Anda di halaman 1dari 7

Anjing dalam Al-Qur‟an dan Hadits

Afifah Safiraa* , Syarif Hidayat Amrullaha**


Mata Kuliah Perilaku Hewan, Program Studi Biologi, Fakultas Sains Dan Teknologi, Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar
2023
*Author
**Dosen Pengampuh Mata Kuliah
x
Corresponding author: Perumahan Putra Johor Permai, Gowa, Sulawesi Selatan, Indonesia 92171.
E-mail addresses: syarifhidayat.amrullah@uin-alauddin.ac.id

K ata kunci a b s t r a k
Al-Qur‟an Anjing adalah hewan karnivora yang termasuk dalam ordo Carnivora
Anjing
Hadits
dan merupakan subordo Caniformia. Anjing merupakan hewan yang
Canis lupus familiaris cerdas, setia dan merupakan hewan peliharaan favorit manusia. Anjing
Perilaku termasuk hewan yang sangat peka terhadap rangsangan maka dari itu
anjing kerap kali dijadikan sebagai hewan penjaga. Anjing adalah jenis
hewan yang termasuk dalam kategori haram untuk dikonsumsi. Allah
swt telah menjelaskan bahwa dilarang untuk mengkonsumsi hewan
buat dan bertaring, dimana anjing merupakan hewan yang memiliki
taring dan berkuku tajam. Anjing juga dijelaskan didalam hadist
merupakan golongan dari lima hewan yang hendaknya dibunuh karena
termasuk hewan fasik diantaranya seperti ular, t ikus dan anjing juga
termasuk hewan tersebut. Anjing merupakan hewan pemakan daging
atau biasa disebut karnivora.

1. Pendahuluan
Anjing merupakan hewan yang memiliki hubungan dekat dengan manusia dalam hal
ini memiliki hubungan kekerabatan dekat dengan manusia. Alasan mengapa anjing
memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan manusia karena anjing memiliki
ambang kecerdasan yang di atas rata-rata bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan hewan
yang lain sehingga memungkinkan dilatih dalam hal untuk hewan peliharaan membantu
manusia [1]. Anjing adalah hewan yang pertama kali dilakukan domestikasi pertama kali,
hal ini dibuktikan dari para arkaelog yang menemukan dan mengklaim bahwa hewan
anjing telah diketahui sejak zaman neolitikum kurang lebih 8000 tahun yang lalu dan
terdapat juga pendapat dari ahli lain menyatakan bahwasanya anjing pertama kali di
domestikasi untuk pertama kali sekitar 100.000 tahun yang lalu [2].
Hewan anjing dan juga manusia sudah memiliki hubungan yang baik diantara
keduanya kurang lebih 10.000 tahun yang lalu. Anjing merupakan hewan peliharaan yang
memiliki kebutuhan antara lain seperti memerlukan area yang luas dan nyaman untuk
tempat tidurnya, buang air, bermain, berlari, sosialisasi, perawatan tubuh, makan dan juga
minum. Dalam pemeliharaan anjing dapat memberikan manfaat dari kedua belah pihak
yaitu manfaat untuk anjing itu sendiri dan juga manfaat untuk pemilik anjing tersebut,
selain dari manfaat ternyata ada juga resiko yang harus diperhatikan seperti resiko
kesehatan, keamanan dan lain lain [3]. Anjing merupakan hewan yang memiliki banyak ras
antara lain yaitu saint Bernard, australiam shepherd, dashchun, corgi dan masih banyak
lagi. Pada setiap ras anjing dapat dibedakan melalui bentuk morfologinya seperti bentuk
fisik, corak [4].
Berdasarkan taksonomi, hewan anjing dapat digolongkan kedalam ordo Carnivora
dan termasuk kedalam keluarga Canidae. Famili Canidae ini dapat terbagi menjadi 4
golongan yaitu Canis (grup anjing), Vulpes (grup rubah, kecuali rubah abu-abu), Dusycyon

