Anda di halaman 1dari 67

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB III
HASIL MAGANG

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah dan Perkembangannya

Prof. Dr. R. Soeharso sebagai pendiri sekaligus menjadi Direktur


I (1945 – 1971) yang merintis dari tahun 1946 – 1971. Sejarah
berdirinya LOP tidak lepas dari sejarah perjalanan Rehabilitasi
Centrum (RC) karena merupakan bagian dari pelayanan RC yang
dimonitori oleh Prof. Dr. R. Soeharso.
Perkembangan berikutnya LOP berubah nama menjadi Rumah
Sakit Ortopedi dan Prothese dan berubah lagi menjadi Rumah Sakit
Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Rehabilitasi Centrum (RC)
rintisan Prof. Dr. R. Soeharso waktu itu sangat mendunia dan terkenal
sampai Asia Tenggara dan mendapat perhatian dalam dan luar negeri
karena berhasil melaksanaan konsep Pelayanan Rehabilitasi terpadu
dibawah satu atap atas pemikiran yang mendalam pada waktu itu.
Pemikiran ini hasil pemikiran yang mendalam yang waktu itu.
Pemikiran itu hasil pengalaman saat menangani penderita cacat tubuh
akibat perang yang pada kenyatannya mengalami permasalahan yang
sangat holistik. Dengan konsep ini mampu menolong penderita cacat
yang tadinya merasa tidak punya harapan menjadi punya masa depan,
lebih percaya diri dan dapat sederajat dengan yang tidak cacat.
Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta adalah
Rumah Sakit Khusus di bidang pelayanan Ortopedi dan Rehabilitasi
Medik. Hal ini merupakan pengembangan dan penajaman spesialisasi
dari Rehabilitasi Centrum ( RC ) yang didirikan pada tahun 1951 oleh
Prof. Dr. R. Soeharso.
RC saat itu hanya Lembaga Pusat Rehabilitasi Penderita cacat
Tubuh (LPRPCT) kemudian baru dibuka Lembaga Orthopaedi dan
Prothese (LOP) dan berikutnya diikuti dengan akademi maupun
lembaga/yayasan dibawah naungan nama Prof. Dr. R. Soeharso yang
akhirnya tergabung dalam “Paguyuban Lembaga Rehabilitasi Prof. Dr.
R.Soeharso Surakarta” yang berjumlah 10 sbb:
a. BBRSBD melaksanakan fungsi Rehabilitasi Sosial bagi penyandang

cacat dari seluruh Indonesia yang sepenuhnya dibiayai pemerintah.

b. RS. Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta melaksanakan fungsi

pelayanan kesehatan di bidang Ortopedi dan Rehabilitasi Medik

secara paripurna sesuai konsep beliau yang berpedoman dari WHO.

c. YPAC mengkhususkan untuk penderita cacat tubuh untuk anak &


commit to user

9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10

pendidikannya.

d. Yayasan Sheltered Workshop Solo untuk pelatihan keterampilan

untuk persiapan kerja.

e. Pusrehabcat (Dorehabcat) yang memberikan pelayanan bagi

penderita cacat tubuh akibat perang saat itu.

f. Sekolah perawat Fisioterapi yang akhirnya berubah menjadi

Akademi Fisioterapi, menyiapkan kader-kader pelatih fisik pasien

Ortopedi yang merupakan kesatuan dan pendukung dari rehabilitasi

Medik Paripurna.

g. Yayasan Paraplegia diperuntukan bagi pasien dan keluarga yang

menderita paraplegia yang tempat tinggalnya tidak memungkinkan

dilalui kursi roda (misal di pegunungan).

h. Yayasan Koperasi penderita cacat “Harapan” untuk paguyuban &

usaha untuk meningkatkan kesejahteraan penderita cacat yang telah

mengikuti pelatihan dari Lembaga Pusat Rehabilitasi Penderita cacat

Tubuh (LPRPCT) yang sekarang berubah nama Balai Besar

Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (BBRSBD) yang berlokasi di Jebres.

i. Yayasan pembinaan Olahraga Penderita cacat diperuntukan bagi

pelatihan dan pembinaan mental lewat pembinaan olahraga, yang

dulu pernah mendunia dengan banyaknya penderita cacat mengikuti

turnamen OR dunia.

j. Pusat rehabilitasi Sosial Bina Masyarakat (PRSBM) berpusat di

Colomadu difokuskan untuk pelatihan dengan memberikan

kesadaran masyarakat maslah kecacatannya baik di daerah setempat


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11

lewat lembaga Kesehatan daerah ataupun di PRSBM

Pada Th.1946 bersama Suroto Reksopranoto pertama kali


membuat alat bantu Ortotik dan Prostetik yang sangat sederhana (dari
bambu) yang merupakan cikal bakal/perintisan bengkel Protese di
Indonesia yang kemudian berkembang menjadi training center (ada
BBRSBD waktu itu LPRPCT berubah PRPCT).
Mengalami perkembangan pesat setelah mendapat bantuan dan
dukungan terutama pendanaan dari Kolonel Gatot Soebroto yang pada
saat itu menjabat sebagai Gubernur Militer untuk Surakarta, Pati dan
Madiun.
Mencetak beberapa tenaga dokter spesialis Bedah Ortopedi.Satu-
satunya Dokter yang juga seniman yang ikut melestarikan Budaya
Kratton Surakarta karena jasanya memprakasai Sendratari Ramayana
yang sampai saat ini masih digelar, dilestariakan dikawasan Candi
Prambanan.
Pada tahun 1955 di bentuk Lembaga Orthopedi dan Prothese
(LOP) di bawah naungan RC di Jebres Surakarta. Pada tahun 1978 LOP
ditetapkan sebagai Rumah Sakit dengan nama Rumah Sakit Orthopedi
dan Prothese (RSOP). Setelah meninggal th.1971 diusia 59 tahun yang
kemudian beliau Dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional diBidang
Ortopedi, Penghargaan Bintang Maha putra serta penghargaan lainnya.
Pada tahun 1994 berganti nama menjadi Rumah Sakit Ortopedi
Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta dan ditetapkan sebagai Pusat Rujukan
Nasional. Sejak tahun 2002 Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R.
Soeharso Surakarta telah berancang – ancang untuk menuju perubahan
status pengelolaan keuangan dari PNBP menjadi Perusahaan Jawatan
(Perjan) Rumah Sakit. Pada tahun 2007 Rumah Sakit Ortopedi Prof.
Dr. R. Soeharso Surakarta berubah menjadi Rumah Sakit BLU (Badan
Pelayanan Umum) dan berubah status menjadi Rumah Sakit type kelas
A. Dan pada tahun 2010 Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso
Surakarta Terakreditasi Penuh Tingkat.
2. Visi dan Misi

a. Visi Rumah Sakit

Terwujudnya Rumah Sakit Rujukan dan Pendidikan yang terkemuka di


bidang Ortopedi – traumatologi dan rehabilitasi Medik.
b. Misi perusahaan

1) Menyelenggarakan pelayanan Ortopedi Traumatologi dan

Rehabilitasi Medik yang paripurna yang berorentasi pada kebutuhan

dan keselamatan pasien, berkualitas serta terjangkau oleh seluruh

lapisan masyarakat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12

2) Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan pengembangan sesuai

kebutuhan pelayanan kesehatan kemajuan ilmu pengetahuan dan

penapisan teknologi kedokteran.

3) Menyelenggarakan manajemen Rumah Sakit dengan kaidah bisnis

yang sehat, terbuka, efisien, efektif, akuntabel sesuai ketentuan

perundang – undangan yang berlaku.

4) Mengelola dan mengembangkan SDM sesuai kebutuhan pelayanan

dan kemampuan Rumah Sakit.

3. Motto

CEKATAN (Cepat, Akurat, Aman dan Nyaman)

4. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso


Surakarta dikukuhkan dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.
839/MenKes/Per/VII/2007 Tanggal 20 Juli 2007 beserta
perubahannya.(Lihat Lampiran 4)
Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta adalah
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Departemen Kesehatan yang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pelayanan
Medik. Organisasi Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso
Surakarta dipimpin oleh Direktur utama yang dibantu oleh tiga orang
Direktur yaitu Direktorat Medik dan Keperawatan, Direktorat Umum,
SDM dan Pendidikan serta direktorat Keuangan. Satuan Pengawas
Intern (SPI), Staf Medik terdiri dari Komite Medik, Komite Etika dan
Hukum Rumah Sakit, serta Komite Keperawatan. Direktorat Medik dan
Keperawatan membawahi 2 bidang yaitu Bidang Pelayanan Medik dan
Bidang Pelayanan Keperawatan dan 12 instalasi pelayanan. Direktorat
Umum, SDM dan Pendidikan membawahi 3 bagian yaitu Bagian
Umum, Bagian Sumber Daya Manusia, Bagian Pendidikan dan
Pelatihan, Direktorat Umum, SDM dan Pendidikan juga membawahi 8
instalasi penunjang serta Direktorat Keuangan membawahi 2 bagian
yaitu Bagian Pembendaharaan dan Mobilitasi Dana, Bagian Akutansi
dan 1 instalasi yaitu Instalasi Pengadaan Barang/Jasa.
5. Budaya Kerja

Bekerja Keras, Cerdas dan ikhlas sebagai Rumah Sakit BLU yang
Akuntabel dan Profesional.
6. Nilai - Nilai Kerja commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13

a. Kejujuran

b. Kedisiplinan

c. Kebersamaan

d. Keterbukaan

e. Profesionalisme

7. Fungsi

a. Melaksanakan pelayanan medis

b. Melaksanakan pelayanan penunjang medis dan non medis

c. Melaksanakan asuhan dan pelayanan keperawatan

d. Melaksanakan pelayanan rujukan

e. Melaksanakan kegiatan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan

f. Melaksanakan kegiatan pendidikan dan dengembangan serta

penyebarluasannya

g. Melaksanakan adminstrasi umum dan keuangan

B. Proses pelayanan

Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta merupakan


rumah sakit pusat rujukan nasional yang melayani akses dan jamkesmas.
Pelayanan unggulan yang ada di Rumah Sakit Ortopedi prof. DR. R.
Soeharso Surakarta antara lain:
1. Pusat Pelayanan Tulang Belakang

2. Pengembangan Pelayanan Ortopedi, Traumatologi dan Rehabilitasi

Medik pada Anak (Rekontruksi Kelainan Kongenital dan Pencegahan

Kecacatan)

3. Rekontruksi sendi, panggul, lutut dan pemanjangann tulang (illizarof)

4. Bedah Tulang Replantasi anggota gerak (jari tangan dan rekontruksi

kecacatan pada tangan) commit to user


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14

Proses pelayanan di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso


Surakarta meliputi usaha pelayanan ke arah penyembuhan, perawatan
dan rehabilitasi pasien, maka pelayanan di Rumah Sakit Ortopedi Prof.
Dr. R. Soeharso Surakarta dikelompokkan menjadi 3 pelayanan besar :
1. Pelayanan Medis

Pelayanan medis bersifat langsung berkenaan dengan kondisi pasien.


Yang termasuk di dalam pelayanan medis ini adalah :
a. Instalasi Gawat Darurat (IGD)

IGD RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso didedikasikan untuk


menyediakan perawatan paripurna pada kasus penyakit akut dan
kecelakaaan. Pelayanan IGD memberikan prioritas pada penyakit
serius dan cedera akibat kecelakaan. Semua pasien dilakukan
proses triase/ pemilihan berdasarkan prioritas kegawatan.
Di ruang triase dilakukan pemeriksaan tanda vital yaitu
tekanan darah, nadi, pernafasan, temperatur tubuh, saturasi oksigen
dan rasa nyeri. Dan melengkapi data singkat mengenai kejadian
sakit yang pasien alami.
Instalasi gawat darurat bagian dari hospital disaster plan dan
memberikan pelayanaan sesuai standar rumah sakit rujukan
ortopedi traumatologi.
Instalasi gawat darurat memberikan pelayanan gawat darurat
24 jam secara optimal pada penyakit akut dan kecelakaan dengan
spektrum usia dan kasus yang bervariasi. Instalasi gawat darurat di
Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta melayani :
1) Pelayanan Gawat Darurat

2) Pemeriksaan Radiologi

3) Pemeriksaan Laboratorium

4) Pemeriksaan Rekam Jantung / EKG

5) Bank Darah

6) Layanan Obat/Apotik

7) Ruang Observasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15

8) Operasi Cito Medis

9) Tindakan Non – Operasi

10) Ambulance Gawat Darurat

Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tersedia pula


mobil ambulance khusus sebagai sarana transportasi untuk IGD.
Alat pelindung diri (APD) yang tersedia di IGD adalah sebagai berikut :
handscun, scord / celemek dan masker. Potensi bahaya yang terjadi di IGD
adalah tertusuk jarum dan tesetrum alat – alat medis.
Limbah yang dihasilkan di IGD diantaranya limbah dari linen kotor,
limbah medis dan limbah dari alat – alat medis.
b. ICU

Sebuah fasilitas di rumah sakit yang menyediakan penanganan


medis yang lebih intensif. Pasien mendapatkan penanganan intensif
yaitu pasien yang mempunyai masalah dengan tulang dan disertai
dengan penyakit penyerta salah satunya adalah diabetes militus
sehingga pasien harus mendapatkan perawatan yang khusus.
ICU adalah pelayanan pasien kritis / ada kegawatan baik
setelah operasi / sebelum operasi. ICU merupakan tindakan
lanjutan setelah dari IGD yang keadaan pasiennya masih gawat.
ICU ada 6 kamar yang dibagi menjadi : 6 kamar ICU dan 1 kamar
isolasi.
APD yang tersedia di ICU yaitu masker, handscun, celemek
karet. Potensi bahaya yang ada di ICU diantaranya petugas medis
dapat tersayat ampu, terkena jarum suntik dan lain – lain.
Limbah yang di hasilkan dari ICU di antaranya cairan BSD,
cairan urin, cairan segsencairan predator dan lain – lain.
c. Instalasi Bedah Sentral (IBS)

Pelayanan di IBS meliputi :


1) Melayani semua penyakit yang ada hubungannya dengan tulang

2) Melayani cacat bawaan, kaki pengkor, kaki bengkok dan

kelainan pada tulang

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16

3) Melayani operasi – operasi di luar operasi tulang seperti hernia,

himoroid, tumor, penyempitan tulang bawaan, penggantian

sendi pinggu, penggantian sendi lutut

Ruangan pasien di Instalasi bedah sentral di bagi menjadi 3 zona


a) Zona on steril : pasien dan petugas masuk tanpa ganti baju yang

telah disediakan.

b) Zona semi steril : pasien dan petugas masuk harus pakai baju

ruang operasi

c) Zona steril : pasien dan petugas harus pakai APD lengkap.

