Anda di halaman 1dari 41

Pertemuan 14

Sistem Biaya Standar-Lanjutan


MENGHITUNG KOS BARANG DENGAN STANDAR

Kos barang jadi = kuantitas barang x harga standar

Kos barang harga standar


= kuantitas barang x % penyelesaian x
dalam Proses

Contoh Soal
PT Annisaa Wibowo menggunakan system kos standar dalam menghitung biaya
produksi. Berikut ini adalah kos standar untuk membuat 1 unit barang
Bahan baku Rp. 2.500
Tenaga kerja Rp. 2.000
Overhead pabrik Rp. 600
Rp. 5.100
Apabila laporan fisik pabrik menyatakan bahwa pada akhir suatu periode
menghasilkan 2000 unit barang jadi dan 300 unit masih dalam proses dengan
prosentase penyelesaian bahan baku 100%, dan konversi 40%. Tentukan kos barang
jadi dan kos barang dalam proses
Jawab
Kos barang jadi = 2000 unit X Rp.5.100 = Rp.10.200.000
 
Perhitungan Kos BDP adalah sebagai berikut :
Kos Barang Dalam Proses
Bahan baku : 300 X 100% x Rp. 2.500 = Rp. 750.000
Tenaga kerja : 300 x 40 % x Rp. 2.000 = Rp. 240.000
Overhead : 300 X 40 % X Rp. 600 = Rp. 72.000
Rp. 1.062.000
STANDAR BAHAN BAKU

Standar Biaya = standar kuantitas x standar harga


Bahan bahan

Contoh standar biaya bahan baku


3 ons @Rp. 300 = Rp.900
3 ons adalah standar kuantitas atau standar efisiensi bahan
Rp. 300 adalah standar harga
Rp. 900 adalah standar biaya bahan baku
STANDAR BIAYA TENAGA KERJA

Standar Biaya TK = standar jam x standar tarif upah

Contoh standar biaya tenaga kerja


2 jam @ Rp.1.500 = Rp. 3000
2 jam adalah standar jam atau standar efisiensi
RP. 1.500 adalah standar tarip
Rp. 3.000 adalah standar biaya tenaga kerja
SELISIH BIAYA TERHADAP STANDAR
Selisih Standar = Biaya - Biaya standar
sesungguhnya
SELISIH BIAYA BAHAN BAKU
Selisih biaya bahan baku merupakan perbedaan antara biaya bahan sesungguhnya dengan
biaya bahan menurut standar.

Contoh
Perusahaan Hamzah Wibowo, menggunakan system kos standar. Standar bahan baku untuk 1
tablet adalah 2 mg @Rp. 200, sedangkan pada periode bulan ini perusahaan memproduksi
tablet sebanyak 900 butir tablet dengan biaya bahan sesungguhnya Rp.340.000. Hitunglah
selisih biaya bahan baku untuk kasus di atas
 
Jawab
Standar biaya bahan baku = 2 X Rp.200 =Rp.400
Biaya standar untuk seluruh produksi 900 tablet adalah
900 X Rp.400 = Rp 360.000
Selisih biaya bahan adalah Rp.340.000 – Rp.360.000 = Rp. 20.000

Selisih dapat di deteksi sebagai selisih hemat (Favorable) atau selisih boros (unfavorable).
Selisih hemat terjadi apabila biaya standar atau unsurnya lebih besar dari biaya
sesungguhnya. Sedangkan selisih boros terjadi bila biaya standar atau unsurnya lebih kecil
dari biaya sesungguhnya. Selisih biaya bahan dicatat dalam selisih harga bahan dan selisih
efisiensi bahan.
SELISIH HARGA BAHAN
Selisih Harga = (HS-Hst) x KS

