Anda di halaman 1dari 6

BAB IV ORANG BERIMAN MENJAGA KEUTUHAN ALAM CIPTAAN ALLAH

KD 3.7 MEMAHAMI SIKAP DAN PANDANGAN GEREJA ATAS BERBAGAI KEPRIHATINAN TENTANG
KEUTUHAN ALAM CIPTAAN DAN USAHA YANG DILAKUKAN

A. ALAM SEBAGAI BAGIAN HIDUP MANUSIA


 Alam merupakan bagian hidup. Oleh karena itu, manusia tidak dapat dipisahkan dari
alam.
 Kita sadari bersama bahwa Tuhan menciptakan bumi dan isinya (alam dari hari pertama
sampai hari kelima pada akhirnya diperuntukkan bagi kehidupan manusia
 Karena keegoisan dan keserakahan manusia, maka manusia berperilaku yang dapat
menyebabkan terjadinya kerusakan alam dan bahkan kehancuran alam lingkungan
 Berbagai contoh tindakan manusia yang dapat merusak keutuhan alam ciptaan atau
lingkungan hidup kita: antara lain membuang sampah sembarangan, mencari ikan
dengan racun atau bahan berbahaya lainnya, penebangan hutan secara liar, dll
 Alam yang rusak menyebabkan bencana di bumi seperti banjir, tanah longsor,
kekeringan, dsbnya
 Kasih Tuhan begitu luar biasa kepada manusia. Kasih itu tampak dalam kisah
penciptaan, dimana sebelum manusia diciptakan Allah telah menciptakan segala
sesuatu yang diperlukan untuk kelangsungan hidup manusia
 Berdasarkan Kitab Kejadian tersebut kita dapat melihat bahwa begitu bergunanya alam
ciptaan Tuhan itu bagi manusia. Semua yang telah diciptakan Tuhan diperuntukkan bagi
kelangsungan hidup semua makhluk termasuk manusia. Maka, manusia menjadi bagian
dari alam juga menjadi bagian tak terpisahkan dari manusia
 Sejak Adam dan Hawa berdosa dan meninggalkan taman Firdaus, lingkungan alam di
sana menjadi rusak dan hubungan Adam dan Hawa dengan taman Firdaus menjadi
terputus. Sejak meninggalkan taman Firdaus dengan segala kebutuhan hidup yang serba
ada dan dalam jumlah serba banyak untuk menjamin hidupnya, manusia Adam dan
Hawa terpaksa harus bekerja keras dengan menguasai alam semesta beserta segala
isinya
 Dari apa yang terungkap dalam Kitab Suci, kita dapat menarik makna tentang
pentingnya alam lingkungan bagi kelangsungan hidup, sehingga kita perlu menjaga dan
melestarikan keutuhannya

B. BERSAHABAT DENGAN ALAM


 Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita kenal ada tiga bentuk pencemaran, yaitu
pencemaran udara, pencemaran tanah, pencemaran air. Ini merupakan beberapa
bentuk-bentuk dari kerusakan alam lingkungan kita
 Agar keseimbangan ekosistem tidak terganggu, kita harus memanfaatkan alam dengan
memperhatikan dampak positif dan negatifnya. Meskipun demikian, kenyataannya akan
hal ini, sehingga mereka tidak peduli terhadap kondisi dan kelestarian alam lingkungan
kita
 Keharonisan hubungan anatara alam dengan manusia dapat terjalin dengan baik jika
dalam diri manusia ada kehendak yang baik untuk berusaha memanfaatkan dan
mengelola serta memelihara alam dengan bijak sesuai dengan kehendak Allah. Hal ini
seharusnya dapat dilakukan jika manusia menyadari akan peran dan tugasnya sebagai
citra Allah. Hal inilah yang dijalankan dan dicontohkan oleh St. Fransiskus
 Dalam Kitab Kejadian khususnya kej 1:26-31, manusia dipanggil oleh Allah untuk
senantiasa memperhatikan alam lingkungannya. Allah memberikan kekuasaan kepada
manusia untuk menguasai alam dengan mengolah, mempergunakan dan melestarikan
alam ciptaan ini.
 Adapun usaha-usaha yang dapat di lakukan, misalnya:
 Memanfaatkan transportasi umum, hemat listrik hingga hidup seadanya
(sederhana) yang tidak konsumtif
 Mengurangi pengguaan mobil dengan naik sepeda, jalan kaki atau dengan bus
 Composting merupakan cara membuang sampah dapur. Cara ini sehat untuk
tanah dan sedikit sampah yang akan masuk ke lokasi penimbunan
 Mematikan keran air bila sedang menyikat gigi atau sudah tidak dipakai
 Menempatkan sampah pada tempatnya, bukan membuang di sungai ataupun di
tempat-tempat yang dapat menyebabkan banjir, dsbnya

