaran akhlaq karimah contoh dari Rasulullah SAW.

Dengan demikian orang-orang yang tidak bermoral, orang-orang yang tidak beretika, bukan saja
menandakan seorang durjana tapi mencerminkan orang yang tidak beragama dan harus minggir di
bumi Indonesia, sebab orang yang tidak beragama bisa menjadi virus pembangunan, sampah
pembangunan, penghambat pembangunan, bahkan penghancur pembangunan.

Hadirin Jama’ah Syarhil Qur’an Rohimakumullah

Dari uraian tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa mulianya suatu bangsa tergantung pada moral
bangsa itu sendiri, moral bangsa ditentukan oleh moral warga, dan moral warga sangat bergantung pada
moral keluarga, untuk itu seiring dengan semangat menata kembali moral etik bangsa kita mari kita
hiasi hidup kita, keluarga kita, dan warga kita dengan moral dan akhlaq yang mulia. Niscaya bangsa
Indonesia akan jaya di bawah naungan ridho Allah SWT. Amin, Itulah yang dapat kami sampaikan,
mudah – mudahan ada manfaatnya.

REMAJA DAN PEMUDA SEBAGAI GENERASI PENERUS BANGSA


28 02 2011

‫السالم عليكم ورحمة هللا و بركا ته‬

‫الحمد هلل الذى جعل كل شيئ فى ايد الشباب و الصال ة و السالم على ر سول هللا سيدنامحمد وعلى اله و صحبه ذوى الخير و‬
}‫األلقاب{امابعد‬

Hadirin Rakhimakumullah….

Masa muda merupakan masa yang penuh dengan harapan, penuh dengan cita-cita dan penuh
dengan romantika kehidupan yang sangat indah. Keindahan masa muda dihiasi dengan bentuk fisik
yang masih kuat, berjalan masih cepat, pendengaran masih akurat, pikiran masih cermat, kulit wajah
indah mengkilat, walaupun banyak jarawat, tetapi tidak gawat karena masih banyak obat ditoko-toko
terdekat, oleh karena itu pantas bila para pemuda dan para remaja merupakan salah satu penentu meju
dan mundurnya suatu Negara. Sebab terbukti sejak dahulu kala hingga saat ini dan sampai yang akan
datang sesuai dengan fitrohnya pemuda dan remaja merupakan tulang punggung suatu Negara, penerus
estafet perjuangan terhadap bangsanya. Sebagaimana syekh Mustofa al-Ghalayaini seorang pujangga
Mesir berkata :

‫أن فى يد الشبان أمر األمة وفى أقدامها حيتها‬

“Sesungguihnya pada tangan-tangan pemudalah urusan umat dan pada kaki-kaki merekalah terdapat
kehidupan umat”

Mengingat betapa pentingnya remaja dan pemuda sebagai generasi penerus bangsa, maka pada
kesempatan yang baik ini kita akan membicarakan remaja dan pemuda sebagai generasi penerus
bangsa, dengan landasan al-Qur’an surat an-Nisa ayat : 9

|·÷‚u‹ø9ur šúïÏ%©!$# öqs9 (#qä.ts? ô`ÏB óOÎgÏÿù=yz ZpƒÍh‘èŒ $¸ÿ»yèÅÊ (#qèù%s{ öNÎgøŠn=tæ
(#qà)Gu‹ù=sù ©!$# (#qä9qà)u‹ø9ur Zwöqs% #´‰ƒÏ‰y™ ÇÒÈ

Artinya : “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang
mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu
hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang
benar”

Hadirin Ma’asyiral Muslimin Rakhimakumullah…..

Ayat tersebut diawali dengan kalimat ‫ واليخش‬kita kaji lebih mendalam, secara semantik :

‫الواو واوالعاطفة واالم الم اآلمر يخش فعل المضارع مجزوم بالم‬

Istinbatnya, ‫ واليخش‬adalah sighat amr, kaedah mengatakan :

‫األصل في األمر للوجوب‬

“pada dasanya setiap perintah menunjukkan kewajiban” Oleh karena itu wajib bagi kita, saya, saudara
dan kita semua merasa takut jika meninggalkan anak-anak, keturunan dan generasi yang lemah.

Prof. Dr. BJ. Habibi mengatakan setidaknya ada lima kelamahan yang harus kita hindari, yakni lemah
harta, lemah fisik, lemah ilmu, lemah semangat hidup, dan yang sangat ditakutkan adalah lemah
akhlak. Hadirin jika lima kelemahan ini melekat pada generasi-generasi remaja dan pemuda kita, saya
yakin mereka bukan sebagai pelopor pembangunan melainkan sebagai firus pembangunan, penghambat
pembangunan, bahkan penghancur pembangunan. Padahal hadirin dinegeri tercinta ini sejarah telah
membuktikan sejak tahun 1908 masa kebangkitan nasional sampai menjelang detik-detik proklamasi
dikumandangkan berbagai organisasi kepemudaan, seperti persatuan pelajar stofia, Trikoro Dharmo,
Jong Islamanten Bond bahkan kita mengenal Budi Utomo tokoh pemuda kharismatik, mereka semua
menjadi The Grand Old Man istilah bung Karno menjadi Stood Geeber bahkan menjadi The Founding
Father pendiri, penggerak yang mampu merebut kemerdekaan. Jika tanpa pemuda mustahil Indonesia
ini merdeka. Demikian ungkapan kekaguman Bung Karno terhadap generasi muda kita yang
diabadikan oleh sejarah perjuangan bangsa.

Sejarah tersebut mengajarkan kepada kita semua selaku remaja dan pemuda saat ini dan yang akan
datang agar memiliki semangat juang yang tinggi serta tanggung jawab yang penug terhadap
kelangsungan Nusa Bangsa dan Agama yang kita anut saat ini, sebab ‫ سبان اليوم رجال الغد‬The Young today
is The leader tomorrow pemuda hari ini adalah jago-jagonya pemimpin yang akan datang.

Dengan demikian hadirin, islam tidak mengenal istilah pemuda pengangguran, pemuda mejeng,
pemuda nangkring, tapi yang diinginkan oleh islam adalah pemuda-pemuda yang agresif, inopatif,
progresif, dan produktif. Dengan demikian, dapat kita fahami apabila kita giat berkerja, rajin berusaha,
dan gemar beramal artinya menuju masa depan yang cerah menjanjikan. Namun jika remaja dan
pemuda malas berkerja, enggan berusaha, dan tidak mau beramal artinya menuju masa depan yang
suram dan mengenaskan. Sebab :

‫الكسل ال يطعم العسل‬

“Insan yang pemalas tidak akan merasakan manisnya madu” melainkan akan tenggelam dalam
pahitnya empedu.No again without a paint tiada kebahagiaan tanpa lemah derita, tiada perjuangan
tanpa pengorbanan.

Sebagai contoh bagi remaja dan pemuda sebagai generasi penerus bangsa, mari kita renungkan firman
Allah swt dalam al-Qur’an surat al-Kahfi ayat : 13

ß`øtªU Èà)tR y7ø‹n=tã Nèdr’t7tR Èd,ysø9$$Î/ 4 öNåk¨XÎ) îpu‹÷FÏù (#qãZtB#uä óOÎgÎn/tÎ/


óOßg»tR÷ŠÎ—ur “W‰èd ÇÊÌÈ

Artinya : “Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita Ini dengan benar. Sesungguhnya mereka
adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan kami tambah pula untuk mereka
petunjuk.”

Hadirin Rakhimakumullah

Imam Ali as-Shabuni dalam kitab Sofwatut tafasir memberikan syarahan terhadap ayat tersebut dengan
redaksi :

‫نحن نقص عليك يا محمد خبرهم العجيب على وجه الصدق بال زيادة وال نقصان‬

“yaitu kami kisahkan kepadamu wahai Muhammad berita aneh mereka menurut perjalanan yang benar
tidak ditambah dan tidak dikurangi sedikitpun”.

