Anda di halaman 1dari 19

JURNAL PENELITIAN EKONOMI AKUNTANSI (JENSI), VOL. 1, NO.

1, JUNI 2017

Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan


Transformasional terhadap Kinerja Karyawan PT. PLN (persero)
Wilayah I Aceh dengan Komitmen Organisasional
sebagai Variabel Mediasi

Tuti Meutia
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Samudra, Langsa Aceh
e-mail: tutimeutia@unsam.ac.id

Eva Andriani
e-mail: andrianiva24@gmail.com

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja karyawan PT. PLN
(persero) Wilayah I Aceh. Penelitian ini menggunakan variabel budaya organisasi
dan gaya kepemimpinan transformasional untuk menganalisis pengaruh kinerja
karyawan tersebut. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan variabel komitmen
organisasional sebagai variabel mediasi untuk menganalisis pengaruh tingkat
komitmen karyawan terhadap organisasi. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh karyawan PT. PLN (persero) Wilayah I Aceh yang berjumlah 166.
Sedangkan sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 117 orang yang
diambil dari populasi tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel
budaya organisasi mempunyai pengaruh yang positif sebesar 0,584 terhadap
kinerja karyawan dengan tingkat signifikan yang baik 0,001, variabel komitmen
organisasional mempunyai pengaruh yang positif sebesar 0,066 terhadap kinerja
karyawan dengan tidak signifikan 0,496, variabel gaya kepemimpinan
transformasional mempunyai pengaruh yang negatif terhadap kinerja sebesar -
0,292 dengan tingkat signifikan yang baik 0,001. Variabel gaya kepemimpinan
transformasional mempunyai pengaruh yang positif sebesar 0,193 terhadap
komitmen organisasional dengan tingkat signifikan yang baik 0,004, dan variabel
budaya organisasi mempunyai pengaruh yang positif sebesar 0,691 terhadap
komitmen organisasional dengan tingkat signifikan yang baik 0,001.

Kata Kunci: Kinerja Karyawan, Komitmen Organisasional, Budaya Organisasi,


Gaya Kepemimpinan Transformasional.

PENDAHULUAN manusia yang mereka miliki. Sumberdaya


Pada dasarnya perusahan adalah manusia disamping sarana prsarana memiliki
institusi pencipta kekayaan. Dalam lingkungan peran yang sangat penting dalam membentuk
bisnis yang kompetitif, perusahaan dituntut nilai jasa sehingga dapat mencapai
untuk menjadi institusi pelipat ganda kekayaan pertumbuhan pendapatan yang berarti.
bagi shareholder perusahaan tersebut. Sebagaimana tersirat dari namanya, PLN
Kemampuan manajer dalam menciptakan mempunyai kegiatan pokok yaitu penyedia jasa
shareholder value perlu mendapatkan perhatian listrik bagi masyarakat dan memenuhi
yang khusus. Hal ini terkait dengan kinerja kebutuhan pembangunan. Hal ini sejalan
manajer sebagai pengelola perusahaan. dengan Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor
Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai 18 tahun 2017 yaitu PT. PLN (Persero)
badan usaha milik negara dibidang mempunyai tujuan ikut serta membangun
ketenagalistrikan tidak lepas dari sumberdaya ekonomi dan ketahanan nasional sesuai dengan
Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Transformasial terhadap KInerja Karyawan PT PLN …………. 15
JURNAL PENELITIAN EKONOMI AKUNTANSI (JENSI), VOL. 1, NO. 1, JUNI 2017

kebijakan pemerintah dalam bidang prestasi kerja para karyawannya. Kegiatan ini
penguasaan listrik (PT. PLN, 2003:87). dapat memperbaiki keputusan-keputusan
Masalah listrik memang menjadi personalia dan memberikan umpan balik
permasalahan akut dan berakar. Masalah ini kepada para karyawan tentang pelaksanaan
seakan telah menjadi masalah nasional bahkan kerja mereka. Kegunaan-kegunaan penilaian
menglobal. Sungguh dilematis, di satu sisi prestasi kerja dapat dirinci sebagai berikut:
listrik merupakan kebutuhan namun disisi lain perbaikan prestasi kerja, penyesuaian-
listrik menjadi permasalahan ketika penyesuaian kepemimpinan, keputusan-
penggunaannya melebihi kapasitas yang keputusan penempatan, kebutuhan latihan dan
disediakan (Indra, 2008). Upaya untuk pengembangan, perencanaan dan
meningkatkan investasi sarana penyediaan pengembangan karier, penyimpangan-
tenaga listrik dan pelayanan kepada pelanggan penyimpangan proses staffing, ketidakakuratan
merupakan usaha untuk tetap dapat informasional, kesalahan desain pekerjaan,
mempertahankan dan melaksanakan kesempatan kerja yang adil dan tantangan-
tanggungjawab PLN dalam menjamin tantangan eksternal (Sarwoko, 2005 dalam
kelangsungan penyediaan tenaga listrik bagi Meutia, 2009).
masyarakat. Upaya peningkatan kemampuan Input yang penting dari kinerja adalah
perusahaan diharapkan akan memberikan nilai budaya organisasi. Kebudayaan merupakan
tambah bagi pelanggan, perusahaan, dan seperangkat nilai-nilai yang menjadi landasan
pemegang saham (PT. PLN, 2005:79). pokok untuk menetukan sikap terhadap dunia
Bangsa Indonesia sebagai negara luarnya, bahkan mendasari setiap tingkah laku
berkembang berada dalam masa puncak yang harus dilaksanakan sehubungan dengan
pertumbuhan dan perubahan. Tidak hanya pola hidup dan susunan kemasyarakatannya.
geliat ekonomi, selera masyarakat juga Kebudayaan mengikat para anggotanya untuk
mengalami perubahan yang sangat drastis. berperilaku sesuai dengan budaya yang ada.
Apalagi ditambah dengan perkembangan Apabila seperangkat norma sudah menjadi
inovasi, dan kebutuhan akan informasi. Semua budaya dalam organisasi, maka para anggota
membuat persoalan listrik, seperti kekurangan organisasi bersikap dan bertingkah laku sesuai
pasokan, pemadaman bergilir hingga kenaikan dengan budaya itu tanpa merasa terpaksa.
tarif, wajar adanya. Persoalannya yaitu sejauh Apabila budaya organisasi adalah budaya yang
mana laju pertumbuhan dan perubahan bisa bersifat mengarahkan kepada anggota
disiasati pemerintah. Ada beberapa hal yang organisasi untuk mempunyai kinerja yang baik,
mesti dipertimbangkan oleh pemerintah agar ke maka dapat dipastikan pelaksanaan budaya itu
depannya permasalahan listrik dapat diatasi. akan menghasilkan output kinerja yang baik
Pertama, tuntutan reformasi dan perbaikan di (PT PLN, 2003).
tubuh PLN harus didahulukan. Hal ini agar ke Budaya organisasi merupakan pesepsi
depannya PLN dapat lebih profesional. Kedua, umum yang diyakini oleh para anggota
penggalakan program-program yang mengarah organisasi sehingga individu dengan berbagai
pada upaya penemuan inovasi sumber daya latar belakang atau yang berada pada tingkatan
energi alternatif harus ditingkatkan karena yang berbeda dalam organisasi cenderung
permasalahan terbesar penyediaan listrik, baik untuk menjelaskan budaya organisasi dalam
dalam skala nasional maupun global adalah pengertian yang sama. Akan tetapi, budaya
masalah bahan bakar (Indra, 2008 dalam organisasi menunjukkan adanya satu budaya
Meutia, 2009). yang dominan. Jika organisasi tidak
Kinerja tinggi yang diharapkan dalam mempunyai budaya yang dominan maka
suatu organisasi tidak hanya ada pada level top pengaruh dari budaya terhadap kinerja
manager saja, tetapi juga harus ada pada organisasi akan menjadi tidak jelas. Budaya
middle manger, dan low manager (Rahman, yang kuat dicirikan oleh nilai dari organisasi
2007). Untuk mengetahui kinerja karyawan, yang dianut dengan kuat, diatur dengan baik,
seorang atasan harus mengevaluasi atau menilai dan dirasakan bersama secara luas. Makin

Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Transformasial terhadap KInerja Karyawan PT PLN …………. 16
JURNAL PENELITIAN EKONOMI AKUNTANSI (JENSI), VOL. 1, NO. 1, JUNI 2017

banyak anggota yang menerima nilai-nilai inti, Kepemimpinan transformasional sangat