Contoh
Bila standar biaya bahan untuk 1tablet adalah 2 mg @ Rp.200
dan ternyata perusahaan mmebeli bahan 200 mg dengan harga
Rp.210 per mg. maka selisih harga bahan dibeli dapat dihitung
sebagai berikut :
Selisih harga bahan dibeli = (HS-HSt) X KS
= (210-200) X 2000 = Rp. 20.000
Selisih ini merupakan selisih boros karena menyebabkan biaya
standar lebih kecil dari biaya sesungguhnya, karena harga
sesungguhnya (HS) lebih besar dari harga standar (HSt).
SELISIH EFISIENSI ATAU KUANTITAS
BAHAN
Selisih Kuantitas = (KS-Kst) x HSt
Contoh
Bila standar biaya bahan untuk 1 tablet adalah 2 mg @ Rp.200. Perusahaan
memproduksi dengan jumlah 900 tablet total pemakaian bahan baku adalah 1.750
mg. tentukan total selisih kunatitas untuk kasus di atas
Jawab
Selisih kuantitas = (KS-KSt) X HSt
= (1.750-1.800) X 200
= Rp.10.000
Kuantitas menurut standar dihitung dengan mengalikan standar kuantitas dengan
jumlah produksi. Dalam kasus ini besarnya adalah 2 X 900 = 1800.
Selisih ini merupakan seliish hemat karena menyebabkan biaya standar lebih besar
dari biaya sesungguhnya atau karena kuantitas menurut standar lebih besar daripada
kuantitas sesungguhnya.
SELISIH BIAYA TENAGA KERJA
contoh
Standar biaya tenaga kerja untuk 1 tablet adalah 3 jam @Rp.700,
perusahaan memproduksi sebanyak 900 tablet. Biaya tenaga kerja
sesungguhnya adalah RP.1.950.000. hitunglah selisih biaya tenaga kerja 
Jawab
Standar biaya tenaga kerja = 3 X Rp.700 = Rp.2.100
Biaya standar untuk produksi 900 tablet =900X Rp 2.100 = Rp.1.890.000
Selisih biaya tenaga kerja adalah Rp.1.950.000–Rp.1.890.000 = Rp.60.000

Selisih di deteksi sebagai selisih boros (unfavorable) karena biaya tenag


kerja sesungguhnya lebih besar dari pada biaya tenaga kerja standar. Selisih
tenaga kerja umumnya tidak di hitung secara langsung karena pencatatan
selisih tenaga kerja terperinci dalam selisih unsure standar.
SELISIH TARIF
Selisih Tarif = (TS-Tst) x JS
Contoh
Bila standar tenaga kerja untuk 1 tablet adalah 3 jam @ Rp.700 dan
ternyata perusahaan membayar tenaga kerja dengan tarip Rp.750 per
jam sedangkan jam sesungguhnya 2.600 jam. Maka selisih tarip
dapat dihitung sebagai berikut :
Selisih tarif = (TS - Tst) X JS
= (750 – 700) X 600
= Rp.130.000
Selisih ini merupakan selisih boros karena menyebabkan biay
standar lebih kecil dari biaya sesungguhnya atau karena tarip
sesungguhnya lebih besar dari tarif standar.
SELISIH EFISIENSI ATAU SELISIH JAM
TENAGA KERJA
Selisih efisiensi = (JS - Jst) x TSt
Contoh
Bila standar biaya tenaga kerja untuk 1 tablet adalah 3 jam @ Rp.700
dengan total produksi sebanyak 900 tablet dan pemakaian tenaga kerja
adalah 2.600 jam Maka hitunglah seliish efisiensi untuk kasus di atas
Selisih efisiensi = (JS-JSt)X TSt
= (2.600-2.700) 700
Jam kerja menurut standar di hitung dengan mengalikan standar jam dengan
jumlah produksi.
Dalam kasus ini besarnya adalah =3 x 900 = 2.700
Selisih ini merupakan selisih hemat karena menyebabkan biaya standar
lebih besar dari biaya sesungguhnya atau karena jam kerja menurut standar
lebih besar dari jan kerja sesungguhnya.
STANDAR BIAYA OVERHEAD PABRIK

 Standar biaya overhead pabrik ditetapkan dengan kajian


perilaku biaya terhadap perubahan volume kegiatan pabrik.
Perilaku ini dibedakan menjadi biaya tetap dan biaya variabel,
sedangkan kegiatan pabrik biasanya dikaitkan dengan jam
tenaga kerja.
 Standar biaya overhead pabrik ditetapkan dengan menyusun
terlebih dahulu anggaran statis, yaitu anggaran biaya overhead
yang menunjukkan jumlah biaya overhead pada suatu tingkat
produksi yang di anggap normal. Simak contoh anggaran
biaya overhead di bawah ini
Tingkat kegiatan produksi 5000 jam
Biaya overhead tetap  
Pemeliharaan Rp. 3.500.000
Supervisi Rp. 2.500.000
Penyusutan Rp. 14.000.000
Biaya overhead lainnya Rp. 6.000.000
Jumlah biaya tetap Rp. 26.000.000
Biaya overhead variabel  
Bahan tak langsung Rp. 500.000
Upah tak langsung Rp. 3.000.000
Reparasi Rp. 1.200.000
Daya Rp. 1.800.000
Jumlah biaya variabel Rp. 6.500.000
Jumlah biaya overhead pabrik Rp 32.500.000
Dari anggaran biaya overhead pabrik tersebut dapat di tentukan
tarip biaya overhead pabrik pad tingkat kegiatan 5000 jam
sebagai berikut

Tarip BOP tetap = Rp. 26.000.000 = Rp. 5.200 per jam


5000
 
 
Tarip BOP variabel = Rp. 6.500.000 = Rp. 1.300 per jam
5000
Tarip BOP total = Rp. 32.500.000 = Rp. 6.500 per jam
5000
Selanjutnya standar biaya overhead ditentukan dengan tarip BOP
tersebut
Contoh: Standar biaya overhead pabrik untuk membuat 1 unit barang
berdasarkan perhitungan tarip BOP di atas adalah standar berikut:

BOP variabel 3 jam @ Rp.1.300 = Rp.3.900


BOP tetap 3 jam @ Rp. 5.200 = Rp15.600
Rp. 19.500

SELISIH TERHADAP STANDAR BIAYA


OVERHEAD PABRIK

 metode satu selisih


 metode dua selisih
 metode tiga selisih
METODE SATU SELISIH
Selisih BOP = BOP - BOP Dibebankan
sesungguhnya
Contoh
Standar biaya overhead pabrik untuk membuat 1 unit barang sebagai
berikut
BOP variabel 3 jam @ Rp.1.300 = Rp.3.900
BOP Tetap 3 jam @ Rp.5.200 = Rp.15.600
= Rp. 19.500
Standar tersebut di tentukan pada jam normal yaitu 5000 jam tenaga kerja
• Produksi 1.500 unit
• Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp. 30.000.000
• Jam kerja sesungguhnya 4.800 jam
Selisih biaya overhead pabrik dapat dihitung dengan rumus
diatas sebagai berikut :
Selisih BOP = BOP sesungguhnya- BOP di bebankan
Selisih BOP = 30.000.000 – 29.250.000
Selisih BOP = 750.000

BOP di bebankan di hitung dengan rumus sebagai berikut


Produksi X standar BOP = 1.500 X Rp.19.500
= Rp. 29.250.000

Selisih ini merupakan selisih boros karena biaya sesungguhnya


lebih besar dari biaya dibebankan.
METODE DUA SELISIH
SELISIH ANGGARAN

Selisih Anggaran = BOP - BOP Anggaran


sesungguhnya pada jam standar

Contoh: Anggaran Fleksibel Biaya Overhead Pabrik


Tingkat kegiatan 5000 4.500 5.500
Biaya overhead tetap      
Pemeliharaan Rp. 3.500.000 Rp. 3.500.000 Rp. 3.500.000
Supervisi Rp. 2.500.000 Rp. 2.500.000 Rp. 2.500.000
Penyusutan Rp. 14.000.000 Rp. 14.000.000 Rp. 14.000.000
Biaya overhead lainnya Rp. 6.000.000 Rp. 6.000.000 Rp. 6.000.000
Jumlah biaya tetap Rp.26.000.000 Rp.26.000.000 Rp.26.000.000

Biaya overhead variabel      


Bahan tak langsung Rp. 500.000 Rp 450.000 Rp 550.000
Upah tak langsung Rp. 3.000.000 Rp 2.700.000 Rp 3.300.000
Reparasi Rp. 1.200.000 Rp 1.080.000 Rp 1.320.000
Daya Rp. 1.800.000 Rp 1.620.000 Rp 1.980.000
Jumlah biaya variabel Rp.6.500.000 Rp 5.850.000 Rp 7.150.000
Rp.
6.500.000
Jumlah biaya overhead pabrik Rp.32.500.000 Rp 31.850.000 Rp 33.150.000
Jam standar = Produksi Ekuivalen X standar jam
= 1.500 X 3 = 4.500
Dari anggaran fleksibel maka di peroleh biaya overhead pabrik pada
4500 jam adalah Rp.31.850.000. jumlah ini dapat dihitung pula
dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut :
Anggaran BOP pada 4.500 jam :
BOP tetap Rp.26.000.000
BOP variabel = 4.500 x Rp.1300 Rp. 5.850.000
Jumlah Rp. 31. 850.000

