Anda di halaman 1dari 23

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBAGIAN HARTA KEKAYAAN

DALAM PERKAWINAN BILA TERDAPAT HIBAH MENURUT


UNDANG – UNDANG NO 1 TAHUN 1974 DAN KUHPERDATA
(Studi Putusan Pengadilan Negri Batam No 325 Pdt.G/2018/PN BTM )

JURNAL HUKUM

Diajukan untuk melengkapi tugas – tugas dan memenuhi syarat – syarat


guna menyelesaikan Program Sarjana ( S1) Ilmu Hukum Fakultas Hukum
Universitas Diponegoro Semarang

Oleh :

Tasya Putri Rachman


NIM. 11000118130364

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2022
HALAMAN PENGESAHAN

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBAGIAN HARTA KEKAYAAN

DALAM PERKAWINAN BILA TERDAPAT HIBAH MENURUT

UNDANG – UNDANG NO 1 TAHUN 1974 DAN KUHPERDATA

(Studi Putusan Pengadilan Negri Batam No 325 Pdt.G/2018/PN BTM )

JURNAL HUKUM

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna

menyelesaikan Program Sarjana (S1) Ilmu Hukum

Oleh :

Tasya Putri Rachman

NIM. 11000118130364

Penulisan hukum dengan judul diatas telah disahkan dan disetujui untuk

diperbanyak

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Bambang Eko Turisno, S.H., M.Hum Rahandy Rizki Prananda S.H.,M.H
NIP. 196212091987031001 NIP.199103182018071001
TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBAGIAN HARTA KEKAYAAN
DALAM PERKAWINAN BILA TERDAPAT HIBAH MENURUT
UNDANG – UNDANG NO 1 TAHUN 1974 DAN KUHPERDATA
(Studi Putusan Pengadilan Negri Batam No 325 Pdt.G/2018/PN BTM )

Tasya Putri Rachman, Bambang Eko Turisno, Rahandy Rizki Prananda


Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro
E-mail : tasyaputrir@yahoo.com

Abstrak

Harta kekayaan dalam perkawinan merupakan salah satu permasalahan dalam hukum
perkawinan. Pembagian harta perkawinan menimbulkan masalah saat terjadinya perceraian, serta
terdapat hibah didalamnya dan tidak ada perjanjian kawin yang mengatur pemisahannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaturan hibah dalam harta kekayaan perkawinan
serta mengkaji pembagiannya menurut UUP dan KUH Perdata. Metode pendekatan yang
dipergunakan dalam penelitian hukum ini adalah pendekatan yuridis-normatif atau penelitian
hukum kepustakaan. Hasil penelitian menunjukan Ketentuan harta kekayaan pada perkawinan
menurut Undang – Undang No 1 Tahun 1974 membedakan adanya harta bersama dengan harta
bawaan yang dijelaskan pada Pasal 35. Menurut KUH Perdata, Pasal 119 KUH Perdata
menjelaskan bahwa setelah dilangsungkannya perkawinan maka akan terjadi persatuan bulat
antara suami dan istri. Jika di dalam harta tersebut suami atau isteri menerima hibah, dan
memperjanjikannya dalam perjanjian kawin hibah tidak dapat masuk ke dalam harta persatuan.
Jika terjadi perceraian maka pembagiannya dilakukan dengan membagi rata masing – masing
suami dan isteri mendapat ½ (setengah) bagian dari harta bersama tersebut, hal ini diatur dalam
ketentuan Pasal 128 KUH Perdata. Maka menurut ketentuan KUH Perdata jika tidak ada
perjanjian kawin dan Undang – Undang Perkawinan sama – sama menjelaskan jika hibah yang
termasuk ke dalam harta bawaan tidak dapat dibagi dua.

Kata Kunci : Perkawinan, Harta Kekayaan Perkawinan, Hibah

Abstract
Wealth in marriage is one of the problems in marriage law. The division of property
creates problems when a divorce occurs, and there are grants in it and there is no marriage
agreement that separates them. This study aims to determine the arrangement of grants in marital
assets and to examine their distribution according to the UUP and the Civil Code. The approach
method used in this legal research is a juridical-normative approach or legal research literature.
The results of the study show that property in marriage according to Law No. 1 of 1974
distinguishes the existence of joint assets with inherited assets described in Article 35. According
to the Civil Code, Article 119 of the Civil Code explains that after the marriage takes place there
will be a unanimous alliance between husband and wife. . If in the property the husband or wife
receives a grant, and promises it in a marriage agreement, the grant cannot be included in the
partnership property. In the event of a divorce, the distribution is carried out by dividing equally
each husband and wife receive (half) a share of the joint property, this is regulated in the
provisions of Article 128 of the Civil Code. So according to the provisions of the Civil Code, if
there is no marriage agreement and the Marriage Act, it is equally clear that the grant which is
included in the innate property cannot be divided in two.