Dengan demikian, ayat tersebut merupakan khabariyyah ilahiyyah, suatu berita dari Allah swt. Isi
beritanya adalah kisah tentang pemuda Ashabul Kahfi. Ashabul kahfi dapat kita jadikan uswah,
terutama bagi remaja dan pemuda selaku generasi penerus bangsa. Ashabul kahfi merupakan symbol
personifikasi pemuda-pemuda beriman dan teguh pendirian, kuat mempertahankan iman, pemuda-
pemuda gagah yang pandai pempertahankan akidah dan pemuda-pemuda idaman pintar membela
keyakinan. Mereka lebih baik mati berkalang tanah dari pada mati bercermin bangkai.

Oleh sebab itu sebagai remaja dan pemuda selaku generasi penerus bangsa mari kita singsingkan
tangan, langkahkan kaki ke depan berkerja, kerkerja dan berkerja. Jika sikap ini yang diaflikasikan oleh
para remaja dan pemuda kita maka Allah akan menjamin keberkahan bagi bangsa kita tercinta ini.
Sebagaimana Dr. Muhammad Sulaiman al-Asqori dalam zubdat at-Tafsir min Fathil Qadir
menjelaskan ‫ إعملوا ماشئتم‬berkerjalah sesuai dengan skil masing-masing. Setidaknya ada lima olah yang
harus kita kerjakan yakni olah rasa agar iman melekat, olah rasio agar ilmu meningkat, oleh raga agar
badan sehat, oleh usaha agar ekonomi kuat, dan oleh kinerja agar produktifitas meningkat. Hadirin
jikalau lima potensi ini sudah melakat pada remaja dan pemuda sebagai generasi bangsa maka generasi
penerus bangsa dapat melanjutkan estafet perjuangan yang meraih prestasi gemilang pada masa yang
akan datang. Amin ya rabbal alamin…

‫وهللا المستعان إلى أحسن الحال‬

‫والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

Like this:

PENJELASAN TENTANG MATERI SYARAHAN

A. Susunan dan Urutan Materi :


1. Pendahuluan : mendeskripsikan secara umum maksud syarahan untuk
kemudian menyebutkan permasalahan, baik secara induktif maupun deduktif.

2. Permasalahan : inti kajian, baik berupa judul atau tema yang sebelumnya
disebutkan permasalahan, baik satu variabel atu lebih.

3. Pembahasan : merangkai kata dengan berargumentasi tentang maksud ayat,


baik secara deduktif maupun induktif dan di interpretasikan melalui pola
maudhu’i, dirayah, riwayah, hermeneutik, dll.

4. Kesimpulan : kesimpulan disebutkan sesuai dengan jumlah masalah yang


dikaji, jika permasalahannya satu maka kesimpulan juga satu, dll.

B. Isi :

1. Keutuhan isi : dengan menjabarkan pendahuluan, permasalahan, ayat


bahasan, interpretasi ayat, argumentasi secara rasional, kesimpulan

2. Kedalaman isi : baik dengan pendekatan tekstual, kontekstual, maupun


substansial

3. Keluasan isi : baik dengan menggunakan anlisis kritis, komparatif, dll.

4. Ketepatan uraian isi : antara ayat, tafsiran, dan penggunaan


argumentasi harus saling mempengaruhi

5. Kekuatasan argumentasi : dengan penyebutan referensi secara utuh,


seperti, “Muhammad Qurasish Shihab di dalam Tafsir al-
Mishbah”, lebih bagus lagi jika disebutkan halamannya.

6. Penggunaan dalil : dalil dapat dikalsifikasikan pada penggunaan


naqli (seperi penyebutan ayat, hadits, maupun ungkapan ulama
“qaul/wajah”) dan ‘aqli (seperti pendekatan sosiologis, antropologis,
budaya, maslahat, dll).

C. Kaedah dan Gaya Bahasa :

1. Pemakaian kata yang baik : yang tidak terpola pada budaya ketimuran,
yang tidak mengumpat, menghina, dll. secara tidak objektif.

2. Struktur kalimat yang benar : sesuai dengan ketentuan penggunaan bahasa


Indonesia yang baku (struktur EYD) di Indonesia. Di dalam
tekas harus debadakan dengan ungkapan secara verbal.

3. Mengena dengan maskud syarahan

4. Menarik untuk dikaji

5. Kaidah bahasa dan sastra yang sesuai

CONTOH TEKS SYARHIL

A. Bagian Pendahuluan.

Multatuli mengibaratkan bumi Indonesia laksana jamrud yang berada di dataran khatulistiwa. Qurasish
Shihab juga mengibaratkan tanah Indonesia laksana sekeping tanah sorga yang di hamaparkan di
persada nusantara. Dua ungkapan tersebut menggambarkan bertapa indah dan hebatnya sumber daya
alam yang kita miliki. Kita Negara kaya, sumberdaya kita potensisal, tanah kita pun subur, Namun
kenyataannya masih banya rakyat yang berada dibawah garis kemiskinan, bayi-bayi kekurangan gizi,
pelajar putus sekolah, bahkan rakyat mati menderita kelaparan. Mengapa hal ini terjadi? Ini disebabkan
Sumber daya alam yang kita miliki belum dimanfaatkan oleh bangsa kita sendiri, melainkan
dieksploitasi dikikis habis oleh bangsa-bangsa lain sebagai aksi penjajahan gaya baru.

Bahkan akhir-akhir ini akibat kecongkakan tangan-tangan manusia itu sendiri yang dibungkus sains
dan teknologi telah mengikis habis keramahan alam sehingga yang nampak adalah krisis lingkungan,
polusi, malapetaka atomik, menipisnya lapisan ozon di atmospir, hingga ancaman terjadinya hujan api
dibeberapa belahan dunia. Fenomena tersebut menandakan ketidak harmonisan hubungan manusia
dengan alam raya, akibatnya dirasakan oleh manusia sendiri. Sebab “if the habitat was cared will give
function but if not it would make destroy”. Jika alam lingkungan dipelihara akan berdaya guna tapi jika
dibiarkan akan menimbulkan bencana. Demikianlah ungkapan Edwar Buckle dalam History Of
Civilization in England.

B. Penyebutan Masalah.

Melihat betapa pentingnya memelihara lingkungan tersebut, maka pada kesempatan ini kita akan
membicarakan tentang, “Kewajiban Manusia Memelihara dan Memakmurkan Alam”, dengan rujukan
firman Allah, surat al-Hijr ayat 19-20 :

C. Isi Syarahan.

1. Penyebutan Ayat dan Terjemahnya.

‫}َوَج َع ْلَن ا َلُك ْم ِفيَه ا َم َع اِيَش َوَمْن‬19{ ‫َوْاَألْر َض َمَدْد َناَه ا َو َأ ْلَق ْيَنا ِفيَه ا َرَواِس َي َو َأ ْنَبْتَن ا ِفيَه ا ِم ْن ُك ِّل َش ْي ٍء َمْو ُز وٍن‬
}20{ ‫َلْس ُت ْم َلُه ِبَراِزِقيَن‬

Artinya : “Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami
tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran.(19) Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi
keperluan-keperluan hidup, dan (Kami menciptakan pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali
bukan pemberi rezki kepadanya.(20)”

2. Pendapat atau Penafsiran Ulama.

Prof. Dr. Muhammad Qurish Shihab dalam Tafsir al-Misbah menyebutkan, bahwa kalimat ‫َوَأْنَبْتَن ا ِفيَه ا‬
‫“ ِم ْن ُك ِّل َش ْي ٍء َمْو ُز وٍن‬dan kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran”, dipahami oleh
sementara ulama dalam arti bahwa Allah swt menumbuh-kembangkan di bumi ini aneka ragam
tanaman untuk kelangsungan hidup dan menetapkan bagi setiap tanaman itu masa pertumbuhan dan
penuaian tertentu, sesuai dengan kuantitas dan kebutuhan makhluk hidup. Demikian juga Allah swt
menentukan bentuknya sesuai dengan penciptaan dan habitat alamnya.

