A. LATAR BELAKANG
a. Dasar Hukum
b. Gambaran Umum
Gambaran Umum dari Program Penataan Bangunan Gedung adalah Pelaksanaan
Pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan
Permukiman tahun anggaran 2023, Ruang Lingkup pekerjaan yang dikerjakan
antara lain : Pekerjaan Pendahuluan, Pekerjaan Struktur Bangunan, Pekerjaan
Non Struktur, Pekerjaan kelengkapan bangunan, Pekerjaan Finishing.
a. Maksud Kegiatan
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, Dinas Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman Kabupaten Sintang bermaksud untuk Melakukan
Pekerjaan Konstruksi Pembangunan Gedung Kantor Dinas Perumahan Rakyat
dan Kawasan Permukiman.
Kegiatan Belanja Modal Bangunan Gedung Kantor pada Pekerjaan
Pembangunan Gedung Kantor Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman ini dimaksudkan untuk memenuhi Program Penataan Bangunan
Gedung.
b. Tujuan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan ini secara garis besar adalah Sebagai pedoman dalam
melaksanakan pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor Dinas Perumahan Rakyat
dan Kawasan Permukiman agar dapat tercapai konstruksi bangunan yang diinginkan
dan tepat sasaran seperti:
Identifikasi; analisis kondisi eksisting Daerah Serta Kontur Daerah setempat.
Memberikan informasi keberadaan Pembangunan Gedung Kantor Dinas
Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman di Kabupaten Sintang.
• SUMBER DANA
Sumber dana dari kegiatan ini menggunakan Dana Alokasi Umum ( DAU ) -
APBD Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang Tahun Anggaran 2023.
1. RUANG LINGKUP.
a. Ruang Lingkup/Batasan lingkup pengadaan Pekerjaan Konstruksi
Pembangunan Gedung Kantor Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman Tahun Anggaran 2023 adalah Pekerjaan Pendahuluan, Pekerjaan
Struktur Bangunan, Pekerjaan Non Struktur, Pekerjaan kelengkapan bangunan,
Pekerjaan Finishing.
b. Lokasi pengadaan Pekerjaan Jasa Konstruksi Pembangunan Gedung Kantor
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman di Kabupaten Sintang
yang akan dilaksanakan yaitu di Jl. Oevang Oeray Desa Baning Kota
Kecamatan Sintang Kabupaten Sintang.
H. REFERENSI HUKUM
Adapun Referensi Hukum Menurut syarat dan ketentuan yang berlaku dalam
Pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor Dinas Perumahan Rakyat Dan
Kawasan Permukiman Tahun anggaran 2023 Pada Dinas Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman Kabupaten Sintang :
a. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah, Sebagaimana dirubah pada Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 tanggal 2 Februari 2O2l tentang Perubahan Atas
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 1 Tahun 2022 tanggal 7 Januari 2022 beserta Lampiran-lampirannya
Tentang Pedoman Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat;
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia 14 Tahun 2021 tanggal 2 Februari 2021
Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemertntah Nomor 22 Tahun 2020 Tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa
Konstruksi;
d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia 16 Tahun 2021 tanggal 2 Februari 2021
Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang
Bangunan Gedung;
e. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 tanggal 2 Juni 2021 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Melalui Penyedia;
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor : 10 TAHUN 2021 tanggal 31 Maret 2021 tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi;
g. Surat Edaran Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor : 17/SE/LPJK/2021 Tentang Pedoman Teknis Sertifikasi Badan
Usaha Jasa Konstruksi Melalui Lembaga Sertifikasi Badan Usaha;
h. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor : 22/SE/M/2020 Tentang Persyaratan Pemilihan Dan Evaluasi Dokumen
Penawaran Pengadaan Jasa Konstruksi Sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun 2020 Tentang Standar Dan
Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia;
i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
NOMOR 22/PRT/M/2018 tanggal 15 Oktober 2018 tentang Pembangunan
Bangunan Gedung Negara;
j. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2O21 Tentang
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko;
k. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2O21 Tentang
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Di Daerah;
l. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2O21 Tentang
Kemudahan, Pelindungan, Dan Pemberdayaan Koperasi Dan Usaha Mikro, Kecil,
Dan Menengah;
m. Keputusan Direktur Jenderal Bina Konstruksi Nomor : 12.1/KPTS/Dk/2022 tanggal
02 Februari 2022 Tentang Penetapan Jabatan Kerja Dan Konversi Jabatan Kerja
Eksisting Serta Jenjang Kualifikasi Bidang Jasa Konstruksi.
n. Surat Keputusan Bupati Sintang Nomor : 900/1284/KEP-BPKAD/2022 tanggal 8
Desember 2022, tentang Pelimpahan Sebagian Atau Seluruhnya Kekuasaan Bupati
Sintang selaku Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Sintang Selaku Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna
Barang Tahun Anggaran 2023,
o. Keputusan Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Kabupaten Sintang Nomor : 10/KEP-DPRKP/2023 tanggal 05 Januari 2023,
Tentang Penunjukan Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan, Staf Teknis, Staf Administrasi Dan Tenaga Pendukung Kegiatan Di
Lingkungan Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman Kabupaten
Sintang Tahun Anggaran 2023.
p. Peraturan – Peraturan yang berlaku.
1. PERSONEL MANAJERIAL
Memiliki kemampuan menyediakan personel manajerial yang dibutuhkan untuk
mendukung untuk pelaksanaan pekerjaan ini disesuaikan dengan sertifikat kompetensi
Jasa Konstruksi yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi, sebagai
berikut:
JABATAN
DALAM PENGALAMAN KLASIFIKASI SUB BIDANG
NO. PEKERJAAN KERJA SKT / SERTIFIKAT JUMLAH KETERANGAN
YANG AKAN (TAHUN) KOMPETENSI
DILAKSANAKAN
SKK Pelaksana Tenaga Ahli yang
Lapangan Pekerjaan akan
Gedung Madya (Jenjang 5/ melaksanakan
Kode SIP.0 1.002.5) acuan
1 (Satu) pekerjaan wajib
1. Pelaksana 2 tahun 1. SKKNI 193 - 2021
Orang memiliki
berdasarkan Keputusan
sertifikat
Direktur Jendral Bina
Konstruksi No.
Kompetensi
12.1/KPTS/Dk/2022 Kerja serta wajib
hadir Pada saat
Ahli Muda K3
1 (Satu) Rapat Pra
2. Ahli K3 Konstruksi 3 tahun Konstruksi/Ahli Muda
Orang Penunjukan (Pre
Keselamatan Konstruksi Award Meeting).
Ketentuan yang digunakan untuk tenaga ahli kegiatan tersebut sebagai berikut:
a. Pelaksana
Dipersyaratkan adalah berpengalaman 2 Tahun dibuktikan dengan (Curiculum
Vitae/ Daftar riwayat pekerjaan), Identitas (KTP), Ijazah Berpendidikan min. STM
Teknik Bangunan dan Bukti Sertifikat Kompetensi Kerja (SKTK/SKK) sebagai
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Gedung Madya (Jenjang 5/ Kode SIP.0
1.002.5) acuan SKKNI 193 – 2021 berdasarkan Keputusan Direktur
Jendral Bina Konstruksi No. 12.1/KPTS/Dk/2022.
Peralatan -
1. Tukang 5 Set - Milik / Sewa
Lengkap
Gerobak -
2. 5 Unit 0,25 M3 Milik / Sewa
Sorong
L.1 Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Penentuan Pengendalian Risiko, dan Peluang (IBPRP)
IBPRP memuat hal-hal terkait pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang dibuat oleh
Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi dan disetujui oleh Kepala Pelaksana
Pekerjaan Konstruksi. Tahapan aktivitas dalam IBPRP sesuai dengan pekerjaan rutin
(sesuai dengan Work Breakdown Structure) dan pekerjaan non-rutin (pekerjaan yang
tidak terdapat pada Work Breakdown Structure).
Uraian pekerjaan dalam IBPRP diintegrasikan dengan jadwal dan tahapan pekerjaan
sebagaimana dalam dokumen RMPK.
Tabel 2-2 Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Penentuan Pengendalian Risiko, dan
Peluang (IBPRP)
- Menghirup zat
kimia dari Cat.
- Iritasi mata terkena
cipratan Cat.
4 PEKERJAAN FINISHING
a. Pekerjaan Ornamen Dan Aksesoris. - pekerja terjatuh
dari ketinggian
disaat pemasangan
ACP.
- Pekerja tertimpa
matrial ACP disaat
pengerjaan.
L.2 rencana tindakan keteknikan, manajemen, dan tenaga kerja yang tertuang dalam sasaran
dan program; dan
L.3 pemenuhan standar dan peraturan perundangan-undangan Keselamatan Konstruksi.
1. Peserta yang berbadan usaha harus memiliki perizinan berusaha di bidang Jasa
Konstruksi :
a. Memiliki Perizinan Berusaha Berbasis Risiko (Sertifikat Standar),
b. Peserta yang berbadan usaha harus memiliki perizinan berusaha di bidang
Jasa Konstruksi : Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) atau Izin Usaha Online
Single Submission Risk Based Approach (OSS RBA) yaitu Nomor Induk
Berusaha (NIB) dan Sertifikat Standar dengan KBLI 41012 – Konstruksi
Gedung Perkantoran.
c. Memiliki Perizinan Berusaha Untuk Menunjang Kegiatan Usaha Sertifikat
Badan Usaha (SBU) Konstruksi dengan Kualifikasi Usaha : Kecil, serta
disyaratkan sub bidang klasifikasi/layanan : Konstruksi Gedung
Perkantoran Kode Sub Klasifikasi: BG002 Kode KBLI 2020 : 41012.
d. Memiliki Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Nomor Induk Berusaha (NIB).
2. Memperhitungkan Sisa Kemampuan Paket (SKP), dengan ketentuan :
SKP = KP – P, dimana
KP adalah nilai Kemampuan Paket, dengan ketentuan :
a. untuk Usaha Kecil, nilai Kemampuan Paket (KP) ditentukan sebanyak 5 (lima)
paket pekerjaan.
b. P adalah Paket pekerjaan konstruksi yang sedang dikerjakan.
c. N adalah jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat ditangani pada saat
bersamaan selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir.
3. Memiliki pengalaman paling kurang 1 (satu) Pekerjaan Konstruksi dalam kurun
waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah atau swasta
termasuk pengalaman subkontrak.
4. Untuk kualifikasi Usaha Kecil yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun :
a. Dalam hal Penyedia belum memiliki pengalaman, dikecualikan dari ketentuan
point 4 untuk pengadaan dengan nilai paket sampai dengan paling banyak
Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah);
b. Harus mempunyai 1 (satu) pengalaman pada bidang yang sama, untuk
pengadaan dengan nilai paket pekerjaan paling sedikit di atas
Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling
banyak Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah).
