Anda di halaman 1dari 16

STROKE SEBAGAI MASALAH KESEHATAN

PADA NY. YUNISDAR KELUARGA BINAAN PADA


GAMPONG UTEUNKOT DI KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN
2023

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN


BLOK FAMILY ORIENTED MEDICAL EDUCATION (FOME)

Oleh :
Sity Syifa (210610017)
Mughni Aniyah (210610039)
Maulana Habieb (210610041)
Aisyah Salsabila (210610047)
Azizan Naslya (210610073)
Irandary Nasywa (210610077)

Pembimbing:
drg. Anita Syafridah, M.Kes

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1 Latar belakang......................................................................................................1
1.2 Gambaran Umum Keluarga Binaan.....................................................................3
BAB II ANALISIS MASALAH..........................................................................................5
2.1 Analisis status kesehatan keluarga...............................................................5
2.2 Analisis pelayanan kesehatan.....................................................................................5
2.3 Analisis perilaku kesehatan keluarga.........................................................................5
2.4 Analisis faktor lingkungan.........................................................................................6
BAB III MENETAPKAN PRIORITAS MASALAH.........................................................7
3.1 Teknik / Metode Pemecahan Masalah yang Digunakan............................7
BAB IV ANALISIS PENYEBAB MASALAH KESEHATAN PADA KELUARGA......9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................11
LAMPIRAN.......................................................................................................................12

1
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Stroke atau Cerebrovaskular accident menurut World Health Organization
(WHO) adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi
otak fokal ataupun global karena adanya sumbatan atau pecahnya pembuluh darah
di otak dengan gejala-gejala yang berlangsung 24 jam atau lebih (1). Stroke
merupakan kematian beberapa sel otak secara mendadak disebabkan karena
kekurangan oksigen ketika aliran darah ke otak hilang karena adanya
penyumbatan atau pecahnya arteri di otak.
Cerebrovascular accident (CVA) merupakan penyebab kematian kedua
dan penyebab kecacatan ketiga diseluruh dunia. Secara global, 70% stroke dan
87% kematian terkait stroke dan kecacatan tiap tahun terjadi di Negara
berpenghasilan rendah dan menengah. Lebih dari empat dekade terakhir, insiden
stroke di Negara berpenghasilan rendah dan menengah meningkat dua kali lipat,
sementara di Negara dengan penghasilan tinggi angka kejadian stroke turun
sekitar 42%.
Prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan
sebesar 7 per mil dan yang terdiagnosis tenaga kesehatan atau gejala sebesar 12,1
per mil. Prevalensi stroke berdasarkan diagnosis nakes tertinggi di Sulawesi Utara
(10,8‰), Diikuti DI Yogyakarta (10,3‰), Bangka Belitung dan DKI Jakarta
masing-masing 9,7‰ per mil. (1)
Stroke iskemik terjadi karena adanya obstruksi pada pembuluh yang
mensuplai darah ke otak. Hal yang mendasari terjadinya obstruksi adalah
peningkatan deposit lemak yang melapisi pembuluh darah atau biasa disebut
sebagai ateroskelrosis. Kondisi ini kemudian menyebabkan dua obstruksi yaitu
trombosis serebral dan emboli serebral.(2)
Stroke Hemoragik merupakan akibat dari pembuluh darah yang melemah
kemudian pecah dan menyebabkan pendarahan di sekitar otak. Darah yang keluar
kemudian terakumulasi dan menekan jaringan sekitar otak. Hal ini disebabkan
karena dua hal, yaitu anuerisma dan arteriovenous malformation.(3)
Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia baik negara
maju maupun negara berkembang. Hipertensi disebut juga “silent killer” karena
pada sebagian kasus tidak menunjukkan gejala apapun. Perkembangan hipertensi
berlangsung secara lambat-laun sehingga sering tidak disadari. Hipertensi adalah
peningkatan tekanan darah di arteri yang bersifat sistemik dan berlangsung terus-
menerus untuk jangka waktu yang lama. (3)
Hipertensi tidak terjadi tiba-tiba, melainkan melalui
proses yang berlangsung cukup lama. Hipertensi
didefinisikan sebagai rata-rata tekanan sistolik ≥140