Keywords : Marriage, Marital Property, Grant


I. PENDAHULUAN

Manusia adalah makhluk Undangan yang berlaku di Indonesia,


hidup yang tidak dapat hidup sendiri. maka kebenaran perkawinan akan
Dalam kehidupannya manusia terjadi bila memenuhi kondisi formil
membutuhkan orang lain, baik untuk dan materiil beserta mekanisme
kebutuhan jasmani maupun rohani. norma yang dintetukan oleh Undang
Dengan itu, manusia diciptakan – Undang dan aturan
berpasang-pasangan sehingga dapat pelaksanaannya.
membentuk suatu keluarga dan Melalui ikatan perkawinan pula
memiliki keturunan. Ikatan ini kita akan memunculkan sebuah
kenal sebagai Perkawinan. perjanjian, secara umum perjanjian
Perkawinan merupakan suatu perkawinan berisi tentang pengaturan
hak asasi manusia yang dijamin oleh harta kekayaan calon suami dan
Negara Indonesia melalui Pasal 28B isteri. Sedangkan tujuannya untuk
ayat (1) UUD NRI Tahun 1945. mengatur akibat – akibat perkawinan
Menurut Subekti Perkawinan adalah yang menyangkut harta kekayaan
pertalian yang sah antara seorang perkawinan.
laki-laki dan perempuan untuk waktu Perkawinan pula akan
yang lama1. membuat suatu hubungan yang baru
Perkawinan sendiri yaitu hubungan antara suami serta
merupakan materi dalam Hukum isteri termasuk harta pada
Perdata yang banyak menimbulkan perkawinan tersebut. Harta benda
peristiwa hukum yang rumit. Sebab yang timbul dalam perkawinan
sebuah perkawinan itu akan antara suami atau isteri dapat berasal
membentuk keluarga, maka tidak dari harta bawaan masing – masing,
terlepas dari duduk perkara Hukum hutang juga asset yang dibeli atas
Perkawinan. nama bersama.
Menurut pasal 1 Undang – Harta benda yang diperoleh
Undang No 1 Tahun 1974 tentang selama perkawinan sebagai harta
Perkawinan dapat diuraikan jika bersama dan harta bawaan yang
unsur primer dari perkawinan yaitu berasal dari masing – masing suami
adanya persekutuan hidup antara serta isteri dan harta yang diperoleh
seorang laki – laki serta seorang berdasarkan hibah adalah dibawah
wanita, maka Undang – Undang penguasaan masing – masing
Perkawinan menutup kemungkinan sepanjang para pihak tidak
diadakannya perkawinan antara menentukan lain, hal itu dijelaskan
orang – orang yang berjenis kelamin dalam Pasal 35 Undang – Undang
sama. Unsur yang kedua adalah Perkawinan No 1 Tahun 1974.
perkawinan wajib dilakukan Pasal 119 KUH Perdata
berdasarkan Peraturan Perundang – menjelaskan bahwa prinsip harta
benda perkawinan yaitu harta
1
(Nugroho, Integrasi Hukum Eropa
Kontinental Ke Dalam Sistem Hukum Adat , persatuan bulat antara suami dan
2017) R. Subekti, Pokok – Pokok Hukum isteri, sedangkan yang berwenang
Perdata, (Jakarta: Intermasa, 1976), atas harta benda perkawinan adalah
halaman 23
suami, baik untuk harta pribadi isteri. 2003 dan bercerai pada tanggal 20
Harta Kekayaan persatuan Agustus 2018.
dapat bubar karena adanya kematian Lamtiur Gultom sebagai
salah satu pihak, perpisahan meja mantan isteri dan juga sebagai
dan tempat tidur, perpisahan harta Penggugat dalam kasus ini
kekayaan dan perceraian. Setelah menggugat Saut Thomson selaku
bubarnya harta persatuan ini maka mantan suaminya karena tidak
harta persatuan tersebut dibagi dua membagi harta yang didapatkan
antara suami dan isteri atau para ahli selama perkawinan tersebut.
waris mereka masing – masing tanpa Selama perkawinan telah
mempersoalkan dari pihak manakah diperoleh harta kekayaan bersama
barang itu diperolehnya yang Mengingat harta tersebut adalah
dijelaskan dalam Pasal 128 ayat 1 harta yang diperoleh selama
KUH Perdata. perkawinan dan adapula harta yang
KUHPerdata menjelaskan diperoleh secara hibah, maka
bahwa semua harta yang dimiliki Penggugat ingin memerima haknya
oleh suami dan isteri termasuk dalam ½ (seper dua) menjadi bagian hak
harta bersama,UU Perkawinan Penggugat. Maka sang isteri
menyatakan bahwa yang termasuk di mengajukan gugatan kepada
dalam harta bersama hanyalah harta Pengadilan Negeri Batam untuk
yang didapatkan selama pernikahan. menghukum suami dan menyerahkan
Maka, hanya harta yang harta bersamanya pada saat
didapatkan ketika pasangan suami terjadinya perkawinan itu melalui
isteri masih dalam status menikah Putusan Nomor 325 Pdt.G/2018/PN
saja yang akan dibagi ketika terjadi Btm.
perceraian, sedangkan harta yang Adanya hibah yang masuk
dimiliki oleh masing – masing suami kedalam harta kekayaan perkawinan
isteri yang merupakan harta bawaan khususnya harta bersama memiliki
atau warisan masih menjadi milik kecenderungan timbulnya konflik
masing – masing. terhadap pembagiannya pada saat
Hibah dapat termasuk ke terjadi perceraian. Fenomena ini
dalam harta bawaan, pengertian menimbulkan suatu isu hukum
hibah sendiri adalah perjanjian mengenai bagaimanakah proporsi
sepihak yang dilakukan dengan pembagian dan pengaturannya dalam
Cuma – Cuma, artinya bahwa tidak praktik. Hal ini menjadikan isu ini
ada kontra prestasi dari pihak layak untuk diteliti lebih lanjut
penerima hibah. dengan meninjau sejumlah regulasi
Berpotensi menimbulkan yang mengatur mengenai hukum
kompleksitas, bilamana pada saat harta kekayaan di Indonesia dan
bercerai terdapat hibah dalam harta mengkritisi hasil Putusan No 325
persatuan. Hal ini terjadi pada kasus Pdt.G/2018/PN Btm.
perceraian tahun 2018, pasangan Dari uraian diatas maka
suami isteri bernama Lamtiur permasalahan yang dapat disusun
Gultom dan Saut Thomson Pagar antara lain :
Siregar berasal dari Batam yang 1. Bagaimana Ketentuan Hibah
menikah pada tanggal 22 Desember Terhadap Harta Kekayaan
Perkawinan Jika Tidak yang ada. Metode pengumpulan
Terdapat Perjanjian Kawin data pada penelitian Yuridis-nomatif
Menurut Undang – Undang ini memerlukan data sekunder
No 1 Tahun 1974 dan KUH dengan bahan hukum primer,
Perdata ? sekunder, tersier dan lain – lain. Data
2. Bagaimana Pembagian Harta ini diperoleh dari studi pustaka atau
Bersama Pada Pasangan dokumen.
Yang Bercerai dan Terdapat Dalam Deskriptif Analitis
Hibah Pada Putusan No 325 menggunakan metode analisis data
Pdt.G/2018/PN Btm. ? Analisis kualitatif yang menekankan
pada penyimpulan deduktif dan
II. METODE. induktif data. Analisis Kualitatif
Metode pendekatan penelitian tidak menggunakan statistik
ini menggunakan hukum yurids- melainkan melalui pengumpulan data
normatif yaitu penelitian yang yang kemudian dianalisis dan
meletakkan hukum sebagai sebuah diinterpretasikan guna memahami
bangunan sistem norma. Pendekatan masalah – masalah dalam kondisi
dengan metode yuridis normatif ini realitas.3
meneliti bahan pustaka atau bahan
sekunder sebagai bahan penelitian III. HASIL DAN
utama. PEMBAHASAN.
Dalam Penelitian yuridis- A. Ketentuan Hibah Terhadap
normatif ini digunakan pendekatan Harta Kekayaan Perkawinan
kasus (Case Approach) yaitu Jika Tidak Ada Perjanjian
menelaah kasus yang berkaitan Kawin Menurut Undang –
dengan permasalahaan harta bersama Undang No 1 Tahun 1974 dan
dalam perkawinan melalui Putusan KUH Perdata.
Pengadilan Negeri Batam Nomor 1. Harta Kekayaan dalam
325 Pdt.G/2018/PN Btm. Pokok Perkawinan Ditinjau Menurut KUH
kajiannya adalah Ratio decidendi Perdata dan Undang – Undang No 1
