Anda di halaman 1dari 36

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

DINAS PEMUDA, OLAHRAGA DAN PARIWISATA


Jl. ADISUCIPTO NO. 2 Telp (0565) 21204

DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS, GAMBAR KERJA, ANALISA


HARGA SATUAN PEKERJAAN (AHSP) DAN RINCIAN BIAYA
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI
(SMKK)

SATKER/SKPD : DINAS PEMUDA, OLAHRAGA DAN PARIWISATA

NAMA PPK : Dr. Hendrika, S. Sos, M.Si

NAMA KEGIATAN : PENINGKATAN PEMBANGUNAN SARAN KOORDINASI,


SINGKRONISASI DAN PELAKSANAAN PENYEDIAAN
SARAN DAN PRASARANA OLAHRAGA

NAMA PEKERJAAN : PEMELIHARAAN GALERI MOTOR BANDUNG

LOKASI PEKERJAAN : KABUPATEN SINTANG

PAGU DANA : Rp 819.838.384,32

SUMBER DANA : DANA ALOKASI UMUM (DAU) FISIK T.A. 2023

TAHUN ANGGARAN 2023


DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
UNIT ORGANISASI : 2.19.2.22.3.26.01 DINAS PEMUDA, OLAHRAGA DAN PARIWISATA

PROGRAM : 2.19.03 PROGRAM PENGEMBANGAN KAPASITAS DAYA SAING


KEOLAHRAGAAN
KEGIATAN : 2.19.03.2.03 PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN OLAHRAGA
REKREASI
SUB KEGIATAN 2.19.03.2.05.03 PENINGKATAN DAN PEMBANGUNAN
SARAN KOORDINASI, SINGKRONISASI DAN
PELAKSANAAN PENYEDIAAN SARAN DAN PRASARANA
OLAHRAGA

PAKET PEKERJAAN : PEMELIHARAAN GALERI MOTOR BANDUNG


TOTAL PAGU DANA : 819.838.384,32 (DELAPAN RATUS SEMBILAN BELAS JUTA DELAPAN RATUS
TIGAS PULUH DELAPAN RIBU TIGA RATUS DELAPAN PULUH EMPAT TIGA
PULUH DUA RUPIAH)

TOTAL HPS : 819.838.384,32 (DELAPAN RATUS SEMBILAN BELAS JUTA DELAPAN RATUS
TIGAS PULUH DELAPAN RIBU TIGA RATUS DELAPAN PULUH EMPAT TIGA
PULUH DUA RUPIAH)

SUMBER DANA : DANA ALOKASI UMUM (DAU) FISIK T.A. 2023

NAMA DAN UNIT ORGANISASI : a. DINAS PEMUDA, OLAHRAGA DAN PARIWISATA


PENGGUNA JASA
b. NAMA PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN :
Dr. Hendrika, S. Sos, M.Si

CAPAIAN PROGRAM : MENINGKATNYA KUALITAS DAYA SAING KEOLAHRAGAAN

HASIL : TERLAKSANANYA, PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN


SARANA DAN PRA SARANA OLAHRAGA REKREASI DALAM
RANGKA PENGEMBANGAN OLAHRAGA REKREASI

LOKASI PEKERJAAN : GALERI MOTOR BANDUNG KABUPATEN SINTANG

DESAIN DAN GAMBAR KERJA : TERLAMPIR


ANALISA HARGA SATUAN TERLAMPIR
PEKERJAAN (AHSP)

SPESIFIKASI TEKNIS DALAM URAIAN DIBAWAH INI DAN GAMBAR TEKNIS TERSENDIRI YAITU TERDIRI DARI
GAMBAR ARSITEKTUR DAN STRUKTUR.
1. LATAR BELAKANG
Setiap bangunan Gedung Olahraga harus diwujudkan dan dilengkapi dengan
peningkatan Mutu atau Kualitas, sehingga mampu memenuhi secara optimal fungsi
bangunannya, dan dapat menjadi teladan bagi lingkungannya, serta memberi kontribusi bagi
pengguna bangunan tersebut.
Setiap Bangunan harus direncanakan dan dirancang dengan sebaik-baiknya, sehingga
dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu, biaya, dan kriteria
administrasi bagi bangunan.
Kabupaten Sintang merupakan kabupaten dengan daya saing keolahragaan yang cukup
pesat, sehingga memenuhi kebutuhan dalam Meningkatnya Pengelolaan dibidang olahraga.
Kabupaten Sintang memiliki program pengembangan kapasitas daya saing keolahragaan
terutama pada bidang pencak silat. Menanggapi hal tersebut diatas diperlukan sebuah bangunan
yang layak pakai dalam memenuhi kebutuhan bangunan Fasiltas Olahraga. Menindaklanjuti hal
di atas, maka Pemerintah Kabupaten Sintang melalui Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata
melakukan Pekerjaan Pemeliharaan Galeri Motor Bandung Tahun Anggaran 2023.
a. Dasar Hukum
1. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Dana Alokasi
Khusus Fisik Tahun Anggaran 2023
2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Sebagaimana dirubah pada Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 tanggal 2 Februari 2O2l tentang Perubahan Atas
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.
3. Surat Keputusan Bupati Sintang Nomor : 900/1284/KEP-BPKAD/2022 tanggal 8
Desember 2022, tentang Pelimpahan Sebagian Atau Seluruhnya Kekuasaan Bupati
Sintang selaku Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Sintang Selaku Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna Barang
Tahun Anggaran 2023.
b. Gambaran Umum
Pekerjaan Pemeliharaan Galeri Motor Bandung, Ruang Lingkup pekerjaan yang
dikerjakan antara lain : Pekerjaan Umum, Pek. Panggung seni, Pek. Pagar, Pek. Rumah
permainan anak, Pek. Pembangunan kantin sehat, Pek. Pembangunan area tunggu dan Pek.
Penataan halaman.

2. MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN


a. Maksud Kegiatan
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata
Kabupaten Sintang bermaksud untuk Melakukan Pekerjaan Pemeliharaan Galeri Motor
Bandung.
Kegiatan Belanja Modal Bangunan Gedung Tempat Pendidikan pada Pekerjaan
Pemeliharaan Galeri Motor Bandung ini dimaksudkan untuk memenuhi Program
Pengembangan Kapasitas Daya Saing Keolahragaan.
b. Tujuan Kegiatan
Untuk Melakukan Pekerjaan Pemeliharaan Galeri Motor Bandung yang sesuai dengan
yang direncanakan sehingga :
1. Dapat terwujud suatu bangunan yang sesuai dengan yang diharapkan.
2. Terwujudnya Kualitas Daya Saing Keolahragaan.
3. Meningkatkan Mutu bangunan Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang.
4. Terlaksananya Pekerjaan Pemeliharaan Galeri Motor Bandung di lingkungan Dinas
Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Sintang.
3. TARGET/ SASARAN
Pelaksanaan kegiatan ini secara garis besar adalah Sebagai pedoman dalam
melaksanakan Pekerjaan Pemeliharaan Galeri Motor Bandung agar dapat tercapai
konstruksi bangunan yang diinginkan dan tepat sasaran dengan kesesuaian waktu, mutu, dan
biaya pada lokasi Galeri Motor Bandung sesuai spesifikasi dan standar teknis serta peraturan
perundang-undangan yang mengatur/berlaku.

NAMA ORGANISASI PENGADAAN BARANG/ JASA KONSTRUKSI

• K/L/D/I : PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG


• SATKER/SKPD : DINAS PEMUDA, OLAHRGA DAN PARIWISATA
• PPK : Dr. Hendrika, S. Sos, M.Si

4. SUMBER DANA DAN PERKIRAAN BIAYA


• SUMBER DANA
Sumber dana dari kegiatan ini menggunakan Dana Alokasi Umum ( DAU ) Fisik Tahun
Anggaran 2023.
• PERKIRAAN BIAYA
Total Perkiraan Biaya yang diperlukan untuk membiayai pengadaan pekerjaan konstruksi
Rp. 819.838.384,32 (DELAPAN RATUS SEMBILAN BELAS JUTA DELAPAN RATUS TIGAS PULUH DELAPAN
RIBU TIGA RATUS DELAPAN PULUH EMPAT TIGA PULUH DUA RUPIAH)

5. RUANG LINGKUP, LOKASI PEKERJAAN, FASILITAS PENUNJANG


a. Ruang Lingkup/Batasan lingkup pengadaan Pekerjaan Pemeliharaan Galeri Motor
Bandung Tahun Anggaran 2023 adalah Pekerjaan Umum, Pekerjaan (Pek. Ring Balok),
Penutup Atap, Plafond, Pengecatan, Instalasi Listrik.
Lokasi pengadaan Pekerjaan Pemeliharaan Galeri Motor Bandung di Kabupaten Sintang
yang akan dilaksanakan yaitu di Jalan Lintas Kelam, Kebong, Kecamatan Kelam Permai,
Kabupaten Sintang.

6. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN DAN MASA PEMELIHARAAN


a. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan konstruksi ini adalah :
75 (Tujuh Puluh Lima) Hari Kalender terhitung sejak ditanda tanganinya surat perintah
mulai kerja pekerjaan konstruksi.
b. Masa Pemeliharaan Pekerjaan konstruksi ini adalah :
180 (Seratus Delapan Puluh) Hari Kalender.

