Anda di halaman 1dari 94

KHUTBAH JUM’AT

Tentang
LINGKUNGAN DAN PENCEGAHAN
PEMBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
(KARHUTLA)

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN


SINAR MAS
2016
KHUTBAH JUM’AT
Tentang
LINGKUNGAN DAN PENCEGAHAN
PEMBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
(KARHUTLA)

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN


SINAR MAS
2016
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahin
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah, puji dan syukur kita persembahkan ke
hadirat Allah Swt, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya,
buku berjudul Khutbah Jum’at Tentang Lingkungan dan
Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan telah dapat
diselesaikan dengan baik.
Buku ini dibuat dan diterbitkan sebagai materi khutbah
jum’at di masjid-masjid untuk mendorong umat Islam agar tidak
melakukan pembakaran hutan dan lahan (Karhutla). Di sinilah,
kami berharap semua khatib turut mengambil peran untuk
mengajak masyarakat agar melakukan pencegahan Karhutla
yang berdampak munculnya kabut asap yang bukan hanya
berimbas pada kerugian ekonomi, tetapi juga berdampak pada
kesehatan.
Peran khatib sebagai mudzakkir, yaitu memberikan nasihat
dan peringatan pada umat Islam, khususnya maupun pada
masyarakat umum lainnya, melalui khutbah jum’at di masjid. Di
sinilah letak pentingnya peran khatib menjadi “menyambung
lidah”, penyampai kepada umat Islam berkaitan dengan
pentingnya menekan Karhutla yang dikemas dalam bahasa
agama yang mudah dimengerti oleh masyarakat.

iii
Mudah-mudahan dengan telah terbitnya buku Khutbah
Jum’at Tentang Lingkungan dan Pencegahan Kebakaran Hutan
dan Lahan ini setidaknya akan memberikan sedikit wawasan
baru bagi kita mengenai tuntunan ajaran Islam terhadap upaya
pencegahan Karhutla. Akhirnya, insya Allah buku ini bermanfaat
bagi kita dan sekaligus menjadi amal jariyah buat kita. Amiin ya
robbal alamin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Palembang, Mei 2016

iv
Kata Pengantar iii
Daftar Isi v

1. Rasulullah Saw Negarawan Yang Peduli Lingkungan


H. Hendra Zainuddin. M.Pd.I 1

2. Haram Membakar Hutan


H. Hendra Zainuddin. M.Pd.I 9

3. Melestarikan Alam dan Keteladanan Rasulullah Saw


Muhammad Tuwah. S.Ag 17

4. Menjaga Kelestarian dan Keseimbangan Alam


Muhammad Tuwah. S.Ag 27

5. Melelihara Alam dan Lingkungan


Ustadz Tanzili. S.Th.I 33

6. Islam dan Pelestarian Lingkungan Hidup


Ustadz Dimiyati. S.Pd.I 41

7. Alam Sebagai Anugerah Allah Swt


Ustadz Rustam Effendi. S.Ud 49

8. Kewajiban Seorang Muslim Menjaga Alam


Ustadz H. Siddiq Asmara. Lc 57
v
9. Belajar Dari Musibah
Ustadz Rahman Saputra. S.Pd.I 65

10. Mari Kita Dengarkan Tangisan Alam


Ustadz Rahmat Irwani. S.HI 71

11. Islam dan Sumber Daya Alam Hutan


Ustadz Syukrillah. S.Ud 75

Khutbah Kedua 81

vi
‫‪1‬‬
‫‪RASULULLAH SAW NEGARAWAN‬‬
‫‪YANG PEDULI LINGKUNGAN‬‬
‫‪H. Hendra Zainuddin. M.Pd.I‬‬

‫ِ‬
‫لسالَ ُم َعلَْي ُك ْم َوَر ْْحَةُ اهلل َوبََرَكاتُوُ‬‫اَ َّ‬
‫‪َ.‬ن َم ُدهُ َونَ ْستَعِْي نُوُ َونَ ْستَ ْغ ِف ُرهُ َونَ ْستَ ْه ِديْ ِو‬‫ْي َْ‬ ‫ِ‬
‫ب الْ َعالَم ْ َ‬ ‫هلل َر ِّ‬ ‫اَ ْْلم ُدِ ِ‬
‫َْ‬
‫ات أ َْع َمالِنَا‪.‬‬ ‫ونَتُوب إِلَي ِو ونَعوذُ بِاهللِ ِمن ُشروِر أَنْ ُف ِسنَا وِمن سيِّئ ِ‬
‫َ ْ ََ‬ ‫ْ ُْ‬ ‫َ ْ ُ ْ َ ُْ‬
‫ضلِْلوُ فَلَ ْن ََِت َد لَوُ َولِيِّا ُّم ْرِش ًدا‪.‬‬ ‫َم ْن يَ ْه ِد ِه اهللُ فَ ُه َو الْ ُم ْهتَ ِدى َوَم ْن يُ ْ‬
‫ف َشه ٍر لِعِب ِادهِ‬ ‫والَّ ِذى جعل لَْي لَةَ الْ َق ْد ِر مبارَكةً و َخْي ر ِمن أَلْ ِ‬
‫ْ َ‬ ‫َُ َ َ َ ْ‬ ‫َ ْ ََ َ‬
‫ص ِ‬ ‫ِِ‬
‫ك لَوُ‬ ‫ْي فْي َها‪.‬أَ ْش َه ُد أَ ْن الَ إِلَوَ إِالَّ اهللُ َو ْح َدهُ الَ َش ِريْ َ‬ ‫الْ ُم ْخل ْ َ‬
‫ف‬ ‫السالَم على أَ ْشر ِ‬ ‫َوأَ ْش َه ُد أ َّ‬
‫لصالَةُ َو َّ ُ َ َ َ‬ ‫َن ُُمَ َّم ًدا َعْب ُدهُ َوَر ُس ْولُوُ‪ .‬اَ َّ‬
‫ْي‪.‬أ ََّمابَ ْع ُد‪ :‬فَيَا ِعبَ َاد‬ ‫اْألَنْبِي ِاء والْمرسلِْي وعلى أَلِِو وأَصحابِِو أ ْ ِ‬
‫َْجَع ْ َ‬ ‫َ َ ُْ َ ْ َ َ َ َ َ ْ َ‬
‫اهلل‪ .‬اِتَّ ُق ْوا اهللَ َح َّق تُ َقاتِِو َوالَ ََتُْوتُ َّن إِالَّ‬
‫اهلل أُو ِصي ُكم وإِيَّاي بِتَ ْقوى ِ‬
‫َْ َ َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫ِ‬
‫َواَنْتُ ْم ُم ْسلِ ُم ْو َن‪.‬‬
‫‪1‬‬
Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah
Melalui mimbar jum`at yang mulia ini, saya selaku
khatib mengajak kepada kita semua untuk berupaya
semaksimal mungkin menjadikan diri kita selalu dekat
kepada Allah Swt dengan selalu meningkatkan kualitas dan
kuantitas ibadah dan amal shalih kita. Hal ini dalam rangka
meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt
dengan jalan mentaati semua perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya.

Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah Swt


Ajaran Islam sangat memperhatikan dan
mempedulikan semua komponen lingkungan tanpa
terkecuali. Islam sebagai agama rahmat seantero alam
menyuguhkan sentuhan hidup terhadap lingkungan,
sehingga terjadi keseimbangan antara manusia, hewan,
tumbuhan, dan sumber daya alam lainnya.
Al-Quran sendiri mensifati tumbuh-tumbuhan sebagai
makhluk mulia yang punya peran sama dengan manusia
dalam memamerkan keindahan kreasi Allah Swt yang tidak
tertandingi seperti yang dimuat QS. As-Syuara ayat 7;

          

“Dan Apakah mereka tidak memperhatikan bumi,


berapakah banyaknya Kami tumbuhkan di bumi itu
pelbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik?” (QS.
As-Syuara: 7)
2|
Dalam ayat lain, Allah Swt berfirman;

          

           

     


“Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu
melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di
permukaan) bumi supaya bumi itu tidak
menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan
padanya segala macam jenis binatang. dan Kami
turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan
padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik”
(QS. Lukman: 10).
Mereka kreasi mulia yang ikut serta dengan manusia
menyuguhkan kalimat tasbih pada Allah Swt. Karenanya,
Allah Swt sangat mencela orang-orang yang merusak
ekosistem hidup tanpa membangun kepedulian melestarikan
unsur-unsur alam. Merusak alam berarti merusak diri sendiri
yang menjanjikan kehancuran mutlak dan menyeluruh
terhadap semua makhluk bumi.

Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah


Rasulullah Saw sebagai hadiah terbesar Allah Swt
terhadap makhluk bumi yang membawa rahmat universal
menjadi penafsir dan pelaksana garis terdepan terhadap
3|
ajakan teks-teks al-Quran dalam melestarikan dan menjaga
keseimbangan alam. Sebagai negarawan, Rasulullah Saw
sangat peduli terhadap kelestarian alam, antara lain, telah
mencontohkan sebagai berikut;
Pertama, hemat dan efisien dalam menggunakan
sumber daya alam. Terlalu berlebihan menggunakan sumber
daya alam dapat merugikan makhluk hidup di bumi. Yang
berlebihan menggunakan air tidak memikirkan
kesinambungan hidup manusia yang senantiasa butuh air.
Boleh jadi hari ini kita dibanjiri air, tetapi siapa tahu besok
kehausan berteriak-berteriak meminta belas kasihan orang
untuk seteguk air. Boleh jadi di tempat kita tidak mengalami
krisis air, tetapi siapa tahu di tempat lain mengalami
kemarau panjang. Ini menandakan perlu kesadaran kita
untuk memanfaatkan air dalam kehidupan keseharian kita.
Rasulullah Saw memberikan keteladanan mendidik yang
membimbing umat untuk hemat dan efisien dalam
memberdayakan sumber daya alam, khususnya air bersih.
Kedua, tidak melakukan penebangan pohon dan
pembabatan hutan secara liar dan tidak terkendali.
Rasulullah Saw melarang mematahkan tangkai pohon atau
menebang batangnya dan penggundulan hutan meskipun
dalam kondisi perang. Rahmat kenabian ini lampu merah
terhadap pihak yang suka melakukan penebangan liar demi
memenuhi hasrat mereka. Menebang pohon tanpa mengikuti
prosedur yang benar akan mengancam kesinambungan

4|
hidup makhluk-makhluk bumi yang telah memerankan tugas
penting mempercantik wajah dunia. Pesan kenabian ini pun
diikuti khalifah Abu Bakar di saat mengingatkan pesan nabi
tersebut kepada bala tentaranya yang akan dilepas berjihad
ke Syam.
Ketiga, tidak melakukan pembakaran hutan dan
pencemaran lingkungan. Contoh terdekat yang diteladankan
Rasulullah Saw adalah larangan membuang air kecil di air
yang tergenang. Karena jika dipakai orang lain berwudhu
atau mandi, maka itu dapat menyebabkan penyakit yang
berbahaya. Bahkan Rasulullah Saw melarang umat Islam
buang air kecil di bawah pohon karena itu dapat
meninggalkan bau dan kesan yang tidak enak terhadap siapa
saja yang berteduh di bawah daunnya yang rindang.
Contoh kecil ini menyiratkan makna besar dalam
mencegah pencemaran lingkungan dalam skala besar dan
terencana oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,
seperti membakar hutan dan lahan yang menyebabkan
munculnya kabut asap. Jadi perilaku yang telah diteladankan
Rasulullah Saw tersebut mengingatkan umat pentingnya
mengetahui segala dampak negatif melakukan pencemaran
lingkungan.
Keempat, mensosialisasikan penghijauan. Rasulullah
Saw mengajak kita semua untuk melakukan penghijauan
yang berorientasi akhirat. Banyak yang tidak tahu bahwa
upaya penghijauan yang digerakkan selama ini untuk

5|
menyelamatkan bumi dari polusi, ternyata terhitung sebagai
saldo ukhrawi yang menjanjikan pahala. Tidak ada tanaman
atau pohon yang dimakan burung, manusia atau hewan,
kecuali itu menjadi sedekah bagi pemilik tanaman atau
pohon.
Demikian halnya dengan pohon yang memberikan
teduh terhadap manusia dari terik sinar matahari. Semua
bentuk penghijauan ini punya nilai sedekah sepatutnya
memotivasi kita untuk menghijaukan kota atau wilayah kita
masing-masing. Penghijauan ini mengingatkan kita hikmah
ulama dulu yang mengatakan: “Lihatlah daun-daun yang
hijau dan air yang mengalir. Sesungguhnya keduanya
melambangkan kesegaran, semangat hidup, kerendahan diri
(melihat air yang senantiasa mencari tempat yang rendah,
begitu pula dengan daun yang melambai-lambai mengikuti
hembusan angin) dan penyucian hati”.
Di sinilah, gerakan menanam ini dianjurkan Islam
tanpa mengenal usia dan waktu. Abu Darda ra tidak
mempedulikan orang yang menegurnya menanam pohon,
meski ia telah lanjut usia. Dia memahami bahwa menuai
tanaman bukan tujuan utama, dia sendiri yang menuainya
atau orang lain, ia tetap dapat pahala. Gerakan menanam
pohon tidak dibatasi waktu, meski kiamat telah dekat.
Yang menarik lagi, Rasulullah Saw mengaitkan
gerakan menanam ini dengan menghijaukan hati terlebih
dahulu dengan dzikir. Bahkan inilah yang lebih utama,

6|
karena jika hati menjadi taman-taman dzikir, ia pun dapat
menyuntikkan spirit beramal, menggalakkan penghijauan
dengan gerakan cinta tanaman-tanaman. Jadi, Rasulullah
Saw tidak pernah memisahkan antara materi dan makna-
makna kehidupan yang berorientasi ukhrawi. Makna-makna
penghijauan yang berorientasi akhirat.

Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah


Di penghujung khutbah ini, mari kita tanamkan
kepedulian terhadap lingkungan. Kita harus meneladani
Rasulullah Saw sebagai pelopor peduli lingkungan.
Kepedulian itu melambangkan kasih sayang dan rahmatnya
untuk seantero alam. Kepedulian ini pula menanamkan
penitngnya menjaga keseimbangan ekosistem alam dengan
melakukan pelestarian dan pemberdayaan sumber-sumber
alam. Yang paling menarik, kepedulian ini senantiasa
dikaitkan dengan makna-makna ukhrawi. Beliau seperti
berpesan: temukanlah makna ukhrawi di setiap pekerjaan
duniamu, jangan terlena oleh materi-materi dunia, tetapi
tangkap nilai-nilai kehidupan yang terselubung di setiap
materi. Jika kita dianjurkan menghijaukan wajah bumi
dengan menggalakkan gerakan menanam sejuta pohon, kita
pun dianjurkan menghijaukan hati dengan dzikir.

7|
‫آن الْ َع ِظْي ِم‪َ ،‬ونَ َف َع ِ ِْن َوإِيَّا ُك ْم ِِبَا فِْي ِو ِم َن‬
‫بارَك اهلل ِِل ولَ ُكم ِِف الْ ُقر ِ‬
‫ْ‬ ‫ََ ُ ْ َ ْ‬
‫اْلَ ِكْي ِم َوتَ َقبَّ َل اهللُ ِم ِّ ِْن َوِمْن ُك ْم تِالََوتَوُ إِنَّوُ ُى َو‬ ‫الذ ْك ِر ْ‬‫ات و ِّ‬ ‫اْآلي ِ‬
‫َ َ‬
‫َستَ ْغ ِف ُر اهللَ الْ َع ِظْي َم ِ ِْل َولَ ُك ْم‬ ‫ِ‬ ‫َّ ِ‬
‫السمْي ُع الْ َعلْي ُم‪ .‬أَقُ ْو ُل قَ ْوِ ِْل َى َذا َوأ ْ‬
‫استَ ْغ ِف ُرْوهُ‪ ،‬إِنَّوُ ُى َو الْغَ ُف ْوُر‬ ‫ْي ِم ْن ُك ِّل ذَنْ ٍ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ ِ‬
‫ب‪ .‬فَ ْ‬ ‫َول َسائ ِر الْ ُم ْسلم ْ َ‬
‫الرِحْي ُم‪.‬‬
‫َّ‬

‫|‪8‬‬
‫‪2‬‬
‫‪HARAM MEMBAKAR HUTAN‬‬
‫‪H. Hendra Zainuddin. M.Pd.I‬‬

‫ِ‬
‫لسالَ ُم َعلَْي ُك ْم َوَر ْْحَةُ اهلل َوبََرَكاتُوُ‬‫اَ َّ‬
‫‪َ.‬ن َم ُدهُ َونَ ْستَعِْي نُوُ َونَ ْستَ ْغ ِف ُرهُ َونَ ْستَ ْه ِديْ ِو‬‫ْي َْ‬ ‫ِ‬
‫ب الْ َعالَم ْ َ‬ ‫هلل َر ِّ‬ ‫اَ ْْلم ُدِ ِ‬
‫َْ‬
‫ات أ َْع َمالِنَا‪.‬‬ ‫ونَتُوب إِلَي ِو ونَعوذُ بِاهللِ ِمن ُشروِر أَنْ ُف ِسنَا وِمن سيِّئ ِ‬
‫َ ْ ََ‬ ‫ْ ُْ‬ ‫َ ْ ُ ْ َ ُْ‬
‫ضلِْلوُ فَلَ ْن ََِت َد لَوُ َولِيِّا ُّم ْرِش ًدا‪.‬‬ ‫َم ْن يَ ْه ِد ِه اهللُ فَ ُه َو الْ ُم ْهتَ ِدى َوَم ْن يُ ْ‬
‫ف َشه ٍر لِعِب ِادهِ‬ ‫والَّ ِذى جعل لَْي لَةَ الْ َق ْد ِر مبارَكةً و َخْي ر ِمن أَلْ ِ‬
‫ْ َ‬ ‫َُ َ َ َ ْ‬ ‫َ ْ ََ َ‬
‫ص ِ‬ ‫ِِ‬
‫ك لَوُ‬ ‫ْي فْي َها‪.‬أَ ْش َه ُد أَ ْن الَ إِلَوَ إِالَّ اهللُ َو ْح َدهُ الَ َش ِريْ َ‬ ‫الْ ُم ْخل ْ َ‬
‫ف‬ ‫السالَم على أَ ْشر ِ‬ ‫َوأَ ْش َه ُد أ َّ‬
‫لصالَةُ َو َّ ُ َ َ َ‬ ‫َن ُُمَ َّم ًدا َعْب ُدهُ َوَر ُس ْولُوُ‪ .‬اَ َّ‬
‫ْي‪.‬أ ََّمابَ ْع ُد‪ :‬فَيَا ِعبَ َاد‬ ‫اْألَنْبِي ِاء والْمرسلِْي وعلى أَلِِو وأَصحابِِو أ ْ ِ‬
‫َْجَع ْ َ‬ ‫َ َ ُْ َ ْ َ َ َ َ َ ْ َ‬
‫اهلل‪ .‬اِتَّ ُق ْوا اهللَ َح َّق تُ َقاتِِو َوالَ ََتُْوتُ َّن إِالَّ‬
‫اهلل أُو ِصي ُكم وإِيَّاي بِتَ ْقوى ِ‬
‫ْ ْ َْ َ َ‬
‫ِ‬
‫َواَنْتُ ْم ُم ْسلِ ُم ْو َن‪.‬‬
‫|‪9‬‬
Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah
Melalui mimbar jum`at yang mulia ini, saya selaku
khatib mengajak kepada kita semua untuk berupaya
semaksimal mungkin menjadikan diri kita selalu dekat
kepada Allah Swt dengan selalu meningkatkan kualitas dan
kuantitas ibadah dan amal shalih kita. Hal ini dalam rangka
meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt
dengan jalan mentaati semua perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya.

Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah Swt


Pembakaran hutan dan lahan, sehingga
menimbulkan kabut asap telah mengakibatkan kerugian
besar bagi manusia, bukan hanya kerusakan lingkungan
hidup, tetapi juga mempengaruhi kesehatan hukumnya
haram.
Tidak sedikit ayat al-Qur‟an yang menjelaskan
pentingnya memelihara alam agar dapat dimanfaatkan
manusia. Dalam surat al-Jatsiyah ayat 13, Allah Swt
berfirman:

           

     


“Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit
dan apa yang di bumi semuanya (sebagai rahmat)
daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
10 |
benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah)
bagi kaum yang berfikir” (QS. Al-Jatsiyah: 13).

Kemudian dalam surat al-A‟raf ayat 56, Allah Ta‟ala


juga berfirman;

       

        


“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka
bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah
kepada Allah, dengan rasa takut dan harapan.
Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-
orang yang berbuat baik.” (QS. al-A‟raf: 56).

Berdasarkan ayat al-Qur‟an di atas jelas bahwa


merusak lingkungan dengan berbagai cara, termasuk dengan
cara membakar hutan dan lahan telah dilarang dalam ajaran
Islam. Karena alam semesta yang diciptakan Allah Swt
diperuntukkan bagi manusia sebagai rahmat-Nya agar
dimanfaatkan sebaik-baiknya guna kepentingan manusia itu
sendiri.
Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah Swt
Selain hukum agama, dalam hukum positif pun, bagi
pelaku pembakaran lahan dan hutan sebenarnya telah
dikenakan sanksi pidana. Pelaku dapat dipidanakan dengan
mengacu kepada Undang-Undang (UU) Nomor 41 Tahun
1999 tentang Kehutanan. Pelaku tersebut menurut Undang-
11 |
undang diancam pidana paling lama 15 tahun dan denda
paling banyak Rp 5 miliar. Selain itu pelaku juga dapat
dikenakan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang
perkebunan yang menyatakan apabila pembakaran
dilakukan dengan sengaja diancam pidana paling lama 3
tahun dan denda Rp 3 miliar.
Di samping itu, undang-undang mengenai
pembakaran lahan juga termaktub dalam Undang-undang
Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup, lalu Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang
Konservasi Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Ada juga
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Melarang
Pembakaran Lahan. Bahkan undang-undang itu mewajibkan
pemilik lahan menjaga lahannya agar tidak terbakar.
Bila diperhatikan ajaran Islam dan hukum positif di
atas sudah jelas bahwa membakar hutan dan lahan sangat
bertentangan dengan ajaran Islam dan hukum positif yang
diberlakukan di Indonesia. Karena itu, salah satu upaya yang
harus dilakukan adalah menumbuhkan kesadaran dan
keyakinan masyarakat melalui ajaran agama bahwa
membakar lahan atau membiarkan lahan terbakar adalah
dosa, kejahatan yang diancam dengan siksa nantinya di
akhirat.

12 |
Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah Swt
Bila dikaji lebih jauh, haramnya membakar hutan dan
lahan menurut ajaran Islam setidaknya terdapat lima dasar
hukum yang menjelaskan hal tersebut.
Pertama, larangan berbuat kerusakan sebagaimana
termaktub dalam surat al-A‟raf ayat 56 di atas. Ayat ini
melarang pengrusakan di muka bumi. Pengrusakan adalah
salah satu bentuk pelanggaran atau bentuk melampaui
batas.
Menurut kajian ushul fiqh, ketika seseorang dilarang
melakukan sesuatu berarti ia diperintahkan untuk
melakukan kebalikannya. Misalnya, kita dilarang merusak
alam berarti kita diperintah untuk melestarikan alam. Adapun
status perintah tersebut tergantung status larangannya.
Contoh, status larangan merusak alam adalah haram, itu
menunjukkan perintah melestarikan alam hukumnya wajib.
Sementara itu, Fakhruddin al-Raziy dalam
menanggapi ayat di atas, berkomentar bahwa ayat tersebut
mengindikasikan larangan membuat mudarat. Pada
dasarnya, setiap perbuatan yang menimbulkan mudarat itu
dilarang agama. Bahkan menurut al-Qurtubi, penebangan
pohon juga merupakan tindakan pengrusakan yang
mengakibatkan adanya mudarat, termasuk juga mencemari
air masuk dalam bagian pengrusakan.
Kedua, larangan terhadap perbuatan yang dapat
menimbulkan mudarat atau merugikan orang lain. Rasulullah
13 |
Saw bersabda yang artinya;“Dari Ibnu Abbas bahwa Nabi
Saw bersabda “ Tidak boleh menimbulkan kemudaratan atau
membalas kemudaratan dengan kemudaratan”.
Ketiga, menjaga kebersihan kemaslahatan umum
bagian dari iman, menghapus dosa dan dapat menjadi sebab
masuk surga. Rasulullah bersabda yang artinya; “ Dari Abu
Hurairah bahwa Nabi Saw bersabda “Iman itu terdiri dari
tujuh puluh sekian cabang. Yang terutama adalah ucapan
Laa Ilaha Illallah dan yang paling rendah adalah
menyingkirkan kotoran dari jalanan. Sikap malu adalah salah
satu cabang dari iman.”
Keempat, larangan mencemari sesuatu. Rasullullah
bersabda yang artinya; “Dari Abu Hurairah ra bahwa Nabi
Saw bersabda; “Jauhilah dua perbuatan yang mendatangkan
laknat!” Sahabat-sahabat bertanya, “Apakah dua perbuatan
yang mendatangkan laknat itu ? “Nabi menjawab, “Orang
yang buang air besar di jalan umum atau di tempat berteduh
manusia”.
Kelima, larangan memotong tumbuhan tanpa alasan
yang jelas. Rasulallah bersabda yang artinya; “Dari Abdullah
bin Habasyi berkata, “Rasulallah Saw bersabda;
“Barangsiapa yang menebang sebatang sidr (sejenis pohon
obat). Allah akan menundukkan kepadanya di dalam
neraka”.
Pembakaran lahan atau hutan secara luas jelas
masuk dalam kelima dasar di atas. Karena ia perbuatan
14 |
merusak, memberikan mudarat bagi manusia, bukan bagian
menjaga kemaslahatan umum, mencemari udara dan
menghilangkan (memotong) pohon-pohon yang diperlukan
oleh orang banyak. Ia telah menyebabkan pemanasan global
dan meningkatnya suhu bumi sekaligus mengancam
keselamatan kehidupan manusia dan lingkungan hidup.
Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan
melakukan pembakaran lahan atau membiarkan lahan
terbakar di musim kemarau, sehingga menimbulkan kabut
asap, seperti saat ini adalah perbuatan maksiat dan
mendurhakai perintah Allah. Ini adalah perbuatan haram.

‫ َونَ َف َع ِ ِْن َوإِيَّا ُك ْم ِِبَا فِْي ِو ِم َن‬،‫آن الْ َع ِظْي ِم‬


ِ ‫بارَك اهلل ِِل ولَ ُكم ِِف الْ ُقر‬
ْ ْ َ ْ ُ ََ
‫اْلَ ِكْي ِم َوتَ َقبَّ َل اهللُ ِم ِّ ِْن َوِمْن ُك ْم تِالََوتَوُ إِنَّوُ ُى َو‬ ْ ‫الذ ْك ِر‬ِّ ‫ات و‬ ِ ‫اْآلي‬
َ َ
‫َستَ ْغ ِف ُر اهللَ الْ َع ِظْي َم ِ ِْل َولَ ُك ْم‬ ِ ِ َّ
ْ ‫ أَقُ ْو ُل قَ ْوِ ِْل َى َذا َوأ‬.‫السمْي ُع الْ َعلْي ُم‬
‫ إِنَّوُ ُى َو الْغَ ُف ْوُر‬،ُ‫استَ ْغ ِف ُرْوه‬ ٍ ْ‫ْي ِم ْن ُك ِّل ذَن‬ ِِ ِ ِ
ْ َ‫ ف‬.‫ب‬ َ ْ ‫َول َسائ ِر الْ ُم ْسلم‬
.‫الرِحْي ُم‬
َّ

15 |
16 |
‫‪3‬‬
‫‪MELESTARIKAN ALAM DAN‬‬
‫‪KETELADANAN RASULULLAH SAW‬‬
‫‪Muhammad Tuwah. S.Ag‬‬

‫ِ‬
‫لسالَ ُم َعلَْي ُك ْم َوَر ْْحَةُ اهلل َوبََرَكاتُوُ‬ ‫اَ َّ‬
‫ان َو َع َّدلَوُ‪َ ،‬وأ َْعطىَوُ نُ ْوَر‬‫اَ ْْلم ُدِ هللِ الَّ ِذي أَحسن خ ْلق اْ ِإلنْس ِ‬
‫ْ ََ َ َ َ‬ ‫َْ‬
‫ض‬‫ضلَوُ‪َ ،‬وأَفاَ َ‬ ‫َّموُ بِِو َوفَ َّ‬ ‫ِ‬
‫اْ ِإلْْيَان فَ َزيَّنَوُ‪َ ،‬و َعلَّ َموُ الْبَ يَا َن فَ َقد َ‬
‫اهلل‬ ‫َّ‬
‫ال‬ ‫علَى قَ ْلبِ ِو خزائِن الْعلُوِم فَأَ ْكملَو‪ ،‬أَشهد أَ ْن الَإِلو اِ‬
‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ ُ َُْ‬ ‫ََ َ ُ ْ‬ ‫َ‬
‫َن ُُمَ َّمداً َعْب ُدهُ َوَر ُس ْولُوُ‪ ،‬اََّما‬ ‫ك لَوُ‪َ ،‬وأَ ْش َه ُد أ َّ‬ ‫َو ْح َدهُ الَ َش ِريْ َ‬
‫اهلل‬ ‫ا‬
‫و‬ ‫ق‬‫ُ‬ ‫َّ‬
‫ات‬ ‫‪،‬‬ ‫اهلل أُو ِصي ُكم واِيَّاي بِتَ ْقوى ِ‬
‫اهلل‬ ‫ب ع ُد‪ .‬فَياَ ِعباد ِ‬
‫ْ َ‬ ‫ْ ْ َ َ َ‬ ‫ْ‬ ‫ََ‬ ‫َْ‬
‫َح َّق تُ َقاتِِو َوالَ ََتُْوتُ َّن إِالَّ َوأَنْتُ ْم ُم ْسلِ ُم ْو َن‪.‬‬
‫‪Jama'ah Jum'ah Rahimakumullah‬‬
‫‪Marilah senantiasa kita berusaha meningkatkan‬‬
‫‪ketakwaan kita kepada Allah Swt. Yakni, dengan‬‬

‫| ‪17‬‬
melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya. Dengan demikian kita dapat meraih apa yang
kita idam-idamkan, memperoleh kebahagiaan di dunia dan di
akhirat.

Hadirin Jama'ah Jum'ah Rahimakumullah


Setiap tanggal 12 Rabi‟ul Awal, kita umat Islam
selalu memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad Saw.
Bagi umat Islam Indonesia, tradisi maulid sudah membumi
di benak kolektif masyarakat. Peringatan maulid merupakan
salah satu bukti kecintaan kita terhadap Nabi Saw. Ungkapan
cinta itu diluapkan dengan ekpresi yang beraneka ragam.
Misalnya, di Yogyakarta dan Surakarta kita
menemukan sekaten, di Banjar ada istilah Baayun Maulid,
demikian pula di daerah-daerah lain, mereka memiliki istilah
dan tradisi sendiri dalam memperingati maulid Nabi Saw.
Peringatan maulid Nabi Saw memiliki dampak positif
dalam pembentukan karakter umat Islam. Pada acara itu kita
bisa mendengar berbagai macam ceramah yang menjelaskan
tentang sosok Nabi Muhammad Saw. Mungkin saja,
bayangan Nabi Saw itu sudah terlupakan dalam benak kita,
lantaran kesibukan dunia.

Jama'ah Jum'ah Rahimakumullah


Dalam memperingati maulid Nabi Muhammad Saw
kali ini, salah satu yang musti kita teladani adalah Rasulullah

18 |
Saw sangat menganjurkan kita untuk memelihara dan
melestarikan alam.
Saat ini krisis lingkungan terus mengancam serta laju
kepunahan flora fauna yang terus meningkat. Udara dan air
yang tercemar akibat berbagai zat-zat polutan yang
dihasilkan dari aktivitas manusia dan industri. Kebakaran
hutan dan lahan yang hampir berulang setiap tahun, banjir
dan tanah longsor saat musim penghujan dan bencana
kekeringan saat musim kemarau.
Sebagai negeri dengan penduduk muslim terbesar di
dunia, kita semua sudah sangat faham bahwa diutusnya
Rasulullah Saw dengan membawa Islam adalah untuk
memperbaiki akhlah atau perilaku manusia dan sekliagus
rahmat bagi sekalian alam (rahmatan lil „alamin).
Dalam sejarah hidupnya, Rasulullah Saw telah
memberikan banyak contoh tauladan langsung bagi umatnya
terkait hal pelestarian lingkungan hidup manusia. Dalam
kitab Riadhus Shalihin, antara lain, ditulis hadist Rasulullah
Saw, dari Ibnu Masíud ra diceritakan; “Ketika kami bersama
Rasulullah Saw dalam berpegian dan Rasulullah sedang pergi
berhajat, kami melihat seekor burung yang mempunyai dua
anak, maka kami ambil kedua anaknya kemudian datanglah
induknya terbang di atas kami, maka datang Nabi Saw dan
bersabda: Siapakah yang menyusahkan burung ini dengan
mengambil anaknya? Kembalikan kepadanya anaknya.
Kemudian Nabi melihat sarang semut terbakar, maka beliau

19 |
bertanya: Siapa yang membakar ini? Jawab kami: Kamilah ya
Rasulullah. Rasul bersabda: Tidak harus menyiksa dengan
api kecuali Tuhan yang menjadikan api”.
Ada dua hal yang dilarang Rasulullah Saw dalam
hadits tersebut. Pertama, larangan menyusahkan satwa liar,
dalam hal ini dicontohkan burung. Kedua, larangan menyiksa
satwa liar. Dari sini dapat diperoleh pelajaran bahwa pribadi
Nabi berperangai sangat kasih kepada satwa atau hewan.
Nabi melarang orang yang membebani binatang dengan
muatan yang berat. Nabi memerintahkan jika menunggang
binatang dengan laku perbuatan yang baik, dan binatang
tersebut sedang dalam keadaan sehat. Nabi menyuruh
kepada orang yang kebetulan memelihara binatang, supaya
memeliharanya dengan baik. Jika binatang itu hendak
dimakan, hendaklah ia dalam keadaan baik, tidak dalam
kesakitan. Nabi melarang orang membunuh binatang kecuali
hendak dimakan.
Hal ini terlihat dari sabda Rasulullah Saw, dari
Syaddad bin Aus mengatakan: "Ada dua hal yang kuhafal dari
sabda Rasulullah Saw. Beliau bersabda: „Sesungguhnya Allah
mewajibkan berbuat baik kepada segala sesuatu. Jika
engkau membunuh (binatang), lakukanlah dengan baik, jika
menyembelih (binatang), lakukanlah dengan baik dengan
mengasah tajam pisaunya, sehingga tidak menyiksa binatang
yang disembelih" (Riwayat Muslim). Kemudian dari Amru bin
Syarid, ia berkata: "Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda:

20 |
„Siapa yang membunuh seekor burung dengan sia-sia (tanpa
maksud tertentu), burung tersebut akan mengadukan
kepada Allah di hari kiamat, seraya berkata: "Wahai Tuhan, si
fulan telah membunuhku dengan sia-sia dan aku dibunuh
tidak dengan tujuan yang bermanfaat" (Riwayat Ibn Hibban).
Dalam Ensiklopedi Muhammad digambarkan
Rasulullah Saw amat penyayang pada binatang. Pada masa
sebelum kerasulannya, mayoritas bangsa Arab
memperlakukan hewan-hewan mereka dengan buruk, misal,
menyayat sebagian daging hewan yang masih hidup untuk
dimasak dan dimakan, mencabuti bulu-bulu atau memotong
ekor hewan-hewan tersebut. Rasulullah kemudian melarang
semua perbuatan tersebut.
Kebiasaan lain bangsa Arab saat itu adalah mengadu
hewan dan Rasulullah mengatakan perbuatan tersebut
melanggar hukum. Sebagian masyarakat ketika itu juga biasa
mengikat hewan dan menjadikannya objek untuk melatih
memanah. Praktek ini juga dilarang Rasulullah
Dalam kehidupan di zaman modern ini, masih
banyak manusia yang senang atau punya pengalaman dalam
memelihara anak burung yang diawali dengan mengambil
anak burung dari sarangnya dengan memanjat pohon tempat
sarang tersebut, apakah dilakukan sendiri atau
mendapatkan dari orang lain. Pemenuhan ego manusia,
misalnya, kesenangannya adakalanya seperti kasus tersebut
mengabaikan hak burung tersebut. Bila membakar sarang

21 |
semut dilarang Rasulullah Saw, lantas dengan
membakarhutan atau lahan? Hampir setiap tahun negeri kita
panen kebakaran hutan dan lahan. Membakar sarang semut
saja dilarang oleh Rasulullah, apalagi membakar hutan dan
lahan sembarangan. Tidak saja sarang semut yang terbakar,
namun rumah ribuan satwa serta berbagai jenis tumbuhan
juga musnah.
Lalu, asapnya menyebar kemana-mana jauh sampai
ke negara tetangga. Belum lagi kerugian akibat pembakaran
hutan dan lahan. Kerugian tersebut terdiri atas kerugian yang
diakibatkan pembakaran dan asap. Kerugian yang
diakibatkan pembakaran mencapati rata-rata Rp 170,92
miliar per hari, yakni hilangnya fungsi ekosistem hutan dan
lahan. Sementara kerugian yang diakibatkan asap
diperkirakan mencapai 56,27 miliar per hari. Kerugian itu
tidak hanya ditanggung masyarakat lokal, pelaku ekonomi,
dan pemerintah Indonesia secara kolektif, tapi juga
menyebar ke Malaysia dan Singapura.
Kerugian akibat asap didominasi kerugian-kerugian
yang menimbulkan dampak ekonomi tak langsung yang
secara kolektif ditanggung masyarakat dan pelaku ekonomi.
Kemudian, kerugian dari dampak tak langsung ini bisa
mencapai angka rata-rata Rp 25,69 miliar per hari atau
45,66% dari total kerugian asap. Kerugian terbesar kedua
terjadi terhadap kesehatan masyarakat yang diperkirakan

22 |
mencapai Rp 16,39 miliar per hari atau sebesar 29,12% dari
total kerugian akibat asap.