TUGAS

1. Apa makna alam bagi manusia?


2. Mengapa alam kita menjadi rusak?
3. Perilaku apa saja yang dapat merusak alam?
4. Sebutkan akibat yang timbul dari kerusakan alam!
5. Bagaimana kasih Tuhan kepada manusia yang ditampilkan dalam Kitab Kejadian?
6. Apa akibat yang ditimbulan oleh dosa Adam dan Hawa?
7. Sebutkan dengan contoh pencemaran air,pencemaran tanah, dan pencemaran udara!
8. Sebutkan usaha yang dapat dilakukan untuk melastarikan alam ciptaan Allah!

BAB V ORANG BERIMAN MEMBANGUN PERSAUDARAAN DENGAN SEUA ORANG

KD 3.8 MEMAHAMI AJARAN GEREJA TENTANG PERSAUDARAAN SEJATI DENGAN PENGANUT AGAMA
DAN KEPERCAYAAN LAIN

A. KEMAJEMUKKAN AGAMA DAN KEPERCAYAAN: BERBEDA TAPI SATU TUJUAN


 Adanya ambisi dari penganut atau pemimpin agama yang ingin memperjuangkan
kepentingan tertentu dengan mengatasnamakan agama dan keyakinan sebagai alas an
untuk mengadakan pertikaian antar umat beragama
 Kurangnya umat memahami dan mendalami agamanya secara benar, sehingga mudah
dihasut dan diprovokasi oleh pihak lain yang mempunyai niat jahat
 Fanatisme beragama yang berlebihan yang disertai dengan sikap dan pandangan negatif
terhadap agama yang lain
 Kurang mengenal atau tidak mau mengenal agama dan kepercayaan lain sehingga selalu
mengukur kebenaran berdasarkan agama yang dianutnya
 Kurang cepatnya penanganan aparat pemerintah dalam menangani isu-isu SARA,
sehingga menimbulkan masalah yang lebih besar
 Adanya kecemburuan sosial dalam hal tertentu, misalnya dalam hal kesejahteraan
hidup, sehingga memakai agama untuk melampiaskan kesalahannya.
 Berbagai usaha yang dapat dilakuka untuk menjaga kerukunan antar umat beragama,
misalnya:
 Berusaha untuk berteman dengan semua orang tanpa membedakan agama dan
kepercayaan
 Selalu berpandangan secara positif terhadap orang lain termasuk yang berbeda
agama
 Mau hidup rukun dan saling membantu antar umat beragama
 Saling memberikan salam dan ucapan selamat pada teman yang merayakan hari
besar agamanya
 Mengahargai ajaran dan juga peribadatan dari agama lain
 Setiap agama memiliki tujuan akhir yang sama yaitu menuntun manusia menuju Allah

B. SIKAP GEREJA KATOLIK TERHADAP AGAMA DAN KEPERCAYAAN LAIN


 Gereja Katolik tidak menolak apapun yang benar dan suci dalam agama-agama lain serta
mengajak seluruh umat Katolik agar dengan bijaksana dan cinta kasih mengadakan
dialog dan kerja sama dengan penganut agama dan kepercayaan lain untuk
menciptakan suasana kehidupan yang harmonis, rukun dan damai
 Gereja memandang bahwa kita adalah umat manusia yang merupakan satu masyarakat,
maupun asal dan tujuan yang satu yaitu berasal dari Allah
 Gereja juga menghargai umat Islam, yang menyebah Allah satu-satunya, yang hidup dan
berdaulat, penuh belas kasihan dan Mahakuasa, Pencipta langit dan bumi, yang telah
bersabda kepada umat manusia
 Gereja juga menyadari ada banyak persekutuan Kristen membawakan diri sebagai
pusaka warisan Yesus Kristus yang sejati bagi umat manusia. Mereka semua mengaku
murid-murid Tuhan, walaupun berbeda-beda pandangan dan menempuh jalan/cara
yang berlainan