Di instalasi bedah sentral sudah ada garis keselamatan yang


membagi antara ruang steril dan semi steril.
a) Garis warna kuning untuk ruangan semi steril .

b) Garis warna merah untuk ruangan yang steril.

Di instalasi bedah sentral terdapat 4 kamar operasi yang


dibagi menjadi 1 kamar steril, 1 kamar semi steril dan 2 kamar
untuk infeksius. Alat pelindung diri yang tersedia di Instalasi bedah
sentral di antaranya : Jas operasi, Topi. Masker, Scot, Kacamata
googles, Sarung tangan dan Sepatu boat. Potensi bahaya yang ada
di Instalasi bedah sentral adalah
(1) Mudah tertular penyakit

(2) Udara di kamar operasi bercampur dengan obat bius dapat

menyebabkan hipertensi, penyakit pada hati dan liver

(3) Semua alat dengan ketajaman tinggi sehingga berisiko tertusuk

dan tergores.

Limbah yang di hasilkan di instalasi bedah sentral di antaranya


darah, limbah pencucian alat operasi, limbah medis (jarum dan
alat- alat medis), limbah non medis.
d. Instalasi Rawat Jalan (IRJ)

Instalasi Rawat Jalan atau biasa juga dikenal sebagai pasien


poliklinik merupakan tempat untuk pengobatan dan pemeriksaan
pasien rawat jalan. Pelayanan tersebut diantaranya :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17

1) Klinik Ortopedi Melayani :

a) Pemeriksaan lengkap kasus tulang, sendi, dan otot

b) Pengegipan / penanganan cidera tanpa operasi

c) Operasi tanpa rawat inap / mondok (Ambulatory Surgery)

2) Klinik Tulang Belakang (Spine)

Klinik yang melayani problem nyeri punggung karena berbagai


sebab dan dilayani secara terpadu.
3) Klinik Scoliosis

Klinik yang melayani kelainan lengkungan tulang


belakang ke arah samping, penyebabnya tidak diketahui
(diapotik), kelainan bawaan (congenital) dan gangguan otot dan
saraf (neuromuskular)
4) Klinik CTEV (Ortopedi Pediatri)

Bagian dari klinik pediatric – ortopedi yang dimaksudkan


secara khusus menangani kasus clubfoot atau kaki pengkor.
Metode yang digunakan adalah metode ponseti yaitu metode
penanganan clubfood yang sekaligus merupakan korelasi
terhadap modalitas terapi yang sudah ada, baik metode bedah
maupun metode non – bedah.
5) Klinik Onkologi Ortopedi

Klinik Onkologi Ortopedi mempelajari mengenai tumor di


bidang ortopedi, dengan berbagai penyebabnya yang luas,
meliputi penyakit kanker tulang primer dan kanker tulang
sekunder, serta tumor jaringan lunak, yang memberikan
pelayanan rawat jalan maupun rawat inap. Klinik Onkologi
Ortopedi di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso
Surakarta termasuk subspesialis tersendiri agar penanganan
lebih konprehenship sehingga mampu memberiakan pelayanan
terbaiknya.
6) Klinik Ilizarov

Klinik Ilizarov merupakan pengembangan dari klinik


ortopedi, mengingat banyaknya pasien yang mengalami
penyakit / kecelakaan / jatuh / kejatuhan memungkinkan luka
terbuka. Tulang remuk dengan tulang hilang, infeksi
osteomylitis, congenitalsehingga terdapat hilangnya tulang / ada
selisih panjang tulang. Klinik ini memberikan alternative
pelayanan yang mampu menjawab solusi tersebut, dimana
permasalahan hilangnya commit
tulangto(bone
user loss) yang menyebabkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18

adanya selisih panjang tulang yang dapat dibantu dan diatasi


dengan prosedur pemasangan alat (ilizarov) untuk pemanjangan
tulang.
7) Klinik Neurologi

Klinik Neurologi / saraf Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr.


R. Soeharso Surakarta merupakan unit pelayanan rawat jalan,
yang memberikan pelayanan penanganan / pelayanan penyakit
saraf sebagai salah satu pelayanan klinik di Rumah Sakit
Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta, Klinik Neurologi /
saraf sangat releven dengan pelayanan utama di bidang ortopedi.
Mengingat kasus – kasus yang ada sedikit banyak berkaitan
dengan fungsi saraf. Klinik neurologi memberikan pelayanan
yang akurat, bermutu, dan professional.
Pelayanannya meliputi :
a) Kelainan sistem saraf pusat (kelainan otak, stroke, epilepsi,

kelemahan anggota gerak)

b) Kelainan sistem saraf tepi (akibat trauma/rudapaksa, kencing

manis,gangguan saraf tepi akibat inflamasi/infeksi)

8) Klinik psikiatri

Pelayanan klinik psikiatri dapat melalui dua jalur :


a) Pelayanan langsung lewat pendaftaran pasien

b) Rujukan dari poliklinik umum / poliklinik bagian lain dan

rumah sakit luar.

Jenis pelayanannya antara lain :


(1) Pelayanan keluhan psikomatis

(2) Pelayanan gangguan jiwa berat dan ringan

(3) Depresi

(4) Gangguan konvesi histeri

(5) Gangguan cemas / paranoid

(6) Stress pekerjaan / rumah tangga

(7) Post Power Syndrom

(8) Penyakit kronis commit to user


yang tidak terdeteksi sebabnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19

(9) Terminal Dokter Shoping

9) Klinik Akupuntur

Jenis pelayanannya antara lain :


a) Pengobatan nyeri : sakit kepala, migrain, vertigo, nyeri

persendian, nyeri seluruh badan, nyeri pasca operasi, nyeri

pinggang / punggung, Facial Palsy (gangguan saraf wajah),

Neuralgia Trigeminus (nyeri wajah)

b) Pengobatan penyakit tertentu : penyakit saluran pernafasan,

gastritis akut kronis (nyeri lambung), alergi, konstipasi, diare

kronis, diabetes militus, gangguan kesuburan, stamina

menurun, gangguan jantung, insomnia, depresi dan penyakit

kandungan

c) Rehabilitasi : stroke, paraparese / kelumpuhan, facial palsy,

bell palsy, gangguan tumbuh kembang (Down Syndrom)

d) Akupuntur kecantikan : kecantikan wajah, perawatan wajah,

mesoterapi non – needle dan penanganan obesitas dengan

akupuntur dan tanam benang

e) Leserpuncture : akupuntur anak

10) Klinik Osteoporosis dan Geriatri

Merupakan layanan terpadu untuk para lansia yang


berisiko mengalami osteoporosis dilengkapi denagn
pemeriksaan penunjang berstandar WHO untuk memeriksakan
kepadatan tulang.Fasilitas yang ada antara lain :
a. Dilayani setiap hari oleh dokter spesialis dan tim terkait

b. Mendapatkan pelayanan paripurna dalam satu tempat (one

stop service)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20

c. Dilengkapi pemeriksaan penunjang dengan standart WHO

untuk memeriksa kepadatan tulang

d. Ruang konsultan yang luas,aman dan nyaman.

Jenis paket pelayanannya :


a) Paket A : Konsultasi dan pemeriksaan rontgen foto polos

b) Paket B : Konsultasi dan BMD

c) Paket C : Konsultasi, BMD, Laboratorium, USG

d) Paket D : Konsultasi dengan spesies lain.

11) Klinik Bedah Umum

Klinik Bedah Umum merupakan pengembangan dari klinik


ortopedi yang melayani masyarakat yang membutuhkan
pelayanan kesehatan berupa kasus bedah non ortopedi.
Pelayanan yang ditangani di klinik bedah umum diantaranya :
a) Kasus bedah minor (tumor kulit, tumor bawah kulit,

(lipoma, fibroma) ateroma dan lain – lain)

b) Kasus bedah mayor (hernia, radang usus buntu/appendixitis,

hemoroid/wasir, struma, tumor payudara, pembesaran

prostat (BPH), kelainan congenital (bibir sumbing), kista

higroma, undesendus testikulorum, hidrokel dan lain – lain.

Kasus ini biasanya langsung ditangani oleh dokter ahli

dalam bidang bedah mayor.

12) Klinik Penyakit Dalam

Klinik Penyakit Dalam mengelola pasien baik rawat inap


maupun rawat jalan terutama yang akan dilakukan tindakan
operasi dengan permasalahan penyakit dalam.
Jenis penyakit yang ditangani misalnya hypertensi, diabetes
mellitus, hepatitis, TBC paru-paru, gangguan kandung kemih,
gangguan percernaan, dan lain-lain.
13) Klinik Gigi Dan Mulut
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21

Pelayanan unggulannya meliputi :


a. Restorasi Estetik : Penambalan yang berorientasi hasil

semirip mungkin dengan gigi aslinya.

b. Jaket Crown : Gigi palsu permanen yang dibuat serupa baik

bentuk dan warnannya dengan gigi aslinya.

c. Perawatan Saluran Akar : Perawatan gigi yang sudah

terinfeksi syaraf giginya dengan harapan gigi tidak perlu

pencabutan.

d. Odontectomy : Pencabutan gigi miring pada gigi geraham

terakhir.

14) Klinik Permasalahan Perkembangan Anak

Klinik Permasalahan Perkembangan Anak adalah


pelayanan terpadu untuk anak yang ditangani dokter spesialis
ortopedi dan dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi
bersama tim rehabilitasi medik pediatri.
Yang dilayani dalam hal ini :
a) Cerebal palxy

b) Keterlambatan perkembangan

c) Autisme

d) Keterlambatan bicara

e. Instalasi Rawat Inap

Instalasi Rawat Inap pasien atau bangsal - bangsal adalah


tempat untuk pasien yang sedang menjalani perawatan selama di
rumah sakit.
Rawat inap di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso
Surakarta pelayanannya meliputi :
1) Rawat Inap Eksekutif meliputi :

a) Rawat Inap VVIP

(1)Sidoluhur (Royal Suite Room)


commit to user
(2)Sidomukti (Suit Room)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22

(3)Sidoasih (Deluxe Room)

(4)Sekarjagad (Standard Room)

b) Rawat Inap VIP

Bangsal Flamboyan atau sering disebut bangsal F adalah


bangsal Rawat Inap VIP. Letaknya sebelah utara bangsal
Edelwis atau sering disebut bangsal E.
2) Rawat Inap Reguler

Yaitu terdapat kelas VIP, Kelas I, Kelas II, dan Kelas III.
Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta
mempunyai bangsal yang dibagi menjadi dua yaitu bangsal A/C
dan bangsal B/D.
a) Bangsal A/C

Bangsal A/C untuk jenis penyakit infeksius. Bangsal


A/C terdiri dari 39 tempat tidur. Untuk kelas II satu kamar 3
orang dan untuk kelas III satu kamar 6 orang.
Pelayanan di bangsal A/C untuk pasien laki – laki dan
perempuan, infeksi laki – laki dan perempuan, infeksi anak.
b) Bangsal B/D

Bangsal B/D untuk jenis penyakit non infeksius.