5. Memiliki NPWP, dengan status keterangan Wajib Pajak berdasarkan hasil
Konfirmasi Status Wajib Pajak (KSWP) valid dan mengunggah bukti tangkapan
layar status Valid keterangan Wajib Pajak berdasarkan hasil Konfirmasi Status
Wajib Pajak yang diperoleh melalui situs web resmi pemerintah yang membidangi
perpajakan atau surat Keterangan Wajib Pajak dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
diunggah (upload) pada fasilitas persyaratan kualifikasi lainnya;
6. Memiliki akta pendirian perusahaan dan akta perubahan perusahaan (apabila ada
perubahan) dengan KBLI 2017 atau KBLI 2020.
7. Memiliki bukti surat dukungan Bahan/Material Alumunium Composite Panel (ACP)
dengan Merk Seven/Setara dari Supplier ke kontraktor Pelaksana dengan
kesangupan penyedian dalam waktu 60 (enam Puluh) hari dan garansi material
selama 10 tahun;
8. Persyaratn Dokumen Teknis :
a. Persyaratan Pemilihan :
1) Daftar Personil Manajerial.
Memiliki kemampuan menyediakan personel manajerial untuk pelaksanaan
pekerjaan beserta daftar riwayat pengalaman kerja atau referensi kerja
dari pengguna jasa.
2) Daftar Peralatan Utama.
Memiliki kemampuan menyediakan peralatan utama untuk pelaksanaan
pekerjaan.
3) Tanggapan Identifikasi Bahaya RK3K.
Menyampaikan pakta komitmen dan penjelasan manajemen resiko serta
penjelasan manajemen resiko serta penjelasan rencana tindakan sesuai
tabel jenis pekerjaan dan identifikasi bahaya yang di jabarkan.
4) Daftar Pekerjaan yang di subkontrakkan.
5) Formulir TKDN.
b. Persyaratan dalam Berkontrak :
O. LAPORAN PEKERJAAN.
a. Penyedia Jasa pelaksana konstruksi melaporkan pelaksanaan Rencana Keselamatan
Konstruksi (RKK),
b. Penyedia Jasa pelaksana konstruksi membuat Laporan Kemajuan Fisik Pekerjaan
berupa laporan :
➢ harian;
➢ mingguan;
➢ bulanan;
➢ akhir;
➢ As build Drawing (ABD).
c. Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (b) dilengkapi dengan dokumentasi foto
dan/atau audio visual. Photo tersebut divisualisasikan sesuai dengan progress
pekerjaan dilapangan mulai dari tahapan 0%, 50% dan tahapan pekerjaan 100%
pada titik pengambilan photo yang sama.
P. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN KONSTRUKSI.
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Konstruksi Meliputi :
a. Ketentuan Penggunaan bahan/material yang diperlukan Menggunakan :
✓ Produk dalam Negeri,
✓ Produk Bersertifikat SNI,
✓ produk usaha mikro dan kecil serta koperasi dari hasil produksi dalam negeri,
✓ produk ramah lingkungan hidup.
b. Ketentuan Penggunaan peralatan yang diperlukan;
c. Ketentuan Penggunaan tenaga kerja;
d. Metode Kerja/Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan;
e. Ketentuan Gambar kerja harus lengkap dan jelas;
f. Ketentuan pembuatan laporan dan dokumentasi;
g. Ketentuan mengenai penerapan Sistem manajemen K3 Konstruksi (Keselamatan
dan Kesehatan Kerja);
h. Pada Saat Serah Terima Pertama Pekerjaan yaitu penyerahan pekerjaan yang telah
selesai 100% (seratus perseratus) dari Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi kepada
Pengguna Jasa dalam kondisi dan standar sebagaimana disyaratkan dalam kontrak
termasuk addendum kontrak (jika ada), memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
➢ Pengujian Akhir Pekerjaan (Test on Completion)
➢ Pelaksana Wajib Melampirkan laporan Uji Mutu dibuat oleh pengendali mutu;
➢ Pelaksana Wajib Melampirkan design mix formula dan job mix formula;
➢ Pelaksana Wajib Melampirkan uji mutu material;
➢ Pelaksana Wajib Menyiapkan foto-foto pelaksanaan (sebelum pelaksanaan (0%),
saat pelaksanaan (50%) dan 100% selesai terlaksana);
➢ Pelaksana Wajib Menyiapkan Invoice / Nota Pembelian Pengadaan Barang;
➢ gambar terlaksana (as-built drawing);
➢ Dll yang diperlukan.
T. PENUTUP.
Dengan disampaikannya Spesifikasi Teknis ini, diharapkan Kontraktor Pelaksana dapat
memahami dan untuk selanjutnya dapat menginterpretasikan dan mendefinisikan tugas
yang diberikan secara benar, sehingga dapat memberikan hasil pekerjaan yang sesuai
spesifikasi dan ketentuan yang berlaku.
Demikian Spesifikasi Teknis ini dibuat sebagai pedoman bagi Kontraktor Pelaksana untuk
melaksanakan kegiatan di lapangan, dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
A. URAIAN PEKERJAAN
A.1. Keterangan Umum.
a. Pekerjaan yang dilaksanakan : Pembangunan Gedung Kantor Dinas Perumahan
Rakyat Dan Kawasan Permukiman,
b. Lokasi Pekerjaan : Jl. Y. C. Oevang Oeray Desa Baning Kota Kec. Sintang
Kabupaten Sintang.
A.2. Pekerjaan yang akan dilaksanakan :
Sesuai dengan BQ ( Bill of Quantity) yang ditenderkan terlampir
A.3. Pada akhir kerja, Penyedia Jasa Pelaksana Pekerjaan / Kontraktoran diharuskan
membersihkan sisa bahan dari segala kotoran akibat kegiatan pembangunan,
termasuk sisa-sisa material bangunan serta gundukan tanah, bekas tanah dan lain
sebagainya.
A.4. Menyediakan Direksi Keet yang berupa Ruang Rapat dengan kapasitas 20 orang, ruang
kerja Penyedia Jasa Pejabat Pembuat Komitmen dan Los Kerja untuk menyimpan
bahan-bahan bangunan yang akan digunakan.
A.5. Dalam melaksanakan pekerjaan tersebut di atas termasuk juga mendatangkan bahan-
bahan bangunan dan peralatan dalam jumlah yang cukup untuk pelaksanaan
pekerjaan.
A. PEKERJAAN PENDAHULUAN
b. PEKERJAAN PLAFOND
Spesifikasi bahan/material Bangunan Konstruksi dan Peralatan :
NAMA BARANG /
NO. MERK / TYPE SNI KETERANGAN
MATERIAL / ALAT
1 Rangka metal hollow
40.40 dan 20.40
2 Assesoris (perkuatan,
las dll)
3 Sewa Skapolding
4 Papan Gipsum 120x240 Elephant SNI
cmx9mm
5 Paku sekrup Sekrup Gypsum SNI
6 Papan GRC 120x240 GRC Board SNI
cmx4mm
c. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI
Spesifikasi bahan/material Bangunan Konstruksi dan Peralatan :
NAMA
BARANG /
NO. MERK / TYPE SNI KETERANGAN
MATERIAL /
ALAT
1 Keramik 60x60 CERANOSA SNI
cm (Interior)
(Antigores)
2 Keramik 60x60 ARNA SNI
(Eksterior)
3 Ubin Keramik Roman/ Ikad SNI
Lantai Toilet
Uk. 20 x 20 cm
(Kesat)
4 Keramik Roman/ Ikad SNI
Dinding Toilet
Uk. 20 x 20 cm
5 Keramik 30x60 Roman/ Ikad SNI
cm
6 Semen Tiga - SNI 15 0302
Portland Roda/Gresik/Dinamix 2004 (Semen
Portland
Pozzalan/PCC)
- SNI 15 7064
2004 (Semen
Portland
Komposit/PCC)
7 Semen Warna Oker
8 Pasir Pasir Pasang / Merah
d. PEKERJAAN PENGECATAN
Spesifikasi bahan/material Bangunan Konstruksi dan Peralatan :
NAMA BARANG
NO. / MATERIAL / MERK / TYPE SNI KETERANGAN
ALAT
1 Plamur Semen Putih Merk Kingkong
atau A plus
2 Cat dasar Cat Tembok Merk Vinilex;
Catylac
3 Cat Penutup Dulux/Mowilex/nippon/propan
4 Cat Penutup Dulux/Mowilex/nippon/propan
(exterior )
D. PEKERJAAN KELENGKAPAN BANGUNAN
a. PEKERJAAN SEPTICPTANK
Spesifikasi bahan/material Bangunan Konstruksi dan Peralatan :
NAMA BARANG /
NO. MERK / TYPE SNI KETERANGAN
MATERIAL / ALAT
1 Septic Tank Bio BS 18 2000 Liter
2 Kelengkapan Dan
Instalasi Bio
Septiktank
SNI-2847-
3 Besi Beton Polos / Ulir
2001980
SNI-2847-
4 Kawat tali beton
2001980
SNI 03-
5 Papan Kayu kelas III 3527-
1994
6 Paku 5 cm – 10 cm Standar
7 Minyak bekisting
PC / Portland Tiga
8
cement Roda/Gresik/Dinamix
9 PB / Pasir beton Pasir beton
10 Kerikil Batu Pecah 1/2 cm
11 Air
Molen kapasitas
12
0,35m3
b. PEKERJAAN SANITASI
Spesifikasi bahan/material Bangunan Konstruksi dan Peralatan :
NAMA BARANG /
NO. MERK / TYPE SNI KETERANGAN
MATERIAL / ALAT
1 Pengadaan Sumur Bor Standar
Lengkap dengan
Aksesoris
2 Pipa PVC diameter AW
3/4”
3 Perlengkapan
4 Kran air Ø 3/4 " Standar
Bahan Stainlestil
5 Sealtape Standar
6 Kran air Wastafel Standar
Stainlestil
7 Wastafel Keramik American Standar
8 Semen Portland Tiga
Roda/Gresik/Dinamix
9 Pasir pasang
10 Bak Sudut fiber Standar
11 Tangki Penguin TB 200
Air/Penguin/Tandone
TB 200
12 Stop Kran PVC Ø 3/4 Standar
13 Kloset duduk Toto, American
Standar
14 Perlengkapan Kloset Standar
duduk
15 Kloset Jongkok American Standar
16 Perlengkapan Kloset Standar
Jongkok
17 Pipa PVC diameter 4” AW
18 Pipa PVC 2” AW
19 Floor drain Stainless Standar
a. PEKERJAAN SEPTICPTANK
Spesifikasi bahan/material Bangunan Konstruksi dan Peralatan :
NAMA BARANG /
NO. MERK / TYPE SNI KETERANGAN
MATERIAL / ALAT
1 Pelapisan Kedap Air Aquaproof
2 Railling tangga Besi Stainlees steel
bahan Stainlees steel
Dengan Rangka
Utama 4/6 dan
Rangka Bagi 4/4
dengan Ketebalan 2
mm
Alumunium
3 Seven/Setara
Composite
Hollow Besi Galvanis Standar
4
4x4
Braket Siku / Spigot/ Standar
5
Stiffener
6 Paku Skrup Beton Standar
7 Paku skrup Standar
8 Sealant Standar
9 Sewa Sca Folding' Standar
10 Alat Bantu Lainnya Standar
Ornamen Logo
Alumunium /
Bahan Alumunium
11 Alumunium Paint
Dicat dengan
(Avian)
lambang perkim
Pembuatan Plank
12 Stainlees steel Penuh
Nama Stainlees steel
13 Pintu Folding gate Standar
6. PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Semua ukuran dan posisi termasuk pemasangan patok-patok di Lapangan harus
tepat sesuai Gambar Kerja.
