Anda di halaman 1dari 16

i

KEDUDUKAN JANDA SEBAGAI AHLI WARIS TERHADAP HARTA

BAWAAN SUAMI ( Studi Perbandingan Menurut KHI Dan KUHPerdata )

JURNAL ILMIAH

Oleh :

AYU SAPUTRI
D1A015038

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MATARAM

MATARAM

2019
ii

HALAMAN PENGESAHAN JURNAL ILMIAH

KEDUDUKAN JANDA SEBAGAI AHLI WARIS TERHADAP HARTA

BAWAAN SUAMI ( Studi Perbandingan Menurut KHI Dan KUHPerdata )

Oleh :

AYU SAPUTRI
D1A015038

Menyetujui,

Pembimbing Pertama,

Wiwiek Wahyuningsih, S.H, M.Kn


NIP. 19620719 199702 2 001
iii

KEDUDUKAN JANDA SEBAGAI AHLI WARIS TERHADAP HARTA


BAWAAN SUAMI ( Studi Perbandingan Menurut KHI dan KUHPerdata )

AYU SAPUTRI
D1A015038
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM

ABSTRACT

Masalah penelitian adalah kedudukan harta bawaan suami dalam


pewarisan, bagian waris janda terhadap harta bawaan suami. untuk mengetahui
kedudukan janda sebagai ahli waris terhadap harta bawaan suami dalam
pewarisan. diharapkan dapat memberikan informasi serta wawasan dalam bidang
ilmu hukum perdata. menggunakan metode penelitian hukum normatif.
Kesimpulan dalam KUHPerdata apabila tidak diperjanjikan lain, maka seluruh
harta suami saat meninggal akan menjadi harta warisan yang akan diperoleh istri
istri. Dalam KHI, harta bawaan ditambah setengah bagian dari harta bersama
milik suami menjadi harta warisan yang akan beralih pada janda sebagai salah
satu ahli waris.

Kata kunci : Harta bawaan suami dalam pewarisan

THE POSITION OF A WIDOW AS HEIRESS OF HER HUSBAND’S


PROPERTY (Comparison study According To KHI and KUHPerdata)

ABSTRACT

The problem of this research is to find the husband’s wealth/property in


a heir, how much will the widow ( the wife of husband who died ) will get as the
heiress of her husband’s wealth. I hope this research also can give many
benefits such as can give information, know ledge especially in studyof civil law.
this research is normative law research method. The conclussion is in
KUHPerdata ( civil regulation ) if there is no agreement, when the husband
dies, all of his wealth/ properties will be given to his wife which half of the,
share properties will be divided to other heiress. In KHI, the wife will get
husband’s properties.

Keywords : wealth/ properties that husband bring in heir studi


i

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Salah satu hal yang diperhatikan untuk janda yaitu kedudukan

waris.Penulis tertarik untuk membahas terkait kedudukan waris janda

dilihat dari Hukum Waris Islam yang bersumber dari pada kitab suci Al-

Qur’an, dan diatur dalam Kompilasi Hukum Islam dan Hukum Waris

Barat dari peninggalan zaman Hindia Belanda yang bersumber dari

Burgerlijke Wetboek (BW) atau yang kita kenal dengan KUH Perdata.

Dalam Kompilasi Hukum Islam Pasal 174 ayat (1) huruf b

menjelaskan bahwa seorang duda atau janda merupakan seorang ahli waris

yang timbul karena adanya hubungan perkawinan.1Dalam KUHPerdata

kedudukan janda sebagai ahli waris diatur dalam Pasal 832 KUHPerdata

yang menyebutkan bahwa istri atau suami yang hidup terlama adalah salah

satu ahli waris.

Maka dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk mengkaji lebih

dalam tentang bagaimana kedudukan janda sebagai ahli waris terhadap

harta bawaan suaminya. Adapun Rumusan masalah yang akan dibahas

oleh penulis adalah : 1. Bagaimanakah kedudukan harta bawaan suami

dalam pewarisan menurut KHI dan KUHPerdata ? 2. Bagaimanakah

bagian waris janda terhadap harta bawaan suami menurut KHI dan

KUHPerdata ?

1
Indonesia, Inpres Nomor 1 Tahun 1991 TentangKompilasi Hukum Islam
ii

Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui kedudukan harta

bawaan suami dalam pewarisan menurut Kompilasi Hukum Islam dan

KUHPerdata dan mengetahui bagian waris janda atas harta bawaan suami

menurut Kompilasi Hukum Islam dan KUHPerdata. Penelitian ini

diharapkan dapat bermanfaat dalam Aspek Akademis,Aspek Teoritis , dan

Aspek Praktis.

Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian hukum

normatif. Dengan metode pendekatan perundang-undang dan pendekatan

konseptual. Dengan menggunakan jenis bahan hukum kepustakaan yang

terdiri dari bahan hukum primer ( KHI dan KUHPerdata), bahan hukum

sekunder (buku-buku, laporan, jurnal, artikel ilmiah),dan bahan hukum

tersier ( KBBI ). Dengan melakukan studi kepustakaan dalam

mengumpulkan dan memperoleh bahan hukum dan menggunakan analisi

data dengan cara deskriptif dalam menguraikan dan membahas

permasalahan.
iii

II. PEMBAHASAN

Kedudukan Harta Bawaan Suami Dalam Pewarisan Menurut KHI

dan KUHPerdata

Harta Bawaan Dalam Perkawinan Menurut KUHPerdata

Menurut Anshary M.K harta bawaan dapat berupa harta warisan,

hibah, wasiat, yang diterima oleh masing-masing suami istri dari orang

tuanya atau dari selainnya.Begitu pula harta-harta yang diperoleh masing-

masing suami istri sebelum terjadinya perkawinan adalah harta bawaan.2

Dalam KUHPerdata Pasal 119 Disebutkan bahwa sejak suatu

perkawinan dilangsungkan maka sejak itu pula atas harta baik milik

suami maupun istri yang dimiliki atau diperoleh sebelum mereka

menikah akan menjadi harta bersama atau harta persatuan antara suami

dan istri atau tidak ada lagi sebutan harta bawaan bagi istri ataupun suami

selama tidak diperjanjikann lain dalam suatu perjanjian perkawinan.

Sebagaimana juga disebutkan dalam KUHPerdata Pasal 120 yang

menyatakan bahwa :

“ Sekedar mengenai laba-labanya, persatuan itu


meliputi harta kekayaan suami dan istri, bergerak
dan tak bergerak, baik yang sekarang, maupun yang
kemudian, maupun pula, yang mereka peroleh
dengan Cuma-Cuma, kecuali dalam hal terakhir ini

2
Anshary M.K, Hukum Perkawinan di Indonesia, pustaka pelajar, Yogyakarta ,
2010, hlm 136
iv

si yang mewariskan atau yang menghibahkan


dengan tegas menentukan sebaliknya”.
Jadi dalam KUHPerdata, harta bawaan masing-masing suami atau

istri saat terjadinya perkawinan maka demi hukum akan terjadi persatuan

harta kekayaan dalam perkawinan, selama tidak ditentukan lain dalam

suatu perjanjian perkawinan.

Harta Bawaan Suami Dalam Pewarisan Bagi Janda Menurut

KUHPerdata

Disebutkan dalam pasal 832 KUHPerdata bahwa janda atau istri

yang hidup terlama adalah salah satu ahli waris suaminya. Sebagaimana

disebutkan dalam pasal 119 KUHPerdata, bahwa mulai saat perkawinan

dilangsungkan demi hukum berlakulah persatuan bulat antara harta

kekayaan suami dan istri , sekedar mengenai itu dengan perjanjian kawin

tidak diadakan ketentuan lain.

Jika dalam perjanjian kawin disebutkan bahwa terhadap harta

bawaan dari suami tidak dapat dipindah tangankan sebab semisalnya harta

tersebut adalah harta warisan keluarga yang tidak bisa dimiliki oleh orang

lain selain keluarga sedarah, sebagaimana disebutkan dalam pasal 120

KUHPerdata maka atas harta yang diperjanjikan tersebut tidak termasuk

didalam harta warisan pewaris yang akan beralih pada ahli warisnya yakni

istri yang hidup terlama, atau diperjanjikan hanya sebagian dari harta

bawaan suami tersebutlah yang tidak termasuk dalam harta warisan


v

apabila pewaris meninggal dunia maka sebagian dari harta tersebut akan

termasuk dalam harta warisan suami yang akan beralih pada janda yang

ditinggal mati.

