1, JUNI 2017
Tuti Meutia
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Samudra, Langsa Aceh
e-mail: tutimeutia@unsam.ac.id
Eva Andriani
e-mail: andrianiva24@gmail.com
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja karyawan PT. PLN
(persero) Wilayah I Aceh. Penelitian ini menggunakan variabel budaya organisasi
dan gaya kepemimpinan transformasional untuk menganalisis pengaruh kinerja
karyawan tersebut. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan variabel komitmen
organisasional sebagai variabel mediasi untuk menganalisis pengaruh tingkat
komitmen karyawan terhadap organisasi. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh karyawan PT. PLN (persero) Wilayah I Aceh yang berjumlah 166.
Sedangkan sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 117 orang yang
diambil dari populasi tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel
budaya organisasi mempunyai pengaruh yang positif sebesar 0,584 terhadap
kinerja karyawan dengan tingkat signifikan yang baik 0,001, variabel komitmen
organisasional mempunyai pengaruh yang positif sebesar 0,066 terhadap kinerja
karyawan dengan tidak signifikan 0,496, variabel gaya kepemimpinan
transformasional mempunyai pengaruh yang negatif terhadap kinerja sebesar -
0,292 dengan tingkat signifikan yang baik 0,001. Variabel gaya kepemimpinan
transformasional mempunyai pengaruh yang positif sebesar 0,193 terhadap
komitmen organisasional dengan tingkat signifikan yang baik 0,004, dan variabel
budaya organisasi mempunyai pengaruh yang positif sebesar 0,691 terhadap
komitmen organisasional dengan tingkat signifikan yang baik 0,001.
kebijakan pemerintah dalam bidang prestasi kerja para karyawannya. Kegiatan ini
penguasaan listrik (PT. PLN, 2003:87). dapat memperbaiki keputusan-keputusan
Masalah listrik memang menjadi personalia dan memberikan umpan balik
permasalahan akut dan berakar. Masalah ini kepada para karyawan tentang pelaksanaan
seakan telah menjadi masalah nasional bahkan kerja mereka. Kegunaan-kegunaan penilaian
menglobal. Sungguh dilematis, di satu sisi prestasi kerja dapat dirinci sebagai berikut:
listrik merupakan kebutuhan namun disisi lain perbaikan prestasi kerja, penyesuaian-
listrik menjadi permasalahan ketika penyesuaian kepemimpinan, keputusan-
penggunaannya melebihi kapasitas yang keputusan penempatan, kebutuhan latihan dan
disediakan (Indra, 2008). Upaya untuk pengembangan, perencanaan dan
meningkatkan investasi sarana penyediaan pengembangan karier, penyimpangan-
tenaga listrik dan pelayanan kepada pelanggan penyimpangan proses staffing, ketidakakuratan
merupakan usaha untuk tetap dapat informasional, kesalahan desain pekerjaan,
mempertahankan dan melaksanakan kesempatan kerja yang adil dan tantangan-
tanggungjawab PLN dalam menjamin tantangan eksternal (Sarwoko, 2005 dalam
kelangsungan penyediaan tenaga listrik bagi Meutia, 2009).
masyarakat. Upaya peningkatan kemampuan Input yang penting dari kinerja adalah
perusahaan diharapkan akan memberikan nilai budaya organisasi. Kebudayaan merupakan
tambah bagi pelanggan, perusahaan, dan seperangkat nilai-nilai yang menjadi landasan
pemegang saham (PT. PLN, 2005:79). pokok untuk menetukan sikap terhadap dunia
Bangsa Indonesia sebagai negara luarnya, bahkan mendasari setiap tingkah laku
berkembang berada dalam masa puncak yang harus dilaksanakan sehubungan dengan
pertumbuhan dan perubahan. Tidak hanya pola hidup dan susunan kemasyarakatannya.
geliat ekonomi, selera masyarakat juga Kebudayaan mengikat para anggotanya untuk
mengalami perubahan yang sangat drastis. berperilaku sesuai dengan budaya yang ada.