b. Kemiringan yang dibuat harus cukup untuk mengalirkan air hujan menuju ke
selokan yang ada di sekitarnya serta mengikuti persyaratan-persyaratan yang
tertera di dalam Gambar Kerja. Tidak dibenarkan adanya genangan air.
c. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa konstruksi wajib meneliti
Gambar Kerja dan melakukan pengukuran kondisi lapangan.
d. Setiap bagian dari pekerjaan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Direksi / Konsultan Pengawas sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan tersebut.
e. Semua pekerjaan yang sudah selesai terpasang, apabila perlu harus dilindungi dari
kemungkinan cacat yang disebabkan oleh pekerjaan lain.
f. Penyedia Jasa konstruksi tidak boleh menclaim sebagai pekerjaan tambah bila
terjadi Kerusakan suatu pekerjaan akibat keteledoran Penyedia Jasa konstruksi,
Penyedia Jasa konstruksi harus memperbaikinya sesuai dengan keadaan semula.
g. Memperbaiki suatu pekerjaan yang tidak sesuai dengan persyaratan yang
berlaku/Gambar pelaksanaan atau Dokumen Kontrak.
h. Penunjukan Tenaga Ahli oleh Direksi / Konsultan Pengawas yang sesuai dengan
kegiatan suatu pekerjaan.
i. Semua pengujian bahan, pembuatan atau pelaksanaan di Lapangan harus
dilaksanakan oleh Penyedia Jasa konstruksi.
7. DIREKSI DILAPANGAN
Di lokasi pekerjaan dalam pelaksanaan Pembangunan ini bertindak sebagai sebagai
direksi adalah Pengelola Proyek yang terdiri dari :
7.1. Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Pada Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman Kabupaten Sintang Tahun anggaran 2023.
7.2. Konsultan Pengawas :
a. Konsultan Pengawasan Berkewajiban melakukan Pengawasan secara Kontinui
selama masa pelaksanaan fisik masih terlaksana sampai dengan selesai
pekerjaan.
b. Konsultan Pengawasan pada saat pelaksanaan tidak dibenarkan merubah
ketentuan pelaksanaan pekerjaan sebelum mendapat izin dari Pejabat Pembuat
Komitmen dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (Pengguna Jasa Kegiatan).
c. Apabila Terjadi Kejanggalan-kejanggalan atau menyimpang dari spesifikasi teknis
dan gambar kerja didalam Pelaksanaan Fisik Pekerjaan oleh kontraktor Pelaksana
atau Penyedia Jasa, Pihak Konsultan Pengawasan segera memberitahukan kepada
Pembuat Komitmen dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (Pengguna Jasa
Kegiatan).
d. Pihak Konsultan Pengawasan berhak mengambil tindakan dalam hal yang
dianggap perlu untuk kemajuan progress fisik dilapangan dan keselamatan
pekerjaan.
9. SHOP DRAWING
9.1. Penyedia Jasa konstruksi wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang
belum tercakup lengkap didalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak maupun yang
diminta oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dan Konsultan Pengawas.
9.2. Dalam Shop Drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang
diperlukan termasuk pengajuan contoh bahan, keterangan produk, cara pemasangan
dan / atau spesifikasi / persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik.
13.5. Dokumentasi.
Dokumentasi dilakukan terhadap kondisi lokasi sebelum dibangunan (0%), selama
masa pelaksanaan pekerjaan (50%) dan selesai pembangunan (100%).
Pendokumentasian ini merupakan perekaman bangunan tersebut secara piktoral
(gambar dan foto) dan verbal (uraian tertulis). Tujuannya untuk mengetahui kondisi
lokasi sebelum dibangun, masa pelaksanaan dan hasil akhir pembangunan.
13.6. Mobilisasi.
a. Lingkup pekerjaan
Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan sejak diterbitkan SPMK
terutama untuk sumber daya (material, alat, tenaga kerja) yang akan digunakan
untuk memulai pekerjaan.
Untuk mobilisasi sumber daya yang berhubungan dengan pelaksanaan untuk tiap-
tiap pekerjaan, dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan rencana kerja serta dapat
dilakukan secara bertahap, meliputi:
➢ mobilisasi peralatan;
➢ mobilisasi personil inti dan pendukung; dan
➢ mempersiapkan fasilitas seperti barak, bengkel, gudang, dan sebagainya;
Mobilisasi peralatan dan kendaraan yang digunakan mematuhi peraturan
perundangan terkait beban dan dimensi kendaraan.
Jadwal dan mekanisme mobilisasi mengacu pada pengelolaan lalu lintas yang
diatur dalam elemen operasi keselamatan pada RKK.
b. Mobilisasi Peralatan
Penyedia Jasa harus memobilisasi fasilitas dan peralatan sesuai dengan ketentuan
sebagai berikut:
1) Penggunaan alat berat dan pengoperasian peralatan/kendaraan mengikuti
aturan perizinan yang ditetapkan oleh Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan
Raya (DLLAJR), Kepolisian dan instansi terkait lainnya.
2) Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang
tercantum dalam penawaran berdasarkan dokumen pemilihan tender, dari
suatu lokasi asal ke lokasi pekerjaan yang akan menggunakan peralatan
tersebut sesuai kontrak.
3) Apabila setiap alat berat yang telah selesai digunakan dan tidak akan
digunakan lagi, maka alat berat tersebut segera dikembalikan.
4) Untuk pengangkutan alat-alat berat, maka jembatan diperkuat.
5) Penyedia Jasa melaksanakan operasional dan pemeliharaan
kendaraan/peralatan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan pabrik pembuatnya
dan tidak mencemari tanah dan air.
Semen harus sampai di tempat kerja dalam kondisi baik serta dalam kantong-kantong
semen asli dari pabrik.
Semen harus disimpan dalam gudang yang kedap air, berventilasi baik, di atas lantai
setinggi 30 cm. Kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 lapis.
14.2. Air.
Air yang dimaksudkan disini adalah air sebagai bahan pembantu dalam konstruksi
bangunan meliputi kegunaannya dalam pembuatan dan perawatan beton pemadaman
kapur, adukan pasangan dan adukan plesteran.
Persyaratan :
✓ Air harus bersih.
✓ Tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung lainnya yang dapat dilihat
secara visual.
✓ Tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2 g/liter.
✓ Tidak mengandung garam-garam yang dapat Iarut dan dapat merusak beton
(asam-asam, zat organik dsb) lebih dari 15 g/liter. Kandungan khlorida (C1), tidak
lebih dari 500 p.p.m. dan senyawa sulfat tidak lebih dari 1000 p.p.m. sebagai so 3.
✓ Bila dibandingkan dengan kekuatan tekan adukan dan beton yang memakai air
suling, maka penurunan kekuatan adukan dan beton yang memakai air yang
diperiksa tidak lebih dari 10%.
✓ Semua air yang mutunya meragukan harus dianalisa secara kimia dan dievaluasi
mutunya menurut pemakaiannya.
Pasir beton adalah butiran-butiran mineral keras yang bentuknya mendekati bulat
dan ukuran butirnya sebagian besar terletak antara 0,075 - 5 mm, dan kadar bagian
yang ukurannya lebih kecil dari 0,063 mm tidak lebih dari 5%, untuk pasir beton
sesuai dengan ketentuan pasal 11 PUBI tahun 1982.
Persyaratan :
a. Pasir beton harus bersih. Bila diuji memakai larutan pencuci khusus, tinggi
endapan pasir yang kelihatan dibandingkan dengan tinggi seluruh endapan tidak
kurang dari 70%.
b. Kandungan bagian yang lewat ayakan 0,063 mm tidak lebih dari 5% - berat (Kadar
Lumpur).
c. Angka kehalusan fineness modulus terletak antara 2,2 - 3,2 bila diuji
memakai rangkaian ayakan dengan mata ayakan berukuran berturut-turut
0,16-0,315,0,63- 1,25-2,5-5- 10 mm dengan fraksi yanglewat
ayakan 0,3 mm minimal 15% berat.
d. Pasir tidak boleh mengandung zat-zat organik yang dapat mengurangi mutu beton.
Untuk itu bila direndam dalam larutan 3% NaOH, cairan di atas endapan tidak
boleh lebih gelap dari warna larutan pembanding.
e. Kekekalan terhadap larutan Na2 S04 atau MgS04 :
➢ Terhadap larutan Na2 S04 :
Fraksi yang hancur tidak lebih dari 12% berat
➢ Terhadap larutan MgS04
Fraksi yang hancur tidak lebih dari 10% berat.
f. Untuk beton dengan tingkat keawetan yang tinggi, reaksi pasir terhadap alkali
harus negatip.
g. Pasir untuk keperluan beton bisa dipakai pasir alam sebagai hasil desintegrasi dari
batuan-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat pemecah batu (
Ston Crusser ), dengan butir-butir yang beraneka ragam dan bila diayak memenuhi
persyaratan berikut (NI-2) :
➢ Sisa diatas ayakan 4 mm, minimum 2 % berat,
➢ Sisa diatas ayakan 1 mm, minimum 10 % berat,
➢ Sisa diatas ayakan 0,25 mm, minimum 80 % dan 95 % berat.
b. Syarat kimia
➢ Kekekalan terhadap Na2 so4 bagian yang hctnCo.lf' maksimum 12% berat, dan
kekekalan terhadap MgS04 bagian yang hancur, maksimum 10% berat.
➢ Kemampuan bereaksi terhadap alkali harus negatip sehingga tidak berbahaya
14.5. Kayu
a. Semua bidang permukaan harus rata dan dapat menjamin efesiensi dan efektifitas
dalam pengerjaan dan pamakaian
b. Kelas kayu untuk pemakaian disesuaikan dengan fungsi masing-masing
berdasarkan analisa Rencana Anggaran Biaya.
c. Kayu yang dimaksudkan disini adalah kayu yang digunakan sebagai bahan
bangunan.
d. Kayu yang digunakan sebagai bahan bangunan adalah kayu olahan yang diperoleh
dengan jalan meng-konversikan kayu bulat menjadi kayu berbentuk balok, papan
ataupun bentuk-bentuk lain yang sesuai dengan tujuan penggunaannya.
e. Kayu bahan bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yakni :
➢ Kayu bangunan struktural
ialah kayu bangunan untuk digunakan dalam struktur bangunan.
➢ Kayu bangunan non struktural
ialah kayu bangunan untuk digunakan dalam bagian bangunan yang tidak
berfungsi sebagai struktur bangunan.
➢ Kayu bangunan untuk keperluan lain
ialah kayu bangunan yang tidak termasuk kedua golongan tersebut di atas, tetapi
dapat dipergunakan sebagai bahan bangunan penolong ataupun bangunan
sementara.