7. REFERENSI HUKUM
Adapun Referensi Hukum Menurut syarat dan ketentuan yang berlaku dalam Pelaksanaan
Kegiatan Pekerjaan Pemeliharaan Galeri Motor Bandung Tahun Anggaran 2023 Pada Dinas
Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Sintang :
a. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah, Sebagaimana dirubah pada Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 2021 tanggal2 Februari 2O2l tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden
Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
b. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 04 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan.
d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia 14 Tahun 2021 tanggal 2 Februari 2021 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemertntah Nomor 22 Tahun 2020 Tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-undang Nomor2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi;

e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia 16 Tahun 2021 tanggal 2 Februari 2021 Tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang - undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung;
f. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Republik Indonesia Nomor
12 Tahun 2021 tanggal 2 Juni 2021 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Melalui Penyedia;
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor : 10
TAHUN 2021 tanggal 31 Maret 2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi;
h. Surat Edaran Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor
: 17/SE/LPJK/2021 Tentang Pedoman Teknis Sertifikasi Badan Usaha Jasa Konstruksi Melalui
LembagaSertifikasi Badan Usaha;
i. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor :
22/SE/M/2020 Tentang Persyaratan Pemilihan Dan Evaluasi Dokumen Penawaran
Pengadaan Jasa Konstruksi Sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan
Rakyat Nomor 14 Tahun 2020 Tentang Standar Dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi
Melalui Penyedia;
j. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia NOMOR
22/PRT/M/2018 tanggal 15 Oktober 2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
k. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2O21 Tentang Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko;
l. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2O21 Tentang Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha Di Daerah;
m. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2O21 Tentang Kemudahan,
Pelindungan, Dan Pemberdayaan Koperasi Dan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah;
n. Keputusan Direktur Jenderal Bina Konstruksi Nomor : 12.1/KPTS/Dk/2022 tanggal 02
Februari 2022 Tentang Penetapan Jabatan Kerja Dan Konversi Jabatan Kerja Eksisting Serta
Jenjang Kualifikasi Bidang Jasa Konstruksi.
o. Surat Keputusan Bupati Sintang Nomor : 900/1284/KEP-BPKAD/2022 tanggal 8 Desember
2022, tentang Pelimpahan Sebagian Atau Seluruhnya Kekuasaan Bupati Sintang selaku
Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Sintang Selaku Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna Barang TahunAnggaran 2023,
p. Perubahan Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sintang Nomor :
900/078/Tahun 2023, Tentang PenetapanPejabat Pembuat Komitmen Pada Dinas
Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Sintang Tahun Anggaran 2023.
q. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat (harga satuan upah dan material
bangunan daerah).
r. Peraturan – Peraturan yang berlaku.

8. METODE PEMILIHAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI


Metode Pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi pada Pekerjaan Pemeliharaan Galeri
Motor Bandung dilaksanakan dengan metode Pemilihan Tender.

9. PERSONEL MANAJERIAL DAN PERALATAN UTAMA


A. PERSONEL MANAJERIAL
Memiliki kemampuan menyediakan personel manajerial yang dibutuhkan untuk
mendukung pelaksanaan pekerjaan ini disesuaikan dengan sertifikat kompetensi kerja
Konstruksi yang dikeluarkan oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi, sebagai
berikut:

Jabatan dalam
No. pekerjaan yang Pengalaman Sertifikat Jumlah
akan Kerja (tahun) Kompetensi
dilaksanakan Kerja
1. Pelaksana 2 tahun Sertifikat Kompetensi 1 (Satu) Orang
Pelaksana Madya
Perawatan Bangunan
Gedung
Jenjang 5
2. Petugas 0 tahun Petugas Keselamatan dan 1 (Satu) Orang
Keselamatan Kesehatan Kerja (K3)
Konstruksi Konstruksi
Jenjang 3

Ketentuan yang digunakan untuk tenaga ahli kegiatan tersebut sebagai berikut:
1. Pelaksana
Dipersyaratkan adalah berpengalaman 2 Tahun dibuktikan dengan (Curiculum Vitae/
Daftar riwayat pekerjaan), Identitas (KTP), Ijazah dan Bukti Sertifikat Kompetensi
Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung Jenjang 5.
2. Petugas Keselamatan Konstruksi / Petugas K3
Dipersyaratkan adalah berpengalaman 0 Tahun dibuktikan dengan (Curiculum Vitae/
Daftar riwayat pekerjaan), Identitas (KTP), Ijazah dan Sertifikat Petugas Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi yang diterbitkan oleh Lembaga atau instansi
yang berwenang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

B. PERALATAN UTAMA YANG DIGUNAKAN

Peralatan Utama yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini adalah :


KAPASITAS KONDISI STATUS
NO. JENIS ALAT / TYPE JUMLAH
MINIMAL (%) KEPIMILIKAN

Dump Truk
1. 2 Unit 3-4 M3 Baik Milik / Sewa

Concrete Mixer
2. 2 Unit 0,3 M3 Baik Milik / Sewa

Mobil Pick Up
3. 1 Unit Minimal 1 ton Baik Milik / Sewa

Ket : Untuk Dump Truk dan Mobil Pick Up melampirkan uji KIR masih berlaku.

Peralatan Pendukung yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini adalah :


KAPASITAS KONDISI STATUS
NO. JENIS ALAT / TYPE JUMLAH
MINIMAL (%) KEPIMILIKAN
Peralatan Tukang
1. Lengkap 2 Set - Baik Milik / Sewa

2. Gerobak Sorong 2 Unit - Baik Milik / Sewa


10. RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI (RKK)

NO URAIAN PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA (Skenario Bahaya)


1 Pekerjaan Pembersihan lokasi
Pendahuluan

2 Pekerjaan Pondasi Galian tanah

3 Pekerjaan Rangka Badan Pembesian

4 Pekerjaan Lantai/Tangga Pengadukan beton

5 Pekerjaan Dinding, Pintu, Jendela Campuran spesi dinding batako; Pemasangan pintu
& Ventilasi dan jendela

6 Penutup Atap Pemasangan rangka atap ; pemasangan atap

7 Pekerjaan plafond Pemasangan rangka plafond dan penutup plafond

8 Pekerjaan Pengecatan Pengecatan

9 Pekerjaan mekanikal elektrikal Pemasangan instalasi listrik

Ketentuan mengenai penerapan K3 :


- Menyediakan dan mewajibkan seluruh pekerja menggunakan alat pelindung diri (APD);
- Memasang rambu-rambu K3 pada lokasi yang rawan
- Menyediakan fasilitas P3K sebagai upaya pertolongan pertama
pada kecelakaan;
- Memberitanda batas pada area kerja untuk menghindari orang lain
selain petugas/pekerja;
- Dan memperhatikan serta melaksanakan semua ketentuan dalam Peraturan yang
berhubungan dengan K3
11. PERENCANAAN KESELAMATAN KONSTRUKSI

Tabel Perencanaan Keselamatan Konstruksi


Tabel B.1

DESKRIPSI RESIKO PENILAIAN TINGKAT RESIKO PENILAIAN SISA RESIKO


JENIS BAHAY PENGEN
PERSYAR KEMUN KEPAR NILAI TINGKA DALIAN KEMUN KEPAR NILAI TINGKAT
IDENTIFIKASI BAHAYA A (Tipe PENGENDAL KETERA
NO ATAN GKINAN AHAN RESIKO T RESIKO LANJUTA GKINAN AHAN RESIKO RESIKO
URAIAN (Skenario Bahaya) Kecela IAN AWAL NGAN
PEMENU (F) (A) (FxA) (TR) (F) (A) (FxA) (TR)
PEKERJAAN N
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Pekerjaan Pembersihan
Pendahuluan lokasi

2 Pekerjaan Galian tanah


Pondasi

3 Pekerjaan Pembesian
Rangka
Badan

4 Pekerjaan Pengadukan
Lantai/Tangga beton

5 Pekerjaan Campuran spesi


Dinding, Pintu, dinding batako;
Jendela & Pemasangan
Ventilasi pintu dan
jendela

6 Penutup Atap Pemasangan


rangka atap ;
pemasangan
atap

7 Pekerjaan Pemasangan
plafond rangka plafond
dan penutup
plafond

8 Pekerjaan Pengecatan
Pengecatan

9 Pekerjaan Pemasangan
mekanikal instalasi listrik
elektrikal

Keterangan : Penilaian Tingkat Resiko (F x A) Mutu Simbol Warna


Interval nilai score 1 - 4 Kecil Hijau
5 - 12 Sedang Kuning
15- 25 Besar Merah

Kesimpulan :
Dari Hasil Identifikasi bahwa resiko pekerjaan ini ditetapkan resiko kecil.
Tabel B.2
Pengendalian Sasaran Program
Risiko (Sesuai Jadwal
Tolok Uraian Sumber Pelaksa Bentuk Indikator Penanggung
No. Kolom Tabel 6 Uraian ukur Kegiatan Daya naan Monitoring Pencapaian Jawab
IBPRP)

tabel B.1 Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang, serta
tabel B.2 Rencana tindakan (sasaran khusus & program khusus).

12. KELUARAN/ PRODUK YANG DIHASILKAN.

Keluaran yang diharapkan dari kegiatan Pekerjaan Pemeliharaan Galeri Motor


Bandung ini adalah Terlaksananya Pengembangan dan Pemeliharaan Sarana dan Pra Sarana
Olahraga Rekreasi Dalam Rangka Pengembangan Olahraga Rekreasi, yang sesuai dengan
Program Kegiatan Pemerintah.