Selisih anggaran = Rp. 30.000.000 – Rp.31.850.000


= Rp. 1.850.000
Selisih ini merupakan selisih hemat karena BOP sesungguhnya lebih
besar dari BOP menurut anggaran.
SELISIH VOLUME

Selisih volume = BOP Anggaran pada - BOP menurut standar


jam standar

Bila data diatas dihitung selisih volumenya maka,


Selisih volume = Rp. 31.850.000-Rp.29.250.000
= Rp. 2.600.000
Selisih ini merupakan selisih boros karena biaya anggaran lebih
besar dari biaya standar. (catatan : biaya standar dianggap biaya
yang benar)
Karena selisih volume merupakan selisih tetap yang disebabkan
perbedaan volume kegiatan maka selisih volume dapat juga dihitung
dengan membandingkan antara jam standar dengan jam normal
yang digunakan untuk menghitung tarip BOP dengan jam standar.
Maka selisih volume juga dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :

Selisih volume = (JSt - JN) x TT

Dari data contoh di atas maka selisih volume dapat dihitung


sebagai berikut :
Selisih volume = (4500-5000) X Rp. 5.200
= Rp. 2.600.000 (Boros)
METODE TIGA SELISIH
SELISIH VARIABEL
Selisih variabel = BOP x BOP anggaran
sesungguhnya pada JS
Cara perhitungan BOP anggaran pada jam sesungguhnya sama dengan BOP
anggaran jam standar yaitu :

BOP anggaran = BOP tetap + BOP variabel pada jam sesungghunya


Pada kasus diatas maka< BOP anggaran pada jam sesungguhnya (4800 jam)
adalah:
BOP tetap Rp. 26.000.000
BOP variabel (4800 X Rp.1300) Rp. 6.240.000
Jumlah Rp. 32.240.000

Sehingga pada kasus diatas, selisih variabelnya adalah


Selisih variabel = Rp. 30.000.000 – Rp.32.240.000 = Rp. 2.240.000 (Hemat)
SELISIH EFISIENSI

Selisih = (JS - JSt) x TV


efisiensi

Dalam kasus diatas selisih efisiensi nya


Selisih efisiensi = (4800-4500) X Rp.1300
= Rp. 390.000 (Boros)
SELISIH VOLUME
CONTOH SOAL
Perusahaan Boneka Balqish menggunakan system kos standar. Departemen
perakitan adalah departemen kedua dalam pengolahan barang. Pada
departemen ini tidak ditambahkan bahan baku. Biaya standar untuk
menyelesaikan 1 unit barang di departemen perakitan adalah sebagai
berikut:

Upah langsung (1 jam) Rp. 1.230


Overhead pabrik :
Variabel 125
Tetap85
Rp. 210
Rp. 1.440
Jam normal untuk penentuan standar biaya overhead pabrik adalah 10.000
jam
Informasi yang berhubungan dengan bulan agustus adalah sebagai berikut :
Barang dalam proses awal 1500 unit ( 20 % selesai)
Di terima dari departemen 8.800 unit
sebelumnya
Barang selesai 8.650. unit
Barang dalam proses akhir 1.650 unit (10 % selesai)
Jam sesungguhnya 8.500 jam
Biaya overhead pabrik Rp. 1.698.000

Perusahaan menggunakan metode FIFO , hitung selisih standar


biaya overhead dengan metode :
1. Satu selisih
2. Dua selisih
3.Tiga selisih
1. Selisih BOP satu selisih
Selisih BOP = Bop sesungguhnya–BOP standar
= Rp. 1.698.000 – (8.515 X Rp.210) = RP. 90.150. (hemat)
JSt = PE X standar jam
= (8.650 +(1.650 X10 %) + 1500 X 80 %) = 8.515
2. Selisih BOP dua selisih
Selisih anggaran = BOP S – BOP anggaran pada jam standar
= Rp. 1.698.000 – (10.000 X Rp85 + 8515 X Rp.125)
= Rp 216.375 (hemat)
Selisih Volume = (JSt-JN) TT
= (8.515 – 16.000) 85 = Rp.126.225 (boros)
3. Selisih BOP tiga selisih  
Selisih Spending = BOP S – BOP anggaran pada jam sesungguhnya
= Rp. 1698.000 – (850.000+8.500X 125) = Rp.214.500 (hemat)
Selisih efisiensi = (JS-JSt) TV
= (8500-8515) 125 = 1.875 (hemat)
Selisih vo;lume = Rp. 125.225 (Boros)
SISTEM BIAYA STANDAR (PENCATATAN)