1
mmHg, dan tekanan darah diastolik yaitu ≥90 mmHg. Jadi
berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
hipertensi adalah tekanan darah yang ≥140/90 mmHg dengan
dua kali pengukuran.(4)
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi dalam dua golongan, yaitu
hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer adalah suatu kondisi
yang jauh lebih sering dan meliputi 90% dari hipertensi. Hipertensi ini disebabkan
oleh berbagai faktor, yaitu beberapa faktor yang efek-efek kombinasinya
menyebabkan hipertensi. Hipertensi sekunder, yang meliputi 10% dari hipertensi.
Disebabkan oleh suatu kelainan spesifik pada salah satu organ atau sistem tubuh.
(5)
Dalam World Health Statistik tahun 2012, WHO melaporkan bahwa
sekitar 51% dari kematian akibat stroke dan 45% dari penyakit jantung koroner
disebabkan oleh hipertensi. Faktor risiko utama untuk hipertensi, termasuk
riwayat keluarga, gaya hidup, pola makan yang buruk, merokok, jenis kelamin,
stres, ras, dan usia.(6)
Diabetes Melitus adalah penyakit yang ditandai dengan terjadinya
hiperglikemia dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang
dihubungkan dengan kekurangan secara absolut atau relatif dari kerja dan atau
sekresi insulin. Gejala yang dikeluhkan pada penderita Diabetes Melitus yaitu
polidipsia,poliuria,polifagia,penurunan berat badan,kesemutan. International
Diabetes Federation (IDF) menyebutkan bahwa prevalensi Diabetes Melitus di
dunia adalah 1,9% dan telah menjadikan DM sebagai penyebab kematian urutan
ke tujuh di dunia sedangkan tahun 2012 angka kejadian diabetes melitus didunia
adalah sebanyak 371 juta jiwa dimana proporsi kejadian diabetes melitus tipe 2
adalah 95% dari populasi dunia yang menderita diabetes mellitus. (7)
Hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2008, menunjukan prevalensi DM
di Indonesia membesar sampai 57%. Tingginya prevalensi Diabetes Melitus tipe 2
disebabkan oleh faktor risiko yang tidak dapat berubah misalnya jenis kelamin,
umur, dan faktor genetik yang kedua adalah faktor risiko yang dapat diubah
misalnya kebiasaan merokok tingkat pendidikan, pekerjaan, aktivitas fisik,
kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, Indeks Masa Tubuh, lingkar pinggang dan
umur.(7)
Diabetes Mellitus disebut dengan the silent killer karena penyakit ini dapat
mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan.
Penyakit yang akan ditimbulkan antara lain gangguan penglihatan mata, katarak,
penyakit jantung, sakit ginjal, impotensi seksual, luka sulit sembuh dan
membusuk/gangren, infeksi paru-paru, gangguan pembuluh darah, stroke dan
sebagainya. Tidak jarang, penderita DM yang sudah parah menjalani amputasi
anggota tubuh karena terjadi pembusukan.Untuk menurunkan kejadian dan

2
keparahan dari Diabetes Melitus tipe 2 maka dilakukan pencegahan seperti
modifikasi gaya hidup dan pengobatan seperti obat oral hiperglikemik dan insulin.

1.2 Gambaran Umum Keluarga Binaan

Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan :Rumah Sakit TNI AD Kesrem


Lhokseumawe
Nama Kepala Keluarga : Ibu Yusnidar
Alamat : Jl. Merdeka Timur, Dusun A Cunda,
Lhokseumawe.

No Nama Keduduka Gender Umur Pendidi Pekerjaan


n dalam kan
(Tahun)
keluarga

1. Yusnidar Kepala Perempuan 59 thn SMA IRT


keluarga

2. Maulinda Anak ke-3 Perempuan 31 thn SMA IRT

3. Hasbihani Menantu/ Laki-Laki 33 thn - Salles


Suami
Maulinda

4. M. Fatha Cucu Laki-laki 5 thn - -


hurrofa

5. M. Raif Cucu Laki-laki 3 thn -


Althaf

6. Mulyadi Anak ke-1 Laki-laki 37 thn SMA Pengusaha

7. Muhazzar Anak ke-2 Laki-laki 34 thn SMA Wiraswasta

8. Rahmadana Anak ke-4 Laki-laki 28 thn S1 Wiraswasta

9. Muhammad Anak ke-5 Laki-laki 25 thn S1 -


Ridwan

3
Ibu Yusnidar mempunyai 5 orang anak, yaitu 1 anak perempuan dan 4 anak laki-
laki.

Genogram Keluarga Ibu Yusnidar

4
BAB II ANALISIS MASALAH

2.1 Analisis status kesehatan keluarga

2.2 Analisis pelayanan kesehatan

Pelayanan kesehatan yang digunakan oleh keluarga buk yusnidar adalah


Rumah Sakit TNI AD Kesrem di Kampung Jawa Lama, Banda Sakti,
Lhokseumawe. Jika ingin berobat ditempuh menggunakan becak motor. Tarif
pelayanan kesehatannya bayar dengan sukarela. Serta keluarga binaan juga
menggunakan pelayanan kesehatannya cukup baik.
2.3 Analisis perilaku kesehatan keluarga

