S DENGAN POST
STROKE DI RUANG KAMBOJA UPTD GRIYA WREDA JAMBANGAN
SURABAYA
Oleh :
Alief Nurdiana
P27820823003
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan Keperawatan Gerontik pada Tn. A dengan Hipertensi di Ruang Mawar
UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya yang dilaksanakan pada tanggal 26
Februari 2024 sampai 09 Maret 2024 telah disahkan sebagai Laporan Praktek Klinik
Keperawatan Gerontik Semester II di UPTD Griya Wreda Jambangan Surabaya atas
nama Alief Nurdiana NIM P27820823003
Surabaya, 09 Maret
2024
Pembimbing Pendidikan Pembimbing
Ruangan
Mengetahui
Kepala UPTD Griya Wreda Jambangan
BAB I
PENDAHULUAN
2.2.3. Patofisiologi
a. Etiologi
1) Stroke hemoragik
a) Perdarahan intraserebral selalu disebabkan oleh pecahnya
arteriarteriosklorotik kecil yang menyebabkan melemahnya pembuluh
darah, terutama oleh hipertensi arterial kronik.penggunaan kokain atau
kadang-kadang obat simptomatik lainnya dapat menyebabkan hipertensi
singkat yang parah yang menyebabkan perdarahan (Sharif La Ode,2012)
b) Perdarahan ekstra serebral (subarakhnoid) Stroke hemorage subaraknoid
sering disebabkan oleh kelaianan arteri yang berada di pangkal otak, yang
dinamakan aneurisma serebral. Secara spontan sering berkaitan dengan
pecahnya aneurisma (85%), kerusakan dinding arteri pada otak.
c) Stroke non-hemoragik (Stroke iskemik, infak otak, penyumbtan) Stroke
iskemik dapat dapat dikarenakan oleh pembentukan trombus lokalatau
fenomena embolic, mengakibatkan oklusi dari arteri otak. Emboli bisa
muncul baik dari arteri intra atau ekstrakranial atau termasuk lengkungan
aorta seperti yang terjadi dalam 20% dari semua stroke iskemik (Sharif La
Ode,2012).
Faktor-faktor yang menyebabkan stroke menurut Nurarif Amin Huda dalam
NANDA 2015.
(1) Faktor yang tidak dapat dirubah (Non Reversible) Jenis kelamin : pria
lebih sering ditemukan menderita stroke disbanding wanita. Usia : makin
tinggi usia makin tinggi pula resiko terkena stroke Keturunan : adanya
riwayat keluarga yang terkena stroke.
(2) Faktor yang dapat dirubah ( Reversible) - Hipertensi - Penyakit jantung -
Kolesterol tinggi - Obesitas - Diabetes militus - Stress emosional
b. Proses terjadi
1) Stroke hemoragik
a) Pendarahan intra serebral Pada pendarahan intraserebral, perdarahan terjadi
secara langsung ke dalam parnkim otak. Mekanisme yang biasa terjadi dianggap
sebagai kebocoran dari arteri intraserebral kecil yang rusak oleh hiipertensi
kronis. Perdarahan intraserebral terjadi dibeberapa lokasi dalam otak, termasuk
talamus, putamen, otak kecil, dan batang otak. Selain daerah otak yang terluka
oleh perdarahan, daerah sekitar otak dapat rusak oleh tekanan yang dihasilkan
oleh efek gumpalan hematoma (Sharif La Ode,2012) Perdarahan intraserebral
biasanya timbul karena pecahnya mikroaneurisma akibat hipertensi maligma.hal
ini paling sering 20 terjadi di daerah subkortikal, serebelum, dan batang otak
(Sharif La Ode,2012)
b) Perdarahan ekstra serebral (subarakhanoid) Perdarahan subarakhanoid terjadi
akibat pembuluh darah di sekitar permukaan otak pecah, sehingga terjadi
ekstravasasi darah keruang subarchnoid. Perdarahan ini umumnya disebabkan
oleh rupturnya aneurisma sakular atau perdarahan arteriovenousmal (Sharif La
Ode,2012) Mekanisme perdarahan karena aneurisma, terdapat bagian lemah
pada dinding arteri. Aneurisma dinding arteri ini dapat mengalami rupture dan
darah keluar ke ruang di sekitar sel-sel otak (Sharif La Ode,2012)
2) Stroke non-hemoragik (stroke iskemik, infark otak, penyumbatan)
a) Stroke akibat trombosis serebri
Trombosis diawali dengan adanya kerusakan endotel, sehingga tampak jaringan
kolagen dibawahnya. Proses trombosis terjadi akibat adanya interaksi antara
trombosit dan dinding pembuluh darah, akibatnya kerusakan endotel pembuluh
darah. Pada endotel yang mengalami kerusakan, darah akan berhubungan
dengan seratserat kolagen pembuluh darah, kemudian akan merangsang
trombisit dan agregasi tombosit dan merangsang trombosit mengeluarkan zat-zat
yang terdapat di dalam granula-granula di dalam trombosit dan zat-zt yang
berasal dari makrofag yang mengandung lemak. Otak yang hanya merupakan
2% dari berat badan total, menerima perdarahan 15% dari cardiac output dan
memerlukan 20% oksigen yang diperlukan tubuh manusia, sebagai energi yang
diperlukan untuk menjalankan kegiatan neuronal. Energi yang diperlukan
berasal dari metabolisme glukosa,yang disimpan di otak dalam bentuk glukosa
atau glikogen untuk persediaan pemakaian selama 1 menit, dan memerlukan
oksigen untuk metabolisme tersebut, lebih dari 30 detik gambaran EEG akan
mendatar, dalam 2 mmenit aktifitas jaringan otak berhenti, dalam 5 menit maka
kerusakan jaringan otak dimulai, dan lebih dari 9 menit, manusia akan
meninggal (Sharif La Ode,2012)
b) Emboli serebri
Stroke emboli dapat diakibatkan dari embolisasi dari arteri disirkulasi pusat dari
berbagai sumber. Selain gumpalan darah, agregasitrombosit, fibrin, dan
potongan-potongan plak atheromatous, bahan-bahan emboli yang diketahui
masuk ke sirkulasi pusat termasuk lemak, udara, tumor atau metastis, bakteri,
dan benda asing. Tempat yang paling sering terserang embolus serebri adalah
arteri serebri media (Sharif La Ode,2012) Emboli akan lisis, pecah atau tetap
utuh dan menyumbat pembuluh darah sebelah distal, bergantung pada ukuran,
komposisi, konsistensi dan umur plak tersebut, dan juga bergantung pada pola
dan kecepatan aliran darah (Sharif La Ode,2012)
c) Sistem karotis
Arteri karotis adalah arteri utama yang memasok darah ke otak. Ketika arteri
karotis menyempit atau tersumbat olah plak lemak seperti kolesterol, kondisi
yang dikenal sebagai arteriosclerosis atau pengerasan arteri hasilnya. Hal ini
juga mengakibatkan penyebab utama Stroke. Stroke terjadi ketika salah satu
atau kedua arteri 22 karotis tersumbat dan aliran darah ke otak terganggu,
mengambil pasokan oksigen otak. Stroke berdasarkan lokasi sistem karotis
merupakan akibat dari perubahan proses hemodinamik dimana tekanan perfusi
sangat menurun karena sumbatan di bagian proksimal pembuluh arteri karotis
(Sharif La Ode,2012) Gangguan pada sistim karotis menyebabkan (1) Gangguan
penglihatan. (2) Gangguan bicara (3) Gangguan motorik (4) Gangguan sensorik
c. Manifestasi klinis
1) Tiba-tiba mengalami kelemahan atau kelumpuhan separo badan
2) Tiba-tiba hilang rasa peka
3) Berbicara cedel atau pelo
4) Gangguan berbicara dan bahasa
5) Gangguan penglihatan
6) Mulut moncong atau tidak simetris
7) Gangguan daya ingat
8) Nyeri kepala berat
9) Vertigo
10) Kesadaran menurun
11) Proses kencing terganggu
12) Gangguan fungsi otak
FORMAT PENGKAJIANLANSIA
ADAPTASI TEORI MODEL CAROLA MILLER
JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES SURABAYA
1. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn.S
Umur : 60 Tahun
Agama : Kristen
Alamat asal : Jl.Plemuhan 5/5 Surabaya
Tanggal dating : 12 September 2020, LamaTinggal di Panti : +/- 4 Tahun
2. DATA KELUARGA
Nama : Keny Eyan
Hubungan :-
Pekerjaan :-
Alamat : Balong Sari Taman Barat No.19 Telp : 0812 1771 xxxx
3. STATUS KESEHATAN SEKARANG
Keluan utama :saat dikaji klien mengatakan sedih dengan kondisinya .