1
(grup culpeo), dan Bush dog (mencakup jenis anjing lainya). Hewan anjing termasuk
dalam genus Canis, satu genus dengan serigala, coyote, jackal dan dingo. Klasifikasi anjing
[5] :

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Carnivora
Famili : Canidae
Genus : Canis
Spesies : Canis latrans

2. Anjing dalam Al-Qur’an dan Hadits


Anjing merupakan hewan yang mempunyai pandangan negatif dikalangan
masyarakat hal ini dikarenakan anjing merupakan hewan yang najis dan juga diharamkan
didalam agama islam. Anjing juga biasa digunakan sebagai kata umpata atau kata kotor di
beberapa orang sehingga anjing dianggap sebagai hewan yang kotor, najis dan hina.
Namun ada juga dari beberapa kalangan masyarakat menganggap bahwa anjing juga
memiliki nilai- nilai positif seperti setia terhadap tuannya, dijadikan sebagai hewan penjaga
dan lain lain [6].
Dalam Al-Qur‟an hewan anjing disebutkan sebanyak 4 kali yaitu di dalam QS. Al-
Kahfi/18: 18, QS. Al-Kahfi/18: 22, QS. Al-Maidah/5: 4, dan QS. Al-A‟raf/7: 176.

                 

        

Artinya: “Dan kamu mengira mereka itu bangun, Padahal mereka tidur; dan Kami balik-
balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka mengunjurkan kedua
lengannya di muka pintu gua. dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan
berpaling dari mereka dengan melarikan diri dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi oleh
ketakutan terhadap mereka”. (QS. Al-Kahfi/18: 18)
Menurut Tafsir Kementrian Agama RI menyatakan bahwa dan engkau, yakni
siapapun yang melihat keadaan mereka didalam gua, mengira itu tidak tidur, sebab dilihat
dari pandangan mata keadaan mereka seperti terjaga, padahal mereka tertidur denga lelap.
Kami membolak balikkan tubuh kekanan dan kekiri, sehingga tidak rusak oleh tanah
sedang anjing mereka seakan akan menjaga mereka membentangkan kedua le ngannya
didepan pintu gua, dan jika kamu menyaksikan keadaan mereka ketika itu, tentu kamu
akanberpaling melarikan diri dari mereka dan penuh tanda Tanya apa yang sesungguhnya
terjadi pada mereka, dan pasti kamu akan dipenuhi rasa takut terhadap mereka, sebab kamu
melihat sesuatu yang sangat menakjubkan yang tidak pernah kamu lihat sebelumnya

2
                

                    

 

Artinya:“Nanti (ada orang yang akan) mengatakan[878] (jumlah mereka) adalah tiga
orang yang keempat adalah anjingnya, dan (yang lain) mengatakan: "(jumlah mereka)
adalah lima orang yang keenam adalah anjing nya", sebagai terkaan terhadap barang yang
gaib; dan (yang lain lagi) mengatakan: "(jumlah mereka) tujuh orang, yang ke delapan
adalah anjingnya". Katakanlah: "Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak ada
orang yang mengetahui (bilangan) mereka kecuali sedikit". karena itu janganlah kamu
(Muhammad) bertengkar tentang hal mereka, kecuali pertengkaran lahir saja dan jangan
kamu menanyakan tentang mereka (pemuda-pemuda itu) kepada seorangpun di antara
mereka” (QS. Al-Kahfi/18: 22)
Menurut Tafsir Kementrian Agama RI menyatakan bahwa setelah menjelaskan
perbedaa pendapat penduduk negeri tentang penghuni gua itu, ayat selanjutnya
menguraikan perbedaan pendapat orang-orang yang datang kemudian, termasuk kaum
musyrik mekkah, kaum yahudi dan nasrani pada masa nabi Muhammad saw. Nanti ada
orang yang memperbincangkan berapa jumlah penghuni gua itu. Mereka mengatakan,
“jumlah mereka tiga orang, yang keempat adalah anjingnya,” dan yang lain mengatakan,
“jumlah mereka lima orang, yang ke enam adalah anjingnya,” perkataan itu mereka
ucapkan sebagai terkaan terhadap sesuatu yang gaib tanpa dasar atau alasan apapun; dan
yang lain lagi mengatakan,”jumlah mereka tujuh orang, yang kedelapan adalah
anjingnya.”katakanlah wahai nabi Muhammad saw, terhadap mereka yang mengatakan
itu,”Tuhanku yang memelihara dan membimbingku lebih mengetahui dari siapa pun
jumlah mereka secara pasti; tidak ada yang mengetahui bilangan mereka kecuali yang
diberitahu oleh Allah swt, dan mereka yang diberitahu oleh Allah swt itu sedikit.” Karena
itu janganlah engkau wahai nabi Muhammad saw dan wahai kaum muslin berbantah
tentang hal mereka, yakni Ashabul-Kahf kecuali perbantahan lahir saja yang disertai bukti-
bukti yang jelas dan jangan engkau menanyakan tentang mereka pemuda-pemuda
Ashhabul-Kahf itu kepada siapa pun, setelah datang berita yang pasti dari tuhanmu.

