Anda di halaman 1dari 8

Evolusi Kucing

(Sri Wahyuni, Karina Ahli Rosi, Puspa Sari dan Calvaris)


Teori Evolusi
Evolusi adalah proses perubahan makhluk hidup secara perlahan dalam jangka waktu
yang sangat lama. Perubahan itu akan menciptakan spesies baru yang berbeda dari sebelumnya.
Menurut teori evolusi, makhluk hidup yang sekarang berbeda dengan makhluk hidup jaman
dahulu. Nenek moyang makhluk hidup sekarang yang bentuk dan strukturnya (mungkin) berbeda
mengalami perubahan-perubahan baik struktur maupun genetis dalam waktu yang sangat lama,
sehingga bentuknya jauh menyimpang dari struktur aslinya dan akhirnya menghasilkan berbagai
macam spesies yang ada sekarang [1].
Ada dua macam evolusi, yaitu evolusi progressif dan evolusi regressif. Evolusi progressif
merupakan proses evolusi yang menuju kemungkinan dapat bertahan hidup sehingga
menghasilkan spesies baru. Evolusi regressif merupakan evolusi menuju kemungkinan
mengalami kepunahan[1].
Mekanisme Evolusi Kucing
Harimau adalah anggota terbesar dari keluarga kucing dan dekat dengan kucing besar
lainnya, seperti leopard dan singa. Banyak ahli berasumsi bahwa hewan inilah nenek moyang
kucing yang ada sekarang. Hal ini diperkuat dengan penelitian Bhak, seorang penemu sekuen
gen baru dari harimau, leopard salju dan singa, terhadap harimau berumur 9 tahun yang ada di
Kebun Binatang di Korea Selatan yang dibandingkan dengan gen kucing domestik dan ternyata
hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kedua hewan tersebut memiliki 95.6% kesamaan gen[2].
Sekitar Sembilan juta tahun yang lalu, terbentuk garis Bay cat atau Bornean cat.
Ukurannya lebih sedang. Kebanyakan berada di hutan di Asia Selatan. Kemudian pada sekitar
8.5 juta tahun yang lalu, diperkirakan terbentuk garis keturunan kucing Caracal yang terdiri atas
Kucing emas yang merupakan hewan asli Afrika. Hewan ini memiliki kaki dan telinga yang
panjang. Selama waktu perkembangan kucing, pada delapan juta tahun yang lalu, terbentuk garis
keturunan Ocelot. Garis keturunan ini diperkirakan berada di Amerika Tengah dan Amerika
Selatan, dimana Ocelot memiliki 36 kromosom, sementara kucing lainnya memiliki 38
kromosom[3].

Sekitar tujuh juta tahun yang lalu, terbentuk garis keturunan kucing Lynx di Amerika
utara. Disamping ekornya yang pendek, kucing Lynx mampu menyesuaikan diri dengan suhu di
berbagai daerah di Eropa[3].
Berbagai garis keturunan kucing yang telah terbentuk kemudian menyebar ke daerah
baru. Seiring pertambahan usia dan kematangan seksual, pejantan kucing berpindah ke teritori
baru, seperti, dari Asi ke Afrika, dari Asia ke Amerika kemudian ke Amerika Selatan.
PEnyebaran kucing ini menyebabkan perkawinan antar garis keturunan yang berbeda dan
menciptakan garis ketrunan baru. Hal ini ditandai dengan terbentuknya garis keturunan kucing
Puma pada sekitar 6.5 juta tahun yang lalu. Kucing yang termasuk garis keturunan Puma adalah
puma, citah dan jaguar. Kemudian terbentuk pula garis keturunan Leopard pada sekitar 6 juta
tahun yang lalu. Dimana yang termasuk kelompok garis keturunan leopard adalah fishing cat,
kucing berkepala rata, dan kucing bertotol karat[3].
Akhirnya, sekitar tiga miliar tahun yang lalu, garis keturunan kucing domestik terbentuk.
Yang dianggap jenis kucing yang menjadi pendahulu pembentuk garis keturunan ini adalah
kucing liar, kucing pasir, kucing berkaki hitam dan kucing rimba. Sekitar sepuluh ribu tahun
yang lalu, kucing mulai megalami domestikasi menjadi kucing yang lebih jinak dan familiar
seperti yang ada di sekitar kita[3].

Domestikasi Kucing : dari Kucing Liar menjadi Kucing Rumahan


Peneliti sebelumnya beranggapan bahwa orang Mesirlah yang pertama memelihara
kucing, yaitu sejak 3.600 tahun yang lalu, dimana kucing dianggap sebagai dewa oleh rakyat
mesir. Pada tahun 2004, Jean dari National Museum of Natural History in Paris melaporkan
bahwa, ditemukan bukti adanya kuburan manusia dan disampingnya terdapat kuburan kucing
yang dibaringkan searah dengannya. Fosil tersebut diperkirakan berumur 9.500 tahun. Hal ini
mengungkapkan bahwa telah ada kedekatan antara manusia dan kucing sejak 10.000 tahun yang
lalu[4].
Menurut Fiona Marshall, seorang profesor Anthropologi di Washington University, bukti
dimulainya hubungan antara kucing dan manusia mulai terlihat jelas ketika agrikultur di China
semakin berkembang. Sekitar 5.560 sampai 5.280 tahun yang lalu, di Sanghai, ibukota China,
agrikultur menjadi hal yang paling diminati. Hasil pertanian cukup melimpah dan berlebih.
Sehingga banyak penduduk yang menyimpan hasil pertaniannya di dalam keramik. Masalah
yang kemudian dihadapi adalah tikus. Tikus memakan gandum dan beras yang disimpan. Hal ini
dapat diketahui melalui fosil dari tikus yang ditemukan oleh arkeolog tersebut. Dimana, pada
fosil gigi tikus, terdapat kandungan gabah, artinya tikus-tikus tersebut telah mengonsumsi

gandum atau padi tersebut. Ditempat yang sama, ditemukan pula 8 fosil gigi kucing. Berdasarkan
hasil pemeriksaan isotop pada gigi kucing diketahui bahwa, kucing tersebut telah memakan
hama petani tersebut. Sejak saat itu diasumsikan hubungan antara manusia dan kucing semakin
dekat[5].
Banyak ahli Percaya bahwa varietas kucing rumahan yang ada sekarang berasal dari satu
jenis kucing liar, yaitu Felis silvestris. Tapi hal tersebut masih diragukan. Sehingga, pada tahun
2000, Driscoll, mengumpulkan sekitar 979 DNA dari kucing liar dan kucing domestic dari
Afrika, Azerbaijan, Kazakhstan, Mongolia dan Timur Tengah. Karena kucing liar tipe hewan
yang cenderung punya dan mempertahankan daerah territorial, dia memperkirakan bahwa DNA
kucing liar cenderung stabil dari waktu ke waktu. Diperkirakan pula bahwa, semua kucing
domestik yang ada merupakan hasil evolusi dari salah satu populasi kucing liar, sehingga bukti
domestikasi kucing dapat dibangun. Ternyata berdasarkan hasil analisis genetika,menunjukkan
bahwa DNA dari semua kucing sangat mirip dan ternyata setelah dikelompokkan, kebanyakan
kucing yang berada di grup yang sama, berasal dari daerah yang sama. Berdasarkan penelitian ini
terungkaplah bahwa terdapat lima kelas genetik dari kucing liar, yaitu Felis silvestris silvestris di
Eropa, Felis silvestris bieti di China, Felis silvestris ornate di Asia Tengah dan Felis silvestris
cafra di Asia tenggara. Ditemukan pula subspecies dari kucing liar di Timur Tengah yaitu Felis
silvestris lybica. Diantara semua jenis kucing liar yang telah dikelompokkan tadi, jenis Felis
silveris lybica-lah yang paling jinak. Sehingga Driscoll menarik kesimpulan bahwa jenis Felis
silvestris lybica telah lebih dulu mengalami domestikasi. Sehingga, dapat ditarik asumsi bahwa
jenis Felis silvestris lybica menjadi pendahulu kucing domestik yang ada sekarang[4].
Bukti Evolusi Kucing
Evolusi erat kaitannya dengan adaptasi dengan lingkungan. Perilaku kucing telah menjadi
perhatian delama beberapa tahun ini. Perilaku jinak yang selama ini ditunjukkan oleh kucing
ternyata mengandung makna tertentu yang menunjukkan bahwa sisa-sisa sifat liar dari hewan
ini masih ada. Berikut ini dikutip dari situs Fakta Ilmiah[6] :
a. Mengapa kucing mengeong pada sesama kucing?
Kucing mengeong sebagai sinyal sosial kepada sesama kucing. Sinyal sosial ini bisa berupa
pertanda kalau ia butuh bantuan, merasa senang, atau merasa puas.
b. Mengapa kucing tidur melulu?

