Anda di halaman 1dari 100

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN


Jalan Muhammad Sa'ad Telp (0565) 2024274, Fax. (0565) 2024274
Sintang - Kode Pos 78611

DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS, GAMBAR KERJA,


ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN (AHSP) DAN
RINCIAN BIAYA PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN KONSTRUKSI (SMKK)

SATKER/SKPD : DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN


PERMUKIMAN KABUPATEN SINTANG
NAMA PPK : H ENDR IKUS, S T., M .M.
NAMA KEGIATAN : PERENCANAAN, PEMBANGUNAN, PENGAWASAN, DAN
PEMANFAATAN BANGUNAN GEDUNG DAERAH
KABUPATEN/KOTA
NAMA PAKET
PEKERJAAN : PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN
LOKASI PEKERJAAN : JL. OEVANG URAY DESA BANING KOTA KECAMATAN
SINTANG KABUPATEN SINTANG
KODE RUP : 41022977
PAGU DANA : 1.440.000.000,-
SUMBER DANA : DAU – APBD PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN
SINTANG

TAHUN ANGGARAN 2023


DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS, GAMBAR KERJA,
ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN (AHSP) DAN RINCIAN
BIAYA PENERAPAN SMKK
PAKET PEKERJAAN : PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN

DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN


UNIT ORGANISASI :
PERMUKIMAN KABUPATEN SINTANG
PERENCANAAN, PEMBANGUNAN, PENGAWASAN, DAN
KEGIATAN : PEMANFAATAN BANGUNAN GEDUNG DAERAH
KABUPATEN/KOTA
PAKET PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DINAS PERUMAHAN
:
PEKERJAAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN
Rp. 1.440.000.000,-
TOTAL PAGU DANA : (SATU MILYAR EMPAT RATUS EMPAT PULUH JUTA
RUPIAH)
Rp. 1.440.000.000,-
TOTAL HPS : (SATU MILYAR EMPAT RATUS EMPAT PULUH JUTA
RUPIAH)
SUMBER DANA PEKERJAAN KONSTRUKSI INI
BERSUMBER DARI : DANA ALOKASI UMUM (DAU) – APBD
SUMBER DANA :
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINTANG TAHUN
ANGGARAN 2023.
a. DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN
NAMA DAN UNIT
PERMUKIMAN KABUPATEN SINTANG
ORGANISASI :
b. NAMA PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN :
PENGGUNA JASA
HENDRIKUS, ST., M.M.
CAPAIAN MENINGKATNYA KUALITAS PENATAAN BANGUNAN
:
PROGRAM GEDUNG
TERLAKSANANYA PENYELENGGARAAN PENERIBITAN
IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB) SERTIFIKAT LAIK
HASIL :
FUNGSI (SLF),PERAN TENAGA AHLI BANGUNAN GEDUNG
(TABG) DAN IMPLEMENTASI SIMBG
LOKASI JL.OEVANG URAY DESA BANING KOTA KECAMATAN
:
PEKERJAAN SINTANG KABUPATEN SINTANG
DESAIN DAN
: TERLAMPIR
GAMBAR KERJA
ANALISA HARGA TERLAMPIR
SATUAN (PPK MEWAJIBKAN PENYEDIA/PELAKSANA UNTUK
:
PEKERJAAN MELAMPIRKAN DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN
(AHSP) PEKERJAAN)
RINCIAN BIAYA
: TERLAMPIR
PENERAPAN SMKK
SPESIFIKASI
KINERJA : LULUS UJI MUTU BETON f’c = 21,7 MPa (K250)
BANGUNAN
➢ JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN 120
(SERATUS DUA PULUH) HARI KALENDER SEJAK
INFORMASI TERBITKANNYA SPMK;
:
LAINNYA ➢ JANGKA WAKTU PEMELIHARAAN PEKERJAAN 180
(SERATUS DELAPAN PULUH) HARI KALENDER SAAT
SERAH TERIMA PERTAMA PEKERJAAN.

SPESIFIKASI TEKNIS DALAM URAIAN DIBAWAH INI DAN GAMBAR TEKNIS


TERSENDIRI YAITU TERDIRI DARI GAMBAR ARSITEKTUR, STRUKTUR DAN NON
STRUKTUR BANGUNAN, MEKANIKAL ELEKTRIKAL (ME).

DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN


KABUPATEN SINTANG
BIDANG PENYEHATAN LINGKUNGAN DAN TATA BANGUNAN

A. LATAR BELAKANG

Kabupaten Sintang merupakan kabupaten dengan tingkat Pertumbuhan yang


cukup pesat, untuk meningkatkan mutu kinerja perangkat pemerintah. Kabupaten
Sintang memiliki program rutin pada bidang peningkatan sarana dan prasarana
aparatur Pemerintahan khususnya di Pemerintahan Kabupaten Sintang. Menanggapi
hal tersebut diatas diperlukan sebuah bangunan pendukung, Menindaklanjuti hal di
atas, maka Pemerintah Kabupaten Sintang melalui Dinas Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman pada Tahun Anggaran 2023 melakukan Pekerjaan
Pembangunan Gedung Kantor Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
yang berlokasinya di Jalan Oevang Uray Desa Baning Kota kecamatan Sintang di
wilayah Kabupaten Sintang.

a. Dasar Hukum

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan


Barang/Jasa Pemerintah, Sebagaimana dirubah pada Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 tanggal 2 Februari 2O2l tentang
Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.

Surat Keputusan Bupati Sintang Nomor : 900/1284/KEP-BPKAD/2022 tanggal 8


Desember 2022, tentang Pelimpahan Sebagian Atau Seluruhnya Kekuasaan
Bupati Sintang selaku Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sintang Selaku Pejabat Pengguna
Anggaran/Pengguna Barang Tahun Anggaran 2023.

b. Gambaran Umum
Gambaran Umum dari Program Penataan Bangunan Gedung adalah Pelaksanaan
Pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan
Permukiman tahun anggaran 2023, Ruang Lingkup pekerjaan yang dikerjakan
antara lain : Pekerjaan Pendahuluan, Pekerjaan Struktur Bangunan, Pekerjaan
Non Struktur, Pekerjaan kelengkapan bangunan, Pekerjaan Finishing.

B. MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN

a. Maksud Kegiatan
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, Dinas Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman Kabupaten Sintang bermaksud untuk Melakukan
Pekerjaan Konstruksi Pembangunan Gedung Kantor Dinas Perumahan Rakyat
dan Kawasan Permukiman.
Kegiatan Belanja Modal Bangunan Gedung Kantor pada Pekerjaan
Pembangunan Gedung Kantor Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman ini dimaksudkan untuk memenuhi Program Penataan Bangunan
Gedung.

b. Tujuan Kegiatan

Tujuan Pekerjaan / Pengadaan Pekerjaan Konstruksi adalah sebagai


berikut: untuk Melakukan Pekerjaan Konstruksi Pembangunan Gedung Kantor
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman yang sesuai dengan yang
direncanakan sehingga :
1. Dapat terwujud suatu bangunan yang sesuai dengan yang diharapkan.
2. Terwujudnya Kualitas Program Penataan Bangunan Gedung
3. Meningkatkan Mutu bangunan Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang.
4. Terlaksananya Pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor Dinas Perumahan
Rakyat dan Kawasan Permukiman di lingkungan Dinas Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman Kabupaten Sintang.
C. TARGET/ SASARAN

Pelaksanaan kegiatan ini secara garis besar adalah Sebagai pedoman dalam
melaksanakan pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor Dinas Perumahan Rakyat
dan Kawasan Permukiman agar dapat tercapai konstruksi bangunan yang diinginkan
dan tepat sasaran seperti:
Identifikasi; analisis kondisi eksisting Daerah Serta Kontur Daerah setempat.
Memberikan informasi keberadaan Pembangunan Gedung Kantor Dinas
Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman di Kabupaten Sintang.

D. NAMA UNIT ORGANISASI PENGADAAN BARANG/ JASA KONSTRUKSI

• K/L/D/I : PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG


• SATKER/SKPD : DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN
PERMUKIMAN KABUPATEN SINTANG
• PPK : HENDRIKUS, ST., M.M.

E. SUMBER DANA DAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)

• SUMBER DANA
Sumber dana dari kegiatan ini menggunakan Dana Alokasi Umum ( DAU ) -
APBD Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang Tahun Anggaran 2023.

• HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)


Total Harga Perkiraan Sendiri (HPS) yang diperlukan untuk membiayai pengadaan
pekerjaan konstruksi ini sebesar Rp. 1.440.000.000,- (Satu Milyar Empat
Ratus Empat Puluh Juta Rupiah) dengan rincian Mata Pembayaran Utama
sebagai berikut:
NO. URAIAN PEKERJAAN
A. PEKERJAAN UMUM
B. PEKERJAAN STRUKTUR BANGUNAN
C. PEKERJAAN NON STRUKTUR
E. PEKERJAAN KELENGKAPAN BANGUNAN
F. PEKERJAAN FINISHING
F. RUANG LINGKUP, LOKASI PEKERJAAN, FASILITAS PENUNJANG

1. RUANG LINGKUP.
a. Ruang Lingkup/Batasan lingkup pengadaan Pekerjaan Konstruksi
Pembangunan Gedung Kantor Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman Tahun Anggaran 2023 adalah Pekerjaan Pendahuluan, Pekerjaan
Struktur Bangunan, Pekerjaan Non Struktur, Pekerjaan kelengkapan bangunan,
Pekerjaan Finishing.
b. Lokasi pengadaan Pekerjaan Jasa Konstruksi Pembangunan Gedung Kantor
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman di Kabupaten Sintang
yang akan dilaksanakan yaitu di Jl. Oevang Oeray Desa Baning Kota
Kecamatan Sintang Kabupaten Sintang.

G. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN DAN MASA PEMELIHARAAN


a. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan konstruksi ini adalah :
120 (Seratus Dua Puluh) Hari Kalender terhitung sejak ditanda tanganinya
surat perintah mulai kerja (SPMK) pekerjaan konstruksi.
b. Masa Pemeliharaan Pekerjaan konstruksi ini adalah :
180 (Seratus Delapan Puluh) Hari Kalender , terhitung sejak diterbitkannya
Berita Acara Serah Terima Pertama Pekerjaan (BASTP 1).

H. REFERENSI HUKUM

Adapun Referensi Hukum Menurut syarat dan ketentuan yang berlaku dalam
Pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor Dinas Perumahan Rakyat Dan
Kawasan Permukiman Tahun anggaran 2023 Pada Dinas Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman Kabupaten Sintang :
a. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah, Sebagaimana dirubah pada Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 tanggal 2 Februari 2O2l tentang Perubahan Atas
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 1 Tahun 2022 tanggal 7 Januari 2022 beserta Lampiran-lampirannya
Tentang Pedoman Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat;
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia 14 Tahun 2021 tanggal 2 Februari 2021
Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemertntah Nomor 22 Tahun 2020 Tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa
Konstruksi;
d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia 16 Tahun 2021 tanggal 2 Februari 2021
Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang
Bangunan Gedung;
e. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 tanggal 2 Juni 2021 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Melalui Penyedia;
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor : 10 TAHUN 2021 tanggal 31 Maret 2021 tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi;
g. Surat Edaran Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor : 17/SE/LPJK/2021 Tentang Pedoman Teknis Sertifikasi Badan
Usaha Jasa Konstruksi Melalui Lembaga Sertifikasi Badan Usaha;
h. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor : 22/SE/M/2020 Tentang Persyaratan Pemilihan Dan Evaluasi Dokumen
Penawaran Pengadaan Jasa Konstruksi Sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun 2020 Tentang Standar Dan
Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia;
i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
NOMOR 22/PRT/M/2018 tanggal 15 Oktober 2018 tentang Pembangunan
Bangunan Gedung Negara;
j. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2O21 Tentang
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko;
k. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2O21 Tentang
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Di Daerah;
l. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2O21 Tentang
Kemudahan, Pelindungan, Dan Pemberdayaan Koperasi Dan Usaha Mikro, Kecil,
Dan Menengah;
m. Keputusan Direktur Jenderal Bina Konstruksi Nomor : 12.1/KPTS/Dk/2022 tanggal
02 Februari 2022 Tentang Penetapan Jabatan Kerja Dan Konversi Jabatan Kerja
Eksisting Serta Jenjang Kualifikasi Bidang Jasa Konstruksi.
n. Surat Keputusan Bupati Sintang Nomor : 900/1284/KEP-BPKAD/2022 tanggal 8
Desember 2022, tentang Pelimpahan Sebagian Atau Seluruhnya Kekuasaan Bupati
Sintang selaku Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Sintang Selaku Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna
Barang Tahun Anggaran 2023,
o. Keputusan Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Kabupaten Sintang Nomor : 10/KEP-DPRKP/2023 tanggal 05 Januari 2023,
Tentang Penunjukan Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan, Staf Teknis, Staf Administrasi Dan Tenaga Pendukung Kegiatan Di
Lingkungan Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman Kabupaten
Sintang Tahun Anggaran 2023.
p. Peraturan – Peraturan yang berlaku.

I. METODE PEMILIHAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI


Metode Pemilihan Pengadaan Pekerjaan Konstruksi pada Pekerjaan Pembangunan
Gedung Kantor Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman dilaksanakan
dengan metode Pemilihan : Tender.
J. PERSONEL MANAJERIAL DAN PERALATAN UTAMA

1. PERSONEL MANAJERIAL
Memiliki kemampuan menyediakan personel manajerial yang dibutuhkan untuk
mendukung untuk pelaksanaan pekerjaan ini disesuaikan dengan sertifikat kompetensi
Jasa Konstruksi yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi, sebagai
berikut:
JABATAN
DALAM PENGALAMAN KLASIFIKASI SUB BIDANG
NO. PEKERJAAN KERJA SKT / SERTIFIKAT JUMLAH KETERANGAN
YANG AKAN (TAHUN) KOMPETENSI
DILAKSANAKAN
SKK Pelaksana Tenaga Ahli yang
Lapangan Pekerjaan akan
Gedung Madya (Jenjang 5/ melaksanakan
Kode SIP.0 1.002.5) acuan
1 (Satu) pekerjaan wajib
1. Pelaksana 2 tahun 1. SKKNI 193 - 2021
Orang memiliki
berdasarkan Keputusan
sertifikat
Direktur Jendral Bina
Konstruksi No.
Kompetensi
12.1/KPTS/Dk/2022 Kerja serta wajib
hadir Pada saat
Ahli Muda K3
1 (Satu) Rapat Pra
2. Ahli K3 Konstruksi 3 tahun Konstruksi/Ahli Muda
Orang Penunjukan (Pre
Keselamatan Konstruksi Award Meeting).

Ketentuan yang digunakan untuk tenaga ahli kegiatan tersebut sebagai berikut:

a. Pelaksana
Dipersyaratkan adalah berpengalaman 2 Tahun dibuktikan dengan (Curiculum
Vitae/ Daftar riwayat pekerjaan), Identitas (KTP), Ijazah Berpendidikan min. STM
Teknik Bangunan dan Bukti Sertifikat Kompetensi Kerja (SKTK/SKK) sebagai
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Gedung Madya (Jenjang 5/ Kode SIP.0
1.002.5) acuan SKKNI 193 – 2021 berdasarkan Keputusan Direktur
Jendral Bina Konstruksi No. 12.1/KPTS/Dk/2022.

b. Ahli Muda K3 Konstruksi/Ahli Muda Keselamatan Konstruksi


Dipersyaratkan adalah berpengalaman 3 Tahun dibuktikan dengan (Curiculum
Vitae/ Daftar riwayat pekerjaan), Identitas (KTP), Ijazah Berpendidikan S1 yang
memiliki sertifikat yang diterbitkan oleh unit kerja yang menangani Keselamatan
Konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, yang
diterbitkan oleh lembaga atau instansi yang berwenang Berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan yeng berlaku.
2. PERALATAN UTAMA DAN PERALATAN PENDUKUNG YANG DIGUNAKAN

Peralatan Utama yang di butuhkan dalam pekerjaan ini adalah :


JENIS ALAT KONDISI STATUS KETERANGAN
NO. JUMLAH KAPASITAS
/ TYPE (%) KEPIMILIKAN PERSYARATAN
Concrete -
1. mixer / 1 Unit Min 0.3 M3 Milik / Sewa
Molen

Peralatan Pendukung yang di butuhkan dalam pekerjaan ini adalah :


JENIS ALAT KONDISI STATUS KETERANGAN
NO. JUMLAH KAPASITAS
/ TYPE (%) KEPIMILIKAN PERSYARATAN

Peralatan -
1. Tukang 5 Set - Milik / Sewa
Lengkap
Gerobak -
2. 5 Unit 0,25 M3 Milik / Sewa
Sorong

K. RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI (RKK) PELAKSANAAN PEKERJAAN


KONSTRUKSI

Dalam Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi


Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi harus menyusun dan menyampaikan RKK dengan
beberapa item yang harus dihadapi penyedia jasa konstruksi, yaitu sebagai berikut :

NO URAIAN PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA


1. PEKERJAAN STRUKTUR
BANGUNAN
a. Pekerjaan Kolom Praktis Dan Balok - Tangan dan kaki pekerja beresiko terkena
Latei sisi permukaan besi tulangan yang keras
dan tajam
- Pekerja beresiko terkena iritasi kulit dan
mata di saat pengecoran beton
- Pekerja terkena alat pemotong besi dan
Kayu
- Sisa bahan potongan besi yang berserakan
yang dapat mengganggu dan melukai orang
disekitarnya
- Terjadi insiden berupa pekerja terkena alat
pengaduk beton, Sehingga terjadi luka
ringan dan luka berat
- Terjadi insiden berupa pekerja
terhirup/terkena semen (Iritasi),Sehingga
terjadi luka ringan dan luka berat
2. PEKERJAAN NON STRUKTUR
a. Pekerjaan Pintu, Jendela Dan - Anggota Badan Terkena alat pintu dan
Ventilasi. jendela
b. Pekerjaan Plafond. - Pekerja terjatuh dari ketinggian disaat
c. Pekerjaan Penutup Lantai. pemasangan plafond
d. Pekerjaan Pengecatan. - Pekerja tertimpa matrial plafond disaat
pengerjaan
- Menghirup debu potongan keramik
- Pekerja beresiko terkena sisi keramik yang
tajam
- Menghirup zat kimia dari Cat
- Iritasi mata terkena cipratan Cat
- Sampah kaleng cat yang menjadi sampah
yang dapat mengganggu estetika
lingkungan
3. PEKERJAAN KELENGKAPAN
BANGUNAN
a. Pekerjaan Septicptank. - Pekerja beresiko terkena benda tajam
b. Pekerjaan Sanitasi. pada saat pekerjaan galian tanah
c. Pekerjaan Mekanikal Elektrikal. - Terkena debu potongan pipa
- Pekerja beresiko terkena bahan matrial
kloset di saat pemasangan
- Menghirup bau zat kimia dari lem pipa
- Terkena setrum listrik
- Terjadi arus pendek pada bangunan
- Anggota Badan Terkena Peralatan Finising
4. PEKERJAAN FINISHING
a. Pekerjaan Ornamen Dan Aksesoris. - Pekerja terjatuh dari ketinggian disaat
pemasangan ACP
- Pekerja tertimpa matrial ACP disaat
pengerjaan

Ketentuan mengenai penerapan SMKK :


1) Penerapan SMKK dilaksanakan berdasarkan tugas, tanggung jawab, dan wewenang
sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan
Rakyat Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi;
2) Penerapan SMKK harus memenuhi Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan
Keberlanjutan.
3) Pemenuhan Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan
sebagaimana dimaksud dengan menjamin:
➢ keselamatan keteknikan Konstruksi;
➢ keselamatan dan kesehatan kerja;
➢ keselamatan publik; dan
➢ keselamatan lingkungan.
4) Sasaran atau objek keselamatan sebagaimana dimaksud terdiri atas:
➢ bangunan dan/atau aset konstruksi; dan/atau
➢ peralatan dan material;
➢ pemilik atau pemberi pekerjaan;
➢ tenaga kerja konstruksi;
➢ pemasok, tamu, dan Subpenyedia Jasa;
➢ lingkungan kerja;
➢ lingkungan terdampak proyek;
➢ lingkungan alam;
➢ lingkungan terbangun.
5) Penyiapan dokumen RKK, RKPPL,RMLLP,RMPK;
6) Sosialisasi, promosi dan pelatihan;
7) Menyediakan dan mewajibkan seluruh pekerja menggunakan Alat Pelindung Kerja
(APK) dan alat pelindung diri (APD);
8) Asuransi dan perizinan;
9) Personel Keselamatan Konstruksi;
10) Menyediakan Fasilitas sarana, prasarana, dan alat kesehatan sebagai upaya
pertolongan pertama pada kecelakaan;
11) Menyediakan Rambu dan Perlengkapan lalu lintas yang diperlukan atau manajemen
lalu lintas;
12) Konsultasi dengan Ahli terkait Keselamatan Konstruksi;
13) Menyediakan Kegiatan dan peralatan terkait Pengendalian Risiko Keselamatan
Konstruksi;
14) Dan memperhatikan serta melaksanakan semua ketentuan dalam Peraturan yang
berhubungan dengan SMKK.

L. ELEMEN PERENCANAAN KESELAMATAN KONSTRUKSI

L.1 Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Penentuan Pengendalian Risiko, dan Peluang (IBPRP)
IBPRP memuat hal-hal terkait pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang dibuat oleh
Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi dan disetujui oleh Kepala Pelaksana
Pekerjaan Konstruksi. Tahapan aktivitas dalam IBPRP sesuai dengan pekerjaan rutin
(sesuai dengan Work Breakdown Structure) dan pekerjaan non-rutin (pekerjaan yang
tidak terdapat pada Work Breakdown Structure).
Uraian pekerjaan dalam IBPRP diintegrasikan dengan jadwal dan tahapan pekerjaan
sebagaimana dalam dokumen RMPK.
Tabel 2-2 Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Penentuan Pengendalian Risiko, dan
Peluang (IBPRP)

DESKRIPSI RISIKO PENILAIAN TINGKAT RESIKO PENGENDALIAN PENILAIAN SISA RISIKO


RESIKO AWAL
NILA TINGK KEM TINGK
IDENTIFIKASI RESIKO PERUND KEMU KEPA 1. Eliminasi KEPA PENGE
I AT UNG NILAI AT
1. Pekerja 1. Pekerja ANGAN NGKIN RAH 2. Subtitusi RAH NDALI KETER
RESI RESIK KINA RISIKO RISIK
NO 2. Peralatan 2. Peralatan ATAU AN AN 3. Rekayasa Teknik AN AN ANGA
URAIAN PEKERJAAN KO O N O
3. Material 3. Material 4. Administrasi LANJU N
TAN
4. Lingkungan / 4. Lingkungan
(F) (A) (FXA) (TR) 5. APD (F) (A) (F X A) (TR)
Publik / Publik
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 PEKERJAAN STRUKTUR BANGUNAN
a. Pekerjaan Kolom Praktis Dan Balok Latei -Tangan dan kaki
pekerja beresiko
terkena sisi
permukaan besi
tulangan yang keras
dan tajam.
- Pekerja beresiko
terkena iritasi kulit
dan mata di saat
pengecoran beton.
- Pekerja terkena alat
pemotong besi dan
Kayu.
- Sisa bahan
potongan besi yang
berserakan yang
dapat mengganggu
dan melukai orang
disekitarnya.
- Terjadi insiden
berupa pekerja
terkena alat
pengaduk beton,
Sehingga terjadi
luka ringan dan luka
berat.
- Terjadi insiden
berupa pekerja
terhirup/terkena
semen
(Iritasi),Sehingga
terjadi luka ringan
dan luka berat.
2 PEKERJAAN NON STRUKTUR
a. Pekerjaan Pintu, Jendela Dan Ventilasi. - Anggota Badan
Terkena alat pintu
dan jendela.
b. Pekerjaan Plafond. - Pekerja terjatuh
dari ketinggian
disaat pemasangan
plafond.
c. Pekerjaan Penutup Lantai. - Pekerja tertimpa
matrial plafond
disaat pengerjaan.
d. Pekerjaan Pengecatan. - Menghirup debu
potongan keramik.
- Pekerja beresiko
terkena sisi keramik
yang tajam.

- Menghirup zat
kimia dari Cat.
- Iritasi mata terkena
cipratan Cat.

- Sampah kaleng cat


yang menjadi
sampah yang dapat
mengganggu
estetika lingkungan.

3 PEKERJAAN KELENGKAPAN BANGUNAN


a. Pekerjaan Septicptank. - Pekerja beresiko
terkena benda
tajam pada saat
pekerjaan galian
tanah.
b. Pekerjaan Sanitasi. - Terkena debu
potongan pipa.
c. Pekerjaan Mekanikal Elektrikal. - Pekerja beresiko
terkena bahan
matrial kloset di
saat pemasangan.
- Menghirup bau zat
kimia dari lem pipa.
- Terkena setrum
listrik.
- Terjadi arus pendek
pada bangunan.
- Anggota Badan
Terkena Peralatan
Finising.

4 PEKERJAAN FINISHING
a. Pekerjaan Ornamen Dan Aksesoris. - pekerja terjatuh
dari ketinggian
disaat pemasangan
ACP.
- Pekerja tertimpa
matrial ACP disaat
pengerjaan.

L.2 rencana tindakan keteknikan, manajemen, dan tenaga kerja yang tertuang dalam sasaran
dan program; dan
L.3 pemenuhan standar dan peraturan perundangan-undangan Keselamatan Konstruksi.

M. KELUARAN/ PRODUK YANG DIHASILKAN.

Keluaran yang diharapkan dari kegiatan Perencanaan, Pembangunan,


Pengawasan, Dan Pemanfaatan Bangunan Gedung Daerah Kabupaten/Kota Pada Paket
Pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan
Permukiman adalah : Terlaksananya Belanja Modal Bangunan Gedung Kantor, yang
sesuai Program Kegiatan Pemerintah yaitu Program Penataan Bangunan Gedung.

N. PERSYARATAN KUALIFIKASI PEKERJAAN

1. Peserta yang berbadan usaha harus memiliki perizinan berusaha di bidang Jasa
Konstruksi :
a. Memiliki Perizinan Berusaha Berbasis Risiko (Sertifikat Standar),
b. Peserta yang berbadan usaha harus memiliki perizinan berusaha di bidang
Jasa Konstruksi : Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) atau Izin Usaha Online
Single Submission Risk Based Approach (OSS RBA) yaitu Nomor Induk
Berusaha (NIB) dan Sertifikat Standar dengan KBLI 41012 – Konstruksi
Gedung Perkantoran.
c. Memiliki Perizinan Berusaha Untuk Menunjang Kegiatan Usaha Sertifikat
Badan Usaha (SBU) Konstruksi dengan Kualifikasi Usaha : Kecil, serta
disyaratkan sub bidang klasifikasi/layanan : Konstruksi Gedung
Perkantoran Kode Sub Klasifikasi: BG002 Kode KBLI 2020 : 41012.
d. Memiliki Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Nomor Induk Berusaha (NIB).
2. Memperhitungkan Sisa Kemampuan Paket (SKP), dengan ketentuan :
SKP = KP – P, dimana
KP adalah nilai Kemampuan Paket, dengan ketentuan :
a. untuk Usaha Kecil, nilai Kemampuan Paket (KP) ditentukan sebanyak 5 (lima)
paket pekerjaan.
b. P adalah Paket pekerjaan konstruksi yang sedang dikerjakan.
c. N adalah jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat ditangani pada saat
bersamaan selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir.
3. Memiliki pengalaman paling kurang 1 (satu) Pekerjaan Konstruksi dalam kurun
waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah atau swasta
termasuk pengalaman subkontrak.
4. Untuk kualifikasi Usaha Kecil yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun :
a. Dalam hal Penyedia belum memiliki pengalaman, dikecualikan dari ketentuan
point 4 untuk pengadaan dengan nilai paket sampai dengan paling banyak
Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah);
b. Harus mempunyai 1 (satu) pengalaman pada bidang yang sama, untuk
pengadaan dengan nilai paket pekerjaan paling sedikit di atas
Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling
banyak Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah).
5. Memiliki NPWP, dengan status keterangan Wajib Pajak berdasarkan hasil
Konfirmasi Status Wajib Pajak (KSWP) valid dan mengunggah bukti tangkapan
layar status Valid keterangan Wajib Pajak berdasarkan hasil Konfirmasi Status
Wajib Pajak yang diperoleh melalui situs web resmi pemerintah yang membidangi
perpajakan atau surat Keterangan Wajib Pajak dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
diunggah (upload) pada fasilitas persyaratan kualifikasi lainnya;
6. Memiliki akta pendirian perusahaan dan akta perubahan perusahaan (apabila ada
perubahan) dengan KBLI 2017 atau KBLI 2020.
7. Memiliki bukti surat dukungan Bahan/Material Alumunium Composite Panel (ACP)
dengan Merk Seven/Setara dari Supplier ke kontraktor Pelaksana dengan
kesangupan penyedian dalam waktu 60 (enam Puluh) hari dan garansi material
selama 10 tahun;
8. Persyaratn Dokumen Teknis :
a. Persyaratan Pemilihan :
1) Daftar Personil Manajerial.
Memiliki kemampuan menyediakan personel manajerial untuk pelaksanaan
pekerjaan beserta daftar riwayat pengalaman kerja atau referensi kerja
dari pengguna jasa.
2) Daftar Peralatan Utama.
Memiliki kemampuan menyediakan peralatan utama untuk pelaksanaan
pekerjaan.
3) Tanggapan Identifikasi Bahaya RK3K.
Menyampaikan pakta komitmen dan penjelasan manajemen resiko serta
penjelasan manajemen resiko serta penjelasan rencana tindakan sesuai
tabel jenis pekerjaan dan identifikasi bahaya yang di jabarkan.
4) Daftar Pekerjaan yang di subkontrakkan.
5) Formulir TKDN.
b. Persyaratan dalam Berkontrak :

1) Menyerahkan Jaminan Pelaksanaan paling lambat 14 Hari Setelah


terbitnya SPPBJ, dengan ketentuan Jaminan Pelaksanaan untuk nilai
penawaran terkoreksi antara 80% (delapan puluh persen) sampai dengan
100% (seratus persen) dari nilai HPS, ditentukan sebesar 5% (lima persen)
dari nilai kontrak.
Jaminan Pelaksanaan untuk nilai penawaran terkoreksi dibawah 80%
(delapan puluh persen) dari nilai HPS, ditentukan sebesar 5% dari nilai
total HPS.
2) Memiliki Sertifikat BPJS Ketenaga Kerjaan dengan telah melunasi iuran
sampai dengan bulan terakhir tanggal rencana kontrak.
3) Jadwal Penggunaan Bahan (Material Schedule) menggambarkan jenis,
Volume dan Waktu Penggunaan Bahan serta konsistensi antara analisa
harga satuan dengan time schedule,
4) Jadwal Penempatan Tenaga Kerja (Man power schedule) menggambarkan
penempatan jenis, jumlah dan waktu setiap tenaga kerja serta konsistensi
antara Analisa harga satuan dan schedule,
5) Jadwal Waktu Pelaksanaan (Time Schedule) dibuat tidak melebihi jangka
waktu yang ditetapkan,
6) Saat Pra Penandatanganan Kontrak, Personil Manajerial yang ditawarkan
harus dihadirkan dan diwajibkan membuat surat pernyataan siap di
tempatkan di lokasi pekerjaan sampai dengan selesai pekerjaan serta
ditandatangani dan diketahui oleh Direktur dan Pejabat Pembuat
Komitmen.
7) Menyediakan Peralatan sesuai dengan analisa dan metode pelaksanaan
masing-masing item pekerjaan dengan jenis dan jumlah serta kapasitas
peralatan minimal yang telah ditentukan.

