AND CRITICAL REASONING KEBIDANAN WHAT IS CRITICAL THINKING?
Berpikir kritis merupakan seni
gambaran sikap seseorang dalam menganalisis, mengevaluasi sesuatu yang ia lihat, mengklarifikasi yang di dengar, metode pengetahuan untuk berfikir logis dan berargumen serta aplikasi dari ilmu yang dipahami untuk membuat suatu keputusan dan memutuskan sesuatu setelah hal tersebut ia yakini. Berpikir kritis merupakan dasar bagi setiap bidan untuk melakukan manajemen asuhan kebidanan, sehingga tepatnya pembuatan keputusan dan tepatnya asuhan yang diberikan. Proses berfikir kritis bertujuan untuk: 1. Merumuskan masalah dengan jelas dan tepat. 2. Mengumpulkan dan menilai informasi yang relevan. 3. Berpikir terbuka dalam sistem pemikiran. 4. Berkomunikasi secara efektif dengan orang lain dalam mencari tahu solusi untuk masalah yang kompleks. Berpikir kritis memungkinkan bagi bidan untuk memanfaatkan potensi dirinya melihat, memecahkan masalah dan menciptakan suatu hal baru dalam manajemen asuhan kebidanan. Berpikir kritis meningkatkan kreatifitas untuk menghasilkan solusi kreatif terhadap suatu masalah. Bidan sebagai praktisi maupun dalam pendidikan harus menggunakan unsur-unsur dasar dalam berpikir kritis agar asuhan kebidanan yang akan diberikan berkualitas. Unsur pertama dalam berpikir kritis adalah konsep. Seorang bidan harus memahami konsep dasar manajemen asuhan kebidanan. Penerapan berfikir kritis dalam asuhan kebidanan pada dasarnya sudah tergambar dalam manajemen kebidanan. Namun, dalam bahasan ini, kita akan lebih memperdalam lagi tentang proses (perjalanan) berfikir kritis 7 LANGKAH VARNEY
Langkah I: Pengumpulan Data Dasar Langkah
II: Interpretasi Data Dasar Langkah III: Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial Langkah IV: Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan yang Memerlukan Penanganan Segera Langkah V: Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh Langkah VI: Melaksanakan Perencanaan Langkah VII: Evaluasi Berpikir kritis berdampingan dengan berpikir kreatif, artinya kemampuan berpikir seorang bidan untuk membuat hubungan yang baru dan yang lebih berguna dari informasi yang sebelumnya sudah diketahui oleh bidan CRITICAL REASONING Berpikir kritis yang dilakukan seorang bidan tidak terpisah dari clinical reasoning, artinya seorang bidan memusatkan pikirannya kearah diagnosa kebidanan yang memungkinkan berdasarkan campuran pola pengenalan dan penalaran deduktif hipotetik Strategi clinical reasoning menggunakan logika induktif dan deduktif untuk membuat kesimpulan atau dikenal metode analitik hipotetico-deductive. Strategi clinical reasoning yang dijalankan oleh bidan terkait dengan keterampilan bidan untuk menginterpretasi data untuk memahami argument dan pendapat orang lain. Ada beberapa aspek penalaran klinis yang harus diaplikasikan oleh seorang bidan dalam menjalankan manajemen asuhan kebidanan. 1. Penalaran berdasarkan pengetahuan atau ilmiah 2. Kedua adalah penalaran naratif 3. Ketiga adalah penalaran pragmatik. 4. Keempat adalah penalaran etis Hasil penalaran, berpikir kritis, clinical reasoning dari manajemen asuhan kebidanan akan dilakukan pencatatan dan pelaporan. Pencatatan atau dokumentasinyamemiliki beberapametode, diantaranya pendokumentasian naratif dan pendokumentasian ceklist. Bentuk naratif merupakan pencatatan tradisional dan bertahan paling lama serta merupakan sistem pencatatan yang fleksibel. Berhubung sifat terbukanya catatan naratif (orientasi pada sumber data) sehingga dapat digunakan pada setiap kondisi klinis.
Flow sheet atau lembaran ceklist memungkinkan
bidan untuk mencatathasil observasi atau pengukuran yang dilakukan secara berulang yang tidak perlu ditulis secara naratif Bidan menerapkan setiap kegiatan manajemen asuhan kebidanan selalu menggunakan penalaran, berpikir kritis. Berpikir kritis harus diintegrasikan kepada seluruh profesi bidan dan dimulai pada mahasiswa kebidanan untuk setiap manajemen asuhan kebidanan yang akan dilakukan sehingga menghasilkan asuhan yang tepat dan bermutu.
Pengambilan keputusan dalam 4 langkah: Strategi dan langkah operasional untuk pengambilan keputusan dan pilihan yang efektif dalam konteks yang tidak pasti
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional