Anda di halaman 1dari 87

1

2 3
TUTUR
ALAM

Kumpulan Ceramah Religi Kelestarian Lingkungan


(Agama Islam)

4 5
KATA PENGANTAR

Kita bisa memperkuat keyakinan bahwa ada tiga permasalahan Kami menyadari bahwa penyusunan buku ini masih belum
besar yang tengah menghadang dunia dan Indonesia dalam konteks sempurna. Apabila terdapat kesalahan dalam buku ini, atau
lingkungan hidup, yaitu perubahan iklim yang mengancam terdapat masukan dan saran konstruktif dari publik, akan menjadi
keseimbangan ekosistem, kehilangan keanekaragaman hayati bahan untuk perbaikan dan pengkayaan buku ini.
yang berharga, dan polusi yang merusak alam yang kita cintai. Mari bersama-sama merespons panggilan ini dengan tindakan
Inilah tantangan nyata yang mengharuskan kita untuk bertindak. nyata. Mari bersama-sama menjaga alam yang kita warisi untuk
Buku ini adalah hasil kerja keras dan kolaborasi dalam rangka generasi mendatang. Mari bersama-sama menjadikan lingkungan
kepedulian akan masa depan bumi. Buku ini berisi materi-materi hidup dan kehutanan sebagai prioritas kita bersama.
ceramah agama. Kami percaya bahwa agama adalah sumber
inspirasi yang kuat, dan nilai-nilai agama adalah panduan berharga
dalam menjaga dan merawat alam yang telah diberikan kepada Salam hormat,
kita sebagai anugerah.
Melalui buku ini, kami berharap dapat membangkitkan Penyusun
kesadaran dan kepedulian masyarakat Indonesia terhadap
tantangan lingkungan hidup dan kehutanan yang semakin
mendesak. Kami berharap pesan-pesan yang terkandung dalam
buku ini akan menginspirasi dan memotivasi kita semua untuk
berperan aktif dalam upaya membangun kualitas lingkungan
hidup dan kehutanan yang lebih baik dengan semangat religi yang
kita miliki.

6 7
TIM PENYUSUN DAFTAR ISI

Pengarah
Menteri LHK
Sekretaris Jenderal KLHK
Kepala Biro Humas KLHK

PENYUSUN NASKAH

Ceramah Islam
Koordinator: Drs. Sayid Muhadar, M.Si.
Wakil: M. Taufiqurrahman, S.Hut, M.Si.
Anggota:
Ir. Sinta Saptarina Soemiarno, M.Sc.
Ir. Achmad Gunawan Widjaksono, M.A.S.
Saiful Lathif, M.Si.
Hasnawir, S.Hut., M.Sc., Ph.D.
Habibi, S.hut., M.M.
Muamar, S.H., M.M.
Junediyono, S.Hut., M.Si.
Durahman, S.Sos., M.M.

Tim Kreatif
Koordinator:
Nuke Mutikania, S.T., M.Si.
Anggota:
Ubaidillah Syohih, S.Hut., M.A.P, M.IDS.
Simon Onggo Eko Hastomo, S.Hut.
Momon Supriyanto, S.Sn.
Pandu Aditya Affandi, S.Kom., M.H.
Irfan Mudofar, S.Hut, M.A,M.A.P

10 Ceramah Islam
170 Ceramah Katolik
330 Ceramah Kristen
418 Ceramah Hindu
460 Ceramah Buddha

8 9
CERAMAH ISLAM

10 11
CERAMAH ISLAM

DAKWAH DAN
LINGKUNGAN HIDUP
Tim Penyusun Naskah Khotbah Islam KLHK

َ‫ق ِفى ُك ِّل اُ ُم ٍر أَ ْشهَ ُد اَ ْن الَ اِ ٰلهَ اِالَّ هللا ُ َوحْ َدهُ ال‬ ِّ ‫اع ْال َح‬
ِ َ‫ال َحم ُد هللِ الَّ ِذى اَ َم َرنا َ بِاتِّب‬
ٰ
‫ص ِّل‬َ ‫ك لَهُ َواَ ْشهَ ُد اَ َّن َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ َشهَا َدةً َع ْب ٍد َش ُكوْ ِر اَللّهُ َّم‬ َ ‫َش ِر ْي‬
‫صحْ بِ ِه عَل َى َم َمرِّ ال ُّدهُوْ ِر أَ َّما‬ َ ‫َلى الِه َو‬ ٰ ٰ ‫َلى هَذا النَّبِي ال َك ِري ِْم ُم َح َّم ٍد َوع‬ ٰ ‫َو َسلِّ ْم ع‬
َ‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُموْ تُ َّن اِالَّ َواَ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُموْ ن‬َّ ‫ فَيَا ِعبَا َد هللاِ إِتَّقُوْ ا هللاَ َح‬- ‫بَ ْع ُد‬
Hadirin rahimakumullāh, sidang jum’at yang berbahagia.
Pertama-tama marilah kita senantiasa memanjatkan puji syukur
kepada Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬yang telah menghiasi dunia ini dengan
hutan dan pepohonan, tanaman dan mata air, satwa liar dan binatang
ternak, begitu juga Allāh anugrahkan kekayaan bumi serta isinya
yang membuat manusia beserta makhluk lain nya dapat hidup dan
saling mengasihi, karena sebaik-baik manusia adalah yang paling
banyak memberi manfaat kepada manusia lainnya
ِ ‫قَا َل َرسُو ُل هللاِ صلى هللا عليه وسلم‏‏ الر‬
‫َّاح ُمونَ يَرْ َح ُمهُ ُم الرَّحْ َم ُن ارْ َح ُموا َم ْن‬
ِ ْ‫فِي األَر‬
‫ رواه الترمذي‬-‫ض يَرْ َح ْم ُك ْم َم ْن فِي ال َّس َما ِء‏‬
Rasulullāh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda: “Orang – orang yang penuh
kasih sayang (di muka bumi) akan disayangi oleh Allāh yang maha
Penyayang. Kasihanilah makhluk yang di bumi, maka kalian akan
dikasihani yang di langit.” – H.R. Tirmidzi.
Dalam hadits lain Rasulullāh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya
bagi manusia lainnya.”
Shalawat dan salam semoga tercurah atas junjungan Nabi

12 13
Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬beserta sahabat dan keluarganya yang Dalam beberapa kesempatan, beliau juga mengingatkan para
telah memberikan contoh dan teladan bagi kehidupan ummat sahabat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Jika
manusia menuju jalan cahaya yang terang benderang. lingkungan rusak, maka manusia juga yang akan menanggung
Kemudian marilah kita tingkatkan kualitas iman dan taqwa kita dampaknya. Karena bagaimana pun, manusia dan lingkungan
kepada Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬, sebagai upaya memperoleh kebahagiaan dengan segala aspeknya yang berbeda-beda itu saling terkait
yang abadi dan kebaikan yang hakiki di dunia dan akhirat. Amin dan saling membutuhkan. Sebagaimana firman Allāh dalam
ya Robbal ‘alamin. Al-Qur’an, Surat Ar-Rum (30): 41-42.

Hadirin rahimakumullāh, sidang jum’at yang berbahagia. ‫ْض ٱلَّ ِذى‬َ ‫اس لِيُ ِذيقَهُم بَع‬ ِ َّ‫ت أَ ْي ِدى ٱلن‬ ْ َ‫ظَهَ َر ْٱلفَ َسا ُد فِى ْٱلبَرِّ َو ْٱلبَحْ ِر بِ َما َك َسب‬
۟ ُ‫َع ِمل‬
َ‫وا لَ َعلَّهُ ْم يَرْ ِجعُون‬
Dalam semangat perjuangannya untuk membangun peradaban
manusia, umat Islam tetap memperhatikan lingkungan alam. ‫ُوا َك ْيفَ َكانَ َع ٰـقِبَةُ ٱلَّ ِذينَ ِمن قَ ْب ُل ۚ َكانَ أَ ْكثَ ُرهُم‬۟ ‫ُوا فِى ْٱلَرْ ض فَٱنظُر‬ ۟ ‫قُلْ ِسير‬
ِ
Dalam Al-Mausuah Al-Fiqhiyah dijelaskan: “(saat perang َ‫ر ِكين‬ ِ ‫ُّم ْش‬
berkecamuk) tidak boleh membunuh perempuan, anak-anak,
orang gila, membunuh orang tua, membunuh hewan kecuali untuk “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
dimakan dan menebang serta membakar pohon, dan membunuh perbuatan tangan manusia, supaya Allāh merasakan kepada
petani yang tidak ikut berperang. Dalam sebuah hadits Riwayat mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
Ahmad, Nabi ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda: “Barangsiapa membunuh kembali (ke jalan yang benar).”
anak kecil atau orang tua atau membakar pohon kurma atau “Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah
memotong pohon berbuah atau menyembelih kambing untuk bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. Kebanyakan
diambil kulitnya, maka ia tidak akan kembali dalam keadaan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan
dicukupkan rezekinya.” (Allāh)”. – Q.S. Ar-Rum (30): 41-42.
Dalam Riwayat lain, Rasulullāh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda: Dalam ayat ini diterangkan bahwa telah terjadi al-fasad di
ٌ‫ص َدقَة‬ daratan dan lautan. Al-Fasad adalah segala bentuk pelanggaran
َ ُ‫ت ال َعافِيَةُ ِم ْنهَا فَهُ َو لَه‬
ْ َ‫َم ْن أحْ يَا أرْ ضًا َم ْيتَةُ فَلَهُ فِيهَا أجْ ٌر َو َما أ َكل‬
atas sistem atau hukum yang dibuat Allāh, yang diterjemahkan
“Barang siapa menghidupkan tanah yang mati, maka baginya dengan “perusakan”. Perusakan itu dapat berupa pencemaran
pahala. Apa yang dimakan oleh binatang darinya, maka itu alam sehingga tidak layak lagi didiami, atau bahkan penghancuran
baginya pahala sedekah.” – H.R. An-Nasai, Ibnu Hibban dan alam sehingga tidak bisa lagi dimanfaatkan. Di daratan, misalnya,
Ahmad. degradasi hutan dan lahan serta punahnya flora dan fauna.
Hadirin rahimakumullāh, sidang jum’at yang berbahagia. Hadirin rahimakumullāh, sidang jum’at yang berbahagia.
Islam sebagai agama dakwah, mengajarkan manusia tentang Dalam salah satu hadits shahih, Rasulullāh ‫صلى هللا عليه وسلم‬
lingkungan yang bersih, indah dan sehat sebagai ciri masyarakat menjelskan kepada kita ruang lingkup keimanan,
beradab dan maju. Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬tidak melulu
mengajarkan ritual keagamaan.

14 15
‫زَا َد ُم ْسلِ ٌم أ ْعالهَا قَو ُل َل‬- ً‫ ُش ْعبَة‬- َ‫ان بِضْ ٌع َو َس ْبعُوْ نَ أو بِضْ ٌع َو ِستُّوْ ن‬
ُ ‫اإل ْي َم‬ ‫ب‬ِ ‫اَل َم ْفهُوْ ُم ال َشائِ ُع لِل َد ْع َو ِة إنَّهَا ُم َج َّر ُد ال َو ْع ِظ َو ْالر َشا ِد وإلقا ُء الخطي‬
‫ان‬ ْ
ِ ‫ب الي َم‬ ْ
ِ ‫ْق َوال َحيَا ُء ُش ْعبَةً ِم ْن ِش َع‬ َّ ْ
ِ ‫إلَهَ إلَّ هللاُ َوأ ْدنَاهَا إ َماطَةُ ال َذى ع َِن الط ِري‬ ‫ك و َمجالتُها‬ ٌ ‫أن حقيقةَ ال َّد ْع َو ِة قو ٌل وع ِم ٌل َوسُلو‬
َّ ‫ت فِي ال َم َساج ِد َم َع‬ َ ‫َو ْال ُم َحا‬
ِ ‫ض َرا‬
‫البخاري‬
ِ ‫ رواه الشيخان عن َد‬- ِ ‫ب َو ْالَ ْس َو‬
‫اق‬ ِ ‫ين َوال َم َكات‬
ِ ‫او‬
ِ ‫ت َوفي ال َد َو‬ ِ ‫س َوال َجا ِم َعا‬ ِ ‫ُمتَ َع ِد َدةٌ فِي ال َمد‬
ِ ‫َار‬
“Iman itu ada 60 lebih (atau 70 sekian) cabang. Iman yang paling ‫ف‬ ْ ‫اج ِد َواال ْبنِيَ ِة َوال َم َجا ِم ِع ْال ْخ َري علَي‬
ِ ‫اختِ َل‬ ِ ‫ضاف ِة إلَي ْال َم َس‬
َ ‫َاجر بِاال‬
ِ ‫َوالمت‬
utama adalah [ucapan] Laa ilaaha illAllāh dan yang paling ‫سلمي فِي ك ِّل‬ ْ ‫جيل ْال‬ ِ ‫ْق ْال‬ ْ ‫ار َد ْع َوةٌ إلي ت‬
ِ ‫َطبِي‬ ِ ‫ص‬ ِ ‫ْألوانِها وأغ َر‬
َ ِ‫اضهَا إنَّهَا بِ ْالخت‬
rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan, sedangkan ‫ب ال ُمجْ ت َم ِع ْال ُم ْسلِ ِم َعقِيْدةً و َش ِر ْي َعةً وأخالقًا – الشيخ أحمد محمد جمال‬ ِ ‫َج َوان‬
malu termasuk cabang dari iman.” – H.R. Bukhari dan Muslim.
“Konsep umum dakwah ialah membimbing, menyampaikan
Hadits nabi tersebut mempertegas bahwa jika kita mendapati dakwah, dan ceramah di masjid di mana hakikat dakwah adalah
kondisi lingkungan yang tidak aman dan tidak nyaman, karena ada perkataan, perbuatan, dan perilaku dengan tempat yang beragam,
gangguan , termasuk di dalamnya apa saja yang membahayakan meliputi sekolah, kampus, kantor, pasar, dan tempat lain dengan
ada di sekitar kita, maka segera harus kita perbaiki. Menciptakan berbagai macam tujuan di mana seorang muslim memiliki akidah,
lingkungan yang bersih dan sehat, aman dan nyaman, apakah hukum dan akhlak.” – Syaikh Ahmad Muhammad Jamal.
itu lingkungan sosial atau lingkungan alam adalah bagian dari
Adapun Menurut Syaikh Ali Mahfouzh dakwah adalah:
tuntutan dakwah Islam.
Hadirin rahimakumullāh, sidang jum’at yang berbahagia. ‫ف َوالنَ ْه ُي ع َِن ْال ُم ْن َك ِر‬ِ ْ‫اس علَي ْال َخي ِْر َوالهُدَي َو ْال ْم ُر بِ ْال َم ْعرُو‬ ِ َّ‫ث الن‬ ُّ ‫َح‬
Islam adalah agama dakwah yang bermaksud membawa
‫اج ِل َو ْالَ ِج ِل – الشيخ علي محفوظ‬ ِ ‫لِيُفُو ُزوْ ا بِ َس َعاد ِة ْال َع‬
keselamatan dan kemaslahatan hidup umat manusia secara “Mendorong orang untuk berbuat baik, membimbing,
keseluruhan baik duniawi dan ukhrawi. memerintahkan yang baik dan melarang apa yang salah, sehingga
mereka bisa mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.”
َ ‫َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي ْال ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ‬
‫اب النار‬
Sedangkan Muhammad Khidr Husain dalam bukunya “al-Dakwah
“Ya Tuhan kami, berilah kami di dunia dan minta di akhirat dan ilal Ishlah” mengatakan, dakwah adalah upaya untuk memotifasi
peliharalah kami dari siksa neraka.” – Q.S. Al-Baqarah (2):201. orang agar berbuat baik dan mengikuti jalan petunjuk, dan
Namun demikian semua itu terpulang kepada mereka jua, apakah melakukan amr ma’ruf nahi munkar dengan tujuan mendapatkan
akan memilih jalan yang membawa keselamatan dan kemaslahatan kesuksesan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.
hidup mereka atau memilih jalan lain. Terakhir menurut Nasrudin Latif, dakwah adalah setiap usaha
Hadirin rahimakumullāh, sidang jum’at yang berbahagia. aktifitas lisan maupun tulisan yang bersifat menyeru, mengajak,
memanggil manusia lainya untuk beriman dan menaati Allāh
Secara etimologi kata “dakwah” berakar kata da’a - yad’u-
‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬sesuai dengan garis-garis aqidah dan syariat serta
da’watan, (ً‫ ) َدعَا – يَ ْدعُو – َد ْع َوة‬yang artinya ”Mengajak” Atau
akhlak Islamiyah.
”Menyeru”. Sedangkan secara istilah, dakwah adalah:
Hadirin rahimakumullāh, sidang jum’at yang berbahagia.

16 17
Jika pengertian dakwah begitu luas, tidak hanya mencakup aspek seyogyanya kita mewariskan mata air bukan air mata.
ibadah mahdlah, tapi juga memuat aspek ibadah sosial, maka kita
dapat katakan bahwa lingkungan adalah juga merupakan bagian ِ ‫القرأن العظيم ونَفَ َعنَا َوإيَا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ ْاألَ يَا‬
‫ت‬ ِ ‫ك هللاُ ِلى َولَ ُك ْم في‬ َ ‫با َ َر‬
dari objek dakwah yang harus mendapat porsi yang tidak kurang َ ‫َوال ِّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم َوتَقَبَّ َل هللاُ ِمنَّا َو ِم ْن ُك ْم تِالَ َوتَهُ إِنَّهُ هُ َوال َّس ِم ْي ُع ْال َعلِ ْي ُم وت‬
‫َاب عَل ْينَا‬
besarnya dari porsi dakwah di bidang lain. ِ ‫َو َعلَي ُك ْم إنَّهُ هُ َو التَّ َوابُ الر‬
‫َّح ْي ُم‬
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup Khotbah Kedua
keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral,
serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam
َ‫ َوأَ ْشهَ ُد أَ ْن َل إِلَه‬، َ‫صالِ ِح ْين‬ َّ ‫ْال َح ْم ُد هللِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْينَ َولِ ِّي ال‬
lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti ِ‫أن نَبِيَّنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُد هللا‬ َّ ‫ َوأَ ْشهَ ُد‬، ُ‫ك لَه‬ َ ‫إِلَّ هللاُ َوحْ َدهُ َل َش ِر ْي‬
keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. ‫أ َّما بَ ْع ُد‬.‫صلَّى هللاُ َعلَ ْيهَ َو َعلَى آلِ ِه َوأَصْ َحابِ ِه َو َسلَّ َم‬ َ ‫ َو‬، ُ‫َو َرسُوْ لُه‬
Lingkungan juga dapat diartikan menjadi segala sesuatu yang ada َ‫ ثُ َّم ا ْعلَ ُموْ ا أَ َّن هللا‬،‫ فَهُ َو ِعصْ َمةُ أَ ْم ِر ُك ْم‬،‫فاتَّقوا هللاَ ِعبَا َد هللاِ وتم َّس ُكوْ ا بِ ِد ْينِ ُك ْم‬
di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan ،‫ َوثَنَّى بِ َم َلئِ َكتِ ِه ْال ُم َسبِّح ِة بِقُ ْد ِس ِه‬،‫ُس ْب َحانَهُ َوتَ َعالَى أَ َم َر ُك ْم بِأ َ ْم ٍر بَدَأَ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه‬
manusia. Allāh berfirman َ‫صلُّونَ َعلَى النَّبِ ِّي يا أَيُّهَا الَّ ِذين‬ َ ُ‫ إِ َّن للاَّ َ َو َمالئِ َكتَهُ ي‬:‫فَقَا َل تَ َعالَى ُم ْخبِرًا َوآ ِمرًا‬
‫ض َم َد ْد ٰنهَا َواَ ْلقَ ْينَا فِ ْيهَا َر َو ِس َى َواَ ْنبَ ْتنَا فِ ْيهَا ِم ْن ُكلِّ َسي ٍْئ َموْ ُزوْ ٍن‬ َ ْ‫َو ْاالَر‬ ً ‫وا تَ ْسلِيما‬ ْ ‫وا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُم‬ ْ ُّ‫صل‬
َ ‫وا‬ ْ ُ‫آ َمن‬
َ ِ‫َو َج َع ْلنَالَ ُك ْم فِ ْيهَا َم ٰعي‬
َ‫س َو َم ْن لَ ْستُ ْم لَهُ بِ ٰر ِزقِ ْين‬ 56:‫األحزاب‬
“Dan kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya
‫صلَّيْتَ َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم‬ َ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما‬ ِ ‫صلِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬ َ ‫اللَّهُ َّم‬
gunung-gunung dan kami tumbuhkan padanya segala sesuatu
yang menurut ukuran. Dan kami telah menjadikan untukmu di ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما بَا‬ ِ ‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬ ِ َ‫ َوب‬،‫آل إِ ْب َرا ِه ْي َم‬ ِ ‫َو َعلَى‬
bumi keperluan-keperluan hidup. Dan (Kami menciptakan pula) ‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ َ َّ‫ فِي ْال َعاْلَ ِم ْينَ إِن‬،‫آل إِ ْب َرا ِه ْي َم‬ ِ ‫َر ْكتَ َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى‬
makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rizeki ‫ ْالَحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم‬،‫ت‬ ِ ‫ َو ْال ُم ْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُم ْؤ ِمنَا‬،‫ت‬ ِ ‫اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما‬
kepadanya.” – Q.S. Al-Hijr (15): 19-20. ْ‫اللَّهُ َّم ا ْنصُر‬.‫ت‬ ِ ‫اض َي ْال َحا َجا‬ ِ َ‫ يَا ق‬،‫ت‬ ِ ‫ك َس ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ ال َّد َع َوا‬ َ َّ‫ إِن‬،‫ت‬ ِ ‫َو ْالَ ْم َوا‬
Untuk itu para hadirin sekalian, perlu kiranya kita tumbuhkan ‫اللَّهُ َّم ارْ فَ ْع َعنَّا ْالبَ َل َء َو ْال َوبَاْ َء َو ْالفَحْ َشا َء‬. َ‫اخ ُذلْ َم ْن َخ َذ َل ْال ُم ْسلِ ِم ْين‬ ْ ‫ص َر ال ِّد ْينَ َو‬ َ َ‫َم ْن ن‬
kesadaran mencintai alam serta lingkungan sekitar agar alam dan ‫ص َو ْال ُجنُوْ ِن َو ْال ُج َذ ْا ِم‬ ِ ‫ك ِمنَ ْالبَ َر‬ َ ِ‫ اللَّهُ َّم إِنَّا نَعُوْ ُذ ب‬. َ‫َو ْال ُم ْن َك َر َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَن‬
lingkungan dapat memberi apa yang kita butuhkan darinya secara ‫اللَّهُ َم اجْ َعلْ هَ َذا ْالبَلَ َد آ ِمنًا َسخَا ًء َرخَا ًء َوعَاْ َمةَ بِال ِد‬..‫َو ُكوْ رُوْ نَا َو َس ِّي ِء ْالَ ْسقَاْ ِم‬
berkesinambungan dan pada saat yang sama tetap lestari serta ‫ت بِ ِه ْال َمقَا ِد ْي ُر‬ ْ ‫ف بِنَا فِ ْي َما َج َر‬ ْ ُ‫ َو ْالط‬،‫ اللَّهُ َّم َدبِّرْ نَا فَإِنَّا َل نُحْ ِس ُن التَّ ْدبِ ْي َر‬. َ‫ْال ُم ْسلِ ِم ْين‬
terpelihara.
‫ان َو َل تَجْ َعلْ فِي قُلُوبِنَا ِغ ًّل لِلَّ ِذينَ آ َمنُوا‬ ِ ‫الي َم‬ ِ ْ ِ‫َربَّنَا ا ْغفِرْ لَنَا َو ِ ِل ْخ َوانِنَا الَّ ِذينَ َسبَقُونَا ب‬
Bila kita bertaubat kemudian diiringi dengan amal sholeh dalam َ ‫ َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي ْال ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ‬.‫وف َر ِحي ٌم‬
konteks ini yaitu memakmurkan dan memelihara alam, maka Insya
ِ َّ‫اب الن‬
‫ار‬ ٌ ‫ك َر ُء‬ َ َّ‫َربَّنَا إِن‬
‫ان َوإِ ْيتَا ِء ِذي ْالقُرْ بَى َويَ ْنهَى ع َِن‬ ْ
Allāh alam nan indah ini akan terjaga kelestariannya sehingga apa ِ ‫الحْ َس‬ ِ ْ ‫ إِ َّن هللاَ يَأ ُم ُر ُك ْم بِ ْال َع ْد ِل َو‬،ِ‫ِعبَا َد هللا‬
yang kita nikmati saat ini juga akan dinikmati oleh anak cucu kita ‫ فَ ْاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم‬، َ‫ يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ ن‬،‫ْالفَحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغ ِي‬
dikemudian hari karena alam nan indah ini adalah titipan anak ِّ‫ َو ْال َح ْم ُد ِ َّلِ َرب‬. َ‫ َوهللاُ يَ ْعلَ ُم َما تَ ْع َملُوْ ن‬،‫ َوا ْش ُكرُوْ هُ َعلَى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم‬،‫يَ ْذ ُكرْ ُك ْم‬
cucu kita bukan warisan dari nenek moyang. Oleh karena itu َْ
َ‫الصَّلة‬ ‫ َوأَقِ ِم‬. َ‫ْال َعالَ ِم ْين‬

18 19
CERAMAH ISLAM

ISLAM DAN KELESTARIAN


LINGKUNGAN HIDUP
Ahmad Junaedi, S.H. (Ditjen PSKL)

‫ُور أَ ْنفُ ِسنَا و ِم ْن‬ ِ ‫إِ َّن ْال َح ْم َد ِلِ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِعينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُرهُ َونَعُو ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشر‬
‫ى لَهُ َوأَ ْشهَ ُد أَ ْن‬ َ ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَالَ هَا ِد‬ ِ ‫ت أَ ْع َمالِنَا َم ْن يَ ْه ِد هللاُ فَالَ ُم‬ ِ ‫َسيِّئَا‬
ُ‫صالَة‬ َّ ‫ك لَهُ َوأَ ْشهَ ُد أَ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُولُهُ َوال‬ َ ‫الَ إِلَهَ إِالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي‬
.‫َوال َّسالَ ُم َعلَى نَبِيِّنَا َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َواَصْ َحابِ ِه َو َم ْن تَبِ َعهُ اِلَى يَوْ ِم ال ِّدي ِْن‬
‫ اَ َّما بَ ْع ُد‬:
‫ قَا َل هللاُ تَ َعالَى فِي‬. َ‫طا َعتِ ِه لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُوْ ن‬ َ ‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِسي بِتَ ْق َوى هللاِ َو‬ ِ ْ‫ اُو‬: ِ‫فَيَا ِعبَا َد هللا‬
َّ ‫ يَا اَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ اَ َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َح‬: ‫آن ْال َك ِري ِْم‬
َ‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُموْ تُ َّن اِالَّ َواَ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُموْ ن‬ ِ ْ‫ْالقُر‬

Ma’asyirol muslimin jama’ah shalat Jumat rahimakumullāh,


Allāh telah membentangkan bumi yang sangat luas dengan
tumbuh-tumbuhan yang menghijau dan subur. Diciptakannya
laut yang biru beserta seluruh ekosistem di dalamnya. Gunung-
gunung, batu, air dan udara, semua itu merupakan sumber daya
alam karunia Allāh Ta’āla. Manusia diberikan mandat untuk
memeliharanya dengan cara mengelola dan memanfaatkan sumber
daya alam tersebut berdasarkan azas kelestarian untuk mencapai
kemakmuran yang dapat memenuhi kebutuhan sekarang dan
generasi yang akan datang. Allāh Ta’āla dalam Al-Qur’an surat
al-Hijr ayat 19-20:

ٍ ۢ ‫ض َم َد ْدنَ ٰـهَا َوأَ ْلقَ ْينَا فِيهَا َر ٰ َو ِس َى َوأَ ۢنبَ ْتنَا فِيهَا ِمن ُك ِّل َش ْى ۢ ٍء َّموْ ُز‬
‫ون‬ َ ْ‫َو ْٱلَر‬
َ ِ‫َو َج َع ْلنَا لَ ُك ْم فِيهَا َم َع ٰـي‬
َ‫ش َو َمن لَّ ْستُ ْم لَهۥُ بِ ٰ َر ِزقِين‬

20 21
“Dan kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya pun belum selesai kita tangani, kekeringan dan kebakaran seolah
gunung-gunung dan kami tumbuhkan padanya segala sesuatu saling menjemput dan beriringan. Gunung berapi yang terbatuk
yang menurut ukuran. Dan kami telah menjadikan untukmu di dan memuntahkan lahar, mengirim batu dan pasir yang mematikan,
bumi keperluan-keperluan hidup. Dan (Kami menciptakan pula) seolah-olah sepakat untuk bergolak bersama di seluruh Indonesia.
makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezeki Belum lagi global warming (pemanasan global) yang bagaikan
kepadanya.” – Q.S. al-Hijr (15):19-20. monster yang siap menerkam kita setiap saat. Efek global warming
Ayat ini memberikan gambaran bahwa betapa banyak fasilitas diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan seperti;
yang telah Allāh sediakan bagi manusia untuk dipergunakan bagi naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas kejadian alam
kebutuhan hidupnya, dengan catatan haruslah dengan kesadaran yang ekstrim (saat kita yang di Sumatera berjuang menghadapi
menjaga keseimbangan dan kelestarian alam. hujan dan banjir, di pulau Jawa justru kewalahan melawan panas).
Allāh menghamparkan bumi beserta seluruh isinya sebagai sumber Akibat lain ialah terpengaruhnya hasil pertanian, punahnya
kehidupan. Dijadikannya gunung-gunung dengan iklim yang berbagai jenis hewan, serta mengganggu kesehatan manusia. Ini
cocok untuk pertanian, laut dijadikan sebagai sumber pencarian bukan Allāh ‫ تَ َعالَى‬sedang mengobral murka, ini tentang manusia
sang nelayan. Begitu pula dengan sungai-sungai yang mengalir, dan perilakunya. Udara kita kotor, sungai kita tercemar, hutan kita
tumbuh-tumbuhan bahkan hewan diciptakan Allāh untuk gundul, siapa dalang dari semua ini kalau bukan manusia.
kesejahteraan umat manusia. Sepantasnya manusia bersyukur
dengan semua karunia yang Allāh berikan.
ِ‫ض بَ ْع َد اِصْ َل ِحهَا َوا ْد ُعوْ هُ َخوْ فًا َّوطَ َمع ًۗا اِ َّن َرحْ َمتَ هللا‬
ِ ْ‫َو َل تُ ْف ِس ُدوْ ا فِى ْالَر‬
Ma’asyiral muslimin Jama’ah shalat Jum’at yang berbahagia, َ‫قَ ِريْبٌ ِّمنَ ْال ُمحْ ِسنِ ْين‬
Namun kenyataan berbicara lain, bahwa alam ini mengalami “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi, setelah
kerusakan yang cukup parah, baik di daratan, lautan maupun udara (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan
yang mengakibatkan malapetaka bagi manusia. Kerusakan itu rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allāh
disebabkan oleh ulah tangan manusia yang tidak bertanggungjawab sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat kebaikan.”
yang hanya mementingkan ambisi pribadi tanpa mempedulikan – Q.S. Al-A’râf (7): 56.
kelestarian alam. Kalaulah keadaan alam ini dirusak terus
menerus maka kehancuran tinggal menunggu waktunya saja. Ma’asyiral muslimin jama’ah shalat Jumat rahimakumullāh,
Untuk itu perlu ditumbuhkan kesadaran untuk mencintai alam Bagi umat Islam, ajaran untuk tidak berbuat kerusakan pada alam,
serta lingkungan sekitar. memelihara lingkungan, berbuat yang terbaik buat umat manusia,
Ma’asyiral muslimin jamaah Jumat yang dimuliakan Allāh Ta’āla, menjadi ajaran yang sangat dijunjung tinggi. Nabi Muhammad
‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda:
Coba kita renungkan!! selama kurang lebih lima tahun belakangan
ini, musibah apa yang tidak menimpa negeri kita?! Gelombang ِ ْ‫َّاح ُمونَ يَرْ َح ُمهُ ُم الرَّحْ َم ُن ارْ َح ُموا َم ْن فِى األَر‬
‫ض يَرْ َح ْم ُك ْم َم ْن فِى ال َّس َماء‬ ِ ‫الر‬
besar bernama tsunami sudah pernah terjadi, banjir bandang “Orang-orang yang penyayang niscaya akan disayangi pula
nyaris setiap tahun kita alami, tanah longsor dan banjir lumpur oleh ar-Rahman (Allāh). Maka sayangilah yang di atas muka

22 23
bumi niscaya Yang di atas langit pun akan menyayangi kalian.” Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (do’a
– H.R. Tirmidzi, dinyatakan hasan sahih oleh Tirmidzi. hamba-Nya).” – Q.S. Hud (11): 61.
Namun kenapa tetap saja masih ada manusia yang merusak alam Hadirin Jama’ah Jum’at Yang dirahmati Allāh.
ini? Hal ini disebabkan karena adanya kelompok manusia yang Dalam ayat tadi, Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬menjelaskan bahwa, setelah
memiliki sifat rakus, ingin cepat kaya, ditambah lagi dengan manusia berkembang biak di atas bumi, mereka diserahi tugas
kurangnya pemahaman dan kesadaran terhadap nilai-nilai agama oleh Allāh untuk memakmurkannya sebagai ungkapan dari
dalam kehidupannya sehingga enak saja merampok kekayaan rasa syukur atas anugerah dan karunia dari pada-Nya. Dalam
alam. ayat tadi secara jelas Allāh berfirman ‫( َوا ْستَ ْع َم َر ُك ْم‬dan menjadikan
Ma’asyiral muslimin Jama’ah shalat Jum’at yang berbahagia, kamu pemakmurnya), artinya bahwa alam beserta segala isinya
Kerusakan alam yang terjadi seperti sekarang ini ternyata juga hendaklah dipelihara dan dijaga kelestariannya. Bagaimana
pernah terjadi pada zaman dahulu yakni pada kaum Nabi Tsamut. caranya?
Oleh karena itu, Islam menyuruh kita belajar dari sejarah, karena Yaitu menghentikan segala bentuk ekploitasi alam, baik itu berupa
dari sejarah itu dapat diperoleh gambaran bagaimana umat penebangan hutan secara liar alias illegal logging, penambangan
terdahulu berinteraksi dengan alam, bagaimana ganjaran Allāh emas tanpa izin (PETI), menangkap ikan dengan cara meracuni
terhadap orang yang zalim dan membangkang kepada-Nya. air sungai. Kemudian lakukan reboisasi, singkirkan sifat rakus
Bagi orang yang suka berbuat zalim dan membangkang kepada dari dalam hati melalui pemahaman secara utuh terhadap ajaran
Allāh, hendaknya menyadari bahwa betapa besar nikmat yang agama. Kepada orang tua, tokoh masyarakat, ulama dan para
telah Allāh berikan, maka adalah wajib mensyukuri nikmat itu pemimpin hendaklah memberikan peringatan kepada keluarga dan
dalam berbagai bentuk, seperti memanifestasikan dalam bentuk masyarakat akan pentingnya memelihara alam, dan yang paling
memelihara dan memakmurkan alam. Tidakkah seyogyanya penting kepada penegak hukum, tegakkan hukum yang sebenar-
manusia belajar dari masa lalu? Tapi ternyata manusia lupa dengan benarnya, berikan sanksi hukum yang tegas.
sejarah, hal ini seperti disebutkan dalam Al-Qur’an surat Hud ayat Hadirin Jama’ah Jum’at Yang Berbahagia.
61 berikut ini: Bila kita telah terlanjur berbuat kezholiman dan kerusakan,
۞ ۖ ُ‫وا ٱللَّ َ َما لَ ُكم ِّم ْن إِلَ ٰـ ٍه َغ ْي ُرهۥ‬ ۟ ‫ص ٰـلِ ۭ ًحا ۚ قَا َل يَ ٰـقَوْ ِم ٱ ْعبُ ُد‬
َ ‫َوإِلَ ٰى ثَ ُمو َد أَخَاهُ ْم‬ sesungguhnya Allāh Maha Pengampun. Oleh karena itu dalam
‫ض َوٱ ْستَ ْع َم َر ُك ْم فِيهَا فَٱ ْستَ ْغفِرُوهُ ثُ َّم تُوب ُٓو ۟ا إِلَ ْي ِه ۚ إِ َّن َربِّى‬ ِ ْ‫هُ َو أَن َشأ َ ُكم ِّمنَ ْٱلَر‬
ayat tadi Allāh juga memerintahkan ُ‫( فا َ ْستَ ْغفِرُوْ ه‬bertaubatlah kamu).
Bila kita bertaubat kemudian diiringi dengan amal sholeh dalam
٦١ ‫يب‬ ٌۭ ‫يب ُّم ِج‬ ٌۭ ‫قَ ِر‬
konteks ini yaitu memakmurkan dan memelihara alam, maka Insya
“Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Sholeh, Sholeh Allāh alam nan indah ini akan terjaga kelestariannya sehingga apa
berkata : “Hai kaumku, sembahlah Allāh. Sekali-kali tidak ada yang kita nikmati saat ini juga akan dinikmati oleh anak cucu kita
bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi dikemudian hari karena alam nan indah ini adalah titipan anak
(tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah cucu kita bukan warisan dari nenek moyang. Oleh karena itu
ampunan-Nya kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya seyogyanya kita mewariskan mata air bukan air mata.

24 25
‫أَقُوْ ُل قَوْ لِي هَ َذا َ َوا ْستَ ْغفِ ُر هللاَ لِي َولَ ُك ْم َولِ َسائِ ِر ال ُم ْسلِ ِم ْينَ إِنَّهُ هُ َو ال َس ِم ْي ُع ال َعلِ ْي ُم‬ ‫اإل ْنسُ يَ ُموتُونَ‬
‫َو ِ‬
‫‪Khotbah Kedua‬‬
‫ك لَهُ َوأَ ْشهَ ُد أَ َّن‬
‫ال َح ْم ُد هللِ َربِّ ال َعال ِم ْينَ َوأَ ْشهَ ُد أَ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي َ‬ ‫اآلخ َر ِة‬
‫ب ِ‬ ‫ي ال ُّد ْنيَا َو َع َذا ِ‬ ‫اللَّهُ َّم أَحْ ِس ْن عَاقِبَتَنَا فِي ْالُ ُموْ ِر ُكلِّهَا‪َ ،‬و ِ‬
‫أجرْ نَا ِم ْن ِخ ْز ِ‬
‫اف األَ ْنبِيَا ِء َوالمرْ َسلِ ْينَ‬
‫صالَةُ َوال َّسالَ ُم َعلَى أَ ْش َر ِ‬ ‫ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُولُهُ َوال َّ‬
‫ك َع َّم ْن ِس َوا َ‬
‫ك‬ ‫ك َوأَ ْغنِنَا بِفَضْ لِ َ‬ ‫اَللَّهُ َّم ا ْكفِنَا بِ َحالَلِ َ‬
‫ك ع َْن َح َرا ِم َ‬
‫صحْ بِ ِه أَجْ َم ِع ْينَ‬
‫نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو َ‬
‫‪Sebagai akhir khotbah ini saya menghimbau kepada segenap‬‬
‫‪jama’ah yang berbahagia, marilah kita hindari perbuatan merusak‬‬ ‫اب النَّ ِ‬
‫ار‬ ‫َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي ْال ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫‪alam yang merupakan lingkungan hidup kita, dan sebaliknya kita‬‬
‫ُس ْب َحانَهُ ‪justru berupaya memelihara kelestarian alam ciptaan Allāh‬‬ ‫ان إِلَى يَوْ ِم‬ ‫صلَّى هللاُ َعلَى نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو َ‬
‫صحْ بِ ِه و َ َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِإِحْ َس ٍ‬ ‫َو َ‬
‫‪َ yang dikaruniakan kepada umat manusia.‬و تَ َعالَى‬ ‫ال ّديْن‬
‫‪ُ , Semoga‬س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى ‪Selanjutnya marilah kita berdoa kepada Allāh‬‬ ‫آخ ُر َد ْع َوانَا أَ ِن ْال َح ْم ُد هلل َربِّ ْال َعالَ ِم ْينَ‬
‫َو ِ‬
‫‪ُ memberikan taufik dan hidayah pada kita untuk‬س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى ‪Allāh‬‬
‫‪berakhlak mulia dan menjalankan kewajiban dengan iman yang‬‬
‫‪benar.‬‬
‫صلُّونَ َعلَى النَّبِ ِّي يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا َ‬
‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموا‬ ‫إِ َّن هللاَ َو َم َلئِ َكتَهُ يُ َ‬
‫تَ ْسلِيما ً‬

‫صلَّيْتَ َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬


‫آل‬ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫صلِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫اَللَّهُ َّم َ‬
‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْكتَ‬
‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫إِ ْب َرا ِه ْي َم‪ ،‬إِنَّ َ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‪َ .‬وبَ ِ‬
‫آل إِ ْب َرا ِه ْي َم‪ ،‬إِنَّ َ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ ‫َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬

‫ت األَحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم‬ ‫المؤ ِمنِ ْينَ َو ْ‬


‫المؤ ِمنَا ِ‬ ‫ت َو ْ‬ ‫اللهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِم ْينَ َوالم ْسلِ َما ِ‬
‫ك َس ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ ال َّد ْع َو ِة‬ ‫َواألَ ْم َوا ِ‬
‫ت إِنَّ َ‬
‫ك َونَحْ ُن نَ ْعلَ ُم ‪َ ،‬ونَ ْستَ ْغفِ ُر َ‬
‫ك لِ َما الَ نَ ْعلَ ُم‬ ‫ك أَ ْن نُ ْش ِر َ‬
‫ك بِ َ‬ ‫اللَّهُ َّم إِنَّا نَعُو ُذ بِ َ‬
‫ال َواألَ ْه َوا ِء‬‫ق َواألَ ْع َم ِ‬ ‫ت األَ ْخالَ ِ‬ ‫ك ِم ْن ُم ْن َك َرا ِ‬‫اَللَّهُ َّم إِنَّا نَعُو ُذ بِ َ‬
‫ص ْمنَا‪ ،‬اللَّهُ َّم‬
‫ك خَا َ‬ ‫ك أَنَ ْبنَا َوبِ َ‬
‫ك تَ َو َّك ْلنَا َوإِلَ ْي َ‬‫ك آ َمنَّا َو َعلَ ْي َ‬ ‫ك أَ ْسلَ ْمنَا َوبِ َ‬ ‫اللَّهُ َّم لَ َ‬
‫وت َو ْال ِج ُّن‬
‫ضلَّنَا‪ ،‬أَ ْنتَ ْال َح ُّى الَّ ِذى الَ يَ ُم ُ‬ ‫ك الَ إِلَهَ إِالَّ أَ ْنتَ أَ ْن تُ ِ‬ ‫إِنَّا نَعُو ُذ بِ ِع َّزتِ َ‬

‫‪26‬‬ ‫‪27‬‬
CERAMAH ISLAM

FENOMENA SAMPAH
MENJADI UJIAN KEIMANAN
BAGI UMAT ISLAM
Tim Penyusun Naskah Khotbah Islam KLHK

‫ُور أَ ْنفُ ِسنَا و ِم ْن‬ ِ ‫إِ َّن ْال َح ْم َد ِ َلِ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِعينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُرهُ َونَعُو ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشر‬
‫ى لَهُ َوأَ ْشهَ ُد أَ ْن‬ َ ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَالَ هَا ِد‬ ِ ‫ت أَ ْع َمالِنَا َم ْن يَ ْه ِد هللاُ فَالَ ُم‬ ِ ‫َسيِّئَا‬
ُ‫صالَة‬ ُ َ ْ َ
َّ ‫ك لهُ َوأشهَ ُد أ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُولهُ َوال‬ َ َّ
َ ‫الَ إِلَهَ إِال هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي‬
‫َوال َّسالَ ُم َعلَى نَبِيِّنَا َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َواَصْ َحابِ ِه َو َم ْن تَبِ َعهُ اِلَى يَوْ ِم‬
‫ اَ َّما بَ ْع ُد‬.‫ ال ِّدي ِْن‬:
ُ‫ قَا َل هللا‬. َ‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِسي بِتَ ْق َوى هللاِ َوطَا َعتِ ِه لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُوْ ن‬ ِ ْ‫ اُو‬: ِ‫فَيَا ِعبَا َد هللا‬
‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُموْ تُ َّن‬ َّ ‫ يَا اَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ اَ َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َح‬: ‫آن ْال َك ِري ِْم‬ِ ْ‫تَ َعالَى فِي ْالقُر‬
َ‫اِالَّ َواَ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُموْ ن‬
Kaum Muslimin Rahimakumullāh,
Lingkungan yang bersih dan asri, sungai yang airnya mengalir
jernih, kanan kiri jalan raya yang dipenuhi tanaman, merupakan
pemandangan yang menyejukkan mata pada kurun waktu 20-30
tahun yang lalu. Namun sekarang banyak kita jumpai tumpukan
sampah di pinggir-pinggir jalan, sungai-sungai yang airnya
berwarna hitam dan menimbulkan bau yang kurang sedap disertai
berbagai jenis sampah yang memenuhi badan sungai. Fenomena
ini sekarang lazim terjadi baik di pedesaan maupun perkotaan. Hal
ini tentu sangat menggangu pandangan mata dan menimbulkan
rasa tidak nyaman dalam hati, saat kita ingin menikmati keindahan
perjalanan baik dari rumah ke tempat kerja maupun perjalanan
antar kota.
Jamaah yang di muliakan oleh Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬, kita sebagai
umat Islam tentu sama-sama mengetahui dan memahami betapa

28 29
agama Islam sangat memperhatikan masalah kebersihan, baik Pertanyaannya kita termasuk kepada kelompok yang mana dalam
kebersihan lingkungan maupun kebersihan badan melalui dalil- menyikapi permasalahan sampah ini? Apakah kita termasuk
dalil yang terdapat dalam Al-Qur’an maupun yang terdapat dalam kelompok pertama yang merubah permasalahan dengan wewenang
Al Hadits. kita? Atau kelompok kedua yang merubah permasalahan dengan
Kaum Muslimin Rahimakumullāh, lisan kita? Jangan-jangan kita masuk pada kelompok yang ketiga
yaitu ketika melihat permasalahan termasuk kelompok selemah-
Pada era sekarang ini dengan mudah kita dapat mengakses lemahnya iman.
informasi dari berbagai macam medsos tentang fenomena sampah
dan berbagai macam dampak negatif yang ditimbulkannya, sungai Kaum Muslimin Rahimakumullāh,
yang tidak mengalir lancar airnya karena terhambat tumpukan Segala permasalahan yang terjadi ditengah-tengah bangsa dalam
sampah, kerusakan pantai-pantai laut karena bertebarannya konteks ini, pastinya kita sebagai bagian dari umat Islam ingin
berbagai jenis sampah, menumpuknya sampah rumah tangga di mempunyai peran dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.
sepanjang jalan oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab, Peranan kita dalam menuntaskan permasalahan harus ikhlas
ini adalah masalah sosial yang timbul karena ketidakpedulian kita karena Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬. Mari kita instropeksi diri dengan
terhadap masalah sampah. Mari kita bersama-sama berupaya menanyakan kepada hati kecil kita, apakah kita masing-masing
untuk mengatasi masalah sampah, sesuai dengan petunjuk Al sudah mempunyai kontribusi nyata membantu pemerintah dalam
Hadits serta dengan kapasitas dan otoritas kita masing-masing. menyelesaikan permasalahan sampah di lingkungan atau wilayah
Rasulullāh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda: dimana kita tinggal.
ِ‫ْت َرسُو َل هللا‬ ُ ‫ َس ِمع‬:‫ قَا َل‬،ُ‫ض َي هللاُ َع ْنه‬ ِ ‫ع َْن أَبِي َس ِع ْي ٍد ال ُخ ْد ِريِّ َر‬ Mari kita menyelesaikan permasalahan sampah ini, karena yang
‫ فَإِ ْن لَ ْم‬،‫ فَإِ ْن لَ ْم يَست َِط ْع فَبِلِ َسانِ ِه‬،‫ « َم ْن َرأَى ِم ْن ُك ْم ُم ْن َكراً فَ ْليُ َغيِّرْ هُ بِيَ ِد ِه‬:ُ‫يَقُوْ ل‬ ditunggu oleh lingkungan kita adalah langkah konkrit kita bukan
sekedar retorika tanpa bukti. Permasalahan sampah ini tidak akan
‫ان» َر َواهُ ُم ْسلِ ٌم‬ ِ ‫اإل ْي َم‬ ِ ‫ف‬ ُ ‫ك أَضْ َع‬ َ ِ‫يَست َِط ْع فَبِقَ ْلبِ ِه َو َذل‬ terselesaikan jika kita masih saja berkutat pada ucapan saja, Allāh
Dari Abu Sa’id Al-Khudri ‫رضي هللا عنه‬, ia berkata, “Aku mendengar ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬berfirman:
Rasulullāh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda, ‘Barangsiapa dari kalian ۟ ‫…ۗ إ َّن ٱهللَ َل يُ َغيِّ ُر ما بقَوْ ٍم َحتَّ ٰى يُ َغيِّر‬
melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, …ۗ ‫ُوا َما بِأَنفُ ِس ِه ْم‬ ِ َ ِ
ubahlah dengan lisannya. Jika tidak bisa, ingkarilah dengan hatinya, “Sesungguhnya Allāh tidak merubah keadaan sesuatu kaum
dan itu merupakan selemah-lemahnya iman.’” – H.R. Muslim. sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka
Dari hadits ini, Rasulullāh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬menggambarkan sendiri.” – Q.S. Ar Ra’d (13): 11.
tingkatan keimanan seseorang dalam menyikapi suatu Kaum Muslimin Rahimakumullāh
kemungkaran atau hal – hal lain yang tidak diperkenankan oleh
Kami mengingatkan kepada diri pribadi dan kepada jamaah
syariat Islam dalam bentuk langkah serta tindakan konkrit yang
sekalian, bahwa hal-hal yang kecil dapat menjadi faktor utama
diambil sebagai bentuk upaya untuk merubah kemungkaran
yang menganggu atau bahkan mengancam serta membahayakan
tersebut.
bagi kenyamanan hidup orang lain.

