Anda di halaman 1dari 3

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)

TAHUN AKADEMIK 2023/2024


UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG

Nama : Firdays Royhillatul Hamzah


Nim : 2304080007
Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Matakuliah : Fonologi

1)
 Menurut pendapat saya, Fonologi adalah cabang linguistik yang mempelajari pola
bunyi dalam suatu bahasa, termasuk hubungan antara bunyi-bunyi itu sendiri dan
bagaimana penggunaannya dalam membentuk makna. Sementara, Parole
merupakan istilah dari Ferdinand de Saussure yang merujuk pada penggunaan
nyata bahasa oleh penutur dalam kehidupan sehari-hari
 Artikulasi adalah cara bagaimana alat-alat ucap di dalam mulut, seperti lidah,
bibir, dan gigi, bergerak untuk membentuk bunyi bahasa. Ini melibatkan
kombinasi yang kompleks dari pengaturan posisi dan gerakan alat-alat tersebut.
 Bunyi-bunyi yang disebabkan oleh gangguan arus udara oleh artikulator disebut
bunyi gangguan (misalnya, bunyi geser seperti /s/ dan /z/). Bunyi pengiring
adalah bunyi tambahan yang tidak membentuk pasangan minimal dalam bahasa
(misalnya, aspirasi dalam bahasa Inggris seperti /p/ pada “pin” dan /ph/ pada
“spin”).
2)
 Fonetik Fisiologis/ artikulatoris (mengkaji cara organ-organ ucap manusia
bergerak untuk menghasilkan bunyi), fonetik akustis (mengkaji sifat akustik dari
bunyi yang dihasilkan), dan fonetik auditoris (mengkaji cara kita mendengar dan
memahami bunyi-bunyi yang diterima alat pendengarannya).
 Proses pembentukan bunyi melibatkan arus udara egresif (udara keluar dari paru-
paru) dan ingresif (udara masuk ke paru-paru). Pita suara bergetar untuk
menghasilkan bunyi. Alat-alat ucap seperti lidah, gigi, dan bibir membentuk
bunyi-bunyi berbeda
 Supraglotal berkaitan dengan bagian atas rongga mulut di atas pita suara, laring
adalah bagian tempat pita suara berada, dan subglotal adalah bagian bawah
laring. Contohnya adalah: supraglotal terlibat dalam pembentukan bunyi-bunyi
konsonan. Laring adalah tempat di mana pita suara bergetar, sedangkan subglotal
berhubungan dengan produksi bunyi-bunyi dasar.

3)
 Alat bicara yang saya ketahui meliputi: bibir, gigi, lidah, langit-langit mulut,
uvula, faring, pita suara, laring, dan paru-paru.
 Segmental adalah unsur bunyi ujar yang memiliki makna sendiri, seperti vokal
atau konsonan dalam kata, sementara suprasegmental adalah unsur yang
memengaruhi makna keseluruhan atau intonasi kalimat, misalnya tekanan suku
kata atau intonasi. Contoh segmental: vokal /a/ dalam "satu", dan contoh
suprasegmental: penekanan kata dalam kalimat "Dia sudah pergi."
 Perubahan bunyi dalam bahasa Indonesia bisa termasuk metathesis (pertukaran
posisi bunyi), reduplikasi (pengulangan bunyi), dan asimilasi (pengaruh bunyi
sekitarnya terhadap bunyi lainnya).

4)
 Diftong adalah gabungan dua vokal dalam satu suara, seperti [ai] atau [au].
Contoh: air, sau, laut.
Kluster adalah gabungan konsonan dalam satu kata misalnya str dalam
"struktur", kl dalam "klaster", pl dalam "plastik".
Silaba adalah satuan bunyi terkecil dalam suatu kata. Contoh: ka-ta, a-da, pe-ru-
sa-ha-an.
Vokoid adalah bunyi yang mirip vokal tetapi tidak memenuhi syarat vokal secara
fonemis. Contohnya: [w] dan [j] dalam bahasa Indonesia.
Kontoid adalah bunyi konsonan yang bukan vokal atau semivokal. Contoh: /k/,
/t/, /s/ dalam bahasa Indonesia.
 Alofon adalah variasi bunyi yang tidak mengubah makna kata. Contohnya [p]
pada awal kata dalam "pati" dan [p] pada tengah kata dalam "tapir"

5)

Anda mungkin juga menyukai