Apalagi ditambah dengan perkembangan Apabila seperangkat norma sudah menjadi
inovasi, dan kebutuhan akan informasi. Semua budaya dalam organisasi, maka para anggota
membuat persoalan listrik, seperti kekurangan organisasi bersikap dan bertingkah laku sesuai
pasokan, pemadaman bergilir hingga kenaikan dengan budaya itu tanpa merasa terpaksa.
tarif, wajar adanya. Persoalannya yaitu sejauh Apabila budaya organisasi adalah budaya yang
mana laju pertumbuhan dan perubahan bisa bersifat mengarahkan kepada anggota
disiasati pemerintah. Ada beberapa hal yang organisasi untuk mempunyai kinerja yang baik,
mesti dipertimbangkan oleh pemerintah agar ke maka dapat dipastikan pelaksanaan budaya itu
depannya permasalahan listrik dapat diatasi. akan menghasilkan output kinerja yang baik
Pertama, tuntutan reformasi dan perbaikan di (PT PLN, 2003).
tubuh PLN harus didahulukan. Hal ini agar ke Budaya organisasi merupakan pesepsi
depannya PLN dapat lebih profesional. Kedua, umum yang diyakini oleh para anggota
penggalakan program-program yang mengarah organisasi sehingga individu dengan berbagai
pada upaya penemuan inovasi sumber daya latar belakang atau yang berada pada tingkatan
energi alternatif harus ditingkatkan karena yang berbeda dalam organisasi cenderung
permasalahan terbesar penyediaan listrik, baik untuk menjelaskan budaya organisasi dalam
dalam skala nasional maupun global adalah pengertian yang sama. Akan tetapi, budaya
masalah bahan bakar (Indra, 2008 dalam organisasi menunjukkan adanya satu budaya
Meutia, 2009). yang dominan. Jika organisasi tidak
Kinerja tinggi yang diharapkan dalam mempunyai budaya yang dominan maka
suatu organisasi tidak hanya ada pada level top pengaruh dari budaya terhadap kinerja
manager saja, tetapi juga harus ada pada organisasi akan menjadi tidak jelas. Budaya
middle manger, dan low manager (Rahman, yang kuat dicirikan oleh nilai dari organisasi
2007). Untuk mengetahui kinerja karyawan, yang dianut dengan kuat, diatur dengan baik,
seorang atasan harus mengevaluasi atau menilai dan dirasakan bersama secara luas. Makin
Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Transformasial terhadap KInerja Karyawan PT PLN …………. 16
JURNAL PENELITIAN EKONOMI AKUNTANSI (JENSI), VOL. 1, NO. 1, JUNI 2017
Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Transformasial terhadap KInerja Karyawan PT PLN …………. 17
JURNAL PENELITIAN EKONOMI AKUNTANSI (JENSI), VOL. 1, NO. 1, JUNI 2017
yang tinggi berarti memihak pada pekerjaan 2. Seberapa besar pengaruh gaya
tertentu seorang individu, sementara komitmen kepemimpinan transformasional terhadap
organisasional yang tinggi berarti memihak kinerja karyawan PT. PLN (persero)
organisasi yang merekrut individu tersebut. Wilayah I Aceh.
Seperti yang dikatakan oleh Ancok, 3. Seberapa besar pengaruh budaya organisasi
(2002) keberhasilan suatu organisasi untuk terhadap komitmen organisasional PT. PLN
bertahan tergantung pada kemampuan (persero) Wilayah I Aceh.
organisasi untuk melakukan adaptasi terhadap 4. Seberapa besar pengaruh gaya
tekanan-tekanan yang timbul akibat perubahan kepemimpinan transformasional terhadap
yang terjadi di lingkungannya. komitmen organisasional PT. PLN
(persero) Wilayah I Aceh.
Berdasarkan latar belakang di atas, 5. Seberapa besar pengaruh komitmen
maka yang menjadi perumusan masalah dalam organisasional terhadap kinerja karyawan
penelitian ini adalah: PT. PLN (persero) Wilayah I Aceh.
1. Apakah budaya organisasi berpengaruh 6. Seberapa besar pengaruh tidak langsung
terhadap kinerja karyawan PT. PLN budaya organisasi terhadap kinerja
(persero) Wilayah I Aceh. karyawan PT. PLN (persero) Wilayah I
2. Apakah gaya kepemimpinan Aceh melalui komitmen organisasional.
transformasional berpengaruh terhadap 7. Seberapa besar pengaruh tidak langsung
kinerja karyawan PT. PLN (persero) gaya kepemimpinan transformasional
Wilayah I Aceh. terhadap kinerja karyawan PT. PLN
3. Apakah budaya organisasi berpengaruh (persero) Wilayah I Aceh melalui
terhadap komitmen organisasional PT. PLN komitmen organisasional.
(persero) Wilayah I Aceh.
4. Apakah gaya kepemimpinan Penelitian ini diharapkan dapat
transformasional berpengaruh terhadap memberikan manfaat antara lain:
komitmen organisasional PT. PLN 1. Memberikan bukti empiris mengenai
(persero) Wilayah I Aceh. pengaruh budaya organisasi, dan gaya
5. Apakah komitmen organisasional kepemimpinan transformasional terhadap
berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. kinerja karyawan PT. PLN (persero)
PLN (persero) Wilayah I Aceh. Wilayah I Aceh dengan komitmen
6. Apakah budaya organisasi berpengaruh organisasional sebagai variabel mediasi.
secara tidak langsung terhadap kinerja 2. Memberikan informasi kepada pihak-pihak
karyawan PT. PLN (persero) Wilayah I terkait lainnya mengenai kebijakan yang
Aceh melalui komitmen organisasional. akan ditempuh sehubungan dengan
7. Apakah gaya kepemimpinan pengaruh budaya organisasi, dan gaya
transformasional berpengaruh secara tidak kepemimpinan transformasional terhadap
langsung terhadap kinerja karyawan PT. kinerja karyawan PT. PLN (persero)
PLN (persero) Wilayah I Aceh melalui Wilayah I Aceh dengan komitmen
komitmen organisasional. organisasional sebagai variabel mediasi.
3. Dapat dijadikan bahan perbandingan dalam
penelitian selanjutnya.
Berdasarkan rumusan masalah yang
telah diuraikan di atas, maka penelitian ini Penelitian ini difokuskan pada
bertujuan untuk mengetahui: mengenai pengaruh budaya organisasi, dan
1. Seberapa besar pengaruh budaya organisasi gaya kepemimpinan transformasional terhadap
terhadap kinerja karyawan PT. PLN kinerja karyawan PT. PLN (persero) Wilayah I
(persero) Wilayah I Aceh. Aceh dengan komitmen organisasional sebagai
variabel mediasi.
Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Transformasial terhadap KInerja Karyawan PT PLN …………. 18
JURNAL PENELITIAN EKONOMI AKUNTANSI (JENSI), VOL. 1, NO. 1, JUNI 2017
Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Transformasial terhadap KInerja Karyawan PT PLN …………. 19
JURNAL PENELITIAN EKONOMI AKUNTANSI (JENSI), VOL. 1, NO. 1, JUNI 2017
d. Memastikan bahwa pengambilan keputusan Aliran System Theory, aliran ini me-
dilakukan secara obyektif. nyatakan cara terbaik mempelajari organisasi
Mulyadi (2001) menyatakan bahwa adalah dengan system interdependensi yang
penelitian kinerja dimanfaatkan oleh organisasi mengkaitkan input-outputs dan feedback.
untuk: Sedangkan aliran Power and Politic, aliran ini
a. Membantu pengambilan keputusan yang menyatakan bahwa organisasi adalah
berkaitan dengan penghargaan personal, kompleksitas individu-individu dan koalisi-
seperti sistem promosi, transfer, dan koalisi yang berbeda dan sering berkompetisi
pemberhentian. dalam nilai, kepentingan dan preferensi.
b. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan Istilah budaya organisasi mengacu pada
pengembangan personalia dan menyediakan budaya yang berlaku dalam sebuah perusahaan
criteria seleksi dan evaluasi program atau instansi, karena pada umumnya
pelatihan. perusahaan atau instansi adalah dalam bentuk
c. Menyediakan suatu dasar untuk sebuah organisasi. Budaya oragnisasi dapat
mendistribusikan penghargaan. didefinisikan sebagai perangkat sistem nilai-
d. Mengelola operasi organisasi secara efektif nilai (values), keyakinan-keyakinan (beliefs)
dan efisien melalui motivasi personal secara asumsi-asumsi (assumptions), atau norma-
maksimum. norma yang telah lama berlaku, disepakati atau
Untuk itu seorang atasan perlu diikuti oleh para anggota suatu organisasi
mempunyai ukuran kinerja para karyawan sebagai pedoman perilaku atau pemecahan
supaya tidak timbul suatu masalah. Karyawan masalah-masalah organisasinya (Sutrisno,
dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan 2010)
jika dalam diri seorang karyawan tersebut Dalam pandangan Jeff Cartwright
ditumbuhkan motivasi kerja untuk meraih (1999:11) dalam Wibowo (2010), budaya
segala sesuatu yang diinginkan. Apabila adalah penentu yang kuat dari keyakinan, sikap
semangat kerja menjadi tinggi maka semua dan perilaku orang, dan pengaruhnya dapat
pekerjaan yang dibebankan kepadanya akan diukur melalui bagaimana orang termotivasi
lebih tepat dan cepat selesai. Pekerjaan yang untuk merespons pada lingkungan budaya
dengan tepat dan cepat selesai merupakan suatu mereka. Atas dasar itu, Carwright
prestasi kerja yang baik (Susilo, 2002). mendefinisikan budaya sebagai sebuah
kumpulan orang yang terorganisasi yang
4. Pengertian Budaya Organisasi berbagi tujuan, keyakinan dan nilai-nilai yang
Brown (1998) dalam Riani (2011), sama, dan dapat diukur dalam bentuk
mengajukan empat aliran teori organisasi dan pengaruhnya pada motivasi.