30 31
‫‪Alhamdulillāh sudah banyak upaya yang dilakukan sebagai‬‬ ‫اخ ُذلْ َم ْن َخ َذ َل ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ ‪.‬اللَّهُ َّم ارْ فَ ْع َعنَّا ْالبَ َل َء‬ ‫ص َر ال ِّد ْينَ َو ْ‬ ‫ا ْنصُرْ َم ْن نَ َ‬
‫‪bentuk nyata sebagai ekspresi keimanan. Diantaranya ada gerakan‬‬ ‫ك ِمنَ‬ ‫َو ْال َوبَاْ َء َو ْالفَحْ َشا َء َو ْال ُم ْن َك َر َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَنَ ‪ .‬اللَّهُ َّم إِنَّا نَعُوْ ُذ بِ َ‬
‫‪shodaqoh sampah, bank sampah, daur ulang sampah serta inisiatif‬‬
‫ص َو ْال ُجنُوْ ِن َو ْال ُج َذ ْا ِم َو ُكوْ رُوْ نَا َو َس ِّي ِء ْالَ ْسقَاْ ِم‪..‬اللَّهُ َم اجْ َعلْ هَ َذا ْالبَلَ َد‬ ‫ْالبَ َر ِ‬
‫‪lainnya.‬‬
‫آ ِمنًا َسخَا ًء َرخَا ًء َوعَاْ َمةَ بِال ِد ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ ‪ .‬اللَّهُ َّم َدبِّرْ نَا فَإِنَّا َل نُحْ ِس ُن التَّ ْدبِ ْي َر‪،‬‬
‫‪Dari berbagai contoh kegiatan yang ada, kembali kepada individu‬‬ ‫ت بِ ِه ْال َمقَا ِد ْي ُر‬
‫ف بِنَا فِ ْي َما َج َر ْ‬ ‫‪َ .‬و ْالطُ ْ‬
‫‪kita masing-masing. Pada peranan manakah kita akan ambil‬‬
‫‪bagian. Apakah kita akan ikut berpartisipasi melalui kewenangan‬‬ ‫ان َو َل تَجْ َعلْ فِي قُلُوبِنَا ِغ ًّل لِلَّ ِذينَ‬ ‫الي َم ِ‬‫َربَّنَا ا ْغفِرْ لَنَا َو ِ ِل ْخ َوانِنَا الَّ ِذينَ َسبَقُونَا بِ ْ ِ‬
‫‪yang kita miliki? atau melalui bahasa lisan maupun tulisan dalam‬‬ ‫وف َر ِحي ٌم‪َ .‬ربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي ْال ِخ َر ِة َح َسنَةً‬ ‫ك َر ُء ٌ‬ ‫آ َمنُوا َربَّنَا إِنَّ َ‬
‫‪menyuarakan solusi permasalahan ini atau kita hanya sebagai‬‬
‫اب النَّ ِ‬
‫ار‬ ‫‪َ .‬وقِنَا َع َذ َ‬
‫?‪penonton saja‬‬
‫ان َوإِ ْيتَا ِء ِذي ْالقُرْ بَى َويَ ْنهَى ع َِن‬ ‫ْ‬
‫الحْ َس ِ‬ ‫ِعبَا َد هللاِ‪ ،‬إِ َّن هللاَ يَأ ُم ُر ُك ْم بِ ْال َع ْد ِل َو ْ ِ‬
‫ت َوال ِّذ ْك ِر ْالـ َح ِكي ِْم‬
‫آن ْال َك ِري ِْم َونَفَ َعنِي َواِيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ ْاآليَا ِ‬‫ك هللاُلِي َولَ ُك ْم فِي ْالقُرْ ِ‬ ‫بَا َر َ‬ ‫ْالفَحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغ ِي‪ ،‬يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ نَ ‪ ،‬فَ ْاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم‬
‫ْ‬ ‫ْ‬
‫َوتَقَبَّ َل هللاُ ِمنِّى َو ِم ْن ُك ْم تِالَ َوتَهُ اِنَّهُ هُ َو ال َّس ِم ْي ُع ال َعلِ ْي ُم َوا ْستَ ْغفِرُوْ هُ اِنَّهُ هُ َو ال َغفُوْ ُر الر ِ‬
‫َّح ْي ُم‬ ‫يَ ْذ ُكرْ ُك ْم‪َ ،‬وا ْش ُكرُوْ هُ َعلَى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم‪َ ،‬وهللاُ يَ ْعلَ ُم َما تَ ْع َملُوْ نَ ‪َ .‬و ْال َح ْم ُد ِ َّلِ َربِّ‬
‫َ‬
‫الصَّل‬ ‫ْال َعالَ ِم ْينَ ‪َ .‬وأَقِ ِم‬
‫‪Khotbah Kedua‬‬

‫صالِ ِح ْينَ ‪َ ،‬وأَ ْشهَ ُد أَ ْن َل إِلَهَ إِلَّ هللاُ‬ ‫ْال َح ْم ُد هللِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْينَ َولِ ِّي ال َّ‬
‫أن نَبِيَّنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُد هللاِ َو َرسُوْ لُهُ‬ ‫ك لَهُ ‪َ ،‬وأَ ْشهَ ُد َّ‬ ‫َوحْ َدهُ َل َش ِر ْي َ‬
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْيهَ َو َعلَى آلِ ِه َوأَصْ َحابِ ِه َو َسلَّ َم‪.‬أ َّما بَ ْع ُد‬ ‫‪َ :‬و َ‬
‫فاتَّقوا هللاَ ِعبَا َد هللاِ وتم َّس ُكوْ ا بِ ِد ْينِ ُك ْم‪ ،‬فَهُ َو ِعصْ َمةُ أَ ْم ِر ُك ْم‪ ،‬ثُ َّم‬
‫ا ْعلَ ُموْ ا أَ َّن هللاَ ُس ْب َحانَهُ َوتَ َعالَى أَ َم َر ُك ْم بِأ َ ْم ٍر بَدَأَ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه‪َ ،‬وثَنَّى‬
‫بِ َم َلئِ َكتِ ِه ْال ُم َسبِّح ِة بِقُ ْد ِس ِه‪ ،‬فَقَا َل تَ َعالَى ُم ْخبِرًا َوآ ِمرًا‪ :‬إِ َّن للاَّ َ َو َمالئِ َكتَهُ‬
‫وا تَ ْسلِيما ً‬ ‫وا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُم ْ‬ ‫صلُّ ْ‬ ‫وا َ‬ ‫صلُّونَ َعلَى النَّبِ ِّي يا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُ ْ‬ ‫يُ َ‬
‫األحزاب‪56 :‬‬
‫آل‬ ‫صلَّيْتَ َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫اللَّهُ َّم َ‬
‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْكتَ َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى‬ ‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫إِ ْب َرا ِه ْي َم‪َ ،‬وبَ ِ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫‪.‬آل إِ ْب َرا ِه ْي َم‪ ،‬فِي ال َعال ِم ْينَ إِن َ‬ ‫ِ‬
‫ت‪ْ ،‬الَحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم‬ ‫ت‪َ ،‬و ْال ُم ْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُم ْؤ ِمنَا ِ‬ ‫اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬
‫اض َي ْال َحا َجا ِ‬
‫ت‪.‬اللَّهُ َّم‬ ‫ت‪ ،‬يَا قَ ِ‬ ‫ك َس ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ ال َّد َع َوا ِ‬ ‫ت‪ ،‬إِنَّ َ‬‫َو ْالَ ْم َوا ِ‬

‫‪32‬‬ ‫‪33‬‬
CERAMAH ISLAM

GERAKAN SHADAQAH
SAMPAH
Tim Penyusun Naskah Khotbah Islam KLHK

‫ْف قُ َّوةً ثُ َّم َج َع َل‬ٍ ‫ضع‬ َ ‫ْف ثُ َّم َج َع َل ِم ْن بَ ْع ِد‬ ٍ ‫ضع‬ َ ‫إِ َّن ال َح ْم َد ِلِ الَّ ِذي َج َعلَنَا ِم ْن‬
ُ‫أَ ْشهَ ُد أَ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ هللاُ َوأَ ْشهَ ُد أَ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُده‬.ً‫ض ْعفًا َو َش ْيبَة‬ َ ‫ِم ْن بَ ْع ِد قُ َّو ٍة‬
‫صلِّ َو َسلِّ ْم َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َوأَصْ َحابِ ِه َو َم ْن‬ َ ‫اَللَّهُ َّم‬.ُ‫َو َرسُوْ لُه‬
ُ‫ فَقَ ْد قَا َل هللا‬.ِ‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِسي بِتَ ْق َوى هللا‬ ُ
ِ ْ‫ فَأو‬.‫ان إِلَى يَوْ ِم ال ِّدي ِْن‬ ٍ ‫تَبِ َعهُ ْم بِإِحْ َس‬
‫َّجي ِْم بِس ِْم هللاِ الرَّحْ َم ِن‬ ِ ‫ان الر‬ ِ َ‫ أَ ُعوْ ُذ بِاهللِ ِمنَ ال َّش ْيط‬،‫تَ َعالَى فِي ِكتَابِ ِه ْال َك ِري ِْم‬
‫ َوقَا َل النَّبِ ُّي‬. َ‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُموْ تُ َّن اِالَّ َوأَ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُموْ ن‬ َّ ‫ اِتَّقُوْ ا هللاَ َح‬: ‫ال َّر ِحي ِْم‬
،‫ َوأَ ْتبِ ِع ال َّسيِّئَةَ ْال َح َسنَةَ تَ ْم ُحهَا‬، َ‫ق هللاَ َح ْيثُ َما ُك ْنت‬ ِ َّ‫اِت‬: ‫ص َّل هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ
‫ أَ َّما بَ ْع ُد‬.‫ق َرسُولُهُ ْال َك ِر ْي ُم‬ َ ‫ص َد‬
َ ‫ق هللاُ َو‬ َ ‫ص َد‬
َ .‫ق َح َس ٍن‬ ٍ ُ‫اس بِ ُخل‬ َ َّ‫ق الن‬ ِ ِ‫َوخَال‬

Jamaah shalat Jum’at yang dirahmati Allāh,


Selaku hamba Allāh, kita menginginkan kehidupan yang terbaik
dengan amal terbaik (ahsanu ‘amalan). Oleh karena itu, kita akan
selalu mendapatkan ujian dari Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬untuk mengetahui
seberapa kuat keimanan yang kita pegang.
Allāh berfirman:
َ‫ب النَّاسُ أَ ْن يُ ْت َر ُكوا أَ ْن يَقُولُوا آ َمنَّا َوهُ ْم َل يُ ْفتَنُون‬
َ ‫أَ َح ِس‬
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja)
mengatakan: ‘Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji
lagi?” – Q.S. Al-Ankabut (29): 2.
Rasulullāh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬juga mengingatkan, bahwa diantara
tanda-tanda manusia yang dicintai oleh Allāh adalah mereka
yang akan terus diberi ujian demi ujian. Sehingga bersyukurlah,
sekiranya kita masih diberi ujian, musibah, atau apapun bentuknya,

34 35
semoga itu menjadi bagian dari rasa cintanya Allāh kepada kita. ُّ‫ ُكل‬: ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ َّ َ ‫ قَا َل َرسُو ُل‬:‫ض َي هللاُ َع ْنهُ قَا َل‬
َ ِ‫ا‬ ِ ‫ع َْن َجابِ ٍر َر‬
Dan sekiranya kita lulus dari ujian tersebut, semoga menjadikan ْ ٌ
ِ ‫ َر َواهُ اَلبُخ‬- ‫ص َدقَة‬
ُّ‫َاري‬ ٍ ‫َم ْعر‬
َ ‫ُوف‬
kita menjadi manusia yang bersyukur. Aamiin.
Dari Jabir ‫رضي هللا عنه‬, ia berkata bahwa Rasulullāh ‫صلى هللا عليه وسلم‬
Di antara cara Allāh menguji manusia yang beriman adalah dengan bersabda, “Setiap kebaikan adalah sedekah.” – H.R. Bukhari.
memberikan kepadanya kelapangan atau kesempitan dengan
perintah berinfaq atau bersedekah. Sebagaimana firman Allāh di Juga pesan Rasulullāh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬yang lain:
dalam Q.S. Ali Imran ayat 134: “Iman itu lebih dari 70 (tujuh puluh) atau 60 (enam puluh)
cabang, cabang iman yang tertinggi adalah mengucapkan ‘La
َّ ‫… الَّ ِذينَ يُ ْنفِقُونَ فِي ال َّسرَّا ِء َوال‬
‫ضرَّا ِء‬
ilaha illAllāh’, dan cabang iman terendah adalah membuang
“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu gangguan (duri) dari jalan, dan rasa malu merupakan cabang
lapang maupun sempit.” – Q.S. Al ‘Imran (3): 134. dari iman.’’ – H.R. Bukhari-Muslim.
Di dalam ayat ini, Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬memberikan kepada kita Jamaah shalat Jum’at yang dirahmati Allāh,
ujian, bahwa di dalam kondisi sempit seperti apapun kita tetap
Inilah salah satu hikmah perintah Allāh, kenapa kita tetap diminta
harus bershadaqah. Apakah mungkin? Bagaimana caranya? Itulah
untuk bersedekah ketika kita ada dalam keadaan sempit. Karena
pertanyaan yang mungkin keluar dari dalam benak hati kita.
ternyata sesempit apapun kita, seseorang masih bisa bersedekah
Bagaimana cara kita supaya bisa menafkahkan harta ketika diri
dengan menggunakan sampah. Selain berorientasi pada dunia
kita sendiri sedang butuh, sedang dalam keadaan yang kekurangan.
yakni terciptanya lingkungan yang bersih, nyaman, juga
Kenapa Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬terkesan “memaksa?”.
berorientasi akhirat, karena mendapat pahala atas sedekah kita.
Adanya ayat tersebut, mengandung hikmah agar kita sebagai
Sebagaimana pesan Nabi Muhammad ‫صلى هللا عليه وسلم‬:
orang beriman tetap bisa melakukan kebaikan apapun semampu
kita dengan mengharap bimbingan / petunjuk Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬. ُّ‫اِ َّن هللاَطَيِّبٌ ي ُِحب‬: ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل‬ ٍ ‫ع َْن َس ْع ِدب ِْن اَبِى َوقَّا‬
َ ‫ص ع َْن اَبِ ْي ِه ع َِن النَّبِ ِّي‬
Diantara hikmahnya, kita bisa memanfaatkan sampah untuk ِّ َ‫ْف ي ُِحبُّ النَّظَافَةَ َك ِر ْي ٌم ي ُِحبُّ ْال َك َر َم َج َوا ٌد ي ُِحبُّ ْال َج َوا َد فَن‬
‫ظفُوْ ا اَ ْفنَ ْيتَ ُك ْم‬ ٌ ‫ِّب ن َِظي‬ َ ‫الطَّي‬
menjadi ladang kebaikan kita. (‫)رواه الترمذي‬
Sekiranya kita pada saat ini dalam keadaan sempit, kita masih “Sesungguhnya Allāh baik dan menyukai kebaikan, bersih dan
dapat bersedekah dengan sampah, bisa berupa barang bekas menyukai kebersihan, murah hati dan senang kepada kemurahan
berguna yang dapat dimanfaatkan dan bernilai ekonomi. Semua hati, dermawan dan senang kepada kedermawanan, karena itu
itu bisa kita gunakan untuk bersedekah sekaligus amal kebaikan bersihkanlah halaman rumahmu.” – H.R. Tirmidzi.
menjaga lingkungan agar tetap bersih dan nyaman. Sedekah
sampah dapat dilakukan oleh siapapun, baik dalam keadaan Sebagai kesimpulan khotbah ini, saya sekali lagi ingin mengajak
lapang maupun sempit karena pada hakekatnya setiap keluarga jamaah sekalian untuk menjaga kebersihan lingkungan kita dengan
pasti menghasilkan sampah. cara mengelola sampah yang kita hasilkan sehari-hari. Upaya ini
bukan hanya membuat lingkungan kita bersih dan sehat, tetapi
Bukankah Rasulullāh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda: secara tidak langsung kita sudah ikut membantu menyelamatkan

36 37
‫‪bumi dari kerusakan. Lebih dari itu, pengelolaan sampah juga‬‬ ‫ار‬ ‫وف َر ِحي ٌم‪َ .‬ربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي ْال ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫اب النَّ ِ‬ ‫َربَّنَا إِنَّ َ‬
‫ك َر ُء ٌ‬
‫‪memberi tambahan penghasilan ekonomi dan itu memungkinkan‬‬
‫‪kita untuk terus bisa bersedekah.‬‬
‫ان َوإِ ْيتَا ِء ِذي ْالقُرْ بَى َويَ ْنهَى ع َِن‬ ‫ْ‬
‫الحْ َس ِ‬ ‫ِعبَا َد هللاِ‪ ،‬إِ َّن هللاَ يَأ ُم ُر ُك ْم بِ ْال َع ْد ِل َو ْ ِ‬
‫ت‬‫آن ْال َع ِظي ِْم‪َ ،‬ونَ َعفَنِ ْي َوإِيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ اآليَا ِ‬ ‫ك هللاُ لِ ْي َولَ ُك ْم فِي ْالقُرْ ِ‬ ‫بَا َر َ‬ ‫ْالفَحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغ ِي‪ ،‬يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ نَ ‪ ،‬فَ ْاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم‬
‫َوال ِّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‪ ،‬أَقُوْ ُل قَوْ لِ ْي هَ َذا فَاأ ْستَ ْغفِرُوْ ا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم لِ ْي َولَ ُك ْم َولِ َسائِ ِر‬ ‫يَ ْذ ُكرْ ُك ْم‪َ ،‬وا ْش ُكرُوْ هُ َعلَى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم‪َ ،‬وهللاُ يَ ْعلَ ُم َما تَ ْع َملُوْ نَ ‪َ .‬و ْال َح ْم ُد ِ َّلِ َربِّ‬
‫ب فَا ْستَ ْغفِرُوْ هُ إِنَّهُ هُ َو‬ ‫ت َو ْال ُم ْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُم ْؤ ِمنَا ِ‬
‫ت ِم ْن ُك ِّل َذ ْن ٍ‬ ‫ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬ ‫َْ‬
‫الصَّلةَ‬ ‫ْال َعالَ ِم ْينَ ‪َ .‬وأَقِ ِم‬
‫ْال َغفُوْ ُر الر ِ‬
‫َّح ْي ُم‬
‫‪Khotbah Kedua‬‬
‫صالِ ِح ْينَ ‪َ ،‬وأَ ْشهَ ُد أَ ْن َل إِلَهَ إِلَّ هللاُ َوحْ َدهُ َل‬ ‫ْال َح ْم ُد هللِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْينَ َولِ ِّي ال َّ‬
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْيهَ َو َعلَى‬ ‫أن نَبِيَّنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُد هللاِ َو َرسُوْ لُهُ ‪َ ،‬و َ‬ ‫ك لَهُ ‪َ ،‬وأَ ْشهَ ُد َّ‬ ‫َش ِر ْي َ‬
‫َّ‬ ‫َ‬
‫‪:‬آلِ ِه َوأصْ َحابِ ِه َو َسل َم‪.‬أ َّما بَ ْع ُد‬
‫فاتَّقوا هللاَ ِعبَا َد هللاِ وتم َّس ُكوْ ا بِ ِد ْينِ ُك ْم‪ ،‬فَهُ َو ِعصْ َمةُ أَ ْم ِر ُك ْم‪ ،‬ثُ َّم ا ْعلَ ُموْ ا‬
‫أَ َّن هللاَ ُس ْب َحانَهُ َوتَ َعالَى أَ َم َر ُك ْم بِأ َ ْم ٍر بَدَأَ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه‪َ ،‬وثَنَّى بِ َم َلئِ َكتِ ِه‬
‫إِ َّن للاَّ َ َو َمالئِ َكتَهُ‬ ‫ْال ُم َسبِّح ِة بِقُ ْد ِس ِه‪ ،‬فَقَا َل تَ َعالَى ُم ْخبِرًا َوآ ِمرًا‪:‬‬
‫وا تَ ْسلِيما ً‬ ‫وا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُم ْ‬ ‫صلُّ ْ‬‫وا َ‬ ‫صلُّونَ َعلَى النَّبِ ِّي يا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُ ْ‬ ‫يُ َ‬
‫األحزاب‪56 :‬‬
‫آل‬ ‫صلَّيْتَ َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫صلِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫اللَّهُ َّم َ‬
‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْكتَ َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى‬ ‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫إِ ْب َرا ِه ْي َم‪َ ،‬وبَ ِ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ ‫‪.‬آل إِ ْب َرا ِه ْي َم‪ ،‬فِي ْال َعاْلَ ِم ْينَ إِنَّ َ‬‫ِ‬
‫ت‪ْ ،‬الَحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم‬ ‫ت‪َ ،‬و ْال ُم ْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُم ْؤ ِمنَا ِ‬ ‫اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬
‫ت‪.‬اللَّهُ َّم‬ ‫اض َي ْال َحا َجا ِ‬ ‫ت‪ ،‬يَا قَ ِ‬ ‫ك َس ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ ال َّد َع َوا ِ‬ ‫ت‪ ،‬إِنَّ َ‬‫َو ْالَ ْم َوا ِ‬
‫اخ ُذلْ َم ْن َخ َذ َل ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ ‪.‬اللَّهُ َّم ارْ فَ ْع َعنَّا ْالبَ َل َء‬ ‫ص َر ال ِّد ْينَ َو ْ‬ ‫ا ْنصُرْ َم ْن نَ َ‬
‫ك ِمنَ‬ ‫َو ْال َوبَاْ َء َو ْالفَحْ َشا َء َو ْال ُم ْن َك َر َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَنَ ‪ .‬اللَّهُ َّم إِنَّا نَعُوْ ُذ بِ َ‬
‫ص َو ْال ُجنُوْ ِن َو ْال ُج َذ ْا ِم َو ُكوْ رُوْ نَا َو َس ِّي ِء ْالَ ْسقَاْ ِم‪..‬اللَّهُ َم اجْ َعلْ هَ َذا ْالبَلَ َد‬ ‫ْالبَ َر ِ‬
‫آ ِمنًا َسخَا ًء َرخَا ًء َوعَاْ َمةَ بِال ِد ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ ‪ .‬اللَّهُ َّم َدبِّرْ نَا فَإِنَّا َل نُحْ ِس ُن التَّ ْدبِ ْي َر‪،‬‬
‫ت بِ ِه ْال َمقَا ِد ْي ُر‬ ‫ف بِنَا فِ ْي َما َج َر ْ‬ ‫‪َ .‬و ْالطُ ْ‬
‫ان َو َل تَجْ َعلْ فِي قُلُوبِنَا ِغ ًّل لِلَّ ِذينَ آ َمنُوا‬ ‫الي َم ِ‬ ‫َربَّنَا ا ْغفِرْ لَنَا َو ِ ِل ْخ َوانِنَا الَّ ِذينَ َسبَقُونَا بِ ْ ِ‬

‫‪38‬‬ ‫‪39‬‬
CERAMAH ISLAM

JANGAN MERUSAK
BUMI
Ahmad Junaedi, S.H. (Ditjen PSKL)

‫ُور أَ ْنفُ ِسنَا و ِم ْن‬


ِ ‫إِ َّن ْال َح ْم َد ِ َّلِ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِعينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُرهُ َونَعُو ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشر‬
‫ى لَهُ َوأَ ْشهَ ُد أَ ْن‬ َ ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَالَ هَا ِد‬ ِ ‫ت أَ ْع َمالِنَا َم ْن يَ ْه ِد للاَّ ُ فَالَ ُم‬ ِ ‫َسيِّئَا‬
ُ‫صالَة‬ َّ ‫ك لَهُ َوأَ ْشهَ ُد أَ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُولُهُ َوال‬ َ ‫الَ إِلَهَ إِالَّ للاَّ ُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي‬
.‫َوال َّسالَ ُم َعلَى نَبِيِّنَا َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َواَصْ َحابِ ِه َو َم ْن تَبِ َعهُ اِلَى يَوْ ِم ال ِّدي ِْن‬
‫ اَ َّما بَ ْع ُد‬:
ُ‫ قَا َل هللا‬. َ‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِسي بِتَ ْق َوى هللاِ َوطَا َعتِ ِه لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُوْ ن‬ ِ ْ‫ اُو‬: ِ‫فَيَا ِعبَا َد هللا‬
َّ ‫ يَا اَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ اَ َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َح‬: ‫آن ْال َك ِري ِْم‬
‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُموْ تُ َّن‬ ِ ْ‫تَ َعالَى فِي ْالقُر‬
َ‫اِالَّ َواَ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُموْ ن‬
Hadirin Jama’ah Jum’at Rahimakumullāh,
Pada kesempatan yang berbahagia ini marilah kita bersama-sama
mensyukuri nikmat yang telah Allāh berikan kepada kita semua
berupa nikmat iman dan Islam serta nikmat dihamparkannya
bumi sehingga memudahkan kita untuk menetap serta memenuhi
kehidupan kita di dunia.
Tak lupa shalawat serta salam kepada junjungan nabi besar
kita Muhammad Rasulullāh ‫صلى هللا عليه وسلم‬, beliau yang telah
mengajarkan kepada kita bagaimana menjalani kehidupan di
dunia ini dan menyiapkan bekal untuk kehidupan di akhirat nanti
dengan sebaik-baiknya bekal.
Allāh ‫ تَ َعالَى‬telah menjadikan manusia sebagai khalifah dimuka
bumi ini dengan memberikan dan menyiapkan segala kebutuhan
yang diperlukan untuk menjalani kehidupan di dunia sebagai

40 41
tempat untuk menanam bekal akhirat nanti. Sebagaimana Allāh Sehingga melakukan eksploitasi yang berlebihan terhadap bumi
‫ تَ َعالَى‬berfirman: ini dan melupakan tugasnya sebagai khalifah dimuka bumi. Efek
eksploitasi yang berlebihan dan kurangnya kasih sayang manusia
‫ض فِ ٰ َر ۭ ًشا َوٱل َّس َمآ َء بِنَآ ۭ ًء َوأَن َز َل ِمنَ ٱل َّس َمآ ِء َمآ ۭ ًء فَأ َ ْخ َر َج بِ ِهۦ‬
َ ْ‫ٱلَّ ِذى َج َع َل لَ ُك ُم ْٱلَر‬ terhadap bumi maka terjadilah banyak bencana yang di akibatkan
٢٢ َ‫وا ِ َّلِ أَندَا ۭ ًدا َوأَنتُ ْم تَ ْعلَ ُمون‬ ۟ ُ‫ت ر ْز ۭقًا لَّ ُك ْم ۖ فَ َل تَجْ َعل‬
ِ ِ ‫ِمنَ ٱلثَّ َم ٰ َر‬ oleh kerakusan tersebut.
“Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan Di Indonesia berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan
langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, Bencana (BNPB) selama tahun 2021 ini telah terjadi 1125 bencana.
lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan Terdiri dari bencana banjir 476, bencana puting beliung 308, tanah
sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan longsor sebanyak 218, disusul oleh kebakaran hutan dan lahan
sekutu-sekutu bagi Allāh, padahal kamu mengetahui”. (Karhutla) sebanyak 90, gempa bumi 17, gelombang pasang dan
– Q.S. Al-Baqarah (2) : 22. abrasi 15, serta kekeringan.
Hadirin Jama’ah Jum’at Rahimakumullāh, Betapa banyak bencana yang terjadi, dan semua itu akibat kelakuan
Dalam ayat tersebut Allāh ‫ تَ َعالَى‬telah sangat jelas menghamparkan kita sebagai manusia yang seharusnya memiliki tanggungjawab
bumi serta membentangkannya untuk mansuia agar manusia untuk menjaga, memelihara serta menyayangi seluruh makhluk
dapat menempati bumi serta dapat memanfaatkan dengan sebaik- yang ada di bumi, sebagaimana sabda Rasulullāh ‫صلى هللا عليه وسلم‬:
baiknya. Allāh juga telah menjadikan langit sebagai atap yang
kokoh yang melindungi manusia dari benda-benda langit yang ِ ْ‫َّاح ُمونَ يَرْ َح ُمهُ ُم الرَّحْ َم ُن ارْ َح ُموا َم ْن فِى األَر‬
‫ض يَرْ َح ْم ُك ْم َم ْن فِى ال َّس َماء‬ ِ ‫الر‬
beredar sesuai sunnatullah. Artinya: “Para penyayang akan disayangi oleh ar-Rahmaan
(Allāh). Sayangilah yang ada di bumi, niscaya yang ada di langit
Untuk memenuhi kebutuhan dalam menjalani hidup di dunia
akan menyayangi kalian” – H.R. At-Tirmidzi dari Abdullah bin
Allāh juga telah menurunkan air hujan yang dapat menumbuhkan
‘Amr.
berbagai macam tanaman dan tumbuhan yang menghasilkan
buah-buahan yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Hadits ini masyhur dikenal dengan sebutan hadits musalsal bil
awwaliyyah. Artinya, banyak para Ulama hadits mengijazahkan
Betapa besar nikmat Allāh yang telah diberikan kepada manusia
hadits itu beserta sanad periwayatan kepada muridnya sebagai
dalam mengarungi kehidupan di dunia ini. Selain nikmat yang
hadits pertama, dan sebelum menyampaikannya, ia menyatakan:
tampak dipermukaan bumi Allāh juga memberikan berbagai
“Ini adalah hadits pertama yang aku riwayatkan dari guruku”.
macam nikmat lain dari perut bumi yang dapat diambil oleh
Secara berantai, murid berikutnya nanti akan menyatakan juga
manusia guna memenuhi kehidupan tersebut. Namun semua itu
kepada muridnya: “Ini adalah hadits pertama yang aku riwayatkan
harus dimanfaatkan dengan baik serta tidak merusak apa yang
dari guruku”. Demikian seterusnya.
telah Allāh sediakan.
Hal itu memberikan isyarat bahwa ajaran Islam ini landasan utama
Hadirin Jama’ah Jum’ah Rahimakumullāh,
dan pertamanya dalam muamalah adalah menebar kasih sayang
Namun realitas yang ada tidak sesuai dengan apa yang diperintahkan kepada segenap makhluk. Dasar penyampaian ilmu adalah karena
oleh Allāh, banyak dari manusia yang lalai dan terlalu rakus. kasih sayang.

42 43
‫أَقُوْ ُل قَوْ لِي هَ َذا َ َوا ْستَ ْغفِ ُر هللاَ لِي َولَ ُك ْم َولِ َسائِ ِر ال ُم ْسلِ ِم ْينَ إِنَّهُ هُ َو ال َس ِم ْي ُع ال َعلِ ْي ُم‬ ‫اآلخ َر ِة‬
‫ب ِ‬ ‫ي ال ُّد ْنيَا َو َع َذا ِ‬ ‫اللَّهُ َّم أَحْ ِس ْن عَاقِبَتَنَا فِي ْالُ ُموْ ِر ُكلِّهَا‪َ ،‬و ِ‬
‫أجرْ نَا ِم ْن ِخ ْز ِ‬
‫‪Khotbah Kedua‬‬ ‫ك َع َّم ْن ِس َوا َ‬
‫ك‬ ‫ك َوأَ ْغنِنَا بِفَضْ لِ َ‬ ‫اَللَّهُ َّم ا ْكفِنَا بِ َحالَلِ َ‬
‫ك ع َْن َح َرا ِم َ‬
‫ك لَهُ َوأَ ْشهَ ُد أَ َّن‬
‫ال َح ْم ُد هللِ َربِّ ال َعال ِم ْينَ َوأَ ْشهَ ُد أَ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ للاَّ ُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي َ‬
‫اف األَ ْنبِيَا ِء َوالمرْ َسلِ ْينَ‬
‫صالَةُ َوال َّسالَ ُم َعلَى أَ ْش َر ِ‬ ‫ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُولُهُ َوال َّ‬
‫اب النَّ ِ‬
‫ار‬ ‫َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي ْال ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫صحْ بِ ِه أَجْ َم ِع ْينَ‬
‫نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو َ‬
‫‪Akhirnya pada khotbah yang kedua ini marilah kita berdoa kepada‬‬
‫ان إِلَى يَوْ ِم‬ ‫صلَّى هللاُ َعلَى نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو َ‬
‫صحْ بِ ِه و َ َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِإِحْ َس ٍ‬ ‫َو َ‬
‫‪ memberikan taufik dan hidayah‬تَ َعالَى ‪, Semoga Allāh‬تَ َعالَى ‪Allāh‬‬ ‫‪.‬ال ّديْن‬
‫‪pada kita untuk berakhlak mulia dan menjalankan kewajiban‬‬ ‫آخ ُر َد ْع َوانَا أَ ِن ْال َح ْم ُد هلل َربِّ ْال َعالَ ِم ْينَ‬
‫َو ِ‬
‫‪dengan iman yang benar.‬‬

‫صلُّونَ َعلَى النَّبِ ِّي يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا َ‬


‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموا‬ ‫إِ َّن هللاَ َو َم َلئِ َكتَهُ يُ َ‬
‫تَ ْسلِيما ً‬

‫صلَّيْتَ َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬


‫آل‬ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫صلِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫اَللَّهُ َّم َ‬
‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْكتَ‬
‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫إِ ْب َرا ِه ْي َم‪ ،‬إِنَّ َ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‪َ .‬وبَ ِ‬
‫آل إِ ْب َرا ِه ْي َم‪ ،‬إِنَّ َ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ ‫َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬

‫ت األَحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم‬ ‫المؤ ِمنِ ْينَ َو ْ‬


‫المؤ ِمنَا ِ‬ ‫ت َو ْ‬ ‫اللهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِم ْينَ َوالم ْسلِ َما ِ‬
‫ك َس ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ ال َّد ْع َو ِة‬ ‫َواألَ ْم َوا ِ‬
‫ت إِنَّ َ‬
‫ك َونَحْ ُن نَ ْعلَ ُم ‪َ ،‬ونَ ْستَ ْغفِ ُر َ‬
‫ك لِ َما الَ نَ ْعلَ ُم‬ ‫ك أَ ْن نُ ْش ِر َ‬
‫ك بِ َ‬ ‫اللَّهُ َّم إِنَّا نَعُو ُذ بِ َ‬

‫ال َواألَ ْه َوا ِء‬‫ق َواألَ ْع َم ِ‬ ‫ت األَ ْخالَ ِ‬ ‫ك ِم ْن ُم ْن َك َرا ِ‬‫اَللَّهُ َّم إِنَّا نَعُو ُذ بِ َ‬
‫ص ْمنَا‪ ،‬اللَّهُ َّم‬
‫ك خَا َ‬ ‫ك أَنَ ْبنَا َوبِ َ‬
‫ك تَ َو َّك ْلنَا َوإِلَ ْي َ‬‫ك آ َمنَّا َو َعلَ ْي َ‬ ‫ك أَ ْسلَ ْمنَا َوبِ َ‬ ‫اللَّهُ َّم لَ َ‬
‫وت َو ْال ِج ُّن‬
‫ضلَّنَا‪ ،‬أَ ْنتَ ْال َح ُّى الَّ ِذى الَ يَ ُم ُ‬ ‫ك الَ إِلَهَ إِالَّ أَ ْنتَ أَ ْن تُ ِ‬ ‫إِنَّا نَعُو ُذ بِ ِع َّزتِ َ‬
‫اإل ْنسُ يَ ُموتُونَ‬ ‫َو ِ‬

‫‪44‬‬ ‫‪45‬‬
CERAMAH ISLAM

KEPEDULIAN UMAT ISLAM


TERHADAP SAMPAH
Tim Penyusun Naskah Khotbah Islam KLHK

ِ‫اَ ْل َح ْم ُد ِلِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْينَ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُرهُ َونَتُوْ بُ اِلَ ْي ِه َونَعُوْ ُذ بِاهلل‬
َ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَال‬ ِ ‫ت اَ ْع َمالِنَا َم ْن يَ ْه ِد هللاُ فَالَ ُم‬ ِ ‫ِم ْن ُشرُوْ ِر اَ ْنفُ ِسنَا َو َسيِّئَا‬
ُ‫ك لَهُ َواَ ْشهَ ُد اَ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُده‬ َ ‫ اَ ْشهَ ُد اَ ْن الَ اِلَهَ اِالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي‬.ُ‫ي لَه‬ َ ‫هَا ِد‬
‫صالَةُ َوال َّسالَ ُم َعلَى نَبِيِّنَا َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َواَصْ َحابِ ِه َو َم ْن‬ َّ ‫ َوال‬.ُ‫َو َرسُوْ لُه‬
‫ اَ َّما بَ ْع ُد‬.‫ تَبِ َعهُ اِلَى يَوْ ِم ال ِّدي ِْن‬:
ُ‫ قَا َل هللا‬. َ‫طا َعتِ ِه لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُوْ ن‬ َ ‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِسي بِتَ ْق َوى هللاِ َو‬ ِ ْ‫ اُو‬: ِ‫فَيَا ِعبَا َد هللا‬
‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُموْ تُ َّن‬َّ ‫ يَا اَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ اَ َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َح‬: ‫آن ْال َك ِري ِْم‬ ِ ْ‫تَ َعالَى فِي ْالقُر‬
َ‫اِالَّ َواَ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُموْ ن‬
Kaum Muslimin yang dirahmati Allāh
Islam merupakan agama yang komprehensif dan universal.
Komprehensif berarti syariat Islam merangkum seluruh aspek
kehidupan baik ibadah maupun muamalah, dan universal yang
bermakna dapat diterapkan pada siapapun, dimanapun dan
kapanpun.
Termasuk diantara kesempurnaan ajaran Islam ialah, Islam
mempunyai pandangan sendiri dalam upaya menyelesaikan
masalah sampah.
Dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan dari Jabir bin
Abdillah ‫رضي هللا عنه‬, Rasulullāh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda,
‫ط َما َكانَ بِهَا ِم ْن أَ ًذى َو ْليَأْ ُك ْلهَا َوالَ يَ َد ْعهَا‬
ْ ‫ت لُ ْق َمةُ أَ َح ِد ُك ْم فَ ْليَأْ ُخ ْذهَا فَ ْليُ ِم‬
ْ ‫إِ َذا َوقَ َع‬
ِ َ‫لِل َّش ْيط‬
‫ان‬
“Apabila suapan makanan salah seorang di antara kalian jatuh,

46 47
ambilah kembali lalu buang bagian yang kotor dan makanlah sederhana. Makanan yang jatuh yang seharusnya menjadi sampah,
bagian yang bersih. Jangan dibiarkan suapan tersebut dimakan oleh Rasulullāh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dikelola kembali dengan cara
setan.” – H.R. Muslim No. 2033. dicuci, agar kemudian kembali bermanfaat dan tidak terbuang
Dan beliau memerintahkan kami agar mengusap piring. Beliau sia-sia menjadi sampah. Ataupun tangan yang kotor dengan bekas
bersabda: “Sesungguhnya tidak seorangpun di antara kalian makanan ketika dicuci dengan air tentu akan mencemari air, tetapi
mengetahui dibagian makanan manakah ia diberi berkah.” – H.R. upaya meminimalisir pencemaran air ditunjukkan dan diajarkan
Abu Daud. oleh Rasulullāh ‫صلى هللا عليه وسلم‬.

Hadits Rasulullāh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬diatas menunjukkan kepada Kaum Muslimin yang dirahmati Allāh
kita, jika pada makanan tersebut ada kotoran, maka hendaknya Ternyata, sebagian besar sampah yang dihasilkan di Indonesia
dibersihkan dan kotorannya tidak perlu dimakan, serta kotoran adalah sampah basah, yaitu mencakup 60-70 persen dari total
yang melekat pada makanan tersebutlah yang kita bersihkan. volume sampah. berdasarkan Food Sustainable Index (2018) ,
Setelah kotoran tersebut dibersihkan, hendaklah kita makan, sisa makanan orang Indonesia perorang 0,8 kg / hari atau 300kg/
karena setiap butir makanan membawa berkah dan kita tidak tahun. Oleh karena itu pengelolaan sampah dari sisa makanan
boleh menyia-nyiakan makanan karena perbuatan mubazir harus dimulai dari diri sendiri. Mengingat Indonesia memiliki
adalah perbuatan setan. Dengan membuang makanan maka kita jumlah penduduk yang padat nomor 4 di dunia, alangkah baiknya
membuang segala keberkahan yang diberikan Allāh kepada kita. pengelolaan sampah harus dikelola secara bersama dengan
Kaum Muslimin yang dirahmati Allāh teknologi yang tersedia sehingga sampat bernilai atau bermanfaat.