atau reasoning yaitu pertimbangan Tahun 1974 Tentang Perkawinan.
pengadilan dalam tercapainya Menurut Ketentuan Pasal 119
putusan tersebut2. KUH Perdata kedudukan suatu harta
Dalam penelitian yuridis bersama dalam perkawinan secara
normatif ini menggunakan hukum telah terjadi persatuan harta
spesifikasi penelitian yakni antara suami dan istri sejak
Deskriptif Preskriptif. Deskriptif dilangsungkannya perkawinan.
preskriptif yaitu penelitian yang Kedudukan hukum harta
bertujuan untuk memberikan yang diperoleh antara pasangan
gambaran atau merumuskan masalah suami dan isteri tersebut selama telah
sesuai dengan keadaan atau fakta terjadinya hubungan perkawinan
akan menjadi harta mereka.
2
Zaini, Zulfi Diane, Implementasi Termasuk suatu hal yang telah dibeli
pendekatan yuridis normatif dan pendekatan
normatif sosiologis dalam penelitian ilmu
3
Albi Anggito dan Johan Setiawan,
hukum, Pranata Hukum Volume 6 Nomor 2, Metodologi Penelitian Kualitatif,
Juli 2011, halaman 129. (Sukabumi: CV Jejak, 2018), halaman 8.
berupa harta saat hubungan isteri yang telah melangsungkan
perkawinan telah berjalan akan perkawinan, hukum harta
menjadi harta bersama antara mereka perkawinan merupakan terjemahan
berdua.4 dari kata
Terdapat pengecualian dalam “huwelijksvermogensrecht”
hal suami atau isteri menerima sedangkan hukum harta benda
warisan atau hibah dari pihak ketiga perkawinan adalah terjemahan dari
dengan ketentuan bahwa warisan kata “huweljksgoderenrecht”.6 Maka
atau hibah tersebut tidak akan masuk dalam suatu perkawinan terdapat tiga
dalam persatuan, hal itu dijelaskan macam harta kekayaan, yaitu :
dalam Pasal 120 KUH Perdata. 1. Harta pribadi suami, adalah
Persatuan harta kekayaan itu meliputi harta bawaan suami yang
segala laba – laba (aktiva) dan beban dibawa sejak sebelum
– beban (pasiva) yang dibawa dalam perkawinan dan harta yang
perkawinan dan yang diperoleh diperolehnya sebagai hadiah
sepanjang perkawinan.5 atau warisan.
Harta benda dalam perkawinan 2. Harta pribadi istri adalah
diatur juga dalam Bab VII Pasal 35 harta bawaan istri yang
sampai dengan pasal 37 Undang – dibawa sejak sebelum
Undang Perkawinan No 1 Tahun perkawinan dan harta yang
1974 . diperolehnya sebagai hadiah
Dalam Pasal 35 ayat (1) atau warisan.
Undang-Undang Perkawinan 3. Harta bersama suami dan
menjelaskan bahwa harta benda yang isteri adalah harta yang
diperoleh selama perkawinan itu diperoleh baik sendiri –
menjadi harta bersama, sedangkan sendiri atau bersama suami
harta bawaan dari masing – masing dan isteri selama dalam
suami dan isteri dan harta benda ikatan perkawinan tanpa
yang diperoleh masing – masing mempersoalkan terdaftar atas
sebagai hadiah atau warisan adalah nama siapapun.7
di bawah penguasaan masing –
masing sepanjang para pihak tidak Mengenai peraturan harta
menentukan hal lain yang dijelaskan benda dalam perkawinan selanjutnya
dalam Pasal 35 ayat (2) Undang- dijelaskan dalam Pasal 36 Undang –
Undang Perkawinan. Undang Perkawinan. Pasal tersebut
Hukum harta perkawinan menjelaskan bahwa jika suami ingin
adalah peraturan hukum yang mengambil Tindakan atas harta
mengatur akibat – akibat perkawinan bersamanya harus ada persetujuan
terhadap harta kekayaan suami dan isteri dan demikian pula sebaliknya.
4 Maka dapat diingat bahwa
Rochaeti, Etty, “Analisis Yuridis Tentang
harta bersama adalah milik suami
Harta Bersama Dalam Perkawinan Menurut
Pandangan Hukum Islam Dan Hukum dan isteri, sehingga masing – masing
Positif”, Jurnal Wawasan Hukum Vol.28
No.1 (2013): 220.
6
Ibid, hal 70.
7
5
Ko Tjay Sing, Hukum Perdata jilid I Arto Mukti, Praktek Perkara Perdata Pada
Hukum Keluarga (diktat lengkap), Seksi Pengadilan Agama (Yogyakarta; Pustaka
Perdata Barat, Fh Undip, 1981, hal 184. Pelajar, 1998), hal 70.
suami maupun isteri memiliki hak Penghibahan harus dilakukan dengan
bagian atas harta bersama sebagai menggunakan akta notaris, selain
milik bersama. cara itu penghibahan dianggap batal.9
Sebelum melangsungkan Dalam hal yang demikian
perkawinan kebanyakan calon suami harus diperhatikan ketentuan dalam
dan isteri akan melakukan perjanjian Pasal 1683 KUHPerdata tersebut
perkawinan, tetapi banyak pula calon yang memerintahkan dilakukannya
suami dan isteri yang tidak penerimaan secara langsung pula,
melakukan perjanjian perkawinan yang dapat dilakukan di dalam
pula. suratnya hibah sendiri atau di dalam
Perjanjian perkawinan suatu akta otentik terkemudian,
merupakan perjanjian atau sedangkan penerimaan itu harus
persetujuan yang dibuat oleh calon dilakukan diwaktu si penghibah
suami isteri, sebelum atau pada saat masih hidup.10
perkawinan dilangsungkan untuk Akta notaris dalam suatu
mengatur akibat – akibat perkawinan hibah tidak hanya berfungsi sebagai
terhapat harta kekayaan mereka.8 alat bukti, tetapi juga sebagai syarat
Salah satu akibat perkawinan sahnya izin hibah. Akibatnya,
terhadap harta kekayaan mereka persetujuan hibah yang tidak dibuat
adalah jika di dalam harta tersebut dengan akta notaris, atau yang dibuat
terdapat hibah yang akan dijelaskan dengan bebas di luar akta notaris,
dibawah ini. batal demi hukum.
Di dalam Undang – Undang
2. Ketentuan Hibah dalam Harta Perkawinan No 1 Tahun 1974 Pasal
Kekayaan Perkawinan. 35 ayat (2) tidak mengatur lebih
Hibah diatur dalam Pasal lanjut tentang hibah, hanya
1666 – Pasal 1693 Kitab Undang- menjelaskan jika harta benda yang
Undang Hukum Perdata. Pasal 1666 diperoleh sebagai hadiah atau
menjelaskan definisi hibah sebagai warisan dibawah penguasaan
berikut : masing-masing suami ataupun istri.
Sedangkan pengertian hadiah disini
“Hibah adalah suatu perjanjian
adalah sesuatu yang diberikan
dengan mana si penghibah, di waktu
kepada orang lain tanpa adanya
hidupnya, dengan cuma-cuma dan
timbal balik atau kompensasi secara
dengan tidak dapat ditarik kembali,
langsung.11
menyerahkan sesuatu benda guna
Menurut R. Subekti Hibah
keperluan si penerima hibah yang
adalah perjanjian “dengan cuma-
menerima penyerahan itu”
cuma” (bahasa Belanda: “omniet”),
Pada dasarnya di dalam KUH
dimana perkataan “dengan cuma-
Perdata telah diatur mengenai tata
cara dan bentuk penghibahan. Hal itu 9
Johari Santoso, Achmad Ali, Hukum
diatur mulai Pasal 1682 sampai Pasal Perjanjian Indonesia, ( Yogyakarta : UII,
1687 dalam KUH Perdata. 1983 ), hlm. 142.
8
10
R. Subekti, Aneka Perjanjian, (Bandung:
Soetojo Prawirohamidjojo,Pluralisme Alumni, 1985), hlm. 103.
dalam perundang-undangan perkawinan di 11
“Pengertian Hadiah”,
Indonesia,Airlangga University Press, https://id.wikipedia.org/wiki/Hadiah, diakses
Surabaya, 1986, hlm.57. tanggal 2 Desember 2021 pukul 8.51 WIB.
cuma” yang tujuannya hanya ketika disahkan oleh pegawai pencatat
terdapat prestasi dari satu pihak perkawinan yang isinya berlaku juga
sementara pihak lain tidak perlu terhadap pihak ketiga sepanjang
memberikan kontra pretasi sebagai adanya pihak ketiga tersebut.
imbalan. Terdapat uji materiil atas
Melalui pengertian hadiah Pasal 29 ayat (1) diatas melalui
diatas dan pengertian hibah menurut Putusan Mahkamah Konstitusi