                      

                    

Artinya: “Mereka menanyakan kepadamu: "Apakah yang Dihalalkan bagi mereka?".


Katakanlah: "Dihalalkan bagimu yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap) oleh
binatang buas yang telah kamu ajar dengan melatih nya untuk berburu; kamu mengajarnya
menurut apa yang telah diajarkan Allah kepadamu[399]. Maka makanlah dari apa yang
ditangkapnya untukmu[400], dan sebutlah nama Allah atas binatang buas itu (waktu
melepaskannya)[401]. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat cepat
hisab-Nya. (QS. Al-Maidah/5: 4)

3
Menurut Tafsir Al-Jalallain dari Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-suyuthi
mengatakan bahwa (Mereka menanyakan kepadamu) hai Muhammad (Apakah yang
dihalalkan bagi mereka) di antara makanan. (Katakanlah, "Dihalalkan bagimu yang baik-
baik) yang enak-enak atau yang halal (dan) hasil buruan (dari binatang-binatang buas yang
telah kamu ajar) seperti anjing, serigala dan burung (dengan melatihnya berburu) hal dari
kallabtal kalba pakai tasydid pada lam; artinya biasa kamu lepas berburu (kamu ajar
mereka itu) hal dari dhamir mukallibiina; artinya kamu latih mereka itu (menurut apa yang
diajarkan Allah kepadamu) tentang cara berburu (maka makanlah apa-apa yang
ditangkapnya untukmu) mereka membunuh buruan tanpa memakannya. Berbeda halnya
dengan yang tidak terlatih, maka tangkapannya itu tidak halal. Sebagai ciri-cirinya bila
dilepas ia berangkat dan bila dicegah ia berhenti serta ditahannya buruan itu dan tidak
dimakannya. Sekurang-kurangnya untuk mengetahui hal itu dibutuhkan pengamatan
sebanyak tiga kali. Jika buruan itu dimakannya, berarti tidak ditangkapnya untuk t uannya,
maka tidak halal dimakan sebagaimana tercantum dalam kedua hadis sahih Bukhari dan
Muslim. Dalam hadis itu juga disebutkan bahwa hasil panahan jika dilepas dengan
menyebut nama Allah, maka sama dengan hasil buruan dari binatang pemburu yang telah
dilatih. (Dan sebutlah nama Allah atasnya) ketika melepasnya (serta bertakwalah kepada
Allah; sesungguhnya Allah amat cepat perhitungan-Nya.").

                 

               

Artinya: “Dan kalau Kami menghendaki, Sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya


dengan ayat-ayat itu, tetapi Dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya
yang rendah, Maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya
lidahnya dan jika kamu membiarkannya Dia mengulurkan lidahnya (juga). demikian Itulah
perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka Ceritakanlah (kepada
mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir. (QS. Al-A‟raf/7: 176)
Menurut Tafsir Al-Jalallain dari Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-suyuthi
mengatakan bahwa (Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan dia)
kepada derajat para ulama (dengan ayat-ayat itu) seumpamanya Kami memberikan
taufik/kekuatan kepadanya untuk mengamalkan ayat-ayat itu (tetapi dia cenderung) yaitu
lebih menyukai (kepada tanah) yakni harta benda dan duniawi (dan menurutkan hawa
nafsunya yang rendah) dalam doa yang dilakukannya, akhirnya Kami balik merendahkan
derajatnya. (Maka perumpamaannya) ciri khasnya (seperti anjing jika kamu
menghalaunya) mengusir dan menghardiknya (diulurkannya lidahnya) lidahnya menjulur
(atau) jika (kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya juga) sedangkan sifat seperti
itu tidak terdapat pada hewan- hewan selain anjing. Kedua jumlah syarat menjadi hal, ia
menjulurkan lidahnya dalam keadaan terhina dalam segala kondisi. Maksudnya
penyerupaan/tasybih ini ialah mengumpamakan dalam hal kerendahan dan kehinaan
dengan qarinah adanya fa yang memberikan pengertian tertib dengan kalimat sebelumnya,
yakni kecenderungan terhadap duniawi dan mengikuti hawa nafsu rendahnya, juga karena
adanya qarinah/bukti firman-Nya, (Demikian itulah) perumpamaan itulah (perumpamaan
orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah kisah-kisah itu) kepada

4
orang-orang Yahudi (agar mereka berpikir) agar mereka mau memikirkannya hingga
mereka mau beriman.
Anjing merupakan salah satu hewan yang najis, sabab kenajisannya itu Rasurullah
saw memerintahkan untuk mensucikan dengan cara mencuci bekas yang terkena jilatan
anjing sebanyak tujuh kali karena termasuk kedalam golongan najis yang berat maka dari
itu di dalam Al-qur‟an tidak menyebutkan dan menjelaskan mengenai larangan memelihara
anjing mengapa dalam hal ini anjing tidak dibolehka untuk dipelihara karena malaikat tidak
akan masuk kedalam rumah yang memiliki anjing. Namun hal ini dijelaskan didalam hadist
riwayat Ahmad, At-Tirmidzi dan Ibnu Hibban, yang disebutkan bahwasanya malaikat tidak
akan memasuki suatu rumah jika terdapat anjing didalamnya.
"Telah bercerita kepada kami Muqâtil telah mengabarkan kepada kami 'Abdullah
telah mengabarkan kepada kami Ma'mar dari al- Zuhrî dari 'Ubaidullah bin 'Abdullah dia
mendengar Ibn 'Abbâs RAa berkata, aku mendengar Abu Talhah berkata, aku mendengar
Rasulullah saw. bersabda: "Malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang di dalamnya
ada anjing dan (atau) gambar patung" (H.R. Ahmad, At-Tirmidzi, dan Ibnu Hibban).
Anjing memiliki manfaat atau bahkan fungsi yang besar bagi pemiliknya atau juga
orang yang berada disekitarnya diantaranya yaitu anjing dapat digunakan sebagai hewan
pemandu bagi penyandang disabilitas, anjing juga dapat bermanfaat dalam bidang
kesehatan sebagai alat untuk terapis fisik atau rehabilitasi pasien, para petani dapat
menggunakan anjing sebagai pengembala ternal, pihak keamanan dapat menggunakan
seperti bantuan layanan anjing polisi dan lain lain. Sebenarnya anjing memiliki manfaat
yang lebih dan juga dapat dikonsumsi namun dalam agama islam anjing diharamkan dan
sudah dijelaskan secara detail larangan mengkonsumsi anjing dalam Al-Qur‟an [7]

3. Perilaku Anjing
A. Perilaku makan
Anjing merupakan salah satu hewan karnivora atau pemakan daging dimana ketika
anjing disodorkan makanan maka anjing akan mengelurkan air liar karena melihat
makanan. Hal ini juga hamper sama dengan karya ilmuwan Rusia Ivan Pavlov pada akhir
1800-an dan awal 1900-an, yang meneliti pengkondisian klasik pada perilaku seekor anjing
sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwasanya anjing itu memiliki sifat naluriah
jika melihat atau bahkan mencium makanan maka akan mengeluarkan air liar karena
tergoda dengan makanan tersebut. Dimana yang dilakukan oleh Pavlov mengkondisikan
anjing tersebut untuk ngiler mendengar suara tertentu, seperti suara bel ataupun
pluit.dimana Pavlov akan mengeluarkan suara bel atau pluit sebelum memberikan makan
pada anjing tersebut, dan anjing tersebut belajar untuk mengasosiasikan sura dengan
makanan. Dalam waktu yang relative singkat, anjing-anjing tersebut akan tergoda ketika
mendengar suara pluit atau bel [8].
Adapun contoh lain pada perilaku makan anjing tersebut yang dimana juga termasuk
perilaku keengganan rasa yang terkondisi. Dimana anjing akan melajar untuk tidak makan
makanan tertentu jika mereka pernah sakit setelah memakannya. Hal ini merpakan sifat
adaptif yang dapat membantu untuk menghindari jenis makanan yang pernah mereka
makan sebelumnya (beracun) [9]
B. Perilaku Sosial
Anjing merupakan salah satu hewan yang memiliki rasa sosial yang besar baik itu
pada hewan lain maupun rasa sosial kepada pemiliknya. Dimana hewan anjing memiliki
hubungan yang erat terhadap manusia dan sudah terjalin lama hal itu telah tertuang dalam

5
lukisan dan patung, anjing kina dapat memudahkan tugas manusia yang dapat membantu
berupa menjaga rumah, anjing penyidik. Anjing dijadikan hewan penjaga dimana anjing
tersebut akan menjaga suatu kawasan seperti halnya rumah jika anjing merasa ada orang
asing dan mencurigakan maka akan berfungsi layaknya memberi tanda bahaya kepada
tuannya bahwasanya ada hal hal mencurigakan di sekitarnya [10]
Anjing telah dikteahui sejak lama merupakan hewan yang setia dan jujur terhadap
pemiliknya dan memiliki indra pendengaran dan indra penciuman yang sangat tajam.
Sebagai hewan sosial karena hidup berdampingan dengan manusia. Kedekatan pola
perilaku anjing dan manusia dapat terlihat ketika anjing dilatih, diajak bermain, tinggal
bersama dan diajak bersosialisasi dengan manusia ataupu juga dengan hewan yang lain.
Ajning memiliki kesetiaan dan pengabdian yang akan ditunjukkan sangat mirip dengan
konsep persahabatan pada manusia [11].
C. Perilaku Kawin

Gambar 1. Perilaku Kawin Anjing


Hewan peliharaan melakukan perkembangbiakan dengan cara kawin. Hal ini akan
terjadi jika seekor anjing telah memasuki usia produktif dan telah masuk ke waktu musim
kawin. Dimana usia produktif dan musim kawin pada setiap hewan memiliki waktu yang
berbeda beda. Anjing memiliki ciri-ciri khusus ketika memasuki musim kawin, dimana
ketika najing tersebut kawin akan meninggalkan bau khas untuk menarik perhatian lawan
jenisnya. Namun, ada beberapa kendala dalam proses perkawinan hewan- hewan peliharaan
diantaranya anjing antara lain yaitu, sulitnya mencari pasa ngan pejantan maupun betina
untuk hewan tersebut [12]

4. Riset Terkait
 Identifikasi Parasit Nematoda Saluran Pencernaan Anjing Pemburu (Canis familiaris)
Di Kecamatan Lareh Sago Halaban Provinsi Sumatera Barat
 Tingkat dan Faktor Risiko Imunitas Protektif terhadap Rabies pada Anjing di Kota
Makassar