Pengetahuan, usaha yang dilakukan untuk mengatasi keluhan : Untuk
mengatasi keluhan susah tidur Tn.S sering menyendiri duduk di taman, duduk.
Obat-obatan : Tn.S mendapat obat Amlodipine 1x5mg, tidak memiliki alergi
obat
4. AGE RELATED CHANGES (PERUBAHAN TERKAIT
PROSES MENUA) FUNGSI FISIOLOGIS
1. Kondisi utama
Ya Tidak
☑
Kelelahan :
☑
Perubahan BB :
☑
Perubahan nafsu makan :
☑
Masalah tidur :
Kemampuan ADL : ☑
Keterangan : Tn.S mengalami perubahan status fisiologis antara
lain Tn.S sering sulit tidur dimalam hari dikarenakan
merasa mimpi buruk dan merasa cemas. Durasi tidur
Tn.S pada malam hari pukul 10.00 WIB sampai pukul
02.00 WIB. Sedangkan durasi tidur siang Tn.S pukul
12.00 WIB sampai pukul 13.20 WIB, setelah itu tidur
kembali pukul 16.00 WIB dan bangun pukul 17.00
WIB. Dalam kemapuan ADL Tn.S melakukannya
dengan mandiri.
2. Integumen
Ya Tidak
Lesi / luka :
☑
Pruritus :
☑
Perubahan pigmen :
☑
Memar :
☑
Pusing : ☑
Perubahan : ☑
Penglihatan : ☑
Pakai kecamata : ☑
Kekeringan mata : ☑
Nyeri : ☑
Gatal : ☑
Photopobia : ☑
Diplopia : ☑
Riwayat infeksi : ☑
Obstruksi :
☑
Snoring :
Alergi : ☑
Riwayat infeksi : ☑
Nyeri telan : ☑
Kesulitas menelan : ☑
Lesi : ☑
Perdarahan gusi : ☑
Caries : ☑
Perubahan rasa : ☑
Gigi palsu : ☑
Riwayat infeksi : ☑
Massa : ☑
Nafas pendek :
☑
Hemoptisis :
☑
Wheezing :
☑
Asma : ☑
Keterangan : Tn. H saat ini batuk, tidak ada sesak napas, tidak ada
retraksi dada, tidak terdapat suara napas tambahan
ronchi maupun wheezing.
11. Kardiovaskuler
Ya Tidak
Chest pain :
☑
Palpitasi :
☑
Dipsnoe :
☑
Paraximal noctural :
☑
Orthopnea :
☑
Murmur : ☑
Edema : ☑
Keterangan : Bentuk dada Tn.S normal, tidak ada nyeri dada, Ictus
cordis 4-5 mid clavicula, bunyi jantung S1 S2 tunggal,
CRT <2 detik.