Hadits perintah menjilati jari setelah makan serta memungut nasi Saat ini masyarakat sering mengeluh karena kadang sampai
yang jatuh lalu dicuci memang kelihatannya sangat sederhana, seminggu sudah menumpuk, menggunung dan menebarkan
tetapi ketika meneliti dan memahami hadits tersebut dengan baunya yang khas, tidak kunjung diangkut oleh petugas
lebih seksama, ternyata terdapat pelajaran luar biasa bagi umat kebersihan. Padahal, dengan mengelola sampah besar di tingkat
manusia. Sebiji nasi yang jatuh, ketika tidak diambil lagi, akan lingkungan terkecil, seperti RT/RW atau perumahan, maka paling
menjadi jatah makanan bagi setan dan secara otomatis statusnya tidak volume sampah dapat diturunkan dan dikurangi.
berubah menjadi sampah yang tidak berguna. Demikian pula jari Kaum Muslimin yang dirahmati Allāh
yang masih belepotan dengan bekas makanan, ketika tidak dijilati Islam adalah agama yang sangat keras melarang perbuatan
dan langsung dibasuh dengan air, tentu akan lebih mencemari air, tabdzir. Tabdzir adalah menghambur-hamburkan harta atau
dibanding dengan jari yang dijilat terlebih dahulu. menyia-nyiakan sesuatu yang bisa dimanfaatkan, dan ini dibenci
Memang masalah memungut nasi masalah sederhana, tetapi oleh Allāh ‫تَ َعالَى‬, sampai-sampai orang yang melakukan perbuatan
ketika kita tinjau dari kondisi masyarakat yang ada di zaman tabdzir disebut sebagai saudaranya setan, Allāh ‫ تَ َعالَى‬berfirman:
Rasulullāh ‫صلى هللا عليه وسلم‬, ini menunjukkan sebuah langkah yang
sangat maju dalam hal pengurangan sampah, Cuma bedanya, di
zaman Rasulullāh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬permasalahannya masih sangat

48 49
‫ان لِ َربِّ ِه َكفُورًا‬
‫ين َو َكانَ ال َّش ْيطَ ُ‬ ‫إِ َّن ْال ُمبَ ِّذ ِرينَ َكانُوا إِ ْخ َوانَ ال َّشيَ ِ‬
‫اط ِ‬ ‫‪Khotbah Kedua‬‬
‫‪“Sesungguhnya orang-orang yang mubadzir adalah saudaranya‬‬ ‫ْال َح ْم ُد هللِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْينَ َولِ ِّي الصَّالِ ِح ْينَ ‪َ ،‬وأَ ْشهَ ُد أَ ْن َل إِلَهَ إِلَّ هللاُ َوحْ َدهُ َل‬
‫‪setan, dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya” – Q.S. Al-‬‬ ‫أن نَبِيَّنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُد هللاِ َو َرسُوْ لُهُ‬ ‫ك لَهُ ‪َ ،‬وأَ ْشهَ ُد َّ‬ ‫َش ِر ْي َ‬
‫‪Isra’(17): 27.‬‬ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْيهَ َو َعلَى آلِ ِه َوأَصْ َحابِ ِه َو َسلَّ َم‪.‬أ َّما بَ ْع ُد‬ ‫َو َ‬
‫‪Ketika mayoritas sampah bisa kita kelola menjadi sesuatu yang‬‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬
‫فاتَّقوا هللاَ ِعبَا َد هللاِ وتم َّسكوْ ا بِ ِد ْينِك ْم‪ ،‬فهُ َو ِعصْ َمة أ ْم ِرك ْم‪ ،‬ث َّم اعل ُموْ ا أ َّن هللاَ‬
‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫تَ َعالَى ‪produktif dan memberikan kemaslahatan bagi mahluk Allāh‬‬ ‫ُس ْب َحانَهُ َوتَ َعالَى أَ َم َر ُك ْم بِأ َ ْم ٍر بَدَأَ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه‪َ ،‬وثَنَّى بِ َم َلئِ َكتِ ِه ْال ُم َسبِّح ِة بِقُ ْد ِس ِه‪،‬‬
‫‪seperti menjadikannya kompos atau makanan ternak dan lainnya,‬‬
‫صلُّونَ َعلَى النَّبِ ِّي يا أَيُّهَا‬ ‫فَقَا َل تَ َعالَى ُم ْخبِرًا َوآ ِمرًا‪ :‬إِ َّن للاَّ َ َو َمالئِ َكتَهُ يُ َ‬
‫‪maka orang yang tidak terlibat dengan pengelolaan sampah dengan‬‬
‫وا تَ ْسلِيما ً‬ ‫وا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُم ْ‬ ‫صلُّ ْ‬‫وا َ‬ ‫الَّ ِذينَ آ َمنُ ْ‬
‫‪baik atas dasar kesanggupannya menurut terminologi tabdzir tadi‬‬
‫‪dia akan jatuh dalam perilaku saudaranya setan’.‬‬ ‫األحزاب‪56 :‬‬
‫‪Islam juga mengajarkan kepada kita untuk bahu membahu dalam‬‬ ‫صلَّيْتَ َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬
‫آل‬ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫اللَّهُ َّم َ‬
‫‪ berfirman:‬تَ َعالَى ‪aktifitas kebajikan, Allāh‬‬ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْكتَ َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم‬ ‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫إِ ْب َرا ِه ْي َم‪َ ،‬وبَ ِ‬
‫ال ْث ِم َو ْال ُع ْد َو ِ‬
‫ان‪...‬‬ ‫‪َ ...‬وتَ َعا َونُوا َعلَى ْالبِرِّ َوالتَّ ْق َو ٰى َو َل تَ َعا َونُوا َعلَى ْ ِ‬ ‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ ‫آل إِ ْب َرا ِه ْي َم‪ ،‬فِي ْال َعاْلَ ِم ْينَ إِنَّ َ‬ ‫َو َعلَى ِ‬
‫‪“...Dan tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan ketakwaan,‬‬
‫ت‪ْ ،‬الَحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم‬ ‫ت‪َ ،‬و ْال ُم ْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُم ْؤ ِمنَا ِ‬ ‫اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬
‫‪dan janganlah kalian bertolong menolong dalam perbuatan dosa‬‬ ‫ت‪.‬اللَّهُ َّم‬ ‫اض َي ْال َحا َجا ِ‬ ‫ت‪ ،‬يَا قَ ِ‬ ‫ك َس ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ ال َّد َع َوا ِ‬ ‫ت‪ ،‬إِنَّ َ‬‫َو ْالَ ْم َوا ِ‬
‫‪dan permusuhan…” – Q.S. Al-Maidah (5): 2.‬‬ ‫اخ ُذلْ َم ْن َخ َذ َل ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ ‪.‬اللَّهُ َّم ارْ فَ ْع َعنَّا ْالبَ َل َء‬ ‫ص َر ال ِّد ْينَ َو ْ‬ ‫ا ْنصُرْ َم ْن نَ َ‬
‫‪Karena pengelolaan sampah memberikan maslahat besar bagi kita‬‬ ‫ك ِمنَ‬ ‫َو ْال َوبَاْ َء َو ْالفَحْ َشا َء َو ْال ُم ْن َك َر َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَنَ ‪ .‬اللَّهُ َّم إِنَّا نَعُوْ ُذ بِ َ‬
‫‪sendiri, anak cucu kita dan alam sekitar kita, tentu ini menjadi‬‬ ‫ص َو ْال ُجنُوْ ِن َو ْال ُج َذ ْا ِم َو ُكوْ رُوْ نَا َو َس ِّي ِء ْالَ ْسقَاْ ِم‪..‬اللَّهُ َم اجْ َعلْ هَ َذا ْالبَلَ َد‬ ‫ْالبَ َر ِ‬
‫‪, dan karenanya kita‬تَ َعالَى ‪aktifitas yang bernilai ibadah disisi Allāh‬‬ ‫آ ِمنًا َسخَا ًء َرخَا ًء َوعَاْ َمةَ بِال ِد ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ ‪ .‬اللَّهُ َّم َدبِّرْ نَا فَإِنَّا َل نُحْ ِس ُن التَّ ْدبِ ْي َر‪،‬‬
‫‪ untuk ikut andil dalam segala aktifitas‬تَ َعالَى ‪diperintahkan Allāh‬‬ ‫ت بِ ِه ْال َمقَا ِد ْي ُر‬ ‫ف بِنَا فِ ْي َما َج َر ْ‬ ‫َو ْالطُ ْ‬
‫‪yang memberikan kemaslahatan, termasuk pengelolaan sampah.‬‬ ‫ان َو َل تَجْ َعلْ فِي قُلُوبِنَا ِغ ًّل‬ ‫الي َم ِ‬‫َربَّنَا ا ْغفِرْ لَنَا َو ِ ِل ْخ َوانِنَا الَّ ِذينَ َسبَقُونَا بِ ْ ِ‬
‫‪Dan akhirnya semoga kepedulian umat Islam dalam pengelolaan‬‬ ‫وف َر ِحي ٌم‪َ .‬ربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي ْال ِخ َر ِة‬ ‫ك َر ُء ٌ‬ ‫لِلَّ ِذينَ آ َمنُوا َربَّنَا إِنَّ َ‬
‫‪sampah akan memberikan solusi dalam memperbaiki lingkungan‬‬
‫اب النَّ ِ‬
‫ار‬ ‫َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫ُس ْب َحانَهُ َو ‪kita, untuk hidup lebih sehat dan bernilai. Semoga Allāh‬‬ ‫ْ‬
‫ان َوإِ ْيتَا ِء ِذي ْالقُرْ بَى َويَ ْنهَى ع َِن‬ ‫الحْ َس ِ‬ ‫ِعبَا َد هللاِ‪ ،‬إِ َّن هللاَ يَأ ُم ُر ُك ْم بِ ْال َع ْد ِل َو ْ ِ‬
‫‪ meridhai amalan kita, amin.‬تَ َعالَى‬
‫ْالفَحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغ ِي‪ ،‬يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ نَ ‪ ،‬فَ ْاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم‬
‫آن ْال َك ِري ِْم َونَفَ َعنِي َواِيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ ْاآليَا ِ‬
‫ت َوال ِّذ ْك ِر‬ ‫ك هللاُ لِي َولَ ُك ْم فِي ْالقُرْ ِ‬ ‫بَا َر َ‬ ‫يَ ْذ ُكرْ ُك ْم‪َ ،‬وا ْش ُكرُوْ هُ َعلَى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم‪َ ،‬وهللاُ يَ ْعلَ ُم َما تَ ْع َملُوْ نَ ‪َ .‬و ْال َح ْم ُد ِ َّلِ‬
‫ْالـ َح ِكي ِْم َوتَقَبَّ َل هللاُ ِمنِّى َو ِم ْن ُك ْم تِالَ َوتَهُ اِنَّهُ هُ َو ال َّس ِم ْي ُع ْال َعلِ ْي ُم َوا ْستَ ْغفِرُوْ هُ اِنَّهُ‬ ‫َْ‬
‫الصَّلةَ‬ ‫َربِّ ْال َعالَ ِم ْينَ ‪َ .‬وأَقِ ِم‬
‫هُ َو ْال َغفُوْ ُر الر ِ‬
‫َّح ْي ُم‬

‫‪50‬‬ ‫‪51‬‬
CERAMAH ISLAM

KEUTAMAAN SEORANG MUKMIN,


BUKTI NYATA KETAQWAANNYA
M. Taufiqur Rahman, S.Hut., M.Si. (Setjen)

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


،‫ حمدا يوافى نعمه ويكافى مزيده‬،‫الحمد هلل حمدا كثيرا طيّبا مباركا فيه‬
‫ تبارك اسم‬،‫يا ربّنا لك الحمد كما ينبغي لجالل وجهك وعظيم سلطانك‬
‫ اشهد ان ال اله اال هللا وحده ال شريك له واشهد‬.‫ربّك ذى الجالل واالكرام‬
‫ صلوات هللا األحد ومالئكته وأنبيآئه وجنوده‬،‫ان محمد عبده ورسوله‬ ّ
‫وأنصاره على أحمد نور هللا وعلى محمد رسول هللا وعلى مهدى خليفة هللا‬
‫ا ّما بعد‬
ِ ُ‫فيا عباد هللا ا‬
‫ فقد فاز المتّقون‬،‫وصيكم ونفسي بتقوى هللا‬
ّ
‫تموتن اال وانتم مسلمون‬ ّ ‫يا ايّها الّذين آمنوا تّقوا هللا ح‬
‫ق تقاته وال‬

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullāh,


Maha suci Allāh yang ditangan-Nya segala kerajaan dan Dia
Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Segala puji bagi-Nya,
pujian sebanyak bilangan makhluq-Nya, sebanding dengan
nikmat karunia-Nya, sepadan dengan kemuliaan wajah-Nya dan
keagungan kekuasaan-Nya. Shalawat dan salam semoga tercurah
atas junjungan nabi besar Muhammad Rasulullāh ‫صلى هللا عليه وسلم‬.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullāh,
Dalam hadits riwayat at-Thabrani dari Ibnu Umar ‫رضي هللا عنهما‬,
Rasulullāh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda:

52 53
‫ض ُل‬ َ ‫ وأَ ْف‬،‫ض ُل المؤمنِينَ اِس َْل ًما َم ْن َسلِ َم ال ُمسل ُمونَ ِم ْن لِ َسانِ ِه َويَ ِد ِه‬ َ ‫أَ ْف‬ mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.”
‫اج ِر ْينَ َم ْن هَ َج َر َما‬ َ ‫ وأَ ْف‬،‫المؤمنِينَ اِ ْي َمانًا أَحْ َسنُهُ ْم ُخلُقًا‬
ِ َ‫ض ُل ال ُمه‬ – Q.S.Al-Furqon (25): 63.
‫الجهَا ِد َم ْن َجاهَ َد نَ ْف َسهُ فى هللاِ ع َّز و َج َّل‬ ِ ‫ض ُل‬ َ ‫ وأَ ْف‬،ُ‫نَهَى هللاُ َع ْنه‬ ْ
‫ليصمت‬ ْ‫من يؤمن باهلل واليوم اآلخر فَليقلْ خيرا اَو‬
(‫)رواه الطبرانى عن ابن عمر‬ “Barangsiapa beriman kepada Allāh dan hari akhirat, hendaknya
“Keutamaan orang-orang beriman dengan islamnya adalah berkata yg baik atau diam.”– H.R. Bukhari dan Muslim.
selamatnya orang lain dari lisan dan tangannya; Keutamaan Ma’asyiral muslimin rahimakumullāh
orang-orang beriman dengan imannya adalah paling baik
akhlaqnya; Keutamaan orang-orang yang berhijrah adalah Ciri/karakter yang kedua :
menjauhi hal-hal yang diharamkan Allāh; dan Keutamaaan 2) ‫احسنهم خلقا‬
orang-orang yang berjihad adalah berjihad melawan hawa
nafsunya karena Allāh ‘Azza wa Jalla.” Memiliki akhlaq paling baik, artinya dia berakhlaq dengan
akhlaq Nabi Muhammad ‫صلى هللا عليه وسلم‬, yang diakui dan dipuji
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullāh, Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬dengan ayat-Nya “wa innaka la’ala khuluqin
Berdasarkan keterangan hadits tersebut, ada 4 ciri/karakter yang ‘adzhiim” (“sesungguhnya engkau memiliki akhlaq yang agung”),
menjadi keutamaan seorang mukmin dan menjadi bukti nyata dan dijelaskan oleh ibunda ‘Aisyah Ummul Mu’minin ‫رضي هللا عنها‬
ketaqwaannya kepada Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬, yaitu : dengan kalimatnya, Kaana khuluquhu Al-Qur’an (“Akhlaq Nabi
Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬adalah Al-Qur’an”). Maka hendaknya
Ciri/karakter pertama :
kita dapat mengikuti dan meneladani Nabi Muhammad ‫صلى هللا عليه‬
1) ‫من سلم المسلمون من لسانه ويده‬ ‫ وسلم‬dalam sikap dan prilaku kehidupannya, dalam berbagai aktifitas
ibadah dan mu’amalah, serta dalam berbagai peran dan kontribusi
Selamatnya orang lain dari lisan dan tangannya, artinya dia tidak
sosial dan peradaban manusia dengan mengambil petunjuk (hidayah)
merusak, tidak menyakiti, tidak mendzolimi, tidak membunuh
dari Al-Qur’an. Maka, dalam menghajati petunjuk (hidayah), saat
(karakter/jiwa) orang lain dan tidak mengambil sesuatu yg
kita membaca dan mentadabburi ayat-ayat-Nya, hendaknya kita
bukan haknya. Tidak ghibah dan memfitnah, tidak berdusta
perhatikan panggilan/ penyebutan diri kita dalam Al-Qur’an:
dan menyebarkan hoaks, serta tidak mengadu domba dan
membuat kerusuhan. Keberadaannya ditengah kehidupan sosial a. Penyebutan sebagai Insan (yakni sebagai entitas personal/individu),
bermasyarakat dan berbangsa menyejukkan dan mendamaikan, kita diiingatkan dengan ayatNya: kuwnuw rabbaniyyiin, jadilah
menebar rahmat bagi semesta alam. engkau orang-rabbaniy *); artinya kita punya tanggung jawab
dan amanah untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan diri
‫وعباد الرحمن الذين يمشون فى االرض هونا واذا خاطبهم الجاهلون‬ kita sebagaimana pesan Nabi ‫( صلى هللا عليه وسلم‬kullukum roo’in,
‫قالوا سالما؛‬ wakullukum mas’ulun ‘an roiyyatih, setiap kamu adalah pemimpin
“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) dan setiap pemimpin bertanggung jawab atas aoa yg dipimoinnya*).
orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati Indikator sukses menjadi pemimpin bagi diri sendiri adalah dengan
dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka Akhlaq Kariimah (akhlaq yg mulia).

54 55
b. Penyebutan sebagai an-Naas (yakni sebagai entitas social/ dan bertaubat kepada Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬. Diantara larangan Allāh
community), kita diingatkan dengan aya-tNya: kuntum khoiro yang berulang kali diingatkan dalam banyak ayat-ayatNya,
ummatin, jadilah engkau sebaik-baiknya ummat*); artinya kita diantaranya dalam surat Al_Isra ayat 31 sd 38 adalah : Jangan
punya tanggung jawab dan amanah untuk membangun tatanan dan syirik, jangan durhaka, jangan membunuh jiwa, jangan berdusta,
sistem kehidupan sosial bermasyarakat, sebagaimana pesan Nabi jangan mendekati zina, jangan mengambil harta anak yatim,
‫( صلى هللا عليه وسلم‬khoirun naas anfa’uhum linnaas, sebaik-baik jangan melakukan sesuatu tanpa pengetahuan, dan jangan berlaku
manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya*). sombong.
Indikator sukses menjadi pemimpin bagi ummat adalah dengan
Akhlaq Mahmuudah (akhlaq yang terpuji).
‫ك َم ْكرُوْ هَا‬ َ ِ‫ُكلُّ َذال‬
َ ِّ‫ك َكانَ َسيِّئُهُ ِعن َد َرب‬
“Karena semua itu kejahatannya amat dibenci di sisi Tuhanmu.”
c. Penyebutan sebagai Adam/bani adam (yakni sebagai entitas
bangsa/peradaban), kita diingatkan dengan ayatNya: inniy jaa’ilun Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullāh,
fil ardhi kholiifah, Sesungguhnya Aku akan menjadikannya Ciri/karakter yang keempat:
khalifah di bumi *); artinya kita punya tanggung jawab dan amanah
untuk mengelola, mengambil manfaat dan melestarikan lingkungan 4) ‫من جاهد نفسه فى هللا ع ّز وج ّل‬
alam dengan berbagai nikmat yang disediakan, sebagaimana pesan Berjihad melawan hawa nafsunya, artinya dia berusaha untuk
ayat (wama arsalnaka illa rahmatan lil’aalamiin, dan tidaklah mengenal karakter jiwanya sendiri dan mampu mengendalikannya,
kami utus engkau kecuali menjadi rahmat bagi semesta alam*). selalu mensucikan jiwanya dari segala kotoran dan penyakit, dari
Indikator sukses menjadi pemimpin bagi semua makhluq di bumi kecintaan berlebihan kepada dunia dan takut mati, dan menyadari
adalah dengan Akhlaq ‘Adzhiimah (akhlaq yg agung). hakikat kehidupan dunia yang fana, hina dan sandiwara, serta
‫لقد كان لكم فى رسول هللا اسوة حسمة لمن كان يرجوا هللا واليوم اآلخر‬ menyiapkan bekal kehidupan hari akhiratnya.
‫وذكر هللا كثيرا‬ ‫قد أفلح من تز ّكا وذكراسم ربّك فصلّل‬
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullāh itu suri teladan “Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwanya,
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia tunaikan shalat.”
Allāh dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak mengingat – Q.S. Al-A’la (87): 14-15.
Allāh.” – Q.S. Al-Ahzab (33): 21.
‫كن فى ال ّدنيا كأنّك غريبا او عابر الّسبيل‬
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullāh,
“Jadilah engkau di dunia seakan-akan orang asing atau musafir.”
Ciri/karakter yang ketiga: – H.R. Bukhari: 6416.
3) ‫من هجر ما نهى هللا عنه‬ ‫من ال َكيِّسُ ؟ الكيّسُ من دان نفسه وعمل لما بعد الموت‬
Hijrah dari apa saja yang dilarang Allāh ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ , artinya “Siapakah orang yang cerdas itu? adalah orang yang bisa
dia meninggalkan dan menjauhi perbuatan dosa dan maksiat, baik mengendalikan hawa nafsunya dan beramal sholeh untuk bekal
lahir maupun batin, kecil maupun besar, serta selalu beristighfar persiapan pasca kematiannya.” – H.R. At-Tirmidzi.

56 57
‫‪Fa’tabiruw ya ulil albaab‬‬ ‫الله ّم صلّى وسلّم وبارك على سيّدنا محمد الصّادق الوعد األمين ال ّسيّد‬
‫َوبَ ِّش ِر ْال ُم ْؤ ِمن ْينَ بِأ َ َّن لَهُ ْم ِمنَ هللاِ فَضْ ًل َكبِ ْيرًا‬ ‫الكامل الفاتح الخاتم‬
‫‪“Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang mukmin‬‬ ‫الله ّم ص ّل وسلّم وبارك على سيّدنا محمد المصطفى ال ّسيّد المرسليم‬
‫”‪bahwa sesungguhnya bagi mereka karunia yang besar dari Allāh.‬‬ ‫والخاتم النبيّين‬
‫‪– Q.S. Al-Ahzaab (33): 47.‬‬
‫الصّالة والسالم عليك أيّها النب ّي الرّحمة الشفيع األُ ّمة ورحمة هللا وبركاته؛‬
‫بارك هللا لي ولكم فى القرآن الكريم ونفعني وايّاكم بما فيه من اآليات والذكر‬ ‫السالم علينا وعلى عباد هللا الصّالحين‬
‫الحكيم وتقبّل منّي ومنكم تالوته انّه هو الغفور الرحيم‬ ‫الله ّم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات األحيآء منهم‬
‫‪Khotbah Kedua‬‬ ‫واألموات انّك سميع قريب مجيب الدعوات يا قاضي الحاجات‪ ،‬برحمتك‬
‫الحد هلل وسالم على عباده الذين اصطفى‪ ،‬والسالم على من اتّبع الهدى‪،‬‬ ‫يا أرحم الراحمن‬
‫وسالم على المرسلين؛ سالم قوال من ربّ الرحيم‪ ،‬سالم عليكم بما صبرتم‬ ‫اللهم انّي أسئلك باسمك األعظم وبكل اسم هو س ّميت لك به نفسك او‬
‫فنعم عقب الدار‪ ،‬سالم عليكم تبتم فادخلوها خالدين‬ ‫أزلته فى كتابك ا وعلّمته احدا من خلقك او استرثئت به فى العلم الغيب‬
‫السالم عليك أيّها النب ّي ورحمة هللا وبركاته‬ ‫عندك ان تجعل القران ربيع قلبي ونورا بصري وجالء حزني وذهاب‬
‫السالم علينا وعلى عباد هللا الصّالحين‬ ‫ه ّمي وغ ّمي ان تقضي حاجلتي‬
‫ق المبين واشهد ّ‬
‫ان محم ًد رسول هللا‬ ‫اشهد ان ال اله اال هللا الملك الح ّ‬ ‫)ياربّ النّاس ربّ العالمين الحمن الرحيم (فانّي قريب‬
‫الصادق الوعد االمين‬ ‫)يامالك النّاس ملك يوم الدين (ونحن اقرب اليه من حبل الوريد‬
‫اللهم يا واحد يا أحد‪ ،‬يا واجد يا جواد‪ ،‬صلّى وسلّم وبارك على سيّدنا‬ ‫)يا اله الناس ايّاك نعبد وايّاك نستعين (وكان هللا بك ّل شيئ محيطا‬
‫محمد وعلى آل سيّدنا محمد فى ك ّل لمحة ونفس بعدد معلومات هللا‬ ‫اهدنا الصراط المستقيم‪ ،‬اهدنا (افتح لنا فتحا مبينا واغفر لنا وارحمنا وتب‬
‫وفيوضاته وأمداده‬ ‫علينا وانصرنا نصرا عزيزا وأنزل السكينة فى فلوبنا واجعل لنا من لدنك‬
‫ا ّما بعد‬ ‫)وليّا واجعل لنا من لدنك نصيرا‬
‫فيا عباد هللا اوصيكم ونفسي بتقوى هللا فقد فاز المتقون‬ ‫اهدنا الصراط المستقيم‪ ،‬صراطاالّذين انعمت عليهم (من النبيّين‬
‫يا ايها الذين آمنوا تّقوا هللا وقولوا قوال سديدا‪ ،‬يصلح لكم أعمالكم ويغفر‬ ‫)والص ّديقين والشهداء والصالحين وحسن الئك رفيقا‬
‫لكم ذنوبكم ومن يطع هللا ورسوله فقد فاز فوزا عظيما‬ ‫غير المغضوب عليهم وال الضالّين آمين‬
‫ان هللا ومالئكته يصلّون على النبي ياايها الذين آمنوا صلّوا عليه وسلّموا‬ ‫ّ‬ ‫ان هللا يأمر بالعدل واالحسان وايتائذ القرباء وينهى عن‬ ‫عباد هللا‪ّ ،‬‬
‫تسليم‬ ‫الفخشاء والمنكروالبغي يعظكم لعلّكم تذ ّكرون فاذكر هللا يذكركم واشكروه‬
‫الله ّم صلّى وسلّم وبارك على سيّدنا محمد عبدك ورسولك النب ّي اال ّمى‬ ‫على نعمه يزدكم ولذكر هللا االكبر‬
‫وعلى آله وأصحابه واِخوانه واُ ّمته‬
‫‪58‬‬ ‫‪59‬‬
CERAMAH ISLAM

KHOTBAH
GERHANA BULAN TOTAL
M.Taufiqur Rahman, S.Hut, M.Si. (Setjen)

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركا‬


‫الحمد هلل الذي لم يتّخذ ولدا ولم يكن له شريك فى الملك ولم يكن له ول ٌّي‬
ّ ‫من‬
‫ هللا اكبر وهلل‬،‫ ال اله اال هللا وهللا اكبر‬،×٣ ‫ هللا اكبر‬.‫الذ ّل وكبّره تكبيرا‬
‫الحمد‬
Maha suci Allāh yang ditangan-Nya segala kerajaan dan Dia
Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Segala puji bagi-Nya,
pujian sebanyak bilangan makhluq-Nya, sebanding dengan
nikmat karunia-Nya, sepadan dengan kemuliaan wajah-Nya dan
keagungan kekuasaan-Nya. Shalawat dan salam semoga tercurah
atas junjungan nabi besar Muhammad Rasulullāh ‫صلى هللا عليه وسلم‬.
،‫الصالة والسالم عليك أيّها النب ّي الرحمه الشفيع اال ّمه ورحمة هللا وبركاته‬
‫ اشهد ان ال اله اال هللا وحده ال‬.‫السالم علينا وعلى عباد هللا الصالحين‬
‫ رضيت باهلل ربّا وباالسالم دينا‬،‫ان محمدا عبده ورسوله‬ ّ ‫شريك له وأشهد‬
‫وبمحمد نبيّا ورسوال‬
‫ا ّما بعد‬
‫ فقد فاز المتّقون‬،‫فيا عباد هللا اوصيكم ونفسي بتقو هللا‬
ّ
‫تموتن اال وانتم مسلمون‬ ‫ق تقاته وال‬ّ ‫يا ايّها الّذين آمنوا تّقوا هللا ح‬
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullāh
Saat ini, kita menyaksikan fenomena alam berupa gerhana bulan
yang menjadi bukti kebesaran dan kekuasaan Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬,
sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an, surat Yasin ayat 37 s.d.
40.

60 61
ْ ‫َو ٰايَةٌ لَّهُ ُم الَّ ْي ُل ۖنَ ْسلَ ُخ ِم ْنهُ النَّهَا َر فَاِ َذا هُ ْم ُّم‬
‫ظلِ ُموْ ۙنَ َوال َّش ْمسُ تَجْ ِريْ لِ ُم ْستَقَرٍّ لَّهَا‬ besarnya tak terukur, tingginya tak terjangkau, terdapat didalamnya
‫َاز َل َح ٰتّى عَا َد َك ْالعُرْ جُوْ ِن ْالقَ ِديْم‬ِ ‫ َو ْالقَ َم َر قَ َّدرْ ٰنهُ َمن‬.‫ك تَ ْق ِد ْي ُر ْال َع ِزي ِْز ْال َعلِي ِْم‬َ ِ‫ٰۗذل‬ bermilyar planet, bintang, meteor, dan galaksi, semuanya bergerak
ُ ِ‫ك ْالقَ َم َر َو َل اللَّ ْي ُل َساب‬ secara teratur dan serasi, seimbang dan sejalan, sesuai dengan
‫ار ۚ َو ُكلٌّ فِي فَلَ ٍك‬ ِ َ‫ق النَّه‬ َ ‫ل ال َّش ْمسُ يَ ْنبَ ِغي لَهَا أَ ْن تُ ْد ِر‬.َ
kuasa dan kehendak Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬.
َ‫يَ ْسبَحُون‬
Betapa amat sangat kecilnya manusia di ruang alam semesta ini,
“Dan suatu tanda (kekuasaan Allāh yang besar) bagi mereka jika ukuran bumi yang kita tempati saja sepersejuta dua ratus
adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka ribu lebih kecil dari ukuran matahari, kira-kira perbandingannya
dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan [37]. dan adalah jika bumi sebesar kelereng, maka matahari sebesar bola
matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan berdiameter 1.1 meter. Padahal ada bintang yang lebih besar lagi
Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui [38]. Dan telah Kami ukurannya dibanding matahari, yaitu Sirius adalah bintang paling
tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia terang di langit malam dengan ukuran besarnya 1.71 kali matahari,
sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk dan Antares adalah bintang dingin berwarna merah dengan besar
tandan yang tua [39]. Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar 680 kali besar matahari. Hal ini menjelaskan kebesaran dan
bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing- keagungan Allāh Yang Maha Tinggi dan Maha Agung. Maka
masing beredar pada garis edar/orbitnya [40].” – Q.S. Yasin (36). betapa angkuhnya manusia yang mengingkari Allāh dan Rasul-
Ma’asyiral Muslimiin Rahimakumullāh, Nya padahal seluruh ciptaan-Nya di alam semesta ini tunduk dan
Ayat-ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa terjadinya siang dan patuh kepada ketetapan dan perintah-Nya, semuanya bertasbih
malam karena adanya peredaran bulan dan matahari mengelilingi kepada Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬.
bumi dan perputaran bumi pada porosnya. Terjadinya gerhana ‫أفغير دين هللا يبغون وله األسلم من فى السماوات واألرض طوعا وكرها‬
adalah ketika matahari, bulan, dan bumi berada di satu garis lurus. ‫واليه يرجعون‬
Jika bulan menghalangi cahaya matahari ke bumi, maka terjadilah
gerhana matahari. Jika bumi menghalangi cahaya matahari sampai “Apakah selain dien Islam yg mereka cari, padahal kepadaNya
ke bulan maka terjadilah gerhana bulan. Itulah fenomena alam saja berserah diri apa saja yang ada di langit dan bumi semuanya
yang kadang bisa terjadi dengan kuasa dan kehendak Allāh ُ‫ُس ْب َحانَه‬ dengan suka atau terpaksa dan kepadaNya semua akan kembali.”
‫ َو تَ َعالَى‬. ‫ض َوهُ َو ْال َع ِز ْي ُز ْال َح ِك ْي ُم‬
ِ ْ‫ت َوا ألَر‬
ِ ‫َسبَّ َح ِل َما فِي ال َّس َما َوا‬
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullāh, “Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih
Allāh menciptakan bulan dengan cahayanya yang meliputi dan kepada Allāh (menyatakan kebesaran Allāh). Dan Dialah yang
matahari dengan sinarnya yang menerangi; Allāh menciptakan Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” – Q.S. Al-Hadiid (57): 1.
orbit atau manzilah segala benda di langit untuk pergerakannya
‫ات ال َّس ْب ُع َوا ْلَرْ ضُ َو َم ْن فِي ِه َّن ۚ َو إِ ْن ِم ْن َش ْي ٍء إِلَّ يُ َسبِّ ُح‬
ُ ‫تُ َسبِّ ُح لَهُ ال َّس َما َو‬
secara rotasi dan peredarannya secara revolusi sebagai tanda
kekuasaan Allāh bagi orang-orang yang berfikir. ‫بِ َح ْم ِد ِه ٰ َولَ ِك ْن َل تَ ْفقَهُونَ تَ ْسبِي َحهُ ْم ۗإِنَّهُ َكانَ َحلِي ًما َغفُورًا‬
Jika kita perhatikan alam semesta, yang luasnya tak terbatas,

62 63
“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya dan neraka. Bahkan, beliau ingin mengambil setangkai dahan
bertasbih kepada Allāh. Dan tak ada sesuatupun melainkan dari surga untuk diperlihatkan kepada sahabatnya. Beliau juga
bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti diperlihatkan berbagai bentuk azab yang ditimpakan kepada ahli
tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi neraka. Karena itu, dalam salah satu khotbahnya selesai salat
Maha Pengampun.” – Q.S. Al-Isra’ (17): 44. gerhana, beliau bersabda, “Wahai umat Muhammad, demi Allāh,
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullāh, jika kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan
sedikit tertawa dan banyak menangis.” – Hadits Muttafaq Alaih.
Rasulullāh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬memerintahkan kepada kita bila
terjadi gerhana agar memperbanyak dzikir dan do’a kepada Maka dari itu, marilah kita persiapkan bekal kehidupan masa
Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬, mendirikan shalat sunnah gerhana, bertakbir depan akhirat, dengan banyak mengingat pemutus kelezatan
mengagungkan-Nya, merendahkan diri dan berpasrah kepada- (mati), mengenal karakter jiwa kita dan bisa mengendalikan
Nya, serta menyambung silaturahmi dan bersedekah, sebagaimana hawa nafsunya, tidak terpedaya dengan kesenangan dunia, selalu
sabda beliau dalam hadits riwayat Imam al-Bukhari: beristighfar memohon ampunan dan rahmat-Nya, kembali kepada
Allāh dengan taubat nashuha, serta berdo’a kepada Allāh agar
‫ت أَ َح ٍد َو َل لِ َحيَاتِ ِه فَإِ َذا‬ ِ َ‫ت للاَّ ِ َل يَ ْخ ِسف‬
ِ ْ‫ان لِ َمو‬ ِ ‫س َو ْالقَ َم َر آيَت‬
ِ ‫َان ِم ْن آيَا‬ َ ‫إِ َّن ال َّش ْم‬ dapat selalu mengingat-Nya, mensyukuri nikmat karuniaNya, dan
َ َ‫صلُّوا َوت‬
‫ص َّدقُوا‬ َ ‫ك فَا ْد ُعوا للاَّ َ َو َكبِّرُوا َو‬َ ِ‫َرأَ ْيتُ ْم َذل‬ menyempurnakan ibadah kepada-Nya.
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari Ma’asyiral Muslimiin Rahimakumullāh,
tanda-tanda kebesaran Allāh, dan tidak akan mengalami Dengan adanya fenomena gerhana kali ini, semoga dapat
gerhana disebabkan karena mati atau hidupnya seseorang. Jika meningkatkan keimanan dan keislaman kita, membangun sikap
kalian melihat gerhana, maka banyaklah berdoa kepada Allāh, Tawakkal hanya kepada Allāh saja, senantiasa ihsan dalam semua
bertakbirlah, dirikan shalat dan bersedekahlah.” urusan, banyak memberi manfaat kepada sesama, serta selalu
Ma’asyiral Muslimiin Rahimakumullāh, ramah terhadap alam/lingkungan sekitar kita.
Selain itu, Rasulullāh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬juga mengajarkan apabila ‫ت ِلُولِي‬ ٍ ‫ار َليَا‬ ِ َ‫ف اللَّي ِْل َوالنَّه‬ ْ ‫ض َو‬
ِ ‫اختِ َل‬ ِ ْ‫ت َو ْالَر‬ ِ ‫ق ال َّس َما َوا‬ ِ ‫إِ َّن فِي خ َْل‬
gerhana terjadi, hendaknya kita menghadirkan rasa takut kepada ‫ب ۞الَّ ِذينَ يَ ْذ ُكرُونَ للاَّ َ قِيَا ًما َوقُعُودًا َو َعلَ ٰى ُجنُوبِ ِه ْم َويَتَفَ َّكرُونَ فِي‬ ِ ‫ْالَ ْلبَا‬
Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬. Sebab, peristiwa gerhana mengingatkan kita
ِ َّ‫اب الن‬
‫ار‬ َ ‫ك فَقِنَا َع َذ‬ ِ َ‫ض َربَّنَا َما َخلَ ْقتَ ٰهَ َذا ب‬
َ َ‫اط ًل ُس ْب َحان‬ ِ ْ‫ت َو ْالَر‬ ِ ‫خ َْل‬
ِ ‫ق ال َّس َما َوا‬
akan tanda-tanda kejadian hari kiamat, diantaranya matahari akan
terbit dari arah barat dan terjadi malam/kegelapan yang panjang; Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
atau takut jika azab Allāh diturunkan akibat adanya dosa/ bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-
kedzaliman/ kedustaan yang banyak dilakukan orang lain secara orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allāh
massiv dan sistemik. sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullāh, “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia,
Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬saat menyaksikan gerhana Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”
matahari ketika Salat Kusuf, diperlihatkan oleh Allāh, surga

64 65
‫‪Fa’tabiruw ya Ulil Albaab.‬‬ ‫ان أَ ْن آ ِمنُوْ ا بِ َربِّ ُك ْم فَآ َمنَّا‪َ .‬ربَّنَا فَا ْغفِرْ لَنَا‬ ‫ل ْي َم ِ‬‫َربَّنَا إِنَّنَا َس ِم ْعنَا ُمنَا ِديا ً يُّنَا ِدى لِ ْ ِ‬
‫بارك هللا لي ولكم فى القرآن الكريم‪ ،‬ونفعني وايّاكم بما فيه من اآليات‬ ‫ار‪َ .‬ربَّنَا َلتُ ِز ْغ قُلُوْ بَنَا بَ ْع َد إِ ْذهَ َد ْيتَنَا‬ ‫ُذنُوْ بَنَا َو َكفِّرْ َعنَّا َسيِّئَاتِنَا َوتَ َوفَّنَا َم َع ْالَ ْب َر ِ‬
‫والذكر الحكيم‪ ،‬وتقبّل ّ‬
‫للاُ منّي ومنكم تالوته انّه هو الغفور الرحيم‬ ‫اس لِيُوْ ٍم لَّ‬ ‫ك َجا ِم ُع النَّ ِ‬ ‫ك أَ ْنتَ ْال َوهَّابُ ‪َ .‬ربَّنا َ إِنَّ َ‬ ‫ك َرحْ َمةً إِنَّ َ‬ ‫َوهَبْ لَنا َ ِم ْن لَّ ُد ْن َ‬
‫َاخ ْذنَا اِ ْن نَّ ِس ْينَا أَوْ أَ ْخطَأنَا‪َ .‬ربَّنَا‬ ‫ف ْال ِم ْي َعاد‪َ .‬ربَّنَا َلتُؤ ِ‬ ‫ك َلتُ ْخلِ ُ‬ ‫ْب فِ ْي ِه إِنَّ َ‬
‫َري َ‬
‫َو َلتَحْ ِملْ َعلَ ْينَا اِصْ رًا َك َما َح َم ْلتَهُ َعلَى الَّ ِذ ْينَ ِم ْن قَ ْبلِنَا‪َ .‬ربَّنَا َو َلتُ َح ِّم ْلنَا‬
‫‪Ma’asyiral Muslimiin Rahimakumullāh‬‬
‫ف َعنَّا َوا ْغفِرْ لَنا َ َوارْ َح ْمنَا أَ ْنتَ َموْ َلنَا فَا ْنصُرْ نَا َعلَى‬ ‫َم َالطَاقَةَ لَنا َ بِ ِه‪َ .‬وا ْع ُ‬
‫‪Akhirnya, sebagai penutup khotbah ini, marilah bersama-sama‬‬ ‫ْالقَوْ ِم ْال َكافِ ِر ْينَ ‪ .‬ربنا آتنا فى الدنيا حسنة وفى اآلخرة حسنة وقنا عذاب‬
‫‪ُ dengan penuh‬س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى ‪kita panjatkan doa ke hadirat Allāh‬‬
‫‪keyakinan dan penuh harapan. Semoga dikabulkan.‬‬ ‫ك اَ ْنتَ التَّوَّابُ‬ ‫ك اَ ْنت ال َّس ِم ْي ُع ْال َعلِيْم َوتُبْ َعلَ ْينَا اِنَّ َ‬ ‫النار‪َ .‬ربَّنَا تَقَبَّلْ ِمنَّا اِنَّ َ‬
‫صفُوْ نَ َو َس َل ٌم َعلَى ْال ُمرْ َسلِ ْينَ‬ ‫ك َربِّ ْال ِع َّز ِة َع َّما يَ ِ‬ ‫َّحي ِْم ‪ُ ،‬س ْب َحانَ َربِّ َ‬ ‫الر ِ‬
‫‪Ya Allāh, hamba mohon kepada-Mu dengan kedudukan mulia‬‬
‫‪disisi singgasana-Mu dan rahmat serta anugerah yang tiada henti-‬‬
‫َو ْال َح ْم ُدهللِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْينَ‬
‫‪hentinya dari ketentuan-Mu, dan dengan nama-Mu Yang Maha‬‬ ‫والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
‫‪Agung, dan kebesaran-Mu Yang Maha Tinggi serta Kalimat-Mu‬‬
‫‪yang sempurna.‬‬
‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬
‫بسم هللا ماشآء هللا وتباركاهلل وتو ّكلنا على هللا الحول وال ق ّوة ّال باهلل‬
‫حسبنا هللا ونعم الوكيل‬
‫ك ْال َح ْم ُد َك َما يَ ْمبَ ِغ ْى‬ ‫أَ ْل َح ْم ُد هللِ َح ْمدًا يُّ َوافِى نِ َع َمهُ َويُ َكافِى َم ِز ْي َدهُ‪ .‬يَا َربَّنَا لَ َ‬
‫ك ِذى الجالل‬ ‫ك ا ْس ُم َربِّ َ‬ ‫َظي ِْم س ُْلطَانِكَ‪ ،‬تَبَا َر َ‬‫ك ْال َك ِري ِْم َوع ِ‬ ‫لِ َجالَ ِل َوجْ ِه َ‬
‫وال ْك َر ِام‪ .‬أشهد ان ال اله اال هللا األ ّول اآلخر الظاهر الباطن وأشهد ّ‬
‫ان‬ ‫ِْ‬
‫محمد رسول هللا‪ ،‬السيّد الكامل الفاتح الخاتم‬
‫اللهم ص ّل على نور االنوار وس ّر األسرار وترياق األغيار ومفتاح الب‬
‫اليسار سيّدنا محم ٍد المختار وآله األطهار وأصحابه األخيار عدد نعم هللا‬
‫واِفضاله‬
‫اللهم ص ّل على سيّدنا محمد النور ّ‬
‫الذاتى والس ّر السّاري فى سائر األسماء‬
‫والصفات وعلى آله وصحبه وبارك وسلّم‬
‫اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد نورك الساري ومددك الجاري‬
‫واجمعني فى كل أطواري وعلى آله وصحبه‪ ،‬يانور يا ح ّ‬
‫ق يامبين؛ أحْ يِ ْي‬
‫قلبي بنورك‪ ،‬وأقِ ْمنِي بشهودك‪ ،‬وع ّر ْف ْ‬
‫ني الطريق اليك‬
‫‪66‬‬ ‫‪67‬‬
CERAMAH ISLAM

KONSTRUKSI TAUHID
DALAM KEHIDUPAN
M. Taufiqur Rahman, S.Hut., M.Si. (Setjen)

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


‫الحمد هلل الذي لم يتّخذ ولدا ولم يكن له شريك فى الملك ولم يكن له‬
ّ ‫ول ٌّي من‬
‫ ال اله اال هللا وهللا اكبر‬،×٣ ‫ هللا اكبر‬.‫الذ ّل وكبّره تكبيرا‬
‫هللا اكبر وهلل الحمد‬
Maha suci Allāh yang ditanganNya segala kerajaan dan Dia
Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Segala puji bagiNya, pujian
sebanyak bilangan makhluqNya, sebanding dengan nikmat
karuniaNya, sepadan dengan kemuliaan wajahNya dan keagungan
kekuasaanNya. Shalawat dan salam semoga tercurah atas
junjungan nabi besar Muhammad Rasulullāh ‫صلى هللا عليه وسلم‬.
‫ السالم‬،‫الصالة والسالم عليك أيّها النب ّي الرحمه الشفيع اال ّمه ورحمة هللا وبركاته‬
‫ اشهد ان ال اله اال هللا وحده ال شريك له وأشهد‬.‫علينا وعلى عباد هللا الصالحين‬
‫ رضيت باهلل ربّا وباالسالم دينا وبمحمد نبيّا ورسوال‬.‫ان محمدا عبده ورسوله‬ ّ
‫بعد‬ ‫ا ّما‬
‫ فقد فاز المتّقون‬،‫فيا عباد هللا اوصيكم ونفسي بتقو هللا‬
ّ
‫تموتن اال وانتم مسلمون‬ ّ ‫يا ايّها الّذين آمنوا تّقوا هللا ح‬
‫ق تقاته وال‬
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullāh,
Jama’ah ‘Iedul Adha yang dirahmati Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬.
Pada hari yang mulia ini, seluruh umat Islam di seantero dunia
kembali memperingati hari raya ‘Iedul Adha atau hari raya
Qurban. Hari yang disebut oleh Al-Qur’an sebagai salah satu
dari syi’ar-syi’ar Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬yang harus dihormati dan

68 69
diagungkan oleh hamba-hambaNya yang beriman; Syiar-syiar Hadirin yang dirahmati Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬.
Allāh yang harus diambil hikmah, pelajaran, dan keteladan dari Kesuksesan Ibrahim ‫ َعلَ ْي ِه ٱلس ََّل ُم‬, merupakan kesuksesan yang besar.
peristiwa sejarah peradaban manusia pilihan, sebagaimana disebut Dia sukses dalam memimpin dirinya, keluarganya, masyarakatnya,
dalam Al-Qur’an: bangsanya, bahkan sukses dalam mengelola lingkungan hidupnya.
‫ومن يعظّم من سعائر هللا فهو من تقوى القلوب‬ Diantara gelar yang dimiliki Ibrahim ‫ َعلَ ْي ِه ٱلس ََّل ُم‬atas kesuksesannya
adalah menjadi Khalilullāh (kesayangan Allāh), Abu Ambiya
“Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allāh, maka
(Bapak Para Nabi), Ummah (Imam/Pemimpin), dan Abu Tauhid
sesungguhnya itu dari ketakwaan hati”. – Q.S. Al-Hajj (22): 32.
(Bapak Tauhid).
Syi’ar hari raya Iedul Adha, tak bisa dilepaskan dari sukses
• Gelar Khalilullāh (kesayangan Allāh), seperti disebut pada
Nabi Ibrahim ‫ َعلَ ْي ِه ٱلس ََّل ُم‬dan keluarganya, dalam menjalani ujian
ayat : “wattakhodza Allāhu ibraahiima kholiila” – Q.S. An-
keimanan, ketaatan, dan tawakkalnya kepada Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬,
Nisa’ (4): 125, mengindikasikan kesuksesan Ibrahim ‫َعلَ ْي ِه ٱلس ََّل ُم‬
sehingga patut menjadi teladan bagi ummat manusia sepanjang
sebagai hamba Allāh dan Rasul-Nya, dan sukses mendapat
zaman:
cinta dan ridho-Nya.
‫قد كانت لكم أسوة حسنة في ابراهيم والّذين معه‬ • Gelar Abu Ambiyaa (bapak para nabi), seperti disebut dalam
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu ayat: “Rabbiy habliy minas shoolihiin” – Q.S. As-Saffat (37):
pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia.” 40, mengindikasikan kesuksesan Ibrahim ‫ َعلَ ْي ِه ٱلس ََّل ُم‬sebagai
– Q.S. Al-Mumtahanah (60): 4. kepala keluarga, dan sukses mendidik anak dan keturunannya
menjadi hamba-hamba Allāh yang sholih, menjadi para nabi
Penyebutan walladziina ma’ah pada ayat tersebut, menjelaskan
dan Rasul.
keteladan yang sifatnya sistemik/terorganisasi, bukan semata
keteladan yang sifatnya personal/individual. Pada ayat lain, Allāh • Gelar Ummat (imam/pemimpin), seperti disebut pada ayat:
‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬juga menjelaskan keistimewaan Ibrahim ‫َعلَ ْي ِه ٱلس ََّل ُم‬ “Inna ibraahiima kaana ummatan qoonitan lillah hanifaa”
dengan firman-Nya: – Q.S. An-Nahl (16): 120, mengindikasikan kesuksesan Ibrahim
‫ َعلَ ْي ِه ٱلس ََّل ُم‬sebagai pemimpin masyarakat dan bangsanya.
‫ومن أحسن دينا م ّمن أسلم وجهه هلل وهو ُمحْ ِس ٌن واتّبع ِملّة ابراهيم حنيفا‬
• Gelar Abu Tauhid (bapak tauhid), seperti disebut dalam ayat:
‫واتّخذ هللاُ ابراهي َم خليال‬
“Qul innaaniy hadaaniy Rabbiy ila shirootim mustaqiim,
“Dan siapakah yang lebih baik Dien-nya (agamanya/ibadahnya/ Dienan millata ibraahiima haniifaa, wama kaana minal
kehidupannya) dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya musyrikiin. Inna sholatiy wanusukiy wamahyaayaa
kepada Allāh, dan selalu mengerjakan amal kebaikan, dan wamamaatiy lillahi Rabbil ‘Aalamiin, laa syariika lahu
mengikuti agama Ibrahim yang lurus.” – Q.S. An-Nisa (4): 125. wabidzaalika umirtu wa ana awwalul muslimiin” – Q.S. Al-
Penyebutan millata Ibrahim pada ayat tersebut, menjelaskan An’am (6): 161-163, mengindikasikan kesuksesan Ibrahim as
sistem tauhid dan cara ibadah Ibrahim ‫ َعلَ ْي ِه ٱلس ََّل ُم‬yang hanif (lurus), dalam membangun konstruksi tauhid dalam kehidupannya.
yang mengahantarkannya kepada kesuksesan dan keselamatan.