14.6. Besi Beton baja tulangan
a. Besi beton dipakai baja tulangan yang memenuhi standart PUBI 1982 Pasal 74
b. Baja tulangan beton adalah baja yang berbentuk batang yang digunakan untuk
penulangan beton. Dalam perdagangan disebut juga besi beton.
c. Berdasarkan bentuknya, b~ja tulangan terdiri dari baja tulangan polos dan baja
tulangan sirip (deform).
d. Baja tulangan polos merupakan batang baja yang permukaannya licin.
e. Baja tulangan sirip merupakan batang dengan bentuk permukaan khusus untuk
mendapatkan pelekatan (bonding) pada beton yang lebih baik dari pada baja
tulangan polos dengan luas penampang yang sama.
Jenis-jenisnya :
➢ Batang baja tulangan bersirip teratur.
➢ Batang baja tulangan yang dipuntir
f. Penamaan :
➢ Bj.TP = baja tulangan polos
➢ Bj.TD = baja tulangan sirip (deform).
g. Sifat Tampak.
Batang baja tulangan tidak boleh mengandung serpih-serpih, lipatanlipatan, retak-
retak, gelombang~elombang, cerna-cerna yang dalam, atau tidak boleh berlapis-
lapis. Hanya diperkenankan berkarat ringan pada permukaan.
h. Bentuk.
Untuk baja tulangan deform, jarak antara dua siripmelintang tidak boleh lebih dari
0,7 X d dan tinggi sirip tidak boleh kurang dari 0,05 d. Sirip melintang tidak boleh
membentuk sudut kurang dari 45° terhadap sumbu batang.
15.3. Standar :
a. SNI M-26-1990-F (Metode Pengujian dan Pengambilan Contoh untuk Campuran
Beton Segar)
b. SNI M-62-1990-03 (Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di
Laboratorium)
c. SNI-T-15-1990-03 ( Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal)
d. SNI T-28-1991-03 (Tata Cara Pengadukan Pengecoran Beton)
e. SNI S-18-1990-03 ( Spesifikasi Bahan Tambahan Untuk Beton )
f. SNI 03-4146-1996 (Metode Pengujian Slump Beton)
g. SNI 03 – 1974-1990 (Metode Pengujian Kuat Tekan Beton)
h. Pd- T- 10-1999-03 (Tata Cara Pendetailan Penulangan Beton)
i. Pd-M-33-2000-03 (Metode Pengujian Mutu Air Untuk Digunakan dalam Beton)
j. SNI 07- 2529-1991 ( Metode Pengujian Kuat Tarik Baja Beton)
k. SK SNI S-04-1989-F ( Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Bahan Bangunan
Bukan Logam))
l. SK SNI S-05-1989-F ( Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian B (Bahan Bangunan
dari Besi/Baja)
15.4. Bahan-bahan
a. Semen
Semen portland (PC) yang digunakan adalah semen Tipe I dengan SNI
15.2049.2004 serta memenuhi persyaratan kimia dan fisik sesuai tabel 1-1 dan
1-2 PUBI tahun 1982.
Standar semen Portland yang digunakan adalah :
➢ Semen Portland Pozzolan (PCC) SNI 15 0302 2004
➢ Semen Portland Komposit (PCC) SNI 15 7064 2004
Semen harus sampai di tempat kerja dalam kondisi baik serta dalam kantong-
kantong semen asli dari pabrik.
Semen harus disimpan dalam gudang yang kedap air, berventilasi baik, di atas
lantai setinggi 30 cm. Kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 lapis.
b. Agregat Kasar
Agregat untuk beton harus memenuhi seluruh ketentuan berikut ini :
1. Agregat beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 005280
tentang ”Mutu dan Cara Uji Agregat Beton”. Bila tidak tercakup di dalam SII
0052-80, maka agregat tersebut harus memenuhi ketentuan ASTM C23
“Specification for Concrete Aggregates”.
2. Atas persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen, agregat yang tidak memenuhi
persyaratan butir a., dapat digunakan asal disertai bukti bahwa
berdasarkan pengujian khusus dan atau pemakaian nyata, agregat tersebut
dapat menghasilkan beton yang kekuatan, keawetan, dan ketahanannya
memenuhi syarat.
3. Di dalam segala hal, ukuran besar butir nominal maksimum agregat kasar
harus tidak melebihi syarat – syarat berikut :
• seperlima jarak terkecil antara bidang samping dari cetakan beton.
• sepertiga dari tebal pelat.
• ¾ jarak bersih minimum antar batang tulangan, atau berkas batang
tulangan.
Penyimpangan dari batasan-batasan ini diijinkan jika menurut penilaian
Tenaga Ahli, kemudahan pekerjaan, dan metoda konsolidasi beton adalah
sedemikian hingga dijamin tidak akan terjadi sarang kerikil atau rongga.
c. Agregat halus
Pasir beton adalah butiran-butiran mineral keras yang bentuknya mendekati bulat
dan ukuran butirnya sebagian besar terletak antara 0,075 - 5 mm, dan kadar bagian
yang ukurannya lebih kecil dari 0,063 mm tidak lebih dari 5%, untuk pasir beton
sesuai dengan ketentuan pasal 11 PUBI tahun 1982.
Persyaratan :
a. Pasir beton harus bersih. Bila diuji memakai larutan pencuci khusus, tinggi
endapan pasir yang kelihatan dibandingkan dengan tinggi seluruh endapan tidak
kurang dari 70%.
b. Kandungan bagian yang lewat ayakan 0,063 mm tidak lebih dari 5% - berat (Kadar
Lumpur).
c. Angka kehalusan fineness modulus terletak antara 2,2 - 3,2 bila diuji
memakai rangkaian ayakan dengan mata ayakan berukuran berturut-turut
0,16-0,315,0,63- 1,25-2,5-5- 10 mm dengan fraksi yanglewat
ayakan 0,3 mm minimal 15% berat.
d. Pasir tidak boleh mengandung zat-zat organik yang dapat mengurangi mutu beton.
Untuk itu bila direndam dalam larutan 3% NaOH, cairan di atas endapan tidak
boleh lebih gelap dari warna larutan pembanding.
e. Kekekalan terhadap larutan Na2 S04 atau MgS04 :
➢ Terhadap larutan Na2 S04 :
Fraksi yang hancur tidak lebih dari 12% berat
➢ Terhadap larutan MgS04
Fraksi yang hancur tidak lebih dari 10% berat.
f. Untuk beton dengan tingkat keawetan yang tinggi, reaksi pasir terhadap alkali
harus negatip.
g. Pasir untuk keperluan beton bisa dipakai pasir alam sebagai hasil desintegrasi dari
batuan-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat pemecah batu (
Ston Crusser ), dengan butir-butir yang beraneka ragam dan bila diayak memenuhi
persyaratan berikut (NI-2) :
➢ Sisa diatas ayakan 4 mm, minimum 2 % berat,
➢ Sisa diatas ayakan 1 mm, minimum 10 % berat,
➢ Sisa diatas ayakan 0,25 mm, minimum 80 % dan 95 % berat.
d. Air
Air yang dimaksudkan disini adalah air sebagai bahan pembantu dalam konstruksi
bangunan meliputi kegunaannya dalam pembuatan dan perawatan beton
pemadaman kapur, adukan pasangan dan adukan plesteran.
Persyaratan :
✓ Air harus bersih.
✓ Tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung lainnya yang dapat
dilihat secara visual.
✓ Tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2 g/liter.
✓ Tidak mengandung garam-garam yang dapat Iarut dan dapat merusak beton
(asam-asam, zat organik dsb) lebih dari 15 g/liter. Kandungan khlorida (C1),
tidak lebih dari 500 p.p.m. dan senyawa sulfat tidak lebih dari 1000 p.p.m.
sebagai so3.
✓ Bila dibandingkan dengan kekuatan tekan adukan dan beton yang memakai air
suling, maka penurunan kekuatan adukan dan beton yang memakai air yang
diperiksa tidak lebih dari 10%.
✓ Semua air yang mutunya meragukan harus dianalisa secara kimia dan
dievaluasi mutunya menurut pemakaiannya.
e. Baja Tulangan
Baja tulangan yang digunakan harus memenuhi ketentuan- ketentuan berikut ini.
1. Besi beton dipakai baja tulangan yang memenuhi standart PUBI 1982 Pasal 74
2. Baja tulangan beton adalah baja yang berbentuk batang yang digunakan untuk
penulangan beton. Dalam perdagangan disebut juga besi beton.
3. Berdasarkan bentuknya, b~ja tulangan terdiri dari baja tulangan polos dan baja
tulangan sirip (deform).
4. Baja tulangan polos merupakan batang baja yang permukaannya licin.
5. Baja tulangan sirip merupakan batang dengan bentuk permukaan khusus untuk
mendapatkan pelekatan (bonding) pada beton yang lebih baik dari pada baja
tulangan polos dengan luas penampang yang sama.
Jenis-jenisnya :
➢ Batang baja tulangan bersirip teratur.
➢ Batang baja tulangan yang dipuntir
6. Penamaan :
➢ Bj.TP = baja tulangan polos
➢ Bj.TD = baja tulangan sirip (deform).
7. Sifat Tampak.
Batang baja tulangan tidak boleh mengandung serpih-serpih, lipatanlipatan,
retak-retak, gelombang~elombang, cerna-cerna yang dalam, atau tidak boleh
berlapis-lapis. Hanya diperkenankan berkarat ringan pada permukaan.
8. Bentuk.
Untuk baja tulangan deform, jarak antara dua sirip melintang tidak boleh lebih
dari 0,7 X d dan tinggi sirip tidak boleh kurang dari 0,05 d. Sirip melintang tidak
boleh membentuk sudut kurang dari 45° terhadap sumbu batang.
Catatan :
➢ d = diameter nominal dalam mm.
➢ Diameter nominal untuk baja tulangan deform dihitung menurut rumus.
12. Ukuran dan Toleransi Diameter dari baja tulangan polos dan strip yang diijinkan
di dalam pasal ini sebagai berikut :
d. Benda uji yang dimaksud adalah silinder atau kubus beton dengan diameter 150
mm dan tinggi 300 mm, yang untuk setiap 10 m3 produksi adukan beton harus
diwakili minimal dua buah benda uji. Tata cara pembuatan benda uji tersebut harus
mengikuti ketentuan yang terdapat di dalam standar Metoda Pembuatan dan
Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium (SK SNI M-62-1990-03).
e. Jika hasil uji kuat tekan beton menunjukkan bahwa kuat tekan target beton yang
dihasilkan tidak memenuhi syarat, maka proporsi campuran adukan beton tersebut
tidak dapat digunakan, dan Penyedia Jasa Konstruksi (dengan persetujuan Pejabat
Pembuat Komitmen) harus membuat proporsi campuran yang baru, sedemikian
hingga kuat tekan target beton yang disyaratkan dapat dicapai.
f. Setiap ada perubahan jenis bahan yang digunakan, Pelaksana wajib melakukan trial
mix design dengan bahan-bahan tersebut, dan melakukan pengujian laboratorium
untuk memastikan bahwa kuat tekan beton yang di hasilkan memenuhi kuat tekan
yang disyaratkan.
g. Untuk kekentalan adukan, setiap 5 m 3 adukan beton harus dibuat pengujian slump,
dengan ketentuan sebagai berikut:
h. Apabila ada hal-hal yang belum tercakup di dalam persyaratan teknis ini, Pelaksana
harus mengacu pada seluruh ketentuan yang tercakup di dalam Bab 5, Tata Cara
Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal (SK SNI T-15-1990-03).
