Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Bangun, ilmu ekonomi muncul karena adanya kesenjangan antara


sumber daya yang tersedia dan keinginan manusia. Sumber daya yang ada di bumi
bersifat terbatas, sementara keinginan bersifat tidak terbatas. Sehingga hal ini
menciptakan kesenjangan dan menimbulkan masalah dalam penggunaan sumber
daya.
Makanya itu ilmu ekonomi ada karena berupaya untuk mengatur agar tidak
terjadi kelangkaan akibat kesenjangan tersebut. Ilmu ini mempelajari dan mengkaji
cara agar masalah-masalah pemenuhan kebutuhan manusia tidak melewati batas.
Tujuan dasar Ilmu Ekonomi memang memastikan manusia memenuhi
kebutuhan ekonomi tapi tetap memperhatikan sifat sumber daya yang terbatas.
Sehingga pemenuhan kebutuhan manusia tidak membuat kelangkaan.
Jadi konsep dasar Ilmu ekonomi itu membahas tentang bagaimana caranya
tidak terjadi kelangkaan sumber daya saat manusia memenuhi kebutuhannya.
Faktor penyebab kelangkaan pun beragam, diantaranya adalah:

1. Keterbatasan sumber daya


2. kemampuan manusia mengelola sumber daya terbatas karena kurangnya tenaga
ahli dan profesional
3. Perkembangan teknologi yang merusak lingkungan
4. Perilaku manusia yang berdampak negatif terhadap sumber daya

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud tentang konsep dasar ekonomi?
2. Apa itu prinsip dasar ekonomi?
3. Pengertian Sumber Daya Manusia Ekonomi?

C. Tujuan
1. Mengetahui tentang konsep dasar ekonomi.
2. Mengetahui prinsip dasar ekonomi.
3. Mengetahui pengertian sumber daya manusia.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Ekonomi


Menurut bahasa ekonomi dapat diartikan sebagai sesuatu yang berkaitan
dengan pengaturan pemasukan dan pengeluaran keuangan. Ekonomi sebagai suatu
ilmu merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang sistematis yang mengatur tentang
permintaan dan penawaran barang dan jasa oleh konsumen. Dalam berbagai literatur
yang membahas tentang ekonomi Islam ditemukan istilah yang dipakai oleh para
penulis muslim terkait dengan ekonomi yakni al-Iqtishad.
Secara istilah ditemukan penjelasan bahwa ekonomi Islam yang dikenal dengan al-
Iqtishad al-Islami mengandung pengertian sebagai suatu ilmu yang mengatur
optimalisasi sumber daya untuk mendukung produksi, distribusi dan konsumsi guna
mencapai keridhaan Allah SWT. Tampaknya pengertian dimaksud memiliki makna
aksikologis yakni mencapai keridhaan Allah SWT.
Istilah al-Iqtishad secara etimologis berakar dari kata qashada yang berarti
mendatangi sesuatu, melakukan kesengajaan, menghimpun sesuatu.
Abd. Muin Salim menyatakan, kata al-Iqtishad tidak relavan dengan esensi
ekonomi. Sebab Alquran sendiri mempergunakan kata al-Iqtishad seperti Q.S.
Lukman (31): 32 dengan makna mengakui adanya Tuhan dan arti yang lain ditemukan
dalam Q.S. Al-Maidah (5): 66 kata muqthasidah dipergunakan dalam arti kelompok
pertengahan yang tidak menyimpang dari kebenaran.
Istilah al-Iqtishad tampaknya ditemukan di dalam Alquran. Surah al-Fatir :32.
Dalam ayat ini digambarkan tiga prototype masyarakat yaitu dhalim linafsihi
kelompok yang menganiaya dirinya, muqtashid kelompok pertengahan dan sabiq al-
khairat kelompok yang berlomba-lomba pada kebaikan. Dari pemahaman ini
tampaknya gagasan yang akan dibangun dari makna kata ini adalah keinginan untuk
berlaku tengah atau bersikap pertengahan dalam arti tidak bersikap menzalimi diri
sendiri dan tidak terlalu mengembangkan kebaikan secara sosial. Dengan demikian,
Abd.Muin Salim menyatakan bahwa arti dasar Iqtishad adalah keseimbangan dan
tidak memihak ke salah satu pihak.
Dalam ayat lain ditemukan penggunaan kata Iqtishad yaitu pada surah Luqman ayat
32:
‫َص ۗ ٌد َو َما‬ ‫هّٰللا‬
ِ ‫ص ْينَ لَهُ ال ِّد ْينَ ۚە فَلَ َّما نَ ٰ ّجىهُ ْم اِلَى ْالبَرِّ فَ ِم ْنهُ ْم ُّم ْقت‬
ِ ِ‫الظلَ ِل َد َع ُوا َ ُم ْخل‬ُّ ‫َواِ َذا َغ ِشيَهُ ْم َّموْ ٌج َك‬
ٍ َّ‫يَجْ َح ُد بِ ٰا ٰيتِنَٓا اِاَّل ُكلُّ َخت‬
‫ار َكفُوْ ٍر‬
Terjemahnya: “Dan apabila mereka dilamun ombak yang besar seperti gunung,
mereka menyeru Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya Maka tatkala Allah
menyelamatkan mereka sampai di daratan, lalu sebagian mereka tetap menempuh
jalan yang lurus dan tidak ada yang mengingkari ayat- ayat Kami selain orang-orang
yang tidak setia lagi ingkar.”