70 71
Terkait kesuksesan nabi Ibrahim ‫ َعلَ ْي ِه ٱلس ََّل ُم‬sebagai Bapak Tauhid, melakukan kebaikan semampu yang bisa dia lakukan. Kesadaran
hendaknya dapat menjadi teladan bagi orang-orang beriman untuk selalu menjaga keseimbangan, keserasian, keharmonisan,
untuk menjadi pribadi yang memiliki integritas (bertauhid), yaitu dan keutuhan tatanan kehidupan manusia dan lingkungan alamnya.
pribadi yang memiliki pandangan hidup (paradigma) Aqidah 1. Konstruksi Tauhid Antara Hamba dan Tuhannya;
Islam. Pribadi yang mampu mengintegrasikan keberadaan dirinya
sebagai hamba dengan Tuhannya, Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬Rabbun Naas, Konstruksi tauhid ini diungkapkan oleh Ibrahim as dalam
Rabbul ‘Aalamiin. Pribadi yang mampu mengintegrasikan antara kesadaran iman bahwa hidup ini adalah perjalanan menuju Allāh
masa lalu, masa kini, dan masa depannya; Pribadi yang mampu ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬, dan selalu berharap mendapatkan petunjuk-NYA.
mengintegrasikan antara lahir dan batinnya; Pribadi yang mampu ‫وقال انّي ذاهب الى ربّي سيهدين‬
mengintegrasikan antara bumi dan langitnya; serta Pribadi yang
mampu mengintegrasikan antara dunia dan akhiratnya. “Dan Ibrahim berkata:”Sesungguhnya aku pergi menghadap
kepada Tuhanku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku.” –
‫هللا أكبر هللا أكبر هللا أكبر وهلل الحمد‬ Q.S. As-Saffat (37): 99.
Hadirin yang dirahmati Allāh ‫ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬ Kesadaran tauhid ini bagi orang yang beriman mengingatkan asal
Orang yang memiliki tauhid dijamin Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬akan usulnya dan hakikat pemilik dirinya. Nabi Muhammad ‫صلى هللا عليه‬
mendapatkan kebahagiaan dan kemuliaan hidupnya, sebagaimana ‫وسلم‬, mengingatkan kita dengan sabdanya: kun fiddunya kaannaka
firman-Nya: ghoriiban aw ‘aabirus sabiil (jadilah engkau di dunia seperti orang
asing, atau sebagai pengembara). Dunia bukan tujuan dan tempat
‫وال تهنوا وال تحزنوا وأنتم األعلون ان كنتم مؤمنين‬ tinggal tetap, maka dalam menjalani hidup di dunia ini, hendaknya
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu kita istiqomah menjadikan Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬sebagai tujuan hidup
bersedih hati, Padahal kamulah orang-orang yang paling (Allāh Ghooyatuna). Setiap langkah dan aktifitas kehidupan harus
Tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” dipastikan sesuai dengan petunjuk-Nya. Sekalipun jalan petunjuk
– Q.S. Al-Imran (3): 139. ini melelahkan karena panjang jalannya, banyak rintangannya,
berat bebannya, dan sedikit kafilahnya. Namun dengan rahmat
ّ
‫ولكن المناقين ال يعلمون‬ ‫وهلل الع ّزة ولرسوله وللمؤمنين‬ dan pertolongan Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬, dengan sikap sabar dan tetap
“Dan kemuliaan itu hanyalah bagi Allāh, bagi Rasul-Nya dan dalam kesabaran akan dapat menghantarkan perjumpaan dengan-
bagi orang-orang yang beriman, tetapi orang-orang munafik itu Nya.
tiada mengetahui.” – Q.S. Al-Munafiqun (63): 8.
‫ياأيّتها النّفس المطمئنّة ارجعي الى ربّك رتضية مرضيّة فادخلي فى عبادي‬
Konstruksi Tauhid dalam kehidupan orang beriman akan ‫وادخلي جنّتي‬
membangun kesadaran bahwa dirinya merupakan bagian tak
terpisahkan dari entitas sosial dan peradaban manusia lainnya, “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan
dan bagian tak terpisahkan dari entitas alam dan lingkungannya. hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam
Kesadaran yang membangkitkan rasa tanggung jawab besar jama’ah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam syurga-Ku.”
untuk menjadi khalifatullah di bumi ini. Kesadaran untuk selalu – Q.S. Al-Fajr (89): 27-30.

72 73
Konstruksi tauhid antara hamba dengan Tuhannya dibangun atas Sedangkan taubat berarti memperbaharui niat, memperbaiki
3 (tiga) pilar utama, hendaknya selalu kita jaga sebagaimana do’a kesalahan, dan mengokohkan orientasi hidup hanya kepada Allāh
yang diajarkan Rasulullāh ‫صلى هللا عليه وسلم‬: Allāhumma a’inniy ‘ala saja.
dzikrika, wasyukrika, wahusni ‘ibaadatika (Ya Allāh, bantulah Tanggung jawab atas masa kini kita, adalah dengan mensyukuri
hamba untuk dapat selalu mengingat-Mu, mensyukuri nikmat- nikmat kesehatan dan kesempatan hidup yang Allāh ‫ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
Mu, dan menyempurnakan ibadahku kepada-Mu). berikan, sebelum kesempatan itu hilang dari kita. Rasulullāh ‫صلى‬
2. Konstruksi Tauhid Antara Masa/Waktu; ‫ هللا عليه وسلم‬mengingatkan kita dengan sabdanya: “Jagalahlah lima
Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬bersumpah dengan masa (wal-ashr), dan perkara sebelum datang lima perkara lainnya; Pertama, masa
mengingatkan manusia benar-benar dalam kerugian, kecuali orang- mudamu sebelum masa tuamu. Kedua, kesehatanmu sebelum
orang yang beriman dan beramal sholih, serta saling menasihati sakitmu. Ketiga, masa kayamu sebelum fakirmu. Keempat,
dalam kebenaran dan saling menasihati dalam kesabaran (Q.S. Al- hidupmu sebelum matimu dan Kelima, masa senggangmu sebelum
Ashr:1-3). masa sibukmu.”

Dalam pandangan orang yang bertauhid, waktu adalah ayat-ayat Tanggung jawab atas masa depan kita, adalah dengan merencanakan
Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬. Perjalanan waktu ke waktu, masa ke masa, dan menghajati kebaikan yang banyak untuk kelangsungan
zaman ke zaman, siang dan malam, merupakan satu mata rantai peradaban manusia dan kelestarian lingkungan alam. Kebaikan
kehidupan yang tidak terpisahkan. apapun yang memberi manfaat dan keberkahan bagi kehidupan di
dunia ini dan kehidupan di akhirat nanti, dan selalu waspada dan
‫وجعلنا الّيل والنهار آيتين فمحون آية اللّيل وجعلنا آية النهار مبصرة لتبتغوا‬ hati-hati dari dosa dan kedzaliman yang dapat membawa kepada
‫فضال من ربّكم ولتعلموا عدد السنين والحساب وك ّل شيئ فصّلناه تفصيال‬ bencana (neraka). Do’a yang diajarkan Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬melalui
ayat-Nya: Rabbana aatinaa fiddunya hasanah wafil aakhirati
“Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua ayat, lalu
hasanah waqina ‘adzaaban naar, “Ya Tuhan kami karuniakanlah
Kami hapuskan kegelapan malam dan Kami jadikan cahaya
kepada kami kebaikan hidup di dunia dan kebaikan hidup di
siang itu terang, agar kamu mencari karunia dari Tuhanmu, dan
akhirat dan jagalah kami dari siksa neraka” – Q.S. Albaqarah
supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan,
(2): 200. Dan ayat-Nya: in urīdu illal-iṣlāḥa mastaṭa’t, wa mā
dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas.”
taufīqī illā billāh, ‘alaihi tawakkaltu wa ilaihi unīb, “Aku tidak
– Q.S. Al-Isra (17): 12.
bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih
Kita adalah bagian dari perjalanan waktu. Kita memiliki tanggung berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan
jawab atas masa lalu, masa kini, dan masa depan kehidupan di (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal
bumi ini. Tanggung jawab atas masa lalu kita, adalah dengan selalu dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali.” – Q.S. Hud (11): 88,
beristighfar dan bertaubat kepada Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬. Istighfar hendaknya bisa menjadi grand design dan strategi menyiapkan
berarti mengevaluasi kinerja, mengakui kesalahan, takut akan masa depan kita. Rasulullāh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬juga mengingatkan
dampak dan akibat dari dosa dan kedzaliman, berlindung kepada kita dengan sabdanya: “Alkayyisu man daana nafsahu wa’amila
Allāh dari bencana (neraka), dan takut dengan hari penghisaban. lima ba’dal maut.” (orang yang cerdas itu adalah orang yang

74 75
dapat memimpin dirinya, dan selalu beramal untuk akhiratnya). 4. Konstruksi Tauhid Antara Bumi dan langit;
3. Konstruksi Tauhid Antara Lahir dan Batin; Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬selalu menyebut langit dan bumi dalam ayat-ayat
Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬tidak melihat rupa lahiriah manusia, tetapi Allāh AlQuran secara bersamaan atau beriringan, hal ini menjelaskan
melihat hati manusia. At-taqwa hahuna, “Taqwa itu ada di dada”, bahwa bumi dan langit merupakan satu kesatuan dalam sistem tata surya
sabda Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬yang mengisyaratkan yang sempurna, bergerak teratur, seimbang, dan tak ada cacat/kekurangan.
letak kemuliaan manusia, sebagaimana firman-Nya: Inna ‫ فارجع البصر‬،‫ ما ترى فى خلق الرحمن من تفاوت‬،‫الّذي خلق سبع سماوات طباقا‬
akromakum ‘indallāhi atqookum, “Sesungguhnya orang yang ‫هل ور‬
paling mulia diantara kamu adalah yang paling bertaqwa,” “Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬yang telah menciptakan tujuh langit
– Q.S. Al-Hujurat (49): 13. berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan
Kesadaran orang yang bertauhid melihat dirinya tidak semata Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka
pada potensi lahiriahnya/fisiknya/materinya saja yang bersifat lihatlah berulang-ulang, Adakah kamu Lihat sesuatu yang
terbatas, kecil, dan sementara (fana); tetapi dia melihat juga tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya
potensi batinnya, sebagai rahasia kemuliaan dirinya. Allāh ُ‫ُس ْب َحانَه‬ penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan
‫ َو تَ َعالَى‬telah memuliakan dirinya dengan Ruh Allāh ‫ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬ sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.”
yang ditiupkan saat penciptaan dirinya. Dengan adanya Ruh Allāh, – Q.S. Al-Mulk (67): 3-4.
kita dapat megetahui asal usul kita, maksud penciptaan diri kita, Dalam perjalanan mencari Tuhannya, nabi Ibrahim ‫َعلَ ْي ِه ٱلس ََّل ُم‬
tujuan hidup kita, sifat dan karakter dunia, musuh yang menggoda, memperhatikan fenomena alam semesta. Ketika ia melihat
kehidupan pasca dunia, sejatinya diri kita, dan tentunya dapat gemerlap bintang-bintang dengan segala ketinggian dan
mengenal Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬. pengaruhnya disangka sebagai Tuhan, namun ketika bintang
Kecerdasan (faham) dan kebijaksanaan (hikmah) adalah potensi tenggelam, Ibrahim dengan tegas berlepas diri dari prasangkanya,
batin manusia. Keduanya dihasilkan dari proses tafakkur dan karena Tuhan itu kekal. Demikian, ketika melihat bulan dengan
tadabbur ayat-ayat-Nya, serta usaha terus menerus mensucikan keindahan dan panoramanya; serta matahari dengan kebesaran
jiwa (tazkiyah nafs) dan berusaha keras menguasainya (mujahadah dan kuasanya; ketika semua tenggelam tidak kekal, maka Ibrahim
nafs). Adanya kedua potensi batin tersebut, dapat membentuk dengan tegas berlepas diri dari prasangkanya, selanjutnya berpasrah
akhlaq kariimah dengan kecerdasan intelektual, akhlaq mahmudah diri kepada Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬.
dengan kecerdasan spiritual, dan akhlaq ‘adzhiimah dengan Hikmah dan pelajaran dari sikap Ibrahim ‫ َعلَ ْي ِه ٱلس ََّل ُم‬tersebut adalah
kecerdasan emosional. Potensi batin yang apabila dikelola secara hendaknya kita bersihkan prasangka kita dari segala atribut
seimbang, saling melengkapi, dan menguatkan dapat memberi dunia (pangkat/kedudukan; popularitas/ketenaran; kekuasaan/
solusi terbaik (jalan keluar) dan rezeki (keberkahan) dalam semua pengaruh) yang dianggap sebagai Tuhan-Tuhan selain Allāh ُ‫ُس ْب َحانَه‬
urusan. ‫ َو تَ َعالَى‬, karena semua atribut dunia itu tidak kekal, suka atau tidak,
seluruh atribut dunia itu akan meninggalkan kita atau kita yang
meninggalkan mereka.

76 77
Konstruksi tauhid antara langit dan bumi, membangun kesadaran Al-A’raf (7): 56, atau pesan pada ayat yang lain: walawittaba’al
akan kepedulian lingkungan alam. Dalam banyak ayat-ayat haqqu ahwaa’ahum lafasadatis samaawaatu wal ardlu waman
Al-Quran dijelaskan tentang berbagai fenomena alam yang fiyhinna, “Andaikan kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka,
mempengaruhi kehidupan manusia dan makhluk lainnya di pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di
bumi, seperti disebutkan dalam ayat: “Wassamaai dzaatir roj’i dalamnya” – Q.S. Al-Mukminun (23): 71, maka berhati-hatilah
wal ardli dzaatis shod”; “Demi langit yang mensirkulasi air dalam membuat kebijakan/regulasi pengelolaan lingkungan alam,
hujan dan bumi yang menumbuhkan tumbuhan/pepohonan,” jangan hanya berdasarkan pertimbangan kepentingan hawa nafsu
– Q.S. At-thoriq (86): 11-12. sesaat/sekelompok saja, tetapi mempertimbangkan juga aspek
Hikmah tauhid dari ayat tersebut adalah bahwa rahmat Allāh kelestarian, kesejahteraan sosial, dan kemakmuran bangsa dan
‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬sangat luas memenuhi semua kebutuhan makhluk- tanah air.
Nya di langit dan di bumi atau diantara keduanya. Kewajiban Masih terkait pengelolaan lingkungan alam, ada ayat yang
kita jangan merusak tatanan ekosistem lingkungan alam, yang sepatutnya kita renungkan: “afaroaitum ma tahrutsuun, aantum
sudah Allāh ciptakan dengan sempurna, seimbang dan memberi ansya’tum syajarotaha am nahnul munsyiuun”: “maka terangkan
manfaat kebaikan bagi kehidupan makhluk semuanya. Sekecil kepadaku apa yang kamu tanam, kamukah yang menumbuhkannya
apapun kerusakan yang dilakukan manusia seperti membuang ataukah Kami yang menumbuhkannya” – Q.S. Al-Waqi’ah (56):
sampah sembarangan, merusak tanaman/ pepohonan, kencing 62-63. Hikmah dari pertanyaan tersebut adalah pesan penting
sembarangan, penggunaan kantong plastik, penggunaan listrik bahwa menjaga lingkungan alam itu lebih mudah dari pada
dan air berlebihan, serta kebiasaan merokok di tempat umum akan memperbaikinya, dan kita tidak punya kemampuan memperbaiki
berpengaruh kepada keutuhan/keseimbangan tatanan ekosistem lingkungan alam yang rusak kecuali dengan kuasa Allāh ‫ُس ْب َحانَهُ َو‬
lingkungan alam; Apalagi kerusakan besar yang dilakukan ‫تَ َعالَى‬, sehingga upaya apapun yang kita lakukan untuk menjaga
manusia dengan mengeksploitasi hutan, merusak terumbu dan memperbaiki lingkungan alam harus berdoa memohon
karang, membakar hutan dan lahan, membuang limbah industri pertolongan Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬.
dan penggunaan bahan kimia berbahaya. Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬telah Ada ayat lain, terkait lingkungan alam yang perlu direnungkan:
mengingatkan kita dengan ayatnya: “Dzoharol fasadu fil barri afaroaitumul maaal ladzi tasyrobuun, aantum anzaltumuhu minal
wal bahri bimaa kasabat aidin naas”, “telah nampak kerusakan muzni am nahnul munziluun, “Maka terangkanlah kepadaku
di daratan dan di lautan disebabkan perbuatan tangan manusia” tentang air yang kamu minum, kamukah yang menurunkannya
– Q.S. Ar-ruum (30): 41. dari awan ataukah Kami yang menurunkannya”, – Q.S. Al-
Dalam upaya kita untuk memperbaiki kerusakan lingkungan alam, Waqi’ah (56): 68-69. Sirkulasi air hujan dari proses pemanasan
hendaknya memperbanyak istighfar dan bertaubat kepada Allāh air laut (yang asin) oleh panas matahari menjadi uap air di udara,
‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬dengan menghentikan segala hal yang merusak alam, kemudian terkondensasi menjadi awan, kemudian diturunkan
sebagaimana Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬berpesan: wa laa tufsiduu fil ardli menjadi air hujan (yang tawar); memberi pelajaran kepada kita
ba’da ishlahihaa, “dan janganlah kalian membuat kerusakan di suatu proses manajemen pengelolaan air yang teratur, terukur,
muka bumi, setelah Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬memperbaikinya,” – Q.S. efektif, dan efisien. Air hujan diturunkan secara rintik-rintik, tidak

78 79
seperti turunnya air terjun, memberi keamanan dan keberkahan Huwal ladzii kholaqokum fil ardli wasta’marokum fiihaa,
yang luas tercurah kepada semua makhluk; Air hujan yang berasa “Dialah Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬yang menciptakan kamu di bumi
tidak asin, menjadi air yang bisa diminum oleh semua makhluk dan memerintahkan kamu untuk memakmurkannya”, dan ayat
hidup di daratan. Maka hendaknya kita bisa bersyukur dengan ; fattaqullah wa athi’uun, wa laa tuthii’uw amrol musrifiin,
menjaga sirkulasi air dari hulu ke hilir, melalui pengelolaan alladziina yufsiduuna fil ardhi wa laa yushlihuun. “bertakwalah
DAS yang berkelanjutan, terencana, terpadu, dan sinergi dengan kepada Allāh dan ta’atlah kepadaku; dan janganlah kamu mentaati
memberdayakan seluruh elemen masyarakat melalui usaha-usaha perintah orang-orang yang melampui batas; yang membuat
yang produktif dan ekonomis. kerusakan di muka bumi dan tidak mengadakan perbaikan”,
Ketika Nabi Ibrahim ‫ َعلَ ْي ِه ٱلس ََّل ُم‬menghajati perubahan besar suatu – Q.S. Asy-Syu’araa (26): 151-152.
lingkungan alam yang tandus dan gersang menjadi negeri yang Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬mengingatkan kepada kita agar jangan berlaku
aman, diabadikan doanya dalam Al-Qur’an: dzolim dan membuat kerusakan di muka bumi karena akan
berakibat bencana dan kerugian besar.
‫واذ قال ابراهيم اجعل هذا بلدا آمنا وارزق اهله من الثمرات من آمن منهم‬
‫ قال ومن كفر فأُمتِّعهُ قليال ث ّم أضْ طَرُّ هُ الى عذاب النّار‬،‫باهلل واليوم اآلخر‬ 5. Konstruksi Tauhid Antara Dunia dan Akhirat;
‫وبئس المصير‬ Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬mengingatkan bahwa kehidupan dunia itu
hanyalah permainan dan senda gurau, kesenangan yang terbatas,
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: “Ya Tuhanku, Jadikanlah
kecil dan sementara (fana), sedangkan kehidupan akhirat adalah
negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari
kehidupan yang lebih baik dan kekal.
buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka
kepada Allāh dan hari kemudian. Allāh berfirman: “Dan kepada Ketika Rasulullāh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬isro dan mi’raj, diperlihatkan
orang yang kafirpun aku beri kesenangan sementara, kemudian sosok dunia seperti seorang wanita yang berpenampilan menarik
aku paksa ia menjalani siksa neraka dan Itulah seburuk-buruk padahal sudah tua renta. Dan dalam kesempatan lain, saat
tempat kembali.” – Q.S. Al-Baqarah (2): 126. Rasulullāh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersama sahabatnya berada di pasar
mendapati bangkai seekor hewan yang cacat, kemudian Rasulullāh
Suatu lembah yang kering dan gersang, tak ada tumbuhan dan
‫ صلى هللا عليه وسلم‬menawarkan kepada para sahabat siapa yang mau
pepohonan, berubah menjadi negeri yang aman sentosa dengan
membeli bangkai hewan tersebut, maka tak ada satu pun yang
rezeki buah-buahan yang selalu ada tanpa mengenal musim.
berminat dengan mengatakan; “Apabila hewan ini masih hidup
Sekalipun tak ada hutan/kebun disana, namun siklus ekosistem
kamipun tidak berminat dikarenakan cacat.” Kemudian Rasulullāh
khas lingkungan padang pasir dapat menghasilkan supplay air
‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda: “itulah dunia, ibaratnya seperti bangkai
zam zam yang tak akan habis sampai akhir zaman dan supplay
hewan yang cacat tersebut.”
beraneka jenis buah-buahan dari seluruh dunia.
Diriwayatkan dari Ibnu Majah bahwa Nabi Muhammad ‫صلى هللا‬
Negeri Indonesia yang diberkahi dengan lingkungan alam
‫ عليه وسلم‬bersabda: “Siapa saja yang tujuannya akhirat, maka
yang subur dan ekosistem yang seimbang, semestinya bisa
Allāh akan mengumpulkan kekuatan dan hartanya di dalam
lebih kita syukuri dengan tanggung jawab besar untuk
hatinya, lalu dunia akan datang padanya dengan hina. Siapa saja
melestarikannya, sebagaimana pesan Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬pada ayat:

80 81
yang tujuannya adalah dunia, maka Allāh akan menceraiberaikan ‫هللا أكبر هللا أكبر هللا أكبر وهلل الحمد‬
urusannya dan menjadikan kemiskinan ada di depan matanya. Ia
Hadirin rahimakumullāh, akhirnya marilah kita berdo’a kehadirat
tidak akan mendapatkan dunia kecuali sebatas apa yang sudah
Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬dengan ketundukan hati dan kesadaran diri akan
dituliskan padanya.”
segala kelemahan kita dihadapan kekuasaan dan ketetapan Allāh
Syeikh Hasan Al-Basri berkata: “Siapa saja yang menginginkan Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana;
dunia dan memilihnya dibandingkan akhirat, maka Allāh ‫ُس ْب َحانَهُ َو‬
Marilah dengan khusyu’ kita berdo’a, saya mohon keikhlasan
‫ تَ َعالَى‬akan menyiksanya dengan enam macam siksaan; tiga macam
hadirin jamaah shalat idul adha untuk mengaminkannya.
di dunia dan tiga macam lainnya di akhirat. Tiga siksaan di dunia
adalah angan-angan yang tidak ada habisnya, sikap tamak yang ‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬
tidak pernah merasa puas dan tidak memiliki sikap qonaah.
Sementara tiga siksaan di akhirat adalah rasa gelisah pada hari ‫بسم هللا ماشآء هللا وتباركاهلل وتو ّكلنا على هللا الحول وال ق ّوة ّال باهلل‬
kiamat, mendapat hal-hal yang menakutkan pada hari kiamat, ‫حسبنا هللا ونعم الوكيل‬
dan hisab amal yang berat.” ‫ك ْال َح ْم ُد َك َما يَ ْمبَ ِغ ْى‬
َ َ‫ يَا َربَّنَا ل‬.ُ‫أَ ْل َح ْم ُد هللِ َح ْمدًا يُّ َوافِى نِ َع َمهُ َويُ َكافِى َم ِز ْي َده‬
Orang yang bertauhid akan memiliki sikap zuhud terhadap dunia. ‫ أشهد ان ال اله اال هللا األ ّول اآلخر‬.َ‫َظي ِْم س ُْلطَانِك‬ ِ ‫ك ْال َك ِري ِْم َوع‬ َ ‫لِ َجالَ ِل َوجْ ِه‬
Rasulullāh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬menjelaskan bahwa sifat zuhud di ‫ السيّد الكامل الفاتح الخاتم‬،‫ان محمد رسول هللا‬ ّ ‫الظاهر الباطن وأشهد‬
dunia itu bukan dengan cara mengharamkan hal-hal yang halal,
juga bukan dengan cara menghilangkan harta. Namun zuhud ‫الله ّم صلّى وسلّم وبارك على سيّدنا محمد عبدك ورسولك النب ّي اال ّمى‬
di dunia itu adalah janganlah sampai semua yang ada di dunia ‫وعلى آله وأصحابه واِخوانه واُ ّمته‬
ini lebih engkau yakini dibanding kekayaan Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬.
Dan hendaklah engkau mencintai pahala mushibah jika engkau
‫الله ّم صلّى وسلّم وبارك على سيّدنا محمد الصّادق الوعد األمين ال ّسيّد‬
ditetapkan atas musibah itu. ‫الكامل الفاتح الخاتم‬
‫فأقم وجهك لل ّدين حنيفا فطرة هللا الّتى فطر النّاس عليها ال تبديل لخلق هللا‬ ‫الله ّم ص ّل وسلّم وبارك على سيّدنا محمد المصطفى ال ّسيّد المرسليم‬
‫ولكن اكثر النّاس ال يعلمون‬
ّ ‫ذالك ال ّدن القيّم‬ ‫والخاتم النبيّين‬
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allāh; ‫الصّالة والسالم عليك أيّها النب ّي الرّحمة الشفيع األُ ّمة ورحمة هللا وبركاته؛‬
(tetaplah atas) fitrah Allāh yang telah menciptakan manusia ‫السالم علينا وعلى عباد هللا الصّالحين‬
menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allāh. (Itulah)
Ya Allāh, hamba mohon kepada-Mu dengan kedudukan mulia
agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
disisi singgasana-Mu dan rahmat serta anugerah yang tiada henti-
– Q.S. Ar-Ruum (30): 30.
hentinya dari ketentuan-Mu, dan dengan nama-Mu Yang Maha
BaarakAllāhu liy wa lakum fil Qur’aanil Kariim wanafa’aniy Agung, dan kebesaran-Mu Yang Maha Tinggi serta Kalimat-Mu
waiyyaakum bima fiyhi minal aayaati wadzdzikrl hakiim, yang sempurna.
wataqobbala minniy waminkum tilaawatahu, innahu Hual
ghofuurur Rahiim.

82 83
‫ربّنا اغفرلنا ذنوبنا واِصرافنا فى أمرنا وثبِّت أقدامنا وانصرنا على القوم‬
‫الكافرين ؛‬
‫ّ‬
‫لنكونن من الخاسرين ؛‬ ‫ربّنا ظلمنا أنفسنا واِ ْن ل ْم تغفر لنا وترحمنا‬
‫ربّنا اغفر لنا ولوالدنا وللمؤمنين يوم يقوم الحساب ؛‬
‫غل‬ ‫وألخواننا الّذين سبقوانا ِ‬
‫باأليمان وال تجعل فى قُلوبنا ّ‬ ‫ربّنا اغفر لنا ِ‬
‫للّذين آمنوا ربّنا انّك رئوف الرحيم ؛‬
‫ربّا آمنّا فاغفر لنا وارحمنا وأنت خير الراحمين ؛‬
‫ربّنا أ ْتم ْم لنا نورنا واغفر لنا انّك على ك ّل شيئ قدير ؛‬
‫ربّنا آمنّا بما أنزلت واتّبعنا الرسول فاكتبنا مع ال ّشاهدين ؛‬
‫ربّنا آتنا من لدنك رحمة وهيّئ لنا من أمرنا رشدا ؛‬
‫ربّنا أدخلنا مدخل صدق وأخرجنا مخرج صدق واجعل لنا من لدنك‬
‫سُلطانا نصيرا ؛‬
‫ربّنا أنزلنا منزال مبارك وأنت خير المزلين؛‬
‫ربّنا أنزلنا منزال مباركا ومقاما محمودا؛‬
‫ربّنا هب لنا ملكا وحكما وألحقنا بالصالحين ؛‬
‫ربّنا أوزعنا ان نشكر نعمتك الّتي أنعمت علينا وعلى والدنا وأن نعمل‬
‫صالحا ترضاه وأصلح لنا فى ذ ّريّتنا انّا تبنا اليك وانّنا من المسلمين ؛‬
‫ربّنا هب لنا من أزواجنا وذ ّريّتنا قرّة أعين واجعلنا للمتّقين اماما ؛‬
‫ربّنا آتنا فى ال ّدنيا حسنة وفى اآلخرة حسنة وقنا عءاب النّار‬
‫سبحان ربّك ربّ الع ّزة ع ّما يصفون وسالم على المرسلين والحمد هلل ربّ‬
‫العالمين‬

‫والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

‫‪84‬‬ ‫‪85‬‬
‫‪CERAMAH ISLAM‬‬

‫‪LIMA ADAB ISLAM TERHADAP‬‬


‫‪LINGKUNGAN ALAM‬‬
‫‪Tim Penyusun Khotbah Islam KLHK‬‬

‫ُور أَ ْنفُ ِسنَا‬


‫إن الـ َح ْم َد ِلِ نَـحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُرهُ‪َ ،‬ونَعُو ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشر ِ‬ ‫َّ‬
‫ي لَهُ‪،‬‬ ‫ض َّل لَهُ‪َ ،‬و َم ْن يُضْ لِلْ فَ َل هَا ِد َ‬ ‫ت أ ْع َمالِنَا‪َ ،‬م ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَ َل ُم ِ‬ ‫َ‬ ‫َو ِم ْن َسيِّئَا ِ‬
‫ك لَهُ َوأَ ْشهَ ُد أَ َّن ُمـ َح َّمداً َع ْب ُدهُ َو َرسُولُه‪.‬‬ ‫َوأَ ْشهَ ُد أَن الَّ إِلَهَ إِالَّ هللا َوحْ َدهُ َل َش ِر ْي َ‬
‫صحْ بِ ِه َو َمن اتَّبَ َعهُ ْم‬ ‫ار ْك َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‪َ ،‬و َعلَى آلِ ِه َو َ‬ ‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َوبَ ِ‬ ‫اللَّهُ َّم َ‬
‫ان إِلَى يَوْ ِم ال ِّدي ِْن‪.‬أَ َّما بَ ْع ُد‬‫بِإِحْ َس ٍ‬
‫ُ‬ ‫َّ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫ص ْيك ْم َونَف ِسي بِتَق َوى هللاِ فَقَ ْد فَا َز ال ُمتقوْ نَ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫فَيَا ِعبَا َد هللاِ ‪ :‬أوْ ِ‬
‫ق تُقىتِ ٖه‬‫ٰ‬ ‫ُ‬ ‫ٰ‬ ‫َّ‬ ‫ٓ‬
‫رآن ال َك ِري ِْم‪ٰ ﴿ :‬ياَيُّهَا ال ِذ ْينَ ا َمنُوا اتَّقوا هللاَ َح َّ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬
‫فَقَ ْد قَا َل هللاُ تَ َعالَى فِي الق ِ‬
‫ٓ‬
‫َو َل تَ ُموْ تُ َّن اِلَّ َواَ ْنتُ ْم ُّم ْسلِ ُموْ نَ ﴾ َوقَا َل هللاُ تَ َعالَى أَ ْيضًا ﴿ ٰياَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْ ا‬
‫ث ِم ْنهُ َما ِر َج ًال‬ ‫ق ِم ْنهَا َزوْ َجهَا َوبَ َّ‬ ‫اح َد ٍة َّو َخلَ َ‬
‫س َّو ِ‬ ‫َربَّ ُك ُم الَّ ِذيْ َخلَقَ ُك ْم ِّم ْن نَّ ْف ٍ‬
‫َكثِ ْيرًا َّونِ َس ۤا ًء ۚ َواتَّقُوا هللاَ الَّ ِذيْ تَ َس ۤا َءلُوْ نَ بِ ٖه َو ْالَرْ َحا َم ۗ اِ َّن هللاَ َكانَ َعلَ ْي ُك ْم‬
‫َرقِ ْيبًا ﴾ َوقَا َل هللاُ تَ َعالَى أَ ْيضًا ﴿ ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َوقُوْ لُوْ ا قَوْ ًل َس ِد ْيد ًۙا‬
‫يُّصْ لِحْ لَ ُك ْم اَ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوْ بَ ُك ۗ ْم َو َم ْن ي ُِّط ِع هللاَ َو َرسُوْ لَهٗ فَقَ ْد فَا َز فَوْ ًزا‬
‫َظ ْي ًما‬
‫ع ِ‬
‫‪Jamaah shalat Jum’at yang berbahagia,‬‬
‫‪ menciptakan alam ini dalam keharmonisan dan‬تَ َعالَى ‪Allāh‬‬
‫‪keteraturan, karena masing-masing diciptakan dengan ukuran‬‬
‫‪, juga dengan peran dan manfaat‬تَ َعالَى ‪yang telah ditetapkan Allāh‬‬
‫‪yang bisa diberikan oleh masing-masing makhluk bagi kehidupan‬‬
‫‪di atas muka bumi.‬‬
‫‪Allāh menjelaskan hakikat tersebut secara singkat dalam firman-‬‬
‫‪Nya:‬‬

‫‪86‬‬ ‫‪87‬‬
ٍ ۢ ‫ض َم َد ْدنَ ٰـهَا َوأَ ْلقَ ْينَا فِيهَا َر ٰ َو ِس َى َوأَ ۢنبَ ْتنَا فِيهَا ِمن ُكلِّ َش ْى ۢ ٍء َّموْ ُز‬
‫ون‬ َ ْ‫َو ْٱلَر‬ Karena itu, Rasulullāh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬memberikan pengajaran
tentang beberapa etika dalam berinteraksi dengan alam.
“Dan Kami telah menghamparkan bumi dan Kami pancangkan
padanya gunung-gunung serta Kami tumbuhkan di sana segala Pertama, melarang pencemaran lingkungan.
sesuatu menurut ukuran.” – Q.S. Al-Hijr (15): 19. Rasulullāh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬melarang tindakan mencemari
Jamaah shalat Jum’at yang berbahagia lingkungan, diantaranya seperti dijelaskan dalam hadits
berikut:
Manusia yang menginginkan kebaikan bagi dirinya dan generasi
setelahnya, akan menyadari betapa pentingnya menjaga tatanan ِ ‫ار َع ِة الطَّ ِر‬
ِّ ‫ َوال‬، ‫يق‬
‫ظ ِّل‬ ِ ‫الثَّلثَةَ ْالبَ َرا َز فِي ْال َم َو‬
ِ َ‫ َوق‬، ‫ار ِد‬ َ َ‫اتَّقُوا ْال َم َل ِعن‬
keharmonisan dalam semesta. Karena kebaikan lingkungan dan
“Jauhilah tiga perilaku terlaknat; buang kotoran di sumber air, di
alam sekelilingnya secara langsung akan membawa kebaikan
pinggir jalan, dan di bawah naungan pohon.” – H.R. Abu Daud,
bagi dirinya. Sementara jika lingkungan sekitar telah rusak, dan
Ahmad, dan Ibnu Majah.
alam sekelilingnya telah porak-poranda, maka manusia hanya
menunggu waktu bagi datangnya bencana yang merampas segala Kedua, menjaga kebersihan lingkungan.
kenikmatan hidupnya, bahkan membinasakannya. Rasulullāh ‫صلى هللا عليه وسلم‬, menjelaskan sangat pentingnya
Bencana-bencana alam yang saat ini dirasakan oleh manusia, menjaga kebersihan lingkungan. Sehingga ketika ada sesuatu
juga penyakit-penyakit berbahaya yang saat ini menimpa banyak yang berpotensi merusak lingkungan, beliau perintahkan agar
orang, adalah akibat rusaknya alam dan lingkungan hidup, akibat dihilangkan. Juga tindakan yang mengotori lingkungan agar tidak
perilaku manusia yang tidak bertanggungjawab. Allāh ‫ تَ َعالَى‬hakikat dilakukan. Sebagaimana dalam hadits beliau berikut ini:
ini dalam firman-Nya: ٌ ‫ْف فَتَنَظَّفُوْ ا فَاِنَّهُ َﻻيَ ْد ُح ُل ْال َجنَّةَ اﻻَّ ن َِظي‬
ٌ ‫اَ ِﻻس َْل ُم ن َِظي‬
‫ْف‬
‫ْض ٱلَّ ِذى‬ ِ َّ‫ت أَ ْي ِدى ٱلن‬
َ ‫اس لِيُ ِذيقَهُم بَع‬ ْ َ‫ظَهَ َر ْٱلفَ َسا ُد فِى ْٱلبَرِّ َو ْٱلبَحْ ِر بِ َما َك َسب‬ “Agama Islam itu (agama) bersih, maka hendaklah kamu menjaga
۟ ُ‫َع ِمل‬
َ‫وا لَ َعلَّهُ ْم يَرْ ِجعُون‬ kebersihan, karena sesungguhnya tidak akan masuk surga kecuali
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena orang-orang yang bersih.” – H.R. Baihaqi.
perbuatan tangan manusia; Allāh menghendaki agar mereka Ketiga, melarang mengotori lingkungan.
merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
Rasulullāh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬menjelaskan, Allāh menyenangi
kembali (ke jalan yang benar).” – Q.S. Ar-Rum (30): 41.
kebersihan, dan membenci kekotoran. Maka hendaknya seorang
Jamaah shalat Jum’at yang berbahagia, Muslim selalu menjaga keberhasilan dan tidak mengotori
Manusia tidak mempunyai pilihan lain selain harus beradab dalam lingkungan. Seperti dijelaskan dalam sabda beliau:
berinteraksi dengan alam. Karena ia laksana ibu bagi manusia. Jika “Sesungguhnya Allāh itu Maha baik yang mencintai kebaikan,
manusia berbuat baik kepada alam, dengan menjaga kelestariannya, Maha bersih yang mencintai kebersihan. Oleh sebab itu,
maka terwujudlah kebaikan bagi manusia. Sementara jika manusia bersihkanlah halaman-halaman rumah kamu dan jangan
durhaka terhadap alam, dengan merusaknya, maka bencana akan menyerupai Yahudi.” – H.R. Tirmidzi dan Abu Ya’la.
menimpa manusia.

