Makalah Tinjauan Faktor Produksi Dalam Hadis - Masum Hidayatulloh - 401220139
Makalah Tinjauan Faktor Produksi Dalam Hadis - Masum Hidayatulloh - 401220139
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah “Hadis Ekonomi”
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
TAHUN 2024
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................. i
A. Kesimpulan....................................................................................................8
B. Saran ..............................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia dianugerahi kekayaan alam yang berlimpah. Dari hutan
hujan tropis yang luas, lautan yang kaya akan sumber daya kelautan, hingga
mineral dan bahan tambang yang melimpah. Potensi sumber daya alam ini
bagaikan berlian yang menanti untuk diasah. Namun, di balik gemerlap
kekayaan alam ini, terdapat realita pahit yang tak terhindarkan. Ketimpangan,
eksploitasi berlebihan, dan kerusakan lingkungan menjadi bayang-bayang
yang menghantui. Ketimpangan dalam distribusi manfaat sumber daya alam
menjadi jurang yang memisahkan. Segelintir orang menikmati keuntungan
besar, sementara mayoritas masyarakat hanya merasakan remah-remahnya.
Eksploitasi berlebihan tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan menjadi
bom waktu yang siap meledak. Hutan ditebangi, lautan dikeruk, dan mineral
ditambang tanpa henti, meninggalkan jejak kerusakan yang tak terobati.
Kerusakan lingkungan akibat eksploitasi sumber daya alam membawa dampak
yang tak terkira. Banjir, longsor, dan pencemaran lingkungan menjadi
konsekuensi yang harus ditanggung masyarakat 1.
Dilema pun muncul. Di satu sisi, sumber daya alam menjadi sumber
kehidupan dan penopang ekonomi. Di sisi lain, eksploitasi berlebihan dapat
membawa dampak buruk bagi lingkungan dan sosial. Pemanfaatan sumber
daya alam yang berkelanjutan menjadi kunci utama. Keseimbangan antara
kebutuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan haruslah dijaga. Pemerintah
perlu mengambil peran yang lebih tegas dalam mengatur dan mengawasi
pemanfaatan sumber daya alam. Penegakan hukum dan kebijakan yang
berpihak pada rakyat dan lingkungan haruslah menjadi prioritas. Masyarakat
pun perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian alam.
Partisipasi aktif dalam menjaga dan mengelola sumber daya alam adalah
1
Muhammad Turmudi, “Produksi dalam Perspektif Islam,” Islamadina: Jurnal
Pemikiran Islam 18, no. 1 (2017): 37–56.
2
tanggung jawab bersama. Hanya dengan sinergi dan komitmen dari semua
pihak, kekayaan alam Indonesia dapat menjadi berkah, bukan kutukan.
Sumber daya alam Indonesia merupakan anugerah Allah SWT yang luar
biasa. Kekayaan alam ini diamanahkan kepada manusia untuk dikelola dan
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Islam memandang sumber daya alam
sebagai amanah. Manusia adalah khalifah di bumi, yang bertugas untuk
mengelola dan menjaga alam dengan penuh tanggung jawab. Alam
menyediakan kebutuhan dasar manusia, seperti air, makanan, dan tempat
tinggal. Alam menjadi sumber kehidupan manusia di Bumi.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini berupa :
BAB II
HADIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI
2
Monzer Kahf, Ayat dan Hadits Tentang Ekonomi (Jakarta: KNEKS, 2022), 1467.
4
BAB III
ANALISIS
3
Fauziyah, “Teori Produksi dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Konvensional,”
As-Salam: Jurnal Studi Hukum Islam & Pendidikan 6, no. 2 (2017): 199–200.
4
Ulfi Putra Sany, “Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif Al
Qur‟an,” Jurnal Ilmu Dakwah 39, no. 1 (2019): 32–44.
