Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nelsa Francisca

Nim : 23102460191

Matkul : Filosofi Pendidikan Indonesia

1. Refleksi Pengalaman Bersekolah

Saya merasa kangen suasana sekolah saat terlibat dalam proyek kolaboratif yang
mewajibkan kami bekerja sebagai tim. Kendati saya lebih suka bekerja sendiri, pengalaman ini
membuka pandangan baru tentang pentingnya kerja sama dan komunikasi yang efisien dalam
mencapai tujuan bersama. Kehangatan momennya begitu berarti sehingga kadang-kadang saya
merindukan semangat dan kebersamaan yang terjalin dalam proyek tersebut.

Sebagai seorang ekstrovert, saya merasa tumbuh dan belajar secara signifikan saat
memimpin kelompok diskusi di dalam kelas. Menghadapi tantangan untuk memotivasi dan
melibatkan setiap anggota kelompok membantu perkembangan keterampilan kepemimpinan
dan komunikasi. Peristiwa ini menunjukkan bahwa belajar tak hanya tentang memahami
materi, melainkan juga mengembangkan keterampilan sosial yang berharga.

Seorang guru yang menginspirasi saya adalah Ibu Rani, seorang pengajar sastra yang
penuh dedikasi. Pengajaran beliau tak hanya hidupkan materi pelajaran, melainkan juga ajarkan
nilai-nilai moral dan etika. Pengalaman berharga bersama Ibu Rani terjadi ketika beliau
mengadakan sesi diskusi terbuka tentang buku yang kami baca, memungkinkan kami berbicara
bebas tentang pandangan kami. Pendekatan ini ciptakan suasana pembelajaran inklusif dan
dorong pemikiran kritis. Saya pernah mencoba menerapkan pendekatan Ibu Rani saat
memimpin kelompok studi. Saya ambil inspirasi dari diskusi terbukanya, ciptakan lingkungan
yang memungkinkan anggota kelompok berbicara tanpa takut dihakimi. Pengalaman ini
hasilkan diskusi bermakna dan tingkatkan saling penghargaan di antara anggota kelompok.

2. Panggilan menjadi guru

Menjadi seorang guru tidak pernah terlintas difikiran saya dari awal, bahkan saat akan
menempuh pendidikan ke perguruan tinggi. Menjadi seorang yang suka dengan dunia kantoran
dan bisnis menarik saya untuk berproses pada bidang ekonomi, menjalani peran sebagai
mahasiswa ekonomi selama kurang dari 4 tahun di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Singkat
cerita ketika telah menyelesaikan pendidikan dan mendapat gelar sebagai sarjana ekonomi saya
kembali ke tanah kelahiran Solok, Sumatera Barat. Jeda waktu yang sangat singkat, selang
beberapa ahri saya mendapat tawaran mengisi kekosongan bidang pendidikan yaitu sebagai
tenaga Fasilitator PAUD di Dinas Pendidika Pemuda dan Olahraga Kabupaten Solok sesuai
penempatan sama dengan wilayah kecamatan tempat saya tinggal. Seorang fresh Graduate
yang telah menempuh pendidikan di pulau jawa dipandang masyarakat sebagai seorang yang
hebat mampu dan paham dengan berbagai bidang. Karena stereotip tersebut menjadi motifasi
bagi diri saya sendiri untuk lebih mendalami dan paham secara autodidak bagaimana sistem,
menangement dan administrasi dalam dunia pendiidkan khususnya bidang PAUD.

Berinteraksi dengan guru-guru setiap harinya selama kurang lebih satu tahun menggugah
hati saya untuk menjadi seorang guru. Melihat kondisi dan permasalahan yang di alami di
lembaga (lapangan) membuka mata dan jiwa saya untuk bisa memperbaiki kendala-kendala
yang perah saya temukan. Keinginan menjadi guru yang menyenangkan bagi peserta didik
sungguh sangat saya dambakan. Menjadi guru yang adaptif terhadap berbagai karaktaristik
peserta didik seharsnya dimiliki oleh guru. Tidak hanya dapat mengajarkan ilmu, menjadi
orang tua disekolah tapi juga menjadi teman yang bisa menjadi tempat bercerita untuk peserta
didik. Mengapa saya ingin seperti itu?, karena tidak semua anak mendapatkan wadah yang baik
untuk mengungkapkan perasaannya, entah itu faktor komunikasi dengan keluarga dirumah,
faktor ekonomi, atau keluarga broken home. Peserta didik seperti ini yang harus guru berikan
perhatian khusu karena hal itu sangat besar pengaruhnya terhadap psikologi anak yang menjadi
faktor anak dalam belajar. Kita dapat lihat dengan jelas dan mudah ketika anak yang mendapat
kasih sayang cukup dan pendidikan yang baik dari lingkungan keluarganya akan jauh lebih
baik dibandingkan anak-anak yang kurang dalam hal kasih sayang yang menjadi problem
dalam proses belajarnya.

3. Komitmen diri

Salah satu alasan utama mengapa saya memilih untuk mengikuti mata
kuliah filosofi pendidikan nasional adalah karena ingin memahami sistem pendidikan negara
Indonesia dengan lebih mendalam. Sistem pendidikan nasional adalah inti dari pengembangan
generasi muda, dan pemahaman yang lebih dalam tentang filosofi di baliknya dapat
memberikan wawasan yang berharga tentang tujuan, nilai-nilai, dan visi pendidikan di negara
tersebut.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang landasan filosofis ini, mahasiswa akan dapat
mengenali peran pendidikan dalam masyarakat dengan lebih baik.

Sebagai seseorang yang bercita-cita untuk bekerja di bidang pendidikan di masa depan,
mengikuti mata kuliah filosofi pendidikan nasional adalah langkah penting dalam
pembentukan karier. Menjadi seorang guru atau administrator pendidikan bukan hanya tentang
memberikan pelajaran atau mengelola sekolah, tetapi juga tentang memiliki pemahaman yang
kuat tentang filosofi pendidikan yang mendasari praktik-praktik ini. Mata kuliah ini
memberikan dasar yang kokoh bagi karier saya di bidang pendidikan, membantu dalam
memahami latar belakang dan prinsip-prinsip yang membentuk sistem pendidikan di negara
Indonesia.

Mata kuliah filosofi pendidikan nasional seringkali mendorong pemikiran kritis dan
analitis.Ini adalah salah satu alasan mengapa mata kuliah ini sangat berharga. Kemampuan
berpikir kritis adalah keterampilan penting dalam berbagai aspek kehidupan, dan
pembelajaran filosofi pendidikan dapat membantu mengasah kemampuan ini. Pemikiran kritis
dapat membantu untuk melihat isu-isu pendidikan dari berbagai sudut pandang, menggali lebih
dalam untuk memahami akar permasalahan, dan mengembangkan solusi yang lebih baik.
Mengikuti mata kuliah filosofi pendidikan nasional juga telah meningkatkan keprihatinan
terhadap pendidikan secara keseluruhan Memahami filosofi pendidikan memungkinkan untuk
melihat lebih jauh daripada hanya aspek teknis dan praktis dari pendidikan. Hal ini membuat
mahasiswa lebih sadar akan isu-isu pendidikan yang ada di negara, termasuk tantangan dan
peluang yang dihadapi sistem pendidikan. Kepedulian ini mendorong mahasiswa untuk
berpartisipasi lebih aktif dalam upaya perbaikan pendidikan, baik melalui diskusi, penelitian,
atau kontribusi praktis.

Anda mungkin juga menyukai