88 89
Juga sabda beliau: yang mengalir.” – H.R. Ibnu Majah dan Ahmad.
‫ُول هللاِ صلى هللا عليه وسلم أَنَّهُ نَهَى أَ ْن يُبَا َل فِى ْال َما ِء‬
ِ ‫ع َْن َجابِ ٍر ع َْن َرس‬ Sekalipun keadaan air berlimpah, Rasulullāh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬tetap
‫الرَّا ِك ِد‬ menganjurkan untuk berhemat dan tidak melakukan pemborosan.
Begitu pula untuk energi yang lain, sebaiknya lakukan penghematan
“Dari Jabir, dari Rasulullāh ‫صلى هللا عليه وسلم‬, bahwasanya agar tidak menimbulkan dampak kerusakan yang besar terhadap
beliau melarang kencing di air yang tergenang.” lingkungan.
– H.R. Muslim No. 281.
Bila kita meneladani Rasulullāh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan mengamalkan
Rasulullāh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬melarang untuk membuang air kecil ajarannya, pastilah alam ini akan bersahabat dengan kita. Dan
dalam air yang tidak mengalir karena akan merusak air itu. (HR kita akan hidup aman, sentosa, dan makmur. Semoga kita bisa
Muslim, Abu Daud, dan Tirmidzi). Rasulullāh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬juga menjalankan 5 adab dalam berinteraksi dengan lingkungan alam,
menyuruh kita untuk selalu tampil bersih dan wangi, sehingga sebagai diajarkan Rasulullāh ‫صلى هللا عليه وسلم‬.
mendatangkan ketenangan jiwa dan rasa simpati dari orang lain.
Khotbah Kedua
Keempat, menganjurkan umat manusia untuk menghidupkan
lahan mati dan menanaminya dengan pepohonan. Seperti sabda ‫ َوأَ ْشهَ ُد أَ ْن َل إِلَهَ إِلَّ هللاُ َوحْ َدهُ َل‬، َ‫ْال َح ْم ُد هللِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْينَ َولِ ِّي الصَّالِ ِح ْين‬
Rasulullāh ‫صلى هللا عليه وسلم‬: “Tidaklah seorang Muslim menanam َ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْيه‬ َ ‫ َو‬، ُ‫أن نَبِيَّنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُد هللاِ َو َرسُوْ لُه‬ َّ ‫ َوأَ ْشهَ ُد‬، ُ‫ك لَه‬ َ ‫َش ِر ْي‬
pohon kecuali buah yang dimakannya menjadi sedekah, yang ‫أ َّما بَ ْع ُد‬.‫ َو َعلَى آلِ ِه َوأَصْ َحابِ ِه َو َسلَّ َم‬:
dicuri sedekah, yang dimakan binatang buas adalah sedekah, yang
dimakan burung adalah sedekah, dan tidak diambil seseorang َ‫ ثُ َّم ا ْعلَ ُموْ ا أَ َّن هللا‬،‫ فَهُ َو ِعصْ َمةُ أَ ْم ِر ُك ْم‬،‫فاتَّقوا هللاَ ِعبَا َد هللاِ وتم َّس ُكوْ ا بِ ِد ْينِ ُك ْم‬
kecuali menjadi sedekah.” – H.R. Muslim dan Ahmad. ،‫ َوثَنَّى بِ َم َلئِ َكتِ ِه ْال ُم َسبِّح ِة بِقُ ْد ِس ِه‬،‫ُس ْب َحانَهُ َوتَ َعالَى أَ َم َر ُك ْم بِأ َ ْم ٍر بَدَأَ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه‬
Menghidupkan lahan mati dengan menanami pepohonan bisa َ‫صلُّونَ َعلَى النَّبِ ِّي يا أَيُّهَا الَّ ِذين‬ َ ُ‫ إِ َّن للاَّ َ َو َمالئِ َكتَهُ ي‬:‫فَقَا َل تَ َعالَى ُم ْخبِرًا َوآ ِمرًا‬
membuat keseimbangan ekosistem dan rantai makanan. Selain itu ً ‫وا تَ ْسلِيما‬ ْ ‫وا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُم‬ ْ ُّ‫صل‬َ ‫وا‬ ْ ُ‫آ َمن‬
juga dapat mencegah bumi dari berbagai bencana seperti longsor, 56 :‫األحزاب‬
banjir serta kekeringan. ‫آل‬ِ ‫صليْتَ َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى‬ َّ َ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما‬ ِ ‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬ َ ‫اللَّهُ َّم‬
Dalam hadis lain disebutkan: “Barang siapa yang menghidupkan ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْكتَ َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم‬ ِ ‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬ ِ َ‫ َوب‬،‫إِ ْب َرا ِه ْي َم‬
lahan mati, baginya pahala. Dan semua yang dimakan burung ‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬َ َّ‫ فِي ْال َعاْلَ ِم ْينَ إِن‬،‫آل إِ ْب َرا ِه ْي َم‬ ِ ‫َو َعلَى‬
dan binatang menjadi sedekah baginya.” – H.R. An-Nasai, Ibnu
Hibban dan Ahmad. ‫ ْالَحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم‬،‫ت‬ ِ ‫ َو ْال ُم ْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُم ْؤ ِمنَا‬،‫ت‬ ِ ‫اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما‬
Kelima, melakukan penghematan air. Suatu hari, Rasulullāh
‫اللَّهُ َّم‬.‫ت‬ ِ ‫اض َي ْال َحا َجا‬ ِ َ‫ يَا ق‬،‫ت‬ ِ ‫ك َس ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ ال َّد َع َوا‬ َ َّ‫ إِن‬،‫ت‬ِ ‫َو ْالَ ْم َوا‬
‫ صلى هللا عليه وسلم‬melewati Sa’ad sedang berwudhu (dan banyak ‫ اللَّهُ َّم ارْ فَ ْع َعنَّا ْالبَ َل َء‬. َ‫اخ ُذلْ َم ْن َخ َذ َل ْال ُم ْسلِ ِم ْين‬ ْ ‫ص َر ال ِّد ْينَ َو‬ َ َ‫ا ْنصُرْ َم ْن ن‬
menggunakan air). Beliau mengkritik, “Mengapa boros wahai َ‫ك ِمن‬ َ ِ‫ اللَّهُ َّم إِنَّا نَعُوْ ُذ ب‬. َ‫َو ْال َوبَاْ َء َو ْالفَحْ َشا َء َو ْال ُم ْن َك َر َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَن‬
Sa’ad?” Sa’ad menjawab, “Apakah ada pemborosan air dalam ‫اللَّهُ َم اجْ َعلْ هَ َذا ْالبَلَ َد‬..‫ص َو ْال ُجنُوْ ِن َو ْال ُج َذ ْا ِم َو ُكوْ رُوْ نَا َو َس ِّي ِء ْالَ ْسقَاْ ِم‬ ِ ‫ْالبَ َر‬
wudhu?” Rasul menjawab, “Ya, walaupun kamu berada di sungai ،‫ اللَّهُ َّم َدبِّرْ نَا فَإِنَّا َل نُحْ ِس ُن التَّ ْدبِ ْي َر‬. َ‫آ ِمنًا َسخَا ًء َرخَا ًء َوعَاْ َمةَ بِال ِد ْال ُم ْسلِ ِم ْين‬

90 91
‫ت بِ ِه ْال َمقَا ِد ْيرُ‪َ .‬ربَّنَا ا ْغفِرْ لَنَا َو ِ ِل ْخ َوانِنَا الَّ ِذينَ َسبَقُونَا‬ ‫ف بِنَا فِ ْي َما َج َر ْ‬ ‫َو ْالطُ ْ‬
‫وف َر ِحي ٌم‪َ .‬ربَّنَا‬ ‫ك َر ُء ٌ‬ ‫ان َو َل تَجْ َعلْ فِي قُلُوبِنَا ِغ ًّل لِلَّ ِذينَ آ َمنُوا َربَّنَا إِنَّ َ‬ ‫الي َم ِ‬ ‫بِ ْ ِ‬
‫اب النَّ ِ‬
‫ار‬ ‫آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي ْال ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫ان َوإِ ْيتَا ِء ِذي ْالقُرْ بَى َويَ ْنهَى ع َِن‬ ‫ْ‬
‫الحْ َس ِ‬ ‫ِعبَا َد هللاِ‪ ،‬إِ َّن هللاَ يَأ ُم ُر ُك ْم بِ ْال َع ْد ِل َو ْ ِ‬
‫ْالفَحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغ ِي‪ ،‬يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ نَ ‪ ،‬فَ ْاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم‬
‫يَ ْذ ُكرْ ُك ْم‪َ ،‬وا ْش ُكرُوْ هُ َعلَى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم‪َ ،‬وهللاُ يَ ْعلَ ُم َما تَ ْع َملُوْ نَ ‪َ .‬و ْال َح ْم ُد ِ َّلِ َربِّ‬
‫َْ‬
‫الصَّلةَ‬ ‫ْال َعالَ ِم ْينَ ‪َ .‬وأَقِ ِم‬

‫‪92‬‬ ‫‪93‬‬
CERAMAH ISLAM

MENANAM POHON
ADALAH IBADAH
Junediyono, S.Hut., M.Si. (Ditjen PDASRH)

‫ُور أَ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن‬ِ ‫إِ َّن ْال َح ْم َد ِلِ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِعينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُرهُ َونَعُو ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشر‬
‫ى لَهُ َوأَ ْشهَ ُد أَ ْن‬ َ ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَالَ هَا ِد‬ ِ ‫ت أَ ْع َمالِنَا َم ْن يَ ْه ِد للاَّ ُ فَالَ ُم‬
ِ ‫َسيِّئَا‬
ٰ
َ ‫ك لَهُ َوأَ ْشهَ ُد أَ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُولُهُ اَللّهُ َّم‬
ِّ‫صل‬ َ ‫الَ إِلَهَ إِالَّ للاَّ ُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي‬
‫صحْ بِ ِه عَل َى َم َمرِّ ال ُّدهُوْ ِر‬ َ ‫َلى الِه َو‬ ٰ ٰ ‫َلى هَذا النَّبِي ال َك ِري ِْم ُم َح َّم ٍد َوع‬ ٰ ‫َو َسلِّ ْم ع‬
َّ ‫ فَيَا ِعبَا َد هللاِ إِتَّقُوْ ا هللاَ َح‬- ‫أَ َّما بَ ْع ُد‬
َ‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُموْ تُ َّن اِالَّ َواَ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُموْ ن‬
Jama’ah shalat Jumat yang dirahmati Allāh,
Segala puji bagi Allāh, Rabb semesta alam yang telah memberikan
kita berbagai karunia nikmat-Nya, terutama nikmat Iman dan
Islam. Semoga kita semakin bersyukur atas karunia nikmat
tersebut dan kita bisa buktikan dengan semakin meningkatkan
ketakwaan kita pada Allāh ‫تَ َعالَى‬.
Jama’ah shalat Jumat yang dirahmati Allāh,
Islam adalah agama yang paripurna, kesempurnaannya meliputi
seluruh sendi kehidupan manusia, meliputi seluruh aktifitas
ibadah yang terkait hubungan manusia dengan Allāh, hubungan
manusia dengan sesama manusia dan hubungan manusia dengan
lingkungan alam semesta.
Salah satu contoh aktifitas ibadah yang dianjurkan dalam Islam
adalah dengan menanam pohon sebagai upaya melestarikan dan
memakmurkan bumi. Manusia mendapat amanah sebagai khalifah
di muka bumi untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya
alam secara lestari bagi kemakmuran di lingkungan alam semesta.
Namun faktanya, banyak sekali kerusakan di muka bumi yang
terjadi justru karena perbuatan tangan manusia. Mengenai hal ini

94 95
Allāh ‫ تَ َعالَى‬berfirman: ٌ ‫ع زَرْ عًا فَيَأْ ُك َل ِم ْنهُ طَ ْي ٌر أَوْ إِ ْن َس‬
ْ‫ان أَو‬ ُ ‫ أَوْ يَ ْز َر‬,‫َما ِم ْن ُم ْسلِ ٍم يَ ْغ ِرسُ غَرْ سًا‬
ۡ ۡ ۡ ٌ‫ص َدقَة‬
َ ‫بَ ِه ْي َمة إِالَّ َكانَ لَهُ بِ ِه‬
‫ض ٱلَّ ِذي‬ ِ َّ‫ظَهَ َر ٱلفَ َسا ُد فِي ٱلبَرِّ َوٱلبَ ۡح ِر بِ َما َك َسبَ ۡت أَ ۡي ِدي ٱلن‬
َ ‫اس لِيُ ِذيقَهُم بَ ۡع‬
ْ ُ‫َع ِمل‬
َ‫وا لَ َعلَّهُمۡ يَ ۡر ِجعُون‬ “Tidaklah seorang Muslim menanam pohon, tidak pula menanam
tanaman kemudian tanaman itu dimakan oleh burung, manusia
“Telah nampak jelas kerusakan di darat dan di laut yang disebabkan
atau hewan, melainkan menjadi sedekah dan pahalanya untuk
oleh perbuatan tangan Manusia, supaya Allāh merasakan kepada
yang menanam” – H.R. Bukhari.
mereka sebahagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka
kembali ke jalan yang benar.” – Q.S. Ar-Ruum (30): 41. Dalam Riwayat lainnya dijelaskan:
Ayat tersebut mengingatkan bahwa kerusakan ekosistem ‫ت السَّا َعةُ َوفِي يَ ِد أَ َح ِد ُك ْم فَ ِسيلَةٌ فَإِ ِن ا ْستَطَا َع أَ ْن َل تَقُو َم َحتَّى يَ ْغ ِر َسهَا‬
ِ ‫إن قَا َم‬
lingkungan alam terjadi karena perbuatan tangan manusia. ‫فَ ْليَ ْغ ِر ْسهَا‬
Sebagai seorang mukmin selayaknya kita berupaya memperbaiki
kerusakan yang ada, dengan menanam pohon. Islam memandang “Jika pun akan terjadi hari Kiamat sementara di tangan salah
bahwa menanam pohon bukanlah sekedar memperbaiki kerusakan seorang dari kalian ada bibit, jika ia mampu sebelum terjadi hari
lingkungan, lebih dari itu adalah sebagai ibadah dan sarana Kiamat, maka tanamlah.” – H.R. Bukhari dan Ahmad.
mendapatkan pahala dari Allāh ‫تَ َعالَى‬. Rasulullāh ‫صلى هللا عليه وسلم‬ Merujuk pada hadits-hadits tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
dalam beberapa hadits bersabda: Islam sangat menganjurkan untuk bercocok tanam atau menanam
pohon, khususnya tanaman yang dapat menghasilkan banyak manfaat
‫ص َدقَةً َو َما‬ َ ‫ص َدقَةً َو َما س ُِر‬
َ ُ‫ق ِم ْنهُ لَه‬ َ ُ‫يَ ْغ ِرسُ غَرْ سًا إِالَّ َكانَ َما أُ ِك َل ِم ْنهُ لَه‬ bagi kehidupan lingkungan alam semesta dan dengan menanam dapat
ً‫ص َدقَة‬َ ُ‫ص َدقَةً َو الَ يَرْ َز ُؤهُ أَ َح ٌد إِالَّ َكانَ لَه‬
َ ُ‫ت الطَّ ْي ُر فَهُ َو لَه‬
ِ َ‫أَ َكل‬ menghidupkan tanah yang mati, sebagaimana firman-Nya:
“Tidaklah seorang Muslim menanam pohon, melainkan apa
yang dimakan dari tanaman itu sebagai sedekah dan pahalanya
َ‫َو َءايَ ۭةٌ لَّهُ ُم ْٱلَرْ ضُ ْٱل َم ْيتَةُ أَحْ يَ ْينَ ٰـهَا َوأَ ْخ َرجْ نَا ِم ْنهَا َح ۭبًّا فَ ِم ْنهُ يَأْ ُكلُون‬
untuknya, dan apa yang dicuri dari tanaman tersebut sebagai “Dan suatu tanda (kekuasaan Allāh yang besar) bagi mereka
sedekah dan pahalanya untuknya, dan tidaklah kepunyaan seorang adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami
itu berkurang melainkan menjadi sedekah dan pahala baginya.” keluarkan daripadanya biji-bijian, maka daripadanya mereka
– H.R. Muslim. makan.” – Q.S. Yaasin (36): 33.
Jama’ah shalat Jumat yang dirahmati Allāh Imam Al-Qurthubi menafsirkan ayat tersbut, bahwa bercocok tanam
atau menanam pohon termasuk fardhu kifâyah. Maka hendaknya
Hadits ini menunjukan bahwa ketika seseorang menanam pohon,
Pemerintah dapat membuat regulasi yang mengatur dan mendorong agar
maka ia akan mendapatkan pahala yang tidak terputus selama
masyarakatnya bercocok tanam atau menanam pohon. Sebagaimana
pohon tersebut hidup dan memberi manfaat kepada lingkungan
Nabi memotivasi umatnya, “Siapa saja yang menanam pohon lalu
alam semesta. Bahkan ketika hasil dari pohon tersebut dicuri orang,
ada orang atau hewan yang memakan dari pohon tersebut, niscaya
dimakan oleh manusia atau hewan, maka ia menjadi sedekah
akan dituliskan baginya sebagai pahala sedekah dan amal jariah yang
dan pahala baginya. Sebagaimana sabda beliau ‫صلى هللا عليه وسلم‬:
tiada putusnya.”

96 97
‫‪Demikian pula Abu Hayyan al-Andalusi (w 745 H) dalam Tafsir‬‬ ‫‪Khotbah Kedua‬‬
‫‪al-Bahr al-Muhith menyatakan, “Bumi yang mati adalah bumi‬‬
‫‪yang tidak ada pohon-pohonnya.” Sedangkan Ibn ‘Asyur (Tafsir‬‬
‫ْال َح ْم ُد هللِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْينَ َولِ ِّي الصَّالِ ِح ْينَ ‪َ ،‬وأَ ْشهَ ُد أَ ْن َل إِلَهَ إِلَّ هللاُ َوحْ َدهُ َل‬
‫‪al-Tahrir wa al-Tanwir): bumi yang mati adalah bumi yang kering‬‬ ‫أن نَبِيَّنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُد هللاِ َو َرسُوْ لُهُ‬ ‫ك لَهُ ‪َ ،‬وأَ ْشهَ ُد َّ‬ ‫َش ِر ْي َ‬
‫‪dan patah karena tak ada kehidupan tumbuhan di dalamnya. Cara‬‬ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْيهَ َو َعلَى آلِ ِه َوأَصْ َحابِ ِه َو َسلَّ َم‪.‬أ َّما بَ ْع ُد‬ ‫‪َ :‬و َ‬
‫‪menghidupkannya adalah dengan menanam tanaman, rumput, dan‬‬
‫‪pepohonan.‬‬
‫فاتَّقوا هللاَ ِعبَا َد هللاِ وتم َّس ُكوْ ا بِ ِد ْينِ ُك ْم‪ ،‬فَهُ َو ِعصْ َمةُ أَ ْم ِر ُك ْم‪ ،‬ثُ َّم ا ْعلَ ُموْ ا أَ َّن هللاَ‬
‫ُس ْب َحانَهُ َوتَ َعالَى أَ َم َر ُك ْم بِأ َ ْم ٍر بَدَأَ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه‪َ ،‬وثَنَّى بِ َم َلئِ َكتِ ِه ْال ُم َسبِّح ِة بِقُ ْد ِس ِه‪،‬‬
‫‪Merujuk pada pendapat para ulama tersebut, maka jelas sekali‬‬ ‫صلُّونَ َعلَى النَّبِ ِّي يا أَيُّهَا الَّ ِذينَ‬ ‫فَقَا َل تَ َعالَى ُم ْخبِرًا َوآ ِمرًا‪ :‬إِ َّن للاَّ َ َو َمالئِ َكتَهُ يُ َ‬
‫‪bagaimana Islam sangat menganjurkan umatnya untuk menanam‬‬ ‫وا تَ ْسلِيما ً‬ ‫وا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُم ْ‬ ‫صلُّ ْ‬ ‫آ َمنُ ْ‬
‫‪pohon dan bercocok tanam sebagai sarana ibadah untuk memakmurkan‬‬ ‫وا َ‬
‫‪bumi, memperbaiki kerusakan yang ada dan sarana untuk memenuhi‬‬ ‫صلَّيْتَ َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬
‫آل‬ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫صلِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫اللَّهُ َّم َ‬
‫‪kebutuhan hidup manusia.‬‬ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْكتَ َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم‬ ‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫إِ ْب َرا ِه ْي َم‪َ ،‬وبَ ِ‬
‫‪Dari sini tidak ada alasan bagi kita untuk merusak alam semesta,‬‬ ‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ ‫آل إِ ْب َرا ِه ْي َم‪ ،‬فِي ْال َعاْلَ ِم ْينَ إِنَّ َ‬ ‫َو َعلَى ِ‬
‫‪bahkan sebaliknya harus menjaga kelestariannya. Salah satu‬‬ ‫ت األَحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم‬ ‫المؤ ِمنَا ِ‬‫المؤ ِمنِ ْينَ َو ْ‬ ‫ت َو ْ‬ ‫اللهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِم ْينَ َوالم ْسلِ َما ِ‬
‫‪caranya adalah dengan menanam pohon dan menjaga kelestarian‬‬ ‫ك َس ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ ال َّد ْع َو ِة‬ ‫َواألَ ْم َوا ِ‬
‫ت إِنَّ َ‬
‫‪hutan dan bumi ini. Ada satu Gerakan Nasional yang dianjurkan‬‬
‫‪pemerintah yaitu Gerakan Tanam dan pelihara 25 Pohon selama‬‬ ‫ك لِ َما الَ نَ ْعلَ ُم‬ ‫ك َونَحْ ُن نَ ْعلَ ُم ‪َ ،‬ونَ ْستَ ْغفِ ُر َ‬ ‫ك بِ َ‬ ‫ك أَ ْن نُ ْش ِر َ‬ ‫اللَّهُ َّم إِنَّا نَعُو ُذ بِ َ‬
‫‪Hidup, yaitu 5 Pohon saat SD, 5 Pohon Saat SMP, 5 Pohon saat SMA,‬‬
‫ال َواألَ ْه َوا ِء‬ ‫ق َواألَ ْع َم ِ‬ ‫ت األَ ْخالَ ِ‬ ‫ك ِم ْن ُم ْن َك َرا ِ‬ ‫اَللَّهُ َّم إِنَّا نَعُو ُذ بِ َ‬
‫‪5 Pohon saat Kuliah dan 5 Pohon saat Menikah. Ayo kita Gemar‬‬
‫‪menanam pohon untuk bumi yang lebih baik.‬‬ ‫ص ْمنَا‪ ،‬اللَّهُ َّم‬
‫ك خَا َ‬ ‫ك أَنَ ْبنَا َوبِ َ‬‫ك تَ َو َّك ْلنَا َوإِلَ ْي َ‬ ‫ك أَ ْسلَ ْمنَا َوبِ َ‬
‫ك آ َمنَّا َو َعلَ ْي َ‬ ‫اللَّهُ َّم لَ َ‬
‫وت َو ْال ِج ُّن‬ ‫ضلَّنَا‪ ،‬أَ ْنتَ ْال َح ُّى الَّ ِذى الَ يَ ُم ُ‬ ‫ك الَ إِلَهَ إِالَّ أَ ْنتَ أَ ْن تُ ِ‬ ‫إِنَّا نَعُو ُذ بِ ِع َّزتِ َ‬
‫هُ َو أ ْن َشئَ ُك ْم ِمنَ األَرْ ِ‬
‫ض َوا ْستَ ْع َم َر ُك ْم فِ ْيهَا‪ ،‬فَا ْستَ ْغفِرُوْ هُ ثُ َّم تُوْ بُوْ ا اِلَ ْي ِه‪ ،‬اِ َّن َرب ِّْي‬
‫قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبٌ‬ ‫اإل ْنسُ يَ ُموتُونَ‬ ‫َو ِ‬
‫‪“Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu‬‬ ‫ي ال ُّد ْنيَا َو َع َذا ِ‬
‫ب‬ ‫أجرْ نَا ِم ْن ِخ ْز ِ‬ ‫اللَّهُ َّم أَحْ ِس ْن عَاقِبَتَنَا فِي ْالُ ُموْ ِر ُكلِّهَا‪َ ،‬و ِ‬
‫‪pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan kepada-Nya,‬‬ ‫اآلخ َر ِة‬
‫ِ‬
‫‪kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku‬‬
‫‪sangat dekat (rahmat-Nya) dan memperkenankan (doa hamba-‬‬ ‫ك َع َّم ْن ِس َوا َ‬
‫ك‬ ‫ك َوأَ ْغنِنَا بِفَضْ لِ َ‬ ‫ك ع َْن َح َرا ِم َ‬ ‫اَللَّهُ َّم ا ْكفِنَا بِ َحالَلِ َ‬
‫”‪Nya).‬‬ ‫اب النَّ ِ‬
‫ار‬ ‫َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي ْال ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫ت َوال ِّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬
‫القرأن العظيم ونَفَ َعنَا َوإيَا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ ْاألَ يَا ِ‬ ‫ِ‬ ‫ك هللاُ ِلى َولَ ُك ْم في‬ ‫با َ َر َ‬ ‫ان إِلَى‬ ‫صلَّى هللاُ َعلَى نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو َ‬
‫صحْ بِ ِه و َ َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِإِحْ َس ٍ‬ ‫َو َ‬
‫َوتَقَبَّ َل هللاُ ِمنَّا َو ِم ْن ُك ْم تِالَ َوتَهُ إِنَّهُ هُ َوال َّس ِم ْي ُع ْال َعلِ ْي ُم َقُوْ ُل قَوْ لِي هَ َذا َ َوا ْستَ ْغفِ ُر هللاَ لِي َولَ ُك ْم‬ ‫يَوْ ِم ال ّديْن‬
‫َاب عَل ْينَا َو َعلَي ُك ْم إنَّهُ هُ َو التَّ َوابُ الر َِّح ْي ُم‬
‫َولِ َسائِ ِر ال ُم ْسلِ ِم ْينَ إِنَّهُ هُ َو ال َس ِم ْي ُع ال َعلِ ْي وت َ‬ ‫آخ ُر َد ْع َوانَا أَ ِن ْال َح ْم ُد هلل َربِّ ْال َعالَ ِم ْينَ‬
‫َو ِ‬

‫‪98‬‬ ‫‪99‬‬
CERAMAH ISLAM

MENGELOLA SUMBER DAYA ALAM


DENGAN PERSPEKTIF ISLAM
H. Saful Latief, M.Si. (Ditjen PPI)

ُ‫ي لَوْ َل أَ ْن هَدَانَا هللا‬َ ‫ْال َح ْم ُد ِلِ الَّ ِذي هَدَانَا لِهَ َذا َو َما ُكنَّا لِنَ ْهتَ ِد‬
ُ‫ك لَهُ َوأَ ْشهَ ُد أَ َّن ُم َح َّمداً َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُه‬ َ ‫أَ ْشهَ ُد أَ ْن الَ إِلَهَ إِالَّهللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي‬
ٰ
‫صحْ بِ ِه عَل َى‬ َ ‫َلى ٰالِه َو‬ ٰ ‫َلى هَذا النَّبِي ال َك ِري ِْم ُم َح َّم ٍد َوع‬ ٰ ‫ص ِّل َو َسلِّ ْم ع‬َ ‫اَللّهُ َّم‬
َّ ‫ فَيَا ِعبَا َد هللاِ إِتَّقُوْ ا هللاَ َح‬-‫َم َم ِّرال ُّدهُوْ ِر أَ َّما بَ ْع ُد‬
‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُموْ تُ َّن اِالَّ َواَ ْنتُ ْم‬
َ‫ُم ْسلِ ُموْ ن‬
Jama’ah shalat Jumat yang dirahmati Allāh,
Islam menempatkan manusia pada kedudukan yang paling
terhormat di antara makhluk-makhluk ciptaan Allāh lainnya.
Sebagaimana ditegaskan dalam Al Qur’an, surat Al Isra ayat 70:
“Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, Kami
angkut mereka di daratan dan di lautan, dan Kami beri rizki dari
yang baik-baik. Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang
sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.”
Karena kemuliaan status dan kesempurnaan ciptaan itu, maka
manusia diberikan kedudukan yang tinggi dihadapan makhluk
Allāh lainnya, yakni sebagai khalifah. Seperti diberitakan dalam
Al-Qur’an, surat Al-Baqarah ayat 30: “Ingatlah ketika Tuhanmu
berfirman kepada para malaikat: sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi.”
Dengan kedudukannya sebagai khalifah itu, maka manusia berani
mengambil resiko dengan menjawab tantangan Allāh untuk
mengemban amanat mengelola bumi. Hal itu dinyatakan dalam
Al Quran, surat Al-Ahzab ayat 72: “Sesungguhnya kami telah
mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung,

100 101
maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka untuk dimanfaatkan dalam kehidupannya. Sebagaimana firman
khawatir akan mengkhianatinya. Dan dipikullah amanat itu oleh Allāh dalam Q.S. Al An’am ayat 141-142: “Dan Dialah yang
manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.” menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan tidak berjunjung,
Memegang amanat itu sangat berat, tapi manusia mau pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya,
mengembannya padahal mereka mempunyai potensi untuk zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya), dan tidak
berlaku zalim dan melakukan kebodohan. Namun pada dasarnya sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam
manusia mempunyai 2 potensi yakni jalan kebaikan yaitu jalan itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik
taqwa, dan jalan keburukan yakni jalan dosa dan kehinaan. hasilnya (dengan mengeluarkan zakatnya); dan janganlah kamu
Sebagaimana ditegaskan dalam Al Quran surat As-Syam ayat 8-10: berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allāh tidak menyukai orang yang
“Maka Allāh mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan berlebih-lebihan. Dan di antara ternak itu ada yang dijadikan
dan ketaqwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang pengangkutan dan ada yang untuk disembelih. Makanlah dari
mensucikan jiwa itu dan sesungguhnya merugilah orang yang rezeki yang telah diberikan Allāh kepadamu, dan janganlah kamu
mengotorinya.” mengikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu
musuh yang nyata bagimu.”
Tujuan penciptaan manusia di muka ini adalah untuk beribadah
kepada Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬. Hal ini ditegaskan dalam Qur’an surat Al-I’tibar (Menggali Rahasia Alam)
Adz -Dzariyat ayat 56: “Dan tidak Aku menciptakan jin dan manusia Begitu besar dan banyak ni’mat dari Allāh untuk manusia. Namun
melainkan supaya mereka beribadah kepadaKu.” Beribadah itu semua jangan membuat manusia lupa akan kebesaran Allāh
kepada Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬dalam pengertian yang seluas-luasnya, ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬. Bumi beserta isinya hendaknya menjadi bahan
termasuk interaksi kita dengan alam dan lingkungan. Dalam renungan dan penelitian untuk kemaslahatan umat manusia.
interaksi manusia dengan alam, kita mengemban tiga amanat. Sebagaimana Allāh menyindir dalam surat Al-Ghasiyah ayat 17 –
Pertama, Al-Intifa’ (mengambil manfaat dan mendayagunakan 19: “Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana
sebaik-baiknya). Kedua, Al-I’tibar (mengambil pelajaran, dia diciptakan. Dan langit bagaimana dia ditinggikan. Dan
memikirkan, mensyukuri dan menggali rahasia di balik ciptaan gunung-gunung bagaimana dia ditegakkan. Dan bumi bagaimana
Allāh). Ketiga, Al-Ishlah (memelihara dan menjaga kelestarian dihamparkan.”
alam). Al-Ishlah (Menjaga dan Memelihara Kelestarian Alam)
Al-intifa (Memanfaatkan Sumber Daya Alam) Bumi dan segala isinya jangan dieksplorasi dan dieksploitasi serta
Bumi beserta isinya Allāh ciptakan untuk manusia, dan kita diberi jadi bahan penelitian saja, tetapi juga harus dijaga dan dipelihara
amanat untuk memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. “Dialah kelestariannya. Sebab apapun yang akan terjadi, manusia pula
Allāh yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu, yang akan menanggung akibatnya. Al-Qur’an surat Ar-Rum ayat
dan Dia berkehendak menuju langit. Dan Dia Maha Mengetahui 41 menyatakan: “Telah nampak kerusakan di daratan dan di lautan
segala sesuatu.” – Q.S. Al Baqarah (2): 29. disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allāh
Dengan demikian tanaman dan hewan diperuntukkan bagi manusia merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”

102 103
Demikian pula Qur’an surat Al-Qashash ayat 77, “Dan carilah pada
apa yang telah dianugerahkan Allāh kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allāh telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah
kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allāh tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”.
Demikianlah para ulama Islam telah berupaya mendefinisikan
bagaimana mengelola sumber daya alam dan lingkungan ini
berdasarkan Al Qur’an dan hadist-hadist Rasulullāh ‫صلى هللا عليه‬
‫وسلم‬. Semoga dapat menentukan arah dan tujuan kita dalam
mengeleola bumi ini sebagaimana telah diamanatkan kepada kita
manusia sebagai khalifah Allāh di dunia ini.
Semoga apa yang kita cita-citakan serta apa yang kita lakukan
mendapat ridho Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬dan mendapat dukungan
dari segenap lapisan masyarakat. Kita semua berharap kepada
masyarakat agar berperan serta dalam mensukseskan pembangunan
lingkungan hidup dan kehutanan ini. Karena ini semua bagian dari
amal ibadah kita kepada Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬. Semoga Allāh ‫ُس ْب َحانَهُ َو‬
‫ تَ َعالَى‬dapat memberikan tuntunan dan petunjuknya agar kita dapat
melaksanakan dengan ikhlas hanya karena Dia semata. Dan kita
yakin segala amal ibadah yang kita lakukan dengan ikhlas karena
Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬akan membawa keberhasilan dan keberkahan.
Amin ya robbal alamin.
َّ ٰ ‫ى ٱل‬
َ‫صلِحُون‬ َ ْ‫ُور ِم ۢن بَ ْع ِد ٱل ِّذ ْك ِر أَ َّن ْٱلَر‬
َ ‫ض يَ ِرثُهَا ِعبَا ِد‬ ِ ‫َولَقَ ْد َكتَ ْبنَا فِى ٱل َّزب‬
“Dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah (Kami tulis
dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-
hamba-Ku yang saleh.” – Q.S. Al-Anbiya (21): 105.
،ُ‫ فَا ْستَ ْغفِرُوْ ه‬. َ‫أَقُوْ ُل قَوْ لِ ْي هَ َذا َوأَ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ ْال َع ِظ ْي َم لِ ْي َولَ ُك ْم َولِ َسائِ ِر ْال ُم ْسلِ ِم ْين‬
ِ ‫إِنَّهُ هُ َو ْال َغفُوْ ُر الر‬
‫َّح ْي ُم‬

104 105
CERAMAH ISLAM

MENINGKATKAN KUALITAS
IBADAH PASCA RAMADHAN
M.Taufiqur Rahman, S.Hut., M.Si. (Setjen)

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


‫الحمد هلل الذي لم يتّخذ ولدا ولم يكن له شريك فى الملك ولم يكن له ول ٌّي‬
ّ ‫من‬
‫ هللا اكبر وهلل‬،‫ ال اله اال هللا وهللا اكبر‬،×٣ ‫ هللا اكبر‬.‫الذ ّل وكبّره تكبيرا‬
‫الحمد‬

Maha suci Allāh yang ditanganNya segala kerajaan dan Dia


Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Segala puji bagi-Nya,
pujian sebanyak bilangan makhluq-Nya, sebanding dengan
nikmat karunia-Nya, sepadan dengan kemuliaan wajah-Nya dan
keagungan kekuasaan-Nya. Shalawat dan salam semoga tercurah
atas junjungan nabi besar Muhammad Rasulullāh ‫صلى هللا عليه وسلم‬.
،‫الصالة والسالم عليك أيّها النب ّي الرحمه الشفيع اال ّمه ورحمة هللا وبركاته‬
‫ اشهد ان ال اله اال هللا وحده ال‬.‫السالم علينا وعلى عباد هللا الصالحين‬
‫ رضيت باهلل ربّا وباالسالم دينا‬.‫ان محمدا عبده ورسوله‬ ّ ‫شريك له وأشهد‬
‫وبمحمد نبيّا ورسوال‬
‫ا ّما بعد‬
‫ فقد فاز المتّقون‬،‫فيا عباد هللا اوصيكم ونفسي بتقو هللا‬
ّ
‫تموتن اال وانتم مسلمون‬ ‫ق تقاته وال‬ّ ‫يا ايّها الّذين آمنوا تّقوا هللا ح‬
Ma’asyiral muslimin rahimakumullāh,
Ramadhan telah meninggalkan kita, sebagai seorang mukmin
semestinya kita berharap semoga kita sukses meraih seluruh
keutamaan dan keistimewaan-nya; Semoga kita meraih ampunan

106 107
dan rahmat-Nya; Semoga kita memperoleh bekal untuk kehidupan Keutamaan inilah yang seharusnya bisa kita miliki setelah kita
masa depan akhir zaman dan bekal kehidupan pasca kematian. melalui ramadhan, dimana selama sebulan kita telah menjalani
Rasulullāh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬menyebut ramadhan sebagai proses pendidikan dan pembelajaran, ibadah dan pengabdian,
‫ شهر فيه ليلة خير من الف شهر‬،‫ شهر مبارك‬،‫ شهر عظيم‬Ramadhan adalah do’a dan pengharapan, kepasrahan dan keyakinan, semangat dan
bulan yang agung, bulan yang penuh berkah, dan bulan yang kesungguhan, kepedulian dan persaudaraan, serta petunjuk dan
istimewa karena di dalamnya ada satu malam yang lebih baik dari bimbingan.
pada seribu bulan. Untuk memperoleh keutamaan tersebut, Rasulullāh ‫صلى هللا عليه‬
Penyebutan sifat/keterangan yang dilekatkan pada bulan ‫ وسلم‬mengajarkan kita untuk selalu memanjatkan do’a:
ramadhan, semestinya bisa dijadikan indikator sukses dalam ‫اللَّهُ َّم آتِ ْي نَ ْف ِس ْي تَ ْق َوهَا َو َز ِّكهَا أَ ْنتَ َخ ْي ُر َم ْن َز َّكا هَا أ ْنتَ َولِيُّهَا َو َموْ َلها‬
meraih keutamaannya.
“Ya Allāh karuniakanlah kepada jiwaku ketaqwaan dan
Sifat agung bulan Ramadhan, hendaknya bisa kita jadikan kesuciannya, Engkaulah yang sebaik-baik mensucikannya,
indikator sukses untuk me-redesign jati diri kita kembali kepada Engkaulah pemimpinnya dan penjaganya.”
fitrahnya, sebagai makhluq yang dimuliakan diantara makhluk
lainnya dengan derajat yang tinggi, nikmat yang banyak, dan ‫ أَصْ لِحْ لِ ْي َشأْنِى ُكلَّهُ َو َل تَ ِك ْلنِ ْي اِلَى‬،‫ْث‬
ُ ‫ك أَ ْستَ ِغي‬
َ ِ‫أَللَّهُ َّم يَا َح ُّي يَا قَيُّوْ ُم بِ َرحْ َمت‬
amanah yang besar. ‫نَ ْف ِس ْي طَرْ فَةَ َعي ٍْن‬
Sifat berkah bulan ramadhan, hendaknya bisa kita jadikan “Ya Allāh perbaikilah segala keadaan diriku sedetail-detailnya,
indikator sukses untuk meraih banyak karunia kebaikan hidup di dan jangan Engkau serahkan urusanku kepada diriku sekejap
dunia dan kebaikan hidup di akhirat, serta mendapat perlindungan pun.”
dari siksa neraka dan jaminan masuk surga.
‫ك‬
َ ِ‫ك َو ُحس ِْن ِعبَا َدت‬ َ ‫اللهُ َّم أَ ِعنّ ْي َعلَى ِذ ْك ِر‬
َ ‫ك َو ُش ْك ِر‬
Sifat istimewa bulan ramadhan, hendaknya bisa kita jadikan
“Ya Allāh tolonglah hamba agar selalu dapat mengingatMu,
indikator sukses untuk merubah taqdir hidup yang lebih baik,
mensyukuri nikmat karuniaMu, dan menyempur-nakan ibadah
perjalanan hidup yang lebih bermakna, amanah dan tanggung
kepadaMu.”
jawab kehidupan yang lebih besar, serta kasalehan dan kemanfaatan
hidup yang lebih banyak. Ma’asyiral muslimin rahimakumullāh
Ma’asyiral muslimin rahimakumullāh Dalam mengemban amanah risalah (mewujudkan keshalihan
pribadi, sosial dan lingkungan) serta menjalani aktifitas ibadah/
Dalam banyak hadits shohih, dijelaskan kepada kita tentang
pengabdian, kita sangat membutuhkan pertolongan, dukungan,
keutamaan bulan ramadhan. Keutamaan yang memberi banyak
pembelaan, perlindungan, petunjuk dan bimbingan dari Allāh
kemanfaatan bagi orang-orang yang beriman, baik kemanfaatan
‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬.
di awal dan akhir, dzohir dan batin, bumi dan langit, dunia dan
akhirat, serta kemanfaatan bagi diri pribadi, sosial peradaban Kenapa, kita perlu:
manusia, dan lingkungan hidup semesta. • Pertolongan-Nya (annashr), karena adanya bahaya yang

108 109
mengancam dari musuh kita, yaitu syaitan dari bangsa jin dan Berdasarkan ayat ini, Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬memberi jaminan/ garansi
manusia; pertolongan-Nya secara khusus bagi orang-orang beriman bukan
• Dukungan-Nya (atta’yiid), karena adanya kelemahan/ hanya bagi Rasul-Nya. Maka, saat kita membaca/ mendengar kisah
keterbatasan sumber daya dan kekuatan yang kita miliki; mukjizat para Rasul dan karomah para Auliyaa dalam kisah-kisah
sirah perjuangannya, hendaknya menginspirasi dan memotivasi
• Pembelaan-Nya (addawaafi’), karena adanya fitnah dan phobia diri bahwa kita pun layak mendapatkannya dalam mengemban
tentang islam dan kaum muslimin dari kalangan munafikin/ amanah risalah dan menjalani aktifitas ibadah/pengabdian kepada
kaafirin; Allāh ‫ َع َّز َو َج َّل‬.
• Perlindungan-Nya (al-‘ishmah), karena adanya serangan dan َ َ‫ك َحتَّى يَأْتِي‬
َ‫ك ْاليَقِ ْين‬ َ َّ‫َوا ْعبُ ْد َرب‬
invasi baik secara fisik, pemikiran, maupun kebudayaan; dan
“Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu keyakinan.”
• Petunjuk dan bimbingan-Nya, karena kita menghajati jalan – Q.S. Yasin (15): 99.
keluar (solusi) dan rezeki (kesejahteraan).
Ma’asyiral muslimin rahimakumullāh, ِ ِ‫اُ ْد ُعوْ ا َربَّ ُك ْم َوأَ ْنتُ ْم ُموْ قِنُوْ نَ ب‬
‫اال َجابَ ِة‬
“Berdo’alah kepada Tuhanmu dan kamu yaqin do’amu
Apa yang menjadi kebutuhan tersebut, ternyata direspon oleh
dikabulkan.” – Alhadits.
Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬dengan terbuka bagi hamba-hambanya yang
berdoa dan yakin kepadaNya. Bukankah banyak keterangan ayat- Ma’asyiral muslimin rahimakumullāh,
ayatNya yang memberi jaminan kesuksesan/kemenangan bagi Ada klasifikasi tingkat keyakinan hamba dalam realisasi ibadah/
orang-orang yang beriman? Misalnya dalam Q.S. Ghofir (40): 51, do’anya:
Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬berfirman:
1. Do’a sesuai harapan hamba, adalah do’a yang dilandasi
‫ص ُر ُر ُسلَنَا والَّ ِذ ْينَ آ َمنُوْ ا فِى ْال َحيَا ِة ال ُّد ْنيَا َويَوْ َم يَقُوْ ُم األَ ْشهَا ُد‬
ُ ‫اِنَّا لَنَ ْن‬ keyakinan bahwa Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬dekat (fainniy Qoriib) dan
“Sesungguhnya kami benar-benar menolong rasul-rasul kami dan diindikasi dengan adanya rasa takut kepada Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬.
orang-orang yang beriman pada kehidupan dunia dan pada hari Keyakinan pada tingkat ini dibangun dengan Dzikir Aqliyah
berdirinya para saksi.” (tafakkur), yaitu dengan melihat kesempurnaan, keserasian,
keseimbangan dan keindahan penciptaan alam semesta dan
Berdasarkan ayat ini, Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬memberi garansi/jaminan penciptaan diri manusia pada dzohir dan bathinnya, jasad dan
pertolongan tidak hanya bagi para rasul tetapi juga bagi orang- ruhnya, serta tatanan dan sistemnya (sanuriyhim aayaatina fil
orang yang beriman. Dan juga, pada Q.S. Ar-Rum (30):47. Ketika aafaaq wa fiy anfusihim hatta yatabayyana lahum annahul
Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬secara khusus memberi jaminan pertolongan- haqqu.*) Rabbana ma kholaqta haadza baatila, subhaanaKA
Nya, disebut dalam ayatnya: faqina ‘adzaaban naar. *) Sifat ibadah/do’anya masih subyektif,
َ‫َو َكانَ َحقًّا َعلَ ْينَا نَصْ ُر ْال ُم ْؤ ِمنِ ْين‬ belum interaktif.. masih angan-angan, belum menjadi keinginan.
Keyakinannya diwujudkan dengan prasangka baik (husnudzdzon)
“Dan menjadi kewajiban bagi kami menolong orang-orang yang
kepada Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬yang dilandasi dengan iman kepada
beriman.”