R. Subekti, maka hibah dapat nomor 69/PUU-XIII/2015 Tahun
dikategorikan sebagai hadiah yang di 2015, Putusan MK 69/2015 itu
maksud dalam Pasal 35 ayat (2) memperluas tentang perjanjian
diatas. perkawinan yang sebelumnya
perjanjian perkawinan hanya dapat
3. Perjanjian perkawinan sebagai dibuat sebelum perkawinan, sekarang
instrument hukum untuk perjanjian perkawinan bisa pula
mengatasi hibah dalam harta dibuat setelah perkawinan
perkawinan. berlangsung.
Hibah dapat diperjanjikan Dalam ketentuan Undang –
dalam suami dan isteri yang memiliki Undang Perkawinan Pasal 29 pula
perjanjian kawin seperti yang menyebutkan jika perjanjian kawin
terdapat dalam Pasal 168 KUH wajib dicatatkan pada Pegawai
Perdata yang berbunyi : Pencatatan Perkawinan atau Notaris.
Di dalam Pasal 152 KUH
“Dalam mengadakan perjanjian Perdata menjelaskan bahwa
perjanjian kawin tidak mengikat
perkawinan, kedua calon suami –
pihak ketiga apabila tidak
isteri, yang satu kepada yang lain
didaftarkan di Pengadilan Negeri
dan/atau sebaliknya, daerah hukumnya perkawinan itu
diperbolehkan memberi setiap dilangsungkan atau jika perkawinan
hibah yang demikian, sepantas berlangsung di luar negeri.
pertimbangan mereka, dengan KUH Perdata memberikan
tak mengurangi kemungkinan pengaturan bahwa perjanjian kawin
akan dilakukannya pengurangan berlaku terhadap pihak ketiga setelah
pada hibah tadi, sekadar didaftarkan di register umum
perbuatan itu kiranya akan Kepaniteraan Pengadilan Negeri
merugikan mereka, yang sedangkan Undang – Undang
menurut undang-undang berhak Perkawinan mengatur bahwa
atas suatu bagian mutlak. ” perjanjian kawin baru mengikat
pihak ketiga jika perjanjian itu
Dalam pasal 29 mengatur dicatatkan pada Pegawai Pencatatan
bahwa kapan perjanjian kawin itu Perkawinan atau Notaris.
dibuat yaitu sebelum perkawinan Menurut Pasal 139 KUH
dilangsungkan kedua pihak atas Perdata perjanjian perkawinan
persetujuan bersama dapat merupakan persetujuan antara calon
mengadakan perjanjian tertulis, suami dan isteri untuk mengatur
mengatur pula keabsahan perjanjian akibat perkawinan terhadap harta
yang menyebutkan bahwa perjanjian kekayaan mereka. Maka, perjanjian
perkawinan ini dapat diadakan dalam Pasal 119 KUH Perdata
hal suami dan isteri akan menjelaskan tentang harta persatuan
mencampuri hartanya secara bulat . Namun jika terdapat
persatuan, maupun dalam hal harta perjanjian dalam perkawinan maka
yang terpisah atau harta diluar hibah termasuk ke dalam harta
persatuan. bawaan sedangkan jika tidak ada
Dalam Pasal 139 KUH perjanjian maka hibah termasuk ke
Perdata menyebutkan dengan dalam harta persatuan.
mengadakan perjanjian perkawinan Dalam Undang-Undang
maka kedua calon suami dan istri Perkawinan Pasal 35 ayat (2), jika
berhak menyiapkan beberapa tidak ada perjanjian kawin yang
penyimpangan dari peraturan mengatur pisah harta. Penerapan
Undang-undang sekitar persatuan Pasal 35 ayat (2) itu masih bias
harta kekayaan, asal perjanjian itu dalam prakteknya.
tidak menyalahi tata susila yang baik Undang – Undang
atau tata tertib umum dan asal di Perkawinan terdapat perlindungan
indahkan pula segala ketentuan hukum terhadap harta bawaan dan
dibawah ini.12 hibah, sehingga tanpa dibuat
Perjanjian perkawinan harus perjanjian kawin jika kemudian
dibuat dengan Akta Notaris sebelum perkawinan putus maka harta bawaan
diberlangsungkannya perkawinan dan hibah tetap menjadi milik pihak
dan tidak boleh ditarik Kembali atau yang membawa.
diubah dengan cara apapun selama Sedangkan menurut KUH
berlangsungnya perkawinan itu, Perdata dalam persatuan bulat dan
dijelaskan dalam Pasal 147 KUH kemudian persatuan itu putus maka
Perdata. harta bawaan menjadi hak berdua
Perjanjian kawin dapat suami isteri yang harus dibagi sama
melindungi salah satu pihak dari rata.
adanya tanggungan hutang piutang Menurut pasal 66 Undang –
yang dilakukan oleh pasangannya Undang No 1 Tahun 1974
sebelum menikah, karena perjanjian keberadaan harta yang diperoleh dari
kawin ini memberikan perlindungan hibah dalam persatuan bulat
hukum terhadap harta bawaan isteri. dikesampingkan.
Bilamana sejak awal dibuat
perjanjian kawin yang mengatur B. Pembagian Harta
pemisahan harta antara suami dan Kekayaan Perkawinan Pada
isteri, jika ada perceraian maka salah Pasangan Yang Bercerai dan
satu pihak dibebani dengan Terdapat Hibah Pada Putusan
kewajiban – kewajiban maka para No 325 Pdt.G/2018/PN Btm.
pihak akan berfikir ulang untuk 1. Pembagian Hibah Dalam Harta
mengajukan cerai. Kekayaan Perkawinan Pada Saat
Perceraian.
Menurut KUH Perdata Pasal
12
207 perceraian merupakan
R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Kitab penghapusan perkawinan dengan
Undang-Undang Hukum Perdata,Pradnya
putusan hakim atas tuntutan salah
Paramita, Jakarta, 1978, hlm. 51.
satu pihak dalam perkawinan itu Sedangkan pengertian
berdasarkan alasan-alasan yang perkawinan menurut R. Soetojo
tersebut dalam Undang – Undang. Prawiroharmidjojo dan Aziz
Perceraian hanya dibenarkan Saefuddin menjelaskan perceraian
untuk alasan – alasan yang telah berlainan dengan pemutusan
ditentukan oleh Undang – Undang perkawinan sesudah perpisahan meja
Perkawinan. Berdasarkan pasal 19 dan tempat tidur yang didalamnya
PP No 9 Tahun 1975 tentang tidak terdapat perselisihan bahkan
Pelaksanaan Undang – Undang No 1 ada kehendak baik dari suami
Tahun 1974 menyebutkan bahwa maupun isteri untuk pemutusan
perceraian terjadi karena alasan perkawinan, perceraian selalu
sebagai berikut : berdasar pada perselisihan antara
1. Salah satu pihak berbuat zina, suami dan isteri.14
pemadat, penjudi dan lainnya Sehubungan dengan
yang sukar disembuhkan. pembagian hartanya jika terjadi
2. Salah satu pihak meninggalkan perceraian menurut Pasal 128 KUH
pihak lain dua tahun berturut- Perdata ketika pasangan suami dan
turut tanpa seizin pihak lain dan isteri bercerai maka hartanya harus
tanpa alasan yang sah. dibagi rata antara pihak suami
3. Salah satu pihak mendapat maupun istri, harta ini meliputi
hukuman penjara 5 (lima) tahun keuntungan maupun kerugian yang
atau hukuman yang lebih berat diperoleh selama mereka masih
setelah perkawinan berlangsung. memiliki status menikah.
4. Salah satu pihak melakukan Perjanjian kawin dalam hal
kekejaman atau penganiyaan ini juga mempengaruhi tentang
berat yang mengancam jiwa pembagian hartanya, dalam Pasal
pihak lain. 150 KUH Perdata menjelaskan
5. Salah satu pihak mendapat cacat bahwa jika tidak ada gabungan harta
badan atau penyakit yang sukar bersama maka terhadap barang –
disembuhkam sehingga tidak barang bergerak tidak dapat
bisa menjalankan kewajibannya dibuktikan jika tidak dicantumkan
sebagai suami atau isteri. dalam perjanjian. Jika sebelum
6. Serta antara suami dan isteri perkawinan calon suami dan istri
terjadi perselisihan dan yang akan menikah membuat
pertengkaran terus menerus perjanjian kawin tentang harta
sehingga tidak ada harapan bawaannya maka harta tersebut
untuk dirukunkan. dibawah penguasaan dirinya sendiri,
kecuali dalam hal tidak adanya
Menurut Subekti perceraian perjanjian kawin yang dibuat maka
adalah penghapusan perkawinan harta tersebut masuk ke dalam harta
