Bambang Hermanto1)
Universitas Padjadjaran
e-mail: bhermanto@unpad.ac.id
Rusdin2)
Universitas Padjadjaran
e-mail: rusdin@unpad.ac.id
ABSTRAK
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan organisasi dalam bentuk badan
usaha, berperan penting dalam menopang peningkatan perekonomian Indonesia,
memberikan sumbangan pendapatan nasional dan penerimaan Negara pada khususnya.
Peran strategis sebagai pelaksana pelayanan publik, penyeimbang kekuatan swasta besar,
dan turut membantu pengembangan usaha kecil/koperasi. BUMN juga merupakan salah satu
sumber penerimaan negara yang signifikan dalam bentuk berbagai jenis pajak, dividen dan
hasil privatisasi. Implementasi peran BUMN tersebut diwujudkan dalam kegiatan usaha pada
hampir seluruh sektor perekonomian. Namun, pada kenyataannya hingga saat ini BUMN
masih sulit untuk mewujudkan perannya sesuai dengan harapan. Upaya untuk
meningkatkan efisiensi, produktivitas dan profitabilitas BUMN telah dilakukan Pemerintah,
namun masih belum memberikan hasil yang optimal. Penelitian ini mengungkap keterkaitan
budaya organisasi, penciptaan nilai dan kinerja organisasi BUMN. Metode Survei dilakukan
terhadap 355 orang manajer menengah pada 102 dari 141 BUMN yang mayoritas dimilik
sahamnya oleh Pemerintah, dengan pendekatan kuantitatif. Teknik analisis data
menggunakan Structural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
budaya organisasi, penciptaan nilai, dan kinerja organisasi menunjukkan kondisi yang baik,
namun belum optimal. Budaya Organisasi dan Penciptaan Nilai secara simultan berpengaruh
terhadap Kinerja organisasi. Kinerja organisasi diukur dengan memperhatikan kinerja
keuangan, kinerja operasional, dan kinerja administrasi.
1)
Dosen Tetap Program Studi Administrasi Bisnis, Universitas Padjadjaran
2)
Dosen Tetap Program Studi Administrasi Bisnis, Universitas Padjadjaran
PENDAHULUAN
BUMN merupakan badan usaha yang kehutanan, manufaktur, pertambang-
menjadi komponen penting dalam an, keuangan, pos dan telekomunikasi,
menopang peningkatan perekonomian transportasi, listrik, industri dan
Indonesia, karena salah satu tujuan perdagangan, serta konstruksi (UU No
BUMN dibentuk adalah memberikan 17, 2003; UU No.19, 2003).
sumbangan bagi perkembangan Kenyataan di lapangan
perekonomian nasio-nal pada menunjukkan rendahnya kinerja
umumnya dan penerimaan Negara BUMN yang dapat dilihat dari aspek
pada khususnya dan menye- kinerja keuangan BUMN, kinerja
lenggarakan kemanfaatan umum operasional BUMN, serta kinerja
berupa penyediaan barang dan/atau adminnistrasi BUMN. Rendahnya
jasa yang bermutu tinggi dan memadai kinerja BUMN tersebut disebabkan
bagi pemenuhan hajat hidup orang oleh ketidakefektifan hak otonomi
banyak, menjadi perintis kegiatan- BUMN dalam mengelola
kegiatan usaha yang belum dapat organisasinya. Secara individual
dilaksanakan oleh sektor swasta dan banyak orang BUMN berjiwa
koperasi, turut aktif memberikan professional, karena tidak ditunjang
bimbingan dan bantuan kepada dengan sistem dan otonomi yang baik,
pengusaha golongan ekonomi lemah, akhirnya BUMN tidak dapat diandalkan
koperasi, dan masyarakat (Pasal 2 UU untuk berperan secara optimal juga
No.19, 2003). kurangnya perhatian untuk BUMN
BUMN juga merupakan salah dalam mengembangkan kapasitas
satu sumber penerimaan negara yang Human Capital sebagai pengelola
signifikan dalam bentuk berbagai jenis BUMN. Selain itu budaya kreatifitas
pajak, dividen dan hasil privatisasi. BUMN dalam pengambilan keputusan
Oleh karenanya BUMN memiliki peran sebagai pembentukkan budaya
strategis sebagai pelaksana pelayanan organisasi dirasa masih lemah.
publik, penyeimbang kekuatan- Dewasa ini dampak globalisasi
kekuatan swasta besar, dan turut adalah adanya persaingan bisnis.
membantu pengembangan usaha Berkaitan dengan kondisi diatas,
kecil/koperasi. apabila rendahnya kinerja BUMN
Peran BUMN tersebut belum juga diperbaiki, maka harapan
diwujudkan dalam kegiatan usaha akan pentingnya peran yang
pada hampir seluruh sektor dibebankan pada BUMN tidak akan
perekonomian, seperti sektor dapat dicapai atau dilaksanakan.