13. PERSYARATAN KUALIFIKASI PEKERJAAN.


1) Peserta yang berbadan usaha harus memiliki perizinan berusaha dibidang Jasa
Konstruksi:
a) Memiliki Perizinan Berusaha Berbasis Risiko (Sertifikat Standar),
b) Peserta yang berbadan usaha harus memiliki perizinan berusaha di bidang Jasa
Konstruksi : Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) atau Izin Usaha Online Single
Submission Risk Based Approach (OSS RBA) yaitu Nomor Induk Berusaha (NIB) dan
Sertifikat Standar Bangunan Pendidikan.
c) Memiliki Perizinan Berusaha Untuk Menunjang Kegiatan Usaha Sertifikat Badan Usaha
(SBU) Konstruksi dengan Kualifikasi Usaha : Kecil, serta disyaratkan sub bidang
klasifikasi/layanan : Konstruksi Gedung Tempat Hiburan dan Olahraga (BG-008)
Berdasarkan KBLI-41018 Tahun 2020.
d) Memiliki Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Nomor Induk Berusaha (NIB).
2) Menyampaikan/mengisi form pekerjaan yang sedang berjalan.
3) Memperhitungkan Sisa Kemampuan Paket (SKP), dengan ketentuan : SKP = KP – P,
dimana KP adalah nilai Kemampuan Paket, dengan ketentuan : untuk Usaha Kecil, nilai
Kemampuan Paket (KP) ditentukan sebanyak 5 (lima) paket pekerjaan.
a) P adalah Paket pekerjaan konstruksi yang sedang dikerjakan.
b) N adalah jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat ditangani pada saat
bersamaan selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir.
4) Memiliki pengalaman paling kurang 1 (satu) Pekerjaan Konstruksi dalam kurun waktu 4
(empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah atau swasta termasuk
pengalaman subkontrak.
5) Untuk kualifikasi Usaha Kecil yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun :
a) Dalam hal Penyedia belum memiliki pengalaman, dikecualikan dari ketentuan point 3
untuk pengadaan dengan nilai paket sampai dengan paling banyak Rp
2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah);
b) Harus mempunyai 1 (satu) pengalaman pada bidang yang sama, untuk pengadaan
dengan nilai paket pekerjaan paling sedikit di atas Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar
lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 15.000.000.000,00 (lima belas
miliar rupiah).
6) Memiliki NPWP, dengan status keterangan Wajib Pajak berdasarkan hasil Konfirmasi
Status Wajib Pajak (KSWP) valid dan mengunggah bukti tangkapan layar status Valid
keterangan Wajib Pajak berdasarkan hasil Konfirmasi Status Wajib Pajak yang diperoleh
melalui situs web resmi pemerintah yang membidangi perpajakan atau surat Keterangan
Wajib Pajak dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP) diunggah (upload) pada fasilitas
persyaratan kualifikasi lainnya;
7) Memiliki akta pendirian perusahaan dan akta perubahan perusahaan (apabila ada
perubahan) dengan KBLI 2020.
8) Tidak masuk dalam Daftar Hitam, keikutsertaannya tidak menimbulkan pertentangan
kepentingan pihak yang terkait, tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit,
kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan dan/atau yang bertindak untuk dan atas
nama Badan Usaha tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana, dan pengurus/pegawai
tidak berstatus Aparatur Sipil Negara, kecuali yang bersangkutan mengambil cuti diluar
tanggungan Negara.
9) Persyaratn Dokumen Teknis :
a) Persyaratan Pemilihan :
1. Daftar Personil Manajerial.
Memiliki kemampuan menyediakan personel manajerial untuk pelaksanaan
pekerjaan beserta daftar riwayat pengalaman kerja atau referensi kerja dari
pengguna jasa.
2. Daftar Peralatan Utama.
Memiliki kemampuan menyediakan peralatan utama untuk pelaksanaan pekerjaan.
3. Tanggapan Identifikasi Bahaya RK3K.
Menyampaikan pakta komitmen dan penjelasan manajemen resiko serta
penjelasan rencana tindakan sesuai tabel jenis pekerjaan dan identifikasi bahaya
yang di jabarkan.
b) Daftar Pekerjaan yang di subkontrakkan. Persyaratan dalam Berkontrak :
1. Menyerahkan Jaminan Pelaksanaan paling lambat 14 Hari
setelah terbitnya SPPBJ, dengan ketentuan Jaminan Pelaksanaan untuk nilai
penawaran terkoreksi antara 80% (delapan puluh persen) sampai dengan 100%
(seratus persen) dari nilai HPS, ditentukan sebesar 5% (lima persen) dari nilai
kontrak. Jaminan Pelaksanaan untuk nilai penawaran terkoreksi dibawah 80%
(delapan puluh persen)dari nilai HPS, ditentukan sebesar 5% dari nilai total HPS.
2. Memiliki Sertifikat BPJS Ketenaga Kerjaan dengan telah melunasi iuran sampai
dengan bulan terakhir tanggal rencana kontrak.
3. Jadwal Penggunaan Bahan (Material Schedule) menggambarkan jenis, Volume
dan Waktu Penggunaan Bahan serta konsistensi antara analisa harga satuan
dengan time schedule,
4. Jadwal Penempatan Tenaga Kerja (Man power schedule) menggambarkan
penempatan jenis, jumlah dan waktu setiap tenaga kerja serta konsistensi antara
Analisa harga satuan dan schedule,
5. Jadwal Waktu Pelaksanaan (Time Schedule) dibuat tidak melebihi jangka waktu
yang ditetapkan,
6. Saat Pra Penandatanganan Kontrak, Personil Manajerial yang ditawarkan harus
dihadirkan dan diwajibkan membuat surat pernyataan siap di tempatkan di
lokasi pekerjaan sampai dengan selesai pekerjaan serta ditandatangani dan
diketahui oleh Direktur dan Pejabat Pembuat Komitmen.
7. Menyediakan Peralatan sesuai dengan analisa dan metode pelaksanaan masing-
masing item pekerjaan dengan jenis dan jumlah serta kapasitas peralatan
minimal yang telah ditentukan.
10) Rincian Biaya Penerapan SMKK:
PPK mewajibkan penyedia/pelaksana untuk melampirkan daftar Analisa harga satuan
pekerjaan.
14. LAPORAN PEKERJAAN.
Laporan hasil pekerjaan yang berisikan tahapan persiapan dan kegiatan yang berlangsung
dilapangan dibuat dalam bentuk dokumentasi photo-photo masing- masing item pekerjaan. Photo
tersebut divisualisasikan sesuai dengan progress pekerjaan dilapangan mulai dari tahapan 0%,
50% dan tahapan pekerjaan 100% pada titik pengambilan photo yang sama.
15. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN KONSTRUKSI.
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Konstruksi Meliputi :
a. Ketentuan Penggunaan bahan/material yang diperlukan Menggunakan :
 Produk dalam Negeri,
 Produk Bersertifikat SNI,
 produk usaha mikro dan kecil serta koperasi dari hasil produksi dalam negeri,
b. produk ramah lingkungan hidup.
c. Ketentuan Penggunaan peralatan yang diperlukan;
d. Ketentuan Penggunaan tenaga kerja;
e. Metode Kerja/Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan;
f. Ketentuan Gambar kerja harus lengkap dan jelas;
g. Ketentuan pembuatan laporan dan dokumentasi;
h. Ketentuan mengenai penerapan manajemen K3 Konstruksi (Keselamatan dan
Kesehatan Kerja);
i. Dll yang diperlukan.

16. PENUTUP.
Dengan disampaikannya Spesifikasi Teknis ini, diharapkan Kontraktor Pelaksana dapat
memahami dan untuk selanjutnya dapat menginterpretasikan dan mendefinisikan tugas yang
diberikan secara benar, sehingga dapat memberikan hasil pekerjaan yang sesuai spesifikasi dan
ketentuan yang berlaku. Demikian Spesifikasi Teknis ini dibuat sebagai pedoman bagi
Kontraktor Pelaksana untuk melaksanakan kegiatan di lapangan, dan dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Sintang, September 2023

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)


DINAS PEMUDA, OLAHRAGA DAN
PARIWISATA
KABUPATEN SINTANG

Dr. Hendrika, S. Sos, M.Si


NIP. 19670514 199303 2 010
SPESIFIKASI TEKNIS
1. URAIAN PEKERJAAN

1.1. Keterangan Umum.


a. Pekerjaan yang dilaksanakan : PEMELIHARAAN GALERI MOTOR
BANDUNG,
b. Lokasi Pekerjaan : Jalan Lintas Kelam, Kebong, Kecamatan Kelam Permai, Kabupaten
Sintang.
1.2. Pekerjaan yang akan dilaksanakan :
Sesuai dengan BQ ( Bill of Quantity) yang ditenderkan terlampir
1.3. Pada akhir kerja, Penyedia Jasa Pelaksana Pekerjaan / Kontraktoran
diharuskan membersihkan sisa bahan dari segala kotoran akibat
kegiatan pembangunan, termasuk sisa-sisa material bangunan dan lain
sebagainya.
1.5. Dalam melaksanakan pekerjaan tersebut di atas termasuk juga mendatangkan
bahan- bahan bangunan dan peralatan dalam jumlah yang cukup untuk
pelaksanaan pekerjaan.

2. URAIAN SPESIFIKASI TEKNIS

2.1. Spesifikasi Bahan Bangunan Konstruksi.


a. Semen Portland.
b. Pasir Menggunakan Jenis Pasir Beton / Pasang dibuktikan dengan Nota
c. Paku Sesuai dengan yang tercantum dalam HPS
d. Baut Sesuai dengan yang tercantum dalam HPS
e. Agregat Kasar dapat berupa kerikil sungai tersaring dibuktikan dengan Nota
f. Atap menggunakan atap zincalume kotak 0,30
g. Perabung Sesuai dengan yang tercantum dalam HPS
h. Plafond menggunakan Gypsum Board dibuktikan dengan Nota
i. Pengecatan menggunakan cat setara Nippon dibuktikan dengan Nota

2.2. Spesifikasi Peralatan Konstruksi dan Peralatan Bangunan :


Peralatan dan Fasilitas Pendukung yang di butuhkan dalam pekerjaan ini adalah :

KAPASITAS KONDISI STATUS


NO. JENIS ALAT / TYPE JUMLAH MINIMAL (%) KEPIMILIKAN
Dump Truk
1. 2 Unit 3-4 M3 Milik / Sewa

2. Concrete Mixer
2 Unit 0,3 M3 Milik / Sewa
3. Mobil Pick Up
1 Unit Minimal 1 ton Milik / Sewa

4. Peralatan Tukang
Lengkap 2 Set - Milik / Sewa
5. Gerobak Sorong 2 Unit 0,25 M3 Milik / Sewa
Ket : Untuk Dump Truk dan Mobil Pick Up melampirkan uji KIR masih berlaku.
3. PEKERJAAN YANG HARUS DILAKSANAKAN

3.1. Menurut Dokumen Pengadaan Barang/Jasa antara lain :


a. Spesifikasi Teknis
b. Gambar Kerja/Gambar Rencana (Bestek)
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanvulling)
d. Perubahan-perubahan dalam pelaksanaan (bila ada).
Yang telah disyahkan oleh Pejabat Pejabat Pembuat Komitmen dan
instansi yang berwenang terkait.
3.2. Menurut syarat dan ketentuan sebagai berikut :
a. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Dana
Alokasi Khusus Fisik Tahun Anggaran 2023.
b. Undang-undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung.
c. Undang-undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.
d. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko.
e. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
f. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Sebagaimana dirubah pada Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 tanggal 2 Februari 2O2l
tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 Tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2020 Tentang Standar Dan Pedoman Pengadaan
Jasa Konstruksi Melalui Penyedia;
h. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Nomor 9 Tahun 2018 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Melalui Penyedia;
i. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Melalui Penyedia.
j. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor : 19/PRT/M/2014 Tentang Perubahan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 08/PRT/M/2011 Tentang Pembagian
Subklasifikasi Dan Subkualifikasi Usaha Jasa Konstruksi,
k. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 10 Tahun
2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi.
l. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung
Negara.
m. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor : 22/SE/M/2020 Tentang Persyaratan Pemilihan Dan
Evaluasi Dokumen Penawaran Pengadaan Jasa Konstruksi Sesuai Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun 2020
Tentang Standar Dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui
Penyedia;
n. Peraturan Menteri PUPR Nomor 21/PRT/M/2019 tentang Pedoman
Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi;
o. Algement Voorwarden AV 1941 Persyaratan Pembangunan di Indonesia yang
disyahkan oleh Pemerintah. (Khususnya pasal-pasal yang masih
berlaku/relevan)
p. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 9/KPTS/M/2006 tentang
Persyaratan Teknis dan Bangunan.
q. Undang-undang Republik Indonesia Nomor : 18 Tahun 1999, Tanggal 7 Mei
1999, tentang Undang-undang Jasa Konstruksi.
r. Peraturan Pemerintah Nomor : 28 Tahun 2000, tentang Usaha dan Peran
Masyarakat Jasa Konstruksi;
s. Peraturan Pemerintah Nomor : 29 Tahun 2000, tentang Penyelenggaraan
Jasa Konstruksi;
t. Peraturan Pemerintah Nomor : 30 Tahun 2000, tentang Penyelenggaraan
Pembinaan Jasa Konstruksi;
u. Standar Konstruksi dan Bangunan :
• Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
• peraturan konstruksi Kayu Indonesia ( PKKI - 1961 )
• PUPI (Peraturan Umum Pembebanan Indonesia) tahun 1987.
• SNI Nomor : 03-1726-1984 tentang Pedoman Perencanaan

Tahan Gempa untuk Rumah dan Gedung.