Hadirin Jama'ah Jum'ah Rahimakumullah


Hasil penelitian yang dilakukan oleh Laboratorium
Kebakaran Hutan dan Lahan IPB bekerjasama dengan
Kantor Kementrian Negara Lingkungan Hidup, antara lain,
mengungkapkan bahwa bila penyiapan lahan dilakukan
dengan menggunakan api dan terjadi di lahan gambut untuk
areal seluas 3.000 hektar dengan ketebalan gambut yang
rusak rata-rata 10 cm, maka biaya yang dibutuhkan untuk
mengganti kerusakan ekologis dan ekonomis akibat
pembakaran tersebut serta memulihkannya hanya dengan
kompos saja, maka diperlukan biaya sebesar hampir Rp. 800
miliar. Padahal selisih yang akan diperoleh dengan
memanipulasi kegiatan penyiapan lahan yang seharusnya
dilakukan dengan tanpa bakar namun dilakukan dengan
pembakaran mungkin hanya sekitar Rp 15-20 miliar.
Informasi ini kembali menunjukkan bahwa
keuntungan besar yang tampak dari penyiapan lahan dengan
pembakaran sehingga banyak pengusaha yang nekat
melakukannya, sebenarnya merupakan bencana yang tengah
diciptakan. Fakta lapangan telah membuktikan ini semua,
seperti yang terjadi di beberapa daerah (Sumatera dan
Kalimantan) pada lahan gambut yang dikelola oleh
masyarakat dengan penyiapan lahannya menggunakan api,
sekarang mereka tengah menikmati hasil kerjanya berupa
23 |
tanah sulfat masam dan peristiwa banjir di musim hujan yang
justru menimbulkan penderitaan baru.
Jadi jelas sekali bahwa penyiapan lahan dengan
pembakaran sebenarnya tidak murah bahkan sangat mahal.
Namun sayangnya hanya sedikit orang yang menyadari hal ini
dan yang sangat dikhawatirkan adalah ketika sadar ternyata
sumberdaya tersebut telah hilang.

Hadirin Jama'ah Jum'ah Rahimakumullah


Belajar dari keteladanan Rasulullah Saw yang telah
memberikan contoh langsung bagaimana kita manusia tidak
boleh menyusahkan seekor burung sekalipun. Demikian pula,
tidak selayaknya manusia menyiksa binatang dengan
membakarnya. Nah, jika masih berlaku demikian (merampas
hak binatang), berhentilah! atau ketika melihat orang lain
yang berbuat demikian, cegahlah dan ingatkan serta beri
pengertian!.
Bila menyiksa binatang saja tidak boleh, apalagi
merampas hak manusia dengan membakar hutan dan lahan.
Sebagai khalifah, manusia memiliki tugas dan tanggung
jawab untuk ikut merawat, memelihara dan melestarikan
berbagai fasilitas alam yang telah disediakan oleh Allah
untuk manusia. Memang Allah telah membolehkan manusia
untuk menggunakan seluruh sumber daya alam ini sebagai
sumber rezeki bagi manusia dan juga seluruh makhluk hidup
yang ada di atasnya. Namun bukan dengan cara merusak

24 |
‫‪dan merugikan yang lain. Insya Allah kalau hal-hal ini mampu‬‬
‫‪kita lakukan, krisis lingkungan serta kepunahan flora fauna‬‬
‫!‪dapat kita atasi. Semoga‬‬

‫آن الْ َع ِظْي ِم‪َ ،‬ونَ َف َع ِ ِْن َوإِيَّا ُك ْم ِِبَا فِْي ِو ِم َن‬
‫بارَك اهلل ِِل ولَ ُكم ِِف الْ ُقر ِ‬
‫ْ‬ ‫ََ ُ ْ َ ْ‬
‫اْلَ ِكْي ِم َوتَ َقبَّ َل اهللُ ِم ِّ ِْن َوِمْن ُك ْم تِالََوتَوُ إِنَّوُ ُى َو‬ ‫ات و ِّ‬
‫الذ ْك ِر ْ‬ ‫ِ‬
‫اْآليَ َ‬
‫َستَ ْغ ِف ُر اهللَ الْ َع ِظْي َم ِ ِْل َولَ ُك ْم‬ ‫أ‬
‫و‬
‫َ ْ‬ ‫ا‬‫ذ‬‫َ‬ ‫ى‬
‫َ‬ ‫ِل‬‫ِ‬
‫و‬ ‫ق‬
‫َ‬ ‫ل‬‫ُ‬ ‫و‬‫ُ‬‫َق‬‫أ‬
‫َّ ْ ُ َ ْ ُ ْ ْ ْ‬ ‫‪.‬‬ ‫م‬‫ي‬‫الس ِميع الْعلِ‬
‫استَ ْغ ِف ُرْوهُ‪ ،‬إِنَّوُ ُى َو الْغَ ُف ْوُر‬ ‫ْي ِم ْن ُك ِّل ذَنْ ٍ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ ِ‬
‫ب‪ .‬فَ ْ‬ ‫َول َسائ ِر الْ ُم ْسلم ْ َ‬
‫الرِحْي ُم‪.‬‬
‫َّ‬

‫| ‪25‬‬
26 |
‫‪4‬‬
‫‪MENJAGA KELESTARIAN DAN‬‬
‫‪KESEIMBANGAN ALAM‬‬
‫‪Muhammad Tuwah. S.Ag‬‬

‫ِ‬
‫لسالَ ُم َعلَْي ُك ْم َوَر ْْحَةُ اهلل َوبََرَكاتُوُ‬ ‫اَ َّ‬
‫ان َو َع َّدلَوُ‪َ ،‬وأ َْعطىَوُ نُ ْوَر‬‫اَ ْْلم ُدِ هللِ الَّ ِذي أَحسن خ ْلق اْ ِإلنْس ِ‬
‫ْ ََ َ َ َ‬ ‫َْ‬
‫ض‬‫ضلَوُ‪َ ،‬وأَفاَ َ‬ ‫َّموُ بِِو َوفَ َّ‬ ‫ِ‬
‫اْ ِإلْْيَان فَ َزيَّنَوُ‪َ ،‬و َعلَّ َموُ الْبَ يَا َن فَ َقد َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫َعلَى قَ ْلبِو َخَزائ َن الْعُلُ ْوم فَأَ ْك َملَوُ‪ ،‬أَ ْش َه ُد أَ ْن الَإِلوَ االَّ اهللُ‬
‫َن ُُمَ َّمداً َعْب ُدهُ َوَر ُس ْولُوُ‪ ،‬اََّما‬ ‫ك لَوُ‪َ ،‬وأَ ْش َه ُد أ َّ‬ ‫َو ْح َدهُ الَ َش ِريْ َ‬
‫اهلل‬ ‫ا‬
‫و‬ ‫ق‬
‫ُ‬ ‫َّ‬
‫ات‬ ‫‪،‬‬ ‫اهلل أُو ِصي ُكم واِيَّاي بِتَ ْقوى ِ‬
‫اهلل‬ ‫ب ع ُد‪ .‬فَياَ ِعباد ِ‬
‫ْ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ََ‬ ‫َْ‬
‫َح َّق تُ َقاتِِو َوالَ ََتُْوتُ َّن إِالَّ َوأَنْتُ ْم ُم ْسلِ ُم ْو َن‪.‬‬
‫‪Jama'ah Jum'ah Rahimakumullah‬‬

‫‪Marilah senantiasa kita berusaha meningkatkan‬‬


‫‪ketakwaan kita kepada Allah Swt. Yakni, dengan‬‬
‫‪melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala‬‬
‫| ‪27‬‬
larangan-Nya. Dengan demikian kita dapat meraih apa yang
kita idam-idamkan, memperoleh kebahagiaan di dunia dan di
akhirat.

Hadirin jama'ah Jum'at yang dirahmati Allah Swt


Betapa banyak nikmat yang telah diberikan Allah Swt
pada manusia. Bayangkan saja jika Allah Swt menarik lapisan
atmosfir yang ada di atas bumi. Pastilah dalam sekejap
matahari akan membakar seluruh makhluk.
Atau bayangkan seandainya polusi yang dilakukan
manusia terus terjadi dalam skala yang berlipat ganda, lalu
lapisan karbondioksida menutup langit kita. Bumi tidak akan
sehangat sekarang, yang datang kemudian adalah dingin
yang menghancurkan. Bahkan sebelum itu, manusia akan
lebih dulu mengalami kematian karena udara kotor yang
sangat akut telah dihirup dalam kesehariannya. Maka nikmat
bumi adalah nikmat yang harus kita syukuri. Dan Islam,
sebenarnya memiliki perangkat-perangkat untuk
mensyukurinya, sekaligus sebagai upaya menjaga bumi ini.
Kita sangat prihatin, akibat kemarau panjang telah
menyebabkan kita kesulitan mendapatkan air bersih,
pertanian gagal panen, dan sebagainya. Hal ini tentunya
akibat kita tidak menjaga kelestarian dan keseimbangan
alam dengan baik. Hal ini telah disinyalir dalam firman Allah
Swt;

28 |
        

     


“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya
Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke
jalan yang benar)” (QS. Ar-Rum: 41)

Melalui ayat ini Allah Swt menegaskan bahwa


kerusakan bumi baik di darat maupun di laut, adalah karena
ulah manusia. Dan kerusakan itu tidak akan bisa dihentikan
kecuali jika manusia menyadari kesalahannya kemudian
melakukan perbaikan.
Dalam ayat yang lain, Allah Swt berfirman dalam
bentuk larangan agar manusia tidak berbuat kerusakan;
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi,
sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya
dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan
dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada
orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al-A'raf: 56).

Jama'ah Jum'at yang dirahmati Allah


Berdasarkan keterangan dari ayat al-Qur‟an di atas
dapat ditegaskan bahwa salah satu penyebab kerusakan
alam yang berdampak buruk bagi manusia saat ini. Seperti

29 |
kabut asap akibat pembakaran hutan dan lahan yang tak
terkendali, menyebabkan kerugian yang besar, misalnya
berdampak pada kesehatan, dan lain sebagainya.
Karena itu, dalam ajaran Islam kita tidak
diperbolehkan membakar hutan dan sebaliknya justru kita
dimotivasi untuk gemar menanam pohon dan melestarikan
alam. Hal ini tidak hanya kebaikan dunia yang akan
diperolehnya, tetap juga pahala di akhirat.
“Muslim mana saja yang menanam sebuah pohon lalu
ada orang atau hewan yang memakan dari pohon
tersebut, niscaya akan dituliskan baginya sebagai pahala
sedekah” (HR. Bukhari).
Betapa pentingnya menanam pohon atau reboisasi
ini, sampai-sampai disebutkan dalam satu hadits agar
seorang muslim tetap melanjutkan menanam pohon
meskipun kiamat tiba;
“Jika hari kiamat telah tiba, sedang di tangan seorang
diantara kalian terdapat bibit pohon kurma; jika ia
mampu untuk tidak berdiri sampai ia menanamnya,
maka lakukanlah. (HR. Ahmad dan Al-Bukhari dalam Al-
Adabul Mufrad. Hadits ini di-shahihkan oleh Syaikh Al-
Albani dalam Ash-Shahihah).

Islam juga melarang pencemaran. Bahkan dalam


sebuah hadits dijelaskan agar kita tidak buang air kecil di air
yang diam. Memang di masa Rasulullah Saw belum ada
pencemaran udara. Tetapi ini merupakan isyarat agar
manusia tidak melakukan pencemaran terhadap lingkungan

30 |
‫‪hidup guna menjaga keseimbangan alam dengan baik. Di‬‬
‫‪sinilah, sejak dini ajaran Islam menuntun kita untuk menjaga‬‬
‫‪bumi dan mendapatkan berkah dari Allah Swt.‬‬
‫‪.‬‬

‫آن الْ َع ِظْي ِم‪َ ،‬ونَ َف َع ِ ِْن َوإِيَّا ُك ْم ِِبَا فِْي ِو ِم َن‬
‫بارَك اهلل ِِل ولَ ُكم ِِف الْ ُقر ِ‬
‫ْ‬ ‫ََ ُ ْ َ ْ‬
‫اْلَ ِكْي ِم َوتَ َقبَّ َل اهللُ ِم ِّ ِْن َوِمْن ُك ْم تِالََوتَوُ إِنَّوُ ُى َو‬ ‫ات و ِّ‬
‫الذ ْك ِر ْ‬ ‫ِ‬
‫اْآليَ َ‬
‫َستَ ْغ ِف ُر اهللَ الْ َع ِظْي َم ِ ِْل َولَ ُك ْم‬ ‫أ‬
‫و‬
‫َ ْ‬ ‫ا‬‫ذ‬‫َ‬ ‫ى‬
‫َ‬ ‫ِل‬‫ِ‬
‫و‬ ‫ق‬
‫َ‬ ‫ل‬‫ُ‬ ‫و‬‫ُ‬‫َق‬‫أ‬
‫َّ ْ ُ َ ْ ُ ْ ْ ْ‬ ‫‪.‬‬ ‫م‬‫ي‬‫الس ِميع الْعلِ‬
‫استَ ْغ ِف ُرْوهُ‪ ،‬إِنَّوُ ُى َو الْغَ ُف ْوُر‬ ‫ْي ِم ْن ُك ِّل ذَنْ ٍ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ ِ‬
‫ب‪ .‬فَ ْ‬ ‫َول َسائ ِر الْ ُم ْسلم ْ َ‬
‫الرِحْي ُم‪.‬‬
‫َّ‬

‫| ‪31‬‬
32 |
‫‪5‬‬
‫‪MEMELIHARA ALAM DAN‬‬
‫‪LINGKUNGAN‬‬
‫‪Ustadz Tanzili. S.Th.I‬‬

‫ِ‬
‫لسالَ ُم َعلَْي ُك ْم َوَر ْْحَةُ اهلل َوبََرَكاتُوُ‬‫اَ َّ‬
‫‪َ.‬ن َم ُدهُ َونَ ْستَعِْي نُوُ َونَ ْستَ ْغ ِف ُرهُ َونَ ْستَ ْه ِديْ ِو‬‫ْي َْ‬ ‫ِ‬
‫ب الْ َعالَم ْ َ‬ ‫هلل َر ِّ‬ ‫اَ ْْلم ُدِ ِ‬
‫َْ‬
‫ات أ َْع َمالِنَا‪.‬‬ ‫ونَتُوب إِلَي ِو ونَعوذُ بِاهللِ ِمن ُشروِر أَنْ ُف ِسنَا وِمن سيِّئ ِ‬
‫َ ْ ََ‬ ‫ْ ُْ‬ ‫َ ْ ُ ْ َ ُْ‬
‫ضلِْلوُ فَلَ ْن ََِت َد لَوُ َولِيِّا ُّم ْرِش ًدا‪.‬‬ ‫َم ْن يَ ْه ِد ِه اهللُ فَ ُه َو الْ ُم ْهتَ ِدى َوَم ْن يُ ْ‬
‫ف َشه ٍر لِعِب ِادهِ‬ ‫والَّ ِذى جعل لَْي لَةَ الْ َق ْد ِر مبارَكةً و َخْي ر ِمن أَلْ ِ‬
‫ْ َ‬ ‫َُ َ َ َ ْ‬ ‫َ ْ ََ َ‬
‫ص ِ‬ ‫ِِ‬
‫ك لَوُ‬ ‫ْي فْي َها‪.‬أَ ْش َه ُد أَ ْن الَ إِلَوَ إِالَّ اهللُ َو ْح َدهُ الَ َش ِريْ َ‬ ‫الْ ُم ْخل ْ َ‬
‫ف‬ ‫السالَم على أَ ْشر ِ‬ ‫َوأَ ْش َه ُد أ َّ‬
‫لصالَةُ َو َّ ُ َ َ َ‬ ‫َن ُُمَ َّم ًدا َعْب ُدهُ َوَر ُس ْولُوُ‪ .‬اَ َّ‬
‫ْي‪.‬أ ََّمابَ ْع ُد‪ :‬فَيَا ِعبَ َاد‬ ‫اْألَنْبِي ِاء والْمرسلِْي وعلى أَلِِو وأَصحابِِو أ ْ ِ‬
‫َْجَع ْ َ‬ ‫َ َ ُْ َ ْ َ َ َ َ َ ْ َ‬
‫اهلل‪ .‬اِتَّ ُق ْوا اهللَ َح َّق تُ َقاتِِو َوالَ ََتُْوتُ َّن إِالَّ‬
‫اهلل أُو ِصي ُكم وإِيَّاي بِتَ ْقوى ِ‬
‫َْ َ َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫ِ‬
‫َواَنْتُ ْم ُم ْسلِ ُم ْو َن‪.‬‬

‫| ‪33‬‬
Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah
Melalui mimbar jum`at yang mulia ini, saya selaku
khatib mengajak kepada kita semua untuk berupaya
semaksimal mungkin menjadikan diri kita selalu dekat
kepada Allah Swt dengan selalu meningkatkan kualitas dan
kuantitas ibadah dan amal shalih kita. Hal ini dalam rangka
meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt
dengan jalan mentaati semua perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya.