dengan putusan hakim atau tuntutan persatuan.
salah satu pihak dalam perkawinan Berdasarkan Pasal 153 KUH
itu.13 Perdata, dalam hal mengenai harta
14
R.Soetojo Prawirohamidjojo dan Azis
13
Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, Safioedin, Hukum Orang Dan Keluarga,
( Jakarta : Intermasa,1985 ), hlm. 23 (Bandung : Alumni, 1986) hlm.109.
bersama pasti berlaku sama sesuai Jika hibah diberikan pada saat
dalam perjanjian perkawinan selama perkawinan berlangsung maka hibah
tidak ada yang menyimpang, jika di juga termasuk ke dalam harta
dalam perjanjian tersebut merugikan persatuan yang dapat dibagi dua
istri atau para ahli warisnya maka ketika adanya perceraian sesuai
mereka berhak untuk melepaskan diri dengan Pasal 119.
dari perjanjian tersebut. Kecuali jika diawal
Begitupun halnya dengan perkawinan membuat perjanjian
hibah, Pasal 154 KUH Perdata kawin yang menyatakan bahwa hibah
menyebutkan bahwa “ Perjanjian tersebut ingin dimasukkan ke dalam
kawin, demikian pula hibah-hibah harta bersama maka sesuai perjanjian
yang berkenaan dengan perkawinan, itu harus dibagi sama rata ketika
tidak berlaku bila tidak diikuti oleh adanya perceraian.
perkawinan.” Undang – Undang No 1
Jika di awal perkawinan baik Tahun 1974 tentang Perkawinan
calon suami dan istri menyebutkan Pasal 39 menjelaskan bahwa
dalam perjanjian kawin adanya hibah perceraian secara sah menurut
terhadap hartanya maka ketika peraturannya hanya dapat
bercerai hibah tersebut di bawah dilaksanakan di depan Pengadilan,
penguasaan masing – masing suami untuk melakukan perceraian harus
dan istri ketika mereka bercerai. ada cukup alasan bahwa pasangan
Jika para calon suami atau suami dan isteri itu tidak akan dapat
istri tidak membuat perjanjian kawin rukun Kembali.
maka harta tersebut akan otomatis Pembagian harta menurut
menjadi harta persatuan yang wajib Undang – Undang No 1 Tahun 1974
dibagi menjadi dua ketika nanti tentang Perkawinan ketika bercerai
bercerai. selanjutnya diatur dalam Pasal 37 .
Dalam ketentuan pembagian Tetapi tidak dijelaskan lebih
harta kekayaan tersebut, KUH lanjut bagaimana penyelesaiannya,
Perdata hanya berlaku bagi golongan maka menurut pasal tersebut
tionghoa dan tidak berlaku bagi pembagiannya bisa dilakukan
golongan timur asing bukan berdasarkan hukum agama dan
tionghoa. menurut hukum adat.
Ketika terdapat hutang Jika dilihiat lagi mengenai
selama perkawinan berlangsung Pasal 35 Undang – Undang
maka ketika bercerai masing – Perkawinan Tahun 1974 mengenai
masing tetap bertanggung jawab atas hibah yang terdapat dalam
hutang yang telah dibuatnya, maka perkawinan termasuk ke dalam harta
ketika suami yang berhutang isteri bawaan yang tidak dapat dibagi
dapat dituntut terkait hutang – hutang ketika terjadinya perceraian.
yang dibuat suaminya begitupun Pembagian harta bersama
sebaliknya. Namun jika hutang pada kasus cerai hidup maupun kasus
tersebut dibawa sebelum perkawinan cerai mati,menurut ketentuan yang
maka suami atau isteri tidak dapat diatur dalam Pasal 128 KUH Perdata
dituntut terkait hutang tersebut. maupun dalam UU Perkawinan no 1
Tahun 1974 tentang perkawinan dan
Kompilasi Hukum Islam masing – Selatan : Perumnas, Jln.
masing menyebutkan bahwa Karimun Raya Blok K No 23.
pembagian antara pasangan suami Adapun rumah tersebut saat
dan isteri mendapat seperdua bagian ini dibawah penguasaan
yang sama. Penggugat.
b. Tanah yang terletak di Jln.
2. Kronologi Kasus pada Putusan Kavling Lama Rt 05 Rw 12,
No 325 Pdt.G/2018/PN Btm. Kelurahan Sagulung Kota,
Pada tanggal 10 Desember Kecamatan Sagulung – Batam,
2018 Lamtiur Gulton menggugat dengan luas kurang lebih 500
Saut Thomson karena masalah harta meter persegi, yang di peroleh
bersama yang belum di bagi, yang di pada tahun 2003, yang mana di
daftarkan di Kepaniteraan atas lahan tersebut terdapat 5
Pengadilan Negeri Batam di bawah (lima) unit semi ruko, 5 (lima)
register perkara perdata Nomor rumah kost-kostan dan 1 (satu)
325/Pdt.G/2018/PN.Btm. gudang besi tua, atas nama
Lamtiur Gulton dan Saut SAUT THOMSON PAGAR
Thomson resmi bercerai pada tanggal SIREGAR, yang di peroleh pada
20 Agustus 2018 berdasarkan tahun 2003, dengan batas – bata
Putusan Pengadilan Negeri Batam sebagai berikut :
Nomor : 72/PDT.G/2018/PN.Btm. Timur : Parit
Sebelumnya pada tanggal 27 Barat : Jalan
Desember 2003 Lamtiur Gulton dan Utara : Jalan
Saut Thomson telah melakukan Selatan : Perumnas, Jln. Karimun
pernikahan secara Kristen dan Raya Blok K No. 22
dicatatkan di catatan sipil. Adapun tanah tersebut
Bahwa selama dalam ikatan beserta 5 (lima) unit semi ruko,
perkawinan tersebut telah 5 (lima) rumah kost- kostan dan
memperoleh harta pendapatan 1 (satu) gudang besi tua saat ini
bersama yaitu berupa sebagai berikut dibawah penguasaan Tergugat
: dan oleh Tergugat disewakan
a. Rumah yang telah direnovasi kepada orang lain dan uang sewa
dan di tambah bangunannya di ambil oleh Tergugat.
menjasi 2 lantai, beralamat di c. Ruko yang beralamat di
Komplek Perumnas, Jln. Komplek Pertokoan Cipta
Karimun Raya Blok K No 22, Diamond No. 15, Kelurahan
Kelurahan Sagulung Kota, Sagulung Kota, Kecamatan
Kecamatan Sagulung – Batam, Sagulung – Batam, atas nama
atas nama SAUT THOMSON SAUT THOMSON PAGAR
PAGAR SIREGAR, yang SIREGAR, yang di peroleh pada
diperoleh pada tahun 2004 tahun 2014, dengan batas – batas
dengan batas – batas sebagai sebagai berikut :
berikut : Timur : Perumahan cipta
Timur : Parit diamond no 1 sagulung batam.
Barat : Jalan Barat : Jalan
Utara : Rumah kost – kostan Utara : Pertokoan Cipta
Diamond No 14. Tergugat dan oleh Tergugat
Selatan : Tanah Kosong disewakan kepada orang lain
Adapun ruko tersebut saat dan uang sewa di ambil oleh
ini dibawah penguasaan Tergugat.
Tergugat dan oleh Tergugat f. Rumah yang beralamat di
disewakan kepada orang lain Kavling Saguba Blok B No.
dan uang sewa di ambil oleh 82, Kelurahan Sagulung
Tergugat. Kota, Kecamatan Sagulung –
d. Rumah yang beralamat di Batam, atas nama SAUT
Komplek Perumahan THOMSON PAGAR
Anggara Graha Blok M No. SIREGAR, yang diperoleh
12, Kelurahan Sagulung pada tahun 2007, dengan
Kota, Kecamatan Sagulung – batas – batas sebagai
Batam, atas nama SAUT berikut :
THOMSON PAGAR Timur : Jalan
SIREGAR, yang diperoleh Barat : Kavling Saguba Blok
pada tahun2006, dengan B No 97.
batas – batas sebagai Utara : Kavling Saguba blok
berikut : B no 81.
Timur : Villa Namora Selatan : Jalan
Barat : Jalan Adapun rumah tersebut
Utara : Perumahan Anggara saat ini dibawah penguasaan
Graha Blok M No.11 Tergugat dan oleh Tergugat
Selatan : Perumahan disewakan kepada orang lain
Anggara Graha Blok N No. 1 dan uang sewa di ambil oleh
Adapun rumah tersebut saat Tergugat.
ini di bawah penguasaan g. Dua unit kios dan pencucian
Tergugat. mobil terletak di lahan
e. Rumah yang beralamat di Pertokoan Cipta Diamond,
Kavling Saguba Blok B No. Kelurahan Sagulung Kota,
82, Kelurahan Sagulung Kecamatan Sagulung – Batam,
Kota, Kecamatan Sagulung – atas nama Saut Thomson Pagar
Batam, atas nama SAUT Siregar, dua unit kios dan
THOMSON PAGAR pencucian mobil tersebut saat ini