• SNI Nomor : 03-1734-1989 tentang : Pedoman Perencanaan
Beton Bertulang dan Struktur Dinding
Bertulang untuk Rumah dan Gedung.
• SNI Nomor : 03-1736-1989 tentang : Tata Cara
Perencanaan Struktur bangunan untuk penanggulangan bahaya
kebakaran.
• SNI Nomor : 03-2834-1992 tentang: Tata cara
pembuatan rencana Campuran Beton Normal.
• SNI Nomor : 03-1710-1989 tentang Perencanaan Pembebanan untuk
rumah dan Gedung.
• SNI Nomor : 03-2847-1992 tentang : Perhitungan Struktur Beton
untuk Bangunan Gedung.
• SNI Nomor : 03-3527-1994 tentang : Mutu Kayu bangunan.
• Keputusan Menteri PU Nomor : 468/KPTS/1998 tanggal 1 Maret
1998 tentang: Persyaratan Teknis Aksesbilitas pada Bangunan Umum
dan Lingkungan.
• Keputusan Menteri PU Nomor : 10/KPTS/2000 tentang: Ketentuan
Teknis Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan
Gedung dan Lingkungannya.
• Keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana
Wilayah Nomor: 45/PRT/M/2007 tanggal 20 Desember 2007
Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
• Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan dari produksi dalam
negeri sesuai dengan keputusan bersama menteri Perdagangan
dan Koperasi, Menteri Perindustrian dan Menpan :
Nomor : 472/Kab/XII/1980
Nomor : 813/MENPAN/1980
Nomor : 064/MENPAN/XII/1980
Tanggal : 23 desember 1980
• Kementerian Pekerjaan Umum Nomor : 11/PRT/M/2013 tentang
Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Bidang Pekerjaan
Umum.
v. Menurut peraturan setempat yang berhubungan dengan
penyelenggaraan pembangunan dari instansi yang berwenang.

3.3. Klasifikasi Usaha Jasa Konstruksi.


Subklasifikasi Kegiatan Pemliharaan Galeri Motor Bandung Menggunakan
Sertifikat Badan Usaha Jasa Pelaksana Kontruksi Kode Subklasifikasi BG008
(Berdasarkan KBLI 41018 Tahun 2020), NIB (Konstruksi Gedung tempat
hiburan dan olahraga).

3.4. Pekerjaan tersebut harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen


dalam keadaan selesai 100 % (seratus Persen), sesuai dengan Kontrak
Pengadaan Barang/Jasa, Surat Perjanjian Pelaksana Pekerjaan / Kontraktoran dan
Berita Acara Perubahan Pekerjaan (bila ada) yang telah disahkan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen.

4. KUASA PENYEDIA JASA PELAKSANA PEKERJAAN / KONTRAKTORAN


DAN KEAMANAN DILAPANGAN

4.1. Di lokasi pekerjaan, Penyedia Jasa Pelaksana Pekerjaan / Kontraktoran wajib


menunjuk seorang kuasa Penyedia Jasa Pelaksana Pekerjaan / Kontraktoran atau
biasa disebut Pelaksana Kepala yang cakap untuk memimpin pelaksanaan
pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari Penyedia Jasa
Pelaksana Pekerjaan / Kontraktoran, yaitu :
JABATAN DALAM
PEKERJAAN YANG PENGALAMAN
KERJA (TAHUN) KLASIFIKASI
NO. AKAN JUMLAH
SUBIDANG SKT
DILAKSANAKAN
Pelaksana 2 tahun Sertifikat Kompetensi 1 (Satu)
Pelaksana Madya Orang
1. Perawatan Bangunan
Gedung
Jenjang 5
Petugas 0 tahun Petugas Keselamatan dan 1 (Satu)
2. Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) Orang
Konstruksi Konstruksi
Jenjang 3

4.2. Meskipun demikian tanggung jawab sepenuhnya tetap pada Penyedia Jasa
Pelaksana Pekerjaan / Kontraktoran.
4.3. Apabila pelaksana yang ada kurang mampu atau tidak cukup cakap dalam
memimpin jalannya pelaksanaan pekerjaan, maka Pejabat Pembuat Komitmen
dan Tim Pengawas Teknik Proyek ( PTP ) berhak mengusulkan untuk disediakan
penggantinya.
4.4. Penyedia Jasa Pelaksana Pekerjaan / Kontraktoran bertanggung jawab
penuh atas keamanan di lokasi pekerjaan yang antara lain kehilangan,
kebakaran, kecelakaan (baik barang maupun jiwa).

5. JAMINAN KESELAMATAN KERJA DAN KERJA LEMBUR

5.1. Penyedia Jasa Pelaksana Pekerjaan / Kontraktoran wajib menyediakan obat-


obatakon sesuai dengan ketentuan dan syarat Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K) yang selalu dalam keadaan siap digunakan di lapangan, untuk
musibah yang terjadi.
5.2. Penyedia Jasa Pelaksana Pekerjaan / Kontraktoran wajib menyediakan air
minum yang bersih dan memenuhi syarat kesehatan bagi semua petugas yang
terkait dan pekerja yang ada dibawah tanggung jawabnya.
5.3. Penyedia Jasa Pelaksana Pekerjaan / Kontraktoran wajib mengasuransikan
semua petugas yang terkait dan pekerja pada Asuransi Tenaga Kerja.
5.4. Jika terpaksa pekerjaan harus dilaksanakan diluar jam kerja (lembur),
maka pelaksana/ pemborong harus mengajukan permohonan tertulis kepada
pemberi tugas dan Pejabat Pembuat Komitmen, dengan disebutkan :
a. Alasan penambahan jam kerja (lembur),
b. Jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan (lembur),
c. Jumlah Pekerjaannya,
d. Waktu/ jam lembur
5.5. Segala konsekwensi yang timbul akibat pekerjaan lembur menjadi tanggung
jawab pelaksana/ pemborong.
6. RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI (RKK)

Dalam Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) terdapat beberapa item


yang harus dihadapi penyedia jasa konstruksi, yaitu :

NO URAIAN PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA (Skenario Bahaya)


1 Pekerjaan Pembersihan lokasi
Pendahuluan

2 Pekerjaan Pondasi Galian tanah

3 Pekerjaan Rangka Badan Pembesian

4 Pekerjaan Lantai/Tangga Pengadukan beton

5 Pekerjaan Dinding, Pintu, Jendela Campuran spesi dinding batako; Pemasangan pintu
& Ventilasi dan jendela

6 Penutup Atap Pemasangan rangka atap ; pemasangan atap

7 Pekerjaan plafond Pemasangan rangka plafond dan penutup plafond

8 Pekerjaan Pengecatan Pengecatan

9 Pekerjaan mekanikal elektrikal Pemasangan instalasi listrik

Ketentuan mengenai penerapan K3 :


- Menyediakan dan mewajibkan seluruh pekerja menggunakan alat pelindung diri
(APD);
- Memasang rambu-rambu K3 pada lokasi yang rawan
- Menyediakan fasilitas P3K sebagai upaya pertolongan pertama
pada kecelakaan;
- Memberitanda batas pada area kerja untuk menghindari orang
lain selain petugas/pekerja;
- Dan memperhatikan serta melaksanakan semua ketentuan dalam
Peraturan yang berhubungan dengan K3.
7. PERENCANAAN KESELAMATAN KONSTRUKSI

Tabel Perencanaan Keselamatan Konstruksi


Tabel B.1

DESKRIPSI RESIKO PENILAIAN TINGKAT RESIKO PENILAIAN SISA RESIKO


PENGEN
JENIS BAHAY PERSYAR
IDENTIFIKASI BAHAYA A (Tipe PENGENDAL KEMUN KEPAR NILAI TINGKA DALIAN KEMUN KEPAR NILAI TINGKAT KETERA
NO ATAN
URAIAN (Skenario Bahaya) Kecela IAN AWAL GKINAN AHAN RESIKO T RESIKO LANJUTA GKINAN AHAN RESIKO RESIKO NGAN
PEMENU (F) (A) (FxA) (TR) (F) (A) (FxA) (TR)
PEKERJAAN N
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Pekerjaan Pembersihan
Pendahuluan lokasi

2 Pekerjaan Galian tanah


Pondasi

3 Pekerjaan Pembesian
Rangka
Badan

4 Pekerjaan Pengadukan
Lantai/Tangga beton

5 Pekerjaan Campuran spesi


Dinding, Pintu, dinding batako;
Jendela & Pemasangan
Ventilasi pintu dan
jendela

6 Penutup Atap Pemasangan


rangka atap ;
pemasangan
atap

7 Pekerjaan Pemasangan
plafond rangka plafond
dan penutup
plafond

8 Pekerjaan Pengecatan
Pengecatan

9 Pekerjaan Pemasangan
mekanikal instalasi listrik
elektrikal

Keterangan : Penilaian Tingkat Resiko (F x A) Mutu Simbol Warna


Interval nilai score 1 - 4 Kecil Hijau
5 - 12 Sedang Kuning
15- 25 Besar Merah

Kesimpulan :
Dari Hasil Identifikasi bahwa resiko pekerjaan ini ditetapkan resiko kecil.
Tabel 7.2

Pengendalian Sasaran Program


Risiko (Sesuai Jadwal
Tolok Uraian Sumber Pelaksa Bentuk Indikator Penanggung
No. Kolom Tabel 6 Uraian ukur Kegiatan Daya naan Monitoring Pencapaian Jawab
IBPRP)

tabel 7.1 Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang, serta
tabel 7.2 Rencana tindakan (sasaran khusus & program khusus).