Dalam tafsir al-Muntakhab, ayat ini dinilai sebagai menegaskan suatu temuan ilmiah yang diperoleh
melalui pengamatan di laboratorium, yaitu setiap kelompok tanaman masing-masing memiliki
kesamaan dilihat dari sisi luarnya, demikian juga sisi dalamnya. Bagian-bagian tanaman dan sel-sel
yang digunakannya untuk pertumbuhan memiliki kesamaan-kesamaan yang praktis tak berbeda.
Meskipun antara satu jenis dengan yang lainnya dapat dibedakan, tetapi semuanya dapat di
klasifikasikan dalam satu kelompok yang sama.

Hadirin, alangkah bahagia dan indahnya alam ini jika setiap individu memiliki semangat dalam
memelihara dan melestarikan alam raya yang kita huni ini, sehingga dapat menghasilkan manfaat bagi
semua manusia yang ada. Para ilmuan menyebut abad ke-21 sebagai the age of anxietyor restlenses,
abad yang penuh dengan kegelisahan, kecemasan, perang antar suku dan bangsa menjadi-jadi, resesi
ekonomi melanda seluruh lapisan warga, ledakan penduduk semakin tak terkendali bahkan pencemaran
lingkungan menjadi ancaman kehidupan.

3. Analisis Pensyarah.

Kondisi tersebut hadirin, jelas telah menimbulkan beban psikologis bagi kehidupan masyarakat,
akibatnya masyarakat menjadi serba salah, hati menjadi resah dan gelisah, jiwa terasa hampa dan
merana, semangat hidup tiada dan enggan berkaryabahkan yang paling parah munculnya berbagai
penyakit psikomotis, penyakit kejiwaan yang dapat mematikan seluruh umat manusia secara perlahan
dan mengerikan, kalaupun bertahan namun hidup tidak lagi merasakan ketenangan.

Hadirin, lalu apakah tugas manusia di muka bumi ini? tidak lain adalah untuk memakmurkan bumi,
mensejahterakan umat manusia sendiri lebih-lebih lingkungan-nya sebagai tempat tinggal dan menetap.
Sebagaimana terurai di dalam al-Qur’an surat Huud ayat 61 :

‫َوِإَلى َثُم وَد َأَخ اُهْم َصاِلًح ا َق اَل َياَقْو ِم اْع ُبُد وا َهللا َم ا َلُك ْم ِم ْن ِإَلٍه َغ ْي ُر ُه ُهَو َأْنَش َأُك ْم ِم َن ْاَألْرِض َواْس َتْعَم َرُك ْم ِفيَه ا‬
}16{ ‫َف اْس َتْغِف ُر وُه ُثَّم ُتوُبوا ِإَلْي ِه ِإَّن َرِّبي َقِريٌب ُم ِجيٌب‬

Artinya : “Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: Hai kaumku,
sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari
bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian
bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan
(do`a hamba-Nya).”

Demikianlah firman Allah yang yang menginformasikan kepada kita bahwa manusia diciptakan dari
tanah dan ditugasi untuk memakmurkan tanah atau bumi. Karena itu dalam bidang ilmu pengetahuan
alam kita mengenal istilah alam biotiks (alam raya) dan alam abiotis (berupa moral manusia).
Kerusakan alam biotiks biasanya berwal dari kerusakan alam abiotis yakni moral manusia. Sebagai
contoh : berdasarkan penelitian Wahana Lingkungan Hidup di DKI Jakarta tercatat memiliki 2.118
Sumur Bor dengan kedalaman tidak kurang dari 40 M, sehingga jika terjadi penambahan sumur lagi
pada tahun 2010 nanti, Wilayah DKI Jakarta bisa mencapai daratan 0,0 M, dari permukaan laut alias
rata menjadi laut.

Ancaman kerusakan tersebut hadirin sebuah bukti yang harus kita renungkan, kita fikirkan, kita cermati
untuk kita antisifasi agar saat ini maupun kelak tidak lagi terjadi kerusakan alam. Lalu bagaimanakah
tanggung jawab dan usaha kita sebagai warga negara dalam memelihara alam lingkungan ini? Sebagai
jawabannya, Pertama : Kita harus mendukung dan membantu program pemerintah dengan jalan
melakukan reboisasi tanah-tanah gundul, pembuatan terasering untuk mencegah longsor,
penanggulangan limbah dan sampah bersama-sama dan menghentikan pemburuan satwa serta
penebangan hutan secara liar. Kedua : Kita syukuri alam sebagai nikmat Allah swt dengan cara
memeliharanya agar kita dikasihi oleh Allah swt. Rasulullah saw bersabda :

‫إرحموا من فى األرض يرحمكم من فى السماء‬

“Sayangilah oleh kamu sekalian segala apa yang ada di muka bumi ini niscaya yang di atas (Allah)
akan menyayangimu.”

Apabila sikap ini kita aplikasikan maka Allah swt menjamin kemakmuran alam raya yang kita miliki
sehingga kita jauh dari petaka, terhindar dari bencana tapi dekat dengan nikmat dan barakat dari Allah
swt yang Maha Qudrat.

Hadirin, perlu diketahui bahwa orang pintar tapi salah, tidak shaleh, tidak mungkin memakkmurkan
alam, orang hebat namun bergelimang maksiat mustahil peduli mengelola alam raya, malah yang
timbul adalah watak-watak perusak, pohon-pohon ditebangi, gunung-gunung di gunduli, dan satwa-
satwa diburu. Padahal akibatnya, manusia sendiri yang menanggungnya, kita tengok beberapa kejadian
baru-baru ini, terjadi banjir di jakarta, longsor di Sumatera Barat, gempa bumi di Yogyakarta dan
gunung-gunung meletus di beberapa daerah Negara kita ini.

Belum cukup dengan semua itu kitapun dikejutkan dengan munculnya angin topan, gelombang pasang
naik kedaratan, jebolnya tanggul di Situ Gintung Tanggerang yang menghabiskan ratusan nyawa
manusia dan lain sebagainya. Mengapa demikian? Ebid G Ade melantunkan :

Barangkali di sana ada jawabnya

Mengapa di tanahku terjadi bencana

Mungkin Tuhan mulai bosan


Melihat tingkah kita, yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa

Atau alam mulai enggan, bersahabat dengan kita

Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang

D. Isi Kesimpulan.

Dengan demikian, dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa alam akan berdaya guna jika dipelihara,
namun akan menimbulkan petaka jika dirusak. Bentuk perusakan alam adalah dengan memperbanyak
maksiat dalam hidup dan penghidupan manusia. Oleh karena itu, dalam rangka mengelola alam ini kita
hindari diri kita masing-masing dari perbuatan-perbuatan maksiat, baik terhadap diri sendiri, terhadapa
alam raya, terlebih kepada Allah swt.

Semoga Allah memberikan kekuatan kepada kita dalam mengemban amanah sebagai khalifah di muka
bumi ini terutama dalam mengelola alam, semoga Allah memberikan keberkahan kepada bangsa ini,
amin ya rabbal ‘alamin.

Contoh

Full Teks Syarhil Qur’an

KEWAJIBAN MANUSIA

MEMELIHARA DAN MEMAKMURKAN ALAM

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

‫الحمد هلل رب العالمين والصالة والسالم على اشرف األنبياء والمرسلين سيدناومولنا محمد وعلى آله‬
}‫وصحبه أجمعين {أما بعد‬

Hadirin Rahimakumullah,

Multatuli mengibaratkan bumi Indonesia laksana jamrud yang berada di dataran khatulistiwa. Qurasish
Shihab juga mengibaratkan tanah Indonesia laksana sekeping tanah sorga yang di hamaparkan di
persada nusantara. Dua ungkapan tersebut menggambarkan bertapa indah dan hebatnya sumber daya
alam yang kita miliki. Kita Negara kaya, sumberdaya kita potensisal, tanah kita pun subur, Namun
kenyataannya masih banya rakyat yang berada dibawah garis kemiskinan, bayi-bayi kekurangan gizi,
pelajar putus sekolah, bahkan rakyat mati menderita kelaparan. Mengapa hal ini terjadi? Ini disebabkan
Sumber daya alam yang kita miliki belum dimanfaatkan oleh bangsa kita sendiri, melainkan
dieksploitasi dikikis habis oleh bangsa-bangsa lain sebagai aksi penjajahan gaya baru.