O. LAPORAN PEKERJAAN.
a. Penyedia Jasa pelaksana konstruksi melaporkan pelaksanaan Rencana Keselamatan
Konstruksi (RKK),
b. Penyedia Jasa pelaksana konstruksi membuat Laporan Kemajuan Fisik Pekerjaan
berupa laporan :
➢ harian;
➢ mingguan;
➢ bulanan;
➢ akhir;
➢ As build Drawing (ABD).
c. Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (b) dilengkapi dengan dokumentasi foto
dan/atau audio visual. Photo tersebut divisualisasikan sesuai dengan progress
pekerjaan dilapangan mulai dari tahapan 0%, 50% dan tahapan pekerjaan 100%
pada titik pengambilan photo yang sama.
P. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN KONSTRUKSI.
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Konstruksi Meliputi :
a. Ketentuan Penggunaan bahan/material yang diperlukan Menggunakan :
✓ Produk dalam Negeri,
✓ Produk Bersertifikat SNI,
✓ produk usaha mikro dan kecil serta koperasi dari hasil produksi dalam negeri,
✓ produk ramah lingkungan hidup.
b. Ketentuan Penggunaan peralatan yang diperlukan;
c. Ketentuan Penggunaan tenaga kerja;
d. Metode Kerja/Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan;
e. Ketentuan Gambar kerja harus lengkap dan jelas;
f. Ketentuan pembuatan laporan dan dokumentasi;
g. Ketentuan mengenai penerapan Sistem manajemen K3 Konstruksi (Keselamatan
dan Kesehatan Kerja);
h. Pada Saat Serah Terima Pertama Pekerjaan yaitu penyerahan pekerjaan yang telah
selesai 100% (seratus perseratus) dari Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi kepada
Pengguna Jasa dalam kondisi dan standar sebagaimana disyaratkan dalam kontrak
termasuk addendum kontrak (jika ada), memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
➢ Pengujian Akhir Pekerjaan (Test on Completion)
➢ Pelaksana Wajib Melampirkan laporan Uji Mutu dibuat oleh pengendali mutu;
➢ Pelaksana Wajib Melampirkan design mix formula dan job mix formula;
➢ Pelaksana Wajib Melampirkan uji mutu material;
➢ Pelaksana Wajib Menyiapkan foto-foto pelaksanaan (sebelum pelaksanaan (0%),
saat pelaksanaan (50%) dan 100% selesai terlaksana);
➢ Pelaksana Wajib Menyiapkan Invoice / Nota Pembelian Pengadaan Barang;
➢ gambar terlaksana (as-built drawing);
➢ Dll yang diperlukan.

Q. DESAIN DAN GAMBAR KERJA (Terlampir).

R. ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN (AHSP) (Terlampir).

S. RINCIAN BIAYA PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN


KONSTRUKSI (SMKK) (Terlampir).

T. PENUTUP.
Dengan disampaikannya Spesifikasi Teknis ini, diharapkan Kontraktor Pelaksana dapat
memahami dan untuk selanjutnya dapat menginterpretasikan dan mendefinisikan tugas
yang diberikan secara benar, sehingga dapat memberikan hasil pekerjaan yang sesuai
spesifikasi dan ketentuan yang berlaku.
Demikian Spesifikasi Teknis ini dibuat sebagai pedoman bagi Kontraktor Pelaksana untuk
melaksanakan kegiatan di lapangan, dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Sintang, Mei 2023

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)


KEGIATAN PERENCANAAN, PEMBANGUNAN,
PENGAWASAN, DAN PEMANFAATAN BANGUNAN
GEDUNG DAERAH KABUPATEN/KOTA

HENDRIKUS, ST., M.M.


NIP. 19770101 200312 1 009
SPESIFIKASI TEKNIS

A. URAIAN PEKERJAAN
A.1. Keterangan Umum.
a. Pekerjaan yang dilaksanakan : Pembangunan Gedung Kantor Dinas Perumahan
Rakyat Dan Kawasan Permukiman,
b. Lokasi Pekerjaan : Jl. Y. C. Oevang Oeray Desa Baning Kota Kec. Sintang
Kabupaten Sintang.
A.2. Pekerjaan yang akan dilaksanakan :
Sesuai dengan BQ ( Bill of Quantity) yang ditenderkan terlampir
A.3. Pada akhir kerja, Penyedia Jasa Pelaksana Pekerjaan / Kontraktoran diharuskan
membersihkan sisa bahan dari segala kotoran akibat kegiatan pembangunan,
termasuk sisa-sisa material bangunan serta gundukan tanah, bekas tanah dan lain
sebagainya.
A.4. Menyediakan Direksi Keet yang berupa Ruang Rapat dengan kapasitas 20 orang, ruang
kerja Penyedia Jasa Pejabat Pembuat Komitmen dan Los Kerja untuk menyimpan
bahan-bahan bangunan yang akan digunakan.
A.5. Dalam melaksanakan pekerjaan tersebut di atas termasuk juga mendatangkan bahan-
bahan bangunan dan peralatan dalam jumlah yang cukup untuk pelaksanaan
pekerjaan.

B. URAIAN SPESIFIKASI TEKNIS


B.1. Spesifikasi Umum.
a. Penyedia Jasa konstruksi diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh
Gambar Kerja serta Uraian Pekerjaan dan Persyaratan Pelaksanaan Teknis, seperti
yang akan diuraikan dalam Buku ini.
b. Apabila terdapat ketidakjelasan, perbedaan-perbedaan dan / atau
kesimpangsiuran informasi dalam pelaksanaan, Penyedia Jasa konstruksi
diwajibkan mengadakan pertemuan dengan Direksi / Konsultan Pengawas untuk
mendapat, kejelasan pelaksanaan.

B.2. Spesifikasi Bahan Bangunan Konstruksi dan Peralatan.


Syarat bahan/material bangunan konstruksi dan Peralatan yang dipergunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini yaitu dengan merek dan Standar antara lain :

A. PEKERJAAN PENDAHULUAN

a. Papan Nama Proyek

Spesifikasi bahan/material Bangunan Konstruksi dan Peralatan :


NAMA BARANG / KETERANGAN
NO. MERK / TYPE SNI
MATERIAL / ALAT
SNI 03-3527-
1 Multiplek tebal 6 mm standar
1994
Tiang kayu 5/7 (II), T= 3 SNI 03-3527-
2
m' 1994
Banner plastik 0,6 x 0,8
3
m2
Paku campuran 5
4 standar
cm+7cm

B. PEKERJAAN STRUKTUR BANGUNAN

PEKERJAAN KOLOM PRAKTIS DAN BALOK LATEI :


a. Kolom Praktis LT.Dasar 10 x 10
b. Balok 10/10 Lantai Dasar
c. Pekerjaan Cor Beton Ram dan Pijakan Tangga
d. Pekerjaan Tiang Depan
e. Pekerjaan Plesteran Tangga
f. Pekerjaan Melubangi Atap Cor Dak Untuk Pipa Air Hujan

Spesifikasi bahan/material Bangunan Konstruksi dan Peralatan :


NAMA BARANG /
NO. MATERIAL / MERK / TYPE SNI KETERANGAN
ALAT
Besi Beton Φ 10 SNI-2847-
1 Polos / Ulir
mm 2001980
Besi Beton Φ 8 - SNI-2847-
2 Polos / Ulir
150 mm 2001980
SNI-2847-
3 Kawat tali beton
2001980
Papan Kayu kelas SNI 03-
4
III 3527-1994
Paku 5 cm – 12
5 Standar
cm
6 Minyak bekisting
Balok kayu kelas II SNI 03-
7
3527-1994
Plywood tebal 9
8 SNI
mm
Dolken Kayu
SNI 03-
9 8/10cm Panjang
3527-1994
4m
PC / Portland Tiga
10
cement Roda/Gresik/Dinamix
11 PB / Pasir beton Pasir beton
12 Kerikil Batu Pecah 1/2 cm
13 Air
Molen kapasitas
14
0,35m3
SNI 03-
15 Kayu kelas III
3527-1994
16 Pasir Urug/Kotor
Paku 5 cm – 10
17 Standar
cm

C. PEKERJAAN NON STRUKTUR

a. PEKERJAAN PINTU, JENDELA DAN VENTILASI


Spesifikasi bahan/material Bangunan Konstruksi dan Peralatan :
NAMA BARANG /
NO. MERK / TYPE SNI KETERANGAN
MATERIAL / ALAT
1 Profil aluminium 3 inch Standar
2 Skrup fixer Standar
3 Sealant Standar
4 Pintu aluminium Standar
5 Profil kaca Standar
6 Kaca tebal 5 mm asahimas
7 Silicone Sealant 300 ml Standar
8 Engsel pintu Standar
9 Door closer Standar
10 Kunci tanam biasa Standar
11 Pemasangan stiker Standar
sanblas pintu kaca
12 Handle Pintu Kaca Standar

b. PEKERJAAN PLAFOND
Spesifikasi bahan/material Bangunan Konstruksi dan Peralatan :
NAMA BARANG /
NO. MERK / TYPE SNI KETERANGAN
MATERIAL / ALAT
1 Rangka metal hollow
40.40 dan 20.40
2 Assesoris (perkuatan,
las dll)
3 Sewa Skapolding
4 Papan Gipsum 120x240 Elephant SNI
cmx9mm
5 Paku sekrup Sekrup Gypsum SNI
6 Papan GRC 120x240 GRC Board SNI
cmx4mm
c. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI
Spesifikasi bahan/material Bangunan Konstruksi dan Peralatan :
NAMA
BARANG /
NO. MERK / TYPE SNI KETERANGAN
MATERIAL /
ALAT
1 Keramik 60x60 CERANOSA SNI
cm (Interior)
(Antigores)
2 Keramik 60x60 ARNA SNI
(Eksterior)
3 Ubin Keramik Roman/ Ikad SNI
Lantai Toilet
Uk. 20 x 20 cm
(Kesat)
4 Keramik Roman/ Ikad SNI
Dinding Toilet
Uk. 20 x 20 cm
5 Keramik 30x60 Roman/ Ikad SNI
cm
6 Semen Tiga - SNI 15 0302
Portland Roda/Gresik/Dinamix 2004 (Semen
Portland
Pozzalan/PCC)
- SNI 15 7064
2004 (Semen
Portland
Komposit/PCC)
7 Semen Warna Oker
8 Pasir Pasir Pasang / Merah

d. PEKERJAAN PENGECATAN
Spesifikasi bahan/material Bangunan Konstruksi dan Peralatan :
NAMA BARANG
NO. / MATERIAL / MERK / TYPE SNI KETERANGAN
ALAT
1 Plamur Semen Putih Merk Kingkong
atau A plus
2 Cat dasar Cat Tembok Merk Vinilex;
Catylac
3 Cat Penutup Dulux/Mowilex/nippon/propan
4 Cat Penutup Dulux/Mowilex/nippon/propan
(exterior )
D. PEKERJAAN KELENGKAPAN BANGUNAN

a. PEKERJAAN SEPTICPTANK
Spesifikasi bahan/material Bangunan Konstruksi dan Peralatan :
NAMA BARANG /
NO. MERK / TYPE SNI KETERANGAN
MATERIAL / ALAT
1 Septic Tank Bio BS 18 2000 Liter
2 Kelengkapan Dan
Instalasi Bio
Septiktank
SNI-2847-
3 Besi Beton Polos / Ulir
2001980
SNI-2847-
4 Kawat tali beton
2001980
SNI 03-
5 Papan Kayu kelas III 3527-
1994
6 Paku 5 cm – 10 cm Standar
7 Minyak bekisting
PC / Portland Tiga
8
cement Roda/Gresik/Dinamix
9 PB / Pasir beton Pasir beton
10 Kerikil Batu Pecah 1/2 cm
11 Air
Molen kapasitas
12
0,35m3

b. PEKERJAAN SANITASI
Spesifikasi bahan/material Bangunan Konstruksi dan Peralatan :
NAMA BARANG /
NO. MERK / TYPE SNI KETERANGAN
MATERIAL / ALAT
1 Pengadaan Sumur Bor Standar
Lengkap dengan
Aksesoris
2 Pipa PVC diameter AW
3/4”
3 Perlengkapan
4 Kran air Ø 3/4 " Standar
Bahan Stainlestil
5 Sealtape Standar
6 Kran air Wastafel Standar
Stainlestil
7 Wastafel Keramik American Standar
8 Semen Portland Tiga
Roda/Gresik/Dinamix
9 Pasir pasang
10 Bak Sudut fiber Standar
11 Tangki Penguin TB 200
Air/Penguin/Tandone
TB 200
12 Stop Kran PVC Ø 3/4 Standar
13 Kloset duduk Toto, American
Standar
14 Perlengkapan Kloset Standar
duduk
15 Kloset Jongkok American Standar
16 Perlengkapan Kloset Standar
Jongkok
17 Pipa PVC diameter 4” AW
18 Pipa PVC 2” AW
19 Floor drain Stainless Standar

c. PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL


Spesifikasi bahan/material Bangunan Konstruksi dan Peralatan :
NAMA BARANG /
NO. MERK / TYPE SNI KETERANGAN
MATERIAL / ALAT
1 Kabel NYY 4x10 mm2 Prima
2 Lampu LED PLAT Bulat Philips Garansi
18 Watt
3 Isolasi kecil standar
4 Alat bantu standar
5 Lampu LED Plate Bulat 8 Philips Garansi
Wat
6 Kabel NYY 3 x 2,5 mm2 Prima
7 MCB 6 Amper standar
8 Box Panel MCB standar
9 Kawat Arde/Grounding standar
BC50
10 Jarum penangkal petir 1 standar
INC
11 pemasangan KWh 23000 standar
Lengkap
E. PEKERJAAN FINISHING

a. PEKERJAAN SEPTICPTANK
Spesifikasi bahan/material Bangunan Konstruksi dan Peralatan :
NAMA BARANG /
NO. MERK / TYPE SNI KETERANGAN
MATERIAL / ALAT
1 Pelapisan Kedap Air Aquaproof
2 Railling tangga Besi Stainlees steel
bahan Stainlees steel
Dengan Rangka
Utama 4/6 dan
Rangka Bagi 4/4
dengan Ketebalan 2
mm
Alumunium
3 Seven/Setara
Composite
Hollow Besi Galvanis Standar
4
4x4
Braket Siku / Spigot/ Standar
5
Stiffener
6 Paku Skrup Beton Standar
7 Paku skrup Standar
8 Sealant Standar
9 Sewa Sca Folding' Standar
10 Alat Bantu Lainnya Standar
Ornamen Logo
Alumunium /
Bahan Alumunium
11 Alumunium Paint
Dicat dengan
(Avian)
lambang perkim
Pembuatan Plank
12 Stainlees steel Penuh
Nama Stainlees steel
13 Pintu Folding gate Standar

2.3. Syarat Bahan


a. Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus dalam keadaan baik
tidak cacat, sesuai dengan spesifikasinya yang diminta dan bebas dari noda
lainnya yang dapat mengganggu kualitas maupun penampilan.
b. Untuk pekerjaan khusus/tertentu, selain harus mengikuti standard yang
dipergunakan juga harus mengikuti persyaratan Pabrik yang bersangkutan
2.4. Merk Pembuatan Bahan
a. Semua merk pembuatan atau merk dagang dalam uraian pekerjaan & persyaratan
Pelaksanaan teknis ini dimaksudkan sebagai dasar perbandingan kualitas dan
tidak diartikan sebagai suatu yang mengikat, kecuali bila ditentukan lain.
b. Bahan/material dan komponen jadi yang dipasang/dipakai harus sesuai dengan
yang tercantum dalam Gambar, memenuhi standard spesifikasi bahan tersebut.
c. Dalam pelaksanaanya, setiap bahan/material dan komponen jadi keluaran pabrik
harus di bawah pengawasan / supervisi Tenaga Ahli yang ditunjuk.
d. Direksi / Konsultan Pengawas berhak menunjuk Tenaga Ahli yang ditunjuk Pabrik
dan/atau Supplier yang bersangkutan tersebut sebagai pelaksana
e. Diisyaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagang yang diperkenankan
untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam pekerjaan ini, kecuali ada
ketentuan lain yang disetujui Direksi / Konsultan Pengawas.
f. Semua bahan sebelum dipasang harus disetujui secara tertulis oleh Direksi /
Konsultan Pengawas / Perencana
g. Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Direksi / Konsultan
Pengawas / Perencana sebanyak empat buah dari satu bahan yang ditentukan
untuk menetapkan standard of appearence.
h. Paling lambat waktu penyerahan contoh bahan adalah dua minggu setelah SPMK
turun

2.5. Contoh Bahan/Material & Komponen Jadi


a. Untuk detail-detail hubungan tertentu, Penyedia Jasa konstruksi diwajibkan
membuat komponen jadi (mock up) yang harus diperlihatkan kepada Direksi /
Konsultan Pengawas / Perencana untuk mendapat persetujuan.
b. Semua bahan (tanpa terkecuali) untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji sesuai
dengan standard yang berlaku.

2.6. Koordinasi Pelaksanaan.


a. Penunjukan Supplier dan/atau Sub Penyedia Jasa konstruksi harus mendapatkan
persetujuan dari Direksi / Konsultan Pengawas
b. Penyedia Jasa konstruksi wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan atas
petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas / Perencana dengan Penyedia Jasa
konstruksi bawahan atau Supplier bahan
c. Supplier wajib hadir mendampingi Direksi / Konsultan Pengawas / Perencana di
lapangan untuk pekerjaan tertentu atau khusus sesuai instruksi Pabrik

2.7. Persyaratan Pekerjaan


a. Penyedia Jasa konstruksi wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan
mengikuti petunjuk dan syarat pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian
bahan bangunan yang dipergunakan sesuai dengan uraian Pekerjaan &
Persyaratan Pelaksanaan Teknis dan / atau khusus sesuai intruksi Pabrik
b. Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan di Lapangan, Penyedia Jasa konstruksi
wajib memperhatikan dan melakukan koordinasi kerja terkait pekerjaan lain
antara lain pekerjaan Struktur, Arsitektur, Mekanikal, Elektrikal, Plumbing /
Sanitasi dan mendapat ijin tertulis dari Direksi.

3. PENEMPATAN MATERIAL DILOKASI PEKERJAAN


Penempatan material/bahan bangunan pada pekerjaan ini ditempatkan atas petunjuk
oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dan Konsultan Pengawas.
4. SARANA KERJA
a. Penyedia Jasa konstruksi wajib memasukkan identitas, nama, jabatan, keahlian
masing-masing anggota kelompok kerja pelaksana dan inventarisasi peralatan
yang dipergunakan dalam pekerjaan ini
b. Penyedia Jasa konstruksi wajib memasukkan identifikasi tempat kerja (workshop
dan peralatan yang dimiliki dimana pekerjaan Penyedia Jasa konstruksi akan
dilaksanakan serta jadwal kerja
c. Penyediaan tempat penyimpanan bahan/material di lapangan harus aman dari
segala kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat mengganggu pekerjaan lain
yang sedang berjalan serta memenuhi persyaratan penyimpanan bahan tersebut.

5. PEKERJAAN YANG HARUS DILAKSANAKAN


5.1. Menurut Dokumen Pengadaan Barang/Jasa antara lain :
a. Spesifikasi Teknis
b. Gambar Kerja/Gambar Rencana (Bestek)
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwiizing)
d. Perubahan-perubahan dalam pelaksanaan (bila ada).
Yang telah disyahkan oleh Pejabat Pejabat Pembuat Komitmen dan instansi yang
berwenang terkait.
5.2. Menurut syarat dan ketentuan sebagai berikut :
a. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah, Sebagaimana dirubah pada Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 tanggal 2 Februari 2O2l tentang Perubahan Atas
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 1 Tahun 2022 tanggal 7 Januari 2022 Tentang Pedoman Penyusunan
Perkiraan Biaya Pekerjaan Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum Dan Perumahan
Rakyat;
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia 14 Tahun 2O21 tanggal 2 Februari 2021
Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemertntah Nomor 22 Tahun 2O2O Tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa
Konstruksi;
d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia 16 Tahun 2O21 tanggal 2 Februari 2021
Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang
Bangunan Gedung;
e. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 tanggal 2 Juni 2021 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Melalui Penyedia;
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor : 10 TAHUN 2021 tanggal 31 Maret 2021 tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi;
g. Surat Edaran Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor : 17/SE/LPJK/2021 Tentang Pedoman Teknis Sertifikasi Badan
Usaha Jasa Konstruksi Melalui Lembaga Sertifikasi Badan Usaha;
h. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor : 22/SE/M/2020 Tentang Persyaratan Pemilihan Dan Evaluasi Dokumen
Penawaran Pengadaan Jasa Konstruksi Sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Dan Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun 2020 Tentang Standar Dan Pedoman
Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia;
i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
NOMOR 22/PRT/M/2018 tanggal 15 Oktober 2018 tentang Pembangunan
Bangunan Gedung Negara;
a. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2O21 Tentang
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko;
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2O21 Tentang
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Di Daerah;
j. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2O21 Tentang
Kemudahan, Pelindungan, Dan Pemberdayaan Koperasi Dan Usaha Mikro, Kecil,
Dan Menengah;
k. Algement Voorwarden AV 1941 Persyaratan Pembangunan di Indonesia yang
disyahkan oleh Pemerintah. (Khususnya pasal-pasal yang masih berlaku/relevan);
l. Paraturan dan Persayaratan Standar Konstruksi dan Bangunan :
1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2) Tata cara Perencanaan Pembebanan untuk rumah dan gedung SNI 1727–
1989-F;
3) Tata cara Pelaksanaan Mendirikan Bangunan Gedung SNI 1728-1989-F;
4) Tata cara Perencanaan Beton Bertulang dan Struktur Dinding Bertulang untuk
rumah dan gedung SNI 1734-1989-F;
5) Spesifikasi Bahan Bangunan SK SNIS-04-1989-F, SK SNIS-05-1989-Fdan SK
SNIS-06-1989-F;
6) Tata cara pengecatan kayu SK SNI T-11-1990 F;
7) Tata cara pengecatan dinding tembok SK SNI T-11-1990 F;
8) Peraturan Umum Instalasi Listrik ( PUIL ) tahun 1977 yang diterbitkan oleh
Yayasan Normalisasi Indonesia;
9) Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) Tahun 1961 yang diterbitkan
oleh Yayasan Normalisasi Indonesia
10) PUPI (Peraturan Umum Pembebanan Indonesia) tahun 1987.
11) Persyaratan Umum Bahan Bangunan Di Indonesia (PUB I – 1982)
12) SNI Nomor : 03-1726-1984 tentang Pedoman Perencanaan Tahan Gempa
untuk Rumah dan Gedung.
13) SNI Nomor : 03-1734-1989 tentang : Pedoman Perencanaan Beton Bertulang
dan Struktur Dinding Bertulang untuk Rumah dan Gedung.
14) SNI Nomor : 03-1736-1989 tentang : Tata Cara Perencanaan Struktur
bangunan untuk penanggulangan bahaya kebakaran.
15) SNI Nomor : 03-2834-1992 tentang: Tata cara pembuatan rencana
Campuran Beton Normal.
16) SNI Nomor : 03-1710-1989 tentang Perencanaan Pembebanan untuk rumah
dan Gedung.
17) SNI Nomor : 03-2847-1992 tentang : Perhitungan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung.
18) SNI Nomor : 03-3527-1994 tentang : Mutu Kayu bangunan.
19) SNI Nomor : 03 – 6481 - 2000 tentang : Sistem plambing 2000.
20) SNI Nomor : 04-0225-2000 tentang : Persyaratan Umum Instalasi Listrik
2000.
21) SNI Nomor : 03 – 2847 - 2002 tentang : Tata Cara Perhitungan Struktur
Beton Untuk Bangunan Gedung.
22) SNI Nomor : 7974;2013 tentang : Spesifikasi air pencampuran yang
digunakan dalam produksi beton semen hidraulis
23) SNI Nomor : 2052;2017 tentang : baja tulangan beton.
24) Keputusan Menteri PU Nomor : 468/KPTS/1998 tanggal 1 Maret 1998
tentang: Persyaratan Teknis Aksesbilitas pada Bangunan Umum dan
Lingkungan.
25) Keputusan Menteri PU Nomor : 10/KPTS/2000 tentang: Ketentuan Teknis
Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan
Lingkungannya.
26) Keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah Nomor:
45/PRT/M/2007 tanggal 20 Desember 2007 Tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
27) Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan dari produksi dalam negeri
sesuai dengan keputusan bersama menteri Perdagangan dan Koperasi,
Menteri Perindustrian dan Menpan :
Nomor : 472/Kab/XII/1980
Nomor : 813/MENPAN/1980
Nomor : 064/MENPAN/XII/1980
Tanggal : 23 desember 1980
m. Menurut peraturan setempat yang berhubungan dengan penyelenggaraan
pembangunan dari instansi yang berwenang.
n. Pada prinsipnya semua material, semua tata cara pelaksanaan pekerjaan dan
semua peralatan kerja harus mendapat persetujuan direksi sebelum dipasang dan
atau digunakan dalam proyek ini.
5.3. Pekerjaan tersebut harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen dalam
keadaan selesai 100 % (seratus Persen), sesuai dengan Kontrak Pengadaan
Barang/Jasa, Surat Perjanjian Pelaksana Pekerjaan / Kontraktoran dan Berita Acara
Perubahan Pekerjaan (bila ada) yang telah disahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen.

6. PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Semua ukuran dan posisi termasuk pemasangan patok-patok di Lapangan harus
tepat sesuai Gambar Kerja.
b. Kemiringan yang dibuat harus cukup untuk mengalirkan air hujan menuju ke
selokan yang ada di sekitarnya serta mengikuti persyaratan-persyaratan yang
tertera di dalam Gambar Kerja. Tidak dibenarkan adanya genangan air.
c. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa konstruksi wajib meneliti
Gambar Kerja dan melakukan pengukuran kondisi lapangan.
d. Setiap bagian dari pekerjaan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Direksi / Konsultan Pengawas sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan tersebut.
e. Semua pekerjaan yang sudah selesai terpasang, apabila perlu harus dilindungi dari
kemungkinan cacat yang disebabkan oleh pekerjaan lain.
f. Penyedia Jasa konstruksi tidak boleh menclaim sebagai pekerjaan tambah bila
terjadi Kerusakan suatu pekerjaan akibat keteledoran Penyedia Jasa konstruksi,
Penyedia Jasa konstruksi harus memperbaikinya sesuai dengan keadaan semula.
g. Memperbaiki suatu pekerjaan yang tidak sesuai dengan persyaratan yang
berlaku/Gambar pelaksanaan atau Dokumen Kontrak.
h. Penunjukan Tenaga Ahli oleh Direksi / Konsultan Pengawas yang sesuai dengan
kegiatan suatu pekerjaan.
i. Semua pengujian bahan, pembuatan atau pelaksanaan di Lapangan harus
dilaksanakan oleh Penyedia Jasa konstruksi.

7. DIREKSI DILAPANGAN
Di lokasi pekerjaan dalam pelaksanaan Pembangunan ini bertindak sebagai sebagai
direksi adalah Pengelola Proyek yang terdiri dari :
7.1. Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Pada Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman Kabupaten Sintang Tahun anggaran 2023.
7.2. Konsultan Pengawas :
a. Konsultan Pengawasan Berkewajiban melakukan Pengawasan secara Kontinui
selama masa pelaksanaan fisik masih terlaksana sampai dengan selesai
pekerjaan.
b. Konsultan Pengawasan pada saat pelaksanaan tidak dibenarkan merubah
ketentuan pelaksanaan pekerjaan sebelum mendapat izin dari Pejabat Pembuat
Komitmen dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (Pengguna Jasa Kegiatan).
c. Apabila Terjadi Kejanggalan-kejanggalan atau menyimpang dari spesifikasi teknis
dan gambar kerja didalam Pelaksanaan Fisik Pekerjaan oleh kontraktor Pelaksana
atau Penyedia Jasa, Pihak Konsultan Pengawasan segera memberitahukan kepada
Pembuat Komitmen dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (Pengguna Jasa
Kegiatan).
d. Pihak Konsultan Pengawasan berhak mengambil tindakan dalam hal yang
dianggap perlu untuk kemajuan progress fisik dilapangan dan keselamatan
pekerjaan.

7.3. Penyedia Jasa / Kontraktor Pelaksana :


a. Penyedia Jasa / Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan ketentuan-ketentuan peraturan yang berlaku
b. Penyedia Jasa / Kontraktor Pelaksana harus menempatkan tenaga ahli sesuai yang
dipersyarat untuk mengatur lancarnya pelaksanaan pekerjaan sehingga
perintah/petunjuk Konsultan pengawas lapangan dapat dilaksanakan dengan
segera dan sebaik mungkin.
c. Penyedia Jasa / Kontraktor Pelaksana menyediakan Peralatan pekerjaan yang
dipersyaratkan baik itu peralatan Utama dan Peralatan pendukung guna
menunjang pelaksanaan pekerjaan.
d. Kontraktor Pelaksana atau Penyedia Jasa bertanggung jawab penuh atas hasil
pekerjaan.
e. Membuat laporan Progress pekerjaan kepada Pembuat Komitmen dan Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan selaku Pengguna Jasa Kegiatan.
f. Kontraktor Pelaksana wajib tunduk kepada Konsultan Pengawasan selaku Tim
Teknis dari Pejabat Pembuat Komitmen pada saat pelaksanaan Pekerjaan
berlangsung sampai selesainya Pekerjaan.
8. JAMINAN KESELAMATAN KERJA DAN KERJA LEMBUR
8.1. Penyedia Jasa Pelaksana Pekerjaan / Kontraktoran wajib menyediakan obat-
obatakokon sesuai dengan ketentuan dan syarat Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K) yang selalu dalam keadaan siap digunakan di lapangan, untuk
musibah yang terjadi.
8.2. Penyedia Jasa Pelaksana Pekerjaan / Kontraktoran wajib menyediakan air minum yang
bersih dan memenuhi syarat kesehatan bagi semua petugas yang terkait dan pekerja
yang ada dibawah tanggung jawabnya.
8.3. Penyedia Jasa Pelaksana Pekerjaan / Kontraktoran wajib mengasuransikan semua
petugas yang terkait dan pekerja pada Asuransi Tenaga Kerja.
8.4. Jika terpaksa pekerjaan harus dilaksanakan diluar jam kerja (lembur), maka
pelaksana/ pemborong harus mengajukan permohonan tertulis (Reques) kepada
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dan Konsultan Pengawas, dengan disebutkan :
a. Alasan penambahan jam kerja (lembur),
b. Jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan (lembur),
c. Jumlah Pekerjaannya,
d. Waktu/ jam lembur.
8.5. Segala konsekwensi yang timbul akibat pekerjaan lembur menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa / Kontraktor Pelaksana.