8. TIMBANGAN DUGA ( PEILHOOTGE )

8.1. Timbangan Duga (Peilhootge) ditentukan sesuai gambar rencana atau pada saat
peninjauan ke lokasi pekerjaan (dalam rangka uitzet).
8.2. Penyedia Jasa Pelaksana Pekerjaan / Kontraktoran harus membuat patok duga, letak
patok ditentukan kemudian.

9. CUACA

Pekerjaan harus dihentikan sementara apabila cuaca tidak mengijinkan atau sangat
mengganggu yang akan dapat mengakibatkan penurunan mutu suatu pekerjaan,
kecuali pelaksana/ pemborong sudah mempersiapkan sarana untuk
menanggulanginya.

10. UKURAN POKOK DAN BATAS DAERAH KERJA

10.1. Ukuran pokok dicantumkan dalam gambar bestek, ukuran yang belum tercantum
dalam gambar bestek dapat ditanyakan pada Penyedia Jasa Konsultan Perencana dan
atau Pejabat Pembuat Komitmen.
10.2. Penyedia Jasa Pelaksana Pekerjaan / Kontraktoran harus memeriksa kecocokan
semua ukuran di dalam gambar, apabila terjadi ketidakcocokan wajib segera
memberitahukan kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk minta pertimbangan.
Apabila terjadi kesalahan pelaksanaan di luar ijin Pejabat Pembuat Komitmen, maka
menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa Pelaksana Pekerjaan / Kontraktoran.
10.3. Apabila dalam gambar Bestek tergambar, sedang pada SDP/Spesifikasi Teknis dan BQ
tidak tertulis,maka Gambar Bestek yang mengikat.
10.4. Apabila dalam SDP dan Spesifikasi Teknis tertulis sedangkan didalam Gambar Bestek
dan BQ tidak tergambar/tidak tertulis,maka SDP/Spesifikasi Teknis yang mengikat.
10.5. Apabila dalam BQ tertulis sedangkan didalam Gambar Bestek dan SDP/Spesifikasi
Teknis tidak tergambar/tidak tertulis,maka BQ yang mengikat.
10.6. Jika ada perbedaan pada Gambar Bestek maka gambar detail (gambar besar) yang
mengikat.
10.7. Batas daerah kerja adalah batas lahan yang dikerjakan melingkupi Struktur Bangunan
11. PEKERJAAN PERSIAPAN

11.1. Papan Nama Proyek, Sosialisasi & Promosi K3 (Spanduk (Banner) Papan Informasi
K3), Rambu-Rambu dan Bendera K3
Kontraktor diwajibkan membuat Papan Nama Proyek, Spanduk (Banner) Sosialisasi &
Promosi K3, Papan Informasi K3, Rambu-Rambu dan Bendera K3. Bentuk dan ukuran
serta isi berdasarkan ketentuan yang berlaku dan sesuai petunjuk Pejabat Pembuat
Komitmen / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
11.2. Pengukuran
a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pengukuran adalah pekerjaan pengukuran lokasi proyek untuk
menentukan luasan, batakos-batakos lokasi, ketinggian dan level eksisting lokasi
proyek hingga menghasilkan data berupa gambar yang lengkap.
b. Pelaksanaan pekerjaan
1). Penyedia Jasa konstruksi diwajibkan mengadakan pengukuran dan
penggambaran kembali lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-
keterangan mengenai peil, ketinggian tanah, letak pohon, letak batakos-
batakos tanah dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya.
2). Ketidak-cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan
yang sebenamya harus segera dilaporkan kepada Tim Teknis dan Pejabat
Pembuat Komitmen untuk dimintakan keputusannya.
3). Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
waterpass, Selang Air, As Benang yang ketepatannya dapat dipertanggung
jawabkan.
4). Penyedia Jasa konstruksi harus menyediakan waterpass, Selang Air, As Benang
beserta petugas yang melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Tim Teknis
dan Pejabat Pembuat Komitmen selama pelaksanaan proyek.
5). Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara azas Segitiga
Phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui Tim
Teknis dan Pejabat Pembuat Komitmen.
paling aman, dan harus mendapat persetujuan Tim Teknis dan Pejabat
Pembuat Komitmen.

11.3. Pekerjaan Pembersihan Lokasi


a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pembersihan lokasi adalah pekerjaan pembersihan lokasi proyek yang
ditunjukkan pada gambar rencana hingga lokasi proyek siap untuk pekerjaan
selanjutnya.
b. Pelaksanaan pekerjaan :
1). Lokasi proyek harus dibersihkan dari rumput, semak, akar-akar pohon.
2). Segala macam sampah-sampah dan barang-barang bekas bongkaran harus
dikeluarkan dari lokasi proyek, dan tidak dibenarkan untuk ditimbun di luar
pagar proyek meskipun untuk sementara.
11.4. Penyediaan Alat-alat Keselamatan Kerja
Penyediaan Alat-alat Pelindung Diri (APD) dan Keselamatan Kerja
Selama pembangunan berlangsung. Penyedia Jasa konstruksi harus menyediakan
Peralatan P3K (Kotak K3, Obat Luka, Obat Umum, Perban), Tempat Cuci Tangan,
Topi Pelindung (Safety Helmet), Pelindung Pernapasan dan Mulut (Masker), Sarung
Tangan (Safety Gloves), Rompi Keselamatan (Safety Vest), Sepatu Karet
Keselamatan, Tali dan Sabuk Pengaman dan alat-alat keselamatan kerja lainnya yang
dipandang perlu selama proses pekerjaan.
11.5. Membuat / Mendirikan Papan Nama Proyek
11.6. Dokumentasi.
Dokumentasi dilakukan terhadap kondisi lokasi sebelum dibangunan (0%), selama
masa pelaksanaan pekerjaan (50%) dan selesai pembangunan (100%).
Pendokumentasian ini merupakan perekaman bangunan tersebut secara piktoral
(gambar dan foto) dan verbal (uraian tertulis). Tujuannya untuk mengetahui kondisi
lokasi sebelum dibangun, masa pelaksanaan dan hasil akhir pembangunan.

12. STANDART BAHAN

Dalam menggunakan bahan-bahan bangunan berdasarkan PUBI 1982 dan standar


yang dipakai di Indonesia seperti dibawah ini:

12.1. Semen Portland (PC).


Semen portland (PC) yang digunakan adalah semen jenis I dengan standar mutu SII
0013-81 dan sesuai dengan SNI 15.2049.1994 serta memenuhi persyaratan kimia
dan fisik sesuai tabel 1-1 dan 1-2 PUBI tahun 1982. Semen harus sampai di tempat
kerja dalam kondisi baik serta dalam kantongkantong semen asli dari pabrik. Semen
harus disimpan dalam gudang yang kedap air, berventilasi baik, di atas lantai setinggi
30 cm. Kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 lapis.

12.2. Air.
Air yang digunakan harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak, benda terapung
yang dapat dilihat secara visual, asam-asam, zat organik dan sebagainya.

12.3. Agregat Halus (Pasir).


a. Pasir harus dari butiran mineral keras, bersih, kadar lumpur maksimum 5 %, pasir
harus tidak mengandung zat-zat organik dan angka kehalusan yang lolos ayakan
0,3 mm minimal 15%, untuk pasir beton sesuai dengan ketentuan pasal 11 PUBI
tahun 1982 dan SNI-03-1756-1990.
b. Kadar lumpur pada pasir tidak boleh lebih dari 5 % (ditentukan terhadap berat
kering), jika melebihi maka harus dicuci.
c. Pasir untuk keperluan beton bisa dipakai pasir alam sebagai hasil desintegrasi dari
batuan-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat pemecah batu (
Ston Crusser ), dengan butir-butir yang beraneka ragam dan bila diayak memenuhi
persyaratan berikut (NI-2) :
➢ Sisa diatas ayakan 4 mm, minimum 2 % berat,
➢ Sisa diatas ayakan 1 mm, minimum 10 % berat,
➢ Sisa diatas ayakan 0,25 mm, minimum 80 % dan 95 % berat.
12.4. Agregat Kasar :
a. Agregat Kasar ( Kerikil ) dapat berupa kerikil sebagai desintegrasi alami dari
batuan-batuan atau berupa batu pecah secara manual atau hasil stone crusser.
b. Ukuran butiran harus dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel terbesar tidak
melebihi dari 1/5 jarak terkecil antara bidang samping cetakan atau 3/4 jarak
minimum antara tulangan dengan acuan.
c. Agregat kasar terdiri dari butiran yang keras, tidak berpori, tidak mengandung zat -
zat yang dapat merusak beton dan tidak mudah hancur oleh pengaruh cuaca. Jika
terdapat butiran yang pipih, tidak boleh melebihi 20 % berat agregat.
d. Terdiri dari butiran yang beraneka ragam dan bila diayak harus memenuhi
persyaratan :
➢ Sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 0 %
➢ Sisa diatas ayakan 4 mm, berkisar antara 90 % s/d 98 % berat
➢ Selisih antara sisa komulatif diatas dua ayakan yang berurutan adalah
maksimum 60 % dan minimum 10 % berat.
12.5. Kayu
a. Untuk bangunan dan untuk keperluan lainnya secara umum harus bersifat dan
bermutu baik serta sehat, dengan ketentuan bahwa sifat dan kekurangannya yang
ada tidak akan merusak atau mengurangi nilai konstruksi
b. Kayu harus kering udara dan kadar lengas lebih kecil atau sama dengan 30 %
c. Besarnya mata kayu atau bidang jelek tidak boleh melebihi 1/4 lebar dan 1/10 tinggi
atau besarnya tidak lebih dari 5 cm
d. Retak-retak dalam arah radial tidak lebih dari 1/3 tebal kayu, dan retak menurut
lingkaran tumbuh tidak melebihi 1/4 tebal kayu
e. Semua bidang permukaan harus rata dan dapat menjamin efesiensi dan efektifitas
dalam pengerjaan dan pamakaian
f. Kelas kayu untuk pemakaian disesuaikan dengan fungsi masing-masing
berdasarkan analisa Rencana Anggaran Biaya.
12.6. Bahan - bahan Lainnya.
a. Secara umum pemenuhan kualitas bahan bangunan yang akan dipakai harus
diperhatikan untuk mencapai kesempurnaan kekuatan dan keindahan dari
bangunan.
b. Mutu bahan bangunan yang akan dipakai, tidak terkecuali yang disebut diatas, harus
tetap mengacu dan meperhatikan Peraturan-peraturan bahan bangunan yang
berlaku di Indonesia atau peraturan yang dikeluarkan secara khusus oleh pabrik
masing-masing bahan. Sebagai acuan peraturan-peraturan yang dipakai dan tidak
terbatas pada antara lain :
➢ NI - 2 : Peraturan SNI-2016
➢ NI - 3 : Peraturan umum untuk bahan bangunan Indonesia ( PUBI ) 1970
➢ NI - 5 : Peraturan konstruksi kayu Indonesia ( PKKI ) 1961
➢ NI - 8 : Syarat-syarat semen portland Indonesia
➢ Peraturan - peraturan lain yang mengikat.

