JURNAL ILMIAH
Oleh :
AYU SAPUTRI
D1A015038
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2019
ii
Oleh :
AYU SAPUTRI
D1A015038
Menyetujui,
Pembimbing Pertama,
AYU SAPUTRI
D1A015038
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM
ABSTRACT
ABSTRACT
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
dilihat dari Hukum Waris Islam yang bersumber dari pada kitab suci Al-
Qur’an, dan diatur dalam Kompilasi Hukum Islam dan Hukum Waris
Burgerlijke Wetboek (BW) atau yang kita kenal dengan KUH Perdata.
menjelaskan bahwa seorang duda atau janda merupakan seorang ahli waris
kedudukan janda sebagai ahli waris diatur dalam Pasal 832 KUHPerdata
yang menyebutkan bahwa istri atau suami yang hidup terlama adalah salah
Maka dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk mengkaji lebih
bagian waris janda terhadap harta bawaan suami menurut KHI dan
KUHPerdata ?
1
Indonesia, Inpres Nomor 1 Tahun 1991 TentangKompilasi Hukum Islam
ii
KUHPerdata dan mengetahui bagian waris janda atas harta bawaan suami
Aspek Praktis.
terdiri dari bahan hukum primer ( KHI dan KUHPerdata), bahan hukum
permasalahan.
iii
II. PEMBAHASAN
dan KUHPerdata
hibah, wasiat, yang diterima oleh masing-masing suami istri dari orang
perkawinan dilangsungkan maka sejak itu pula atas harta baik milik
menikah akan menjadi harta bersama atau harta persatuan antara suami
dan istri atau tidak ada lagi sebutan harta bawaan bagi istri ataupun suami
menyatakan bahwa :
2
Anshary M.K, Hukum Perkawinan di Indonesia, pustaka pelajar, Yogyakarta ,
2010, hlm 136
iv
istri saat terjadinya perkawinan maka demi hukum akan terjadi persatuan
KUHPerdata
yang hidup terlama adalah salah satu ahli waris suaminya. Sebagaimana
kekayaan suami dan istri , sekedar mengenai itu dengan perjanjian kawin
bawaan dari suami tidak dapat dipindah tangankan sebab semisalnya harta
tersebut adalah harta warisan keluarga yang tidak bisa dimiliki oleh orang
didalam harta warisan pewaris yang akan beralih pada ahli warisnya yakni
istri yang hidup terlama, atau diperjanjikan hanya sebagian dari harta
apabila pewaris meninggal dunia maka sebagian dari harta tersebut akan
termasuk dalam harta warisan suami yang akan beralih pada janda yang
ditinggal mati.
isi dari pada perjanjian perkawinan yang dibuat.Jika tidak ada perjanjian
kawin yang dibuat maka seluruh harta dari suami yang meninggal
termasuk harta bawaannya menjadi harta warisan yang akan beralih pada
ahli warisnya yang dalam hal ini adalah janda ( istri yang hidup terlama).
ayat (1) dan (2), Pernyataan dalam pasal tersebut jelas menyatakan bahwa
dan istri atau tetap akan menjadi harta bawaan masing-masing suami istri,
terjadinya persatuan harta kekayaan milik suami atau istri, harta suami
adalah hak dan milik suami dan harta istri adalah hak dan milik istri serta
Dalam pasal 171 huruf e KHI disebutkan dengan jelas bahwa harta
Kemudian bagi janda yang merupakan salah satu ahli waris suami maka
bawaan suaminya.
Islam
maka secara otomatis harta bawaan baik milik suami maupun istri
akan menjadi harta persatuan yang bulat jika tidak diperjanjikan lain
persatuan harta , harta pribadi milik suami tetap milik suami dan
harta pribadi istri tetap milik istri dan dikuasai oleh masing-masing.
tergantung pada ada atau tidaknya perjanjian kawin yang dibuat oleh
bagian dari harta bersama adalah milik pasangan yang hidup terlama
meninggal.
KUHPerdata
viii
mereka masuk dalam golongan ahli waris pertama. Dalam pasal 852
KUHPerdata dijelaskan terkait bagian waris bagi para ahli waris dalam
janda, yakni :
Hukum Islam
Dalam hukum waris islam, bagian antara ahli waris laki dan
3
Liliana Tedjosaputro, Hukum Waris Menurut Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (Burgerlijke Wetboek), cet. 6 , Aneka Ilmu , Semarang , 2006 , hlm
27-32
4
fitriana ,Perbandingan Pembagian Warisan Untuk Janda Menurut Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata dan Hukum Waris Islam ,Jurnal Ilmu
Hukum Legal Opinion , Ed. 3 Volume 1, 2013 , hlm 4
x
menyatakan bahwa :
Kedudukan janda sebagai ahli waris tidak menutup hak waris dari
ahli waris lainnya. Apabila semua ahli waris ada, maka janda
Dimana selama masih ada janda maka tidak ada yang bisa
terlama.
xii
III. PENUTUP
Kesimpulan
jika tidak ada perjanjian kawin dan atau ketentuan ketentuan lainnya yang
meninggal akan menjadi harta warisan yang kemudian akan beralih kepada
janda sebagai salah satu ahli warisnya. Dan bagian yang diperoleh jika
tidak ada perjanjian kawin dan atau ketentuan lainnya, maka istri
mendapat setengah dari harta bersama ditambah bagian dari setengah harta
dengan ahli waris lainnya. Dalam KHI pasal 171 huruf e , disebutkan
seluruhnya akan menjadi harta warisan yang akan beralih pada janda
membebani harta tersebut. Bagian waris yang diperoleh janda yakni ¼ jika
tidak ada anak, dan 1/8 bagian jika pewaris meninggalkan anak.
Saran
sebaiknya suami istri melakukan ketentuan yang jelas terkait harta pribadi
serta aturan yang ada demi menghindari permasalahan yang muncul dari
DAFTAR PUSTAKA