110 111
qodho dan qodar-Nya. Respon do’a pada tingkatan keyakinan ini maka apa saja yang diinginkan mendapat ridho-Nya. Apa saja yang
berupa terwujudnya harapan dan cita-cita yang lama dinantikan. dikehendaki pasti terjadi Respon do’a pada tingkat keyakinan ini
2. Do’a sesuai keinginan hamba, adalah do’a yang dilandasi adalah nyata, langsung terjadi, dalam bentuk mukjizat, karomah,
keyakinan yang lebih kuat bahwa Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬lebih dekat atau ma’unah.
dari urat lehernya (wanahnu aqrobu ilaihi min hablil wariid) Fa’tabiruw ya Ulil Albaab,
dan diindikasi dengan adanya rasa cinta kepada Allāh ‫ تَ َعالَى‬dan
RasulNya; Keyakinan pada tingkat ini dibangun dengan Dzikir ِ ْ‫ت ْالفِرْ دَو‬
، ‫س نُ ُز ًل‬ ِ ‫َت لَهُ ْم َجنَّا‬ ِ ‫اِ َّن الَّ ِذ ْينَ آ َمنُوْ ا َو َع ِملُوْ ا الصَّالِ َحا‬
ْ ‫ت َكان‬
Qolbiyah (tadabbur), yaitu dengan mendengarkan ayat-ayat ‫خَالِ ِد ْينَ فِ ْيهَا َل يَ ْب ُغوْ نَ َع ْنهَا ِح َو ًل‬
firmanNya, sehingga merasakan seakan-akan dia sedang “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh,
beraudiensi dan berkomunikasi langsung dengan Allāh ‫تَ َعالَى‬. bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggalnya,
Sifat ibadah dan do’anya sudah interaktif sebagaimana disebut mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah dari
dalam banyak ayat (fadzkuruuniy adzkurkum *); yuhibbuhum padanya.” – Q.S. Al-Kahfi (18): 107 -108.
wayuhibbuunah *); ud’uuniy astajib lakum *); la in syakartum
la aziidannakum..*).. Sifat ibadah dan do’anya sudah menjadi ‫بارك هللا لي ولكم فى القرآن الكريم ونفعني وايّاكم بما فيه من اآليات‬
keinginan yang kuat.. terkonsep dan terencana dengan jelas.. ada ‫والذكر الحكيم وتقبّل منّي ومنكم تالوته انّه هو الغفور الرحيم‬
target dan tujuan yang ditetapkan.. tuntutan ikhtiar masih besar.. Khotbah kedua
Perlu fokus dan prioritas, perjuangan dan pengorbanan sebagai
bukti kecintaan.. Respon do’a pada tingkat keyakinan ini adalah ،‫ والسالم على من اتّبع الهدى‬،‫الحد هلل وسالم على عباده الذين اصطفى‬
adanya kemudahan dan keberkahan.. terwujudnya apa saja yang ‫ سالم عليكم بما صبرتم‬،‫وسالم على المرسلين؛ سالم قوال من ربّ الرحيم‬
diinginkan. ‫ سالم عليكم تبتم فادخلوها خالدين‬،‫فنعم عقب الدار‬
3. Do’a sesuai kehendak hamba, adalah do’a yang dilandasi ‫السالم عليك أيّها النب ّي ورحمة هللا وبركاته‬
keyakinan yang sempurna bahwa Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬meliputi
‫السالم علينا وعلى عباد هللا الصّالحين‬
dirinya, lahir dan batinnya, awal dan akhirnya (wakaanAllāhu
bikulli syaiin muhiithoo) dan diindikasi dengan adanya rasa ridho ّ ‫ق المبين واشهد‬
‫ان محم ًد رسول هللا‬ ّ ‫اشهد ان ال اله اال هللا الملك الح‬
kepada Allāh ‫تَ َعالَى‬. Keyakinan pada tingkat ini dibangun dengan ‫الصادق الوعد االمين‬
Dzikir Nafsiyah (Tazkiyah), yaitu dengan merasakan keagungan
dan kemuliaan Allāh ‫ َع َّز َو َج َّل‬, sehingga merasakan dalam benak ‫صلوات االحد ومالئكته وأنبيائه وجنوده وأنصاره على أحمد نور هللا‬
jiwanya kepasrahan dan keyakinan yang kuat kepadaNya, ‫وعلى محمد رسول هللا وعلى مهد خليفة هللا‬
bergantung dan bertawakkal hanya kepadaNya, seakan-akan
‫ صلّى وسلّم وبارك على سيّدنا‬،‫ يا واجد يا جواد‬،‫اللهم يا واحد يا أحد‬
dia terbimbing, terjaga, dan tertolong dalam semua urusannya.
Sifat ibadah dan do’anya sudah mencerminkan kemanunggalan ‫محمد وعلى آل سيّدنا محمد فى ك ّل لمحة ونفس بعدد معلومات هللا‬
(wahidiyah) dalam tauhid asma, sifat, dan af’al Allāh ‫ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬ ‫وفيوضاته وأمداده‬
dan sudah mengintegrasi sesuai dengan kehendak Allāh ‫ َع َّز َو َج َّل‬. ‫ا ّما بعد‬

112 113
‫فيا عباد هللا اوصيكم ونفسي بتقوى هللا فقد فاز المتقون‬ ‫علينا وانصرنا نصرا عزيزا وأنزل السكينة فى فلوبنا واجعل لنا من لدنك‬
‫يا ايها الذين آمنوا تّقوا هللا وقولوا قوال سديدا‪ ،‬يصلح لكم أعمالكم ويغفر‬ ‫)وليّا واجعل لنا مت لدنك نصيرا‬
‫لكم ذنوبكم ومن يطع هللا ورسوله فقد فاز فوزا عظيما‬ ‫اهدنا الصراط المستقيم‪ ،‬صراطاالّذين انعمت عليهم (من النبيّين‬
‫ان هللا ومالئكته يصلّون على النبي ياايها الذين آمنوا صلّوا عليه وسلّموا‬ ‫ّ‬ ‫)والص ّديقين والشهداء والصالحين وحسن الئك رفيقا‬
‫تسليم‬ ‫غير المغضوب عليهم وال الضالّين‬
‫اللهم صلّى وسلّم وبارك على سيدنا محمد عبدك ورسولك النب ّي اال ّمي‬ ‫آمين‬
‫وعلى آله وأصحبه واخوانه وا ّمته‬ ‫ان هللا يأمر بالعدل واالحسان وايتائذ القرباء وينهى عن‬ ‫عباد هللا‪ّ ،‬‬
‫الله ّم ص ّل وسلّم وبارك على سيّدنا محمد الصّادق الوعد األمين ال ّسيّد‬ ‫الفخشاء والمنكروالبغي يعظكم لعلّكم تذ ّكرون فاذكر هللا يذكركم واشكروه‬
‫الكامل الفاتح الخاتم‬ ‫على نعمه يزدكم ولذكر هللا االكبر‬

‫الله ّم ص ّل وسلّم وبارك على سيّدنا مخمد المصطفى السيّد المرسلين الجاتم‬
‫النبيّين‬
‫الصّالة والسّالم عليك أيّها النب ّي ورحمة هللا وبركاته‪ ،‬السّالم علينا وعلى‬
‫عباد هللا الصالحين‬
‫الله ّم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات األحيآء منهم‬
‫واألموات انّك سميع قريب مجيب الدعوات يا قاضي الحاجات‪ ،‬برحمتك‬
‫يا أرحم الراحمن‬
‫اللهم انّي أسئلك باسمك األعظم وبكل اسم هو س ّميت لك به نفسك او‬
‫أزلته فى كتابك ا وعلّمته احدا من خلقك او استرثئت به فى العلم الغيب‬
‫عندك ان تجعل القران ربيع قلبي ونورا بصري وجالء حزني وذهاب‬
‫ه ّمي وغ ّمي ان تقضي حاجلتي‬
‫)ياربّ النّاس ربّ العالمين الحمن الرحيم (فانّي قريب‬
‫)يامالك النّاس ملك يوم الدين (ونحن اقرب اليه من حبل الوريد‬
‫)يا اله الناس ايّاك نعبد وايّاك نستعين (وكان هللا بك ّل شيئ محيطا‬
‫اهدنا الصراط المستقيم‪ ،‬اهدنا (افتح لنا فتحا مبينا واغفر لنا وارحمنا وتب‬

‫‪114‬‬ ‫‪115‬‬
CERAMAH ISLAM

MENJAGA KEBERSIHAN DIRI


DAN LINGKUNGAN
Tim Penyusun Khotbah Islam KLHK

‫ أَ ْشهَ ُد أَ ْن َل‬.‫ور ْال ُدنَّيَا َوالّ ِدين‬ ِ ‫اَ ْل َح ْم ُد ِلِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْينَ َوبِ ِه نَ ْستَ ِعي ُْن َعلَى اُ ُم‬
، َ‫ضين‬ ِ ‫ت َو ْاألَ َر‬ ِ ‫ك لَه َربُّ الَ َعالَ ِمينَ َوقَيُّو ُم ال َّس َم َوا‬ َ ‫إِله إِلَّ هللاُ َوحْ َدهُ َل َش ِر ْي‬
، َ‫ق ْال َم ْخلُوْ قِ ْين‬ ُ
ِ َ‫ار َم أَ ْخال‬ ُ ‫َوأَ ْشهَ ُد أَ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُولُهُ ْال َم ْبع‬
ِ ‫ُوث ألتَ ِّم َم َم َك‬
‫ار ْك َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه‬ ِ َ‫صلِّ َو َسلِّ ْم َوب‬ َ ‫ اَللَّهُ َّم‬، َ‫َرحْ َمةً لِ ْل َعالَ ِم ْين‬
‫ الرُّ َح َما ُء فِ ْي َما‬،‫ َوال َّدا ِع ْينَ إِلَى َش ِر ْي َعتِ ِه‬،‫َوأَصْ َحابِ ِه َوالتَابِ ِعينَ َو ْال َعا ِملِ ْينَ بِ ُسنَّتِ ِه‬
‫ أَ َّما بَ ْع ُد‬. ‫ بَ ْينَهُ ْم إِلَى يَوْ ِم الدِّيـْ ِن‬:
‫ َوتَ َز َّو ُدوْ ا فَإِ َّن َخ ْي َر ال َّزا ِد التَّ ْق َوى‬،ِ‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِسي بِتَ ْق َوى هللا‬ ِ ْ‫ أُو‬،ِ‫فَيَا ِعبَا َد هللا‬
‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُموْ تُ َّن إِالَّ َوأَنتُ ْم‬َّ ‫ يَاأَيُّها َ الَّ ِذ ْينَ َءا َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َح‬:‫فَقَا َل هللاُ تَ َعالَى‬
َ‫ُّم ْسلِ ُموْ ن‬

Hadirin Rahimakumullāh,
Jenis ibadah menurut pandangan fiqh Islam sejatinya terdiri dari
berbagai macam istilah dan pengertian, tergantung dari aspek apa
kita melihatnya. Ada sebagian pandangan yang mengelompokkan
ibadah berdasarkan bentuknya dalam dua kategori, yakni ibadah
mahdhah dan ibadah ghairu mahdhah. Arti kata mahdhah adalah
murni atau tak bercampur. Sedangkan ghairu mahdhah berarti
tidak murni atau bercampur hal lain.
Menjaga kebersihan badan kita, rumah kita, tempat tinggal kita,
tempat kerja kita, tempat usaha kita, tempat belajar kita adalah
bagian dari pada ibadah ghairu mahdah. Karena itu menjaga
kebersihan bukan saja kita lakukan karena ia penting bagi kita,
namun juga ia adalah perintah agama kita. Dengan kata lain

116 117
menjaga kebersihan ibarat kita sekali mendayung, maka 2, 3 pulau diraba, dipegang, dan dilakukan tangan kita. Banyak pancaindera
terlampaui. Sekali kita menjaga kebersihan kita mendapat pahala tersimpul di bagian muka.
dan juga kesehatan, keindahan dan kenyamanan
Walhasil tidak diragukan bahwa menjaga kebersihan diri dan
Hadirin Rahimakumullāh, lingkungan sebagaimana dianjurkan Islam bukan hanya sekedar
perintah agama, tapi juga paralel dengan tuntutan medis.
Islam sebetulnya sangat mengutamakan kebersihan dan kesehatan.
Dalam beribadah, seorang hamba wajib terlebih dulu menyucikan Hadirin Rahimakumullāh,
diri. Kebersihan dalam melaksanakan ibadah tentunya tak hanya
Kebersihan dalam Islam juga lekat dengan aspek ibadah dan aspek
soal kebersihan tubuh dan tempat ibadah. Hati, pikiran, ucapan,
moral. Ajaran menjaga kebersihan ini tak cuma slogan atau teori
lingkungan, sampai harta juga wajib dijaga kebersihannya. Sebab,
belaka tentunya, melainkan harus dijadikan pola hidup praktis
tanpa kebersihan atau kesucian, nilai ibadah bisa sia-sia. Tetapi,
berlandaskan kesadaran diri. Secara khusus, Rasulullāh ‫صلى هللا‬
dalam praktik sehari-hari, perilaku keseharian kita masih kurang
‫ عليه وسلم‬memberikan perhatian mengenai kebersihan:
memperhatikan hal yang sepintas terdengar sepele ini. Aspek
penting dari praktek kebersihan adalah dengan melaksanakan ‫ان‬
ِ ‫الي َم‬ ْ ‫الطَّهُوْ ُر َش‬
ْ ِ ‫ط ُر‬
berwudhu yang merupakan salah satu syarat untuk melaksanakan
sholat. Artinya, “Kesucian itu sebagian dari iman.” – H.R. Muslim.

Prof. Nasaruddin Umar menjelaskan bahwa Prof. Leopold Maknanya, menjaga kebersihan lahir dan batin merupakan ciri
Werner von Ehrenfels, seorang psikiater dan sekaligus neurology bagi keimanan seseorang. Walau dikatakan “sebagian”, kita tak
berkebangsaan Austria menemukan sesuatu yang menakjubkan bisa menganggap remeh masalah ini. Jika menjaga yang sebagian
terhadap wudhu. Ia mengemukakan bahwa pusat-pusat syaraf saja belum mampu, artinya seorang muslim tak akan mampu
yang paling peka yaitu sebelah dahi, tangan, dan kaki. Pusat- menyempurnakan imannya. Ada hadits lain yang menyinggung
pusat syaraf tersebut sangat sensitif terhadap air segar. Dari sini masalah ini:
ia menghubungkan hikmah wudhu yang membasuh pusat-pusat ٌ ‫ْف فَتَنَظَّفُوْ ا فَاِنَّهُ َﻻيَ ْد ُح ُل ْال َجنَّةَ اﻻَّ ن َِظي‬
‫ْف‬ ٌ ‫اَ ِﻻس َْل ُم ن َِظي‬
syaraf tersebut.
Artinya, “Agama Islam itu (agama) bersih, maka hendaklah kamu
Prof. Nasar menjelaskan, ulama Fikih juga menjelaskan hikmah menjaga kebersihan, karena sesungguhnya tidak akan masuk
wudhu sebagai bagian dari upaya untuk memelihara kebersihan surga kecuali orang-orang yang bersih.” – H.R. Baihaqi.
fisik dan rohani. Daerah yang dibasuh dalam air wudlu, seperti
tangan, daerah muka termasuk mulut, dan kaki memang paling Selain dua hadits di atas, Allāh dalam Al-Qur’an juga menyinggung
banyak bersentuhan dengan benda-benda asing termasuk kotoran. hal tersebut. Salah satunya adalah yang berikut ini:
Karena itu, wajar kalau daerah itu yang harus dibasuh. Ulama
َ‫إِ َّن هللاَ ي ُِحبُّ التَّ َّوابِينَ َوي ُِحبُّ ْال ُمتَطَه ِِّرين‬
tasawuf, menurut Prof Nasar, menjelaskan hikmah wudhu dengan
mengatakan daerah-daerah yang dibasuh air wudhu memang Artinya: “Sesungguhnya Allāh menyukai orang-orang bertobat
daerah yang paling sering berdosa. Kita tidak tahu apa yang pernah dan orang-orang yang bersih.” – Q.S. Al Baqarah (2): 222.

118 119
‫‪Jadi, marilah kita berintrospeksi mengenai hal ini. Sudahkah kita‬‬ ‫صلَّيْتَ َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬
‫آل‬ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫صلِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫اللَّهُ َّم َ‬
‫‪melaksanakan perintah Allāh dan Rasul itu menjadi kesadaran‬‬ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْكتَ َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم‬ ‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫إِ ْب َرا ِه ْي َم‪َ ،‬وبَ ِ‬
‫?‪dalam berperilaku sehari-hari‬‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ ‫آل إِ ْب َرا ِه ْي َم‪ ،‬فِي ْال َعاْلَ ِم ْينَ إِنَّ َ‬ ‫َو َعلَى ِ‬
‫‪Sebagai kesimpulan khotbah ini, khatib sekali lagi ingin mengajak‬‬
‫‪jamaah sekalian untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan‬‬ ‫ت‪ْ ،‬الَحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم‬ ‫ت‪َ ،‬و ْال ُم ْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُم ْؤ ِمنَا ِ‬ ‫اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬
‫‪dengan membiasakan diri untuk mencuci tangan, mandi dan‬‬ ‫ت‪.‬اللَّهُ َّم‬ ‫اض َي ْال َحا َجا ِ‬ ‫ت‪ ،‬يَا قَ ِ‬ ‫ك َس ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ ال َّد َع َوا ِ‬ ‫ت‪ ،‬إِنَّ َ‬ ‫َو ْالَ ْم َوا ِ‬
‫‪berwudhu, membersihkan lingkungan tempat tinggal, menjauhi‬‬ ‫اخ ُذلْ َم ْن َخ َذ َل ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ ‪ .‬اللَّهُ َّم ارْ فَ ْع َعنَّا ْالبَ َل َء‬ ‫ص َر ال ِّد ْينَ َو ْ‬ ‫ا ْنصُرْ َم ْن نَ َ‬
‫‪perbuatan keji dan mungkar, serta memiliki kepedulian untuk‬‬ ‫ك ِمنَ‬ ‫َو ْال َوبَاْ َء َو ْالفَحْ َشا َء َو ْال ُم ْن َك َر َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَنَ ‪ .‬اللَّهُ َّم إِنَّا نَعُوْ ُذ بِ َ‬
‫‪mengurangi dan menangani sampah.‬‬ ‫ص َو ْال ُجنُوْ ِن َو ْال ُج َذ ْا ِم َو ُكوْ رُوْ نَا َو َس ِّي ِء ْالَ ْسقَاْ ِم‪..‬اللَّهُ َم اجْ َعلْ هَ َذا ْالبَلَ َد‬ ‫ْالبَ َر ِ‬
‫‪Upaya ini bukan hanya membuat diri dan lingkungan kita menjadi‬‬ ‫آ ِمنًا َسخَا ًء َرخَا ًء َوعَاْ َمةَ بِال ِد ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ ‪ .‬اللَّهُ َّم َدبِّرْ نَا فَإِنَّا َل نُحْ ِس ُن التَّ ْدبِ ْي َر‪،‬‬
‫‪bersih dan sehat, tetapi secara tidak langsung kita sudah ikut‬‬ ‫ت بِ ِه ْال َمقَا ِد ْي ُر‬ ‫ف بِنَا فِ ْي َما َج َر ْ‬ ‫َو ْالطُ ْ‬
‫‪membantu menyelamatkan bumi dan masyarakat dari kerusakan‬‬
‫‪dan kehancuran.‬‬ ‫ان َو َل تَجْ َعلْ فِي قُلُوبِنَا ِغ ًّل‬ ‫َربَّنَا ا ْغفِرْ لَنَا َو ِ ِل ْخ َوانِنَا الَّ ِذينَ َسبَقُونَا بِ ْ ِ‬
‫الي َم ِ‬
‫وف َر ِحي ٌم‪َ .‬ربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي ْال ِخ َر ِة‬ ‫ك َر ُء ٌ‬ ‫لِلَّ ِذينَ آ َمنُوا َربَّنَا إِنَّ َ‬
‫‪Hadirin Rahimakumullāh,‬‬
‫اب النَّ ِ‬
‫ار‬ ‫َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫‪Demikian khotbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan‬‬
‫ان َوإِ ْيتَا ِء ِذي ْالقُرْ بَى َويَ ْنهَى ع َِن‬ ‫ْ‬
‫‪ini. Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua.‬‬ ‫الحْ َس ِ‬ ‫ِعبَا َد هللاِ‪ ،‬إِ َّن هللاَ يَأ ُم ُر ُك ْم بِ ْال َع ْد ِل َو ْ ِ‬
‫‪Amin.‬‬ ‫ْالفَحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغ ِي‪ ،‬يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ نَ ‪ ،‬فَ ْاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم‬
‫يَ ْذ ُكرْ ُك ْم‪َ ،‬وا ْش ُكرُوْ هُ َعلَى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم‪َ ،‬وهللاُ يَ ْعلَ ُم َما تَ ْع َملُوْ نَ ‪َ .‬و ْال َح ْم ُد ِ َّلِ َربِّ‬
‫آن ْال َع ِظي ِْم َونَفَ َعنِي َوإِيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ ْاليَا ِ‬
‫ت‬ ‫ك هللاُ لِي َولَ ُك ْم فِي القُرْ ِ‬ ‫بَا َر َ‬ ‫َْ‬
‫الصَّلةَ‬ ‫ْال َعالَ ِم ْينَ ‪َ .‬وأَقِ ِم‬
‫َوال ِّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم َوتَقَبَّ َل ِمنِّ ْي َو ِم ْن ُك ْم تِ َل َوتَهُ‪ ،‬إِنَّهُ هُ َو ال َّس ِم ْي ُع ْال َعلِيم‬
‫‪Khotbah Kedua‬‬
‫ْال َح ْم ُد هللِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْينَ َولِ ِّي الصَّالِ ِح ْينَ ‪َ ،‬وأَ ْشهَ ُد أَ ْن َل إِلَهَ إِلَّ هللاُ َوحْ َدهُ َل‬
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْيهَ‬ ‫أن نَبِيَّنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُد هللاِ َو َرسُوْ لُهُ ‪َ ،‬و َ‬ ‫ك لَهُ ‪َ ،‬وأَ ْشهَ ُد َّ‬ ‫َش ِر ْي َ‬
‫َّ‬ ‫َ‬
‫‪َ :‬و َعلَى آلِ ِه َوأصْ َحابِ ِه َو َسل َم‪.‬أ َّما بَ ْع ُد‬
‫فاتَّقوا هللاَ ِعبَا َد هللاِ وتم َّس ُكوْ ا بِ ِد ْينِ ُك ْم‪ ،‬فَهُ َو ِعصْ َمةُ أَ ْم ِر ُك ْم‪ ،‬ثُ َّم ا ْعلَ ُموْ ا أَ َّن هللاَ‬
‫ُس ْب َحانَهُ َوتَ َعالَى أَ َم َر ُك ْم بِأ َ ْم ٍر بَدَأَ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه‪َ ،‬وثَنَّى بِ َم َلئِ َكتِ ِه ْال ُم َسبِّح ِة بِقُ ْد ِس ِه‪،‬‬
‫صلُّونَ َعلَى النَّبِ ِّي يا أَيُّهَا الَّ ِذينَ‬ ‫فَقَا َل تَ َعالَى ُم ْخبِرًا َوآ ِمرًا‪ :‬إِ َّن للاَّ َ َو َمالئِ َكتَهُ يُ َ‬
‫وا تَ ْسلِيما ً‬ ‫وا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُم ْ‬
‫صلُّ ْ‬
‫وا َ‬ ‫آ َمنُ ْ‬
‫األحزاب‪56 :‬‬

‫‪120‬‬ ‫‪121‬‬
CERAMAH ISLAM

MERAIH CINTA ILAHI DENGAN


MENCINTAI LINGKUNGAN ALAM
Tim Penyusun Khotbah Islam KLHK

،‫ف ُس ْب َحانَهُ بِ ْال ِع َّز ِة َو ْال َعظَ َم ِة َو ْال َج َل ِل‬


ِ ‫ص‬ ِ َّ‫ ْال ُمت‬،‫ال‬ٍ ‫ْال َح ْم ُد ِلِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْينَ َعلَى ُك ِّل َح‬
ُ‫ َوأَ ْشهَ ُد أَ َّن َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُده‬...ٌ‫اح ُد ْالَ َح ُد فَال َّشبِ ْيهُ ُم َحال‬
ِ ‫َوأَ ْشهَ ُد أَ ْن َل إِلَهَ إِلَّ هللاُ ْال َو‬
‫اآلل‬
ِ ‫ب َو‬ ِ ْ‫ار ْك َعلَ ْي ِه َو َعلَى الصَّح‬ ِ َ‫صلِّ َو َسلِّ ْم َوب‬َ ‫اللَّهُ َّم‬...‫ال‬ ِ ‫ص‬ َ ‫َو َرسُوْ لُهُ َك ِر ْي ُم ْال ِخ‬
‫ أَ َّما بَ ْع ُد‬:
‫ َوتَ َز َّو ُدوْ ا فَإِ َّن َخ ْي َر ال َّزا ِد التَّ ْق َوى‬،ِ‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِسي بِتَ ْق َوى هللا‬ ِ ْ‫ أُو‬،ِ‫فَيَا ِعبَا َد هللا‬
‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُموْ تُ َّن إِالَّ َوأَنتُ ْم‬ َّ ‫ يَاأَيُّها َ الَّ ِذ ْينَ َءا َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َح‬:‫فَقَا َل هللاُ تَ َعالَى‬
َ‫ُّم ْسلِ ُموْ ن‬
Hadirin jamaah shalat Jum’at yang berbahagia,
Orang yang memperhatikan lingkungan dan alam di sekelilingnya,
akan mendapati bumi yang penuh dengan berbagai macam
kebaikan, yang terhampar, penuh dengan berbagai macam ciptaan
Allāh, berupa gunung-gunung yang tinggi, tetumbuhan, dan
pepohonan yang menghasilkan buah-buahan. Allāh menjelaskan,
semua ciptaan-Nya itu hendaknya menjadi bahan perenungan dan
pengkajian bagi orang yang berfikir:
‫ت َج َع َل‬ ِ ‫ض َو َج َع َل فِيهَا َر ٰ َو ِس َى َوأَ ْنهَ ٰـ ۭ ًرا ۖ َو ِمن ُك ِّل ٱلثَّ َم ٰ َر‬ َ ْ‫َوهُ َو ٱلَّ ِذى َم َّد ْٱلَر‬
َ ِ‫فِيهَا َزوْ َجي ِْن ْٱثنَي ِْن ۖ يُ ْغ ِشى ٱلَّ ْي َل ٱلنَّهَا َر ۚ إِ َّن فِى ٰ َذل‬
ٍ ۢ ‫ك لَـَٔايَ ٰـ‬
َ‫ت لِّقَوْ ۢ ٍم يَتَفَ َّكرُون‬
“Dan Dia yang menghamparkan bumi dan menjadikan gunung-
gunung dan sungai-sungai di atasnya. Dan padanya Dia
menjadikan semua buah-buahan berpasang-pasangan; Dia
menutupkan malam kepada siang. Sungguh, pada yang demikian
itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allāh) bagi orang-orang
yang berpikir.” – Q.S. Ar-Ra’d (13): 3.

122 123
Allāh juga menyebarkan bermacam-macam binatang di atas muka akan terjadi di muka bumi, dan mengancam eksistensi umat
bumi, yang menjadi pendamping manusia sebagai sesama makhluk manusia! Allāh berfirman:
hidup yang menghuni bumi. Dan bisa dimanfaatkan manusia. ۟
ِ ْ‫َو َل تُ ْف ِس ُدوا فِى ْٱلَر‬
‫ض بَ ْع َد إِصْ لَ ٰـ ِحهَا‬
‫ث فِيهَا ِمن ُك ِّل َد ٓابَّ ۢ ٍة‬
َّ َ‫َوب‬
“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah
“Dan Dia tebarkan di dalamnya bermacam-macam binatang.” (diciptakan) dengan baik.” – Q.S. Al-A’raf (7): 56.
– Q.S. Al-Baqarah (2): 164.
Hadirin jamaah shalat Jum’at yang berbahagia,
Secara umum, semua makhluk mempunyai faidah, manfaat,
Diantara cara menjaga keseimbangan dan kebaikan lingkungan
kerja dan tugas masing-masing. Al-Qur`an menyinggung tentang
adalah dengan mengatur konsumsi manusia dengan baik.
penciptaan semua makhluk Allāh tersebut:
Sehingga tidak berlebihan dan melebihi keperluannya, yang
ٍ ۢ ‫ض َم َد ْدنَ ٰـهَا َوأَ ْلقَ ْينَا فِيهَا َر ٰ َو ِس َى َوأَ ۢنبَ ْتنَا فِيهَا ِمن ُكلِّ َش ْى ۢ ٍء َّموْ ُز‬
‫ون‬ َ ْ‫َو ْٱلَر‬ berakibat lingkungan hidup menderita over eksploitasi dan terjadi
ketimpangan. Allāh berfirman menjelaskan hal itu:
“Dan Kami telah menghamparkan bumi dan Kami pancangkan
۟ ‫ُوا َو َل تُس‬
۟ ‫وا َوٱ ْش َرب‬
۟ ُ‫َو ُكل‬
padanya gunung-gunung serta Kami tumbuhkan di sana segala ِ ‫ْرفُ ٓوا ۚ إِنَّ ۥهُ َل ي ُِحبُّ ْٱل ُمس‬
َ‫ْرفِين‬ ِ
sesuatu menurut ukuran.” – Q.S. Al-Hijr (15): 19.
“Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh,
Semua ciptaan Allāh tersebut diciptakan sesuai dengan ukuran Allāh tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.”
yang ditetapkan Allāh untuk masing-masing, sesuai hikmah Allāh, – Q.S. Al-A’raf (7): 31.
juga ditentukan tingkatan manfaatnya. Sehingga tidak boleh
Allāh menekankan kepada manusia tentang peran air yang
berlebihan atau kurang dalam menggunakannya.
sangat vital bagi seluruh kehidupan. Karena itu, dalam menjaga
Semua ciptaan Allāh tersebut saling memberi manfaat, juga kelestarian lingkungan hidup, manusia hendaknya memperhatikan
saling pengaruh dan mempengaruhi. Terutama bagi manusia kebersihan air dan kelancarannya, serta menjaga keberlangsungan
dan kesehatannya. Lingkungan hidup yang terpelihara sumber-sumber mata air dari kerusakan dan penggunaan secara
keseimbangannya akan membantu manusia menjaga kesehatannya. tidak bertanggungjawab. Allāh berfirman,
Sementara ketika lingkungan tersebut rusak dan tidak seimbang,
secara langsung akan mengganggu kesehatan manusia dan َ‫َو َج َع ْلنَا ِمنَ ْٱل َمآ ِء ُك َّل َش ْى ٍء َح ٍّى ۖ أَفَ َل ي ُْؤ ِمنُون‬
mengancam kelangsungan hidupnya. “Dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal
Karena itu, Allāh memberi perintah kepada manusia agar menjaga dari air; maka mengapa mereka tidak beriman?”
keseimbangan lingkungan hidup, dan tidak merusak tatanan alam – Q.S. Al-Anbiya’ (21): 30.
yang telah Allāh tetapkan. Sehingga manusia dapat menjaga Lebih lanjut Rasulullāh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬mendorong kita untuk
kebaikannya dan kesehatannya. Sementara jika lingkungan menanam sebanyak mungkin tanaman dan pepohonan. Karena
hidup yang diciptakan saling mendukung itu dirusak tatanannya, dengan begitu akan terjadi perbaikan lingkungan, dan menyediakan
sehingga terjadi ketimpangan, maka bencana-bencana mengerikan sumber-sumber penghidupan bagi banyak makhluk hidup. Tidak

124 125
hanya manusia. Namun juga makhluk hidup yang lain. Baik ، َ‫ يَا َربِّ َك ْيفَ أَ ْسقِيكَ؟ َوأَ ْنتَ َربُّ ْال َعالَ ِمين‬:‫ قَا َل‬،‫ فَلَ ْم تَ ْسقِنِي‬،َ‫ا ْبنَ آ َد َم ا ْستَ ْسقَ ْيتُك‬
burung-burung, maupun hewan. Mereka semua akan mendapatkan ‫ك ِع ْن ِدي‬ َ َّ‫ أَ َما إِن‬،‫ك َع ْب ِدي فُ َل ٌن فَلَ ْم تَ ْسقِ ِه‬
َ ِ‫ك لَوْ َسقَ ْيتَهُ َو َجدْتَ َذل‬ َ ‫ ا ْستَ ْسقَا‬:‫قَا َل‬
manfaat dari hasil kerja manusia yang menanam pepohonan dan
(‫)رواه مسلم‬
tanaman. Dan setiap kali hasil tanamannya tersebut dimanfaatkan
oleh makhluk hidup, baik manusia, burung maupun hewan, maka “Sesungguhnya Allāh (dalam hadits Qudsi) berfirman: “Hai Anak
saat itu orang yang menanamnya mendapatkan pahala dari Allāh Cucu Adam, Aku sakit tetapi kamu tidak menjenguk-Ku”. Lalu
‫تَ َعالَى‬. Mari kita simak sabda Rasulullāh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬ini: berkata (Anak Cucu Adam): “Ya Robb, bagaimana aku menjenguk-
Mu, sedangkan Engkau adalah Tuhan Semesta Alam?” Allāh
ٌ ‫ فَيَأْ ُك ُل ِم ْنهُ طَ ْي ٌر أَوْ إِ ْن َس‬،‫ع زَرْ عًا‬
ْ‫ان أَو‬ ُ ‫ أَوْ يَ ْز َر‬،‫َما ِم ْن ُم ْسلِ ٍم يَ ْغ ِرسُ غَرْ سًا‬ menjawab: “Apakah engkau tidak mengetahui, sesungguhnya ada
ٌ‫ص َدقَة‬
َ ‫ إِلَّ َكانَ لَهُ بِ ِه‬،ٌ‫بَ ِهي َمة‬ hamba-Ku Fulan sedang sakit tetapi engkau tidak menjenguknya,
“Setiap Muslim yang menanam pohon, atau menanam tanaman, tidakkah engkau tahu sesungguhnya ketika engkau menjenguknya
kemudian dari pohon dan tanaman yang dia tanam itu ada yang Aku pun berada di sisinya.”
dimakan oleh burung atau manusia dan hewan ternak, niscaya hal (Kemudian Allāh kembali berfirman) “Hai Anak Cucu Adam, Aku
itu menjadi shadaqah baginya.” – H.R. Anas bin Malik, Shahih kelaparan tetapi engkau tidak memberi-Ku makan”. Menjawab
Bukhari, no. 2320. (Anak Cucu Adam): “Ya Robb, bagaimana aku memberi-Mu
Alangkah beruntungnya orang yang banyak menanam pepohonan makan sedangkan Engkau adalah Tuhan Semesta Alam?” Allāh
dan tetumbuhan yang dapat dimanfaatkan oleh sesama makhluk menjawab: “Apakah engkau tidak mengetahui sesungguhnya
hidup. Karena dari kerjanya tersebut akan terus mengalir pahala kelaparan hamba-Ku si Fulan tetapi engkau tidak memberinya
kepadanya, selama pepohonan itu memberi manfaat bagi makhluk makan, tidakkah engkau tahu sesungguhnya ketika engkau
hidup. memberinya makan di sana juga ada Aku”. (Lalu Allāh berfirman)
“Hai Anak Cucu Adam, Aku haus tetapi engkau tidak memberi-Ku
Dengan cara itu, seseorang akan mendapatkan cinta Allāh ‫تَ َعالَى‬. minum”. Menjawab (Anak Cucu Adam): “Ya Robb, bagaimana
Karena telah berbuat baik kepada hamba-hamba-Nya. Dengan aku memberi-Mu minum sedangkan Engkau adalah Tuhan
memberi mereka makan dan minum dari hasil kerjanya menanam Semesta Alam?” Allāh menjawab: “Engkau (tahu) hamba-Ku
pohon dan tetumbuhan. Marilah kita simak penjelasan Rasulullāh meminta minum kepadamu tetapi tidak engkau berikan kepadanya,
‫ صلى هللا عليه وسلم‬tentang cara meraih cinta Allāh dengan cara tidakkah engkau tahu ketika engkau memberinya minum di sana
berbuat baik kepada sesama manusia dan makhluk-Nya. pun ada Aku”.” – H.R. Muslim melalui Abi Hurairah, Mukhtaarul
Ahaadits no. 264.
ِّ‫ يَا َرب‬:‫ قَا َل‬،‫ت فَلَ ْم تَ ُع ْدنِي‬ ُ ْ‫ يَا ا ْبنَ آ َد َم َم ِرض‬:‫إِ َّن هللاَ َع َّز َو َج َّل يَقُو ُل يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة‬
‫ض فَلَ ْم‬َ ‫ أَ َما َعلِ ْمتَ أَ َّن َع ْب ِدي فُ َلنًا َم ِر‬:‫ قَا َل‬، َ‫َك ْيفَ أَ ُعو ُدكَ؟ َوأَ ْنتَ َربُّ ْال َعالَ ِمين‬ Semoga kita menjadi sosok yang mendapatkan cinta Allāh, dengan
ْ ُ‫ك فَلَ ْم ت‬ ْ ‫ك لَوْ ُع ْدتَهُ لَ َو َج ْدتَنِي ِع ْن َدهُ؟ يَا ا ْبنَ آ َد َم ا ْست‬ cara memberi kebaikan, berupa makan dan minum kepada hamba-
،‫ط ِع ْمنِي‬ َ ُ‫َط َع ْمت‬ َ َّ‫ أَ َما َعلِ ْمتَ أَن‬،ُ‫تَ ُع ْده‬
ْ ‫ أَ َما َعلِ ْمتَ أَنَّهُ ا ْست‬:‫ قَا َل‬، َ‫ط ِع ُمكَ؟ َوأَ ْنتَ َربُّ ْال َعالَ ِمين‬ ْ ُ‫ يَا َربِّ َو َك ْيفَ أ‬:‫قَا َل‬ hamba Allāh.
‫ك‬ َ ‫َط َع َم‬
‫ يَا‬،‫ك ِع ْن ِدي‬ َ ِ‫ط َع ْمتَهُ لَ َو َجدْتَ َذل‬ ْ َ‫ك لَوْ أ‬ َ َّ‫ط ِع ْمهُ؟ أَ َما َعلِ ْمتَ أَن‬ ْ ُ‫ فَلَ ْم ت‬،‫َع ْب ِدي فُ َل ٌن‬ ِ ‫ َونَفَ َعنِي َوإِيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ ْاليَا‬،‫آن ْال َك ِري ِْم‬
‫ت‬ ِ ْ‫ك هللاُ لِي َولَ ُك ْم فِي ْالقُر‬
َ ‫بَا َر‬

126 127
‫َوال ِّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‪َ ،‬وا ْستَ ْغفِرُوْ هُ‪ ،‬إِنَّهُ هُ َو ْال َغفُوْ ُر الر ِ‬
‫َّح ْي ُم‬
‫‪Khotbah Kedua‬‬
‫ْال َح ْم ُد هللِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْينَ َولِ ِّي الصَّالِ ِح ْينَ ‪َ ،‬وأَ ْشهَ ُد أَ ْن َل إِلَهَ إِلَّ هللاُ َوحْ َدهُ َل‬
‫أن نَبِيَّنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُد هللاِ َو َرسُوْ لُهُ‬ ‫ك لَهُ ‪َ ،‬وأَ ْشهَ ُد َّ‬ ‫َش ِر ْي َ‬
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْيهَ َو َعلَى آلِ ِه َوأَصْ َحابِ ِه َو َسلَّ َم‪.‬أ َّما بَ ْع ُد‬ ‫َو َ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬
‫فاتَّقوا هللاَ ِعبَا َد هللاِ وتم َّسكوْ ا بِ ِد ْينِك ْم‪ ،‬فهُ َو ِعصْ َمة أ ْم ِرك ْم‪ ،‬ث َّم ا ْعل ُموْ ا أ َّن هللاَ‬
‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫ُس ْب َحانَهُ َوتَ َعالَى أَ َم َر ُك ْم بِأ َ ْم ٍر بَدَأَ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه‪َ ،‬وثَنَّى بِ َم َلئِ َكتِ ِه ْال ُم َسبِّح ِة بِقُ ْد ِس ِه‪،‬‬
‫صلُّونَ َعلَى النَّبِ ِّي يا أَيُّهَا‬ ‫فَقَا َل تَ َعالَى ُم ْخبِرًا َوآ ِمرًا‪ :‬إِ َّن للاَّ َ َو َمالئِ َكتَهُ يُ َ‬
‫وا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُم ْ‬
‫وا تَ ْسلِيما ً‬ ‫صلُّ ْ‬
‫وا َ‬ ‫الَّ ِذينَ آ َمنُ ْ‬
‫األحزاب‪56 :‬‬
‫صلَّيْتَ َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬
‫آل‬ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫صلِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫اللَّهُ َّم َ‬
‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْكتَ َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم‬ ‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫إِ ْب َرا ِه ْي َم‪َ ،‬وبَ ِ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫آل إِ ْب َرا ِه ْي َم‪ ،‬فِي ال َعالَ ِم ْينَ إِنَّ َ‬ ‫َو َعلَى ِ‬
‫ت‪ْ ،‬الَحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم‬ ‫ت‪َ ،‬و ْال ُم ْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُم ْؤ ِمنَا ِ‬ ‫اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬
‫ت‪.‬اللَّهُ َّم‬ ‫اض َي ْال َحا َجا ِ‬ ‫ت‪ ،‬يَا قَ ِ‬ ‫ك َس ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ ال َّد َع َوا ِ‬ ‫ت‪ ،‬إِنَّ َ‬‫َو ْالَ ْم َوا ِ‬
‫اخ ُذلْ َم ْن َخ َذ َل ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ ‪.‬اللَّهُ َّم ارْ فَ ْع َعنَّا ْالبَ َل َء‬ ‫ص َر ال ِّد ْينَ َو ْ‬ ‫ا ْنصُرْ َم ْن نَ َ‬
‫ك ِمنَ‬ ‫َو ْال َوبَاْ َء َو ْالفَحْ َشا َء َو ْال ُم ْن َك َر َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَنَ ‪ .‬اللَّهُ َّم إِنَّا نَعُوْ ُذ بِ َ‬
‫ص َو ْال ُجنُوْ ِن َو ْال ُج َذ ْا ِم َو ُكوْ رُوْ نَا َو َس ِّي ِء ْالَ ْسقَاْ ِم‪..‬اللَّهُ َم اجْ َعلْ هَ َذا ْالبَلَ َد‬ ‫ْالبَ َر ِ‬
‫آ ِمنًا َسخَا ًء َرخَا ًء َوعَاْ َمةَ بِال ِد ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ ‪ .‬اللَّهُ َّم َدبِّرْ نَا فَإِنَّا َل نُحْ ِس ُن التَّ ْدبِ ْي َر‪،‬‬
‫ت بِ ِه ْال َمقَا ِد ْي ُر‬ ‫ف بِنَا فِ ْي َما َج َر ْ‬ ‫َو ْالطُ ْ‬
‫ان َو َل تَجْ َعلْ فِي قُلُوبِنَا ِغ ًّل‬ ‫الي َم ِ‬‫َربَّنَا ا ْغفِرْ لَنَا َو ِ ِل ْخ َوانِنَا الَّ ِذينَ َسبَقُونَا بِ ْ ِ‬
‫وف َر ِحي ٌم‪َ .‬ربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي ْال ِخ َر ِة‬ ‫ك َر ُء ٌ‬ ‫لِلَّ ِذينَ آ َمنُوا َربَّنَا إِنَّ َ‬
‫اب النَّ ِ‬
‫ار‬ ‫َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫ان َوإِ ْيتَا ِء ِذي ْالقُرْ بَى َويَ ْنهَى ع َِن‬ ‫ْ‬
‫الحْ َس ِ‬ ‫ِعبَا َد هللاِ‪ ،‬إِ َّن هللاَ يَأ ُم ُر ُك ْم بِ ْال َع ْد ِل َو ْ ِ‬
‫ْالفَحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغ ِي‪ ،‬يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ نَ ‪ ،‬فَ ْاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم‬
‫يَ ْذ ُكرْ ُك ْم‪َ ،‬وا ْش ُكرُوْ هُ َعلَى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم‪َ ،‬وهللاُ يَ ْعلَ ُم َما تَ ْع َملُوْ نَ ‪َ .‬و ْال َح ْم ُد ِ َّلِ‬
‫َْ‬
‫الصَّلةَ‬ ‫َربِّ ْال َعالَ ِم ْينَ ‪َ .‬وأَقِ ِم‬

‫‪128‬‬ ‫‪129‬‬
‫‪CERAMAH ISLAM‬‬

‫‪ORANG YANG MERUGI‬‬


‫‪DI AKHIRAT‬‬
‫‪Tim Penyusun Khotbah Islam KLHK‬‬

‫ُور أَ ْنفُ ِسنَا‬ ‫إن الـ َح ْم َد ِلِ نَـحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُرهُ‪َ ،‬ونَعُو ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشر ِ‬ ‫َّ‬
‫ي لَهُ‪،‬‬ ‫ض َّل لَهُ‪َ ،‬و َم ْن يُضْ لِلْ فَ َل هَا ِد َ‬ ‫ت أ ْع َمالِنَا‪َ ،‬م ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَ َل ُم ِ‬ ‫َ‬ ‫َو ِم ْن َسيِّئَا ِ‬
‫ك لَهُ َوأَ ْشهَ ُد أَ َّن ُمـ َح َّمداً َع ْب ُدهُ َو َرسُولُه‬ ‫َوأَ ْشهَ ُد أَن الَّ إِلَهَ إِالَّ هللا َوحْ َدهُ َل َش ِر ْي َ‬
‫صحْ بِ ِه َو َمن اتَّبَ َعهُ ْم‬ ‫ار ْك َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‪َ ،‬و َعلَى آلِ ِه َو َ‬ ‫صلِّ َو َسلِّ ْم َوبَ ِ‬ ‫اللَّهُ َّم َ‬
‫ان إِلَى يَوْ ِم ال ِّدي ِْن‪.‬أَ َّما بَ ْع ُد‬‫بِإِحْ َس ٍ‬
‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِسي بِتَ ْق َوى هللاِ فَقَ ْد فَاْ َز ْال ُمتَّقُوْ نَ ‪...‬فَقَ ْد قَا َل هللاُ تَ َعالَى فِي ْالقُ ِ‬
‫رآن‬ ‫أُوْ ِ‬
‫ْال َك ِري ِْم‬
‫ق تُقَاتِ ِه َو َل تَ ُموتُ َّن إِ َّل َوأَ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُمون يَا أَيُّهَا‬ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َح َّ‬
‫ث ِم ْنهُ َما‬ ‫ق ِم ْنهَا َزوْ َجهَا َوبَ َّ‬
‫اح َد ٍة َو َخلَ َ‬
‫س َو ِ‬‫النَّاسُ اتَّقُوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذي َخلَقَ ُك ْم ِم ْن نَ ْف ٍ‬
‫ِر َج ًال َكثِيرًا َونِ َسا ًء َواتَّقُوا هللاَ الَّ ِذي تَ َسا َءلُونَ بِ ِه َو ْالَرْ َحا َم إِ َّن هللاَ َكانَ َعلَ ْي ُك ْم‬
‫َرقِيبًا يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َوقُولُوا قَوْ ًل َس ِديدًا يُصْ لِحْ لَ ُك ْم أَ ْع َمالَ ُك ْم‬
‫َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم َو َم ْن ي ُِط ِع هللاَ َو َرسُولَهُ فَقَ ْد فَا َز فَوْ ًزا ع ِ‬
‫َظي ًما‬
‫‪Hadirin Jamaah Jum’at Rahimakumullāh,‬‬
‫‪Agama Islam memandang alam ini secara integral. Interaksi dan‬‬
‫‪hubungan timbal balik baik antara sesama manusia, maupun‬‬
‫‪manusia dengan alam, semuanya dilandasi keyakinan bahwa‬‬
‫‪perusakan terhadap alam di dunia ini akan membawa konskuensi‬‬
‫‪terhadap kehidupan kita di akhirat apakah menjadi orang yang‬‬
‫‪selamat atau orang yang celaka atau orang yang merugi.‬‬
‫‪ menyampaikan panduan‬صلى هللا عليه وسلم ‪Karena itu, Rasulullāh‬‬
‫‪secara umum dalam mengingatkan kepada umatnya agar tidak‬‬
‫‪menjadi orang yang merugi di akhirat karena berbuat dzolim‬‬

‫‪130‬‬ ‫‪131‬‬
kepada orang lain maupun makhluk Allāh yang lain, seperti menumpahkan darah serta memukul orang lain. Maka diberikanlah
melakukan perbuatan yang dapat menimbulkan kerusakan di bagian dari pahala kebaikannya untuk orang-orang yang ia sakiti
muka bumi yang mengakibatkan rusaknya ekosistem disekitar tersebut. Apabila pahala kebaikan miliknya telah habis sebelum
kita, yang langsung dapat kita lihat dan kita rasakan contohnya terpenuhinya pembalasan atas perbuatan zhalimnya, diambillah
adalah rusaknya ekosistem di daratan dan lautan. dari dosa-dosa mereka kemudian dialihkan kepadanya, lantas ia
pun dilemparkan ke dalam neraka!” – Shahiih Muslim no. 2584;
Menurut pandangan umum, orang yang merugi / bangkrut
Kitab Al-Birr, Bab Haramnya Perbuatan Zhalim.
seringkali diartikan sebagai orang yang tidak punya uang atau
sedikit sekali harta yang tersisa padanya, namun bagaimana Berdasarkan keterangan hadits ini, kita perlu khawatir dan
menurut pandangan Islam orang yang merugi / bangkrut itu? bercermin kepada diri kita masing-masing, apakah selama
yaitu orang yang melakukan kedzaliman terhadap orang lain atau ini tindak-tanduk serta perbuatan kita terhadap permasalahan
kedzaliman terhadap lingkungan alam. lingkungan akankah membawa kerugian / kebangkrutan di akhirat?
Sampah yang berserakan dan memenuhi sungai dan menggunung
Al-Imam Abul Husain Muslim bin Al-Hajjaaj ‫رحمه هللا‬
di muara sungai kemudian tersebar di laut dapat merusak
meriwayatkan:
ekosistem sehingga tumbuhan dan binatang di kedua ekosistem
‫َح َّدثَنَا قُتَ ْيبَةُ ب ُْن َس ِعي ٍد َو َعلِ ُّي ب ُْن حُجْ ٍر قَ َال َح َّدثَنَا إِ ْس َما ِعي ُل َوهُ َو اب ُْن َج ْعفَ ٍر‬ ini bisa punah atau terganggu siklus kehidupannya. Pantaslah
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل‬ َ ِ‫ع َْن ْال َع َل ِء ع َْن أَبِي ِه ع َْن أَبِي هُ َر ْي َرةَ أَ َّن َرسُو َل هللا‬ kita takut akan bangkrutnya diri kita di akhirat nanti, sebab jika
bangkrut di akhirat maka tak ada lagi yang bisa menolong kita dari
‫س‬ َ ِ‫أَتَ ْدرُونَ َما ْال ُم ْفلِسُ قَالُوا ْال ُم ْفلِسُ فِينَا َم ْن َل ِدرْ هَ َم لَهُ َو َل َمتَا َع فَقَا َل إِ َّن ْال ُم ْفل‬ ancaman api neraka. Na’udzubillāh. Kita berlindung kepada Allāh
‫صيَ ٍام َو َز َكا ٍة َويَأْتِي قَ ْد َشتَ َم هَ َذا َوقَ َذفَ هَ َذا‬ ِ ‫ص َل ٍة َو‬ َ ِ‫ِم ْن أُ َّمتِي يَأْتِي يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة ب‬ dari perbuatan menzhalimi orang lain.
‫ب هَ َذا فَيُ ْعطَى هَ َذا ِم ْن َح َسنَاتِ ِه َوهَ َذا ِم ْن‬ َ ‫ض َر‬َ ‫ك َد َم هَ َذا َو‬ َ َ‫َوأَ َك َل َما َل هَ َذا َو َسف‬
ْ ‫ضى َما َعلَ ْي ِه أُ ِخ َذ ِم ْن َخطَايَاهُ ْم فَطُ ِر َح‬ Jadi, hakikat dari orang yang rugi/bangkrut adalah sebagaimana
‫ت‬ َ ‫ت َح َسنَاتُهُ قَ ْب َل أَ ْن يُ ْق‬ ْ َ‫َح َسنَاتِ ِه فَإِ ْن فَنِي‬
disebutkan dalam hadits diatas, yaitu orang yang binasa dengan
ِ َّ‫َعلَ ْي ِه ثُ َّم طُ ِر َح فِي الن‬
‫ار‬ kebinasaan yang sempurna, dan orang yang hilang (pahalanya)
Qutaibah bin Sa’iid dan ‘Aliy bin Hujr menceritakan kepada kami, dengan pengurangan secara perlahan-lahan, karena dipindah
keduanya berkata, Ismaa’iil –dia adalah Ibnu Ja’far- menceritakan pahala-pahala kebaikannya untuk orang-orang yang menjadi
kepada kami, dari Al-‘Alaa’, dari Ayahnya, dari Abu Hurairah korban kezhalimannya. Apabila telah habis pahala kebaikannya,
‫رضي هللا عنه‬, bahwa Rasulullāh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bertanya, “Tahukah diambillah dari keburukan-keburukan mereka lalu ditimpakan
kalian siapakah orang yang bangkrut itu?” Para sahabat kepadanya, akhirnya dilemparkanlah ia kedalam api neraka. Maka
menjawab, “Orang yang bangkrut diantara kami adalah orang sempurnalah kerugian, kebinasaan dan kebangkrutannya.
yang tidak mempunyai dirham dan tidak pula harta kekayaan.” Hadirin Jamaah Jum’at Rahimakumullāh,
Rasulullāh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬pun menjelaskan, “Sesungguhnya orang
yang bangkrut dari kalangan umatku adalah orang yang datang Di media massa ataupun di medsos, kita dapat dengan mudah
di hari kiamat nanti dengan pahala amalan shalat, puasa dan mendapatkan informasi atau berita terkait rusaknya lingkungan
zakat namun ia selalu mencaci-maki, menuduh, memakan harta, alam karena permasalahan sampah/limbah yang di buang
sembarangan dan tidak ditangani dengan semestinya sehingga
132 133
mencemari air sungai, air laut yang menyebabkan tumbuhan tidak ِ ‫آن ْال َك ِري ِْم َونَفَ َعنِي َواِيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ ْاآليَا‬
‫ت‬ ِ ْ‫ك هللاُ لِي َولَ ُك ْم فِي ْالقُر‬ َ ‫بَا َر‬
tumbuh dengan baik dan binatang-binatang kehilangan habitatnya ْ ْ
‫َوال ِّذ ْك ِر الـ َح ِكي ِْم َوتَقَبَّ َل هللاُ ِمنِّى َو ِم ْن ُك ْم تِالَ َوتَهُ اِنَّهُ هُ َو ال َّس ِم ْي ُع ال َعلِ ْي ُم‬
serta binatang yang menderita bahkan mati karena terkena dampak
sampah plastik.
ِ ‫َوا ْستَ ْغفِرُوْ هُ اِنَّهُ هُ َو ْال َغفُوْ ُر الر‬
‫َّح ْي ُم‬
Khotbah Kedua
Sebaiknya kita berintropeksi diri sebelum pengadilan akhirat
memanggil kita, dikarenakan masalah sampah yang kita sepelekan, ‫ َوأَ ْشهَ ُد أَ ْن َل إِلَهَ إِلَّ هللاُ َوحْ َدهُ َل‬، َ‫ْال َح ْم ُد هللِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْينَ َولِ ِّي الصَّالِ ِح ْين‬
padahal masalah ini sudah menjadi masalah nasional bahkan َّ ‫ َوأَ ْشهَ ُد‬، ُ‫ك لَه‬
ُ‫أن نَبِيَّنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُد هللاِ َو َرسُوْ لُه‬ َ ‫َش ِر ْي‬
global yang mengancam kelestarian lingkungan.
‫أ َّما بَ ْع ُد‬.‫صلَّى هللاُ َعلَ ْيهَ َو َعلَى آلِ ِه َوأَصْ َحابِ ِه َو َسلَّ َم‬ َ ‫َو‬
Sebagaimana kita ketahui bersama pada hari kiamat akan ada
perhitungan sendiri, pembalasan dari Allāh bagi binatang yang َ‫ ثُ َّم ا ْعلَ ُموْ ا أَ َّن هللا‬،‫ فَهُ َو ِعصْ َمةُ أَ ْم ِر ُك ْم‬،‫فاتَّقوا هللاَ ِعبَا َد هللاِ وتم َّس ُكوْ ا بِ ِد ْينِ ُك ْم‬
berbuat dzhalim terhadap binatang yang setara dengannya, ،‫ َوثَنَّى بِ َم َلئِ َكتِ ِه ْال ُم َسبِّح ِة بِقُ ْد ِس ِه‬،‫ُس ْب َحانَهُ َوتَ َعالَى أَ َم َر ُك ْم بِأ َ ْم ٍر بَدَأَ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه‬
namun tidak punya kemampuan membalas saat di dunia. Allāh ‫صلُّونَ َعلَى النَّبِ ِّي يا أَيُّهَا‬ َ ُ‫ إِ َّن للاَّ َ َو َمالئِ َكتَهُ ي‬--- :‫فَقَا َل تَ َعالَى ُم ْخبِرًا َوآ ِمرًا‬
akan jadikan binatang yang terdzhalimi itu membalas di akhirat ْ ‫وا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُم‬ ْ ُّ‫صل‬ ْ ُ‫الَّ ِذينَ آ َمن‬
sebelum mereka dijadikan tanah kembali. Allāh beri kesempatan
56 :‫ األحزاب‬--- ً ‫وا تَ ْسلِيما‬ َ ‫وا‬
kepada binatang yang tidak bertanduk, yang saat di dunia dia ِ ‫صلَّيْتَ َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى‬
‫آل‬ َ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما‬ ِ ‫صلِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬ َ ‫اللَّهُ َّم‬
ditanduk oleh binatang bertanduk untuk membalasnya di akhirat. ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْكتَ َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم‬ ِ ‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬ ِ َ‫ َوب‬،‫إِ ْب َرا ِه ْي َم‬
‫ و إنه ليقيد يومئذ الجماء من‬، ‫يقضي هللا بين خلقه الجن و اإلنس و البهائم‬ ‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ َ َّ‫ فِي ْال َعاْلَ ِم ْينَ إِن‬،‫آل إِ ْب َرا ِه ْي َم‬ ِ ‫َو َعلَى‬
، ‫ كونوا ترابا‬: ‫القرناء حتى إذا لم يبق تبعة عند واحدة ألخرى قال هللا‬ ‫ ْالَحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم‬،‫ت‬ ِ ‫ َو ْال ُم ْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُم ْؤ ِمنَا‬،‫ت‬ ِ ‫اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما‬
‫ يا ليتني كنت ترابا‬---- : ‫فعند ذلك يقول الكافر‬ ‫اللَّهُ َّم‬.‫ت‬ ِ ‫اض َي ْال َحا َجا‬ ِ َ‫ يَا ق‬،‫ت‬ ِ ‫ك َس ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ ال َّد َع َوا‬ َ َّ‫ إِن‬،‫ت‬ِ ‫َو ْالَ ْم َوا‬
Allāh memberikan keputusan yang adil antar makhluk-Nya: Jin, ‫اللَّهُ َّم ارْ فَ ْع َعنَّا ْالبَ َل َء‬. َ‫اخ ُذلْ َم ْن َخ َذ َل ْال ُم ْسلِ ِم ْين‬ ْ ‫ص َر ال ِّد ْينَ َو‬ َ َ‫ا ْنصُرْ َم ْن ن‬
manusia, dan para binatang. Pada hari itu binatang yang tidak َ‫ك ِمن‬ َ ِ‫ اللَّهُ َّم إِنَّا نَعُوْ ُذ ب‬. َ‫َو ْال َوبَاْ َء َو ْالفَحْ َشا َء َو ْال ُم ْن َك َر َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَن‬
bertanduk diberi kesempatan membalas kepada yang bertanduk ‫اللَّهُ َم اجْ َعلْ هَ َذا ْالبَلَ َد‬..‫ص َو ْال ُجنُوْ ِن َو ْال ُج َذ ْا ِم َو ُكوْ رُوْ نَا َو َس ِّي ِء ْالَ ْسقَاْ ِم‬
hingga tidak tersisa adanya kedzhaliman antar hewan itu hingga ِ ‫ْالبَ َر‬
Allāh berfirman: Jadilah kalian tanah. Pada saat itu, orang kafir
،‫ اللَّهُ َّم َدبِّرْ نَا فَإِنَّا َل نُحْ ِس ُن التَّ ْدبِ ْي َر‬. َ‫آ ِمنًا َسخَا ًء َرخَا ًء َوعَاْ َمةَ بِال ِد ْال ُم ْسلِ ِم ْين‬
berkata: Duhai seandainya aku menjadi tanah (riwayat Ibnu Jarir ‫ت بِ ِه ْال َمقَا ِد ْي ُر‬ ْ ‫ف بِنَا فِ ْي َما َج َر‬ ْ ُ‫َو ْالط‬
dalam Tafsirnya) Jika kedzhaliman antar binatang yang setara saja ‫ان َو َل تَجْ َعلْ فِي قُلُوبِنَا ِغ ًّل‬ ِ ْ ِ‫َربَّنَا ا ْغفِرْ لَنَا َو ِ ِل ْخ َوانِنَا الَّ ِذينَ َسبَقُونَا ب‬
ِ ‫الي َم‬
ada perhitungannya di akhirat tanpa campur tangan manusia, lalu
bagaimana lagi jika kedzhaliman itu dilakukan secara sengaja oleh
‫ َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي ْال ِخ َر ِة‬.‫وف َر ِحي ٌم‬ ٌ ‫ك َر ُء‬ َ َّ‫لِلَّ ِذينَ آ َمنُوا َربَّنَا إِن‬
manusia sehingga buang sampah yang sembarangan itu menganggu ِ َّ‫اب الن‬
‫ار‬ َ ‫َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ‬
siklus kehidupan tumbuhan atau mengakibatkan terganggunya ‫ان َوإِ ْيتَا ِء ِذي ْالقُرْ بَى َويَ ْنهَى ع َِن‬ ْ
siklus reproduksi binatang atau bahkan mengakibatkan binatang ِ ‫الحْ َس‬ ِ ْ ‫ إِ َّن هللاَ يَأ ُم ُر ُك ْم بِ ْال َع ْد ِل َو‬،ِ‫ِعبَا َد هللا‬
sampai mati?! Sungguh hal itu tidak akan luput dari pengadilan Allāh.
‫ فَ ْاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم‬، َ‫ يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ ن‬،‫ْالفَحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغ ِي‬
ِ‫ َو ْال َح ْم ُد ِ َّل‬. َ‫ َوهللاُ يَ ْعلَ ُم َما تَ ْع َملُوْ ن‬،‫ َوا ْش ُكرُوْ هُ َعلَى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم‬،‫يَ ْذ ُكرْ ُك ْم‬
134 َْ
َ‫الصَّلة‬ ‫ َوأَقِ ِم‬. َ‫ ْال َعالَ ِم ْين‬135
ِّ‫َرب‬
‫‪CERAMAH ISLAM‬‬

‫‪PELESTARIAN HUTAN ALAM‬‬


‫‪DENGAN PENERAPAN‬‬
‫)‪SILVIKULTUR INTENSIF (SILIN‬‬
‫)‪Abdururrahman, S.Sos., M.M. (Ditjen PHL‬‬

‫إن ْال َح ْم َد هللِ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَسْتـ َ ْغفِ ُرهُ َونَع ُْو ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشر ُْو ِر‬ ‫َّ‬
‫ض َّل لَهُ َو َم ْن يُضْ لِلْ‬ ‫ت أَ ْع َمالِنَا‪َ ،‬م ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَالَ ُم ِ‬ ‫أَ ْنفُ ِسنَا َو َسيِّئا َ ِ‬
‫ك لَهُ‪َ ،‬وأَ ْشهَ ُد‬ ‫ي لَهُ‪ ،‬أَ ْشهَ ُد أَ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي َ‬ ‫فَالَ هَا ِد َ‬
‫ار ْك‬ ‫صلِّ َو َسلِّ ْم َوبَ ِ‬ ‫ي بَ ْع َدهُ‪ ، .‬اَللَّهُ َّم َ‬ ‫أَ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُهُ الَ نَبِ َّ‬
‫ين َو ْال َعا ِملِي َْن بِ ُسنَّتِ ِه‪،‬‬ ‫َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َوأَصْ َحابِ ِه َوالتَابِ ِع َ‬
‫َوال َّدا ِعي َْن إِلَى َش ِر ْي َعتِ ِه‪ ،‬الرُّ َح َما ُء فِ ْي َما بَ ْينَهُ ْم إِلَى يَ ْو ِم الدِّيـْ ِن‬
‫‪:‬أَ َّما بَ ْع ُد‬
‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِسي بِتَ ْق َوى هللاِ‪َ ،‬وتَ َز َّو ُد ْوا فَإِ َّن َخ ْي َر‬ ‫فَيَا ِعبَا َد هللاِ‪ ،‬أُ ْو ِ‬
‫ال َّزا ِد التَّ ْق َوى فَقَا َل هللاُ تَ َعالَى‪ :‬يَاأَيُّها َ الَّ ِذي َْن َءا َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َح َّ‬
‫ق‬
‫تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُم ْوتُ َّن إِالَّ َوأَنتُ ْم ُّم ْسلِ ُم ْو َن‬

‫‪Kaum Muslimin rohimakumulloh,‬‬


‫‪َ menciptakan alam ini bukan tanpa tujuan. Alam ini‬ع َّز َو َج َّل ‪Allāh‬‬
‫‪diciptakan sebagai sarana bagi manusia untuk melaksanakan tugas‬‬
‫‪pokok mereka untuk beribadah hanya kepada Allāh semata dan‬‬
‫ُس ْب َحانَهُ ‪menjalankan amanah sebagai khalifah-Nya di bumi. Allāh‬‬
‫‪َ berfirman:‬و تَ َعالَى‬

‫اس َي َوأَ ْنبَ ْتنَا فِيهَا ِم ْن ُكلِّ َش ْي ٍء َموْ ُز ٍ‬


‫ون‪.‬‬ ‫ض َم َد ْدنَاهَا َوأَ ْلقَ ْينَا فِيهَا َر َو ِ‬
‫َو ْالَرْ َ‬
‫ازقِينَ‬ ‫َو َج َع ْلنَا لَ ُك ْم فِيهَا َم َعايِ َ‬
‫ش َو َم ْن لَ ْستُ ْم لَهُ بِ َر ِ‬

‫‪136‬‬ ‫‪137‬‬
ۡ ۡ ۡ
“Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya ‫ض الَّ ِذ ۡى‬ ِ َّ‫ظَهَ َر الفَ َسا ُد فِى البَ ِّر َوالبَ ۡح ِر بِ َما َك َسبَ ۡت اَ ۡي ِدى الن‬
َ ‫اس لِيُ ِذ ۡيقَهُمۡ بَ ۡع‬
gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu َ‫َع ِملُ ۡوا لَ َعلَّهُمۡ يَ ۡر ِجع ُۡون‬
menurut ukuran. Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi
keperluan-keperluan hidup, dan (Kami menciptakan pula) “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezeki perbuatan tangan manusia, supaya Allāh merasakan kepada
kepadanya.” – Q.S. Al-Hijr (15): 20. mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
kembali (ke jalan yang benar).” – Q.S. Ar-Ruum (30): 41.
Hutan alam (tropical rainforest) Indonesia merupakan salah satu
ciptaan Allāh yang menjadi ekosistem dan mempunyai kekayaan Dan surat al-Qashas ayat 77 Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬berfirman:
hayati yang tinggi, berfungsi sebagai sistem penyangga kehidupan
dan sumber kemakmuran rakyat. Keberadaan hutan tersebut akan ِ ْ‫ك َو َل تَب ِْغ ْالفَ َسا َد فِي ْالَر‬
ُّ‫ض إِ َّن هللاَ َل ي ُِحب‬ َ ‫َوأَحْ ِس ْن َك َما أَحْ َسنَ هللاُ إِلَ ْي‬
memberikan keuntungan ekonomi, ekologi dan sosial, diantaranya َ‫ْال ُم ْف ِس ِدين‬
adalah sumber bahan makanan, obat-obatan, penghasil bahan “Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allāh
baku industri perkayuan, serat alam, rekreasi, keuntungan estetik, telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
ekologi dan lain. kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allāh tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan.” – Q.S. Al-Qashas (28): 77.
Di sisi lain, kuantitas dan kualitas hutan Indonesia mengalami
penurunan dari waktu ke waktu. Hal ini berdampak pada penurunan Kaum Muslimin rohimakumulloh,
produksi kayu hutan alam, industri kehutanan, dan jumlah tenaga
Islam juga mengajarkan kepada kita untuk bahu membahu dalam
kerja sektor kehutanan.
aktifitas kebajikan, Allāh ‫ تَ َعالَى‬berfirman:
Penurunan produksi kayu dari hutan alam juga berdampak pada
penurunan penerimaan negara berupa Dana Reboisasi (DR) dan ِ ‫ال ْث ِم َو ْال ُع ْد َو‬
‫ان‬ ِ ْ ‫َوتَ َعا َونُوا َعلَى ْالبِ ِّر َوالتَّ ْق َو ٰى َو َل تَ َعا َونُوا َعلَى‬
Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH), disamping itu, kerusakan “Dan tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan ketakwaan,
hutan alam tersebut berpotensi akan mengancam punahnya flora dan janganlah kalian bertolong menolong dalam perbuatan dosa
dan fauna asli hutan hujan tropis serta meningkatkan emisi gas dan permusuhan.” – Q.S. Al-Maidah (5): 2.
rumah kaca Indonesia.
Ayat yang mulia ini menunjukkan betapa pentingnya adanya
Kaum Muslimin rohimakumulloh, kepedulian bersama dari seluruh unsur masyarakat, para
Syariat Islam sangat memperhatikan kelestarian alam, meskipun pelaku usaha disektor kehutanan dan Pemerintah yang dalam
dalam jihâd fi sabîlillah. Kaum Muslimin tidak diperbolehkan hal ini Kementerian LHK untuk saling peduli dalam menjaga
membakar dan menebangi pohon tanpa alasan dan keperluan yang kelestarian hutan dan lingkungannya serta menjaga kelestarian
jelas. Kerusakan alam dan lingkungan hidup yang kita saksikan dan kebermanfaatan hutan bagi kesejahteraan masyarakat dan
sekarang ini merupakan akibat dari perbuatan umat manusia. perekonomian nasional.

Allāh ‫ َع َّز َو َج َّل‬menyebutkan firman-Nya:

138 139
۟ ُ‫ت لِ َغ ۢ ٍد ۖ َوٱتَّق‬ ۟ ۟
Salah satu upaya untuk menjaga kelestarian hutan dan peningkatan َ‫وا ٱهللَ ۚ إِ َّن ٱهلل‬ ۭ ‫يَ ٰـٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمنُوا ٱتَّقُوا ٱهللَ َو ْلتَنظُرْ نَ ْف‬
ْ ‫سٌ َّما قَ َّد َم‬
produktivitas hutan alam dapat dilakukan dengan penerapan َ‫َخبِي ۢ ٌر بِ َما تَ ْع َملُون‬
teknik Silvikultur Intensif (SILIN) yang berbasis 3 (tiga) pilar
IPTEK yaitu pemuliaan pohon, manipulasi lingkungan dan “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allāh
pengelolaan organisme pengganggu tanaman (OPT). Inti upaya dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah
ini adalah bagaimana kita bisa menanam pohon dengan baik dan diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada
benar melalui penerapan SILIN. Allāh. Sungguh, Allāh Mahateliti terhadap apa yang kamu
kerjakan.” – Q.S. Al-Hasyr (59): 18.
Seperti sabda Rasulullāh ‫صلى هللا عليه وسلم‬: “Tidaklah seorang
Muslim menanam pohon kecuali buah yang dimakannya menjadi Kaum Muslimin rohimakumulloh,
sedekah, yang dicuri sedekah, yang dimakan binatang buas adalah Berdasarkan hasil riset Tim Pakar SILIN, maka diperlukan upaya
sedekah, yang dimakan burung adalah sedekah, dan tidak diambil yang keras untuk menjawab tantangan melalui peningkatan kualitas
seseorang kecuali menjadi sedekah.” – H.R. Muslim dan Ahmad. dan kuantitas hutan alam yang terarah, cepat, terukur, mudah dan
Menghidupkan lahan mati dengan menanami pepohonan bisa prospektif dengan penerapan Silvikultur Intensif (SILIN).
membuat keseimbangan ekosistem dan rantai makanan. Selain itu Dengan demikian penerapan SILIN akan menjamin keberlanjutan
juga dapat mencegah bumi dari berbagai bencana seperti longsor, pengelolaan hutan alam produksi. SILIN adalah upaya untuk
banjir serta kekeringan. meningkatkan produktivitas hutan alam produksi dengan
Dalam hadis lain disebutkan, “Barang siapa yang menghidupkan melakukan pengkayaan secara intensif.
lahan mati, baginya pahala. Dan semua yang dimakan burung Melalui penerapan teknik SILIN dalam sistem Tebang Pilih
dan binatang menjadi sedekah baginya.” – H.R. An-Nasai, Ibnu Tanam Indonesia, produktivitas hutan alam dapat meningkat dari
Hibban, dan Ahmad. 30 m3/ha menjadi 120 m3/ha dengan tidak merubah struktur serta
Berdasarkan riset implementasi Pakar SILIN yang menggunakan komposisi hutan alam. Untuk selanjutnya diperlukan rencana
jenis-jenis meranti unggulan akan menghasilkan potensi 2-3 kali pelaksanaan SILIN selama 25 tahun dengan menggunakan benih
lebih besar dibandingkan areal hutan alam produksi yang tidak generatif unggul yang dapat dipanen umur 25 tahun, benih vegetatif
dilakukan kegiatan penanaman pengkayaan. Dengan demikian, dengan stek pucuk umur 15 tahun dan benih kultur jaringan umur
melalui pengkayaan secara intensif hutan alam produktif kembali 10 tahun.
berjaya, dan dalam jangka panjang dapat berfungsi sebagai Penerapan SILIN akan menjamin terwujudnya hutan yang sehat,
penyelamat hutan alam, memperbaiki jasa lingkungan melalui prospektif (produktif, kompetitif, efisien) dan lestari. Hutan yang
mitigasi perubahan iklim, dan perlindungan tata air serta jasa prospektif akan mampu menjaga kelestarian dalam pengelolaan
lingkungan lainnya. hutan, terutama dalam menjamin ketersediaan bahan baku kayu
Allāh mengingatkan manusia agar mempersiapkan segala sesuatu dan biomaterial lainnya sehingga kelangsungan bisnis kehutanan
untuk menghadapi kemungkinan yang terjadi di masa yang akan dapat terus dipertahankan. Di samping itu hutan prospektif
datang. Allāh ‫ تَ َعالَى‬berfirman: juga mampu menjamin berperannya fungsi ekosistem hutan

140 141
‫‪sebagai perlindungan biodiversitas, pemantapan pengaturan‬‬ ‫ك ِمنَ‬ ‫َو ْال َوبَاْ َء َو ْالفَحْ َشا َء َو ْال ُم ْن َك َر َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَنَ ‪ .‬اللَّهُ َّم إِنَّا نَعُوْ ُذ بِ َ‬
‫‪siklus penyediaan air dan penanggulangan bencana banjir serta‬‬ ‫ص َو ْال ُجنُوْ ِن َو ْال ُج َذ ْا ِم َو ُكوْ رُوْ نَا َو َس ِّي ِء ْالَ ْسقَاْ ِم‪..‬اللَّهُ َم اجْ َعلْ هَ َذا ْالبَلَ َد‬ ‫ْالبَ َر ِ‬
‫‪peningkatan serapan gas rumah kaca secara optimal.‬‬
‫آ ِمنًا َسخَا ًء َرخَا ًء َوعَاْ َمةَ بِال ِد ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ ‪ .‬اللَّهُ َّم َدبِّرْ نَا فَإِنَّا َل نُحْ ِس ُن التَّ ْدبِ ْي َر‪،‬‬
‫‪Demikianlah kondisi seorang mukmin, yang akan selalu berusaha‬‬ ‫ت بِ ِه ْال َمقَا ِد ْي ُر‬
‫ف بِنَا فِ ْي َما َج َر ْ‬‫َو ْالطُ ْ‬
‫‪memaksimalkan seluruh nikmat yang Allāh berikan untuk‬‬
‫‪menambah kokoh imannya, dan mengisi waktunya dengan hal-hal‬‬
‫‪yang bermanfaat untuk menjadi bagian dalam berkontribusi positif‬‬ ‫ان َو َل تَجْ َعلْ فِي قُلُوبِنَا ِغ ًّل‬
‫الي َم ِ‬‫َربَّنَا ا ْغفِرْ لَنَا َو ِ ِل ْخ َوانِنَا الَّ ِذينَ َسبَقُونَا بِ ْ ِ‬
‫‪menjaga kelestarian hutan yang bermanfaat bagi kehidupannya‬‬ ‫وف َر ِحي ٌم‪َ .‬ربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي ْال ِخ َر ِة‬
‫ك َر ُء ٌ‬ ‫لِلَّ ِذينَ آ َمنُوا َربَّنَا إِنَّ َ‬
‫‪didunia dan akhiratnya.‬‬
‫اب النَّ ِ‬
‫ار‬ ‫َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫آن ْال َك ِريْم‪َ ،‬ونَفَ َعنِ ْي َوإِيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ ْاآليَا ِ‬
‫ت‬ ‫ك هللاُ لِ ْي َولَ ُك ْم فِي ْالقُرْ ِ‬ ‫بَا َر َ‬
‫ان َوإِ ْيتَا ِء ِذي ْالقُرْ بَى َويَ ْنهَى ع َِن‬ ‫ْ‬
‫َوال ِّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‪َ ،‬وتَقَبَّ َل ِمنِّ ْي َو ِم ْن ُك ْم تِ َل َوتَهُ إِنَّهُ هُ َو ْال َغفُوْ ُر الر ِ‬
‫َّحي ِْم‬ ‫الحْ َس ِ‬ ‫ِعبَا َد هللاِ‪ ،‬إِ َّن هللاَ يَأ ُم ُر ُك ْم بِ ْال َع ْد ِل َو ْ ِ‬
‫ْالفَحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغ ِي‪ ،‬يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ نَ ‪ ،‬فَ ْاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم‬
‫‪Khotbah Kedua‬‬ ‫يَ ْذ ُكرْ ُك ْم‪َ ،‬وا ْش ُكرُوْ هُ َعلَى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم‪َ ،‬وهللاُ يَ ْعلَ ُم َما تَ ْع َملُوْ نَ ‪َ .‬و ْال َح ْم ُد ِ َّلِ‬
‫َْ‬
‫الصَّلةَ‬ ‫َربِّ ْال َعالَ ِم ْينَ ‪َ .‬وأَقِ ِم‬
‫ْال َح ْم ُد هللِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْينَ َولِ ِّي الصَّالِ ِح ْينَ ‪َ ،‬وأَ ْشهَ ُد أَ ْن َل إِلَهَ إِلَّ هللاُ َوحْ َدهُ َل‬
‫أن نَبِيَّنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُد هللاِ َو َرسُوْ لُهُ‬ ‫ك لَهُ ‪َ ،‬وأَ ْشهَ ُد َّ‬ ‫َش ِر ْي َ‬
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْيهَ َو َعلَى آلِ ِه َوأَصْ َحابِ ِه َو َسلَّ َم‪.‬أ َّما بَ ْع ُد‬ ‫َو َ‬
‫فاتَّقوا هللاَ ِعبَا َد هللاِ وتم َّس ُكوْ ا بِ ِد ْينِ ُك ْم‪ ،‬فَهُ َو ِعصْ َمةُ أَ ْم ِر ُك ْم‪ ،‬ثُ َّم ا ْعلَ ُموْ ا أَ َّن هللاَ‬
‫ُس ْب َحانَهُ َوتَ َعالَى أَ َم َر ُك ْم بِأ َ ْم ٍر بَدَأَ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه‪َ ،‬وثَنَّى بِ َم َلئِ َكتِ ِه ْال ُم َسبِّح ِة بِقُ ْد ِس ِه‪،‬‬
‫صلُّونَ َعلَى النَّبِ ِّي يا أَيُّهَا‬ ‫فَقَا َل تَ َعالَى ُم ْخبِرًا َوآ ِمرًا‪ --- :‬إِ َّن للاَّ َ َو َمالئِ َكتَهُ يُ َ‬
‫وا تَ ْسلِيما ً ‪ ---‬األحزاب‪56 :‬‬ ‫وا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُم ْ‬‫صلُّ ْ‬
‫وا َ‬ ‫الَّ ِذينَ آ َمنُ ْ‬

‫صلَّيْتَ َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬


‫آل‬ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫صلِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫اللَّهُ َّم َ‬
‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْكتَ َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم‬ ‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫إِ ْب َرا ِه ْي َم‪َ ،‬وبَ ِ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬‫آل إِ ْب َرا ِه ْي َم‪ ،‬فِي ْال َعاْلَ ِم ْينَ إِنَّ َ‬
‫َو َعلَى ِ‬

‫ت‪ْ ،‬الَحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم‬ ‫ت‪َ ،‬و ْال ُم ْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُم ْؤ ِمنَا ِ‬ ‫اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬
‫ت‪.‬اللَّهُ َّم‬ ‫اض َي ْال َحا َجا ِ‬ ‫ت‪ ،‬يَا قَ ِ‬ ‫ك َس ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ ال َّد َع َوا ِ‬ ‫ت‪ ،‬إِنَّ َ‬ ‫َو ْالَ ْم َوا ِ‬
‫اخ ُذلْ َم ْن َخ َذ َل ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ ‪.‬اللَّهُ َّم ارْ فَ ْع َعنَّا ْالبَ َل َء‬‫ص َر ال ِّد ْينَ َو ْ‬ ‫ا ْنصُرْ َم ْن نَ َ‬

‫‪142‬‬ ‫‪143‬‬
CERAMAH ISLAM

PERHATIAN ISLAM
TERHADAP LINGKUNGAN
Tim Penyusun Khotbah Islam KLHK

‫ أَ ْشهَ ُد أَ ْن َل إِله‬.‫ور ْال ُدنَّيَا َوالّ ِدين‬ ِ ‫اَ ْل َح ْم ُد ِلِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْينَ َوبِ ِه نَ ْستَ ِعي ُْن َعلَى اُ ُم‬
‫ َوأَ ْشهَ ُد‬، َ‫ضين‬ ِ ‫ت َو ْاألَ َر‬ ِ ‫ك لَه َربُّ الَ َعالَ ِمينَ َوقَيُّو ُم ال َّس َم َوا‬ َ ‫إِلَّ هللاُ َوحْ َدهُ َل َش ِر ْي‬
ً‫ َرحْ َمة‬، َ‫ق ْال َم ْخلُوْ قِ ْين‬ ُ
ِ َ‫ار َم أَ ْخال‬ ُ ‫أَ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُولُهُ ْال َم ْبع‬
ِ ‫ُوث ألتَ ِّم َم َم َك‬
‫ار ْك َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َوأَصْ َحابِ ِه‬ ِ َ‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َوب‬ َ ‫ اَللَّهُ َّم‬، َ‫لِ ْل َعالَ ِم ْين‬
‫ الرُّ َح َما ُء فِ ْي َما بَ ْينَهُ ْم إِلَى‬،‫ َوال َّدا ِع ْينَ إِلَى َش ِر ْي َعتِ ِه‬،‫َوالتَابِ ِعينَ َو ْال َعا ِملِ ْينَ بِ ُسنَّتِ ِه‬
‫ أَ َّما بَ ْع ُد‬. ‫يَوْ ِم الدِّيـْ ِن‬:
‫ َوتَ َز َّو ُدوْ ا فَإِ َّن َخ ْي َر ال َّزا ِد التَّ ْق َوى‬،ِ‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِسي بِتَ ْق َوى هللا‬ ِ ْ‫ أُو‬،ِ‫فَيَا ِعبَا َد هللا‬
‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُموْ تُ َّن إِالَّ َوأَنتُ ْم‬َّ ‫ يَاأَيُّها َ الَّ ِذ ْينَ َءا َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َح‬:‫فَقَا َل هللاُ تَ َعالَى‬
َ‫ُّم ْسلِ ُموْ ن‬
Kaum Muslimin yang dirahmati Allāh,
Islam sebagai agama yang sempurna telah mengatur segala sesuatu
di dunia ini yang digunakan sebagai pedoman bagi umat islam
dalam bermuamalah dan menjalani kehidupannya sehari-sehari,
termasuk yang terkait dengan penanganan masalah lingkungan.
Kaum Muslimin yang dirahmati Allāh,
Masalah Lingkungan adalah masalah global yang dihadapi di
berbagai negara, yang mana telah terjadi berbagai kerusakan
seperti kebakaran hutan dan lahan, terjadinya longsor dan banjir
serta terjadinya pemanasan global. Saat ini masih kita temukan
manusia sudah banyak yang tidak peduli terhadap lingkungannya
dengan melakukan berbagai tindakan tidak terpuji seperti,
membakar hutan dan lahan, pembalakan liar, membuang sampah
sembarangan dan lain sebagainya.

144 145
Kita sebagai umat Islam, tentunya tidak boleh membiarkan Dan surat al-Qashas ayat 77 Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬berfirman:
masalah-masalah lingkungan ini muncul. Karena dalam Islam,
menjaga lingkungan dan melestarikannya merupakan salah satu ِ ْ‫ك َو َل تَب ِْغ ْالفَ َسا َد فِي ْالَر‬
ُّ‫ض إِ َّن للاَّ َ َل ي ُِحب‬ َ ‫َوأَحْ ِس ْن َك َما أَحْ َسنَ للاَّ ُ إِلَ ْي‬
aktivitas yang bernilai ibadah. Sebagaimana merusak lingkungan َ‫ْال ُم ْف ِس ِدين‬
merupakan perbuatan yang bertentangan dengan ajaran Islam. “...dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allāh
Kaum Muslimin yang dirahmati Allāh, telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allāh tidak menyukai
Sebagaimana kita tahu shalat lima waktu adalah ibadah. Begitu orang-orang yang berbuat kerusakan.” – Q.S. Al-Qashas (28): 77.
juga puasa ramadan adalah juga ibadah. Tapi ibadah-ibadah ini
merupakan ibadah yang sifatnya individual. Dalam Islam ibadah Dalam Hadits, Nabi juga banyak menyampaikan tentang
individual itu wajib. Begitu juga ibadah sosial merupakan hal pentingnya kebersihan lingkungan. Bahkan dalam riwayat
yang penting dilakukan oleh umat islam, diantaranya marilah kita Thabrani dari Abu Hurairah, kebersihan dianggap sebagai penentu
menjaga dan melestarikan lingkungan. masuk surganya seseorang.

Al-Quran dan Hadits banyak menyebutkan pentingnya menjaga Oleh karena itu, pada kesempatan yang mulia ini, khatib mengajak
dan melestarikan lingkungan. KH. Ali Yafie dalam bukunya Fiqhul kepada jamaah sekalian untuk sama-sama peduli terhadap
Bii’ah mengatakan bahwa dalam Al-Quran ada 95 ayat yang lingkungan, seperti menanam pohon sebagaimana kebijakan
berbicara tentang lingkungan dan larangan membuat kerusakan di pemerintah untuk menanam 25 pohon setiap orang selama hidup.
bumi. Dalam surat Al-A’raf ayat 56 Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬berfirman: Selain itu mari kita menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak
membuang sampah sembarangan, karena Rasulullāh ‫صلى هللا عليه‬
ِ ْ‫َو َل تُ ْف ِس ُدوا فِي ْالَر‬
‫ض بَ ْع َد إِصْ َل ِحهَا‬ ‫ وسلم‬sangat mencintai kebersihan dan kebersihan itu merupakan
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah sebagian dari iman.
(Allāh) memperbaikinya.” – Q.S. Al-A’raf (7): 56.
ِ ‫آن ْال َك ِري ِْم َونَفَ َعنِي َواِيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ ْاآليَا‬
َ‫ت‬ ِ ْ‫ك هللاُ لِي َولَ ُك ْم فِي ْالقُر‬ َ ‫ا َر‬
Kemudian dalam surat Al-Hijr ayat 19-20. Allāh ‫ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬ ْ َّ ُ ِّ َ ْ
‫َوال ِّذك ِر الـ َح ِكي ِْم َوتَقبَّ َل هللاُ ِمنى َو ِمنك ْم تِالَ َوتَهُ اِنهُ هُ َو ال َّس ِم ْي ُع ال َعلِ ْي ُم‬
ْ ْ
berfirman: ِ ‫َوا ْستَ ْغفِرُوْ هُ اِنَّهُ هُ َو ْال َغفُوْ ُر الر‬
‫َّح ْي ُم‬
ٍ ‫اس َي َوأَ ْنبَ ْتنَا فِيهَا ِم ْن ُكلِّ َش ْي ٍء َموْ ُز‬
.‫ون‬ ِ ‫ض َم َد ْدنَاهَا َوأَ ْلقَ ْينَا فِيهَا َر َو‬
َ ْ‫َو ْالَر‬ Khotbah Kedua
َ‫ازقِين‬ َ ِ‫َو َج َع ْلنَا لَ ُك ْم فِيهَا َم َعاي‬
ِ ‫ش َو َم ْن لَ ْستُ ْم لَهُ بِ َر‬ ‫ َوأَ ْشهَ ُد أَ ْن َل إِلَهَ إِلَّ هللاُ َوحْ َدهُ َل‬، َ‫ْال َح ْم ُد هللِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْينَ َولِ ِّي الصَّالِ ِح ْين‬
“Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْيهَ َو َعلَى‬
َ ‫ َو‬،‫أن نَبِيَّنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُد هللاِ َو َرسُوْ لُه‬ َّ ‫ َوأَ ْشهَ ُد‬،ُ‫ك لَه‬ َ ‫َش ِر ْي‬
gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu ‫أ َّما بَ ْع ُد‬.‫آلِ ِه َوأَصْ َحابِ ِه َو َسلَّ َم‬
menurut ukuran. Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi
keperluan-keperluan hidup, dan (Kami menciptakan pula)
makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezeki َ‫ ثُ َّم ا ْعلَ ُموْ ا أَ َّن هللا‬،‫ فَهُ َو ِعصْ َمةُ أَ ْم ِر ُك ْم‬،‫فاتَّقوا هللاَ ِعبَا َد هللاِ وتم َّس ُكوْ ا بِ ِد ْينِ ُك ْم‬
kepadanya.” – Q.S. Al-Hijr (15): 20. ،‫ َوثَنَّى بِ َم َلئِ َكتِ ِه ْال ُم َسبِّح ِة بِقُ ْد ِس ِه‬،‫ُس ْب َحانَهُ َوتَ َعالَى أَ َم َر ُك ْم بِأ َ ْم ٍر بَدَأَ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه‬
146 147
‫صلُّونَ َعلَى النَّبِ ِّي يا أَيُّهَا‬
‫فَقَا َل تَ َعالَى ُم ْخبِرًا َوآ ِمرًا‪ --- :‬إِ َّن للاَّ َ َو َمالئِ َكتَهُ يُ َ‬
‫وا تَ ْسلِيما ً ‪ ---‬األحزاب‪56 :‬‬ ‫وا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُم ْ‬
‫صلُّ ْ‬ ‫الَّ ِذينَ آ َمنُ ْ‬
‫وا َ‬
‫صلَّيْتَ َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬
‫آل‬ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫صلِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫اللَّهُ َّم َ‬
‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْكتَ َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم‬ ‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫إِ ْب َرا ِه ْي َم‪َ ،‬وبَ ِ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ ‫آل إِ ْب َرا ِه ْي َم‪ ،‬فِي ْال َعاْلَ ِم ْينَ إِنَّ َ‬ ‫َو َعلَى ِ‬
‫ت‪ْ ،‬الَحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم‬ ‫ت‪َ ،‬و ْال ُم ْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُم ْؤ ِمنَا ِ‬ ‫اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬
‫ت‪.‬اللَّهُ َّم‬ ‫اض َي ْال َحا َجا ِ‬ ‫ت‪ ،‬يَا قَ ِ‬ ‫ك َس ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ ال َّد َع َوا ِ‬ ‫ت‪ ،‬إِنَّ َ‬ ‫َو ْالَ ْم َوا ِ‬
‫اخ ُذلْ َم ْن َخ َذ َل ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ ‪ .‬اللَّهُ َّم ارْ فَ ْع َعنَّا ْالبَ َل َء‬ ‫ص َر ال ِّد ْينَ َو ْ‬ ‫ا ْنصُرْ َم ْن نَ َ‬
‫ك ِمنَ‬ ‫َو ْال َوبَاْ َء َو ْالفَحْ َشا َء َو ْال ُم ْن َك َر َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَنَ ‪ .‬اللَّهُ َّم إِنَّا نَعُوْ ُذ بِ َ‬
‫ص َو ْال ُجنُوْ ِن َو ْال ُج َذ ْا ِم َو ُكوْ رُوْ نَا َو َس ِّي ِء ْالَ ْسقَاْ ِم‪..‬اللَّهُ َم اجْ َعلْ هَ َذا ْالبَلَ َد‬ ‫ْالبَ َر ِ‬
‫آ ِمنًا َسخَا ًء َرخَا ًء َوعَاْ َمةَ بِال ِد ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ ‪ .‬اللَّهُ َّم َدبِّرْ نَا فَإِنَّا َل نُحْ ِس ُن التَّ ْدبِ ْي َر‪،‬‬
‫ت بِ ِه ْال َمقَا ِد ْي ُر‬ ‫ف بِنَا فِ ْي َما َج َر ْ‬ ‫َو ْالطُ ْ‬
‫ان َو َل تَجْ َعلْ فِي قُلُوبِنَا ِغ ًّل‬ ‫الي َم ِ‬‫َربَّنَا ا ْغفِرْ لَنَا َو ِ ِل ْخ َوانِنَا الَّ ِذينَ َسبَقُونَا بِ ْ ِ‬
‫وف َر ِحي ٌم‪َ .‬ربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي ْال ِخ َر ِة‬ ‫ك َر ُء ٌ‬ ‫لِلَّ ِذينَ آ َمنُوا َربَّنَا إِنَّ َ‬
‫اب النَّ ِ‬
‫ار‬ ‫َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫ان َوإِ ْيتَا ِء ِذي ْالقُرْ بَى َويَ ْنهَى ع َِن‬ ‫ْ‬
‫الحْ َس ِ‬ ‫ِعبَا َد هللاِ‪ ،‬إِ َّن هللاَ يَأ ُم ُر ُك ْم بِ ْال َع ْد ِل َو ْ ِ‬
‫ْالفَحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغ ِي‪ ،‬يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ نَ ‪ ،‬فَ ْاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم‬
‫يَ ْذ ُكرْ ُك ْم‪َ ،‬وا ْش ُكرُوْ هُ َعلَى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم‪َ ،‬وهللاُ يَ ْعلَ ُم َما تَ ْع َملُوْ نَ ‪َ .‬و ْال َح ْم ُد ِ َّلِ َربِّ‬
‫َْ‬
‫الصَّلةَ‬ ‫ْال َعالَ ِم ْينَ ‪َ .‬وأَقِ ِم‬

‫‪148‬‬ ‫‪149‬‬
CERAMAH ISLAM

SYARAT SUKSES MENELADANI


RASULULLĀH ‫صلى اهلل عليه وسلم‬
M. Taufiqur Rahman, S.Hut., M.Si. (Setjen)

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


‫ يا‬،‫ حمدا يوافى نعمه ويكافى مزيده‬،‫الحمد هلل حمدا كثيرا طيّبا مباركا فيه‬
‫ تبارك اسم ربّك‬،‫ربّنا لك الحمد كما ينبغي لجالل وجهك وعظيم سلطانك‬
‫ذى الجالل واالكرام‬
ّ ‫اشهد ان ال اله اال هللا وحده ال شريك له واشهد‬
،‫ان محمد عبده ورسوله‬
‫صلوات هللا االحد ومالئكته وأنبيآئه وجنوده وأنصاره على أحمد نور هللا‬
‫وعلى محمد رسول هللا وعلى مهدى خليفة هللا‬
‫ا ّما بعد‬
‫ فقد فاز المتّقون‬،‫فيا عباد هللا اوصيكم ونفسي بتقوى هللا‬
ّ
‫تموتن اال وانتم مسلمون‬ ّ ‫يا ايّها الّذين آمنوا تّقوا هللا ح‬
‫ق تقاته وال‬
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullāh,
Dalam peringatan maulid nabi besar Muhammad ‫صلى هللا عليه‬
‫وسلم‬, kita diingatkan dengan sosok teladan sepanjang zaman,
yang telah menjelaskan dan mewariskan kepada kita ummatnya:
Jalan hidup yang terang dengan Al-Qur’an yang mulia dan
sunnah Rasul yang suci; Ibadah yang benar dan pengabdian
yang tulus dengan syariat Islam yang sempurna dan aqidah yang
lurus; Kepemimpinan yang sukses dan kemanfaatan yang
besar dengan akhlaq mulia dan peradaban yang agung; serta
keselamatan dan kesejahteraan dengan rahmat dan syafaat-Nya
yang luas.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullāh,

150 151
Untuk bisa mengikuti dan meneladani nabi Muhammad ‫صلى هللا‬ Muhammad ‫صلى هللا عليه وسلم‬
‫ عليه وسلم‬serta mendapatkan warisan kebaikan dan keberkahannya,
‫وأسئلك ّلذة النظر الى وجهك والشوق الى لقائك‬
ada tiga syarat sukses yang mesti ada pada diri kita sebagaimana
tersebut dalam Al-Qur’an surat al-Ahzab ayat 21: “Dan hamba mohon kepada-Mu kenikmatan melihat wajah-Mu
dan kerinduan berjumpa dengan-Mu.”
‫لقد كان لكم فى رسول هللا اسوة حسنة لمن كان يرجوا هللا واليوم اآلخر‬
‫وذكر هللا كثيرا‬ Selain itu, memiliki harapan kepada Allāh maknanya adalah adanya
kepasrahan dan keyakinan yang kuat akan adanya pertolongan
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullāh itu suri teladan (annashr), dukungan (atta’yid), pembelaan (addawaafi’),
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) perlindungan (al’ishmah), solusi (makhroja), dan rezeki yang
Allāh dan (kedatangan) hari akhirat dan dia banyak mengingat tak terduga (arrizqu min haitsu la yahtasib) dari Allāh ‘Azza wa
Allāh.” Jalla; Kesemuanya itu, berulang kali disampaikan Allāh ُ‫ُس ْب َحانَه‬
Syarat pertama, adalah memiliki harapan kepada Allāh ‫ َو تَ َعالَى‬dalam banyak ayat-ayat-Nya dalam Al-Quranul Karim
sebagaimana tersebut juga pada ayat ke-110 surat alkahfi dan ayat sebagai jaminan/garansi bagi hamba-hamba-Nya yang beriman
ke-104 surat An-Nisa: yang selalu menghajati dengan do’a yang dibaca dalam surat Al-
Fatihah “ihdinash shirootol mustaqiim” (tunjukilah kami jalannya
‫فمن كان يرجوا لقآء ربّه فليعمل عمال صالحا وال يشرك بعبادة ربّه أحدا‬ orang-orang yang istiqomah/karuniakanlah kepada kami hidayah),
yang dimaknai dengan do’a “iftah lana Fatham mubiina, waghfir
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka
lana warhamna watub ‘alaina, wanshurna nashron ‘aziizaa, wa
hendaklah ia mengerjakan amal yang shaleh dan janganlah
anzilis sakiinata fi qulubina, waj’al lana min ladunka waliyya
ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada
waj’al lana min ladunka nashiiroo” (karuniakanlah kepada kami
Tuhannya.”
kemenangan yang nyata, berupa maghfirah, rahmat, diterimanya
،‫وال تهنوا فى ابتغاء القوم اِ ْن تكونوا تألمون فاِنّهم يألمون كما تألمون‬ taubat, pertolongan yang banyak, ketenangan hati, perlindungan-
‫ وكان هللا عليما حكيما‬،‫وترجون من هللا ماال يرجون‬ Nya, dan penjagaan-Nya).