12. Gastrointestinal
Ya Tidak
Disphagia : ☑
Nausea / vomiting : ☑
Hemateemesis : ☑
Massa : ☑
Jaundice : ☑
Melena : ☑
Hemorrhoid : ☑
Frekuensi :
Hesitancy : ☑
Urgency : ☑
Hematuria : ☑
Poliuria : ☑
Oliguria : ☑
Nocturia : ☑
Inkontinensia : ☑
Nyeri berkemih : ☑
☑
Perubahan gairah sex : klien mengatakan sudah tidak memiliki gairah sex
Impotensi : klien sudah mengalami impotensi
Keterangan :klien tidak memiliki permasalahan dalam sistem
reproduksi
Reproduksi (perempuan)
Ya Tidak
Lesi :
Disharge :
Postcoital bleeding :
Nyeri pelvis :
Prolap :
Riwayat menstruasi :
Aktifitas seksual :
Pap smear :
Keterangan :
15. Muskuloskeletal
Ya Tidak
Nyeri sendi : ☑
Bengkak :
☑
Kaku sendi :
☑
Deformitas :
☑
Spasme :
☑
Kram :
☑
Kelemahan otot :
☑
Masalah gaya berjalan :
☑
Nyeri punggung :
☑
Pola latihan :
Dampak ADL :
Keterangan : Pada Tn.S ditemukan nyeri sendi bagian lutut, tidak
ada bengkak, postur tubuh sedikit membungkuk,
rentang gerak bebas, tidak ada kelemahan otot, tidak
ada keluhan nyeri otot maupun punggung. Kekuatan
otol:5500
16. Persyarafan Seizures :
Syncope :
Headache : Tic/tremor :
Paralysis :
Ya Tidak
☑
Paresis : ☑
Masalah memori : ☑
Cemas : ☑
Depresi : ☑
☑
Ketakutan :
Insomia : ☑
Kesulitan konsentrasi : ☑
1. Makan 5 10 10
2. Berpindah dari kursi roda ke tempat 5-10 15 15
tidur, atau sebaliknya
3. Personal toilet (cuci muka, menyisir 0 5 0
rambut, gosok gigi)
4. Keluar masuk toilet (mencuci 5 10 5
pakaian, menyeka tubuh,
menyiram)
5. Mandi 0 5 0
6. Berjalan di permukaan datar (jika 0 5 0
tidak bisa, dengan kursi roda )
7. Naik turun tangga 5 10 10
8. Mengenakan pakaian 5 10 10
9. Kontrol bowel (BAB) 5 10 10
10. Kontrol bladder (BAK) 5 10 10
JUMLAH 80
Kesimpulan : Pasien dengan ketergantungan berat
2. Aspek Kognitif
MMSE (Mini Mental Status Exam)
No. Aspek Nilai Nilai Kriteria
Kognitif Maksimal Klien
1. Orientasi 5 4 Menyebutkan dengan benar :
Tahun : klien dapat menyebutkan
tahun 2024
Hari : Klien dapat menyebutkan
Hari selasa
Musim : Klien dapat
menyebutkan musim hujan
Bulan : klien dapat
menyebutkan bulan maret
Tanggal : klien
tidak dapat
menyebutkanta
nggal hari ini
2. Orientasi 5 5 Dimana sekarang kita berada ?
Negara : klien dapat
menyebutkan di negara Indonesia
Panti : klien dapat menyebutkan
berada di panti wedha Jambangan
Propinsi : klien dapat
menyebutkan provinsi jawa timur
Wisma : klien dapat menyebutkan
wisam u ptd griya werdha
jambangan
Kabupaten/kota : klien dapat
menyebutkan kta Surabaya
3. Registrasi 3 3 Sebutkan 3 nama obyek (misal :
kursi, meja, kertas), kemudian
ditanyakan kepada klien,
menjawab :
1) Kursi 2). Meja 3).
Kertas
4. Perhatian 5 3 Meminta klien berhitung mulai
dan dari 100 kemudia kurangi 7
kalkulasi sampai 5 tingkat.
Jawaban :
1). 93 2). 86 3). 79 4). 72
5). 65
5. Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi
ketiga obyek pada poin ke- 2
(tiap
poin nilai 1)
6. Bahasa 9 9 Menanyakan pada klien tentang
benda (sambil menunjukan benda
tersebut).
1). Pulpen
2). Botol
3). Minta klien untuk mengulangi
kata berikut : “ tidak ada, dan,
jika, atau tetapi )
Klien menjawab :
Minta klien untuk mengikuti
perintah berikut yang terdiri 3
langkah.