Bangsal B/D terdiri dari 39 tempat tidur. Untuk kelas II satu
kamar 3 orang dan untuk kelas III satu kamar 6 orang.
Pelayanan di bangsal A/C untuk perempuan dewasa,
anak-anak, kasus tulang belakang dan non infeksi perempuan.
c) Bangsal E

Bangsal Edelwis atau sering disebut bangsal E


merupakan bangsal kelas 1 yang melayani pasien rawat inap
dengan fasilitas ruang lebih baik dibanding dengan bangsal
A/C dan B/D, dimana bangsal E ini menyediakan 1 kamar
untuk 1 pasien. Bangsal E dilengkapi dengan televisi dan kipas
angin serta kamar mandi di dalam setiap ruang pasien.
f. Instalasi Rehabilitasi Medik

Pelayanan rehabilitasi medik lengkap meliputi :

1) Fisioterapi commit to user


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23

Dilengkapi dengan peralatan yang lengkap seperti :


a) Elektroterapi meliputi : Diathermy, Ultrasound, TENS, Arus

Interferensial , Stimulus Elektris

b) Akinoterapi meliputi : Inframerah,Ultraviolet dan Laser

c) Cryojet therapy meliputi : Terapi dingin

d) Magneto therapy

e) Gymnastic meliputi : Shoulder Wheel, Finger, Finger

Ladder, Quadriceps Bench Press, Static Cycle, Treadmill,

Total Body Strength, Ball Therapy.

f) Hidroterapy meliputi : Contrast Bath, Hot and Cold Pack,

Kolam renang terapi , Parafin Bath

g) Traksi meliputi : Lumbal dan Cervical

2) Okupasi Terapi

Membantu individu yang mempunyai kelainan cacat fisik


dan atau mental. Pelayanan okupasi terapi meliputi :
a) Sensory integrasi

b) Snozelen

c) Latihan ADL

d) Pembuatan alat bantu ADL

e) Proper body mechanic (PBM)

f) Analisa prevokasional

g) Latihan relaksasi / leisure

h) Terapi kognitif (Remedical Teaching)

3) Ortotik Prostetik

Pengertian Ortotik adalah suatu ilmu teknik dalam bidang


medis yang mempelajari tentang cara – cara pembuatan,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24

pamakaian, penggunaan alat penguat, anggota gerak tubuh dan


tubuh yang mengalami kelayuan, cacat, lumpuh dan lain – lain.
Pengertian prostetik adalah suatu ilmu teknik dalam bidang
medis yang mempelajari tentang cara – cara pembuatan,
pamakaian, penggunaan alat pengganti anggota gerak tubuh yang
hilang.
Bengkel OP di Rumah Sakit Ortopedi Prof.Dr.R.Soeharso
Surakarta mempunyai beberapa ruang kerja berdasarkan jenis
produk yang dihasilkan yaitu :
a) Ruang Roter yaitu terdapat mesin gerinda untuk menghaluskan

bahan yang terbuat dari kayu

b) Ruang Cat yaitu untuk proses pengecatan yang mempunyai

ruangan cukup luas

c) Ruang GIP OP yaitu untuk proses pengegipsan yang dimana

ruangannya terlalu berdebu dan perlu memakai APD saat

masuk keruangan tersebut

d) Ruang Oven yaitu terdapat mesin oven untuk perlunakan

bahan yang akan dipakai agar dapat dicetak dan dibentuk

sesuai dengan cetakan. Suhu mesin tersebut berkisar 300 oC

sehingga perlu pemakaian APD khususnya sarung tangan anti

panas yang terbuat dari bahan khusus yang tidak mudah

meleleh ataupun terbakar

e) Ruang kulit yaitu ruang untuk pembuatan alat bantu gerak

dengan menggunakan bahan kulit, sehingga terdapat alat

pemotong kulit

f) Ruang Onderdil OP yaitu ruang yang terdapat peralatan seperti

mesin gerinda, mesin pemotong dan mesin bor dan bahan yang

diproses adalah bahan komponen metal


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25

g) Ruang Kayu yaitu ruang pembuatan produk dengan

menggunakan bahan dari kayu dengan proses meliputi,

pemotongan, penggergajian, pemahatan dan lain-lain

h) Ruang sepatu yaitu ruang khusus pembuatan sepatu khususnya

pada proses penyesetan (membuat tipis kulit atau bahan)

dengan menggunkakan mesin khusus (mesin seset kulit)

i) Ruang kursi roda yaitu ruangan khusus yang membuat kursi

roda dimana banyak proses kerja yang harus dilakukan,mulai

dari pemotongan besi, pembentukan besi, pengelasan,

perakitan, pengecatan dan sebagainya

j) Ruang metal almunium yaitu ruangan yang khusus membuat

dari bahan almunium.

4) Psikologi

Jenis pelayanan yang diberikan melipuiti :


(1) Psikologi klinik

(2) Psikologi perkembangan

(3) Psikologi pendidikan

(4) Psikologi industri dan organisasi

5) Terapi Wicara

Memberikan pelayanan untuk pasien dewasa dan anak


dengan gangguan bahasa – wicara, gangguan suara, gangguan
irama kelancaran serta gangguan menelan.
2. Pelayanan Penunjang Medis

Pelayanan penunjang medis merupakan pelayanan kesehatan yang tidak


berhubungan langsung dengan kondisi pasien, namun memiliki peranan
yang cukup besar dalam proses penyembuhan pasien. Yang termasuk
pelayanan penunjang medis ini antara lain:
a. Instalasi Radiologi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26

Pelayanan instalasi radiologi ini dilakukan oleh para dokter


ahli pada SMF (Staf Medik Fungsional) Radiologi yang dibantu
oleh radiographer dan para medis.
Pelayanan penunjang di instalasi radiologi dilengkapi dengan alat
sebagai berikut :
1) Radiografi (dengan kontras dan tanpa kontras)

2) Radio fluoroscopy

3) Panoramic foto (untuk gigi dan rahang)

4) USG

5) CT SCAN (ST Scan Kepala dan Whole Body CT Scan)

6) MRI

b. Instalasi Laboratorium

Instalasi Laboratorium digunakan sebagai tempat untuk


pemeriksaan jenis penyakit yang diderita pasien.Untuk menjamin
keakuratan diagnosa maka setiap alat setiap hari harus dikalibrasi
setiap satu tahun sekali yang bertujuan untuk mengetahui bahwa
alat yang digunakan dalam keadaan baik, hal ini termasuk
pemeriksaan internal. Untuk pemeriksaan eksternal meliputi
pemeriksaan seluruh bagian peralatan yang dilakukan oleh PFK
(Pemeriksaan Fasilitas Kesehatan) setiap satu tahun sekali.
Laboratorium di Rumah Sakit Ortopedi. Prof. Dr. R. Soeharso
Surakarta terdapat 2 laboratorium, yaitu laboratorium rawat jalan
yang pelayanannya 5 hari kerja dan laboratorium IGD yang
melayani 24 jam, yang dilengkapi pelayanan Bank Darah.
Ekspertisi hasil pemeriksaan laboratorium oleh dokter spesialis
patologi klinik.Di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso
Surakarta pelayanan laboratoriumnya meliputi :
1) Kimia klinik

2) Kimia hematologi

3) Urinalisa dan fases

Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta


memiliki 2 labolatorium yaitu di rawat jalan dan laboratorium IGD
yang letaknya satu tempat dengan bank darah.

c. Instalasi Farmasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27

Instalasi farmasi di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R.


Soeharso Surakarta melayani 2 tempat :
1) Rawat inap

2) Rawat jalan, ada 2 yaitu di rawat jalan regular dan rawat jalan

eksekutif

Instalasi farmasi sendiri menerima pelayanan obat jadi,


pelayanan obat racikan dan penulisan resep sesuai formularium.
Kebanyakan obat yang tersedia adalah sudah dalam bentuk tablet
dan sirup yang sudah disesuaikan oleh subjek penggunanya
sehingga jarang ada peracikan obat tersendiri.
Penyimpanan obat yang ada di farmasi yaitu diurutkan
berdasarkan abjad sehingga memudahkan dalam pencarian
berbagai jenis obat. Untuk obat jenis tablet dengan jenis injeksi
penyimpanannya dibedakan dan disendirikan.
Untuk mengetahui masa kadaluarsa obat maka petugas
farmasi mencatat setiap jenis obat saat penerimaan sehingga dapat
diketahui masa kadaluarsa setiap jenis obat. Obat yang masih utuh
(bijiannya masih utuh)tetapi sudah kadaluarsa dapat dikembalikan
lagi ke distributor yang bersangkutan. Sebaliknya obat yang sudah
tidak utuh lagi dan sudah kadaluarsa dibuang dengan kata lain
sudah menjadi sampah medis sehingga perlu pengolahan tertentu.

3. Pelayanan Penunjang Non Medis

Pelayanan penunjang non medis sebagai sarana pendukung untuk


beroperasinya suatu kegiatan rumah sakit selain medis. Yang termasuk di
dalam pelayanan penunjang non medis ini antara lain :
a. Instalasi CSSD dan Binatu

Instalasi CSSD dan Binatu meliputi 3 kegiatan yaitu linen,


instrument dan sterilisasi.
Binatu ada 2 kegiatan yaitu
1) Penjahitan, pembuatan linen jadi

Yaitu pembuatan linen jadi yang diproduksi sendiri dari


rumah sakit dengan memperkerjakan dua tenaga kerja untuk
menjahit linen yang dibutuhkan rumah sakit.
2) Laundry

Alur penerimaan linen pada laundry :


a) Penerimaan linen kotor

Pada saat penerimaan linen kotor di pisah – pisahkan


commit
antara linen infeksius to user
dengan linen non infeksius.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28

Penerimaan linen :
(1) Untuk ruang rawat inap 1 kali setiap pagi

(2) Untuk rawat jalan setiap pagi dan sore

(3) Untuk ruang Instalasi bedah sentral tidak tentu

tergantung kegiatan.

b) Pencucian

Dari penerimaan linen, linen kotor dibagi menjadi 3 yaitu


(1) Linen kotor dengan kategori ringan yaitu linen kotor

yang tidak ada darah atau noda yang menempel pada

linen

(2) Linen kotor dengan kategori sedang yaitu ada darah

atau noda yang menempel pada linen

(3) Linen kotor dengan kategori berat yaitu linen – linen

dari kamar operasi.

c) Pengeringan

Lamanya pengeringan dengan mesin pengering kurang


lebih 15 menit. Pengeringan dilakukan dengan
menggunakan mesin pengering yang mempunyai kapasitas
20 kg. Tidak semua linen dilakukan pengeringan, untuk
yang berbahan palstik atau jenis bahan yang tidak tahan
panas langsung dilakukan penjemuran.
d) Penyetrikaan

Penyetrikaan dilakukan dengan penyetrikaan dengan


mesin setrika otomatis.
e) Pelipatan

Untuk pelipatan dilakukan secara manual oleh tenaga


kerja, dimana tempat pelipatannya sendiri tidak jauh dari
proses penyetrikaan.

f)Penyimpanan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29

Setelah proses pelipatan linen selesai, linen dimasukkan


ke dalam kantong plastik dan dibungkus rapi serta diberi
label.
g) Pendistribusian

Pendistribusian dilakukan dengan kereta dorong yang


terpisah dengan kereta dorong untuk linen kotor. Sterilisasi
meliputi sterilisasi alat, sterilisasi kain dari ruang operasi
dan lain-lain.
Sterilisasi adalah suatu proses terhadap bahan atau
barang dimana pada akhir proses tidak ditemukan adanya
mikroorganisme hidup pada bahan atau barang tersebut.
Alur sterilisasi atau tata laksananya sebagai berikut:
a) Penerima alat kotor

b) Direndam dengan desinfektan

c) Dikeringkan

d) Packing : diberi indikator external

e) Sterilisasi : masuk ke autoclave dalam waktu 1 jam

f) Dikeluarkan dari autoclave untuk disimpan di ruang

steril

g) Didistribusikan sesuai kebutuhan user.

Alat pelindung diri yang dipakai di Binatu dan CSSD antara lain
Sepatu boat, Sarung tangan, Masker, Baju kerja khusus, Topi.

b. Instalasi Sanitasi

Instalasi Sanitasi adalah Instalasi dibawah Direktur Umum,


Sumber Daya Manusia (SDM), dan pendidikan yang mempunyai
tugas menangani permasalahan kesehatan lingkungan.
Pelayanan sanitasi terdiri dari :
1) Penyehatan air yang meliputi pengelolaan air bersih melalui saringan

bertingkat (water Treatment)

Adalah Sarana Pengolahan Air Sumur untuk kegiatan Rumah

sakit agar memenuhi persyaratan Kesehatan baik secara fisik,

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30

kimiawi maupun bakteriologis.Tahapan proses pengolahan Air

Sumur:

a) Aerasi

Proses membawa air agar kontak dengan udara dengan cara

menyemprotkan air ke udara atau memberikan gelembung-

gelembung halus udara dan membiarkannya naik melalui udara.

b) Sedimentasi

Proses pengendapan gumpalan-gumpalan/material yang

terbawa dalam air.

c) Filtrasi

Setelah gumpalan-gumpalan diendapkan selanjutnya air

disaring menggunakan 2 jenis filter yaitu :

(1) Filter Pasir Kuarsa :

Pasir Kuarsa akan menyaring partikel-partikel ukuran

kecil dan ringan yang tidak bisa mengendap dengan proses

sedimentasi. Partikel-partikel akan tertahan di pori-pori pasir

kuarsa sehingga diharapkan hasil dari filtrasi sudah tidak

mengandung partikel-partikel dari besi dan mangan.

(2) Filter Carbon Aktif:

Dari pasir kuarsa air disaring dengan filter carbonaktif.

Filter ini menggunakan media granular carbon dari

tempurung kelapa yang sudah diaktifkan. Filter ini berfungsi

untuk menghilangkan bau yang masih tersisa.

d) Disinfeksi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31

Setelah air difiltrasi dan sebelum didistribusikan maka

dilakukan proses disinfeksi untuk membunuh mikroorganisme

patogenik dalam air.

2) Instalasi pengelolaan limbah cair

Adalah Instalasi yang mengolah limbah cair yang berasal dari

kegiatan ruang perawatan pasién, ruang penunjang medis, ruang

penunjang non medis dan lainnya yang kemungkinan mengandung

mikroorganisme dan bahan beracun yang berbahaya bagi

kesehatan.Prinsip pengolahan Limbah Cair

1. Pengolahan secara mekanis dengan spirál screen

2. Pengolahan Bioiogis dengan proses SBR (Sequanching Batch

Reaktor) yang merupakan modifikasi dari proses aktivated sludge

3. Pengolahan Kimiawi dengan pembubuhan ka porit pada limbah cair

terolah.

4. Pengolahan lumpur

Siklus proses secara umum pada SBR Secara garis besar proses

pengolahan air limbah di dalam tangki SBR meliputi tahapan sebagai

berikut:

1. Tahap Filling

Adalah tahap pengisian ( filling), dimana air limbah dipompa

dari buffer tank ke tangki SBR I dan II untuk proses pengolahan.

Level dalam tangki tidak selalu konstan, tetapi bervariasi tergantung

dengan jumlah limbah cair yang akan diolah.

2. Tahap Mixing
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32

Setelah atau selama proses pengisian (Filling), lumpur aktif

yang telah mengendap dan limbah cair yang akan diolah hams

diaduk seluruhnya supaya homogen.