SIREGAR, yang diperoleh dibawah penguasaan Tergugat
pada tahun 2007, dengan dan oleh tergugat disewakan
batas – batas sebagai kepada orang lain dan uang sewa
berikut : di ambil oleh tergugat.
Timur : Jalan
Barat : Kavling Saguba Blok 3. Analisis Kasus Pembagian Harta
B No 97. Kekayaan Menurut Aturan Hukum
Utara : Kavling Saguba Blok Indonesia jika Terdapat Hibah di
B No 81 Dalamnya dan Analisis Memakai
Selatan : Jalan Teori Keadilan John Rawls.
Adapun rumah tersebut saat Tentang pertimbangan
ini dibawah penguasaan hukumnya, hakim menimbang bahwa
dalam jawabannya Tergugat telah dengan luas kurang lebih 500
mengajukan eksepsi mengenai meter persegi, yang di peroleh
gugatan kabur atau yang disebut pada tahun 2003, yang mana di
sebagai Obscuur Libel. atas lahan tersebut terdapat 5
Perlu diketahui berdasarkan (lima) unit semi ruko, 5 (lima)
Pasal 163 HIR Penggugat maupun rumah kost-kostan dan 1 (satu)
Tergugat berkewajiban untuk gudang besi tua, atas nama
membuktikan dalil gugatannya. SAUT THOMSON PAGAR
Maka Tergugat dalam menguatkan SIREGAR, yang di peroleh pada
dalilnya telah mengajukan bukti surat tahun 2003, dengan batas – bata
dan Saksi yang bernama Sri sebagai berikut :
Murniati, Rosdiana P Moko Dompit Timur : Parit
dan Farida Silaen dan Penggugat pun Barat : Jalan
telah mengajukan bukti surat serta Utara : Jalan
saksi yang bernama Herman Gultom, Selatan : Perumnas, Jln. Karimun
Darwan Tampubolon dan Betaria Raya Blok K No. 22
Sihite. Adapun tanah tersebut
Melalui saksi dan surat – beserta 5 (lima) unit semi ruko,
surat tersebut Majelis telah 5 (lima) rumah kost- kostan dan
melakukan pemeriksaan setempat 1 (satu) gudang besi tua saat ini
pada tanggal 21 Maret 2019. dibawah penguasaan Tergugat
Hakim berpendapat terhadap harta : dan oleh Tergugat disewakan
a. Rumah yang telah direnovasi kepada orang lain dan uang sewa
dan di tambah bangunannya di ambil oleh Tergugat.
menjasi 2 lantai, beralamat di c. Ruko yang beralamat di
Komplek Perumnas, Jln. Komplek Pertokoan Cipta
Karimun Raya Blok K No 22, Diamond No. 15, Kelurahan
Kelurahan Sagulung Kota, Sagulung Kota, Kecamatan
Kecamatan Sagulung – Batam, Sagulung – Batam, atas nama
atas nama SAUT THOMSON SAUT THOMSON PAGAR
PAGAR SIREGAR, yang SIREGAR, yang di peroleh pada
diperoleh pada tahun 2004 tahun 2014, dengan batas – batas
dengan batas – batas sebagai sebagai berikut :
berikut : Timur : Perumahan cipta
Timur : Parit diamond no 1 sagulung batam.
Barat : Jalan Barat : Jalan
Utara : Rumah kost – kostan Utara : Pertokoan Cipta
Selatan : Perumnas, Jln. Diamond No 14.
Karimun Raya Blok K No 23. Selatan : Tanah Kosong
Adapun rumah tersebut saat Adapun ruko tersebut saat
ini dibawah penguasaan ini dibawah penguasaan
Penggugat. Tergugat dan oleh Tergugat
b. Tanah yang terletak di Jln. disewakan kepada orang lain
Kavling Lama Rt 05 Rw 12, dan uang sewa di ambil oleh
Kelurahan Sagulung Kota, Tergugat.
Kecamatan Sagulung – Batam, d. Rumah yang beralamat di
Komplek Perumahan atas nama Saut Thomson Pagar
Anggara Graha Blok M No. Siregar, dua unit kios dan
12, Kelurahan Sagulung pencucian mobil tersebut saat ini
Kota, Kecamatan Sagulung – dibawah penguasaan Tergugat
Batam, atas nama SAUT dan oleh tergugat disewakan
THOMSON PAGAR kepada orang lain dan uang sewa
SIREGAR, yang diperoleh di ambil oleh tergugat.
pada tahun2006, dengan
batas – batas sebagai Hakim berpendapat bahwa
berikut : harta diatas tersebut merupakan harta
Timur : Villa Namora bersama sesuai dengan ketentuan
Barat : Jalan Pasal 35 ayat (1) Undang – Undang
Utara : Perumahan Anggara No 1 Tahun 1974 dalam perkawinan
Graha Blok M No.11 antara Penggugat dan Tergugat
Selatan : Perumahan tersebut sehingga cukup untuk dibagi
Anggara Graha Blok N No. 1 2 (dua).
Adapun rumah tersebut saat Pembagian harta bersama ini
ini di bawah penguasaan harus mengikuti aturan – aturan yang
Tergugat. diatur dalam Undang – Undang
e. Rumah yang beralamat di Perkawinan yang dimana pembagian
Kavling Saguba Blok B No. harta bersama ini dilakukan melalui
82, Kelurahan Sagulung proses sidang di Pengadilan yang
Kota, Kecamatan Sagulung – harus dihadiri oleh kedua belah
Batam, atas nama SAUT pihak. Pembagian harta bersama
THOMSON PAGAR diatas berarti dilakukan dengan
SIREGAR, yang diperoleh membagi rata masing – masing
pada tahun 2007, dengan suami dan isteri mendapat ½
batas – batas sebagai (setengah) bagian dari harta bersama
berikut : tersebut, hal ini diatur dalam Pasal
Timur : Jalan 128 KUH Perdata.
Barat : Kavling Saguba Blok Pertimbangan Hakim
B No 97. selanjutnya terhadap hibah :
Utara : Kavling Saguba blok a. Rumah yang beralamat di
B no 81. Kavling Saguba Blok B No. 82,
Selatan : Jalan Kelurahan Sagulung Kota,
Adapun rumah tersebut Kecamatan Sagulung – Batam,
saat ini dibawah penguasaan atas nama SAUT THOMSON
Tergugat dan oleh Tergugat PAGAR SIREGAR, yang
disewakan kepada orang lain diperoleh pada tahun 2007,
dan uang sewa di ambil oleh dengan batas – batas sebagai
Tergugat. berikut :
f. Dua unit kios dan pencucian Timur : Jalan
mobil terletak di lahan Barat : Kavling Saguba Blok
Pertokoan Cipta Diamond, B No 97.
Kelurahan Sagulung Kota, Utara : Kavling Saguba Blok
Kecamatan Sagulung – Batam, B No 81
Selatan : Jalan golongan Tiong Hoa. Maka
Adapun rumah tersebut saat berlakulah pasal 35 ayat (2) Undang
ini dibawah penguasaan – Undang No 1 Tahun 1974 tentang
Tergugat dan oleh Tergugat Perkawinan.
disewakan kepada orang lain Pembagian harta tersebut
dan uang sewa di ambil oleh memakai Landasan Hukum Undang
Tergugat. – Undang No 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan karena pada dasarnya
Berdasarkan bukti berupa apabila seorang suami dan istri
pernyataan hibah dari saksi dinyatakan cerai oleh pengadilan,
Rosidiana Mokodompit, oleh karena maka harta kekayaannya harus dibagi
itu berdasarkan kepada ketentuan rata bagi kedua suami istri itu.
Pasal 35 ayat (2). Selama suami istri masih
Menurut Pertimbangan dalam perkawinan, harta kekayaan
Hakim dan melihat Ketentuan Pasal yang dimaksud dalam keadaan ini
tersebut, harta bawaan yang dimiliki meliputi semua keuntungan dan
oleh Saut Thomson yang berupa kerugian yang diperoleh dari usaha
hibah sebuah rumah tidak dapat yang dimiliki oleh mereka. Semua
dibagi dua . Karena harta tersebut harta kekayaan yang dimiliki oleh
adalah hibah yang dimiliki Saut suami istri sejak perkawinan
Thomson yang disaksikan oleh termasuk dalam harta bersama sekali
Rosidiana. lagi.
Disebutkan bahwa pada awal Dilihat menurut Teori
perkawinan baik suami maupun istri Keadilan John Rawls dalam
tidak membuat perjanjian kawin bukunya a theory of justice (1971)
terkait hibah tersebut maka menurut menjelaskan teori keadilan sosial
Pasal 35 ayat (2) Hibah itu termasuk sebagai the different principle dan
ke dalam Harta Bawaan yang the principle of fair equality of
dibawah penguasaan masing – opportunity. Inti the difference
masing para pihak dan tidak dapat principle adalah bahwa perbedaan
dibagi. sosial dan ekonomi harus diatur
Berbeda dengan Pasal 119 agar memberikan manfaat yang