9. SHOP DRAWING
9.1. Penyedia Jasa konstruksi wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang
belum tercakup lengkap didalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak maupun yang
diminta oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dan Konsultan Pengawas.
9.2. Dalam Shop Drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang
diperlukan termasuk pengajuan contoh bahan, keterangan produk, cara pemasangan
dan / atau spesifikasi / persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik.

10. RENCANA KERJA


10.1. Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor “wajib‟ membuat
Rencana Kerja Pelaksanaan dari bagian-bagian pekerjaan berupa Bar-Chart dan
Curve-S juga jadwal pengadaan Bahan, Peralatan dan Tenaga.
10.2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan Pengawas, paling lambat dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterima oleh Kontraktor.
Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas akan disahkan oleh
Pemberi Tugas/Pejabat Pembuat Komitmen.
10.3. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat) kepada
Konsultan Pengawas untuk diberikan kepada Pemilik Proyek/Pejabat Pembuat
Komitmen dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
10.4. Kontraktor harus selalu dalam pelaksanaan pembangunan pekerjaan sesuai dengan
Rencana Kerja tersebut di atas.
10.5. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan kontraktor berdasarkan Rencana
Kerja tersebut.
11. CUACA
Pekerjaan harus dihentikan sementara apabila cuaca tidak mengijinkan atau sangat
mengganggu yang akan dapat mengakibatkan penurunan mutu suatu pekerjaan,
kecuali pelaksana/ pemborong sudah mempersiapkan sarana untuk
menanggulanginya.

12. UKURAN POKOK DAN BATAS DAERAH KERJA


12.1. Ukuran pokok dicantumkan dalam gambar bestek, ukuran yang belum tercantum
dalam gambar bestek dapat ditanyakan pada Penyedia Jasa Konsultan Perencana dan
atau Penyedia Jasa Pejabat Pembuat Komitmen.
12.2. Penyedia Jasa Pelaksana Pekerjaan / Kontraktoran harus memeriksa kecocokan
semua ukuran di dalam gambar, apabila terjadi ketidakcocokan wajib segera
memberitahukan kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk minta pertimbangan.
Apabila terjadi kesalahan pelaksanaan di luar ijin Pejabat Pembuat Komitmen, maka
menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa Pelaksana Pekerjaan / Kontraktoran.
12.3. Apabila dalam gambar Bestek tergambar, sedang pada SDP/Spesifikasi Teknis dan BQ
tidak tertulis,maka Gambar Bestek yang mengikat.
12.4. Apabila dalam SDP dan Spesifikasi Teknis tertulis sedangkan didalam Gambar Bestek
dan BQ tidak tergambar/tidak tertulis,maka SDP/Spesifikasi Teknis yang mengikat.
12.5. Apabila dalam BQ tertulis sedangkan didalam Gambar Bestek dan SDP/Spesifikasi
Teknis tidak tergambar/tidak tertulis,maka BQ yang mengikat.
12.6. Jika ada perbedaan pada Gambar Bestek maka gambar detail (gambar besar) yang
mengikat.
12.7. Batas daerah kerja adalah batas lahan yang dikerjakan melingkupi Struktur Bangunan.

13. PEKERJAAN PENDAHULUAN


13.1. Papan Nama Proyek
1. Lingkup pekerjaan
Kontraktor diwajibkan membuat Papan Nama Proyek, Spanduk Sosialisasi &
Promosi K3, Papan Informasi K3, Rambu-Rambu dan Bendera K3 di lokasi proyek
sebagai sarana informasi adanya pelaksanaan pekerjaan kegiatan pemerintah.
Bentuk dan ukuran serta isi berdasarkan ketentuan yang berlaku dan sesuai
petunjuk Pejabat Pembuat Komitmen / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
2. Pelaksanaan pekerjaan
a. Pembuatan Papan Nama Proyek, Spanduk Sosialisasi & Promosi K3, Papan
Informasi K3, Rambu-Rambu dan Bendera K3 menggunakan spanduk Banner
dengan konstruksi rangka kayu, dinding papan. Ukuran luas ukuran
disesuaikan dengan kebutuhan dengan tidak mengabaikan keamanan dan
mengganggu para pekerja dan pengguna diarea lokasi bangunan sekitar.
b. Setelah pekerjaan selesai papan nama proyek tersebut dibongkar dari lokasi
kerja.
13.2. Pekerjaan Pembersihan Lokasi
a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pembersihan lokasi adalah pekerjaan pembersihan lokasi proyek yang
ditunjukkan pada gambar rencana hingga lokasi proyek siap untuk pekerjaan
selanjutnya.
b. Pelaksanaan pekerjaan :
1). Lokasi proyek harus dibersihkan dari rumput, semak, akar-akar pohon.
2). Segala macam sampah-sampah dan barang-barang bekas bongkaran harus
dikeluarkan dari lokasi proyek, dan tidak dibenarkan untuk ditimbun di luar
pagar proyek meskipun untuk sementara.
13.3. Pengukuran
a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pengukuran adalah pekerjaan pengukuran lokasi proyek untuk
menentukan luasan, batakokos-batakokos lokasi, ketinggian dan level eksisting
lokasi proyek hingga menghasilkan data berupa gambar yang lengkap.
b. Pelaksanaan pekerjaan Pengukuran
1). Penyedia Jasa konstruksi diwajibkan mengadakan pengukuran dan
penggambaran kembali lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-
keterangan mengenai peil, ketinggian tanah, letak pohon, letak batakokos-
batakokos tanah dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya.
2). Ketidak-cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan
yang sebenamya harus segera dilaporkan kepada Tim Teknis dan Pejabat
Pembuat Komitmen untuk dimintakan keputusannya.
3). Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
waterpass/Theodolith yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan.
4). Penyedia Jasa konstruksi harus menyediakan Theodolith/waterpass beserta
petugas yang melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Tim Teknis dan
Pejabat Pembuat Komitmen selama pelaksanaan proyek.
5). Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara azas Segitiga
Phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui Tim
Teknis dan Pejabat Pembuat Komitmen.

13.4. Penerapan SMKK


Penyediaan Alat-alat Pemadam Kebakaran, Keselamatan Kerja
Penyediaan Alat-alat Pelindung Diri (APD) dan Keselamatan Kerja
Selama pembangunan berlangsung. Penyedia Jasa konstruksi harus menyediakan
Peralatan P3K (Kotak K3, Obat Luka, Obat Umum, Perban), Tempat Cuci Tangan,
Topi Pelindung (Safety Helmet), Pelindung Pernapasan dan Mulut (Masker), Sarung
Tangan (Safety Gloves), Rompi Keselamatan (Safety Vest), Sepatu Karet
Keselamatan, Tali dan Sabuk Pengaman dan alat-alat keselamatan kerja lainnya yang
dipandang perlu selama proses pekerjaan.

13.5. Dokumentasi.
Dokumentasi dilakukan terhadap kondisi lokasi sebelum dibangunan (0%), selama
masa pelaksanaan pekerjaan (50%) dan selesai pembangunan (100%).
Pendokumentasian ini merupakan perekaman bangunan tersebut secara piktoral
(gambar dan foto) dan verbal (uraian tertulis). Tujuannya untuk mengetahui kondisi
lokasi sebelum dibangun, masa pelaksanaan dan hasil akhir pembangunan.
13.6. Mobilisasi.
a. Lingkup pekerjaan
Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan sejak diterbitkan SPMK
terutama untuk sumber daya (material, alat, tenaga kerja) yang akan digunakan
untuk memulai pekerjaan.
Untuk mobilisasi sumber daya yang berhubungan dengan pelaksanaan untuk tiap-
tiap pekerjaan, dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan rencana kerja serta dapat
dilakukan secara bertahap, meliputi:
➢ mobilisasi peralatan;
➢ mobilisasi personil inti dan pendukung; dan
➢ mempersiapkan fasilitas seperti barak, bengkel, gudang, dan sebagainya;
Mobilisasi peralatan dan kendaraan yang digunakan mematuhi peraturan
perundangan terkait beban dan dimensi kendaraan.
Jadwal dan mekanisme mobilisasi mengacu pada pengelolaan lalu lintas yang
diatur dalam elemen operasi keselamatan pada RKK.
b. Mobilisasi Peralatan
Penyedia Jasa harus memobilisasi fasilitas dan peralatan sesuai dengan ketentuan
sebagai berikut:
1) Penggunaan alat berat dan pengoperasian peralatan/kendaraan mengikuti
aturan perizinan yang ditetapkan oleh Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan
Raya (DLLAJR), Kepolisian dan instansi terkait lainnya.
2) Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang
tercantum dalam penawaran berdasarkan dokumen pemilihan tender, dari
suatu lokasi asal ke lokasi pekerjaan yang akan menggunakan peralatan
tersebut sesuai kontrak.
3) Apabila setiap alat berat yang telah selesai digunakan dan tidak akan
digunakan lagi, maka alat berat tersebut segera dikembalikan.
4) Untuk pengangkutan alat-alat berat, maka jembatan diperkuat.
5) Penyedia Jasa melaksanakan operasional dan pemeliharaan
kendaraan/peralatan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan pabrik pembuatnya
dan tidak mencemari tanah dan air.

14. STANDART BAHAN


Dalam menggunakan bahan-bahan bangunan berdasarkan PUBI 1982 dan standar
yang dipakai di Indonesia seperti dibawah ini:
14.1. Semen Portland (PC).
Semen portland (PC) yang digunakan adalah semen Tipe I dengan SNI 15.2049.2004
serta memenuhi persyaratan kimia dan fisik sesuai tabel 1-1 dan 1-2 PUBI tahun
1982.
Standar semen Portland yang digunakan adalah :
➢ Semen Portland Pozzolan (PCC) SNI 15 0302 2004
➢ Semen Portland Komposit (PCC) SNI 15 7064 2004

Semen harus sampai di tempat kerja dalam kondisi baik serta dalam kantong-kantong
semen asli dari pabrik.
Semen harus disimpan dalam gudang yang kedap air, berventilasi baik, di atas lantai
setinggi 30 cm. Kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 lapis.

14.2. Air.
Air yang dimaksudkan disini adalah air sebagai bahan pembantu dalam konstruksi
bangunan meliputi kegunaannya dalam pembuatan dan perawatan beton pemadaman
kapur, adukan pasangan dan adukan plesteran.
Persyaratan :
✓ Air harus bersih.
✓ Tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung lainnya yang dapat dilihat
secara visual.
✓ Tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2 g/liter.
✓ Tidak mengandung garam-garam yang dapat Iarut dan dapat merusak beton
(asam-asam, zat organik dsb) lebih dari 15 g/liter. Kandungan khlorida (C1), tidak
lebih dari 500 p.p.m. dan senyawa sulfat tidak lebih dari 1000 p.p.m. sebagai so 3.
✓ Bila dibandingkan dengan kekuatan tekan adukan dan beton yang memakai air
suling, maka penurunan kekuatan adukan dan beton yang memakai air yang
diperiksa tidak lebih dari 10%.
✓ Semua air yang mutunya meragukan harus dianalisa secara kimia dan dievaluasi
mutunya menurut pemakaiannya.

14.3. Agregat Halus (Pasir).

Pasir beton adalah butiran-butiran mineral keras yang bentuknya mendekati bulat
dan ukuran butirnya sebagian besar terletak antara 0,075 - 5 mm, dan kadar bagian
yang ukurannya lebih kecil dari 0,063 mm tidak lebih dari 5%, untuk pasir beton
sesuai dengan ketentuan pasal 11 PUBI tahun 1982.
Persyaratan :
a. Pasir beton harus bersih. Bila diuji memakai larutan pencuci khusus, tinggi
endapan pasir yang kelihatan dibandingkan dengan tinggi seluruh endapan tidak
kurang dari 70%.
b. Kandungan bagian yang lewat ayakan 0,063 mm tidak lebih dari 5% - berat (Kadar
Lumpur).
c. Angka kehalusan fineness modulus terletak antara 2,2 - 3,2 bila diuji
memakai rangkaian ayakan dengan mata ayakan berukuran berturut-turut
0,16-0,315,0,63- 1,25-2,5-5- 10 mm dengan fraksi yanglewat
ayakan 0,3 mm minimal 15% berat.
d. Pasir tidak boleh mengandung zat-zat organik yang dapat mengurangi mutu beton.
Untuk itu bila direndam dalam larutan 3% NaOH, cairan di atas endapan tidak
boleh lebih gelap dari warna larutan pembanding.
e. Kekekalan terhadap larutan Na2 S04 atau MgS04 :
➢ Terhadap larutan Na2 S04 :
Fraksi yang hancur tidak lebih dari 12% berat
➢ Terhadap larutan MgS04
Fraksi yang hancur tidak lebih dari 10% berat.
f. Untuk beton dengan tingkat keawetan yang tinggi, reaksi pasir terhadap alkali
harus negatip.
g. Pasir untuk keperluan beton bisa dipakai pasir alam sebagai hasil desintegrasi dari
batuan-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat pemecah batu (
Ston Crusser ), dengan butir-butir yang beraneka ragam dan bila diayak memenuhi
persyaratan berikut (NI-2) :
➢ Sisa diatas ayakan 4 mm, minimum 2 % berat,
➢ Sisa diatas ayakan 1 mm, minimum 10 % berat,
➢ Sisa diatas ayakan 0,25 mm, minimum 80 % dan 95 % berat.

14.4. Agregat Kasar :


Kerikil alam atau batu pecah adalah butiran mineral keras yang sebagian besar
butirnya berukuran antara 5 -80 mm.
Besar butir maksimum yang diizinkan tergantung pada maksud pemakaiannya.
Persyaratan :
a. Syarat fisik
➢ Kekerasan yang ditentukan dengan bejana Rudellof tidak boleh mengandung
bagian hancur yang tembus ayakan 2 mm, Iebih dari 32% berat.
➢ agian yang hancur bila diuji memakai mesin "Los Angelos", tidak lebih dari 50%
berat.
➢ Kadar lumpur, maksimum 1% berat.
➢ Bagian butir yang panjang dan pipih, maksimum 20% berat, terutama untuk
beton mutu tinggi.

b. Syarat kimia
➢ Kekekalan terhadap Na2 so4 bagian yang hctnCo.lf' maksimum 12% berat, dan
kekekalan terhadap MgS04 bagian yang hancur, maksimum 10% berat.
➢ Kemampuan bereaksi terhadap alkali harus negatip sehingga tidak berbahaya

14.5. Kayu
a. Semua bidang permukaan harus rata dan dapat menjamin efesiensi dan efektifitas
dalam pengerjaan dan pamakaian
b. Kelas kayu untuk pemakaian disesuaikan dengan fungsi masing-masing
berdasarkan analisa Rencana Anggaran Biaya.
c. Kayu yang dimaksudkan disini adalah kayu yang digunakan sebagai bahan
bangunan.
d. Kayu yang digunakan sebagai bahan bangunan adalah kayu olahan yang diperoleh
dengan jalan meng-konversikan kayu bulat menjadi kayu berbentuk balok, papan
ataupun bentuk-bentuk lain yang sesuai dengan tujuan penggunaannya.
e. Kayu bahan bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yakni :
➢ Kayu bangunan struktural
ialah kayu bangunan untuk digunakan dalam struktur bangunan.
➢ Kayu bangunan non struktural
ialah kayu bangunan untuk digunakan dalam bagian bangunan yang tidak
berfungsi sebagai struktur bangunan.
➢ Kayu bangunan untuk keperluan lain
ialah kayu bangunan yang tidak termasuk kedua golongan tersebut di atas, tetapi
dapat dipergunakan sebagai bahan bangunan penolong ataupun bangunan
sementara.
14.6. Besi Beton baja tulangan
a. Besi beton dipakai baja tulangan yang memenuhi standart PUBI 1982 Pasal 74
b. Baja tulangan beton adalah baja yang berbentuk batang yang digunakan untuk
penulangan beton. Dalam perdagangan disebut juga besi beton.
c. Berdasarkan bentuknya, b~ja tulangan terdiri dari baja tulangan polos dan baja
tulangan sirip (deform).
d. Baja tulangan polos merupakan batang baja yang permukaannya licin.
e. Baja tulangan sirip merupakan batang dengan bentuk permukaan khusus untuk
mendapatkan pelekatan (bonding) pada beton yang lebih baik dari pada baja
tulangan polos dengan luas penampang yang sama.
Jenis-jenisnya :
➢ Batang baja tulangan bersirip teratur.
➢ Batang baja tulangan yang dipuntir
f. Penamaan :
➢ Bj.TP = baja tulangan polos
➢ Bj.TD = baja tulangan sirip (deform).
g. Sifat Tampak.
Batang baja tulangan tidak boleh mengandung serpih-serpih, lipatanlipatan, retak-
retak, gelombang~elombang, cerna-cerna yang dalam, atau tidak boleh berlapis-
lapis. Hanya diperkenankan berkarat ringan pada permukaan.
h. Bentuk.
Untuk baja tulangan deform, jarak antara dua siripmelintang tidak boleh lebih dari
0,7 X d dan tinggi sirip tidak boleh kurang dari 0,05 d. Sirip melintang tidak boleh
membentuk sudut kurang dari 45° terhadap sumbu batang.

14.7. Bahan - bahan Lainnya.


a. Secara umum pemenuhan kualitas bahan bangunan yang akan dipakai harus
diperhatikan untuk mencapai kesempurnaan kekuatan dan keindahan dari
bangunan.
b. Mutu bahan bangunan yang akan dipakai, tidak terkecuali yang disebut diatas, harus
tetap mengacu dan meperhatikan Peraturan-peraturan bahan bangunan yang
berlaku di Indonesia atau peraturan yang dikeluarkan secara khusus oleh pabrik
masing-masing bahan. Sebagai acuan peraturan-peraturan yang dipakai dan tidak
terbatas pada antara lain :
➢ NI - 2 : Peraturan SNI-2016
➢ NI - 3 : Persyaratan umum untuk bahan bangunan Indonesia ( PUBI
1982)
➢ NI - 5 : Peraturan konstruksi kayu Indonesia ( PKKI ) 1961
➢ NI - 8 : Syarat-syarat semen portland Indonesia
➢ Peraturan - peraturan lain yang mengikat.
14.8. Telah memperhatikan semaksimal mungkin hasil produksi dalam negeri dan juga
kandungan lokal.
PEKERJAAN STRUKTUR BANGUNANS

15. PEKERJAAN BETON STRUKTUR BANGUNAN


15.1. Ketentuan Umum
a. Persyaratan-persyaratan Konstruksi beton, istilah teknik dan atau syarat-syarat
pelaksanaan pekerjaan beton secara umum menjadi satu kesatuan dalam
persyaratan teknis ini. Di dalam segala hal yang menyangkut pekerjaan beton dan
struktur beton harus sesuai dengan standard-standard yang berlaku, yaitu:
a). Tata-cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung (SNI 032847-
2002).
b). Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI, 1982),
c). Standard Industri Indonesia (SII),
d). Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung, 1987.
e). Standart perencanaan ketahanan gempa untuk bangunan gedung (SNI 1726-
2002),
b. Pelaksana wajib melaksanakan pekerjaan ini dengan ketepatan dan presisi tinggi,
sebagaimana tercantum di dalam persyaratan teknis ini, gambar-gambar rencana,
dan atau instruksi-instruksi yang dikeluarkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
c. Semua material yang digunakan di dalam pekerjaan ini harus merupakan material
yang kualitasnya teruji dan atau dapat dibuktikan memenuhi ketentuan yang
disyaratkan.
d. Penyedia Jasa Konstruksi wajib melakukan pengujian beton yang akan digunakan
di dalam pekerjaan ini.
e. Seluruh material yang oleh Pejabat Pembuat Komitmen dinyatakan tidak memenuhi
syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi proyek dan tidak diperkenankan
menggunakan kembali.

15.2. Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan yang diatur di dalam persyaratan teknis ini meliputi seluruh
pekerjaan beton/struktur beton yang sesuai dengan gambar rencana :
a. Pekerjaan beton/struktur beton Meliputi Pekerjaan Kolom Praktis dan Balok Latei
yang sesuai dengan gambar rencana, termasuk di dalamnya pengadaan bahan,
upah, pengujian dan peralatan-bantu yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut.
b. Pengadaan, detail, fabrikasi dan pemasangan semua penulangan (reinforcement)
dan bagian-bagian dari pekerjaan lain yang tertanam di dalam beton.
c. Perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran acuan beton, penyelesaian dan
perawatan beton, dan semua jenis pekerjaan lain yang menunjang pekerjaan beton.

15.3. Standar :
a. SNI M-26-1990-F (Metode Pengujian dan Pengambilan Contoh untuk Campuran
Beton Segar)
b. SNI M-62-1990-03 (Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di
Laboratorium)
c. SNI-T-15-1990-03 ( Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal)
d. SNI T-28-1991-03 (Tata Cara Pengadukan Pengecoran Beton)
e. SNI S-18-1990-03 ( Spesifikasi Bahan Tambahan Untuk Beton )
f. SNI 03-4146-1996 (Metode Pengujian Slump Beton)
g. SNI 03 – 1974-1990 (Metode Pengujian Kuat Tekan Beton)
h. Pd- T- 10-1999-03 (Tata Cara Pendetailan Penulangan Beton)
i. Pd-M-33-2000-03 (Metode Pengujian Mutu Air Untuk Digunakan dalam Beton)
j. SNI 07- 2529-1991 ( Metode Pengujian Kuat Tarik Baja Beton)
k. SK SNI S-04-1989-F ( Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Bahan Bangunan
Bukan Logam))
l. SK SNI S-05-1989-F ( Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian B (Bahan Bangunan
dari Besi/Baja)

15.4. Bahan-bahan
a. Semen
Semen portland (PC) yang digunakan adalah semen Tipe I dengan SNI
15.2049.2004 serta memenuhi persyaratan kimia dan fisik sesuai tabel 1-1 dan
1-2 PUBI tahun 1982.
Standar semen Portland yang digunakan adalah :
➢ Semen Portland Pozzolan (PCC) SNI 15 0302 2004
➢ Semen Portland Komposit (PCC) SNI 15 7064 2004
Semen harus sampai di tempat kerja dalam kondisi baik serta dalam kantong-
kantong semen asli dari pabrik.
Semen harus disimpan dalam gudang yang kedap air, berventilasi baik, di atas
lantai setinggi 30 cm. Kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 lapis.

b. Agregat Kasar
Agregat untuk beton harus memenuhi seluruh ketentuan berikut ini :
1. Agregat beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 005280
tentang ”Mutu dan Cara Uji Agregat Beton”. Bila tidak tercakup di dalam SII
0052-80, maka agregat tersebut harus memenuhi ketentuan ASTM C23
“Specification for Concrete Aggregates”.
2. Atas persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen, agregat yang tidak memenuhi
persyaratan butir a., dapat digunakan asal disertai bukti bahwa
berdasarkan pengujian khusus dan atau pemakaian nyata, agregat tersebut
dapat menghasilkan beton yang kekuatan, keawetan, dan ketahanannya
memenuhi syarat.
3. Di dalam segala hal, ukuran besar butir nominal maksimum agregat kasar
harus tidak melebihi syarat – syarat berikut :
• seperlima jarak terkecil antara bidang samping dari cetakan beton.
• sepertiga dari tebal pelat.
• ¾ jarak bersih minimum antar batang tulangan, atau berkas batang
tulangan.
Penyimpangan dari batasan-batasan ini diijinkan jika menurut penilaian
Tenaga Ahli, kemudahan pekerjaan, dan metoda konsolidasi beton adalah
sedemikian hingga dijamin tidak akan terjadi sarang kerikil atau rongga.
c. Agregat halus

Pasir beton adalah butiran-butiran mineral keras yang bentuknya mendekati bulat
dan ukuran butirnya sebagian besar terletak antara 0,075 - 5 mm, dan kadar bagian
yang ukurannya lebih kecil dari 0,063 mm tidak lebih dari 5%, untuk pasir beton
sesuai dengan ketentuan pasal 11 PUBI tahun 1982.
Persyaratan :
a. Pasir beton harus bersih. Bila diuji memakai larutan pencuci khusus, tinggi
endapan pasir yang kelihatan dibandingkan dengan tinggi seluruh endapan tidak
kurang dari 70%.
b. Kandungan bagian yang lewat ayakan 0,063 mm tidak lebih dari 5% - berat (Kadar
Lumpur).
c. Angka kehalusan fineness modulus terletak antara 2,2 - 3,2 bila diuji
memakai rangkaian ayakan dengan mata ayakan berukuran berturut-turut
0,16-0,315,0,63- 1,25-2,5-5- 10 mm dengan fraksi yanglewat
ayakan 0,3 mm minimal 15% berat.
d. Pasir tidak boleh mengandung zat-zat organik yang dapat mengurangi mutu beton.
Untuk itu bila direndam dalam larutan 3% NaOH, cairan di atas endapan tidak
boleh lebih gelap dari warna larutan pembanding.
e. Kekekalan terhadap larutan Na2 S04 atau MgS04 :
➢ Terhadap larutan Na2 S04 :
Fraksi yang hancur tidak lebih dari 12% berat
➢ Terhadap larutan MgS04
Fraksi yang hancur tidak lebih dari 10% berat.
f. Untuk beton dengan tingkat keawetan yang tinggi, reaksi pasir terhadap alkali
harus negatip.
g. Pasir untuk keperluan beton bisa dipakai pasir alam sebagai hasil desintegrasi dari
batuan-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat pemecah batu (
Ston Crusser ), dengan butir-butir yang beraneka ragam dan bila diayak memenuhi
persyaratan berikut (NI-2) :
➢ Sisa diatas ayakan 4 mm, minimum 2 % berat,
➢ Sisa diatas ayakan 1 mm, minimum 10 % berat,
➢ Sisa diatas ayakan 0,25 mm, minimum 80 % dan 95 % berat.

d. Air
Air yang dimaksudkan disini adalah air sebagai bahan pembantu dalam konstruksi
bangunan meliputi kegunaannya dalam pembuatan dan perawatan beton
pemadaman kapur, adukan pasangan dan adukan plesteran.
Persyaratan :
✓ Air harus bersih.
✓ Tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung lainnya yang dapat
dilihat secara visual.
✓ Tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2 g/liter.
✓ Tidak mengandung garam-garam yang dapat Iarut dan dapat merusak beton
(asam-asam, zat organik dsb) lebih dari 15 g/liter. Kandungan khlorida (C1),
tidak lebih dari 500 p.p.m. dan senyawa sulfat tidak lebih dari 1000 p.p.m.
sebagai so3.
✓ Bila dibandingkan dengan kekuatan tekan adukan dan beton yang memakai air
suling, maka penurunan kekuatan adukan dan beton yang memakai air yang
diperiksa tidak lebih dari 10%.
✓ Semua air yang mutunya meragukan harus dianalisa secara kimia dan
dievaluasi mutunya menurut pemakaiannya.
e. Baja Tulangan
Baja tulangan yang digunakan harus memenuhi ketentuan- ketentuan berikut ini.
1. Besi beton dipakai baja tulangan yang memenuhi standart PUBI 1982 Pasal 74
2. Baja tulangan beton adalah baja yang berbentuk batang yang digunakan untuk
penulangan beton. Dalam perdagangan disebut juga besi beton.
3. Berdasarkan bentuknya, b~ja tulangan terdiri dari baja tulangan polos dan baja
tulangan sirip (deform).
4. Baja tulangan polos merupakan batang baja yang permukaannya licin.
5. Baja tulangan sirip merupakan batang dengan bentuk permukaan khusus untuk
mendapatkan pelekatan (bonding) pada beton yang lebih baik dari pada baja
tulangan polos dengan luas penampang yang sama.
Jenis-jenisnya :
➢ Batang baja tulangan bersirip teratur.
➢ Batang baja tulangan yang dipuntir
6. Penamaan :
➢ Bj.TP = baja tulangan polos
➢ Bj.TD = baja tulangan sirip (deform).
7. Sifat Tampak.
Batang baja tulangan tidak boleh mengandung serpih-serpih, lipatanlipatan,
retak-retak, gelombang~elombang, cerna-cerna yang dalam, atau tidak boleh
berlapis-lapis. Hanya diperkenankan berkarat ringan pada permukaan.
8. Bentuk.
Untuk baja tulangan deform, jarak antara dua sirip melintang tidak boleh lebih
dari 0,7 X d dan tinggi sirip tidak boleh kurang dari 0,05 d. Sirip melintang tidak
boleh membentuk sudut kurang dari 45° terhadap sumbu batang.
Catatan :
➢ d = diameter nominal dalam mm.
➢ Diameter nominal untuk baja tulangan deform dihitung menurut rumus.

➢ di mana B = berat persatuan panjang baja tulangan ( kg/m ).


➢ Penyimpangan kebundaran adalah perbedaan antara diameter maksimal dan
diameter minimal dari hasil pengukuran pada penampang yang sama dari
suatu batang baja tulangan.