3. Tahap Aerasi

Oksigen dibutuhkan untuk pengolahan bioiogis ini disediakan

selama tahap aerasi.

4. Tahap Sedimentasi

Setelah waktu/tahap aerasi selesai lumpur aktif akan

mengendap selama waktu yang ditentukan. Lama waktu pada tahap

ini tergantung karakteristik thickening dan pengendapan lumpur

aktif.

5. Tahap Decanting

Setelah sedimentasi, limbah cair yang telah terolah

dikeluarkan dari tangki SBR dengan menggunakan sistem decanting

(penuangan). Selama tahap decanting level muka air akan turun

sampai dengan level minimum yang telah ditentukan.

6. Tahap Waiting

Secara prinsip siklus berikutnya dapat dimulai setelah tahap

decanting selesai. Namun diperlukan waktu tambahan tahapan

sebelum dimulai siklus berikutnya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33

Filling
Mixing
Waiting

SBR
Decanting PROSES-
CYCLE Aeration

Treated Water

Excess Sludge Sedimentation

Gambar 1. Tahapan proses selama siklus operasi SBR

Untuk memantau kualitas limbah cair dilakukan analisa/pemeriksaan

Laboratorium yang meliputi: (Lihat Lampiran 5)

a) Parameter Fisik

(1) Ph

(2) Temperatur

(3) TSS (Total Suspended Solid)

b) Parameter Kimiawi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34

(1) Chemical Oxygen Demand (COD)

(2) Biological Oxygen Demand (BOD)

(3) Ammonia

(4) Phosphate

Pemeliharaan Instalasi pengolahan Limbah Cair meliputi


pemeliharaan harian, bulanan dan tahunan dengan perinci meliputi:
a. Pemeliharaan Harian

(1) Pengecekan poros ulir spiral screen terhalang oleh kotoran dan

sampah padat yang terbawa.

(2) Cek permukaan SBR dari benda yang mengapung dan bersihkan

b) Pemeliharaan Mingguan

1. Beri Vaseline pada penstock SBR I dan SBR II

2. Operasionalkan Submersible pump, mixer, dll apabila tidak

digunakan minimal satu minggu sekali.

c) Pemeliharaan bulanan

(1) Cek sikat spira screen

(2) Cek apakah sampah yang dipadatkan dapat didorong keluar

(3) Operasionalkan penstock bila SBR tidak dioperasionalkan

(4) Periksa sistem aerasi untuk distribusi udara

d) Pemeliharaan tahunan:

Service / pemeliharaan rutin terhadap komponen-komponen yang


ada dalam Instalasi Pengolahan Limbah Cair.
3) Pengolahan limbah padat dan sampah medis atau non medis

Mesin pembakar sampah medis (incinerator) adalah fasilitas


pemusnahan/pembakaran limbah padat medis yang dihasilkan oleh
kegiatan Rumah Sakit yang dapat mengandung mikroorganisme
commit
patogen atau bahan kimia beracun dantoberbahaya
user (B3).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35

a) Sumber-sumber limbah padat medis

(1) Instalasi Rawat Inap/Bangsal Perawatan

(2) Instalasi Rawat Jalan

(3) Instalasi Laboratorium

(4) Instalasi Farmasi

(5) Instalasi Gawat Darurat (IGD)

(6) Instalasi Bedah Sentral (IBS)

(7) Instalasi Care Unit (ICU)

(8) Instalasi Radiologi

(9) Instalasi CSSD dan Binatu

(10) Dan lain-lain

b. Karakteristik limbah padat medis

(1) Basah (Gerbage)

jenis sampah medis yang mudah membusuk karena


adanya aktivitas mikroorganisme. Proses pembusukan ini akan
menghasilkan gas yang beracun dan berbau busuk contohnya
pembusukan sisa kupasan kulit buah.
(2) Limbah benda tajam

obyek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi, ujung


atau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit
seperti jarum, intravena, pecahan gelas, pisau bedah dan lain-
lain. Semua benda tajam ini memiliki potensi bahaya dan dapat
menyebabkan cidera melalui sobekan atau tusukan. Benda tajam
yang terbuang mungkin terkontaminasi darah, cairan tubuh,
bahan mikrobiologi dan beracun bahan citostoksik atau
commit to user
radiologi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36

(3) Infeksius

Limbah yang berkaitan dengan pasien yang


memerlukan isolasi penyakit menular (perawatan intensif dan
limbah radiologi yang berkaitan dengan pemeriksaan
laboratorium.
(4) Jaringan tubuh

Adalah limbah yang meliputi jaringan tubuh, organ,


anggota badan,placenta, darah dan cairan tubuh yang dibuang
pada saat proses pembedahan atau autopsi.
(5) Limbah farmasi

Obat-obatan yang kadaluwarsa, obat-obattan yang


terbuang karena batch yang tidak memenuhi spesifikasi atau
kemasan yang terkontaminasi, obat-obatan yang dikembalikan
oleh pasien atau dibuang oleh institusi yang bersangkutan dan
limbah yang dihasilkan selama produksi obat-obatan.
(6) Limbah citotoksik

Adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin


terkontaminasi dengan obat citoksik selama peracikan,
pengangkutan atau tindakan terapi citotoksik.
(7) Limbah radiologi

Bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang


berasal dari pengguna medis atau riset radionucida. Limbah ini
dapat berasal dari tindakan kedokteran nuklir, radiommunossay
dan bakteriologis.
4) Limbah Gas

Limbah gas dihasilkan oleh incinerator dan diperiksa secara

berkala untuk mencegah adanya gas-gas yang berbahaya yang

dihasilkan oleh incinerator saat beroperasi.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37

Tahapan Proses Pemusnahan/Pembakaran

1. Tahap Persiapan : Proses menyiapkan sarana dan limbah padat

medis yang telah dikemas dan akan dibakar

agar proses berjatan efektif dan efisien.

2. Operasional : Proses pemusnahan/pembakaran limbah padat

medis dalam mesin Incinerator sesuai prosedur

operasional, agar pembakaran sempurna.

3. Perawatan : Setelah limbah terbakar sempurna, selanjutnya

dilakukan tahap perawatan :

a. Abu sisa pembakaran dikeluarkan dari

tungku pembakaran dan dikemas agar

aman dan siap dibawa ke tempat

pembuangan akhir.

b. Melakukan pemeliharaan rutin terhadap

komponen-komponen incinerator agar alat

berfungsi baik.

5) Pemantauan Kualitas Udara Emisi dan Udara Ambient

Pengambilan dan pemeriksaan sampel udara/gas buang dari

Incinerator untuk memantau tingkat pencemaran udara sekitar lokasi

pembakaran limbah padat medis. Pemeriksaan kualitas udara meliputi

pemeriksaan kualitas udara Emisi di sekitar cerobang incinerator dan

udara Ambient pada radius 25 m dari posisi incinerator.

6) Pemeliharaan Mesin Incinerator

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38

Pemeliharaan Incinerator meliputi pemeliharaan harian,

mingguan dan bulanan.

a) Pemeliharaan harian meliputi : pengecekan volume solar pada

tangki solar, pengecekan perputaran blower, burner dan tungku

perapian.

b) Pemeliharaan mingguan : pembersihan/pembuangan abu sisa

pembakaran, pembersihan blower dari kotoran/uap air yang masuk

ke dalam blower, pembersihan lubang pengeluaran

api/burner.Pemeliharaan bulanan : pengecekan keseluruhan

komponen incinerator baik kelistrikan, peralatan maupun

sparepartnya.

Syringe Needle Destroyer adalah mesin yang digunakan untuk

menghancurkan limbah medis tajam yang dihasilkan oleh kegiatan

Ruang Perawatan dan Ruang Penunjang lainnya yang dapat

membahayakan lingkungan Rumah Sakit. Tahapan Proses

Pemusnahan Limbah Medis Tajam :

a) Tahap Persiapan

Proses menyiapkan peralatan dan limbah medis tajam yang

telah terkumpul dan akan dihancurkan agar efektif dan efisien.

b) Operasional

Proses penghancuran/pemusnahan Limbah Medis Tajam

dalam mesin Syro sesuai petunjuk dan operasional sampai menjadi

serbuk halus dan tidak membahayakan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39

c) Perawatan/Pemeliharaan

Setelah proses penghancuran limbah medis tajam selesai,

tahap selanjutnya adalah:

(1) Mengeluarkan dan mengemas serbuk halus sisa penghancuran

untuk dibakar di incinerator atau dapat langsung dibawa ke

pembuangan akhir.

(2) Membersihkan/merawat komponen- komponen mesin syro

secara rutin agar alat berfungsi dengan baik.

7) Pengendalian serangga dan binatang pengganggu lainnya

Binatang pengganggu yang ada di Rumah Sakit Ortopedi berupa


nyamuk, tikus, kecoa, lalat, semut, dan rayap. Untuk mengatasi masalah
tersebut perlu diadakan upaya-upaya antara lain dengan :
a) Fogging

b) Pemasangan ram nyamuk

c) Menjaga kebersihan lingkungan rumah sakit

d) Pengurasan bak penampung air

e) Penutupan tempat penampungan air

f) Penangkapan tikus dengan alat penjebak tikus

8) Penyuluhan Kesehatan Lingkungan

Penyuluhan kesehatan lingkungan telah dilakukan lewat promosi/


penyampaian pesan tentang higiene dan sanitasi rumah sakit kepada
pasien/keluarga pasien dan pengunjung serta pegawai rumah sakit. Salah
satunya melalui pemasangan poster, gambar, spanduk, tata tertib,
pengumuman secara tertulis, pemasangan petunjuk.
9) Sanitasi Ruang Bangunan dan Halaman Rumah Sakit

Rumah sakit selalu menjaga kebersihan ruang bangunan dan


halaman rumah sakit dengan melakukan pembersihan ruang minimal
dilakukan pagi dan sore hari. Pembersihan lantai di ruang perawatan pasien
dilakukan setelah pembenahan/merapikan tempat tidur pasien yang
dilakukan sewaktu-waktu bilamana diperlukan. Cara pembersihan dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40

perlengkapan pembersih (pel) yang memenuhi syarat dan bahan antiseptik


serta menghindari penebaran debu.
10) Sanitasi Makanan dan Minuman

Sanitasi makanan meliputi kebersihan tempat pengolahan makanan/


dapur, peralatan masak, penjamah makanan, pengangkutan makanan,
penyajian makanan dan penyimpanan makanan. (Lihat Lampiran 6)
11) Sanitasi Linen

Untuk menjaga kualitas linen yang dikelola dilakukan pemeriksaan


Usap Linen Bersih setiap 4 bulan sekali yang bekerjasama dengan
laboratorium mikrobiologi di UNS. Pelaksanaan di tempat laundry sudah
dipisahkan antara linen infeksius dan non infeksius serta penggunaan jenis
deterjen dan desinfektan untuk proses pencucian yang ramah lingkungan
yang diharapkan limbah cair yang dihasilkan mudah terurai oleh
lingkungan. Laundry sudah dilengkapi saluran air limbah tertutup sebelum
dialirkan ke IPAL untuk dikelola.
12) Sterilisasi dan Disinfeksi

Sterilisasi dan Desinfeksi merupakan upaya untuk


menghilangkan mikroorganisme baik secara fisik dan kimiawi.
13) Melaksanakan Program K3RS

Program K3 yang dilaksanakan antara lain :


a) Terselenggaranya program Kewaspadaan Bencana (Dissaster

programme)

b) Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran

c) Terkelolanya program Keamanan Pasien, Pengunjung dan Petugas

d) Terlaksananya Keselamatan dan Kesehatan Pegawai

e) Terkelolanya Bahan Beracun dan Berbahaya (B3)

f) Terlaksananya Kesehatan Lingkungan Kerja

g) Terlaksananya Sanitasi Rumah Sakit

h) Terlaksananya Program Pengolahan Limbah Padat, Cair dan Gas

i)Sertifikasi Kalibrasi Sarana Prasarana dan Peralatan

j)Terlaksananya Program Pendidikan dan Latihan (Diklat) K3


commit
k) Pengumpulan, Pengendalian, dantoPelaporan
user data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41

c) Instalasi Pemeliharaan Prasarana Sarana Rumah Sakit (IPSRS)

Instalasi Pemeliharaan Prasarana Sarana Rumah Sakit adalah


unit kerja yang melakukan kegiatan pemeliharaan, perbaikan terhadap
fasilitas perawatan medis dan non medis RS agar selalu dalam keadaan
baik dan siap pakai. Instalasi IPSRS membawahi 4 unsur yaitu:
1. Zona Bangunan

2. Zona Jaringan

3. Zona non medis

4. Zona medis

d) Instalasi Gizi

Instalasi yang melayani menu makanan pada pasien, konsultasi


gizi. Di instalasi gizi melayani PDTT (Penambahan Daya Tahan
Tubuh) bagi karyawan di rumah sakit sebagai penambah asupan gizi.
e) Instalasi logistik

Instalasi logistik adalah instalasi yang menampung bahan – bahan


kebutuhan rumah sakit, baik logistik medis maupun non medis. Instalasi
logistik menyediakan semua kebutuhan yang digunakan untuk
memperlancar operasional rumah sakit.
f) Instalasi SIRS

SIRS merupakan suatu proses pengumpulan, pengolahan dan


penyajian data rumah sakit. SIRS meliputi :
1) Data identitas rumah sakit

2) Data ketenagaan yang bekerja di rumah sakit

3) Data rekapitulasi kegiatan pelayanan

4) Data kompilasi penyakit/morbiditas pasien rawat inap dan

5) Data kompilasi penyakit/morbiditas pasien rawat jalan.

g) Administrasi Perkantoran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42

Administrasi perkantoran berfungsi memperlancar kegiatan


operasional rumah sakit sebagaimana perkantoran pada umumnya.
Perkantoran yang ada meliputi ruang sekretariat, komputer, diklat dan
aula.