15.6. Pengadukan dan Alat-aduk
a. Pelaksana wajib menyediakan peralatan dan perlengkapan yang memiliki ketelitian
cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah takaran masing-masing bahan
beton. Seluruh peralatan, perlengkapan dan tata cara pengadukan harus
mendapatkan persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen.
b. Pengaturan pengangkutan dan cara penakaran yang dilakukan, harus mendapatkan
persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen Seluruh operasi harus dikontrol/diawasi
secara kontinyu oleh Pejabat Pembuat Komitmen
Pengadukan harus dilakukan dengan mesin aduk beton (batch mixer atau portable
continous mixer). Sebelum digunakan, mesin aduk ini harus benar-benar kosong, dan
harus dicuci terlebih dahulu bila tidak digunakan lebih dari 30 menit.
d. Selain ketentuan tersebut di dalam butir di atas, maka pengadukan beton di
lapangan harus mengikuti ketentuan berikut ini :
• Harus dilakukan di dalam suatu mesin-aduk dari tipe yang telah disetujui Pejabat
Pembuat Komitmen
• Mesin-aduk harus berputar pada suatu kecepatan yang direkomendasikan oleh
pabrik pembuat mesin-aduk tersebut.
• Pengadukan harus diteruskan sedikitnya 1,5 menit setelah semua material
dimasukkan ke dalam drum aduk, kecuali jika dapat dibuktikan/ditunjukkan
bahwa dengan waktu pengadukan yang menyimpang dari ketentuan ini masih
dapat dihasilkan beton yang memenuhi syarat.
a. Beton yang akan dituang harus ditempatkan sedekat mungkin ke cetakan akhir untuk
mencegah terjadinya segregasi karena penanganan kembali atau pengaliran adukan.
b. Pelaksanaan penuangan beton harus dilaksanakan dengan suatu kecepatan
penuangan sedemikian hingga beton selalu dalam keadaan plastis dan dapat
mengalir dengan mudah ke dalam rongga di antara tulangan.
c. Beton yang telah mengeras sebagian dan/atau telah dikotori oleh material asing,
tidak boleh dituang ke dalam cetakan.
d. Beton setengah mengeras yang ditambah air atau beton yang diaduk kembali setelah
mengalami pengerasan tidak boleh dipergunakan kembali.
e. Beton yang dituang harus dipadatkan dengan alat yang tepat secara sempurna dan
harus diusahakan secara maksimal agar dapat mengisi sepenuhnya daerah sekitar
tulangan dan barang yang tertanam dan ke daerah pojok acuan.
15.9. Perawatan Beton
a. Jika digunakan dengan kekuatan awal yang tinggi, maka beton tersebut harus
dipertahankan di dalam kondisi lembab paling sedikit 72 jam, kecuali jika dilakukan
perawatan yang dipercepat.
b. Jika tidak digunakan semen dengan kekuatan awal yang tinggi, maka beton harus
dipertahankan dalam kondisi lembab paling sedikit 168 jam setelah penuangan,
kecuali jika dilakukan perawatan dipercepat sebagaimana disebutkan di dalam pasal
5., Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal (SK SNI T-151990-03).
Penyedia Jasa boleh menggunakan beton siap pakai (ready mix concrete)
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Volume penggunaan ready mix concrete harus disetujui oleh Pejabat Pembuat
Komitmen dengan senantiasa berpedoman pada ketentuan teknis yang
diberlakukan bagi pekerjaan beton.
b. Apabila di dalam ready mix concrete tersebut diberikan zat tambah (additive)
maka selain harus mengikuti ketentuan di dalam Spesifikasi Bahan Tambahan
untuk Beton SK SNI S-18-1990-03, pabrik pembuatnya harus menyertakan
sertifikat/surat keterangan yang menyatakan jenis dan konsentrasi bahan
tambah tersebut per m3 adukan beton. Selain itu, di dalam hal penggunaan
bahan tambah ini, harus disebutkan pula di dalam sertifikat tersebut batas waktu
toleransi beton tersebut masih dapat digunakan, dan ketentuan ini mengikat bagi
Penyedia Jasa Konstruksi dan Pejabat Pembuat Komitmen, khususnya di dalam
penentuan boleh atau tidaknya ready mix concrete tersebut digunakan.
c. Kecuali jika disebutkan secara khusus di dalam Spesifikasi Teknis ini, maka
terhadap ready mix concrete harus selalu diadakan pengujian kualitas, yaitu:
c.1 Pengujian kekentalan adukan (slump), yang dilakukan 3 kali setiap 5 m3
adukan, yaitu: di awal kedatangan, di tengah-tengah, dan di akhir
penuangan. Nilai slump yang digunakan untuk evaluasi adalah nilai slump
rata-ratanya. Jika nilai slump yang diperoleh tidak sesuai dengan ketentuan
yang terdapat di dalam butir 4.e., maka adukan yang digunakan dianggap
tidak memenuhi syarat, dan tidak boleh digunakan.
c.2 Pengujian kuat tekan beton, yang dilakukan secara acak dengan ketentuan
sebagai berikut:
c.2.1 Untuk setiap 10 m3 adukan beton, minimal harus dibuat 2 buah
benda uji berupa silinder beton dengan diameter 150 mm dan tinggi
300 mm, pembuatan benda uji ini harus dilakukan dengan
sepengetahuan Pejabat Pembuat Komitmen
c.2.2 Terhadap kedua benda uji tersebut harus dilakukan pengujian kuat
tekan. Jadi, untuk setiap 10 m3 adukan beton harus diwakili oleh
satu nilai kuat tekan beton yang diperoleh dari kuat tekan rata-rata
kedua benda uji tersebut di dalam butir c.2.1., setelah
dikonversikan kekuatannya ke kuat tekan beton umur 28 hari.
c.2.3 Pejabat Pembuat Komitmen harus selalu melakukan evaluasi statistik
secara periodik terhadap kuat tekan beton ini, berdasarkan ketentuan
yang berlaku di dalam Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran
Beton Normal (SK SNI T-15-1990-03).
c.2.4 Jika hasil evaluasi statistik tersebut di dalam pasal c.2.3.
memperlihatkan kuat tekan beton yang lebih rendah dari yang
disyaratkan, maka Pejabat Pembuat Komitmen harus menghentikan
pekerjaan beton yang sedang dilaksanakan. Di dalam hal ini Pejabat
Pembuat Komitmen harus segera melakukan koordinasi dengan pihak
yang terkait.
d. Ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi site mix concrete seperti: tata cara
evaluasi kuat tekan beton, pengangkutan adukan, perawatan beton, cetakan
beton, pengecoran, pemadatan beton, dan sambungan konstruksi, tetap berlaku
untuk penggunaan ready mix concrete.
a. Direksi / Konsultan Pengawas berhak meminta setiap saat kepada Penyedia Jasa
Konstruksi untuk membuat benda uji silinder atau kubus dari adukan beton yang
dibuat, dengan jumlah sesuai dengan peraturan beton bertulang yang berlaku.
b. Untuk benda uji berbentuk silinder, cetakan harus berbentuk silinder dengan ukuran
diameter 15 cm dan tinggi 30 cm dan memenuhi syarat dalam Peraturan Beton
Indonesia. Untuk benda uji berbentuk kubus, cetakan harus berbentuk bujur sangkar
dalam segala arah dengan ukuran 15x15x15 cm dan memenuhi syarat dalam
Peraturan Beton Indonesia.
c. Pengambilan adukan beton, percetakan benda uji kubus dan curingnya harus dibawah
pengawasan Direksi / Konsultan Pengawas.
d. Prosedurnya harus memenuhi syarat-syarat dalam Peraturan Beton Indonesia.
e. Pengujian.
f. Pada umunya pengujian dilakukan sesuai dengan Peraturan Beton Indonesia,
termasuk juga pengujian-pengujian susut (slump) dan pengujian tekan (Crushing
test).
g. Jika beton tidak memenuhi syarat-syarat pengujian slump, maka kelompok adukan
yang tidak memenuhi syarat itu tidak boleh dipakai, dan Penyedia Jasa Konstruksi
harus menyingkirkannya dari tempat pekerjaan. Jika pengujian tekanan gagal maka
perbaikan-perbaikan atau langkah-langkah yang diambil harus dilakukan dengan
mengikuti prosedure-prosedure Peraturan Beton Indonesia atas biaya Penyedia Jasa
Konstruksi.
h. Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan benda uji kubus menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
i. Benda uji kubus harus ditandai dengan suatu kode yang menunjukkan tanggal
pengecoran, bagian struktur yag bersangkutan dan lain-lain data yang perlu dicatat.
j. Semua benda uji kubus harus di Test diLaboraturium bahan bangunan dan tempat
pengetesan tersebut harus disetujui oleh Direksi / Konsultan Pengawas.
k. Laporan asli (bukan photo copy) hasil Percobaan harus diserahkan kepada Direksi /
Konsultan Pengawas segera sesudah selesai percobaan, dengan mencantumkan
besarnya kekuatan karakteristik, deviasi standard, campuran adukan dan berat
benda uji kubus tersebut. Percobaan/test kubus beton dilakukan untuk umur-umur
beton 3,7 dan 14 hari dan juga untuk umur beton 28 hari.
l. Apabila dalam pelaksanaan nanti ternyata bahwa mutu beton yang dibuat seperti
yang ditunjukkan oleh benda uji kubusnya gagal memenuhi syarat spesifikasi, maka
Direksi / Konsultan Pengawas berhak meminta Penyedia Jasa Konstruksi supaya
mengadakan percobaan-percobaan non destruktif atau bila perlu untuk mengadakan
percobaan loading (Loading Test) atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi. Percobaan-
percobaan ini harus memenuhi syarat-syarat dalam Peraturan Beton Indonesia.
m. Apabila gagal, maka bagian pekerjaan tersebut harus dibongkar dan dibangun baru
sesuai dengan petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.
n. Semua biaya-biaya untuk percobaan dan akibat-akibat gagalnya pekerjaan tersebut
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
27.2. Standar :
a. SK SNI S-03-1994-03 (Spesifikasi Peralatan Pemasangan Dinding Bata dan
Plesteran).
b. Pt T-03-2000-C ( Tata Cara Pengerjaan Pasangan dan Plesteran Dinding )
c. SK SNI S-04-1989-F ( Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Bahan Bangunan
Bukan Logam)).
d. SK SNI S-02-1994-04 (Spesifikasi Agregat Halus Untuk Pekerjaan Adukan dan
Plesteran Dengan Bahan Dasar Semen ).
27.3. Material
a. Semen
1). Semen yang dipakai adalah semen jenis Portland Cement (PC) sekualitas
“Tiga Roda/gresik/dinamix”.
2). 1 (satu) merk semen untuk seluruh pekerjaan.
3). Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah/utuh, tidak terdapat
kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak.
4). Semen masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras).
5). Penyimpanan semen tidak akan segera digunakan harus menjamin mutu
semen, dengan menyediakan tempat penyimpanan yang kedap air dan tetutup
rapat.
6). Semen yang sudah disimpan lebih dari 6 bulan sejak dibuat perlu diuji sebelum
digunakan, jika sudah rusak harus ditolak.
b. Pasir
1). Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam, kuat dan bersudut.
2). Bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya,
jumlah kandungan bahan ini maksimal 5% dan tidak mengandung garam.
27.4. Pelaksanaan:
1). Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan plesteran, acian, dan
sponengan meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal
pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai
untuk mendapat persetujuan dari Tim Teknis dan Konsultan Pengawas, di
sertai gambar shop drawing.
2). Sebelum memulai pekerjaan, pekerjaan pipa-pipa dan conduit mekanikal dan
elektrikal harus sudah selesai.
3). Pemasangan pipa-pipa dan conduit harus cukup dalam dan kuat tertanam
sehingga tidak menimbulkan retak pada plesteran yg sudah jadi.
4). Campuran/bahan dibuat menggunakan mixer selama 3 menit dan
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
• Untuk bidang kedap air, beton, pasangan dinding batu bata yang
berhubungan dengan udara luar, dan semua pasangan batu bata di bawah
permukan tanah sampai ketinggian 30 cm dari permukaan lantai dan 150
cm dari permukaan lantai toilet dan daerah basah lainnya dipakai adukan
plesteran 1 pc : 3 pasir.
• Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran campuran 1 PC : 4 pasir.
• Untuk plesteran beton menggunakan campuran 1 pc : 3 pasir.
• Untuk plesteran trasraam menggunakan campuran 1 pc : 3 pasir
• Untuk plesteran ciprat menggunakan campuran 1 pc : 2 pasir.
• Plesteran halus (acian) dipakai campuran PC dan air sampai mendapatkan
campuran yang homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran
berumur 8 hari (kering benar).
• Semua jenis adukan perekat tersebut di atas harus disiapkan sedemikian
rupa sehingga selalu dalarn keadaan baik dan belum mengering,
diusahakan agar jarak waktu pencampuran aduk perekat tersebut dengan
pemasangannya tidak melebihi 30 menit terutama untuk adukan kedap
air.
• Untuk dinding tertanam di dalam tanah harus diplaster dengan memakai
spesi kedap air.
• Plasteran pada sambungan antara beton dan bata harus diberi kawat
ayam.
• Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 m, dipasang tegak dan
menggunakan keping-keping plywood setebal 9 mm untuk patokan
kerataan bidang, pelaksanaan plesteran tidak boleh melebihi 2 hari
setelah dibuat kepalaan.
• Untuk beton sebelum diplaster permukannya harus dibersihkan dari sisa-
sisa bekisting dan kemudian dikretek (scrath) terlebih dahulu dan semua
lubang-lubang bekas pengikat bekisting atau form tie harus tertutup aduk
plaster.
• Ketebalan plasteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom
yang dinyatakan dalam gambar, atau sesuai peil-peil yang diminta
gambar. Tebal plasteran minimum 1.5 cm, jika ketebalan melebihi 2,5 cm
harus diberi kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat
dari plasterannya pada bagian pekerjaan yang diizinkan .
• Untuk permukaan dinding Laboratorium BSL 2 yaitu Ruangan Reagen dan
mix, ruangan ektrasi dan template, Ruangan PCR, Ruangan Mikroskopik
bakteri TB pekerjaan sudut dinding bangunan diplester Melengkung tanpa
sudut.
• Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau
cembung bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. Jika
melebihi, Penyedia Jasa konstruksi berkewajiban memperbaikinya dengan
biaya atas tanggungan Penyedia Jasa konstruksi.
• Tidak diperbolehkan adanya pertemuan antar dinding atau dengan lantai
yang membentuk sudut.
• Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada permukaannya
diberi alur-alur garis horizontal atau dikretek (scrath) untuk memberi
ikatan yang lebih baik terhadap bahan finishingnya, kecuali untuk
menerima cat.
• Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemu
dalam satu bidang datar, harus diberi naat (tali air) dengan ukuran lebar
0,7 cm dalamnya 05 cm, kecuali bila ada petunjuk lain di dalam gambar.
• Kelembaban plasteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung
wajar/tidak terlalu tiba-tiba dengan membasahi permukaan plasteran
setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik panas matahari
langsung dengan bahan-bahan penutup yang bisa mencegah penguapan
air secara cepat.
• Plasteran harus mendapatkan curing minimal 1x sehari selama 3 hari.
• Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan
difinish dengan cat dipakai plesteran halus (acian di atas permukaan
plasterannya).
• Plasteran harus sudah berumur 3 hari sebelum di-aci.
• Acian harus rata/tdk bergelombang dengan ketebalan acian 2mm atau
maksimal 3mm.
• Bahan acian menggunakan bahan PC.
• Acian harus di curring minimal 1x sehariselama 7 hari.
• Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik,
plasteran harus dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan
dapat diterima oleh Konsultan Pengawas dengan biaya atas tanggungan
penyedia Jasa konstruksi. Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai
penyedia Jasa konstruksi harus selalu menyiram dengan air, sampai jenuh
sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.
29. PEKERJAAN PINTU, JENDELA DAN VENTILASI
29.1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan pintu, jendela dan ventilasi meliputi seluruh pekerjaan pemasangan pintu,
jendela dan ventilasi pada gambar perencanaan.
29.2. Material :
a. Pintu dan Ventilasi :
Kusen Pintu+ Ventilasi Atas Pintu frame Profil aluminium 3 inch
Pintu Utama P4 Bahan Kaca T 5 mm + Frame Almunium
Pemasangan 1 m2 Kaca Polos Tebal 5 mm + Silicone Sealant 300 ml
Engsel pintu
Pemasangan Door Closer
Pemasangan Kunci Tanam Pintu Kaca
Pemasangan Stiker Sanblas Pintu Kaca
Handle Pintu Kaca
31.2. Material :
a. Kawat penggantung dengan diameter minimal 4 mm.
b. Rangka menggunakan Rangka Besi hollow Galvanis 40.40 dan 20.40, tebal 0,6 mm
c. Rangka Cross tee main tee Modul 60 x 60 cm
d. Papan Gipsum Board tebal 9 mm
e. GRC board t = 4 mm
f. List profil gypsum lebar 7 sampai 10 cm
31.3. Pelaksanaan pekerjaan :
a. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa konstruksi
harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan plafond meliputi volume pekerjaan,
jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh
material yang akan dipakai untuk mendapat persetujuan dari Tim Teknis dan
Konsultan Pengawas, di sertai gambar shop drawing.
b. Arah dan jarak seperti yang di tunjukkan pada gambar.
c. Pola plafond harus sesuai dengan gambar rencana.
d. Batas antara plafond dan tembok harus membentuk sudut yang rapi dengan sudut
dan ukuran seperti pada gambar, dengan menggunakan list profil gypsum dengan
lebar sampai 5 cm.
e. Opening untuk pekerjaan M&E harus sesuai dengan gambar rencana.
f. Penyambungan antar Gipsum harus rapat tidak menimbulkan goresan bekas
sambungan.
g. Penggantung antara rangka hollow dengan penggantung atas menggunakan kawat
penggantung dengan diameter minimal 4 mm.
h. Untuk Pemasangan Plafond Gypsum dipasangan di dalam bangunan
i. Untuk Pemasangan Plafond GRC dipasangan di luar bangunan plafond kaki atap
32. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI KERAMIK
32.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan penutup lantai meliputi pekerjaan pemasangan lantai keramik, sesuai
dengan gambar rencana.
32.2. Material
• Pasangan Penutup lantai Dalam keramik uk. 60/60 Merk CERANOSA
(Polished/Kilat/licin)
• Pasangan porselin Luar keramik uk. 60/60 (Unpolished/Kasar) Merk ARNA
• Pasangan porselin lantai toilet keramik uk. 20/20 (Unpolished/Kasar)
• Pasangan porselin Dinding toilet keramik uk. 20/20 (Polished/Kilat/licin)
• Pasangan porselin keramik Tangga uk. 30/60 (Unpolished/Kasar)
32.3. Pelaksanaan
a. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa konstruksi
harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan keramik meliputi volume pekerjaan,
jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh
material yang akan dipakai untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas
disertai gambar shop drawing.
b. Keramik yang masuk ke tapak harus diseleksi, agar sesuai dengan ukuran, bentuk
dan warna yang telah ditentukan. Dus keramik harus dalam keadaan tersegel dengan
spesifikasi yang ditentukan. Warna, ukuran, tekstur, dan bentuk harus seragam .
Keramik yang tidak sesuai dengan spesifikasi tidak boleh dipasang.
c. Pemasangan keramik boleh dilakukan bila Instalasi M&E pada lantai sudah selesai.
d. Untuk keramik jenis acian semen, keramik harus direndam air hingga jenuh air
terlebih dahulu sebelum dipasang, untuk keramik jenis addesive keramik , keramik
tidak boleh direndam air.
e. Kecuali ditentukan lain pada spesifikasi ini atau pada gambar, level yang tercantum
pada gambar adalah level finish lantai, karenanya screeding dasar harus diatur
hingga memungkinkan pada keramik dengan ketebalan yang berbeda permukaan
finishnya terpasang rata.
f. Header/kepalaan keramik harus dibuat pada dua arah dengan bantuan alat ukur
(theodolit atau waterpass)
g. Adukan semen untuk screeding dibuat dengan pebandingan 1 pc : 3 pasir. Adukan
perekat dengan perbandingan 4,5 kg adesive dengan 1 liter air.
h. Lantai harus benar-benar terpasang rata, baik yang ditentukan datar maupun yang
ditentukan mempunyai kemiringan.
i. Kemiringan tidak boleh kurang dari 25 mm pada jarak 10 m untuk area toilet.
Sedangkan untuk area lain, tidak boleh kurang dari 12 mm pada jarak 10 m.
Kemiringan harus lurus hingga air bisa mengalir semua tanpa meninggalkan
genangan.
j. Pemotongan keramik harus menggunakan alat yang sesuai agar menghasilkan hasil
potongan yang rata, tidak bergerigi.
k. Keramik harus dilindungi dari pergerakan selama 48 jam setelah pemasangan
dengan menempatkan rambu atau tanda.
l. Pasangan keramik harus diperiksa jarak dan kelurusan nat-nya, tidak kosong
aciannya, tidak retak dan gores, beda tinggi keramik (plint) maksimal 1 mm.
m. Keramik boleh di-grouting atau kolot setelah berumur 24 jam. Warna grouting harus
seragam, halus dan tanpa celah, bila perlu gunakan alat bantu untuk meratakan
grouting. Tepi dinding diberi sealant atau dibiarkan saja tanpa grouting untuk ruang
muai-susut.
33.2. Standar :
a. SNI 03-2407-1991 (Tata Cara Pengecatan Kayu Untuk Rumah dan Gedung)
b. SNI 03-2408-1991 (Tata Cara Pengecatan Logam )
37.1. Koordinasi.
a. Adalah bukan tujuan dari spesifikasi ini, ataupun gambar rencana untuk
menunjukkan secara detail berbagai item pekerjaan dari peralatan-peralatan dan
penyambungan-penyambungannya. Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor harus
melengkapi dan memasang seluruh peralatan-peralatan yang dibutuhkan untuk
melengkapi pekerjaan.
b. Gambar-gambar rencana menunjukkan tata letak secara umum dari peralatan,
pemipaan, cabinet dll. Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor harus memodifikasi tata
letak tersebut sebagaimana yang dibutuhkan untuk mendapatkan pemasangan-
pemasangan yang sempurna dari peralatan-peralatan tersebut.
c. Setiap pekerjaan yang disebutkan dalam spesifikasi ini, dan tidak ditunjukkan
dalam gambar atau sebaliknya, harus dilengkapi dan dipasang seperti pekerjaan
lain yang disebut oleh spesifikasi dan ditunjukkan dalam gambar.
d. Penyedia Jasa Konstruksi pekerjaan instalasi ini hendaknya dalam pelaksanaan
pekerjaan, harus bekerja sama dengan Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor bidang
lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan
waktu yang ditetapkan.
e. Koordinasi yang baik perlu ada untuk mencegah agar jenis pekerjaan yang satu
tidak menghalangi pekerjaan yang lainnya.
37.7. Sistem
a. Air Bersih
Kebutuhan air didapat dari bak penampungan, kemudian dipompakan ke 2 (dua)
buah Roof tank dengan kapasitas masing-masing 500 liter. Rooftank dari bahan
stainless steel.
b. Air Kotor
Pada dasarnya semua air kotor yang berasal dari toilet-toilet, limbah zat kimia
yang ada di setiap Bangunan ditampung dalam dengan system Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) secara komunal.
e. septictank bio
Pekerjaan disini adalah Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Bioseptiktank
merk BS 18 dengan Kapasitas Volumenya 2000 Liter.
septictank bio yang dimaksud berupa material fiberglass berkualitas tinggi dan
bergaransi.
septictank bio berfungsi menampung air kotor yang berasal dari toilet-toilet
yang ada di setiap Bangunan.
37.9. Bahan - Bahan Pengganti
1. Semua bahan, peralatan, atau fixtures yang akan digunakan dan tidak
disebutkan dalam spesifikasi ini hanya diperbolehkan, apabila telah disetujui
secara tertulis oleh Direksi dan biaya pengujian bahan/peralatan/fixtures
tersebut (apabila diminta oleh pemilik) ditanggung oleh Penyedia Jasa
Konstruksi.
2. Apabila diperlukan pengujian atas bahan/peralatan/fixtures harus dilakukan
oleh badan-badan atau lembaga-lembaga yang ditentukan oleh pemilik dan
dengan cara-cara standard yang berlaku. Apabila cara-cara standard tidak
ada, pemilik berhak menentukan prosedur pengujian.
3. Setiap bahan pipa (satu panjang utuh), fitting, fixtures dan peralatanperalatan
yang akan dipasang pada instalasi ini, harus mempunyai tandatanda merk
yang jelas dari pabrik pembuatnya.
4. Fitting dan fixtures yang tidak memiliki tanda-tanda tersebut harus diganti
atas tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
39.7. I j i n - I j i n
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh
biaya yang diperlukannya menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan /
Kontraktor.
39.8. Pembobokan, Pengelasan dan Pengeboran
a. Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam
pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikan seperti kondisi semula, menjadi
lingkup kerja instalasi ini.
b. Pembobokan/pengelasan/pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada
persetujuan dari pihak Konsultan Pengawas secara tertulis.
b. Site Test
Pengetesan setelah penanaman kabel. Setelah kabel ditanam,
penyambunganpenyambungan dan pemasangan kotak akhir, maka dilakukan
pengetesan dielektrik/insulation test.
40.2. Panel-Panel
a. Pemasangan Panel
Panel dipasang sedemikian rupa sehingga setiap peralatan/komponen dalam
panel masih mudah dijangkau. Tergantung pada macam/tipe panel, bila
dibutuhkan alas/pondasi/ penumpu/penggantung, maka Pelaksana Pekerjaan /
Kontraktor harus menyediakan dan memasangnya walaupun tidak tertera pada
gambar.
b. Terminal dan Mur Baut.
Semua terminal cabang harus diberi lapis tembaga (Vertin) dan disekrup
menggunakan mur baut ring dari bahan tembaga atau yang diberi Nikel
(stainless).
c. Kabel Kontrol
✓ Kabel kontrol panel harus diset di bengkel/pabrik secara lengkap serta
dibundel dan dilindungi dari kerusakan akibat tekanan mekanis.
✓ Ukuran minimum kabel 2,5 mm2, 600 V, isolasi PVC.
40.5. Lampu
a. Lampu harus sesuai dengan yang dimaksud dalam gambar rencana.
b. Tipe dan diskripsi lampu penerangan :
• Lampu LED Plate Bulat 18 Wat sesuai yang disebutkan di gambar, lampu
merk Philips.
• Lampu LED Plate Bulat 8 Wat sesuai sesuai yang disebutkan di gambar, lampu
merk Philips
40.10. G r o u n d i n g
a. Semua panel, ligthting fixtures, stop kontak, cable trunking , cable ladder dan
bagian-bagian metal lainnya yang berhubungan dengan instalasi listrik harus
digrounding.
b. Kawat grounding dapat dipergunakan kawat (Kawat Arde/Grounding BC50) atau
kawat yang terisolasi yang diberi warna kuning strip hijau.
c. Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan minimal berpenampang sama
dengan penampang kabel masuk (incoming feeder).
d. Nilai tahanan grounding sistem untuk panel-panel harus lebih kecil dari 2 (dua)
Ohm, diukur setelah tidak hujan selama 2 hari.
e. Elektrode pentanahan untuk grounding digunakan pipa galvanis yang ujungnya
dipasang copper rod sepanjang 0,5 m.
f. Elektrode pentanahan yang dipantek dalam tanah minimal sedalam 12 meter
atau sampai mencapai permukaan air.
g. Semua sambungan pada sistem grounding harus menggunakan baut dengan
bahan campuran Tembaga.
h. Pembumian peralatan elektronik; dilakukan secara terpisah,
dengan menyambungkan terminal pembumian khusus arus lemah.
2. Material :
a. Tiang Besi Hollow Stainlestil 4x6 tebal 3 mm
b. Tiang dalam Besi Hollow Stainlestil 4x4 tebal 3 mm
c. Hand railling Besi Hollow Stainlestil 4x6 tebal 3 mm
2. Material :
➢ Stainlestil
3. Peralatan :
➢ Sewa Sca Folding
➢ Alat Bantu Lainnya
2. Material :
➢ Alumunium Composite
➢ Hollow Besi Galvanis 4x4
➢ Braket Siku / Spigot/ Stiffener
➢ Paku Skrup Beton
➢ Paku skrup
➢ Sealant
3. Peralatan :
➢ Sewa Sca Folding
➢ Alat Bantu Lainnya
1.7.1.a (c) Penggalian 1 m3 Tanah Biasa Sedalam s.d. 1 m Untuk Volume s.d. 20( m3 Dalam Satu Lokasi )
No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
A TENAGA KERJA
Pekerja L.01 OH 0,750 -
Mandor L.04 OH 0,025 -
JUMLAHTENAGA KERJA -
B BAHAN
D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan (Overhead & Pro/itj(Maksimum 15%) 15% -
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -
D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan (Maks 15%) 10% -
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -
D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan 15% -
(Maksimum 15%)
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -
D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan 15% -
(Maksimum 15%)
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -
D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan 15% -
(Maksimum 15%)
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -
D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan 15% -
(Maksimum 15%) -
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E)
A.4.2.1.21.1 Pemasangan 1 m2 Rangka Besi Hollow Galvanis 40.40 mm. Modul 60x120cm. untuk Plafond
No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
A TENAGA KERJA
Pekerja L.01 OH 0,25 -
Tukang besi L.02 OH 0,25 -
Kepala tukang L.03 OH 0,025 -
Mandor L.04 OH 0,013 -
JUMLAH HARGA TENAGA KERJA -
B BAHAN
Rangka metal hollow 40.40 dan 20.40 m’ 4 -
Assesoris (perkuatan, las dll) Ls 100%xrangka -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C PERALATAN
Sewa Skapolding Ls -
JUMLAH HARGA ALAT
D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan 0,150 -
(Maksimum 15%)
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -
D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan 15% -
(Maksimum 15%)
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -
D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan 15% -
(Maksimum 15%)
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -
A.4.4.3.13.a Pemasangan 1m2 Lantai Keramik Ukuran 60cm x60cm
No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
A TENAGA KERJA
Pekerja L.01 OH 0,240 -
Tukang batu L.02 OH 0,120 -
Kepala tukang L.03 OH 0,012 -
Mandor L.04 OH 0,012 -
JUMLAH HARGA TENAGA KERJA -
B BAHAN
Keramik 60x60 ( anti Gores CERANOSA) Bh 3,10 -
Semen Portlan kg 9,60 -
Semen Warna ( Oker ) Kg 1,50 -
Pasir Pasang M3 0,045 -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C PERALATAN
D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan 15% -
(Maksimum 15%)
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -
A.4.4.3.53. Pemasangan 1 m2 Dinding Keramik 20cm x 20cm
No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
A TENAGA KERJA
Pekerja L.01 OH 0,900 -
Tukang batu L.02 OH 0,450 -
Kepala tukang L.03 OH 0,045 -
Mandor L.04 OH 0,045 -
JUMLAH HARGA TENAGA KERJA -
B BAHAN
Keramik buah 26,00 -
Semen Portlan Kg 9,30 -
Pasir Pasang m3 0,02 -
Semen Warna Kg 1,94 -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C PERALATAN
D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan 15% -
(Maksimum 15%)
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -
3.3.10 (c). Pengecatan 1 m2 Tembok Baru ( 1 Lapis Plamuur, 1 Lapis Cat Dasar, 2 Lapis Cat Penutup )