“Dan Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka Syarat yang kedua, adalah memiliki harapan hari akhirat
(musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya sebagaimana tersebut pada ayat 27 sd 30 surat Al-Fajr,
merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu ‫ياأيّتها النفس المطمئنّة؛ ارجعى الى ربّك راضية مرضيّة؛‬
menderitanya, sedang kamu mengharap dari pada Allāh apa yang
tidak mereka harapkan. Dan adalah Allāh Maha Mengetahui lagi ‫فادخلى فى عبادى وادخلي جنّتى‬
Maha Bijaksana.” “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati
Berdasarkan keterangan kedua ayat tersebut, memiliki harapan yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan
kepada Allāh maknanya adalah adanya kecintaan dan kerinduan hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam surga-Ku.”
kepada Allāh ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬sebagaimana diungkap dalam do’a nabi Ketika kita membaca ayat ini, hendaknya ada dalam relung hati

152 153
kita yang dalam, berharap dengan sangat semoga kita termasuk ‫ انت خير من من ز ّكاها انت وليّها وموالها؛‬،‫الله ّم آتى نفسي تقواها وز ّكها‬
hamba-hamba Allāh yang dipanggil dengan ayat ini. Paling tidak,
harapan tersebut agar selalu dipanjatkan sebagaimana do’a yang Ya Allāh, karuniakanlah pada jiwaku ketaqwaan dan kesuciannya.
diajarkan nabi ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan doa para auliyaa shoolihin. Engkaulah yg sebaik-baik mensucikannya; Engkaulah
pelindungnya dan penjaganya
‫اللهم انّا نسئلك سالمة فى الدين وعافية فى الجسد وزيادة فى العلم وبركة‬
‫الله ّم أعنّي على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك‬
‫ اللهم‬،‫فى الرزق وتوبة قبل الموت ورحمة عند الموت ومغفرة بعد الموت‬
‫ه ّون علينا فى سكرات الموت والنجاة من النار والعفو عند الحساب‬ Ya Allāh, tolonglah hamba untuk dapat selalu mengingatMu,
mensyukuri nikmat karuniaMu, dan menyempurnakan ibadah
Ya Allāh, hamba mohon kepadaMu keselamatan dalam agama, kepada-Mu.
kesehatan badan, bertambahnya ilmu, berkahnya rezeki, taubat
sebelum kematian, rahmat saat kematian, dan ampunan setelah Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullāh,
kematian.. Ya Allāh ringankanlah atas kami saat sakratul maut, Dengan ketiga syarat tersebut, insyaa’ Allāh kita akan dapat
perlindungan dari neraka, dan ampunan saat hisab. mencintai dan dicintai Allāh ‫ ; ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬mengikuti dan
meneladani nabi Muhammad ‫ ;صلى هللا عليه وسلم‬menjadi hamba
‫اللهم انّا نعوذ بك من عذاب جهنّم ومن عذاب القبر ومن فتنة المحيا والممات‬
Allāh yang sholeh dan pewaris risalahNya; serta mendapatkan
‫ومن ش ّر فتنة المسيخ ال ّدجّال‬ syafaatnya kelak di hari akhirat.
Ya Allāh, hamba berlindung kepadaMu dari siksa neraka
jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah/ujian hidup dan mati, dan
‫قل ان كنتم تحبّون هللا فاتّبعواني يحببكم هللا وييغفر لكم ذنوبكم‬
dari kejahatan fitnah dajjal. Katakanlah, jika kamu mencintai Allāh maka ikutilah aku, niscaya
Allāh akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosa kamu.
Syarat ketiga, adalah mengingat Allāh dengan banyak,
sebagaimana tersebut dalam ayat 99 surat al-Hijr, ‫ ونفعني وايّاكم بما فيه من اآليات‬،‫بارك هللا لي ولكم فى القران الكريم‬
‫واعبد ربّك حتّى يأتيك اليقين‬ ‫ انّه هو الغفور الرحيم‬،‫ وتقبّل منّي ومنكم تالوته‬،‫والذكر الحكيم‬
“dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang al- Khotbah Kedua
Yaqin (ajal).” ،‫ والسالم على من اتّبع الهدى‬،‫الحد هلل وسالم على عباده الذين اصطفى‬
Yaqin, artinya mengingat Allāh dengan banyak; dalam keadaan ‫ سالم عليكم بما صبرتم‬،‫وسالم على المرسلين؛ سالم قوال من ربّ الرحيم‬
berdiri, duduk, dan berbaring; saat shalat dan setelahnya; saat ‫ سالم عليكم تبتم فادخلوها خالدين‬،‫فنعم عقب الدار‬
tilawah dan tadabbur ayat ayatNya; dalam gerak dan diamnya;
dalam seluruh aktifitas kehidupannya, sepanjang hayat selalu ‫السالم عليك أيّها النب ّي ورحمة هللا وبركاته‬
bersamaNya, denganNya, karenaNya, dan kepadaNya saja..
‫السالم علينا وعلى عباد هللا الصّالحين‬
Sebagaimana diungkap dalam do’a nabi Muhammad ‫صلى هللا عليه‬
‫وسلم‬. ّ ‫ق المبين واشهد‬
‫ان محم ًد رسول هللا‬ ّ ‫اشهد ان ال اله اال هللا الملك الح‬

154 155
‫الصادق الوعد االمين‬ ‫ياربّ النّاس ربّ العالمين الحمن الرحيم‬
‫)فانّي قريب(‬
‫اللهم يا واحد يا أحد‪ ،‬يا واجد يا جواد‪ ،‬صلّى وسلّم وبارك على سيّدنا‬
‫محمد وعلى آل سيّدنا محمد فى ك ّل لمحة ونفس بعدد معلومات هللا‬ ‫يامالك النّاس ملك يوم الدين‬
‫وفيوضاته وأمداده‬ ‫)ونحن اقرب اليه من حبل الوريد(‬
‫ا ّما بعد‬ ‫يا اله الناس ايّاك نعبد وايّاك نستعين‬
‫)وكان هللا بك ّل شيئ محيطا(‬
‫فيا عباد هللا اوصيكم ونفسي بتقوى هللا فقد فاز المتقون‬
‫اهدنا الصراط المستقيم‪ ،‬اهدنا‬
‫يا ايها الذين آمنوا تّقوا هللا وقولوا قوال سديدا‪ ،‬يصلح لكم أعمالكم ويغفر‬
‫افتح لنا فتحا مبينا واغفر لنا وارحمنا وتب علينا وانصرنا نصرا عزيزا(‬
‫لكم ذنوبكم ومن يطع هللا ورسوله فقد فاز فوزا عظيما‬
‫وأنزل السكينة فى فلوبنا واجعل لنا من لدنك وليّا واجعل لنا مت لدنك‬
‫ان هللا ومالئكته يصلّون على النبي ياايها الذين آمنوا صلّوا عليه وسلّموا‬
‫ّ‬ ‫)نصيرا‬
‫تسليم‬
‫اهدنا الصراط المستقيم‪ ،‬صراطاالّذين انعمت عليهم‬
‫الله ّم صلّى وسلّم وبارك على سيّدنا محمد عبدك ورسولك النب ّي اال ّمى‬ ‫)من النبيّين والص ّديقين والشهداء والصالحين وحسن الئك رفيقا(‬
‫وعلى آله وأصحابه واِخوانه واُ ّمته‬
‫غير المغضوب عليهم وال الضالّين‬
‫الله ّم صلّى وسلّم وبارك على سيّدنا محمد الصّادق الوعد األمين ال ّسيّد‬ ‫آمين‬
‫الكامل الفاتح الخاتم‬
‫ان هللا يأمر بالعدل واالحسان وايتائذ القرباء وينهى عن‬ ‫عباد هللا‪ّ ،‬‬
‫الله ّم ص ّل وسلّم وبارك على سيّدنا محمد المصطفى ال ّسيّد المرسليم‬ ‫الفخشاء والمنكروالبغي يعظكم لعلّكم تذ ّكرون فاذكر هللا يذكركم واشكروه‬
‫والخاتم النبيّين‬ ‫على نعمه يزدكم ولذكر هللا االكبر‬
‫الصّالة والسالم عليك أيّها النب ّي الرّحمة الشفيع األُ ّمة ورحمة هللا وبركاته؛‬
‫السالم علينا وعلى عباد هللا الصّالحين‬
‫الله ّم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات األحيآء منهم‬
‫واألموات انّك سميع قريب مجيب الدعوات يا قاضي الحاجات‪ ،‬برحمتك‬
‫يا أرحم الراحمن‬
‫اللهم انّي أسئلك باسمك األعظم وبكل اسم هو س ّميت لك به نفسك او‬
‫أزلته فى كتابك ا وعلّمته احدا من خلقك او استرثئت به فى العلم الغيب‬
‫عندك ان تجعل القران ربيع قلبي ونورا بصري وجالء حزني وذهاب‬
‫ه ّمي وغ ّمي ان تقضي حاجلتي‬

‫‪156‬‬ ‫‪157‬‬
‫‪CERAMAH ISLAM‬‬

‫‪UPAYA PENANGANAN SAMPAH‬‬


‫‪DALAM MENCEGAH KERUSAKAN‬‬
‫‪LINGKUNGAN‬‬
‫‪Tim Penyusun Naskah Khotbah Islam KLHK‬‬

‫ُور أَ ْنفُ ِسنَا‬


‫إن الـ َح ْم َد ِلِ نَـحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُرهُ‪َ ،‬ونَعُو ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشر ِ‬ ‫َّ‬
‫ي لَهُ‪،‬‬ ‫ض َّل لَهُ‪َ ،‬و َم ْن يُضْ لِلْ فَ َل هَا ِد َ‬ ‫ت أ ْع َمالِنَا‪َ ،‬م ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَ َل ُم ِ‬ ‫َ‬ ‫َو ِم ْن َسيِّئَا ِ‬
‫ك لَهُ َوأَ ْشهَ ُد أَ َّن ُمـ َح َّمداً َع ْب ُدهُ َو َرسُولُه‪.‬‬ ‫َوأَ ْشهَ ُد أَن الَّ إِلَهَ إِالَّ هللا َوحْ َدهُ َل َش ِر ْي َ‬
‫صحْ بِ ِه َو َمن اتَّبَ َعهُ ْم‬ ‫ار ْك َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‪َ ،‬و َعلَى آلِ ِه َو َ‬ ‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َوبَ ِ‬ ‫اللَّهُ َّم َ‬
‫ان إِلَى يَوْ ِم ال ِّدي ِْن‪.‬أَ َّما بَ ْع ُد‬ ‫‪:‬بِإِحْ َس ٍ‬
‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِسي بِتَ ْق َوى هللاِ فَقَ ْد فَاْ َز ْال ُمتَّقُوْ نَ ‪...‬فَقَ ْد قَا َل هللاُ‬ ‫فَيَا ِعبَا َد هللاِ‪ ،‬أُوْ ِ‬
‫ق تُ ٰقىتِ ٖه َو َل تَ ُموْ تُ َّن‬ ‫ٰ‬
‫رآن ْال َك ِري ِْم‪ٰ ﴿ :‬يٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوا اتَّقُوا ّ‬
‫للاَ َح َّ‬ ‫تَ َعالَى فِي ْالقُ ِ‬
‫اِلَّ َواَ ْنتُ ْم ُّم ْسلِ ُموْ نَ ﴾ َوقَا َل هللاُ تَ َعالَى أَ ْيضًا ﴿ ٰيٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْ ا َربَّ ُك ُم الَّ ِذيْ‬
‫ث ِم ْنهُ َما ِر َج ًال َكثِ ْيرًا َّونِ َس ۤا ًء‬ ‫ق ِم ْنهَا َزوْ َجهَا َوبَ َّ‬ ‫اح َد ٍة َّو َخلَ َ‬ ‫س َّو ِ‬‫َخلَقَ ُك ْم ِّم ْن نَّ ْف ٍ‬
‫للاَ َكانَ َعلَ ْي ُك ْم َرقِ ْيبًا ﴾ َوقَا َل هللاُ‬ ‫ٰ‬ ‫ۤ‬
‫للاَ الَّ ِذيْ تَ َسا َءلُوْ نَ بِ ٖه َو ْالَرْ َحا َم ۗ اِ َّن ّ‬ ‫ۚ َواتَّقُوا ٰ ّ‬
‫للاَ َوقُوْ لُوْ ا قَوْ ًل َس ِد ْيد ًۙا ‪ ٧٠‬يُّصْ لِحْ لَ ُك ْم‬ ‫تَ َعالَى أَ ْيضًا ﴿ ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوا اتَّقُوا ٰ ّ‬
‫اَ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوْ بَ ُك ۗ ْم‬
‫للاَ َو َرسُوْ لَهٗ فَقَ ْد فَا َز فَوْ ًزا ع ِ‬
‫َظ ْي ًما (‬ ‫َو َم ْن ي ُِّط ِع ٰ ّ‬
‫‪Jamaah shalat Jum’at yang berbahagia,‬‬
‫‪Agama Islam sangat menekankan kepada umatnya untuk‬‬
‫‪mempunyai perhatian yang besar terhadap masalah yang terjadi di‬‬
‫‪sekitarnya, karena apa yang terjadi pada lingkungan di sekitarnya,‬‬
‫‪akan memberikan efek langsung kepada manusia. Baik positif‬‬
‫‪mau pun negatif.‬‬
‫‪Lebih penting lagi, Allāh menjelaskan adanya fenomena kerusakan‬‬
‫‪alam, yang disebabkan oleh tangan-tangan manusia. Sebagaimana‬‬

‫‪158‬‬ ‫‪159‬‬
firman-Nya, disetorkan ke tempat pembuatan kerajinan dari sampah atau ke
tempat pengepul sampah, sehingga sampah dapat menghasilkan
‫ْض الَّ ِذي‬ ِ َّ‫ت أَ ْي ِدي الن‬
َ ‫اس لِيُ ِذيقَهُ ْم بَع‬ ْ َ‫ظَهَ َر ْالفَ َسا ُد فِي ْالبَرِّ َو ْالبَحْ ِر بِ َما َك َسب‬ nilai ekonomis.
َ‫َع ِملُوا لَ َعلَّهُ ْم يَرْ ِجعُون‬
Ketiga, pengolahan sampah dengan alat Pirolisis yang dapat
“Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan disebabkan karena mengolah sampah menjadi bahan bakar minyak, pellet dan briket
perbuatan tangan (maksiat) manusia, supaya Allāh merasakan sebagai sumber energi terbarukan.
kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar
mereka kembali (ke jalan yang benar).” – Q.S. Ar-Rum (30): 41. Jamaah shalat Jum’at yang berbahagia,

Ayat tersebut menjadi perhatian kita untuk memahami fenomena Upaya penanganan sampah tersebut diharapkan dapat
kerusakan lingkungan. Maka ketika membicarakan kerusakan menyelesaikan permasalahan sampah agar tidak menimbulkan
dalam lingkungan alam, kita harus jujur mengakui, kerusakan itu dampak kerusakan yang besar terhadap lingkungan. Dan sekaligus
disebabkan oleh salah urus dan salah sikap manusia dan dorongan menerapkan sunnah Rasul yang tersebut dalam hadits berikut :
kerakusannya, termasuk dalam hal ini persoalan yang diakibatkan ‫ ِم ْن َغي ِْر‬،ُ‫َم ْن َس َّن فِي ْا ِإل ْسالَ ِم ُسنَّةً َح َسنَةً فَلَهُ أَجْ ُرهَا َوأَجْ ُر َم ْن َع ِم َل بِهَا بَ ْع َده‬
oleh sampah Sehingga jika ingin memperbaiki kembali lingkungan
‫و َم ْن َس َّن فِي ْا ِإل ْسالَ ِم ُسنَّةً َسيِّئَةً َكانَ َعلَ ْي ِه‬. ‫ص ِم ْن أُجُوْ ِر ِه ْم َش ْي ٌء‬ َ ُ‫أَ ْن يَ ْنق‬
alam, manusia harus memperbaiki perilakunya, kemudian
mengambil langkah-langkah untuk merestorasi alam yang sudah ِ ‫ص ِم ْن أَوْ ز‬
‫َار ِه ْم َش ْي ٌء‬ َ ُ‫ِو ْز ُرهَا َو ِو ْز ُر َم ْن َع ِم َل بِهَا ِم ْن بَ ْع ِد ِه ِم ْن َغي ِْر أَ ْن يَ ْنق‬
dirusak tangan manusia. “Barangsiapa yang mencontohkan perbuatan yang baik dalam
Jamaah shalat Jum’at yang berbahagia Islam maka ia mendapat pahalanya dan pahala orang yang
mengikutinya tanpa mengurangi pahala orang yang mengikutinya
Banyak pakar lingkungan yang merespon masalah kerusakan sedikitpun. Dan barangsiapa yang mencontohkan perbuatan
lingkungan yang disebabkan oleh sampah ini dengan berbagai yang buruk maka ia mendapat dosanya dan dosa orang yang
cara, di antaranya. mengikutinya tanpa mengurangi dosa orang yang mengikuti
Pertama, penerapan sistem 3 R yaitu merupakan kegiatan mereka sedikitpun.” – H.R. Muslim no. 1017.
penanganan sampah yang terdiri dari tiga unsur yaitu, Hadis yang mulia ini mengingatkan kita untuk memberikan
“Mengurangi (Reduce),”, “Menggunakan ulang (Reuse)” dan contoh yang baik dalam penanganan sampah dan mengingatkan
“Mendaur ulang (Recycle)”. Sistem ini menjadi salah satu solusi untuk berhati-hati agar tidak membuang sampah sembarangan
pengelolaan sampah yang murah dan mudah, bisa dilakukan yang dapat menjadi contoh tidak baik bagi orang lain yang kita
untuk menghasilkan kompos atau memanfaatkan sampah menjadi juga dapat menanggung dosanya.
sumber listrik (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah).
Semoga kita semua menjadi orang-orang yang suka mengajak
Kedua, pengelolaan Bank Sampah, yaitu merupakan suatu tempat kepada kebaikan dan mendapatkan pahala dari amal jariyah
yang digunakan untuk mengumpulkan sampah yang sudah dipilah- orang lain dalam upaya mendapatkan solusi untuk menyelesaikan
pilah. Hasil dari pengumpulan sampah yang sudah dipilah akan masalah sampah di negara kita tercinta ini.

160 161
‫آن ْال َك ِري ِْم‪َ ،‬ونَفَ َعنِي َوإِيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ ْاليَا ِ‬
‫ت‬ ‫ك هللاُ لِي َولَ ُك ْم فِي ْالقُرْ ِ‬ ‫بَا َر َ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬
‫َوال ِّذ ْك ِر ال َح ِكي ِْم‪َ ،‬وا ْستَ ْغفِرُوْ هُ‪ ،‬إِنَّهُ هُ َو ال َغفُوْ ُر الر ِ‬
‫َّح ْي ُم‬
‫‪Khotbah Kedua‬‬
‫صالِ ِح ْينَ ‪َ ،‬وأَ ْشهَ ُد أَ ْن َل إِلَهَ إِلَّ هللاُ َوحْ َدهُ َل‬ ‫ْال َح ْم ُد هللِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْينَ َولِ ِّي ال َّ‬
‫أن نَبِيَّنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُد هللاِ َو َرسُوْ لُهُ‬ ‫ك لَهُ ‪َ ،‬وأَ ْشهَ ُد َّ‬‫َش ِر ْي َ‬
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْيهَ َو َعلَى آلِ ِه َوأَصْ َحابِ ِه َو َسلَّ َم‪.‬أ َّما بَ ْع ُد‬ ‫َو َ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬
‫فاتَّقوا هللاَ ِعبَا َد هللاِ وتم َّسكوْ ا بِ ِد ْينِك ْم‪ ،‬فهُ َو ِعصْ َمة أ ْم ِرك ْم‪ ،‬ث َّم ا ْعل ُموْ ا أ َّن هللاَ‬
‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫ُس ْب َحانَهُ َوتَ َعالَى أَ َم َر ُك ْم بِأ َ ْم ٍر بَدَأَ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه‪َ ،‬وثَنَّى بِ َم َلئِ َكتِ ِه ْال ُم َسبِّح ِة بِقُ ْد ِس ِه‪،‬‬
‫صلُّونَ َعلَى النَّبِ ِّي يا أَيُّهَا الَّ ِذينَ‬ ‫فَقَا َل تَ َعالَى ُم ْخبِرًا َوآ ِمرًا‪ :‬إِ َّن للاَّ َ َو َمالئِ َكتَهُ يُ َ‬
‫وا تَ ْسلِيما ً‬‫وا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُم ْ‬
‫صلُّ ْ‬
‫وا َ‬‫آ َمنُ ْ‬
‫األحزاب‪56 :‬‬
‫صلَّيْتَ َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬
‫آل‬ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫اللَّهُ َّم َ‬
‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْكتَ َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم‬ ‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫إِ ْب َرا ِه ْي َم‪َ ،‬وبَ ِ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫آل إِ ْب َرا ِه ْي َم‪ ،‬فِي ال َعالَ ِم ْينَ إِنَّ َ‬ ‫َو َعلَى ِ‬
‫ت‪ْ ،‬الَحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم‬ ‫ت‪َ ،‬و ْال ُم ْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُم ْؤ ِمنَا ِ‬ ‫اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬
‫ت‪.‬اللَّهُ َّم‬ ‫اض َي ْال َحا َجا ِ‬ ‫ت‪ ،‬يَا قَ ِ‬ ‫ك َس ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ ال َّد َع َوا ِ‬ ‫ت‪ ،‬إِنَّ َ‬ ‫َو ْالَ ْم َوا ِ‬
‫اخ ُذلْ َم ْن َخ َذ َل ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ ‪.‬اللَّهُ َّم ارْ فَ ْع َعنَّا ْالبَ َل َء‬ ‫ص َر ال ِّد ْينَ َو ْ‬ ‫ا ْنصُرْ َم ْن نَ َ‬
‫ك ِمنَ‬ ‫َو ْال َوبَاْ َء َو ْالفَحْ َشا َء َو ْال ُم ْن َك َر َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَنَ اللَّهُ َّم إِنَّا نَعُوْ ُذ بِ َ‬
‫ص َو ْال ُجنُوْ ِن َو ْال ُج َذ ْا ِم َو ُكوْ رُوْ نَا َو َس ِّي ِء ْالَ ْسقَاْ ِم‪..‬اللَّهُ َم اجْ َعلْ هَ َذا ْالبَلَ َد‬ ‫ْالبَ َر ِ‬
‫آ ِمنًا َسخَا ًء َرخَا ًء َوعَاْ َمةَ بِال ِد ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ ‪ .‬اللَّهُ َّم َدبِّرْ نَا فَإِنَّا َل نُحْ ِس ُن التَّ ْدبِ ْي َر‪،‬‬
‫ت بِ ِه ْال َمقَا ِد ْيرُ‪َ .‬ربَّنَا ا ْغفِرْ لَنَا َو ِ ِل ْخ َوانِنَا الَّ ِذينَ َسبَقُونَا‬ ‫ف بِنَا فِ ْي َما َج َر ْ‬ ‫َو ْالطُ ْ‬
‫وف َر ِحي ٌم‬ ‫ك َر ُء ٌ‬ ‫ان َو َل تَجْ َعلْ فِي قُلُوبِنَا ِغ ًّل لِلَّ ِذينَ آ َمنُوا َربَّنَا إِنَّ َ‬ ‫الي َم ِ‬ ‫بِ ْ ِ‬
‫اب النَّ ِ‬
‫ار‬ ‫َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي ْال ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫ان َوإِ ْيتَا ِء ِذي ْالقُرْ بَى َويَ ْنهَى ع َِن ْالفَحْ َشا ِء‬ ‫ْ‬
‫الحْ َس ِ‬ ‫ِعبَا َد هللاِ‪ ،‬إِ َّن هللاَ يَأ ُم ُر ُك ْم بِ ْال َع ْد ِل َو ْ ِ‬
‫َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغ ِي‪ ،‬يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ نَ ‪ ،‬فَ ْاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُك ْم‪،‬‬
‫َوا ْش ُكرُوْ هُ َعلَى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم‪َ ،‬وهللاُ يَ ْعلَ ُم َما تَ ْع َملُوْ نَ ‪َ .‬و ْال َح ْم ُد ِ َّلِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْينَ ‪.‬‬
‫َْ‬
‫الصَّلةَ‬ ‫َوأَقِ ِم‬
‫‪162‬‬ ‫‪163‬‬
‫‪CERAMAH ISLAM‬‬

‫‪UPAYA PENGURANGAN SAMPAH‬‬


‫‪DALAM MENJAGA KELESTARIAN‬‬
‫‪LINGKUNGAN‬‬
‫‪Tim Penyusun Naskah Khotbah Islam KLHK‬‬

‫ُور أَ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن‬‫إ َّن الـ َح ْم َد ِلِ نَـحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُرهُ‪َ ،‬ونَعُو ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشر ِ‬
‫ي لَهُ‪َ ،‬وأَ ْشهَ ُد أَن‬ ‫ض َّل لَهُ‪َ ،‬و َم ْن يُضْ لِلْ فَ َل هَا ِد َ‬ ‫ت أَ ْع َمالِنَا‪َ ،‬م ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَ َل ُم ِ‬ ‫َسيِّئَا ِ‬
‫ص ِّل َو َسلِّ ْم‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ك لَهُ َوأ ْشهَ ُد أ َّن ُمـ َح َّمداً َع ْب ُدهُ َو َرسُولُه‪ .‬اللَّهُ َّم َ‬ ‫الَّ إِلَهَ إِالَّ هللا َوحْ َدهُ َل َش ِر ْي َ‬
‫ان إِلَى يَوْ ِم ال ِّدي ِْن‬ ‫صحْ بِ ِه َو َمن اتَّبَ َعهُ ْم بِإِحْ َس ٍ‬ ‫ار ْك َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‪َ ،‬و َعلَى آلِ ِه َو َ‬ ‫َوبَ ِ‬
‫أَ َّما بَ ْع ُد‬
‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِسي بِتَ ْق َوى هللاِ فَقَ ْد فَاْ َز ْال ُمتَّقُوْ نَ ‪ ...‬فَقَ ْد قَا َل هللاُ تَ َعالَى‬ ‫فَيَا ِعبَا َد هللاِ‪ ،‬أُوْ ِ‬
‫ق تُ ٰقىتِ ٖه َو َل تَ ُموْ تُ َّن اِلَّ‬ ‫ٰ‬
‫رآن ْال َك ِري ِْم‪ٰ --- :‬يٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوا اتَّقُوا ّ‬
‫للاَ َح َّ‬ ‫فِي ْالقُ ِ‬
‫َواَ ْنتُ ْم ُّم ْسلِ ُموْ نَ ‪َ ---‬وقَا َل هللاُ تَ َعالَى أَ ْيضًا ‪ٰ ---‬يٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْ ا َربَّ ُك ُم الَّ ِذيْ‬
‫ث ِم ْنهُ َما ِر َج ًال َكثِ ْيرًا َّونِ َس ۤا ًء‬ ‫ق ِم ْنهَا َزوْ َجهَا َوبَ َّ‬ ‫اح َد ٍة َّو َخلَ َ‬ ‫س َّو ِ‬‫َخلَقَ ُك ْم ِّم ْن نَّ ْف ٍ‬
‫للاَ َكانَ َعلَ ْي ُك ْم َرقِ ْيبًا ‪َ ---‬وقَا َل‬ ‫ٰ‬ ‫ۤ‬
‫للاَ الَّ ِذيْ تَ َسا َءلُوْ نَ بِ ٖه َو ْالَرْ َحا َم ۗ اِ َّن ّ‬ ‫ۚ َواتَّقُوا ٰ ّ‬
‫للاَ َوقُوْ لُوْ ا قَوْ ًل َس ِد ْيد ًۙا يُّصْ لِحْ لَ ُك ْم‬ ‫هللاُ تَ َعالَى أَ ْيضًا ‪ٰ ---‬يٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوا اتَّقُوا ٰ ّ‬
‫للاَ َو َرسُوْ لَهٗ فَقَ ْد فَا َز فَوْ ًزا ع ِ‬
‫َظ ْي ًما‬ ‫‪ ---‬اَ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوْ بَ ُك ۗ ْم َو َم ْن ي ُِّط ِع ٰ ّ‬
‫‪Hadirin Jamaah Shalat Jum’at yang berbahagia,‬‬
‫‪Agama Islam memandang alam ini secara integral. Hubungan‬‬
‫‪timbal balik antara manusia dengan alam, dilandasi prinsip bahwa‬‬
‫‪perusakan akan membahayakan keselamatan dunia serta seisin-‬‬
‫‪ya, terutama mengancam kehidupan manusia. Diantara fenomena‬‬
‫‪perusakan itu adalah sampah yang dibuat manusia sendiri. Saat‬‬
‫‪ini sampah merupakan salah satu masalah yang menjadi problem‬‬
‫‪yang sangat urgent untuk segera ditangani karena sudah sangat‬‬
‫‪menganggu kenyamanan hidup manusia bahkan mengancam ek-‬‬
‫!‪sistensinya‬‬

‫‪164‬‬ ‫‪165‬‬
Allāh ‫ تَ َعالَى‬menjelaskan, semua kerusakan dan kesulitan yang di- melestarikan lingkungan berupa larangan melakukan perusakan di
alami manusia, pada dasarnya karena perbuatan manusia sendi- muka bumi yang disebabkan oleh sampah dalam kehidupan kita
ri. Karena alam ini telah diciptakan dengan harmonis oleh Allāh sehari-hari. Diantara hal-hal tersebut adalah:
‫تَ َعالَى‬, sehingga setiap elemen kehidupan saling mendukung dan
Pertama, dalam kehidupan sehari-hari kita harus sedapat mun-
memberi manfaat. Namun ketika manusia salah bertindak, dan
gkin menggunakan atau mengkonsumsi barang yang tidak akan
membuat kerusakan, terutama sampah yang diproduksinya, maka
menimbulkan sampah, baik sampah plastik maupun sampah non
terjadilah bencana! Karena itu bencana yang terjadi karena per-
plastik.
buatan manusia sendiri! Allāh berfirman:
Kedua, untuk kegiatan sehari-hari, kita usahakan tidak menggu-
‫ت اَ ْي ِد ْي ُك ْم َويَ ْعفُوْ ا ع َْن َكثِي ۗ ٍْر‬
ْ َ‫ص ْيبَ ٍة فَبِ َما َك َسب‬ َ َ‫َو َمآ ا‬
ِ ‫صابَ ُك ْم ِّم ْن ُّم‬ nakan barang yang sekali pakai, tapi kita gunakan barang yang
“Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah disebabkan dapat kita manfaatkan dalam waktu lama dan berulang kali. Kare-
oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allāh memaafkan banyak na hal ini akan membantu mengurangi volume sampah yang mun-
(dari kesalahan-kesalahanmu).” – Q.S. Asy-Syura (42): 30. cul setiap harinya.
Hadirin Jamaah Shalat Jum’at yang berbahagia, Ketiga, dalam menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari, kita
gunakan barang-barang atau produk-produk yang ramah lingkun-
Karena itu manusia sebagai makhluk Allāh yang dikarunia akal gan, sehingga tidak menjadi sampah yang tidak dapat terurai. Seti-
harus bertanggungjawab mengantisipasi dampak kerusakan yang daknya kita memilih barang yang dapat terurai dalam waktu yang
ditimbulkan sampah tersebut dalam kehidupan manusia. Allāh tidak terlalu lama.
mengingatkan manusia agar mempersiapkan segala sesuatu untuk
menghadapi kemungkinan yang terjadi di masa yang akan datang. Keempat, memberikan contoh dan mengajak kepada khalayak
Allāh ‫ تَ َعالَى‬berfirman, ramai untuk bersama-sama menerapkan gaya hidup yang beradab
atau beretika dalam menyikapi masalah sampah.
ْ ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َو ْلتَ ْنظُرْ نَ ْفسٌ َّما قَ َّد َم‬
‫ت لِ َغ ۚ ٍد َواتَّقُوا هللاَ ۗاِ َّن هللاَ َخبِ ْي ٌر‬
Hadirin Jamaah Shalat Jum’at yang berbahagia,
َ‫ۢبِ َما تَ ْع َملُوْ ن‬
Di atas adalah beberapa tindakan yang harus kita ambil dalam
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allāh
menyikapi masalah sampah yang sudah menjadi masalah nasional
dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diper-
dan global. Dengan menyebarkan cara mitigasi terhadap sampah
buatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allāh.
ini, diharapkan menghasilkan efek yang positif bagi lingkungan
Sungguh, Allāh Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”
dan manusia. Dengan itu, akan tercatat di sisi Allāh sebagai amal
– Q.S. Al-Hasyr (59): 18.
kebaikan, bagi yang menyebarkan metode dan saran-saran ini.
Jangan sampai karena masalah sampah tidak menjadi perhatian,
Sesuai dengan hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ‫رضي‬
kemudian anak cucu manusia di masa yang akan datang harus
‫هللا عنه‬, bahwa Rasulullāh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda,
merasakan dampak negatif semua itu.
Karena itu, ada beberapa langkah yang harus kita ambil dalam

166 167
‫ك ِم ْن‬ ‫َم ْن َدعَا إِلَى هُدًى َكانَ لَهُ ِمنَ ْاألَجْ ِر ِم ْث ُل أُجُوْ ِر َم ْن تَبِ َعهُ َل يَ ْنقُصُ َذلِ َ‬ ‫‪Khutbah Kedua‬‬
‫ال ْث ِم ِم ْث ُل آثَ ِام َم ْن تَبِ َعهُ‬ ‫أُجُوْ ِر ِه ْم َش ْيئًا‪َ ،‬و َم ْن َدعَا إِلَى َ‬
‫ض َللَ ٍة ‪َ ،‬كانَ َعلَ ْي ِه ِمنَ ْ ِ‬ ‫ْال َح ْم ُد هللِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْينَ َولِ ِّي الصَّالِ ِح ْينَ ‪َ ،‬وأَ ْشهَ ُد أَ ْن َل إِلَهَ إِلَّ هللاُ َوحْ َدهُ َل‬
‫َل يَ ْنقُصُ َذلِ َ‬
‫ك ِم ْن آثَا ِم ِه ْم َش ْيئًا‬ ‫ك لَهُ ‪َ ،‬وأَ ْشهَ ُد َّ‬
‫أن نَبِيَّنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُد هللاِ َو َرسُوْ لُهُ‬ ‫َش ِر ْي َ‬
‫‪“Barangsiapa mengajak (manusia) kepada petunjuk, maka bag-‬‬
‫‪inya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa men-‬‬
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْيهَ َو َعلَى آلِ ِه َوأَصْ َحابِ ِه َو َسلَّ َم‪.‬أ َّما بَ ْع ُد‬ ‫َو َ‬
‫‪gurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barangsiapa mengajak‬‬ ‫فاتَّقوا هللاَ ِعبَا َد هللاِ وتم َّس ُكوْ ا بِ ِد ْينِ ُك ْم‪ ،‬فَهُ َو ِعصْ َمةُ أَ ْم ِر ُك ْم‪ ،‬ثُ َّم ا ْعلَ ُموْ ا أَ َّن هللاَ‬
‫‪(manusia) kepada kesesatan maka ia mendapatkan dosa seper-‬‬ ‫ُس ْب َحانَهُ َوتَ َعالَى أَ َم َر ُك ْم بِأ َ ْم ٍر بَدَأَ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه‪َ ،‬وثَنَّى بِ َم َلئِ َكتِ ِه ْال ُم َسبِّح ِة بِقُ ْد ِس ِه‪،‬‬
‫‪ti dosa-dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa‬‬
‫‪mereka sedikit pun.” – Diriwayatkan oleh Imam Muslim, no.‬‬ ‫صلُّونَ َعلَى النَّبِ ِّي يا أَيُّهَا الَّ ِذينَ‬ ‫فَقَا َل تَ َعالَى ُم ْخبِرًا َوآ ِمرًا‪ :‬إِ َّن للاَّ َ َو َمالئِ َكتَهُ يُ َ‬
‫‪2674; Abu Dawud.‬‬
‫وا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُم ْ‬
‫وا تَ ْسلِيما ً‬ ‫صلُّ ْ‬‫وا َ‬ ‫آ َمنُ ْ‬

‫‪Hadirin Jamaah Shalat Jum’at yang berbahagia,‬‬ ‫األحزاب‪56 :‬‬


‫‪Marilah kita bersama-sama bergerak menyampaikan ke mas-‬‬ ‫آل‬‫صلَّيْتَ َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫صلِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫اللَّهُ َّم َ‬
‫‪yarakat luas akan perlunya kita mempunyai tindakan-tindakan‬‬ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْكتَ َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم‬ ‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫إِ ْب َرا ِه ْي َم‪َ ،‬وبَ ِ‬
‫‪yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari agar tidak tejadi‬‬ ‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ ‫آل إِ ْب َرا ِه ْي َم‪ ،‬فِي ْال َعاْلَ ِم ْينَ إِنَّ َ‬ ‫‪َ .‬و َعلَى ِ‬
‫‪penambahan volume sampah di lingkungan kita.‬‬
‫‪Bila kita meneladani Rasulullah dan mengamalkan ajarannya,‬‬
‫ت‪ْ ،‬الَحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم‬ ‫ت‪َ ،‬و ْال ُم ْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُم ْؤ ِمنَا ِ‬ ‫اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬
‫‪pastilah alam ini akan bersahabat dengan kita, karena alam akan‬‬ ‫ت‪.‬اللَّهُ َّم‬ ‫اض َي ْال َحا َجا ِ‬ ‫ت‪ ،‬يَا قَ ِ‬ ‫ك َس ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ ال َّد َع َوا ِ‬ ‫ت‪ ،‬إِنَّ َ‬‫َو ْالَ ْم َوا ِ‬
‫‪merespon perbuatan baik kita dengan lingkungan hidup yang‬‬ ‫اخ ُذلْ َم ْن َخ َذ َل ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ ‪ .‬اللَّهُ َّم ارْ فَ ْع َعنَّا ْالبَ َل َء‬ ‫ص َر ال ِّد ْينَ َو ْ‬ ‫ا ْنصُرْ َم ْن نَ َ‬
‫‪bersih, sehat, aman dan nyaman.‬‬ ‫ك ِمنَ‬ ‫َو ْال َوبَاْ َء َو ْالفَحْ َشا َء َو ْال ُم ْن َك َر َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَنَ ‪ .‬اللَّهُ َّم إِنَّا نَعُوْ ُذ بِ َ‬
‫‪Jika kita ingin melihat lingkungan hidup yang bersih, sehat, aman‬‬ ‫ص َو ْال ُجنُوْ ِن َو ْال ُج َذ ْا ِم َو ُكوْ رُوْ نَا َو َس ِّي ِء ْالَ ْسقَاْ ِم‪..‬اللَّهُ َم اجْ َعلْ هَ َذا ْالبَلَ َد‬ ‫ْالبَ َر ِ‬
‫‪dan nyaman, maka kita harus mengurangi sampah sesuai dengan‬‬ ‫آ ِمنًا َسخَا ًء َرخَا ًء َوعَاْ َمةَ بِال ِد ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ ‪ .‬اللَّهُ َّم َدبِّرْ نَا فَإِنَّا َل نُحْ ِس ُن التَّ ْدبِ ْي َر‪،‬‬
‫‪ajaran agama kita dan perundang-undangan yang telah ditetapkan‬‬ ‫ت بِ ِه ْال َمقَا ِد ْيرُ‪َ .‬ربَّنَا ا ْغفِرْ لَنَا َو ِ ِل ْخ َوانِنَا الَّ ِذينَ َسبَقُونَا‬ ‫ف بِنَا فِ ْي َما َج َر ْ‬ ‫َو ْالطُ ْ‬
‫‪oleh negara kita.‬‬ ‫وف َر ِحي ٌم‪َ .‬ربَّنَا‬ ‫ك َر ُء ٌ‬ ‫ان َو َل تَجْ َعلْ فِي قُلُوبِنَا ِغ ًّل لِلَّ ِذينَ آ َمنُوا َربَّنَا إِنَّ َ‬ ‫الي َم ِ‬‫بِ ْ ِ‬
‫‪Semoga kita semua bergerak aktif menangani masalah sampah ini.‬‬ ‫اب النَّ ِ‬
‫ار‬ ‫‪.‬آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي ْال ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫ان َوإِ ْيتَا ِء ِذي ْالقُرْ بَى َويَ ْنهَى ع َِن‬ ‫ْ‬
‫الحْ َس ِ‬ ‫ِعبَا َد هللاِ‪ ،‬إِ َّن هللاَ يَأ ُم ُر ُك ْم بِ ْال َع ْد ِل َو ْ ِ‬
‫ت َوال ِّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‪،‬‬
‫آن ْال َك ِري ِْم‪َ ،‬ونَفَ َعنِي َوإِيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ ْاليَا ِ‬
‫ك هللاُ لِي َولَ ُك ْم فِي ْالقُرْ ِ‬ ‫بَا َر َ‬ ‫ْالفَحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغ ِي‪ ،‬يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ نَ ‪ ،‬فَ ْاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم‬
‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َّ‬ ‫ْ‬
‫َوا ْستَغفِرُوْ هُ‪ ،‬إِنهُ هُ َو ال َغفوْ ُر الر ِ‬
‫َّح ْي ُم‬ ‫‪.‬يَ ْذ ُكرْ ُك ْم‪َ ،‬وا ْش ُكرُوْ هُ َعلَى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم‪َ ،‬وهللاُ يَ ْعلَ ُم َما تَ ْع َملُوْ نَ‬
‫َْ‬
‫الصَّلةَ‬ ‫َو ْال َح ْم ُد ِ َّلِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْينَ ‪َ .‬وأَقِ ِم‬

‫‪168‬‬ ‫‪169‬‬
170 171
172

Anda mungkin juga menyukai