Bahkan akhir-akhir ini akibat kecongkakan tangan-tangan manusia itu sendiri yang dibungkus sains
dan teknologi telah mengikis habis keramahan alam sehingga yang nampak adalah krisis lingkungan,
polusi, malapetaka atomik, menipisnya lapisan ozon di atmospir, hingga ancaman terjadinya hujan api
dibeberapa belahan dunia. Fenomena tersebut menandakan ketidak harmonisan hubungan manusia
dengan alam raya, akibatnya dirasakan oleh manusia sendiri. Sebab “if the habitat was cared will give
function but if not it would make destroy”. Jika alam lingkungan dipelihara akan berdaya guna tapi jika
dibiarkan akan menimbulkan bencana. Demikianlah ungkapan Edwar Buckle dalam History Of
Civilization in England.

Melihat betapa pentingnya memelihara lingkungan tersebut, maka pada kesempatan ini kita akan
membicarakan tentang, “Kewajiban Manusia Memelihara dan Memakmurkan Alam”, dengan rujukan
firman Allah, surat al-Hijr ayat 19-20 :

‫}َوَج َع ْلَن ا َلُك ْم ِفيَه ا َم َع اِيَش َوَمْن‬19{ ‫َواَأْلْر َض َمَدْد َناَه ا َوَأْلَق ْيَنا ِفيَه ا َرَواِس َي َوَأْنَبْتَن ا ِفيَه ا ِم ْن ُك ِّل َش ْي ٍء َمْو ُز وٍن‬
}20{ ‫َلْس ُت ْم َلُه ِبَراِزِقيَن‬
Artinya : “Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami
tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran.(19) Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi
keperluan-keperluan hidup, dan (Kami menciptakan pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali
bukan pemberi rezki kepadanya.(20)”

Hadirin Rahimakumullah,

Prof. Dr. Muhammad Qurish Shihab dalam Tafsir al-Misbah menyebutkan, bahwa kalimat ‫َوَأْنَبْتَن ا ِفيَه ا‬
‫“ ِم ْن ُك ِّل َش ْي ٍء َمْو ُز وٍن‬dan kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran”, dipahami oleh
sementara ulama dalam arti bahwa Allah swt menumbuh-kembangkan di bumi ini aneka ragam
tanaman untuk kelangsungan hidup dan menetapkan bagi setiap tanaman itu masa pertumbuhan dan
penuaian tertentu, sesuai dengan kuantitas dan kebutuhan makhluk hidup. Demikian juga Allah swt
menentukan bentuknya sesuai dengan penciptaan dan habitat alamnya.

Dalam tafsir al-Muntakhab, ayat ini dinilai sebagai menegaskan suatu temuan ilmiah yang diperoleh
melalui pengamatan di laboratorium, yaitu setiap kelompok tanaman masing-masing memiliki
kesamaan dilihat dari sisi luarnya, demikian juga sisi dalamnya. Bagian-bagian tanaman dan sel-sel
yang digunakannya untuk pertumbuhan memiliki kesamaan-kesamaan yang praktis tak berbeda.
Meskipun antara satu jenis dengan yang lainnya dapat dibedakan, tetapi semuanya dapat di
klasifikasikan dalam satu kelompok yang sama.

Hadirin, alangkah bahagia dan indahnya alam ini jika setiap individu memiliki semangat dalam
memelihara dan melestarikan alam raya yang kita huni ini, sehingga dapat menghasilkan manfaat bagi
semua manusia yang ada. Para ilmuan menyebut abad ke-21 sebagai the age of anxietyor restlenses,
abad yang penuh dengan kegelisahan, kecemasan, perang antar suku dan bangsa menjadi-jadi, resesi
ekonomi melanda seluruh lapisan warga, ledakan penduduk semakin tak terkendali bahkan pencemaran
lingkungan menjadi ancaman kehidupan.

Kondisi tersebut hadirin, jelas telah menimbulkan beban psikologis bagi kehidupan masyarakat,
akibatnya masyarakat menjadi serba salah, hati menjadi resah dan gelisah, jiwa terasa hampa dan
merana, semangat hidup tiada dan enggan berkaryabahkan yang paling parah munculnya berbagai
penyakit psikomotis, penyakit kejiwaan yang dapat mematikan seluruh umat manusia secara perlahan
dan mengerikan, kalaupun bertahan namun hidup tidak lagi merasakan ketenangan.

Hadirin, lalu apakah tugas manusia di muka bumi ini? tidak lain adalah untuk memakmurkan bumi,
mensejahterakan umat manusia sendiri lebih-lebih lingkungan-nya sebagai tempat tinggal dan menetap.
Sebagaimana terurai di dalam al-Qur’an surat Huud ayat 61 :

‫َوِإَلى َثُم وَد َأَخ اُهْم َصاِلًح ا َق اَل َياَقْو ِم اْع ُبُد وا َهللا َم ا َلُك ْم ِم ْن ِإَلٍه َغ ْي ُر ُه ُهَو َأْنَش َأُك ْم ِم َن اَأْلْرِض َواْس َتْعَم َرُك ْم ِفيَه ا‬
}16{ ‫َف اْس َتْغِف ُر وُه ُثَّم ُتوُبوا ِإَلْي ِه ِإَّن َرِّبي َقِريٌب ُم ِجيٌب‬

Artinya : “Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: Hai kaumku,
sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari
bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian
bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan
(do`a hamba-Nya).”

Ma’asyiral muslimin Rakhimakumullah,

Demikianlah firman Allah yang yang menginformasikan kepada kita bahwa manusia diciptakan dari
tanah dan ditugasi untuk memakmurkan tanah atau bumi. Karena itu dalam bidang ilmu pengetahuan
alam kita mengenal istilah alam biotiks (alam raya) dan alam abiotis (berupa moral manusia).
Kerusakan alam biotiks biasanya berwal dari kerusakan alam abiotis yakni moral manusia. Sebagai
contoh : berdasarkan penelitian Wahana Lingkungan Hidup di DKI Jakarta tercatat memiliki 2.118
Sumur Bor dengan kedalaman tidak kurang dari 40 M, sehingga jika terjadi penambahan sumur lagi
pada tahun 2010 nanti, Wilayah DKI Jakarta bisa mencapai daratan 0,0 M, dari permukaan laut alias
rata menjadi laut.

Ancaman kerusakan tersebut hadirin sebuah bukti yang harus kita renungkan, kita fikirkan, kita cermati
untuk kita antisifasi agar saat ini maupun kelak tidak lagi terjadi kerusakan alam. Lalu bagaimanakah
tanggung jawab dan usaha kita sebagai warga negara dalam memelihara alam lingkungan ini? Sebagai
jawabannya, Pertama : Kita harus mendukung dan membantu program pemerintah dengan jalan
melakukan reboisasi tanah-tanah gundul, pembuatan terasering untuk mencegah longsor,
penanggulangan limbah dan sampah bersama-sama dan menghentikan pemburuan satwa serta
penebangan hutan secara liar. Kedua : Kita syukuri alam sebagai nikmat Allah swt dengan cara
memeliharanya agar kita dikasihi oleh Allah swt. Rasulullah saw bersabda :

‫إرحموا من فى األرض يرحمكم من فى السماء‬

“Sayangilah oleh kamu sekalian segala apa yang ada di muka bumi ini niscaya yang di atas (Allah)
akan menyayangimu.”

Apabila sikap ini kita aplikasikan maka Allah swt menjamin kemakmuran alam raya yang kita miliki
sehingga kita jauh dari petaka, terhindar dari bencana tapi dekat dengan nikmat dan barakat dari Allah
swt yang Maha Qudrat.