sejauh mana pengaruh masing-masing aliran ini Wheleen & Hunger (2004) secara
terhadap pengembangan budaya organisasi spesifik menyatakan sejumlah peranan penting
yaitu : Human Relations, Modern Structural yang dimainkan oleh budaya organisasi, yaitu:
Theory, System Theory, dan Power and Politic. 1. Membantu menciptakan rasa memiliki jati
Pada Human Relations, aliran ini menekankan diri bagi pekerja
bahawa organisasi eksis untuk melayani 2. Dapat dipakai untuk mengembangkan
kebutuhan manusia. Sumabangan aliran ini keikatan pribadi dengan perusahaan
kepada teori organisasi, khususnya budaya 3. Membantu stabilitas organisasi sebagai
organisasi adalah tentang pengkajian konsep- suatu sistem sosial
konsep : beliefs, values dan attitude. Pada 4. Menyajikan pedoman perilaku, sebagai
aliran Modern Structural Theory, menekankan hasil dari norma-norma perilaku yang
pada konsep-konsep diferensiasi dan integrasi sudah dibentuk
dimana para teoritis budaya terlibat juga di
dalamnya, tetapi aliran ini hanya mempunyai Dari peranan penting yang telah
pengaruh minimal terhadap perkembangan dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa
perspektif budaya. budaya organisasi memilki peranan yang sangat
Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Transformasial terhadap KInerja Karyawan PT PLN …………. 20
JURNAL PENELITIAN EKONOMI AKUNTANSI (JENSI), VOL. 1, NO. 1, JUNI 2017
strategis untuk mendorong dan meningkatkan 1. Inovasi dan keberanian mengambil risiko.
efektivitas kinerja organisasi. Selain itu budaya Sejauh mana karyawan didorong untuk
organisasi adalah instrument untuk menentukan bersikap inovatif dan berani mengambil
arah organisasi, mengarahkan apa yang boleh risiko.
dilakukan dan tidak boleh dilakukan, bagaiman 2. Perhatian pada hal-hal rinci. Sejauh mana
mengalokasikan sumber daya dan mengelola karyawan diharapkan menjalankan presisi,
sumber daya organisasional, dan juga sebagai analisis, d perhatian pada hal-hal detail.
alat untuk menghadapi masalah dan peluang 3. Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen
dari lingkungan internal dan eksternal. Hal berfokus lebih pada hasil ketimbang pada
yang paling mendasar dari budaya organisasi teknik dan proses yang digunakan untuk
adalah sebagai sistem control sosial bagi mencapai hasil tersebut.
anggota organisasional untuk mengendalikan 4. Orientasi orang. Sejauh mana keputusan-
perilakuyang diharapkan sesuai tujjuan keputusan manajemen mempertimbangkan
perusahaan sehingga tujuan perusahaan yang efek dari hasil tersebut atas orang yang ada
telah direncanakan jauh-jauh hari dapat di dalam organisasi.
terlaksana (Ma’rifah, 2005). 5. Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan-
Budaya organisasi merupakan kegiatan kerja di organisasi pada tim
kepribadian dari suatu organisasi. Kepribadian ketimbang pada indvidu-individu.
yang mantap akan mempengaruhi cara pandang 6. Keagresifan. Sejauh mana orang bersikap
terhadap suatu objek. Hasilnya, organisasi yang agresif dan kompetitif ketimbang santai.