menyetujui jajaran tingkat kepentingannya, dan dibutuhkan pada perusahaan karena
merasa sangat terikat kepada budaya kepemimpinan tranformasional dapat
organisasi, maka makin kuat budaya suatu mendorong dan memotivasi karyawannya,
organisasi tersebut (PT PLN, 2003). Bass dalam Sofyan (2010) mengemukakan ada
Faktor yang tak kalah penting untuk tiga cara pemimpin transformasional
menunjang kinerja organisasi adalah gaya memotivasi karyawannya, yaitu dengan:
kepemimpinan. Gaya kepemimpinan dalam 1. Mendorong karyawan untuk lebih
organisasi mempunyai peran yang sangat menyadari arti penting hasil usaha.
menentukan dalam pencapaian tujuan 2. Mendorong karyawan untuk mendahulukan
organisasi. Hal ini dikarenakan melalui gaya kepentingan kelompok.
kepemimpinan yang baik, seorang pemimpin 3. Meningkatkan kebutuhan karyawan yang
dapat mempengaruhi bawahan agar lebih tinggi seperti harga diri dan
meningkatkan kinerjanya (Trisnaningsih, aktualisasi diri.
2007). Pendekatan kepemimpinan
Alberto et al. (2005) dalam transformasional secara essensial menekankan
Trisnaningsih (2007) menyatakan bahwa untuk menjunjung tinggi atau menghargai
kepemimpinan berpengaruh positif terhadap tujuan individu bawahan sehingga nantinya
kinerja. Temuan ini memberikan sinyal bahwa para bawahan itu akan memiliki keyakinan
gaya kepemimpinan seorang pemimpin sangat bahwa kinerja aktual akan melampaui harapan
berpengaruh terhadap kinerja bawahannya. Di kinerja mereka melaui inovasi-inovasi terbaru
samping itu, untuk mendapatkan kinerja yang agar dapat menghasilkan kinerja yang tinggi.
baik diperlukan juga adanya pembelajaran Hal di atas senada dengan pemaparan
terhadap bawahannya. Gaya kepemimpinan Victor (2008) dalam penelitiannya
sangat diperlukan karena dapat memberikan menunjukkan bahwa kepemimpinan
nuansa pada kinerja karyawan yang cenderung transformasional memberikan dampak positif
bisa formal maupun informal. Gaya terhadap peningkatan kinerja organisasi melalui
kepemimpinan yang cenderung informal lebih inovasi. Dalam penelitian tersebut Victor
menekankan pola keteladanan pimpinan, menjelaskan lebih lanjut, apabila gaya
namun memberikan kebebasan yang lebih luas kepemimpinan transformasional diterapkan
kepada karyawan untuk mengkreasikan pada suatu organisasi maka secara tidak
pekerjaannya serta tanggung jawab yang lebih langsung akan mempengaruhi tingkat kinerja
besar. perusahaan melalui peningkatan kemampuan
Dengan menggunakan model yang inovasi atau kapabilitas inovasi para
dikembangkan, Bass dalam Wuryaningrat karyawannya.
(2012) memberikan kesempatan melihat Di samping faktor budaya organisasi
pengaruh gaya kepemimpinan secara spesifik dan gaya kepemimpinan, faktor komitmen
dan komprehensif terhadap pengaruh organisasional dapat mempengaruhi kinerja
pengetahuan dan motivasi terhadap karyawan. Tanpa adanya budaya organisasi,
kemampuan inovasi suatu perusahaan. seorang karyawan cenderung merasa segan
Kepemimpinan transformasional merupakan untuk melaksanakan suatu tugas dengan baik
salah satu diantara sekian model kepemimpinan apapun statusnya dalam organisasi tersebut,
yang oleh Bass dan Aviolo (1994) karena kurang jelasnya kesepakatan komitmen
mengistilahkan kepemimpinan yang tegas.
transformasional sebagai four i’s yang meliputi Robbins dan Judge (2008) komitmen
Pengaruh Ideal (Idealised Influence), organisasional adalah tingkat sampai mana
Rangsangan Intelektual (Intelectual seorang karyawan memihak sebuah organisasi
Stimulation), Pertimbangan Individu serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk
(Individualised Consideration), dan Motivasi mempertahankan keanggotaannya dalam
Inspirasi (Inspirational Motivation). organisasi tersebut. Jadi, keterlibatan pekerjaan

Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Transformasial terhadap KInerja Karyawan PT PLN …………. 17
JURNAL PENELITIAN EKONOMI AKUNTANSI (JENSI), VOL. 1, NO. 1, JUNI 2017

yang tinggi berarti memihak pada pekerjaan 2. Seberapa besar pengaruh gaya
tertentu seorang individu, sementara komitmen kepemimpinan transformasional terhadap
organisasional yang tinggi berarti memihak kinerja karyawan PT. PLN (persero)
organisasi yang merekrut individu tersebut. Wilayah I Aceh.
Seperti yang dikatakan oleh Ancok, 3. Seberapa besar pengaruh budaya organisasi
(2002) keberhasilan suatu organisasi untuk terhadap komitmen organisasional PT. PLN
bertahan tergantung pada kemampuan (persero) Wilayah I Aceh.
organisasi untuk melakukan adaptasi terhadap 4. Seberapa besar pengaruh gaya
tekanan-tekanan yang timbul akibat perubahan kepemimpinan transformasional terhadap
yang terjadi di lingkungannya. komitmen organisasional PT. PLN
(persero) Wilayah I Aceh.
Berdasarkan latar belakang di atas, 5. Seberapa besar pengaruh komitmen
maka yang menjadi perumusan masalah dalam organisasional terhadap kinerja karyawan
penelitian ini adalah: PT. PLN (persero) Wilayah I Aceh.
1. Apakah budaya organisasi berpengaruh 6. Seberapa besar pengaruh tidak langsung
terhadap kinerja karyawan PT. PLN budaya organisasi terhadap kinerja
(persero) Wilayah I Aceh. karyawan PT. PLN (persero) Wilayah I
2. Apakah gaya kepemimpinan Aceh melalui komitmen organisasional.
transformasional berpengaruh terhadap 7. Seberapa besar pengaruh tidak langsung
kinerja karyawan PT. PLN (persero) gaya kepemimpinan transformasional
Wilayah I Aceh. terhadap kinerja karyawan PT. PLN
3. Apakah budaya organisasi berpengaruh (persero) Wilayah I Aceh melalui
terhadap komitmen organisasional PT. PLN komitmen organisasional.
(persero) Wilayah I Aceh.
4. Apakah gaya kepemimpinan Penelitian ini diharapkan dapat
transformasional berpengaruh terhadap memberikan manfaat antara lain:
komitmen organisasional PT. PLN 1. Memberikan bukti empiris mengenai
(persero) Wilayah I Aceh. pengaruh budaya organisasi, dan gaya
5. Apakah komitmen organisasional kepemimpinan transformasional terhadap
berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. kinerja karyawan PT. PLN (persero)
PLN (persero) Wilayah I Aceh. Wilayah I Aceh dengan komitmen
6. Apakah budaya organisasi berpengaruh organisasional sebagai variabel mediasi.
secara tidak langsung terhadap kinerja 2. Memberikan informasi kepada pihak-pihak
karyawan PT. PLN (persero) Wilayah I terkait lainnya mengenai kebijakan yang
Aceh melalui komitmen organisasional. akan ditempuh sehubungan dengan
7. Apakah gaya kepemimpinan pengaruh budaya organisasi, dan gaya
transformasional berpengaruh secara tidak kepemimpinan transformasional terhadap
langsung terhadap kinerja karyawan PT. kinerja karyawan PT. PLN (persero)
PLN (persero) Wilayah I Aceh melalui Wilayah I Aceh dengan komitmen
komitmen organisasional. organisasional sebagai variabel mediasi.
3. Dapat dijadikan bahan perbandingan dalam
penelitian selanjutnya.
Berdasarkan rumusan masalah yang
telah diuraikan di atas, maka penelitian ini Penelitian ini difokuskan pada
bertujuan untuk mengetahui: mengenai pengaruh budaya organisasi, dan
1. Seberapa besar pengaruh budaya organisasi gaya kepemimpinan transformasional terhadap
terhadap kinerja karyawan PT. PLN kinerja karyawan PT. PLN (persero) Wilayah I
(persero) Wilayah I Aceh. Aceh dengan komitmen organisasional sebagai
variabel mediasi.

Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Transformasial terhadap KInerja Karyawan PT PLN …………. 18
JURNAL PENELITIAN EKONOMI AKUNTANSI (JENSI), VOL. 1, NO. 1, JUNI 2017

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS


PENELITIAN 2. Ruang Lingkup Pengukuran Kinerja
1. Pengertian Kinerja Pengukuran kinerja adalah suatu proses
Pengertian kinerja menurut Kamus mengkuantifikasikan secara akurat dan valid
Besar Bahasa Indonesia (1995) merupakan kata tingkat efisiensi dan efektivitas suatu kegiatan
benda yang artinya: “Sesuatu yang dicapai, yang telah terealisasi dan membandingkannya
prestasi yang diperlihatkan, atau kemampuan dengan tingkat prestasi yang direncanakan.
kerja”. Kinerja menurut Rivai & Basri (2004) Menurut Kim dan Larry (1998) dalam Rahman,
dalam Riani (2011) adalah hasil seseorang dkk. (2007) sistem pengukuran kinerja adalah
secara keseluruhan selama periode tertentu di frekuensi pengukuran kinerja pada manajer
dalam melaksanakan tugas, seperti standar hasil dalam unit organisasi yang dipimpin mengenai
kerja, target atau sasaran atau kriteria yang kualitas dalam aktivitas operasional
telah ditentukan terlebih dahulu dan telah perusahaan. Sistem pengukuran kinerja
disepakati bersama. Menurut Bastian (2001) memiliki sasaran implementasi strategi. Dalam
“Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat menetapkan sistem pengukuran kinerja,
pencapaian pelaksanaan suatu manajemen memilih serangkaian ukuran-
kegiatan/program/kebijakan dalam ukuran yang menunjukkan strategi perusahaan.
mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi Kinerja perusahaan sebagian besar
organisasi yang tertuang dalam perumusan dipengaruhi kinerja para karyawan, terutama
skema strategi (strategic planning) suatu para manajer. Untuk meningkatkan kinerja
organisasi”. perusahaan, maka dibutuhkan sistem
Kinerja dibedakan menjadi dua, yaitu pengukuran kinerja yang dapat memberikan
kinerja individu dan kinerja organisasi, kinerja informasi relevan untuk pengambilan
individu adalah hasil kerja karyawan baik dari keputusan strategis kepada para menajer.
segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan Sistem pengukuran kinerja juga dapat
standar kerja yang telah di. Kinerja tentukan, memperkuat pengetahuan seorang manajer
sedangkan kinerja organisasi adalah gabungan akan strategi dan prioritas sebuah organisasi
dari kinerja individu dengan kinerja kelompok sehingga dapat meningkatkan kemampuan
(Mangkunegara, 2005 dalam Trisnaningsih, mereka untuk mempengaruhi dan bertindak
2007). Kinerja Karyawan merupakan suatu sesuai prioritas perusahaan. Tanpa informasi
ukuran yang dapat digunakan untuk kinerja yang komprehensif, manajer cenderung
menetapkan perbandingan hasil pelaksanaan tidak memahami sepenuhnya operasional dari
tugas, tanggung jawab yang diberikan oleh sebuah unit kerja atau organisasi secara
organisasi pada periode tertentu dari relative keseluruhan (Rahman, dkk, 2007).
dapat digunakan untuk mengukur prestasi kerja
atau kinerja organisasi (Trisnaningsiah, 2007). 3. Manfaat Pengukuran Kinerja
Kinerja merupakan prestasi kerja, yakni Menurut Mardiasmo (2005) manfaat
perbandingan antara hasil kerja dengan standar pengukuran kinerja adalah:
kerja yang ditetapkan (Dessler, 1997). Dengan a. Memberikan pemahaman mengenai ukuran
demikian kinerja memfokuskan pada hasil yang digunakan untuk menilai kinerja
kerjanya. Menurut Robbins (2003) bahwa manajemen
kinerja karyawan adalah sebagai fungsi dari b. Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan
interaksi antara kemampuan dan motivasi. pimpinan dalam rangka memperbaiki kinerja
Dalam studi manajemen kinerja pekerja atau organisasi.
pegawai ada hal yang memerlukan c. Sebagai dasar untuk memberikan
pertimbangan yang penting sebab kinerja penghargaan dan hukuman (reward &
individual seorang pegawai dalam organisasi punishment) secara obyektif atas pencapaian
merupakan bagian dari kinerja organisasi, dan prestasi yang diukur sesuai dengan sistem
dapat menentukan kinerja dari organisasi pengukuran kinerja yang telah disepakati.
tersebut.

Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Transformasial terhadap KInerja Karyawan PT PLN …………. 19
JURNAL PENELITIAN EKONOMI AKUNTANSI (JENSI), VOL. 1, NO. 1, JUNI 2017

d. Memastikan bahwa pengambilan keputusan Aliran System Theory, aliran ini me-
dilakukan secara obyektif. nyatakan cara terbaik mempelajari organisasi
Mulyadi (2001) menyatakan bahwa adalah dengan system interdependensi yang
penelitian kinerja dimanfaatkan oleh organisasi mengkaitkan input-outputs dan feedback.
untuk: Sedangkan aliran Power and Politic, aliran ini
a. Membantu pengambilan keputusan yang menyatakan bahwa organisasi adalah
berkaitan dengan penghargaan personal, kompleksitas individu-individu dan koalisi-
seperti sistem promosi, transfer, dan koalisi yang berbeda dan sering berkompetisi
pemberhentian. dalam nilai, kepentingan dan preferensi.
b. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan Istilah budaya organisasi mengacu pada
pengembangan personalia dan menyediakan budaya yang berlaku dalam sebuah perusahaan
criteria seleksi dan evaluasi program atau instansi, karena pada umumnya
pelatihan. perusahaan atau instansi adalah dalam bentuk
c. Menyediakan suatu dasar untuk sebuah organisasi. Budaya oragnisasi dapat
mendistribusikan penghargaan. didefinisikan sebagai perangkat sistem nilai-
d. Mengelola operasi organisasi secara efektif nilai (values), keyakinan-keyakinan (beliefs)
dan efisien melalui motivasi personal secara asumsi-asumsi (assumptions), atau norma-
maksimum. norma yang telah lama berlaku, disepakati atau
Untuk itu seorang atasan perlu diikuti oleh para anggota suatu organisasi
mempunyai ukuran kinerja para karyawan sebagai pedoman perilaku atau pemecahan
supaya tidak timbul suatu masalah. Karyawan masalah-masalah organisasinya (Sutrisno,
dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan 2010)
jika dalam diri seorang karyawan tersebut Dalam pandangan Jeff Cartwright
ditumbuhkan motivasi kerja untuk meraih (1999:11) dalam Wibowo (2010), budaya
segala sesuatu yang diinginkan. Apabila adalah penentu yang kuat dari keyakinan, sikap
semangat kerja menjadi tinggi maka semua dan perilaku orang, dan pengaruhnya dapat
pekerjaan yang dibebankan kepadanya akan diukur melalui bagaimana orang termotivasi
lebih tepat dan cepat selesai. Pekerjaan yang untuk merespons pada lingkungan budaya
dengan tepat dan cepat selesai merupakan suatu mereka. Atas dasar itu, Carwright
prestasi kerja yang baik (Susilo, 2002). mendefinisikan budaya sebagai sebuah
kumpulan orang yang terorganisasi yang
4. Pengertian Budaya Organisasi berbagi tujuan, keyakinan dan nilai-nilai yang
Brown (1998) dalam Riani (2011), sama, dan dapat diukur dalam bentuk
mengajukan empat aliran teori organisasi dan pengaruhnya pada motivasi.
sejauh mana pengaruh masing-masing aliran ini Wheleen & Hunger (2004) secara
terhadap pengembangan budaya organisasi spesifik menyatakan sejumlah peranan penting
yaitu : Human Relations, Modern Structural yang dimainkan oleh budaya organisasi, yaitu:
Theory, System Theory, dan Power and Politic. 1. Membantu menciptakan rasa memiliki jati
Pada Human Relations, aliran ini menekankan diri bagi pekerja
bahawa organisasi eksis untuk melayani 2. Dapat dipakai untuk mengembangkan
kebutuhan manusia. Sumabangan aliran ini keikatan pribadi dengan perusahaan
kepada teori organisasi, khususnya budaya 3. Membantu stabilitas organisasi sebagai
organisasi adalah tentang pengkajian konsep- suatu sistem sosial
konsep : beliefs, values dan attitude. Pada 4. Menyajikan pedoman perilaku, sebagai
aliran Modern Structural Theory, menekankan hasil dari norma-norma perilaku yang
pada konsep-konsep diferensiasi dan integrasi sudah dibentuk
dimana para teoritis budaya terlibat juga di
dalamnya, tetapi aliran ini hanya mempunyai Dari peranan penting yang telah
pengaruh minimal terhadap perkembangan dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa
perspektif budaya. budaya organisasi memilki peranan yang sangat

Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Transformasial terhadap KInerja Karyawan PT PLN …………. 20
JURNAL PENELITIAN EKONOMI AKUNTANSI (JENSI), VOL. 1, NO. 1, JUNI 2017

strategis untuk mendorong dan meningkatkan 1. Inovasi dan keberanian mengambil risiko.
efektivitas kinerja organisasi. Selain itu budaya Sejauh mana karyawan didorong untuk
organisasi adalah instrument untuk menentukan bersikap inovatif dan berani mengambil
arah organisasi, mengarahkan apa yang boleh risiko.
dilakukan dan tidak boleh dilakukan, bagaiman 2. Perhatian pada hal-hal rinci. Sejauh mana
mengalokasikan sumber daya dan mengelola karyawan diharapkan menjalankan presisi,
sumber daya organisasional, dan juga sebagai analisis, d perhatian pada hal-hal detail.
alat untuk menghadapi masalah dan peluang 3. Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen
dari lingkungan internal dan eksternal. Hal berfokus lebih pada hasil ketimbang pada
yang paling mendasar dari budaya organisasi teknik dan proses yang digunakan untuk
adalah sebagai sistem control sosial bagi mencapai hasil tersebut.
anggota organisasional untuk mengendalikan 4. Orientasi orang. Sejauh mana keputusan-
perilakuyang diharapkan sesuai tujjuan keputusan manajemen mempertimbangkan
perusahaan sehingga tujuan perusahaan yang efek dari hasil tersebut atas orang yang ada
telah direncanakan jauh-jauh hari dapat di dalam organisasi.
terlaksana (Ma’rifah, 2005). 5. Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan-
Budaya organisasi merupakan kegiatan kerja di organisasi pada tim
kepribadian dari suatu organisasi. Kepribadian ketimbang pada indvidu-individu.
yang mantap akan mempengaruhi cara pandang 6. Keagresifan. Sejauh mana orang bersikap
terhadap suatu objek. Hasilnya, organisasi yang agresif dan kompetitif ketimbang santai.
semakin bertambah kekayaan budayanya akan 7. Stabilitas. Sejauh mana kegiatan-kegiatan
semakin bijaksana dalam menyikapi tiap organisasi menekankan dipertahankannya
persoalan yang muncul dalam organisasi status quo dalam perbandingannya dengan
tersebut. Tujuan utama organisasi menciptakan pertumbuhan.
sistem kontrol sosial karena adanya Internalisasi budaya organisasi
kepentingan tertentu yang harus direalisir. dilakukan di samping melalui peran dan
Dengan demikian budaya organisasi tanggung jawab masing-masing pihak yang
merupakan ekspresi menyeluruh dari pola berkepentingan juga diwujudkan dalam sistem
perilaku, keyakinan, seni, teknologi dan produk manajemen dan kebijakan yang dianut sistem
pikiran manusia yang menjadi cirri khas dari manajemen sumber daya manusia, system
suatu organisasi (Ma’rifah, 2005). manajemen perusahaan dan kebijakan yang
dibuat. Fungsi budaya organisasi untuk
5. Karakteristik Budaya Organisasi mengatasi permasalahan adaptasi eksternal dan
Budaya organisasi merujuk pada suatu integrasi internal. Bila budaya organisasi
system pengertian yang diterima secara berfungsi dengan baik maka dapat diajarkan
bersama. Dalam setiap organisasi terdapat pola pada anggota baru sebagai cara yang tepat
mengenai kepercayaan, ritual, mitos, serta untuk mempersepsikan, berpikir, dan merasa
praktek-praktek yang telah berkembang sejak dalam hubungannya dengan masalah lain yang
lama. Kesemuanya itu pada gilirannya dihadapi. Budaya organisasi mewakili apa yang
menciptakan pemahaman yang sama diantara dipahami oleh para pekerja sebagai pola
para anggota mengenai bagaimana sebenarnya kepercayaan, nilai-nilai, dan harapan yang
organisasi dan bagaimana anggotanya harus mengarahkan perilaku dan praktek yang
berperilaku. dijalankan dalam organisasi (Thoyib, 2005).
Penelitian menunjukkan bahwa ada
tujuh karakteristik utama yang, secara 6. Pengertian Gaya Kepemimpinan
keseluruhan, merupakan hakikat budaya Transformasional
organisasi. Karakteristik budaya organisasi Kepemimpinan adalah proses
yang dikemukakan oleh Robbins (2006) adalah menggerakkan dan mempengaruhi aktivitas
sebagai berikut: yang berkaitan dengan tugas dari anggota
kelompok. Dari definisi kepemimpinan di atas

Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Transformasial terhadap KInerja Karyawan PT PLN …………. 21
JURNAL PENELITIAN EKONOMI AKUNTANSI (JENSI), VOL. 1, NO. 1, JUNI 2017

selanjutnya dijelaskan oleh Stoner, dkk (2004), Berdasarkan konsep kepemimpinan


bahwa ada empat implikasi penting yang transformasional tersebut maka dapat diuraikan
terdapat di dalam definisi ini yakni: bahwa dalam kepemimpinan transformasional
1. Kepemimpinan melibatkan orang lain, atau pada hakekatnya fokus kajian bukan terletak
pengikut dengan kemauan mereka pada individu yang berkedudukan sebagai
menerima pengarahan dari pemimpinnya, seorang pemimpin, sebagaimana layaknya
anggota kelompok mendefinisikan status diuraikan dalam teori kepemimpinan
pemimpin dan membuat proses transformasional adalah dampak dari
kepemimpinan dapat berjalan tanpa penggunaan kekuasaan serta pengaruh yang
keterlibatan orang yang dipimpin, semua melekat pada pemimpin terhadap para
mutu kepemimpinan tidak relevan. bawahannya, sebab bersandar pada batasan
2. Kepemimpinan melibatkan distribusi mengenai kepemimpinan yang telah dibahas
kekuasaan yang tidak merata antara sebelumnya bahwa menilai kepemimpinan
pemimpin dan anggota kelompok, anggota tidak dapat dilepaskan dari adanya
kelompok tanpa kekuasaan, mereka dapat keikutsertaan (partisipasi) para bawahan.
dan membentuk aktivitas kelompok dengan (Wangmuba, 2009).
berbagai cara, namun kekuasaan pemimpin Secara konseptual, kepemimpinan
jauh lebih besar. transformasional menurut Bass (Wangmuba,
3. Kepemimpinan adalah kemampuan 2009), sebagai kemampuan pemimpin
menggerakkan berbagai bentuk kekuasaan mengubah lingkungan kerja, motivasi kerja,
untuk mempengaruhi perilaku pengikut dan pola kerja, dan nilai-nilai kerja yang
dengan berbagai cara. dipersepsikan bawahan sehingga mereka lebih
4. Kepemimpinan merupakan gabungan dari mampu mengoptimalkan kinerja untuk
tiga aspek sebelumnya dan mengakui mencapai tujuan organisasi. Berarti, sebuah
bahwa kepemimpinan adalah sebuah nilai, proses transformasional terjadi dalam
artinya bahwa seorang pemimpin memiliki hubungan kepemimpinan manakala pemimpin
moralitas yang baik sehingga dapat membangun kesadaran bawahan akan
mempertanggungjawabkan semua tindakan- pentingnya nilai kerja, memperluas dan
tindakannya. meningkatkan kebutuhan melampaui minat
Adapun definisi kepemimpinan pribadi serta mendorong perubahan tersebut ke
transformasional menurut Ivancevich (2006) arah kepentingan bersama termasuk
adalah: “pemimpin yang memotivasi para kepentingan organisasi.
bawahan untuk bekerja mencapai sebuah Dalam hal ini kepemimpinan
tujuan, bukan untuk kepentingan pribadi jangka transformasional menjadi penting dalam
pendek, dan untuk mencapai prestasi dan kelangsungan hidupnya., sistem kepemimpinan
aktualisasi diri, bukan demi perasaan aman.” transformasional menunjukkan bahwa:
Berdasarkan definisi tersebut 1. Secara signifikan dapat meningkatkan
disebabkan oleh konsepsi tentang kemampuan performance organisasi
untuk memotivasi para bawahan agar berbuat 2. Mempunyai pengaruh positif terhadap
lebih dari apa yang sesungguhnya diharapkan penjualan jangka panjang dan kepuasan
oleh sebuah organisasi, yakni dengan cara: pelanggan
a. Meningkatkan arti penting dan nilai tugas 3. Meningkatkan komitmen organisasi dari
dimata para bawahan bawahan
b. Mendorong individu untuk mengorbankan 4. Meningkatkan kepercayaan karyawan dan
kepentingan-kepentingan individual demi perilaku perusahaan (organizational
kepentingan tim, organisasi atau kebijakan citizenship behaviours)
yang lebih mendasar 5. Meningkatkan kepuasan karyawan dengan
c. Menaikan tingkat kebutuhan ke taraf yang pekerjaan dan pimpinan
lebih tinggi yaitu aktualisasi diri. 6. Mengurangi tekanan kerja dan
meningkatkan kesejahteraan karyawan

Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Transformasial terhadap KInerja Karyawan PT PLN …………. 22
JURNAL PENELITIAN EKONOMI AKUNTANSI (JENSI), VOL. 1, NO. 1, JUNI 2017

Menurut Robbins (2001) kepemimpinan 9. Originates (memilki keaslian)


transformasional adalah pemimpin yang 10. Challenges the Status quo (menentang
mampu memberi inspirasi karyawannya untuk kemapanan)
lebih mengutamakan kemajuan organisasi 11. Own person (mengakui tanggung jawab ada
daripada kepentingan pribadi, memberikan pada pemimpin)
perhatian yang baik terhadap karyawan dan 12. Does the raight thing (mnegerjakan dengan
mampu merubah kesadaran karyawannya benar)
dalam melihat permasalahan lama dengan cara Berikut beberapa gaya kepemimpinan
yang baru. yang kerap kita lihat atau alami saat ini :
Kepemimpinan transformasional 1. Kediktatoran, gaya kepemimpinan
didefinisikan sebagai kepemimpinan yang kediktatoran cenderung mempertahankan
melibatkan perubahan dalam organisasi. diri atas kekuasaan dan kewenangannya
Kepemimpinan ini juga didefinisikan sebagai dalam pembuatan keputusan.
kepemimpinan membutuhkan tindakan 2. Demokrasi relatif, gaya kepemimpinan ini
motivasi para bawahan agar bersedia bekerja lebih lunak dari gaya kediktatoran, dan
demi sasaran-sasaran tingkat tinggi yang kepemimpinan ini berusaha memastikan
dianggap melampaui kepentingan pribadinya bahwa kelompoknya mendapatkan
pada saat itu. Kepemimpinan transformasional informasi memadai dan berpartisipasi
inilah yang sesungguhnya diartikan sebagai dalam tujuan tim sebagai satu entitas.
kepemimpinan sejati, karena kepemimpinan ini 3. Kemitraan, gaya kepemimpinan ini
sungguh bekerja menuju sasaran pada tindakan mengaburkan batas antara pemimpin dan
mengarahkan organisasi kepada suatu tujuan para anggotanya, dengan suatu kesejajaran
yang tidak pernah diraih sebelumnya. (Locke dan berbagi tanggung jawab.
dalam Yanto 2004). 4. Transformasional, gaya kepemimpinan
yang mampu mendatangkan perubahan di
7. Karakteristik Gaya Kepemimpinan dalam diri setiap individu yang terlibat dan
Transformassional atau bagi seluruh organisasi untuk
Pemimpin memiliki karakteristik mencapai kinerja yang semakin tinggi.
dengan selalu berupaya untuk menciptakan hal Selanjutnya Burn (dalam Pawar dan
yang baru (selalu berinovasi). Gagasan-gagasan Eastman, 1997; Keller, 1992) mengembangkan
yang dimiliki oleh pemimpin merupakan konsep kepemimpinan transformasional dengan
gagasan sendiri yang tidak meniru ataupun berlandaskan pada pendapat Maslow mengenai
menjiplak dari orang lain, dan gagasannya hirarki kebutuhan manusia. Menurut Burn
memiliki perspektif jangka panjang. Pemimpin (dalam Pawar dan Eastman, 1997) keterkaitan
selalu berupaya untuk mengembangkan apa tersebut dapat dipahami dengan gagasan bahwa
yang ia lakukan. kebutuhan karyawan yang lebih rendah, seperti
Luthan (2006) menegaskan bahwa kebutuhan fisiologis dan rasa aman hanya dapat
karakteristik pemimpin adalah: dipenuhi melalui praktik gaya kepemimpinan
1. Innovates (menciptakan sesuatu yang baru) transaksional. Sebaliknya, Keller (1992)
2. An original (asli dari pemimpin) mengemukakan bahwa kebutuhan yang lebih
3. Develops (mengembangkan) tinggi, seperti harga diri dan aktualisasi diri,
4. Focuses on people (terkonsentrasi pada hanya dapat dipenuhi melalui praktik gaya
manusia) kepemimpinan transformasional.
5. Inspires trust (menghidupkan rasa percaya) Seorang pemimpin transformasional
6. Longrange Perspective (memiliki dapat diukur dalam hubungannya dengan efek
perspektif jangka panjang) pemimpin tersebut terhadap para pengikutnya.
7. Asks what and why (ia menanyakan apa dan Para pengikut seorang pemimpin
bagaimana) transformasional merasa adanya kepercayaan,
8. Eye on the horizon (berpandangan sama kekaguman, kesetiaan dan hormat terhadap
pada sesamanya) pemimpin tersebut dan mereka termotivasi

Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Transformasial terhadap KInerja Karyawan PT PLN …………. 23
JURNAL PENELITIAN EKONOMI AKUNTANSI (JENSI), VOL. 1, NO. 1, JUNI 2017

untuk melakukan lebih daripada yang awalnya 2. Inspirational motivation: kepala sekolah
diharapkan terhadap mereka. dapat memotivasi seluruh guru dan
Seorang pemimpin transformasional karyawannnya untuk memiliki komitmen
memotivasi para pengikut dengan membuat terhadap visi organisasi dan mendukung
mereka lebih sadar mengenai pentingnya hasil- semangat team dalam mencapai tujuan-
hasil pekerjaan, mendorong mereka untuk lebih tujuan pendidikan di sekolah.
mementingkan organisasi atau negara daripada 3. Intellectual Stimulation: kepala sekolah
kepentingan diri sendiri dan mengaktifkan dapat menumbuhkan kreativitas dan inovasi
(menstimulus) kebutuhan-kebutuhan mereka di kalangan guru dan stafnya dengan
yang lebih tinggi. mengembangkan pemikiran kritis dan
Berkaitan dengan kepemimpinan pemecahan masalah untuk menjadikan
transformasional, Bass (dalam Howell dan sekolah ke arah yang lebih baik.
Hall-Merenda, 1999) mengemukakan adanya 4. Individual consideration: kepala sekolah
empat karakteristik kepemimpinan dapat bertindak sebagai pelatih dan
transformasional, yaitu: penasihat bagi guru dan stafnya.
Di samping itu, peran pemimpin
1. Kharisma, adalah mengkomunikasikan visi menjadi tidak kalah pentingnya. Seorang
organisasi, menumbuhkan kepercayaan pemimpin perusahaan yang bijaksana dan baik
dan rasa kagum karyawan terhadap harus dapat memberikan kepuasan kepada para
pemimpin. pekerjanya dan selalu berusaha memperhatikan
2. Inspirasional adalah mengkomunikasikan semangat kerja mereka. Pemimpin tentunya
harapan yang tinggi dan tantangan kerja harus mempunyai kemampuan dalam
secara jelas, membangkitkan semangat mengelola, mengarahkan, memerintah, dan
kerja, dan mengekspresikan tujuan-tujuan mempengaruhi bawahannya untuk memperoleh
penting. tujuan yang diinginkan oleh perusahaan
3. Stimulasi intelektual adalah menghargai (Trisnaningsih, 2007).
ide-ide karyawan, mengembangkan
rasionalitas dan kreativitas karyawan, serta 8. Pengertian Komitmen Organisasional
melibatkan karyawan dalam pemecahan Komitmen organisasional merupakan
masalah komitmen seseorang terhadap organisasi
4. Perhatian individual Memberikan perhatian tempatnya bekerja. Komitmen seseorang
secara individual pada kebutuhan untuk terhadap organisasi merupakan salah satu
berprestasi, menghargai perbedaan jaminan untuk menjaga kelangsungan
individual, dan memberi pengarahan organisasi tersebut. Dalam penelitiannya Porter
Terdapat empat faktor untuk menuju dan Steers (dalam Luthans, 1992) menunjukkan
kepemimpinan tranformasional, yang dikenal bahwa komitmen yang tinggi berpengaruh
sebutan 4I, yaitu: idealized influence, terhadap tingginya tingkat performansi. Selain
inspirational motivation, intellectual itu seseorang yang mempunyai tingkat
stimulation, dan individual consideration. komitmen yang tinggi terhadap organisasinya
1. Idealized influence: kepala sekolah cenderung untuk bertahan sebagai anggota
merupakan sosok ideal yang dapat dalam waktu yang relatif panjang.
dijadikan sebagai panutan bagi guru dan Robbins dan Judge (2008) komitmen
karyawannya, dipercaya, dihormati dan organisasional adalah tingkat sampai mana
mampu mengambil keputusan yang terbaik seorang karyawan memihak sebuah organisasi
untuk kepentingan sekolah. serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk
mempertahankan keanggotaannya dalam
organisasi tersebut. Jadi, keterlibatan pekerjaan
yang tinggi berarti memihak pada pekerjaan
tertentu seorang individu, sementara komitmen
organisasional yang tinggi berarti memihak

Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Transformasial terhadap KInerja Karyawan PT PLN …………. 24
JURNAL PENELITIAN EKONOMI AKUNTANSI (JENSI), VOL. 1, NO. 1, JUNI 2017

organisasi yang merekrut individu tersebut. 3. Komitmen normatif (normative


Luthans (2006) mendefinisikan komitmen commitment) meliputi perasaan karyawan
organisasi dengan kata lain merupakan sikap terhadap kewajiban untuk tetap tinggal
yang merefleksikan loyalitas karyawan pada dalam organisasi. Seseorang menjadi
organisasi dan proses berkelanjutan dimana anggota organisasi sebab ia merasa harus
anggota organisasi mengekspresikan melakukan sesuatu (ought to do).
perhatiannya terhadap organisasi dan
keberhasilan serta kemajuan yang 10. Hubungan Budaya Organisasi terhadap
berkelanjutan. Mowday, Steers dan Porter Kinerja Karyawan
(1979) Komitmen organisasi menunjuk pada Budaya organisasi adalah suatu keadaan
pengidentifikasian dengan tujuan organisasi, dimana suatu organisasi berperan sesuai dengan
kemampuan mengarahkan segala daya untuk tugas, batas dan wewenang serta tanggung
kepentingan organisasi, dan ketertarikan untuk jawabnya yang berhubungan langsung dengan
tetap menjadi bagian organisasi. Dimaksudkan kinerjanya. Budaya oraganisasi adalah
bahwa Komitmen organisasi adaiah tingkatan komponen yang sangat penting dalam
dimana seseorang memposisikan dirinya pada meningkatkan kinerja karyawan. budaya
organisasi dan kemauan untuk melanjutkan organisasi pada sisi internal karyawan akan
upaya pencapaian kepentingan organisasinya. memberikan sugesti kepada semua perilaku
Individu yang memiliki komitmen yang rendah yang diusulkan oleh organisasi agar dapat
pada organisasi seringkali hanya menunggu dikerjakan, penyelesaian yang sukses, dan
kesempatan yang baik untuk keluar dari akibatnya akan memberikan keuntungan pada
pekerjaan mereka. Pengertian ini memberikan karyawan itu sendiri. Akibatnya karyawan
gambaran bahwa Komitmen organisasi adalah tersebut akan memilki kepercayaan pada diri
bagaimana seseorang menempatkan dirinya sendiri, kemandirian, dan mengagumi dirinya
dalam sebuah organisasi dan bagaimana sendiri. Sifat-sifat ini akan dapat meningkatkan
seseorang memiliki kemauan untuk tetap harapan karyawan agar kinerjanya semakin
mempertahankan dirinya dalam organisasi. meningkat (Ma’rifah, 2005).
Adanya keterkaitan antara budaya
9. Komponen Komitmen Organisasional organisasi dengan kinerja organisasi yang dapat
Meyer dan Allen (1991) mengajukan dilihat dari semakin baik budaya organisasi
tiga model komitmen organisasional dan makin baik kinerja organisasi tersebut
direfleksikan dalam tiga pokok utama yaitu: (Djokosantoso, 2003 dalam Soedjono, 2005).
1. Komitmen yang berpengaruh (affective Karyawan yang sudah memahami keseluruhan
commitment) meliputi keadaan emosional nilai-nilai organisasi akan menjadikan nilai-
dari karyawan untuk menggabungkan diri, nilai tersebut sebagai suatu kepribadian
menyesuaikan diri, dan berbaur langsung organisasi. Nilai dan keyakinan tersebut akan
dalam organisasi. Dengan kata lain diwujudkan menjadi perilaku keseharian
seseorang menjadi anggota organisasi mereka dalam bekerja, sehingga akan menjadi
sebab ia menginginkannya (want to). kinerja individual.
2. Komitmen berkelanjutan (continuance Budaya organisasi dapat dipahami
commitment) meliputi komitmen yang sebagai persepsi anggota tentang norma
didasarkan pada penghargaan yang organisasi yang berkaitan dengan aktivitas
diharapkan karyawan untuk dapat tetap kerja organisasi yang bersangkutan, dimana
berada dalam organisasi. Dengan kata lain budaya organisasi mempersepsikan perilaku
seseorang menjadi anggota organisasi individu masing-masing anggota organisasi
sebab ia merasa membutuhkannya (need akan dipengaruhi oleh persepsi dan perilaku
to). anggota lain dalam system organisasi tersebut
(Ma’rifah, 2005).

Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Transformasial terhadap KInerja Karyawan PT PLN …………. 25
JURNAL PENELITIAN EKONOMI AKUNTANSI (JENSI), VOL. 1, NO. 1, JUNI 2017

11. Hubungan Gaya Kepemimpinan pengaruh yang positif terhadap komitmen


Transformasional dengan Kinerja organisasional.
Karyawan Penelitian Renyowijoyo (2003)
Gaya kepemimpinan berkenaan dengan menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
cara-cara yang digunakan oleh manajer untuk budaya organisasi suportif, budaya organisasi
mempengaruhi bawahannya. Gaya inovatif, dan budaya organisasi birokrasi
kepemimpinan merupakan norma perilaku yang dengan komitmen organisasi.
digunakan seorang manajer pada saat ia
mempenagruhi perilaku bawahannya. 13. Hubungan Gaya Kepemimpinan
Pemimpin adalah pemain utama yang Transformasional terhadap Komitmen
menentukan berhasil tidaknya suatu organisasi. Organisasional
Pemimpin dapat memberikan pengaruh dalam Dalam memelihara komitmen
menanamkan disiplin bekerja para anggota organisasi, peran seorang pemimpin sangat
organisasi untuk meningkatkan kinerjanya. dibutuhkan, dan kepemimpinan yang efektif
Gaya kepemimpinan dapat mempengaruhi menjadi syarat utama. Pemimpin yang efektif
kreatifitas kinerja dalam melaksanakan dalam menerapkan gaya tertentu dalam
tugasnya sebagai anggota organisasi kepemimpinannya terlebih dahulu harus
(Trisnaningsih, 2007). memahami siapa bawahan yang dipimpinnya,
Kepemimpinan transformasional selalu mengerti kekuatan dan kelemahan bawahannya,
mulai dengan visi yang merefleksikan tujuan dan mengerti bagaimana cara memanfaatkan
bersama, dan dijelaskan kepada seluruh kekuatan bawahan untuk mengimbangi
pegawai secara jelas dan sederhana, selalu kelemahan yang mereka miliki.
berusaha untuk meningkatkan kesadaran Brown (2003, dalam Suhana 2007)
pegawai terhadap nilai dan pentingnya tugas menguji pengaruh perilaku kepemimpinan yang
dan pekerjaan mereka bagi organisasi, berorientasi pada hubungan dan tugas terhadap
berorientasi pada pencapaian visi dengan cara komitmen organisasi. Temuannya
menjaga dan memelihara komitmen yang telah menunjukkan bahwa perilaku kepemimpinan
dibangun bersama, berani melakukan dan yang berorientasi pada hubungan yang meliputi
merespon perubahan apabila diperlukan, dan membangun kepercayaan, memberikan
menjelaskan kepada seluruh pegawai tentang inspirasi, visi, mendorong kreativitas dan
manfaat perubahan yang dilakukan, dan menekankan pengembangan berpengaruh
mengembangkan diri secara terus menerus secara positif pada komitmen afektif karyawan.
melalui berbagai media pembelajaran untuk Perilaku kepemimpinan yang berorientasi pada
meningkatkan kompetensi kepemimpinannya. tugas berpengaruh terhadap komitmen afektif
karyawan, meski tingkat pengaruhnya lebih
12. Hubungan Budaya Organisasi dengan rendah.
Komitmen Organisasional
Penelitian Lok dan Crawfor (2004), 14. Hubungan Komitmen Organisasional
mengatakan adanya pengaruh budaya dengan Kinerja Karyawan
organisasi, dan gaya kepemimpinan terhadap Hasil penelitian dari siluman (2002)
kepuasan kerja dan komitmen organisasi. Ini mengemukakan bahwa komitmen
berarti secara terpisah budaya organisasi dapat organisasional memiliki korelasi signifikan
secara langsung berpengaruh terhadap positif dengan kinerja karyawan. Hasil
komitmen organisasional. penelitian Devi (2009) menyatakan bahwa
Penelitian Kartiningsih (2007) komitmen organisasional berpengaruh positif
pengujian hipotesis yang dilakukan meskipun tidak signifikan terhadap kinerja
membuktikan bahwa ada pengaruh yang searah karyawan.
antara budaya organisasi dengan komitmen Hasil penelitian Suparman (2007)
organisasi. Penelitian Retnaningsih (2011) menyatakan bahwa komitmen organisasional
secara terpisah budaya organisasi memberikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Transformasial terhadap KInerja Karyawan PT PLN …………. 26
JURNAL PENELITIAN EKONOMI AKUNTANSI (JENSI), VOL. 1, NO. 1, JUNI 2017

kinerja karyawan. Penelitian Kartiningsih Dengan perincian sampel di bidang:


(2007) menyimpulkan bahwa ada pengaruh - Bidang Teknik :
yang searah antara komitmen organisasional
(dibulatkan 28 orang)
dengan kinerja karyawan.
- Bidang Keuangan :
METODOLOGI PENELITIAN (dibulatkan 18 orang)
1. Lokasi penelitian - Bidang SDM dan ADM :
Penelitian ini dilakukan pada PT. PLN
(dibulatkan 29 orang)
(persero) Wilayah I Aceh yang berlokasi di
Jalan Tgk. Mohd. Beureueh No. 172 Banda - Bidang Perencanaan :
Aceh, Telp. (0651) 22188, Fax (0651) 21516. (dibulatkan15 orang)
2. Populasi dan Sampel - Bidang Niaga :
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari
unit analisis. Populasi dari penelitian ini adalah (dibulatkan 15 orang)
jumlah seluruh karyawan yang ada pada PT. - Proslisdes :
PLN (persero) Wilayah I Aceh. Jadi populasi (dibulatkan 12 orang)
dalam penelitian ini adalah sebanyak 166 orang
karyawan. 3. Teknik Pengumpulan Data
No. Keterangan
Jumlah Data yang digunakan dalam penelitian ini
Karyawan terdiri dari data primer, yaitu dengan cara
1. Bidang Teknik 40 membagikan langsung daftar pertanyaan
2. Bidang Keuangan 26 (kuesioner) kepada setiap responden.
3. Bidang SDM dan ADM 41
Responden diarahkan dan didampingi dalam
4 Bidang Perencanaan 21
5 Bidang Niaga 21 menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada.
6 Proslisdes 17 Hal ini dimaksudkan untuk menghindari salah
Jumlah 166 pemahaman atas pertanyaan yang telah
Sumber: PT. PLN (persero) Wilayah I Aceh disiapkan. Jawaban kuesioner akan
dikumpulkan secara langsung oleh peneliti.
Penentuan sampel yang digunakan dalam Cara ini ditempuh dengan pertimbangan untuk
penelitian ini adalah Quota Sampling karena menghindari hilang atau tidak kembalinya
sudah diketahui jumlah karyawan dari masing- kuesioner.
masing bidang (Jogiyanto, 2007:79). Dalam
penelitian ini, jumlah sampel yang diambel HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan menggunakan rumus Slovin yang 1. Deskripsi Data Penelitian
dikutip dari Umar (2005:78) sebagai berikut: Secara ringkas deskripsi data penelitian
ini disajikan dalam bentuk nilai rata-rata
(mean), tingkat penyebaran data (std.Deviation)
dan hubungan antar variabel sebagaimana
Dimana: diperlihatkan dalam tabel berikut:
n : ukuran sampel
N : populasi Rata-rata Standar Deviasi dan Korelasi
e : persen kelonggaran ketidaktelitian Antar Variabel
karena kesalahan sebesar 5% Std.
Mean
Deviasion
Budaya Organisasi 4,09 0,24
jadi sampel dalam penelitian ini adalah Kepemimpinan
4,04 0,36
Transformasional
Kinerja Karyawan 3,86 0,24
Komitmen
4,08 0,27
Organisasional
Sumber : Data Primer, 2014 (diolah).

Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Transformasial terhadap KInerja Karyawan PT PLN …………. 27
JURNAL PENELITIAN EKONOMI AKUNTANSI (JENSI), VOL. 1, NO. 1, JUNI 2017

Tabel ini menjelaskan nilai rata-rata dari Hasil Regresi Budaya Organisasional,
variabel yang digunakan dalam penelitian ini Kepemimpinan Transformasional dan
berkisar antara 3,86 hingga 4,09 dengan tingkat Komitmen Organisasional Terhadap Kinerja
penyebaran data berkisar antara 0,24 hingga Karyawan
Unstandardized Standardized
0,36. Dari empat variabel yang terlihat, variabel Coefficients Coefficients
t Sig.
Std.
budaya organisasi merupakan variabel dengan B
Error
Beta

nilai mean tertinggi yang berarti dukungan (Constant) 2,106 0,595 3,539 0,001
jawaban responden untuk variabel ini Budaya
Organisasi
0,814 0,132 0,584 6,164 0,001
cenderung positif dibanding variabel lainnya. Kepemimpinan
-0,473 0,114 -0,292 4,162 0,001
Transformasional
Sementara variabel kinerja karyawan Komitmen
0,082 0,121 0,066 0,683 0,496
merupakan variabel dengan tingkat penyebaran Organisasional
Sumber : Data Primer, 2014 (diolah).
data terbesar yang berarti tingkat perbedaan
jawaban responden untuk variabel ini relatif Variabel budaya organisasi memiliki
tinggi dibanding variabel lainnya. pengaruh terhadap kinerja karyawan dengan
arah nilai positif sebesar 0,584, kemudian
2. Pengujian Analisis Jalur kepemimpinan transformasional memiliki
Untuk melihat pengaruh variabel eksogen pengaruh terhadap kinerja karyawan dengan
baik secara langsung maupun tidak langsung nilai negatif sebesar -0,292, sedangkan
terhadap variabel endogen secara parsial dan komitmen organisasional juga memiliki
simultan, penelitian ini menggunakan analisis pengaruh namun tidak signifikan dengan nilai
jalur (path analysis). Hasil regresi terlihat pada arah positif sebesar 0,066 terhadap kinerja
tabel dibawah: karyawan. Hal ini berarti budaya organisasi
Hasil Regresi Pengaruh Budaya Organisasi menyebabkan pengaruh peningkatan terhadap
dan Kepemimpinan Transformasional kinerja karyawan, sedangkan kepemimpinan
terhadap Komitmen Organisasional. transformasional dan komitmen organisasional
tidak menyebabkan pengaruh peningkatan
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients terhadap kinerja karyawan.
t Sig.
Std.
Berdasarkan hasil analisis jalur pada
B Beta
Error tabel diatas (menggunakan bantuan program
(Constant) -0,097 0,465 -0,209 SPSS 20 for windows), maka dapat ditulis
0,835

Budaya persamaan analisis jalur sebagai berikut:


0,773 0,074 0,691 10,508 0,001
Organisasi Z = 0,691 X1 + 0,193 X2 + ε1
Kepemimpinan
0,251 0,085 0,193 2,940 Y = 0,584 X1 - 0,292 X2 + 0,066 Z + ε2
0,004
Transformasional
Sumber : Data Primer diolah, 2014. Adapun perhitungan lengkap pengaruh
langsung dan tidak langsung seperti terlihat
Variabel budaya organisasi memiliki pada tabel berikut.
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Variabel
pengaruh terhadap komitmen organisasional.
Budaya Organisasi, Kepemimpinan Transformasional
Hal ini berarti apabila pengaruh budaya Terhadap Kinerja Karyawan. Komitmen
organisasi meningkat akan menyebabkan Organisasional Sebagai Variabel Mediasi
meningkatnya komitmen organisasional sebesar Pengaruh
Pengaruh
Total
Pengaruh Variabel Tidak
69,1 %. Dengan demikian, adanya budaya Langsung
Langsung
Pengaruh
organisasi yang baik dapat berpengaruh Pengaruh X1 ke Z 0,691 - 0,690
terhadap komitmen organisasional. Pengaruh X2 ke Z 0,193 - 0,190
Sedangkan variabel kepemimpinan Pengaruh X1 ke Y 0,584 - 0,582
transfornasional juga memiliki pengaruh
Pengaruh X2 ke Y -0,292 - 0,310
terhadap komitmen organisasional dengan arah
Pengaruh Z ke Y 0,066 - 0,070
positif sebesar 0,193. Hal ini berarti apabila Pengaruh X1 ke Y (0,691)*(0,066)
0,629
pengaruh kepemimpinan transformasional melalui Z =0,045
Pengaruh X2 ke Y (0,193)*(0,066)
mengalami peningkatan menyebabkan melalui Z =0,012
-0,28
meningkatnya komitmen organisasional sebesar
19,3%.
Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Transformasial terhadap KInerja Karyawan PT PLN …………. 28
JURNAL PENELITIAN EKONOMI AKUNTANSI (JENSI), VOL. 1, NO. 1, JUNI 2017

Pengaruh Budaya Organisasi dan Kepemimpinan Transformasional Terhadap Kinerja


Karyawan dan Komitmen Organisasional sebagai variabel mediasi pada karyawan PT. PLN
(Persero) Wilayah I Aceh

Budaya Organisasi
(X1)
0,584

Kinerja
0,691 Komitmen
0,066
Karyawan
Organisasional
(Z)
(Y)
0,193
Kepemimpinan
Transformasional -0,292
(X2)

3. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap signifikan terhadap kinerja karyawan PT. PLN
Kinerja Karyawan (Persero) Wilayah Aceh.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat Hubungan gaya kepemimpinan
pengaruh antara budaya organisasi terhadap memiliki hubungan negatif dengan kinerja
kinerja karyawan dengan nilai signifikansi diperkuat dengan teori X dari Mc. Gregor.
0,001 < 0,10 dan koefisien regresi 0,584. Hasil Hasil uji hipotesis negatif tersebut disebabkan
perhitungan ini menunjukkan bahwa Ha oleh indikator-indikator negatif yang didapat
diterima, dengan demikian variabel budaya dari hasil kepemimpinan selama membimbing,
organisasi berpengaruh positif dan signifikan memberikan semangat dan motivasi kepada
terhadap kinerja karyawan PT. PLN (Persero) individu dan tim untuk mencapai hasil yang
Wilayah I Aceh. diinginkan dalam organisasi yaitu: tidak dapat
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mencapai kinerja yang tinggi dari tim, gagal
besar atau kecilnya kinerja yang dimiliki oleh mengklarifikasi sasaran atau standar kinerja,
karyawan dipengaruhi oleh baik atau tidaknya tidak memberikan perhatian yang cukup kepada
budaya organisasi didalam perusahaan. Adanya kebutuhan individu dan kelompok, tidak
keterkaitan antara budaya organisasi dengan memantau maupun memberikan umpan balik
kinerja organisasi yang dapat dilihat dari yang efektif terhadap kinerja, tidak konsisten
semakin baik budaya organisasi makin baik dalam memberikan imbalan bagi kinerja yang
kinerja organisasi tersebut (Djokosantoso, 2003 baik dan mengambil tindakan bagi mereka
dalam Soedjono, 2005). yang berkinerja kurang (Dharma, 2009:105).

4. Pengaruh Kepemimpinan 5. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap


Transformasional Terhadap Kinerja Komitmen Organisasional
Karyawan Berdasarkan hasil penelitian terdapat
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat pengaruh antara budaya organisasi terhadap
pengaruh negatif antara kepemimpinan komitmen organisasional dengan nilai
transformasional terhadap kinerja karyawan signifikansi 0,001 < 0,10 dan koefisien regresi
dengan nilai signifikansi 0,01< 0,10 dan nilai 0,691. Hasil perhitungan ini menunjukkan
koefisien regresi -0,292. Hasil perhitungan ini bahwa Ha diterima, dengan demikian variabel
menunjukkan bahwa Ha diterima, dengan budaya organisasi berpengaruh positif dan
demikian variabel kepemimpinan signifikan terhadap komitmen organisasional
transformasional berpengaruh negatif dan PT. PLN (Persero) Wilayah I Aceh.

Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Transformasial terhadap KInerja Karyawan PT PLN …………. 29
JURNAL PENELITIAN EKONOMI AKUNTANSI (JENSI), VOL. 1, NO. 1, JUNI 2017

Penelitian Lok dan Crawfor (2004), Hasil penelitian dari siluman (2002)
mengatakan adanya pengaruh budaya mengemukakan bahwa komitmen
organisasi, dan gaya kepemimpinan terhadap organisasional memiliki korelasi signifikan
kepuasan kerja dan komitmen organisasi. Ini positif dengan kinerja karyawan. Hasil
berarti secara terpisah budaya organisasi dapat penelitian Devi (2009) menyatakan bahwa
secara langsung berpengaruh terhadap komitmen organisasional berpengaruh positif
komitmen organisasional. meskipun tidak signifikan terhadap kinerja
karyawan.
6. Pengaruh Kepemimpinan
Transformasional Terhadap Komitmen 8. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap
Organisasional Kinerja Karyawan Melalui Komitmen
Berdasarkan hasil penelitian terdapat Organisasional
pengaruh yang positif dan signifikan antara Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kepemimpinan transformasional terhadap budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja
komitmen organisasional dengan nilai karyawan yang di mediasi oleh komitmen
signifikansi 0,005< 0,10 dan koefisien regresi organisasional. Dimana hasil perhitungan
sebesar 0,193. Hasil perhitungan ini pengaruh tidak langsung sebesar 0,629
menunjukkan Ha diterima, dengan demikian berpengaruh positif. Artinya adanya pengaruh
variabel kepemimpinan transformasional tidak langsung yang positif dari komitmen
berpengaruh positif dan signifikan terhadap organisasional pada pengaruh budaya
komitmen organisasional PT. PLN (Persero) organisasi terhadap kinerja karyawan. Dengan
Wilayah I Aceh. demikian, budaya organisasi yang kondusif
Brown (2003, dalam Suhana 2007) tercipta sehingga adanya komitmen
menguji pengaruh perilaku kepemimpinan yang organisasional serta dampaknya pada tingginya
berorientasi pada hubungan dan tugas terhadap rasa kinerja karyawan.
komitmen organisasi. Temuannya
menunjukkan bahwa perilaku kepemimpinan 9. Pengaruh Kepemimpinan
yang berorientasi pada hubungan yang meliputi Transformasional Terhadap Kinerja
membangun kepercayaan, memberikan Karyawan Melalui Komitmen
inspirasi, visi, mendorong kreativitas dan Organisasional
menekankan pengembangan berpengaruh Berdasarkan hasil perhitungan dalam
secara positif pada komitmen afektif karyawan. penelitian ini, terdapat pengaruh antara
Sementara perilaku kepemimpinan yang kepemimpinan transformasional terhadap
berorientasi pada tugas juga berpengaruh kinerja karyawan melalui komitmen
terhadap komitmen afektif karyawan, meski organisasional. Dimana hasil perhitungan
tingkat pengaruhnya lebih rendah. pengaruh tidak langsung sebesar -0,279 dan
berpengaruh negatif. Artinya bahwa ada
7. Pengaruh Komitmen Organisasional pengaruh tidak langsung yang negatif dari
Terhadap Kinerja Karyawan komitmen organisasional pada pengaruh
Berdasarkan hasil penelitian terdapat kepemimpinan transformasional terhadap
pengaruh positif namun tidak signifikan antara kinerja karyawan. Dengan demikian,
komitmen organisasional terhadap kinerja kepemimpinan transformasional harus
karyawan dengan nilai signifikansi 0,496< 0,10 dilakukan demi terciptanya komitmen
dan koefisien regresi sebesar 0,066. Hasil organisasional dalam bekerja sehingga akan
perhitungan ini menunjukkan Ha diterima, berdampak pada tingginya kinerja karyawan.
dengan demikian variabel komitmen
organisasional berpengaruh positif namun tidak
signifikan terhadap kinerja karyawan PT. PLN
(Persero) Wilayah I Aceh.

Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Transformasial terhadap KInerja Karyawan PT PLN …………. 30
JURNAL PENELITIAN EKONOMI AKUNTANSI (JENSI), VOL. 1, NO. 1, JUNI 2017

KESIMPULAN DAN SARAN mendorong para individu karyawannya


1. Kesimpulan: untuk mempunyai kinerja yang baik,
a. Menunjukkan bahwa budaya organisasi yang tentu saja akan menghasilkan
berpengaruh langsung secara positif output yang baik pula.
dan signifikan terhadap kinerja b. PT. PLN (Persero) Wilayah I Aceh juga
karyawan PT. PLN (Persero) Wilayah I diharapkan dapat menciptakan gaya
Aceh. kepemimpinan yang baik, sehingga
b. Menunjukkan bahwa kepemimpinan mampu mempengaruhi bawahannya
transformasional berpengaruh langsung agar meningkatkan kinerjanya.
secara negatif dan signifikan terhadap c. PT. PLN (Persero) Wilayah I Aceh juga
kinerja karyawan PT. PLN (Persero) diharapkan agar dapat meningkatkan
Wilayah I Aceh. komitmen organisasionalnya. Dengan
c. Menunjukkan bahwa budaya organisasi tingginya komitmen organisasional
berpengaruh langsung secara positif dalam perusahaan, akan memberikan
dan signifikan terhadap komitmen rasa percaya diri bahwa setiap individu
organisasional PT. PLN (Persero) bertanggung jawab untuk menjadikan
Wilayah I Aceh. perusahaan tersebut perusahaan yang
d. Menunjukkan bahwa kepemimpinan lebih baik.
transformasional berpengaruh langsung d. PT. PLN (Persero) Wilayah I Aceh
secara positif dan signifikan terhadap diharapkan agar dapat mempererat
komitmen organisasional PT. PLN hubungan komunikasi yang harmonis,
(Persero) Wilayah I Aceh. baik itu antara karyawan dengan
e. Menunjukkan bahwa komitmen karyawan, maupun antara pimpinan
organisasional berpengaruh langsung dengan karyawan. Hal ini tentu saja
secara positif namun tidak signifikan akan menciptakan lingkungan kerja
terhadap kinerja karyawan PT. PLN yang baik, sehingga kinerja karyawan
(Persero) Wilayah I Aceh. pun dapat optimal dan output yang
f. Menunjukkan bahwa budaya organisasi dihasilkan akan menjadi lebih baik.
berpengaruh tidak langsung secara
positif dan tidak signifikan terhadap REFERENSI
kinerja karyawan PT. PLN (persero) Anonymous. 2013. Kepemimpinan
Wilayah I Aceh melalui komitmen transformasional dalam arti yang
Organisasional. sebenarnya.
g. Menunjukkan bahwa kepemimpinan http://perlutahu.org/kepemimpinan-
transformasional berpengaruh tidak transformasional-dalam-arti-sebenarnya/.
langsung secara negatif dan tidak ---------------. 2013. Defenisi kepemimpinan
signifikan terhadap kinerja karyawan transformasional.
PT. PLN (persero) Wilayah I Aceh http://www.majalahpendidikan.com/2011
melalui komitmen Organisasional. /04/pengertiankepemimpinan.html.
----------------. 2013. Kepemimpinan
2. Saran Transformasional menurut Para Ahli.
a. PT. PLN (Persero) Wilayah I Aceh http://tutorialterkini.blogspot.com/2013/0
harus mampu menciptakan budaya 4/kepemimpinan-transformasional-
organisasi yang baik dalam lingkungan menurut.html.
kerjanya, sehingga mendorong setiap -----------------. 2013. Komitmen Organisasi.
individu karyawan dapat bersikap dan http://all-about-
bertingkah laku sesuai dengan budaya theory.blogspot.com/2010.03/komitmen-
itu tanpa terpaksa. Dengan organisasional.html.
menciptakan budaya organisasi yang
baik, maka perusahaan juga telah

Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Transformasial terhadap KInerja Karyawan PT PLN …………. 31
JURNAL PENELITIAN EKONOMI AKUNTANSI (JENSI), VOL. 1, NO. 1, JUNI 2017

Arikunto, Suharsimi. 2006. Manajemen Penelitian terhadap Manajer


Penelitian (Edisi Revisi). Jakarta: Perusahaan Manufaktur di Jawa
Rineka Cipta. Tengah). Simposium Nasional
Bastian, Indra. 2001. Akuntansi Sektor Akuntansi X, Makassar 26-28 Juli.
Publik. Yogyakarta: Penerbit BPFE. Riduwan dan Engkos A.K. 2008. Cara
menggunakan dan Memaknai
Analisis Jalur. Bandung. Alfa Beta.
Baron, Reuben M. and David A. Kenny. 1986. Rivai, Veithzal. 2003. Manajemen Sumber
The Moderator-Mediator Variable Daya Manusia untuk Perusahaan.
Distinction in Social Psychological. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Journal of Personality and Social Robbins, Stephen. 2001. Perilaku Organisasi,
Psychology, 51 (6), pp. 1173-1182. Konsep, Kontroversi, Aplikasi. Edisi
Jogiyanto, H. M. 2008. Metodologi Penelitian Bahasa Indonesia. PT. Prenhallindo,
Sistem Informasi. Penerbit Andi, Jakarta.
Jakarta.
Luthan, Fred. 2006. Organizational Behavior, ------------------------. 2006. Perilaku
Ninth Edition. McGraw Hill Companies. Organisasi. Edisi Bahasa Indonesia.
Malhotra, N. K. 1996, “Marketing Research PT. Indeks Jakarta.
An Applied Oriented Second Edition”, Sarwoko. 2005. Analisis Jalur Pengaruh
Prentice Hall, Inc., New jersey. Karakteristik Pekerja, Motivasi dan
Mardiasmo.2005. Akuntansi Sektor public. Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja
Yogyakarta: Penerbit Andi. Karyawan.
Ma’rifah. 2005. Pengaruh Motivasi Kerja http://elearning.ukanjuruhan.ac.id.
dan Budaya Organisasi terhadap Sekaran, Uma (2006). Metode Penelitian
Kinerja Pekerja Sosial pada Unit Bisnis 1. 4th Ed.Terjemahan Kwab
Pelaksana Teknis Dinas Sosial Propinsi Men Yon. Bandung. Salemba Empat.
Jawa Timur Soedjono.2005. Pengaruh Budaya Organisasi
.http://www.damandiri.or.id. terhadap Kinerja Organisasi dan
PT. PLN (Persero). 2003. Budaya Kepuasan Kerja pada Terminal
Perusahaan. Penumpang Umum di Surabaya.
PT. PLN (Persero). 2005. PedomanPerilaku http://puslit.petra.ac.id.
(Code of Conduct). Sujai, Adi. 2013. Kepemimpinan
Porwani dan Zunaidah.2009. Pengaruh Transformasional.
Budaya Organisasi dan Gaya http://adisujai.wordpress.com/2010/08/2
Kepemimpinan Transformasional 9/kepemimpinan-transformasional/.
terhadap Kinerja Karyawan PT. Susilo, Willy. 2002. Audit Sumber Daya
Tambang Batubara Bukit Asam Manusia. Penerbit Verqistatama
(Persero) Tanjung Enim. Binamega, Jakarta.
Rahman, Syaiful, dkk. 2007. Pengaruh Sistem Thoyib, Armanu. 2005. Hubungan
Pengukuran Kinerja Terhadap Kepemimpinan, Budaya, Strategi dan
Kejelasan Peran, Pemberdayaan Kinerja: Pendekatan Konsep.
Psikologis dan Kinerja Manajerial http://puslit.petra.ac.id.
(Pendekatan Parsial Least Square,
Trisnaningsih, S. 2007. Independensi Auditor Umar, Husein. 2005. Metodologi Penelitian
dan Komitmen Organisasi sebagai untuk Skripsi dan Tesis Bisnis,
Mediasi Pengaruh Pemahaman Good Penerbit PT. Radja Grafindo Persada,
Governance, Gaya Kepemimpinan, dan Jakarta.
Budaya Organisasi terhadap Kinerja
Auditor. Simposium Nasional
Akuntansi X, Makassar 26-28 Juli.

Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Transformasial terhadap KInerja Karyawan PT PLN …………. 32
JURNAL PENELITIAN EKONOMI AKUNTANSI (JENSI), VOL. 1, NO. 1, JUNI 2017

Wahyono, B. 2013. Gaya Kepemimpinan Wibowo, Felicia Dewi. 2006. Analisis


Transformasional. Pengaruh Peran Kepemimpinan Dan
http://www.pendidikanekonomi.com/20 Pengembangan Karir Terhadap
12/07/gaya-kepemimpinan- Komitmen Organisasi Dalam
transormasional/. Meningkatkan Kinerja Perusahaan
Wheleen, Thomas L and J. David Hunger. di PT. Bank Maspion Indonesia
2004. Concept in Strategic Management cabang Semarang. Program Studi
and Business Policy, Ninth Edition, Magister Manajemen Universitas
Prentice-Hall, USA. Diponegoro Semarang.
Winardi, Jasman dan Said. 2012. Pengaruh
Budaya Organisasi dan Motivasi
terhadap Kinerja Karyawan dengan
Komitmen Organisasional sebagai
Variabel Intervening (Studi pada
Karyawan Dinas Pengairan Provinsi
Aceh).

Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Transformasial terhadap KInerja Karyawan PT PLN …………. 33

Anda mungkin juga menyukai