Hadirin, perlu diketahui bahwa orang pintar tapi salah, tidak shaleh, tidak mungkin memakkmurkan
alam, orang hebat namun bergelimang maksiat mustahil peduli mengelola alam raya, malah yang
timbul adalah watak-watak perusak, pohon-pohon ditebangi, gunung-gunung di gunduli, dan satwa-
satwa diburu. Padahal akibatnya, manusia sendiri yang menanggungnya, kita tengok beberapa kejadian
baru-baru ini, terjadi banjir di jakarta, lonesor, gempa bumi di Yogyakarta dan gunung-gunung meletus
di beberapa daerah Negara kita ini.

Belum cukup dengan semua itu kitapun dikejutkan dengan munculnya angin topan, gelombang pasang
naik kedaratan, jebolnya tanggul di Situ Gintung Tanggerang yang menghabiskan ratusan nyawa
manusia dan lain sebagainya. Mengapa demikian? Ebid G Ade melantunkan :

Barangkali di sana ada jawabnya

Mengapa di tanahku terjadi bencana

Mungkin Tuhan mulai bosan

Melihat tingkah kita, yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa

Atau alam mulai enggan, bersahabat dengan kita

Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang

Dengan demikian, dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa alam akan berdaya guna jika dipelihara,
namun akan menimbulkan petaka jika dirusak. Bentuk perusakan alam adalah dengan memperbanyak
maksiat dalam hidup dan penghidupan manusia. Oleh karena itu, dalam rangka mengelola alam ini kita
hindari diri kita masing-masing dari perbuatan-perbuatan maksiat, baik terhadap diri sendiri, terhadapa
alam raya , terlebih kepada Allah swt.

Semoga Allah memberikan kekuatau kepada kita dalam mengemban amanah sebagai khalifah di muka
bumi ini terutama dalam mengelola alam, semoga Allah memberikan keberkahan kepada bangsa ini,
amin ya rabbal ‘alamin.

naskah MSYQ( MUSABAQOH SYARHIL QURAN)


Kepemimpinan rasulullah dalam membangun masyarakat madani

Abu A’la al maududi dalam bukunya the prophet of islam ,mengatakan he is the only one
example,rasul merupakan contoh yang paling lengkap,dalam dirinya terdapat kebesaran dan kemuliaan
sifat manusia.Kebesaran sifat rasul serta keberhasilan beliau dalam memimpin negara telah tercatat
dengan indah dan rapi dalam sejarah peradaban manusia,sehingga wajar,kehebatan beliau di abadikan
oleh Michael heart dalam bukunya ‘’the one hundred ranking of the most influenting person in
history.’’
Kebesaran sifat rasul sebagai seorang pemimpin yang selalu mengutamakan kepentingan rakyat dan
mengutamakan akhlaqul karimah pada akhirnya mampu merobah masyarakat biadab menjadi
beradab,yang dulunya berseteru menjadi satu,yang dulunya menyembah berhala kini kembali
menyembah allah ta’ala.

oleh karena itu untuk mengikuti jejak rasul, agar memilih pemimpin berdasarkan konsep islam, maka
pada kesempatan kali ini kami akan member judul syarahan ‘’KEPEMIMPINAN RASULULLAH
DALAM MEMBANGUN MASYARAKAT MADANI’’dengan landasan surah al ahzab ayat 21 yang
berbunyi:

hadirin,ayat tadi di awali dengan kalimat, secara sementik adalah

sedangkan dalam ilmu balaghah ayat tadi termasuk

maksudnya ayat tersebut menginformasikan sekaligus menegaskan kepada kita ,sungguh pada diri
rasulullah itu terdapat uswatun hasanah’’bagi kita
rasul merupakan figur yang luhur ,contoh yang tinggi yang harus di ikuti dengan sepenuh hati,baik
perkataan maupun perbuatannya.Demikian penegasan imam ali ash shobuni dalam shofwatut
tafasir’’.rasul is the walking quran,akhlak rasul ibarat alquran yang berjalan,semakna dengan ayat tadi
aisyah ra berkata:

lantas bagaimana akhlak bangsa kita terutama para pemimpin kita saat ini ? jawaban nya adalah
alhmdulillah,masih ada pemimpin yang patut di teladani,masih ada para pejabat yang bisa
mengayomi,masih ada aparat yang peduli,semua itu patut di syukuri walaupun jumlahnya sangat
sedikit sekali,karena masih banyak pejabat yang bejatmasih banyak politisi yang korupsi,masih banyak
aparat yang tidak amanat dan begelimang maksiat.kita sekarang mengalami krisis moneter yang
emembuat kita keteter,di tambah pemuda pemuda yang teller dan pemimpin yang killer.bagaimana
mungkin reformasi teraplikasi sementara para pemimpin kita mengalami dekadendsi,reformasi yang
kita cita citakan ,malah destruksi yang jadi kenyataan ,kesejahtraaan yang kita dambakan malah
kesengsaraan yang kita rasakan.
Hadirin rohimakumullah,
Apa yang harus dilakukan para pemimpin kita agar bangsa Indonesia bias Berjaya ?
Sebagai jawaban nya marilah kita renungkan firman allah pada surah ali imron ayat 159 yang berbunyi:

Hadirin rahimakumullah.
Prof.Dr.Qurais shihab dalam tafsir al misbahnya menjelaskan:ayat tadi mengandung 3 cara rasul dalam
berdakwah,yang berisis pesan moral bagi seorang pemimpin bangsa kita.yaitu
Pertama: rasul bersiakp lemah lembut baik kepada kawan maupun lawan.
Kedua: rasul senantiasa bersikap lapang dada ,mudah memaafkan dan memberikan ampunan setiap
kesalahan
Ketiga: rasul senantiasa mentradisikan kehidupan bermusyawarah dalam mengambil keputusan

Itulah hadirin,cara dan strategi rasul dalam berdakwah,yang selalu berhasil memimpin bangsa dengan
berandaskan akhlakul karimah ,moral,dan etika.untuk itu ada 4 solusi yang membawa bangsa kita
bangkit dari keterpurukan serta krisis berkepanjangan akibat moral akhlak bangsa yang semakin
mengkhawatirkan.ke empat solusi tersebut adalah
Pertama:pemimpin sebagai figur sentral harus bermoral,berakhlak mulia,dan beretika adalah durjana
yang harus minggir dari persada Indonesia.untuk menanamkan akhlak ,moral dan etika,mari kita mulai
sejak dini,dan mulai pada diri kita sendiri ,hal ini sejalan dengan pesan lukmanul hakim tepatnya pada
surah lukman ayat 17 yang mengambil kesimpulan ada 4 spesipikasi pesan lukman yang mengandung
induknya ibadah dan pondasinya berupa akhlakul karimah ,yaitu
Dirikanlah sholat,suruhlah orang berbuat kebaikan,mencegah kemungkaran,dan bersabar atas segala
yang menimpa.
Kedua:kita sebagai warga Negara harus ikut berpartisipasi dan antisipasi sebagai wujud apresiasi yang
sesuai dengan tuntunan dan tuntutan alquran.
Jangan hanya pandai mengkritisi tapi berikanlah solusi.jagalah sarana dan prasarana Negara,jangan
berbuat durjana,karena allah akan murka,dan kita akan mendapatkan bala dan bencana

Ketiga :kita tingkatkan sumber daya manusia dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi dan kematangan iman dan taqwa yang bermuara pada akhlak yang mulia.sebagaimana sauqi
bekh berkata dalam syairnya

Bangsa bangsa akan jaya ,akan maju jika di topang akhlak mulia,tapi bangsa akan hancur
tersungkur ,rusak binasa,jika tidak di topang akhlak mulia
Ke empat :Tingkatkanlah harmonisasi ulama dan umaro,hubungan keduanya harus,harus dekat,agar
hidup dapat nikmat dalam Negara yang berdaulat dan penuh berkat.
Jika keempat langkah solutif ini terealisir,maka bangsa kita akan jaya,terhindar dari malapetaka,dan
senantiasa mendapatkan ridho allah swt
Sesuai dengan janji allah dalam surah almaidah ayat 9 yang berbunyi:

Dengan demikian dapat disimpulkan,agar Indonesia jaya,pemimpin harus bercermin dan mengambil
cara dan strategi rasul dalam berdakwah,yaitu selalu mengutamakan kepentingan rakyat dan
mengutamakan akhlakul karimah dalam memimpin,dengan demikian Negara kita akan makmur dengan
pemimpin yang jujur dan berbudi luhur,sehingga rahmat allah pun terulur.sebagai penutup kami
selipkan pantun sebagai kenangan dan penuntun.