Sidang Jum’at yang dimuliakan Allah


Allah Swt telah membentangkan bumi yang sangat
luas dengan tumbuh-tumbuhan yang menghijau ranau
berkemilau. Diciptakannya laut yang biru beserta seluruh
ekosistem di dalamnya. Gunung-gunung, batu, air dan udara,
semua itu merupakan sumber daya alam karunia Tuhan.
Manusia diberikan mandat untuk memeliharanya dengan
cara mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam
tersebut berdasarkan azas kelestarian untuk mencapai
kemakmuran yang dapat memenuhi kebutuhan sekarang
dan generasi yang akan datang.
Namun kenyataan berbicara lain, bahwa alam ini
mengalami kerusakan yang cukup parah, baik di daratan,
lautan maupun udara yang mengakibatkan malapetaka bagi
manusia. Kerusakan itu disebabkan oleh ulah tangan
manusia yang tidak bertanggungjawab yang hanya
mementingkan ambisi pribadi tanpa mempedulikan
34 |
kelestarian alam. Untuk itu perlu ditumbuhkan kesadaran
untuk mencintai alam serta lingkungan sekitar. Allah SWT
berfirman dalam Al-Qur‟an surat al-Hijr ayat 19-20:

       

        

   


“Dan kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan
padanya gunung-gunung dan kami tumbuhkan padanya
segala sesuatu yang menurut ukuran. Dan kami telah
menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup.
Dan (Kami menciptakan pula) makhluk-makhluk yang
kamu sekali-kali bukan pemberi rezeki kepadanya.”(QS.
Al-Hijr: 19-20)

Ayat ini memberikan gambaran bahwa betapa


banyak fasilitas yang telah Allah sediakan bagi manusia
untuk dipergunakan bagi kebutuhan hidupnya, dengan
catatan haruslah dengan kesadaran menjaga keseimbangan
dan kelestarian alam.
Allah menghamparkan bumi beserta seluruh isinya
sebagai sumber kehidupan. Dijadikannya gunung-gunung
dengan iklim yang cocok untuk pertanian, laut dijadikan
sebagai sumber pencarian sang nelayan. Begitupula dengan
sungai-sungai yang mengalir, tumbuh-tumbuhan bahkan
hewan diciptakan Allah untuk kesejahteraan umat manusia.
35 |
Sepantasnya manusia bersyukur dengan semua karunia yang
Allah berikan.
Adalah suatu kenyataan, bahwa keadaan lingkungan
alam di negeri kita ini sudah mengalami kerusakan yang
sangat parah dan mengkhawatirkan, karena ulah perbuatan
manusia. Kalaulah keadaan alam ini dirusak terus menerus
maka kehancuran tinggal menunggu waktunya saja.

Hadirin Sidang Jum’at yang Dimuliakan Allah


Coba kita renungkan!!, selama kurang lebih sepuluh
tahun belakangan ini, musibah apa yang tidak menimpa
negeri kita?!. Gelombang besar bernama tsunami sudah
pernah terjadi, banjir bandang nyaris setiap tahun kita alami,
tanah longsor dan banjir lumpur pun belum selesai kita
tangani, kekeringan dan kebakaran seolah saling menjemput
dan beriringan. Gunung berapi yang terbatuk dan
memuntahkan lahar, mengirim batu dan pasir yang
mematikan, seolah-olah sepakat untuk bergolak bersama di
seluruh Indonesia.
Belum lagi pemanasan global yang bagaikan monster
yang siap menerkam kita setiap saat. Efek pemanasan global
diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan
seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas
kejadian alam yang ekstrim (saat kita yang di Sumatera
berjuang menghadapi hujan dan banjir, di pulau Jawa justru
kewalahan melawan panas). Akibat lain ialah terpengaruhnya

36 |
hasil pertanian, punahnya berbagai jenis hewan, serta
mengganggu kesehatan manusia.
Kerusakan alam yang terjadi seperti sekarang ini
ternyata juga pernah terjadi pada zaman dahulu yakni pada
kaum Nabi Tsamud. Oleh karena itu, Islam menyuruh kita
belajar dari sejarah, karena dari sejarah itu dapat diperoleh
gambaran bagaimana umat terdahulu berinteraksi dengan
alam, bagaimana ganjaran Allah terhadap orang yang zalim
dan membangkang kepada-Nya. Bagi orang yang suka
berbuat zhalim dan membangkang kepada Allah, hendaknya
menyadari bahwa betapa besar nikmat yang telah Allah
berikan, maka adalah wajib mensyukuri nikmat itu dalam
berbagai bentuk, seperti memanifestasikan dalam bentuk
memelihara dan memakmurkan alam. Tidakkah seyogyanya
manusia belajar dari masa lalu? Tapi ternyata manusia lupa
dengan sejarah, hal ini seperti disebutkan dalam al-Qur‟an
surat Huud ayat 61;

          

         

          
“Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka
Shaleh, Shaleh berkata : “Hai kaumku, sembahlah Allah.
Sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah
37 |
menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan
kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya
kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya
Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan
(do‟a hamba-Nya)” (QS. Huud: 61).

Hadirin Jama’ah Jum’at Yang diRahmati Allah.


Dalam ayat di atas, Allah SWT menjelaskan bahwa,
setelah manusia berkembang biak di atas bumi, mereka
diserahi tugas oleh Allah untuk memakmurkannya sebagai
ungkapan dari rasa syukur atas anugerah dan karunia dari
pada-Nya. Dalam ayat di atas secara jelas Allah menjadikan
kita pemakmurnya. Artinya, alam beserta segala isinya
hendaklah dipelihara dan dijaga kelestariannya. Bagaimana
caranya?. Yaitu menghentikan segala bentuk ekploitasi alam,
baik itu berupa penebangan hutan secara liar alias illegal
logging, pembakaran hutan dan lahan, dan bentuk
eksploitasi lainnya.
Selanjutnya, kita harus melakukan penanaman
kembali (reboisasi), singkirkan sifat rakus dari dalam hati
melalui pemahaman secara utuh terhadap ajaran agama.
Kepada orang tua, tokoh masyarakat, ulama dan para
pemimpin hendaklah memberikan peringatan kepada
keluarga dan masyarakat akan pentingnya memelihara alam,
dan yang paling penting kepada penegak hukum, tegakkan
hukum yang sebenar-benarnya, berikan sanksi hukum yang
tegas.

38 |
Bila kita telah terlanjur berbuat kezholiman dan
kerusakan, sesungguhnya Allah Maha Pengampun. Oleh
karena itu, Allah Swt juga memerintahkan kita agar
bertaubatlah atau menghentikan merusak lingkungan hidup.
Bila kita bertaubat kemudian diiringi dengan amal sholeh
dalam konteks ini yaitu memakmurkan dan memelihara
alam, maka Insya Allah alam nan indah ini akan terjaga
kelestariannya, sehingga apa yang kita nikmati saat ini juga
akan dinikmati oleh anak cucu kita dikemudian hari karena
alam nan indah ini adalah titipan anak cucu kita bukan
warisan dari nenek moyang. Oleh karena itu seyogyanya kita
mewariskan mata air bukan air mata.

‫ َونَ َف َع ِ ِْن َوإِيَّا ُك ْم ِِبَا فِْي ِو ِم َن‬،‫آن الْ َع ِظْي ِم‬


ِ ‫بارَك اهلل ِِل ولَ ُكم ِِف الْ ُقر‬
ْ ْ َ ْ ُ ََ
‫اْلَ ِكْي ِم َوتَ َقبَّ َل اهللُ ِم ِّ ِْن َوِمْن ُك ْم تِالََوتَوُ إِنَّوُ ُى َو‬ ْ ‫الذ ْك ِر‬ِّ ‫ات و‬ ِ
َ َ‫اْآلي‬
‫َستَ ْغ ِف ُر اهللَ الْ َع ِظْي َم ِ ِْل َولَ ُك ْم‬ ِ ِ َّ
ْ ‫ أَقُ ْو ُل قَ ْوِ ِْل َى َذا َوأ‬.‫السمْي ُع الْ َعلْي ُم‬
‫ إِنَّوُ ُى َو الْغَ ُف ْوُر‬،ُ‫استَ ْغ ِف ُرْوه‬ ٍ ْ‫ْي ِم ْن ُك ِّل ذَن‬ ِِ ِ ِ
ْ َ‫ ف‬.‫ب‬ َ ْ ‫َول َسائ ِر الْ ُم ْسلم‬
.‫الرِحْي ُم‬
َّ

39 |
40 |
‫‪6‬‬
‫‪ISLAM DAN PELESTARIAN‬‬
‫‪LINGKUNGAN HIDUP‬‬
‫‪Ustadz Dumiyati. S.Pd.I‬‬

‫ِ‬
‫لسالَ ُم َعلَْي ُك ْم َوَر ْْحَةُ اهلل َوبََرَكاتُوُ‬‫اَ َّ‬
‫‪َ.‬ن َم ُدهُ َونَ ْستَعِْي نُوُ َونَ ْستَ ْغ ِف ُرهُ َونَ ْستَ ْه ِديْ ِو‬‫ْي َْ‬ ‫ِ‬
‫ب الْ َعالَم ْ َ‬ ‫هلل َر ِّ‬ ‫اَ ْْلم ُدِ ِ‬
‫َْ‬
‫ات أ َْع َمالِنَا‪.‬‬ ‫ونَتُوب إِلَي ِو ونَعوذُ بِاهللِ ِمن ُشروِر أَنْ ُف ِسنَا وِمن سيِّئ ِ‬
‫َ ْ ََ‬ ‫ْ ُْ‬ ‫َ ْ ُ ْ َ ُْ‬
‫ضلِْلوُ فَلَ ْن ََِت َد لَوُ َولِيِّا ُّم ْرِش ًدا‪.‬‬ ‫َم ْن يَ ْه ِد ِه اهللُ فَ ُه َو الْ ُم ْهتَ ِدى َوَم ْن يُ ْ‬
‫ف َشه ٍر لِعِب ِادهِ‬ ‫والَّ ِذى جعل لَْي لَةَ الْ َق ْد ِر مبارَكةً و َخْي ر ِمن أَلْ ِ‬
‫ْ َ‬ ‫َُ َ َ َ ْ‬ ‫َ ْ ََ َ‬
‫ص ِ‬ ‫ِِ‬
‫ك لَوُ‬ ‫ْي فْي َها‪.‬أَ ْش َه ُد أَ ْن الَ إِلَوَ إِالَّ اهللُ َو ْح َدهُ الَ َش ِريْ َ‬ ‫الْ ُم ْخل ْ َ‬
‫ف‬ ‫السالَم على أَ ْشر ِ‬ ‫َوأَ ْش َه ُد أ َّ‬
‫لصالَةُ َو َّ ُ َ َ َ‬ ‫َن ُُمَ َّم ًدا َعْب ُدهُ َوَر ُس ْولُوُ‪ .‬اَ َّ‬
‫ْي‪.‬أ ََّمابَ ْع ُد‪ :‬فَيَا ِعبَ َاد‬ ‫اْألَنْبِي ِاء والْمرسلِْي وعلى أَلِِو وأَصحابِِو أ ْ ِ‬
‫َْجَع ْ َ‬ ‫َ َ ُْ َ ْ َ َ َ َ َ ْ َ‬
‫اهلل‪ .‬اِتَّ ُق ْوا اهللَ َح َّق تُ َقاتِِو َوالَ ََتُْوتُ َّن إِالَّ‬
‫اهلل أُو ِصي ُكم وإِيَّاي بِتَ ْقوى ِ‬
‫َْ َ َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫ِ‬
‫َواَنْتُ ْم ُم ْسلِ ُم ْو َن‪.‬‬

‫| ‪41‬‬
Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah
Melalui mimbar jum`at yang mulia ini, saya selaku
khatib mengajak kepada diri saya pribadi dan jama‟ah jumat
semua untuk berupaya semaksimal mungkin menjadikan diri
kita selalu dekat kepada Allah Swt dengan selalu
meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah dan amal shalih
kita. Hal ini dalam rangka meningkatkan keimanan dan
ketakwaan kepada Allah Swt dengan jalan mentaati semua
perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Pada khutbah ini kita akan membahas mengenai
bagaimana pandangan islam dalam melestarikan lingkungan
hidup.

Jama’ah Sidang Jum’at yang dimuliakan Allah


Islam sebagai agama samawi adalah agama
penyempurna agama-agama sebelumnya. Konsekuensinya,
Islam akan dan harus bisa menjawab tantangan-tantangan
dari kedinamisan yang ada di dunia sampai masa akhir nanti
(kiamat). Tantangan tersebut dapat berupa tantangan
yang berhubungan dengan tauhid, jinayah maupun
muamalah. Walaupun tantangan dari kedinamisan
perjalanan masa dapat terjawab dengan sempurna oleh
Islam, namun banyak kalangan tetap berprasangka, bahwa
jalan terbaik menghilangkan prasangka tersebut adalah
harus dijawab secara ilmiah, sehingga pemecahan persoalan
terjawab secara objektif.

42 |
Dalam al-Qur'an dijelaskan bahwa manusia diciptakan
sebagai khalifah di bumi. Kewajiban manusia sebagai
khalifah di bumi adalah dengan menjaga dan mengurus bumi
dan segala yang ada di dalamnya untuk dikelola
sebagaimana mestinya. Dalam hal ini kekhalifahan sebagai
tugas dari Allah untuk mengurus bumi harus dijalankan
sesuai dengan tujuan penciptaannya.
Tujuan Allah Swt mensyariatkan hukumnya adalah
untuk memelihara kemaslahatan manusia, sekaligus untuk
menghindari kerusakan (mafsadah), baik di dunia maupun
di akhirat. Untuk mewujudkan kemaslahatan itulah Abu
Ishaq al-Syatibi, dalam kitab al-Muwâfaqât, membagi tujuan
hukum Islam (maqâshid al-syarîah) menjadi lima hal; 1)
penjagaan agama (hifdz al-dîn), 2) memelihara jiwa (hifdz al-
nafs), 3) memelihara akal (hifdz al-„aql), 4) memelihara
keturunan (hifdz al-nasl), dan 5) memelihara harta
benda (hifdz al-mâl).
Lebih jauh Yusuf al-Qardlawi dalam Ri‟âyatu al-Bi‟ah
fi al-Syarî‟ati al-Islâmiyyah menjelaskan mengenai posisi
pemeliharaan ekologis (hifdz al-`âlam) dalam Islam adalah
pemeliharaan lingkungan setara dengan
menjaga maqâshidus syarî‟ah yang lima tadi. Selain al-
Qardlawi, al-Syatibi juga menjelaskan bahwa
sesungguhnya maqâshidus syarî‟ah ditujukan untuk
menegakkan kemaslahatan-kemaslahatan agama dan dunia,
di mana bila prinsip-prinsip itu diabaikan, maka

43 |
kemaslahatan dunia tidak akan tegak berdiri, sehingga
berakibat pada kerusakan dan hilangnya kenikmatan
perikehidupan manusia.
Dalam konteks ajaran Islam, jauh sebelum
persoalan-persoalan lingkungan hidup muncul dan
menghantui penduduknya, Islam telah lebih dahulu memberi
peringatan lewat ayat-ayat al-Qur'an. Urusan lingkungan hidup
adalah bagian integral dari ajaran Islam. Seorang muslim
justru menempati kedudukan strategis dalam lingkungan
hidup yang diciptakan sebagai khalifah di bumi ini sesuai
dengan Surat Al-Baqarah ayat 30 yang berbunyi;

          

        

         


“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para
malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang
khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang
yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan

44 |
berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui." (QS. Al-Baqarah: 30)

Sebagai khalifah, manusia dalam memanfaatkan


alam semesta ini tidak boleh semena-mena, dan seenaknya
saja. Pemanfaatan berbagai sumber daya alam baik yang
ada di laut, darat, termasuk hutan harus dilakukan secara
proporsional untuk kebutuhan masyarakat banyak dan
generasi penerusnya serta menjaga ekosistemnya. Allah
sudah memperingatkan dalam surat al-A'raf ayat 56: "Dan
janganlah kalian membuat kerusakan di atas muka bumi
setelah Allah memperbaikinya dan berdo'alah kepada-Nya
dengan rasa takut tidak diterima dan harapan
(akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat
kepada orang-orang yang berbuat baik" (QS. al-A'raf:56).

Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah Ta’ala


Menyadari hal tersebut maka dalam pelaksanaan
pembangunan sumber daya alam harus digunakan dengan
proporsional. Penggalian sumber kekayaan harus diusahakan
dengan sekuat tenaga dengan tidak merusak tata lingkungan
dan tata hidup manusia. Perlu diusahakan penggunaan
teknologi yang ramah lingkungan dan bisa menjaga
kelestariannya, sehingga bisa dimanfaatkan secara
berkesinambungan. Kita harus bisa mengambil i'tibar dari
ayat Allah yang berbunyi;

45 |
        

        

      


"Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan(dengan)
dengan sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tentram
rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap
tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat
Allah karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian
kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu
mereka perbuat". (QS. an-Nahl :112).
Kita sebagai masyarakat Indonesia harus sadar
bahwa krisis multidimensi dan bencana yang datang bertubi-
tubi seperti tanah longsor, banjir, kekeringan, kebakaran
hutan, tanaman diserang hama dan lainnya adalah karena
ulah manusia itu sendiri. "Telah nampak kerusakan didarat
dan dilaut disebabkan karena perbuatan tangan manusia,
supaya Alllah merasakan kepada mereka sebagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali kejalan
yang benar". (QS. ar-Rum: 41).
Dalam ayat-ayat tersebut di atas Allah Swt secara
tegas menjelaskan tentang akibat yang ditimbulkan
kerena perbuatan manusia yang mengekploitasi lingkungan
yang berlebihan. Selain itu, hak atas lingkungan sebagai hak
dasar manusia juga telah menjadi kesepakatan internasional

46 |
melalui butir-butir Hak Asasi Manusia (HAM) yang telah
diratifikasi sebagai kesepakatan bersama. Dalam hal ini
termasuk baik yang tertuang dalam Undang-undang Nomor
23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Pentingnya upaya pengelolaan lingkungan hidup sudah
sangat jelas berdampak negatif apabila tidak dikelola secara
baik, yaitu munculnya bencana, baik secara
langsung maupun secara jangka panjang.