5
mana pekerja memiliki hak untuk menerima upah yang adil dan layak sesuai
dengan kontribusinya. Selain itu, prinsip larangan membebankan pekerja
dengan beban kerja yang tidak sesuai dengan kemampuannya juga relevan
dalam mencegah eksploitasi dan penyalahgunaan tenaga kerja.
Hadis ini juga mengandung pesan yang relevan terkait dengan prinsip
pengelolaan sumber daya manusia dalam konteks bisnis dan organisasi
modern. Dalam manajemen sumber daya manusia, penting untuk
memperlakukan karyawan dengan adil dan menghindari membebani mereka
dengan tugas atau tanggung jawab yang tidak sesuai dengan kemampuan atau
kualifikasi mereka. Prinsip ini tidak hanya mendorong produktivitas yang
lebih baik, tetapi juga menciptakan lingkungan kerja yang lebih adil dan
berkelanjutan.
5
Abdurrahman Hakim, “Menekan Angka Kesenjangan Sosial Di Indonesia Melalui
Sustainable Development Goals Perspektif Ekonomi Islam,” Jurnal BAABU AL-ILMI: Ekonomi
Dan Perbankan Syariah 5, no. 2 (2020): 179.
6
Refky. Fielnanda dan Rafidah., “Produksi: Kajian Tekstual dan Kontekstual,” Iltizam
Journal Of Shariah Economic Research Vol. 1, No, no. 1 (2020): 136–54.
6
Selain itu, hadis ini juga memiliki implikasi yang relevan dalam
konteks manajemen sumber daya manusia dalam bisnis dan organisasi
modern. Dalam manajemen sumber daya manusia, penting untuk
memperlakukan karyawan dengan adil dan menghargai kontribusi mereka
dengan memberikan penghargaan yang sesuai, termasuk dalam hal pemberian
upah. Dengan memberikan upah kepada pekerja sebelum keringatnya,
pengusaha tidak hanya memenuhi kewajiban hukum dan moral mereka, tetapi
juga menciptakan lingkungan kerja yang positif dan produktif 8 .
7
Muhammad Turmudi, “Produksi Dalam Perspektif Ekonomi Islam,” Islamadina: Jurnal
Pemikiran Islam, 2017, 37–56.
8
Fauziah Nur Hutauruk, “Teori Produksi Dalam Perspektif Islam Berdasrakan Tenaga
Kerja Dan Modalnya,” Journal of Islamic Economics and Finance 1, no. 3 (2023): 17–34.
7
Pertama-tama, hadis ini menegaskan bahwa tidak ada yang lebih baik
dari makanan yang seseorang konsumsi, selain dari apa yang ia peroleh
melalui jerih payah tangannya sendiri. Hal ini menekankan pentingnya usaha
manusia dalam mencari rezeki dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam
konteks ekonomi, faktor produksi utama yang disoroti adalah tenaga kerja
manusia. Manusia dianjurkan untuk bekerja keras dan tidak bergantung pada
orang lain untuk memperoleh rezeki. Keberkahan rezeki terletak pada usaha
manusia yang jujur dan gigih.
Kedua, hadis ini mengaitkan contoh dari Nabi Daud AS, yang terkenal
dengan ketekunan dan keuletannya dalam bekerja dengan tangan sendiri untuk
memperoleh rezeki. Daud AS merupakan sosok teladan dalam Islam yang
menunjukkan bahwa meskipun memiliki kedudukan sebagai nabi dan raja,
beliau tetap bekerja keras untuk memperoleh rezeki yang halal dan diberkahi.
Ini menekankan pentingnya contoh dan teladan dari para pemimpin dan tokoh
agama dalam memotivasi umatnya untuk bekerja keras dalam mencari nafkah.