9. Toleransi Panjang yang diijinkan di dalam pasal ini sebagai berikut :


PANJANG TOLERANSI
di bawah 12 meter minus 0 mm
plus 40 mm
mulai 12 meter ke atas minus 0 mm
plus 50 mm
10. Toleransi berat per batang contoh yang diijinkan di dalam pasal ini sebagai
berikut :
DIAMETER (mm) TOLERANSI (%)
Kurang dari 10 mm ±7%
10mm <d< 16 mm ±6%
16mm <d<28 mm ±5%
d≥28 mm ±4%

11. Toleransi Diameter untuk Baja Tulangan Polos


DIAMETER (mm) TOLERANSI PENYIMPANGAN
KEBUNDARAN
Sampai dengan 14 mm ± 0,4 mm Maks. 70% dari
16 mm s/d 25 mm ± 0,5 mm batas toleransi.
28 mm s/d 34 mm ± 0,6 mm
36 mm s/d 50 mm ± 0,7 mm

12. Ukuran dan Toleransi Diameter dari baja tulangan polos dan strip yang diijinkan
di dalam pasal ini sebagai berikut :

15.5. Beton dan Adukan Beton Struktur


a. Sebelum memulai pekerjaan beton struktur, Penyedia Jasa Konstruksi harus
membuat trial mix design dengan tujuan untuk mendapatkan proporsi campuran
yang menghasilkan kuat tekan target beton seperti yang disyaratkan.
b. Kuat tekan target beton yang disyaratkan di dalam pekerjaan ini (f’c) tidak boleh
kurang dari 21,7 Mpa. Kuat tekan ini harus dibuktikan dengan sertifikat pengujian
dari Laboratorium Bahan Bangunan yang telah disetujui Pejabat Pembuat
Komitmen.
c. Beton harus dirancang proporsi campurannya agar menghasilkan kuat tekan
ratarata (f’cr) minimal sebesar : f’cr = f’c + 1,64 Sr, dengan Sr adalah standar
deviasi rencana dari benda uji yang nilainya setara dengan nilai standar deviasi
statistik dikalikan dengan faktor berikut:

JUMLAH BENDA FAKTOR PENGALI


UJI
< 15 dikonsultasikan dengan Pejabat
Pembuat Komitmen
15 1.16
20 1.08
25 1.03
> 30 1

d. Benda uji yang dimaksud adalah silinder atau kubus beton dengan diameter 150
mm dan tinggi 300 mm, yang untuk setiap 10 m3 produksi adukan beton harus
diwakili minimal dua buah benda uji. Tata cara pembuatan benda uji tersebut harus
mengikuti ketentuan yang terdapat di dalam standar Metoda Pembuatan dan
Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium (SK SNI M-62-1990-03).
e. Jika hasil uji kuat tekan beton menunjukkan bahwa kuat tekan target beton yang
dihasilkan tidak memenuhi syarat, maka proporsi campuran adukan beton tersebut
tidak dapat digunakan, dan Penyedia Jasa Konstruksi (dengan persetujuan Pejabat
Pembuat Komitmen) harus membuat proporsi campuran yang baru, sedemikian
hingga kuat tekan target beton yang disyaratkan dapat dicapai.
f. Setiap ada perubahan jenis bahan yang digunakan, Pelaksana wajib melakukan trial
mix design dengan bahan-bahan tersebut, dan melakukan pengujian laboratorium
untuk memastikan bahwa kuat tekan beton yang di hasilkan memenuhi kuat tekan
yang disyaratkan.
g. Untuk kekentalan adukan, setiap 5 m 3 adukan beton harus dibuat pengujian slump,
dengan ketentuan sebagai berikut:

Bagian Konstruksi Nilai Slump (mm)


a. Pelat Fondasi/Poer 10 - 12
b. Kolom Struktur 10 - 12
c. Balok-balok 10 - 12
d. Pelat Lantai 10 - 12

h. Apabila ada hal-hal yang belum tercakup di dalam persyaratan teknis ini, Pelaksana
harus mengacu pada seluruh ketentuan yang tercakup di dalam Bab 5, Tata Cara
Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal (SK SNI T-15-1990-03).
15.6. Pengadukan dan Alat-aduk
a. Pelaksana wajib menyediakan peralatan dan perlengkapan yang memiliki ketelitian
cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah takaran masing-masing bahan
beton. Seluruh peralatan, perlengkapan dan tata cara pengadukan harus
mendapatkan persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen.
b. Pengaturan pengangkutan dan cara penakaran yang dilakukan, harus mendapatkan
persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen Seluruh operasi harus dikontrol/diawasi
secara kontinyu oleh Pejabat Pembuat Komitmen
Pengadukan harus dilakukan dengan mesin aduk beton (batch mixer atau portable
continous mixer). Sebelum digunakan, mesin aduk ini harus benar-benar kosong, dan
harus dicuci terlebih dahulu bila tidak digunakan lebih dari 30 menit.
d. Selain ketentuan tersebut di dalam butir di atas, maka pengadukan beton di
lapangan harus mengikuti ketentuan berikut ini :
• Harus dilakukan di dalam suatu mesin-aduk dari tipe yang telah disetujui Pejabat
Pembuat Komitmen
• Mesin-aduk harus berputar pada suatu kecepatan yang direkomendasikan oleh
pabrik pembuat mesin-aduk tersebut.
• Pengadukan harus diteruskan sedikitnya 1,5 menit setelah semua material
dimasukkan ke dalam drum aduk, kecuali jika dapat dibuktikan/ditunjukkan
bahwa dengan waktu pengadukan yang menyimpang dari ketentuan ini masih
dapat dihasilkan beton yang memenuhi syarat.

15.7. Pengangkutan Adukan

a. Pengangkutan beton dari tempat pengadukan ke tempat penyimpanan akhir


(sebelum di tuang), harus sedemikian hingga tercegah terjadinya pemisahan
(segregasi) atau kehilangan material.
b. Alat angkut yang digunakan harus mampu menyediakan beton di tempat
penyimpanan akhir dengan lancar, tanpa mengakibatkan pemisahan bahan yang
telah dicampur dan tanpa hambatakon yang dapat mengakibatkan hilangnya
plastisitas beton antara pengangkutan yang berurutan.

15.8. Penempatan beton yang akan dituang

a. Beton yang akan dituang harus ditempatkan sedekat mungkin ke cetakan akhir untuk
mencegah terjadinya segregasi karena penanganan kembali atau pengaliran adukan.
b. Pelaksanaan penuangan beton harus dilaksanakan dengan suatu kecepatan
penuangan sedemikian hingga beton selalu dalam keadaan plastis dan dapat
mengalir dengan mudah ke dalam rongga di antara tulangan.
c. Beton yang telah mengeras sebagian dan/atau telah dikotori oleh material asing,
tidak boleh dituang ke dalam cetakan.
d. Beton setengah mengeras yang ditambah air atau beton yang diaduk kembali setelah
mengalami pengerasan tidak boleh dipergunakan kembali.
e. Beton yang dituang harus dipadatkan dengan alat yang tepat secara sempurna dan
harus diusahakan secara maksimal agar dapat mengisi sepenuhnya daerah sekitar
tulangan dan barang yang tertanam dan ke daerah pojok acuan.
15.9. Perawatan Beton
a. Jika digunakan dengan kekuatan awal yang tinggi, maka beton tersebut harus
dipertahankan di dalam kondisi lembab paling sedikit 72 jam, kecuali jika dilakukan
perawatan yang dipercepat.
b. Jika tidak digunakan semen dengan kekuatan awal yang tinggi, maka beton harus
dipertahankan dalam kondisi lembab paling sedikit 168 jam setelah penuangan,
kecuali jika dilakukan perawatan dipercepat sebagaimana disebutkan di dalam pasal
5., Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal (SK SNI T-151990-03).

15.10. Cetakan Beton


a. Di dalam segala hal, cetakan beton (termasuk penyangganya) harus direncanakan
sedemikian rupa hingga dapat dibuktikan bahwa penyangga dan cetakan tersebut
mampu menerima gaya-gaya yang diakibatkan oleh penuangan dan pemadatan
adukan beton.
b. Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran dan batas-batas bidang dari hasil beton
yang direncanakan, serta tidak bocor dan harus cukup kaku untuk mencegah
terjadinya perpindahan tempat atau kelongsoran dari penyangga.
Permukaan cetakan harus cukup rata dan halus serta tidak boleh ada lekukan,
lubang-lubang atau terjadi lendutan. Sambungan pada cetakan diusahakan lurus dan
rata dalam arah horisontal maupun vertikal; terutama untuk permukaan beton yang
tidak difinish (expossed concrete).
d. Penyedia Jasa Konstruksi harus melakukan upaya-upaya sedemikian hingga
penyerapan air adukan oleh cetakan dapat dicegah.
e. Tiang-tiang penyangga harus direncanakan sedemikian rupa agar dapat memberikan
penunjang seperti yang dibutuhkan tanpa adanya ”overstress” atau perpindahan
tempat pada beberapa bagian konstruksi yang dibebani. Struktur dari tiang
penyangga harus cukup kuat dan kaku untuk menunjang berat sendiri dan beban-
beban yang ada di atasnya selama pelaksanaan.
f. Sebelum penulangan, cetakan harus diteliti untuk memastikan kebenaran letaknya,
kekuatannya dan tidak akan terjadi penurunan dan pengembangan pada saat beton
dituang, permukaan cetakan harus bersih terhadap segala kotoran, dan diberi form
oil unuk mencegah lekatnya beton pada cetakan. Untuk menghindari lekatnya form
oil pada bajatulangan, maka pemberian form oil pada cetakan harus dilakukan
sebelum tulangan terpasang.
g. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Pejabat Pembuat
Komitmen, atau jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut :
· Bagian sisi balok 48 jam (setara dengan 35 % f’c)
· Balok tanpa beban konstruksi 7 hari (setara dengan 70 % f’c)
· Balok dengan beban konstruksi 21 hari (setara dengan 95 % f’c)
· Pelat lantai/atap/tangga 21 hari (setara dengan 95 % f’c)
g. Pada bagian konstruksi yang terletak di dalam tanah, cetakan harus dicabut sebelum
pengurugan dilakukan.
15.11. Pengangkutan dan Pengecoran
a. Perletakan pengadukan dan pengecoran harus diatur sedemikian rupa hingga
memudahkan dalam pelaksanaan pengecoran .
b. Waktu antara pengadukan dan pengecoran tidak boleh lebih dari 1 jam. Pengecoran
harus dilakukan sedemikian rupa untuk menghindari terjadinya pemisahan material
dan perubahan letak tulangan.
c. Adukan tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih dari 1,5 m, cara
penuangan dengan alat-alat bantu seperti talang, pipa, chute, dan sebagainya harus
mendapat persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen
d. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian-bagian struktural
dari pekerjaan beton, Penyedia Jasa Konstruksi harus mengajukan permohonan izin
pengecoran tertulis kepada Direksi / Konsultan Pengawas minimum 3 (tiga) hari
sebelum tanggal/hari pengecoran.
e. Permohonan izin pengecoran tertulis tersebut hanya boleh diajukan apabila bagian
pekerjaan yang akan dicor tersebut sudah “siap” artinya Pemborng sudah
mempersiapkan bagian pekerjaan tersebut sebaik mungkin sehingga sesuai dengan
gambar dan spesifikasi.
f. Atas pertimbangan khusus Direksi / Konsultan Pengawas dan pada keadaan-keadaan
khusus misalnya untuk volume pekerjaan yang akan dicor relatif sedikit/kecil dan
sederhana maka izin pengecoran dapat dikeluarkan lebih awal dari 3 (tiga)hari
tersebut.
g. Izin pengecoran tertulis yang sudah dikeluarkan dapat menjadi batakokol apabila
terjadi salah satu keadaan sebagai berikut :
h. Izin pengecoran tertulis telah melewati 7 (tujuh) hari dari tanggal rencana
pengecoran yang disebutkan dalam izin tersebut.
i. Kondisi bagian pekerjaan yang akan dicor sudah tidak memenuhi syarat lagi
misalnya tulangan, pembersihan bekesting atau hal-hal lain yang tidak sesuai
gambar-gambar & spesifikasi.
j. Jika tidak ada persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas, maka
Penyedia Jasa Konstruksi akan diperintahkan untuk menyingkirkan /membongkar
beton yang sudah dicor tanpa persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan
Pengawas, atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi sendiri.
k. Adukan beton harus secepatnya dibawa ketempat pengecoran dengan menggunakan
cara (metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak memungkinkan adanya
pengendapan agregat dan tercampurnya kotoran-kotoran atau bahan lain dari luar.
Penggunaan alat-alat pengangkut mesin harus mendapat persetujuan tertulis dari
Direksi / Konsultan Pengawas, sebelum alat-alat tersebut didatangkan ketempat
pekerjaan. Semua alat-alat pengangkut yang digunakan pada setiap waktu harus
dibersihkan dari sisa-sisa adukan yang mengeras.
l. Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan besi beton
selesai diperiksa dan mendapat persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan
Pengawas.
m. Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat-tempat yang akan dicor terlebih dahulu
harus dibersihkan dari segala kotoran-kotoran (potongan kayu,batu, tanah dan lain-
lain) dan dibasahi dengan air semen.
n. Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan menuangkan
adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian lebih dari 1,5 m yang akan
menyebabkan pengendapan/pemisahan agregat.
o. Pengecoran harus dilakukan secara terus menerus (continue/tanpa berhenti).
Adukan yang tidak dicor (ditinggalkan) dalam waktu lebih dari 15 menit setelah
keluar dari mesin adukan beton, dan juga adukan yang tumpah selama
pengangkutan, tidak diperkenankan untuk dipakai lagi.

15.12. Pemadatan Beton


a. Pemadatan beton harus dilakukan dengan penggetar mekanis/mechanical vibrator
dan tidak diperkenankan melakukan penggetaran dengan maksud untuk mengalirkan
beton.
b. Pemadatan ini harus dilakukan sedemikian rupa hingga beton yang dihasilkan
merupakan massa yang utuh, bebas dari lubang-lubang, segregasi atau keropos
c. Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran dilakukan dengan alat penggetar
yang mempunyai frekuensi tinggi untuk menjamin pengisian beton dan pemadatan
yang baik.
d. Alat penggetar tidak boleh disentuhkan pada tulangan terutama pada tulangan yang
telah masuk pada beton yang telah mulai mengeras.

15.13. Syarat-syarat Pelaksanaan


Pada dasarnya pelaksanaan Pekerjaan Beton Bertulang harus dilakukan dengan
Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI, 1982).

1. Beton Siap Pakai (Ready Mix Concrete)


a. Pada prinsipnya semua persyaratan-persyaratan untuk yang dibuat dilapangan
berlaku juga untuk Beton Ready Mix, baik mengenai persyaratan Material Semen,
Aggregat, air ataupun Admixture, Testing Beton, Slump dan sebagainya.
b. Disyaratkan agar pemesanan Beton Ready Mix dilakukan pada supplier Beton Ready
Mix yang sudah terkenal mengenai stabilitas mutunya, kontinuitas penyediaannya
dan mempunyai/mengambil material-material dari tempat tertentu yang tetap dan
bermutu baik.
Selain mutu beton maka harus diperhatikan betul-betul tentang kontinuitas
pengadaan agar tidak terjadi hambatakokon dalam waktu pelaksanaan.
c. Direksi / Konsultan Pengawas akan menolak setiap Beton Ready Mix yang sudah
mengeras dan menggumpal untuk tidak digunakan dalam pengecoran. Usaha-usaha
yang menghaluskan / menghancurkan Beton Ready Mix yang sudah mengeras atau
menggumpal sama sekali tidak diperbolehkan.
Penambahan air dan material lainnya kedalam Beton Ready Mix yang sudah
berbentuk adukan sama sekali tidak diperkenankan, karena akan merusak
komposisi yang ada dan bisa menurunkan mutu beton yang direncanakan.
Untuk mencegah terjadi pengerasan/penggumpalan beton sebelum dicorkan, maka
Penyedia Jasa Konstruksi harus merencanakan secermat mungkin mengenai kapan
Beton Ready Mix harus tiba di Lapangan dan berapa jumlah volume yang
dibutuhkan, termasuk didalamnya dengan memperhitungkan kemungkinan
macetnya transportasi dari/ke Lapangan.
d. Penyedia Jasa Konstruksi harus meminta jaminan tertulis kepada Supplier Beton
Ready Mix jaminan tentang mutu beton, stabilitas mutu dan kontinuitas pengadaan
dan jumlah / volume beton yang digunakan.
Walaupun demikian, untuk mengecek mutu beton yang dipakai maka baik Penyedia
Jasa Konstruksi maupun Supplier Beton Ready Mix masing-masing harus membuat
silinder atau kubus beton percobaan untuk di Test di Laboratorium yang
ditunjuk/disetujui secara tertulis oleh Direksi / Konsultan Pengawas dan jumlah
silinder atau kubus beton dibuat sesuai dengan Peraturan Beton Indonesia.
e. Beton Ready Mix yang tidak memenuhi mutu yang diisyaratkan, walaupun disupply
oleh Perusahaan Beton Ready Mix, tetap merupakan tanggung jawab sepenuhnya
dari Penyedia Jasa Konstruksi.
f. Beton Ready Mix yang sudah melebihi waktu 3 (tiga) jam, yaitu terhitung sejak
dituangkannya air kecampuran beton kedalam truk ready mix di plant/pabrik
sampai selesainya beton ready mix tersebut dituangkan dicor, tidak dapat
digunakan atau dengan perkataan lain akan ditolak. Segala akibat biaya yang
ditimbulkannya menjadi beban dan resiko Penyedia Jasa Konstruksi.

Penyedia Jasa boleh menggunakan beton siap pakai (ready mix concrete)
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Volume penggunaan ready mix concrete harus disetujui oleh Pejabat Pembuat
Komitmen dengan senantiasa berpedoman pada ketentuan teknis yang
diberlakukan bagi pekerjaan beton.
b. Apabila di dalam ready mix concrete tersebut diberikan zat tambah (additive)
maka selain harus mengikuti ketentuan di dalam Spesifikasi Bahan Tambahan
untuk Beton SK SNI S-18-1990-03, pabrik pembuatnya harus menyertakan
sertifikat/surat keterangan yang menyatakan jenis dan konsentrasi bahan
tambah tersebut per m3 adukan beton. Selain itu, di dalam hal penggunaan
bahan tambah ini, harus disebutkan pula di dalam sertifikat tersebut batas waktu
toleransi beton tersebut masih dapat digunakan, dan ketentuan ini mengikat bagi
Penyedia Jasa Konstruksi dan Pejabat Pembuat Komitmen, khususnya di dalam
penentuan boleh atau tidaknya ready mix concrete tersebut digunakan.
c. Kecuali jika disebutkan secara khusus di dalam Spesifikasi Teknis ini, maka
terhadap ready mix concrete harus selalu diadakan pengujian kualitas, yaitu:
c.1 Pengujian kekentalan adukan (slump), yang dilakukan 3 kali setiap 5 m3
adukan, yaitu: di awal kedatangan, di tengah-tengah, dan di akhir
penuangan. Nilai slump yang digunakan untuk evaluasi adalah nilai slump
rata-ratanya. Jika nilai slump yang diperoleh tidak sesuai dengan ketentuan
yang terdapat di dalam butir 4.e., maka adukan yang digunakan dianggap
tidak memenuhi syarat, dan tidak boleh digunakan.
c.2 Pengujian kuat tekan beton, yang dilakukan secara acak dengan ketentuan
sebagai berikut:
c.2.1 Untuk setiap 10 m3 adukan beton, minimal harus dibuat 2 buah
benda uji berupa silinder beton dengan diameter 150 mm dan tinggi
300 mm, pembuatan benda uji ini harus dilakukan dengan
sepengetahuan Pejabat Pembuat Komitmen
c.2.2 Terhadap kedua benda uji tersebut harus dilakukan pengujian kuat
tekan. Jadi, untuk setiap 10 m3 adukan beton harus diwakili oleh
satu nilai kuat tekan beton yang diperoleh dari kuat tekan rata-rata
kedua benda uji tersebut di dalam butir c.2.1., setelah
dikonversikan kekuatannya ke kuat tekan beton umur 28 hari.
c.2.3 Pejabat Pembuat Komitmen harus selalu melakukan evaluasi statistik
secara periodik terhadap kuat tekan beton ini, berdasarkan ketentuan
yang berlaku di dalam Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran
Beton Normal (SK SNI T-15-1990-03).
c.2.4 Jika hasil evaluasi statistik tersebut di dalam pasal c.2.3.
memperlihatkan kuat tekan beton yang lebih rendah dari yang
disyaratkan, maka Pejabat Pembuat Komitmen harus menghentikan
pekerjaan beton yang sedang dilaksanakan. Di dalam hal ini Pejabat
Pembuat Komitmen harus segera melakukan koordinasi dengan pihak
yang terkait.
d. Ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi site mix concrete seperti: tata cara
evaluasi kuat tekan beton, pengangkutan adukan, perawatan beton, cetakan
beton, pengecoran, pemadatan beton, dan sambungan konstruksi, tetap berlaku
untuk penggunaan ready mix concrete.

2. Adukan Beton Yang Dibuat di tempat (Site Mixing)


Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat :
- Semen diukur menurut berat.
- Agregat diukur menurut berat.
- Pasir diukur menurut berat.
- Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin (concrete batching
plant).
- Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk.
- Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan lebih dulu,
sebelum adukan beton yang baru dimulai.

3. Test Kubus Beton (Pengujian Mutu Beton).

a. Direksi / Konsultan Pengawas berhak meminta setiap saat kepada Penyedia Jasa
Konstruksi untuk membuat benda uji silinder atau kubus dari adukan beton yang
dibuat, dengan jumlah sesuai dengan peraturan beton bertulang yang berlaku.
b. Untuk benda uji berbentuk silinder, cetakan harus berbentuk silinder dengan ukuran
diameter 15 cm dan tinggi 30 cm dan memenuhi syarat dalam Peraturan Beton
Indonesia. Untuk benda uji berbentuk kubus, cetakan harus berbentuk bujur sangkar
dalam segala arah dengan ukuran 15x15x15 cm dan memenuhi syarat dalam
Peraturan Beton Indonesia.
c. Pengambilan adukan beton, percetakan benda uji kubus dan curingnya harus dibawah
pengawasan Direksi / Konsultan Pengawas.
d. Prosedurnya harus memenuhi syarat-syarat dalam Peraturan Beton Indonesia.
e. Pengujian.
f. Pada umunya pengujian dilakukan sesuai dengan Peraturan Beton Indonesia,
termasuk juga pengujian-pengujian susut (slump) dan pengujian tekan (Crushing
test).
g. Jika beton tidak memenuhi syarat-syarat pengujian slump, maka kelompok adukan
yang tidak memenuhi syarat itu tidak boleh dipakai, dan Penyedia Jasa Konstruksi
harus menyingkirkannya dari tempat pekerjaan. Jika pengujian tekanan gagal maka
perbaikan-perbaikan atau langkah-langkah yang diambil harus dilakukan dengan
mengikuti prosedure-prosedure Peraturan Beton Indonesia atas biaya Penyedia Jasa
Konstruksi.
h. Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan benda uji kubus menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
i. Benda uji kubus harus ditandai dengan suatu kode yang menunjukkan tanggal
pengecoran, bagian struktur yag bersangkutan dan lain-lain data yang perlu dicatat.
j. Semua benda uji kubus harus di Test diLaboraturium bahan bangunan dan tempat
pengetesan tersebut harus disetujui oleh Direksi / Konsultan Pengawas.
k. Laporan asli (bukan photo copy) hasil Percobaan harus diserahkan kepada Direksi /
Konsultan Pengawas segera sesudah selesai percobaan, dengan mencantumkan
besarnya kekuatan karakteristik, deviasi standard, campuran adukan dan berat
benda uji kubus tersebut. Percobaan/test kubus beton dilakukan untuk umur-umur
beton 3,7 dan 14 hari dan juga untuk umur beton 28 hari.
l. Apabila dalam pelaksanaan nanti ternyata bahwa mutu beton yang dibuat seperti
yang ditunjukkan oleh benda uji kubusnya gagal memenuhi syarat spesifikasi, maka
Direksi / Konsultan Pengawas berhak meminta Penyedia Jasa Konstruksi supaya
mengadakan percobaan-percobaan non destruktif atau bila perlu untuk mengadakan
percobaan loading (Loading Test) atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi. Percobaan-
percobaan ini harus memenuhi syarat-syarat dalam Peraturan Beton Indonesia.
m. Apabila gagal, maka bagian pekerjaan tersebut harus dibongkar dan dibangun baru
sesuai dengan petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.
n. Semua biaya-biaya untuk percobaan dan akibat-akibat gagalnya pekerjaan tersebut
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.

4. Siar Pelaksanaan dan Urutan / Pola Pelaksanaan.


a. Posisi dan pengaturan siar pelaksanaan harus sesuai dengan peraturan beton yang
berlaku dan mendapat persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas.
Umumnya posisi siar pelaksanaan terletak pada 1/3 bentang tengah dari suatu
konstruksi. Bentuk siar pelaksanaan harus vertikal dan untuk siar pelaksanaan yang
menahan gaya geser yang besar harus diberikan besi tambahan/dowel yang sesuai
untuk menahan gaya geser tersebut.
b. Sebelum pengecoran beton baru, permukaan dari beton lama supaya dibersihkan
dengan seksama dan dikasarkan. Kotoran-kotoran disingkirkan dengan air dan
menyikat sampai agregat kasar tampak. Setelah permukaan siar tersebut bersih,
“Calbond” harus dilapiskan merata seluruh permukaan.
c. Untuk pengecoran dengan luasan dan atau volume besar maka untuk
menghindarkan/meminimalkan retak-retak akibat susut, pengecoran harus
dilakukan dalam pentahapan dengan pola papan catur, urutan pekerjaan harus
diusulkan oleh Penyedia Jasa Konstruksi untuk mendapat persetujuan tertulis dari
Direksi / Konsultan Pengawas.
5. Curing Dan Perlindungan Atas Beton.
a. Beton harus dilindungi sejauh mungkin terhadap matahari selama berlangsungnya
proses pengerasan, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan perusakan
secara mekanis atau pengeringan sebelum waktunya.
b. Semua permukaan beton harus dijaga tetap basah terus menerus selama 14 hari.
Khusus untuk kolom, maka curing beton dapat dilakukan dengan cara menutupi
dengan karung basah sedangkan untuk lantai selama 7 hari pertama dengan cara
menutupi dengan karung basah, mnyemprotkan air atau menggenangi dengan air
pada permukaan beton tersebut.
c. Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan perlindungan
atas beton harus lebih diperhatikan. Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab
atas retaknya beton karena susut akibat kelalaian ini.
d. Konstruksi beton secara natural harus diusahakan sekedap mungkin. Beton yang
keropos/bocor harus diperbaiki. Prosedure perbaikan beton yang keropos harus
mendapat persetujuan Direksi / Konsultan Pengawas, dan Penyedia Jasa Konstruksi
tidak dikenakan biaya tambahan untuk perbaikan tersebut.

6. Pembengkokan dan Penyetelan Besi Beton.


a. Pembengkokan besi harus dilakukan dengan hati-hati dan teliti/tepat pada posisi
pembengkokan sesuai gambar dan tidak menyimpang dari Peraturan Beton
Indonesia.
b. Pembengkokan tersebut harus dilakukan oleh tenaga ahli, dengan menggunakan alat-
alat (Bar Bender) sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan cacat patah, retak-
retak, dan sebagainya. Semua pembengkokan tulangan harus dilakukan dalam
keadaan dingin, dan pemotongan harus dengan “Bar Cutter”, tidak boleh dengan api.
c. Sebelum penyetelan dan pemasangan besi beton dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi
diwajibkan membuat gambar kerja (Shop Drawing) berupa penjabaran gambar
rencana Pembesian Struktur, rencana kerja pemotongan dan pembengkokan besi
beton (bending schedule) yang diserahkan kepada Direksi / Konsultan Pengawas
untuk mendapatkan persetujuan tertulis.
d. Pemasangan dan penyetelan berdasarkan peil-peil, sesuai dengan gambar dan harus
sudah diperhitungkan mengenai toleransi penurunannya.
e. Pemasangan selimut beton (beton decking) harus sesuai dengan gambar detail
standard penulangan.
f. Sebelum besi beton dipasang, besi beton harus bebas dari kulit besi karat, lemak,
kotoran serta bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya lekat.Pemasangan
rangkaian tulangan yaitu kait-kait, panjang penjangkaran, overlap, letak sambungan
dan lain-lain harus sesuai dengan gambar standar penulangan.
g. Apabila ada Keraguan tentang rangkaian tulangan maka Penyedia Jasa Konstruksi
harus memberitahukan kepada Direksi / Konsultan Pengawas / Perencana Struktur
untuk klarifikasi.
h. Untuk hal itu sebelumnya Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat gambar
pemengkokan baja tulangan (bending schedule), diajukan kepada Direksi / Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan tertulis.
i. Penyetelan besi beton harus dilakukan dengan teliti, terpasang pada kedudukan yang
teguh untuk menghindari pemindahan tempat. Pembesian harus ditunjang dengan
beton atau penunjang besi, spacers atau besi penggantung lainnya sedemikian rupa
sehingga rangkaian tulangan terpasang kokoh, kuat dan tidak bergerak saat dilakukan
pengecoran beton.
j. Ikatan dari kawat harus dimasukkan dalam penampang beton, sehingga tidak
menonjol kepermukaan beton.
k. Sengkang-sengkang harus diikat pada tulangan utama dan jaraknya harus sesuai
dengan gambar.
l. Beton decking harus digunakan untuk menahan jarak yang tepat pada tulangan, dan
minimum mempunyai kekuatan beton yang sama dengan beton yang akan dicor.
m. Sebelum pengecoran semua penulangan harus betul-betul bersih dari semua kotoran-
kotoran.
n. Penggantian Besi :
1) Penyedia Jasa Konstruksi harus mengusahakan supaya besi yang dipasang
adalah sesuai dengan apa yang tertera pada gambar.
2) Dalam hal ini dimana berdasarkan pengalaman Penyedia Jasa Konstruksi atau
pendapatnya terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu peyempurnaan
pembesian yang ada maka Penyedia Jasa Konstruksi dapat menambah ekstra
besi dengan tidak mengurangi pembesian yang tertera dalam gambar. Usulan
pengganti tersebut harus disetujui oleh Direksi / Konsultan Pengawas.
3) Jika Penyedia Jasa Konstruksi tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang
sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran
diameter besi dengan diameter yang terdekat dengan catatan :
❖ Harus ada persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas.
❖ Jumlah luas besi di tempat tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera
dalam gambar. Khusus untuk balok induk, jumlah luas penampang besi pada
tumpuan juga tidak boleh lebih besar jauh dari pembesian aslinya.
❖ Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian
ditempat tersebut atau didaerah overlapping yang dapat menyulitkan
pembetonan atau pencapaian penggetar/vibrator.
❖ Tidak ada Pekerjaan Tambah dan tambahan waktu pelaksanaan.

7. Pemasangan Alat-Alat Didalam Beton.


a. Penyedia Jasa Konstruksi tidak dibenarkan untuk membobok, membuat lubang atau
memotong konstruksi beton yang sudah jadi tanpa sepengetahuan dan ijin tertulis
dari Direksi / Konsultan Pengawas.
b. Ukuran dan pembuatan lubang, pemasangan alat-alat didalam beton, pemasangan
sparing dan sebagainya, harus sesuai gambar atau menurut petunjuk-petunjuk
Direksi / Konsultan Pengawas.
22. PEKERJAAN KOLOM PRAKTIS DAN BALOK LATEI
22.1. Lingkup kerja
a. Pekerjaan yang tercakup dalam sub bab ini meliputi kelengkapan peralatan
konstruksi, tenaga kerja, alat-alat, bahan material, perlengkapan dan
penyelenggaraan yang berkaitan dengan pekerjaan beton.
b. Beton terdiri dari campuran semen, air, dan Agregat ( Pasir dan split). Tidak
boleh ada material lain yang diijinkan kecuali dengan persetujuan Pejabat
Pembuat Koitmen. Setelah beton mengeras, maka harus diperoleh suatu
material yang rapat, padat dan awet yang akan mempunyai beton karakteristik
sesuai spesifikasi.

