Tugas Hukum Kesehatan
Tugas Hukum Kesehatan
"Saya habiskan B6. Pas saya minum perut sakit, sakit terus tiap malam sakit, terus muntah-muntah
terus, kepala pusing untung saja enggak sampai pingsan," kata Novi saat ditemui di rumahnya RT 07/RW
01, Kelurahan Kamal Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (22/8/2019). Saat itu Novi
tidak menyangka kalau pusing, mual, dan nyeri pada kandungannya itu akibat mengkonsumsi vitamin
kadaluarsa. Novi hanya mengira apa yang dialaminya itu merupakan bawaan hamil.
"Iya enggak nyangka, saya nyangkanya itu mungkin efek hamil," ujarnya.
Vitamin B6 kadaluarsa yang diberikan pihak Puskesmas Kamal Muara, Jakarta Utara kepada Ibu hamil bernama Novi Sriwahyuni (21) diberi.
(Suara.com/M. Yasir)
Kemudian pada bulan Agustus 2019, Novi kembali memeriksa kandungan ke Puskesmas Kamal
Muara. Novi lagi-lagi diberi obat dan vitamin yang sama. Namun, baru dua kali mengkonsumsi obat dan
vitamin Novi yang masih merasakan efek pusing, mual, dan nyeri itu pun akhirnya merasa penasaran.
Sebab, pada bungkus kemasan vitamin B6 yang diberikan oleh pihak puskesmas itu terdapat sebuah
coretan spidol.
"Dari empat obat itu yang ada coretan sepidol hanya di vitamin B6," tuturnya.
Novi pun lantas mengecek apa tulisan dibalik coretan spidol berwarna biru pada kemasan vitamin
B6. Tulisan yang sudah dicoret dengan sepidol tidak jelas, Novi akhirnya menggunakan flash pada
telepon genggamnya untuk menerawang tulisan dibalik kemasan vitamin B6 itu.
"Karena enggak kelihatan jadi saya senter (pakai flash handphone) ternyata itu coretan untuk menutupi
expired tahun 2019 bulan April," ungkapnya.
Novi pun akhirnya panik. Sebab, pada awal dirinya mengecek kandungan juga diberikan vitamin B6
dengan kemasan yang ada coretan spidol serupa. Akhirnya, dia baru sadar bahwa vitamin B6 sebanyak
36 butir di awal pengecekan kandungan yang telah dia habiskan itu ternyata juga kadaluarsa.
"Berarti bulan lalu saya juga dapat obat kadaluarsa. Soalnya bulan lalu kan saya dapat obat yang
coretan seperti ini," ucapnya.
Nama ; Ayu Azhari
NIM ; 201901075
Seorang pasien rumah sakit di India terlihat diseret menggunakan seprai ketika pindah kamar.
(Foto: Twitter @ANI)
JABALPUR — Kisah tragis dialami salah satu pasien di Netaji Subhash Chandra Bose Medical
College and Hospital, Jabalpur, India. Pasien yang belum diketahui identitasnya itu menerima
perlakuan kurang menyenangkan dari petugas di rumah sakit saat hendak dibawa ke ruang X-ray.
Seperti dilaporkan Asian News International, Sabtu 29 Juni 2019, pasien tersebut diseret
menggunakan seprai untuk menuju ruang X-ray. Kisah tragis itu terekam kamera dan kini tengah
viral di media sosial.
Berdasarkan video yang beredar, tampak satu orang berbaring di atas seprai yang kemudian
diseret. Di belakangnya ada satu perempuan yang diduga merupakan pendamping pasien.
Selain itu, kondisi rumah sakit itu juga tampak kurang rapi. Beberapa orang bahkan tampak tidur
di koridor.
Atas kejadian itu, tiga staf salah satu rumah sakit di India tersebut langsung diperiksa pihak
berwajib. Kepala Netaji Subhash Chandra Bose Medical College and Hospital kemudian
dianggap sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas kisah tragis pada video viral itu.
NAMA :YULIANTI DARA
KLS/NIM:1B/201901101
RizkidibawawargakePuskesmasPanjangsetelahterjadikecelakaantunggal.Iadi
bawakeruanggawatdaruratsekitarpukul 15.30 WIB. Saatsampaipuskesmas,
korbanhanyadiberikaninfusdanobatluka.SetelahituRizkidibiarkanhinggakeluarg
adatangpadapukul
17.00.“Kalaumemangtidaksanggupsegeradirujukkerumahsakitumum,” kata
Lisnawati.
PelayananPuskesmasPanjang, tuturdia,
sudahseringdikeluhkanmasyarakatsetempat. Perawat yang
bertugasseringmengacuhkanpasien yang datangberobat.Penangananpasien
yang sakithanyadiberikanpengobatanseadanyapadahalbanyakpasien yang
mengidappenyakitparah.
Rizkimengalamikecelakaan di jalanrayasaatmengendarai motor
supranya.Dalamperjalanan, menurutketeranganwarga, sebelumjatuh di aspal,
iaterserempetmobiltrukfuso. Saatterjatuhdari motor,
kondisitubuhnyamengalamiluka yang cukupparah.Warga yang
menyaksikankecelakaantersebutmelarikankorbankePuskesmasPanjang yang
dinilaiterdekat.
PihakPuskesmasPanjangBelumbisadikonfirmasikarenatidakadalagipetugas
yang berjaga di tempatitu.KepalaDinasKesehatan Bandar Lampung Edwin
Ruslimenyatakanakanmenindaklanjutiadanyakeluhanmasyarakatterkaitdenga
npelayanankesehatan yang diberikanpetugas di PuskesmasPanjang.
Iaberjanjijikakeluhanmasyarakatterbukti di lapangan,
dinasakanmemberikansanksitegaskepadapetugas yang bersangkutan.
KasustersebutakandilaporkankepadaWali Kota Bandar Lampung Herman HN.