Anda di halaman 1dari 4

BAGAIMANA PERKEMBANGAN EVOLUSI ANJING

DAN GENETIKA POPULASINYA HINGGA SEKARANG?


Qurrotul Anfa, Biologi, FMIPA
Universitas Negeri Surabaya

Perkembangan Anjing sangat pesat. Perkembangannya menjadi ratusan ras dengan


berbagai macam variasi. Mulai dari anjing dengan tinggi badan beberapa puluh cm seperti
Chihuahua hingga Irish Wolfhound yang tingginya lebih dari satu meter. Warna rambut anjing
bisa beraneka ragam pula, mulai dari putih sampai hitam, juga merah, abuabu (sering disebut
"biru"), dan coklat.
Lalu, bagaimana awal mula kemunculan anjing? Istilah anjing mengacu pada serigala
hasil domestikasi Canis lupus familiaris. Anjing pernah diklasifikasikan sebagai speseies yang
berbeda dari serigala, Canis familiaris, oleh Linnaeus pada tahun 1758. Pada tahun 1993,
Lembaga Smithsonian dan Asosiasi Ahli Mamalia Amerika menetapkan anjing sebagai
subspesies serigala abuabu Canis lupus.
Anjing adalahn mahkluk sosial layaknya manusia. Posisi anjing yang unik dalam
hubungannya dengan manusia adalah tentang kesetiaan dan pengabdian yang ditunjukkan anjing
tersebut. Kedekatan anjing dan manusia menjadikan anjing bisa dilatih, diajak bermain, tinggal
bersama manusia serta bersosialiasi secara intens dengan manusia, anjing maupun hewan lain.
Kedekatan anjing dan manusia tidak terjadi begitu saja. Hal ini terbentuk melalui sebuah sebuah
proses panjang yang berlangsung selama ribuan tahun.
Berdasarkan dokumentasi dari “The Ultimate Guide, DOG” yaitu menceritakan tentang
skenario dimulainya hubungan antara manusia dengan anjing atau yang dikenal dengan “teori
awal proses domestikasi anjing” (Discovery channel, 1999). Semula manusia dan serigala abu-
abu (nenek moyang anjing) berkompetitor di dalam perburuan makanan. Keberhasilan manusia
di dalam perburuan, membangun komunitas dan pemukiman membuat kelompok serigala
mendekati pemukiman manusia untuk mendapatkan sisa-sisa buruan manusia. Seiring waktu,
kondisi ini berkembang menjadi kondisi ketergantungan dari kelompok serigala terhadap
kelompok manusia. Manusia pun memanfaatkan kemampuan serigala di dalam membaca tanda-
tanda alam dan melacak keberadaan hewan buruan. Sebaliknya, manusia memberikan
perlindungan dan makanan bagi kelompok serigala abu-abu. Proses ini adalah awal dari
‘penjinakan yang tidak disengaja’ atau domestikasi. Proses domestikasi ini berlangsung
berulang-ulang dan dalam kurun waktu yang sangat lama. Inilah awal kedekatan manusia dengan
serigala abu-abu yang kemudian kita kenal dengan anjing”.
Seiring berkembangnya waktu, peradaban manusia terus berubah dan berkembang.
Masyarakat nomaden mulai menetap dan berkembang menjadi masyarakat agraris (agrikultur).
Pada peradaban agraris berkembang fungsi-fungsi khas anjing, antara lain berkembang fungsi-
fungsi anjing gembala (sheepdog/herding dog), anjing penjaga ternak (guard dog/livestock dog),
anjing penangkap hama (terrier) dan berbagai peran khusus anjing bagi manusia dalam
peradaban agrikultur.
Perkembangan masyarakat agraris secara perlahan menjadi masyarakat industri yang
dikenal dengan ‘peradaban modern’ membuat teknologi dan industri membawa manusia pada
pola hidup yang semakin dinamis dan kompleks. Pertumbuhan desa menjadi kota, tumbuhnya
kawasan pemukiman dan industry membawa manusia pada keberagaman mata pencaharian. Hal
ini membawa perubahan pada peran anjing didalam kehidupan manusia. Fungsi-fungsi sosial
anjing semakin berkurang. Peran anjing di dalam masyarakat agraris semakin berkurang dan
tergantikan dengan cara hidup baru yang berorientasi pada pemanfaatan teknologi dan mesin-
mesin modern (agroindustri).
Dari berbagai sumber yang ada dapat disimpulkan bahwa ternyata anjing masih memiliki
hubungan kekerabatan dengan ras serigala. Asumsi ini diperkuat dengan tes DNA dan penemuan
fosil yang telah dilakukan oleh para ahli. Penelitian-penelitian yang dilakukan menjelaskan
bahwa ras anjing dan ras serigala mulai berpisah semenjak para serigala beradaptasi dengan
mengkonsumsi makanan-makanan yang dimakan oleh manusia.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh para ahli berhasil membuktikan bahwa dengan
adanya adaptasi makanan serigala yang memakan makanan manusia menyebabkan serigala liar
yang akan menjadi nenek moang anjing menjadi jinak dan akhirnya berteman dengan manusia.
Kebiasaan serigala yang memakan makanan manusia ini terjadi sejak manusia mulai memasuki
masa bercocok tanam, yang pada akhirnya merubah genetik serigala menjadi genetik binatang
yang dewasa ini kita sebut dengan anjing. Perbedaan kode genetik anjing dan serigala ditemukan
oleh para peneliti yang berasal dari Swedia, Norwegia, dan Amerika Serikat. Penelitian ini
