Anda di halaman 1dari 7

Muhammad Faiz Purwanto

2106734575
Hukum Perbankan (REG)

Tugas Mingguan Ke-2 Hukum Perbankan

1. Jelaskan bagaimanakah tugas dan peranan OJK dan BI pasca Undang-Undang No. 4
Tahun 2023?
A. Bank Indonesia
Tujuan (Pasal 7 UU 4/2023)
1. mencapai stabilitas nilai rupiah,
2. memelihara stabilitas Sistem Pembayaran, dan turut menjaga Stabilitas Sistem
Keuangan dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan.
Tugas (Pasal 8 UU 4/2023)
1. menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter secara berkelanjutan,
konsisten, dan transparan;
2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran; dan
3. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan makroprudensial
Setelah adanya perubahan melalui UU 4/2023 Bank Indonesia tidak hanya berperan
sebagai penjaga stabilitas nilai rupiah saja, melainkan juga ikut berperan untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan melalui penambahan
perannya sebagai penjaga stabilitas sistem pembayaran dan sistem keuangan. Selain
itu, demi menyesuaikan penambahan peran tersebut, UU 4/2023 juga menambahkan
dan mengubah tugas Bank Indonesia yang mana saat ini tugas Bank Indonesia sebagai
penetap dan pelaksana kebijakan moneter secara spesifik disebutkan bahwa penetapan
dan pelaksanaan kebijakan moneter ini harus dilakukan secara berkelanjutan untuk
mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan yang berarti dalam hal ini kebijakan
moneter akan dioptimalkan sebagai kebijakan jangka panjang. Selain itu penetapan
dan pelaksanaan kebijakan moneter ini juga harus dilaksanakan secara konsisten yang
berarti kebijakan yang diambil haruslah tetap satu tujuan yakni demi mendukung
pembangunan ekonomi berkelanjutan serta mendorong penguatan dan pengembangan
sektor keuangan secara keseluruhan. Kemudian secara transparan berarti segala
informasi terkait kebijakan yang diambil haruslah juga diinformasikan kepada
masyarakat sejak awal proses pengkajiannya hingga penetapan serta pelaksanaannya.
Muhammad Faiz Purwanto
2106734575
Hukum Perbankan (REG)

B. Otoritas Jasa Keuangan


Fungsi (Pasal 5 UU 4/2023)
1. menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi
terhadap keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan;
2. memelihara Stabilitas Sistem Keuangan secara aktif sesuai dengan
kewenangannya; dan
3. memberikan perlindungan terhadap Konsumen dan masyarakat.
Tugas (Pasal 6 UU 4/2023)
Pasca UU PPSK, OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap hal
berikut ini:
a. Kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan
b. Kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal, keuangan derivatif, dan bursa
karbon
c. Kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, penjaminan, dan dana pensiun
d. Kegiatan jasa keuangan di sektor lembaga pembiayaan, perusahaan modal
ventura, lembaga keuangan mikro, dan IJK lainnya
e. Kegiatan di sektor investasi teknologi sektor keuangan serta aset keuangan
digital dan aset kripto
f. Perilaku usaha jasa keuangan serta pelaksanaan edukasi dan perlindungan
Konsumen; dan
g. sektor keuangan secara terintegrasi serta melakukan asesmen dampak sistemik
Konglomerasi Keuangan.
(2) Selain tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Otoritas Jasa Keuangan
bertugas melaksanakan pengembangan sektor keuangan, berkoordinasi dengan
kementerian/lembaga dan otoritas terkait.
Setelah hadirnya UU 4/2023, OJK tidak hanya berfungsi sebagai penyelenggara
sistem pengaturan dan pengawasan pada seluruh kegiatan di dalam sektor jasa
keuangan, melainkan juga ikut berperan sebagai pemelihara stabilitas sistem
keuangan, dan secara spesifik sebagai lembaga yang berperan sebagai garda terdepan
untuk memberikan pelindungan kepada konsumen dan masyarakat di sektor jasa
keuangan. Selain itu kewenangan OJK sebagai regulator dan pengawas juga
ditambahkan di dalam UU 4/2023 dengan ditambahkannya sektor investasi dan
Muhammad Faiz Purwanto
2106734575
Hukum Perbankan (REG)

keuangan digital untuk mengakomodir perkembangan dari sektor jasa keuangan yang
berangsur-angsur beralih menjadi bentuk digital. Perusahaan modal, lembaga mikro,
dana pensiun, serta perilaku pelaku jasa keuangan juga merupakan salah satu bentuk
komitmen untuk dapat mengoptimalkan peran OJK agar sektor jasa keuangan
semakin menguat dan berkembang dengan didukung oleh tingginya kepercayaan
masyarakat. Kemudian penambahan secara khusus terkait bursa karbon juga berkaitan
dengan OJK yang ikut mendorong ekonomi secara berkelanjutan dengan juga ikut
memperhatikan lingkungan hidup.

2. Jelaskan 4 Kemandirian Bank Indonesia!


a. Kemandirian Lembaga/Institutional Independence;
Dalam hal ini sesuai dengan Pasal 4 UU 4/2023, Bank Indonesia sebagai bank
sentral di Indonesia merupakan lembaga negara yang independen dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan pemerintah
dan/atau pihak lain, yang mana dalam hal ini campur tangan oleh lembaga
negara lainnya atau pihak-pihak lainnya terhadap implementasi tugas dan
kewenangan Bank Indonesia merupakan bentuk pelanggaran.
b. Kemandirian Fungsi/Functional Independence;
Kemandirian fungsi Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam hal ini berarti
terkait fungsi dari Bank Indonesia yang terdapat di dalam Pasal 8 UU 4/2023,
yakni untuk menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan
menjaga sistem pembayaran, serta menetapkan dan melaksanakan kebijakan
makroprudensial haruslah dilakukan secara bebas dan mandiri oleh Bank
Indonesia tanpa campur tangan pihak manapun.
c. Kemandirian Organisasi/Organization Independence; dan
Bank Indonesia memiliki susunan dan manajemen organisasi yang tidak
terpengaruh oleh pihak eksternal. Sebagai ilustrasi, proses penunjukan dan
pemecatan Dewan Gubernur Bank Indonesia diselenggarakan oleh DPR atas
rekomendasi Presiden, sementara institusi ini juga diperkuat oleh tenaga kerja
yang berprofesional dan bersifat mandiri (Pasal 36-51 UU BI).
d. Kemandirian Anggaran/Financial Independence
Muhammad Faiz Purwanto
2106734575
Hukum Perbankan (REG)

Kemandirian dalam hal anggaran tercermin dalam pasal 60, yang menegaskan
bahwa Dewan Gubernur bertanggung jawab untuk menetapkan anggaran Bank
Indonesia. Anggaran ini harus disampaikan kepada DPR untuk
memungkinkan pengawasan terhadap pengelolaan Bank Indonesia dalam hal
anggaran, dan juga kepada pemerintah sebagai informasi terkait surplus atau
defisit anggaran. Ini mencerminkan implikasi dari kemandirian yang dimiliki
Bank Indonesia dalam hal anggaran..

3. Jelaskan 4 kewenangan mengatur dan mengawasi bank!


a. Kewenangan untuk memberi izin/right to license
Kewenangan tersebut mencakup penentuan prosedur izin dan pendirian bank,
termasuk pemberian, pencabutan, serta penilaian izin usaha bank, juga
perizinan terkait pembukaan, penutupan, dan perpindahan kantor bank, serta
persetujuan atas kepemilikan dan manajemen bank, serta pemberian izin bank
untuk menjalankan kegiatan bisnis tertentu. Dasar Hukum untuk kewenangan
tersebut diatur dalam Pasal 6-7, 16, 18-20, 22, 26, 28, 41-42 Undang-Undang
Perbankan; Pasal 4 Undang-Undang Bank Indonesia; dan Pasal 2
Undang-Undang Otoritas Jasa Keuangan.
b. Kewenangan untuk mengatur/right to regulate
Mengatur peraturan yang terkait dengan aspek bisnis dan operasional
perbankan dengan tujuan menciptakan sektor perbankan yang sehat dan
mampu memenuhi kebutuhan layanan perbankan masyarakat. Dasar Hukum
untuk ketentuan tersebut termasuk Pasal 2, 8, 11, 15, 21-28, 32, 40, dan 42A
Undang-Undang Perbankan; Pasal 4 Undang-Undang Sistem Pembayaran dan
Penyelesaian Transaksi; serta Pasal 10 Undang-Undang Bank Indonesia dan
Pasal 5 Undang-Undang Otoritas Jasa Keuangan.
c. Kewenangan untuk mengawasi/right to control
Supervisi langsung bank meliputi inspeksi umum dan inspeksi khusus
bertujuan untuk memeriksa kondisi keuangan bank, mengawasi kepatuhan
bank terhadap peraturan yang berlaku, serta mendeteksi praktik-praktik tidak
sehat yang dapat mengancam stabilitas bank.
Muhammad Faiz Purwanto
2106734575
Hukum Perbankan (REG)

Supervisi tidak langsung dilakukan melalui alat pemantauan seperti laporan


reguler yang disampaikan oleh bank, hasil inspeksi, dan sumber informasi
lainnya. Dasar hukum untuk ini dapat ditemukan dalam Pasal 10 ayat 2
Undang-Undang Bank Indonesia, serta Pasal 5-6 dan 55 Undang-Undang
Otoritas Jasa Keuangan.
d. Kewenangan untuk mengenakan sanksi/right to impose sanction
Dalam rangka memberlakukan sanksi yang sesuai dengan hukum terhadap
bank yang tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan, tindakan ini bertujuan
untuk memberikan bimbingan agar bank dapat beroperasi sesuai dengan
prinsip perbankan yang sehat. Dasar hukum untuk hal ini dapat ditemukan
dalam Pasal 37, 37A, serta Pasal 46-53 Undang-Undang Perbankan.

4. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan izin prinsip dan izin usaha pada proses
pendirian bank!
Bank Umum diperbolehkan beroperasi setelah mendapat izin dari Otoritas Jasa
Keuangan. Proses perizinan Bank Umum terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah
persetujuan prinsip yang memungkinkan persiapan pendirian Bank Umum. Tahap
kedua adalah izin usaha, yang diperlukan untuk memulai kegiatan usaha setelah
persiapan selesai. Selama tahap persetujuan prinsip belum selesai, aktivitas perbankan
tidak diizinkan. Ketentuan ini dijelaskan dalam Pasal 14 Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor 12/POJK.03/2021 mengenai Bank Umum.

5. Jelaskan mengenai proses Spin-off Bank Indonesia secara singkat!


Dalam UU Perbankan Syariah No. 21 tahun 2008, ditemukan istilah pemisahan yang
merujuk pada pembagian suatu bank menjadi dua badan usaha atau lebih sesuai
dengan regulasi yang berlaku. Mekanisme spin-off atau pemisahan diatur lebih lanjut
dalam POJK No. 12 Tahun 2023 tentang Unit Usaha Syariah. Salah satu bagian
terpenting dari regulasi tersebut adalah mengenai Pemisahan dan Konsolidasi Unit
Usaha Syariah (UUS), yang meliputi beberapa aspek:
1. Kewajiban Pemisahan UUS dari Bank Umum Konvensional (BUK):
a. Pasal 59 ayat 1 mengatur bahwa BUK yang memiliki UUS dengan
nilai aset UUS mencapai 50% dari total nilai aset BUK atau jumlah
Muhammad Faiz Purwanto
2106734575
Hukum Perbankan (REG)

aset UUS minimal Rp50 triliun harus melakukan pemisahan dengan


tahapan tertentu yang memperhatikan kinerja industri jasa keuangan
yang efisien, sehat, dan berkelanjutan.
b. Pasal 61 memberikan wewenang kepada OJK untuk meminta
pemisahan UUS dalam rangka konsolidasi perbankan syariah.
2. Persyaratan dan Tata Cara Pemisahan UUS:
a. Pasal 64 ayat 1 menjelaskan bahwa pemisahan UUS dari BUK bisa
dilakukan dengan mendirikan BUS baru yang merupakan hasil
pemisahan atau mengalihkan hak dan kewajiban UUS kepada BUS
yang telah ada.
b. Pasal 65 ayat 1 menetapkan persyaratan bagi BUS hasil pemisahan,
termasuk rasio kewajiban penyediaan modal minimum, rasio non
performing financing bruto, dan ketentuan batas maksimum
penyaluran dana.
3. Pemisahan UUS Dengan Cara Pendirian BUS:
a. Pasal 67 ayat 1 menegaskan bahwa pendirian BUS hasil pemisahan
harus mendapatkan izin dari OJK.
b. Pasal 68 mengatur bahwa pemberian izin pendirian BUS hasil
pemisahan dilakukan dalam dua tahap: persetujuan prinsip dan izin
usaha, sesuai dengan Peraturan OJK mengenai bank umum syariah,
kecuali ada aturan khusus dalam POJK No.12 Tahun 2023.

6. Jelaskan apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab dari masing-masing profesi
penunjang yang terlibat dalam proses merger Bank?
A. Akuntan Publik
Dalam merger, akuntan memberikan nasihat dan mempersiapkan laporan laba-rugi
proforma berdasarkan asumsi merger telah rampung.
B. Konsultan Pajak
Aspek perpajakan sangat penting dalam keputusan merger, dan menggunakan jasa
konsultan pajak direkomendasikan untuk menghindari kesalahan perpajakan.
C. Konsultan Hukum
Muhammad Faiz Purwanto
2106734575
Hukum Perbankan (REG)

Dalam merger, dokumen hukum perusahaan harus diperhatikan. Konsultan hukum


memberikan kontribusi penting dengan menyediakan informasi dan analisis hukum
serta mengatasi aspek perpajakan dan keabsahan kepemilikan harta.
D. Perusahaan Penilai
Penilai menentukan nilai harta perusahaan yang terlibat dalam merger berdasarkan
regulasi yang berlaku.
E. Penasihat Keuangan
Penasihat keuangan membantu manajemen dalam memilih perusahaan target,
menyusun strategi, dan mencari pendanaan untuk merger, serta menangani proses
administratif seperti prospektus dan rapat pemegang saham.
F. Notaris
Notaris memiliki kewenangan untuk membuat akta merger dalam proses
penggabungan bank umum. Selain itu, notaris juga bertanggung jawab dalam
menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terkait merger tersebut.
Eksistensi RUPS sangat penting karena notaris bertugas untuk menjaga proses
formalitas RUPS, mulai dari pemberitahuan, pemanggilan, hingga pelaksanaan RUPS
itu sendiri. Tujuannya adalah untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan
semua pihak yang terlibat dalam merger bank tersebut dan menjaga kepentingan
mereka.

Anda mungkin juga menyukai