4). Ambil kertas ditangan anda
5). Lipat dua
6). Taruh dilantai. Perintahkan
pada klien untuk hal berikut (bila
aktifitas sesuai perintah nilai satu
poin.
7). “Tutup mata anda”
8). Perintahkan kepada klien
untuk menulis kalimat dan
9). Menyalin gambar 2 segi lima
yang saling bertumpuk
Total nilai 30 27
Interpretasi hasil :
24 – 30 : tidak ada gangguan kognitif
18 – 23 : gangguan kognitif sedang
0 - 17 : gangguan kognitif berat
Kesimpulan : Tn.S mengalami gangguan kognitif sedang
3. Tes Keseimbangan
Time Up Go Test
No. Tanggal Pemeriksaan Hasil TUG (Detik)
1. 4 maret 2024 33 detik
2. 5 Maret 35 detik
3.
Rata – Rata Waktu TUG
Interpretasi Hasil Diperkirakan membutuhkan
bantuan dalam mobilisasi dan adl
Interpretasi hasil :
>13,5 detik Resiko tinggi jatuh
>24 detik Diperkirakan jatuh dalam kurun 1 minggu
>30 detik Diperkirakan membutuhkan bantuan dalam
mobilisasi dan melakukan ADL
(Bohannon: 2006; Shumway-Cook,Brauer & Woolacott: 2000; Kristensen, Foss &
Kehlet: 2007: Podsiadlo & Richardson:1991)
4. Kecemasan, GDS
Pengkajian Depresi
No. Pertanyaan Jawaban
Ya Tdk Hasil
1. Anda puas dengan kehidupan anda saat ini 0 1 0
2. Anda merasa bosan dengan berbagai aktifitas dan 1 0 1
kesenangan
3. Anda merasa bahwa hidup anda hampa / kosong 1 0 1
4. Anda sering merasa bosan 1 0 1
5. Anda memiliki motivasi yang baik sepanjang waktu 0 1 0
6. Anda takut ada sesuatu yang buruk terjadi pada 1 0 1
anda
7. Anda lebih merasa bahagia di sepanjang waktu 0 1 1
8. Anda sering merasakan butuh bantuan 1 0 0
9. Anda lebih senang tinggal dirumah daripada keluar 1 0 1
melakukan sesuatu hal
10. Anda merasa memiliki banyak masalah dengan 1 0 0
ingatan anda
11. Anda menemukan bahwa hidup ini sangat luar 0 1 1
biasa
12. Anda tidak tertarik dengan jalan hidup anda 1 0 1
13. Anda merasa diri anda sangat energik / 0 1 1
bersemangat
14. Anda merasa tidak punya harapan 1 0 1
15. Anda berfikir bahwa orang lain lebih baik dari diri 1 0 1
anda
Jumlah 11
(Geriatric Depressoion Scale (Short Form) dari Yesafage (1983) dalam
Gerontological Nursing, 2006)
Interpretasi : Jika Diperoleh skore 5 atau lebih, maka diindikasikan depresi
5. Status Nutrisi
Pengkajian determinan nutrisi pada lansia :
No. Indikators Score Pemeriksaan
1. Menderita sakit atau kondisi yang 2 0
mengakibatkan perubahan jumlah dan jenis
makanan yang dikonsumsi
2. Makan kurang dari 2 kali dalam sehari 3 0
3. Makan sedikit buah, sayur atau olahan susu 2 0
4. Mempunyai tiga atau lebih kebiasaan minum 2 0
minuman beralkohol setiap harinya
5. Mempunyai masalah dengan mulut atau 2 2
giginya sehingga tidak dapat makan makanan
yang keras
6. Tidak selalu mempunyai cukup uang untuk 4 2
membeli makanan
7. Lebih sering makan sendirian 1 0
8. Mempunyai keharusan menjalankan terapi 1 0
minum obat 3 kali atau lebih setiap harinya
9. Mengalami penurunan berat badan 5 Kg dalam 2 0
enam bulan terakhir
10. Tidak selalu mempunyai kemampuan fisik 2 0
yang cukup untuk belanja, memasak atau
makan sendiri
Total score 4
(American Dietetic Association and National Council on the Aging, dalam
Introductory Gerontological Nursing, 2001)
Interpretasi :
0 – 2 : Good
3 – 5 : Moderate nutritional risk
6 ≥ : High nutritional risk
Skoring :
Bila pernyataan positif : Ya = 3; Kadang-kadang = 2; Tidak = 1
Bila pernyataan negatif : Ya = 1; Kadang-Kadang = 2; Tidak = 3
Kategori :
Sangat produkttif skor : 65-
75 Produktif skor : 55-64
Kurang produktif skor : <55
Kesimpulan : termasuk lansia kurang produktif dengan skor 48
Ds : Persepsi
Tn.S mengatakan penglihatannya Sensori
kabur Tn. Mengatakan takut jatuh di Resiko Jatuh
kamar mandi .