‫ َونَ َف َع ِ ِْن َوإِيَّا ُك ْم ِِبَا فِْي ِو ِم َن‬،‫آن الْ َع ِظْي ِم‬


ِ ‫بارَك اهلل ِِل ولَ ُكم ِِف الْ ُقر‬
ْ ْ َ ْ ُ ََ
‫اْلَ ِكْي ِم َوتَ َقبَّ َل اهللُ ِم ِّ ِْن َوِمْن ُك ْم تِالََوتَوُ إِنَّوُ ُى َو‬ ْ ‫الذ ْك ِر‬ِّ ‫ات و‬ ِ
َ َ‫اْآلي‬
‫َستَ ْغ ِف ُر اهللَ الْ َع ِظْي َم ِ ِْل َولَ ُك ْم‬ ِ ِ َّ
ْ ‫ أَقُ ْو ُل قَ ْوِ ِْل َى َذا َوأ‬.‫السمْي ُع الْ َعلْي ُم‬
‫ إِنَّوُ ُى َو الْغَ ُف ْوُر‬،ُ‫استَ ْغ ِف ُرْوه‬ ٍ ْ‫ْي ِم ْن ُك ِّل ذَن‬ ِِ ِ ِ
ْ َ‫ ف‬.‫ب‬ َ ْ ‫َول َسائ ِر الْ ُم ْسلم‬
.‫الرِحْي ُم‬
َّ

47 |
48 |
‫‪7‬‬
‫‪ALAM SEBAGAI ANUGERAH ALLAH SWT‬‬
‫‪Ustadz Rustam Effendi. S.Ud‬‬

‫ِ‬
‫لسالَ ُم َعلَْي ُك ْم َوَر ْْحَةُ اهلل َوبََرَكاتُوُ‬ ‫اَ َّ‬
‫إِ َّن اَ ْْلَ ْم ُدِ هللِ ََْن َم ُدهُ َونَ ْستَعِْي نُوُ َونَ ْستَ ْغ ِف ُرهُ‪َ ،‬ونَعُ ْوذُ بِاهللِ ِم ْن ُش ُرْوِر‬
‫ض َّل لَ وُ‪،‬‬ ‫ت أ َْعمالِنَ ا‪ ،‬م ن يَّه ِدي اهلل فَ الَ م ِ‬ ‫أَنْ ُف ِس نَا وِم ن س يِّئاَ ِ‬
‫ُ ُ‬ ‫َْ ْ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ َ‬
‫ي لَ وُ‪ .‬أَ ْش َه ُد أَ ْن الَ إِل وَ إِالَ اّهللُ َوأَ ْش َه ُد أ َّ‬
‫َن‬ ‫ِ‬ ‫وم ن يُّ ْ ِ‬
‫ض ل ْل فَ الَ َى اد َ‬ ‫ََ ْ‬
‫ص ِّل َو َس لِّ ْم َوب اَ ِرْك َعل َى َس يِّ ِدناَ‬ ‫ُُمَ َّم ًدا َعْب ُدهُ َوَر ُس ْولُوُ‪ .‬اَللّ ُه َّم َ‬
‫لديْ ِن‪..‬‬ ‫ان إِىل ي وِم اّ ِ‬ ‫ُُمَ َّم ٍد وعلى آلِِو وأَصحابِِو ومن تَبِعهم بِِإحس ٍ‬
‫َ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ ُ ْ ْ َ َ َْ‬
‫اض ُرْو َن أ َْو ِصْي ُك ْم َونَ ْف ِس ْى بِتَ ْق َوى اهللِ‪ ،‬فَ َق ْد‬ ‫اْل ِ‬
‫‪ .‬أ ََّما بَ ْع ُد فَيَآأَيُّ َها َْ‬
‫الز ِاد التَّ ْق َوى‪.‬‬
‫فَ َاز اْمل ْؤ ِمنُ ْو َن اْملتَّ ُق ْو َن‪َ ،‬وتَ َزَّو ُد ْوا فَِإ َّن َخْي َر َّ‬
‫ُ‬ ‫ُ‬
‫‪Sidang Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah‬‬
‫‪Melalui mimbar jum`at yang mulia ini, saya selaku‬‬
‫‪khatib mengajak kepada kita semua untuk berupaya‬‬
‫‪semaksimal mungkin menjadikan diri kita selalu dekat‬‬
‫| ‪49‬‬
kepada Allah Swt dengan selalu meningkatkan kualitas dan
kuantitas ibadah dan amal shalih kita. Hal ini dalam rangka
meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt
dengan jalan mentaati semua perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya. Pada khutbah ini kita akan membahas
mengenai bagaimana pesan al-Qur‟an mengenai kerusakan
lingkungan.

Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah


Saat ini kita sedang mengalami musibah, yakni kabut
asap akibat terjadinya pembakaran lahan dan hutan. Sebagai
umat Islam, hal ini di samping sebagai musibah, juga
bermakna peringatan yang datang dari Allah Swt kepada
umat manusia. Kerusakan di muka bumi sesungguhnya tidak
lain adalah ulah perbuatan manusia, yang pada akhirnya
akan dirasakan akibatnya oleh manusia sendiri.
Musibah kabut asap yang sekarang masih
menyelimuti kita saat ini secara ilmiah disebabkan oleh
perbuatan manusia, yakni menebang hutan dan membakar
hutan. Dalam al-Qur‟an, surat Ar-Rum ayat 41, Allah Ta‟ala
berfirman; “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah
merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang
benar)”.

50 |
Agama Islam adalah agama yang sangat
memperhatikan aspek lingkungan dimulai dari hal yang
paling dasar dan mendasar, seperti budaya bersih dan tidak
melakukan kerusakan di muka bumi. Manusia sebagai
khalifah di muka bumi yang diamanahkan oelh Allah Swt
memiliki tugas berat dalam menjaga dan melestarikan alam.
Karena itu, ketika Allah Swt berkeinginan menciptakan
manusia pertama, Adam, mendapat “protes” dari malaikat.
“Untuk apa Allah Swt menciptakan manusia yang diprediksi
akan melakukan kerusakan di muka bumi (yufsidu fil ardh)
dan melakukan pertumpahan darah (yasfikud dima”) (QS. al-
Baqarah: 30). Ternyata, prediksi malaikat menyangkut
perilaku manusia yang sekarang diyakini sudah terbukti
kebenarannya.
Di dalam al-Quran, Allah Swt telah memberikan
gambaran dan petunjuk yang sangat jelas mengenai alam
dan lingkungan yang menjadi landasan dasar sikap manusia
terhadap alam semesta dan lingkungan.
Pertama, ayat-ayat yang menyebutkan tentang
gambaran alam, tujuan penciptaan alam dan keutamaan-
keutamaan serta nikmat-nikmat Allah Swt yang didapatkan
oleh manusia melalui alam dan lingkungannya, seperti
terdapat dalam surat. al-Nazi”at ayat 23-33, al-Anbiya ayat
16-18, ad-Dukhaan ayat 38, al-Baqarah ayat 22 dan Shaad
ayat 27.

51 |
Kedua, ayat-ayat al-Quran yang berhubungan atau
menjelaskan tentang lingkungan dan sumber-sumber
kehidupan manusia, seperti air, tanah dan udara, seperti
dalam surat al-Ahqaaf ayat 3, an-Nur ayat 40, 43 dan 45, al-
Baqarah ayat 60 dan 164, al-Anbiya ayat 30, an-Nahl ayat
79, Thaha ayat 53 dan Ibrahim ayat 32.
Ketiga, ayat-ayat yang menjelaskan tentang
kerusakan lingkungan, manusia yang sering tidak
memperhatikan lingkungan, sikap manusia yang sering
bertindak sewenang-wenang dan bahkan kerusakan
lingkungan tersebut sebenarnya adalah akbat dari
perbuatan manusia, terdapat dalam surat al-Baqarah ayat 22
dan 205, al-Rum ayat 41-43, dan al-Alaq ayat 6-7.
Keempat, ayat-ayat yang menjelaskan agar manusia
menjaga makanan, menjaga lingkungan dan memberikan
keseimbangan terhadap ekosistem jagad raya ini, seperti
dalam surat al-Baqarah ayat 167 dan 267, ar-Rahman ayat
7-11 dan surat Luqman ayat 20.
Saat ini manusia berpikir dan menganggap bahwa
alam dan lingkungan hidup adalah harta berlimpah yang
disediakan sebesar-besarnya untuk kepentingan
kemakmuran umat manusia. Sehingga alam dengan seluruh
isinya dieksplorasi dan ekploitasi melampaui batas dan
mengabaikan aspek keterpeliharaan dan keberlanjutan
lingkungan dan merusak sumber daya alam itu sendiri.

52 |
Akibatnya terjadi berbagai kerusakan lingkungan yang sudah
sampai pada titik yang sangat mengkhawatirkan.
Oleh karena itu perlu adanya proses penyadaran
yang bersandar pada ajaran Islam dalam menyelamatkan
alam dan lingkungan hidup ini. Kita semua musti sadar
bahwa aspek kecintaan manusia kepada alam dan bahwa
alam beserta lingkungan ini adalah titipan anak cucu kita,
seribu bahkan sejuta tahun yang akan datang. Bukan
warisan dari nenek moyang kita, agar kita tidak merusak
lingkungan. Dan pada titik akhirnya hendaklah memasukkan
nilai Islam ke dalam pemahaman dan kebijakan manusia
terhadap alam dan lingkungan hidup, tidak melakukan
tindakan-tindakan yang akan berakhir pada krisis lingkungan.

Sidang Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah


Islam menganjurkan penganutnya untuk tidak
menaklukkan alam, dalam arti mengeksplorasi sumber daya
alam secara brutal, yang berdampak kerusakan parah
terhadap lingkungan, dan dampak turunannya seperti banjir
dan bencana asap ini. Manusia dapat dan dibolehkan
memanfaatkan sumber daya alam sesuai dengan perintah
Allah Swt di dalam al-Quran. Oleh karena itu, umat Islam
harus menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai
spiritualitas lingkungan dengan sesuai dengan ajaran al-
Quran dan Sunnah Rasulullah Swa.

53 |
Islam menekankan bahwa Allah Swt mengajarkan di
dalam al-Quran bahwa manusia sebagai khalifah di muka
bumi, tidak hanya untuk memikirkan kepentingan dirinya,
kelompoknya atau bangsanya saja, tetapi ia juga harus
memikirkan kemaslahatan semuanya, termauk alam dan
lingkungannya. Menarik untuk diambil kata hikmah, Ibn al-
Arabi yang menyebutkan bahwa konsep cinta Tuhan melalui
alam, karena melalui alam Tuhan “menampak”kan diri-Nya
dan “memperkenalkan” diri-Nya. Sehingga bagi manusia
mencintai alam berarti mencintai Tuhan dan apabila
mencintai Tuhan harus pula mencintai alam.
Etika al-Quran terhadap alam mengantarkan
manusia untuk bertanggung jawab terhadap kelestarian alam
dan tidak merusak alam. Lebih luas lagi, bagi kita umat
Islam, harus melihat alam dan lingkungan hidup secara
keseluruhan sebagai nikmat dan anugerah Allah SWT yang
wajib disyukuri.
Mensyukuri nikmat alam ini dengan menjaga
kelestariannya dan tidak merusak alam dengan semena-
mena, termasuk aksplorasi dan eksploitasi yang tidak
memperhatikan aspek kelestarian dan keberlanjutannya.
Umat Islam harus melihat alam semesta ini sebagai amanah
yang diberikan oelh Allah Swt untuk dijaga, dicintai, dan
dimuliakan.
Bahwa bumi ini adalah ciptaan Tuhan, dan segala
ciptaan Tuhan itu harus dipelihara, dimuliakan dan disayangi,

54 |
‫‪menyayangi bumi berarti menyayangi Tuhan, dan merusak‬‬
‫‪bumi berarti tidak menyayangi Tuhan.‬‬

‫آن الْ َع ِظْي ِم‪َ ،‬ونَ َف َع ِ ِْن َوإِيَّا ُك ْم ِِبَا فِْي ِو ِم َن‬
‫بارَك اهلل ِِل ولَ ُكم ِِف الْ ُقر ِ‬
‫ْ‬ ‫ََ ُ ْ َ ْ‬
‫اْلَ ِكْي ِم َوتَ َقبَّ َل اهللُ ِم ِّ ِْن َوِمْن ُك ْم تِالََوتَوُ إِنَّوُ ُى َو‬ ‫ات َو ِّ‬
‫الذ ْك ِر ْ‬ ‫اْآلي ِ‬
‫َ‬
‫ِ‬ ‫الس ِميع الْعلِيم‪ .‬أَقُو ُل قَوِِل ى َذا وأ ِ‬
‫ِل َولَ ُك ْم‬‫َستَ ْغف ُر اهللَ الْ َعظْي َم ِ ْ‬ ‫َّ ْ ُ َ ْ ُ ْ ْ ْ َ َ ْ‬
‫استَ ْغ ِف ُرْوهُ‪ ،‬إِنَّوُ ُى َو الْغَ ُف ْوُر‬ ‫ْي ِم ْن ُك ِّل َذنْ ٍ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ ِ‬
‫ب‪ .‬فَ ْ‬ ‫َول َسائ ِر الْ ُم ْسلم ْ َ‬
‫الرِحْي ُم‪.‬‬
‫َّ‬

‫| ‪55‬‬
56 |
‫‪8‬‬
‫‪KEWAJIBAN SEORANG MUSLIM‬‬
‫‪MENJAGA ALAM‬‬
‫‪Ustadz Siddiq Asmara. Lc‬‬

‫ِ‬
‫لسالَ ُم َعلَْي ُك ْم َوَر ْْحَةُ اهلل َوبََرَكاتُوُ‬ ‫اَ َّ‬
‫اضعِ َها‪.‬‬ ‫ض وو ِ‬ ‫ِِ‬ ‫اط ِر َّ ِ ِ ِ‬ ‫هلل فَ ِ‬‫اْلمد ِ‬
‫الس ٰم َوات َوَرافع َها‪َ .‬و بَاسط اْأل َْر ِ َ َ‬ ‫َْ‬
‫اض‬‫َسَرا ِر َو َس ِامعِ َها‪ .‬اَ ْْحَ ُدهُ َْحْ ًدا َشاكًِراِألَنْعُ ِم ِو‪َ .‬ر ٍ‬ ‫ِ‬
‫َو َعاِل اْأل ْ‬
‫ف بِ َكَرِم ِو‪ .‬اَ ْش َه ُد أَ ْن الَ اِٰلوَ اِالَّ اهللُ َو ْح َدهُ الَ‬ ‫بِِقس ِم ِو مع َِت ٍ‬
‫ْ ُ َْ‬
‫اىَرِة َوأَ ْش َه ُد أ َّ‬‫اْلِ َك ِم اْلب ِ‬ ‫ِّع ِم الْغَ ِامَرِة‪َ .‬و ْ‬
‫َن ُُمَ َّمداً‬ ‫َ‬ ‫ك لَوُ‪ ,‬ذُ ْوالن َ‬ ‫َش ِريْ َ‬
‫لى ُُمَ َّم ٍد‬
‫َ‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫م‬‫ْ‬ ‫ص ِّل َو َسلِّ‬ ‫َ‬ ‫م‬
‫َّ‬ ‫ه‬
‫ُ‬ ‫َعْب ُدهُ َوَر ُسولُوُ الْ ُم ْر َسل بِ ِكتَابِِو‪ .‬اَللَّ‬
‫ُ‬
‫َحَزابِِو‪ .‬أََّما‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫و ع ِِ‬
‫صا ِرِه َو أ ْ‬ ‫َص َحابِو اْملُ ْختَا ِريْ َن م ْن اَنْ َ‬ ‫لى آلو َو أ ْ‬ ‫َ َ َ‬
‫استَعِد ُّْوا لِيَ ْوٍم الَ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫بَ ْع ُد ‪ :‬فَياَ أَيُّ َها الْ ُم ْسل ُم ْو َن اتَّ ُقوا اهللَ اْ َلعظْي َم َو ْ‬
‫ب َسلِْي ٍم‬ ‫ال والَ بَنُو َن اِالَّ َم ْن اَتَى اهللَ بَِق ْل ٍ‬ ‫ٌ‬ ‫م‬
‫َ‬ ‫و‬‫ي ْن َفع فِي ِ‬
‫َ ُ ْ‬
‫َ ْ‬

‫| ‪57‬‬
Sidang Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah
Pertama-tama saya mengajak hadirin sekalian,
marilah pada siang hari yang diberkahi ini kita memanjatkan
puji dan syukur ke hadirat Allah Swt, yang atas rahmat dan
inayah-Nya kita masih dalam keadaan sehat wal‟afiat,
sehingga dapat melaksanakan tugas sehari-hari, termasuk
ibadah shalat Jum‟at di masjid ini. Marilah kita syukuri
limpahan nikmat Allah itu dengan cara menjaga segala
nikmat tersebut, lebih rajin mengerjakan ibadah,
memperbanyak amal shaleh, memperbaiki akhlak kita,
sehingga kita memiliki al-akhlaqul karimah, dan
meningkatkan semangat pengabdian kita kepada Allah Swt
dengan menegakkan agama-Nya di bumi ini.
Shalawat dan salam kita berikan kepada Nabi Besar
Muhammad Saw yang telah menuntun umat manusia dari
zaman jahiliyah yang penuh kegelapan menuju zaman
keislaman yang tercerahkan; dan juga kepada para
sahabatnya serta para generasi selanjutnya yang
memperjuangkan Islam hingga akhir zaman nanti.
Sebagai wujud rasa syukur kita kepada Allah Swt
secara berkesinambungan haruslah kita dengan
meningkatkan ketakwaan kepada Allah yang selalu melihat
gerak-gerik kita, dengan sebenar-benar takwa. Yakni,
menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segenap larangan-
Nya. Karena predikat yang tertinggi di hadapan Allah Swt

58 |
adalah orang yang bertakwa. Marilah kita renungkan dan
resapi firman Allah:

       

“Dan bertaqwalah kamu sekalian kepada Allah, dan


ketahuilah, sesungguhnya Allah beserta orang-orang
yang bertaqwa”. (QS. Al-Baqarah: 194)

Dalam ayat lain, Allah Swt juga berfirman;

        

“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa


dan orang-orang yang berbuat kebaikan”. (QS. An-Nahl:
128).