KUH Perdata yang menyatakan paling besar bagi mereka yang
bahwa ketika perkawinan paling kurang beruntung.15
berlangsung dan tidak ada perjanjian Teori keadilan Rawls dapat
kawin maka akan terjadi persatuan disimpulkan memiliki inti sebagai
bulat antara kekayaan suami dan berikut:
istri. 1. Memaksimalkan kemerdekaan.
Maka hibah tersebut masuk Pembatasan terhadap
ke dalam harta persatuan yang wajib kemerdekaan ini hanya untuk
untuk dibagi dua. Tetapi pada
dasarnya ketentuan dalam KUH
Perdata itu hanya untuk golongan 15
Brian Duignan, “John Rawls Filsuf
Tiong Hoa saja, sedangkan dalam Amerika,” dalam
kasus tersebut, suami dan istri itu https://www.britannica.com/biography/
beragama Kristen namun bukan John-Rawls (diakses pada tanggal 3 Januari
2022, jam 8.18 WIB).
kepentingan kemerdekaan itu (lima) unit semi ruko, 5 (lima)
sendiri, rumah kost-kostan dan 1 (satu)
2. Kesetaraan bagi semua orang, gudang besi tua, atas nama
baik kesetaraan dalam SAUT THOMSON PAGAR
kehidupan sosial maupun SIREGAR, yang di peroleh pada
kesetaraan dalam bentuk tahun 2003, dengan batas – bata
pemanfaatan kekayaan alam sebagai berikut :
(“social goods”). Pembatasan Timur : Parit
dalam hal ini hanya dapat Barat : Jalan
dizinkan bila ada kemungkinan Utara : Jalan
keuntungan yang lebih besar. Selatan : Perumnas, Jln.
3. Kesetaraan kesempatan untuk Karimun Raya Blok K No. 22
kejujuran, dan penghapusan
terhadap ketidaksetaraan Oleh karena rumah tersebut
berdasarkan kelahiran dan (dalam Penguasaan Penggugat) dan
kekayaan. tanah tersebut beserta 5 unit semi
Dalam kasus tersebut Majelis ruko, 5 rumah kost-kostan dan 1
Hakim pun menimbang bahwa dalam gudang besi tua berada dalam areal
gugatannya Penggugat menurut yang bersebelahan guna menjamin
haknya secara alternatif maka biaya hidup istri bersama anaknya
mengenai: maka Majelis Hakim berpendapat
a. Rumah yang telah direnovasi bahwa cukup adil dan beralasan
dan di tambah bangunannya hukum untuk dinyatakan menjadi
menjadi 2 lantai yang beralamat bagian dari hak istri.
di Komplek Perumnas, Jln. Dalam kasus pembagian harta
Karimun Raya Blok K No 22, diatas yang didalamnya terdapat
Kelurahan Sagulung Kota, harta hibah dapat dikategorikan
Kecamatan Sagulung – Batam, sebagai harta bawaan ( hadiah )
atas nama SAUT THOMSON sepanjang tidak ditentukan lain dan
PAGAR SIREGAR, yang tidak dapat dibagi kepada istri.
diperoleh pada tahun 2004 Maka pertimbangan hakim
dengan batas – batas sebagai untuk kasus diatas dilihat melalui
berikut : Teori Keadilan John Rawls sudah
Timur : Parit. cukup adil untuk para suami dan istri
Barat : Jalan. tersebut. Karena Hakim memenuhi
Utara : Rumah kost – kostan. prinsip keadilan John Rawls salah
Selatan : Perumnas, Jln. satunya adalah kesetaraan bagi
Karimun Raya Blok K No. 23 semua orang, jadi Hakim tidak hanya
b. Tanah yang terletak di Jln. melihat dari sisi harta bersama tetapi
Kavling Lama RT 05 RW 12, juga melihat harta hibah yang
Kelurahan Sagulung Kota, dimiliki oleh suami.
Kecamatan Sagulung – Batam,
dengan luas kurang lebih 500 IV. KESIMPULAN.
meter persegi, yang di peroleh Berdasarkan hasil penelitian dan
pada tahun 2003, yang mana di Analisa masalah pada bab
atas lahan tersebut terdapat 5
sebelumnya, maka dapat atas nama Saut Thomson Pagar
disimpulkan, bahwa : Siregar tidak bisa dibagi dua
1. Ketentuan harta kekayaan karena rumah tersebut adalah
bersama pada perkawinan rumah yang dihibahkan.
menurut Undang – Undang No 1 Sedangkan harta yang lainnya
Tahun 1974 Tentang merupakan harta bersama yang
Perkawinan membedakan wajib dibagi dua kepada istri.
adanya harta bersama dengan Menurut Teori Keadilan John
harta bawaan. Harta benda Rawls pembagian harta tersebut
yang diperoleh selama sudah cukup adil untuk para
perkawinan itu menjadi harta suami dan istri karena telah
bersama sedangkan harta memenuhi salah satu prinsip
bawaan dari masing – masing keadilan John Rawls yaitu
suami dan isteri dan harta benda kesetaraan bagi semua orang.
yang diperoleh masing – masing
sebagai hibah atau warisan V. DAFTAR PUSTAKA
adalah dibawah penguasaan Buku Literatur
masing – masing sepanjang para Anggito, A. (2018). Metodologi
pihak tidak menentukan lain. Penelitian Kualitatif.
Hibah termasuk kedalam Sukabumi: CV Jejak.
harta bawaan sehingga hibah Anshori, A. G. (2011). Filsafat
tersebut berada dibawah masing Hukum Hibah dan Wasiat di
– masing suami atau isteri yang Indonesia. Yogyakarta:
mendapatkan. Menurut Kitab Gadjah Mada University.
Undang – Undang Hukum Fayzee, A. (1961). Pokok - Pokok
Perdata menjelaskan bahwa Hukum Islam II. Jakarta:
secara hukum sejak Tintamas.
dilangsungkannya perkawinan Hajar, M. (2015). Model - Model
maka akan terjadi persatuan Pendekatan Dalam
harta bersama antara suami dan Penelitian Hukum dan Fiqh.
isteri secara langsung. Namun Riau: UIN.
jika di dalam harta tersebut Harahap, M. Y. (2012). Hukum
suami atau isteri menerima Acara Perdata tentang
warisan atau hibah, jika tidak Gugatan Persidangan,
diperjanjikan maka hibah masuk Penyitaan, dan Putusan
kedalam harta persatuan. Pengadilan. Jakarta: Sinar
2. Pembagian harta bersama pada Grafika.
Putusan No 325 J.Satrio. (1993). Hukum Harta
Pdt.G/2018/PN.Btm berdasarkan Perkawinan. Bandung: Citra
alat bukti yang telah diajukan Aditya Bhakti.
kedua belah pihak maka Kuzari, A. (1995). Nikah Sebagai
terhadap hibah yang berupa Perikatan. Jakarta: PT Raja
rumah yang beralamat di Grafindo.
Kavling Saguba Blok B No 82, Lebacqz, K. (1986). Teori - Teori
Kelurahan Sagulung Kota, Keadilan. Bandung: Nusa
Kecamatan Sagulung – Batam, Media.
Mukti, A. (1998). Praktek Perkara Subekti, R. (2008). Kitab Undang -
Perdata Pada Pengadilan Undang Hukum Perdata.
Agama. Yogyakarta: Pustaka Jakarta: PT Pradnya
Pelajar. Paramita.
Nugroho, B. D. (2017). Hukum
Perdata Indonesia : Integrasi
Hukum Eropa Kontinental ke
Dalam Sistem Hukum Adat
Nasional. Bandung: Refika
Aditama.
Nurbani, S. H. (2013). Penerapan
Teori Hukum Pada
Penelitian Tesis dan
Disertasi. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Praja, J. S. (2009). Teori - Teori
Hukum. Bandung: UIN.
Prawirohamidjojo, S. (1986).
Pluralisme dalam Perundang
- Undangan Perkawinan
Indonesia. Surabaya:
Airlangga University.
Prodjodikoro, W. (1991). Hukum
Perkawinan di Indonesia.
Jakarta: Sumur Bandung.
Rawls, J. (2011). A Theory of
Justice. Yograkarta: Pustaka
Pelajar.
Safioedin, A. (1986). Hukum Orang
dan Keluarga. Bandung:
Alumni.
Santoso, J. (1983). Hukum
Perjanjian Indonesia.
Yogyakarta: UII.
Sing, K. T. (1981). Hukum Perdata
jilid I Hukum Keluarga.
Semarang: Undip.
Soemiyati. (2007). Hukum
Perkawinan Islam dan
Undang - Undang
Perkawinan. Yogyakarta:
Liberty.
Subekti, R. (1985). Aneka
Perjanjian. Bandung:
Alumni.
Subekti, R. (1976). Pokok - Pokok Hukum Perdata. Jakarta: Intermasa.
Sudarsono. (2007). Kamus Hukum. Rincka Cipta: Jakarta.
Susanto, H. (2008). Pembagian Harta Gono - Gini Saat Terjadinya Perceraian.
Jakarta: Visi Media.
Wignjodipuro, S. (1987). Pengantar dan Asas-Asas Hukum Adat. Jakarta: Haji
Masagung.
Yunanto. (2010). Hukum Perkawinan Indonesia. Semarang: Universitas
Diponegoro.