• Pcncatatan Sediaan Bahan Baku dan Biaya Bahan Baku


• Sistem biaya standar mencatat kos standar pada sediaan barang
dalam proses, tetapi untuk mencatat selisih harga Bahan dapat
dilakukan berbeda-beda. Dua macam metode pencatatan selisih
harga adalah:
• Sediaan bahan dicatat pada harga standar. Dengan metode ini,
maka pada scat produksi hanya terjadi selisih efisiensi raja.
Selisih harga dicatat pada scat pembelian bahan terjadi.
• Sediaan bahan dicatat pada harga sesungguhnya. Dengan metode
ini maka pada sant produksi terdapat selisih harga dan selisih
efisiensi bahan.
Contoh: Standar biaya bahan baku untuk 1 tablet barang:
2 mg @ Rp200 =Rp400
Pembelian bahan 2.000 mg @ Rp210 =Rp420.000
Produksi 900 tablet, bahan yang digunakan 1.750 mg

Metode 1: sediaan bahan dicatat pada harga standar


a. untuk mencatat•pembelian bahan:
Persediaan Bahan 400.000 -
Selisih Harga Bahan 20.000 -
  Utang Dagang - 420.000

Persediaan bahan 2.000 mg x Rp200 = Rp400.000


Selisih harga (dibeli): Rp(210-200) 2.000 = Rp20.000 (boros)
Utang dagang 2.000 mg x Rp210 =Rp420.000
b. Mencatat pemakaian bahan baku dalam produksi

Persediaan Barang Dalam Proses 360.000 -


  Persediaan Bahan - 350.000
Selisih Efisiensi Bahan - 10.000

Persediaan BDP = 900 x Rp400 = Rp360.000


Sediaan bahan baku dipakai = 1.750 x Rp200
= Rp350.000
 
Selisih efisiensi bahan baku = (1.750-1.800) Rp200
= Rp10.000 hemat
Metode 2: Sediaan bahan dicatat pada harga sesungguhnya.

a. untuk mencatat•pembelian bahan:


Persediaan Bahan 420.000 -
  Utang Dagang - 420.000

Persediaan bahan 2.000 mg x 4210 = Rp420.000


Utang dagang 2.000 mg x Rp210 = Rp420.000

b. Mencatat pemakaian bahan baku dalam produksi

Persediaan Barang Dalam Proses 360.000 -


Selisih Harga 17.500  
  Persediaan Bahan - 367.500
Selisih Efisiensi Bahan   10.000
Persediaan BDP = 900 x Rp400 = Rp360.000
Sediaan bahan dipakai = 1.750 x Rp210 = Rp367.500
Selisih harga bahan (dipakai)= Rp(210-200)x 1.750= Rp17 500 boros
Selisih efisiensi bahan= (1.750-1.800) Rp200 = Rp10.000 hemat

Pencatatan Biaya Tenaga Kerja.

Contoh pada suatu perusahaan berikut dapat menggambarkan pencatatan


biaya tenaga kerja.
 
Standar biaya tenaga kerja untuk 1 tablet:
3 jam @Rp700 = Rp2.100

Produksi 900 tablet.


Biaya tenaga kerja sesungguhnya: 2.600 jam @ Rp750 = Rp1.950.000
Persediaan BDP 1.890.000 -
Selisih Tarif 130.000  
  Utang Gaji dan Upah - 1.950.000
  Selisih Efisiensi Tenaga Kerja - 70.000

Persediaan barang dalam proses = 900 x Rp210.000 = Rp1.890.000


Utang gaji dan upah = 2.600 x Rp750 = Rp1.950.000
Selisih tarip = Rp(750-700) x 2.600 = Rp130.000 boros
Selisih efisiensi = (2.600- 2.700) Rp700 = Rp70.000 hemat
Pencatatan Biaya Overhead Pabrik
Simak contoh berikut.
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp30.000.000
Biaya overhead pabrik menurut standar Rp29.250.000