12.7. Telah memperhatikan semaksimal mungkin hasil produksi dalam negeri dan juga
kandungan lokal.
PEKERJAAN STRUKTURAL

13. PEKERJAAN KAYU

13.1. Lingkup pekerjaan


Pekerjaan Kayu meliputi penyediaan tenaga kerja yang terampil sesuai dengan
pekerjaan, penyediaan yang cukup, peralatan tukang baik bahan mesin maupun
manual guna kelancaran pekerjaan ini. Macam pekerjaan kayu yang akan dilaksanakan
dalam pembangunan ini, terdiri atas :
1.Pekerjaan Plafond
a. Meng. Rangka Plafond Kayu Kelas II
2. Pekerjaan Atap
a. Meng. Rangka Atap Kayu Kelas I
3. Pekerjaan Lantai/Tangga
a. Meng. Bekisting Lantai
b. Bakesting Tangga
4. Pekerjaan Finishing
a. Meng. Kayu Super
13.2. Standar Persyaratan bahan :
a. Kayu yang harus dipakai sesuai PKKI (Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia) 1961
(NI-5) Lampiran 1, kayu berkualitas baik, tua, kering dan tidak bercacat pecah-
pecah dan tidak terdapat kayu mudanya (Spint) sesuai pasal III PPKI 1961 mutu A.
b. SKBI 4362-1986 (Spesifikasi Kayu Awet Untuk Perumahan dan Gedung) 19.3.
c. Selama pelaksanaan, mutu dan kekeringan kayu harus dijaga dengan
menyimpannya di tempat kering, terlindung dari hujan dan panas terutama rangka
pintu yang telah selesai.
d. Kelembaban kayu yang dipakai untuk pekerjaan kayu yang di dalam dan
pekerjaan kayu halus harus kurang dari 15%, dan untuk pekerjaan kayu kasar harus
kurang dari 20%.
e. Semua pekerjaan kayu yang akan di finish harus diketam rata dan halus
dengan menggunakan ketam mesin, tidak ada lubang ataupun mata kayu
kecuali bila ditentukan lain.
f. Selama pelaksanaan, mutu dan kekeringan kayu harus dijaga dengan
menyimpannya di tempat kering terlindung dari hujan dan panas.
g. Semua ukuran yang tertera dalam gambar maupun tersebut dalam pasal ini adalah
ukuran jadi, yaitu ukuran setelah kayu selesai dikerjakan/dipasang dengan
toleransi rata rata maksimum 3 mm untuk setiap permukaan kayu yang sudah
dikerjakan.

13.3. Klasifikasi Material, pelaksanaan dan macam pekerjaan :


Klasifikasi Material berdasarkan PPKI dan Macam Pekerjaan untuk jenis Pekerjaan
Kayu Kasar dan Kayu Halus, dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
a. Pekerjaan Kayu Kasar

KLS. KUAT JENIS PENGGUNAAN DAN DIMENSI


NO. KETERANGAN
KAYU KAYU BAHAN (CM)
1 Kayu Kls. I Mabang, - Rangka Gording Kls I LURUS, TIDAK
Tembesuk, CACAT DAN
Bengkirai BUKAN KAYU
sejenisnya BEKAS
Kayu Kls. II Kelansau, - Rangka Plafond Kayu Kls II LURUS, TIDAK
2
Keladan CACAT DAN
sejenisnya BUKAN KAYU
BEKAS
Kayu Kls. III Rengas, - Meng. Bekisting Lantai LURUS, TIDAK
3 - Bakesting Tangga
sejenisnya CACAT DAN
- Meng. Bakesting balok BUKAN KAYU
- Meng. Bakesting kolom
BEKAS

b. Pekerjaan Kayu Halus

KLS. KUAT JENIS PENGGUNAAN DAN DIMENSI


NO. KETERANGAN
KAYU KAYU BAHAN (CM)
1 LURUS, TIDAK
- Kayu - Finishing Kursi CACAT DAN
Super BUKAN KAYU
BEKAS
(Belian)
14. PEKERJAAN PENUTUP ATAP
14.1. Lingkup pekerjaan :
a. Menyediakan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini, serta
peralatan keselamatan pekerja.
b. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan Pemasangan Atap Zincalume Kotak Warna 0,30
dan Pemasangan Perabung seperti yang ditunjukkan pada gambar kerja.

14.2. Standar :
a. PKKI ( Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia ).

14.3. Material :
a. Penutup Atap :
1) Penutup Atap Zincalume Kotak Warna 0,30
2) Pekerjaan Perabung

14.4. Pelaksanaan pekerjaan :


a. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa konstruksi
harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan penutup atap meliputi volume pekerjaan,
jumlah tenaga kerja, Peralatan Kerja, Alat Pelindung Diri, jadwal pelaksanaan dan
alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai disertai sertifikat hasil
pengujian material untuk mendapat persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen dan
Tim Teknis, disertai gambar shop drawing.
b. Pengerjaan dan pemasangan listplank kayu :
➢ Semua permukaan kayu yang kelihatan harus diserut rata dan licin hingga
memberikan penyelesaian yang baik dan sedikit penghalusan.
➢ Pekerjaan kayu yang tidak rata, melentur, bengkok harus dibongkar dan diperbaiki
kembali/diganti.
c. Detail pemasangan penutup atap menyesuaikan dengan gambar kerja, dengan
spesifikasi material sesuai dengan yang telah ditentukan di atas.
d. Penyedia Jasa konstruksi harus menyerahkan contoh atap yang akan digunakan
untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas dan Tim Teknis.

14.5. Persyaratan Bahan Pekerjaan Atap :


a. Penutup atap yang dipakai adalah atap Zincalume Kotak Warna 0,3.
b. Untuk seluruh bangunan harus menggunakan penutup atap dari satu produk.
Sebelum penutup atap dipesan terlebih dulu harus mengajukan contoh kepada
Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
14.6. Pelaksanaan Pekerjaan :
a. Sebelum penutup atap dipasang, harus dicek kemiringan dan kerataan rangka atap
sehingga diperoleh bidang yang rata.
b. Pemasangan penutup atap harus dilakukan sedemikian rupa sehingga rata
dan rapi, serta dijamin atap tidak bocor.
c. Bubungan penutup atap dipasang dengan rapi.
d. Pekerjaan pemasangan atap yang tidak rata, tidak rapi dan bocor, harus diperbaiki
kembali.

15. PEKERJAAN BETON DAN ADUKAN

15.1. Lingkup kerja


a. Pekerjaan yang tercakup dalam sub bab ini meliputi kelengkapan peralatan
konstruksi, tenaga kerja, alat-alat, bahan material, perlengkapan dan
penyelenggaraan yang berkaitan dengan pekerjaan beton.
b. Beton terdiri dari campuran semen, air, dan Agregat ( Pasir dan split). Tidak
boleh ada material lain yang diijinkan kecuali dengan persetujuan Pejabat
Pembuat Komitmen. Setelah beton mengeras, maka harus diperoleh
suatumaterial yang rapat, padat dan awet yang akan mempunyai beton
karakteristik sesuai spesifikasi.

15.2. Kode dan Standar


a. PUBI 1970/NI-3 & ASTM untuk air beton
b. PBI 71 NI-2; PUBI 1970/NI-3 & ASTM untuk agregat beton
c. SII 1984 & ASTM C150 untuk bahan semen
d. PBI 71; BS 8100 & ASTM untuk Campuran Beton
e. SK SNI T-15-1991-03
15.3. Bahan Beton
a Semen Portland (PC)
1) Semen yang dipakai harus memenuhi SII 0013-77 yang tahan terhadap sulfat
dan harus ditegaskan dengan ASTM C-150 tipe IV untuk bangunan disekitar
laut, dan ASTM C 150 tipe I untuk struktur dan bangunan di darat. Semen
harus sampai di tempat kerja dalam kondisi baik serta dalam kantong-
kantong semen asli dari pabrik.
2) Semen harus disimpan dalam gudang yang kedap air, berventilasi baik, di
atas lantai setinggi 30 cm. Kantong-kantong semen tidak boleh ditumpuk
lebih dari 10 lapis.
3) Semen yang menggumpal tidak boleh dipakai.

b. Agregat (pasir, Kerikil, Sungai Tersaring)


1) Agregat kasar untuk beton dipakai batu pecah split dengan ukuran max. 25
mm dari jenis batu keras dan tahan aus. Butiran yang lapuk, lonjong dan
pipih tidak diperkenankan melebihi prosentase yang disyaratkan dalam
standar PBI 1971; PUBI 1982 dan ASTM.
2) Agregat halus adalah pasir sungai atau dari sumber lainnya yang memenuhi
syarat kebersihan, kekerasan dan gradasi butir yang sesuai dengan standar
PBI 1971 dan ASTM. Quarry material harus mendapatkan persetujuan
Pejabat Pembuat Komitmen.
3) Agregat yang tidak memenuhi spesifikasi teknik, namun bisa dibuktikan
dengan uji khusus bahwa agregat tersebut menghasilkan kekuatan beton
yang dikehendaki, bisa digunakan asal diperoleh ijin dari Pejabat Pembuat
Komitmen. Agregat tidak mengandung alkali reaktif. Agregat harus diuji
dengan standar B 55835/SII 0455-81
c Air
Air untuk campuran dan untuk pemeliharaan beton harus dari air bersih dan tidak
mengandung zat-zat yang dapat merusak mutu beton.
d Semua bahan yang dipergunakan harus mendapat persetujuan Pejabat Pembuat
Komitmen. Dalam keadaan diragukan, maka Pejabat Pembuat Komitmen berhak
minta Pemeriksaan Laboratorium Bahan Konstruksi Teknik yang sudah
terakreditasi atas biaya Penyedia Jasa Pemborongan.
15.4. Cetakan Beton
a. Begesting harus cukup kuat, menggunakan Kayu kelas III (Papan mal) yang baik
dan tidak bocor (kedap air).
b. Acuan untuk cor beton disyaratkan menggunakan Papan mal tebal minimum 20
mm, sedemikian rupa sehingga dapat dipakai berkali-kali untuk masing-masing
lantai.
c. Ukuran tebal Papan mal tersebut harus mendapat persetujuan pengawas dan
harus cukup kuat menahan gaya tekan beton cor dan tidak boleh berubah
letaknya selama proses pengecoran berlangsung.
d. Kayu steger dengan diameter minimal 7,5 cm, jarak pemasangan maximal 50
cm, konstruksi cetakan beton tidak boleh menggunakan bambu.
e. Pemasangan begesting dan steger harus benar dan kokoh, sehingga dimensi dan
peil sesuai dengan dimaksud.

