Anda di halaman 1dari 8

3/7/24

Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis


Pertemuan 9:
Implementasi Keperawatan

Ns. Dora Samaria, S.Kep., M.Kep.

Learning Issue
Proses Implementasi, meliputi:
a. Mengkaji ulang pasien
b. Menelaah dan memodifikasi rencana asuhan keperawatan yang ada
c. Mengidentifikasi bidang bantuan
d. Mengimplementasikan intervensi keperawatan
e. Mengkomunikasikan intervensi keperawatan

1
3/7/24

Kasus
• Seorang Pasien laki-laki 19 tahun datang dengan keluhan demam sudah 3 hari.
Perawat menanyakan pada pasien tentang keluhan dan riwayat penyaktnya tersebut.
Pasien mengatakan demam sudah 3 hari, sakit sejak main kerumah saudara yang
banyak nyamuk. Pasien juga mengeluhkan tidak napsu makan dan mual. Untuk
mendapatkan data yang akurat, perawat juga melakukan pemeriksaan fisik dan
didapatkan petechiae (+), abdomen datar, tidak ada nyeri tekan, bising usus 5x
permenit. Pengukuran tanda vital didapatkan Tekanan darah: 100/60 mmHg, frekuensi
nadi: 100x/menit, frekuensi napas: 20x/menit, suhu 38,20C. Pengukuran tinggi badan
160 cm, berat badan 54 kg, dengan berat badan sebelum sakit 55 kg. Perawat juga
melakukan pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan dan didapatkan Hemoglobin:
15,5 g/dl, trombosit 31000/mm3, Leukosit 3500/mm3, dan Pcv: 50%.
• Setelah dibuat rencana asuhan keperawatan (pada kasus DHF), perawat
mengimplementasikan rencana tersebut. Melalui advice dari dokter, perawat
memberikan terapi paracetamol 500 mg/8 jam dan terapi cairan intra vena RL 30 tpm.
Perawat juga memberikan kompres untuk menurunkan demam pasien dan
menganjurkan pasien untuk makan saat makanan masih hangat. Perawat tidak hanya
membantu aktifitas pasien, namun juga mengimplementasikan asuhan dalam berbagai
cara. Keluarga Pasien bertanya bagaimana anaknya bisa terkena penyakit ini. Sebagai
bagian dari intervensi, perawat juga memberikan edukasi pada keluarga tentang
kondisi pasien

Metode
Implementasi
1) Membantu dalam aktifitas kehidupan Metode Intervensi
sehari-hari èb,d,a
a. Tindakan observasi
2) Penyuluhan è c
b. Tindakan terapeutik
3) Konseling è c
c. Tindakan edukasi
4) Memberikan asuhan keperawatan langsung
èb,d,a d. Tindakan kolaborasi
5) Mengawasi dan mengevaluasi kerja dari
anggota staf lain è a, d

2
3/7/24

Petunjuk Pendokumentasian Pelaksanaan


(Implementasi)
1. Gunakan ballpoint tertulis jelas, tulis dengan huruf cetak bila tulisan tidak jelas. Bila salah tidak boleh di tipp-ex tetapi dicoret
saja, dan ditulis kembali diatas atau disamping.
2. Jangan lupa selalu menuliskan waktu, jam pelaksanaan
3. Jangan membiarkan baris kosong, tetapi buatlah garis kesamping untuk mengisi tempat yang tidak digunakan
4. Dokumentasikan sesegera mungkin setelah tindakan dilaksanakan guna menghindari kealpaan (lupa)
5. Gunakan kata kerja aktif, untuk menjelaskan apa yang dikerjakan.
6. Dokumentasikan bagaimana respon pasien terhadap tindakan yang dilakukan
7. Dokumentasikan aspek keamanan, kenyamanan dan pengawasan infeksi terhadap klien. Juga tindakan-tindakan invasif
harus dicatat.
8. Dokumentasikan pula modifikasi lingkungan bila itu merupakan bagian dari tindakan keperawatan.
9. Dokumentasikan persetujuan keluarga untuk prosedur khusus dan tindakan invasif yang mempunyai risiko tambahan.
10. Dokumentasikan semua informasi yang diberikan dan pendidikan kesehatan yang diberikan.
11. Dokumentasikan dengan jelas, lengkap, bukan berarti semua kalimat harus ditulis, tetapi kata kata kunci dan simbol¬-
simbol / lambang-lambang sudah baku/lazim dapat digunakan.
12. Spesifik hindarkan penggunaan kata yang tidak jelas, bila perlu tuliskan ungkapan klien untuk memperjelas maksud

3
3/7/24

Implementasi:
Langkah ke-4 Proses Keperawatan
• Tujuan: mencapai tujuan/hasil/outcome yang ditargetkan
• Ada dasarnya, bukan berdasarkan feeling atau kebiasaan. Dasar yang
dipakai adalah Perencanaan dari Nakes è catatan status pasien dari
dokter (obat-obatan), asuhan keperawatan (NOC-NIC atau SLKI-SIKI
yang berdasarkan diagnosa keperawatan), asuhan dari nakes lain (ahli
gizi meresepkan asuhan gizinya, care plan fisioterapi, dll).
• Dasar kedua è acuan tindakan keperawatan è berdasarkan SOP
atau SPO di RS
• Evidance Based Practice (EBP) è Bukti ilmiah (penelitian)

4
3/7/24

Peringatan!
• Lakukan apa yang dicatat.
• Catat apa yang dilakukan

Jenis Implementasi
• Independen: Tanpa resep dokter è memotivasi minum, memonitor
infus, dll, menciptakan lingkungan.
• Dependen: Resep/order dokter è Meningkatkan (dorong) jumlah
cairan (resep infus) è kolaborasi è ditentukan bersama dokter è
jenis cairan infusnya
• Interdependen: Kolaborasi dengan konsul ke ‘expert’ masing-masing

10

5
3/7/24

Kasus
• Seorang Pasien laki-laki 19 tahun datang dengan keluhan demam sudah 3 hari.
Perawat menanyakan pada pasien tentang keluhan dan riwayat penyaktnya tersebut.
Pasien mengatakan demam sudah 3 hari, sakit sejak main kerumah saudara yang
banyak nyamuk. Pasien juga mengeluhkan tidak napsu makan dan mual. Untuk
mendapatkan data yang akurat, perawat juga melakukan pemeriksaan fisik dan
didapatkan petechiae (+), abdomen datar, tidak ada nyeri tekan, bising usus 5x
permenit. Pengukuran tanda vital didapatkan Tekanan darah: 100/60 mmHg,
frekuensi nadi: 100x/menit, frekuensi napas: 20x/menit, suhu 38,20C. Pengukuran
tinggi badan 160 cm, berat badan 54 kg, dengan berat badan sebelum sakit 55 kg.
Perawat juga melakukan pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan dan didapatkan
Hemoglobin: 15,5 g/dl, trombosit 31000/mm3, Leukosit 3500/mm3, dan Pcv: 50%.
• Setelah dibuat rencana asuhan keperawatan (pada kasus DHF), perawat
mengimplementasikan rencana tersebut. Melalui advice dari dokter, perawat
memberikan terapi paracetamol 500 mg/8 jam dan terapi cairan intra vena RL 30
tpm. Perawat juga memberikan kompres untuk menurunkan demam pasien dan
menganjurkan pasien untuk makan saat makanan masih hangat. Perawat tidak hanya
membantu aktifitas pasien, namun juga mengimplementasikan asuhan dalam berbagai
cara. Keluarga Pasien bertanya bagaimana anaknya bisa terkena penyakit ini. Sebagai
bagian dari intervensi, perawat juga memberikan edukasi pada keluarga tentang
kondisi pasien

11

Contoh dari Kasus Kemarin:


Diagnosa Keperawatan
Susun prioritas masalah berdasarkan prinsip ABC (Airway, Breathing,
Circulation)
• Hipovolemia / Defisit cairan / Risiko Syok
• Hipertermia
• Risiko defisit nutrisi
• Defisit pengetahuan

12

6
3/7/24

Proses Implementasi
1. Mengkaji ulang pasien è Untuk identifikasi apakah masalahnya masih aktual atau
sudah selesai? Atau timbul masalah kep yg baru (cth: ps tdk kooperatif krn nyeri)
2. Tentukan prioritas kebutuhan pasien pada saat berdinas è Prioritas masalah ABC è
Tiba-tiba demam tinggi 39oC è Cek: infus masih terpasang dan lancar è Fokus ke
hiperterima: Mis. Antipiretik yg biasa diberikan jam 8, dapat dimajukan jam 7
3. Identifikasi tindakan yang sudah direncanakan è Ada catatan dokter di status pasien
(rekam medis) dan askep, jika ps demam >37,5, bisa diberi parasetamol (pct) 500mg.
4. Lakukan tindakan keperawatan è cek apakah obatnya ada Efek Samping è NSAID
(meningkatkan asam lambung) è k/p antasida
5. Antisipasi komplikasi: cek di NIC; Harus berapa menit lagi kembali ke pasien utk
mengecek kembali è mulai bereaksi 30 menit, puncaknya di 2 jam stlh pemberian è
lihat apakah efektif pd pasien, apakah obat bekerja & apakah ada komplikasi
6. Dokumentasikan apa yang dilakukan

13

14

7
3/7/24

Terima Kasih

15

Anda mungkin juga menyukai