Kucing tidur rata-rata 16 jam sehari. Hal ini untuk mencharge tubuhnya untuk berburu. Ketika
berburu, kucing menggunakan energi secara mendadak, besar-besaran, dan cepat agar dapat
menangkap buruan secara efisien.
c. Mengapa kucing membawa binatang mati ke rumah?
Itu pertanda kucing tersebut menganggap pemilik rumah tidak kompeten dalam berburu. Ia
menunjukkan kemampuannya berburu dan mencoba mengajarkan pada majikannya cara
mencari makan yang benar. Namun karena sang majikan tidak pandai berburu, sang kucing
membawakannya makanan.
d. Mengapa Kucing mengubur makanan?
Sebagai persediaan makanan. Seperti halnya anjing, ketika kenyang namun masih ada makanan,
kucing akan menguburnya agar tidak diambil hewan lain.
e. Mengapa kucing mengubur kotorannya dan pipis di daerah tertentu?
Hanya kucing inferior yang mengubur kotoran. Dalam dunia hewan, terdapat hewan alpha dan
inferior. Hewan alpha adalah penguasa teritorial karena kekuatannya atau kualitas fisik lainnya.
Hewan inferior tidak boleh berperilaku seperti hewan alpha karena berarti menantang duel
hewan alpha. Kucing alpha boleh membuang kotoran sembarangan tanpa mengubur. Kucing
alpha boleh kencing sembarangan. Baik buang kotoran maupun kencing adalah tanda bahwa
daerah tersebut adalah daerah kekuasaannya. Kucing inferior yang buang kotoran di wilayah
tersebut harus mengubur kotorannya agar tidak diketahui oleh alpha. Ia juga harus kencing di
wilayah khusus yang diperbolehkan oleh sang alpha. Jadi, jika kucing mengubur kotorannya dan
pipis di tempat yang sama, maka kucing tersebut bukan kucing jagoan
f. Mengapa kucing marah pada orang yang tidak dikenal?
Itu tanda dominasi. Kucing menunjukkan eksistensi dirinya sebagai individu. Tindakan menatap
matanya langsung adalah tanda konflik dan kucing dapat marah walaupun tatapan itu sebentar.
Orang asing yang baunya tidak dikenal kucing harus menghindari kontak mata agar tidak
memberi sinyal konflik.
g. Mengapa kucing berdesis pada burung?
Itu tanda kekalahan. Kucing tidak mampu menangkap sang burung sebagai mangsa sehingga
menunjukkan kekesalannya dengan berdesis.
h. Mengapa kucing memukul lembut dengan kaki depan?

Itu tanda kenyamanan. Kucing memukul lembut pada tubuh anda yang dikiranya payudara
ibunya. Sang ibu adalah tempat bernaung dan berlindung bagi sang anak kucing. Dengan
memukul lembut payudara ibunya, sang kucing dapat menghisap asi sang ibu. Ini menjelaskan
mengapa kucing yang manja umumnya kucing yang masih kecil.
i. Mengapa kucing menggaruk dinding?
Menajamkan kukunya agar dapat mencengkeram mangsa lebih kuat. Jika dilakukan di dekat
makanannya atau kotorannya, tindakan ini untuk mengubur kedua benda tersebut.
g. Mengapa kucing bersalto?
Hal ini dilakukan untuk memperoleh sudut terbaik untuk mencengkeram mangsa sehingga
mangsa efektif tertangkap. Lemparkan gulungan kertas, ia juga akan bersalto.
i. Mengapa kucing memainkan mangsanya sebelum di bunuh?
Bagi kucing rumahan, mendapat mangsa adalah peristiwa langka. Kucing dapat saja menggigit
langsung sehingga mangsanya efektif mati, tetapi hal ini tidak dilakukan. Ia ingin bersenangsenang dan menikmati momen dimana ia memperoleh mangsanya. Bagi ibu kucing, sering ia
tidak membunuh sang mangsa, tetapi membawanya hidup-hidup untuk membagi kegembiraan
dengan anak-anaknya.
j. Mengapa kucing mendesis ketika marah?
Ini disebut mimikri ular. Kucing sedang meniru ular karena bagi sang kucing, ular adalah hewan
berbahaya. Ular punya taring seperti kucing, tetapi punya bisa. Kucing tidak punya bisa, tetapi
dengan meniru desis ular, kucing berharap lawannya mengira kalau ia juga punya bisa yang
mematikan. Biasanya kucing mengarahkan telinganya menjadi datar ketika mendesis, ini untuk
meniru kobra.
k. Mengapa kucing suka menggosokkan tubuhnya pada kaki atau benda?
Sama seperti membuang kotoran bagi kucing alpha, kucing menggosokkan dirinya pada benda
sebagai tanda benda tersebut adalah miliknya. Kucing memiliki feromon dan feromon alias bau
khas ini menempel pada benda-benda tersebut. Kucing lain yang ingin menggosokkan tubuhnya
di benda yang masih ada feromon dari kucing lain tidak akan berani menggosokkan tubuhnya
kecuali ia berani mengambil resiko konflik agraria.
l. Mengapa kucing mengeong pada manusia?
Beda dengan sesama kucing yang menandakan sosialisasi, kucing mengeong pada manusia,
terutama saat lapar, adalah berusaha menipu manusia. Ia mencoba meniru suara bayi agar dikira