15.5. Mutu Beton


Mutu beton untuk Pekerjaan Cor Beton Ring Balok adalah menggunakan beton mutu
K-175.

15.6. Pembuatan Komposisi Beton


a Penentuan komposisi campuran beton harus melalui prosedur mix design dan
trial mix terhadap beberapa alternatif perbandingan campuran yang dianggap terbaik
untuk menghasilkan beton K 175 sebagaimana diminta.
b Pemborong harus membuat benda uji dengan ketentuan dan jumlah benda uji
sekurang-kurangnya mengikuti ketentuan dalam PBI 71 sub bab 4.6.
c Kontraktor harus mengajukan rancangan campuran (mix design) tersebut kepada
Pejabat Pembuat Komitmen selambat-lambatnya 4 minggu sebelum pekerjaan
beton dilakukan untuk selanjutnya disetujui dibuat percobaan campuran,
pengujian nilai slump, pembuatan benda uji (silinder diameter 15 cm dengan
tinggi 30 cm) hingga diperoleh hasil uji kuat tekan umur 7, 14 dan 28 hari.
d Proposal mix design yang diajukan harus memuat secara lengkap macam dan
sumber bahan-bahan beton yang akan digunakan disertai hasil pengujian
karakteristik masing-masing bahan.
e Kekentalan
Banyaknya air untuk campuran beton harus ditentukan sedemikian rupa sehingga
tercapai sifat mudah dikerjakan sesuai dengan penggunaannya. Untuk mencegah
terjadinya air pada campuran beton berlebihan atau kurang, nilai slump harus
berada dalam batasan yang disyaratkan PBI1971 seperti tabel di berikut ini :
Slump = 12 ± 2 cm
Campuran Beton yang tidak memenuhi persyaratan slump tidak boleh digunakan
dalam pekerjaan.

15.7. Perancah dan Begesting


a Perancah harus memakai bahan kayu yang bermutu baik, kayu harus memenuhi
peraturan konstruksi Kayu Indonesia ( PKKI - 1961 ) dan disetujui Penyedia Jasa
Pejabat Pembuat Komitmen / Pejabat Pembuat Komitmen.
b Jarak Steger / Perancah maximum 40 cm serta diberi kayu pengaku antar
perancah.
c Ketinggian perancah / steger sesuai dengan konstruksi gambar rencana.
d Pekerjaan begesting memakai kayu yang kuat, rapi dan kaku, sehingga setelah
dibongkar memberikan bidang yang rata dan hanya memerlukan sedikit
penghalus.
e Untuk pekerjaan kolom, balok, plat papan begesting dilapisi dengan Triplek 3
agar produk beton menjadi beton expose.
f Sebelum pengecoran, sisi dalam dari begesting harus disiram dengan air dan
bebas dari kotoran atau benda - benda yang tidak diperlukan.
g Pengawas dan Pejabat Pembuat Komitmen Teknis harus mengecek perancah dan
begesting sebelum dilaksanakan pengecoran.

15.8. Pembuatan /Pengecoran Beton


a Sebelum dilaksanakan pengecoran beton, Pengawas dan Pejabat Pembuat
Komitmen teknis harus mengecek / mengontrol :
1) Begesting dan Steger
2) Kesiapan pelaksanaan meliputi : Alat pengaduk, Alat pemadat, Alat
Pengangkut, Tenaga kerja dan kesiapan bahan – bahan yang digunakan.
b Sebelum pengecoran kebersihan cetakan beton dan kebenaran serta ketepatan
pemasangan besi beton harus diperhatikan sebaik-baiknya.
c Celah-celah antara papan harus cukup rapat sehingga pada waktu pengecoran
tidak ada air adukan yang keluar.
d Tinggi jatuh penuangan harus kurang dari 1,5 m. Penggumpalan yang tebal
dihindari agar tidak terjadi hidrasi pada cuaca panas.
e Semua beton harus memenuhi CP 110 BS 1881 atau PBI 71. Ketika beton dicor
pada kondisi cuaca panas, maka perlu dilakukan tindakan preventif agar tidak
terjadi retak. Pengecoran pada cuaca panas harus memenuhi CP 110 atau PBI 71.
f Semua bahan beton hendaknya dicampur secara mekanis dengan
takaran komposisi menggunakan ukuran berat.
g Kontraktor harus membuat benda uji (silinder diameter 15 cm dengan tinggi 30
cm) pengambilan benda uji didasarkan pada ASTM C.94 Semua benda uji ditest di
lab.yang telah terakreditasi pemerintah dan disetujui oleh Pejabat Pembuat
Komitmen, hasil pengujian diserahkan ke Pejabat Pembuat Komitmen.
h Pengambilan benda uji tiap 6 m3 atau setiap kali pengecoran.
i Kekentalan campuran beton harus diuji dengan slump test sebagaimana diatur
dalam PBI; SII dan ASTM. Untuk beton dilaut ditetapkan nilai slump test tidak
boleh melebihi 7 cm.
j Frekuensi pelaksanaan slump test, pembuatan dan pengujian serta jumlah benda uji
selama pelaksanaan pengecoran harus mengikuti ketentuan yang tertuang dalam
PBI 71 dan/atau SII 84.
k Pada pengecoran pada daerah sempit dilakukan dengan mempertimbangkan
kedalaman, jika diarahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen, bisa dilakukan dengan
membuka sisi bekisting sementara dengan lebih dulu memberikan kesempatan
beton untuk mengering dan konsolidasi.
l Pengecoran beton pada bekisting dengan ujung siku-siku, tekukan, baut, angkur
baja, baut konektor, pipa, celah lobang, sasis atau segala sesuatu yang akan
terpasang pada saat pengecoran, pengecoran harus sampai selesai dan tidak boleh
ada penghentian pengecoran jika tidak ada ijin dari Pejabat Pembuat Komitmen
secara tertulis.
m Pada pengecoran baru (sambungan antara beton lama dan beton baru), maka
permukaan beton lama terlebih dahulu harus dibersihkan dan dikasarkan dengan
menyikat menggunakan sikat kawat baja sampai agregat kasar tampak, kemudian
disiram dengan calbon dan selanjutnya seperti yang telah dijalankan sebelumnya.
n Tempat dimana pengecoran akan dihentikan harus mendapat persetujuan dari pengawas.
o Pengecoran harus betul-betul padat.
p Penyedia Barang/Jasa dalam pelaksanaan pengecoran
senantiasa menginformasikan jadwal pelaksanaan pekerjaan.
15.9. Pembongkaran Acuan dan Perancah
a Pembongkaran acuan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan PBI 1971
pasal 5 dan SK-SNI 1991.
b Pembongkaran acuan dan perancah minimal beton tersebut dapat memikul beban
sendiri (selama 28 hari)
c Pembongkaran begesting harus hati - hati supaya sisi sudut tajam tidak rusak.
15.10. Standar Mutu (Standard of Acceptance)
a Kuat tekan benda uji dalam rencana adalah kuat tekan karakteristik adalah kuat
tekan rata-rata yang akan di dapat dari percobaan tekan benda uji berturut-turut
dikurangi dengan 1,64 Sr.
b Sr adalah standart deviasi yang diperhitungkan menurut rumus dalam SKSNI T-
15-1991-03. Apabila dalam melaksanakan nanti kedapatan bahwa mutu beton
yang dibuat seperti yang ditunjuk oleh benda ujianya gagal memenuhi syarat
spesifikasi, maka pengawas dan Pejabat Pembuat Komitmen berhak meminta
kontraktor supaya mengadakan percobaan coring.
c Percobaan-percobaan ini harus memenuhi syarat dalam SKSNI T–15-1991-03.
d Apabila masih gagal, maka bagian pekerjaan tersebut harus dibongkar dan
dibangun baru sesuai dengan petunjuk pengawas. Semua biaya untuk percobaan dan
akibat-akibat gagalnya pekerjaan tersebut menjadi beban biaya dari
pihak kontraktor.
e Kontraktor juga diharuskan mengadakan slump test menurut Syarat-syarat dalam
SKSNI T –15-1991-03

15.11. Perawatan / pemeliharaan Beton


a Penyedia Jasa Pemborongan harus memahami bahwa tahapan curing merupakan
salah satu aspek yang sangat menentukan ketahanan/keawetan beton di lingkungan
agresif.
b Pemeliharaan beton dilakukan setelah dilakukan pengecoran dalam
pengeringannya harus dibasahi air atau goni yang basah.
c Mempersiapkan perlindungan dari pengaruh sinar matahari sehingga tidak terjadi
penguapan / pengeringan yang terlalu cepat.
d Mempersiapkan perlindungan beton yang baru dicor dari kemungkinan
datangnya hujan.
e Sekurang-kurangnya metode pemeliharaan yang harus dilaksanakan
adalah dibasahi secara terus menerus selama 2 minggu antara lain dengan
menutupi dengan karung-karung basah sebagaimana diatur dalam PBI 71 sub bab
6.6. atau direndam dalam air.

