Anda di halaman 1dari 32

PERILAKU API

DEFINISI
 Cara api berkembang (bagaimana bahan bakar
menyala, perkembangan nyala api, dan penjalaran
api)
 Bagaimana api bereaksi terhadap lingkungannya
(unsur bahan bakar, cuaca/iklim, topografi)
PARAMETER PERILAKU API : Respon api terhadap
terhadap faktor yang mempengaruhinya

 Tinggi nyala api


 Kecepatan penjalaran api

 Intensitas api

 Muatan panas persatuan kawasan

Digunakan untuk memprediksi kondisi kebakaran


hutan dan pengendalian kebakaran (pencegahan
maupun pemadaman)
Digunakan untuk membuat model untuk memprediksi
dan menganalisis parameter perilaku api
Tinggi Nyala Api

Tinggi nyala api dipengaruhi oleh:


1. Tinggi pohon/tegakan yang terbakar
2. Muatan bahan bakar
3. Kadar air bahan bakar
4. Kecepatan dan arah angin
5. Kekompakan bahan bakar
Kecepatan Penjalaran Api: kecepatan api bergerak
pada periode waktu tertentu

Dipengaruhi oleh
 kadar air

 jenis bahan bakar,

 Kesinambungan/susunan bahan bakar. Letak potongan-potongan


bahan bakar yang satu dengan lainnya di dalam hutan akan
sangat mempengaruhi perilaku api. Susunan bahan bakar akan
berpengaruh terhadap:
a. Laju pemasokan oksigen untuk reaksi pembakaran
b. Laju penguapan air dari bahan bakar
c. Tingkat pemindahan panas melalui radiasi dan konduksi
d. Arah penjalaran api
e. Laju pembakaran dan penjalaran
 topografi,
 arah angin
Intensitas Api

 Laju api pada saat kebakaran menghasilkan energi panas


dan dinyataan dalam kalori atau watt
Intensitas api = 0.007 HWR
I = intensitas api (kW/m)
H= hasil panas (kal/g)
W= muatan bahan bakar (ton/ha)
R= Laju penjalaran api (meter/menit)

Intensitas api berhubungan erat dengan tinggi nyala api, dapat pula di
hitung dg cara:
I = 300(h)2
I = Intensitas api (kW/m)
H = Tinggi nyala api (m)
Intensitas api digunakan untuk mengendalikan api
 Intensitas rendah (400-450 kW/m dapat

menggunakan peralatan tangan


 Intensitas tinggi (1700-1750 kW/m) menggunakan

peralatan meknis berat


 Api loncat biasanya terjadi pada intensitas api

2000-2100 kW/m
 Api dg intensitas 3500-3700 kW/m tidak
terkendali
Muatan Panas (heat load) persatuan kawasan

 Parameter yang menggambarkan berat tidaknya


suatu kebakaran
 Dipengaruhi oleh: jenis, kadar air bahan bakar, dan
luas kawasan yang terbakar
heat load:

Btu = British Thermal Unit atau Kw


Pola Penjalaran Kebakaran
Penjalaran api membentuk pola berbeda. Api akan
bergerak bebas sesui dengan faktor yang
mempengaruhi nyala api
 Kondisi tenang dibawah tegakan

 Kondisi berangin di kawasan berlereng

 Kondisi berangin kencang


Tipe Kebakaran Hutan

 Kebakaran Bawah (Ground Fire)


 Kebakaran Permukaan (Surface Fire)
 Kebakaran Tajuk (Crown Fire)
Kebakaran Bawah (Ground Fire)

 Api membakar bahan organik di bawah


permukaan serasah yang pada umumnya berupa
humus dan gambut.
 Penjalaran api berlangsung secara perlahan dan
tidak dipengaruhi oleh angin, tanpa nyala,
sehingga sulit untuk dideteksi dan kontrol.
 Dilihat dari dampaknya, tipe kebakaran ini
merupakan tipe yang paling merusak lingkungan.
Tipe kebakaran ini didominasi oleh proses
smoldering
Kebakaran Permukaan (Surface Fire)

 Api pada kebakaran ini membakar serasah,


tumbuhan bawah, bekas limbah pembakaran dan
bahan bakar lainnya yang terdapat di lantai hutan.
 Energi kebakaran dapat rendah sampai tinggi.
 Dalam penjalarannya, dipengaruhi oleh angin
permukaan sehingga dapat membakar tumbuhan
yang lebih tinggi hingga ke tajuk pohon (crowning
out).
 Tipe ini merupakan tipe kebakaran yang paling
umum terjadi di hampir semua tegakan hutan
Kebakaran Tajuk (Crown Fire)
 Pada tipe ini, api menjalar dari tajuk pohon satu ke
tajuk pohon berikutnya.
 Arah dan kecepatan penjalaran api sangat
dipengaruhi oleh angin, sehingga api menjalar dengan
sangat cepat dan sulit untuk dikendalikan.
 Biasanya terjadi pada tegakan konifer dan api
berasal dari kebakaran permukaan, yaitu ranting atau
bagian pohon yang terbakar yang terbawa angin.
 Disamping itu kebakaran tipe ini juga dapat
menghasilkan api loncat (spot fire), yaitu ranting atau
bagian pohon yang terbakar yang terbawa angin dan
menimbulkan kebakaran baru di tempat lain
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku api
(bahan bakar, cuaca dan topograpi)

 Bahan bakar
Sifat dasar (intrinsic) meliputi :
Kimia bahan bakar
Kerapatan
Kapasitas panas
Kandungan abu
Sifat luaran (extrinsic)
Muatan bahan bakar
Distribusi ukuran bahan bakar
Perbandingan bahan bakar hidup dan mati
Susunan/kesinambungan/kekompakan bahan bakar
 Iklim/Cuaca

Radiasi matahari
Suhu udara (mempengaruhi kepekan bahan bakar untuk
menyala dan kecepatan pembakaran
Kelembaban (mempengaruhi kepekaan terhadap
kebakaran, proses kebakaran bertahan pada
kelembapan relatif<65%
Curah hujan (cenderung lebih banyak terjadi pada musim
kemarau
Angin (arah dan kecepatan angin)
Petir (kekeringan dan flamabilitas menyebabkan api
petir), jarang terjadi di Indonesia krn biasanya petir
terjadi pada waktu hujan
 Topografi

Aspek, Elevasi, Daerah curam, Tebing, Jeram


Api menjalar lebih cepat kearah atas lereng dari pada
ke bawah krn sudut nyala api dengan permukaan
bahan bakar lebih kecil pada saat api bergerak ke
atas, shg pemanasan lebih cepat

Anda mungkin juga menyukai