mengemukakan bahwa ada perbedaan dari 36 bagian gen yang menunjukkan adanya adaptasi
yang terjadi pada serigala yang menjadi nenek moyang para anjing. Beberapa bagian yang
berubah berkaitan dengan fungsi otak termasuk sistem perkembangan saraf pusat, yang berarti
serigala dan anjing memiliki perbedaan perilaku. Disamping itu perbedaan tiga gen lainya yang
berhasil diungkap adalah perbedaan gen yang berkaitan dengan sistim pencernaan.
Jenis anjing yang ada di zaman ini merupakan anjing modern liar yang sudah sangat jauh
berbeda dengan nenek moyang liarnya. Anjing yang ada sekarang telah berubah menjadi hewan
yang bisa dijadikan sebagai hewan peliharaan jinak dan dekat dengan manusia yang memiliki
berbagai macam keistimewaan pada penglihatan, pendengaran dan penciuman. Perubahan
bentuk.
Para pakar geologi menyimpulkan bahwa evolusi anjing terjadi dalam 4 tahapan zaman,
yaitu: zaman Paleocene, zaman Oligocene, zaman Miocene, dan zaman Pliocene. Di zaman
Paleocene ada dua jenis hewan yang menjadi bagian evolusi anjing, yaitu miacis dan cynodictis.
Miacis merupakan jenis hewan kecil dengan badan dan ekor yang panjang dan juga pendek.
Contohnya seperti weasel (sejenis musang), musang, hyena (anjing hutan), dan kucing. Ciri-ciri
fisik miacis adalah bergigi layaknya hewan karnivora (pemakan daging) dan berjalan seperti
beruang. Otaknya kecil namun lebih besar jika dibandingkan dengan creodont yang telah
menghilang lebih dari 20 juta tahun yang lalu. Creodont merupakan sejenis hewan pemakan
daging yang ukurannya sedikit lebih besar dari tikus. Cynodictis merupakan hewan yang hidup
pada zaman Paleocene yang memiliki ciri fisik: tubuh yang kecil dan langsing dengan jumlah
gigi yang lengkap sebanyak 42 buah. Kelengkapan gigi ini merupakan ciri yang menonjol dari
cynodictis. Seiring perkembangan waktu dan zaman, dua jenis hewan ini beradaptasi dan
berkembang biak hingga pada saat ini meninggalkan keturunan yang kita kenal dengan sebutan
musang. Oleh karena itu, musang kerap dijuluki fosil hidup. Walawpun telah berevolusi selama
40 juta tahun tetapi tidak mengalami perubahan.
Memasuki zaman Oligocene (kira-kira 35 juta tahun yang lalu), cynodictis tetap
berbentuk hewan dengan badan panjang dan kaki pendek, sedangkan miacis berevolusi manjadi
berbagai jenis ukuran anjing. Dari keturunannya, miacis berkembang menjadi anjing mirip
beruang, hyena, kucing, dan anjing,. Keturunan anjing inilah yang sampai sekarang bertahan
hidup.
Permulaan evolusi anjing yang sesungguhnya, yang menjadi keluarga pertama Canidae,
terjadi sekitar 20 juta tahun yang lalu, dimana pada fase itu para ahli geologi menyebutnya
dengan zaman Miocene.
Melalui pembiakan silang yang selektif (selective breeding), anjing telah berkembang
menjadi ratusan ras dengan berbagai macam variasi yang biasa kita kenal dengan sebutan anjing
ras. Melalui penelitian genetika dapat diidentifikasi 14 ras anjing kuno yang berasal dari Asia
Timur diantaranya adalah : chow chow, sharpei, akita, shiba dan basenji. Ada lima tipe anjing
yang telah dikenal sebagai ras awal hasil pembiakan selektif yang dilakukan oleh manusia yaitu
mastiff, wolflike dog (spitz), greyhounds, pointers dan sheepdogs. Kemudian 5 ras-ras awal ini
berkembang menjadi berbagai ras baru melalui penyebaran dan campur tangan manusia didalam
proses pembiakan mereka.
Evolusi yang dari serigala menjadi anjing adalah contoh neoteni atau pedomorfosis.
Seperti spesies lainnya, anak serigala lebih bersifat sosial dan kurang dominan dibandingkan
serigala dewasa. Baik secara sengaja mapun tidak, sifat anak serigala yang disenangi manusia
lebih cenderung berakibat pada sifat kekanakkanakan yang terus terbawa sampai menjadi
serigala dewasa. Seleksi pedomorfosis secara alami juga berakibat pada bertahannya ciri fisik
serigala muda. Dibandingkan dengan serigala, sebagian besar anjing ras dewasa tetap
mempertahankan ciri fisik anak-anak, seperti bulu yang lembut, tubuh montok, kepala dan mata
yang besar, daun telinga yang jatuh dan bukan tegak, serta berbagai karakteristik lain yang
dimiliki mamalia muda. Semuanya demi mendapatkan semacam perlindungan dan pengasuhan
dari mamalia dewasa, termasuk manusia dengan alasan "lucu" atau "menggemaskan". Masih
terdapat banyak lagi contoh neoteni pada anjing, masingmasing ras mendapat perlakuan neoteni
yang berbedabeda bergantung pada sifatsifat anjing yang diingini.

REFERENSI
The Kennel club. 2014. [Online] http://www.thekennelclub.org.uk/vets-researchers/purebred-
dog-health-survey-results/ Diakses pada tanggal 4 Januari 2016.

Ostrander, Elaine A. 2007. Genetics and the Shape of Dogs. [Online]


http://www.americanscientist.org/issues/pub/genetics-and-the-shape-of-dogs
Diakses pada tanggal 3 Januari 2016.

Anda mungkin juga menyukai