Ketiga, hadis ini menegaskan bahwa konsep kerja keras dan usaha
tangannya sendiri adalah prinsip yang mendasari kehidupan ekonomi dalam
Islam. Dengan bekerja keras dan jujur, manusia dapat memperoleh rezeki
yang diberkahi oleh Allah SWT. Faktor produksi manusia, yaitu usaha dan
9
Samsul Basri dan Efrita Norman, “Konsep Produksi Islami,” El-Mal: Jurnal Kajian
Ekonomi & Bisnis Islam 1, no. 2 (2018): 161–87, https://doi.org/10.47467/elmal.v1i2.295.
8
tenaga kerja, menjadi kunci dalam menciptakan nilai tambah dan kemakmuran
dalam masyarakat.
10
Lovina Meyresta dan Muhammad Iqbal Fasa, “Etika Pengelolaan Sumber Daya Alam
Berkelanjutan Dalam Perspektif Islam,” Jurnal Dinamika Ekonomi Syariah 9, no. 2 (2022): 128–
29.
9
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Disimpulkan bahwa sumber daya alam yang melimpah di Indonesia
merupakan anugerah yang besar, namun juga menjadi tantangan yang serius
dalam pengelolaannya. Kekayaan alam ini, jika tidak dikelola dengan
bijaksana, dapat menyebabkan ketimpangan, eksploitasi berlebihan, dan
kerusakan lingkungan yang merugikan. Ketimpangan dalam distribusi manfaat
sumber daya alam, eksploitasi berlebihan tanpa memperhatikan kelestarian
lingkungan, dan kerusakan lingkungan sebagai akibat dari eksploitasi sumber
daya alam, menjadi masalah serius yang harus diatasi.
Selain itu, Islam juga memberikan pandangan yang jelas terkait dengan
pengelolaan sumber daya alam. Konsep keadilan, kelestarian alam, dan
tanggung jawab manusia sebagai khalifah di bumi menjadi prinsip-prinsip
yang mendasari pengelolaan sumber daya alam menurut ajaran Islam. Dalam
Islam, manusia diberikan amanah untuk mengelola dan menjaga alam dengan
penuh tanggung jawab.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Basri, Samsul, dan Efrita Norman. “Konsep Produksi Islami.” El-Mal: Jurnal
Kajian Ekonomi & Bisnis Islam 1, no. 2 (2018): 161–87.
https://doi.org/10.47467/elmal.v1i2.295.
Fauziyah. “Teori Produksi dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum
Konvensional.” As-Salam: Jurnal Studi Hukum Islam & Pendidikan 6, no.
2 (2017): 199–200.
Fielnanda, Refky., dan Rafidah. “Produksi: Kajian Tekstual dan Kontekstual.”
Iltizam Journal Of Shariah Economic Research Vol. 1, No, no. 1 (2020):
136–54.
Hakim, Abdurrahman. “Menekan Angka Kesenjangan Sosial Di Indonesia
Melalui Sustainable Development Goals Perspektif Ekonomi Islam.”
Jurnal BAABU AL-ILMI: Ekonomi Dan Perbankan Syariah 5, no. 2
(2020): 179.
Hutauruk, Fauziah Nur. “Teori Produksi Dalam Perspektif Islam Berdasrakan
Tenaga Kerja Dan Modalnya.” Journal of Islamic Economics and Finance
1, no. 3 (2023): 17–34.
Kahf, Monzer. Ayat dan Hadits Tentang Ekonomi. Jakarta: KNEKS, 2022.
Meyresta, Lovina, dan Muhammad Iqbal Fasa. “Etika Pengelolaan Sumber Daya
Alam Berkelanjutan Dalam Perspektif Islam.” Jurnal Dinamika Ekonomi
Syariah 9, no. 2 (2022): 85–96.
Sany, Ulfi Putra. “Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif Al
Qur‟an.” Jurnal Ilmu Dakwah 39, no. 1 (2019): 32–44.
Turmudi, Muhammad. “Produksi Dalam Perspektif Ekonomi Islam.” Islamadina:
Jurnal Pemikiran Islam, 2017, 37–56.