C. Higiene Perusahaan

1) Faktor Bahaya

Yaitu segala kondisi yang dapat memberi pengaruh yang


merugikan terhadap kesehatan atau kesejahteraan orang yang
terpajan.
a) Faktor Fisik

Berdasarkan hasil inspeksi dan pengukuran kualitas fisik


ruang, beberapa factor berbahaya fisik yang dapat menyebabkan
Penyakit Akibat Kerja (PAK) di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R.
Soeharso Surakarta adalah kebisingan, pencahayaan, suhu, dan
kelembaban
1) Kebisingan

Sumber kebisingan berasal dari dapur, gas sentral,


insenerator, genset, bengkel protese, pemotong rumput, suara dari
pengunjung.
Pengendalian : Protap kerja yang aman yang dikeluarkan oleh
direktur rumah sakit, mengadakan rotasi kerja, isolasi sumber bunyi
pemeriksaan terhadap mesin dan kalibrasi terhadap alat serta
pemakaian APD.
Berikut ini adalah hasil pengukuran kebisingan dengan
menggunakan sound level meter. Pengukuran dilaksanakan pada
pukul 08.30 - 10.00 WIB.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43

Tabel 1. Hasil Pengukuran Intensitas Kebisingan


Kebisingan (dB)
No Ruang
NAB Hasil
1 Anestesi dan Reanimasi 45 54,8
2 ICU 45 48,7
3 Okupasi Terapi 45 52,2
4 Fisioterapi 45 48,7
5 Laboratorium 40 61,7
6 Poliklinik Rawat Khusus 80 61,7
7 Genset Reguler 78 71,0
Genset Wijaya Kusuma 69,2
Sumber : Data Primer Pengukuran Bulan Maret 2013 (Lihat Lampiran 7)

2) Penerangan

Penerangan yang digunakan di rumah sakit ini menggunakan


penerangan alami dan buatan. Penerangan alami berasal dari sinar
matahari dan penerangan buatan berasal dari lampu .
Tetapi jika siang hari penerangan alami tidak mencukupi
maka dilakukan penambahan penerangan buatan dengan
menyalakan lampu. Penerangan buatan banyak digunakan di area
kerja operasi/ bedah dan beberapa dari ruangan administrasi karena
di tempat ini membutuhkan banyak ketelitian. Berikut ini adalah
hasil pengukuran intensitas cahaya dengan menggunakan Lux
Meter. Pengukuran dilaksanakan pada pukul 10.00-14.00 WIB.
Dari hasil pengukuran bahwa penerangan di RS Ortopedi Prof. DR.
R. Soeharso Surakarta beberapa ruangan belum sesuai dengan
Kepmenkes RI No.1204/MENKES/X/2004 tentang Persyaratan
Pencahayaan di Rumah Sakit.
Tabel 2. Hasil Pengukuran Intensitas Penerangan
Pencahayaan (lux)
No RUANG
NAB Hasil
1 Anestesi dan Reanimasi 300-500 112
2 ICU 100-200 107
3 Okupasi Terapi 100-200 121
4 Fisioterapi 100-200 109
5 Laboratorium 75-100 97
6 Farmasi Min 200 101
Sumber : Data Primer Pengukuran Bulan Maret 2013 (Lihat Lampiran 8)

3) Getaran

a. Sumber getaran di rumah sakit Ortopedi berasal dari mesin genset,


commit to user
pompa air, insenrator, mesin IPAL.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44

b. Pengendalian di rumah sakit Ortopedi belum melakukan upaya

pengendalian terhadap faktor fisika berupa getaran karena

menganggap hasil pengukurannya kecil dan kemungkinan tidak

berpengaruh terhadap kinerja karyawan karena karyawan tidak

bersentuhan langsung dengan sumber-sumber getaran.

4) Suhu dan Kelembaban

Suhu dan kelembaban di lingkungan kerja sangat berpengaruh


terhadap kenyamanan karyawan dalam pekerjaannya. Oleh karena itu
perlu pengaturan suhu dan kelembaban yang nyaman. Usaha yang telah
dilaksanakan adalah pemasangan kipas angin, AC, exhause fan. Hal ini
dimaksudkan agar tenaga supaya tenaga kerja atau karyawan,
pengunjung, dan pasien nyaman.
Berikut ini adalah tabel hasil pengukuran suhu dan kelembaban
ruangan. Pengukuran dengan menggunakan alat Humidity/ termometer.
Tabel 3. Data pengukuran Suhu dan Kelembaban
Suhu Kelembaban
No Ruang
NAB Hasil NAB Hasil
1 Anestesi dan Reanimasi 22-24 23,8 45-60 58,7
2 ICU 22-23 22,8 35-60 55,8
3 Fisioterapi 22-23 25,4 35-60 57,6
4 Farmasi 22-26 25,9 45-60 51,4
Sumber : Data Primer Pengukuran Bulan Maret 2013(Lihat Lampiran 9)

5) Radiasi

Di Rumah Sakit ortopedi sinar radiasi hanya untuk


mendiagnosa suatu penyakit yang diderita pasien. Adapun usaha
yang telah dilakukan untuk melindungi tenaga kerja dan untuk
mempertahankan kesehatan tenaga kerja adalah dengan
menetapkan protap penerapan K3 di instalasi radiologi, sehingga
tenaga kerja harus bekerja sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan. Dalam bekerja tenaga harus menggunakan APD dan
film badge yang telah commit to user
disediakan. Alat tersebut diperiksa oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45

pihak rumah sakit secara periodik ke BATAN. Dinding ruangan


instalasi radiologi ini lebih tebal dibanding dinding pada umumnya
(satu batu bata melintang) dan dilapisi timah (pb) sebesar 1,3 mm
dan pada pencucian film rontgen dinding berwarna hitam dan sinar
lampu berwarna merah yang sering disebut dengan ruang gelap.
b) Faktor kimia

1) Debu

a. Sumber debu yang terdapat di rumah sakit Ortopedi berasal dari

gudang, tempat parkir, laundry, dapur.

b. Pengukuran, untuk pengukuran kadar debu di rumah sakit

Ortopedi bekerja sama dengan laboratorium rujukan yang telah

bekerja sama dengan RS Ortopedi.

c. Pengendalian yang dilakukan adalah dengan cara pemakaian

Alat Pelindung Diri (APD) berupa masker kepada tenaga kerja.

2) Gas

a. Sumber gas di rumah sakit Ortopedi berasal dari mesin genset

dan gas buang kendaraan bermotor.

b. Pengukuran, untuk pengukuran gas di rumah sakit Ortopedi

dilakukan pengukuran udara ambien setahun dua kali di tiga titik

yaitu depan aula, di incenerator, dan didesa mendungan.

c) Pengendalian yang dilakukan adalah dengan melakukan

penghijauan di sekitar rumah sakit untuk mengurangi

pencemaran udara, megendalikan emisi gas buang yang di

hasilkan oleh genset dan kendaraan bermotor.

3) Cairan kimia
commit to user
a) Sumber cairan kimia di rumah sakit Ortopedi antara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46

a) H2O2 adalah bahan kimia sebagai pelarut darah, unit yang

menggunakan bahan kimia ini adalah unit laundry, unit

laboratorium, unit kamar operasi, farmasi, radiologi.

b) Develover dan fixer, larutan pereaksi ini untuk menegakkan

diagnosa dan unit radiologi menggunakan larutan untuk

mencuci film, larutan ini sering digunakan di laboratorium.

b) Pengendalian dilakukan dengan cara penggunaan Alat

Pelindung Diri (APD) berupa sarung tangan yang terbuat dari

karet, respirator, dan safety shoes.

4) Padatan kimia

1) Sumber padatan kimia terdapat di area apotek, gudang obat.

2) Pengendalian dengan cara melakukan pemisahan bahan yang

berbahaya dan bahan yang tidak berbahaya.

c) Faktor Biologis

1) Kuman / mikroorganisme

a. Sumber

Bangsal, OK, ICU, Instalasi Gizi, Linen kotor di laundry

b. Pengendalian

Protab pemantauan faktor biologi di lingkungan kerja, pemakaian


APD (sarung tangan, masker, baju kerja).
2) Air Limbah

a. Sumber

Saluran pembuangan air setiap unit kerja


b. Pengendalian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47

Adanya instalasi pengolahan limbah (IPAL) dengan mengolah


limbah cair yang berasal dari kegiatan ruang perawatan pasien,
ruang penunjang medis, ruang penunjang non medis dengan
proses SBR.
3) Sampah

a. Sumber

Sampah berasal dari unit kerja yang ada di RS. Ortopedi Prof. Dr.
R. Soeharso Surakarta yang berupa sampah medis dan sampah
non medis. Seperti kertas, plastik, sortir linen, organ tubuh, obat
kaduluarsa, preparat, infuse, jarum, masker dan sarung tangan.
b. Pengendalian

Prosedur penanganan sampah medis dan non medis rumah sakit,


penerapan house keeping yang baik, penggunaan APD (masker,
sepatu boot, sarung tangan karet/kain, baju kerja)
4) Binatang ( Serangga, tikus dan hewan pengganggu lainnya)
a. Sumber berasal dari lingkungan rumah sakit.

b. Pengendalian yang dilakukan adalah dengan cara fogging,

pemasangan racun tikus disetiap ruangan

d) Faktor fisiologi dan ergonomi

Sikap kerja yang dilakukan tenaga saat bekerja di laundry


kurang baik. Hal ini dikarenakan sikap kerja para pekerja yang ada di
laundry tidak ergonomis karena saat pelipatan pakaian posisinya berdiri
tanpa tempat duduk sehingga tenaga kerja mudah mengalami low back
pain
e) Faktor Psikologis

Faktor mental psikologis yang dapat terjadi di area kerja adalah


pekerjaan yang monoton. Pekerjaan yang terus menerus sama akan
membuat pekerja menjadi jenuh, berkurangnya konsentrasi dan
penurunan produktifitas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48

D. Kesehatan Kerja

Bahwasanya dalam rangka untuk menjaga dan meningkatkan

derajat kesehatan karyawan sebagai salah satu tujuan untuk

menjaga karyawan tetap sehat dengan melaksanakan program

pelayanan kesehatan karyawan. Di RS Ortopedi Prof. Dr. R.

Soeharso Surakarta ini, memberikan beberapa pelayanan kesehatan.

1. Pemeriksaan kesehatan kepada tenaga kerja

Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan

berkala dan pemeriksaan khusus. Karyawan di Rumah Sakit

Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso terdiri dari Pegawai negeri Sipil

(PNS) yang kesehatannya di jamin oleh pihak Askes dan Pegawai

Badan Layanan Umum (BLU) yang kesehatannya di jamin oleh

pihak Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta.

Ada 3 jenis pemeriksaan kesehatan pada pekerja di RS

Ortopedi Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta yang digunakan sebagai

dasar untuk memantau tingkat kesehatan pekerja, yaitu :

a. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum kerja atau prakarya

Calon pekerja atau pekerja baru Pegawai Negeri Sipil

(PNS) telah melakukan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan

oleh tim pemeriksa kesehatan pegawai yang ditetapkan Rumah

Sakit, akan tetapi bagi tenaga Badan Layanan Umum (BLU) belum

dilaksanakan pemeriksaan sebelum kerja. Sedangkan untuk pekerja

lama pemeriksaan kesehatan berkala dan pemeriksaan kesehatan

khusus dilakukan oleh tim pemeriksa kesehatan pegawai dan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49

hasilnya dikonfirmasikan dengan hasil pemeriksaan lingkungan

kerja oleh dokter kesehatan kerja. Manfaat dari pemeriksaan

kesehatan sebelum kerja adalah untuk :

1) Seleksi pekerja sesuai dengan tuntutan pekerjaan

2) Penempatan pekerja sesuai dengan factor risiko, kapasitas

kerja dan keterbatasan kerja.

3) Sebagai data dasar kesehatan pekerja tersebut.

b. Pemeriksaan Kesehatan Berkala

Pemeriksaan kesehatan berkala adalah pemeriksaan

kesehatan yang dilakukan secara berkala pada pekerja

ditempat berisiko sesuai dengan jenis dan tingkat risiko yang

dihadapi. Biasanya dilakukan setiap tahun dan secara bergilir,

jika yang tahun kemarin sudah diperiksa maka tahun ini tidak

diperiksa lagi.

Tujuan pemeriksaan kesehatan berkala adalah untuk

mendeteksi secara dini gangguan-gangguan kesehatan yang

mungkin terjadi akibat risiko yang ditimbulkan pekerjaan

maupun lingkungan kerjanya.

c. Pemeriksaan Kesehatan Khusus

Pemeriksaan Kesehatan Khusus adalah pemeriksaan

kesehatan yang dilakukan pada pekerja yang mengalami

kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja atau yang hasil

pemeriksaan berkalanya menunjukan perubahan kearah risiko

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50

terkena penyakit akibat kerja. Tujuan pemeriksaan kesehatan

khusus adalah :

1) Untuk melacak kemungkinan terjadinya penyakit akibat

kerja sebagai tindak lanjut dari hasil pemeriksaan

kesehatan berkala maupun adanya kecelakaan kerja yang

menimpa pekerja.

2) Memantau perjalanan penyakit akibat kerja untuk

menempatkan kembali pekerja yang telah menjalani

pengobatan.

2. Pembinaan dan pengawasan atas penyesuaian pekerjaan

terhadap tenaga kerja.

Penyesuaian pekerjaan terhadap pekerja di RS Ortopedi

Prof. Dr. R. Soeharso telah dilakukan hal ini dibuktikan bahwa

pekerja sudah disesuaikan dengan jenis ketrampilan maupun

kompetensinya.

3. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja.

Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja

telah dilakukan dengan adanya pemantauan keliling oleh tim K3

setiap harinya. Hal ini dibuktikan bahwa lingkungan kerja di RS

Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso selalu diperiksa setiap bulannya

dan disertai dengan monitoring.

4. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan kesehatan sanitair.

RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso sudah dilengkapi


commit to user
dengan perlengkapan sanitair, hal ini dibuktikan dengan adanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
51

pemeriksaan terhadap limbah setiap 1 tahun 10 kali di

Laboratorium rujukan dan melakukan pemeriksaan air

dilakukan setahun 3x di mukrobiologi UNS, Air yang digunakan

untuk kebutuhan rumah sakit berasal dari air tanah dengan

mengalami proses pengolahan dan pemeriksaan kualitas air oleh

instalasi sanitasi. (Lihat Lampiran 19)

5. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan untuk kesehatan

tenaga kerja.

Setiap satuan kerja di RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso

telah dilengkapi dengan perlengkapan untuk kesehatan kerja

yang meliputi Alat Pelindung Diri yang disesuaikan dengan

potensi bahaya yang ada dan kotak Pertolongan Pertama Pada

Kecelakaan.

6. Pencegahan dan Pengobatan terhadap penyakit umum dan

penyakit akibat kerja

Untuk pencegahan setiap satuan kerja di RS Ortopedi

Prof. Dr. R. Soeharso telah dilengkapi dengan kotak P3K dan

APD. Dan untuk pengobatannya langsung dibawa ke Instalasi

Gawat Darurat.

Kecelakaan kerja yang terjadi ditempat kerja biaya

perawatan atau pengobatannya diklaim pada jasa asuransi yang

sudah ditunjuk oleh rumah sakit. Untuk PNS klaim kepada PT

ASKES, untuk pegawai non PNS (dengan SK Pengangkatan

Direktur Utama Rumah commit to user Prof. Dr. R. Soeharso


Sakit Ortopedi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
52

Surakarta), maka biaya perawatan atau pengobatan ditanggung

sepenuhnya oleh Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso

Surakarta. Termasuk dalam biaya pengobatan adalah biaya

transportasi, sekali dari tempat kejadian ke rumah sakit dan

sekali dari rumah sakit ke rumah pekerja.

Bila selama pengobatan pekerja di RS Ortopedi

Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta yang mengalami kecelakaan kerja

tidak dapat masuk kerja, maka gaji dan uang kesejahteraan (jasa

pelayanan) akan diterimakan sesuai dengn ketentuan yang

berlaku di RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta.

Ketentuan ini berlaku untuk seluruh jenis pegawai.

7. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.

Pada setiap unit kerja telah dilengkapi dengan kotak

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan. Jenis obat-obatannya

pun juga telah disesuaikan dengan potensi bahaya yang ada.

8. Pendidikan kesehatan untuk tenaga kerja dan latihan untuk

petugas Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.

Pendidikan kesehatan untuk tenaga kerja sudah

dilaksanakan, hal ini dibuktikan apabila pekerja mengalami luka

kecil maka diarahkan untuk mengobati lukanya dengan

perlengkapan di kotak P3K dan diberi pelatihan P3K.

9. Memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan

tempat kerja, pemilihan APD yang diperlukan dan gizi serta

commit
penyelenggaraaan makanan to user
di tempat kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
53

Perencanaan lay out kerja sudah disesuaikan dengan

jenis pekerjaannya beserta Alat Pelindung Diri dan makanan

bergizi yang diperlukan untuk bekerja.

10. Membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan atau penyakit

akibat kerja.

Pekerja di RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso yang

mengalami kecelakaan maupun penyakit akibat kerja maka

pihak Rumah Sakit memberikan pengawasan dan pengobatan

yang sesuai serta tenggang waktu untuk memulihkan kesehatan

pekerja agar pekerja dapat kembali sehat.

11. Pembinaan dan pengawasan terhadap tenaga kerja yang

mempunyai kelainan tertentu dalam kesehatannya.

Pekerja yang mengalami kelainan tertentu yaitu cacat

atau mempunyai riwayat penyakit. Oleh RS Ortopedi Prof. Dr. R.

Soeharso diberi pengawasan dan pengobatan serta disesuaikan

dengan jenis pekerjaanya.

12. Memberikan laporan berkala tentang Pelayanan Kesehatan Kerja

kepada pengurus.

Laporan berkala mengenai pelayanan kesehatan setiap 1


bulan sekali dan laporan tersebut dilaporkan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten Sukoharjo.
13. Kegiatan Senam Pagi

Di RS Ortopedi Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta yang

diadakan rutin pada setiap hari jumat pukul 6.30 pagi. Yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54

diikuti oleh semua karyawan di RS Ortopedi Prof.Dr.R.Soeharso

Surakarta.

14. Gizi Kerja

a. Bagi Karyawan

RS Ortopedi Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta menyediakan

pelayanan gizi kerja bagi karyawan PNS atau non PNS. Bagi

dokter dan asisten dokter disediakan makan siang dan snack

kecuali bagi karyawan atau pegawai lain yang hanya

disediakan snack. Pemberian snack ini dimaksudkan sebagai

penambahan gizi pada karyawan atau pegawai supaya

terpenuhi gizi. Menu yang disediakan biasanya terdiri dari

susu kotak, buah, roti dll. Menu yang disediakan setiap hari

berganti-ganti supaya para karyawan dan pegawai tidak

bosan.

Pengadaan bahan makanan dan snack dilakukan di

instalasi gizi yang bekerjasama dengan pihak ketiga pemenang

lelang pengadaan PDTT (Penambah Daya Tahan Tubuh) yang

sudah diadakan perjanjian tertentu. Hal ini dimaksudkan

untuk menjamin mutu dan kualitas dari makanan atau bahan

makanan tersebut. Pemberian snack ini diberikan pada pukul

10.00 WIB. Di RS Ortopedi Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta juga

menyediakan kantin untuk para kayawan atau pengunjung

pasien dan menu yang disediakan bervariasi.

d) Bagi Pasien commit to user


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
55

Pelayanan gizi bagi pasien diatur oleh seorang ahli gizi.

Makanan yang disediakan bervariasi dan sudah disesuaikan

dengan jenis penyakit yang diderita. Menu yang disediakan

juga terdiri dari empat sehat lima sempurna.

Pihak rumah sakit telah mengadakan usaha penyehatan

makanan dan dan menjaga kualitas makanan dan minuman

yang disajikan dalam rangka mendukung penyembuhan

pasien. Adapun usaha yang telah dilaksanakan :

1) Bahan

makanan dan minuman siap saji ditempatkan dalam lokasi

yang berbeda dan tidak menggunakan bahan makanan

tambahan (pewarna dan pemanis buatan).

2) Bahan

makanan yang dimasak segera disajikan sehingga tidak ada

makanan yang disimpan atau menginap. Hal ini dilakukan

dengan pemasakan disesuaikan jumlah pasien.

3) Penyajian

menggunakan troli. Untuk pasien yang mempunyai penyakit

menular, makanan disajikan secara khusus setelah itu dicuci

dengan disinfektan dan sabun.

4) Penjamahan

makanan harus menggunakan perlengkapan yang

disediakan, yaitu celemek dan masker.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
56

5) Untuk

mengambil makanan harus dengan menggunakan penjepit

makanan, sendok, garpu, sarung tangan plastik.

6) Penyajian

makanan dengan ditempatkan pada alat yang tersedia

misalnya piring, mangkuk, dan sebagainya. Alat tersebut

diberi plastik agar tidak terkontaminasi dengan udara atau

terkena debu.

Dalam pengolahan dan penyajian menu terhadap pasien

dibedakan antara pasien VVIP dan pasien reguler. Alur kerja di

instalasi gizi :

1) Penerimaan bahan makanan

Bahan makanan diperoleh dari pihak yang sudah ditentukan dengan


sistem lelang, hal ini dimaksudkan agar bahan makanan tersebut terjamin
kualitasnya. Bahan makanan yang diperlukan tersebut meliputi :
a) Bahan kering.

Terdiri dari beras, bumbu dapur, telur, gula, teh, minyak dan
lain-lain. Bahan-bahan ini disimpan di gudang penyimpanan.
Terdapat dua gudang penyimpanan bahan yaitu gudang besar dan
kecil.
b) Bahan basah

Terdiri dari daging, ikan, sayur. Sayur yang diperoleh langsung


diolah untuk menjaga kualitasnya tetap segar jadi dalam hal ini
tidak ada penyimpanan bahan. Untuk menjaga kesegaran bahan
terdapat kulkas sebagai tempat penyimpanannya.
2) Penyimpanan

Penyimpanan bahan-bahan sudah disediakan sesuai dengan


keperluan. Hanya saja kurangnya penataan.
3) Pencucian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
57

Pencucian dilakukan di tempat pencucian khusus pada bahan


makanan. Pencucian menggunakan sumber air dari pengolahan
sumber air bersih yang ada di rumah sakit sehingga air yang
digunakan sudah cukup bersih dan aman digunakan karena air itu
sendiri sudah ada pemeriksaan tertentu mengenai kualitasnya.(lihat
lampiran 10)
4) Peracikan

Peracikan bahan makan yang akan diolah diracik terlebih


dahulu di meja kerja yang sudah nyaman dipakai tenaga kerja karena
sudah terdapat tempat duduk sehingga mengurangi kelelahan dalam
bekerja.
Meja kerja ini terletak dekat dengan tempat pengolahan
sehingga memudahkan dalam proses. Selain dekat dengan tempat
pengolahan juga dekat dengan papan informasi tentang menu khusus
untuk pasien yang diet atau menderita penyakit lain seperti diabetes
militus sehingga harus disediakan menu yang berbeda dengan pasien
lain

5) Pengolahan

Pengolahan makanan dibedakan menjadi dua :


a) Pengolahan untuk wijaya kusuma

Untuk pengolahan makanan untuk wijaya kusuma di lakukan


di instalasi gizi. Untuk pencucian piring dan alat makan lainnya
dilakukan di wijaya kusuma.
b) Pengolahan untuk rawat inap reguler.

Untuk pengolahannya dilakukan di instasi gizi. Untuk


pencucian piring dan alat makan lainnya dilakukan di intasi gizi
tetapi untuk kelas 1 pencucian piring dan alat makan lainnya
dilakukan di tempat pencucian yang ada di bangsal.
6) Pewadahan

Untuk pewadahan minuman ke gelas dilakukan di atas troli


sekaligus, jadi tidak ada proses pemindahan dari meja kerja menuju
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
58

ke troli. Dari hasil wawancara dari pekerja, hal ini dimaksudkan


untuk mempermudah dan mempersingkat pekerjaan.
7) Penyajian

Untuk penyajian di beda-bedakan berdasarkan kelas, yaitu :


a) Untuk kelas utama penyajian makanannya di letakkan pada

piring yang ditutup dengan plastik penutup yang di tutup rapat

tanpa dipisah-pisahkan dengan kata lain nampan tempat makan

langsung ditutup sekaligus dengan plastik.

b) Untuk kelas 1 penyajian makanannya di letakkan pada piring

yang ditutup dengan plastik penutup yang di tutup dengan rapat.

Yang membedakan dari kelas utama adalah plastik penutupnya

dan juga piring yang digunakan.

c) Untuk kelas kelas 2 dan kelas 3 penyajian makanannya

diletakkan pada box yang terbuat dari alumunium yang tertutup.

d) Untuk dokter dan coass penyajian makanannya diletakkan

pada box makanan dari plastik yang tertutup rapat.

8) Pencucian peralatan –> Desinfeksi peralatan –> Penyimpanan

peralatan.

Di intalasi gizi terdapat tempat pencucian untuk peralatan


makan dan peralatan masak. Peralatan makan tidak dilakaukan
pencucian secara khusus mengenai persyaratan air maupun
desinfektan yang dipakai dengan alasan bahwa kebanyakan pasien di
rumah sakit ini secara umum pasiennya sehat.
Sudah terdapat ruang penyimpanan peralatan untuk jenis
peralatan yang jarang dipakai. Untuk peralatan makan yang dipakai
tidak dilakukan penyimpanan di tempat khusus melainkan setelah
dicuci langsung ditiriskan commit to userlangsung dipakai.
dan kemudian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59

15. Askes (Asuransi Kesehatan)

Setiap pekerja yang menderita PAK berhak mendapatkan

jaminan Kesehatan dari Askes baik saat masih dalam hubungan kerja

maupun setelah hubungan kerja berakhir. Hak atas jaminan kesehatan

bagi tenaga kerja yang hubungan kerjanya telah berakhir, apabila

diagnosis dokter yang merawat penyakit tersebut diakibatkan oleh

pekerjaan selama pekerja tersebut masih dalam hubungan kerja.

Hak atas jaminan kesehatan tersebut diberikan apabila penyakit

tersebut timbul dalam waktu paling lama 3 tahun terhitung sejak

hubungan kerja tersebut berakhir.

Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta

melakukan kerja sama dengan Askes dalam rangka pelayanan Trauma

Center bagi para pekerja dan karyawan perusahaan serta kerja sama

pelayanan juga dijalin dengan pihak lain, seperti PT. Freeport, Papua.

Dengan program ini jika terjadi kecelakaan atau penyakit akibat

kerja maka karyawan tidak lagi menanggung beban berat. Tidak hanya

pekerjanya tetapi keluarganya pun juga tidak merasa terbebani jika

pekerja tersebut mengalami kecelakaan kerja atau menderita penyakit

akibat kerja. Sosialisasi ini diberikan kepada setiap karyawan tetap pada

umumnya tanpa terkecuali dan membeda-bedakan jabatan ataupun

golongan.