Penurunan (D.0143).
Do :
Tn.S tidak melakukan terlalu banyak
pergerakan karena takut terjatuh
Tn.S hanya berpindah dari kamar ke Kekuatan Otot
kursi dideka taman
FMS : 35 (resiko jatuh rendah)
Resiko jatuh
Ds : Tn.S mengatakan gelisah karena Hipertensi
memikirkan dirinya ingin pulang Ketidakberdayaan
Do : (D.0092)
Ny.H tanpak menceritakan tentang Perubahan
kehidupannya bahwa pernah dibuang
oleh kedua orang tuanya
Tn.S sulit tidur di malam situasi Krisis
hari TD: 148/90
Skala kecemasan : GDS 10
emosional
Ansietas
Edukasi
1 Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
2 Anjurkan melakukan ambulasi dini
3 Ajarkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan (mis: berjalan dari
tempat tidur ke kursi roda, berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi,
berjalan sesuai toleransi)
4 Ajarkan klien melakukan ROM Aktif dan pasif.
5 Ajarkan klien melakukan mirror therapy
(I.06171)
Resiko Jatuh dibuktikan dengan Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 Pencegahan jatuh
gangguan keseimbangan dibuktikan x 24 jam, maka tingkat jatuh menurun, dengan Observasi
dengan Tn.S post stroke kriteria hasil: 1 Identifikasi faktor resiko jatuh
(D.0143). 5. Jatuh dari tempat tidur menurun 2 Identifikasi faktor lingkungan yang meningkatkan risiko jatuh
6. Jatuh saat duduk menurun 3 Hitung resiko jatuh dengan menggunakan skala
(L.14138)
Terapeutik
Edukasi
Modifikasi lingkungan dengan memastikan roda tempat tidur dan kursi
roda selalu dalam kondisi terkunci
Atur tempat tidur pada posisi rendah
Anjurkan memanggil perawat jika membutuhkan bantuan
Ajarkan mobilisasi di tempat tidur (Konitatillah,2021)
(I.14540)
Ketidakberdayaan berhubungan Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 Promosi Koping
dengan Tn. S Mengatakan tidak x 24 jam, maka tingkat depresi menurun, dengan
kriteria hasil: Observasi
puas dengan kehidupannya yang
1. Harga diri meningkat
sekarang dan merasa benci pada 1. Identifikasi kegiatan jangka pendek dan Panjang sesuai tujuan
2. Perasaan tidak berharga menurun
dirinya. Pengkajian depresi 3. Klien merasa lebih Bahagia 2. Identifikasi kemampuan yang dimiliki
didapatkan hasil 11 (D.0092) (L.09093) 3. Identifikasi pemahaman proses penyakit
4. Identifikasi metode penyelesaian masalah
Terapeutik
Minggu , 10 maret Ketidakberdayaan berhubungan dengan S : Tn.S mengatakan bahwa dirinya merasakan senang , dan melukis dapat mengurangi stress.