22.2. Bahan Beton


a Semen Portland (PC)
Semen portland (PC) yang digunakan adalah semen Tipe I dengan SNI
15.2049.2004 serta memenuhi persyaratan kimia dan fisik sesuai tabel 1-1
dan 1-2 PUBI tahun 1982.
Standar semen Portland yang digunakan adalah :
➢ Semen Portland Pozzolan (PCC) SNI 15 0302 2004
➢ Semen Portland Komposit (PCC) SNI 15 7064 2004
Semen harus sampai di tempat kerja dalam kondisi baik serta dalam kantong-
kantong semen asli dari pabrik.
Semen harus disimpan dalam gudang yang kedap air, berventilasi baik, di atas
lantai setinggi 30 cm. Kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 lapis.

b Agregat (pasir, split atau batu pecah)


1) Agregat kasar untuk beton dipakai batu pecah split dengan ukuran max.
25 mm dari jenis batu keras dan tahan aus. Butiran yang lapuk, lonjong
dan pipih tidak diperkenankan melebihi prosentase yang disyaratkan
dalam standar PUBI 1982 dan ASTM.
2) Agregat halus adalah pasir sungai atau dari sumber lainnya yang
memenuhi syarat kebersihan, kekerasan dan gradasi butir yang sesuai
dengan standar PBI 1971 dan ASTM. Quarry material harus mendapatkan
persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen.
3) Agregat yang tidak memenuhi spesifikasi teknik, namun bisa dibuktikan
dengan uji khusus bahwa agregat tersebut menghasilkan kekuatan beton
yang dikehendaki, bisa digunakan asal diperoleh ijin dari Pejabat Pembuat
Komitmen. Agregat tidak mengandung alkali reaktif. Agregat harus diuji
dengan standar B 55835/SII 0455-81
c Besi Tulangan.
1) Tulangan harus memenuhi standard dan dimensi yang tertera dalam
gambar dan RAB. Tulangan adalah BJTD (ulir) harus memenuhi tegangan
leleh minimum fy = 320 Mpa dan BJTP (polos) yang mutunya harus
memenuhi tegangan leleh minimum 240 MPa (di periksa dengan standar
SII, BS 4449 atau BS 4461).
2) BJTP digunakan lebih kecil/sama dengan 10 mm dan BJTD digunakan
lebih besar 10 mm.
3) Tulangan hendaknya disimpan di rak di atas tanah dan didukung
sepanjang tulangan hingga tidak bengkok.
4) Kualitas dan diameter nominal dari baja tulangan yang digunakan harus
dibuktikan dengan sertifikat pengujian laboratorium, yang pada prinsipnya
menyatakan nilai kuat - leleh dan berat per meter panjang dari baja
tulangan dimaksud.
5) Tulangan harus terlindungi dari hujan kelembaban udara dan sebagainya,
dan karat-karat harus dibersihkan dan memenuhi kriteria SII 0136-84.
6) Tidak diperkenankan tulangan diikat dengan las, kecuali terdapat petunjuk
pada gambar rencana atau atas ijin Pejabat Pembuat Komitmen.
Deformasi las harus memenuhi BS 4483.
d Bendrat
Bendrat atau kawat pengikat harus berukuran minimal 1 mm, kualitas baik
dan tidak berkarat.
e Air
Air untuk campuran dan untuk pemeliharaan beton harus dari air bersih dan
tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak mutu beton.
f Semua bahan yang dipergunakan harus mendapat persetujuan Pejabat
Pembuat Komitmen. Dalam keadaan diragukan, maka Pejabat Pembuat
Komitmen berhak minta Pemeriksaan Laboratorium Bahan Konstruksi Teknik
yang sudah terakreditasi atas biaya Penyedia Jasa Pemborongan.
22.3. Cetakan Beton
a. Bekisting harus cukup kuat, menggunakan kayu klas III atau kayu klas II yang
baik dan tidak bocor (kedap air).
b. Acuan untuk cor beton disyaratkan menggunakan multiplek tebal minimum 9
mm dengan rangka pangaku dari rusuk-rusuk kayu, sedemikian rupa sehingga
dapat dipakai berkali-kali untuk masing-masing lantai.
c. Ukuran tebal multiplek dan rusuk pengaku tersebut harus mendapat
persetujuan pengawas dan harus cukup kuat menahan gaya tekan beton cor
dan tidak boleh berubah letaknya selama proses pengecoran berlangsung.
d. Kayu steger dengan diameter minimal 7,5 cm, jarak pemasangan maximal 50
cm, konstruksi cetakan beton tidak boleh menggunakan bambu.
e. Pemasangan Bekisting dan steger harus benar dan kokoh, sehingga dimensi
dan peil sesuai dengan dimaksud.
22.4. Pekerjaan Besi Beton
a. Pekerjaan besi beton harus dilaksanakan sesuai ketentuan gambar bestek dan
RAB berdasarkan peraturan yang berlaku.
b. Pembengkokan tulangan harus dilaksanakan pada kondisi dingin, dengan
panjang kait dan panjang penyaluran tegangan sesuai ketentuan.
c. Hubungan antara besi beton satu dengan harus dipergunakan kawat beton,
diikat dengan teguh, tidak menggeser selama pengecoran beton dan besi
beton bebas dari tanah (werkvloer) atau tidak melekat dengan papan acuan.
d. Pengetesan mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat bilamana
dipandang perlu oleh pengawas. Semua biaya percobaan tersebut sepenuhnya
menjadi tanggung jawab kontraktor.
22.5. Mutu Beton
Mutu beton untuk Pekerjaan Kolom Praktis Dan Balok Latei adalah menggunakan 1
m³ Beton mutu, f’c = 21,7 MPa (K250).
22.6. Pembuatan Komposisi Beton
a Penentuan komposisi campuran beton harus melalui prosedur mix design dan
trial mix terhadap beberapa alternatif perbandingan campuran yang dianggap
terbaik untuk menghasilkan beton K 250 sebagaimana diminta.
b Pemborong harus membuat benda uji dengan ketentuan dan jumlah benda uji
sekurang-kurangnya mengikuti ketentuan dalam PBI 71 sub bab 4.6.
c Kontraktor harus mengajukan rancangan campuran (mix design) tersebut
kepada Pejabat Pembuat Komitmen selambat-lambatnya 4 minggu sebelum
pekerjaan beton dilakukan untuk selanjutnya disetujui dibuat percobaan
campuran, pengujian nilai slump, pembuatan benda uji (silinder diameter 15
cm dengan tinggi 30 cm) hingga diperoleh hasil uji kuat tekan umur 7, 14 dan
28 hari.
d Proposal mix design yang diajukan harus memuat secara lengkap macam dan
sumber bahan-bahan beton yang akan digunakan disertai hasil pengujian
karakteristik masing-masing bahan.
e Kekentalan
Banyaknya air untuk campuran beton harus ditentukan sedemikian rupa
sehingga tercapai sifat mudah dikerjakan sesuai dengan penggunaannya.
Untuk mencegah terjadinya air pada campuran beton berlebihan atau kurang,
nilai slump harus berada dalam batasan yang disyaratkan PBI1971 seperti
tabel di berikut ini :
Slump = 12 ± 2 cm
Campuran Beton yang tidak memenuhi persyaratan slump tidak boleh
digunakan dalam pekerjaan.
22.7. Perancah dan Bekisting
a Perancah harus memakai bahan kayu yang bermutu baik, kayu harus
memenuhi peraturan konstruksi Kayu Indonesia ( PKKI - 1961 ) dan disetujui
Penyedia Jasa Pejabat Pembuat Komitmen / Pejabat Pembuat Komitmen.
b Jarak Steger / Perancah maximum 40 cm serta diberi kayu pengaku antar
perancah.
c Ketinggian perancah / steger sesuai dengan konstruksi gambar rencana.
d Pekerjaan Bekisting memakai kayu yang kuat, rapi dan kaku, sehingga setelah
dibongkar memberikan bidang yang rata dan hanya memerlukan sedikit
penghalus.
e Untuk pekerjaan kolom, balok, plat papan Bekisting dilapisi dengan multiplek
agar produk beton menjadi beton expose.
f Sebelum pengecoran, sisi dalam dari Bekisting harus disiram dengan air dan
bebas dari kotoran atau benda - benda yang tidak diperlukan.
g Pengawas dan Pejabat Pembuat Komitmen Teknis harus mengecek perancah
dan Bekisting sebelum dilaksanakan pengecoran.

22.8. Selimut beton


a Yang dimaksud dengan selimut beton adalah jarak terkecil dari permukaan
luar beton jadi dengan ujung atau permukaan logam (besi tulangan, kawat
beton atau logam lainnya yang terdapat dalam struktur beton tersebut)
terdekat.
b Selimut beton dibuat sesuai kebutuhan yang termuat pada PBI 71 N.I-2
kecuali ada ditunjukkan dalam gambar.
c Selimut beton bertulang minimum setebal 2,5 cm (dua koma lima centimeter).
d Penggunaan pemisah antara baja beton dengan bekisting dibuat dengan tahu
beton untuk menjamin tebal selimut tidak berobah saat pengecoran, dan tidak
boleh dibuat dari kayu atau logam lainnya.
22.9. Penyetelan dan Penempatan Tulangan Beton
a Pemasangan tulangan beton khususnya jarak-jarak antar tulangan, kelurusan,
bengkokan dan panjang overlap sambungan harus mengikuti ketentuan PBI 71
Bab.8.
b Pembengkokan tulangan harus tenaga ahli dengan menggunanakan alat tidak
boleh menimbulkan cacat, retak, patah dan sebagainya.
c Sebelum meletakkan tulangan pada bekisting, hendaknya bekisting dalam
kondisi bersih dari karat, campuran yang menyebabkan kerusakan pada
tulangan. Diletakkan di atas tahu beton yang menjamin ketepatan posisi dan
tebal selimut.
d Tebal selimut beton dan pabrikasi tulangan beton hendaknya mengikuti saran
yang termuat di dalam PBI-71 dan hal-hal lain yang termuat di dalam gambar.
22.10. Pembuatan /Pengecoran Beton
a Sebelum dilaksanakan pengecoran beton, Konsultan Pengawas dan Pejabat
Pembuat Komitmen teknis harus mengecek / mengontrol :
1) Penulangan beton
2) Bekisting dan Steger
3) Kesiapan pelaksanaan meliputi : Beton Ready mix K 250, Alat pemadat
beton (vibrator), Alat Pengangkut, Tenaga kerja dan kesiapan bahan –
bahan yang digunakan.
b Sebelum pengecoran kebersihan cetakan beton dan kebenaran serta
ketepatan pemasangan besi beton harus diperhatikan sebaik-baiknya.
c Celah-celah antara papan harus cukup rapat sehingga pada waktu pengecoran
tidak ada air adukan yang keluar.
d Tinggi jatuh penuangan harus kurang dari 1,5 m. Penggumpalan yang tebal
dihindari agar tidak terjadi hidrasi pada cuaca panas.
e Semua beton harus memenuhi CP 110 BS 1881 atau PBI 71. Ketika beton
dicor pada kondisi cuaca panas, maka perlu dilakukan tindakan preventif agar
tidak terjadi retak. Pengecoran pada cuaca panas harus memenuhi CP 110
atau PBI 71.
f Semua bahan beton hendaknya dicampur secara mekanis dengan takaran
komposisi menggunakan ukuran berat.
g Kontraktor harus membuat benda uji (silinder diameter 15 cm dengan tinggi
30 cm) pengambilan benda uji didasarkan pada ASTM C.94 Semua benda uji
ditest di lab.yang telah terakreditasi pemerintah dan disetujui oleh Pejabat
Pembuat Komitmen, hasil pengujian diserahkan ke Pejabat Pembuat
Komitmen.
h Pengambilan benda uji tiap 6 m3 atau setiap kali pengecoran.
i Kekentalan campuran beton harus diuji dengan slump test sebagaimana diatur
dalam PBI; SII dan ASTM. Untuk beton dilaut ditetapkan nilai slump test tidak
boleh melebihi 7 cm.
j Frekuensi pelaksanaan slump test, pembuatan dan pengujian serta jumlah
benda uji selama pelaksanaan pengecoran harus mengikuti ketentuan yang
tertuang dalam PBI 71 dan/atau SII 84.
k Pada pengecoran pada daerah sempit dilakukan dengan mempertimbangkan
kedalaman, jika diarahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen, bisa dilakukan
dengan membuka sisi bekisting sementara dengan lebih dulu memberikan
kesempatan beton untuk mengering dan konsolidasi.
l Pengecoran beton pada bekisting dengan ujung siku-siku, tekukan, baut,
angkur baja, baut konektor, pipa, celah lobang, sasis atau segala sesuatu yang
akan terpasang pada saat pengecoran, pengecoran harus sampai selesai dan
tidak boleh ada penghentian pengecoran jika tidak ada ijin dari Pejabat
Pembuat Komitmen secara tertulis.
m Pada pengecoran baru (sambungan antara beton lama dan beton baru), maka
permukaan beton lama terlebih dahulu harus dibersihkan dan dikasarkan
dengan menyikat menggunakan sikat kawat baja sampai agregat kasar
tampak, kemudian disiram dengan calbon dan selanjutnya seperti yang telah
dijalankan sebelumnya.
n Tempat dimana pengecoran akan dihentikan harus mendapat persetujuan dari
pengawas.
o Pengecoran harus betul-betul padat dengan menggunakan pemadat mekanis
(vibrator) yang disetujui Penyedia Jasa Pejabat Pembuat Komitmen/ Pejabat
Pembuat Komitmen pekerjaan.
p Penyedia Barang/Jasa dalam pelaksanaan pengecoran senantiasa
menginformasikan jadwal pelaksanaan pekerjaan.

22.11. Pemadatan Beton


a Setelah campuran beton dituangkan dalam acuan ( Bekisting ), harus diikuti
dengan pemadatan dengan memakai alat getar (Vibrator)
b Vibrator dicelupkan dalam campuran beton yang dituangkan pada acuan.
Vibrator dilarang mengenai secara langsung penulangan dan pada tenpat -
tempat beton yang telah mengeras. Pada setiap titik (bagian pemadatan
beton), kerja vibrator tidak diperkenankan lebih dari 20 detik.
c Vibrator yang digunakan adalah vibrator elektrik atau tipe hidrolik untuk
memadatkan beton dengan frekuensi minimum 7000 impul per menit untuk
menghasilkan harga slump 25 mm berjarak 50 mm dari vibrator.

22.12. Pembongkaran Acuan dan Perancah


a Pembongkaran acuan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan PBI 1971
pasal 5 dan SK-SNI 1991.
b Pembongkaran acuan dan perancah minimal beton tersebut dapat memikul
beban sendiri (selama 28 hari)
c Pembongkaran Bekisting harus hati - hati supaya sisi sudut tajam tidak rusak.

22.13. Standar Mutu (Standard of Acceptance)


a Kuat tekan benda uji dalam rencana adalah kuat tekan karakteristik adalah
kuat tekan rata-rata yang akan di dapat dari percobaan tekan benda uji
berturut-turut dikurangi dengan 1,64 Sr.
b Sr adalah standart deviasi yang diperhitungkan menurut rumus dalam SKSNI
T-15-1991-03. Apabila dalam melaksanakan nanti kedapatan bahwa mutu
beton yang dibuat seperti yang ditunjuk oleh benda ujianya gagal memenuhi
syarat spesifikasi, maka pengawas dan Pejabat Pembuat Komitmen berhak
meminta kontraktor supaya mengadakan percobaan coring.
c Percobaan-percobaan ini harus memenuhi syarat dalam SKSNI T–15-1991-03.
d Apabila masih gagal, maka bagian pekerjaan tersebut harus dibongkar dan
dibangun baru sesuai dengan petunjuk pengawas. Semua biaya untuk
percobaan dan akibat-akibat gagalnya pekerjaan tersebut menjadi beban biaya
dari pihak kontraktor.
e Kontraktor juga diharuskan mengadakan slump test menurut Syarat-syarat
dalam SKSNI T –15-1991-03
22.14. Perawatan / pemeliharaan Beton
a Penyedia Jasa Pemborongan harus memahami bahwa tahapan curing
merupakan salah satu aspek yang sangat menentukan ketahanan/keawetan
beton di lingkungan agresif.
b Pemeliharaan beton dilakukan setelah dilakukan pengecoran dalam
pengeringannya harus dibasahi air atau goni yang basah.
c Mempersiapkan perlindungan dari pengaruh sinar matahari sehingga tidak
terjadi penguapan / pengeringan yang terlalu cepat.
d Mempersiapkan perlindungan beton yang baru dicor dari kemungkinan
datangnya hujan.
e Sekurang-kurangnya metode pemeliharaan yang harus dilaksanakan adalah
dibasahi secara terus menerus selama 2 minggu antara lain dengan menutupi
dengan karung-karung basah sebagaimana diatur dalam PBI 71 sub bab 6.6.
atau direndam dalam air.

27. PEKERJAAN PLESTERAN


27.1. Lingkup pekerjaan :
Pekerjaan plesteran meliputi pekerjaan : plesteran, acian, dan sponengan adalah
semua pekerjaan plesteran, acian, dan sponengan pada semua permukaan bata dan
beton atau yang ditunjukkan pada gambar seperti plesteran baru kali, plesteran
ciprat, profilan semen, dan tali air hingga terbentuk permukaan yang siap difinishing
lebih lanjut.

27.2. Standar :
a. SK SNI S-03-1994-03 (Spesifikasi Peralatan Pemasangan Dinding Bata dan
Plesteran).
b. Pt T-03-2000-C ( Tata Cara Pengerjaan Pasangan dan Plesteran Dinding )
c. SK SNI S-04-1989-F ( Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Bahan Bangunan
Bukan Logam)).
d. SK SNI S-02-1994-04 (Spesifikasi Agregat Halus Untuk Pekerjaan Adukan dan
Plesteran Dengan Bahan Dasar Semen ).

27.3. Material
a. Semen
1). Semen yang dipakai adalah semen jenis Portland Cement (PC) sekualitas
“Tiga Roda/gresik/dinamix”.
2). 1 (satu) merk semen untuk seluruh pekerjaan.
3). Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah/utuh, tidak terdapat
kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak.
4). Semen masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras).
5). Penyimpanan semen tidak akan segera digunakan harus menjamin mutu
semen, dengan menyediakan tempat penyimpanan yang kedap air dan tetutup
rapat.
6). Semen yang sudah disimpan lebih dari 6 bulan sejak dibuat perlu diuji sebelum
digunakan, jika sudah rusak harus ditolak.
b. Pasir
1). Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam, kuat dan bersudut.
2). Bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya,
jumlah kandungan bahan ini maksimal 5% dan tidak mengandung garam.

27.4. Pelaksanaan:
1). Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan plesteran, acian, dan
sponengan meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal
pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai
untuk mendapat persetujuan dari Tim Teknis dan Konsultan Pengawas, di
sertai gambar shop drawing.
2). Sebelum memulai pekerjaan, pekerjaan pipa-pipa dan conduit mekanikal dan
elektrikal harus sudah selesai.
3). Pemasangan pipa-pipa dan conduit harus cukup dalam dan kuat tertanam
sehingga tidak menimbulkan retak pada plesteran yg sudah jadi.
4). Campuran/bahan dibuat menggunakan mixer selama 3 menit dan
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
• Untuk bidang kedap air, beton, pasangan dinding batu bata yang
berhubungan dengan udara luar, dan semua pasangan batu bata di bawah
permukan tanah sampai ketinggian 30 cm dari permukaan lantai dan 150
cm dari permukaan lantai toilet dan daerah basah lainnya dipakai adukan
plesteran 1 pc : 3 pasir.
• Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran campuran 1 PC : 4 pasir.
• Untuk plesteran beton menggunakan campuran 1 pc : 3 pasir.
• Untuk plesteran trasraam menggunakan campuran 1 pc : 3 pasir
• Untuk plesteran ciprat menggunakan campuran 1 pc : 2 pasir.
• Plesteran halus (acian) dipakai campuran PC dan air sampai mendapatkan
campuran yang homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran
berumur 8 hari (kering benar).
• Semua jenis adukan perekat tersebut di atas harus disiapkan sedemikian
rupa sehingga selalu dalarn keadaan baik dan belum mengering,
diusahakan agar jarak waktu pencampuran aduk perekat tersebut dengan
pemasangannya tidak melebihi 30 menit terutama untuk adukan kedap
air.
• Untuk dinding tertanam di dalam tanah harus diplaster dengan memakai
spesi kedap air.
• Plasteran pada sambungan antara beton dan bata harus diberi kawat
ayam.
• Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 m, dipasang tegak dan
menggunakan keping-keping plywood setebal 9 mm untuk patokan
kerataan bidang, pelaksanaan plesteran tidak boleh melebihi 2 hari
setelah dibuat kepalaan.
• Untuk beton sebelum diplaster permukannya harus dibersihkan dari sisa-
sisa bekisting dan kemudian dikretek (scrath) terlebih dahulu dan semua
lubang-lubang bekas pengikat bekisting atau form tie harus tertutup aduk
plaster.
• Ketebalan plasteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom
yang dinyatakan dalam gambar, atau sesuai peil-peil yang diminta
gambar. Tebal plasteran minimum 1.5 cm, jika ketebalan melebihi 2,5 cm
harus diberi kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat
dari plasterannya pada bagian pekerjaan yang diizinkan .
• Untuk permukaan dinding Laboratorium BSL 2 yaitu Ruangan Reagen dan
mix, ruangan ektrasi dan template, Ruangan PCR, Ruangan Mikroskopik
bakteri TB pekerjaan sudut dinding bangunan diplester Melengkung tanpa
sudut.
• Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau
cembung bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. Jika
melebihi, Penyedia Jasa konstruksi berkewajiban memperbaikinya dengan
biaya atas tanggungan Penyedia Jasa konstruksi.
• Tidak diperbolehkan adanya pertemuan antar dinding atau dengan lantai
yang membentuk sudut.
• Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada permukaannya
diberi alur-alur garis horizontal atau dikretek (scrath) untuk memberi
ikatan yang lebih baik terhadap bahan finishingnya, kecuali untuk
menerima cat.
• Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemu
dalam satu bidang datar, harus diberi naat (tali air) dengan ukuran lebar
0,7 cm dalamnya 05 cm, kecuali bila ada petunjuk lain di dalam gambar.
• Kelembaban plasteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung
wajar/tidak terlalu tiba-tiba dengan membasahi permukaan plasteran
setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik panas matahari
langsung dengan bahan-bahan penutup yang bisa mencegah penguapan
air secara cepat.
• Plasteran harus mendapatkan curing minimal 1x sehari selama 3 hari.
• Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan
difinish dengan cat dipakai plesteran halus (acian di atas permukaan
plasterannya).
• Plasteran harus sudah berumur 3 hari sebelum di-aci.
• Acian harus rata/tdk bergelombang dengan ketebalan acian 2mm atau
maksimal 3mm.
• Bahan acian menggunakan bahan PC.
• Acian harus di curring minimal 1x sehariselama 7 hari.
• Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik,
plasteran harus dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan
dapat diterima oleh Konsultan Pengawas dengan biaya atas tanggungan
penyedia Jasa konstruksi. Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai
penyedia Jasa konstruksi harus selalu menyiram dengan air, sampai jenuh
sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.
29. PEKERJAAN PINTU, JENDELA DAN VENTILASI
29.1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan pintu, jendela dan ventilasi meliputi seluruh pekerjaan pemasangan pintu,
jendela dan ventilasi pada gambar perencanaan.

29.2. Material :
a. Pintu dan Ventilasi :
Kusen Pintu+ Ventilasi Atas Pintu frame Profil aluminium 3 inch
Pintu Utama P4 Bahan Kaca T 5 mm + Frame Almunium
Pemasangan 1 m2 Kaca Polos Tebal 5 mm + Silicone Sealant 300 ml
Engsel pintu
Pemasangan Door Closer
Pemasangan Kunci Tanam Pintu Kaca
Pemasangan Stiker Sanblas Pintu Kaca
Handle Pintu Kaca

b. Engsel, Handle dan door closer, pengunci sekualitas “Dekkson”.


• Selot tanam untuk pintu produk setara “Dekkson”
• Grendel putar (kosong-isi) dipakai untuk pintu-pintu W.C./lavatory.
• Grendel pegas untuk jendela jungkit/BV
• Tipe kunci harus sesuai dengan fungsi ruang, dipasang setinggi 100 cm dari
lantai atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
• Engsel pintu menggunakan 3 engsel dan jendela menggunakan 2 engsel
• Untuk jendela BV jungkit dipakai engsel khusus untuk maksud itu (engsel
pivot) dengan ukuran yang sesuai untuk masing-masing ukuran jendela.
c. Material-material lain yang akan digunakan ukuran dan pemasangannya
menyesuaikan dengan gambar rencana.
1.1. Posisi dan ketinggian kusen harus sesuai dengan gambar rencana.
1.2. Kusen pintu jendela harus siku pada semua sudutnya dan rapat pada setiap
sambungannya.
1.3. Instalasi daun pintu jendela harus sempurna sehingga daun pintu atau jendela dapat
ditutup dengan rapat, tanpa menggesek bagian lain dari kusen atau lantai.
1.4. Sampai pekerjaan selesai dilaksanakan kusen pintu dan jendela harus dilindungi dari
gesekan dengan benda lain,
1.5. Penyedia Jasa konstruksi harus menyediakan sempel material yang harus disetujui
oleh Tim Teknis dan Konsultan Pengawas, sekurang – kurang nya 2 hari sebelum
pekerjaan dilaksanakan.

30. PEKERJAAN KACA


30.1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan kaca meliputi pemotongan dan pemasangan material kaca yang ada pada
jendela, pintu dan Ventilasi
30.2. Material :
a. Kaca Sekualitas Asahimas, berupa kaca bening, kaca riben, dan kaca es, dengan
bentuk dan ukuran sesuai gambar kerja, Pada pasangan yang ada celah harus
tertutup dengan sealing dan atau karet penjepit kaca, sekualitas silicons sealant
warna menyesuaikan dengan warna kaca.
b. Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya mempunyai
ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya,dapat diperoleh dari proses-
proses tarik, gilas dan pengembangan (Float glass)
c. Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta tepi
potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maximum yang diperkenankan
adalah 1,5 mm per meter. Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung
(ruang-ruang yang berisi gas yang terdapat pada kaca)
d. Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik sebagian atau
seluruh tebal kaca).
e. Ketebalan Kaca sesuai dengan gambar kerja.
f. Penyedia Jasa konstruksi harus menyediakan sempel material yang harus disetujui
oleh Tim Teknis dan Konsultan Pengawas, sekurang – kurang nya 2 hari sebelum
pekerjaan dilaksanakan.

31. PEKERJAAN PLAFOND


31.1. Lingkup pekerjaan :
Pekerjaan Plafond meliputi pemasangan rangka Plafond dan plafond Papan Gipsum
120x240 cm tebal 9 mm produk sekualitas “Jaya board atau Elephant” dan Plafond
bahan GRC board t = 4 mm sesuai dengan yang ditunjukkan pada gambar rencana.

31.2. Material :
a. Kawat penggantung dengan diameter minimal 4 mm.
b. Rangka menggunakan Rangka Besi hollow Galvanis 40.40 dan 20.40, tebal 0,6 mm
c. Rangka Cross tee main tee Modul 60 x 60 cm
d. Papan Gipsum Board tebal 9 mm
e. GRC board t = 4 mm
f. List profil gypsum lebar 7 sampai 10 cm
31.3. Pelaksanaan pekerjaan :
a. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa konstruksi
harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan plafond meliputi volume pekerjaan,
jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh
material yang akan dipakai untuk mendapat persetujuan dari Tim Teknis dan
Konsultan Pengawas, di sertai gambar shop drawing.
b. Arah dan jarak seperti yang di tunjukkan pada gambar.
c. Pola plafond harus sesuai dengan gambar rencana.
d. Batas antara plafond dan tembok harus membentuk sudut yang rapi dengan sudut
dan ukuran seperti pada gambar, dengan menggunakan list profil gypsum dengan
lebar sampai 5 cm.
e. Opening untuk pekerjaan M&E harus sesuai dengan gambar rencana.
f. Penyambungan antar Gipsum harus rapat tidak menimbulkan goresan bekas
sambungan.
g. Penggantung antara rangka hollow dengan penggantung atas menggunakan kawat
penggantung dengan diameter minimal 4 mm.
h. Untuk Pemasangan Plafond Gypsum dipasangan di dalam bangunan
i. Untuk Pemasangan Plafond GRC dipasangan di luar bangunan plafond kaki atap
32. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI KERAMIK
32.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan penutup lantai meliputi pekerjaan pemasangan lantai keramik, sesuai
dengan gambar rencana.
32.2. Material
• Pasangan Penutup lantai Dalam keramik uk. 60/60 Merk CERANOSA
(Polished/Kilat/licin)
• Pasangan porselin Luar keramik uk. 60/60 (Unpolished/Kasar) Merk ARNA
• Pasangan porselin lantai toilet keramik uk. 20/20 (Unpolished/Kasar)
• Pasangan porselin Dinding toilet keramik uk. 20/20 (Polished/Kilat/licin)
• Pasangan porselin keramik Tangga uk. 30/60 (Unpolished/Kasar)

32.3. Pelaksanaan
a. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa konstruksi
harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan keramik meliputi volume pekerjaan,
jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh
material yang akan dipakai untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas
disertai gambar shop drawing.
b. Keramik yang masuk ke tapak harus diseleksi, agar sesuai dengan ukuran, bentuk
dan warna yang telah ditentukan. Dus keramik harus dalam keadaan tersegel dengan
spesifikasi yang ditentukan. Warna, ukuran, tekstur, dan bentuk harus seragam .
Keramik yang tidak sesuai dengan spesifikasi tidak boleh dipasang.
c. Pemasangan keramik boleh dilakukan bila Instalasi M&E pada lantai sudah selesai.
d. Untuk keramik jenis acian semen, keramik harus direndam air hingga jenuh air
terlebih dahulu sebelum dipasang, untuk keramik jenis addesive keramik , keramik
tidak boleh direndam air.
e. Kecuali ditentukan lain pada spesifikasi ini atau pada gambar, level yang tercantum
pada gambar adalah level finish lantai, karenanya screeding dasar harus diatur
hingga memungkinkan pada keramik dengan ketebalan yang berbeda permukaan
finishnya terpasang rata.
f. Header/kepalaan keramik harus dibuat pada dua arah dengan bantuan alat ukur
(theodolit atau waterpass)
g. Adukan semen untuk screeding dibuat dengan pebandingan 1 pc : 3 pasir. Adukan
perekat dengan perbandingan 4,5 kg adesive dengan 1 liter air.
h. Lantai harus benar-benar terpasang rata, baik yang ditentukan datar maupun yang
ditentukan mempunyai kemiringan.
i. Kemiringan tidak boleh kurang dari 25 mm pada jarak 10 m untuk area toilet.
Sedangkan untuk area lain, tidak boleh kurang dari 12 mm pada jarak 10 m.
Kemiringan harus lurus hingga air bisa mengalir semua tanpa meninggalkan
genangan.
j. Pemotongan keramik harus menggunakan alat yang sesuai agar menghasilkan hasil
potongan yang rata, tidak bergerigi.
k. Keramik harus dilindungi dari pergerakan selama 48 jam setelah pemasangan
dengan menempatkan rambu atau tanda.
l. Pasangan keramik harus diperiksa jarak dan kelurusan nat-nya, tidak kosong
aciannya, tidak retak dan gores, beda tinggi keramik (plint) maksimal 1 mm.
m. Keramik boleh di-grouting atau kolot setelah berumur 24 jam. Warna grouting harus
seragam, halus dan tanpa celah, bila perlu gunakan alat bantu untuk meratakan
grouting. Tepi dinding diberi sealant atau dibiarkan saja tanpa grouting untuk ruang
muai-susut.