Jadi, kedudukan harta bawaan suami dalam pewarisan bagi janda

apabila ada perjanjian perkawinan, maka pengaturannya tergantung pada

isi dari pada perjanjian perkawinan yang dibuat.Jika tidak ada perjanjian

kawin yang dibuat maka seluruh harta dari suami yang meninggal

termasuk harta bawaannya menjadi harta warisan yang akan beralih pada

ahli warisnya yang dalam hal ini adalah janda ( istri yang hidup terlama).

Harta Bawaan Dalam Perkawinan Menurut KHI

Dalam Kompilasi Hukum Islam Pasal 87 Ayat (1) menyatakan:

“ harta bawaan dari masing-masing suami


dan istri dan harta yang diperoleh masing-
masing sebagai hadiah atau warisan adalah
di bawah penguasaan masing-masing,
sepanjang para pihak tidak menentukan lain
dalam perjanjian perkawinan”.

Sebagaimana disebutkan juga dalam Kompilasi Hukum Islam Pasal 86

ayat (1) dan (2), Pernyataan dalam pasal tersebut jelas menyatakan bahwa

suatu perkawinan tidak mengakibatkan adanya percampuran harta suami

dan istri atau tetap akan menjadi harta bawaan masing-masing suami istri,

serta dikuasai sepenuhnya oleh masing-masing suami atau istri. Jadi

Menurut Kompilasi Hukum Islam, Perkawinan tidak menyebabkan


vi

terjadinya persatuan harta kekayaan milik suami atau istri, harta suami

adalah hak dan milik suami dan harta istri adalah hak dan milik istri serta

diatur sendiri oleh masing-masing pemiliknya, selama tidak diperjanjikan

lain dalam suatu perjanjian perkawinan.

Harta Bawaan Suami Dalam Pewarisan Bagi Janda Menurut KHI

Dalam pasal 171 huruf e KHI disebutkan dengan jelas bahwa harta

bawaan termasuk dalam salah satu harta warisan. Menurut Kompilasi

Hukum Islam harta bawaan suami termasuk dalam harta warisan.

Kemudian bagi janda yang merupakan salah satu ahli waris suami maka

janda tersebut memiliki hak warisan yang ditinggalkan suaminya selama

tidak terhalang sebagai ahli waris termasuk didalamnya adalah harta

bawaan suaminya.

Persamaan Dan Perbedaan Kedudukan Harta Bawaan SuamiDalam

Pewarisan Bagi Janda Menurut KUHPerdata dan Kompilasi Hukum

Islam

Perbedaan kedudukan Harta Bawaan Suami Dalam Pewarisan

Bagi Janda Menurut KUHPerdata dan Kompilasi Hukum Islam

Dalam KUHPerdata dengan terjadinya suatu perkawinan

maka secara otomatis harta bawaan baik milik suami maupun istri

akan menjadi harta persatuan yang bulat jika tidak diperjanjikan lain

dalam suatu perjanjian perkawinan. Sedangkan dalam Kompilasi


vii

Hukum Islam suatu perkawinan tidak mengakibatkan terjadi

persatuan harta , harta pribadi milik suami tetap milik suami dan

harta pribadi istri tetap milik istri dan dikuasai oleh masing-masing.

Dan dalam KUHPerdata, kedudukan harta bawaan dalam pewarisan

tergantung pada ada atau tidaknya perjanjian kawin yang dibuat oleh

suami dan istri untuk mengatur harta bawaan tersebut. Sedangkan

dalam Kompilasi Hukum Islam harta bawaan termasuk dalam harta

warisan yang harta warisan.

Persamaan kedudukan Harta Bawaan Suami Dalam Pewarisan

Bagi Janda MenurutKUHPerdata dan Kompilasi Hukum Islam

KUHPerdata dan Kompilasi Hukum Islam sama-sama

mengatur harta bawaan dapat menjadi harta bersama yang kemudian

harta bersama tersebut apabila terjadi cerai mati maka setengah

bagian dari harta bersama adalah milik pasangan yang hidup terlama

dan sebagiannya lagi menjadi harta peninggalan dari si yang

meninggal.