2
Ayat ini berbicara dalam konteks musibah. Dalam konteks ini ditemukan term
muqtashid. Terdapat hal-hal yang dapat dikemukakan secara ekonomi: Pertama,
Risiko. Yaitu ancaman yang ditimpa oleh penghuni perahu ketika sedang berada di
lautan. Ancaman ini tentu saja akan mendatangkan masalah dalam pencapaian
tujuannya. Atas dasar itu ia dipandang sebagai risiko. Risiko merupakan bagian dari
pengelolaan ekonomi. Dalam hal ini, pengelolaan risiko harus melibatkan
kemampuan penggunaan instrument transendental. Yaitu berdoa kepada Allah SWT.
Dalam pengelolaan keuangan risiko merupakan suatu hal yang harus diperhitungkan
dan harus dikelola. Perilaku pasca risiko harus tetap berada dalam konsistensi
terhadap ajaran Islam. Ayat ini disebutan bahwa terdapat perilaku yang memohon doa
secara ikhlas pada saat risiko datang. Prototipe pelaku ekonomi, yang disebutkan ayat
di atas yakni term Muqtashid, oleh Tafsir Muqatil ibnu Sulaiman menyatakan bahwa
ia diartikan sebagai perlakuan adil untuk memenuhi janji yang telah disampaikan pada
saat berada di laut. Pandangan ini menunjukkan adanya kemampuan pelaku ekonomi
untuk mengendalikan risiko usaha, dengan pendekatan transendental. Pasca
penyelesaian risiko, pelaku ekonomi ini masih tetap konsisten dalam beragama.

Hubungan perilkaku ekonomi dan kehidupan beragama

Dalam surah al-Maidah : 66 terdapat kata yang serumpun qasada.


‫ َو َل ْو‬ ‫مِّنْ ِا َلي ِْه ْم ا ُ ْن ِز َل َو َمٓا َوااْل ِ ْن ِج ْي َل ل َّت ْو ٰرى َة اَ َقامُو اَ َّن ُه ْم‬ ‫اَل َ َكلُ ْوا رَّ ب ِِّه ْم‬ 
ْ‫ ِمن‬ ‫ َف ْوق ِِه ْم‬  ْ‫ َو ِمن‬ ‫ت‬ِ ْ‫ َتح‬ ‫ُمْو َك ِث ْي ٌر ۗ ُّم ْق َتصِ َدةٌ اُم ٌَّة ِم ْن ُه ْم اَرْ ُجل ِِه ۗ ْم‬
َ ‫ ِّم ْنه‬ 
‫َيعْ َملُ ْو َن َما َس ۤا َء‬
Terjemahnya: “Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum)
Taurat dan Injil dan (Al Quran) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya,
niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas dan dari bawah kaki mereka.
Diantara mereka ada golongan yang pertengahan. Dan alangkah buruknya apa yang
dikerjakan oleh kebanyakan mereka.”
Ayat di atas, secara tekstual menyebutkan salah satu aspek ekonomi, yaitu
konsumsi. Konsepsi disebut dengan menggunakan kata lakalu. Terdapat hubungan
penyebutan aspek ini dengan penggunaan kata yang serumpun dengan iqtasada yang
dipolakan dalam bentuk ummatun muqtashidah dalam suatu ayat.