Anak perawan pergi ke nunukan


Beli ikan ,lampu dan belewa untuk bekalnya
Dengan MSYQ mari kita tingkatkan
Iman ,ilmu dan taqwa pada allah ta’ala

MENJAGA KEKAYAAN DAN KEBERAGAMAN BANGSA INDONESIA DALAM BINGKAI


PERSATUAN

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

Satu nusa, satu bangsa, satu bahasa dan satu tujuan, berjuang dalam keberagaman untuk Indonesia raya.
Oleh karena itulah kelompok kami akan menyampaikan sebuah judul menjaga kekayaan dan
keberagaman bangsa Indonesia dalam bingkai persatuan. Dalam Al Qur’an surat Yaasiiin ayat 36,
Alloh SWT telah berfirman, yang akan dibacakan oleh rekan saya:

Artinya :
Maha Suci Allah yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang
ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui. (Q.S. Yaa
Siiin : 36)

Ayat ‫ سبحان الذي خلق االزواج كّلها‬ini membeitahukan kepada kita bahwa Allah SWT telah
menunjukkan kekuasaan- Nya yang tidak ada batasnya di dalam mencipta apapun yang Dia kehendaki,
sehingga kesucian Allah secara Dzati, sifati dari kekurangan atau adanya pembantu adalah tampak
nyata.

Hal ini menuntut pada hamba – hamba Alloh yang berfikir untuk Ta’ajjub (mempunyai rasa kagum)
atas ke- Esaan dan kebesaran -Nya dan juga ada pesan dari Alloh agar jangan sekali – kali berani
menyekutukan – Nya.

Kata atau lafal “Azwaaj” diartikan sebagai asnaf, yang dalam sebuah tafsir maknanya adalah
bermacam-macam. Hal ini bisa dilihat pada potongan ayat. ‫ِم َّم ا ُتْنِبُت ْاَالْرُض‬. Dari tumbuh–tumbuhan
bumi.

Berapa banyak jumlah dan macamnya flora dan fauna di muka bumi ini, khususnya di Indonesia saja,
betapa kayanya negeri ini dibandingkan dengan negara-negara jiran. Andaikan Allah hanya mencipta
satu macam atau satu jenis saja, niscaya manusia akan bersikap seperti Bani Israel yang dalam kasus
makanan hanya “manna dan Salwa”. Mereka memprotes kepada Nabi Musa supaya beliau berdo’a
kepada Alloh agar ada makanan-makanan yang lain dari tumbuh – tumbuhan bumi karena mereka
bosan dengan yang telah ada.

Mereka mendesak Nabi Musa as, dalam Al Qur’an Surat Al Baqoroh ayat 61: Berdoalah kamu Musa
pada Tuhan – Mu ! maka supaya Dia mau mengeluarkan bagi kami dari macam –macam tumbuhan
bumi.

Hadirin dan dewan juri yang kami mulyakan…..

Kemudian setelah membahas tentang macam-macam tumbuhan bumi, Allah lalu menunjukkan tentang
ciptaan-Nya terkait macam-macam keberadaan manusia, dari jenisnya yang laki-laki dan yang
perempuan dan bahkan yang antara laki-laki dan perempuan atau yang disebut waria dan banyak hal
yang tidak mampu diketahui oleh manusia dalam ayat ‫ومن انفسهم ومّما ال يعلمون‬. Dan dari diri
mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.

Hal inipun bisa ditinjau dari beberapa sisi:

Yang pertama, dari sisi bahasa dan warna kulitnya. Manusia tercipta dengan bahasa yang berbeda-beda
yang tidak sama. ‫ واختلف السنتكم والوانكم‬Dan berlain – lainan bahasamu dan warna kulitmu. (Q. S.
Ar Ruum : 22).

Yang kedua, dari sisi latar belakang suku, bangsa dan budaya dan lain lain yang supaya untuk saling
kenal lalu saling menyayangi, saling menghormati dan saling menjaga. ‫وجعلنكم شعوبا وقبآ ئل لتعارفوا ج‬.
Dan kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. ( Q.
S. Al Hujurat : 13).

Keberagaman dan adanya perbedaan merupakan perwujudan yang dimaksudkan oleh Allah di dalam
mencipta. Manusia harus menyadari hal itu dan harus bisa menerima dan mengelola dengan baik.
Bahkan di dalam keberagaman dan perbedaan itu mengandung hikmah yang luar biasa bagus yang
diperlukan dalam hidup ini.

Sebagaimana sabda Rasulullah: )‫ ال يزال الناس بخيرما تبينوا ( الحديث‬Tidak henti-hentinya manusia
dalam kondisi baik selama masih ada perbedaan.

Yang ketiga, dari sisi demokrasi. Indonesia akan bisa lebih baik jika keberagaman dan perbedaan dapat
berjalan agar baik dan benar.

Yang keempat, dari sisi ekonomi. Keberagaman yang berupa banyaknya macam budaya akan sangat
menguntungkan bagi Negara dan masyarakat.
Dan yang tidak kalah pentingnya keberagaman dan perbedaan yang sengaja diciptakan Allah dapat
mendorong kelompok satu dengan yang lain untuk saling berlomba-lomba menjadi yang terbaik
sehingga yang tertinggal dapat bercermin pada keberhasilan dan kebaikan orang lain.

Hadirin yang berbahagia…

Demi menjaga prinsip persatuan ini, Alloh SWT sendiri telah menghimbau dalam Al Qur’an surat Ali
Imron : 103, yang akan dibacakan oleh rekan saya:

‫واعتصموا بحبل الّله جميعًا وال تفّرقوا‬.

Dan berpeganglah kamus semua pada tali (Agama) Alloh dan janganlah kamu bercerai berai.

Ayat ini memerintahkan pada umat manusia secara keseluruhan tanpa pandang bulu. Yaitu untuk
menjaga keberkahan yang telah Allah berikan berupa perbedaan. Agar hal itu benar-benar menjadi
kenikmatan dan kemakmuran bagi bangsa. Istilah separatisme atau ingin merdeka, pisah dari Negara
kesatuan merupakan bencana bagi negeri ini terlebih masyarakat yang terlibat.

Hadirin yang dimulyakan oleh Alloh …

Dari uraian diatas dapat kita ambil minimalnya dua prinsip di dalam menjaga kekayaan dan
keberagamaan bangsa Indonesia dalam bingkai persatuan:

Pertama, konsep ta’awun, yakni saling bahu membahu dalam hal kebajikan dan taqwa.

Kedua, konsep syukur, yakni dengan menjaga kekayaan alam yang kita miliki, merawat dengan baik,
dan melestarikan dengan yang semestinya.

Semoga Allah SWT menjaga bangsa tercinta ini, dan menjauhkannya dari bencana berupa perpecahan
yang menakutkan itu. Amin….

‫صدق الّله العظيم‬

Demikian presentasi dari kelompok kami.