Bagian Waris Janda Terhadap Harta Bawaan Suami Menurut

KUHPerdata Dan Kompilasi Hukum Islam

Bagian Waris Janda Terhadap Harta Bawaan Suami Menurut

KUHPerdata
viii

Janda atau istri yang hidup terlama beserta anak keturunan

mereka masuk dalam golongan ahli waris pertama. Dalam pasal 852

KUHPerdata dijelaskan terkait bagian waris bagi para ahli waris dalam

KUHPerdata dimana mereka mendapat bagian yang sama antara ahli

waris satu dengan yang lainnya tanpa membedakan laki-laki atau

perempuan, tanpa membedakan juga umur atau urutan kelahiran antara

ahli waris lainnya.Dalam melakukan pembagian warisan kita juga harus

melihat pada waktu perkawinan dilangsungkan apakah mereka

mengadakan ketentuan-ketentuan lain mengenai harta kekayaan mereka

atau tidak,Sebab ada perbedaan pembagian antara adanya persatuan harta

kekayaan dengan tidak. Adapun pembagian harta warisan suami bagi

janda, yakni :

Hak/Bagian Suami Atau Istri Dalam Percampuran Harta

Dalam pembagian harta warisan dalam percampuran harta


secara bulat dalam perkawinan, hak atau bagian istri yang
hidup terlama akan mendapatkan bagian sebagai berikut :
1) Mendapat ½ bagian dari harta bersama ( harta
kekayaan perkawinan) sebagai istri ( bukan sebagai
ahli waris) dan;
2) Mendapat bagian lagi sebagai ahli waris ab intestate
yang besarnya sama dengan anak sah.

Hak/Bagian Suami Atau Istri Tanpa Percampuran Harta


Dalam perkawinan tanpa percampuran harta sama
sekali, berarti harta milik suami atau istri yang hidup terlama
sejak semula perkawinan dilangsungkan terpisah. Jadi cara
pembagiannya, harta peninggalan milik pewaris langsung
dibagikan kepada para ahli waris ab intestate yang dalam hal
ini adalah janda , dengan membagi harta warisan pewarisan
dengan besar yang sama rata dengan anak serta keturunannya
jika ada.
ix

Hak/Bagian Suami Atau Istri Dalam Percampuran Harta


Yang Terbatas
Dalam pembagian harta warisan dengan percampuran
harta yang terbatas, kita harus melihat lebih dahulu apakah
yang dicampur itu untungnya atau ruginya.Jadi terbatas sampai
dimana percampurannya.Setelah diketahui baru dihitung bagian
masing-masing ahli waris.3

Apabila sipewaris tidak meninggalkan anak ataupun cucu,

dimana status hukum janda terhadap warisan yang ditinggalkan oleh

almarhum suaminya sama dengan status hukum seorang anak yang

sah, maka konsekuensi yuridisnya istri yang hidup terlama ini

berhak menerima seluruh warisan pewaris, sebab keberadaan janda

akan menjadi penghalang bagi ahli waris golongan kedua dan

seterusnya untuk tampil menerima warisan.4

Bagian waris Janda Terhadap Harta Bawan Suami Menurut Kompilasi

Hukum Islam

Dalam hukum waris islam, bagian antara ahli waris laki dan

perempuan itu adalah 2:1 , dimana laki-laki mendapat bagian lebih

banyak dibandingkan dengan perempuan.Dalam pasal 180

Kompilasi Hukum Islam yang menyebutkan bahwa, bagi janda

3
Liliana Tedjosaputro, Hukum Waris Menurut Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (Burgerlijke Wetboek), cet. 6 , Aneka Ilmu , Semarang , 2006 , hlm
27-32
4
fitriana ,Perbandingan Pembagian Warisan Untuk Janda Menurut Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata dan Hukum Waris Islam ,Jurnal Ilmu
Hukum Legal Opinion , Ed. 3 Volume 1, 2013 , hlm 4
x

yang ditinggal mati suaminya, maka janda mendapat seperempat

bagian bila pewaris tidak meninggalkan anakatau cucu, dan bila

meninggalkan anak atau cucu maka janda mendapat seperdelapan.

