daya manusia demi pencapaian tujuan organisasi. Sumber Daya Manusia (SDM)
merupakan salah satu sumber daya yang sangat vital dan strategis serta memegang
masa yang akan datang. Dengan kata lain, keberhasilan atau kemunduran suatu
daerah, Pegawai Negeri Sipil merupakan sumber daya aparatur negara yang
1
22 Tahun 1999 dan telah diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun
ketentraman masyarakat, Kepala Daerah dibantu oleh Satuan Polisi Pamong Praja
(Satpol PP).
2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja disebutkan kewenangan yang dimiliki
masyarakat.
2
Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan tersebut, seorang pegawai
tujuan yang disebut juga sebagai standar pekerjaan. Kinerja akan menggambarkan
pekerjaan.
daya manusia dan merupakan masalah utama yang patut mendapat perhatian
suatu organisasi dipengaruhi oleh kinerja itu sendiri. Untuk mengukur kinerja
penilaian kerjanya yang dikenal dengan istilah Sasaran Kinerja Pegawai (SKP).
pegawai sesuai dengan kerja nyata dan potensi yang dimiliki sehingga terdapat
memberikan informasi yang obyektif atas prestasi pegawai serta menjadi dasar
punishment.
dalam SKP, secara umum yang dilihat dalam standar yang telah ditetapkan
3
b. Nilai 3 (baik), untuk hasil kerja 80 s/d 90
bisa memudahkan dalam penilaian. Dari hasil evaluasi kerja secara berkala
(SKP). Rata-rata penilaian pegawai Satpol PP Kabupaten Kampar dari tahun 2016
Kantor Sat pol pp kab. Kampar untuk tahun 2016 sebanyak 20 pegawai yang
mendapat penilaian cukup baik, sedangkan pegawai yang mendapat tidak baik
sebanyak 5 pegawai dan tahun 2017 dan 2018 terjadinya peningkatan jumlah
pegawai yang mendapatkan nilai cukup baik yaitu sebanyak 38 pegawai pada
tahun 2017 dan tahun 2018 sebanyak 20 pegawai sedangkan tahun 2019 sebanyak
37 pegawai yang mendapat nilai cukup baik dan pada tahun 2020 sebanyak 44
pegawai yang mendapat nilai. cukup baik dan pada tahun 2020 jumlah pegawai
4
yang tidak baik meningkat sebanyak 8 pegawai. Maka hal ini menggambarkan
Kampar secara rata-rata keseluruhan adalah termasuk kategori baik. Akan tetapi,
masih banyak pegawai yang berada pada nilai kategori cukup baik dan tidak baik.
Adanya pegawai yang memperoleh nilai cukup baik dan tidak baik artinya target
dan realisasi yang diberikan kepadanya tidak tercapai. Adapun aspek yang dinilai
pejabat penilai kepada bawahannya langsung dan diketahui oleh atasan dari atasan
pejabat penilai. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011. Salah satu
Selain itu selama kurun waktu 5 tahun pimpinan pada kantor Sat Pol PP
dengan bergantinya pimpinan yang ada akan berdampak pada hasil kerja yang
akan dicapai, yaitu antara pimpinan yang lama dengan yang baru pasti akan
yang sangat strategi dalam mencapai tujuan organisasi, baik organisasi di bidang
5
kenegaraan/pemerintahan, organisasi perniagaan, organisasi politik maupun
pimpinan yang ada kurang tegas dalam memberikan sanksi kepada bawahannya,
sehingga berdampak pada hasil kerja yang dicapai oleh para bawahannya
baik oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kampar. Padahal ini merupakan
tolak ukur dari tugas dan tanggung jawab anggota Satuan Polisi Pamong Praja.
Banyaknya tingkat pelanggaran Perda yang terjadi pada Kabupaten Kampar dalam
Frekuensi
Tingkat Penyelesaian
N Pelanggaran
Jenis Pelanggaran
o 201 201 202
2018 2019 2020
8 9 0
1 Ketertiban Umum 220 300 345 215 210 325
2 Penertiban Hewan Ternak 24 27 26 24 25 20
3 IMB 122 140 135 107 122 118
Penyakit Masyarakat
4 97 108 103 80 95 90
(PEKAT)
5 Periklanan/ Spanduk/ Baliho 150 127 180 145 123 150
Jumlah 613 702 789 571 575 703
Sumber: Sat Pol PP Kampar, diolah 2021
6
Berdasarkan tabel 1.2 terlihat bahwa frekuensi pelanggaran perda yang
terjadi, dimana dalam tiga tahun terakhir tepatnya pada tahun 2018-2020, tingkat
pelanggaran yang sama selalu terulang. Penanganan pelanggaran yang tidak tuntas
dapat terjadi kapan saja, maka anggota Satpol PP bertanggung jawab dan dituntut
C. Perumusan Masalah
berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada kantor Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Kampar.
D. Tujuan Penelitian
ada pengaruh kepempinanan terhadap kinerja pegawai pada kantor Satuan Polisi
7
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis sendiri sebagai sarana penerapan ilmu yang diperoleh melalui
F. TINJAUAN PUSTAKA
1. Penelitian terdahulu
dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan analisis data kuantitatif,
8
mencoba menemukan solusi atau pemecahan dari permasalahan yang ada. Metode
analisis yang digunakan dalam pengolahan data adalah uji validitas, uji reabilitas,
korelasi product moment, koefisien determinasi dan uji signifikasi dan koefisien
korelasi (uji-t),Uji Signifikan Hipotesis dan regresi Linier Sederhana. Hasil dari
Sedangkan hasil koefisien determinasinya sebesar 0,5212. Hal ini berarti bahwa
47,88% dihubungkan oleh faktor lain yang tidak diteliti. Setelah dilakukan uji
variabel bebas (X) dan variabel “kinerja pegawai” sebagai variabel terikat (Y).
9
Proposional Random Sampling. Instrumen penelitian ini adalah angket model
Skala Likert yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Data dianalisis dengan
Kepemimpinan dengan Kinerja Pegawai adalah signifikan yaitu rhitung = 0,378 >
rtabel = 0,254 pada taraf kepercayaan 95%. Untuk melihat keberartian hubungan
maka dilakukan uji t dengan perolehan data thitung = 2,758 > ttabel = 1,64488
pada taraf kepercayaan 95%. Dengan demikian hipotesis yang diuji dapat diterima
dalam taraf kepercayaan 95%. Artinya hipotesis yang berbunyi terdapat hubungan
Pendidikan Kabupaten Pasaman. Diperoleh rhitung = 0,378 > r tabel = 0,254 pada
taraf kepercayaan 95%. t hitung = 2,758 > t tabel =1,68488 pada taraf
rhitung = 0,378 > r tabel = 0,254 termasuk ke dalam interpretasi rendah, namun
(berarti).
kinerja karyawan di PT. Yastera Pekanbaru. Populasi yang ada dalam penelitian
10
ini sebanyak 284 orang. Dalam penelitian ini pengambilan sampel menggunakan
sampel random sampling, yaitu sebesar 74 orang. Data yang digunakan adalah
data primer dan sekunder dengan analisis menggunakan regresi linier sederhana,
berpengaruh signifikan terhadap kinerja yaitu nilai t_hitung (6.881) > dari t_tabel
Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan ilmu dan seni yang mengatur
hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu
daya manusia yang sangat penting dalam memberi kontribusi bagi tujuan-tujuan
11
bahwa SDM tersebut digunakan secara efektif dan adil bagi kepentingan individu,
“Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan salah satu bidang dari manajemen
pengendalian.
Namun Flippo dalam Priansa (2014: 21) secara lebih spesifik mengatakan
dengan manajemen secara umum atau manajemen sumber daya lain, karena yang
daya manusia akan mempunyai dampak yang sangat luas. Manajemen sumber
12
daya manusia merupakan suatu pengakuan terhadap pentingnya sumber daya
manusia atau tenaga kerja dalam organisasi, dan pemanfaatannya dalam berbagai
diatas maka dapat dilihat bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu
sumber daya manusia yang ada di dalam perusahaan dan fungsi tersebut
3. Kinerja Pegawai
keinginan kerja yang tinggi, kemampuan kerja yang sesuai dengan tugasnya
masing-masing pegawai, lingkungan kerja, kondisi kerja dan hubungan kerja yang
baik.
tujuan berusaha agar setiap pegawainya mempunyai semangat kerja tinggi, sebab
dengan semangat kerja yang tinggi diharapkan kinerja pegawai akan meningkat.
menyatakan bahwa “Kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses”.
13
Pengertian kinerja selanjutnya yang dikemukakan oleh Mangkunegara
(2011:67) yang menyatakan bahwa : “Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas
dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya
Pendapat dari Bernandin & Russell yang dikutip oleh Gomes (2003:135)
pegawai adalah catatan outcome yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan
Secara lebih tegas (amstrong dan baron 2004 ;29 dalam irham fahmi
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
ke dalam jumlah dan kualitas pekerjaan yang diselesaikan karyawan pada periode
tertentu.
14
3.2 Tujuan Dan Manfaat Penilaian Kinerja
dalam organisasi.
3) Pemeliharaan Sistem
4) Dokumentasi
15
3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
b. Kehidupan politik
e. Kompetitor
a. Budaya organisasi
b. Iklim Organisasi
pegawai. Faktor-faktor pegawai adalah faktor bawaan ketika lahir dan faktor-
16
a. Etos kerja
b. Disiplin kerja
c. Kepuasan kerja
Menurut Bangun (2012: 233) suatu pekerjaan dapat diukur antara lain:
dengan ketentuan.
4. Kepemimpinan
influence bagi karyawan untuk dapat memiliki tujuan yang sama dengan
perusahaan.
17
Rost dalam Safari (2004:9), memberi definisi kepemimpinan sebagai sebuah
bersama.
dengan bawahan adalah suatu yang tidak pasif, tetapi merupakan hubungan timbal
setuju dengan apa yang perlu dilakukan dan bagaimana tugas itu dilakukan secara
efektif, serta proses untuk memfasilitasi upaya individu dan kolektif untuk
luas sebagai seorang yang memimpin dengan jalan memprakarsai tingak laku
sifat, karakter, atau cara seseorang dalam upaya membina dan menggerakkan
seseorang atau sekelompok orang agar mereka bersedia, komitmen dan setia untuk
18
melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab untuk
meyakinkan dan menggerakkan orang lain agar orang lain mau bekerja sama
tertentu.
mencapai tujuannya.
kepemimpinan seseorang.
19
2. Keterampilan Berkomunikasi. Dalam memberikan perintah, petunjuk,
berkomunikasi.
4. Kemampuan Mendengar. Salah satu sifat yang perlu dimiliki oleh setiap
adalah pola menyeluruh dari tindakan seseorang pemimpin, baik yang tampak
kombinasi yang konsisten dari falsafah, keterampilan, sifat, dan sikap yang
20
Menurut Rivai dan Mulyadi (2010:36) ada tiga macam gaya kepemimpinan
penasihat.
21
4.5 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja
bawahan bahwa upaya akan mendorong kinerja yang tinggi bila tugas-tugas
terstruktur.
G. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka hipotesis dalam
H. Variabel Penelitian
Adapun variabel penelitian dalam penelitian ini adalah ada dua yaitu :
22
I. Metodologi Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Adapun lokasi penelitian ini adalah di kantor satuan polisi pamong praja
kabupaten kampar.
a) Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli
b) Data sekunder, yaitu sumber data penelitian secara tidak langsung melalui
media perantara dan sudah diolah. Data ini diambil dari data-data yang
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Satuan
Polisi Pamong Praja Kabupaten Kampar, yang menurut data terakhir tahun 2020
berjumlah 115 orang. Metode menentukan jumlah sampel dilakukan dengan cara
2010: 68). Sehingga jumlah sampel yang akan menjadi objek penelitian adalah
23
a. Populasi
Menurut Sugiyono dalam Riduwan (2010:54) memberikan
pengertian bahwa Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari
objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
b. Sampel
Arikunto dalam Riduwan (2010:56), mengatakan “Sampel adalah
bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang di teliti). Sampel
berikut:
N
n=
1+ Ne2
Dimana :
n = jumlah sampel
N =jumlah populasi
e2 = persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang dapat ditolelir dalam penelitian ini adalah nilai “e” sebesar
10%
24
Maka ukuran sampel :
N
n=
1+ Ne2
115
n=
1+(115)(10 %)2
115
n=
2,15
a) Quesioner (Angket)
b) Observasi
pengumpulan data ini ialah observasi pra-penelitian, saat penelitian dan pasca-
25
5. Teknik Analisi Data
skor interval menggunakan 5 kategori yaitu : Sangat setuju (SS) nilai 5, Setuju (S)
nilai 4, Cukup Setuju (CS) nilai 3, Tidak Setuju (TS) nilai 2 dan Sangat Tidak
pada kuisioner tersebut dapat diberi skor yaitu dengan menggunakan skala ordinal
metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
26
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2012: 7).
Analisis Kuantitatif ini terdiri dari uji instrument penelitian, regresi linier, dan uji
1. Uji Validitas
pada kuesioner yang harus dibuang atau digantikan karena dianggap tidak relevan,
(Umar, 2008:54). Uji validitas adalah pengujian yang dilakukan untuk menguji
ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang diukur.
membandingkan rhitung dengan rtabel pada taraf ἀ = 0,05. Menentukan nilai rtabel
adalah n-2 pada alfa 0.05 maka diperoleh nilai r_tabel. Dasar pengambilan
keputusan pada uji validitas adalah Jika rhitung > rtabel maka butir instrumen dianggap
valid dan Jika rhitung < rtabel maka butir instrumen dianggap tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
metode ajaran (Sugiyono, 2005:60). Uji reliabilitas dilakukan dengan uji Alpha
Cronbach, Uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama- sama terhadap seluruh
butir pertanyaan. Jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 maka reliabel dan jika nilai
27
3. Uji Normalitas Data
apakah data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal maka dilakukan uji
diajukan, diguna kan alat uji model statistik yaitu menggunakan analisis regresi
linier sederhana, digunakan untuk melihat arah hubungan antara variabel bebas
Y = a + bX+ ε
Keterangan:
ε= Tingkat Kesalahan.
5. Uji_t,
Menurut Ghozali ( 2013:98 ), uji statistik t pada dasarnya menunjukkan
seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Salah satu cara melakukan uji t
28
adalah dengan membandingkan nilai statistik t dengan baik kritis menurut tabel.
menurut Sugiyono (2011:97) adalah: Jika thitung ≤ ttabel maka H0 diterima dan
Ha ditolak, tidak ada pengaruh yang signifikan variabel bebas terhadap variabel
terikat scara parsial.Jika thitung> ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima ada
pengaruh yang signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat scara parsial.
6. Koefisien Determinasi
bebas dalam menerangkan variabel terikat dan proporsi danvariabel terikat yang
J. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I : Pendahuluan
29
BAB II : Tinjauan Pustaka
jabatan.
hasil penelitian.
BAB VI : Penutup
Bab ini merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran
Satuan Polisi Pamong Praja, yang disingkat dengan Satpol PP adalah perangkat
30
menegakkan Peraturan Daerah. Organisasi dan tata kerja Satuan Polisi Pamong
Praja ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Satuan Polisi Pamong Praja dapat
Satuan Polisi Pamong Praja dipimpin oleh Kepala Satuan yang berada di bawah
Sedangkan di daerah Kabupaten/ Kota, Satuan Polisi Pamong Praja dipimpin oleh
Kepala Satuan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati/
didirikan pertama kali di Yogyakarta pada tanggal 3 Maret 1950 dengan moto
Daerah. Sebelum menjadi Satuan Polisi Pamong Praja pada masa setelah
proklamasi kemerdekaan dimana sempat diawali dengan kondisi yang tidak stabil
dan mengancam NKRI, maka pada masa itu dibentuklah 39 Detasemen Polisi
1958, lembaga ini berubah nama menjadi Detasemen Polisi Pamong Praja.
Praja di luar Daerah Jawa dan Madura dengan dukungan para petinggi militer.
Pada tahun 1962 namanya kembali berubah menjadi Kesatuan Pagar Baya untuk
membedakan dari korps Kepolisian Negara seperti yang dimaksud dalam UU No.
berubah nama lagi menjadi Kesatuan Pagar Praja, namun selanjutnya istilah
31
Satuan Polisi Pamong Praja atau Satpol PP mulai dikenal sejak diberlakukannya
ini UU No. 5 Tahun 1974 tidak berlaku lagi dan digantikan dengan UU No. 22
Tahun 1999 dan kemudian direvisi menjadi UU No. 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah. Dalam Pasal 148 UU No. 32 Tahun 2004 disebutkan, Polisi
Satuan Polisi Pamong Praja sesuai dengan Peraturan Daerah Propinsi Riau No. 23
tentang tugas pokok dan fungsi satuan polisi pamong praja kabupaten kampar.
Visi dan Misi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kampar Adapun Visi dan
Misi Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pekanbaru adalah sebagai berikut:
perlindungan masyarakat
32
Misi Terwujudnya masyarakat kampar madani, maka Satuan Polisi Pamong Praja
berlaku
3. STRUKTUR ORGANISASI
KEPALA SATUAN
SEKRETARIAT
KELOMPOK
JABATAN SUB BAGIAN
SUB BAGIAN SUB BAGIAN
FUNGSIONAL PERENCANAAN
UMUM SARANA DAN
APARATUR PRASARANA PROGRAM
UPTD
dan keputusan bupati, ketertiban umum dan ketentraman masyarakat, sumber daya
sipil. Dan tanggung jawab atas penyusunan program dan pelaksanaan penegakkan
34
keputusan bupati pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan dan ketertiban
aparat Kepolisian Negara, Penyidik Pegawai negeri Sipil dan / atau aparatur
lainnya.
4.3 Sekretariat
35
Sub Bagian Umum mempunyai tugas pokok merencanakan kegiatan,
serta ruang perkantoran pada Satuan Polisi Pamong Praja. Dan tanggung jawab
perlengkapan, perbekalan dan pemeliharaan asset Satuan Polisi Pamong Praja dan
perlengkapan, perbekalan dan pemeliharaan asset Satuan Polisi Pamong Praja.
Sub Bagian Sarana dan Prasarana dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang
Bagian Sarana dan Prasarana melaksanakan tugas dan fungsi : Menerima petunjuk
dan arahan sesuai disposisi atasan. Memberi petunjuk, membagi tugas dan
Sub Bagian Perencanaan Program dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang
36
Perencanaan Program melaksanakan tugas dan fungsi : Mengkoordinir
Arah Kebijakan Umum (AKU), Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah
(RENJA SKPD) kantor dan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) serta Laporan
dan pelaksanaan dan pelaporan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Standar
tugas dengan cara melakukan koordinasi dan konsultasi dengan seksi-seksi atau
jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Bidang Ketertiban Umum
37
Menyelenggarakan patroli lingkungan guna mengawasi dan menganalisa serta
undangan lainnya.
Seksi Operasi dan Pengamanan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
dan arahan sesuai disposisi atasan. Memberi petunjuk, membagi tugas dan
membuat laporan perjalanan dinas. Menyusun program kerja di seksi operasi dan
38
4.8 Seksi Mobilisasi Perlindungan Masyarakat
dan arahan sesuai disposisi atasan. Memberi petunjuk, membagi tugas dan
Bidang Penegakan Peraturan Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang
teknis, pedoman dan petunjuk teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan
penyidikan.
39
4.10 Seksi Penyidikan
Seksi Penyidikan dan Pembinaan PPNS dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
Seksi Hubungan Antar Lembaga dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
kerja di sub bidang hubungan atar lembaga. Melakukan kerjasama dengan aparat
dengan ketentuan yang berlaku. Menyusun konsep dan bentuk kerjasama dalam
40
hal pemenuhan kebutuhan personil dengan instansi pertikal (TNI/POLRI) dalam
Bidang Sumber Daya Aparatur dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang
program pelatihan dasar dan kesamaptaan bagi anggota Sat Pol PP. Melaksanakan
petunjuk dan arahan sesuai disposisi atasan. Memberi petunjuk, membagi tugas
dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib.
41
Seksi Teknis Fungsional dan Penyuluhan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi
42
kebakaran. Melaksanakan pembinaan organisasi dan tata laksana bidang pemadam
melaksanakan tugas dan fungsi : Menerima petunjuk dan arahan sesuai disposisi
dan pemadaman dalam upaya penyelamatan jiwa dan harta benda. Melakukan
Seksi Pencegahan dan Kewaspadaan Dini dipimpin oleh seorang Kepala Seksi
43
rumusan kebijakan teknis di Sub Bidang Pencegahan dan Kewaspadaan Dini.
menyusun rencana kebutuhan dan peralatan teknis dan sarana operasional dalam
bahaya kebakaran.
44