E. Keselamatan Kerja

Pihak rumah sakit telah mengadakan upaya untuk melindungi


commit
keselamatan karyawan dalam to userSistem keselamatan yang
bekerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
60

dilaksanakan selain untuk melindungi tenaga kerja juga untuk menjaga


semua masyarakat yang ada di rumah sakit. Adapun usaha yang telah
dilaksanakan yaitu :
1. Pembentukan Tim Respon Gawat Darurat

Di Rumah Sakit Ortopedi Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta


dibentuk dan diberlakukannya Tim Keselamatan Kerja, Kebakaran
dan Kewaspadaan bencana dalam upaya untuk menjaga keamanan,
mencegah kebakaran, persiapan menghadapi bencana serta untuk
menjamin dan menjaga keselamatan pasien, karyawan, dan
pengunjung Rumah Sakit Ortopedi Prof.Dr.R.Soeharso
2. Mendidik dan melatih Tim Respon Gawat Darurat agar memiliki

pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman dalam menanggulangi

bencana.

3. Pengendalian Kebakaran

Rumah Sakit Ortopedi mempunyai potensi bahaya


kebakaran, maka dilakukan upaya pengendalian secara prefentif
dengan mengikutsertakan sebagian satuan kerja, karyawan dan
security untuk ikut berpartisipasi penanggulangan kebakaran. Akan
tetapi pelatihan pemadaman kebakaran belum dilakukan dengan
jadwal rutin. Rumah Sakit Ortopedi juga mempunyai berbagai macam
alat-alat pemadam kebakaran, antara lain :
a. Penyediaan APAR

APAR yang disediakan berfungsi sebagai alat pemadam api


jika terjadi kebakaran. Masing - masing APAR sudah terdapat
standar operasional prosedur cara penggunaan APAR yang mudah
di baca. Penempatan APAR ditiap - tiap unit kerja sudah strategis,
mudah dilihat, mudah dijangkau. Tinggi APAR antara 1–2 m dari
tanah/lantai dan di pasang dengan jarak 15 meter dan jumlah sesuai
tingkat kebutuhan unit terkait. APAR ada yang berada di dalam
kotak dan ada yang commit
tidak to user
memakai kotak. Bahan APAR
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
61

menggunakan Dry Chemical. APAR ini dilakukan pemeriksaan


setiap enam bulan sekali oleh pihak ketiga. Jumlah APAR di
seluruh area rumah sakit berjumlah 59 unit. Rumah Sakit Ortopedi
juga telah membuat denah penempatan APAR.(Lihat lampiran 11)
b. Alarm

Alarm yang disediakan di rumah sakit ortopedi adalah alarm


automatic dan alarm non automatic / manual. Alarm ini dapat
terlihat dengan jelas karena alarm kebakaran berwarna merah,
alarm juga mudah dijangkau bila terjadi keadaan darurat. Jumlah
alarm kebakaran yang disediakan oleh Rumah Sakit Ortopedi
adalah 2 buah alarm kebakaran automatic dan 8 buah alarm
kebakaran non automatic / manual. Rumah Sakit Ortopedi juga
telah membuat denah penempatan Alarm Kebakaran.
c. Smoke detector

Rumah Sakit Ortopedi juga menyediakan smoke detector


sebagai upaya pencegahan kebakaran. Smoke detector yang
disediakan Rumah Sakit Ortopedi berjumlah 2 buah yang
diletakkan di pivalium Wijaya Kusuma, bangsal A/C dan bangsal
B/D. Rumah Sakit Ortopedi juga telah membuat denah penempatan
Smoke detector.
d. Hydrant

Hydrant telah disediakan oleh Rumah Sakit Ortopedi, baik


hydrant yang dipasang di dalam gedung maupun hidran yang
dipasang di luar gedung berjumlah 18 buah , 3 buah diantaranya
adalah hidran gedung yang ada di pivalium Wijaya Kusuma dan
hidran di luar gedung berjumlah 15 buah. Rumah Sakit Ortopedi
juga telah membuat denah penempatan hydrant Pengamanan Pada
Peralatan.(Lihat lampiran 12)
Rumah Sakit Ortopedi, terdapat berbagai macam alat dan
peralatan kerja oleh karena itu Rumah Sakit Ortopedi memasang suatu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
62

alat pengaman untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja pada


tenaga kerja :
a. Pengamanan Pada Mesin

Pengamanan dilakukan pada mesin yang terbuka, berputar dan


menggunakan tenaga manusia untuk mengoperasikannya, alat-alat
tersebut banyak terdapat di bagian laundry.
b. Pengamanan Pada Instalasi Listrik dan Sistem Grounding

Dari hasil wawancara dengan tenaga kerja di bagian instalasi


listrik bahwa pengamanan pada instalasi listrik dipasang saklar dan
sekering sebagai pengontrol arus listrik dan mencegah terjadinya
arus pendek atau konsleting yang dapat menyebabkan kebakaran.
Sedangkan untuk instalasi penangkal petir dipasang Grounding
pada konstruksi bangunan yang tinggi di area rumah sakit untuk
menghindari kemungkinan terjadinya loncatan arus listrik statis
dari awan ke bumi. (Lihat lampiran 13)
4. Peledakan

Sumber potensi bahaya yang dapat menyebabkan terjadinya


peledakan di rumah sakit Ortopedi. Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
adalah tabung penyimpanan oksigen, tabung LPG di instalasi gizi.
Upaya pencegahan yang dilakukan adalah dengan penyediaan tempat
penyimpanan dan penggunaan sesuai prosedur yang aman serta
dilakukan pengecekan secara rutin oleh IPSRS. Selain itu dipasang
tanda peringatan pada tempat penyimpanan yang menimbulkan
potensi bahaya peledakan.
5. Terpeleset

Sumber potensi bahaya yang dapat menyebabkan terpeleset


adalah karena adanya genangan air pada lantai akibat hujan, terutama
pada lantai yang miring, terutama pada lantai miring, lantai licin,
tangga tidak ada bantalan karet, ceceran minyak di Instalasi Gizi, air
buangan AC yang membasahi lantai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
63

Pengendaliannya dengan pemberian safety sign dan dalam


pembangunan gedung melibatkan Tim K3 RS agar bangunan yang
telah digunakan sesuai dengan standar K3. Ceceran minyak pekerja di
instalasi gizi memakai alas kaki yang terbuat dari karet (sandal jepit)
agar tidak licin. Pada air buangan AC lantai harus selalu dibersihkan
dan diperbaiki AC.
6. Tergores dan tertusuk

Penyebabnya yaitu dalam bekerja kurang hati-hati di bangsal


perawatan, CSSD dan binatu, OP, Instalasi gizi, OK, Anestesi, Rajal
dan saat melakukan operasi. Pengendaliannya dengan pemasangan
MSDS, pemakaian APD, menyediakan kotak P3K bagi pekerja di
OP, instalasi gizi dan binatu. Kecelakaan kerja bagi petugas atau
pekerja yang berada di bangsal dan kamar operasi dapat langsung
ditangani kemudian mencatat penyebab dan penanganannya
kecelakaan kerja yang terjadi.
7. Sistem Ijin Kerja

Ijin kerja untuk cuti melahirkan selama 3 bulan, sedangkan

untuk ijin kepentingan lainnya disesuaikan dengan prosedur yang

telah ditetapkan di rumah sakit.

8. Investigasi Kecelakaan Kerja dan Pelaporannya

Sistem pelaporan kecelakaan kerja di RS Ortopedi Prof. DR. R.

Soeharso Surakarta diatur dalam pedoman pelaporan kecelakaan kerja

dan penyakit akibat kerja yang disusun dan direvisi dengan hasil

evaluasi dan rekomendasi yang dilakukan oleh Tim K3 Rumah Sakit.

Apabila terjadi kecelakaan kerja, pekerja harus melapor kepada

kepala satuan kerja masing-masing. Kepala satuan kerja akan mengisi

formulir yang sudah disediakan oleh Tim K3 Rumah Sakit.


commitSakit
Selanjutnya Tim K3 Rumah to userakan melaporkan kejadian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
64

kecelakaan kerja tersebut kepada Direktur RS Ortopedi Prof. DR. R.

Soeharso Surakarta, kemudian diinstruksikan untuk penanganan lebih

lanjut.( Lihat lampiran 14)

Monitoring dan evaluasi pelaksanaan Kesehatan Kerja di RS

Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta dilakukan oleh tim K3RS

minimal satu tahun sekali serta mengikuti kebijakan atau kegiatan

direktorat umum dan SDM RS Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso

Surakarta. Pelampiran hasil monitoring dan evaluasi tersebut disusun

oleh tim K3 RS beserta tindak lanjut yang disusulkan sesuai

rekomendasi tim pemeriksa kesehatan disampaikan kepada direktur

utama RS Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta sesuai dengan

hierarki yang berlaku.

9. LOTO (Log Out Take Out)

Untuk sistem log out take out RS Ortopedi Prof. DR. R.

Soeharso Surakarta tidak ada, karena apabila terjadi kerusakan

pada peralatan kerja, maka pada saat itu juga langsung ditangani

dan diselesaikan.

10. Penyediaan APD (Alat Pelindung Diri)

Pihak rumah sakit menyediakan APD sesuai dengan jenis


pekerjaan yang dilakukan tenaga kerja Tujuan disediakan APD adalah
untuk melindungi keselamatan tenaga kerja saat melakukan pekerjaan
dan melindungi tenaga kerja dari gangguan potensi bahaya.(Lihat
lampiran 15)
APD ini disesuaikan dengan masing-masing jenis pekerjannya
antara lain :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
65

a. Ruang Operasi : pakaian kerja kamar operasi dan kelengkapannya,

sarung tangan karet pendek (handscoen), sandal karet, masker kain

b. Ruang radiologi : apron timah (Pb), baju kerja, kacamata dan

sarung tangan karet

c. Instalasi gizi : tutup kepala/topi, celemek, pakaian kerja khusus,

sarung tangan, masker, sepatu boot, sandal karet.

d. Instalasi CSSD dan binatu : topi, baju kerja, celemek, masker,

sepatu boot, handscoen, sarung tahan panas dan Scort (pakaian

kerja yang terbuat dari kain).

e. Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana : helm, sarung tangan,

kacamata, face shield, ear plug, ear muff, safety helmet, sapatu

karet tahan tegangan, wearpak, safety belt, welding helmet, dan

welding glove.

f. Ruang Laboratorium

pakaian kerja/jas laboratorium, handscoen, masker.


g. Protese

Goggles, face shield, sarung tangan kulit, jas kerja, dan breathing
apparatus.
h. Bengkel Ortotik Prostetik

Ear plug dan ear muff


i. Instalasi sanitasi

Sarung tangan kulit, sepatu boot, masker kain, breathing apparatus


11. Pemasangan gambar atau poster-poster keselamatan kerja antara lain

pemakaian APD. Serta peringatan tanda bahaya ditempat kerja yang

berpotensi bahaya lain antara lain tulisan “Dilarang Merokok“, “Awas


commit to user
Tegangan Tinggi” dan gambar-gambar larangan merokok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
66

12. Tangga

Tujuan disediakan tangga adalah sebagai jalur naik turun dari lantai satu
menuju ke lantai yang lain. Tangga juga berfungsi sebagai jalur untuk
menyelamatkan diri ketika terjadi keadaan bahaya. Tangga di rumah sakit
Ortopedi terdiri dari 2 jenis yaitu tangga miring (ram) dan tangga trap.
Tangga miring dibuat dari jenis ubin rata dan ubin bergerigi. Tangga yang
dibuat dari ubin rata dilapisi dengan alas karet. Hal ini bertujuan agar tangga
ram tidak licin, sehingga tidak menimbulkan kecelakaan berupa terpeleset
bagi penggunanya. Untuk menjaga keselamatan pengguna tangga, maka
dibuat pegangan tangan di tepi tangga.
13. Menyediakan perlengkapan keamanan pasien pada semua tempat

adalah sebagai berikut :

a. Penerangan yang mencukupi

b. Pemasangan pegangan di dinding bangsal, lorong, kamar mandi

c. Pemasangan bel yang terjangkau

d. Pemasangan rambu tanda bahaya

e. Pemasokan O2 dalam jumlah yang cukup pada tempat penting

seperti IBS, ICU, IGD, dll.

14. Emergency Response

Emergency response merupakan kebijakan dari manajemen untuk


menghadapi keadaan darurat seperti kebakaran, peledakan, dan banjir.
Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R Soeharso Surakarta membuat kebijakan
yang memuat Emergency response berupa prosedur tetap. Selain itu Rumah
Sakit Ortopedi Prof. Dr. R Soeharso Surakarta juga telah membuat Peta
Rute Evakuasi bila terjadi Bencana. (Lihat lampiran 16)
Adapun program yang telah dilaksanakan dalam menghadapi terjadinya
keadaan bahaya adalah :
a. Prosedur tindakan jika terjadi bencana keadaan darurat.

b. Penyediaan saran komunikasi berupa telepon untuk memperlancar

komunikasi dengan pihak terkait bila terjadi keadaan darurat.

c. Penetapan alur pelaporan bila terjadi bencana atau keadaan darurat.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
67

d. Disediakan peralatan untuk mengatasi keadaan darurat dan

menyelamatkan penghuni rumah sakit, terdiri atas APAR, tangga,

lift, dan pintu darurat.

e. Petunjuk arah menuju pintu.

Di rumah sakit ini sudah dibentuk tim Badan Siaga Bencana. Akan
tetapi belum pernah dilakukan pelatihan siaga bencana internal rumah sakit.
Untuk IGD (Instalasi Gawat Darurat) sudah dilakukan pelatihan siaga
bencana internal instalasi tersebut.
15. Komunikasi K3

Rambu adalah tanda atau petunjuk yang memberikan

informasi tentang suatu keadaan tempat tertentu yang perlu

mendapatkan perhatian atau arah menuju ke suatu tempat tertentu.