B. Prinsip Dasar Ekonomi

1. Halal
Al-halal berakar dari susunan huruf ha dan lam. Menurutnya memiliki
banyak probelmatika dan turunan. Namun menurutnya, makna dasarnya
adalah, membuka sesuatu dan lagi tidak mengandung celaan terhadapnya.
‫ ال يشذ عنه ش يء‬،‫فتح الش يء‬.
Pandangan ini menunjukkan bahwa halal memilkiki dua kriteria yaitu:
a. membuka

3
b. bebas cela.
Dua kriteria yang terintegrasi ini, menjadikan kata halal menjadi
filosofis. Dalam Islam, hukum syariat ditetapkan oleh Allah Swt dan dengan
kriteria kehalalan ini, maka kehalalan hukum syariat, mengandung arti bahwa
larangan untuk menghampirinya adalah terbuka untuk orang tertentu dan atau
bersifat umum. Namun substansi larangan itu, dipastikan tidak mengandung
celaan. Ruang lingkup celaan, masih perlu penalaran lebih lanjut. Namun,
hemat penulis, bahwa paling tidak mengandung celaan dalam arti tidak cacat
hukum, tidak cacat perasaan dan tidak cacat sosial.

2. Ruang Lingkup
Terjemahnya:
“Mereka menanyakan kepadamu: "Apakah yang dihalalkan bagi mereka?."
Katakanlah: "Dihalalkan bagimu yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap)
oleh binatang buas yang telah kamu ajar dengan melatih nya untuk berburu;
kamu mengajarnya menurut apa yang telah diajarkan Allah kepadamu. Maka
makanlah dari apa yang ditangkapnya untukmu, dan sebutlah nama Allah atas
binatang buas itu (waktu melepaskannya). Dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah amat cepat hisab-Nya.”
Sebuah tafsir menyatakan bahwa ayat ini diturunkan berkaitan dengan
pertanyaan sahabat nabi antara lain Ashim ibn Adiy tentang apa yang
dihalalkan pada anjing.88 Tafsir Fathul Qadir menyatakan bahwa terdapat tiga
kelompok halal yang terkait dengan rumpun ayat ini yaitu : kehalalan
makanan secara umum dan dikemukakan oleh binatang buruan, makanan ahlul
kitab dan kehalalan mengawini wanita ahlul kitab. Dalam pandangan lain,
tafsir al-Muntakhib yang ditulis oleh tim ulama al-Azhar menyatakan bahwa
umat Islam bertanya kepada rasul Muhammad, tentang makanan dan selainnya
yang dihalalkan oleh Allah Swt. Menurutnya, maka dihalalkan untuk makanan
dari tangkapan binatang yang terlatih dan tangkapan itu diperuntukkan untuk
pemiliknya serta disebut nama Allah ketika melepaskan binatang burun yang
telah terlatih.

C. Sumber Daya Manusia Ekonomi


Telaah terhadap ayat-ayat Alquran diketahui bahwa terma yang diterjemahkan
dengan manusia terdapat secara langsung maupun tidak langsung. Terma yang secara
langsung berupa alInsan, al-Basyar, al-Ins dan an-Nas. Sedang terma yang tidak
secara langsung ialah banu adam yang diartikan dengan keturunan adam.
Terma Insan
Konsep Dalam Alquran disebutkan term insan antara lain pada surah alHijr: 26
َ ‫ال ِمنْ ااْل ِ ْن َس‬
‫ان َخ َل ْقن َاو َل َق ْد‬ ٍ ‫ص‬َ ‫ص ْل‬
َ ْ‫مَّسْ ُن ْو ۚ ٍن َح َم ٍا مِّن‬
Terjemahnya:
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering
(yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.