Keluarga Ibu Yusnidar memiliki perilaku kesehatan yang cukup baik,


namun gizi Ibu Yusnidar masih kurang baik. Dari cara pengolahan, kualitas
makanan dan kuantitas makanan diperhatikan oleh keluarga Ibu Yusnidar, namun
dalam keluarga Ibu Yusnidar memiliki kebiasaan buruk yaitu kurangnya
mengonsumsi makanan yang mengandung banyak serat sehingga memiliki
masalah dalam pencernaannya, Ibu Yusnidar juga memiliki kebiasaan buruk dari

5
remaja yaitu mengkonsumsi kopi setiap hari yang dapat mempengaruhi kesehatan
pencernaan dirinya. Ibu Yusnidar mengidap penyakit stroke, dan komplikasi dari
dari penyakit pendahulu yaitu hipertrofi jantung, seperti edem, dan gatal pada
kulit karena diabetes mellitus. Ibu Yusnidar teratur dalam mengonsumsi obat dan
kontrol kesehatan ke rumah sakit, sehingga jika terdapat keluhan dapat segera
ditangani dengan baik.

2.4 Analisis faktor lingkungan

Kondisi kebersihan rumah dapat dikatakan kurang bersih dan rapi. Lantai
bagian ruang keluarga dilapisi semen. Dapur terletak di belakang terpisah dengan
ruang keluarga. Dinding rumah terbuat dari beton dan atap terbuat dari seng dan
plafon. Keluarga Ibu Yusnidar memasak dengan menggunakan kompor gas.
Perabotan makan tersimpan di rak piring sehingga tersusun rapi. Keluarga Ibu
Yusnidar mandi menggunakan air dari PDAM dengan kondisi air yang bersih.
Kondisi halaman rumah kurang memadai. Bagian samping rumah merupakan
rumah tetangga yang berdempetan sehingga menjadikan kondisi rumah Ibu
Yusnidar kurang akan cahaya, pengap, lembap, dan sirkulasi udara kurang baik.

6
BAB III MENETAPKAN PRIORITAS MASALAH

3.1 Teknik / Metode Pemecahan Masalah yang Digunakan

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menentukan prioritas


masalah kesehatan, baik dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Namun, dalam
hal ini kami menetapkan prioritas masalah dengan menggunakan scoring
technique (metode penskoran), yaitu dengan memberikan score (nilai) untuk
beberapa parameter yang telah ditetapkan. Pada teknik ini menentukan prioritas
masalah dapat dilakukan secara lebih objektif, cakupan nya luas dan memudahkan
dalam menentukan prioritas yang dapat diselesaikan dalam masalah kesehatan.
Dan teknik skoring yang kami gunakan dengan metode Hanlon.

Penggunaan metode Hanlon dalam penetapan alternatif prioritas jenis intervensi


yang akan digunakan menggunakan 4 kriteria yaitu:

1. Besarnya Masalah (Prevalence) (A)


- Meliputi besarnya persentase penduduk yang menderita langsung karena penyakit
tersebut,
- Besarnya pengeluaran biaya yang diperlukan untuk mengatasi masalah
- Besarnya kerugian lain yang diderita
- Dapat diberikan skor 1-10 sesuai tabel
2. Keseriusan Masalah (B)
- Tingkat urgensi
- Kecendrungan
- Tingkat keganasan
- Dapat diberikan skor 1-10 sesuai tabel
3. Kemudahan Penanggulangan (C)
- Amat sulit (6)
- Sulit (7)
- Cukup sulit (8)
- Mudah (9)
- Sangat mudah (10)
Untuk menentukan pembobotan dapat dihitung dengan:
P = {A + (2xB)} x C

P= Prioritas Skor

7
Dalam hal ini kami menemukan ada beberapa penyakit dalam keluarga
tersebut, sehingga kami memasukkan data yang kami peroleh dalam tabel
perhitungan sesuai dengan teknik Hanlon, yaitu sebagai berikut:

Indikator A B C P Rangking
Kesehatan
Besaran Keseriusan Efektif Skor Prioritas
Masalah Masalah
[A+(2xB)]x C