Jurnal dan Artikel Ismihayati, Nur. 2010. “Pandangan


Masyarakat Mengenai Pembagian
Adawiyah, Rabiatul. 2014. Harta Bersama Berdasarkan Besaran
“Penyelesaian Sengketa Harta Kontribusi Dalam Perkawinan.”
Bersama dengan Harta Jurnal Fakultas Hukum Universitas
Bawaan.” Jurnal Fakultas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim.
Hukum Universitas Faiz, P. M. (2006). Teori Keadilan.
Hasanuddin . Jurnal Hukum, 90. Hukum
Aulia, Akbar. 2017. “Perjanjian Vol 28 No 1, 220.
Perkawinan Terhadap Harta Fattah, D. (2013). Toeri Keadilan
yang Diperoleh Selama John Rawls. Jurnal TAPIs
Perkawinan Pasca Vol 9 No 2, 13.
Perceraian.” Jurnal Fakultas Mushafi. (2021). Tinjauan Hukum
Hukum Universitas Atas Pembagian Harta Gono
Sriwijaya. Guni Pasangan Suami Istri
Andayani, I. (2005). Keberadaan Yang Bercerai. Jurnal
Harta Perkawinan Dalam Fakultas Hukum Vol 2 No 1,
Problematika Perkawinan. 15.
Jurnal Hukum Vol 10 No 4, Putri, Nindiasanda Frengky. 2015.
18. “KEABSAHAN
Arief, H. (2017). Perjanjian Dalam PERKAWINAN YANG
Perkawinan ( Sebuah Telaah TIDAK DICATATKAN
Terhadap Hukum Positif di SETELAH ADA
Indonesia ). Jurnal Hukum KEPUTUSAN
Volum 9 No 2 , 24. MAHKAMAH
Etty, R. (2013). Analisis Yuridis KONSTITUSI NOMOR
Tentang Harta Bersama 46/PUU-VIII/2010 .” Jurnal
Dalam Perkawinan Menurut Fakultas Hukum Universitas
Pandangan Hukum Islam dan Brawijaya.
Hukum Positif. Jurnal Rochaety, Etty. 2013. “Analisis
Wawasan Yuridis Tentang Harta
Indriyani, Ketut. 2021. “Pengalihan Bersama Dalam Perkawinan
Harta Bersama Ditinjau Dari Menurut Pandangan Hukum
Perspektif KUH Perdata dan Positif.” Jurnal Fakultas
Undang - Undang Hukum Sekolah Tinggi
Perkawinan.” Jurnal Hukum.
Fakultas Hukum Universitas Sanger, Juliana Pretty. 2015.
Udayana. “Akibat Hukum Perkawinan
Yang Sah Didasarkan Pada
Pasal 2 UU Nomor 1 Tahun
1974 Tentang Perkawinan.”
Jurnal Fakultas Hukum
Unsrat.
Supandi, Christian. 2019. “
Pembagian Harta Bersama
Akibat Perceraian Menurut
Undang – Undang Nomor 1
Tahun 1974.” Jurnal
Fakultas Hukum Universitas
Sam Ratulangi.
Sonata. (2014). Metode Penelitian
Hukum Normatif dan
Empiris. Jurnal Ilmu Hukum
Volume 8 Nomor 1, 26.
Usman, R. (Volume 13 Nomor 3).
Makna Pencatatan
Perkawinan Dalam Peraturan
Perundang - Undangan
Perkawinan di Indonesia.
Jurnal Legislasi Indonesia,
260.
Wagiran, Tria Anggraini. 2018.
“PENCAMPURAN HARTA
BAWAAN DAN HARTA
BERSAMA SERTA
AKIBAT HUKUMNYA
KARENA PERCERAIAN.”
Jurnal Universitas Sam
Ratulang.
Zaini. (2011). Implementasi Pendekatan Yuridis Normatif dan Pendekatan
Sosiologis dalam Penelitian Ilmu Hukum. Pranata Hukum Volume 6
Nomor 2, 129.

Peraturan Perundang – Undangan


Kitab Undang-Undang Undang–Undang No. 1 Tahun 1974
HukumPerdata tentang Perkawinan.
Kompilasi Hukum Islam Undang-Undang Nomor 39 Tahun
Peraturan Pemerintah Nomor 9 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
Tahun 1975 tentang Pelaksanaan
Undang- Undang Nomor 1 Tahun Sumber Lain
1974. “Hukum Perdata: Syarat-Syarat
Undang–Undang Dasar Negara Perkawinan”,
Republik Indonesia Tahun 1945. http://kuliahade.wordpress.com/201
0/30/hukum- perdata-syarat-syarat-
perkawinan/, diakses tanggal 29
november 2021 pukul 9.24.
“Urgensi Pencatatan Perkawinan :
Penentu Sahnya Perkawinan Secara
Hukum?”,
https://lbhpengayoman.unpar.ac.id/ur
gensi-pencatatan-perkawinan-
penentu-sahnya-perkawinan-secara-
hukum/, diakses tanggal 2 Desember
2021 pukul 6.44 WIB.
Brian Duignan, “John Rawls
Filsuf Amerika,” dalam
https://www.britannica.com/
biography/John-Rawls (diakses pada
tanggal 3 Januari 2022, jam 8.18
WIB).
Arif Wibowo, “Teori
Keadilan John Rawls,”
dalam
https://staff.blog.ui.ac.id/arif51/2
008/12/01/teori-keadilan-john-
rawls/ (diakses pada tanggal 4
Januari 2022, jam 07.33 WIB).

Anda mungkin juga menyukai