16. PEKERJAAN LANTAI / TANGGA


16.1. Lingkup kerja
Pekerjaan Lantai adalah pekerjaan Cor beton sesuai dengan gambar perencanaan.

16.2. Pelaksanaan pekerjaan


a. Pelaksanaan Cor beton
1). Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa konstruksi
harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan acian, volume pekerjaan, jumlah tenaga
kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material
yang akan dipakai disertai sertifikat hasil pengujian material untuk mendapat
persetujuan dari Tim Teknis dan Pejabat Pembuat Komitmen, disertai gambar
shop drawing untuk pengecekan. pengakutan adukan acian harus dalam kondisi
siap pakai dan telah disiapkan cadangannya.
2). Kuat desak beton mutu fc 9,8 Mpa (K 175)
3). Sebelum di cor, lantai kerja harus bersih dari sisa-sisa pekerjaan sebelumnya
atau kotoran-kotoran dan dilapisi plasktik cor beton untuk menahan air semen dari
adukan beton.
4). Pengadukan beton, untuk beton harus menggunakan semen portland dan Alat
Pengangkut harus mendapatkan persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen dan
Tim Teknis.
5). Alat kerja berupa sekop, takaran material, dan alat pengangkut
6). Bila dilakukan pengecoran pada malam hari harus disediakan penerangan yang
cukup dan dipersiapkan pelindung hujan.
7). Pengadukan dilakukan dengan mesin pengaduk, untuk mendapatkan beton
yang homogen.
8). Adukan diangkut ke tempat penuangan sebelum semen mulai berhidrasi dan
selalu dijaga agar tidak ada bahan-bahan yang tumpah atau memisah dari
campuran.
9). Penulangan adukan beton harus terus menerus agar didapatkan beton yang
monolit. Selama penulangan beton, cetakan maupun tulangan dijaga agar tidak
berubah posisi.
10). Pemadatan Beton manual dengan ditusuk tidak boleh mencapai ketebalan 15cm.
Pemadatan dengan alat getar tidak boleh menyentuh begisting dan atau tulangan.
Penggetaran yang terlalu lama tidak diperbolehkan karena akan mengakibatkan
segregasi.
11). Selama pengecoran harus dilakukan percobaan slump untuk mengukur kepekatan
atau kekentalan campuran beton. Nilai slump ditetapkan maksimal 12,5 cm
minimal 5 cm.
12). Untuk keperluan test kuat desak beton, diadakan pengambilan contoh beton segar.
Pengambilan contoh beton segar dilakukan langsung dari mesin aduk setelah
pengadukan selesai. Pengambilan dilakukan di beberapa titik dan dicampurkan.
Bila pengambilan dilakukan dari truk aduk, dilakukansebanyak 3 kali atau lebih
dalam selang waktu Ketika penuangan beton dari dalam pengaduk (awal, Tengah
dan akhir).
13). Pengujian silinder percobaan harus dilakukan di laboratorium yang disetujui oleh
Pejabat Pembuat Komitmen dan Tim Teknis.
14). Beton yang baru di cor harus dilindungi dari lalu lintas orang dan meterial.

b. Perawatan Beton
1). Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja perawatan acian volume pekerjaan,
jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan.
2). Beton harus dibasahi paling sedikit selama 10 hari setelah pengecoran.

17. PEKERJAAN PLAFOND

17.1. Lingkup pekerjaan :


Pekerjaan plafond meliputi Pekerjaan rangka plafond kayu kelas II, plafond Gypsum Board
tebal 9mm sesuai dengan yang ditunjukkan pada gambar rencana.
17.2. Standar :
a. PKKI ( Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia )
b. SKBI 4362-1986 (Spesifikasi Kayu Awet Untuk Perumahan dan Gedung)
17.3. Material :
a. Rangka meng. Kayu kelas II
b. Plafond Gypsum Board tebal 9mm
16.4 . Pelaksanaan pekerjaan :
a. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan plafond meliputi volume
pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur
pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai untuk mendapat
persetujuan dari Tim Teknis dan Konsultan Pengawas, disertai gambar shop
drawing.
b. Arah dan jarak seperti yang di tunjukkan pada gambar.
c. Pola plafond harus sesuai dengan gambar rencana.
d. Batakos antara plafond dan tembok harus membentuk sudut yang rapi
dengan sudut dan ukuran seperti pada gambar.
e. Penyambungan antar Gypsum Board harus rapat tidak menimbulkan goresan bekas
sambungan.
18. PEKERJAAN CAT

18.1. Lingkup kerja :


Pekerjaan cat meliputi pekerjaan Cat Tembok / Dinding, Cat Plafond, Cat Kilat
Rangka Badan Kayu, Lisplank sesuai dengan gambar rencana. Sebelum pengecatan
dimulai, penyedia Jasa konstruksi harus melakukan pengecatan pada satu bidang
untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan
dijadikan contoh pilihan warna, texture, material dan cara pengerjaan. Bidang-
bidang yang akan dipakai sebagai mock up ini akan ditentukan oleh Tim Teknis
dan Konsultan Pengawas. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh
Tim Teknis dan Konsultan Pengawas, bidang-bidang ini akan dipakai sebagai
standard minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.
18.2. Standar :
SNI 03-2407-1991 (Tata Cara Pengecatan Kayu Untuk Rumah dan Gedung)

18.3. Cat dinding


a. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh dinding
bangunan dan/atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.
b. Material :
plamur, cat dasar, cat penutup warna ditentukan Pejabat Pembuat Komitmen,
setelah mengadakan percobaan pengecatan (mock up)
c. Pelaksanaan Pekerjaan :
1). Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan pengecatan meliputi
volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan
alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai disertai
sertifikat hasil pengujian material untuk mendapat persetujuan dari
Tim Teknis dan Konsultan Pengawas.
2). Sebelum pengecatan dimulai plasteran telah berumur 14 hari, dinding
harus diamplas halus, bersih dari debu, lubang-lubang yang mungkin ada
sudah diisi, celah dan retak sudah diperbaiki
3). Permukaan dinding harus kering (periksa dengan higrometer, kelembaban
maksimal 15 %), kadar alkali rendah (periksa dengan kertas lakmus
setelah kurang lebih 10 menit berubah hijau).
4). Plamur digunakan untuk bekas bobokan, retak, dinding luar tidak boleh
menggunakan plamur.
5). Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat baja tipis
dan lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang
rata..
6). Untuk warna-warna yang sejenis, penyedia Jasa konstruksi diharuskan
menggunakan kaleng-kaleng dengan nomor percampuran (batch number)
yang sama.
7). Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang
utuh, rata, licin, tidak ada bagian yang belang.
19. PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
19.1. Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan listrik ini mencakup pengadaan dan pemasangan instalasi listrik
sesuai dengan gambar.
19.2. Standar
a. Peralatan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun 2000, SNI 04-0225-2000 (SK
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. KEP-174/MEN/2002)
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik nomor 024/PRT/1973
tentang Syarat-syarat Penyambungan Listrik (SPL).
19.3. Material
a. Instalasi pengkabelan dari panel menuju stop kontak, saklar dan untuk instalasi
penerangan memakan jenis kabel NYY uk. 3x2,5 mm
19.4. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Sebelum melaksanakan pekerjaan-pekerjaan instalasi, kontraktor harus terlebih
dahulu membongkar sebagian atau seluruh instalasi lama sesuai rencana yang
berkaitan dengan penambahan instalasi pengkabelan baru yang tertera pada
gambar serta merapikan kembali sesuai dengan fungsi masing-masing.
2) Sebelum mengoperasikan stop kontak dan instalasi lainnya, kontraktor harus
melakukan pengujian instalasi untuk membuktikan bahwa pekerjaan tersebut
sudah memenuhi syarat dan siap dioperasikan. Pekerjaan tersebut berupa
pengukuran tahanan isolasi.
3) Pada prinsipnya pemasangan seluruh instalasi pengkabelan harus dilakukan oleh
tenaga ahli listrik. Selain itu, pemasangan instalasi dilakukan oleh tenaga ahli
yang berpengalaman dibidangnya.

20. PEMBERSIHAN AKHIR

20.1. Umum
Selama masa penanganan pelaksanaan pihak Kontraktor harus tetap memelihara
pekerjaan sedemikian rupa sehingga terbebas dari sisa bangunan, kotoran-kotoran
dan sampah-sampah yang dihasilkan sebagai akibat adanya kegiatan program.
Pada saat selesainya pekerjaan, pihak Kontraktor diharuskan menyingkirkan
seluruh bahan sisa dan bahan kelebihan, sampah-sampah, perlengkapan-
perlengkapan, peralatan dan mesin-mesin dari lapangan, seluruh bagian permukaan
hasil penanganan harus terlihat bersih dan program yang akan diserahkan harus
sudah dalam keadaan siap pakai dan diterima dengan memuaskan oleh Pengawas.

20.2. Pembersihan Selama Pelaksanaan


a. Pihak Kontraktor harus melakukan pembersihan rutin untuk menjamin daerah
kerja, kantor darurat dan hunian, tetap terbebas dari tumpukan-tumpukan
bahan sisa sampah, dan terbebas dari kotoran-kotoran lainnya yang dihasilkan
dari operasi pekerjaan lapangan dan harus tetap memelihara daerah kerja
dalam keadaan bersih setiap waktu.
b. Menjamin bahwa sistem drainase terbebas dari kotoran-kotoran dan terbebas
dari bahan-bahan lepas dan tetap berfungsi setiap waktu.
c. Bila dianggap perlu, semprot bahan-bahan yang kering dan kotoran-kotoran
lainnya dengan air, sehingga dapat dicegah debu atau pasir yang tertiup angin.
d. Siapkan di daerah kerja tempat-tempat sampah untuk pengumpulan
bahanbahan sisa, kotoran-kotoran dan sampah sebelum dibuang.
e. Buang bahan sisa, kotoran-kotoran dan sampah-sampah pada tempat yang
telah ditentukan dan sesuai dengan peraturan/perundangan yang berlaku secara
nasional dan peraturan pemerintah daerah setempat dan harus mentaati undang-
undang anti pencemaran.
f. Jangan menanam sampah-sampah atau bahan sisa di daerah kerja program
tanpa persetujuan Pengawas.

KETENTUAN TAMBAHAN DAN PENUTUP

1. segala sesuatu yang belum tertentu dalam buku acuan ini dan pada saat penjelasan
ternyata diperlukan, akan dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
2. Pemborong dalam melaksanakan pekerjaan harus melengkapi dan menyediakan
peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan walaupun tidak digambar atau
disebutkan dalam buku acuan ini.
3. Kontraktor diwajibkan membuat gambar-gambar sesuai pelaksanaan di lapangan (as
built drawings) yang disetujui Pejabat Pembuat Komitmen / Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan, sesuai dengan bunyi keputusan Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan
Umum No. 295/KPTS/CK/1997 tangga 1 April 1997. BAB III B, poin 2.d.2).g. Gambar-
gambar ini sudah harus diserahkan sebanyak 4 (empat) rangkap kepada Pejabat
Pembuat Komitmen selambat-lambatnya pada saat Serah Terima Kedua dan akan
tercantum di dalam Berita Acara Serah Terima Kedua.

4. Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaiannya di lapangan


akan dibicarakan dan diatur oleh Pejabat Pembuat Komitmen / Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan dengan kontraktor dan bila diperlukan akan dibicarakan bersama
Konsultan Perencana dan harus mendapat persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen.

Anda mungkin juga menyukai