‫والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


Membangun Generasi Masa Depan Yang Intelek Dan Qurani
Sebagai landasan normatif syarahan kami, marilah kita meniyimak firman Allah pada surat An-Nisa
:ayat 9 yang akan dibacakan oleh qari kami
.Hadirin yang dimuliakan Allah
Imam Hafidz 'Imaduddin Abu Alfida Ibnu katsir dalam tafsir Alquranul 'Adhim menyebutkan bahwa
menurut riwayat Ibnu Abbas ayat ini turun berkenaan dengan seorang orang tua yang mewasiatkan
kepada anaknya wasiat yang akan membawa kemudaratan baigi dia. Maka Alah Swt. Memerintahkan
.kepadanya untuk merubah wasiatnya kepada ketakwaan kepada Allah dan kebaikan

Membiarkan generasi penerus yang lemah, sama artinya dengan mendidik anak menjadi geneasi yang
miskin. Miskin harta, miskin Ilmu, miskin hati dan miskin agama? Apakah generasi mskin ini nanti
yang akan memegang tongkat estafet masa depan????Oleh karena itu Imam Ibnu katsir di dalam
tafsirnya menyebutkan hadits Rasulullah yang menyeru kepada manusia untuk meninggaklkan
generasi yang kaya yang dengan kekayaannya akan membawa Islam ke arah kemajuan. Innaka an
tadzara wariitsataka al-aghniya khairun min an tadzrahum 'alatan yatakaffafuuna an-nasa. Betapa besar
perhatian Rasul terhadap generasi yang akan datang. Selain itu, di dalam sebuah kata hkmat
:disebutkan
Laqad gharatsuu .man Qablana
Fa na'kula nahnu
Wa naghritsu nahnu yauman ma
.Liya'kula man ba'dana
Apa yag kita tanamkan hari ini kepada anak, itulah yang akan menjadi tumpuan hidup mereka. Islam
adalah agama yang sangat memperhatikan kehidupan masa depan maka tidak pantas jika dikatakan
bahwa Islam tidak ideal dengan zaman, pertanyakan pada diri kita, adakah Islam yang tidak sesuai
??dengan zaman ataukah kita tidak dapat meyesuaikan Islam dengan zaman
Makatidak heran jika pada ayat tadi Allah menyuruh kita untuk takut jika meninggalkan generasi
dibelakang kita generasi yang lemah, karena generasi yang lemah ini akan menjadi sandungan bagi kita
untuk melaporkan hasil kerja kita selama di dunia, mereka akan bersaksi bahwa pendahulu merekalah
.yang telah memebawa mereka ke dalam kelemahan
Golongan yang diharapkan oleh agama adalah golongan yang kuat fisiknya, mantap imanya, benar
pemikirannya. Merekalah orang yang dinanti untuk membawa bendera Islam.jangankan membicarakan
hal yang berkenaan dengan agama, di dalam civic values di Indonesia, Founding father Negara kita
dalam sebuah perayaan sumpah pemuda pernah mengatakan: Beriakan kepadaku sepuluh orang
pemuda, Niscaya akan kugoncankan dunia. Mengapa Soekarno berani berkata demikian? Karena
pemuda memiliki potensi, keberanian dan energi yang dapat diandalkan, nah jika orang tua yang
.melakukan, maka terseok-seoklah sebuah pekerjaan
.Hadirin yang dirahmati Allah

Bagaimana perspektif Islam terhadap generasi masa depan yang handal? Generasi masa depan adalah
yang cerdas dan berwibawa. Dengan kecerdasan mereka akan mampu membawa bangsa dan agama ini
memegant font terdepan di dalam konsep kehidupan. Sunnguh sangat berbeda antara generasi yang
cerdas dan generasi yang bodoh. Marilah kita bercermin pada Firman Allah pada surat Az-zumar ayat
:9
Syekh sayyid Qutub. Dalam tafsirnya Fi Dhilaalil Quran menulis, bahwa orang –orang yang
mengetahui pada ayat tadi adalah mereka yang mampu meraih ilmu dan memandang agunggnya
kekuatan Allah dengan ilmu tersebut sehingga timbullah ikatan seorang manusia dengan Allah. Dan
ulul albab adalah: dzu quluub almudrikah lima waraa a dhawaahir minal haqaaiq. Almuntafi'ah bima
rahasia-rahsia dibalik segala kenyataan ‫ ؤ‬tara wa ta'allama. Mereka adalah orang yang dapat melihat
.denagn belajar dan pengamatan
Orang yang cerdas adalah orang yang memeilih ilmu sebagai jalur kehidupan dan orang seperi ini
hanya ada dari golongan ulul albab. Di era yang serba generlap dan glamour ini kita butuh sebuah filter
yang dapat menjadi tameng bagi kita trhadap segala pengaruh globalisasi yang menerjang seluruh
kehidupan umat manusia. Mengapa barat yang justeru memeganfg peradaban sekarang ini? Padahal
secara konsep umat Islamlah yang ada di garda terdepan. Ini dikarenakan umat Islam hanya
menjadikan ilmu sebagai jalur alternative bukan sebagai sebua kewajiban sehingga kita rasakan saat
ini, orang-orang barat berlomba naik ke bulan, kita masih berlomba naik pohon kelapa. Mereka terus
menciptakan hp dengan berbagi merknya, sedangkan kita bangga bila menggunakannya, padahal, klau
kita mau mencermati, konsep kehidupan mereka adalah hasil adopsi dari Al-Quran dan Hadits. Dengan
Ilmu mereka dapat menguasai dunia ini. Padahal jika sekiranya ilmu itu dikuasai oleh umat Islam,
maka niscaya bukan hanya kehidupan dunia saja yang dapat dikuasai. Imam abi hamid mhammad bin
mhammad alGhazali didalam kitab ihya ulumuddin halaman 19 menulis sebuah kisah yang
diriwayatkan dari Ibnu abbas. Bahwasannya nabi Sulaiman bi daud diperintahkan oleh Alah untuk
memilih antara ilmu, harta dan kerajaan. Maka Nabiyullah Sulaiman memilih ilmu dan dengan ilmu ini
beliau turut memperoleh harta dan kekuasaan. Lihatlah bagaimana ilmu dapat menguasai sluruh sendi
.kehidupan
Denagn menguasai ilmu pengetahuan yang berlandaskan kepada iman dan takwa maka kita akan dapat
menguasai dunia ini sesuai denagn titah Allah Swt. Karena dengan ilmu dan iman Allah akan
:mengangkat derajat manusia. Sesuai dengan firmannya pada surat Al-Mujadalah ayat 11
:Sayid Quthub dalam tafsir fi dhilalil quran halamn 3512 jilid ke 6 menyebutkan makna ayat ini yaitu
Suatu ilmu yangmengakar di hati akan melahirkan ketaatan kepada Allah Swt maka
akanmengantarkan manusia kepada derajat yang tinggi di sisi Allah Swt.inilah cara Islam mendidik hati
.manusia, melalui metode pembelajaran
Untuk mewujudkan insane yang kamil kita harus dapat mengkombinasi antara ilmu dan iman. Antara
intelaktualitas dan spiritual. Namun realitanya saat ini, banyak orang pandai namun tidak benar
sehingga kita tetap berada dalm jurang nasional multidimensional maka lahirlah orang-orang ynag
:pintar namun kurang ajar. Orang bijak berkata
Dengan ilmu hidup menjadi mudah
Dengan seni hidup menjadi indah
.Dengan iman hidup menjadi terarah
Scince without religion is blind
.Religion without science is paralsyed
Ilmu tanpa agama adalah buta, agama tanpa ilmu adalah pincang
Oleh karena itu kita harus dapat mengabungkan ilmu dan iman ke dalam jati diri umat islam agar kita
.dapat membangkitkan islam menuju cahaya kemenangan yang sejati
.Hadirin yang dimuliakan Allah
Dari syarahan kami dapat kita ambil beberapa kesimpulan
untuk membangkitkan kejayaan Islam di masa yang akan datang kita harus dapat merealisasikan .1
ilmu dan iman ke dalam kehidupan kita sehari-hari. Karena hanya dengan ilmu kita dapat menguasai
.dunia dan dengan iman kita akan mendapat langkah yang benar
ilmu yang bermamfaat adalah yang dapat membawa kita kepada makrifat Allah Swt. Yang .2
menghantarkan kita kepada ketakwaannya. Dengan adanya ilmu diharapkan kita lebih bisa memaknai
.keagungan Allah Swt
sadarilah bahwa kita semua akan diminta pertanggung jawaban oleh Allah Swt. Oleh karena itu .3
segala yang kita lakukan hari ini harus kita gambarkan sebagai bijih yang kita tanam yang akan kita
.petik di hari hisab kelak
Marilah kita bahu membahu dan salingmengingatkan agar tercipta ukhwah diantara kita dan bangsa
kita menjadi: tata tentem kerta raharjo, gemah ripah loh jinawi. Baladatun thayyibatun wa rabbun
.ghafur dalam setiap aspek kehidupan
Demikian yang dapat kami sampaikan. Mohon maaf bila terdapat kekurangan.pat ranup yang hana
mirah, pat peuneurah yang hana bajo, pat haba yang hana salah, hana bak awai teunte na bak dudo.
Akhirul kalam
Wassalamualaikmu warahmatullahi wabarakatuh
Akhlaqul Karimah dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara

ALHAMDULILLAH rabbil alamin, Asyhadu alla ilaaha illallah wa asyhadu anna


muhammadarrasulullah shollallahu alaihi wasalam wa alaa aalihi wa ashhabihi, ammaba’du.