Mencatat biaya overhead pabrik dibebankan

Biaya Overhead pabrik sesungguhnya 30.000.000 -


  (macam-macam kredit) - 30.000.000

Mecatat biaya overhead pabrik dibebankan

Persediaan barang dalam proses 29.250.000 -


  Biaya Overhead pabrik dibebankan - 29.250.000
Penutupan rekening biaya Overhead pabrik
a. Metode satu selisih

Biaya Overhead Pabrik Dibebankan 29.250.000 -


Selisih BOP 750.00  
  Biaya Overhead pabrik - 30.000.000
dibebankan

b. Metode 2 selisih
misalnya hasil perhitungan
Selisih anggaran Rp 1.850.000 hemat
Selisih volume Rp 2.600.000 boros
  Debit Kredit
Biaya Overhead Pabrik Dibebankan 29.250.000  
Selisih Volume 2.600.000  
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya   30.000.00
Selisih Anggaran   1.850.00

c. Metode 2 selisih
misalnya hasil perhitungan
Selisih variabel Rp 2.240.000 hemat
Selisih efisiensi Rp 4.390.000 boros
Selisih volume Rp 2.600.000 boros
  Debit Kredit
Biaya Overhead Pabrik Dibebankan 29.250.000  
Selisih Volume 2.600.000  
Selisih Efisiensi 390.000  
Bi Overhead Pabrik Sesungguhnya   30.000.000
Selisih Variabel   2.240.000

Mencatat Barang Jadi


Barang jadi dicatat dengan mendebit Sediaan Barang Jasa dan
mengkredit Sediaan Barang balam Proses.perhitungan standar.Jumlah
yang didebit dan dikredit adalah nilai bararang jadi ialah dengan
mengalikan jumlah produk jadi yang ditranfer ke gudang dengan
standarnya. Misalnya jumlah barang jadi yang ditransfer 120 unit, kos
standarnya Rp2.000 atau nilai barangnya adalah;
120 x Rp.2.000 = Rp240.000
  Debit Kredit
Sediaan Barang Jadi 240.000  
Sediaan Barang Dalam Proses   240.000

Perlakuan Selisih
Selisih-selisih standar diperlakukan menurut asal-usul terjadinya selisih.
Selisi harga bahan digunakan untuk menyesuaikan kos sediaan bahan
karena terjadi pada saat membeli bahan. Bila selisih harga total merupakan
selisih hemat, maka selisih mengurangi kos sediaan bahan, bila selisih
merupakan selisih boros, maka selisih menambah kos sediaan. Selisih-
selisih lainnya diperlakukan untuk nenyesuaikan kos produksi karena terjadi
pada waktu perusahaan memproduksi barang.
Pencatatan pemindahan selisih disebut disposisi selisih. Selisih-selisih
efisiensi biasanya didisposisi ke sejumlah kos nisalnya kos penjualan kos
persediaaan barang dalam proses dan persediaaan barang jadi. Selisih yang
berupa perkiraan seperti selisih tarip, selisih volume dibebankan kepada laba
rugi sebagai biaya periode (period cost).
Contoh Soal
Berdasarkan survey yang di lakukan pada perusahaan Giles Baubau
pada tahun 2007, berikut adalah data yang ada dan yang harus
dihitung

Biaya bahan sesungguhnya 544.000  


Biaya bahan menurut standar ..............  
Selisih efisiensi bahan 30.000 B
Selisih harga bahan 6.000 H
Upah langsung sesungguhnya ..............  
Upah langsung menurut standar 208.000  
Selisih efisiensi upah 3.000 H
Selisih taripupah 1.000 H
Biaya overhead pabrik sesungguhnya 109.000  
Biaya overhead pabrik menurut standar 101.000  
Selisih anggaran 4000 H
Selisih volume  
Keterangan Debet Kredit
     
Sediaan BDP 520.000  
Selisih Efisien bahan 30.000  
Sediaan bahan 544.000
Selisih harga bahan 6.000
Mencatat pemakaian bahan
     
Sediaan BDP 208.000  
Utang upan 204.000
Selisih efisiensi Upah 3.000
Selisih tarif upah 1.000
Mencatat pembebanan upah
     
Sedian BDP 101.000  
BOP – D 101.000
Pembebanan BOP
     
BOP - D 101.000  
Selisih Volume 12.000  
BOP Sesungguhnya 109.000
Selisih Anggaran 4.000
Menutup rekening BOP dibebankan

Anda mungkin juga menyukai