33. PEKERJAAN PENGECATAN


33.1. Lingkup kerja :
Pekerjaan cat meliputi pekerjaan cat dinding, kayu, beton, dan besi sesuai dengan
gambar rencana. Sebelum pengecatan dimulai, penyedia Jasa konstruksi harus
melakukan pengecatan pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang
diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, texture,
material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mock up ini
akan ditentukan oleh Tim Teknis dan Konsultan Pengawas. Jika masing-masing
bidang tersebut telah disetujui oleh Tim Teknis dan Konsultan Pengawas, bidang-
bidang ini akan dipakai sebagai standard minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.

33.2. Standar :
a. SNI 03-2407-1991 (Tata Cara Pengecatan Kayu Untuk Rumah dan Gedung)
b. SNI 03-2408-1991 (Tata Cara Pengecatan Logam )

33.3. Cat dinding


a. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh plesteran
bangunan dan/atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.
b. Material :
Cat dinding type“Weather Shiled” setara Mowilex
warna ditentukan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), setelah mengadakan
percobaan pengecatan (mock up)
c. Pelaksanaan Pekerjaan :
1). Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan pengecatan meliputi
volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur
pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai disertai sertifikat hasil
pengujian material untuk mendapat persetujuan dari Tim Teknis dan Konsultan
Pengawas.
2). Sebelum pengecatan dimulai plasteran telah berumur 14 hari, dinding harus
diamplas halus, bersih dari debu, lubang-lubang yang mungkin ada sudah diisi,
celah dan retak sudah diperbaiki
3). Permukaan dinding harus kering (periksa dengan higrometer, kelembaban
maksimal 15 %), kadar alkali rendah (periksa dengan kertas lakmus setelah
kurang lebih 10 menit berubah hijau).
4). Plamur digunakan untuk bekas bobokan, retak, dinding luar tidak boleh
menggunakan plamur.
5). Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat baja tipis dan
lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata..
6). Untuk warna-warna yang sejenis, penyedia Jasa konstruksi diharuskan
menggunakan kaleng-kaleng dengan nomor percampuran (batch number) yang
sama.
7). Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata,
licin, tidak ada bagian yang belang.

34. PEKERJAAN KELENGKAPAN BANGUNAN DAN SANITASI


Yang dimaksud dengan pekerjaan disini adalah penyediaan dan pengadaan bahan-bahan,
tenaga serta pemasangan peralatan-peralatan, bahan-bahan utama, bahan bahan
pembantu dan lain-lainnya sesuai dengan gambar rencana dan/atau seperti yang
dispesifikasikan disini, sehingga diperoleh instalasi sanitasi yang lengkap dan bekerja baik
siap untuk dipergunakan. Spesifikasi ini melingkupi kebutuhan untuk pelaksanaan
pekerjaan sanitasi, sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar rencana, yang terdiri dari,
dan tidak terbatas pada :
a. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi air bersih sesuai dengan gambar
rencana dan buku spesifikasi ini.
b. Pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan bantu bagi seluruh peralatan sanitasi.
c. Pengetesan dan pengujian dari seluruh instalasi sanitasi .
d. Mengadakan masa pemeliharaan selama waktu yang ditentukan oleh Pemberi Tugas (6
bulan).
e. Pembuatan shop drawing bagi instalasi yang akan dipasang dan pembuatan as built
drawing bagi instalasi yang telah terpasang.

37.1. Koordinasi.
a. Adalah bukan tujuan dari spesifikasi ini, ataupun gambar rencana untuk
menunjukkan secara detail berbagai item pekerjaan dari peralatan-peralatan dan
penyambungan-penyambungannya. Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor harus
melengkapi dan memasang seluruh peralatan-peralatan yang dibutuhkan untuk
melengkapi pekerjaan.
b. Gambar-gambar rencana menunjukkan tata letak secara umum dari peralatan,
pemipaan, cabinet dll. Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor harus memodifikasi tata
letak tersebut sebagaimana yang dibutuhkan untuk mendapatkan pemasangan-
pemasangan yang sempurna dari peralatan-peralatan tersebut.
c. Setiap pekerjaan yang disebutkan dalam spesifikasi ini, dan tidak ditunjukkan
dalam gambar atau sebaliknya, harus dilengkapi dan dipasang seperti pekerjaan
lain yang disebut oleh spesifikasi dan ditunjukkan dalam gambar.
d. Penyedia Jasa Konstruksi pekerjaan instalasi ini hendaknya dalam pelaksanaan
pekerjaan, harus bekerja sama dengan Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor bidang
lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan
waktu yang ditetapkan.
e. Koordinasi yang baik perlu ada untuk mencegah agar jenis pekerjaan yang satu
tidak menghalangi pekerjaan yang lainnya.

37.2. Kualifikasi Pekerjaan


a. Untuk pemasangan dan pengetesan pekerjaan-pekerjaan ini harus dilakukan oleh
pekerja-pekerja dan supervisor yang benar-benar ahli dan berpengalaman dalam
bidangnya.
b. Konsultan Pengawas dapat menolak atau menunda pelaksanaan suatu pekerjaan,
bila dinilai bahwa pelaksana tersebut tidak terampil / tidak berpengalaman.

37.3. Bahan Dan Contoh Material


a. Pada saat pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor harus
mengajukan Shop drawing yang menunjukkan secara detail pekerjaan-pekerjaan /
pemasangan peralatan dan pemipaan, penyambungan dengan pekerjaan-pekerjaan
lain atau pekerjaanpekerjaan yang sulit dilaksanakan. Ataupun perubahan-
perubahan atau modifikasi yang diusulkan terhadap gambar rencana.
1) Sebelum pekerjaan ini dimulai Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor harus
menyerahkan kepada Direksi daftar bahan-bahan yang dipakai dalam rangkap
4 (empat).
2) Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan kepada Direksi contoh
bahanbahan yang dipakai dan semua biaya yang berkenaan dengan
penyerahan dan pengembalian contoh-contoh ini adalah tanggungan Penyedia
Jasa Konstruksi.
3) Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan untuk mengadakan recheck atas segala
ukuran-ukuran/ kapasitas equipment yang akan dipasang. Dalam hal terjadi
keragu-raguan harus segera menghubungi Direksi.
4) Pengambilan ukuran atau untuk pemilihan kapasitas equipment yang keliru
akan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi. Untuk itu pemilihan
equipment dan material harus mendapat persetujuan dari Direksi.
5) Semua material yang akan digunakan/dipasang adalah dari jenis material
berkualitas baik, dalam keadaan baru (tidak dalam keadaan rusak atau diafkir
sesuai dengan mutu dan standard yang berlaku atau standard internasional
seperti BS, JIS, ASA, DIN, SII dan yang setaraf.
6) Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab atas mutu dan kwalitas material
yang akan dipakai, setelah mendapat persetujuan dari Direksi/ Konsultan
Pengawas.
37.4. Review
1. Konsultan Pengawas akan memeriksa (mereview) pengajuan-pengajuan dari
Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor dan memberi komentar atas hal tersebut.
2. Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor harus memodifikasi / merevisi
pengajuannya sesuai dengan komentar Konsultan Pengawas, sampai didapat
persetujuan dari Direksi.
37.5. Standard dan Code
Kecuali ditentukan lain dalam gambar rencana, maka pada pekerjaan ini berlaku
peraturan-peraturan sebagai berikut:
a. Ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan oleh PAM daerah setempat.
b. Ketentuan dan persyaratan Pedoman Plumbing Indonesia 2000.
c. Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, dan persyaratan
yang dikeluarkan oleh pabrik yang memproduksi material yang dipasang.
d. Pekerjaan instalasi Plumbing ini harus dipasang oleh perusahaan yang biasa
mengerjakan pemasangan sistim ini.
37.6. Gambar - Gambar Instalasi Terpasang dan petunjuk Operasi
a. Sebelum pekerjaan dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi harus mengajukan gambar-
gambar kerja dan detail (working drawing) serta harus diajukan kepada Direksi
untuk mendapat persetujuan.
b. Setiap shop drawing yang diajukan Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor untuk
disetujui oleh Direksi, dianggap Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor telah
mempelajari situasi dan berkonsultasi dengan pekerjaan instalasi-instalasi
lainnya.
c. Gambar-gambar rencana dan spesifikasi (persyaratan) ini merupakan suatu
kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan, saling melengkapi dan sama-sama
mengikatnya.
d. Gambar-gambar sistim ini menunjukan secara umum tata letak dari peralatan
instalasi, sedang pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi
dari pekerjaan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau bahan atau peralatan
yang diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja dengan baik, dan hanya dinyatakan
dalam salah satu gambar perencanaan atau spesifikasi perencanaan saja,
Penyedia Jasa Konstruksi harus tetap melaksanakan tanpa ada biaya tambahan.
Gambar-gambar Arsitek dan sipil/struktur harus dipakai sebagai referensi untuk
pelaksanaan dan detail "finishing" dari pekerjaan.
e. Apabila pekerjaan telah selesai dilaksanakan dan setelah serah terima pertama,
Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor wajib menyerahkan gambar-gambar instalasi
terpasang sebanyak 3 (tiga) set cetak biru dan 1 (satu) set transparant.
f. Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor juga berkewajiban untuk menyerahkan 3 (tiga)
set petunjuk operasi dan maintenance dari sistem yang dipasang.

37.7. Sistem
a. Air Bersih
Kebutuhan air didapat dari bak penampungan, kemudian dipompakan ke 2 (dua)
buah Roof tank dengan kapasitas masing-masing 500 liter. Rooftank dari bahan
stainless steel.
b. Air Kotor
Pada dasarnya semua air kotor yang berasal dari toilet-toilet, limbah zat kimia
yang ada di setiap Bangunan ditampung dalam dengan system Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) secara komunal.

37.8. Spesifikasi Material


a. Alat-alat sanitair
Ketentuan pemakaian bahan-bahan sesuai dengan spesifikasi Arsitek dan
gambar.
1. Untuk instalasi air bersih dengan pipa PVC AW, dipakai diameter 3/4
produksi Wavin.
2. Untuk Instalasi air kotor dengan Pipa PVC AW dengan ukuran pipa
diameter 4“ dan 2“ produksi Wavin
3. Untuk Instalasi air hujan dengan PVC kelas AW dengan ukuran pipa
diameter 3“
4. Closet Duduk Merk Toto, American Standar
5. Closet Jongkok Merk American Standar
6. Wastafel Keramik Standar
7. Bak Sudut
8. Keran air Ø 3/4 " Bahan Stainlestil
9. Keran air Westafel Ø 3/4 " Bahan Stainlestil
10. Floor drain dengan grill cover stainless steel produk setara Sen-Ei
11. Tangki Air/Penguin/Tandone TB 200
12. Stop Kran Sambungan PVC Ø ¾
13. Pengadaan sumur bor Lengkap
14. Bioseptiktank fiberglass berkualitas tinggi dan bergaransi merk BS 18
2000 Liter

b. Pemipaan air bersih


• Untuk instalasi air bersih dengan pipa PVC setara AW.
• Untuk instalasi air bersih dengan PVC kelas AW, produksi Wavin, Vinilon,
Pralon. Sambungan lem yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi
dari pabrik.
• Pipa air bersih dengan PVC kelas AW, produksi Wavin, Vinilon, Pralon.
Sambungan lem yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi dari
pabrik.
• Untuk fitting dipergunakan bahan PVC setara AW.

c. Pemipaan air bersih


• Untuk instalasi air bersih dengan pipa PVC setara AW produksi Wavin.
• Untuk instalasi air kotor dan air bekas dengan PVC kelas AW, produksi
Wavin, Vinilon, Pralon. Sambungan lem yang digunakan harus sesuai
dengan spesifikasi dari pabrik.
• Pipa air bersih dengan PVC kelas AW, produksi Wavin, Vinilon, Pralon.
Sambungan lem yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi dari
pabrik.
• Untuk fitting dipergunakan bahan PVC setara AW.

d. Pemipaan air hujan


• Untuk instalasi air hujan dengan pipa PVC 3” merk AW produksi Wavin.
• pipa PVC 3” dipotong untuk dijadikan talang air hujan.
• Pipa air hujan dengan PVC kelas AW, produksi Wavin, Vinilon, Pralon.
Sambungan lem yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi dari
pabrik.

e. septictank bio
Pekerjaan disini adalah Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Bioseptiktank
merk BS 18 dengan Kapasitas Volumenya 2000 Liter.
septictank bio yang dimaksud berupa material fiberglass berkualitas tinggi dan
bergaransi.
septictank bio berfungsi menampung air kotor yang berasal dari toilet-toilet
yang ada di setiap Bangunan.
37.9. Bahan - Bahan Pengganti
1. Semua bahan, peralatan, atau fixtures yang akan digunakan dan tidak
disebutkan dalam spesifikasi ini hanya diperbolehkan, apabila telah disetujui
secara tertulis oleh Direksi dan biaya pengujian bahan/peralatan/fixtures
tersebut (apabila diminta oleh pemilik) ditanggung oleh Penyedia Jasa
Konstruksi.
2. Apabila diperlukan pengujian atas bahan/peralatan/fixtures harus dilakukan
oleh badan-badan atau lembaga-lembaga yang ditentukan oleh pemilik dan
dengan cara-cara standard yang berlaku. Apabila cara-cara standard tidak
ada, pemilik berhak menentukan prosedur pengujian.
3. Setiap bahan pipa (satu panjang utuh), fitting, fixtures dan peralatanperalatan
yang akan dipasang pada instalasi ini, harus mempunyai tandatanda merk
yang jelas dari pabrik pembuatnya.
4. Fitting dan fixtures yang tidak memiliki tanda-tanda tersebut harus diganti
atas tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.

37.10. Persyaratan Penyambungan.


a. Pipa PVC dan Fitting
1. Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan PVC glue yang sesuai
dengan diameter pipa dan sebelum dilem, pipa harus dibersihkan dulu dengan
cleaning fluid / amplas.
2. Pipa harus masuk sepenuhnya di fitting maka untuk ini harus dipergunakan alat
press khusus.
3. Selain itu pemotongan pipa harus menggunakan alat khusus agar pemotongan
pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa.
4. Cara penyambungan lebih lanjut dan terperinci harus mengikuti spesifikasi dari
pabrik pipa yang bersangkutan.
b. Sambungan yang mudah dibuka.
Sambungan ini dipergunakan pada alat-alat sanitair atau peralatan lain yang
karena sesuatu hal perlu dilepas dari pipa yang menghubungkannya antara
lain:
- Antara lavatory faucet dan supply valve.
- Antara flush valve dan urinal.
- Antara flush valve dan closet duduk.
- Pada faste fitting dan siphon.
- Pada peralatan lain yang memerlukan.
Pada sambungan ini kerapatan yang diperoleh oleh adanya paking dan bukan
seal threat.
Sambungan jenis ini antara lain union, flens atau yang sejenis lainnya.

37.11. Pelaksanaan Pemasangan Instalasi Pipa


1. Sebelum memulai pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor harus
membuat rencana kerja dengan jadwal yang disesuaikan dengan rencana kerja
Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor pekerjaan lain yang terdahulu yang
berkaitan dengan pekerjaan sanitasi. Apabila terjadi suatu perubahan,
Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor wajib memberitahukan secara tertulis
kepada Konsultan Pengawas dan mengajukan saran-saran
perubahan/perbaikan.
2. Pemasangan harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat, untuk itu
Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor harus membuat dan menyerahkan gambar-
gambar rencana instalasi secara detail sebelum melaksanakan pekerjaan
tersebut.
3. Sebelum memulai pekerjaannya, Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor harus
memeriksa dan memahami pekerjaan-pekerjaan pelaksanaan dari pihak-pihak
lain tersebut yang dapat mempengaruhi kualitas pekerjaan Pelaksana
Pekerjaan / Kontraktor itu sendiri. Apabila terjadi suatu keadaan di mana
Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor tidak mungkin menghasilkan kualitas
pengerjaan terbaik, Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor wajib memberitahukan
secara tertulis kepada Konsultan Pengawas dan mengajukan saran-saran
perbaikan/perubahan. Apabila hal ini tidak dilakukan, Pelaksana Pekerjaan /
Kontraktor tetap bertanggungjawab atas kerugian-kerugian yang mungkin
ditimbulkan.
4. Lokasi yang tetap dari peralatan sanitair, fixture-fixture, floor drain dan roof
drain, pipa-pipa utama dan pipa-pipa cabang harus diperiksa sesuai dengan
gambar-gambar perencanaan mekanikal dan arsitektur, dan disesuaikan
dengan ukuran-ukuran yang diberikan oleh pabrik pembuat alat-alat tersebut.
5. Pelaksanaan pemasangan harus direncanakan dengan baik dan semua
pembongkaran bagian-bagian bangunan yang lainnya hanya boleh dilakukan
setelah ada ijin tertulis dari Konsultan Pengawas Gambar-gambar
pemasangan instalasi secara mendetail harus dibuat oleh Pelaksana Pekerjaan
/ Kontraktor, sementara penyambungan struktur bangunan dilaksanakan. Hal
ini agar dapat diketahui dengan tepat letak/ukuran lubang-lubang pada
dinding dan lantai yang diperlukan untuk lewatnya pipa-pipa. Pelaksana
Pekerjaan / Kontraktor bertanggungjawab atas ukuran (dimensi) dan lokasi
lubang-lubang tersebut dan apabila perlu harus melakukan
pembobokan/penambalan tanpa tambahan biaya.
6. Pada setiap cabang utama pipa air bersih yang disambungkan ke pipa tegak
pada shaft untuk setiap lantai, harus dilengkapi dengan katup-katup untuk
mengisolir setiap cabang dari keseluruhan sistem, agar dapat dilakukan
perbaikan-perbaikan yang perlu untuk fixture pada lantai tersebut tanpa
mengganggu pelayanan air pada lantai-lantai yang lain.
7. Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor bertanggungjawab atas penyediaan dan
lokasi pemasangan yang tepat. Pemasangan pada konstruksi bangunan yang
dicor dengan beton dilaksanakan oleh Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor
struktur atas petunjuk Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor sanitasi.
8. Insert (tempat penyekerupan) harus ditanam dengan baik dalam dinding atau
lantai dan rata dengan permukaan akhir (finish) dari dinding atau lantai
tersebut dan setelah alat-alat tersebut terpasang insert harus tidak kelihatan.
9. Semua baut, mur sekrup yang kelihatan (eksposed) harus dibuat dengan
dilapis chromium atau nickel, demikian pula cincin (washer) untuk
pemasangannya.
10. Galian pipa-pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman dan kemiringan
yang tepat.
11. Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa
terletak / tertumpu dengan baik.
12. Untuk pipa-pipa air bersih dan air baku yang terlihat (exposed) harus diberi
lapisan (cat) finish dengan warna yang ditentukan kemudian .
13. Pipa yang ditanam dalam tanah harus diberi lapisan pasir kurang lebih 10 cm
di sekelilingnya, dengan pasir urug yang bebas batu.
14. Selama Konsultan Pengawasan berkala, Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor
harus menutup setiap ujung pipa yang terbuka untuk mencegah masuknya
tanah, debu, dan kotoran lain.
15. Semua sambungan / cabang dari pipa pembuangan air kotor (sanitair) harus
dibuat dengan cabang Y, pipa mendatar untuk air kotor mempunyai
kemiringan minimal 1,5%, dan air bekas 1%, dan air hujan mempunyai
kemiringan minimal 1%.
16. Pada instalasi pemasangan floor drain dan Westafel Keramik/sink, harus
dilengkapi dengan leher angsa / U-Trap.
17. Pipa-pipa pembuangan air Limbah dari bangunan disambungkan ke saluran
utama di luar bangunan ditampung dengan Bioseptiktank.
18. Roughing-in untuk pipa dan fixtures harus dibuat bersama-sama dengan
pelaksanaan konstruksi bangunannya. Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor harus
memberikan informasi tentang lubang-lubang pipa pada dinding dan lantai
kepada Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor Struktur apabila diperlukan.
Semua pipa dan fitting yang harus ditanam dalam beton harus dibersihkan
benar-benar dan bebas dari karat dan cat.
19. Pipa-pipa tidak boleh menembus kolom, kaki kolom, kepala kolom, ataupun
balok, tanpa mendapatkan ijin tertulis dari Pemberi Tugas atau Konsultan
Pengawas.
20. Semua sambungan yang menghubungkan pipa-pipa dengan diameter yang
berbeda harus menggunakan Reducing Fitting. Sedapat mungkin harus
digunakan belokan dari jenis Long Radius, sedangkan Short Radius hanya
boleh digunakan apabila kondisi setempat tidak memungkinkan digunakan
belokan jenis Long Radius dan Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor harus
memberitahukan hal ini kepada Konsultan Pengawas Fitting dan alat-alat lain
yang akan menimbulkan tahanan aliran yang tidak wajar tidak boleh
digunakan.
21. Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut
menembus konstruksi beton.
22. Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup dengan ketebalan minimal 0,2
cm dan memberikan kelonggaran kira-kira 5 mm pada masing-masing sisi di
luar pipa ataupun isolasinya.
23. Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa baja atau GIP.
24. Untuk pipa-pipa yang menembus konstruksi bangunan yang mempunyai
lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis flashing sleeves. Flens dari
sleeves tersebut harus menjadi satu atau diberi klem yang akan mengikat
Flashing Sleeves.
25. Rongga antara pipa dan sleeves harus kedap air karena akan diisi dengan
gasket atau media lain yang secara umum dipakai (timah pakal).
26. Semua pipa harus diikat/ditetapkan dengan kuat pada penggantung atau
angker yang dipergunakan harus cukup kokoh (rigid). Pipa-pipa tersebut
harus ditumpu untuk menjaga agar tidak berubah tempatnya, inklinasinya
harus tetap, untuk mencegah timbulnya getaran, dan harus sedemikian rupa
sehingga masih memungkinkan konstruksi dan ekspansi pipa oleh perubahan
temperatur.
27. Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur
(adjustable) dengan jarak antara tidak lebih dari 2 meter.
28. Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor harus mengajukan konstruksi dari
penggantungnya untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas Penggantung
terbuat dari kawat, rantai, strap ataupun perforated strip tidak boleh
digunakan.
29. Penggantung atau penumpu pipa harus disekrupkan (terikat) pada konstruksi
bangunan dengan insert yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau
penembokan, atau dengan baut tembok (Ramset Bolt).
30. Pipa vertikal harus ditumpu dengan klem (Clamp atau Collar), paling jauh
dengan jarak antara dua lantai (tingkat).
31. Penggantung/penumpu pipa dan peralatan-peralatan logam lainnya yang akan
tertutup oleh tembok atau bagian bangunan lainnya harus dilapisi dulu dengan
cat menie atau cat penahan karat, jenis Zink Chromate yang dilaksanakan
dalam 2 bagian (2 lapis).
32. Semua pipa dari besi/baja yang dilapisi dengan tar (tar coated) harus dicat
dengan dua lapis shellac dan dua lapis cat minyak (oil paint).
33. Semua pipa-pipa yang terlihat (exposed) dan tidak dilapisi chromium atau
nickel harus dapat dikenali dengan memberi cat yang warnanya berbedabeda,
seperti yang diminta perencana.

35. PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

38.1. PERSYARATAN UMUM PEKERJAAN ELEKTRIKAL


1. Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang
dijelaskan baik dalam spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar,
dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi
bahan dan atau peralatan yang dipakai dengan spesifikasi yang dipakai pada bab ini,
merupakan kewajiban Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor untuk mengganti bahan atau
peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada BAB ini tanpa adanya
ketentuan tambahan biaya.
2. Pada dasarnya semua bahan dan peralatan harus sesuai dengan ketentuan yang
tertera pada peraturan-peraturan seperti :
a. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000.
b. SNI Nomor : 0255-1987.D. tentang: Persyaratan Instalasi Listrik.
c. Peraturan Instalasi Listrik (PIL),
d. Syarat-Syarat Penyambungan Listrik (SBL),
e. Standard Lain : AVE Belanda, VDE/DIN Jerman, IEC Standard, JIS Jepang, NFC
Perancis, NEMA USA.
f. Petunjuk dari pabrik pembuat peralatan,
g. Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, seperti Telkom,
Dit.Jen.Bina Lindung, PLN dan Pemerintah Daerah.
3. Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh perusahaan yang memiliki surat ijin
instalasi dari instalasi yang berwenang dan telah biasa mengerjakannya dan suatu
daftar referensi pemasangan harus dilampirkan dalam surat penawaran.

39. PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL


39.1. Gambar-gambar
a. Gambar-gambar rencana dan spesifikasi (persyaratan) ini merupakan suatu
kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.
b. Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan,
sedang pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari
bangunan yang ada.
c. Gambar-gambar arsitek dan struktur/sipil harus dipakai sebagai referensi untuk
pelaksanaan dan detail "finishing" instalasi.
d. Sebelum pekerjaan dimulai, Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor harus
mengajukan gambar kerja dan detail kepada Konsultan Pengawas untuk dapat
diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan mengajukan gambar-gambar
tersebut, Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor dianggap telah mempelajari situasi
dari instalasi yang berhubungan dengan instalasi ini.
e. Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor instalasi ini harus membuat gambar-gambar
instalasi terpasang yang disertai dengan dokumen asli operating and
Maintenance Instruction, technical instruction, spare part instruction dan harus
diserahkan kepada Konsultan Pengawas pada saat penyerahaan pertama dalam
rangkap 5 (lima). (Construction detail, electrical wiring diagram, control
diagram dll).
39.2. Koordinasi
a. Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan
Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor instalasi lainnya, agar seluruh pekerjaan
dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
b. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi
kemajuan instalasi yang lain.
c. Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua
akibatnya menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor.

39.3. Pelaksanaan Pemasangan


a. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Pelaksana Pekerjaan /
Kontraktor harus menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Konsultan
Pengawas dalam rangkap 4 (empat) untuk disetujui.
b. Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan ulang atas
segala ukuran dan kapasitas peralatan yang akan dipasang, apabila ada sesuatu
yang diragukan, Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor harus segera menghubungi
Direksi. Pengambilan ukuran dan atau pemilihan kapasitas peralatan yang salah
akan menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor.
39.4. Testing & Commissioning
a. Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor instalasi ini harus melakukan semua testing
dan pengukuran yang dianggap perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan
instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan
yang ada.
b. Testing/pengujian meliputi : Uji tahanan Isolasi dan Uji Beban Penuh
c. Uji tahanan isolasi harus dilakukan pada kabel-kabel feeder sebelum dan
sesudah dipasang. Tahanan isolasi dari semua bagian yang tidak diketanahkan
baik antara hantaran dan hantaran maupun antara hantaran dan tanah,
sekurang-kurangnya 1000 ohm untuk setiap satu volt tegangan nominal.
d. Test elektrikal beban penuh selama 3 x 24 jam, harus disaksikan oleh
Direksi/Konsultan Pengawas dan bila terjadi kerusakan atau kesalahan harus
diperbaiki atas tanggungjawab Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor.
e. Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan testing
tersebut merupakan tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor.
f. Hasil Pengujian dituangkan dalam Berita Acara sebagai Syarat Penyerahan
Pertama.

39.5. Masa Pemeliharaan dan Serah Terima Pekerjaan


a. Peralatan instalasi ini harus digaransi selama satu tahun terhitung sejak saat
penyerahan pertama.
b. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama enam bulan terhitung
sejak saat penyerahaan pertama.
c. Selama masa pemeliharaan, Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor instalasi ini
diwajibkan mengatasi dan mengganti segala kerusakan yang terjadi tanpa
adanya tambahan biaya.
d. Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan
masih merupakan tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor
sepenuhnya.
e. Selama masa pemeliharaan ini, apabila Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor
instalasi ini tidak melaksanakan teguran dari Konsultan Pengawas atas
perbaikan / penggantian / penyetelan yang diperlukan, maka Konsultan
Pengawas berhak menyerahkan perbaikan / penggantian / penyetelan tersebut
kepada pihak lain atas biaya Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor instalasi ini.
f. Selama masa pemeliharaan ini, Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor instalasi ini
harus melatih petugaspetugas yang ditunjuk oleh pemilik sehingga dapat
mengenali sistem instalasi dan dapat melaksanakan pemeliharaannya.
g. Serah terima pertama dari instalasi ini harus dapat dilaksanakan setelah ada
bukti pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditanda tangani oleh Pelaksana
Pekerjaan / Kontraktor dan Konsultan Pengawas serta dilampir Surat Ijin
Pemakaian dari Jawatan Keselamatan Kerja.
h. Apabila diperlukan oleh Pemberi Tugas, Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor harus
bersedia datang ke lokasi Kegiatan untuk mengatasi dan memperbaiki
kerusakan-kerusakan yang terjadi. Petugas yang ditunjuk oleh Pelaksana
Pekerjaan / Kontraktor harus sudah hadir paling lambat 3 jam setelah dihubungi
oleh Pemberi Tugas.
39.6. Penambahan/Pengurangan/Perubahan Instalasi
a. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan
kondisi lapangan, harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan pihak Direksi.
b. Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor instalasi ini harus menyerahkan setiap
gambar perubahan yang ada kepada pihak Konsultan Pengawas dalam rangkap
3 (tiga).
c. Perubahan material dan lain-lainnya, harus diajukan oleh Pelaksana Pekerjaan /
Kontraktor kepada Konsultan Pengawas secara tertulis. Dan pekerjaan
tambah/kurang/perubahan yang ada harus disetujui oleh Konsultan Pengawas
secara tertulis.

39.7. I j i n - I j i n
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh
biaya yang diperlukannya menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan /
Kontraktor.
39.8. Pembobokan, Pengelasan dan Pengeboran
a. Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam
pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikan seperti kondisi semula, menjadi
lingkup kerja instalasi ini.
b. Pembobokan/pengelasan/pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada
persetujuan dari pihak Konsultan Pengawas secara tertulis.