No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
A TENAGA KERJA
Pekerja L.01 OH 0,0200 -
Tukang cat L.02 OH 0,0630 -
Kepala tukang L.03 OH 0,0063 -
Mandor L.04 OH 0,0030 -
JUMLAH HARGA TENAGA KERJA -
B BAHAN
Plamuur Kg 0,10 -
Cat dasar Kg 0,10 -
Cat Penutup Kg 0,26 -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C PERALATAN
D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan 15% -
(Maksimum 15%)
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -
3.3.10 (c). 1 Pengecatan 1 m2 Tembok Baru ( 1 Lapis Plamuur, 1 Lapis Cat Dasar, 2 Lapis Cat Penutup )
No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
A TENAGA KERJA
Pekerja L.01 OH 0,0200 -
Tukang cat L.02 OH 0,0630 -
Kepala tukang L.03 OH 0,0063 -
Mandor L.04 OH 0,0030 -
JUMLAH HARGA TENAGA KERJA -
B BAHAN
Plamuur Kg 0,10 -
Cat dasar Kg 0,10 -
Cat Penutup (exterior ) Kg 0,26 -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C PERALATAN
Amplas Bh 0,01 -
Kuas Bh 0,01 -
Rol Bh 0,01 -
Bak Cat Bh 0,01 -
JUMLAH HARGA ALAT -
D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan 15% -
(Maksimum 15%)
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -
D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan 15% -
(Maksimum 15%)
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -
D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan 15% -
(Maksimum 15%)
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -
A.5.1.1.35. a Pemasangan 1 buah Kran Diameter ¾ ”
No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
A TENAGA KERJA
Pekerja L.01 OH 0,01 -
Tukang batu L.02 OH 0,4 -
Kepala tukang L.03 OH 0,04 -
Mandor L.04 OH 0,005 -
JUMLAH HARGA TENAGA KERJA -
B BAHAN
Kran air Wastafel Stainlestil Buah 1 -
Sealtape Buah 0,025 -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C PERALATAN
D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan 15% -
(Maksimum 15%)
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -
D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan 15% -
(Maksimum 15%)
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -
D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan 15% -
(Maksimum 15%)
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -
A.5.1.1.32. Pemasangan 1 m’ Pipa PVC tipe AW Diameter 4”
No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
A TENAGA KERJA
Pekerja L.01 OH 0,081 -
Tukang batu L.02 OH 0,135 -
Kepala tukang L.03 OH 0,0135 -
Mandor L.04 OH 0,004 -
JUMLAH HARGA TENAGA KERJA -
B BAHAN
Pipa PVC 4” m 1,2 -
Perlengkapan Ls 35%xpipa -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C PERALATAN
D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan 15% -
(Maksimum 15%)
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -
D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan 15% -
(Maksimum 15%)
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -
D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan 15% -
(Maksimum 15%)
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -
A.5.1.1.5. Pemasangan 1 Buah Wastafel
No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
A TENAGA KERJA
Pekerja L.01 OH 1,2 -
Tukang batu L.02 OH 1,45 -
Kepala tukang L.03 OH 0,15 -
Mandor L.04 OH 0,06 -
JUMLAH HARGA TENAGA KERJA -
B BAHAN
Wastafel Lengkap Unit 1,2 -
Semen Portland Kg 6 -
Pasir pasang m3 0,01 -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C PERALATAN
D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan 15% -
(Maksimum 15%)
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -
D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan 15% -
(Maksimum 15%)
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -
D Jumlah (A+B+C) -
E Biaya Umum dan Keuntungan 15% -
(Maksimum 15%)
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) -
A.6.2.1.1.b
1 Titik Pemasangan Instalasi Lampu Led Plat 18 Watt BAHAN KOEFISIEN HARGA JUMLAH
Bahan Lampu LED PLAT Bulat Philip Garansi 1 Bh -
Isolasi kecil 0,1 roll -
Alat bantu 1 Ls -
Pekerja 0,01 OH -
Upah Tukang Listrik 0,06 Oh -
JUMLAH -
C Peralatan
A.6.2.1.1.c
1 Titik Pemasangan Instalasi Lampu Led Plat 8 Watt BAHAN KOEFISIEN HARGA JUMLAH
Bahan Lampu LED PLAT Bulat Philip Garansi 1 Bh -
Isolasi kecil 0,1 roll -
Alat bantu 1 Ls -
Pekerja 0,01 OH -
Upah Tukang Listrik 0,06 Oh -
JUMLAH -
C Peralatan
A.6.2.1.1.f Jariangan
1 Set panel/MCB Box 2 pass BAHAN KOEFISIEN HARGA JUMLAH
Bahan Kabel NYY 3 x 2,5 mm2 5 Mtr -
MCB 6 Amper 1 Bh -
Box Panel MCB 1 Bh -
Isolasi kecil 0,1 roll -
Alat bantu 1 Ls -
Pekerja 0,01 OH -
Upah Tukang Listrik 0,06 Oh -
JUMLAH -
C Peralatan
6) Pelatihan alat angkat atau angkut Org Jenis pelatihan menyesuaikan dengan jenis peralatan.
f Sosialisasi/penyuluhan HIV/AIDS Org Memperhatikan perkiraan jumlah pekerja
g Simulasi Keselamatan Konstruksi 2,00 Ls - Memperhatikan perkiraan jumlah pekerja dan risiko
Keselamatan Konstruksi pekerjaan
h Spanduk (Banner) 1,00 Per Meter - Sesuai kebutuhan
i Poster/leaflet 2,00 Lb - Sesuai kebutuhan
j Papan Informasi Keselamatan konstruksi 1,00 Meter - Sesuai kebutuhan
7) Penutup Lubang Unit Penyediaan jumlah dan jenis APK disesuaikan dengan
jumlah pekerjaan yang terdapat lantai terbuka, lubang dan
lantai (void).
b. APD, antara lain:
1) Topi pelindung (Safety Helmet) 10,00 Bh - Memperhatikan perkiraan jumlah pekerja, tamu, dan staf
8) Sepatu keselamatan (Safety Shoes, rubber safety shoes and toe cap) 10,00 Psg - Memperhatikan perkiraan jumlah pekerja tamu dan staf
9) Penunjang seluruh tubuh (Full Body Harness) Bh Sesuai kebutuhan
10) Jaket pelampung (Life Vest) Bh Sesuai kebutuhan
11) Rompi keselamatan (Safety Vest) 10,00 Bh - Sesuai kebutuhan
12) Celemek (Apron/Coveralls) Bh Sesuai kebutuhan
13) Pelindung jatuh (Fall Arrester) Bh Sesuai kebutuhan
b. Ahli K3 konstruksi atau ahli keselamatan konstruksi Org Memperhatikan jenis pekerjaan
c. Petugas Keselamatan Konstruksi, Petugas K3 Konstruksi 1,00 Org - Memperhatikan jenis pekerjaan
d. Petugas Pengelolaan Lingkungan Org Memperhatikan jenis pekerjaan
e. Petugas tanggap darurat/ Petugas pemadam kebakaran Org Memperhatikan jenis pekerjaan
f. Petugas P3K Org Memperhatikan jenis pekerjaan
g. Tenaga medis dan/atau kesehatan (Dokter atau paramedis) Org Memperhatikan jenis pekerjaan
h. Petugas pengatur lalu lintas Org Memperhatikan jenis pekerjaan
i. Koordinator Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (KMKL) Org Memperhatikan jenis pekerjaan
j. Rigger/signalman/pemberi aba-aba Org Penyediaan personil keselamatan konstruksi disesuaikan
dengan tingkat risiko proyek dan juga jenis peralatan.
6. Fasilitas sarana, prasarana, dan alat kesehatan:
a. Peralatan P3K 1,00 Set - Memperhatikan perkiraan jumlah pekerja dan risiko
keselamatan konstruksi
b. Ruang P3K Set Memperhatikan lokasi dan risiko keselamatan konstruksi
7. Rambu dan Perlengkapan lalu lintas yang diperlukan atau manajemen lalu lintas:
a. Rambu petunjuk 1,00 Per Meter - Sesuai kebutuhan
b. Rambu larangan 1,00 Per Meter - Sesuai kebutuhan
c. Rambu peringatan 1,00 Per Meter - Sesuai kebutuhan
d. Rambu kewajiban 1,00 Per Meter - Sesuai kebutuhan
e. Rambu informasi 1,00 Per Meter - Sesuai kebutuhan
f. Rambu pekerjaan sementara 1,00 Per Meter - Sesuai kebutuhan
g. Jalur Evakuasi (Petunjuk Escape Route) 1,00 Per Meter - Sesuai kebutuhan
h. Kerucut lalu lintas (Traffic Cone) 1,00 Bh - Sesuai kebutuhan
i. Lampu putar (Rotary Lamp) Bh Sesuai kebutuhan
j. Pembatas Jalan (water barrier) Bh Sesuai kebutuhan
k. Beton pembatas jalan (concrete barrier) m Sesuai kebutuhan
l. Lampu/alat penerangan sementara m Sesuai kebutuhan
m. Rambu / alat pemberi isyarat lalu lintas sementara 1,00 Per Meter - Sesuai kebutuhan
p. Alat pengamanan pemakai jalan sementara, antara lain: penghalang lalu lintas, Bh Sesuai kebutuhan
q. Alat penerangan sementara Bh Sesuai kebutuhan
r. Jembatan sementara Ls Sesuai kebutuhan
e. Pembuatan Kartu Identitas Pekerja (KIP) Bh Sesuai kebutuhan dan memperhatikan jumlah pekerja
f. Lampu darurat (Emergency Lamp) Bh Sesuai kebutuhan, jenis dan lokasi pekerjaan
g. Pemeriksaan lingkungan/uji sampling antara lain: titik lokasi Sesuai kebutuhan memperhatikan jenis dan lokasi
pekerjaan, dan rekomendasi dokumen lingkungan
- pengujian kualitas air,
- udara,
- kebisingan,
- getaran,
- limbah B3,
- pencahayaan
h. Audit eksternal Periode Sesuai kebutuhan
i. CCTV Unit Sesuai kebutuhan
j. Pengujian pH Bh Sesuai kebutuhan
k. Pengujian Oksigen Terlarut (DO) Bh Sesuai kebutuhan
l. Pengujian Zat Padat Terlarut (TDS) Bh Sesuai kebutuhan
m. Pengujian Zat Padat Tersuspensi (TSS) Bh Sesuai kebutuhan
n. Pengujian Biological Oxygen Demand (BOD) Bh Sesuai kebutuhan
o. Pengujian Chemical Oxygen Demand (COD) Bh Sesuai kebutuhan
p. Pengujian Coliform Metode Petrifilm Bh Sesuai kebutuhan
q. Pengujian E.Coli Metode MPN Bh Sesuai kebutuhan
r. Pengujian Destruksi Cu, Pb, Cd, Ni, Fe, Zn, Ag, Co, Mn. Bh Sesuai kebutuhan
s. Pengujian Temperatur (Suhu) Bh Sesuai kebutuhan
t. Pengujian Parameter Kualitas Air lainnya Bh Sesuai kebutuhan
u. Pengujian Vibrasi Lingkungan untuk Kenyamanan dan Kesehatan Bh Sesuai kebutuhan
v. Pengujian tingkat getaran kendaraan bermotor Bh Sesuai kebutuhan
w. Pengujian Parameter Kebisingan dan/atau Getaran lainnya Bh Sesuai kebutuhan
x. Pengujian Nox Bh Sesuai kebutuhan
y. Pengujian Sulfurdioksida (SO2) Bh Sesuai kebutuhan
z. Pengujian Karbondioksida (CO2) Bh Sesuai kebutuhan
aa. Hidro Carbon (HC) –CH4 Bh Sesuai kebutuhan
ab. Pengujian Total Partikulat (TSP) –Debu Bh Sesuai kebutuhan
ac. Timah Hitam (Pb) Bh Sesuai kebutuhan
ad. Pengujian Parameter Udara Emisidan Ambien lainnya Bh Sesuai kebutuhan
ae. Pagar pengaman Unit Dalam satu proyek
af. Pemeriksaan lingkungan kerja titik lokasi Dalam satu proyek