semakin bertambah kekayaan budayanya akan 7. Stabilitas. Sejauh mana kegiatan-kegiatan
semakin bijaksana dalam menyikapi tiap organisasi menekankan dipertahankannya
persoalan yang muncul dalam organisasi status quo dalam perbandingannya dengan
tersebut. Tujuan utama organisasi menciptakan pertumbuhan.
sistem kontrol sosial karena adanya Internalisasi budaya organisasi
kepentingan tertentu yang harus direalisir. dilakukan di samping melalui peran dan
Dengan demikian budaya organisasi tanggung jawab masing-masing pihak yang
merupakan ekspresi menyeluruh dari pola berkepentingan juga diwujudkan dalam sistem
perilaku, keyakinan, seni, teknologi dan produk manajemen dan kebijakan yang dianut sistem
pikiran manusia yang menjadi cirri khas dari manajemen sumber daya manusia, system
suatu organisasi (Ma’rifah, 2005). manajemen perusahaan dan kebijakan yang
dibuat. Fungsi budaya organisasi untuk
5. Karakteristik Budaya Organisasi mengatasi permasalahan adaptasi eksternal dan
Budaya organisasi merujuk pada suatu integrasi internal. Bila budaya organisasi
system pengertian yang diterima secara berfungsi dengan baik maka dapat diajarkan
bersama. Dalam setiap organisasi terdapat pola pada anggota baru sebagai cara yang tepat
mengenai kepercayaan, ritual, mitos, serta untuk mempersepsikan, berpikir, dan merasa
praktek-praktek yang telah berkembang sejak dalam hubungannya dengan masalah lain yang
lama. Kesemuanya itu pada gilirannya dihadapi. Budaya organisasi mewakili apa yang
menciptakan pemahaman yang sama diantara dipahami oleh para pekerja sebagai pola
para anggota mengenai bagaimana sebenarnya kepercayaan, nilai-nilai, dan harapan yang
organisasi dan bagaimana anggotanya harus mengarahkan perilaku dan praktek yang
berperilaku. dijalankan dalam organisasi (Thoyib, 2005).
Penelitian menunjukkan bahwa ada
tujuh karakteristik utama yang, secara 6. Pengertian Gaya Kepemimpinan
keseluruhan, merupakan hakikat budaya Transformasional
organisasi. Karakteristik budaya organisasi Kepemimpinan adalah proses
yang dikemukakan oleh Robbins (2006) adalah menggerakkan dan mempengaruhi aktivitas
sebagai berikut: yang berkaitan dengan tugas dari anggota
kelompok. Dari definisi kepemimpinan di atas
Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Transformasial terhadap KInerja Karyawan PT PLN …………. 21
JURNAL PENELITIAN EKONOMI AKUNTANSI (JENSI), VOL. 1, NO. 1, JUNI 2017
Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Transformasial terhadap KInerja Karyawan PT PLN …………. 22
JURNAL PENELITIAN EKONOMI AKUNTANSI (JENSI), VOL. 1, NO. 1, JUNI 2017
Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Transformasial terhadap KInerja Karyawan PT PLN …………. 23
JURNAL PENELITIAN EKONOMI AKUNTANSI (JENSI), VOL. 1, NO. 1, JUNI 2017
untuk melakukan lebih daripada yang awalnya 2. Inspirational motivation: kepala sekolah
diharapkan terhadap mereka. dapat memotivasi seluruh guru dan
Seorang pemimpin transformasional karyawannnya untuk memiliki komitmen
memotivasi para pengikut dengan membuat terhadap visi organisasi dan mendukung
mereka lebih sadar mengenai pentingnya hasil- semangat team dalam mencapai tujuan-
hasil pekerjaan, mendorong mereka untuk lebih tujuan pendidikan di sekolah.
mementingkan organisasi atau negara daripada 3. Intellectual Stimulation: kepala sekolah
kepentingan diri sendiri dan mengaktifkan dapat menumbuhkan kreativitas dan inovasi
(menstimulus) kebutuhan-kebutuhan mereka di kalangan guru dan stafnya dengan
yang lebih tinggi. mengembangkan pemikiran kritis dan
Berkaitan dengan kepemimpinan pemecahan masalah untuk menjadikan
transformasional, Bass (dalam Howell dan sekolah ke arah yang lebih baik.
Hall-Merenda, 1999) mengemukakan adanya 4. Individual consideration: kepala sekolah
empat karakteristik kepemimpinan dapat bertindak sebagai pelatih dan
transformasional, yaitu: penasihat bagi guru dan stafnya.