bayi oleh majikannya sehingga ia mendapatkan perhatian pula dari sang majikan layaknya
perhatian yang diberikan sang manusia kepada anaknya.
m. Mengapa kucing menjilati tubuhnya setelah dipegang?
Kucing punya kelenjar yang terangsang ketika mereka menyentuhkan bulunya. Itulah feromon
atau bau khas kucing sebagai penanda individu. Manusia juga punya bau yang dapat dicium
kucing. Jika kucing mencium bau manusia di tubuhnya, bau karakteristiknya sendiri dapat
tertutupi. Bau manusia begitu tajam sehingga mengalahkan bau sang kucing sendiri. Sang kucing
tidak terima ini dan segera menjilati bulunya agar bau manusia hilang dan baunya kembali.
Tidak heran begitu anda memeluknya terlalu lama, ia akan segera lari dan membasuh dirinya.
Evolusi Kucing: Manusia sebagai Sutradara
Dalam proses evolusi kucing, seleksi alam diplesetkan menjadi skenario manusia.
Bagaimana tidak? Secara tidak langsung, keberadaan manusia memaksa kucing untuk
bertingkah tidak seperti bagaimana dia seharusnya. Populasi manusia yang semakin besar
memaksa kucing untuk bersahabat dengan manusia. Selain itu, agar dapat diterima oleh manusia,
kucing bertindak menjadi jinak bahkan mengimitasi suara dan keimutan anak kecil agar mampu
bersosialisasi dengan manusia. Kucing telah berevolusi sejauh ini akibat tekanan untuk
beradaptasi dengan manusia[7].
Sumber:
[1]

Admin. Evolusi: Pemahaman Teori dan Bukti Evolusi. http://biologimediacentre.com/evolusipemahaman-teori-dan-bukti-evolusi/. 27 April 2014.
[2]

Ghose, Tia.2013. Evolution of a Predator: How Big Cats Became Carnivores.


http://www.livescience.com/39695-tiger-lion-leopard-genome-sequenced.html. 27 April 2014.
[3]

Churc, Glen. 2008. The Evolution of Cats: From Tiger to Housecat.


http://voices.yahoo.com/the-evolution-cats-tiger-housecat-1050961.html. 27 April 2014.
[4]

Driscoll, Carlos A., Juliet Clutton-Brock, Andrew C. Kitchener and Stephen J. OBrien. 2009.
The Evolution of House Cats. Scientific America.
[5]

Everding, Gerry. 2013. Cat Domestication Traced to Chinese Farmers 5,300 Years Ago.
https://news.wustl.edu/news/Pages/26273.aspx. 27 April 2014.

[6]

Siscawaty,
Evy.
2012.
Perilaku
Kucing
dilihat
dari
Perilaku
Evolusi.
http://www.faktailmiah.com/2012/01/09/perilaku-kucing-dilihat-dari-perspektif-evolusi.html. 27
April 2014.

[7]

Broyles,
Robyn.
2009.
The
Genetic
Evolution
Cats.http://www.brighthub.com/science/genetics/articles/42302.aspx. 27 April 2014

of

Anda mungkin juga menyukai