Akhir-akhir ini kekerasan dan terorisme distigmakan/dicapkan oleh kelompok negara barat kepada
Islam. Padahal sebaliknya Islam mengagungkan akhlaqul karimah (budi pekerti yang baik) yang
menjadi ajaran secara universal yang berlaku di mana saja dan sepanjang zaman mulai zaman kenabian
sampai dengan zaman akhir.

Mengamalkan akhlaqul karimah merupakan bagian dari ibadah kepada Allah SWT, secara horizontal
kepada sesama manusia, lingkungan masyarakat, bangsa dan negara (ibadah ghairu mahdhah).
Siapakah objek akhlaqul karimah? Objeknya adalah seluruh lapisan masyarakat baik kelembagaan
maupun perorangan, pejabat maupun masyarakat biasa, keluarga dan bukan keluarga, kalangan muslim
dan non muslim, lingkungan, alam semesta dan semua yang berinteraksi sosial dengan kita.

Melakukan akhlaqul karimah bukan sekadar mengikuti aturan agama, tetapi juga menetapi aturan
perundangan dan norma etika yang berlaku dalam masyarakat. Tolok ukur baik dalam berakhlaqul
karimah adalah baik secara aturan dan sikap menurut:

lAgama (Allah dan Rasul)


l Aturan perundangan yang berlaku
l Norma dan etika yang berlaku di masyarakat.
Seiring dengan kemajuan zaman, khususnya terkait globalisasi telah terjadi pergeseran nilai-nilai budi
pekerti di masyarakat. Sesuatu sikap/perbuatan yang tadinya dipandang tabu seperti berpakaian seronok
(seksi). Karena dampak globalisasi telah menjadi sesuatu yang biasa, yang tadinya dipandang hal yang
memalukan seperti kawin di luar nikah.

Akan tetapi kita sebagai orang yang beriman harus memahami bahwa akhlaqul karimah bukanlah
kultur yang bisa berubah karena kondisi, waktu dan tempat. Akhlaqul karimah harus dipandang dan
dipahami sebagai ibadah yang menjadi perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW.

Firman Allah yang artinya: “Sesungguhnya engkau (Muhammad) berbudi pekerti yang luhur.” (QS Al-
Qalam 4). Lebih tegas lagi Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT untuk menyempurnakan
budi pekerti/akhlaq, sebagaimana diriwayatkan dari Rasulullah yang maknanya: “Sesungguhnya aku
(Muhammad) diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia.” (HR Baihaqi).

Bahkan seorang muslim dinilai tidaklah menjadi muslim yang sempurna jika dia tidak berakhlaqul
karimah. Sebagaimana dalam hadist Nabi SAW: “Dan berbuat baiklah pada orang yang menjadi
tetanggamu, maka jadilah engkau orang Islam yang sempurna.” (HR Ibnu Majah dari Abu Hurairah).

Orang beriman yang memiliki akhlaqul karimah mendapat kedudukan derajat yang mulia baik di
kalangan manusia maupun di sisi-Nya, demikian diterangkan dalam hadist yang artinya:
“Sesungguhnya orang beriman dengan budi pekertinya yang baik akan menyamai derajat orang yang
ahli puasa sunah lagi ahli shalat malam.” (HR Abu Daud).

Nabi SAW bersabda lagi: “Sesungguhnya kalian yang paling aku (Nabi) senangi dan yang paling dekat
tempat duduknya denganku di hari kiamat adalah kalian yang bagus budi pekertinya.” (HR At-
Turmudzi).

Praktik akhlaqul karimah harus diawali dengan memahamkan diri sendiri bahwa:
l Apabila kita tidak senang diperlakukan tidak baik maka orang lain pada hakikatnya juga tidak senang
diperlakukan tidak baik. Bila diri kita merasa senang dihormati maka orang lain juga senang hal yang
serupa dengan diri kita sendiri.
lTidak mungkin kita memaksakan kehendak kita agar orang lain mengikutinya sebagaimana tidak
mungkinnya kehendak orang lain dipaksakan pada diri kita.

lBerprilaku yang baik (akhlaqul karimah) ataupun berprilaku jelek yang diperbuat secara individu harus
dipahami bahwa prilaku tersebut membawa dampak pada lingkungan sosial atau kelompoknya.
Penerapan akhlaqul karimah pada diri sendiri tidaklah mudah, harus dilatih terus menerus karena di situ
ada pengendalian hawa nafsu. Di antara keluarga perlu pula dikembangkan sikap akhlaqul karimah
yaitu saling menghormati kepentingan masing-masing anggota keluarga. Akhlaqul karimah yang
dilaksanakan pada level keluarga akan memberikan dampak sebagai berikut:
lMerupakan proses pembelajaran dan pembiasaan pada seluruh anggota keluarga untuk selalu
berkhlaqul karimah, sehingga pada tataran yang lebih luas terhadap tetangga, di lingkungan masyarakat
menjadi kebiasaan/tabiat yang dengan sendirinya akan dipraktikkan.
lKehidupan keluarga akan menjadi damai, nyaman dan harmonis bagaikan hidup di surga.
l Akan menjadi teladan bagi masyarakat di sekitarnya dan akhirnya mulia di sisi Allah SWT.

Beberapa contoh akhlaqul karimah anak kepada orang tua:


l Bertutur kata dengan bahasa yang halus.
lMohon ijin ketika akan bepergian dan pamitan dengan mencium tangan serta memohon doa mereka.
l Bila disuruh segera melaksanakan, selama tidak maksiat.
l Bila dinasehati, anak mendengarkan dengan baik dan tidak memotong pembicaraan.
l Bila berbicara supaya dengan nada yang rendah dari orang tua/ tidak membentak atau mengeluarkan
kalimat yang kasar.
lSenang membantu pekerjaan orang tua di rumah.
lMendahulukan kepentingan/perintah orang tuanya dari pada kepentingan diri sendiri.
lMerawat orang tuanya ketika sakit.

Sedangkan contoh akhlaqul karimah orang tua terhadap anaknya antara lain selalu mendoakan yang
baik kepada anak-anaknya, dapat mendidik anaknya dengan baik dan benar, memperhatikan kebutuhan
anaknya, baik kebutuhan jasmani maupun rohani, dapat berbuat adil, baik yang bersifat materi maupun
perhatian dan kasih sayang kepada anak-nya dan tidak mudah membentak dan melaknatnya.

Bagaimana dengan masyarakat? Berikut beberapa contoh akhlaqul karimah di masyarakat:


lApabila bertemu dengan tetangga menyapanya
lApabila melewati sekelompok masyarakat menyapa dengan sopan dan permisi
lMelayat warga yang meninggal dan memberikan sumbangan
l Membantu dan menjenguk warga yang sakit
l Memberikan sumbangan untuk pembangunan/perbaikan rumah ibadah, pos kamling, jalan, jembatan
dan lainnya yang bersifat kepentingan umum.
lIkut serta dalam kegiatan gotong royong/kerja bakti
lMembantu warga yang terkena musibah
l Bila memiliki rezeki yang lebih memberikan santunan kepada tetangga yang memerlukan.
Sementara contoh penerapan akhlaqul karimah dalam berbangsa dan bernegara, di antaranya
menyepakati dan mendukung sepenuhnya untuk tetap tegaknya NKRI, rela berkorban untuk tetap
utuhnya NKRI dan menghormati, menjunjung tinggi serta tidak mencela lambang-lambang kebesaran
negara.

Anda mungkin juga menyukai