Terdapat dua macam rambu yaitu rambu yang memberikan petunjuk

mengenai keadaan bahaya (tanda bahaya) dan rambu petunjuk arah.

Macam-macam rambu tanda bahaya antara lain :

1) Nama Rambu : Tanda Bahaya Tinggi

Pengertian : Adalah tanda yang menunjukkan adanya bahaya

bertegangan listrik tinggi.

Tujuan : Agar orang yang berada di lingkungan ini

berhati-hati.

Bentuk fisik : Fiber berlatar belakang merah dengan tanda

kilat warna putih.

Lokasi pemasangan : Di pintu panel listrik

2) Nama Rambu : Tanda Daerah Licin

Pengertian : Suatu tanda bahaya yang menunjukkan bahwa


commit to user
daerah sekitarnya licin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
68

Tujuan : Agar hati-hati

Bentuk fisik : Fiber warna kuning

Lokasi pemasangan : Setiap koridor miring atau jalan keramik yang

3) Nama Rambu : Tanda Bahaya Peledakan


licin miring.

Pengertian : Suatu gambar menunjukkan bahwa di daerah

sekitar ada bahan yang mudah meledak.

Tujuan :Agar berhati-hati dalam tindakan

Di daerah ini.

Bentuk fisik : Fiber warna merah

Lokasi pemasangan : Instalasi gizi, bengkel

4) Nama Rambu : Dilarang Merokok

Pengertian : Suatu tanda larangan merokok

Tujuan : Agar bebas asap rokok, tidak mencemari

lingkungan sekitar.

Bentuk fisik : Bentuk besar terdiri dari billboard

Bentuk kecil dari fiber

Lokasi pemasangan : Di ruang umum, ruang ber-AC, ruang kerja kantor.

5) Nama Rambu : Rambu Bahaya Kebakaran

Pengertian : Suatu tanda bahwa daerah sekitar rambu ada

bahan mudah terbakar.

Tujuan :Berhati-hati, tindakan harus sesuai aturan.

Bentuk fisik : Fiber warna merah.

Lokasi pemasangan : Instalasi gizi, farmasi, laundry


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
69

6) Nama Rambu : Tanda Beracun

Pengertian : Suatu tanda bahwa di lingkungan tanda banyak

bahan berbahaya beracun.

Tujuan : Hati-hati di daerah tersebut harus

memakai Alat Pelindung Diri (APD)

Bentuk fisik : Fiber ditempel di dinding

Lokasi pemasangan : Sanitasi daerah limbah, farmasi dan

laboratorium.

7) Nama Rambu : Tanda Tidak Boleh Meludah

Pengertian : Suatu tanda larangan di daerah tersebut dilarang

meludah.

Tujuan : Agar tidak licin, tidak kotor

Bentuk fisik : Fiber

Lokasi pemasangan : Jalan selasar, ruang tunggu.

8) Nama Rambu : Tanda Keselamatan Kerja.

Pengertian : Suatu tanda bahwa di lingkungan tersebut perlu

kehati-hatian karena banyak resiko kecelakaan.

Tujuan : Peringatan

Bentuk fisik : Fiber

Lokasi pemasangan : Pintu ruang atau kantor.

Macam-macam rambu tanda atau petunjuk arah, antara lain :

1) Nama Rambu : Tanda Penunjuk Pengunjung Masuk RS.

Pengertian : Tanda pengatur arah masuk pada jalan yang

sudah ditentukan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
70

Tujuan : Agar lancar laju perjalanannya.

Bentuk fisik : Papan, tulisan dan arah panah.

Lokasi pemasangan : Pintu masuk jalan depan kompleks,

belokan.

2) Nama Rambu : Penunjuk Arah Keluar Pengunjung.

Pengertian : Suatu tanda untuk mengarahkan pengunjung

jalan keluar.

Tujuan :Supaya arus lalu lintas terjaga

ketertibannya.

Bentuk fisik : Plat bundar dengan tiang besi diberi

kaki

Lokasi pemasangan : Di setiap persimpangan jalan.

3) Nama Rambu : Penunjuk Arah Keluar Evakuasi.

Pengertian : Agar memperjelas jalan untuk dilewati.

Tujuan :Untuk menjaga agar tidak panik

dalam situasi ada bencana

Bentuk fisik : Bentuk panah cat tulisan merah warna

dasar putih, bahan fiber

Lokasi pemasangan : Lorong jalan dan pintu tangga, tergantung di

plafon.

4) Nama Rambu : Penunjuk Tempat Pelayanan Gawat

Darurat. Tempat untuk memperjelas keterangan tempat

Pengertian : pelayanan.

Tujuan : Mudah dikenal dan diberi sinar lampu.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
71

Bentuk fisik : Depan gawat darurat pinggir jalan.

Lokasi pemasangan : Papan ditempatkan 2,5 meter dari tanah.

Tujuan pemasangan rambu tanda bahaya memberikan informasi

kepada orang yang ada disekitar tersebut untuk waspada terhadap

bahaya atau keadan tertentu dan mengikuti petunjuk atau larangannya.

Tujuan pemasangan rambu petunjuk arah adalah untk memberikan

informasi kepada orang yang membacanya arah mana yang harus

diikuti, tanda arah, perhatian dan larangan.

F. Ergonomi

1. Jam Kerja (shift kerja)

Ergonomi merupakan aspek penting dalam kesehatan


keselamatan kerja. Shift kerja perlu dilaksanakan untuk mencegah
terjadinya kelelahan kerja. Shift kerja pada setiap karyawan Rumah
Sakit Ortopedi Prof. Dr. R Soeharso Surakarta berbeda-beda
berdasarkan jenis bagian kerjanya. Shift kerja di bagi menjadi 3
bagian yaitu shift pagi, siang dan malam. Shift pagi (pukul 07.00
WIB - pukul 14.00 WIB), shift siang (pukul 14.00 WIB - pukul
21.00 WIB) dan shift malam (pukul 21.00 WIB - pukul 07.00 WIB).
2. Sikap Kerja

Kegiatan yang berhubungan dengan faktor risiko ergonomi


bukanlah hal yang langka di fasilitas kesehatan. Pekerjaan perawat
dan pekerja kesehatan lainnya yang memindahkan, mengangkat,
memandikan, membersihkan pasien, dan mendorong kereta pasien
adalah contoh nyata. Demikian juga kegiatan yang terkait dengan
pemeriksaan dan tindakan medis seperti pada pekerjaan dokter gigi
dapat menimbulkan gangguan kesehatan yang terkait dengan
ergonomi.
Faktor yang dapat menimbulkan risiko dari bahaya potensial
kesehatan kelompok ergonomi ini adalah posisi tubuh yang tidak
fisiologis, cara kerja yang salah, diantaranya posisi kerja statis,
angkat angkut pasien, membungkuk, menarik, mendorong.
Cidera pada sistem muskuloskeletal dan syaraf perifer dapat
terjadi jika posisi itu dipertahankan untuk jangka waktu lama dan
berulang. Posisi yang potensial menyebabkan gangguan pada
punggung antara lain membungkuk, miring ke satu sisi tubuh, dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
72

memutar tubuh. Sedangkan posisi siku tangan lebih tinggi dari bahu
dapat menyebabkan gangguan pada leher dan bahu.
Adapun usaha untuk menghindari sikap monoton dalam bekerja
dan menghindari penyakit serta kecelakaan kerja maka telah
diadakan tindakan-tindakan pengendalian. Tindakan pengendalian
yang telah dilaksanakan adalah penyediaan tempat duduk dan alat
kerja yang disesuaikan dengan ukuran antropometris karyawan.
Secara umum, pekerja sebaiknya tidak melakukan pekerjaannya
dengan posisi tangan di bawah lutut atau lengan di atas bahu untuk
waktu yang lama. Penyediaan alat-alat kerja dan penyediaan tempat
duduk yang digunakan harus disesuaikan dengan postur tubuh
(antropometris), protap dan usaha-usaha yang lain.

G. TIM K3RS

Susunan organisasi Tim K3 RS terdiri dari Ketua Tim K3 RS


adalah seorang dokter instalasi bedah sentral, sekretaris Tim K3 RS
adalah staf ahli K3, dan anggota Tim K3 RS adalah terdiri dari
perwakilan setiap unit kerja. Dibentuknya tim Tim K3 RS di Rumah
Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta, sudah sesuai dengan
Permenaker RI. No. Per. 04/MEN/1987 tentang P2K3 dan Tata Cara
Penunjang Ahli Keselamatan Kerja, dalam pasal 1 poin (d) disebutkan,
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah badan
pembantu di tempat kerja yang merupakan wadah kerja sama antara
pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan kerja sama, saling
pengertian dan partisipasif efektif dan disesuaikan dengan peraturan-
peraturan yang berlaku.(Liht Lampiran 17)
Rumah sakit Ortopedi mempunyai tugas melaksanakan upaya
kesehatan paripurna, pendidikan dan pelatihan. Rumah sakit di bangun,
dilengkapi dengan peralatan, dijalankan dan dijadikan untuk menjaga
keamanan dan mencegah kebakaran serta persiapan menghadapi
bencana hal ini bertujuan untuk menjamin dan menjaga keselamatan
hidup pasien, pegawai dan pengunjung.
Adanya aktifitas rumah sakit akan menimbulkan berbagai
resiko antara lain kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja bagi
tenaga medis, paramedis maupun nonmedis. Upaya meminimalisi
resiko tersebut telah dilakukan oleh Tim Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) Rumah Sakit Ortopedi.salah satu upaya yang dilakukan
yakni kegiatan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Rumah Sakit.
Pengelolaan manajemen dimulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksaan, pengawasan, penilaian serta pengendalian.
Proses perencanaan dilakukan dengan menyusun program kerja K3 RS
secara periodik. Program kerja tersebut selanjutnya diuraikan dalam
bentuk kegiatan.
1. Tugas Pokok dan fungsi tim K3 RS Ortopedi Prof.Dr.R.Soeharso
commit: to user
Surakarta adalah sebagai berikut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
73

a. Memberikan saran dan pertimbangan baik diminta ataupun tidak

kepada Direktur mengenai masalah-masalah Kesehatan dan

Keselamatan Kerja (K3).

b. Menghimpun dan mengolah data dan atau permasalahan K3-RS

di tempat kerja yang bersangkutan, serta mendorong ditingkatkan

penyuluhan, pengawasan, pelatihan dan penelitian tentang

kesehatan dan keselamatan kerja di Rumah Sakit.

c. Melaksanakan Audit Internal terhadap pelaksanaan kegiatan K3

yang telah disusun oleh Tim K3 rumah sakit.

2. Tujuan

a. Tujuan

1) Tujuan umum

a) Tercapainya kondisi lingkungan RS Ortopedi

Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta yang memenuhi syarat

kesehatan dan keselamatan kerja agar menjamin

kenyamanan seluruh karyawan/ karyawati dalam melakukan

pekerjaan maupun untuk keselamatan pengunjung.

b) Memelihara dan meningkatkan derajat Kesehatan dan

Keselamatan Kerja karyawan baik fisik, mental maupun

sosial.

2) Tujuan khusus

a) Terselenggaranya program Kewaspadaan Bencana

(Dissaster programme)

b) Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
74

c) Terkelolanya program Keamanan Pasien, Pengunjung dan

Petugas.

d) Terlaksananya Keselamatan dan Kesehatan Pegawai

e) Terkelolanya Bahan Beracun dan Berbahaya (B3)

f)Terlaksananya Kesehatan Lingkungan Kerja

g) Terlaksananya Sanitasi Rumah Sakit

h) Terlaksananya Program Pengolahan Limbah Padat, Cair dan

Gas

i) Sertifikasi Kalibrasi Sarana Prasarana dan Peralatan.

j) Terlaksananya Program Pendidikan dan Latihan (Diklat) K3

k) Pengumpulan, Pengendalian, dan Pelaporan data

H. Lingkungan

1. Pemeliharaan Air

Air yang digunakan untuk kebutuhan rumah sakit berasal dari


PDAM dan air tanah dengan mengalami proses pengolahan dan
pemeriksaan kualitas air oleh instalasi sanitasi.(Lihat lampiran 18).
2. Pengawasan dan Penanganan Sampah Medis Dan Non Medis

Pengelolaan sampah medis ataupun non medis yaitu pewadahan


sudah di bedakan antara limbah medis dan nonmedis, pengumpulan
dengan menggunakan troli khusus dan pembakaran sampah dilakukan
di incinerator.
3. Operasional dan Pemeriksaan Limbah Cair

Limbah cair dirumah sakit ini diolah oleh Instalasi Pengolahan


Air Limbah (IPAL) yang mengolah limbah cair yang berasal dari
kegiatan ruang perawatan pasien, ruang penunjang medis mauoun non
commit to user
medis dan lainnya yang kemungkinan mengandung mikroorganisme
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
75

dan bahan beracun berbahaya bagi kesehatan dengan menggunakan


sistem SBR. Pemeriksaan kualitas limbah cair tidak ada yang melebihi
baku mutu lingkungan.
4. Pengendalian Serangga Dan Binatang Pengganggu

Pihak rumah sakit telah mengadakan upaya-upaya untuk


mengendalikan binatang pengganggu yang ada. Usaha tersebut
meliputi penyemprotan, pemasangan ram nyamuk, menjaga
kebersihan ruangan, menguras bak air, dan lain-lain.
5. Pembinaan dan Pengawasan terhadap Lingkungan

Setiap ruang atau instalasi di RS Ortopedi Prof. Dr. R.

Soeharso Surakarta dibersihkan oleh clening service dan setiap

bulan selalu diperiksa kebersihannya oleh Tim K3RS

commit to user

Anda mungkin juga menyukai