C. KEBERSAMAAN ITU INDAH


 Persahabatan yang tulus adalah persahabatan yang tidak memandang berbagai
perbedaan termasuk perbedaan agama. Persahabatan yang demikian akan mewujudkan
kebersamaaan yang menggembirakan bagi semua orang
 Usaha yang dapat dilakukan untuk mewujudkan kebersamaan yang indah bersama
dengan teman yang berbeda agama, antara lain:
 Saling memberikan ucapan selamat kepada teman yang merayakan hari raya
keagamaannya
 Saling membantu antar teman yang sedang menjalankan ibadahnya
 Menghormati teman yang sedang berpuasa
 Ikut terlibat dalam kerja bakti mebangun rumah ibadah, dsbnya

TUGAS

1. Sebutkan usaha yang dapat dilakukan untuk membangun kerukunan antar umat beragama!
2. Bagaimana sikap Gereja terhadap agama Kristen?
3. Bagaimana sikap Gereja terhadap agama Islam?
4. Bagaimana sikap Gereja secara umum terhadap agama dan kepercayaan lain?
5. Baca Mat 8:5-13, bagaimana sikap Yesus terhadap perwira romawi yang hambanya sakit keras?
6. Mengapa Yesus bersikap demikian?
7. Apa pesan yang dapat di petik dari bacaan tersebut?

BAB VI ORANG BERIMAN MEMBANGUN MASA DEPAN

3.9 MEMAHAMI PANDANGAN MASYARAKAT DAN GEREJA TENTANG PENTINGNYA CITA-CITA

A. CITA-CITA DAN MENGGAPAI MASA DEPAN

 Cita-cita merupakan keinginan atau kehendak yang akan kita wujud nyatakan, suatu keinginan
yang akan kita tuju, atau juga dapat kita sebut sebagai suatu harapan yang senantiasa kita
perjuangkan untuk kita dapatkan
 Cita-cita yang telah dicangkan dan ingin digapai akan mempengaruhi seluruh proses persiapan
yang harus dijalani guna menggapai cita-cita tersebut
 Pentingnya/manfaat dengan memiliki cita-cita antara lain:
 Cita-cita dapat kita jadikan sebagai arah hidup
 Cita-cita mempengaruhi pola pikir dan sikap
 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan cita-cita, misalnya:
 Mengukur kemampuan kita
 Bersikap realistis
 Selalu siap untuk berubah
 Siap untuk bekerja keras dan tidak mudah putus asa
 Dalam suratnya kepada jemaat di Roma, Paulus mengajak kita untuk menyadari bahwa kita
berhak dan bebas untuk menentukan cita-cita kita masing-masing
 Selain itu, dalam suratnya kepada jemaat di Filipi, Paulus juga menyampaikan bahwa tujuan
akhir dari segala sesuatu yang kita lakukan, termasuk juga dalam m emperjuangkan cita-cita
adalah keselamatan. Dan untuk mendapatkan keselamatan orang harus mengabdi Tuhan dan
sesama
 Dalam suratnya kepada jemaat di Kolose, lebih jelas bagi Paulus menyampaikan kepada kita
bahwa hendaknya kita dalam mengusahakan cita-cita, senantiasa memperjuangkan dan
mengusahakannya tetap dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus sehingga segala usaha dan adaya
upaya kita berkenan di hadapan Tuhan dan mendapatkan berkat dari-Nya
 Kitab Suci mengajarkan kepada kita untuk senantiasa memiliki cita-cita (harapan untuk masa
depan) dan mengusahakannya dengan segenap kekauatan Tuhan sehingga menjadikan kita
tetap rendah hati dan tidak sombong

TUGAS

1. Tulislah hasil refleksimu untuk menggapai cita-cita dalam kolom berikut

NO HAL YANG MENJADI PERTIMBANGAN KEADAANKU


1. Bakat dan kemampuan
2.. Kondisi ekonomi orang tua
3. Sikap baik yang menunjang

KD 3.10 MEMAHAMI SAKRAMEN PERKAWINAN DAN SAKRAMEN IMAMAT SEBAGAI PANGGILAN HIDUP

B.SAKRAMEN PERKAWINAN
 Panggilan hidup berkeluarga merupakan salah satu bentuk keikutsertaan manusia dalam karya
Allah. Allah memanggil manusia untuk ikut serta dalam karya pewartaannya untuk mewartakan
Kerajaan Allah juga untuk ikut serta dalam pemeliharaan alam ciptaanya
 Perkawinan sering diartikan sebagai persekutuan antara seorang pria dan seorang wanita atas
dasar ikatan cinta kasih yang total dengan persetujuan bebas dari keduanya
 Beberapa pandangan tentang perkawinan, misalnya:
 Ada orang yang memandang bahwa perkawinan sebagai kontrak atau perjanjian
 Ada juga pandangan yang hanya menekankan perkawinan dari segi tujuannya hanya
untuk mendapatkan anak atau keturunan maka perkawinan dapat diceraikan
 Ada juga yang menghubungkan perkawinan sebagai usaha untuk meperoleh status,
harta warisan, kekuasaan dsbnya
 Adanya pemahaman yang keliru tentang perkawinan menjadi salah satu sebab banyak hidup
perkawinan yang putus di tengah jalan
Dalam Gereja Katolik dasar perkawinan adalah cinta diantara dua orang (laki-laki dan
perempuan) yang mengikat janji dalam sebuah perkawinan
 Gereja Katolik memandang dan memahami bahwa hidup berkeluarga itu sungguh suci dan
bernilai luhur, karena berkeluarga merupakan “Persekutuan hidup dan kasih suami istri yang
mesra, yang diadakan oleh sang pencipta, dan dikukuhkan dengan hukum-hukumnya, dan
dibangun oleh janji pernikahan atau persetujuan pribadi yang tak dapat di tarik kembali”.
 Perkawinan disebut sakramen karena melambangkan hubungan antara Kristus dan Gereja-Nya
(lih Efesus 5:22-33)
 Tujuan perkawinanKristiani adalah kesejahteraan suami istri sebagai pasangan, keturunan atau
kelahiran anak, pendidikan anak, dan kesejahteraan masyarakat. Jadi, tidak memiliki keturunan
bukan menjadi alas an untuk perceraian
 Ciri perkawinan Katolik adalah:
 Hanya antara pria dan wanita yang didasarkan atas kasih/cinta
 Monogami
 Tidak terceraikan

C.SAKRAMEN TAHBISAN

 Dengan Sakramen Imamat/Tahbisan seseorang diangkat/diwisuda untuk menggembalakan


Gereja dengan sabda dan Roh Allah
 Sakramen Tahbisan ini melantik seseorang untuk kut serta dalam tugas perutusan Yesus Kristus.
Mereka diangkat dan diakui sebagai wakil Kristus. “Barang siapa mendengarkan kamu,
mendengarkan Aku” (Luk 10:16)
 Syarat untuk menjadi imam antara lain:
 Seorang pria normal yang telah menerima inisiasi Katolik
 Belum atau tidak akan beristri seumur hidup
 Menyelesaikan pendidikan Filsafat, teologi, moral dan Hukum Gereja, (Pendidikan
seminari yaitu pendidikan bagi calon imam).
 Seseorang yang ingin menjadi imam harus sehat secara jasmani dan rohani
 Mempunyai hidup rohani yang baik serta memiliki motivasi dan cita-cita yang kuat untuk
menjadi imam
 Menjadi seorang imam merupakan sebuah panggilan yang menuntut suatu konsekuensi yaitu
kesediaan untuk meninggalkan segala-galanya guna mengikuti Yesus
 Para rasul mendapat kuasa untuk merayakan Perjamuan Tuhan dan juga mendapat kuasa untuk
mengampuni dosa. Kuasa ini diteruskan oleh para penggantinya yaitu para Uskup. Para Uskup
melimpahkan kuasa ini kepada para imam. Jadi, para imam memiliki tugas untuk merayakan
perjanuan (Ekaristi) dan juga pemberian penganpunan
 Para imam memiliki tugas pokok yaitu ikut ambil bagian dalam Tri tugas Yesus sebagai Raja,
Nabi, dan imam yaitu mengajar, menguduskan dan memimpin
 KANON 1008 “ Dengan sakramen imamat yang diadakan oleh penetapan Ilahi, seorang beriman
diangkat menjadi pelayan-pelayan rohani dengan ditandai oleh meterai yang tak terhapuskan,
yakni dikuduskan dan ditugaskan untuk selaku pribadi Kristus sang kepala, menurut tingkatan
masing-masing, mengembalakan umat Allah dengan melakasanakan tugas mengajar,
menguduskan dan memimpin

TUGAS

1. Baca Efesus 5:22-23, jelaskan makna perkawinan sebagai sakramen menurut bacaan tersebut?
2. Menurut perikop di atas bagaimana hendaknya suami istri bersikap agar perkawinan tetap utuh
dan saling setia satu sama lain?
3. Apa tujuan perkawianan?
4. Sebutkan ciri perkawinan Katolik!
5. Baca Yohanes 20:19-23, apa yang menjadi dasar dari panggilan hidup untuk menjadi seorang
imam menurut teks tersebut?
6. Apa saja tugas seorang imam menurut teks Kanon 1008, Luk 22:14-20, Yohanes 20:19-23

Anda mungkin juga menyukai