Hipertensi 8 9 8 208 1

Edem tungkai 6 8 9 198 2

Gatal pada kulit 4 7 9 126 7

Obesitas 8 8 6 144 5

Diabetes melitus 9 9 6 162 3

Hiperkolestrolem 8 9 6 156 4
ia

Lingkungan 5 5 9 135 6
Rumah

Dari data prioritas permasalahan maka didapatkan tingkat prioritas sebagai


berikut:
1. Hipertensi
2. Edem tungkai
3. Diabetes melitus
4. Hiperkolesterolemia
5. Obesitas
6. Lingkungan rumah
7. Gatal pada kulit

8
BAB IV ANALISIS PENYEBAB MASALAH KESEHATAN PADA
KELUARGA

Untuk mencari penyebab masalah yang kami lakukan adalah dengan teknik
Fishbone diagram.karena dapat digunakan untuk membantu memecahkan
masalah yang ada dengan melakukan analisis sebab dan akibat dari suatu keadaan
yang terjadi dalam keluarga binaan.
Fishbone Analysis dapat berfungsi untuk mengidentifikasikan penyebab-
penyebab yang mungkin timbul dari suatu spesifik masalah dan kemudian
memisahkan akar penyebabnya, memungkinkan juga untuk mengidentifikasi
solusi yang dapat membantu menyelesaikan masalah tersebut (bisa lebih dari satu
masalah). Kelebihan Fishbone diagram adalah dapat menjabarkan setiap masalah
yang terjadi dan setiap orang yang terlibat di dalamnya dapat menyumbangkan
saran yang mungkin menjadi penyebab masalah tersebut.
langkah-langkah untuk melakukan Fishbone diagram :

1. Mulai dengan pernyataan masalah-masalah utama yang penting dan


mendesak terlebih dahulu.
2. Menuliskan masalah tersebut pada bagian kepala ikan yang
merupakan penyebab utama masalah tersebut bisa terjadi.

Maka dari itu, kami memilih Teknik Fishbone diagram sebagai cara dalam
menentukan prioritas masalah yang terjadi dalam keluarga binaan kami..
bagian sebelumnya telah ditemukan bahwa prioritas masalah pada keluarga
binaan kami ialah stroke. Maka Fishbone diagram dari masalah tersebut
ialah:

9
10
DAFTAR PUSTAKA
1. Astannudinsyah, Rusmegawati, Negara CK. Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan
Vol 5, No.2. 2020 ISSN : Med Karya Ilm Kesehat [Internet]. 2020;5(2). Available
from: http://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/medika/article/download/129/128
2. Mohanis. No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康関連指標
に関する共分散構造分析 Title. Block Caving – A Viable Altern. 2015;21(1):1–9.
3. Arulampalam Kunaraj, P.Chelvanathan, Ahmad AA Bakar IY. No 主観的健康感を
中心とした在宅高齢者における 健康関連指標に関する共分散構造分析
Title. J Eng Res. 2023;
4. Kasumayanti E, Maharani M. Pkm Pemeriksaan Tekanan Darah Dan Edukasi
Tentang Hipertensi Dan Penanganannya Di Dusun I Desa Bukit Kemuning
Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar. COVIT (Community Serv Heal.
2021;1(2):27–34.
5. Bloom N, Reenen J Van. 済無 No Title No Title No Title. NBER Work Pap
[Internet]. 2013;89. Available from: http://www.nber.org/papers/w16019
6. Dyah B, Perwitasari A. Validasi St European Quality of Life-5 Dimensions (Eq-D5).
2017;
7. Tâm T, Và NCỨ U, Giao CỂ N, Ngh C, Chu Ẩ N B Ụ I. 済無 No Title No Title No Title.
2016;01:1–23.

11
LAMPIRAN

Tampak samping rumah Ibu Yusnidar Obat yang dikonsumsi Ibu Yusnidar

Obat yang dikonsumsi Ibu Yusnidar Obat yang dikonsumsi Ibu Yusnidar

Obat yang dikonsumsi Ibu Yusnidar Obat yang dikonsumsi Ibu Yusnidar

Kunjungan home visit 1

12
Kunjungan home visit 2 Pengukuran berat badan

Pengukuran tekanan darah Pengecekan gula darah

Kunjungan home visit 2 Kunjungan home visit 2

Kunjungan home visit 3 Kunjungan home visit 3

13
Kunjungan home visit 3

14

Anda mungkin juga menyukai