Anda di halaman 1dari 4

Struktur Pembelajaran

Pelatihan ini merupakan pelatihan “pengelolaan dan daur ulang sampah” yang diberi
nama ‘MADUMANGSA” (Masyarakat Dalam Mengelola Sampah). Pelatihan ini bertujuan
untuk meningkatkan kepedulian masyarakat dalam mengelola sampah agar tidak merusak
lingkungan, dan juga untuk melatih keterampilan masyarakat untuk memanfaatkan sampah
sebagai benda yang bernilai jual guna membantu meningkatkan perkonomian masyarakat.
Sesi dalam pelatihan ini dikembangkan berdasarkan 3 jenis variabel yaitu mengenai sikap
peduli lingkungan, pengetahuan tentang daur ulang dan juga tentang gaya hidup.

Menurut Yaumi (Rochimah, 2018) mencintai lingkungan berarti melestarikan fungsi


lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan,
pemeliharaan, pemulihan, dan pengendalian lingkungan hidup. Peduli lingkungan
merupakan suatu sikap keteladanan yang bertujuan untuk mewujudkan keselarasan,
keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan hidup, menciptakan insan
lingkungan hidup yang memiliki sikap dan tindak melindungi dan membina lingkungan
hidup, mewujudkan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana, terlindunginya
NKRI terhadap dampak usaha dan atau kegiatan di luar wilayah negara yang
menyebabkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup. Empat aspek dalam
pembelajaran experiental learning menurut Kolb (Irfianti, 2016) yakni:

1) Concrete experience

Merupakan tahap belajar melalui intuisi dengan menekankan pengalaman


personal, mengalami dan merasakan.

2) Reflective observation

Mengamati lingkungan dari berbagai perspektif yang berbeda untuk memperoleh


suatu makna sebelum membuat suatu keputusan.

3) Abstract conceptualization

Merupakan tahap belajar membuat konsep dengan mengintegrasikan pengamatan


dan teori yang ada untuk menstruktur dan menyusun kerangka fenomena.

4) Active experimentation,
Tahap belajar menggunakan teori-teori yang ada untuk membuat keputusan dan
memecahkan masalah

Menurut Lindsay dan Strathman (Dirgantara, 2013) pengetahuan khusus mengenai


mendaur ulang sama seperti pengetahuan prosedural, mengukur apakah seseorang tahu
prosedur yang diperlukan untuk melakukan tindakan. Bukti kuat bahwa pengetahuan
merupakan determinan paling efektif mendaur ulang didukung oleh meta analisis yang
dilakukan Hornik et al. (Dirgantara, 2013), dia mengemukakan bahwa ketika seseorang
diedukasi mengenai daur ulang maka akan sangat mungkin melakukan tindakan daur ulang
dan ketika seseorang memiliki pengetahuan mendaur ulang yang relevan maka pengetahuan
yang spesifik merupakan prediktor signifikan dari perilaku mendaur ulang.

Kebijakan pengelolaan sampah perkotaan yang dikeluarkan oleh Kementerian


Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Indonesia sesuai dengan SNI 3242:2008
(Hendra, 20116) tentang Pengelolaan Sampah di Permukiman memosisikan bahwa
pengelolaan sampah perkotaan merupakan sebuah sistem yang terdiri dari 5 komponen
subsistem, yaitu: aspek kelembagaan, aspek pembiayaan, aspek pengaturan (hukum), aspek
peran serta masyarakat, dan aspek teknik operasional.

1) Aspek Kelembagaan dan Organisasi

Aspek organisasi dan manajemen merupakan suatu kegiatan yang multi disiplin
yang bertumpu pada prinsip teknik dan manajemen yang menyangkut aspek-aspek
ekonomi, sosial, budaya, dan kondisi fisik wilayah kota, dan memperhatikan pihak
yang dilayani yaitu masyarakat kota.

2) Aspek Pembiayaan

Aspek pembiayaan merupakan sumber daya penggerak agar roda sistem


pengelolaan persampahan di suatu wilayah dapat bergerak dengan lancar.
Diharapkan bahwa sistem pengelolaan persampahan di Indonesia akan menuju
pada ‘pembiayaan sendiri’, termasuk di sini dengan pembentukan perusahaan
daerah. Sektor pembiayaan ini menyangkut beberapa aspek, seperti: Proporsi
APBN/APBD pengelolaan sampah, antara retribusi dan biaya pengelolaan sampah,
proporsi komponen biaya tersebut untuk gaji, transportasi, pemeliharaan,
pendidikan dan pengembangan serta administrasi, proporsi antara retribusi dengan
pendapatan masyarakat, struktur dan penarikan retribusi yang berlaku.
3) Aspek Pengaturan (Hukum)

Aspek pengaturan didasarkan atas kenyataan bahwa Indonesia adalah negara


hukum, di mana sendi-sendi kehidupan bertumpu pada hukum yang berlaku.
Manajemen persampahan kota di Indonesia membutuhkan kekuatan dan dasar
hukum, seperti dalam pembentukan organisasi, pemungutan retribusi, ketertiban
masyarakat, dan sebagainya.

4) Aspek Peran Serta Masyarakat

Tanpa adanya partisipasi masyarakat penghasil sampah, semua program


pengelolaan sampah yang direncanakan akan sia-sia. Salah satu pendekatan kepada
masyarakat untuk dapat membantu program pemerintah dalam kebersihan adalah
bagaimana membiasakan masyarakat kepada tingkah laku yang sesuai dengan
tujuan program itu.

5) Aspek Teknik Operasional

Berdasarkan SNI 19-2454-2002, tata cara teknik operasional pengelolaan sampah


perkotaan meliputi dasar-dasar perencanaan untuk: Daerah pelayanan, Tingkat
pelayanan, Teknik operasional

Menurut Sakinah (Khairat, 2018) Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia
yang diekspresikan dalam aktifitas, minat dan opininya. Gaya hidup menggambarkan
keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya. Aspek-aspek gaya hidup
menurut Mowen dan Minor (Khairat, 2018), yaitu:

1) Activity (aktivitas) merupakan cara orang mempergunakan waktu yang


berwujud tindakan yang nyata yang dapat diamati seperti hobby, bercakap-
cakap, belanja, berpergian, kegiatan sosial, hiburan, dan olahraga. Pengukuran
ini ditunjukkan kepada alasanalasan mengapa melakukan aktivitas tersebut.

2) Interest (minat) adalah tingkat kesenangan yang timbul secara khusus dan
membuat orang tersebut memperhatikan terhadap objek, peristiwa atau topik
tertentu.

3) Opinion (opini) atau pendapat adalah tanggapan atau respon seseorang secara
lisan atau tulisan terhadap stimulus yang muncul. Stimulus atau situasi tersebut
dapat berupa isu sosial, produk masa yang akan datang, komunitas, olahraga,
atau hiburan.

Berdasarkan ketiga variabel tersebuut, cabang ini dipresentasikan pada 6 sesi pelatihan yang
akan dilakukan oleh beberapa peserta dan fasilitator.

Anda mungkin juga menyukai