pertanian, perikanan, perkebunan, Upaya untuk memperbaiki kinerja /
KAJIAN PUSTAKA
Budaya Organisasi dan dipelajari. Kondisi tersebut juga
Secara umum, budaya berlaku dalam suatu organisasi.
mempenga-ruhi perilaku individu. Bagaimana pegawai berperilaku dan
Budaya menuntut individu untuk dan apa yang seharusnya mereka lakukan.
memberi petunjuk pada mereka Hal tersebut banyak dipengaruhi oleh
mengenai apa saja yang harus diikuti budaya yang dianut oleh organisasi
tersebut, atau diistilahkan sebagai organisasi itu dari lainnya (Robbin dan
budaya organisasi (Newstroom dan Judge (2009).
Davis, 2002; Jaques dalam Rollinson Terdapat 4 (empat) komponen
(2002; Gibson, et.al., 2003; Schein, yang merupakan budaya korporat,
2004). yaitu (1) Integritas, (2)
Budaya Organisasi merupakan Profesionalisme, (3) Keteladanan, (4)
gaya dan cara hidup dari suatu Penghargaan pada sumber daya
organisasi yang merupakan manusia, yaitu merekrut,
pencerminan dari nilai-nilai atau mengembangkan dan mempertahan-
kepercayaan yang selama ini dianut kan sumber daya manusia yang
oleh seluruh anggota organisasi. berkualitas, sekaligus memperlakukan
Sedangkan Budaya organisasi adalah karyawan berdasarkan kepercayaan,
pola kepercayaan, nilai, ritual, mithos keterbukaan, keadilan dan saling
para anggota suatu organisasi, yang menghargai, mengembangkan sikap
mempengaruhi perilaku semua kerja sama dan kemitraan,
individu dan kelompok di dalam memberikan penghargaan berdasar-
organisasi (Hill dan Jones, 2001; kan hasil kerja individu dan kelompok
Cameron, 2006). (Zwell,2000; Dorfman, 2004; Denison
Budaya organisasi sesung- dan Schlue, 2004).
guhnya tumbuh karena diciptakan dan Kaitannya dengan kinerja
dikembangkan oleh individu-individu perusahaan, selanjutnya Denison
yang bekerja dalam suatu organisasi, (2004) mengemukakan bahwa ada
dan diterima sebagai nilai-nilai yang empat prinsip integrative mengenai
harus dipertahankan dan diturunkan hubungan timbal balik antara budaya
kepada setiap anggota baru. Budaya organisasi dan efektivitas kinerja
organisasi akan menumbuhkan perusahaan. Keempat prinsip ini diberi
identitas dalam diri setiap anggotanya, nama empat sifat utama (main cultural
dan keterikatan terhadap organisasi traits) yang mencakup keterlibatan
tersebut, karena kesamaan nilai yang (Involvement), Konsistensi (consis-
tertanam akan memudahkan setiap tency), adaptabilitas (adapta-bility)
anggota organisasi untuk memahami dan misi (mission).
dan menghayati setiap peristiwa dan
kegiatan yang dilakukan oleh Penciptaan Nilai
organisasi. (Luthans, 2006). Budaya Penciptaan nilai pelanggan
organisasi sebagai suatu sistem makna fokus-nya pada pelanggan (customer
yang dianut bersama oleh anggota- focus), kompetensi intinya pada
anggota organisasi yang membedakan business domain, dan collaborative
networknya pada business partners.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini Culture; dan (4) the adhocracy culture,
mengguna-kan metode survei dengan yang dikembangkan dari Cameron
pendekatan kuantitatif. Unit analisis (2006) dengan merujuk pada
dilakukan terhadap 102 dari 141 pandangan Schein (1985), Swell
BUMN, sedangkan unit obsevasi (2000), Dickson, BeShares dan Gupta
sekaligus menjadi responden (2004), Luthans (2006),; Kreitner dan
penelitian meliputi 355 orang Kinicki (2007); Robbin dan Judge
manajer manengah. Teknik (2009), dan Aydin & Ceylan (2009).
pengumpulan data dilakukan dengan Penciptaan Nilai (Value
teknik komunikasi tidak langsung Creation) sebagai variabel eksogen
dengan instrumen berupa Kuesioner kedua selanjutnya dilambangkan
dan Pedoman Studi dokumentasi. dengan PN. merupakan kemampuan
Teknik analisis data menggunakan perusahaan untuk memberikan
Structural Equation Modeling (SEM). manfaat baru bagi konsumen, dengan
Variabel yang dikaji dalam mempergunakan keunggulan inti
penelitian ini, yaitu: perusahaan sebagai alternatif untuk
Budaya Organisasi, sebagai fokus pada pelanggan, domain bisnis,
variabel eksogen pertama selanjutnya dan jaringan partner bisnis (Gale,
dilambangkan dengan BO, merupakan 1994; Rust, dkk, 1995; Best, 2004,
seperangkat asumsi, pemahaman, Feeney dan Rossi, 2007; Bishop, 2008;
kepercayaan, nilai, ritual dan mitos Kotler dan Keller, 2009).