40. RUANG LINGKUP PEKERJAAN ELEKTRIKAL


Kontraktor melakukan pekerjaan instalasi listrik ini harus melakukan pengadaan dan
pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan.
Garis besar scope pekerjaan instalasi listrik yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Pemasangan KWh 23000 Lengkap
b. Pengadaan dan pemasangan panel-panel elektrikal tegangan rendah.
c. Pengadaan dan pemasangan kabel toevoer dari KWH meter ke MDP (Main
Distribution Panel) bangunan, dari MDP ke Panel Penerangan Indoor & Outdoor
(Lighting Panel) maupun Panel AC, serta sparing-sparing saluran kabel sampai ±
2 m di luar power house.
d. Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan dan stop kontak bangunan.
e. Pengadaan dan pemasangan penyalur petir sistem early streamers.
f. Mengurus ijin-ijin pekerjaan elektrikal sampai selesai hingga instalasi ini dapat
berfungsi dengan baik.

40.1. Kabel Daya Tegangan Rendah


1. U m u m
Kabel daya tegangan rendah yang dipakai adalah bermacam-macam ukuran dan
type yang sesuai dengan gambar rencana (NYY 4 x 10 mm2) kabel daya tegangan
rendah ini harus sesuai dengan standard SII atau SPLN.

a. Instalasi dan Pemasangan Kabel


a. Bahan
Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi
peraturan PUIL 2000/LMK. Semua kabel/ kawat harus baru dan harus jelas
ditandai dengan ukurannya, jenis kabelnya, nomor dan jenis pintalannya.
Semua kawat dengan panampang 6 mm² ke atas haruslah terbuat secara
dipilin (stranded). Instalasi ini tidak boleh memakai kabel dengan penampang
lebih kecil 2,5 mm² kecuali untuk pemakaian kabel kendali/kontrol. Kecuali
dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai ialah dari tipe :
• Untuk instalasi penerangan adalah NYY dengan conduit Hight Impact
uPVC
• Untuk kabel-kabel dari diesel genset menuju ke LVMDP menggunakan
kabel jenis NYY.
• Kabel yang digunakan harus setara dengan merk Prima.
Semua kabel NYY yang ditanam di dalam perkerasan (tembok, beton, dll)
harus berada di dalam conduit Galvanis yang diameter dalamnya minimal 1,3
dari diameter luar kabel.
b. "Splice" / Pencabangan
Tidak diperkenankan adanya "Splice" ataupun sambungan-sambungan baik
dalam feeder maupun cabang-cabang, kecuali pada outlet atau kotak-kotak
penghubung yang bisa dicapai (accessible).
Sambungan pada kabel circuit cabang harus dibuat secara mekanis dan harus
teguh secara electric, dengan cara-cara "Solderless Connector". Jenis kabel
tekanan, jenis compression atau soldered.
Dalam membuat "Splice" konector harus dihubungkan pada
konductorkonduktor dengan baik, sehingga semua konductor tersambung,
tidak ada kabel-kabel telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh
getaran.
Semua sambungan kabel baik di dalam junction box, panel ataupun tempat
lainnya harus mempergunakan connector yang terbuat dari tembaga yang
diisolasi dengan porselen atau bakelite ataupun PVC, yang diameternya
disesuaikan dengan diameter kabel.
c. Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC,
asbes, tape sintetis, resin, splice case, compostion dan lain-lain harus dari
type yang disetujui, untuk penggunaan, lokasi, tegangan kerja dan lain-lainnya
harus dipasang memakai cara yang disetujui atau sesuai saran teknis dari
pabrik pembuat.
d. Penyambungan Kabel
• Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak
penyambung yang khusus untuk itu (misalnya junction box dan lainlain).
Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor harus memberikan brosur-brosur
mengenai cara-cara penyambungan yang dinyatakan oleh pabrik kepada
Perencana.
• Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna atau
namanamanya masing-masing, dan harus diadakan pengetesan tahanan
isolasi sebelum dan sesudah penyambungan dilakukan. Hasil pengetesan
harus tertulis dan disaksikan oleh Konsultan Pengawas.
• Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan
penyambunganpenyambungan tembaga yang dilapisi dengan timah putih
dan kuat. Penyambungan-penyambungan harus dari ukuran yang sesuai.
• Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa
PVC / procelen yang khusus untuk listrik.
• Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan bila perlu untuk menjaga
nilai isolasi tertentu.
• Cara-cara pengecoran yang ditentukan oleh pabrik harus diikuti, misal
temperatur-temperatur pengecoran dan semua lobang-lobang udara
harus dibuka selama pengecoran.
• Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang terbuka, maka harus
dilindungi dengan pipa baja dengan tebal minimal 2,5 mm.
e. Pemasangan Kabel dalam Tanah
• Kabel tegangan rendah harus ditanam minimal sedalam 80 cm.
• Kabel yang ditanam langsung dalam tanah harus dilindungi dengan bata
merah, dan diberi pasir, ditanam minimal sedalam 80 cm.
• Untuk yang lewat jalan raya ditanam sedalam 100 cm dan dilindungi
dengan pipa Galvanized dengan diameter minimum 2 kali. .
• Kabel-kabel yang menyeberang jalur selokan, dilindungi dengan pipa
galvanized atau pipa beton yang dilapisi dengan pipa PVC type AW, kabel
harus berjarak tidak kurang dari 30 cm dari pipa gas, air dan lain-lain.
• Galian untuk menempatkan kabel yang dipasang dalam tanah harus
bersih dari bahan-bahan yang dapat merusak isolasi kabel, seperti :
batu, abu, kotoran bahan kimia dan lain sebagainya. Alas galian (lubang)
dilapisi dengan pasir kali setebal 10 cm. kemudian kabel diletakkan,
diatasnya diberi bata dan akhirnya ditutup dengan tanah urug.
• Penyambungan kabel dalam tanah tidak diperkenankan.
• Penanaman dan penyambungan kabel harus diberikan marking yang
jelas pada jalur-jalur penanaman kabelnya. Agar memudahkan didalam
pengoperasian, pengurutan kabel dan menghindari kecelakaan akibat
tergali/tercangkul.
c. Pengujian & Testing
a. Factory Test
• Pengetesan Individual
Pengetesan ini dilakukan pada setiap potong kabel dan terdiri dari
pengetesan sebagai berikut :
- Pengetesan ukuran tahanan hantaran
- Pengetesan dielektrik
- Pengukuran loss factor
- Continuity
• Pengetesan Khusus
Pengetesan ini dilakukan terhadap sample dari kabel yang akan dipakai.
Pengetesan tersebut terdiri dari test sebagai berikut :
- Test tegangan impuls
- Mekanikal test
- Pengukuran loss factor pada bermacam-macam temperature
- Pengetesan dielektrik
- Pengetesan perambatan (Creep Test)

b. Site Test
Pengetesan setelah penanaman kabel. Setelah kabel ditanam,
penyambunganpenyambungan dan pemasangan kotak akhir, maka dilakukan
pengetesan dielektrik/insulation test.
40.2. Panel-Panel
a. Pemasangan Panel
Panel dipasang sedemikian rupa sehingga setiap peralatan/komponen dalam
panel masih mudah dijangkau. Tergantung pada macam/tipe panel, bila
dibutuhkan alas/pondasi/ penumpu/penggantung, maka Pelaksana Pekerjaan /
Kontraktor harus menyediakan dan memasangnya walaupun tidak tertera pada
gambar.
b. Terminal dan Mur Baut.
Semua terminal cabang harus diberi lapis tembaga (Vertin) dan disekrup
menggunakan mur baut ring dari bahan tembaga atau yang diberi Nikel
(stainless).
c. Kabel Kontrol
✓ Kabel kontrol panel harus diset di bengkel/pabrik secara lengkap serta
dibundel dan dilindungi dari kerusakan akibat tekanan mekanis.
✓ Ukuran minimum kabel 2,5 mm2, 600 V, isolasi PVC.

40.3. Kabel Penerangan dan Conduit


a. Untuk penerangan dan stop kontak biasa, kabel yang dapat dipergunakan adalah
type NYY, penampang kabel minimum yang dapat dipakai adalah Kabel NYY 2 x
2,5 mm2. Kabel-kabel ini harus dipasang di dalam pipa conduit 20mm, atau
disesuaikan dengan kabel yang dipakai.
b. Untuk penerangan outdoor, kabel yang dipergunakan adalah type NYY, penampang
kabel minimum yang dapat dipakai adalah Kabel NYY 2 x 2,5 mm2. Kabel-kabel
ini harus dipasang di dalam pipa conduit dengan ukuran menyesuaikan dengan
kabel yang dipakai.
c. Kabel-kabel yang turun dari plafond ke stop kontak dan saklar melalui dinding
dapat memakai pipa conduit PVC. Diameter pipa yang dipergunakan disesuaikan
dengan kabel yang dipakai.
d. Untuk penyambungan kabel-kabel harus menggunakan terminal box (dura doos,
tee doos) dari PVC. Terminal box tersebut tutupnya harus dapat dilepas dan
dipasang kembali dengan mudah, dengan memakai skrup. Sedang untuk
penyambungan di dalam beton harus memakai terminal box metal.
e. Pemasangan pipa kabel-kabel diatas plafond harus disusun rapih dan harus
diklem/ diikat dengan kawat pada rak-rak kabel (trunking) dan pada prinsipnya
kabel-kabel tidak diperkenankan langsung diklem pada konstruksi bangunan.
f. Kabel-kabel yang terpasang di dalam dak beton kolom beton, dinding beton harus
menggunakan pipa PVC.
g. Penyambungan kabel-kabel penerangan dan stop kontak di dalam doos harus
memakai las dop yang terbuat dari bakelit berwarna (buatan Legrand, 3M atau
equivalent yang dapat disetujui oleh Direksi). Las dop dari bahan poselin tidak
diperkenankan untuk dipergunakan.
h. Saluran cadangan (stop kontak dan penerangan) harus dipasang sampai di atas
plafond, dilengkapi kotak sambung.
i. Semua instalasi pengabelan harus dipasang di dalam conduit, baik yang dipasang
rak kabel (trunking) maupun yang menuju ke titik-titik lampu dan stop kontak.
40.4. Stop Kontak dan Saklar
a. Stop Kontak 1 phase yang dipakai untuk panggung adalah yang dipasang rata
(flush Mounting) 250 V, 10 A.
b. Stop Kontak area panggung dipasang 20 cm di atas lantai.
c. Stop kontak harus mempunyai terminal phase, netral dan grounding
d. Saklar dinding yang dipakai adalah Flush mounting, rating 250 V, 10 Ampere,
single gang, double gangs, atau muliti gangs (grid switch), dipasang 150 cm di
atas lantai.
e. Stop Kontak dan saklar diruang basah/lembab harus jenis WD (Water Dich)
f. Kotak sambung (Junction Box) untuk saklar dan stop kontak harus dari Bahan
Metal yang mempunyai Terminal Grounding, dipasang pada kedalaman tidak
kurang dari 3,5 cm sehingga diperoleh pemasangan saklar atau stop kontak yang
rapi. Junction Box harus mempunyai Terminal Grounding.

40.5. Lampu
a. Lampu harus sesuai dengan yang dimaksud dalam gambar rencana.
b. Tipe dan diskripsi lampu penerangan :
• Lampu LED Plate Bulat 18 Wat sesuai yang disebutkan di gambar, lampu
merk Philips.
• Lampu LED Plate Bulat 8 Wat sesuai sesuai yang disebutkan di gambar, lampu
merk Philips

40.6. Persyaratan Bahan/Material


• Semua material yang disuplai dan dipasang oleh Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor
harus baru dan cocok untuk dipasang di daerah tropis.
• Material harus dari produk dengan kualitas baik dari produksi baru.

40.7. Daftar Material


Untuk semua material yang ditawarkan, Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor wajib
mengisi daftar material yang menyebutkan: Merk, Tipe, dan Kelas. Juga dilengkapi
dengan brosur/katalog yang dilampirkan pada waktu tender.

40.8. Penyebutan Merk/Produk Pabrik


Apabila pada spesifikasi Teknis atau pada gambar rencana disebutkan beberapa
merk tertentu atau kelas mutu dari material/komponen tertentu, maka Pelaksana
Pekerjaan / Kontraktor wajib melaksanakan/ menawar material yang dalam taraf
mutu yang disebutkan.
Apabila nanti selama Kegiatan berjalan terjadi tidak dapat diadakan material yang
disebutkan dalam tabel Material, karena disebabkan oleh sesuatu alasan kuat dan
dapat diterima pemilik, Konsultan Pengawas dan perencana, maka dapat dipikirkan
penggantinya merk/tipe dengan suatu sanksi tertentu kepada Pelaksana Pekerjaan /
Kontraktor.

40.9. Daftar Merk/Produk Material


• Kabel TR. : kabel merk prima
• Panel TR : Lokal
• Komponen Panel : Siemens, MG, GAE, AEG.
• Peralatan Meter : H & B, Telemecanique.
• Komponen Lampu :
- Tube : Phillips.
- Capasitor : Phillips, Notocon, May&Christie.
- Fitting : Phillips, B&J
- Starter : Phillips
- Stop Kontak/Saklar : Broco, Clipsal.
- Conduit Instalasi : MK, EGA, Clipsal
- Lampu LED Plate Bulat : Phillips

40.10. G r o u n d i n g
a. Semua panel, ligthting fixtures, stop kontak, cable trunking , cable ladder dan
bagian-bagian metal lainnya yang berhubungan dengan instalasi listrik harus
digrounding.
b. Kawat grounding dapat dipergunakan kawat (Kawat Arde/Grounding BC50) atau
kawat yang terisolasi yang diberi warna kuning strip hijau.
c. Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan minimal berpenampang sama
dengan penampang kabel masuk (incoming feeder).
d. Nilai tahanan grounding sistem untuk panel-panel harus lebih kecil dari 2 (dua)
Ohm, diukur setelah tidak hujan selama 2 hari.
e. Elektrode pentanahan untuk grounding digunakan pipa galvanis yang ujungnya
dipasang copper rod sepanjang 0,5 m.
f. Elektrode pentanahan yang dipantek dalam tanah minimal sedalam 12 meter
atau sampai mencapai permukaan air.
g. Semua sambungan pada sistem grounding harus menggunakan baut dengan
bahan campuran Tembaga.
h. Pembumian peralatan elektronik; dilakukan secara terpisah,
dengan menyambungkan terminal pembumian khusus arus lemah.

41. PEKERJAAN PENANGKAL PETIR 1 INC


41.1. Umum
a. Instalasi penangkal petir menggunakan sistem Early Streamers.
b. Pekerjaan Instalasi Penangkal Petir meliputi pengadaan dan pemasangan
Spitz, Lightinng Protection Terminal, Connecting Sleeve, Coaxial Cable down
conductor, dan Grounding System, serta peralatan/komponen yang
diperlukan dalam sistem instalasi penangkal petir tipe Early Streamers
c. Instalasi penangkal petir harus mampu melindungi seluruh bangunan yang
bersangkutan beserta isinya dari gangguan petir
d. Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor harus mengerjakan seluruh pekerjaan
instalasi penangkal petir sesuai gambar perencanaan dan bertanggungjawab
penuh atas hasil pelaksanaan pekerjaan
41.2. Jenis Pekerjaan
a. Pemasangan batang spit beserta dudukannya, down conductor, meet
coupling, dan elektroda pentanahan.
b. Pengurusan perijinan, testing & commisioning.
c. Jumlah, spesifikasi dan cara pemasangan dapat dilihat pada gambar
perencanaan.
d. Tahanan pentanahan yang diperbolehkan adalah maksimum 2 (dua) ohm
pada kondisi kering.

41.3. Uji Coba


a. Bila pekerjaan telah selesai, harus diadakan pengujian besarnya tahanan
pentanahan. Dalam hal ini yang berwenang adalah Dinas Keselamatan kerja
setempat.
b. Bila harga penyebaran tahanan pentanahan belum bisa mencapai yang
ditentukan maka harus diusahakan sampai memenuhi syarat.
c. Usaha pencapaian harga tahanan pentanahan dapat dilakukan :
• Memperdalam penanaman batang elektroda sampai benar-benar
mencapai titik air.
• Menghubungkan satu dengan lainnya semua elektroda pentanahan
menggunakan kabel BC 50 mm2 sehingga membentuk hubungan
melingkar (Ring).
41.4. Lain - lain
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor supaya
memperhatikan petunjukpetunjuk pengawas.
41.5. Standar Merk
Merk yang digunakan adalah : EF, LPI-Guardian Cat,Viking LPI 3000, Pusar.

42. PEKERJAAN FINISHING

A. Pekerjaan Railling Tangga


1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan railling tangga terbuat dari pipa stainlessteel, railling tangga utama dan
samping dari stanlesstel dengan spesifikasi material seperti yang tercantum pada
gambar kerja. Adapun item pekerjaan Relling tangga Stainlestil adalah Relling tangga
T1, T2, T3 dan Pagar Teras Belakang T4 Menggunakan bahan Hollow Stainlestil, .

2. Material :
a. Tiang Besi Hollow Stainlestil 4x6 tebal 3 mm
b. Tiang dalam Besi Hollow Stainlestil 4x4 tebal 3 mm
c. Hand railling Besi Hollow Stainlestil 4x6 tebal 3 mm

B. Pekerjaan Ornamen Logo dan Pembuatan Plank Nama


1. Lingkup Pekerjaan :
Yang dimaksud dengan pekerjaan disini adalah penyediaan dan pengadaan bahan-
bahan, tenaga serta pemasangan peralatan-peralatan, bahan-bahan utama, bahan
bahan pembantu dan lain-lainnya sesuai dengan gambar rencana dan/atau seperti
yang dispesifikasikan disini, sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang maksimal.
Spesifikasi ini melingkupi kebutuhan untuk pelaksanaan pekerjaan Ornamen Logo dan
Pembuatan Plank Nama dengan Pemasangan, sebagaimana yang ditunjukkan pada
gambar rencana.

2. Material :
➢ Stainlestil

3. Peralatan :
➢ Sewa Sca Folding
➢ Alat Bantu Lainnya

C. Pekerjaan Alumunium Composite (ACP)


1. Lingkup Pekerjaan :
Yang dimaksud dengan pekerjaan disini adalah penyediaan dan pengadaan bahan-
bahan, tenaga serta pemasangan peralatan-peralatan, bahan-bahan utama, bahan
bahan pembantu dan lain-lainnya sesuai dengan gambar rencana dan/atau seperti yang
dispesifikasikan disini, sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang maksimal. Spesifikasi ini
melingkupi kebutuhan untuk pelaksanaan Pekerjaan Alumunium Composite (ACP),
sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar rencana.

2. Material :
➢ Alumunium Composite
➢ Hollow Besi Galvanis 4x4
➢ Braket Siku / Spigot/ Stiffener
➢ Paku Skrup Beton
➢ Paku skrup
➢ Sealant
3. Peralatan :
➢ Sewa Sca Folding
➢ Alat Bantu Lainnya

43. PEMBERSIHAN AKHIR


43.1. Umum
Selama masa penanganan pelaksanaan pihak Kontraktor harus tetap memelihara
pekerjaan sedemikian rupa sehingga terbebas dari sisa bangunan, kotoran-kotoran
dan sampah-sampah yang dihasilkan sebagai akibat adanya kegiatan program.
Pada saat selesainya pekerjaan, pihak Kontraktor diharuskan menyingkirkan
seluruh bahan sisa dan bahan kelebihan, sampah-sampah, perlengkapan-
perlengkapan, peralatan dan mesin-mesin dari lapangan, seluruh bagian permukaan
hasil penanganan harus terlihat bersih dan program yang akan diserahkan harus
sudah dalam keadaan siap pakai dan diterima dengan memuaskan oleh Pengawas.

43.2. Pembersihan Selama Pelaksanaan


a. Pihak Kontraktor harus melakukan pembersihan rutin untuk menjamin daerah
kerja, kantor darurat dan hunian, tetap terbebas dari tumpukan-tumpukan
bahan sisa sampah, dan terbebas dari kotoran-kotoran lainnya yang dihasilkan
dari operasi pekerjaan lapangan dan harus tetap memelihara daerah kerja
dalam keadaan bersih setiap waktu.
b. Menjamin bahwa sistem drainase terbebas dari kotoran-kotoran dan terbebas
dari bahan-bahan lepas dan tetap berfungsi setiap waktu.
c. Bila dianggap perlu, semprot bahan-bahan yang kering dan kotoran-kotoran
lainnya dengan air, sehingga dapat dicegah debu atau pasir yang tertiup angin.
d. Siapkan di daerah kerja tempat-tempat sampah untuk pengumpulan
bahanbahan sisa, kotoran-kotoran dan sampah sebelum dibuang.
e. Buang bahan sisa, kotoran-kotoran dan sampah-sampah pada tempat yang
telah ditentukan dan sesuai dengan peraturan/perundangan yang berlaku secara
nasional dan peraturan pemerintah daerah setempat dan harus mentaati
undang-undang anti pencemaran.
f. Jangan menumpukkan sisa - sisa sampah-sampah atau bahan sisa pekerjaan
yang tidak di pakai di daerah lokasi kerja tanpa persetujuan dari Pejabat
Pembuat Komitmen.

Sintang, Mei 2023

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)

HENDRIKUS, ST., M.M.


NIP. 19770101 200312 1 009
ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN (AHSP)
1.1.4.b.(a) 1 Buah papan nama pekerjaan menggunakan multiplex 10 mm, frame allumunium siku & tiang kayu 5/7, printing banner plastik
No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
A Tenaga Kerja
1 Pekerja L.01 OH 0,75 -
2 Tukang kayu L.02 OH 0,75 -
3 Kepala tukang kayu L.03 OH 0,10 -
4 Mandor L.04 OH 0,075 -
Jumlah Harga Tenaga Kerja -
B. Bahan
1 Multiplek tebal 6 mm ) M.38.b Per Keping 0,18 -
2 Tiang kayu 5/7 (II), T= 3 m' M.37.a m3 0,021 -

4 Banner plastik 0,6 x 0,8 m2 M.124.b m2 0,48 -


5 Paku campuran 5 cm+7cm M.72.b kg 1,25 -

Jumlah Harga Bahan -


C Peralatan

D Jumlah Harga Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan (A+B+C) -

1.7.1.a (c) Penggalian 1 m3 Tanah Biasa Sedalam s.d. 1 m Untuk Volume s.d. 20( m3 Dalam Satu Lokasi )
No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
A TENAGA KERJA
Pekerja L.01 OH 0,750 -
Mandor L.04 OH 0,025 -
JUMLAHTENAGA KERJA -
B BAHAN

JUMLAH HARGA BAHAN


C PERALATAN

JUMLAH HARGA ALAT

D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan (Overhead & Pro/itj(Maksimum 15%) 15% -
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -

1.7.2.d ( c ) Pengurugan 1 m3 dengan Pasir Urug


No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
A TENAGA KERJA
Pekerja L.01 OH 0,300 -
Mandor L.04 OH 0,010 -
JUMLAH HARGA TENAGA KERJA -
B BAHAN
Pasir urug M3 1,200 -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C PERALATAN

JUMLAH HARGA ALAT


D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan ^Maksimum 15%) 15% -
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -

2.2.6.1.b.(c).a Penulangan 100 kg dengan Besi Polos atau Besi Sirip


No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
A Tenaga Kerja
1 Pekerja L.01 OH 0,7 -
2 Tukang besi L.02 OH 0,7 -
3 Kepala tukang L.03 OH 0,07 -
4 Mandor L.04 OH 0,04 -
Jumlah Harga Tenaga Kerja -
B Bahan
1 Besi Beton (polos/ulir) M.60.d kg 105 -
2 Kawat tali beton M.72 kg 1,5 -
Jumlah Harga Bahan -
C Peralatan
Jumlah Harga Peralatan
D Jumlah Harga Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan (A+B+C) -
E Biaya umum dan Keuntungan (Maksimum 15%) 15% -
F Harga Satuan Pekerjaan per - 100kg (D+E) -
2.2.1.2.g.(a) 1 m³ Beton mutu, f’c = 21,7 MPa (K250)
No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
A Tenaga Kerja
1 Pekerja L.01 OH 1 -
2 Tukang batu L.02 OH 0,25 -
3 Kepala tukang L.03 OH 0,025 -
4 Mandor L.04 OH 0,05 -
Jumlah Harga Tenaga Kerja -
B Bahan
1 PC / Portland cement M.23 kg 384 -
2 PB / Pasir beton M.05.a.3 kg 692 -
3 Kr / Kerikil M.04.d.3 kg 1.039 -
4 Air M.02.a.3) Liter 215 -
Jumlah Harga Bahan -
C Peralatan
1 Molen kapasitas 0,35m3 E.29.c Hari 0,238
Jumlah Harga Peralatan
D Jumlah Harga Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan (A+B+C) -
E Biaya umum dan Keuntungan (Maksimum 15%) 15% -
F Harga Satuan Pekerjaan per - m3 (D+E) -

A.4.1.1.20 Pemasangan 1 m2 Bekisting untuk Kolom Beton Bangunan Gedung


No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
A TENAGA KERJA
Pekerja L.01 OH 0,66 -
Tukang Kayu L.02 OH 0,33 -
Kepala Tukang L.03 OH 0,033 -
Mandor L.04 OH 0,033 -
JUMLAH HARGA TENAGA KERJA -
B BAHAN
Papan Kayu kelas III m3 0,04 -
Paku 5 cm – 12 cm kg 0,4 -
Minyak bekisting Liter 0,2 -
Balok kayu kelas II m3 0,015 -
Plywood tebal 9 mm Lbr 0,35 -
Dolken Kayu 8/10cm Panjang 4m Batang 2 -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C PERALATAN

JUMLAH HARGA ALAT


D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan (Maks 15%) 0,15 -
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -

A.4.1.1.21 Pemasangan 1 m2 Bekisting untuk Balok Bangunan Gedung


No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
A TENAGA KERJA
Pekerja L.01 OH 0,66 -
Tukang Kayu L.02 OH 0,33 -
Kepala Tukang L.03 OH 0,033 -
Mandor L.04 OH 0,033 -
JUMLAH HARGA TENAGA KERJA -
B BAHAN
Kayu kelas III m3 0,04 -
Paku 5 cm – 12 cm kg 0,4 -
Minyak bekisting Liter 0,2 -
Balok kayu kelas II m3 0,018 -
Plywood tebal 9 mm Lbr 0,35 -
Dolken Kayu 8/10cm Panjang 4m Batang 2 -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C PERALATAN

JUMLAH HARGA ALAT


D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan (Maks 15%) 0,15 -
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -
A.4.1.1.19. Pemasangan 1 m2 Bekisting untuk Sloof Beton Bangunan Gedung
No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
A TENAGA KERJA
Pekerja L.01 OH 0,52 -
Tukang Kayu L.02 OH 0,26 -
Kepala Tukang L.03 OH 0,026 -
Mandor L.04 OH 0,026 -
JUMLAH HARGA TENAGA KERJA -
B BAHAN
Papan Kayu kelasIII m3 0,045 -
Paku 5 cm – 10 cm kg 0,3 -
Minyak bekisting Liter 0,1 -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C PERALATAN

JUMLAH HARGA ALAT

D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan (Maks 15%) 10% -
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -

3.2.1.c Pemasangan 1 m2 Plesteran 1 SP : 3 PP tebal 15 mm


No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
A TENAGA KERJA
Pekerja L.01 OH 0,300 -
Tukang batu L.02 OH 0,150 -
Kepala tukang L.03 OH 0,015 -
Mandor L.04 OH 0,015 -
JUMLAH HARGA TENAGA KERJA -
B BAHAN
Semen Portlan Kg 7,776 -
Pasir Pasang m3 0,023 -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C PERALATAN
JUMLAH HARGA ALAT
D Jumlah (A+B+C) -
Biaya Umum dan Keuntungan 15% -
E (Maksimum 15%)
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -

A.4.2.1.24. Pemasangan 1 m Kusen Aluminium


No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
A TENAGA KERJA
Pekerja L.01 OH 0,043 -
Tukang khusus aluminium L.02 OH 0,043 -
Kepala tukang L.03 OH 0,004 -
Mandor L.04 OH 0,0021 -
JUMLAH HARGA TENAGA KERJA -
B BAHAN
Profil aluminium 3 inch m 1,100 -
Skrup fixer buah 2,000 -
Sealant Tube 0,060 -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C PERALATAN
JUMLAH HARGA ALAT
D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan 15% -
(Maksimum 15%)
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -

A.4.2.1.26.a Pemasangan 1 m2 Pintu kaca Rangka Aluminium


No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
A TENAGA KERJA
Pekerja L.01 OH 0,085 -
Tukang aluminium/kaca L.02 OH 0,085 -
Kepala tukang L.03 OH 0,009 -
Mandor L.04 OH 0,005 -
JUMLAH HARGA TENAGA KERJA -
B BAHAN
Pintu aluminium m 4,400 -
Profil kaca m 4,500 -
Sealant Tube 0,270 -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C PERALATAN
JUMLAH HARGA ALAT
D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan 15% -
(Maksimum 15%)
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -
A.4.6.2.5. Pemasangan 1 Buah Engsel Pintu
No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
A TENAGA KERJA
Pekerja L.01 OH 0,015 -
Tukang kayu L.02 OH 0,15 -
Kepala tukang L.03 OH 0,015 -
Mandor L.04 OH 0,0008 -
JUMLAH HARGA TENAGA KERJA -
B BAHAN
Engsel pintu buah 1 -
JUMLAH HARGA BAHAN
C PERALATAN

JUMLAH HARGA ALAT

D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan 15% -
(Maksimum 15%)
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -

A.4.6.2.10. Pemasangan 1 Buah Doorcloser


No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
A TENAGA KERJA
Pekerja L.01 OH 0,05 -
Tukang kayu L.02 OH 0,5 -
Kepala tukang L.03 OH 0,05 -
Mandor L.04 OH 0,003 -
JUMLAH HARGA TENAGA KERJA -
B BAHAN
Door closer set 1 -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C PERALATAN

JUMLAH HARGA ALAT

D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan 15% -
(Maksimum 15%)
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -

A.4.6.2.2. Pemasangan 1 Buah Kunci Tanam Biasa


No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
A TENAGA KERJA
Pekerja L.01 OH 0,01 -
Tukang kayu L.02 OH 0,5 -
Kepala tukang L.03 OH 0,05 -
Mandor L.04 OH 0,005 -
JUMLAH HARGA TENAGA KERJA -
B BAHAN
Kunci tanam biasa buah 1 -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C PERALATAN

JUMLAH HARGA ALAT

D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan 15% -
(Maksimum 15%)
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -

A.4.6.2.17. Pemasangan 1 m2 Kaca Polos Tebal 5 mm


No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
A TENAGA KERJA
Pekerja L.01 OH 0,015 -
Tukang L.02 OH 0,15 -
Kepala tukang L.03 OH 0,015 -
Mandor L.04 OH 0,0008 -
JUMLAH HARGA TENAGA KERJA -
B BAHAN
Kaca tebal 5 mm m2 1,1 -
Silicone Sealant Tube 0,05 -
300 ml -
JUMLAH HARGA BAHAN
C PERALATAN

JUMLAH HARGA ALAT

D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan 15% -
(Maksimum 15%) -
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E)
A.4.2.1.21.1 Pemasangan 1 m2 Rangka Besi Hollow Galvanis 40.40 mm. Modul 60x120cm. untuk Plafond
No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
A TENAGA KERJA
Pekerja L.01 OH 0,25 -
Tukang besi L.02 OH 0,25 -
Kepala tukang L.03 OH 0,025 -
Mandor L.04 OH 0,013 -
JUMLAH HARGA TENAGA KERJA -
B BAHAN
Rangka metal hollow 40.40 dan 20.40 m’ 4 -
Assesoris (perkuatan, las dll) Ls 100%xrangka -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C PERALATAN
Sewa Skapolding Ls -
JUMLAH HARGA ALAT
D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan 0,150 -
(Maksimum 15%)
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -

A.4.5.1.7. Pemasangan 1 m2 Langit-Langit Papan Gipsum, Tebal 9 mm


No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
A TENAGA KERJA
Pekerja L.01 OH 0,100 -
Tukang kayu L.02 OH 0,050 -
Kepala tukang L.03 OH 0,005 -
Mandor L.04 OH 0,005 -
JUMLAH HARGA TENAGA KERJA -
B BAHAN
Papan Gipsum Lembar 0,364 -
120x240 cm
Paku sekrup kg 0,110 -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C PERALATAN

JUMLAH HARGA ALAT

D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan 15% -
(Maksimum 15%)
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -

A.4.5.1.7.a Pemasangan 1 m2 Langit-Langit Papan GRC, Tebal 4 mm


No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
A TENAGA KERJA
Pekerja L.01 OH 0,100 -
Tukang kayu L.02 OH 0,050 -
Kepala tukang L.03 OH 0,005 -
Mandor L.04 OH 0,005 -
JUMLAH HARGA TENAGA KERJA -
B BAHAN
Papan GRC Lembar 0,364 -
120x240 cm
Paku sekrup kg 0,110 -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C PERALATAN

JUMLAH HARGA ALAT

D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan 15% -
(Maksimum 15%)
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -
A.4.4.3.13.a Pemasangan 1m2 Lantai Keramik Ukuran 60cm x60cm
No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
A TENAGA KERJA
Pekerja L.01 OH 0,240 -
Tukang batu L.02 OH 0,120 -
Kepala tukang L.03 OH 0,012 -
Mandor L.04 OH 0,012 -
JUMLAH HARGA TENAGA KERJA -
B BAHAN
Keramik 60x60 ( anti Gores CERANOSA) Bh 3,10 -
Semen Portlan kg 9,60 -
Semen Warna ( Oker ) Kg 1,50 -
Pasir Pasang M3 0,045 -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C PERALATAN

JUMLAH HARGA ALAT


-
D Jumlah (A+B+C)
E Biaya Umum dan Keuntungan 15% -
(Maksimum 15%)
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -

A.4.4.3.13.b Pemasangan 1m2 Lantai Keramik Ukuran 60cm x60cm


No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
A TENAGA KERJA
Pekerja L.01 OH 0,240 -
Tukang batu L.02 OH 0,120 -
Kepala tukang L.03 OH 0,012 -
Mandor L.04 OH 0,012 -
JUMLAH HARGA TENAGA KERJA -
B BAHAN
Keramik 60x60 ( MERK ARNA ) Bh 3,10 -
Semen Portlan kg 9,60 -
Semen Warna ( Oker ) Kg 1,50 -
Pasir Pasang M3 0,045 -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C PERALATAN

JUMLAH HARGA ALAT


-
D Jumlah (A+B+C)
E Biaya Umum dan Keuntungan 15% -
(Maksimum 15%)
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -

A.4.4.3.35. Pemasangan 1m2 Lantai Keramik Ukuran 20 s.d. <30cm


No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
A TENAGA KERJA
Pekerja L.01 OH 0,700 -
Tukang batu L.02 OH 0,350 -
Kepala tukang L.03 OH 0,035 -
Mandor L.04 OH 0,035 -
JUMLAH HARGA TENAGA KERJA -
B BAHAN
Ubin Keramik Dus 1,05 -
Semen Portlan Kg 10,40 -
Pasir Pasang m3 0,05 -
Semen Warna ( Oker ) Kg 0,50 -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C PERALATAN

JUMLAH HARGA ALAT

D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan 15% -
(Maksimum 15%)
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -
A.4.4.3.53. Pemasangan 1 m2 Dinding Keramik 20cm x 20cm
No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
A TENAGA KERJA
Pekerja L.01 OH 0,900 -
Tukang batu L.02 OH 0,450 -
Kepala tukang L.03 OH 0,045 -
Mandor L.04 OH 0,045 -
JUMLAH HARGA TENAGA KERJA -
B BAHAN
Keramik buah 26,00 -
Semen Portlan Kg 9,30 -
Pasir Pasang m3 0,02 -
Semen Warna Kg 1,94 -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C PERALATAN

JUMLAH HARGA ALAT

D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan 15% -
(Maksimum 15%)
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -

A.4.4.3.13.b1 Pemasangan 1m2 Lantai Keramik Ukuran 30cm x60cm


No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
A TENAGA KERJA
Pekerja L.01 OH 0,240 -
Tukang batu L.02 OH 0,120 -
Kepala tukang L.03 OH 0,012 -
Mandor L.04 OH 0,012 -
JUMLAH HARGA TENAGA KERJA -
B BAHAN
Keramik 30x60 Bh 3,10 -
Semen Portlan kg 9,60 -
Semen Warna Kg 1,50 -
Pasir Pasang M3 0,045 -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C PERALATAN

JUMLAH HARGA ALAT


-
D Jumlah (A+B+C)
E Biaya Umum dan Keuntungan 15% -
(Maksimum 15%)
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -

3.3.10 (c). Pengecatan 1 m2 Tembok Baru ( 1 Lapis Plamuur, 1 Lapis Cat Dasar, 2 Lapis Cat Penutup )
No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
A TENAGA KERJA
Pekerja L.01 OH 0,0200 -
Tukang cat L.02 OH 0,0630 -
Kepala tukang L.03 OH 0,0063 -
Mandor L.04 OH 0,0030 -
JUMLAH HARGA TENAGA KERJA -
B BAHAN
Plamuur Kg 0,10 -
Cat dasar Kg 0,10 -
Cat Penutup Kg 0,26 -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C PERALATAN

JUMLAH HARGA ALAT

D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan 15% -
(Maksimum 15%)
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -
3.3.10 (c). 1 Pengecatan 1 m2 Tembok Baru ( 1 Lapis Plamuur, 1 Lapis Cat Dasar, 2 Lapis Cat Penutup )
No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
A TENAGA KERJA
Pekerja L.01 OH 0,0200 -
Tukang cat L.02 OH 0,0630 -
Kepala tukang L.03 OH 0,0063 -
Mandor L.04 OH 0,0030 -
JUMLAH HARGA TENAGA KERJA -
B BAHAN
Plamuur Kg 0,10 -
Cat dasar Kg 0,10 -
Cat Penutup (exterior ) Kg 0,26 -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C PERALATAN
Amplas Bh 0,01 -
Kuas Bh 0,01 -
Rol Bh 0,01 -
Bak Cat Bh 0,01 -
JUMLAH HARGA ALAT -

D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan 15% -
(Maksimum 15%)
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -

A.2.3.1.1 Penggalian 1m3 Tanah Biasa sedalam 1 meter


No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
1 2 3 4 5 6
A TENAGA L.01
1 Pekerja L.02 OH 0,750 0,00
2 Mandor L.03 OH 0,025 0,00
Jumlah L.04 0,00
B Jumlah A 0,00
C Harga Satuan 0,00
E Harga termasuk Over Head ( 15 % ) 0,00

A.5.1.1.26. Pemasangan 1 m’ Pipa PVC tipe AW Diameter ¾ ”


No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
A TENAGA KERJA
Pekerja L.01 OH 0,036 -
Tukang batu L.02 OH 0,06 -
Kepala tukang L.03 OH 0,006 -
Mandor L.04 OH 0,002 -
JUMLAH HARGA TENAGA KERJA -
B BAHAN
Pipa PVC 3/4” m 1,2 -
Perlengkapan Ls 35%xpipa -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C PERALATAN

JUMLAH HARGA ALAT

D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan 15% -
(Maksimum 15%)
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -

A.5.1.1.35. Pemasangan 1 buah Kran Diameter ¾ ”


No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
A TENAGA KERJA
Pekerja L.01 OH 0,01 -
Tukang batu L.02 OH 0,4 -
Kepala tukang L.03 OH 0,04 -
Mandor L.04 OH 0,005 -
JUMLAH HARGA TENAGA KERJA -
B BAHAN
Kran air Stainlestil Buah 1 -
Sealtape Buah 0,025 -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C PERALATAN

JUMLAH HARGA ALAT

D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan 15% -
(Maksimum 15%)
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -
A.5.1.1.35. a Pemasangan 1 buah Kran Diameter ¾ ”
No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
A TENAGA KERJA
Pekerja L.01 OH 0,01 -
Tukang batu L.02 OH 0,4 -
Kepala tukang L.03 OH 0,04 -
Mandor L.04 OH 0,005 -
JUMLAH HARGA TENAGA KERJA -
B BAHAN
Kran air Wastafel Stainlestil Buah 1 -
Sealtape Buah 0,025 -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C PERALATAN

JUMLAH HARGA ALAT

D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan 15% -
(Maksimum 15%)
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -

A.5.1.1.1. Pemasangan 1 Buah Closet Duduk/Monoblock


No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
A TENAGA KERJA
Pekerja L.01 OH 0,5 -
Tukang batu L.02 OH 1,1 -
Kepala tukang L.03 OH 0,01 -
Mandor L.04 OH 0,16 -
JUMLAH HARGA TENAGA KERJA -
B BAHAN
Closet duduk Unit 1 -
Perlengkapan Ls 6% x closet -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C PERALATAN

JUMLAH HARGA ALAT

D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan 15% -
(Maksimum 15%)
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -

A.5.1.1.2. Pemasangan 1 Buah Closet Jongkok


No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
A TENAGA KERJA
Pekerja L.01 OH 1 -
Tukang batu L.02 OH 1,5 -
Kepala tukang L.03 OH 0,15 -
Mandor L.04 OH 0,16 -
JUMLAH HARGA TENAGA KERJA -
B BAHAN
Closet Jongkok Unit 1 -
Perlengkapan Ls 6% x closet -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C PERALATAN

JUMLAH HARGA ALAT

D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan 15% -
(Maksimum 15%)
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -
A.5.1.1.32. Pemasangan 1 m’ Pipa PVC tipe AW Diameter 4”
No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
A TENAGA KERJA
Pekerja L.01 OH 0,081 -
Tukang batu L.02 OH 0,135 -
Kepala tukang L.03 OH 0,0135 -
Mandor L.04 OH 0,004 -
JUMLAH HARGA TENAGA KERJA -
B BAHAN
Pipa PVC 4” m 1,2 -
Perlengkapan Ls 35%xpipa -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C PERALATAN

JUMLAH HARGA ALAT

D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan 15% -
(Maksimum 15%)
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -

A.5.1.1.29. Pemasangan 1 m’ Pipa PVC tipe AW Diameter 2”


No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
A TENAGA KERJA
Pekerja L.01 OH 0,054 -
Tukang batu L.02 OH 0,09 -
Kepala tukang L.03 OH 0,009 -
Mandor L.04 OH 0,003 -
JUMLAH HARGA TENAGA KERJA -
B BAHAN
Pipa PVC 2” m 1,2 -
Perlengkapan Ls 35%xpipa -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C PERALATAN

JUMLAH HARGA ALAT

D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan 15% -
(Maksimum 15%)
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -

A.5.1.1.36 Pemasangan 1 buah Floor Drain


No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
A TENAGA KERJA
Pekerja L.01 OH 0,01 -
Tukang batu L.02 OH 0,1 -
Kepala tukang L.03 OH 0,01 -
Mandor L.04 OH 0,005 -
JUMLAH HARGA TENAGA KERJA -
B BAHAN
Floor drain Unit 1 -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C PERALATAN

JUMLAH HARGA ALAT

D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan 15% -
(Maksimum 15%)
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -
A.5.1.1.5. Pemasangan 1 Buah Wastafel
No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
A TENAGA KERJA
Pekerja L.01 OH 1,2 -
Tukang batu L.02 OH 1,45 -
Kepala tukang L.03 OH 0,15 -
Mandor L.04 OH 0,06 -
JUMLAH HARGA TENAGA KERJA -
B BAHAN
Wastafel Lengkap Unit 1,2 -
Semen Portland Kg 6 -
Pasir pasang m3 0,01 -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C PERALATAN

JUMLAH HARGA ALAT

D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan 15% -
(Maksimum 15%)
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -

ACP.1.a Pemasangan 1 m2 ACP


No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
A TENAGA KERJA
Pekerja L.01 OH 0,390 -
Tukang Besi / Las L.02 OH 0,700 -
Kepala tukang Besi / Las L.03 OH 0,070 -
Mandor L.04 OH 0,007 -
JUMLAH HARGA TENAGA KERJA -
B BAHAN
Alumunium Composite m2 1,100 -
Hollow Besi Galvanis 4x4 Btg 0,80 -
Braket Siku / Spigot/ Stiffener Btg 0,27 -
Paku Skrup Beton Kg 0,08 -
Paku skrup Kg 0,11 -
Sealant Tube 0,25 -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C PERALATAN
Sewa Sca Folding' Set 0,02 -
Alat Bantu Lainnya Ls 1,00 -

JUMLAH HARGA ALAT -

D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan 15% -
(Maksimum 15%)
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -

3.3.10 (c). 1 Pengecatan 1 m2 Dengan Water frouping ( 2 Lapis Cat Penutup )


No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
A TENAGA KERJA
Pekerja L.01 OH 0,0200 -
Tukang cat L.02 OH 0,0630 -
Kepala tukang L.03 OH 0,0063 -
Mandor L.04 OH 0,0030 -
JUMLAH HARGA TENAGA KERJA -
B BAHAN
Aquaproof Kg 0,26 -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C PERALATAN

JUMLAH HARGA ALAT

D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan 15% -
(Maksimum 15%)
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -
A.6.2.1.1.b
1 Titik Pemasangan Instalasi Lampu Led Plat 18 Watt BAHAN KOEFISIEN HARGA JUMLAH
Bahan Lampu LED PLAT Bulat Philip Garansi 1 Bh -
Isolasi kecil 0,1 roll -
Alat bantu 1 Ls -
Pekerja 0,01 OH -
Upah Tukang Listrik 0,06 Oh -
JUMLAH -
C Peralatan

D Jumlah Harga Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan (A+B+C) -


E Biaya umum dan Keuntungan (Maksimum 15%) 15% -
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -

A.6.2.1.1.c
1 Titik Pemasangan Instalasi Lampu Led Plat 8 Watt BAHAN KOEFISIEN HARGA JUMLAH
Bahan Lampu LED PLAT Bulat Philip Garansi 1 Bh -
Isolasi kecil 0,1 roll -
Alat bantu 1 Ls -
Pekerja 0,01 OH -
Upah Tukang Listrik 0,06 Oh -
JUMLAH -
C Peralatan

D Jumlah Harga Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan (A+B+C) -


E Biaya umum dan Keuntungan (Maksimum 15%) 15% -
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -

A.6.2.1.1.f Jariangan
1 Set panel/MCB Box 2 pass BAHAN KOEFISIEN HARGA JUMLAH
Bahan Kabel NYY 3 x 2,5 mm2 5 Mtr -
MCB 6 Amper 1 Bh -
Box Panel MCB 1 Bh -
Isolasi kecil 0,1 roll -
Alat bantu 1 Ls -
Pekerja 0,01 OH -
Upah Tukang Listrik 0,06 Oh -
JUMLAH -
C Peralatan

D Jumlah Harga Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan (A+B+C) -


E Biaya umum dan Keuntungan (Maksimum 15%) 15% -
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -
RINCIAN BIAYA PENERAPAN SMKK
SMKK SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI

HARGA SATUAN JUMLAH


NO. URAIAN PEMBAYARAN VOLUME KETERANGAN
( Rp. ) ( Rp.)

Biaya Penerapan SMKK : 1,00 Paket

1. Penyiapan dokumen RKK, RKPPL,RMLLP,RMPK:


Memperhatikan jumlah dan jenis pekerjaan yang
a Pembuatan dokumen RKK 1,00 Set - dikerjakan
Memperhatikan jumlah dan jenis pekerjaan yang
b Pembuatan prosedur dan instruksi kerja dikerjakan
c Penyusunan pelaporan penerapan SMKK 1,00 Set - Memperhatikan masa pelaksanaan pekerjaan

2. Sosialisasi, promosi dan pelatihan:


a Induksi Keselamatan Konstruksi (Safety Induction) Org Memperhatikan jenis dan risiko pekerjaan
b Pengarahan Keselamatan Konstruksi (Safety Briefing) Org Memperhatikan jenis dan risiko pekerjaan
c Pertemuan keselamatan (Safety Talk dan/atau Tool Box Meeting) Org Memperhatikan jenis dan risiko pekerjaan
d Patroli keselamatan konstruksi durasi Memperhatikan jenis dan risiko pekerjaan
e Pelatihan Keselamatan Konstruksi, antara lain:
1) Bekerja di ketinggian Org Memperhatikan perkiraan jumlah pekerja serta jumlah
dan jenis pekerjaan
2) Penggunaan bahan kimia (MSDS) Org Memperhatikan perkiraan jumlah pekerja serta jumlah
dan jenis pekerjaan
3) Analisis keselamatan pekerjaan Org Memperhatikan perkiraan jumlah pekerja serta jumlah
dan jenis pekerjaan
4) Perilaku berbasis keselamatan (Budaya berkeselamatan konstruksi) Org Memperhatikan perkiraan jumlah pekerja serta jumlah
dan jenis pekerjaan
5) P3K Org Memperhatikan perkiraan jumlah pekerja serta jumlah
dan jenis pekerjaan

6) Pelatihan alat angkat atau angkut Org Jenis pelatihan menyesuaikan dengan jenis peralatan.
f Sosialisasi/penyuluhan HIV/AIDS Org Memperhatikan perkiraan jumlah pekerja
g Simulasi Keselamatan Konstruksi 2,00 Ls - Memperhatikan perkiraan jumlah pekerja dan risiko
Keselamatan Konstruksi pekerjaan
h Spanduk (Banner) 1,00 Per Meter - Sesuai kebutuhan
i Poster/leaflet 2,00 Lb - Sesuai kebutuhan
j Papan Informasi Keselamatan konstruksi 1,00 Meter - Sesuai kebutuhan

3. Alat Pelindung Kerja dan Alat Pelindung Diri:


a. APK, antara lain:
1) Jaring pengaman (Safety Net) m1 Sesuai kebutuhan
2) Pagar pengaman (Guard Railling) m Sesuai kebutuhan
3) Penahan jatuh (Safety Deck) Unit Sesuai kebutuhan
4) Pembatas area (Restricted Area) Roll Sesuai kebutuhan
5) Perlengkapan keselamatan bencana Set Sesuai kebutuhan
6) Tali Keselamatan (life line), dll m Penyediaan jumlah dan jenis APK disesuaikan dengan
jumlah dan jenis peralatan, serta jenis pekerjaan.

7) Penutup Lubang Unit Penyediaan jumlah dan jenis APK disesuaikan dengan
jumlah pekerjaan yang terdapat lantai terbuka, lubang dan
lantai (void).
b. APD, antara lain:
1) Topi pelindung (Safety Helmet) 10,00 Bh - Memperhatikan perkiraan jumlah pekerja, tamu, dan staf

2) Pelindung mata (Goggles, Spectacles) 5,00 Bh - Sesuai kebutuhan


3) Tameng muka (Face Shield) Bh Sesuai kebutuhan
4) Masker selam (Breathing Apparatus) Bh Sesuai kebutuhan
5) Pelindung telinga (Ear Plug, Ear Muff) Psg Sesuai kebutuhan
6) Pelindung pernafasan dan mulut (masker, masker respirator) 1,00 Bh - Sesuai kebutuhan
7) Sarung tangan (Safety Gloves) 10,00 Bh - Sesuai kebutuhan

8) Sepatu keselamatan (Safety Shoes, rubber safety shoes and toe cap) 10,00 Psg - Memperhatikan perkiraan jumlah pekerja tamu dan staf
9) Penunjang seluruh tubuh (Full Body Harness) Bh Sesuai kebutuhan
10) Jaket pelampung (Life Vest) Bh Sesuai kebutuhan
11) Rompi keselamatan (Safety Vest) 10,00 Bh - Sesuai kebutuhan
12) Celemek (Apron/Coveralls) Bh Sesuai kebutuhan
13) Pelindung jatuh (Fall Arrester) Bh Sesuai kebutuhan

4. Asuransi dan perizinan:


a. Asuransi (Construction All Risk/ CAR) 1,00 Ls - Memperhatikan perkiraan jumlah pekerja serta nilai
pekerjaan
b. Asuransi pengiriman peralatan Unit Memperhatikan jenis dan lokasi pekerjaan
c. SILO dan SIO 2,00 Alat - Dalam satu proyek

5. Personel Keselamatan Konstruksi:


a. Ahli K3 konstruksi atau ahli keselamatan konstruksi (sebagai pimpinan UKK/personil Org Pimpinan UKK selaku personel manajerial dibayar oleh
manajerial) perusahaan, tidak dimasukan kedalam perhitungan biaya

b. Ahli K3 konstruksi atau ahli keselamatan konstruksi Org Memperhatikan jenis pekerjaan
c. Petugas Keselamatan Konstruksi, Petugas K3 Konstruksi 1,00 Org - Memperhatikan jenis pekerjaan
d. Petugas Pengelolaan Lingkungan Org Memperhatikan jenis pekerjaan
e. Petugas tanggap darurat/ Petugas pemadam kebakaran Org Memperhatikan jenis pekerjaan
f. Petugas P3K Org Memperhatikan jenis pekerjaan
g. Tenaga medis dan/atau kesehatan (Dokter atau paramedis) Org Memperhatikan jenis pekerjaan
h. Petugas pengatur lalu lintas Org Memperhatikan jenis pekerjaan
i. Koordinator Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (KMKL) Org Memperhatikan jenis pekerjaan
j. Rigger/signalman/pemberi aba-aba Org Penyediaan personil keselamatan konstruksi disesuaikan
dengan tingkat risiko proyek dan juga jenis peralatan.
6. Fasilitas sarana, prasarana, dan alat kesehatan:
a. Peralatan P3K 1,00 Set - Memperhatikan perkiraan jumlah pekerja dan risiko
keselamatan konstruksi
b. Ruang P3K Set Memperhatikan lokasi dan risiko keselamatan konstruksi

c. Peralatan Pengasapan (Obat dan mesin Fogging) Unit Sesuai kebutuhan


d. Biaya protokol kesehatan wabah menular (misal: tempat cuci tangan, swab, Ls Sesuai kebutuhan
e. Pemeriksaan Psikotropika dan HIV Org Sesuai kebutuhan
f. Perlengkapan Isolasi mandiri Set Sesuai kebutuhan dan risiko keselamatan
g. Ambulans Unit Sesuai kebutuhan jenis, lokasi pekerjaan dan, risiko
keselamatan konstruksi (SEWA)

7. Rambu dan Perlengkapan lalu lintas yang diperlukan atau manajemen lalu lintas:
a. Rambu petunjuk 1,00 Per Meter - Sesuai kebutuhan
b. Rambu larangan 1,00 Per Meter - Sesuai kebutuhan
c. Rambu peringatan 1,00 Per Meter - Sesuai kebutuhan
d. Rambu kewajiban 1,00 Per Meter - Sesuai kebutuhan
e. Rambu informasi 1,00 Per Meter - Sesuai kebutuhan
f. Rambu pekerjaan sementara 1,00 Per Meter - Sesuai kebutuhan
g. Jalur Evakuasi (Petunjuk Escape Route) 1,00 Per Meter - Sesuai kebutuhan
h. Kerucut lalu lintas (Traffic Cone) 1,00 Bh - Sesuai kebutuhan
i. Lampu putar (Rotary Lamp) Bh Sesuai kebutuhan
j. Pembatas Jalan (water barrier) Bh Sesuai kebutuhan
k. Beton pembatas jalan (concrete barrier) m Sesuai kebutuhan
l. Lampu/alat penerangan sementara m Sesuai kebutuhan
m. Rambu / alat pemberi isyarat lalu lintas sementara 1,00 Per Meter - Sesuai kebutuhan

n. Marka jalan sementara Bh Sesuai kebutuhan


o. Alat pengendali pemakaian jalan sementara antara lain: alat pembatas kecepatan, Bh Sesuai kebutuhan
alat pembatas tinggi dan lebar kendaraan

p. Alat pengamanan pemakai jalan sementara, antara lain: penghalang lalu lintas, Bh Sesuai kebutuhan
q. Alat penerangan sementara Bh Sesuai kebutuhan
r. Jembatan sementara Ls Sesuai kebutuhan

8. Konsultasi dengan Ahli terkait Keselamatan Konstruksi:


a. Ahli Lingkungan OJ/ OK Diasumsikan menggunakan tenaga ahli lintas instansi
pemerintah daerah
b. Ahli Jembatan OJ/ OK Diasumsikan menggunakan tenaga ahli lintas instansi
pemerintah daerah
c. Ahli Gedung OJ/ OK Diasumsikan menggunakan tenaga ahli lintas instansi
pemerintah daerah
d. Ahli Struktur OJ/ OK Diasumsikan menggunakan tenaga ahli lintas instansi
pemerintah daerah
e. Ahli Pondasi OJ/ OK Diasumsikan menggunakan tenaga ahli lintas instansi
pemerintah daerah
f. Ahli bendungan OJ/ OK Diasumsikan menggunakan tenaga ahli lintas instansi
pemerintah daerah
g. Ahli Gempa OJ/ OK Diasumsikan menggunakan tenaga ahli lintas instansi
pemerintah daerah
h. Ahli Likuifaksi OJ/ OK Diasumsikan menggunakan tenaga ahli lintas instansi
pemerintah daerah
i. Ahli lapangan terbang OJ/ OK Diasumsikan menggunakan tenaga ahli lintas instansi
pemerintah daerah
j. Ahli mekanikal OJ/ OK Diasumsikan menggunakan tenaga ahli lintas instansi
pemerintah daerah
k. Ahli pertambangan OJ/ OK Diasumsikan menggunakan tenaga ahli lintas instansi
pemerintah daerah
l. Ahli peledakan OJ/ OK Diasumsikan menggunakan tenaga ahli lintas instansi
pemerintah daerah
m. Ahli elektrikal OJ/ OK Diasumsikan menggunakan tenaga ahli lintas instansi
pemerintah daerah
n. Ahli perminyakan OJ/ OK Diasumsikan menggunakan tenaga ahli lintas instansi
pemerintah daerah
o. Ahli Manajemen OJ/ OK Diasumsikan menggunakan tenaga ahli lintas instansi
pemerintah daerah
p. Ahli Proteksi Kebakaran Gedung OJ / OK Diasumsikan menggunakan tenaga ahli lintas instansi
pemerintah daerah
q. Ahli Geologi OJ / OK Pelaksanaan konsultasi dengan ahli disesuaikan dengan
tingkat risiko dan jenis tanah pada pekerjaan penggalian
tanah

9. Kegiatan dan peralatan terkait Pengendalian Risiko Keselamatan Konstruksi:


a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) 1,00 Bh - Sesuai kebutuhan memperhatikan luasan dan kelas
kebakaran

b. Penangkal Petir Bh Sesuai kebutuhan memperhatikan lokasi dan ketinggian


Sesuai kebutuhan memperhatikan lokasi dan jenis
c. Anemometer Bh pekerjaan
d. Bendera K3 1,00 Per Meter - Sesuai kebutuhan

e. Pembuatan Kartu Identitas Pekerja (KIP) Bh Sesuai kebutuhan dan memperhatikan jumlah pekerja
f. Lampu darurat (Emergency Lamp) Bh Sesuai kebutuhan, jenis dan lokasi pekerjaan
g. Pemeriksaan lingkungan/uji sampling antara lain: titik lokasi Sesuai kebutuhan memperhatikan jenis dan lokasi
pekerjaan, dan rekomendasi dokumen lingkungan
- pengujian kualitas air,
- udara,
- kebisingan,
- getaran,
- limbah B3,
- pencahayaan
h. Audit eksternal Periode Sesuai kebutuhan
i. CCTV Unit Sesuai kebutuhan
j. Pengujian pH Bh Sesuai kebutuhan
k. Pengujian Oksigen Terlarut (DO) Bh Sesuai kebutuhan
l. Pengujian Zat Padat Terlarut (TDS) Bh Sesuai kebutuhan
m. Pengujian Zat Padat Tersuspensi (TSS) Bh Sesuai kebutuhan
n. Pengujian Biological Oxygen Demand (BOD) Bh Sesuai kebutuhan
o. Pengujian Chemical Oxygen Demand (COD) Bh Sesuai kebutuhan
p. Pengujian Coliform Metode Petrifilm Bh Sesuai kebutuhan
q. Pengujian E.Coli Metode MPN Bh Sesuai kebutuhan
r. Pengujian Destruksi Cu, Pb, Cd, Ni, Fe, Zn, Ag, Co, Mn. Bh Sesuai kebutuhan
s. Pengujian Temperatur (Suhu) Bh Sesuai kebutuhan
t. Pengujian Parameter Kualitas Air lainnya Bh Sesuai kebutuhan
u. Pengujian Vibrasi Lingkungan untuk Kenyamanan dan Kesehatan Bh Sesuai kebutuhan
v. Pengujian tingkat getaran kendaraan bermotor Bh Sesuai kebutuhan
w. Pengujian Parameter Kebisingan dan/atau Getaran lainnya Bh Sesuai kebutuhan
x. Pengujian Nox Bh Sesuai kebutuhan
y. Pengujian Sulfurdioksida (SO2) Bh Sesuai kebutuhan
z. Pengujian Karbondioksida (CO2) Bh Sesuai kebutuhan
aa. Hidro Carbon (HC) –CH4 Bh Sesuai kebutuhan
ab. Pengujian Total Partikulat (TSP) –Debu Bh Sesuai kebutuhan
ac. Timah Hitam (Pb) Bh Sesuai kebutuhan
ad. Pengujian Parameter Udara Emisidan Ambien lainnya Bh Sesuai kebutuhan
ae. Pagar pengaman Unit Dalam satu proyek
af. Pemeriksaan lingkungan kerja titik lokasi Dalam satu proyek

TOTAL MATA PEMBAYARAN PENERAPAN SMKK -

Anda mungkin juga menyukai