Di samping itu, peran pemimpin
1. Kharisma, adalah mengkomunikasikan visi menjadi tidak kalah pentingnya. Seorang
organisasi, menumbuhkan kepercayaan pemimpin perusahaan yang bijaksana dan baik
dan rasa kagum karyawan terhadap harus dapat memberikan kepuasan kepada para
pemimpin. pekerjanya dan selalu berusaha memperhatikan
2. Inspirasional adalah mengkomunikasikan semangat kerja mereka. Pemimpin tentunya
harapan yang tinggi dan tantangan kerja harus mempunyai kemampuan dalam
secara jelas, membangkitkan semangat mengelola, mengarahkan, memerintah, dan
kerja, dan mengekspresikan tujuan-tujuan mempengaruhi bawahannya untuk memperoleh
penting. tujuan yang diinginkan oleh perusahaan
3. Stimulasi intelektual adalah menghargai (Trisnaningsih, 2007).
ide-ide karyawan, mengembangkan
rasionalitas dan kreativitas karyawan, serta 8. Pengertian Komitmen Organisasional
melibatkan karyawan dalam pemecahan Komitmen organisasional merupakan
masalah komitmen seseorang terhadap organisasi
4. Perhatian individual Memberikan perhatian tempatnya bekerja. Komitmen seseorang
secara individual pada kebutuhan untuk terhadap organisasi merupakan salah satu
berprestasi, menghargai perbedaan jaminan untuk menjaga kelangsungan
individual, dan memberi pengarahan organisasi tersebut. Dalam penelitiannya Porter
Terdapat empat faktor untuk menuju dan Steers (dalam Luthans, 1992) menunjukkan
kepemimpinan tranformasional, yang dikenal bahwa komitmen yang tinggi berpengaruh
sebutan 4I, yaitu: idealized influence, terhadap tingginya tingkat performansi. Selain
inspirational motivation, intellectual itu seseorang yang mempunyai tingkat
stimulation, dan individual consideration. komitmen yang tinggi terhadap organisasinya
1. Idealized influence: kepala sekolah cenderung untuk bertahan sebagai anggota
merupakan sosok ideal yang dapat dalam waktu yang relatif panjang.
dijadikan sebagai panutan bagi guru dan Robbins dan Judge (2008) komitmen
karyawannya, dipercaya, dihormati dan organisasional adalah tingkat sampai mana
mampu mengambil keputusan yang terbaik seorang karyawan memihak sebuah organisasi
untuk kepentingan sekolah. serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk
mempertahankan keanggotaannya dalam
organisasi tersebut. Jadi, keterlibatan pekerjaan
yang tinggi berarti memihak pada pekerjaan
tertentu seorang individu, sementara komitmen
organisasional yang tinggi berarti memihak
Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Transformasial terhadap KInerja Karyawan PT PLN …………. 24
JURNAL PENELITIAN EKONOMI AKUNTANSI (JENSI), VOL. 1, NO. 1, JUNI 2017
Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Transformasial terhadap KInerja Karyawan PT PLN …………. 25
JURNAL PENELITIAN EKONOMI AKUNTANSI (JENSI), VOL. 1, NO. 1, JUNI 2017
Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Transformasial terhadap KInerja Karyawan PT PLN …………. 26
JURNAL PENELITIAN EKONOMI AKUNTANSI (JENSI), VOL. 1, NO. 1, JUNI 2017
Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Transformasial terhadap KInerja Karyawan PT PLN …………. 27
JURNAL PENELITIAN EKONOMI AKUNTANSI (JENSI), VOL. 1, NO. 1, JUNI 2017
Tabel ini menjelaskan nilai rata-rata dari Hasil Regresi Budaya Organisasional,
variabel yang digunakan dalam penelitian ini Kepemimpinan Transformasional dan
berkisar antara 3,86 hingga 4,09 dengan tingkat Komitmen Organisasional Terhadap Kinerja
penyebaran data berkisar antara 0,24 hingga Karyawan
Unstandardized Standardized
0,36. Dari empat variabel yang terlihat, variabel Coefficients Coefficients
t Sig.
Std.
budaya organisasi merupakan variabel dengan B
Error
Beta
nilai mean tertinggi yang berarti dukungan (Constant) 2,106 0,595 3,539 0,001
jawaban responden untuk variabel ini Budaya
Organisasi
0,814 0,132 0,584 6,164 0,001
cenderung positif dibanding variabel lainnya. Kepemimpinan
-0,473 0,114 -0,292 4,162 0,001
Transformasional
Sementara variabel kinerja karyawan Komitmen
0,082 0,121 0,066 0,683 0,496
merupakan variabel dengan tingkat penyebaran Organisasional
Sumber : Data Primer, 2014 (diolah).
data terbesar yang berarti tingkat perbedaan
jawaban responden untuk variabel ini relatif Variabel budaya organisasi memiliki
tinggi dibanding variabel lainnya. pengaruh terhadap kinerja karyawan dengan
arah nilai positif sebesar 0,584, kemudian
2. Pengujian Analisis Jalur kepemimpinan transformasional memiliki
Untuk melihat pengaruh variabel eksogen pengaruh terhadap kinerja karyawan dengan
baik secara langsung maupun tidak langsung nilai negatif sebesar -0,292, sedangkan
terhadap variabel endogen secara parsial dan komitmen organisasional juga memiliki
simultan, penelitian ini menggunakan analisis pengaruh namun tidak signifikan dengan nilai
jalur (path analysis). Hasil regresi terlihat pada arah positif sebesar 0,066 terhadap kinerja
tabel dibawah: karyawan. Hal ini berarti budaya organisasi
Hasil Regresi Pengaruh Budaya Organisasi menyebabkan pengaruh peningkatan terhadap
dan Kepemimpinan Transformasional kinerja karyawan, sedangkan kepemimpinan
terhadap Komitmen Organisasional. transformasional dan komitmen organisasional
tidak menyebabkan pengaruh peningkatan
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients terhadap kinerja karyawan.
t Sig.
Std.
Berdasarkan hasil analisis jalur pada
B Beta
Error tabel diatas (menggunakan bantuan program
(Constant) -0,097 0,465 -0,209 SPSS 20 for windows), maka dapat ditulis
0,835
Budaya Organisasi
(X1)
0,584
Kinerja
0,691 Komitmen
0,066
Karyawan
Organisasional
(Z)
(Y)
0,193
Kepemimpinan
Transformasional -0,292
(X2)
3. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap signifikan terhadap kinerja karyawan PT. PLN
Kinerja Karyawan (Persero) Wilayah Aceh.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat Hubungan gaya kepemimpinan
pengaruh antara budaya organisasi terhadap memiliki hubungan negatif dengan kinerja
kinerja karyawan dengan nilai signifikansi diperkuat dengan teori X dari Mc. Gregor.
0,001 < 0,10 dan koefisien regresi 0,584. Hasil Hasil uji hipotesis negatif tersebut disebabkan
perhitungan ini menunjukkan bahwa Ha oleh indikator-indikator negatif yang didapat
diterima, dengan demikian variabel budaya dari hasil kepemimpinan selama membimbing,
organisasi berpengaruh positif dan signifikan memberikan semangat dan motivasi kepada
terhadap kinerja karyawan PT. PLN (Persero) individu dan tim untuk mencapai hasil yang
Wilayah I Aceh. diinginkan dalam organisasi yaitu: tidak dapat
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mencapai kinerja yang tinggi dari tim, gagal
besar atau kecilnya kinerja yang dimiliki oleh mengklarifikasi sasaran atau standar kinerja,
karyawan dipengaruhi oleh baik atau tidaknya tidak memberikan perhatian yang cukup kepada
budaya organisasi didalam perusahaan. Adanya kebutuhan individu dan kelompok, tidak
keterkaitan antara budaya organisasi dengan memantau maupun memberikan umpan balik
kinerja organisasi yang dapat dilihat dari yang efektif terhadap kinerja, tidak konsisten
semakin baik budaya organisasi makin baik dalam memberikan imbalan bagi kinerja yang
kinerja organisasi tersebut (Djokosantoso, 2003 baik dan mengambil tindakan bagi mereka
dalam Soedjono, 2005). yang berkinerja kurang (Dharma, 2009:105).
Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Transformasial terhadap KInerja Karyawan PT PLN …………. 29
JURNAL PENELITIAN EKONOMI AKUNTANSI (JENSI), VOL. 1, NO. 1, JUNI 2017
Penelitian Lok dan Crawfor (2004), Hasil penelitian dari siluman (2002)
mengatakan adanya pengaruh budaya mengemukakan bahwa komitmen
organisasi, dan gaya kepemimpinan terhadap organisasional memiliki korelasi signifikan
kepuasan kerja dan komitmen organisasi. Ini positif dengan kinerja karyawan. Hasil
berarti secara terpisah budaya organisasi dapat penelitian Devi (2009) menyatakan bahwa
secara langsung berpengaruh terhadap komitmen organisasional berpengaruh positif
komitmen organisasional. meskipun tidak signifikan terhadap kinerja
karyawan.
6. Pengaruh Kepemimpinan
Transformasional Terhadap Komitmen 8. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap
Organisasional Kinerja Karyawan Melalui Komitmen
Berdasarkan hasil penelitian terdapat Organisasional
pengaruh yang positif dan signifikan antara Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kepemimpinan transformasional terhadap budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja
komitmen organisasional dengan nilai karyawan yang di mediasi oleh komitmen
signifikansi 0,005< 0,10 dan koefisien regresi organisasional. Dimana hasil perhitungan
sebesar 0,193. Hasil perhitungan ini pengaruh tidak langsung sebesar 0,629
menunjukkan Ha diterima, dengan demikian berpengaruh positif. Artinya adanya pengaruh
variabel kepemimpinan transformasional tidak langsung yang positif dari komitmen
berpengaruh positif dan signifikan terhadap organisasional pada pengaruh budaya
komitmen organisasional PT. PLN (Persero) organisasi terhadap kinerja karyawan. Dengan
Wilayah I Aceh. demikian, budaya organisasi yang kondusif
Brown (2003, dalam Suhana 2007) tercipta sehingga adanya komitmen
menguji pengaruh perilaku kepemimpinan yang organisasional serta dampaknya pada tingginya
berorientasi pada hubungan dan tugas terhadap rasa kinerja karyawan.
komitmen organisasi. Temuannya
menunjukkan bahwa perilaku kepemimpinan 9. Pengaruh Kepemimpinan
yang berorientasi pada hubungan yang meliputi Transformasional Terhadap Kinerja
membangun kepercayaan, memberikan Karyawan Melalui Komitmen
inspirasi, visi, mendorong kreativitas dan Organisasional
menekankan pengembangan berpengaruh Berdasarkan hasil perhitungan dalam
secara positif pada komitmen afektif karyawan. penelitian ini, terdapat pengaruh antara
Sementara perilaku kepemimpinan yang kepemimpinan transformasional terhadap
berorientasi pada tugas juga berpengaruh kinerja karyawan melalui komitmen
terhadap komitmen afektif karyawan, meski organisasional. Dimana hasil perhitungan
tingkat pengaruhnya lebih rendah. pengaruh tidak langsung sebesar -0,279 dan
berpengaruh negatif. Artinya bahwa ada
7. Pengaruh Komitmen Organisasional pengaruh tidak langsung yang negatif dari
Terhadap Kinerja Karyawan komitmen organisasional pada pengaruh
Berdasarkan hasil penelitian terdapat kepemimpinan transformasional terhadap
pengaruh positif namun tidak signifikan antara kinerja karyawan. Dengan demikian,
komitmen organisasional terhadap kinerja kepemimpinan transformasional harus
karyawan dengan nilai signifikansi 0,496< 0,10 dilakukan demi terciptanya komitmen
dan koefisien regresi sebesar 0,066. Hasil organisasional dalam bekerja sehingga akan
perhitungan ini menunjukkan Ha diterima, berdampak pada tingginya kinerja karyawan.
dengan demikian variabel komitmen
organisasional berpengaruh positif namun tidak
signifikan terhadap kinerja karyawan PT. PLN
(Persero) Wilayah I Aceh.
Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Transformasial terhadap KInerja Karyawan PT PLN …………. 30
JURNAL PENELITIAN EKONOMI AKUNTANSI (JENSI), VOL. 1, NO. 1, JUNI 2017
Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Transformasial terhadap KInerja Karyawan PT PLN …………. 31
JURNAL PENELITIAN EKONOMI AKUNTANSI (JENSI), VOL. 1, NO. 1, JUNI 2017
Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Transformasial terhadap KInerja Karyawan PT PLN …………. 32
JURNAL PENELITIAN EKONOMI AKUNTANSI (JENSI), VOL. 1, NO. 1, JUNI 2017
Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Transformasial terhadap KInerja Karyawan PT PLN …………. 33