4
Mufassir berpandangan bahwa makna al-Insan adalah Adam, seperti an-
Nasafi>,154 al-Qurt}ubi, Ibn ‘Atiyyah, dan asySyanqiti. Pandangan mufassir ini
didasarkan bahwa dalam kenyataannya manusia yang pertama adalah Adam, dan
memperhatikan ayat ini, memang berkaitan dengan asal kejadian manusia yang
berasal dari at-tin atau tanah. Pada ayat yang lain term al-Insan tetap berada dalam
konteks penciptaan namun ia memiliki implikasi. QS. at-tin:
‫ان َخ َل ْق َنا َل َق ْد‬َ ‫َت ْق ِوي ۖ ٍْم اَحْ َس ِن ف ِْٓي ااْل ِ ْن َس‬
‫دَد ٰن ُه ُث َّم‬
ْ ‫َسا ِفلِي ۙ َْن اَسْ َف َل َر‬
‫ت َاو َع ِم ُل ٰاا َم ُن ْو الَّ ِذي َْن ِا َّل‬ ِ ‫صل ِٰح‬ ّ ٰ ‫َممْ ُن ْو ۗ ٍن َغ ْي ُر اَجْ ٌر َف َل ُه ْم ال‬
Terjemahnya: sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya, 4. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-
rendahnya (neraka), 5. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya 6.
Wahbah Az-Zuhaili berpendapat bahwa ayat ini mengandung makna tentang
penciptaan manusia yang sangat bagus tata aturannya dan diberikan keistimewaan
berupa akal dan pemikiran dan kemampuan mengelola (mengatur) dan hikmah dan
ayat ini tidak hanya berbicara aspek jasmaniah manusia.158 Apa makna etimologis
dari terma al-Insan. Abd. Muin Salim melakukan analisis tentang asal terma ini
dengan berbagai pertimbangan. Setelah melakukan analisis ia berpandangan bahwa
terma ini berasal dari kata ins yang mempuyanyai huruf alif, nun dan sin dan
mempunyai makna dasar jinak. Dengan makna jinak ini, maka memungkinkan
dipahami dari ayat yang lain. Berkaitan dengan QS. al-Alaq :
‫ان َخ َل َق‬ َ ‫قم ِۡن ااۡل ِ ۡن َس‬ ‌ٍ ‫َع َل‬
‫ك ا ِۡق َر ۡا‬ َ ‫ َو َر ُّب‬ ‫ااۡل َ ۡك َر ۙ ُم‬
‫ِب ۡال َق َل ۙ ِم َعلَّ َم الَّذ ِۡى‬
‫س َعلَّ َم‬ @َ ‫َي ۡع َلمۡؕ َلمۡ َما َن ااۡل ِ ۡن‬
ۤ ‫ان اِنَّ َكاَّل‬ َ ‫َل َي ۡط ٰ ٓغ ۙى اۡل ِ ۡن َس‬
‫اس َت ۡغ ٰن ؕى رَّ ٰاهُ اَ ۡن‬ ۡ
َّ‫ِّك ا ِٰلى اِن‬ َ ‫الرُّ ۡج ٰع ؕى َرب‬
Terjemahnya:
1. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
2. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
3. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.
4. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
5. Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas,
6. karena dia melihat dirinya serba cukup.
7. Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali(mu).

5
.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Menurut bahasa ekonomi dapat diartikan sebagai sesuatu yang berkaitan


dengan pengaturan pemasukan dan pengeluaran keuangan. Secara istilah ditemukan
penjelasan bahwa ekonomi Islam yang dikenal dengan al-Iqtishad al-Islami
mengandung pengertian sebagai suatu ilmu yang mengatur optimalisasi sumber daya
untuk mendukung produksi, distribusi dan konsumsi guna mencapai keridhaan Allah
SWT. Prinsip dasar ekonomi ada dua macam yaitu halal dan ruang lingkup. Telaah
terhadap ayat-ayat Alquran diketahui bahwa terma yang diterjemahkan dengan
manusia terdapat secara langsung maupun tidak langsung. Terma yang secara
langsung berupa alInsan, al-Basyar, al-Ins dan an-Nas. Sedang terma yang tidak
secara langsung ialah banu adam yang diartikan dengan keturunan adam.

6
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai