Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Saat ini Indonesia sudah masuk dalam era revolusi industri 4.0 dimana

perubahan segala sesuatu berhubungan dengan digitalisasi. Maka dari itu perlu

adanya persiapan sumber daya manusia untuk menerapkan era society 5.0 yang

tidak lama lagi semakin berkembang. Begitu juga dengan aparatur sipil negara

yang harus menghadapi tantangan dimana perlunya memahami dan menerapkan

era society 5.0 dalam meningkatkan kesiapan aparatur sipil negara untuk

menghadapi perkembangan teknologi guna mempercepat pembangunan

berkelanjutan.

Begitu juga pada setiap instansi pemerintah pasti mengharapkan pegawai

yang berkompeten serta giat dalam menjalankan tugasnya agar dapat mencapai

hasil kerja yang optimal. Untuk itu pegawai harus mendapat motivasi penuh untuk

melaksanakan tugas dan pekerjaannya. Kedudukan dan peranan Aparatur Sipil

Negara (ASN) di Indonesia sangat penting untuk menyelenggarakan pemerintahan

dan pembangunan yang berusaha mencapai tujuan nasional yaitu mewujudkan

kesejahteraan masyarakat dan taat hukum, maka dari itu penyelenggaraan

kegiatan kepemerintahan memerlukan orang-orang yang mampu melaksanakan

tugas dan bertanggung jawab untuk berpartisipasi dalam kegiatan pemerintah,

pembangunan, dan kemasyarakatan secara berdaya guna untuk mencapai tujuan

yang telah ditentukan.


Adapun peraturan yang berkaitan dengan motivasi yaitu pemenuhan

kebutuhannya dengan memperhatikan kemampuan produktivitas kerja instansi

pemerintah yaitu Undang-Undang No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

Negara serta Peraturan Pemerintah 94 Tahun 2021 tentang produtivitas dan

kinerja Aparatur Sipil Negara. Karena ASN memegang peranan yang sangat besar

dalam kelancaran pemerintahan serta pembangunan maka dalam hal ini

kedudukan pegawai negeri menjadi sangat penting sebab lancar tidak lancarnya

pemerintah dan pembangunan negara tidak terlepas dari peranan dan keikutsertaan

pegawai negeri. Kelancaran penyelenggaraan tugas pemerintah dan pembangunan

nasional sangat tergantung pada mekanisme kerja aparatur sipil negara. ASN

bukan hanya sekedar unsur aparatur negara melainkan juga abdi masyarakat yang

hidup ditengah-tengah masyarakat dan bekerja untuk kepentingan masyarakat.”

Produktivitas adalah cara memanfaatkan sumber daya efisien

untukmenghasilkan atau menaikan barang dan jasa setinggi mungkin.

Produktivitas kerja akan terwujud jika para pegawai mempunyai kemampuan

dalam menyelesaikan pekerjaan atau tugas yang sudah menjadi tanggung

jawabnya masing-masing. Oleh karena itu pimpinan harus dapat memberikan

suatu motivasi pada pegawainya, agar para pegawai sadar akan kewajibannya

untuk melaksanakan tugas dengan sebaik – baiknya.

Untuk mencapai tujuan instansi pemerintahan diperlukan suatu motivasi

agar produktivitas kerja dari masing-masing pegawai tersebut dapat ditingkatkan.

Motivasi sangatlah penting dalam mendorong pegawai tersebut bekerja penuh

semangat serta memberi kontribusi yang positif terhadap pekerjaannya. Adapun


segala bentuk usaha yang dilakukan instansi pemerintahan di dalam melakukan

peningkatan motivasi pegawai pada akhirnya akan menghasilkan tercapainya

produktivitas kerja pegawai.

Satuan polisi pamong praja Garut beralamatkan di jalan. Pahlawan No.51,

Sukagalih, kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat 44151.

Bertugas menjaga ketertiban dan ketentraman serta keamanan warga. Satuan

polisi pamong praja dipimpin oleh kepala yang membawahi sekretariat, bidang

penegakan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah, bidang ketentraman dan

ketertiban umum, bidang pegembangan sumber daya manusia, bidang

perlindungan masyarakat, unit pelaksana pada kecamatan dan kelompok jabatan

fungsional.

Berdasarkan pada fenomena permasalahan yang diperoleh dari hasil

wawancara pada sekretaris dan kepala bidang pengembangan sumber daya

manusia yang dilakukan pada Satuan Polisi Pamong Praja (SATPOL PP) Garut

terdapat data/informasi mengenai penilaian produktivitas sebagai berikut :

1. Kurang terciptanya jalur komunikasi yang baik antara pimpinan dan

bawahan, sehingga menyebabkan pegawai kurang profesional dalam

melakukan tugas.

2. Masih terdapat pegawai yang tidak mentaati aturan yang sudah diberlakukan

oleh instansi pemerintah seperti pegawai beberapa ada yan sering terlambat,

ketida sediaannya pegawai di tempat kerja, dan pegawai pulang sebelum

waktunya selesai.
3. Kurangnya jalinan kerja sama antar pegawai, sehingga menghambat

efektifitas pegawai.

Melihat permasalahan dari hasil wawancara diatas, dapat disimpulkan

bahwa pegawai memerlukan motivasi untuk meningkatkan produktivitas kerjanya.

Salah satu cara yang dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu paksaan dan

hukuman, imbalan, penghargaan dan pujian. Dengan diberikanya motivasi kepada

pegawai dapat memperbaiki dan meningkatkan produktivitas kerja.

Selain fenomena fenomena diatas pada proses observasi meunjukan bahwa

produktivitas kerja pegawai di kantor polisi pamong praja mengalami penurunan,

digambarkan pada tabel penilaian produktivitas kerja pegawai selama empat tahun

terakhir sebagai berikut :

Tabel 1.1
Data Penilaian Produktivitas Kerja Tenaga Honorer
Tahun Tahun Tahun Tahun
Unsur- 2019 2020 2021 2022
No
Unsur N N N N
K K K K
(%) (%) (%) (%)
1 Kesetiaan 89 B 86 B 77 B 92 SB
2 Kedisiplinan 91 SB 87 B 74 C 93 SB
Tanggung
3 90 B 84 B 75 C 93 SB
Jawab
Pencapaian
4 90 B 83 B 79 B 93 SB
Target
5 Kerjasama 85 B 79 B 78 B 92 SB
6 Kejujuran 82 B 77 B 77 B 91 SB
7 Attitude 82 B 75 C 74 C 90 B
Jumlah 609 571 534 644
88 76
Rata-Rata B 82% B C 92% SB
% %
Sumber Kantor Satuan Polisi Dan Pamong Praja Garut
Dari tabel diatas mengenai penilaian produktivitas kerja pegawai yang

sesuai dengan teori menurut Rachmatullah ( 2017: 48) bahwa dimensi serta unsur-

unsur yang dapat mempegaruhi produktivitas kerja adalah kuantitas kerja, kualitas

kerja, dan ketepatan waktu. Sama hal nya pada Satuan polisi pamong praja Garut

digambarkan bahwa data produktivitas kerja pegawai belum optimal, dilihat dari

kondisi produktivitas kerja pegawai saat ini di satuan polisi pamong praja Garut

mengalami penurunan dari tahun 2019 sampai tahun 2021 yang pada awalnya

pada tahun 2019 rata-rata dari jumlah keseluruhannya sebesar 88% (Baik) akan

tetapi pada tahun 2021 rata-rata jumlah keseluruhannya yaitu menurun menjadi

76% (Cukup) dari data tersebut maka berdampak pada pencapaian. Satuan polisi

pamong praja Garut mengharapkan rata-rata nilai penilaian produktivitas kerja

pegawai bisa mencapai nilai lebih besar dari 90% tiap tahunnya, agar tujuan-

tujuan satuan polisi pamong praja Garut dapat tercapai secara efektif dan efisien.

Dilihat dari beberapa faktor penyebab pegawai mengalami penurunan

tingkat produktivitas kerja salah satunya dipengaruhi motivasi. Menurut

Sedarmayanti (2017:343-344) faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas

kerja pegawai adalah pendidikan, motivasi, keterampilan, disiplin, sikap mental,

dan etika kerja, gizi dan kesehatan, tingkat penghasilan, jaminan sosial,

lingkungan dan iklim kerja, hubungan industrial pancasila, teknologi, sarana

produksi, manajemen, kesempatan berprestasi.

Dari fenomena di atas hal tersebut didukung oleh Hartanto, Christina

Amanda Savitri, Lady Olivia Mahardika tahun 2022 yang telah melakukan

penelitian mengenai Pengaruh Motivasi terhadap Produktivitas Kerja Pegawai


Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Tegal dengan hasil penelitian

menyatakan bahwa motivasi berpengaruh positif terhadap Produktivitas Kerja

Pegawai pada Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Tegal.

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, maka peneliti tertarik

untuk meneliti lebih jauh tentang masalah ini dan menuangkannya dalam bentuk

skripsi dengan judul “Pengaruh Motivasi Terhadap Produtivitas Kerja

Tenaga Honorer Studi Pada Kantor Satuan Polisi Pamong Praja (SATPOL

PP) Garut”.

1.2 Batasan Masalah

Berdasarkan hasil penelitian yang saya lakukan di Satuan Polisi Pamong

Praja (SATPOL PP) Garut dari latar belakang masalah yang didapat, maka

batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Data yang digunakan adalah data peneliti produktivitas kerja pegawai di

Satuan Polisi Pamong Praja (SATPOL PP) Garut tahun 2019-2022

2. Penelitian ini akan berfokus pada pengaruh motivasi untuk menjelaskan

keterkaitannya pada produktivitas kerja, karena motivasi merupakan salah

satu indikator yang baik untuk menentukan produktivitas kerja

3. Penelitian ini dilakukan pada tenaga honorer Satuan Polisi Pamong Praja

(SATPOL PP) Garut yang berjumlah 134 orang.


1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas,maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran motivasi pada tenaga honorer Satuan Polisi Pamong

Praja (SATPOL PP) Garut?

2. Bagaimana gambaran produktivitas kerja tenaga honorer pada Satuan Polisi

Pamong Praja (SATPOL PP) Garut?

3. Bagaimana pengaruh motivasi terhadap produktivitas kerja tenaga honorer

pada Satuan Polisi Pamong Praja (SATPOL PP) Garut?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan, adapun tujuan dari

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui gambaran motivasi pada Satuan Polisi Pamong Praja

(SATPOL PP) Garut

2. Untuk mengetahui gambaran produktivitas kerja pegawai pada Satuan Polisi

Pamong Praja (SATPOL PP) Garut

3. Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap produktivitas kerja pegawai

pada Satuan Polisi Pamong Praja (SATPOL PP) Garut


1.5 Kegunaan Penelitian

1.5.1 Kegunaan Ilmiah

Dari hasil penelitian yang dilaksanakan ini, diharapkan dapat memberikan

pemahaman, serta menghasilkan pemikiran, diantaranya sebagai berikut:

1. Bagi akademik, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah daftar

pustaka di STIE "Yasa Anggana" Garut mengenai masalah yang diteliti.

2. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

penulis mengenai Manajemen Sumber Daya Manusia khususnya mengenai

motivasi terhadap produktivitas kerja pegawai yang telah didapat penulis

pada masa perkuliahan, sehingga dapat membandingkan teori-teori tersebut

dengan penerapan yang sebenarnya di lingkungan usaha yang nyata.

3. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat memenuhi referensi

dalam topik yang sama baik bagi para pembaca maupun peneliti lainnya.

1.5.2 Kegunaan Praktis

Penelitian ini semoga dapat menghasilkan manfaat dan kegunaan secara

praktis bagi instansi pemerintah, sebagai bahan masukan dan pertimbangan

manajemen dalam menentukan kebijakan - kebijakan di masa yang akan datang

dan sekaligus sumbangan pemikiran penulis kepada pemimpin Satuan Polisi

Pamong Praja Garut (SATPOL PP) terkait khususnya masalah motivasi dan

produktivitas kerja yang dapat berguna dalam proses pengambilan keputusan.

Anda mungkin juga menyukai