2024 Tn. S Mengatakan tidak puas dengan O : - klien terlihat tertawa saat melakukan art therapy
kehidupannya yang sekarang dan - klien menceritakan pengalaman masa mudanya yang menyenangkan sebagai seorang seniman
A : masalah teratasi
merasa benci pada dirinya. Pengkajian
P : intervensi dipertahankan
depresi didapatkan hasil 11 (D.0092)
DOKUMENTASI
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mengacu pada hasil uraian tinjauan kasus dan pembahasan pada asuhan
keperawatan gerontik pada pasien post stroke maka penulis dapat menarik simpulan
sebagai berikut: Pengkajian pada Tn.S antara lain sulit bmalakukan mobilitas fisik
akibat ekstremitas kiri mengalami kelumpuhan post stroke 20 tahun . Klien dapat
Melakukan adl Makan secara mandiri namun mandi dengan bantuan perawat..
Keluahan yang dirasakan Tn.S dalam beberapa bulan terakhir merasakan hampa
akan hidup dan kecewa akan kondisinya yang sekarang. Tapi Klien selalau
mengalihkannya dengan rutin mengikuti gereja di Panti namun, klien mengatakan
gereja sudah jarang ada. Dampak pada ADL Tn.S masih mampu melakukan
aktivitas, seperti makan secara mandiri. Tn.S, aktivitas mandi dibantu oleh perawat.
Keadaan umum baik, Tekanan Darah 148/90 mmHg, Nadi 93 x/menit, Respirasi 20
x/menit, Suhu 36,2°C, CRT <2 detik.
Masalah keperawatan pada Tn.S yang didapatkan berdasarkan hasil
pengkajian adalah gangguan mobilitas fisik , resiko jatuh, ketidakberdayaan
.Rencana tindakan keperawatan pada Tn.S disesuaikan dengan diagnosa
keperawatan dengan tujuan untuk mengatasi gangguan mobilitas fisik, resiko jatuh ,
dan ketidakberdayaan. yang dilakukan adalah Latihan ROM aktif pasif, Mirror
Therapy, dan Art Therapy.
B. Saran
Berdasarkan dari simpulan diatas, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Lansia
Diharapkan lansia dapat menjaga atau mengontrol kesehatan agar terhindar dari
berbagai komplikasi penyakit dan masalah kesehatan serta selalu beraktvitas
untuk membantu menjaga keseimbangan tubuh. Selain itu, dapat memanfaatkan
terapi relaksasi yang telah diajarkan untuk membantu mengurangi masalah
keschatan.
2. Bagi Perawat
Diharapkan perawat sebagai tenaga kesehatan mampu memberikan pelayanan
asuhan keperawatan yang komprehensif untuk memenuhi kebutuhan klien yang
membutuhkan bantuan dalam mengatasi masalah kesehatan. Perawat diharapkan
selalu memberikan motivasi dan dukungan kepada klien
DAFTAR PUSTAKA
Fitrianti, S., & Putri, M. E. (2018). Pemberian Relaksasi Otot Progresif pada Lansia
Dengan Hipertensi Essensial di Kota Jambi. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari
https://doi.org/10.33087/jiubj.v18i2.481 Jambi, 18(2), 368.
Miller, C. A. (2012). Nursing For Wellnes In Older Adults (6th ed.). Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Pratiwi, E., & Mumpuni, dr. Y. (2017). Tetap Sehat Saat Lansia-Pencegahan dan
Penanganan 45 Penyakit yang Sering Hinggap di Usia Lanjut (F. S. Suyantoro,
Ed.; .; 1st ed.). Yogyakarta: Rapha Publishing.
Tim Pokja SDKI DPP PPNL. (2016). Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi
dan Indikator Diagnostik (1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standart Intervensi Keperawatan Indonesia - Definisi
dan Tindakan Keperawatan (1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standart Luaran Keperawatan Indonesia - Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan (1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Widiana, I. M. R., & Ani, L. S. (2017). Prevalensi dan Karakteristik Hipertensi pada
Pralansia dan Lansia di Dusun Tengah, Desa Ulakan, Kecamatan Manggis. E-Jurnal
Medika. 6(8), https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/view/33478/2028