Perhitungan tersebut diatas adalah setelah terlebih dahulu

janda tersebut memperoleh haknya sebesar setengah dari harta

bersama, yang didapatkan selama perkawinan sebagaimana

disebutkan dalam pasal 96 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam yang

menyatakan bahwa :

“apabila terjadi cerai mati maka separuh dari


harta bersama menjadi hak pasangan yang
hidup lebih lama”.
Dengan demikian keseluruhan harta yang dimiliki oleh janda,

separuh harta bersama, dan bagian warisan untuk janda,

sebagaimana disebutkan dalam pasal 180 Kompilasi Hukum Islam.

Persamaan Dan Perbedaan Bagian waris bagi janda terhadap Harta

Bawaan SuamiDalam Pewarisan Menurut KUHPerdata dan

Kompilasi Hukum Islam

Perbedaan Bagian Waris Janda Terhadap Harta Bawan Suami

Menurut KUHPerdata Dan Kompilasi Hukum Islam

Dalam KUHPerdata, Jika pewaris tidak meninggalkan

anak maka janda mendapat seluruh harta warisan dari pewaris

sebab dia mewaris seorang diri saja. Sedangkan dalam Kompilasi


xi

Hukum islam jika pewaris tidak meninggalkan anak maka janda

mendapat ¼ bagian dan mewaris bersama dengan ahli waris

ainnya.Dalam KUHPerdata, keberadaan janda sebagai ahli waris

menutup hak waris dari pada ahli waris golongan 2, golongan 3,

dan golongan 4. Sedangkan dalam Kompilasi Hukum Islam

Kedudukan janda sebagai ahli waris tidak menutup hak waris dari

ahli waris lainnya. Apabila semua ahli waris ada, maka janda

mewaris bersama dengan anak dan orang tua pewaris.

Persamaan Bagian Waris Janda Terhadap Harta Bawan

Suami Menurut KUHPerdata Dan Kompilasi Hukum Islam

Sama-sama menjadikan janda sebagai ahli waris utama.

Dimana selama masih ada janda maka tidak ada yang bisa

menggantikan kedudukan janda sebagai ahli waris suaminya. Dan

Sama-sama memberikan setengah bagian dari harta peninggalan

pewaris yang merupakan harta bersama kepada istri yang hidup

terlama.
xii

III. PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah dalam KUHPerdata

jika tidak ada perjanjian kawin dan atau ketentuan ketentuan lainnya yang

diperjanjikan terhadap harta suami, maka seluruh harta suami saat

meninggal akan menjadi harta warisan yang kemudian akan beralih kepada

janda sebagai salah satu ahli warisnya. Dan bagian yang diperoleh jika

tidak ada perjanjian kawin dan atau ketentuan lainnya, maka istri

mendapat setengah dari harta bersama ditambah bagian dari setengah harta

bersama yang merupakan milik suami , yang pembagiannya sama besar

dengan ahli waris lainnya. Dalam KHI pasal 171 huruf e , disebutkan

bahwa harta bawaan ditambah bagian harta bersama dari pewaris

seluruhnya akan menjadi harta warisan yang akan beralih pada janda

sebagai salah satu ahli warisnya, setelah dikurangi hal-hal yang

membebani harta tersebut. Bagian waris yang diperoleh janda yakni ¼ jika

tidak ada anak, dan 1/8 bagian jika pewaris meninggalkan anak.

Saran

Saran yang dapat penulis kemukakan terkait penelitian ini adalah

sebaiknya suami istri melakukan ketentuan yang jelas terkait harta pribadi

masing-masing serta melakukan pembagian waris sesuai dengan ketentuan

serta aturan yang ada demi menghindari permasalahan yang muncul dari

proses pewarisan khususnya terhadap harta bawaan suami.


xiii

DAFTAR PUSTAKA

Anshary M.K, 2010 Hukum Perkawinan di Indonesia, pustaka pelajar,


Yogyakarta.

fitriana , 2013, Perbandingan Pembagian Warisan Untuk Janda Menurut Kitab


Undang-Undang Hukum Perdata dan Hukum Waris Islam ,Jurnal Ilmu
Hukum Legal Opinion , Ed. 3 Volume 1.
Liliana Tedjosaputro, 2006, Hukum Waris Menurut Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata (Burgerlijke Wetboek), cet. 6 , Aneka Ilmu , Semarang.

Soedaryo Soimin, 2015, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Sinar Grafika,


Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai