Anda di halaman 1dari 2

Menghitung Biaya Overhead Pabrik Berdasarkan Jenis Satuannya.

Terdapat berbagai jenis satuan yang berguna untuk menentukan BOP. Berikut ini adalah contoh
perhitungan untuk menentukan BOP dari masing-masing jenis satuannya:
1. Per satuan produk

Perhitungan metode ini salah satu yang paling sederhana karena BOP langsung masuk
pada produk.

RUMUS = ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK : TAKSIRAN JUMLAH PRODUK

Contoh: Perusahaan Adit menafsirkan anggaran BOP sebesar Rp 1.000.000 dengan


taksiran jumlah produk sebanyak 20.000 unit.

Maka biaya satuan unit sebesar:


BOP satuan = Rp 1.000.000 : 20.000 = Rp 50 per unit
Bila kedepannya terjadi pesanan sebanyak 300 unit maka BOP yang terbebani sebesar: =
Rp 50 x 300 = Rp 15.000

2. Harga bahan pokok

Metode dari perhitungan ini menggunakan biaya harga bahan pokok atau baku sebagai
persentase dasar perhitungan biaya overhead.

RUMUS = (TAKSIRAN BOP : BAHAN BAKU YANG TERPAKAI) X 100%

Contoh: Perusahaan Adit menaksirkan anggaran BOP sebesar Rp 1.000.000 dengan


besaran biaya bahan pokok selama satu tahun sebesar Rp 5.000.000.

Maka cara hitungnya adalah (Rp 1.000.000 : Rp.5.000.000) x 100% = 20%.


Bila terjadi pesanan dengan menggunakan bahan baku sebesar Rp. 100.000.
BOPnya adalah 20% x Rp 100.000 = Rp 20.000

3. Tenaga kerja

Metode ini menggunakan biaya tenaga kerja total sebagai dasar perhitungan biaya
overhead.

RUMUS = (TAKSIRAN BIAYA OVERHEAD PABRIK : BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG) X 100%

Contoh: Perusahaan Adit mempunyai taksiran anggaran BOP sebesar Rp. 1.000.000
dengan besaran biaya tenaga kerja langsung Rp 2.500.000.
Maka perhitungannya: = (Rp 1.000.000 : Rp 2.500.000) x 100% = 60%

Apabila terdapat pesanan yang memerlukan biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp
100,000, BOP setara dengan Rp 100.000 x 60% = Rp 60.000

4. Durasi Jam kerja mesin


Perhitungan yang terakhir adalah metode perhitungan berdasarkan waktu penggunaan
mesin. Tarif BOP dengan metode ini terhitung dengan rumus:

RUMUS = (TAKSIRAN BIAYA OVERHEAD PABRIK : JAM KERJA MESIN)

Contoh: Dalam satu tahun taksiran overheadnya sebesar Rp 2.000.000 dengan waktu
penggunaan mesin selama 5000 jam/tahun,

Maka Rp 2.000.000 : 5000 = Rp 400 per jam


Kemudian apabila terdapat pesanan yang memerlukan mesin untuk bekerja selama 400
jam, perhitungannya sebesar: = Rp 400 x 400 = Rp 160.000

Anda mungkin juga menyukai