anggota organisasi yang Kinerja Organisasi, sebagai
mempengaruhi individu dalam variabel endogen dilambangkan
organisasi dan dapat membantu dengan KO, merupakan sesuatu yang
pekerjaan untuk memberikan dihasilkan entitas dalam periode
tanggapan atas ketidakpastian yang tertentu dengan memperhatikan
tidak dapat dihindari dalam aspek keuangan, aspek operasional,
penyelesaian pekerjaan. Selajutnya dan aspek administrasi (Nanni, et al,
budaya organisasi juga merupakan 1992; Kaplan dan Norton, 1996; Neely,
kepribadian organisasi dan apa yang Adams, dan Kennerly, 2000; Atkinson,
diyakini oleh anggota organisasi. et al, 2001; Kepmen, 2002,
Budaya organisasi diukur dengan Bertoneche dan Knigth, 2002; Grote,
menggunakan sejumlah indikator yang 2002; Carton dan Hofer, 2006), yang
dikelompokkan menjadi dimensi- mecakup:
dimensi, yaitu: (1) the hierarchy cultur; 1. Aspek Keuangan, indikator yang
(2) the market culture; (3) the clan dinilai, yaitu: (a) Imbalan kepada
pemegang saham (ROE), (b) operasi sesuai dengan visi dan misi
Imbalan Investasi (ROI), (c) Rasio perusahaan. Indikator aspek
Kas, (d) Rasio Lancar, (e) Collection operasional yang digunakan untuk
Periods, (f) Perputaran persediaan, penilaian tingkat kesehatan setiap
(g) Perputaran total asset dan (h) tahunnya minimal 2 (dua) indikator
Rasio modal sendiri terhadap total dan maksimal 5 (lima) indikator.
aktiva. 3. Aspek Administrasi, indikator yang
2. Aspek Operasional, indikator yang dinilai mencakup: (a) Laporan
dinilai meliputi unsur-unsur kegiatan Perhitungan Tahunan; (b) Rancangan
yang dianggap paling dominan dalam RKAP; (c) Laporan Periodik; dan (d)
rangka menunjang keberhasilan Kinerja PUKK
Gambar 1. Gambar 2.
Variabel Budaya Organisasi Variabel Penciptaan Nilai
.532
BO
.436
.880
KO
.268
PN
Gambar 4.
Model Struktural yang Menggambarkan Keterkaitan
antar Variabel BO dan PN terhadap KO
Budaya Organisasi (BO) secara yaitu sebesar 0,532 atau 53,2% selain
parsial berpengaruh terhadap Kinerja budaya organisasi dan penciptaan nilai
Organisasi (KO) dengan nilai koefisien yang berpengaruh terhadap kinerja
korelasi sebesar (0,436)2 atau 0,119 Organisasi.
atau 11,9%. Sedangkan Penciptaan Dengan demikian, dapat
Nilai (PN) secara parsial berpengaruh dikatakan bahwa Budaya Organisasi
positif dan signifikan terhadap Kinerja (BO) dan Penciptaan Nilai (PN)
Organisasi (KO) dengan nilai koefisien berpengaruh positif dan signifikan
korelasi sebesar (0,268)2 atau 0,072 terhadap Kinerja Organisasi (KO) baik
atau 7,2%. Selanjutnya ada faktor lain secara parsial dan secara simultan.
REFERENSI
Alfeis, Hofer., 2008. Knowledge Mana- Technological
gement Solutions for the Entrepreneurship and Firm
Leaving Expert Issues. Journal Performance: Testing A Model
of Knowledge Management, On Manufacturing Firms.
Vol. 12, No. 4, pp. 44-54. Technovation. Vol. 28. p 257-
265
Allen, M.R., and Wright, P., 2007.
Strategic Management and Barney, Jay B., and Deleyn N. Clark.
HRM in the Oxford Handbook 2007. Resource-Based Theory:
of Human Resource Creating and Sustaining
Management, Boxall, P., Competitive Advantage. New
Purcell, J., and Wright, P. (eds.), York: Oxford University Press.
Oxford: OxfordUniversityPress Baron, Robert A., and Gerald
Andre´ A. de Waal. 2007. The Greenberg. 2000. Behavior in
Characteristics of a High Organization: Understanding
Performance Organization. and Managing the Human Side
Journal Business Strategy of Work. 3th ed. Boston : Allyn
Series. Vol. 8 Num. 3, pp. 179- and Bacon.
185, Q Emerald Group Behrman, Robert., 2007. Structure and
Publishing Limited, ISSN 1751- Effectiveness of Intelligence
5637. Organization, Working Paper.
Antoncic, Bostjan and Igor Prodan. Carnagie Mellon University,
2008. Alliances, Corporate Pittsburg.