Sidang Jum’at yang berbahagia


Dari kedua ayat di atas, kita dapat memahami bahwa
Allah Swt memerintahkan kepada kita agar kita menjadi
orang-orang yang bertakwa dan berbuat kebaikan.
Sebaliknya, Allah Swt tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan, sebagaimana tersebut dalam al-Qur‟an
surat al-Qashash ayat 77:

59 |
        

       

           

 
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah
kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi
dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana
Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”
(QS. al-Qashash: 77).
Bila kita hubungkan dengan terjadinya berbagai
bencana alam akhir-akhir ini yang telah merugikan kita
semua, bahkan banyak yang telah menjadi korban mulai dari
kehilangan tempat tinggal, kesehatan yang memprihatinkan,
hingga kematian. Maka bencana alam itu, antara lain, juga
disebabkan oleh ulah manusia sendiri, seperti penggundulan
hutan, pembakabran hutan dan lahan dan lain-lain.
Timbulnya kerusakan lingkungan hidup di bumi itu
menyebabkan kesengsaraan hebat umat manusia, baik pada
60 |
masa kita sekarang ini, maupun kelak generasi anak
keturunan kita. Sebab lingkungan hidup yang juga menjadi
sumber ekonomi itu telah rusak. Maka kita umat Islam
Indonesia sebagai warga negara yang baik, dan merupakan
mayoritas penduduk Indonesia hendaknya menyadari dan
merasa bertanggung jawab untuk mengatasi permasalahan
nasional tersebut.
Keberadaan bumi sebagai ciptaan Allah Swt, sangat
banyak disinggung dalam al-Qur‟an. Tidak kurang dari 461
kata ardh ( bumi ) terdapat dalam kitab suci tersebut. Di
antaranya Allah Swt menekankan dalam banyak ayat agar
manusia jangan berbuat kerusakan di muka bumi. Seperti
dalam surat al-Maidah ayat 64; “Dan mereka berusaha
menimbulkan kerusakan di bumi. Dan Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan”. (QS. al-Mai‟dah: 64).
Dalam menghadapi kenyataan banyaknya
kerusakan lingkungan hidup, yang disebabkan oleh
perbuatan manusia yang tidak bertanggung jawab. Marilah
kita umat Islam kembali kepada tuntunan ajaran Islam.
Artinya, kita harus berpedoman ajaran al-Qur‟an dan sunnah
Rasulullah Saw.
Karena itu, kewajiban seorang muslim menjaga alam
haruslah berpijak pada tuntunan Rasulullah sebagai suri
tauladan yang baik bagi kita. Rasulullah Saw telah
mengajarkan akhlak terhadap lingkungan sebagai bagian
dari fungsi kekhalifahan manusia. Kekhalifahan menuntut

61 |
adanya interaksi antara manusia dengan sesamanya dan
manusia terhadap alam lingkungan. Kekhalifahan
mengandung arti pengayom, pemeliharaan, dan
pembimbingan agar setiap makhluk mencapai tujuan
penciptanya.
Dalam pandangan akhlak Islam, seseorang tidak
dibenarkan mengambil buah sebelum matang atau memetik
bunga sebelum mekar. Karena hal ini berati tidak memberi
kesempatan kepada makhluk untuk mencapai tujuan
penciptaannya. Ini berarti manusia dituntut untuk mampu
menghormati proses-proses yang sedang berjalan, dan
terhadap semua proses yang sedang terjadi, sehingga ia
tidak melakukan pengrusakan atau bahkan dengan kata lain,
setiap perusakan terhadap lingkungan harus dinilai sebagai
perusakan pada diri manusia sendiri.
Akhlak yang baik terhadap lingkungan adalah
ditunjukkan kepada penciptaan suasana yang baik, serta
pemeliharaan lingkungan agar tetap membawa kesegaran,
kenyamanan hidup, tanpa membuat kerusakan dan polusi
sehingga pada akhirnya akan berpengaruh terhadap manusia
itu sendiri yang menciptanya.

Sidang Jum’at yang berbahagia,


Prinsip Islam selalu menyeimbangkan semua hal
dalam kehidupan manusia. Seluruh masyarakat di dunia ini
harus beranggapan sama, yaitu lingkungan harus

62 |
diperlakukan dengan baik dengan selalu menjaga, merawat
dan melestarikannya karena secara etika hal ini merupakan
hak dan kewajiban kita sebagai manusia.
Melihat bencana kebakaran hutan dan lahan yang
terjadi saat ini tentu tak lepas dari parangai manusia itu
sendiri. Banyak orang menganggap bahwa lingkungan hanya
sebagai objek untuk mendapatkan sesuatu tanpa
memikirkan sebab akibat dan pelestariannya.
Diakhir khutbah ini marilah kita memahami dengan
baik kewajiban kita sebagai seorang khalifah dalam menjaga
alam ini. Kita pelihara dengan baik sesuai dengan akhlak
yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw kemudian
kita hindari perbuatan merusak alam yang merupakan
lingkungan hidup kita.

‫ َونَ َف َع ِ ِْن َوإِيَّا ُك ْم ِِبَا فِْي ِو ِم َن‬،‫آن الْ َع ِظْي ِم‬


ِ ‫بارَك اهلل ِِل ولَ ُكم ِِف الْ ُقر‬
ْ ْ َ ْ ُ ََ
‫اْلَ ِكْي ِم َوتَ َقبَّ َل اهللُ ِم ِّ ِْن َوِمْن ُك ْم تِالََوتَوُ إِنَّوُ ُى َو‬ ِّ ‫ات َو‬
ْ ‫الذ ْك ِر‬ ِ ‫اْآلي‬
َ
‫ِل َولَ ُك ْم‬ ِ ‫م‬ ‫ي‬‫ظ‬ِ ‫ أَقُو ُل قَوِِل ى َذا وأَستَ ْغ ِفر اهلل الْع‬.‫الس ِميع الْعلِيم‬
ْ َ ْ َ َ ُ ْ َ َ ْ ْ ْ ُ ْ َ ُ ْ َّ
‫ إِنَّوُ ُى َو الْغَ ُف ْوُر‬،ُ‫استَ ْغ ِف ُرْوه‬ ٍ ْ‫ْي ِم ْن ُك ِّل َذن‬ ِِ ِ ِ
ْ َ‫ ف‬.‫ب‬ َ ْ ‫َول َسائ ِر الْ ُم ْسلم‬
.‫الرِحْي ُم‬
َّ

63 |
64 |
‫‪9‬‬
‫‪BELAJAR DARI MUSIBAH‬‬
‫‪Ustadz Rahman Saputra. S.Pd.I‬‬

‫ِ‬
‫لسالَ ُم َعلَْي ُك ْم َوَر ْْحَةُ اهلل َوبََرَكاتُوُ‬
‫اَ َّ‬
‫اضعِ َها‪.‬‬ ‫ض وو ِ‬ ‫ِِ‬ ‫اط ِر َّ ِ ِ ِ‬ ‫هلل فَ ِ‬‫اْلمد ِ‬
‫الس ٰم َوات َوَرافع َها‪َ .‬و بَاسط اْأل َْر ِ َ َ‬ ‫َْ‬
‫اض‬‫َسَرا ِر َو َس ِامعِ َها‪ .‬اَ ْْحَ ُدهُ َْحْ ًدا َشاكًِراِألَنْعُ ِم ِو‪َ .‬ر ٍ‬ ‫ِ‬
‫َو َعاِل اْأل ْ‬
‫ف بِ َكَرِم ِو‪ .‬اَ ْش َه ُد أَ ْن الَ اِٰلوَ اِالَّ اهللُ َو ْح َدهُ الَ‬ ‫بِِقس ِم ِو مع َِت ٍ‬
‫ْ ُ َْ‬
‫اىَرِة َوأَ ْش َه ُد أ َّ‬‫اْلِ َك ِم اْلب ِ‬ ‫ِّع ِم الْغَ ِامَرِة‪َ .‬و ْ‬
‫َن ُُمَ َّمداً‬ ‫َ‬ ‫ك لَوُ‪ ,‬ذُ ْوالن َ‬ ‫َش ِريْ َ‬
‫لى ُُمَ َّم ٍد‬
‫َ‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫م‬‫ْ‬ ‫ص ِّل َو َسلِّ‬ ‫َ‬ ‫م‬
‫َّ‬ ‫ه‬
‫ُ‬ ‫َعْب ُدهُ َوَر ُسولُوُ الْ ُم ْر َسل بِ ِكتَابِِو‪ .‬اَللَّ‬
‫ُ‬
‫َحَزابِِو‪ .‬أ ََّما‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫و ع ِِ‬
‫صا ِرِه َو أ ْ‬ ‫َص َحابِو اْملُ ْختَا ِريْ َن م ْن اَنْ َ‬ ‫لى آلو َو أ ْ‬ ‫َ َ َ‬
‫استَعِد ُّْوا لِيَ ْوٍم الَ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫بَ ْع ُد ‪ :‬فَياَ أَيُّ َها الْ ُم ْسل ُم ْو َن اتَّ ُقوا اهللَ اْ َلعظْي َم َو ْ‬
‫ب َسلِْي ٍم‬ ‫ال والَ بَنُو َن اِالَّ َم ْن اَتَى اهللَ بَِق ْل ٍ‬ ‫ِِ‬
‫يَْن َف ُع فْيو َم ٌ َ ْ‬
‫‪Sidang Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah‬‬
‫‪Pertama-tama saya mengajak hadirin sekalian,‬‬
‫‪marilah pada siang hari yang diberkahi ini kita memanjatkan‬‬
‫| ‪65‬‬
puji dan syukur ke hadirat Allah Swt, yang atas rahmat dan
inayah-Nya kita masih dalam keadaan sehat wal‟afiat,
sehingga dapat melaksanakan tugas sehari-hari, termasuk
ibadah shalat Jum‟at di masjid ini.
Marilah kita syukuri limpahan nikmat Allah itu
dengan cara menjaga segala nikmat tersebut, lebih rajin
mengerjakan ibadah, memperbanyak amal shaleh,
memperbaiki akhlak kita, sehingga kita memiliki al-akhlaqul
karimah, dan meningkatkan semangat pengabdian kita
kepada Allah Swt dengan menegakkan agama-Nya di bumi
ini.
Marilah kita selalu meningkatkan ketakwaan kepada
Allah dengan sebenar-benar takwa, yakni; menjalankan
perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya.

Sidang Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah


Musibah yang di alami manusia sesungguhnya
merupakan misteri kehidupan. Karena itu, manusia tidak
mengetahui apa sesungguhnya hikmah dibalik musibah
tersebut. Di sinilah, manusia tidak sepantasnya sombong dan
takabur dengan ilmu pengetahuan, teknologi, kekuatan fisik,
dan kekayaan yang dimilikinya.
Dalam sekejap dan di luar perhitungan manusia,
semua yang ada di muka bumi dan segala yang dirancang
oleh manusia kapan saja bisa berubah menjadi petaka dan
musibah bila Allah menghendaki.

66 |
Selain itu, tidak sedikit musibah yang terjadi dan
berulang adalah akibat ulah tangan manusia. Sesuai dengan
sunnatullah bahwa perbuatan merusak yang dilakukan
tangan manusia akan mendatangkan bahaya bagi diri sendiri
dan orang lain maupun bencana bagi masyarakat secara
luas.
Sebagaimana ditegaskan Allah dalam firman Allah
Swt dalam surat ar-Ruum ayat 41, berbunyi;

       

      


“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay
Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke
jalan yang benar)” (QS. Ar-Ruum: 41)

Ayat al-Qur‟an di atas bila dihubungkan dengan


kerusakan alam, seperti kebakaran hutan dan lahan pada
dasarnya memang akibat ulah manusia karena kebodohan
maupun keserakahan. Musibah kabut asap yang luar biasa
menyebabkan kerugian dan bahaya terhadap kesehatan dan
keselamatan nyawa manusia di wilayah Sumatera dan
Kalimantan pada saat ini tidak bisa disimpulkan hanya
karena faktor alam dan perubahan iklim semata.

67 |
Hadirin Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah
Dalam musibah kabut asap ini terdapat juga andil
manusia (perorangan dan perusahaan) sebagai
penyebabnya. Pembakaran hutan sebagai jalan pintas untuk
membuka lahan perkebunan dilakukan oleh pihak atau
perusahaan pembakar tanpa peduli dengan kepentingan
orang banyak.
Musibah kebakaran hutan selalu bertepatan dengan
musim kemarau. Dalam musibah ini bukanlah Allah Swt tidak
kuasa menghentikan dengan menurunkan hujan. Akan
tetapi, Dia berkehendak memberi peringatan dan teguran
kepada manusia terhadap sikap dan perbuatan serakah dan
perbuatan merusak alam.
Dalam kaitan dengan musibah kabut asap akibat
pembakaran hutan, negara melalui alat kekuasaan yang
dijalankan pemerintah tidak boleh kalah dan menyerah.
Keselamatan orang banyak harus menjadi prioritas dan
pertimbangan utama pemerintah. Kepentingan orang banyak
lebih utama daripada kepentingan sekelompok orang.
Karena kabut asap selalu berulang setiap tahun
memerlukan tindakan penanggulangan yang luar biasa dari
pemerintah. Salah satu tindakan yang perlu dilakukan
pemerintah adalah memberi efek jera kepada pelakunya
dengan memberi sanksi hukum.
Penegakan hukum yang tegas dan "tidak tebang
pilih" atas pelaku tindakan pembakaran hutan diharapkan
68 |
mampu mencegah terulangnya kejadian serupa. Musibah
akibat perbuatan manusia itu menimbulkan korban,
terutama kesehatan penduduk dan bisa mengancam nyawa
akibat gangguan saluran pernapasan.
Penanganan kabut asap merupakan persoalan
serius. Masalah ini menyangkut tanggung jawab pemerintah
dalam melindungi keselamatan warga negara dan menjaga
wibawa negara Republik Indonesia di mata negara tetangga
yang terkena dampak kabut asap.
Musibah kabut asap yang telah melanda
rmasyarakat Indonesia itu terdapat pelajaran yang kita
peroleh. Yaitu, manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi.
Dalam kapasitas sebagai khalifatullah fil ardh, manusia
harus senantiasa melakukan kebaikan dan menjauhi berbuat
kerusakan (fasad) terhadap lingkungan.
Setiap perbuatan yang tidak memikirkan
keselamatan orang lain, seperti membakar hutan, pasti akan
mengundang datangnya musibah. Musibah dalam kategori
ini dapat dihindari jika manusia mempedomani tuntunan
Islam tentang larangan berbuat kerusakan di muka bumi.

‫ َونَ َف َع ِ ِْن َوإِيَّا ُك ْم ِِبَا فِْي ِو ِم َن‬،‫آن الْ َع ِظْي ِم‬


ِ ‫بارَك اهلل ِِل ولَ ُكم ِِف الْ ُقر‬
ْ ْ َ ْ ُ ََ
‫اْلَ ِكْي ِم َوتَ َقبَّ َل اهللُ ِم ِّ ِْن َوِمْن ُك ْم تِالََوتَوُ إِنَّوُ ُى َو‬ ِ ‫اْآلي‬
ِّ ‫ات َو‬
ْ ‫الذ ْك ِر‬ َ
69 |
‫ِ‬ ‫الس ِميع الْعلِيم‪ .‬أَقُو ُل قَوِِل ى َذا وأ ِ‬
‫ِل َولَ ُك ْم‬‫َستَ ْغف ُر اهللَ الْ َعظْي َم ِ ْ‬ ‫َّ ْ ُ َ ْ ُ ْ ْ ْ َ َ ْ‬
‫استَ ْغ ِف ُرْوهُ‪ ،‬إِنَّوُ ُى َو الْغَ ُف ْوُر‬ ‫ْي ِم ْن ُك ِّل َذنْ ٍ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ ِ‬
‫ب‪ .‬فَ ْ‬ ‫َول َسائ ِر الْ ُم ْسلم ْ َ‬
‫الرِحْي ُم‪.‬‬
‫َّ‬

‫| ‪70‬‬
‫‪10‬‬
‫‪MARI KITA DENGARKAN‬‬
‫‪TANGISAN ALAM‬‬
‫‪Ustadz Rahmat Irwani. S.HI‬‬

‫ِ‬
‫لسالَ ُم َعلَْي ُك ْم َوَر ْْحَةُ اهلل َوبََرَكاتُوُ‬ ‫اَ َّ‬
‫إِ َّن اَ ْْلَ ْم ُدِ هللِ ََْن َم ُدهُ َونَ ْستَعِْي نُوُ َونَ ْستَ ْغ ِف ُرهُ‪َ ،‬ونَعُ ْوذُ بِاهللِ ِم ْن ُش ُرْوِر‬
‫ض َّل لَ وُ‪،‬‬ ‫ت أ َْعمالِنَ ا‪ ،‬م ن يَّه ِدي اهلل فَ الَ م ِ‬ ‫أَنْ ُف ِس نَا وِم ن س يِّئاَ ِ‬
‫ُ ُ‬ ‫َْ ْ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ َ‬
‫ي لَ وُ‪ .‬أَ ْش َه ُد أَ ْن الَ إِل وَ إِالَ اّهللُ َوأَ ْش َه ُد أ َّ‬
‫َن‬ ‫ِ‬ ‫وم ن يُّ ْ ِ‬
‫ض ل ْل فَ الَ َى اد َ‬ ‫ََ ْ‬
‫ص ِّل َو َس لِّ ْم َوب اَ ِرْك َعل َى َس يِّ ِدناَ‬ ‫ُُمَ َّم ًدا َعْب ُدهُ َوَر ُس ْولُوُ‪ .‬اَللّ ُه َّم َ‬
‫لديْ ِن‪..‬‬ ‫ان إِىل ي وِم اّ ِ‬ ‫ِ ِِ ٍ‬ ‫ُُم َّم ٍد وعلى آلِِو وأ ِِ‬
‫َص َحابو َوَم ْن تَب َع ُه ْم بإ ْح َس َ َ ْ‬ ‫َ ََ َ َ ْ‬
‫اض ُرْو َن أ َْو ِصْي ُك ْم َونَ ْف ِس ْى بِتَ ْق َوى اهللِ‪ ،‬فَ َق ْد‬ ‫اْل ِ‬
‫‪ .‬أ ََّما بَ ْع ُد فَيَآأَيُّ َها َْ‬
‫الز ِاد التَّ ْق َوى‪.‬‬
‫فَ َاز اْمل ْؤ ِمنُ ْو َن اْملتَّ ُق ْو َن‪َ ،‬وتَ َزَّو ُد ْوا فَِإ َّن َخْي َر َّ‬
‫ُ‬ ‫ُ‬
‫‪Sidang Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah‬‬
‫‪Melalui mimbar jum`at yang mulia ini, saya selaku‬‬
‫‪khatib mengajak kepada kita semua untuk berupaya‬‬
‫| ‪71‬‬
semaksimal mungkin menjadikan diri kita selalu dekat
kepada Allah Swt dengan selalu meningkatkan kualitas dan
kuantitas ibadah dan amal shalih kita. Hal ini dalam rangka
meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt
dengan jalan mentaati semua perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya.

Jama’ah muslim yang dirahmati Allah


Alam ini terdengar menjerit begitu keras, tidak kah
kita bisa mendengarnya?. Allah telah menciptakan berbagai
macam makhluk di dunia ini bermacam-macam dan bentuk.
Hingga bahkan jika kita menghitungnya, kita tidak akan
mampu. Bentuk dan desain yang berbeda yang telah Allah
ciptakan, Langit, bumi, gunung, laut dan sebagainya.
Sungguh karya yang luar biasa
Dalam surat An-Nazi‟at ayat 28-33 menunjukkan
fenomena ciptaan Allah.

      

       

      

   

72 |
“Dia telah meninggikan bangunannya lalu
menyempurnakannya. Dan Dia telah menjadikan
malamnya (gelap gulita), dan menjadikan siangnya
(terang benderang). Dan setelah itu bumi Dia
hamparkan. Darinya Dia pancarkan mata air dan
(ditumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya.dan gunung-
gunung Dia pancangkan dengan teguh. (Semua itu)
untuk kesenanganmu dan untuk hewan-hewan
ternakmu” (QS. An-Nazi‟at: 28-33)

Jama’ah muslim yang dirahmati Allah


Kebakaran hutan dan lahan boleh dikatakan sebagai
simbol bahwa alam tidak bersahabat dengan manusia. Hal
ini akibat manusia sendiri yang “dzalim” terhadap alam dan
lingkungan. Akibat kebakaran hutan dan lahan yang
berdampak munculnya asap telah memakan korban jiwa.
Mereka yang tak bersalah justru menjadi koraban. Mereka
kehilangan orang-orang yang mereka cintai dan sayangi.
Saat ini kita merasakan udara sejuk telah berubah
menjadi panas, hutan dan lahan dibakar, sehingga
mencemari udara sebagai sumber kehidupan. Sudah saatnya
kita merubah kebiasaan yang kurang baik, misalnya,
membakar hutan, kita hentikan. Sebab semua yang Allah
berikan kepada kita pada akhirnya nanti akan dimintai
pertanggung jawaban di akhirat.
Marilah kita sadar akan pentingnya menjaga alam ini,
anak cucu kita nantinya ingin melihat alam ini masih terasa
nyaman bagi mereka. Jangan sampai mereka kita tinggalkan

73 |
dalam keadaan lemah, karena alam yang tidak lagi
bersahabat dengan mereka. Jangan tinggalkan mereka
dalam keadaan susah dan sengsara, karena alam yang
sudah tidak menyediakan apa yang bisa membuat mereka
bertahan hidup.
Marilah kita jaga alam dan lingkungan kita terutama,
agar tetap asri dan nyaman. Semua untuk kita, orang-orang
di sekitar kita, yang kita sayangi dan untuk mereka bakal
calon generasi mendatang.

‫ َونَ َف َع ِ ِْن َوإِيَّا ُك ْم ِِبَا فِْي ِو ِم َن‬،‫آن الْ َع ِظْي ِم‬


ِ ‫بارَك اهلل ِِل ولَ ُكم ِِف الْ ُقر‬
ْ ْ َ ْ ُ ََ
‫اْلَ ِكْي ِم َوتَ َقبَّ َل اهللُ ِم ِّ ِْن َوِمْن ُك ْم تِالََوتَوُ إِنَّوُ ُى َو‬ ِّ ‫ات َو‬
ْ ‫الذ ْك ِر‬ ِ ‫اْآلي‬
َ
‫ِل َولَ ُك ْم‬ ِ ‫م‬ ‫ي‬ ِ ‫ أَقُو ُل قَوِِل ى َذا وأَستَ ْغ ِفر اهلل الْع‬.‫الس ِميع الْعلِيم‬
‫ظ‬
ْ َ َ َ ُ ْ َ َ ْ ْ ْ ُ ْ َ ُ ْ َّ
ْ
‫ إِنَّوُ ُى َو الْغَ ُف ْوُر‬،ُ‫استَ ْغ ِف ُرْوه‬ ٍ ْ‫ْي ِم ْن ُك ِّل ذَن‬ ِِ ِ ِ
ْ َ‫ ف‬.‫ب‬ َ ْ ‫َول َسائ ِر الْ ُم ْسلم‬
.‫الرِحْي ُم‬
َّ

74 |
‫‪11‬‬
‫‪ISLAM DAN SUMBER DAYA‬‬
‫‪ALAM HUTAN‬‬
‫‪Ustadz Syukrillah. S.Ud‬‬

‫ِ‬
‫لسالَ ُم َعلَْي ُك ْم َوَر ْْحَةُ اهلل َوبََرَكاتُوُ‬ ‫اَ َّ‬
‫إِ َّن اَ ْْلَ ْم ُدِ هللِ ََْن َم ُدهُ َونَ ْستَعِْي نُوُ َونَ ْستَ ْغ ِف ُرهُ‪َ ،‬ونَعُ ْوذُ بِاهللِ ِم ْن ُش ُرْوِر‬
‫ض َّل لَ وُ‪،‬‬ ‫ت أ َْعمالِنَ ا‪ ،‬م ن يَّه ِدي اهلل فَ الَ م ِ‬ ‫أَنْ ُف ِس نَا وِم ن س يِّئاَ ِ‬
‫ُ ُ‬ ‫َْ ْ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ َ‬
‫ي لَ وُ‪ .‬أَ ْش َه ُد أَ ْن الَ إِل وَ إِالَ اّهللُ َوأَ ْش َه ُد أ َّ‬
‫َن‬ ‫ِ‬ ‫وم ن يُّ ْ ِ‬
‫ض ل ْل فَ الَ َى اد َ‬ ‫ََ ْ‬
‫ص ِّل َو َس لِّ ْم َوب اَ ِرْك َعل َى َس يِّ ِدناَ‬ ‫ُُمَ َّم ًدا َعْب ُدهُ َوَر ُس ْولُوُ‪ .‬اَللّ ُه َّم َ‬
‫لديْ ِن‪..‬‬ ‫ان إِىل ي وِم اّ ِ‬ ‫ُُمَ َّم ٍد وعلى آلِِو وأَصحابِِو ومن تَبِعهم بِِإحس ٍ‬
‫َ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ ُ ْ ْ َ َ َْ‬
‫اض ُرْو َن أ َْو ِصْي ُك ْم َونَ ْف ِس ْى بِتَ ْق َوى اهللِ‪ ،‬فَ َق ْد‬ ‫اْل ِ‬
‫‪ .‬أ ََّما بَ ْع ُد فَيَآأَيُّ َها َْ‬
‫الز ِاد التَّ ْق َوى‪.‬‬
‫فَ َاز اْمل ْؤ ِمنُ ْو َن اْملتَّ ُق ْو َن‪َ ،‬وتَ َزَّو ُد ْوا فَِإ َّن َخْي َر َّ‬
‫ُ‬ ‫ُ‬
‫‪Sidang Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah‬‬
‫‪Melalui mimbar jum`at yang mulia ini, saya selaku‬‬
‫‪khatib mengajak kepada kita semua untuk berupaya‬‬

‫| ‪75‬‬
semaksimal mungkin menjadikan diri kita selalu dekat
kepada Allah Swt dengan selalu meningkatkan kualitas dan
kuantitas ibadah dan amal shalih kita. Hal ini dalam rangka
meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt
dengan jalan mentaati semua perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya.

Hadirin Sidang Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah


Bagi umat manusia hutan merupakan jantungnya
paru-paru dunia. Oleh sebab itu, sudah seharusnya manusia
memelihara dan melestarikan hutan dengan sebaik-baiknya,
baik hutan konservasi, hutan lindung, dan hutan produksi.
Jangan sampai paru-paru dunia ini tercemar atau habis
dibabat dan dibakar untuk kepentingan sesaat.
Di sinilah, hutan sangatlah penting dan berguna bagi
kehidupan manusia baik di masa lampau, sekarang maupun
di masa yang akan datang. Jika di masa lampau, hutan
digunakan untuk mencari makanan dan berburu dengan
maksud manusia pada zaman dahulu bisa bertahan hidup.
Namun, pada zaman sekarang hutan diambil hasilnya seperti
kayu, kulit pohon, getah, daun dan sebagainya digunakan
sebagai sumber daya untuk diolah ataupun diproduksi agar
menjadi produk yang lebih berkwalitas, kreatif, dan inovatif
demi memenuhi keinginan manusia. Akan tetapi, jika
penggunaan sumber daya alam hutan dilakukan secara
sembarangan, maka sumber daya alam hutan akan semakin
menipis akibat ulah manusia itu sendiri.
76 |
Akibat dari pengambilan hasil hutan yang secara
besar-besaran mengakibatkan banyak masalah, karena tidak
disertai dengan pelestarian dan perkembangbiakan
tumbuhan dan juga karena adanya ketidakseimbangan
antara sumber daya yang tersedia dengan kebutuhan
manusia yang terus meningkat.
Dewasa ini penurunan yang drastis terjadi terhadap
kualitas lingkungan akibat kerusakan habitat mahkluk hidup
oleh aktivitas manusia. Penurunan kualitas lingkungan
tersebut ternyata sangat sulit dihindari karena kebutuhan
lahan yang terus meningkat untuk memenuhi berbagai
kebutuhan hidup manusia.

Hadirin Sidang Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah


Kerusakan atau degradasi hutan saat ini akibat
kebakaran hutan, baik di sengaja dibakar oleh manusia
untuk pembukaan lahan baru atau akibat lainnya.
Pembakaran hutan dilakukan karena sifat manusia yang
rakus dan tidak pernah puas berdampak pada aspek
kesehatan dan lain sebagainya.
Sayangnya manusia tidak pernah jera dan mau
mengambil pelajaran di balik kerusakan alam yang terjadi.
Mereka buta dan tuli terhadap tanda-tanda yang dihadirkan
oleh alam sebagai bentuk perlawanan mereka terhadap
perilaku manusia yang rakus dalam mengesploitasi alam.
Buktinya hampir tiap kali ada bencana seperti longsor, banjir,

77 |
dan lain sebagainya akrab mengancam kehidupan manusia
akibat ulahnya sendiri dalam pengeksploitasian hutan.
Islam menekankan umatnya untuk menjaga
kelestarian lingkungan dan berlaku arif terhadap alam.
Dalam al-Qur‟an ditegaskan bahwa menjadi khalifah di muka
bumi ini tidak untuk melakukan perusakan dan pertumpahan
darah. Tetapi untuk membangun kehidupan yang damai,
sejahtera, dan penuh keadilan.
Dengan demikian, manusia yang melakukan
kerusakan di muka bumi ini secara otomatis mencoreng
atribut manusia sebagai khalifah.

         

        

          


“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para
Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan
seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata:
"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi
itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui" (QS. al-
Baqarah: 30)

78 |
Karena, walaupun alam diciptakan untuk
kepentingan manusia, tetapi tidak diperkenankan
menggunakannya secara semena-mena. Kemudian bagi
perusak lingkungan termasuk ingkar (kafir) terhadap
kebesaran Allah. Dalam surat Shad ayat 27, Allah berfirman;

        

         


”Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa
yang ada antara keduanya tanpa hikmah. yang demikian
itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah
orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka”
(QS. Shad: 27)

Akibat kerusakan hutan yang terjadi perlu adanya


upaya dalam pelestarian hutan dan lingkungan sektarnya.
Upaya nyata yang perlu dilakukan untuk menghindari
bencana yang terjadi antara lain dengan menggunakan
kayu/hasil hutan secara efisien, mengembangkan sumber
daya alam hutan baru (hutan buatan) dan aman, mencegah
terjadinya kebakaran dan penggundulan hutan atau
penebangan pohon secara besar-besaran, menanam
pepohonan baru/reboisasi.
Upaya dalam penyelamatan lingkungan hutan tidak
hanya dilakukan oleh pemerintah, tapi semua golongan baik
masyarakat yang kaya maupun miskin.

79 |
‫آن الْ َع ِظْي ِم‪َ ،‬ونَ َف َع ِ ِْن َوإِيَّا ُك ْم ِِبَا فِْي ِو ِم َن‬
‫بارَك اهلل ِِل ولَ ُكم ِِف الْ ُقر ِ‬
‫ْ‬ ‫ََ ُ ْ َ ْ‬
‫اْلَ ِكْي ِم َوتَ َقبَّ َل اهللُ ِم ِّ ِْن َوِمْن ُك ْم تِالََوتَوُ إِنَّوُ ُى َو‬ ‫ات َو ِّ‬
‫الذ ْك ِر ْ‬ ‫اْآلي ِ‬
‫َ‬
‫ِ‬ ‫الس ِميع الْعلِيم‪ .‬أَقُو ُل قَوِِل ى َذا وأ ِ‬
‫ِل َولَ ُك ْم‬‫َستَ ْغف ُر اهللَ الْ َعظْي َم ِ ْ‬ ‫َّ ْ ُ َ ْ ُ ْ ْ ْ َ َ ْ‬
‫استَ ْغ ِف ُرْوهُ‪ ،‬إِنَّوُ ُى َو الْغَ ُف ْوُر‬ ‫ْي ِم ْن ُك ِّل َذنْ ٍ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ ِ‬
‫ب‪ .‬فَ ْ‬ ‫َول َسائ ِر الْ ُم ْسلم ْ َ‬
‫الرِحْي ُم‪.‬‬
‫َّ‬

‫| ‪80‬‬
‫‪KHUTBAH KEDUA‬‬

‫‪1‬‬
‫[‬

‫َّه َار َخلِ َفةً لِ َم ْن اََر َاد اَ ْن يَ َّذ َّكَر‬ ‫ِ‬


‫اَ ْْلَ ْم ُد هلل الَّذي َج َع َل اللَّْي َل َوالن َ‬
‫ِ ِ‬
‫ك لَوُ‪َ .‬واَ ْش َه ُد‬ ‫اَْواََر َاد ُش ُك ًورا‪ .‬اَ ْش َه ُد اَ ْن الَالَوَ االَّ اهللُ َو ْح َدهُ الَ َش ِريْ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫اَ َّن ُُمَ َّم ًدا َعْب ُدهُ َوَر ُسولُوُ‪ ,‬اَْر َسلَوُ ا َىل الْ َعالَم ْ َ‬
‫ْي‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ب ِشي راونَ ِذي را‪,‬و ِسر ِ‬
‫ك‬ ‫ص ِّل َعلَى َعْبد َك َوَر ُسول َ‬ ‫اج ُامنْي ًرا‪ ,‬اَللَّ ُه َّم َ‬ ‫َ ْ ً َ ًْ َ َ ً‬
‫ُُم َّم ٍد وعلَى اَلِِو و ِ ِ‬
‫ْي‪,‬‬ ‫ص ْحبِو اَ ْْجَع ْ َ‬‫ََ‬ ‫َ ََ‬
‫اض ُرْو َن‪ ,‬اِتَّ ُقوااهللَ َح َّق تُ َقاتِِو َوالَََتُوتُ َّن اِالَّ َواَنْتُ ْم‬‫اْل ِ‬
‫اََّمابَ ْع ُد‪ ,‬اَيُّ َها َْ‬
‫ْجي عا والَتَ َفَّرقُواواذْ ُكرو نِعمةَاهللِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫َ ُ َْ‬ ‫ُم ْسل ُمو َن‪َ .‬و ْاعتَص ُمواِبَْب ِل اهلل َ ْ ً َ‬
‫اُمَ َّم ٍد‪َ ,‬و ْ‬
‫اْلَ ْم ُد‬ ‫اُمَ َّم ٍد َو َعلَى اَلِِو َسيِّ ِدنَ ُ‬
‫ىسيِّ ِدنَ ُ‬
‫ص ِّل َعلَ َ‬‫َعلَْي ُك ْم‪.‬اَللَّ ُه َّم َ‬
‫ات‬ ‫ب الْعالَ ِمْي‪ .‬اَللَّه َّم ا ْغ ِفر لِْلمسلِ ِمْي والْمسلِم ِ‬ ‫ِّ‬ ‫ر‬ ‫هللِ‬
‫َ ُْ َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ ُْ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ات اَْالَحي ِاء ِمن هم و ْاالَمو ِ ِ‬ ‫ؤمنَ ِ‬‫ؤمنِْي والْم ِ‬ ‫والْم ِ‬
‫ك َعلَى ُك ِّل‬ ‫ات‪ ,‬انَّ َ‬ ‫ْ َ ْ ُ ْ َ َْ‬ ‫َ ُ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ ُ‬
‫اخ ُذ ْل ِم ْن َخ َذ َل‬ ‫َشي ٍئ قَ ِدير‪ .‬اَللَّه َّم انْ ِ‬
‫صَرالدِّيْ َن َو ْ‬ ‫ص ْر م ْن نَ َ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫| ‪81‬‬
‫وب‬ ‫ك اِ َىل ي وِم الدِّيْن‪.‬اَللَّه َّم يام َقلِّب الْ َقلَ ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِِ‬
‫َ ُ َُ َ‬ ‫ْي‪َ ,‬واَ ْع َل َكل َمت َ َ ْ‬ ‫الْ ُم ْسلم ْ َ‬
‫ثَبِّت قُلُوب ناعلَى ِدينِك‪ ,‬اَللَّه َّم افْ تح قُلُوب نا َك ُفت ِ ِ‬
‫ْي َونَ ِّو‬ ‫وح الْ َعا ِرف ْ َ‬ ‫َ ُ َ ْ ََ ُ‬ ‫ْ ََ َ‬
‫ك تَ ْعلَ ُم ِسِّرى َو َعلَى نِيَِِّت فَاقْبِ ْل‬ ‫ِ‬ ‫ِِ ِ ِ‬
‫ْي‪ .‬اَللّ ُه َّم انَّ َ‬ ‫قُلُوبَنَا ِب َدايَة الْيَق ْ َ‬
‫ِ‬ ‫مع ُذو ر ِ‬
‫ك تَ ْعلَ ُم َم ِاِف‬ ‫اج ِاِت َو ْاع ِط ِِن ُس َؤِِل فَانَّ َ‬ ‫َ َ‬ ‫ح‬ ‫ض‬‫ِ‬ ‫ق‬
‫ْ‬ ‫ا‬
‫و‬ ‫ات‬
‫َْ ْ َ َ‬
‫ك َعلَى ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ِديْ ُر‪.‬‬ ‫ن ْف ِسي ِِف الدِّي ِن والدُّنْيا واْ ِ ِ‬
‫الخَرةِ انَّ َ‬ ‫ْ َ َ َ‬ ‫َ‬
‫اض َوالْطَّا عُ ْو ِن َو َّ‬
‫الريْ ِح‬ ‫اَللّ ُه َّم ْادفَ ْع َعنَّا ِم َن الْبَآلَِء َوالْ َوبآَ ِء َواْالَ ْمَر ِ‬
‫ان‬‫س والشَّيطَ ِ‬ ‫َت ِْ ِ‬
‫اْل ِّن َواْالنْ ِ َ ْ‬ ‫السْي ِل الْم ِاء والدَِّم وفِ َ ِ‬ ‫و َّ ِ ِ‬
‫الزلَْزلَة َوالْبَ ْرق َو َّ َ َ َ‬ ‫َ‬
‫ك َعلى ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ِديْ ٍر‪ .‬اَللّ ُه َّم‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫و َِ‬
‫ْجْي ِع الْ َف ْخ َشآء َوالْ ُمْن َك ِر انَّ َ‬ ‫َ‬
‫اج َع ْل ى َذا الْبَ لَ ًد اِنْ ُد ْونِْي ِس َى اِ ْس َال ْم اَِمنًا َو ْارُز ْق اَ ْىلَوُ ِرْزقًا‬ ‫ب ْ‬ ‫َر ِّ‬
‫صا ِر َوالْ ُم َها‬ ‫ْي اْالَنْ َ‬ ‫ف بَْي نَ ُه ْم َك َما اَلَّ ْف َ‬
‫ت بَ ْ َ‬ ‫طَيِّبًا َح َسنًا‪ .‬اَللّ ُه َّم اَلِّ ْ‬
‫ب‬ ‫ِج ِريْ َن اََِّّنَااَْم ُر ُه اِ َذا اََر َاد َشْيأً اَ ْن يَ ُق ْو َل لَوُ ُك ْن فَيَ ُك ْو َن َر ِّ‬
‫ِ ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ا ْشرحلِ‬
‫احلُ ْل عُ ْق َدةً م ْن ل َسان يَ ْف َقوُ‬ ‫ِل اَْم ِر ْي َو ْ‬ ‫ِ‬
‫ر‬
‫َ ْْ‬ ‫س‬
‫ِّ‬ ‫ي‬
‫َ‬‫و‬ ‫ي‬
‫ْ‬ ‫ر‬ ‫د‬
‫ْ‬ ‫ص‬
‫َ‬ ‫ي‬
‫َْ ْ‬
‫اْلم ُد هللِ ر ِّ ِ‬
‫ْي‪.‬‬ ‫ب الْ َعالَم ْ َ‬ ‫َ‬ ‫‪.‬و َْ ْ‬ ‫قَ ْوِ ْ‬
‫ِل َ‬