5. Kesimpulan
Anjing merupakan hewan yang termasuk kedalam kingdom mammalia dan hewan
karnivora karena memakan daging dan juga termasuk ordo carnivora. Anjing merupakan
hewan yang memiliki berbagai macam jenis atau ras dengan beberapa perbedaan seperti
bulu, bentuk badan, bentuk wajah dan lain lain ada beberapa macam ras anjing diantaranya
yaitu saint Bernard, australiam shepherd, dashchun, corgi. Didalam Al-Qur‟an dan juga
hadist telah disebut nama anjing baik itu anjing sebagai hewan sosial pada QS Al-Kahfi
namun ternyata anjing juga merupakan hewan yang tidak disukai malaikan dalam hal ini
karena telah dijelaskan dalam hadist bahwasanya rumah yang memelihara anjing maka
malaikat tidak akan masuk kerumah tersebut. Anjing juga termasuk hewan yang dilarang
dikonsumsi karena haram dan juga dilarang untuk dipelihara.

6
Daftar Pustaka
[1] Arya, Putu Oka, I gusti Agung Gede Putra Pemayun, and Anak Agung Gedhe Jaya
Warditha. "Fluktuasi Bedah Sterilisasi pada Anjing Di Rumah Sakit Hewan
Pendidikan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Tahun 2008-2012."
Indonesia Medicus Veterinus Volume 3 No1 (2014): 32-36.
[2] Breed, Michael D. "Animal Behavior." Ecology and Evolutionary Biology. The University
of Colorado, 2012: 125-150.
[3] Faqihuddin, Amri, and Narsen Afatara. "Anjing Sebagai Sumber Ide Dalam Penciptaan
Karya Lukis." Jurnal Seni Budaya Volume 18 Nomor 2 (2020): 113-118.
[4] Fernando, Derry Alim, Mohammad Farid Naufal, and Felix Handani. "Pembuatan
Aplikasi Sosial Media “Petmate” Berbasis Android." CALYPTRA Vol.9 No (1) (2020):
1-6.
[5] Fiujati, Oryza Sativa, Nani Mintarsih, and Yuli Maharett Arianti. "Perbandingan
Algoritma Efficientnetb0 Dan Inceptionv3 Dalam Klasifikasi Citra Jenis Anjing."
JURNAL JUIT Vol 2 No. 2 (2023): 12-16.
[6] Foreman, Anne M, Margaret K Glenn, B Jean Meade, and Oliver Wirth. "Anjing di
Tempat Kerja: Tinjauan Manfaat dan Tantangan Potensial." Kesehatan Masyarakat Int
J Environ Res volume 14 No 5 (2020): 498.
[7] Hatmosrojo, Rachmatdi . Melatih Anjing Penjaga. Penebar Swadaya, 2008.
[8] Mahendra, Aditya Try, I Wayan Batan, and Tjokorda Sari Nindhia. "Gambaran
Hematologi Anjing Peliharaan Di Kota Denpasar." Indonesia Medicus Veterinus
Volume 9 No 3 (2020): 314-324.
[9] Mirwa, Tetty. "Hubungan Antarspesies : Visualisasi Anjing Setia Dalam Seni Patung."
Brikolase Vol. 8, No. 2 (2016): 83-111.
[10] Nasucha, Juli Amelia, Moh Ismail, and Ulfun Khoiro tun. "Relevansi Teori Behavioristik
„Classical Cinditioning‟ Dalam Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Didik Pada
Kelompok Belajar Anggrek Taman Sidoarjo." Joeces Volume 1 No 2 (2021): 1-33.
[11] Putri, Cecilia Ferryanti. "Pusat Penampungan Anjing Terlantar Di Yogyakarta." Skripsi,
2017.
[12] Uktolseja, Marie Ivana, and Budi Adelar Sukada. "Ruang Bersama Untuk Manusia Dan
Anjing." Jurnal STUP Vol. 2, No. 1 (2020): 317-328.

Anda mungkin juga menyukai