‫| ‪82‬‬
‫ان َواِيْتَ ِاء ِذى الْ ُق ْرََب‬ ‫االحس ِ‬‫ِ ِ ِ‬ ‫ِ ِ ِ‬
‫عبَ َاداهلل ا َّن اهللَ يَ ُأم ُر بالْ َع ْدل َو ْ ْ َ‬
‫َويَْن َهى َع ِن الْ َف ْح َش ِاء َوالْ ُمْن َك ِر َوالْبَغِى يَعِظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّك ُرو َن‬
‫َولَ ِذ ْك ُراهللِ اَ ْكبَ َر‪..‬‬

‫‪2‬‬

‫لى تَ ْوفِْي ِق ِو َواِ ْمتِنَانِِو‪.‬‬ ‫ع‬


‫َ‬ ‫و‬ ‫ل‬
‫َ‬
‫َ َ َْ َ ُ ُ َ‬‫ر‬ ‫ك‬
‫ْ‬ ‫الش‬
‫ُّ‬ ‫و‬ ‫اَ ْْلم ُد هللِ على اِحسانِِ‬
‫و‬ ‫َْ‬
‫ِ ِ‬
‫ك لَوُ َواَ ْش َه ُد اَ َّن‬ ‫َواَ ْش َه ُد اَ ْن الَ الَوَ االَّ اهللُ َواهللُ َو ْح َدهُ الَ َش ِريْ َ‬
‫ص ِّل‬ ‫َّاعى اِىل ِر ْ ِِ‬ ‫سيِّ َدنَا ُُم َّم ًدا عب ُده ورسولُو الد ِ‬
‫الله َّم َ‬ ‫ض َوانو‪ُ .‬‬ ‫َ‬ ‫َ َْ ُ َ َ ُ ْ ُ‬ ‫َ‬
‫ص َحابِِو َو َسلِّ ْم تَ ْسلِْي ًما كِ ْثي ًرا اََّما‬ ‫ِِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬
‫َعلَى َسيِّدنَا ُُمَ َّمد ِو َعلَى اَلو َواَ ْ‬
‫بَ ْع ُد‬
‫َّاس اِتَّ ُقوااهللَ فِْي َما اََمَر َوانْتَ ُه ْوا َع َّما نَ َهى َو ْاعلَ ُم ْوا اَ َّن‬
‫فَياَ اَيُّ َها الن ُ‬
‫ال‬‫اهللّ اََمَرُك ْم بِاَْم ٍر بَ َدأَ فِْي ِو بِنَ ْف ِس ِو َوثَ ََن ِِبَآل ئِ َكتِ ِو بِ ُق ْد ِس ِو َوقَ َ‬
‫لى النَِِّب يآ اَيُّ َها الَّ ِذيْ َن َآمنُ ْوا‬ ‫ع‬ ‫ن‬
‫َ‬ ‫و‬ ‫صلُّ‬ ‫ي‬ ‫و‬‫َ‬‫ت‬‫ك‬‫َ‬ ‫تَعاَ َىل اِ َّن اهلل ومآل ئِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫َ ََ‬
‫صلَّى‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ص ِّل َعلَى َسيِّدنَا ُُمَ َّمد َ‬ ‫صلُّ ْوا َعلَْيو َو َسلِّ ُم ْوا تَ ْسلْي ًما‪ُ .‬‬
‫الله َّم َ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫ٍ‬ ‫اهلل علَي ِو وسلِّم وعلَى ِ ِ‬
‫ك‬ ‫ك َوُر ُسل َ‬ ‫آل َسيِّدناَ ُُمَ َّمد َو َعلَى اَنْبِيآئِ َ‬ ‫ُ َْ َ َ ْ ََ‬

‫| ‪83‬‬
‫الر ِاش ِديْ َن اََِب‬ ‫ض اللّ ُه َّم َع ِن اْخلُلَ َف ِاء َّ‬ ‫ْي َو ْار َ‬
‫ِ ِ‬
‫َوَمآلئ َكة اْملَُقَّربِ ْ َ‬
‫ْي َوتَابِعِي‬ ‫ِ‬ ‫ب ْك ٍروعمروعثْمان وعلِى وعن ب ِقيَّ ِة َّ ِ‬
‫الص َحابَة َوالتَّابِع ْ َ‬ ‫َ َ َُ َ ُ َ َ َ َ َ ْ َ‬
‫ان اِلَىي وِ‬ ‫ِ ٍ‬
‫ك يَا‬ ‫ض َعنَّا َم َع ُه ْم بَِر ْْحَتِ َ‬ ‫ْي ََلُ ْم بِا ْح َس َ ْ ْ َ ْ َ‬
‫ار‬ ‫و‬ ‫ِ‬
‫ن‬ ‫ِّي‬
‫الد‬ ‫م‬ ‫ِ‬
‫التَّابِع ْ َ‬
‫ْي‬ ‫اَرحم َّ ِِ‬
‫الراْح ْ َ‬ ‫ََْ‬
‫ِ ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ ِِ‬
‫ْي َواْملُ ْسل َمات اَالَ ْحيآءُ‬ ‫ْي َواْملُْؤمنَات َواْملُ ْسلم ْ َ‬ ‫لله َّم ا ْغف ْر ل ْل ُم ْؤمن ْ َ‬ ‫اَ ُ‬
‫ْي َوأ َِذ َّل الش ِّْرَك‬ ‫ِِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫الله َّم اَعَّز اْال ْسالَ َم َواْملُ ْسلم ْ َ‬ ‫مْن ُه ْم َواْالَ ْم َوات ُ‬
‫صَر الدِّيْ َن‬ ‫َ‬‫ن‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ر‬ ‫ص‬ ‫ْ‬‫ن‬‫ا‬‫و‬ ‫ة‬
‫َ‬ ‫ي‬
‫َّ‬ ‫واْمل ْش ِركِْي وانْصر ِعباد َك اْملو ِّح ِ‬
‫د‬
‫َ ُْ َ ْ َ‬ ‫َ ُ ْ َ َ ُ ْ َ َ َُ‬
‫ِ‬ ‫ِِ‬
‫ك‬ ‫ْي َو َد ِّم ْر اَ ْع َداءَالدِّيْ ِن َو ْاع ِل َكل َماتِ َ‬ ‫اخ ُذ ْل َم ْن َخ َذ َل اْملُ ْسلم ْ َ‬ ‫َو ْ‬
‫الزالَ ِزَل َواْملِ َح َن‬ ‫الله َّم ْادفَ ْع َعنَّا اْلبَالَءَ َواْ َلوبَاءَ َو َّ‬ ‫ا َىل يَ ْوَم الدِّيْ ِن‪ُ .‬‬
‫ِ‬
‫َو ُس ْوءَ اْ ِلفْت نَ ِة َواْملِ َح َن َما ظَ َهَر ِمْن َها َوَما بَطَ َن َع ْن بَلَ ِدنَا‬
‫ب‬ ‫عآمةً يَا َر َّ‬ ‫ْي َّ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫خآصةً َو َسائ ِر اْلبُ ْل َدان اْملُ ْسلم ْ َ‬ ‫َّ‬ ‫اِنْ ُدونِْي ِسيَّا‬
‫آلخَرةِ َح َسنَةً َوقِنَا‬ ‫اْلعالَ ِمْي‪ .‬ربَّنَا آتِناَ ِِف الدُّنْيا حسنَةً وِِف اْ ِ‬
‫َ ََ َ‬ ‫َ َْ َ‬
‫اب النَّا ِر‪َ .‬ربَّنَا ظَلَ ْمنَا اَنْ ُف َسنَ َاواِ ْن َِلْ تَ ْغ ِف ْر لَنَا َوتَ ْر َْحْنَا لَنَ ُك ْونَ َّن‬ ‫َع َذ َ‬
‫ان وإِي ِ‬ ‫ِ ِ ِ‬ ‫ِ ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫تآء‬ ‫م َن اْخلَاس ِريْ َن‪ .‬عبَ َاداهلل ! ا َّن اهللَ يَأْ ُم ُرنَا بِاْ َلع ْدل َواْال ْح َس َ ْ‬
‫شآء َواْملْن َك ِر َواْلبَ ْغي يَعِظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم‬ ‫ِذى اْل ُقرَب وي ْن هى ع ِن اْل َفح ِ‬
‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ْ َ ََ َ َ‬

‫| ‪84‬‬
‫لى نِ َع ِم ِو يَِزْد ُك ْم‬
‫َوا ْش ُك ُرْوهُ َع َ‬ ‫تَ َذ َّك ُرْو َن َواذْ ُك ُروااهللَ اْ َلع ِظْي َم يَ ْذ ُك ْرُك ْم‬
‫َولَ ِذ ْك ُر اهللِ اَ ْكبَ ْر‬

‫‪3‬‬

‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫اَ ْْلم ُد هللِ الَّ ِذى اَمرنَا بِ ِّ ِ ِ ِ‬


‫ْي‪.‬‬ ‫ص ِام ِبَْب ِل اهلل الْ َمت ْ َ‬ ‫االِّتَاد َواْال ْعت َ‬ ‫ََ‬ ‫َْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ك لَوُ ايَّاهُ نَ ْعبُ ُد َوايَّاهُ‬ ‫اَ ْش َه ُد اَ ْن الَِّ الوَِ االَّ هللُ َو ْح َدهُ الَ َش ِريْ َ‬
‫ث َر ْْحَةً‬ ‫ْي‪َ ,‬واَ ْش َه ُد اَ َّن ُُمَ ّم ًد َعْب ُدهُ َوَر ُس ْولُوُ الْ َمْب عُ ْو ُ‬ ‫ِ‬
‫نَ ْستَع ْ َ‬
‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َوبَا ِرْك علَى َسيِّ ِدنَا ُُمَ َّم ٍد َو َعلَى الِِو‬ ‫له َّم َ‬‫ْي‪ .‬اَلّ ُ‬
‫ِ‬
‫لِّْل َعالَم ْ َ‬
‫ب‬ ‫اىل َر َّ‬ ‫َّق اهللَ تَ َع َ‬ ‫ت‬‫واَصحابِِو اَ ْْجعِْي‪ .‬اََّما ب عد ‪ :‬فَيا ِعباداهلل اِ‬
‫ُ‬ ‫َْ ُ َ َ َ‬ ‫َ َْ‬ ‫َ َْ‬
‫اهلل‬ ‫َّ‬
‫ن‬ ‫َ‬‫ا‬ ‫ا‬
‫و‬ ‫م‬ ‫َ‬‫ل‬ ‫اع‬
‫ْ‬ ‫و‬ ‫‪.‬‬ ‫ِ‬
‫ْي‬
‫ْ‬ ‫ِ‬
‫ر‬ ‫ك‬
‫َ‬ ‫ل‬
‫ْ‬ ‫ا‬ ‫الْعاِل ِِين‪ .‬وسا ِرعو اِىل م ْغ ِفرةِ اهللِ‬
‫َ‬ ‫َ ُْ‬ ‫َ َ‬ ‫َ َ ْ َ َ َ ُْ‬
‫ُسْب َحانَوُ َوتَ َعلَى بَ َدأَ فِْي ِو بِنَ ْف ِس ِو َوثَ ََّن ِِبَالَئِ َكتِ ِو الْ ُم َسبِّ َح ِة بِ ُق ْد ِس ِو‬
‫ِ ِِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫صلُّ ْو َن َعلَى النَِِّب‬ ‫اىل ِِف كتَابِو الْ َع ِزيْز‪ .‬ا َّن اهللَ َوَمالَئ َكتو يُ َ‬ ‫فَ َق َ‬
‫له َّم ا ْغ ِف ْر‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫صلُّ ْوا َعلَْيو َو َسلِّ ُم ْوا تَ ْسلْي ًما‪.‬اَلّ ُ‬
‫ِ‬
‫يَااَيُّ َها الَّذيْ َن اََمنُ ْوا َ‬
‫ات اَالْ ْحيَ ِاء ِمْن ُه ُم‬ ‫ات والْم ْؤِمنِْي والْم ْؤِمنَ ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫ْي َوالْ ُم ْسل َم َ ُ ْ َ َ ُ‬
‫ِ ِِ‬
‫ل ْل ُم ْسلم ْ َ‬
‫ات َربَّنَا اتِنَا ِِف الدُّنْيَا‬ ‫َّعو ِ‬ ‫ك ََِسيع قَ ِريب ُِّ‬ ‫َّ‬ ‫ات اِ‬ ‫اْالَمو ِ‬
‫ب الد َْ‬ ‫ي‬‫ُّم‬
‫ٌْ ْ ٌ ْ ُ‬ ‫َ‬ ‫ن‬ ‫َْ‬
‫| ‪85‬‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫اب النَّا ِر‪ .‬عبَ َاداهلل‪ ,‬ا َّن اهللَ‬ ‫َح َسنَةً َوِِف اْالَخَرةِ َح َسنَوً َّوقنَا َع َذ َ‬
‫يَأْ ُم ُر بِالْ َع ْد ِل َوالْ ِِ ْح َسا َن َواِيْتَا ِئ ِذى الْ ُق ْرََب َويَْن َهى َع ِن‬
‫اهلل‬ ‫ا‬
‫و‬ ‫ر‬ ‫ك‬‫ُ‬ ‫ْ‬‫ذ‬ ‫ا‬‫َ‬‫ف‬ ‫‪.‬‬ ‫ن‬‫َ‬ ‫و‬ ‫ر‬ ‫َّ‬
‫ك‬ ‫ذ‬
‫َ‬ ‫ت‬
‫َ‬ ‫م‬‫ك‬‫ُ‬ ‫َّ‬
‫ل‬ ‫ع‬‫َ‬‫ل‬ ‫م‬‫ك‬‫ُ‬ ‫ُ‬‫ظ‬ ‫الْ َفخ َش ِاء والْمْن َكر والْب ْغي يعِ‬
‫ُْ َ‬ ‫ْ َ ُ ْ َ َ َ ْ َ ْ ُْ‬
‫اهلل‬ ‫و‬ ‫ر‬ ‫ب‬ ‫ك‬‫ْ‬ ‫ا‬
‫َ‬ ‫اهلل‬
‫ر‬ ‫ك‬‫ْ‬ ‫ضلِ ِو ي ع ِط ُكم ولَ ِ‬
‫ذ‬ ‫ْ‬ ‫ف‬
‫َ‬ ‫ن‬ ‫الْع ِظيم ي ْذ ُكرُكم واسئ لُوه ِ‬
‫م‬
‫ُ ْ َ ُ َ ََ َ ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ ْ َ َ ْ ْ َ َْ ُْ ْ‬
‫صنَ عُ ْو َن اَقِْي ُموا َّ‬
‫الصلوةَ‪.‬‬ ‫يَ ْعلَ ُم َما يَ ْ‬

‫| ‪86‬‬

Anda mungkin juga menyukai